• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis komparasi usaha ternak itik dengan sistem gembala dan sistem intensif di Kecamatan Prambanan - USD Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Analisis komparasi usaha ternak itik dengan sistem gembala dan sistem intensif di Kecamatan Prambanan - USD Repository"

Copied!
106
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS KOMPARASI USAHA TERNAK ITIK DENGAN SISTEM

GEMBALA DAN SISTEM INTENSIF DI KECAMATAN PRAMBANAN

KLATEN

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Ekonomi

Oleh: Monika Kristin NIM : 061324008

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(2)
(3)
(4)

Seperti Pelangi Sehabis Hujan, itulah janji setiamu Tuhan…

Dibalik dukaku, aku menanti , harta yang tak ternilai dan abadi…

Kupersembahkan Karyaku dengan penuh Kasih kepada:

Jesus Chirst pemberi pelangi dan cahaya dikala gelap.

Bapak dan Ibu ku yang terba ik di dunia Yoseph Labre Djoko

Triyanto dan Chatarina Sri Sulasni

Kakakku, Nicolaus Toddy Christianto dan Adekku Antonius Koko

Kristanto terimakasih atas doa dan dukungannya

Simbah Mangun Karno yang sudah berada di Ruhan Tuhan, serta

Simbah Mangun Diatmo yang selalu memberi kasih sayang

kepadaku.

Almamaterku Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

PERSEMBAHAN

Seperti Pelangi Sehabis Hujan, itulah janji setiamu Tuhan…

Dibalik dukaku, aku menanti , harta yang tak ternilai dan abadi…

Kupersembahkan Karyaku dengan penuh Kasih kepada:

Jesus Chirst pemberi pelangi dan cahaya dikala gelap.

Bapak dan Ibu ku yang terba ik di dunia Yoseph Labre Djoko

Triyanto dan Chatarina Sri Sulasni

Kakakku, Nicolaus Toddy Christianto dan Adekku Antonius Koko

Kristanto terimakasih atas doa dan dukungannya

Simbah Mangun Karno yang sudah berada di Ruhan Tuhan, serta

Simbah Mangun Diatmo yang selalu memberi kasih sayang

kepadaku.

Almamaterku Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

iv

Seperti Pelangi Sehabis Hujan, itulah janji setiamu Tuhan…

Dibalik dukaku, aku menanti , harta yang tak ternilai dan abadi…

Kupersembahkan Karyaku dengan penuh Kasih kepada:

Jesus Chirst pemberi pelangi dan cahaya dikala gelap.

Bapak dan Ibu ku yang terba ik di dunia Yoseph Labre Djoko

Triyanto dan Chatarina Sri Sulasni

Kakakku, Nicolaus Toddy Christianto dan Adekku Antonius Koko

Kristanto terimakasih atas doa dan dukungannya

Simbah Mangun Karno yang sudah berada di Ruhan Tuhan, serta

Simbah Mangun Diatmo yang selalu memberi kasih sayang

kepadaku.

(5)

Aku ini hamba Tuhan terjadilah padaku menurut Perkatanmu.

(Bunda Maria)

Lakukan apa yang kamu bisa, dengan apa yang kamu punya

dimanapun kamu berada. (Theodore Sovelt)

Kita yang mengendalikan Keadaan bukan keadaan yang

mengendalikan kita. (Agustinus Nugroho Setiawan)

Jangan Kamu menyerah pada tantangan Kehidupan tapi

hadapilah tantangan itu, dan buktikan pada dunia kamu pasti

Bisa. (Yusanta Avi Ariya ni)

Ciptakanlah Pelangi untuk orang yang sedang menanti

Kedatangan Pelangi, dan jangan kau ciptakan hujan badai

diatas Pelangi orang.(Monika Kristin)

MOTTO

Aku ini hamba Tuhan terjadilah padaku menurut Perkatanmu.

(Bunda Maria)

Lakukan apa yang kamu bisa, dengan apa yang kamu punya

dimanapun kamu berada. (Theodore Sovelt)

Kita yang mengendalikan Keadaan bukan keadaan yang

mengendalikan kita. (Agustinus Nugroho Setiawan)

Jangan Kamu menyerah pada tantangan Kehidupan tapi

hadapilah tantangan itu, dan buktikan pada dunia kamu pasti

Bisa. (Yusanta Avi Ariya ni)

Ciptakanlah Pelangi untuk orang yang sedang menanti

Kedatangan Pelangi, dan jangan kau ciptakan hujan badai

diatas Pelangi orang.(Monika Kristin)

v

Aku ini hamba Tuhan terjadilah padaku menurut Perkatanmu.

(Bunda Maria)

Lakukan apa yang kamu bisa, dengan apa yang kamu punya

dimanapun kamu berada. (Theodore Sovelt)

Kita yang mengendalikan Keadaan bukan keadaan yang

mengendalikan kita. (Agustinus Nugroho Setiawan)

Jangan Kamu menyerah pada tantangan Kehidupan tapi

hadapilah tantangan itu, dan buktikan pada dunia kamu pasti

Bisa. (Yusanta Avi Ariya ni)

Ciptakanlah Pelangi untuk orang yang sedang menanti

Kedatangan Pelangi, dan jangan kau ciptakan hujan badai

(6)

PE

Saya menyatakan dengan

memuat karya atau bagia

kutipan dan daftar pustak

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

gan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini

gian karya orang lain, kecuali yang telah disebutka

taka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 04

Penul

Monika

vi

ini tidak

kan dalam

, 04 Maret 2011

Penulis

(7)

LEM

PUBLIKASI KARYA I

Yang bertanda tangan di

Nama

beserta perangkat yang

kepada Perpustakaan

mengalihkan dalam bent

mendistribusikan secara

lain untuk kepentingan

memberikan royalti kepa

penulis..

Demikian pernyataan ini

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal : 04 Maret

Monika Kristin

MBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

ARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADE

n di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata D

: Monika Kristin

iswa

: 061324008

n ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpus

Dharma karya ilmiah saya yang ber judul:

PARASI USAHA TERNAK ITIK DENGAN S

A DAN SISTEMINTENSIF DI KECAMATAN PRAM

KLATEN

g diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya

n Universitas Sanata Dharma hak untuk

bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pan

ra terbatas, dan mempublikasikannya di Interne

an akademis tanpa perlu meminta ijin diri s

kepada saya selama tetap mencantu mkan nama

n ini yang saya buat dengan sebenarnya.

(8)

ABSTRAK

ANALISIS KOMPARASI USAHA TERNAK ITIK DENGAN SISTEM

GEMBALA DAN SISTEMINTENSIF DI KECAMATAN PRAMBANAN

KLATEN

Monika Kristin

Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta

2011

Penelitian ini bertujuan untuk : (1)untuk mengetahui perdedaan pendapatan

kotor peternak itik sistem gembala dan sistem intensif di Kecamatan

Prambanan,(2)untuk mengetahui perbedaan biaya peternak itik sistem gembala dan

sistem intensif,(3)untuk mengetahui perbedaan laba peternak itik gembala dan

peternak itik intensif.

Sampel dalam penelitian ini adalah para peternak itik yang memakai sistem

Gembala dan sistem Intensif yang memiliki itik minimal sejumlah 50 ekor di

Kecamatan Prambanan. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan metode

Sampling Jenuh. Sampel peternakitik gembala berjumlah 44 peternak itik (diambil

100%), sedangkan sampel peternak itik intensif berjumlah 16 (diambil 100%).

Teknikpengumpulan data de ngan wawancara dan doku mentasi. Teknik yang

digunakan untuk menganalisis data yait u dengan uji one way anova.

Hasil penelitian menunjukan bahwa: (1) pendapatan kotor peternak itik

intensif lebih besar dari pada peternak itik gembala, (2) biaya peternak itik intensif

lebih besar dari pada peternak itik gembala, dan (3) laba peternak itik gembala lebih

besar dari pada peternak itik intensif.

(9)

ABSTRACT

THE ANALYSIS OF COMPARISON OF DUCK HUSBA NDRY USING

HERDING SYSTEM AND INTENSIVE SYSTEM IN THE SUB DISTRICT OF

PRAMBANAN, KLATEN

Monika Kristin

Sanata Dharma University

Yogyakarta

2011

This research’s aims were to know (1) the different inc

ome; (2) the different

budget; (3) the different profit between duck breeders who apply herding system and

who apply intensive system in the sub district of Prambanan, Klaten.

The samples of this research were the duck breeders who apply herding sytem

and intensive system and who owned at least 50 ducks in the sub district of

Prambanan, Klaten. The samples taken By using saturation sampling method. There

were 44 samples of duck breeders who apply herding system (100% taken as

samples), meanwhile there we re 16 samples of duck breeders who apply intensive

system (100% taken as samples). The data collection was obtained through interviews

and documentations. The technique apply to analyze the data was One Way Anova

Test.

The result of this research shows th at: (1) the income of duck breeders who

apply intensive system is higher than those who apply herding system; (2) the budget

of duck breeders who apply intensive system is higher than those who apply herding

system; and (3) the profit of duck breeders who apply intensive system is higher than

those who apply herding system.

