ANALISIS KOMPARASI USAHA TERNAK ITIK DENGAN SISTEM
GEMBALA DAN SISTEM INTENSIF DI KECAMATAN PRAMBANAN
KLATEN
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Ekonomi
Oleh: Monika Kristin NIM : 061324008
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
Seperti Pelangi Sehabis Hujan, itulah janji setiamu Tuhan…
Dibalik dukaku, aku menanti , harta yang tak ternilai dan abadi…
Kupersembahkan Karyaku dengan penuh Kasih kepada:
Jesus Chirst pemberi pelangi dan cahaya dikala gelap.
Bapak dan Ibu ku yang terba ik di dunia Yoseph Labre Djoko
Triyanto dan Chatarina Sri Sulasni
Kakakku, Nicolaus Toddy Christianto dan Adekku Antonius Koko
Kristanto terimakasih atas doa dan dukungannya
Simbah Mangun Karno yang sudah berada di Ruhan Tuhan, serta
Simbah Mangun Diatmo yang selalu memberi kasih sayang
kepadaku.
Almamaterku Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
PERSEMBAHAN
Seperti Pelangi Sehabis Hujan, itulah janji setiamu Tuhan…
Dibalik dukaku, aku menanti , harta yang tak ternilai dan abadi…
Kupersembahkan Karyaku dengan penuh Kasih kepada:
Jesus Chirst pemberi pelangi dan cahaya dikala gelap.
Bapak dan Ibu ku yang terba ik di dunia Yoseph Labre Djoko
Triyanto dan Chatarina Sri Sulasni
Kakakku, Nicolaus Toddy Christianto dan Adekku Antonius Koko
Kristanto terimakasih atas doa dan dukungannya
Simbah Mangun Karno yang sudah berada di Ruhan Tuhan, serta
Simbah Mangun Diatmo yang selalu memberi kasih sayang
kepadaku.
Almamaterku Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
iv
Seperti Pelangi Sehabis Hujan, itulah janji setiamu Tuhan…
Dibalik dukaku, aku menanti , harta yang tak ternilai dan abadi…
Kupersembahkan Karyaku dengan penuh Kasih kepada:
Jesus Chirst pemberi pelangi dan cahaya dikala gelap.
Bapak dan Ibu ku yang terba ik di dunia Yoseph Labre Djoko
Triyanto dan Chatarina Sri Sulasni
Kakakku, Nicolaus Toddy Christianto dan Adekku Antonius Koko
Kristanto terimakasih atas doa dan dukungannya
Simbah Mangun Karno yang sudah berada di Ruhan Tuhan, serta
Simbah Mangun Diatmo yang selalu memberi kasih sayang
kepadaku.
Aku ini hamba Tuhan terjadilah padaku menurut Perkatanmu.
(Bunda Maria)
Lakukan apa yang kamu bisa, dengan apa yang kamu punya
dimanapun kamu berada. (Theodore Sovelt)
Kita yang mengendalikan Keadaan bukan keadaan yang
mengendalikan kita. (Agustinus Nugroho Setiawan)
Jangan Kamu menyerah pada tantangan Kehidupan tapi
hadapilah tantangan itu, dan buktikan pada dunia kamu pasti
Bisa. (Yusanta Avi Ariya ni)
Ciptakanlah Pelangi untuk orang yang sedang menanti
Kedatangan Pelangi, dan jangan kau ciptakan hujan badai
diatas Pelangi orang.(Monika Kristin)
MOTTO
Aku ini hamba Tuhan terjadilah padaku menurut Perkatanmu.
(Bunda Maria)
Lakukan apa yang kamu bisa, dengan apa yang kamu punya
dimanapun kamu berada. (Theodore Sovelt)
Kita yang mengendalikan Keadaan bukan keadaan yang
mengendalikan kita. (Agustinus Nugroho Setiawan)
Jangan Kamu menyerah pada tantangan Kehidupan tapi
hadapilah tantangan itu, dan buktikan pada dunia kamu pasti
Bisa. (Yusanta Avi Ariya ni)
Ciptakanlah Pelangi untuk orang yang sedang menanti
Kedatangan Pelangi, dan jangan kau ciptakan hujan badai
diatas Pelangi orang.(Monika Kristin)
v
Aku ini hamba Tuhan terjadilah padaku menurut Perkatanmu.
(Bunda Maria)
Lakukan apa yang kamu bisa, dengan apa yang kamu punya
dimanapun kamu berada. (Theodore Sovelt)
Kita yang mengendalikan Keadaan bukan keadaan yang
mengendalikan kita. (Agustinus Nugroho Setiawan)
Jangan Kamu menyerah pada tantangan Kehidupan tapi
hadapilah tantangan itu, dan buktikan pada dunia kamu pasti
Bisa. (Yusanta Avi Ariya ni)
Ciptakanlah Pelangi untuk orang yang sedang menanti
Kedatangan Pelangi, dan jangan kau ciptakan hujan badai
PE
Saya menyatakan dengan
memuat karya atau bagia
kutipan dan daftar pustak
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
gan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini
gian karya orang lain, kecuali yang telah disebutka
taka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 04
Penul
Monika
vi
ini tidak
kan dalam
, 04 Maret 2011
Penulis
LEM
PUBLIKASI KARYA I
Yang bertanda tangan di
Nama
beserta perangkat yang
kepada Perpustakaan
mengalihkan dalam bent
mendistribusikan secara
lain untuk kepentingan
memberikan royalti kepa
penulis..
