• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori - ASIH TRISETYA BAB II

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori - ASIH TRISETYA BAB II"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

Penelitian mengenai pengaruh kompensasi eksekutif, kepemilikan saham eksekutif, kepemilikan institusional dan leverage terhadap tax avoidance pada perusahaan manufaktur sektor barang konsumsi yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia didasarkan pada kajian teori sebagai berikut:

1. Teori Agensi

(2)

Perbedaan tujuan antara agent dan principal akan memunculkan masalah yang disebut dengan masalah keagenan (agency problem). Kepemilikan institusional memiliki peranan yang penting dalam meminimalisasi masalah keagenan yang terjadi antara principal dengan agent (Jensen dan Meckling, 1979).

Teori agensi mengatakan bahwa principal akan mengorbankan sumberdaya berupa kompensasi kepada agent agar mereka dapat meningkatkan kinerja dan efisiensi biaya termasuk efisiensi dalam pembayaran pajak perusahaan. Kompensasi yang diberikan oleh pemegang saham (principal) kepada eksekutif (agent) dalam bentuk saham dapat menyelaraskan kepentingan pemegang saham yaitu peningkatan laba dan efisiensi biaya pajak (Irawan dan Farahmita, 2012 dalam Prayogo, 2015). Dengan adanya kepemilikan saham, seorang eksekutif juga menjadi bagian dari pemilik perusahaan. Sehingga baik secara langsung atau tidak langsung, aliran cash flow perusahaan yang baik menjadi harapan eksekutif agar ia mendapatkan keuntungan yang lebih tinggi (Hanafi dan Harto, 2014).

2. Tax Avoidance (Penghindaran Pajak)

Tax Avoidance merupakan kegiatan penghindaran pajak dengan

(3)

tidak diinginkan. Sedangkan menurut Hanlon dan Heitzman (2010) dalam Khan, dkk. (2016) mendefinisikan tax avoidance sebagai pengurangan jumlah pajak eksplisit, dimana tax avoidance merupakan rangkaian aktivitas perencanaan pajak.

Penghindaran pajak atau perlawanan pajak adalah salah satu hambatan yang terjadi dalam pemungutan pajak sehingga menyebabkan berkurangnya penerimaan kas negara (Bactiar, 2015 dalam Rahmawati, dkk., 2016). Penghindaran pajak adalah proses pengendalian tindakan agar terhindar dari konsekuensi pengenaan pajak yang tidak dikehendaki. Dalam hal ini sama sekali tidak ada suatu pelanggaran hukum yang dilakukan, bahkan sebaliknya akan diperoleh penghematan pajak dengan cara mengatur tindakan yang menghindarkan aplikasi pengenaan pajak melalui pengendalian fakta-fakta sedemikian rupa, sehingga terhindar dari pengenaan pajak yang lebih besar atau sama sekali tidak kena pajak (Zain, 2008).

Pohan (2013) dalam Agustina dan Aris (2016) menjelaskan tax avoidance sebagai salah satu upaya perlawanan pajak aktif, yaitu semua

(4)

Komite urusan fiskal dari Organization for Economic Cooperation and Development (OECD) menyebutkan tiga karakteristik

penghindaran pajak:

a. Adanya unsur artifisial dimana berbagai pengaturan seolah-olah terdapat didalamnya padahal tidak, dan ini dilakukan karena ketiadaan faktor pajak.

b. Memanfaatkan loopholes (kelemahan) dari undang-undang atau menerapkan ketentuan-ketentuan legal untuk berbagai tujuan, padahal bukan itu yang sebetulnya dimaksudkan oleh pembuat undang-undang.

c. Para konsultan menunjukan alat atau cara untuk melakukan penghindaran pajak dengan syarat wajib pajak menjaga serahasia mungkin.

(5)

3. Kompensasi Eksekutif

Kompensasi eksekutif merupakan insentif yang diberikan oleh perusahaan kepada eksekutif atas kinerja yang diberikan lebih kepada perusahaan. Kompensasi eksekutif juga bisa diartikan sebagai motivasi untuk jajaran eksekutif agar terus meningkatkan kinerja mereka dan tetap bertindak sesuai kepentingan pemilik saham (Prayogo, 2015).