(10)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan yang Mahakasih atas segala kuasa -Nya sehingga

skripsi ini dapat selesai pada waktunya. Skripsi ini ditulis da n diajukan untuk

memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi

Pendidikan Ekonomi. Penulis menyadari bahwa proses penyusunan skripsi ini

mendapatkan berbagai masukan, kritik dan saran dari berbagai pihak. Untuk itu,

penulis mengucapkan terima kasih yang sedalam -dalamnya kepada:

1. Bapak Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

2. Bapak Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu

Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, dan Ketua Program

Studi Pendidikan Ekonomi Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

3. Bapak Indra Darmawan, S.E., M.Si ., selaku Dosen Pembimbing I yang selama

lebih dari 1 tahun meluangkan wakt u membimbing, memberikan masukan, kritik

dan saran dalam penyusunan skripsi ini. Terima kasih Bapak.

4. Bapak Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si., selaku Dosen Pembimbing II yang

membimbing, memberikan masukan, kritik dan saran dalam penyusunan skripsi

ini.

5. Bapak Dr. C. Teguh Dalyono, selaku Dosen Penguji yang telah memberikan

kritik, saran, dan masukan untuk kesempurnaan skripsi ini.

6. Bapak Joko Wicoyo, selaku Dosen Pembimbing

abstrak Inggris

yang

membimbing, memberikan masukan, kritik dan saran dalam penyusunan skripsi

ini.

7. Staf Pengajar Program Studi Pendidikan Ekonomi (Pak Yoni, Ibu Wigati, Ibu

Nia) yang telah memberikan tambahan pengetahuan selama proses per kuliahan.

(11)

8. Mbak Christina Kristiani yang selalu melayani dalam segala urusan akademik

maupun non akademik, terimakasih sudah memberiku kepercayaan yang besar

“Maaf ya mbak Monik slalu manja dan merepotkan”

.

9. Seluruh Peternak itik di Kecamatan Prambanan yang telah membantu penulis

dalam melakukan penelitian. Terima kasih atas bantuan dan kerjasamanya.

10. Bapak L. Saptono. S.Pd., M.Si. dan Mbak Natalina Premastuti. B, S.Pd., M.Pd.

Meski dosen beda Prodi selalu menyapa, menyemangati dan memberikan petuah

yang baik untuk saya dalam hal akademik maupun non akademik. Terimakasih

Bapak, Mbak.

11. Bapak, Ibuku yang terbaik di dunia (Y. Djoko Triyanto dan C. Sri Sulasni ), dan

mas dan adik (mas Toddy dan dek Koko di Se minari Merto), Simbah Mangun

Karno dan Simbah Putri Mangun Diatmo yang selalu mengajarkan kasih padaku.

Tanpa dukungan dan doanya tak mampu berjalan sendirian.

12. Pakdhe, Budhe, Om, Bulek (Om Rm. Yudhono Suwondo . Pr, Budhe Sr Yustini,

AK, Bulek Yuli, Om Agus, Keluarga Om Yudi, Keluarga Om Jono, Bulek Padmi,

Keluaga Om Sumar,Keluarga Om Jarot, Keluarga Pakdhe Hartadi, Keluarga

Budhe Tuyat, Keluarga bulek Atun dan Om Gandung) , terima kasih atas

dukungan doa, semangat, serta cintanya yang diberikan

. Special untuk Pakde

Bambang yang sedang Sakit.

13. Mas-mas dan Mbakku tersayang ( Mbak NUKI, Mas Abet, Mas Yanu, Mas Bowo,

Mas Detha, Mas Rian, Mas Puguh, Mbak Kiki, Mbak Ana), Adek -adekku (Ivan,

Tia, Tika, Surya,Diva, Doni, Apong, Hoego, Napoli, Zef a, Tias, Retno, Cozmas)

dan Jessika (saudara, teman dan sahabat) yang slalu menyemangatiku

“lulus

bareng Jez”

.

14. Mas Cornelius Fury, S. Pd., Mas Gede Wijaya Kusuma, , S. Pd., Mas Agustinus

Nugroho Setiawan,S.T, Mbak Alfonsa Ika Andriyani, S. Pd., dan Mbak Yusanta

Avi Ariyani S. Pd., yang selalu menelpon maupun SMS, mengingatkanku agar

cepat lulus

.

(12)

15. Angel-angelku Fransiska Ni Putu Rigiana, Irene Retno Anggraeni, dan Umi

Yuliana Etika Sari, terima kasih atas kebersamaan dan kasih sayang kalian.

Persahabatan kita tak lekang oleh waktu.

16. Teman-teman Pendidikan Ekonomi 2006 tercinta

Ditya

“maturnuwun ya mas dit,

kau membuat semuanya menjadi mudah , cepet nusul kita ya

”,

Citra

“ Kamu

Inspirasi dan orang yang mengajarkan pad

aku hal positif”,

Wawan

“Jaga

Magda”,

Magda

“Kita harus menjadi contoh untuk para lelaki”

,

Hana

Mbak

Hana tetep semangat, jangan menyerah”

, Bang Bandi

“gek cepet bang, bapakmu

wes menanti”

,

Kus

“gek Ndang gek rabi”

,

Jalu, Aan

Terimakasih Slalu

mengingatkan aku”

, Nove, Andi, Heri.

Thanks friend, berkat kalian aku bisa

bertahan sampai sekarang.

17. Keluarga Besar Pingiter (anak-anakku, mas Fr. Yayan, Fr Eko,Fr. Beni, Fr. Fajar,

Detty,Lisa, Ari, Mas Gembong, Rossa, Bram, Leo, Riri , Mami, Mbak

Dina,Gloria, dan Voulunter yang lainnya), terimakasih atas semua.

18. Keluarga Besar PLPG 2010 (Pakhe TP, Simbah Sigit, Mas Gepeng , Djinong,

Niken, Putri, Novi Cantik , Wawannya Siska, Umi, Jalu, Citra, Mas Galuh, agil,

vivin, Daru, Nat-nat,) terimakasih atas segalanya ,

19. Kelompok Koor Sinten Poeroend dan Hoeroegoedhoeg (Mas Nug, Haryo, Sutin,

Mbak Santa, Mbak Aning, Mbak Martha, Mas Deka, Cempluk, Dheta, Desty, ,

Via

“terimakasih ya vi bantuannya”

,

Tasia, Reni, Mas Kun, Mbak Lia, Mas

Kenthot, Mbak Iwit, Mas Alit, Mas Wawan, Mas Gend ro, Mbak Bun, Mas Ming,

Mbak Tari, Ela, Ajoex, Yeni, Little Dito, Litle Rafa, Litle Rafael, dan semua

teman-temanku) terimakasih atas dukungan dan kasih sayangnya. K alian

membuatku mempunyai keluarga baru.

20. Mantan Pengurus Himapadu 2007, Teman -teman Buletin PE, Teman-teman PAK

angkatan 2006(Putri, Beni, Eris, Tio, Johan,Wahyu, Ninin, Retno) , Rekan Panitia

Perkap Insadha 2008(Billy,Henta, Bita, Citul, Komar,Kris) , yang telah membantu

menjadi manusia yang utuh.

(13)

21. Mas Bona, Mas Koko

24. Benedictus Heru Pra

hidupku untuk sejenak

25. Semua pihak yang

kepada penulis dalam

Koko

“Terimakasih atas sumbangan Kertas penyekat

ta bisa Lulus bareng”

tan PAK dan PE

Yoshi PAK’07

, Ulak I(Felix), Ul

ta, Nila, Sutrisno, Zhu, Isda, Fani, Agnes dan adi

gat.

Vika, Mas Kucluk, Mas Begeng, Mas Bayu

“Ter

aku kesusahan, dan Kejutan yang indah

”.

Prasetyo dan

Pacar, “

Terimakasih ya her sudah

nak, semoga cepat Lulus dan jangan pernah berubah..”

g telah memberikan motivasi, dorongan, seman

lam menyelesaikan tugas pendidikan ini.

(14)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL….

...

i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ...

ii

HALAMAN PENGESAHAN ...

iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ...

iv

MOTTO ...

v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ...

vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKAS I KARYA

KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ...

vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT

...

ix

KATA PENGANTAR ...

x

DAFTAR ISI ... xiv

DAFTAR TABEL ... xvii

DAFTAR GAMBAR ... xix

DAFTAR LAMPIRAN ...

xx

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ...