Demikian pernyataan ini
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal : 04 Maret
Monika Kristin
MBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
ARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADE
n di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata D
: Monika Kristin
iswa
: 061324008
n ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpus
Dharma karya ilmiah saya yang ber judul:
PARASI USAHA TERNAK ITIK DENGAN S
A DAN SISTEMINTENSIF DI KECAMATAN PRAM
KLATEN
g diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya
n Universitas Sanata Dharma hak untuk
bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pan
ra terbatas, dan mempublikasikannya di Interne
an akademis tanpa perlu meminta ijin diri s
kepada saya selama tetap mencantu mkan nama
n ini yang saya buat dengan sebenarnya.
ABSTRAK
ANALISIS KOMPARASI USAHA TERNAK ITIK DENGAN SISTEM
GEMBALA DAN SISTEMINTENSIF DI KECAMATAN PRAMBANAN
KLATEN
Monika Kristin
Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta
2011
Penelitian ini bertujuan untuk : (1)untuk mengetahui perdedaan pendapatan
kotor peternak itik sistem gembala dan sistem intensif di Kecamatan
Prambanan,(2)untuk mengetahui perbedaan biaya peternak itik sistem gembala dan
sistem intensif,(3)untuk mengetahui perbedaan laba peternak itik gembala dan
peternak itik intensif.
Sampel dalam penelitian ini adalah para peternak itik yang memakai sistem
Gembala dan sistem Intensif yang memiliki itik minimal sejumlah 50 ekor di
Kecamatan Prambanan. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan metode
Sampling Jenuh. Sampel peternakitik gembala berjumlah 44 peternak itik (diambil
100%), sedangkan sampel peternak itik intensif berjumlah 16 (diambil 100%).
Teknikpengumpulan data de ngan wawancara dan doku mentasi. Teknik yang
digunakan untuk menganalisis data yait u dengan uji one way anova.
Hasil penelitian menunjukan bahwa: (1) pendapatan kotor peternak itik
intensif lebih besar dari pada peternak itik gembala, (2) biaya peternak itik intensif
lebih besar dari pada peternak itik gembala, dan (3) laba peternak itik gembala lebih
besar dari pada peternak itik intensif.
ABSTRACT
THE ANALYSIS OF COMPARISON OF DUCK HUSBA NDRY USING
HERDING SYSTEM AND INTENSIVE SYSTEM IN THE SUB DISTRICT OF
PRAMBANAN, KLATEN
Monika Kristin
Sanata Dharma University
Yogyakarta
2011
This research’s aims were to know (1) the different inc
ome; (2) the different
budget; (3) the different profit between duck breeders who apply herding system and
who apply intensive system in the sub district of Prambanan, Klaten.
The samples of this research were the duck breeders who apply herding sytem
and intensive system and who owned at least 50 ducks in the sub district of
Prambanan, Klaten. The samples taken By using saturation sampling method. There
were 44 samples of duck breeders who apply herding system (100% taken as
samples), meanwhile there we re 16 samples of duck breeders who apply intensive
system (100% taken as samples). The data collection was obtained through interviews
and documentations. The technique apply to analyze the data was One Way Anova
Test.
The result of this research shows th at: (1) the income of duck breeders who
apply intensive system is higher than those who apply herding system; (2) the budget
of duck breeders who apply intensive system is higher than those who apply herding
system; and (3) the profit of duck breeders who apply intensive system is higher than
those who apply herding system.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan yang Mahakasih atas segala kuasa -Nya sehingga
skripsi ini dapat selesai pada waktunya. Skripsi ini ditulis da n diajukan untuk
memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi
Pendidikan Ekonomi. Penulis menyadari bahwa proses penyusunan skripsi ini
mendapatkan berbagai masukan, kritik dan saran dari berbagai pihak. Untuk itu,
penulis mengucapkan terima kasih yang sedalam -dalamnya kepada:
1. Bapak Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
2. Bapak Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, dan Ketua Program
Studi Pendidikan Ekonomi Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
3. Bapak Indra Darmawan, S.E., M.Si ., selaku Dosen Pembimbing I yang selama
lebih dari 1 tahun meluangkan wakt u membimbing, memberikan masukan, kritik
dan saran dalam penyusunan skripsi ini. Terima kasih Bapak.
4. Bapak Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si., selaku Dosen Pembimbing II yang
membimbing, memberikan masukan, kritik dan saran dalam penyusunan skripsi
ini.
5. Bapak Dr. C. Teguh Dalyono, selaku Dosen Penguji yang telah memberikan
kritik, saran, dan masukan untuk kesempurnaan skripsi ini.
6. Bapak Joko Wicoyo, selaku Dosen Pembimbing
abstrak Inggris
yang
membimbing, memberikan masukan, kritik dan saran dalam penyusunan skripsi
ini.
7. Staf Pengajar Program Studi Pendidikan Ekonomi (Pak Yoni, Ibu Wigati, Ibu
Nia) yang telah memberikan tambahan pengetahuan selama proses per kuliahan.
8. Mbak Christina Kristiani yang selalu melayani dalam segala urusan akademik
maupun non akademik, terimakasih sudah memberiku kepercayaan yang besar
“Maaf ya mbak Monik slalu manja dan merepotkan”
.
9. Seluruh Peternak itik di Kecamatan Prambanan yang telah membantu penulis
dalam melakukan penelitian. Terima kasih atas bantuan dan kerjasamanya.
10. Bapak L. Saptono. S.Pd., M.Si. dan Mbak Natalina Premastuti. B, S.Pd., M.Pd.
Meski dosen beda Prodi selalu menyapa, menyemangati dan memberikan petuah
yang baik untuk saya dalam hal akademik maupun non akademik. Terimakasih
Bapak, Mbak.
11. Bapak, Ibuku yang terbaik di dunia (Y. Djoko Triyanto dan C. Sri Sulasni ), dan
mas dan adik (mas Toddy dan dek Koko di Se minari Merto), Simbah Mangun
Karno dan Simbah Putri Mangun Diatmo yang selalu mengajarkan kasih padaku.