Menurut Mayangsari (2015) kompensasi didefinisikan sebagai bentuk penghargaan atau balas jasa yang diberikan oleh perusahaan baik yang berbentuk finansial maupun barang dan jasa pelayanan agar dapat merasa dihargai dalam bekerja. Kompensasi eksekutif mencakup beberapa hal yaitu gaji pokok, bonus, fasilitas jabatan dan opsi saham atau manfaat pribadi lainnya. Kompensasi eksekutif diukur dengan menggunakan total kompensasi kas yang diterima oleh eksekutif selama setahun (Hanafi dan Harto, 2014).

(6)

membatasi perbedaan kepentingan antara pemegang saham dan manajer selaku pembuat keputusan.

Berdasarkan teori agensi pemegang saham akan memberikan kompensasi kepada eksekutif agar mereka terus meningkatkan laba yang diperoleh perusahaan dengan cara meningkatkan pendapatan perusahaan itu sendiri dan efisiensi biaya. Pemegang saham menginginkan efisiensi biaya pada semua pos-pos biaya termasuk biaya pajak yang harus dikeluarkan perusahaan. Hanafi dan Harto (2014) menjelaskan dalam penelitiannya bahwa kompensasi eksekutif berpengaruh positif terhadap penghindaran pajak, yang berarti tingginya kompensasi eksekutif akan meningkatkan penghindaran pajak perusahaan.

4. Kepemilikan Saham Eksekutif

(7)

Mayangsari (2015) menjelaskan bahwa kepemilikan saham merupakan porsi kepemilikan yang ditentukan oleh seberapa besar penyertaan yang ditanamkan di perusahaan khususnya terhadap saham yang digunakan dalam memegang kontrol dan mempengaruhi jalannya perusahaan sehingga memberikan pengaruh terhadap kinerja dalam menjalankan suatu perusahaan serta dipercayai untuk dapat mengurangi konflik antara pihak manajemen dan pemegang saham. Kepemilikan saham ini berhak atas keuntungan perusahaan sebesar porsi kepemilikannya.

Kepemilikan saham eksekutif dapat mendorong efisiensi pembayaran pajak, karena eksekutif akan menerima dampak dari efisiensi pajak perusahaan tersebut. Hasil penelitian Hanafi dan Harto (2014) menujukkan bahwa kepemilikan saham eksekutif berpengaruh positif terhadap penghindaran pajak, yang berarti bahwa kepemilikan saham eksekutif mampu mempengaruhi eksekutif untuk membuat kebijakan efisiensi pembayaran melalui penghindaran pajak.

5. Kepemilikan Institusional

(8)

Menurut Faisal (2004) dalam Ngadiman dan Puspitasari (2014) kepemilikan institusional merupakan pihak yang memonitor perusahaan dengan kepemilikan institusi yang besar (lebih dari 5%) mengidentifikasikan kemampuannya untuk memonitor manajemen lebih besar. Adanya kepemilikan institusional di suatu perusahaan akan mendorong peningkatan pengawasan yang lebih optimal terhadap kinerja manajemen. Pengawasan yang dilakukan oleh investor institusional sangat bergantung pada besarnya investasi yang dilakukan.

Besar kecilnya kepemilikan institusional akan mempengaruhi penghindaran pajak yang dilakukan oleh perusahaan. Dalam penelitian yang dilakukan Merslythalia dan Lasmana (2016) menunjukkan hasil bahwa kepemilikan institusional berpengaruh negatif terhadap penghindaran pajak. Hal ini berarti semakin besar kepemilikan institusional dalam perusahaan maka akan semakin mengurangi tindakan penghindaran pajak.

6. Leverage

(9)

maka semakin tinggi beban bunga yang harus dibayarkan. Beban bunga yang semakin tinggi akan memberikan pengaruh berkurangnya beban pajak perusahaan (Prakosa, 2014 dalam Agustina dan Aris, 2016).

Menurut Husnan (2000) leverage memiliki beberapa implikasi, yaitu sebagai berikut:

a. Para pemberi kredit akan melihat kepada modal sendiri, yang merupakan dana yang disediakan oleh pemilik perusahaan, untuk melihat batas keamanan pemberian kredit.

b. Dengan menggunakan hutang pemilik mendapatkan manfaat mendapatkan dana tanpa harus kehilangan kendali atas perusahaan. c. Apabila perusahaan mendapatkan keuntungan yang lebih besar

daripada beban bunga atas proporsi dana yang dibelanjai dengan pinjaman, maka keuntungan bagi pemilik modal sendiri menjadi semakin besar.