1

B. Rumusan Masalah ...

4

C. Batasan Masalah ...

4

D. Tujuan Penelitian ...

5

E. Manfaat Penelitian ...

5

(15)

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Sejarah Singkat Peternakan Itik ... 6

B. Sistem Pemeliharaan Itik……… ... 7

C. Kandang dan Jenis-jenisnya ... 8

D. Pengertian Biaya ... 10

E. Pengertian Laba... 12

F. Teori tentang Pendapatan ... 12

G. Hasil Penelitian Terdahulu ... 14

H. Kerangka berfikir………. 14

I. Hipotesis ... 15

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 16

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 16

C. Subjek dan Objek ... 17

D. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel ... 17

E. Indikator ... 18

F. Teknik Pengumpulan Data ... 19

G. Analisis Data ... 20

BAB IV GAMBARAN UMUM A. Gambaran Umum Kecamatan Prambanan ... 30

B. Gambaran Desa Cucukan ... 35

C. Gambaran Desa Kotesan ... 39

D. Gambaran Desa Pereng ... 43

E. Gambaran desa Kebondalem Kidul ... 44

(16)

F. Data Peternak Itik ... 46

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Analisis Data ... 49

B. Pembahasan ... 58

BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan ... 65

B. Saran ... 66

DAFTAR PUSTAKA ... 67

LAMPIRAN ... 69

(17)

Tabel II.1

Perbandingan Sistem Pemeliharaan Itik………

8

Tabel II.2

Biaya Produksi Rata-rata Per Bulan Usaha Ternak Itik dengan sistem

Gembala………

11

Tabel II.3

Biaya Produksi Rata-rata Per Bulan Usaha Ternak Itik dengan sistem

Intensif………

11

Tabel III.1

Biaya Produksi Rata-rata Per 6 Bulan Usaha Ternak Itik dengan

sistem Gembala per 50 Ekor………

23

Tabel III.2

Biaya Produksi Rata-rata Per 6 Bulan Usaha Ternak Itik dengan

sistem Intensif per 50 Ekor………

23

Tabel IV.1

Luas Tanah Kecamatan Prambanan menurut Penggunaannya Tahun

2010………..

32

Tabel IV.2

Komposi dan kepadatan Penduduk Kecamatan Prambanan tahun

2010………

34

Tabel IV.3

Jenis

Pekerjaan

Penduduk

Kecamatan

Prambanan

Tahun

2010……… ………

35

Tabel IV.4

Luas Tanah Desa Cucukan menurut Penggunaannya Tahun

2010………

36

Tabel IV.5

Komposi dan kepadatan Penduduk Desa Cucukan Tahun

2010………

38

Tabel IV.6

Jenis Pekerjaan Penduduk Desa Cucukan tahun 2010………….…….

39

Tabel IV.7

Luas Tanah Desa Kotesan menurut Penggunaannya Tahun 2010…….

40

Tabel IV.8

Komposi dan kepadatan Penduduk Desa Kotesan Tahun 2010………

42

Tabel IV.9

Jenis Pekerjaan Penduduk Desa Kotesan tahun 2010………

43

Tabel IV.10

Data Peternak Itik Gembala………...

47

Tabel IV.11

Data Peternak Itik Intensif……….

48

Tabel V.1

Deskriptif Pendapatan Kotor Seluruh Sampel dalam Rupia

h…………

50

(18)

Tabel V.4

Stuktur Rata-

rata Biaya Usaha Ternak Itik Intensif per 50 Ekor……..

53

Tabel V.5

Deskriptif Biaya Seluruh Sampel dalam Rupiah………...

54

Tabel V.6

Hasil Uji F Biaya Usaha………

54

Tabel V.7

Deskriptif Biaya Seluruh Sampel dalam Rupiah………..

56

Tabel V.8

Hasil Uji F Laba……….

57

(19)

Gambar II.1

Kandang Itik yang Baik………

10

Gambar IV.1

Peta Kecamatan Prambanan………..

32

(20)

LAMPIRAN 1

Kisi-Kisi

Pedoman Wawancara

LAMPIRAN 2

Surat Ijin Sanata Dharma

Surat Ijin Dari Bappeda

LAMPIRAN 3

Data Peternak Itik Gembala Per 6 Bulan

Data Peternak Itik Intensif Per 6 Bulan

Foto itik gembala

Foto itik intensif

LAMPIRAN 4

Analisis Data

(21)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Indonesia memiliki sumber daya yang beraneka ragam, baik yang berupa alam maupun manusia. Jumlah penduduk di Indonesia berjumlah kurang lebih 231 juta jiwa (data BPS). Melihat hal tersebut maka timbul adanya persaingan untuk memenuhi kebutuhan ekonomi mereka. Indonesia sendiri tidak memiliki banyak lapangan pekerjaan bahkan masyarakat banyak yang menganggur. Menurut data BPS yang menganggur pada tahun 2009 mencapai 6,5%.

Masyarakat Indonesia yang berada di daerah pedesaan memilih untuk membuka lapangan pekerjaan mereka sendiri dengan mengupayakan keadaan dan situasi alam disekitarnya. Salah satu dari usaha mereka ad alah peternakan. Peternakan adalah praktek untuk membudidayakan binatang ternak. Suatu hal penting mempunyai ketrampilan untuk peternak ,di beberapa negaranegara berternak merupakan suatu seni tersendiri. Di negara -negara tertentu mempunyai hukum yang tegas mengenai perlakuan terhadap binatang ternak. Sistem peternakan diperkirakan telah ada sejak 9.000 SM yang dimulai dengan domestikasi anjing, kambing, dan domba. Peternakan semakin berkembang pada masa Neolitikum, yaitu masa ketika manusia mulai tinggal menetap dalam sebuah perkampungan. Pada masa ini pula, domba dan kambing yang semula hanya diambil dagingnya mulai

(22)

dimanfaatkan susu dan wool-nya. Setelah itu manusia juga memelihara sapi dan kerbau untuk diambil kulit dan susunya serta memanfaatkan tenaganya untuk membajak tanah. Manusi a juga mengembangkan peternakan kuda, babi, unta, dan lain-lain (http://id.wikipedia.org/wiki/Peternakan) .

Peternakan di Indonesia juga mengalami kemajuan yang lumayan pesat. Pada tahun 2007 menurut data di BPS peternakan menyumbang 34,221 trilyun rupiah terhadap PDB. Melihat hal tersebut masyarakat Indonesia tertarik terhadap pekerjaan ini dan mengembangkan usaha tersebut. Peternakan ini memunculkan hasil yang membantu masyarakat untuk mengembangakan perekonomian dalam kehidupan masyarakat.

Peternakaan itik di indonesia adalah salah satu alternatif pekerjaan dalam perkembangan perekonomian selain dari pertanian, seiring dengan perkembangan waktu banyak masyarakat sekarang yang mengenal berbagai macam pengembangan peternakan. Banyak diantarany a yang memilih peternakan ayam, sapi dan itik. Peternakan ini diminati oleh sebagian besar masyarakat karena dirasa mudah dalam menjalankan usaha tersebut.

(23)

itik besar manfaatnya, selain telurnya dapat di jual, dangingnya dapat dijual dengan harga yang tinggi.

Melihat adanya peluang tersebut maka warga K ecamaatan Prambanan berinisiatif untuk memelihara dan m engembangkan itik dengan berbagai cara. Diantaranya peternak itik ini memilih peternakan dengan 2 sistem yang berbeda. Diantanya dengan sistem gembala dan dengan sistem intensif. Sistem gembala adalah cara beternak itik dengan memelihara berpindah -pindah tempat. Sedangkan sistem intensif adalah memelihara itik dengan cara dikandangkan atau di pelihara dalam kandang (Rasyaf. 1996). Namun pada dasarnya sistem pemeliharaan itik dibagi menjadi 3, yaitu sistem gembala, sistem semi intensif dan intensif. Namun di kecamatan Prambanan biasa menggunakan sistem pemeliharaan intensif dan sistem gembala. Hal ini menarik perhatian penulis dan penulis ingin membandingkan sistem beternak dengan cara gembala dan intensif, karena di K ecamatan Prambanan banyak peternak itik yang menggunakan 2 sistem tersebut.

(24)

pemeliharaan yang berbeda maka kita akan tahu adanya pendapatan kotor yang diterima oleh seorang peternak itik dengan sistem gembala dan sistem intensif. Dengan demikian kita mengetahui laba atau pendapatan bersih dari masing-masing sistem ternak itik yang ada.

Oleh sebab itu penulis mengambil judul ”Analisis Komparasi Usaha Ternak Itik Dengan Sistem Gembala dan Sistem Intensif di Kecamatan Prambanan”.

B. Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut munculah rumusan masalah yang akan diteliti oleh penulis:

1. Manakah yang lebih besar antara pendapatan kotor usaha ternak itik Gembala dan pendapatan kotor sistem Intensif ?

2. Manakah yang lebih besar antara bia ya usaha ternak itik usaha ternak itik Gembala dan biaya usaha sistem Intensif ?

3. Manakah yang lebih besar antara laba usaha ternak itik usaha ternak itik Gembala dan laba usaha sistem Intensif?

C. Batasan Masalah

(25)

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan diatas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui perbedaan pendapatan kotor peternak itik sistem Gembala dan peternak sistem Intensif .

2. Untuk mengetahui perbedaan biaya peternak itik sistem Gembala dan peternak sistem Intensif .

3. Untuk mengetahui perbedaan laba peternak itik sistem Gembala dan peternak sistem Intensif .

E. Manfaat Penelitian

1. Bagi Peternak Itik

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam beternak itik yang paling menguntungkan .

2. Bagi Penulis

(26)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Sejarah Singkat Peternakan Itik

Menurut Rasyaf (1996:19) Itik sudah lama dipelihara oleh orang, karena sekitar tahun 1900 sudah banyak ditemukan peternak itik. Dalam catatan sejarah sejak zaman kerajaan, dahulu orang sudah memelihara itik. Bahkan pada zaman kerajaan Maja pahit. Bahkan di selatan pulau Jawa juga sudah ada, dan sebagian masyarakat awalnya hanya menginginkan telurya.