Tanpa dukungan dan doanya tak mampu berjalan sendirian.
12. Pakdhe, Budhe, Om, Bulek (Om Rm. Yudhono Suwondo . Pr, Budhe Sr Yustini,
AK, Bulek Yuli, Om Agus, Keluarga Om Yudi, Keluarga Om Jono, Bulek Padmi,
Keluaga Om Sumar,Keluarga Om Jarot, Keluarga Pakdhe Hartadi, Keluarga
Budhe Tuyat, Keluarga bulek Atun dan Om Gandung) , terima kasih atas
dukungan doa, semangat, serta cintanya yang diberikan
. Special untuk Pakde
Bambang yang sedang Sakit.
13. Mas-mas dan Mbakku tersayang ( Mbak NUKI, Mas Abet, Mas Yanu, Mas Bowo,
Mas Detha, Mas Rian, Mas Puguh, Mbak Kiki, Mbak Ana), Adek -adekku (Ivan,
Tia, Tika, Surya,Diva, Doni, Apong, Hoego, Napoli, Zef a, Tias, Retno, Cozmas)
dan Jessika (saudara, teman dan sahabat) yang slalu menyemangatiku
“lulus
bareng Jez”
.
14. Mas Cornelius Fury, S. Pd., Mas Gede Wijaya Kusuma, , S. Pd., Mas Agustinus
Nugroho Setiawan,S.T, Mbak Alfonsa Ika Andriyani, S. Pd., dan Mbak Yusanta
Avi Ariyani S. Pd., yang selalu menelpon maupun SMS, mengingatkanku agar
cepat lulus
.
15. Angel-angelku Fransiska Ni Putu Rigiana, Irene Retno Anggraeni, dan Umi
Yuliana Etika Sari, terima kasih atas kebersamaan dan kasih sayang kalian.
Persahabatan kita tak lekang oleh waktu.
16. Teman-teman Pendidikan Ekonomi 2006 tercinta
Ditya
“maturnuwun ya mas dit,
kau membuat semuanya menjadi mudah , cepet nusul kita ya
”,
Citra
“ Kamu
Inspirasi dan orang yang mengajarkan pad
aku hal positif”,
Wawan
“Jaga
Magda”,
Magda
“Kita harus menjadi contoh untuk para lelaki”
,
Hana
“
Mbak
Hana tetep semangat, jangan menyerah”
, Bang Bandi
“gek cepet bang, bapakmu
wes menanti”
,
Kus
“gek Ndang gek rabi”
,
Jalu, Aan
“
Terimakasih Slalu
mengingatkan aku”
, Nove, Andi, Heri.
Thanks friend, berkat kalian aku bisa
bertahan sampai sekarang.
17. Keluarga Besar Pingiter (anak-anakku, mas Fr. Yayan, Fr Eko,Fr. Beni, Fr. Fajar,
Detty,Lisa, Ari, Mas Gembong, Rossa, Bram, Leo, Riri , Mami, Mbak
Dina,Gloria, dan Voulunter yang lainnya), terimakasih atas semua.
18. Keluarga Besar PLPG 2010 (Pakhe TP, Simbah Sigit, Mas Gepeng , Djinong,
Niken, Putri, Novi Cantik , Wawannya Siska, Umi, Jalu, Citra, Mas Galuh, agil,
vivin, Daru, Nat-nat,) terimakasih atas segalanya ,
19. Kelompok Koor Sinten Poeroend dan Hoeroegoedhoeg (Mas Nug, Haryo, Sutin,
Mbak Santa, Mbak Aning, Mbak Martha, Mas Deka, Cempluk, Dheta, Desty, ,
Via
“terimakasih ya vi bantuannya”
,
Tasia, Reni, Mas Kun, Mbak Lia, Mas
Kenthot, Mbak Iwit, Mas Alit, Mas Wawan, Mas Gend ro, Mbak Bun, Mas Ming,
Mbak Tari, Ela, Ajoex, Yeni, Little Dito, Litle Rafa, Litle Rafael, dan semua
teman-temanku) terimakasih atas dukungan dan kasih sayangnya. K alian
membuatku mempunyai keluarga baru.
20. Mantan Pengurus Himapadu 2007, Teman -teman Buletin PE, Teman-teman PAK
angkatan 2006(Putri, Beni, Eris, Tio, Johan,Wahyu, Ninin, Retno) , Rekan Panitia
Perkap Insadha 2008(Billy,Henta, Bita, Citul, Komar,Kris) , yang telah membantu
menjadi manusia yang utuh.
21. Mas Bona, Mas Koko
24. Benedictus Heru Pra
hidupku untuk sejenak
25. Semua pihak yang
kepada penulis dalam
Koko
“Terimakasih atas sumbangan Kertas penyekat
ta bisa Lulus bareng”
tan PAK dan PE
Yoshi PAK’07
, Ulak I(Felix), Ul
ta, Nila, Sutrisno, Zhu, Isda, Fani, Agnes dan adi
gat.
Vika, Mas Kucluk, Mas Begeng, Mas Bayu
“Ter
aku kesusahan, dan Kejutan yang indah
”.
Prasetyo dan
Pacar, “
Terimakasih ya her sudah
nak, semoga cepat Lulus dan jangan pernah berubah..”
g telah memberikan motivasi, dorongan, seman
lam menyelesaikan tugas pendidikan ini.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL….
...
i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ...
ii
HALAMAN PENGESAHAN ...
iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ...
iv
MOTTO ...
v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ...
vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKAS I KARYA
KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ...
vii
ABSTRAK ... viii
ABSTRACT
...
ix
KATA PENGANTAR ...
x
DAFTAR ISI ... xiv
DAFTAR TABEL ... xvii
DAFTAR GAMBAR ... xix
DAFTAR LAMPIRAN ...
xx
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ...