Leverage memperlihatkan berapa hutang yang digunakan oleh

(10)

B. Hasil Penelitian Terdahulu

Penelitian mengenai pengaruh kompensasi eksekutif, kepemilikan eksekutif, kepemilikan institusional dan leverage terhadap tax avoidance telah banyak dilakukan oleh peneliti-peneliti sebelumnya. Adapun hasil dari penelitian sebelumnya mengenai topik yang berkaitan dengan penelitian ini adalah sebagai berikut:

Tabel 2.1

Ringkasan Penelitian Terdahulu

No. Peneliti Variabel Hasil

1. Cindy Mayangsari (2015)

Variabel dependen: penghindaran pajak (tax avoidance). Variabel independen: kompensasi eksekutif, kepemilikan saham eksekutif, preferensi risiko eksekutif dan leverage.

Kompensasi eksekutif, kepemilikan saham eksekutif dan leverage terdapat pengaruh terhadap penghindaran pajak. Sedangkan preferensi risiko eksekutif tidak berpengaruh terhadap penghindaran pajak.

2. Umi Hanafi dan Puji Harto (2014)

Variabel dependen: penghindaran pajak. Variabel independen: kompensasi eksekutif, kepemilikan saham eksekutif dan preferensi risiko eksekutif.

Kompensasi eksekutif, kepemilikan saham eksekutif dan preferensi risiko eksekutif memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap penghindaran pajak perusahaan.

3. Rahmi Fadhilah (2014)

Variabel dependen: tax avoidance.

Variabel independen: kepemilikan

institusional, struktur dewan komisaris independen, komite audit dan kualitas audit.

(11)

Lanjutan Tabel 2.1

No. Peneliti Variabel Hasil

4. Dy Retta Merslythalia dan Mienati Somya Lasmana (2016)

Variabel dependen: tax avoidance.

Variabel independen: kompetensi eksekutif, ukuran perusahaan, komisaris independen dan kepemilikan institusional.

Kompetensi eksekutif, ukuran perusahaan dan komisaris independen tidak berpengaruh terhadap tax avoidance. Sedangkan kepemilikan institusional berpengaruh terhadap tax avoidance.

5. Kosyi Hadi Prayogo (2015)

Variabel dependen: penghindaran pajak perusahaan.

Variabel independen: kompensasi eksekutif, latar belakang keahlian komite audit, komisaris independen, kepemilikan saham terbesar, kepemilikan saham publik dan kepemilikan saham eksekutif.

Latar belakang keahlian komite audit dan kepemilikan saham terbesar berpengaruh positif secara signifikan terhadap penghindaran pajak. Sedangkan kompensasi eksekutif, komisaris independen, kepemilikan saham publik dan kepemilikan saham eksekutif tidak berpengaruh terhadap penghindaran pajak.

6. Ngadiman dan Christiany Puspitasari (2014)

Variabel dependen: penghindaran pajak (tax avoidance). Variabel independen: leverage, kepemilikan institusional dan ukuran perusahaan.

Leverage tidak berpengaruh signifikan terhadap tax avoidance. Sedangkan kepemilikan institusional dan ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap tax avoidance. 7. Mardiah

Nursari, Diamonalisa dan Edi Sukarmanto (2017)

Variabel dependen: tax avoidance.

Variabel independen: profitabilitas,

leverage dan kepemilikan

institusional.

(12)

Lanjutan Tabel 2.1

No. Peneliti Variabel Hasil

8. Khan, dkk. (2016)

Variabel dependen: tax avoidance.

Variabel independen: institutional

ownership (kepemilikan institusional).

Terdapat hubungan positif signifikan antara kepemilikan institusional dan penghindaran pajak perusahaan.

9. Hiroshi Ohnuma (2014)

Variabel dependen: tax avoidance.

Variabel independen: executive

compensation (kompensasi eksekutif.

Kompensasi eksekutif berpengaruh signifikan terhadap penghindaran pajak.

C. Kerangka Pemikiran

Tax avoidance (penghindaran pajak) merupakan suatu usaha

perusahaan untuk memperkecil jumlah pajak yang harus dibayarkan. Metode dan teknik yang digunakan dalam penghindaran pajak adalah memanfaatkan kelemahan-kelemahan (grey area) yang terdapat dalam undang-undang dan peraturan perpajakan itu sendiri, untuk memperkecil jumlah pajak yang terutang.