Masuknya agama Hindu dan Budha. Diduga itik berasal dari India dan masuk ke Jawa saat kejayaan Wangsa Syailendra. Selanjutnya itik -itik tersebut berkembang dan melahirkan kelompok -kelompok itik lokal seperti itik tegal, itik mojosari, dan itik magelang. Ketiganya lazim disebut dengan itik Jawa. Jenis itik Jawa bermacam -macam, ada yang disebut itik branjangan, itik lemahan, itik jarakan, itik putihan, itik blorong, itik jalen, itik irengan, it ik jawi, itik bosokan, itik gambiran, dan itik kalung. Berikut ini adalah keistimewaan dari masing-masing itik :

1. Branjangan memiliki bulu coklat muda, dihiasi dengan lurik hitam seperti burung branjangan. Sangat disukai peternak karena kemampuan bertelurnya stabil, rata-rata 200 butir pertahun.

2. Lemahan berbulu cokelat muda sampai abu -abu, lurik cokelat. Bertelur 200 butir pertahun.

(27)

3. Jarakan, berbulu merah tua atau cokelat muda, lurik berwarna hitam kecoklatan. Bertelur 200 butir pertahun.

4. Putihan, berbulu putih mulus. Paruh dan kakinya kuning jingga. Bertelur 150 butir pertahun.

Sebelum tahun 1990-an sebenarnya ada embrio peternakan itik di tanah Jawa ini, walaupun catatan sejarah tidak dapat memastikan sejak kapan. Tahun 1920 sudah ditemukan peternakan di Jawa Barat oleh pakar kehewanan Belanda bahkan cara untuk beternak mereka cukup baik (Rasyaf 1992:23).

B. Sistem Pemeliharaan Itik

Menurut Rasyaf (1992:44) dalam pemeliharaan itik ternyata peternak memiliki beberapa cara dan sistem yang mereka gunakan untuk mencari keuntungan. Sistem pemeliharaan itik, dapat digolongkan menjadi 3 cara yaitu:

1.Sistem Gembala (Istilah Jawa y aitu Angon)

Pada pemeliharaan sistem gembala, tempat pemeliharaan itik berpindah- pindah untuk mencari tempat pengembal aan yang banyak tersedia pakannya, seperti sawah yang baru dipanen.

2. Sistem Pemeliharaan Semi Intensif

(28)

pagi hari. Setelah itu, itik dilepas disekitar halaman kandang atau digembalakan di tempat pengembalaan yang dekat.

3. Sistem pemeliharaan intensif.

Pemeliharaan intensif adalah pemeliharaan dengan cara mengurung itik selalu dalam kandang atau baterai.

Tabel II.1

Tidak efisien Kurang efisien Efisien 5 Biaya pindah Perlu tersedia Tidak perlu Tidak perlu 6 Produksi telur Biasanya rendah Lebih tinggi dari

sistem gembala

Lebih tinggi dari sistem gembala

7 Seleksi/ memilih itik petelur yang baik

Sulit Sulit Lebih mudah

C. Kandang dan Jenis-jenisnya

(29)

a. Arah kandang sebaiknya, panjang kandang itik membujur dengan arah timur barat. posisi ini dapat mencegah masuknya sinar matahari sepanjang hari yang akan mengakibatkan suhu di dalam kandang menjadi panas.

b. Besar kandang itik memerlukan ruang gerak yang lebih b esar dibandingkan dengan ayam karena itik termasuk ternak yang mudah kaget dan ketakutan. bila ruang geraknya sempit, pada saat ketakutan, mereka akan saling bertabrakan atau berhimpitan. untuk seekor itik dewasa yang terus menerus di dalam kandang, perlu disediakan ruang gerak seluas 1 meter persegi untuk 2 ekor.

c. Tinggi Kandang walaupun itik adalah ternak kecil, tetapi kandangnya tetap harus tinggi, yaitu paling sedikit 2 m. alasannya adalah agar pertukaran udara lancar dan tidak perlu membongkok saat m embersihkan kandang atau melakukan pekerjaan lain di dalam kandang.

(30)

e. Cahaya

Cahaya matahari, bukan sinarnya langsung, harus dapat masuk kandang.

Gambar I1.1 Kandang Itik yang Baik

D. Pengertian Biaya

(31)

pembiayaan untuk peternak yang menggunkan sitem intensif d itunjukan pada tabel T.II.2.

Tabel II.2

Biaya Produksi Rata-rata Perbulan Usaha Ternak Itik Dengan Sistem Gembala

(32)

E. Pengertian Laba

Laba adalah kenaikan modal ( aktiva bersih) yang berasal dari transaksi sampingan atau transaksi yang jarang terjadi dari suatu badan usaha dan dari semua transaksi atau kejadian lain yang mempunyai badan usaha selama satuperiode, kecuali yang timbul dari pendapatan (revenue) atau investasi pemilik (Baridwan, 1992:5). Laba atau rugi sering dimanfaatkan sebagai ukuran untuk menilai prestasi perusahaan atau sebagai dasar ukuran penilaian yang lain. Unsur pembentukan laba adalah pendapatan dan biaya.

Pengertian laba secara umum selisih dar i pendapatan diatas biaya -biayanya dalam jangka waktu tertentu. Laba sering digunakan sebagai suatu dasar untuk pengenaan pajak, kebijakan deviden, pedoman investasi serta pengambilan keputusan dan unsur prediksi (Harnanto 2003:444).

Dalam teori ekonomi ju ga dikenal adanya istilah laba didalam pengertian laba menurut akuntansi. Dalam teori ekonomi, para ekonom mengartikan laba sebagai suatu kenaikan dalam kekayaan perusahaan, sedangkan dalam akuntansi, laba adalah perbedaan pendapatan yang direalisasikan dari transaksi yang terjadi pada waktu dibandingkan dengan biaya-biaya yang dikeluarkan pada perode tertentu (Harahap, 1997)

F. Teori tentang Pendapatan

(33)

jasa manusia bebas. Sedangkan pendapatan rumah tangga adalah total pendapatan dari setiap anggota rumah tangga dalam bentuk uang atau natura yang diperoleh baik sebagai gaji atau upah usaha rumah tangga atau sumber lain. (Samuelson dan Nordheus, 1995:255). Kondisi seseorang dapat diukur dengan menggunakan konsep pendapatan yang menunjukkan jumlah seluruh uang yang diterima oleh seseorang atau rumah tang ga selama jangka waktu tertentu (Samuelson dan Nordhaus, 1995:258) .

Dalam hal ini pendapatan juga bisa diartikan sebagai pendapatan bersih seseorang baik berupa uang atau natura. Secara umum pendapatan dapat digolongkan menjadi 3

1. Gaji dan Upah

Suatu imbalan yang diperoleh seseorang setelah melakukan suatu pekerjaan untuk orang lain, perusahaan swasta atau pemerintah.

2. Pendapatan dari Kekayaan

Pendapatan dari usaha sendiri. Merupakan nilai total produksi dikurangi dengan biaya yang dikeluarka n baik dalam bentuk uang atau lainnya, tenaga kerja keluarga dan nilai sewa kapital untuk sendiri tidak diperhitungkan

3. Pendapatan dari Sumber Lain

(34)

dapat dinikmati oleh seorang individu atau keluarga yang didasarkan atas penghasilan mereka atau sumber -sumber pendatapan lain (Samuelson dan Nordhaus, 1995:250).

G. Hasil Penelitian terdahulu

Penelitian terdahulu dilakukan oleh Suryani, NN Budaarsa, D. PM A Candrawati dan P. Mariani (1993), yang berjudul ”Studi tentang peternakan

itik di Banjar Cengkok Desa Baha Bali Utara”.

Dari hasil penelitian terdahulu terdapat suatu kesimpulan, meskipun sistem pemeliharaan ternak masih secara tradisional, namun pemahaman tentang kebutuhan nutrisi tetap penting bagi peternak. Untuk memperoleh produksi telur maupun pertambahan berat badan itik yang cukup tinggi pada sistem pemeliharaan itik ekstens if, walaupun ternak itik sudah mendapatkan pakan dari sisa hasil panen, namun pemberian pakan tambahan berupa konsentrat tetap perlu dilakukan.

Populasi dan sampelnya mengambil dari sebagian masyarakat Bali Utara yang banyak beternak itik. Dan uji hipotesisnya menggunakan uji siknifikan t-test.

H. Kerangka Berfikir

(35)

sistem semi intensif, namun masyarakat cenderung memilih sistem gembala dan sistem intensif.

Sistem gembala biasanya tidak membutuhkan kanda ng khusus untuk itik dan pakan berasal dari alam. Hal tersebut memunculkan dugaan bahwa biaya yang dikeluarkan sedikit. Dengan berdasarkan teori yang ada, muncul dugaan bahwa pendapatan kotor yang di dapat tidak terlalu besar, karena tidak adanya perawatan khusus yang dilakukan peternak untuk itik mereka. Melihat hal tersebut diduga laba yang diperoleh hampir sama dengan pendapatan kotornya, karena menurut teori biaya yang keluarkan hanya sedikit.