1
B. Rumusan Masalah ...
4
C. Batasan Masalah ...
4
D. Tujuan Penelitian ...
5
E. Manfaat Penelitian ...
5
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Sejarah Singkat Peternakan Itik ... 6
B. Sistem Pemeliharaan Itik……… ... 7
C. Kandang dan Jenis-jenisnya ... 8
D. Pengertian Biaya ... 10
E. Pengertian Laba... 12
F. Teori tentang Pendapatan ... 12
G. Hasil Penelitian Terdahulu ... 14
H. Kerangka berfikir………. 14
I. Hipotesis ... 15
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 16
B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 16
C. Subjek dan Objek ... 17
D. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel ... 17
E. Indikator ... 18
F. Teknik Pengumpulan Data ... 19
G. Analisis Data ... 20
BAB IV GAMBARAN UMUM A. Gambaran Umum Kecamatan Prambanan ... 30
B. Gambaran Desa Cucukan ... 35
C. Gambaran Desa Kotesan ... 39
D. Gambaran Desa Pereng ... 43
E. Gambaran desa Kebondalem Kidul ... 44
F. Data Peternak Itik ... 46
BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Analisis Data ... 49
B. Pembahasan ... 58
BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan ... 65
B. Saran ... 66
DAFTAR PUSTAKA ... 67
LAMPIRAN ... 69
Tabel II.1
Perbandingan Sistem Pemeliharaan Itik………
8
Tabel II.2
Biaya Produksi Rata-rata Per Bulan Usaha Ternak Itik dengan sistem
Gembala………
11
Tabel II.3
Biaya Produksi Rata-rata Per Bulan Usaha Ternak Itik dengan sistem
Intensif………
11
Tabel III.1
Biaya Produksi Rata-rata Per 6 Bulan Usaha Ternak Itik dengan
sistem Gembala per 50 Ekor………
23
Tabel III.2
Biaya Produksi Rata-rata Per 6 Bulan Usaha Ternak Itik dengan
sistem Intensif per 50 Ekor………
23
Tabel IV.1
Luas Tanah Kecamatan Prambanan menurut Penggunaannya Tahun
2010………..
32
Tabel IV.2
Komposi dan kepadatan Penduduk Kecamatan Prambanan tahun
2010………
34
Tabel IV.3
Jenis
Pekerjaan
Penduduk
Kecamatan
Prambanan
Tahun
2010……… ………
35
Tabel IV.4
Luas Tanah Desa Cucukan menurut Penggunaannya Tahun
2010………
36
Tabel IV.5
Komposi dan kepadatan Penduduk Desa Cucukan Tahun
2010………
38
Tabel IV.6
Jenis Pekerjaan Penduduk Desa Cucukan tahun 2010………….…….
39
Tabel IV.7
Luas Tanah Desa Kotesan menurut Penggunaannya Tahun 2010…….
40
Tabel IV.8
Komposi dan kepadatan Penduduk Desa Kotesan Tahun 2010………
42
Tabel IV.9
Jenis Pekerjaan Penduduk Desa Kotesan tahun 2010………
43
Tabel IV.10
Data Peternak Itik Gembala………...
47
Tabel IV.11
Data Peternak Itik Intensif……….
48
Tabel V.1
Deskriptif Pendapatan Kotor Seluruh Sampel dalam Rupia
h…………
50
Tabel V.4
Stuktur Rata-
rata Biaya Usaha Ternak Itik Intensif per 50 Ekor……..
53
Tabel V.5
Deskriptif Biaya Seluruh Sampel dalam Rupiah………...
54
Tabel V.6
Hasil Uji F Biaya Usaha………
54
Tabel V.7
Deskriptif Biaya Seluruh Sampel dalam Rupiah………..
56
Tabel V.8
Hasil Uji F Laba……….
57
Gambar II.1
Kandang Itik yang Baik………
10
Gambar IV.1
Peta Kecamatan Prambanan………..
32
LAMPIRAN 1
Kisi-Kisi
Pedoman Wawancara
LAMPIRAN 2
Surat Ijin Sanata Dharma
Surat Ijin Dari Bappeda
LAMPIRAN 3
Data Peternak Itik Gembala Per 6 Bulan
Data Peternak Itik Intensif Per 6 Bulan
Foto itik gembala
Foto itik intensif
LAMPIRAN 4
Analisis Data
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Indonesia memiliki sumber daya yang beraneka ragam, baik yang berupa alam maupun manusia. Jumlah penduduk di Indonesia berjumlah kurang lebih 231 juta jiwa (data BPS). Melihat hal tersebut maka timbul adanya persaingan untuk memenuhi kebutuhan ekonomi mereka. Indonesia sendiri tidak memiliki banyak lapangan pekerjaan bahkan masyarakat banyak yang menganggur. Menurut data BPS yang menganggur pada tahun 2009 mencapai 6,5%.
Masyarakat Indonesia yang berada di daerah pedesaan memilih untuk membuka lapangan pekerjaan mereka sendiri dengan mengupayakan keadaan dan situasi alam disekitarnya. Salah satu dari usaha mereka ad alah peternakan. Peternakan adalah praktek untuk membudidayakan binatang ternak. Suatu hal penting mempunyai ketrampilan untuk peternak ,di beberapa negaranegara berternak merupakan suatu seni tersendiri. Di negara -negara tertentu mempunyai hukum yang tegas mengenai perlakuan terhadap binatang ternak. Sistem peternakan diperkirakan telah ada sejak 9.000 SM yang dimulai dengan domestikasi anjing, kambing, dan domba. Peternakan semakin berkembang pada masa Neolitikum, yaitu masa ketika manusia mulai tinggal menetap dalam sebuah perkampungan. Pada masa ini pula, domba dan kambing yang semula hanya diambil dagingnya mulai
dimanfaatkan susu dan wool-nya. Setelah itu manusia juga memelihara sapi dan kerbau untuk diambil kulit dan susunya serta memanfaatkan tenaganya untuk membajak tanah. Manusi a juga mengembangkan peternakan kuda, babi, unta, dan lain-lain (http://id.wikipedia.org/wiki/Peternakan) .