(13)

hasil penelitiannya bahwa kompensasi eksekutif memiliki peranan signifikan terhadap penghindaran pajak (tax avoidance). Demikian juga, Hanafi dan Harto (2014) menjelaskan dalam penelitiannya bahwa kompensasi eksekutif berpengaruh positif terhadap penghindaran pajak, yang berarti tingginya kompensasi eksekutif akan meningkatkan penghindaran pajak perusahaan.

Kepemilikan saham menurut Mayangsari (2015) diartikan sebagai porsi kepemilikan yang ditentukan oleh seberapa besar penyertaan yang ditanamkan di perusahaan khususnya terhadap saham yang digunakan dalam memegang kontrol dan mempengaruhi jalannya perusahaan sehingga memberikan pengaruh terhadap kinerja dalam menjalankan suatu perusahaan serta dipercayai untuk dapat mengurangi konflik antara pihak manajemen dan pemegang saham. Kepemilikan saham eksekutif dapat mendorong efisiensi pembayaran pajak, karena eksekutif akan menerima dampak dari efisiensi pajak perusahaan tersebut. Hasil penelitian Hanafi dan Harto (2014) menujukkan bahwa kepemilikan saham eksekutif berpengaruh positif terhadap penghindaran pajak, yang berarti bahwa kepemilikan saham eksekutif mampu mempengaruhi eksekutif untuk membuat kebijakan efisiensi pembayaran melalui penghindaran pajak.

(14)

Merslythalia dan Lasmana (2016) menunjukkan hasil bahwa kepemilikan institusional berpengaruh negatif terhadap penghindaran pajak. Hal ini berarti semakin besar kepemilikan institusional dalam perusahaan maka akan semakin mengurangi tindakan penghindaran pajak.

Konsep leverage merupakan rasio yang menunjukkan jumlah hutang yang dimiliki perusahaan dalam melakukan pembiayaan dan dapat digunakan untuk mengukur besarnya aktiva yang dibiayai dengan hutang (Mayangsari, 2015). Semakin tinggi nilai rasio leverage, berarti semakin tinggi jumlah pendanaan dari hutang pihak ketiga serta semakin tinggi beban bunga yang timbul. Beban bunga yang tinggi akan mengurangi laba sebelum pajak yang menyebabkan beban pajak yang dibayarkan perusahaan rendah. Beban pajak yang rendah maka akan menghasilkan ETR yang rendah, yang mengindikasikan adanya penghindaran pajak. Dalam penelitian Nursari, dkk. (2017) menunjukkan hasil bahwa leverage berpengaruh positif terhadap penghindaran pajak. Hal ini berarti bahwa jumlah hutang yang tinggi akan menyebabkan beban bunga tinggi sehingga dapat dimanfaatkan sebagai pengurang pajak agar pajak semakin rendah.

(15)

H1 (+)

H2 (+)

H3 (-)

H4 (+)

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran D. Hipotesis

1. Pengaruh Kompensasi Eksekutif Terhadap Tax Avoidance

Dalam hubungan keagenan yang dijelaskan oleh Jensen dan Meckling (1976) dimana pemegang saham yang berperan sebagai principal menginginkan manajer yang berperan sebagai agent untuk

dapat bertindak sesuai kepentingan pemegang saham. Pemegang saham menggunakan kompensasi eksekutif sebagai alat agar eksekutif bertindak sesuai kepentingan pemegang saham. Kompensasi eksekutif dikeluarkan sebagai monitoring cost untuk membatasi perbedaan kepentingan manajer dengan pemegang saham, dimana pemegang saham menginginkan untuk peningkatan laba perusahaan dan menginginkan efisiensi biaya.

Kompensasi yang tinggi kepada eksekutif merupakan salah satu cara terbaik sebagai upaya pelaksanaan efisiensi pajak perusahaan. Hal ini karena eksekutif sebagai pemimpin operasional perusahaan akan

Kompensasi Eksekutif

Kepemilikan Saham Eksekutif

Kepemilikan Institusional

Leverage

(16)

bersedia membuat kebijakan penghindaran pajak hanya jika ia mendapatkan keuntungan atas kebijakan yang dibuat.

Hanafi dan Harto (2014) menjelaskan dalam penelitiannya bahwa kompensasi eksekutif berpengaruh positif terhadap penghindaran pajak. Hal ini menunjukkan bahwa kompensasi yang tinggi dapat memotivasi eksekutif untuk melakukan penghindaran pajak.