(36)

I. Hipotesis

Berdasarkan rumusan masalah dan landasan teori yang telah dikemukakan sebelumnya, maka dapatlah dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut:

1. Pendapatan kotor beternak itik sistem intensif lebih besar daripada beternak itik sistem gembala.

2. Biaya beternak itik sistem intensif lebih besar daripada beternak itik sistem gembala.

(37)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Metode penelitian adalah ilmu yang membicarakan tatabicara atau jalan sehubungan dengan adanya suatu penelitian. Oleh karena itu, dalam penelitian perlu dipilih metodologi penelitian yang baik agar dapat menjawab permasalahan dalam penelitian

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif sebab berusaha untuk mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap objek atau subjek yang diteliti melalui data sampel atau populasi sebagaimana adanya tanpa melakukan analisis dan membuat kesimpulan yang berlaku umum. (Sugiono,2007:21). Pendekatan yang digunakan dalam penelitian in i adalah pendekatan kuantitatif, artinya semua informasi data diwujudkan dengan angka dan analisisnya menggunakan analisis statistik.

B. Tempat dan waktu penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Prambana n, sementara itu waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Desember 2010-Januari 2011. Alasan penulis mengadakan penelitian ini adalah memberikan wacana dan respon positif terhadap usaha peternakan itik yang ada di Kecamatan Prambanan, karena didaerah prambanan sebagian penduduknya bekerja menjadi peternak itik. Selain itu sebagian besar daerah di kecamatan Prambanan memiliki lahan yang luas dan sawah yang banyak . Selanjutnya

(38)

penulis ingin meneliti biaya yang dikeluarkan, penda patan kotornya dan perbedaan usaha ternak laba dari peternak itik gembala maupun intensif yang ada di Kecamatan Prambanan.

C. Subjek dan objek 1. Subjek

Subjek penelitian ini adalah Para peternak itik di Kecamatan Prambanan. Peternak itik yang dimaksud ad alah peternak itik yang menggunakan sistem gembala maupun sistem intensif.

2. Objek

Objek dalam penelitian ini adalah var iabel yang akan diteliti yaitu pendapatan kotor peternak itik sistem Gembarla dan sistem Intensif, biaya yang dikeluarkan peternak itik sistem Gembala dan sistem Intensif dan laba dari peternak itik sistem Gembala dan sistem Intensif.

D. Populasi, sampel dan teknik pengambilan sampel 1. Populasi

Populasi penelitian ini adalah Para peternak itik yang men ggunakan sistem gembala maupun sistem intensif di Kecamatan Prambanan

2. Sampel

(39)

3. Teknik Pengambilan Sampel

Penentuan sampel dari populasi dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan Sampling Jenuh. Menurut Sugiyono ( 2007:61) , sampling jenuh adalah teknik pengambilan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Dalam penelitian ini sampel yang digunakan adalah semua peternak itik gembala dan intensif yang berada di Kecamatan Prambanan. Desa Cucukan, Kebondalem Kidul, Kotesan dan Pereng adalah sentra peternakan itik sistem gembala dan intensif yang berada di Kecamatan Prambanan, maka yang diteliti adalah peternak itik sistem gembala dan intensif yang berada di 4 Desa tersebut. Peternak itik berjumlah 40 diantaranya terdapat 16 Peternak itik intensif dan 44 peternak itik gembala dengan jumlah iti k 60 ekor.

E. Indikator

1. Biaya yang Dikeluarkan

Biaya yang dikeluarkan peternak itik adalah rangkaian biaya -biaya yang dikeluarkan oleh peternak dalam usaha ternak mulai dari persiapan awal beternak sampai dengan panen (masa b ertelur). Pengukurannya dengan membandingkan biaya yang dikeluarkan untuk usaha ternak itik dengan sistem gembala dan intensif yang dinyatakan dalam rupiah.

2. Pendapatan Kotor Peternak I tik

(40)

biaya-biaya yang dikeluarkan untuk melakukan kegiatan operasionalnya dalam masa ternaknya yang dinyatakan dengan Rupiah.

3. Keuntungan Peternak Itik

Keuntungan peternak itik adalah pendap atan yang diterima peternak setelah dikurangi dengan biaya -biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan peternakannya yang sering disebut dengan laba. Pengukurannya dengan membandingkan keuntungan bersih yang diperoleh peternak itik dengan sistem gembala dan sist em intensif yang dinyatakan dalam Rupiah. F. Teknik pengumpulan data

Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan adalah:

1. Wawancara

Penulis mendapat data yang diperlukan dengan cara mewawancarai peternak itik sistem gembala maupun sistem intensif di Kecamatan Prambanan.

2. Dokumentasi

(41)

G. Analisis data

1. Untuk menjawab rumusan masalah yang pertama yang menyatakan bahwa ada perbedaan pendapatan kotor antara beternak itik dengan sistem gembala dan sistem intensif, penulis menggunakan analisis uji Analisis Varians karena sampel lebih dari 30 . Analis of Variance, disingkat Anava adalah populasi teknik statistik yang dipergunakan untuk menguji perbedaan rata-rata hitung jika kelompok sampel yang diuji lebih dari dua buah yang berasal dari populasi yang berbeda. Namun jika dikehendaki ia dapat juga dipergunakan walau kelompok itu hanya dua buah. Dalam penelitian ini digunakan Uji Analisis Varians satu jalan atau One -Way Analysis of Variance. Analisis Varians satu jalan dipergu nakan untuk menguji signifikasi perbedaan rata -rata hitung yang hanya mencangkup satu klasifikasi atau satu variabel independen. Ada tiga asumsi dasar yang harus diperhatikan dalam pengerjaan statistik analisis varians, yaitu sebagai berikut:

(42)

b. Skor-skor hasil pengukuran memiliki distribusi normal. Untuk menentukan kenormalan sustu distribusi, maka dilakukan uji normalitas dengan menggunakan teknik Chi Kuadrat.

Rumusnya:

Keterangan:

O1 = Frekuensi observasi peternak itik sistem Gembala

E1 =Frekuensi harapan peternak itik sistem Gembala

p2 = Frekuensi observasi peternak itik sistem intensif

P2 = Frekuensi harapan peternak itik sistem intensif

n = Jumlah keseluruhan peternak Hipotesis:

Ho = Tidak ada perbedaan pendapatan kotor antara peternak itik sistem Gembala dan sistem intensif.

Ha = Ada perbedaan pendapatan kotor peternak itik sistem Gembala dan sistem intensif.

Taraf signifikasi = 5% Kriteria penerimaan :

(O1–E2) - (O2–E2)

X² = ∑ +

(43)

Ho diterima jika X² hitung ≤X² table Ho ditolak jika X² hitung > X² table.

c. Varians populasi (S²) tiap kelompok bersifat homogen atau tidak berbeda secara signifikan. Untuk menguji homogenitas varians, diperlukan uji statistik (test of variance) pada distribusi skor kelompok-kelompok yang bersangkutan. Rumus F yang dipergunakan untuk maksud itu adalah sebagai berikut:

Terlebih dahulu kita mencari S² dikelompokan berdasarkan jenis sistem yang digunakan oleh peternak itik, dengan rumus:

X1= Pendapatan Kotor

N1= Jumlah Peternak

2. Untuk menjawab rumusan masalah kedua tentang perbedaan biaya pada peternak itik dengan sistem gembala dan sistem intensif yaitu dengan menggunakan metode tabulasi

S² b F² =

S² k

∑X ∑X2

-N S² =

(44)

Tabel III.1

Biaya Produksi Rata-rata Perbulan Usaha Ternak Itik Dengan Sistem Gembala Per 50 Ekor Itik

No Uraian Jumlah/bulan Presentase

Biaya Produksi Rata-rata Perbulan Usaha Ternak Itik Dengan Sistem Intensif Per 50 Ekor Itik

No Uraian Jumlah/bulan Presentase

(45)

dikehendaki ia dapat juga dipergunakan walau kelompok itu hanya dua buahDalam penelitian ini digunakan Uji Analisis Varians satu jalan atau One-Way Analysis of Variance. Analisis Varians satu jalan dipergunakan untuk menguji signifikasi perbedaan rata -rata hitung yang hanya mencangkup satu klasifikasi atau satu variabel independen. Ada tiga asumsi dasar yang harus diperhatikan dalam pengerjaan statistik analisis varians, yaitu sebagai berikut:

a. Subyek yang menjadi anggota kelompok -kelompok sampel harus ditentukan secara random. Dalam penelitian ini peneliti memilih Desa Cucukan, Kebondalem Kidul, Kotesan dan Pereng, karena desa tersebut adalah sentra peternakan itik sistem gembala dan intensif y ang berada di Kecamatan Prambanan tahun 2010 per semester (6 bulan)..

b. Skor-skor hasil pengukuran memiliki distribusi normal. Untuk menentukan kenormalan sustu distribusi, maka dilakukan uji normalitas dengan menggunakan teknik Chi Kuadrat.