Peternakan di Indonesia juga mengalami kemajuan yang lumayan pesat. Pada tahun 2007 menurut data di BPS peternakan menyumbang 34,221 trilyun rupiah terhadap PDB. Melihat hal tersebut masyarakat Indonesia tertarik terhadap pekerjaan ini dan mengembangkan usaha tersebut. Peternakan ini memunculkan hasil yang membantu masyarakat untuk mengembangakan perekonomian dalam kehidupan masyarakat.
Peternakaan itik di indonesia adalah salah satu alternatif pekerjaan dalam perkembangan perekonomian selain dari pertanian, seiring dengan perkembangan waktu banyak masyarakat sekarang yang mengenal berbagai macam pengembangan peternakan. Banyak diantarany a yang memilih peternakan ayam, sapi dan itik. Peternakan ini diminati oleh sebagian besar masyarakat karena dirasa mudah dalam menjalankan usaha tersebut.
itik besar manfaatnya, selain telurnya dapat di jual, dangingnya dapat dijual dengan harga yang tinggi.
Melihat adanya peluang tersebut maka warga K ecamaatan Prambanan berinisiatif untuk memelihara dan m engembangkan itik dengan berbagai cara. Diantaranya peternak itik ini memilih peternakan dengan 2 sistem yang berbeda. Diantanya dengan sistem gembala dan dengan sistem intensif. Sistem gembala adalah cara beternak itik dengan memelihara berpindah -pindah tempat. Sedangkan sistem intensif adalah memelihara itik dengan cara dikandangkan atau di pelihara dalam kandang (Rasyaf. 1996). Namun pada dasarnya sistem pemeliharaan itik dibagi menjadi 3, yaitu sistem gembala, sistem semi intensif dan intensif. Namun di kecamatan Prambanan biasa menggunakan sistem pemeliharaan intensif dan sistem gembala. Hal ini menarik perhatian penulis dan penulis ingin membandingkan sistem beternak dengan cara gembala dan intensif, karena di K ecamatan Prambanan banyak peternak itik yang menggunakan 2 sistem tersebut.
pemeliharaan yang berbeda maka kita akan tahu adanya pendapatan kotor yang diterima oleh seorang peternak itik dengan sistem gembala dan sistem intensif. Dengan demikian kita mengetahui laba atau pendapatan bersih dari masing-masing sistem ternak itik yang ada.
Oleh sebab itu penulis mengambil judul ”Analisis Komparasi Usaha Ternak Itik Dengan Sistem Gembala dan Sistem Intensif di Kecamatan Prambanan”.
B. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut munculah rumusan masalah yang akan diteliti oleh penulis:
1. Manakah yang lebih besar antara pendapatan kotor usaha ternak itik Gembala dan pendapatan kotor sistem Intensif ?
2. Manakah yang lebih besar antara bia ya usaha ternak itik usaha ternak itik Gembala dan biaya usaha sistem Intensif ?
3. Manakah yang lebih besar antara laba usaha ternak itik usaha ternak itik Gembala dan laba usaha sistem Intensif?
C. Batasan Masalah
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan diatas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui perbedaan pendapatan kotor peternak itik sistem Gembala dan peternak sistem Intensif .
2. Untuk mengetahui perbedaan biaya peternak itik sistem Gembala dan peternak sistem Intensif .
3. Untuk mengetahui perbedaan laba peternak itik sistem Gembala dan peternak sistem Intensif .
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi Peternak Itik
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam beternak itik yang paling menguntungkan .
2. Bagi Penulis
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Sejarah Singkat Peternakan Itik
Menurut Rasyaf (1996:19) Itik sudah lama dipelihara oleh orang, karena sekitar tahun 1900 sudah banyak ditemukan peternak itik. Dalam catatan sejarah sejak zaman kerajaan, dahulu orang sudah memelihara itik. Bahkan pada zaman kerajaan Maja pahit. Bahkan di selatan pulau Jawa juga sudah ada, dan sebagian masyarakat awalnya hanya menginginkan telurya.
Masuknya agama Hindu dan Budha. Diduga itik berasal dari India dan masuk ke Jawa saat kejayaan Wangsa Syailendra. Selanjutnya itik -itik tersebut berkembang dan melahirkan kelompok -kelompok itik lokal seperti itik tegal, itik mojosari, dan itik magelang. Ketiganya lazim disebut dengan itik Jawa. Jenis itik Jawa bermacam -macam, ada yang disebut itik branjangan, itik lemahan, itik jarakan, itik putihan, itik blorong, itik jalen, itik irengan, it ik jawi, itik bosokan, itik gambiran, dan itik kalung. Berikut ini adalah keistimewaan dari masing-masing itik :
1. Branjangan memiliki bulu coklat muda, dihiasi dengan lurik hitam seperti burung branjangan. Sangat disukai peternak karena kemampuan bertelurnya stabil, rata-rata 200 butir pertahun.
2. Lemahan berbulu cokelat muda sampai abu -abu, lurik cokelat. Bertelur 200 butir pertahun.
3. Jarakan, berbulu merah tua atau cokelat muda, lurik berwarna hitam kecoklatan. Bertelur 200 butir pertahun.
4. Putihan, berbulu putih mulus. Paruh dan kakinya kuning jingga. Bertelur 150 butir pertahun.
Sebelum tahun 1990-an sebenarnya ada embrio peternakan itik di tanah Jawa ini, walaupun catatan sejarah tidak dapat memastikan sejak kapan. Tahun 1920 sudah ditemukan peternakan di Jawa Barat oleh pakar kehewanan Belanda bahkan cara untuk beternak mereka cukup baik (Rasyaf 1992:23).