Berdasarkan uraian diatas, maka hipotesis dapat dirumuskan sebagai berikut:

H1 : kompensasi eksekutif berpengaruh positif terhadap tax avoidance.

(17)

Hanafi dan Harto (2014) dalam penelitiannya menemukan hasil bahwa kepemilikan saham eksekutif berpengaruh positif terhadap penghindaran pajak (tax avoidance). Hal ini menujukkan bahwa kepemilikan saham mampu mempengaruhi eksekutif untuk membuat kebijakan efisiensi pembayaran melalui penghindaran pajak. Dengan demikian hipotesis dapat dirumuskan sebagai berikut:

H2 : kepemilikan saham eksekutif berpengaruh positif terhadap tax

avoidance.

3. Pengaruh Kepemilikan Institusional Terhadap Tax Avoidance Dalam teori agensi, institusi sebagai principal akan menyerahkan tanggung jawab kepada agent untuk mengelola investasi perusahaan. Dengan adanya kepemilikan institusional, principal mampu mengoptimalkan pengawasan kinerja agent dengan memonitoring setiap keputusan yang diambil oleh agent selaku pengelola perusahaan.

Merslythalia dan Lasmana (2016) dalam penelitiannya menemukan hasil bahwa kepemilikan institusional berpengaruh negatif terhadap tax avoidance. Hal ini disebabkan baik besar atau kecil persentase kepemilikan saham dapat mempengaruhi kebijakan yang diambil. Dengan demikian hipotesis dapat dirumuskan sebagai berikut: H3 : kepemilikan institusional berpengaruh negatif terhadap tax

(18)

4. Pengaruh Leverage Terhadap Tax Avoidance

Leverage merupakan salah satu rasio keuangan yang menggambarkan hubungan antara hutang perusahaan terhadap modal maupun aset perusahaan (Kuriah dan Asyik, 2016). Semakin tinggi nilai rasio leverage, berarti semakin tinggi jumlah pendanaan dari hutang pihak ketiga yang digunakan oleh perusahaan dan semakin tinggi pula beban bunga yang timbul dari hutang tersebut. Beban bunga yang tinggi akan mengurangi jumlah laba sebelum pajak perusahaan yang mengakibatkan beban pajak yang dibayarkan rendah. Beban pajak yang rendah akan menghasilkan ETR yang rendah dan ETR yang rendah mengindikasikan adanya penghindaran pajak (tax avoidance).

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Nursari, dkk. (2017) menyatakan hasil bahwa leverage berpengaruh positif terhadap tax avoidance. Hal ini menujukkan bahwa jumlah hutang yang tinggi akan

menyebabkan beban bunga yang tinggi, sehingga dapat dimanfaatkan sebagai pengurang pajak agar pajak semakin rendah. Dengan demikian hipotesis dapat dirumuskan sebagai berikut:

Gambar

Tabel 2.1 Ringkasan Penelitian Terdahulu
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran

Referensi

Dokumen terkait

Setelah dilakukan beberapa pengujian, dapat diperoleh hasil bahwa metode gabungan DWT-SVD menunjukkan kinerja yang cukup baik dalam watermarking citra digital, karena citra

Kepuasan responden di Instalasi Rawat Inap RSUD Tugurejo Semarang kategori tinggi adalah 38 responden ( 38 % ) dan kategori sedang 62 responden ( 62 % ), dengan

Sesuai dengan kriteria diterima atau ditolaknya hipotesis maka dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa menerima hipotesis yang diajukan terbukti atau dengan kata lain variabel

Pada bagian tubuh manakah saudara merasakan keluhan nyeri/panas/kejang/mati4. rasa/bengkak/kaku/pegal?.. 24 Pergelangan

Edukasi pada program acara Asyik Belajar Biologi dalam Mata Pelajaran. IPA

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Metode Deskriptif yaitu metode yang mengumpulkan, merumuskan dan mengklasifikasi serta menginterpretasikan data

Nomor : 602/04-PENG/PL-SDA PROGRAM : Pembangunan, Peningkatan, Rehabilitasi dan Pemeliharaan Drainase dan Irigasi KEGIATAN : Penataan Sistem Drainase Kota Bidang Sumber Daya

(2006), “Analisis faktor psikologis konsumen yang mempengaruhi keputusan pembelian roti merek Citarasa di Surabaya”, skripsi S1 di jurusan Manajemen Perhotelan, Universitas