Rumusnya:

Keterangan;

O1 = Frekuensi observasi peternak itik sistem Gembala

(O1–E2) - (O2–E2)

X² = ∑ +

(46)

E1 =Frekuensi harapan peternak itik sistem Gembala

p2 = Frekuensi observasi peternak itik sistem intensif

P2 = Frekuensi harapan peternak itik sistem intensif

n = Jumlah keseluruhan peternak Hipotesis:

Ho = Tidak ada perbedaan pendapatan kotor antara peternak itik sistem Gembala dan sistem intensif.

Ha = Ada perbedaan pendapatan kotor peternak itik sistem Gembala dan sistem intensif.

Taraf signifikasi = 5% Kriteria penerimaan :

Ho diterima jika X² hitung ≤X² table Ho ditolak jika X² hitung > X² table.

c. Varians populasi (S²) tiap kelompok bersifat homogen atau tidak berbeda secara signifikan. Untuk menguji homogenitas varians, diperlukan uji statistik (test of variance) pada distribusi skor kelompok -kelompok yang bersangkutan. Rumus F yang dipergunakan untuk maksud itu adalah sebagai berikut:

S² b F² =

(47)

Terlebih dahulu kita mencari S² dikelompokan berdasarkan jenis sistem yang digunakan oleh peternak itik, dengan rumus:

X1= Biaya yan dikeluarkan

N1= Jumlah Peternak

3. Untuk menjawab rumusan masalah ketiga tentang perbedaan laba pada peternak itik dengan sistem gembala dan sistem intensif yaitu dengan menggunakan menggunakan analisis uji Analisis Varians karena sampel lebih dari 30. Analis of Variance. Dalam penelitian ini digunakan Uji Analisis Varians satu jalan atau One -Way Analysis of Variance. Analisis Varians satu jalan dipergunakan untuk menguji signifikasi perbedaan rata -rata hitung yang hanya mencangkup satu klasifikasi atau satu variabel independen. Ada tiga asumsi dasar yang harus diperhatikan dalam pengerjaan statistik analisis varians, yaitu sebagai berikut :

a. Subyek yang menjadi anggota kelompok -kelompok sampel harus ditentukan secara random. Dalam penelitian ini pen eliti memilih Desa Cucukan, Kebondalem Kidul, Kotesan dan Pereng, karena desa tersebut adalah sentra peternakan itik sistem gembala dan intensif yang berada di Kecamatan Prambanan tahun 2010 per semester (6 bulan)..

∑X ∑X2

-N S² =

(48)

b. Skor-skor hasil pengukuran memiliki distribusi normal. Untuk menentukan kenormalan sustu distribusi, maka dilakukan uji normalitas dengan menggunakan teknik Chi Kuadrat.

Rumusnya:

Keterangan;

O1 = Frekuensi observasi peternak itik sistem Gembala

E1 =Frekuensi harapan peternak itik sistem Gembala

p2 = Frekuensi observasi peternak itik sistem intensif

P2 = Frekuensi harapan peternak itik sistem intensif

n = Jumlah keseluruhan peternak Hipotesis:

Ho = Tidak ada perbedaan pendapatan kotor antara peternak itik sistem Gembala dan sistem intensif.

Ha = Ada perbedaan pendapatan kotor peternak itik sistem Gembala dan sistem intensif.

Taraf signifikasi = 5% (O1–E2) - (O2–E2)

X² = ∑ +

(49)

Kriteria penerimaan :

Ho diterima jika X² hitung ≤X² table Ho ditolak jika X² hitung > X² table.

c. Varians populasi (S²) tiap kelompok bersifat homogen atau tidak berbeda secara signifikan. Untuk menguji homogenitas varians, diperlukan uji statistik (test of variance) pada distribusi skor kelompok-kelompok yang bersangkutan. Rumus F yang dipergunakan untuk maksud itu adalah sebagai berikut:

Terlebih dahulu kita mencari S² dikelompokan berdasarkan jenis sistem yang digunakan oleh peternak itik, dengan rumus:

X1= Laba peternak

N1= Jumlah Peternak

S² b F² =

S² k

∑X ∑X2

-N S² =

(50)

BAB IV

GAMBARAN UMUM

A. GAMBARAN UMUM KECAMATAN PRAMBANAN 1. Letak, Luas dan Batas

Daerah penelitian adalah di Kecamatan Prambanan Kabupaten Klaten. Berdasarkan interpretasi Peta Topografi Lembar Klaten no. 49/XLI-B dan Lembar Klaten no. 49/XLI -A skala 1 : 50.000, daerah penelitian terletak antara 110 /30’ BT dan 110/45’ BT, serta 7/30’ LS dan 7/45’ LS. Secara administrasi daerah penelitian berbatasan dengan:

- Sebelah Utara : berbatasan dengan Kecamatan Manisrenggo - Sebelah Selatan : berbatasan dengan Propinsi DIY

-Sebelah Timur : berbatasan dengan Kecamatan Jogonalan dan Gantiwarno

- Sebelah Barat : berbatasan dengan Propinsi DIY

Luas daerah penelitian adalah 24,43 km ² (Monografi Kecamatan Prambanan Kabupaten Klaten Tahu n 2010).

(51)

2. Luas Wilayah Luas wil adalah 3006.3 Ha fasilitas umum, t

Sum P

wilayah dari Kecamatan Prambanan secara ke 3006.3 Ha, yang terdiri dari tanah sawah, tanah kavli

, tanah fasilitas sosial dan lain -lain. Sumber : arsip Kecamatan Prambanan

Gambar IV.1

Peta Kecamatan Prambanan

(52)

Tabel IV.1

Luas Tanah Kecamatan Prambanan Menurut Penggunaanya Tahun 2010 Jenis Wilayah Luas (Ha) Tanah Keperluan Fasilitas Umum

Lapangan olahraga

Tanah di Kecamatan Prambanan sebagian besar digunakan untuk pesawahan, karena penduduknya tidak terlalu banyak, dan banyak pesawahan. Di Kecamatan Prambanan ini sawah luasnya 6525 Ha, ini membuktikan bahwa banyak wilayah di Prambanan yang berupa persawahan.

3. Iklim

(53)

hujan bulanan di daerah Data dari Dinas Pertanian Kabupaten Klaten tahun 1998 – 2009 diketahui bahwa rata-rata curah hujan bulanan tahun 1998 – 2009 yang paling rendah terjadi pada bulan September sebesar 24,21 mm, sedang rata -rata curah hujan tertinggi terjadi pada bulan Februari sebesar 363,1 mm .

4. Keadaan Sosial Ekonomi

Penduduk merupakan faktor utama dalam kehidupan. Oleh karena itu tidak boleh mengesampingkan kelompok manusia yang mendiami suatu daerah tersebut. Untuk itu penulis akan mengemukakan ilustrasi yang berhubungan dengan kepadatan penduduk dan Mata pencaharian penduduk.

a. Komposisi dan kepadatan penduduk

(54)

Tabel IV.2

Komposisi dan Kepadatan P enduduk Kecamatan Prambanan Tahun 2010 Golongan Umur Jumlah

0-6 th 4556

7-12 th 5605

13-18 th 3152

19-24 th 3968

25-55 th 23824

56-79 th 6374

80 th 2192

Jumlah 49671

Dalam data ini jumlah penduduk di Kecamatan Prambanan tahun 2010 adalah496 71. Pada umur produktif 19 -24 th 3968, umur 25-55 jumlahnya 23824. Jadi sebagian besar penduduk di dalam usia produktif.

b. Mata pencaharian penduduk

(55)

Tabel IV.3

Jenis Pekerjaan Penduduk Kecamatan Prambanan Tahun 2010 Jenis Pekerjaan Jumlah

Petani 15977

Buruh tani 6569

Pengusaha sedang-besar 65

Pegawai Negeri 247

Pengrajin 681

Buruh 7045

Pedagang 2125

Pengangkutan 61

ABRI 215

Pensiunan 351

Peternak 14006

Dalam data monografi Kecamatan Prambanan ternyata yang menjadi peternak adalah 14.006. Dilihat dar i data tersebut menunjukan bahwa peternakan di kecamatan ini sangat dijadikan pekerjaan yang banyak digeluti. Usaha peternakan ini terdiri dari peternak ayam, sapi, kambing dan itik.

B. GAMBARAN DESA CUCUKAN

1. Letak dan Keadaan Geografis a. Batas Wilayah desa Cucukan

Desa Cucukan adalah Desa yang mempunyai batas : Utara : Desa Sanggrahan

(56)

b. Ukuran Jarak Kedudukan tempat

1) Jarak kantor kepala desa ke kantor kecamatan adalah ± 5 km, ± 10 menit.

2) Jarak kantor kepala desa ke kantor Kabupaten adalah ± 15 km, ± 30 menit.

c. Luas Wilayah

Luas wilayah dari desa Cucukan secara keseluruhan adalah 307.3180 Ha, yang terdiri dari Sawah irigasi teknis, sawah irigasi ½ teknis, tanah pekarangan, tanah kas desa, tanah lapangan, perkantoran pemerintahan dan prasarana umum.