B. Sistem Pemeliharaan Itik
Menurut Rasyaf (1992:44) dalam pemeliharaan itik ternyata peternak memiliki beberapa cara dan sistem yang mereka gunakan untuk mencari keuntungan. Sistem pemeliharaan itik, dapat digolongkan menjadi 3 cara yaitu:
1.Sistem Gembala (Istilah Jawa y aitu Angon)
Pada pemeliharaan sistem gembala, tempat pemeliharaan itik berpindah- pindah untuk mencari tempat pengembal aan yang banyak tersedia pakannya, seperti sawah yang baru dipanen.
2. Sistem Pemeliharaan Semi Intensif
pagi hari. Setelah itu, itik dilepas disekitar halaman kandang atau digembalakan di tempat pengembalaan yang dekat.
3. Sistem pemeliharaan intensif.
Pemeliharaan intensif adalah pemeliharaan dengan cara mengurung itik selalu dalam kandang atau baterai.
Tabel II.1
Tidak efisien Kurang efisien Efisien 5 Biaya pindah Perlu tersedia Tidak perlu Tidak perlu 6 Produksi telur Biasanya rendah Lebih tinggi dari
sistem gembala
Lebih tinggi dari sistem gembala
7 Seleksi/ memilih itik petelur yang baik
Sulit Sulit Lebih mudah
C. Kandang dan Jenis-jenisnya
a. Arah kandang sebaiknya, panjang kandang itik membujur dengan arah timur barat. posisi ini dapat mencegah masuknya sinar matahari sepanjang hari yang akan mengakibatkan suhu di dalam kandang menjadi panas.
b. Besar kandang itik memerlukan ruang gerak yang lebih b esar dibandingkan dengan ayam karena itik termasuk ternak yang mudah kaget dan ketakutan. bila ruang geraknya sempit, pada saat ketakutan, mereka akan saling bertabrakan atau berhimpitan. untuk seekor itik dewasa yang terus menerus di dalam kandang, perlu disediakan ruang gerak seluas 1 meter persegi untuk 2 ekor.
c. Tinggi Kandang walaupun itik adalah ternak kecil, tetapi kandangnya tetap harus tinggi, yaitu paling sedikit 2 m. alasannya adalah agar pertukaran udara lancar dan tidak perlu membongkok saat m embersihkan kandang atau melakukan pekerjaan lain di dalam kandang.
e. Cahaya
Cahaya matahari, bukan sinarnya langsung, harus dapat masuk kandang.
Gambar I1.1 Kandang Itik yang Baik
D. Pengertian Biaya
pembiayaan untuk peternak yang menggunkan sitem intensif d itunjukan pada tabel T.II.2.
Tabel II.2
Biaya Produksi Rata-rata Perbulan Usaha Ternak Itik Dengan Sistem Gembala
E. Pengertian Laba
Laba adalah kenaikan modal ( aktiva bersih) yang berasal dari transaksi sampingan atau transaksi yang jarang terjadi dari suatu badan usaha dan dari semua transaksi atau kejadian lain yang mempunyai badan usaha selama satuperiode, kecuali yang timbul dari pendapatan (revenue) atau investasi pemilik (Baridwan, 1992:5). Laba atau rugi sering dimanfaatkan sebagai ukuran untuk menilai prestasi perusahaan atau sebagai dasar ukuran penilaian yang lain. Unsur pembentukan laba adalah pendapatan dan biaya.
Pengertian laba secara umum selisih dar i pendapatan diatas biaya -biayanya dalam jangka waktu tertentu. Laba sering digunakan sebagai suatu dasar untuk pengenaan pajak, kebijakan deviden, pedoman investasi serta pengambilan keputusan dan unsur prediksi (Harnanto 2003:444).
Dalam teori ekonomi ju ga dikenal adanya istilah laba didalam pengertian laba menurut akuntansi. Dalam teori ekonomi, para ekonom mengartikan laba sebagai suatu kenaikan dalam kekayaan perusahaan, sedangkan dalam akuntansi, laba adalah perbedaan pendapatan yang direalisasikan dari transaksi yang terjadi pada waktu dibandingkan dengan biaya-biaya yang dikeluarkan pada perode tertentu (Harahap, 1997)
F. Teori tentang Pendapatan
jasa manusia bebas. Sedangkan pendapatan rumah tangga adalah total pendapatan dari setiap anggota rumah tangga dalam bentuk uang atau natura yang diperoleh baik sebagai gaji atau upah usaha rumah tangga atau sumber lain. (Samuelson dan Nordheus, 1995:255). Kondisi seseorang dapat diukur dengan menggunakan konsep pendapatan yang menunjukkan jumlah seluruh uang yang diterima oleh seseorang atau rumah tang ga selama jangka waktu tertentu (Samuelson dan Nordhaus, 1995:258) .
Dalam hal ini pendapatan juga bisa diartikan sebagai pendapatan bersih seseorang baik berupa uang atau natura. Secara umum pendapatan dapat digolongkan menjadi 3
1. Gaji dan Upah
Suatu imbalan yang diperoleh seseorang setelah melakukan suatu pekerjaan untuk orang lain, perusahaan swasta atau pemerintah.
2. Pendapatan dari Kekayaan
Pendapatan dari usaha sendiri. Merupakan nilai total produksi dikurangi dengan biaya yang dikeluarka n baik dalam bentuk uang atau lainnya, tenaga kerja keluarga dan nilai sewa kapital untuk sendiri tidak diperhitungkan
3. Pendapatan dari Sumber Lain
dapat dinikmati oleh seorang individu atau keluarga yang didasarkan atas penghasilan mereka atau sumber -sumber pendatapan lain (Samuelson dan Nordhaus, 1995:250).
G. Hasil Penelitian terdahulu
Penelitian terdahulu dilakukan oleh Suryani, NN Budaarsa, D. PM A Candrawati dan P. Mariani (1993), yang berjudul ”Studi tentang peternakan
itik di Banjar Cengkok Desa Baha Bali Utara”.
Dari hasil penelitian terdahulu terdapat suatu kesimpulan, meskipun sistem pemeliharaan ternak masih secara tradisional, namun pemahaman tentang kebutuhan nutrisi tetap penting bagi peternak. Untuk memperoleh produksi telur maupun pertambahan berat badan itik yang cukup tinggi pada sistem pemeliharaan itik ekstens if, walaupun ternak itik sudah mendapatkan pakan dari sisa hasil panen, namun pemberian pakan tambahan berupa konsentrat tetap perlu dilakukan.
Populasi dan sampelnya mengambil dari sebagian masyarakat Bali Utara yang banyak beternak itik. Dan uji hipotesisnya menggunakan uji siknifikan t-test.
H. Kerangka Berfikir
sistem semi intensif, namun masyarakat cenderung memilih sistem gembala dan sistem intensif.
Sistem gembala biasanya tidak membutuhkan kanda ng khusus untuk itik dan pakan berasal dari alam. Hal tersebut memunculkan dugaan bahwa biaya yang dikeluarkan sedikit. Dengan berdasarkan teori yang ada, muncul dugaan bahwa pendapatan kotor yang di dapat tidak terlalu besar, karena tidak adanya perawatan khusus yang dilakukan peternak untuk itik mereka. Melihat hal tersebut diduga laba yang diperoleh hampir sama dengan pendapatan kotornya, karena menurut teori biaya yang keluarkan hanya sedikit.
I. Hipotesis
Berdasarkan rumusan masalah dan landasan teori yang telah dikemukakan sebelumnya, maka dapatlah dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut:
1. Pendapatan kotor beternak itik sistem intensif lebih besar daripada beternak itik sistem gembala.
2. Biaya beternak itik sistem intensif lebih besar daripada beternak itik sistem gembala.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Metode penelitian adalah ilmu yang membicarakan tatabicara atau jalan sehubungan dengan adanya suatu penelitian. Oleh karena itu, dalam penelitian perlu dipilih metodologi penelitian yang baik agar dapat menjawab permasalahan dalam penelitian
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif sebab berusaha untuk mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap objek atau subjek yang diteliti melalui data sampel atau populasi sebagaimana adanya tanpa melakukan analisis dan membuat kesimpulan yang berlaku umum. (Sugiono,2007:21). Pendekatan yang digunakan dalam penelitian in i adalah pendekatan kuantitatif, artinya semua informasi data diwujudkan dengan angka dan analisisnya menggunakan analisis statistik.
B. Tempat dan waktu penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Prambana n, sementara itu waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Desember 2010-Januari 2011. Alasan penulis mengadakan penelitian ini adalah memberikan wacana dan respon positif terhadap usaha peternakan itik yang ada di Kecamatan Prambanan, karena didaerah prambanan sebagian penduduknya bekerja menjadi peternak itik. Selain itu sebagian besar daerah di kecamatan Prambanan memiliki lahan yang luas dan sawah yang banyak . Selanjutnya
penulis ingin meneliti biaya yang dikeluarkan, penda patan kotornya dan perbedaan usaha ternak laba dari peternak itik gembala maupun intensif yang ada di Kecamatan Prambanan.
C. Subjek dan objek 1. Subjek
Subjek penelitian ini adalah Para peternak itik di Kecamatan Prambanan. Peternak itik yang dimaksud ad alah peternak itik yang menggunakan sistem gembala maupun sistem intensif.
2. Objek
Objek dalam penelitian ini adalah var iabel yang akan diteliti yaitu pendapatan kotor peternak itik sistem Gembarla dan sistem Intensif, biaya yang dikeluarkan peternak itik sistem Gembala dan sistem Intensif dan laba dari peternak itik sistem Gembala dan sistem Intensif.
D. Populasi, sampel dan teknik pengambilan sampel 1. Populasi
Populasi penelitian ini adalah Para peternak itik yang men ggunakan sistem gembala maupun sistem intensif di Kecamatan Prambanan
2. Sampel
3. Teknik Pengambilan Sampel
Penentuan sampel dari populasi dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan Sampling Jenuh. Menurut Sugiyono ( 2007:61) , sampling jenuh adalah teknik pengambilan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Dalam penelitian ini sampel yang digunakan adalah semua peternak itik gembala dan intensif yang berada di Kecamatan Prambanan. Desa Cucukan, Kebondalem Kidul, Kotesan dan Pereng adalah sentra peternakan itik sistem gembala dan intensif yang berada di Kecamatan Prambanan, maka yang diteliti adalah peternak itik sistem gembala dan intensif yang berada di 4 Desa tersebut. Peternak itik berjumlah 40 diantaranya terdapat 16 Peternak itik intensif dan 44 peternak itik gembala dengan jumlah iti k 60 ekor.
E. Indikator
1. Biaya yang Dikeluarkan
Biaya yang dikeluarkan peternak itik adalah rangkaian biaya -biaya yang dikeluarkan oleh peternak dalam usaha ternak mulai dari persiapan awal beternak sampai dengan panen (masa b ertelur). Pengukurannya dengan membandingkan biaya yang dikeluarkan untuk usaha ternak itik dengan sistem gembala dan intensif yang dinyatakan dalam rupiah.