Tabel IV.4

Luas Tanah Desa Cucukan Menurut Penggunaanya Tahun 2010 Jenis wilayah Luas (Ha)

Sawah irigasi teknis 151.4130

Sawah irigasi ½ teknis 113.9185

Tanah pekarangan 33.1225

Tanah Kas Desa 4.4920

Tanah Lapangan 1.2075

Perkantoran Pemerintahan 0.9505

Prasarana Umum 2.2140

(57)

d. Keadaan iklim dan tanah

Iklim yang ada di desa ini ada 2 iklim Panas dan Hujan. Jumlah Bulan hujan adalah 6 Bulan, begitu pula dengan iklim panasnya. Suhu Rata-rata/hari adalah 24 s/d 32ºC.

2. Keadaan Sosial Ekonomi

Penduduk merupakan faktor utama dalam kehidupan. Oleh karena itu tidak boleh mengesampingkan kelompok manusia yang mendiami suatu daerah tersebut. Untuk itu penulis akan mengemukakan ilustrasi yang berhubungan dengan kepadatan penduduk dan Mata pencaharian penduduk.

a. Komposisi dan kepadatan penduduk

(58)

Tabel IV.5

Komposisi dan Kepadatan Penduduk Desa Cucukan Tahun 2010 Golongan Umur Jumlah

< 1th 43

1-4 th 181

5-6 th 97

7-12 th 570

13-15 th 127

16-18 th 137

19-25 th 240

26-35 th 224

36-45 th 147

46-50 th 288

51-59 th 258

>59 th 192

Jumlah 2504

Dalam data ini jumlah penduduk di Desa Cucukan tahun 2010 adalah 2504. Pada u mur produktif 19-25 th 240, umur 26-35 jumlahnya 224. Jadi sebagian besar penduduk di desa cucukan dalam usia produktif.

b. Mata pencaharian penduduk

(59)

Tabel IV.6

Jenis Pekerjaan Penduduk Desa Cucukan Tahun 2010 Jenis Pekerjaan Jumlah

Petani 441

Buruh tani 582

Swasta 20

Pegawai Negeri 91

Pengrajin 3

Pedagang 9

Peternak 21

Dokter 4

Dalam data monografi Desa Cucukan ternyata yang menjadi peternak adalah 21 orang. Dari data tersebut yang menjadi peternak itik berjumlah 19 orang yang terdiri dari peternak sistem gembala 15 orang dan sistem intensif sejumlah 4 orang.

c. Peternak itik

Di desa ini tidak ada perkumpulan petenak itik. Peternak itik yang ada di desa ini bergabung dengan peternak itik di Desa Kotesan yang bernama “Ngudi Urip”.

C. GAMBARAN DESA KOTESAN

1. Letak dan Keadaan Geografis a. Batas Wilayah Desa Kotesan

Desa Kotesan adalah Desa yang mempunyai batas : Utara : Desa Sanggrahan

(60)

Barat : Desa Taji, Kebondalem Kidul, Pereng Timur : Desa Cucukan

b. Ukuran Jarak Kedudukan tempat

1) Jarak kantor kepala desa ke kantor kecamatan adalah ± 2 km, ± 5 menit.

2) Jarak kantor kepala desa ke kantor Kabupaten adalah ± 12 km, ± 30 menit.

c. Luas Wilayah

Luas wilayah dari Desa Kotesan secara keseluruhan adalah 111.3889

Ha, yang terdiri dari Sawah irigasi teknis, sawah kering, tanah pekarangan, dan tanah kas desa.

Tabel IV.7

Luas Tanah Menurut Penggunaanya Tahun 2010 Desa Kotesan Jenis wilayah Luas(Ha)

Sawah irigasi teknis 151.4130 Sawah irigasi ½ teknis 113.9185

Tanah pekarangan 33.1225

Tanah Kas Desa 4.4920

Tanah Lapangan 1.2075

Perkantoran Pemerintahan 0.9505

Prasarana Umum 2.2140

Sawah irigasi teknis 72.4170

Sawah Kering 0.1040

Tanah pekarangan 33.1225

(61)

Tanah di Desa Kotesan sebagian bes ar digunakan untuk pesawahan, karena penduduknya tidak terlalu banyak. Dan banyak pesawahan di desa ini. Di desa Kotesan ini sawah tadah hujan luasnya 72.4170 Ha, ini membuktikan bahwa banyak sawah di Desa ini yang membutuhkan air.

d. Keadaan iklim dan tanah

Iklim yang ada di desa ini ada 2 iklim Panas dan Hujan. Jumlah Bulan hujan adalah 6 Bulan, begitu pula dengan iklim panasnya. Suhu Rata-rata/hari adalah 24 s/d 32ºC.

2. Keadaan Sosial Ekonomi

Penduduk merupakan faktor utama dalam ke hidupan. Oleh karena itu tidak boleh mengesampingkan kelompok manusia yang mendiami suatu daerah tersebut. Untuk itu penulis akan mengemukakan ilustrasi yang berhubungan dengan kepadatan penduduk dan Mata pencaharian penduduk.

a. Komposisi dan kepadatan penduduk

(62)

Tabel IV.8

Komposisi dan Kepadatan Penduduk Desa Kotesan Tahun 2010 Golongan Umur Jumlah

0-3th 104

4-6 th 76

7-12 th 185

13-15 th 165

16-18 th 642

19 th keatas 748

Jumlah 1920

Dalam data ini jumlah penduduk di desa Kotesan tahun 2010 adalah 1920. Pada umur belum produktif 18 th kebawah lebih besar dari orang yang berumur produktif. Jadi sebagian besar penduduk di desa Kotesan dalam usia belum produktif.

b. Peternak itik

Di desa ini ada perkumpulan petenak itik. Peternak itik yang ada di desa ini bergabung dengan peternak itik di desa Cucukan yang bernama “Ngudi Urip”. Jumlah peternak di perkumpulan ini adalah 53

(63)

pinjamannya adalah 2% per bulan. Ketua dari perkumpulan ini adalah Bapak Prawiro.

D. GAMBARAN DESA PERENG

Letak dan Keadaan Geografis a. Batas Wilayah

Desa Pereng adalah Desa yang mempunyai batas : Utara : Desa Kebondalem Kidul

Selatan : D. I. Yogyakarta Barat : D. I. Yogyakarta Timur : Desa Kotesan

b. Ukuran Jarak Kedudukan tempat

1) Jarak kantor kepala desa ke kantor kecamatan adalah ± 1,5 km, ± 5 menit.

2) Jarak kantor kepala desa ke kantor Kabupaten adalah ± 16 km, ± 40 menit.

c. Keadaan iklim dan tanah

Iklim yang ada di desa ini ada 2 iklim Panas dan Huj an. Jumlah Bulan hujan adalah 6 Bulan, begitu pula dengan iklim panasnya. Suhu Rata-rata/hari adalah 24 s/d 32ºC.

(64)

Di desa ini ada perkumpulan petenak itik. Peternak itik yang ada di desa ini bernama “Ngudi Barokah”. Jumlah peternak ada 11 orang. Di desa tidak ada bantuan dari pemerintah setempat. Mereka mengumpulkan modal secara swadaya. Namun pemerintah setempat akan mencoba mencarikan pinjaman dana, karena perkumpulan ini dinilai baik dan menguntungkan bagi masyar akat. Perkumpulan ini mengadakan pertemuan rutin setiap malam Jumat pahing. Setiap anggota yang ingin bergabung harus memenuhi syarat sebagai berikut: 1) Simpanan wajib Rp 5.000, dan simpan Pokok Rp 5.000,

-2) Memiliki bebek minimal 25 Ekor.

Sekarang perkumpulan itu berkembang dan meminjamkan modal untuk membantu masyarakat yang mengikuti perkumpulan, namun kekurangan modal. Jasa pinjamannya hanya 2% dan batas waktu peminjaman adalah 3 bulan. Perkumpulan ini sering mengadakan studi banding/anjangsana den gan kelompok peternak itik dari wilayah lain, cntohnya kotesan bahkan di Desa Trucuk Klaten. Ketua dari perkumpulan ini adalah bapak Is Budi Hartono.

E. GAMBARAN DESA KEBONDALEM KIDUL

Letak dan Keadaan Geografis a. Batas Wilayah

(65)

Selatan : D. I. Yogyakarta Barat : D. I. Yogyakarta Timur : Desa Kotesan, Taji b. Ukuran Jarak Kedudukan tempat

1) Jarak kantor kepala desa ke kantor kecamatan adalah ± 0,25 km, ± 3 menit.

2) Jarak kantor kepala desa ke kantor Kabupaten adalah ± 16 km, ± 40 menit.

c. Keadaan iklim dan tanah

Iklim yang ada di desa ini ada 2 iklim Panas dan Hujan. Jumlah Bulan hujan adalah 6 Bulan, begitu pula dengan iklim panasnya. Suhu Rata-rata/hari adalah 24 s/d 32ºC.

d. Peternak itik

Di desa ini ada perkumpulan petenak itik. Peternak itik yang ada di desa ini bernama “Ngudi Berkat”. Jumlah peternak ada 12

orang. Di desa tidak ada bantuan dari pemerintah setempat. Mereka mengumpulkan modal secara swadaya. Perkumpulan ini mengadakan pertemuan rutin setiap tanggal 3.

(66)

ini sering mengadakan studi banding/anjangsana dengan kelompok peternak itik dari wilayah lain, cntohnya Kotesan, Pereng. Ketua dari perkumpulan ini adalah bapak Suripto.

F. DATA PETERNAK ITIK

Penulis meneliti peternak itik yang berada di 4 Desa, yaitu di Cucukan, Kotesan, Pereng dan Kebondalem Kidul. Peternak yang diteliti adalah peternak yang memiliki itik yang berjumlah 50 ekor keatas, karena yang diteliti hanya 50 ekor saja. Data peternak ya ng diteliti dapat dilihat di tabel data peternak itik gembala maupun intensif. Dalalam tabel tersebut jumlah peternak itik gembala adalah 45 dan peternak itik intensif adalah 16.

Tabel IV.10

Data Peternak Itik Gembala

NO NAMA ALAMAT UMUR JENIS

KELAMIN

JUMLAH ITIK

1 Prawiro Cucukan 57 Th Laki-laki 150

2 Triyono Cucukan 34 Th Laki-laki 54

3 Sugiri Cucukan 43 Th Laki-laki 51

4 Kinulyo Cucukan 45 Th Laki-laki 50

5 Dani Salman Cucukan 40 th Laki-laki 53

6 Widodo Cucukan 51 th Laki-laki 65

7 Maaryanto Cucukan 54 th Laki-laki 67

8 Praji Wiyono Cucukan 61 th Laki-laki 71

9 Matang Cucukan 51 th Laki-laki 52

10 Cahyono Cucukan 28 th Laki-laki 76

11 Djoko Triyana Cucukan 55 th Laki-laki 79

12 Purwo Cucukan 64 th Laki-laki 81

13 Lestari Cucukan 44 th Perempuan 69

14 Suprayit Cucukan 51 th Laki-laki 75

15 Budi Ranto Cucukan 48 th Laki-laki 65

16 Joko Untung Kotesan 53 th Laki-laki 65

17 Widodo Kotesan 54 th Laki-laki 71

18 Prayitno Kotesan 53 th Laki-laki 75

19 Nyantuk Kotesan 43 th Laki-laki 76

(67)

NO NAMA ALAMAT UMUR JENIS KELAMIN

JUMLAH ITIK

21 Suwoto Kotesan 50 th Laki-laki 64

22 Dodo Kismanto Kotesan 53 th Laki-laki 68

23 Haryono Kotesan 51 th Laki-laki 81

24 Sadono Kotesan 43 th Laki-laki 84

25 Sumadi Kotesan 51 th Laki-laki 75

26 Birjo Kotesan 63 th Laki-laki 65

27 Slamet Kotesan 43 th Laki-laki 65

28 Tamtomo Kotesan 53 th Laki-laki 74

29 Sisuti Kotesan 34 th Perempuan 73

30 Darmo Surip Kotesan 50 th Laki-laki 76

31 Suripto Kebondalem Kidul 43 th Laki-laki 100

32 Krismadi Kebondalem Kidul 65 th Laki-laki 120

33 Sutrisno Kebondalem Kidul 54 th Laki-laki 65

34 Imam Sayekti Kebondalem Kidul 53 th Laki-laki 74

35 Iswardi Kebondalem Kidul 43 th Laki-laki 54

36 Sriyadi Kebondalem Kidul 51 th Laki-laki 61

38 Is Budi Hartono Pereng 43 th Laki-laki 52

39 Sukijo Pereng 53 th Laki-laki 50

40 Sudarno Pereng 32 th Laki-laki 50

41 Mulyono Pereng 37 th Laki-laki 54

42 Samijo Pereng 54 th Laki-laki 50

43 Riyantto Pereng 42 th Laki-laki 50

44 Tatang Sumanto Pereng 42 th Laki-laki 50

45 Jumari Pereng 32 th Laki-laki 70

Tabel IV.11

Data Peternak Itik Intensif

NO NAMA ALAMAT UMUR JENIS

KELAMIN

JUMLAH ITIK

1 Suroso Pereng 57 Th Laki-laki 370

2 Lagio Pereng 54 Th Laki-laki 60

3 Sumardiyono Pereng 45 Th Laki-laki 70

4 Sukamto Kebondalem

6 Saliman Kotesan 50 Th Perempuan 172

7 Sri Maryati Kotesan 49 Th Perempuan 184

8 Genduk Rahayu Kotesan 34 Th Perempuan 165

9 Sumarno Kotesan 41 Th Laki-laki 174

(68)

NO NAMA ALAMAT UMUR JENIS KELAMIN

JUMLAH ITIK

11 Samadi Kotesan 57 Th Laki-laki 153

12 Rahmanto Cucukan 54 Th Laki-laki 161

13 Sajio Cucukan 33 Th Laki-laki 157

14 Surawan Cucukan 58 Th Laki-laki 111

15 Ignasius Tardi Cucukan 49 Th Laki-laki 175

(69)

BAB V

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. ANALISIS DATA

1. Pendapatan Kotor Peternak Itik Gembala dan Peternak Itik Intensif Untuk menjawab rumusan masalah yang pertama tentang perbedaan pendapatan kotor antara peternak itik sistem gembala diperoleh melalui rumus seperti disebutkan di bab sebelumnya, yaitu dengan menggunakan uji One-Way Anova (Analis Of Variance). Peternak itik dengan sistem gembala yang dijadikan sampel berjumlah 42 (N=42) dan sampel peternak itik Intensif sejumlah 16 peternak (N=16). Jadi jumlah sampel seluruh peternak berjumlah 60 peternak (N=60). Pendapatan kotor petani dihitung per 50 ekor per semesternya (6 bulan).

Berdasarkan data pendapatan kotor responden peternak itik sistem gembala dan Intensif. Maka secara deskriptif dapat dilihat pada tabel bahwa, ada perbedaan rata -rata antara peternak itik sistem gembala sebesar Rp 5.053.418,18 dan rata -rata pendapatan kotor peternak itik sistem intensif sebesar Rp 7.809.750,00. Pendapatan kotor peternak dinyatakan dalam satuan rupiah, maka rata -rata pendapatan kotor peternak sistem gembala Rp 5.053.418,18 per 50 ekor per semester (6 Bulan) dan rata-rata pendapatan kotor peternak itik sistem intensif sebesar Rp 7.809.750,00 per 50 ekor per (6 bulan).

(70)

Tabel V.1

Deskriptif Pendapatn Kotor Seluruh Sampel Dalam Rupiah Peternak Jumlah Rata-Rata St. Dev Gembala yang kemudian dibandingkan dengan F tabel. Dapat dilihat dalam tabel V.2.

Tabel V.2

Hasil Uji F Pendapatan Kotor Hasil Uji F 2. Ha diterima: F hitung > F tabel 3. (df= 60 dan Sig 5%)

Ho ditolak, jadi ada perbedaan signifikan

Hasil uji F menunjukan bahwa nilai pendapatan kotor peternak itik intensif dan peternak itik gembala lebih besar nilai dari F tabel 2,9, jadi ada perbedaan yang signifikan. Dimana dalam penelitian ini diajukan hipotesis sebagai berikut:

Ho = Tidak ada perbedaan pendapatan kotor antara peternak itik sistem Gembala dan sistem intensif.

Gambar

Tabel V.2Hasil Uji F Pendapatan Kotor…………………………………………
Gambar II.1Kandang Itik yang Baik………………………………10
Tabel II.1Perbandingan Sistem Pemeliharaan Itik
Gambar I1.1Kandang Itik yang Baik
+7

Referensi

Dokumen terkait

Peraturan keselamatan, kesihatan, dan alam sekitar yang khusus untuk produk yang berkenaan. Bahan Aktif Produk Racun Perosak (Akta Racun Perosak 1974, Jadual Pertama, seperti

75 tahun 2014, pada lampiran romawi V tentang Standar Ketenagaan Puskesmas disebutkan bahwa kondisi minimal yang diharapkan agar kegiatan Puskesmas dapat diselenggarakan dengan

membuat dua fase tidak dapat bercampur. Oleh karena itu, diperlukan emulsifier itu, diperlukan emulsifier untuk menstabilkan emulsi yang akan terbentuk. Cara emulsifier

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji sejauh mana Indigofera segar dapat digunakan sebagai bahan pakan suplemen dan pengaruhnya terhadap produksi serta kualitas

Data yang dimasukkan sesuai dengan format laporan awal maupun perkembangan dari BPBD DIY, meliputi: jenis bencana, lokasi bencana, penyebab bencana, jumlah korban,

Sehubungan dengan hasil evaluasi kualifikasi Kelompok Kerja Pekerjaan Konstruksi Lemari Besi Buku Nikah Unit Layanan Pengadaan Kantor Wilayah Kementerian Agama

Edisi khusus, Mei 2005 2 Penelitian Kualitatif Dalam Pendidikan Jasmani 2005 Vidya Karya, Tahun XXIII, Oktober 2005 3 Modifikasi Permainan Softball di Sekolah Dasar 2005 JPJI,

Manajemen merupakan ilmu atau seni dalam merencanakan, mengorganisasikan, mengaktualisasi dan mengontrol jalannya perusahaan dalam mencapai tujuan. Manajemen memiliki