2. Pendapatan Kotor Peternak I tik
biaya-biaya yang dikeluarkan untuk melakukan kegiatan operasionalnya dalam masa ternaknya yang dinyatakan dengan Rupiah.
3. Keuntungan Peternak Itik
Keuntungan peternak itik adalah pendap atan yang diterima peternak setelah dikurangi dengan biaya -biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan peternakannya yang sering disebut dengan laba. Pengukurannya dengan membandingkan keuntungan bersih yang diperoleh peternak itik dengan sistem gembala dan sist em intensif yang dinyatakan dalam Rupiah. F. Teknik pengumpulan data
Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan adalah:
1. Wawancara
Penulis mendapat data yang diperlukan dengan cara mewawancarai peternak itik sistem gembala maupun sistem intensif di Kecamatan Prambanan.
2. Dokumentasi
G. Analisis data
1. Untuk menjawab rumusan masalah yang pertama yang menyatakan bahwa ada perbedaan pendapatan kotor antara beternak itik dengan sistem gembala dan sistem intensif, penulis menggunakan analisis uji Analisis Varians karena sampel lebih dari 30 . Analis of Variance, disingkat Anava adalah populasi teknik statistik yang dipergunakan untuk menguji perbedaan rata-rata hitung jika kelompok sampel yang diuji lebih dari dua buah yang berasal dari populasi yang berbeda. Namun jika dikehendaki ia dapat juga dipergunakan walau kelompok itu hanya dua buah. Dalam penelitian ini digunakan Uji Analisis Varians satu jalan atau One -Way Analysis of Variance. Analisis Varians satu jalan dipergu nakan untuk menguji signifikasi perbedaan rata -rata hitung yang hanya mencangkup satu klasifikasi atau satu variabel independen. Ada tiga asumsi dasar yang harus diperhatikan dalam pengerjaan statistik analisis varians, yaitu sebagai berikut:
b. Skor-skor hasil pengukuran memiliki distribusi normal. Untuk menentukan kenormalan sustu distribusi, maka dilakukan uji normalitas dengan menggunakan teknik Chi Kuadrat.
Rumusnya:
Keterangan:
O1 = Frekuensi observasi peternak itik sistem Gembala
E1 =Frekuensi harapan peternak itik sistem Gembala
p2 = Frekuensi observasi peternak itik sistem intensif
P2 = Frekuensi harapan peternak itik sistem intensif
n = Jumlah keseluruhan peternak Hipotesis:
Ho = Tidak ada perbedaan pendapatan kotor antara peternak itik sistem Gembala dan sistem intensif.
Ha = Ada perbedaan pendapatan kotor peternak itik sistem Gembala dan sistem intensif.
Taraf signifikasi = 5% Kriteria penerimaan :
(O1–E2) - (O2–E2)
X² = ∑ +
Ho diterima jika X² hitung ≤X² table Ho ditolak jika X² hitung > X² table.
c. Varians populasi (S²) tiap kelompok bersifat homogen atau tidak berbeda secara signifikan. Untuk menguji homogenitas varians, diperlukan uji statistik (test of variance) pada distribusi skor kelompok-kelompok yang bersangkutan. Rumus F yang dipergunakan untuk maksud itu adalah sebagai berikut:
Terlebih dahulu kita mencari S² dikelompokan berdasarkan jenis sistem yang digunakan oleh peternak itik, dengan rumus:
X1= Pendapatan Kotor
N1= Jumlah Peternak
2. Untuk menjawab rumusan masalah kedua tentang perbedaan biaya pada peternak itik dengan sistem gembala dan sistem intensif yaitu dengan menggunakan metode tabulasi
S² b F² =
S² k
∑X ∑X2
-N S² =
Tabel III.1
Biaya Produksi Rata-rata Perbulan Usaha Ternak Itik Dengan Sistem Gembala Per 50 Ekor Itik
No Uraian Jumlah/bulan Presentase
Biaya Produksi Rata-rata Perbulan Usaha Ternak Itik Dengan Sistem Intensif Per 50 Ekor Itik
No Uraian Jumlah/bulan Presentase
dikehendaki ia dapat juga dipergunakan walau kelompok itu hanya dua buahDalam penelitian ini digunakan Uji Analisis Varians satu jalan atau One-Way Analysis of Variance. Analisis Varians satu jalan dipergunakan untuk menguji signifikasi perbedaan rata -rata hitung yang hanya mencangkup satu klasifikasi atau satu variabel independen. Ada tiga asumsi dasar yang harus diperhatikan dalam pengerjaan statistik analisis varians, yaitu sebagai berikut:
a. Subyek yang menjadi anggota kelompok -kelompok sampel harus ditentukan secara random. Dalam penelitian ini peneliti memilih Desa Cucukan, Kebondalem Kidul, Kotesan dan Pereng, karena desa tersebut adalah sentra peternakan itik sistem gembala dan intensif y ang berada di Kecamatan Prambanan tahun 2010 per semester (6 bulan)..
b. Skor-skor hasil pengukuran memiliki distribusi normal. Untuk menentukan kenormalan sustu distribusi, maka dilakukan uji normalitas dengan menggunakan teknik Chi Kuadrat.
Rumusnya:
Keterangan;
O1 = Frekuensi observasi peternak itik sistem Gembala
(O1–E2) - (O2–E2)
X² = ∑ +
E1 =Frekuensi harapan peternak itik sistem Gembala
p2 = Frekuensi observasi peternak itik sistem intensif
P2 = Frekuensi harapan peternak itik sistem intensif
n = Jumlah keseluruhan peternak Hipotesis:
Ho = Tidak ada perbedaan pendapatan kotor antara peternak itik sistem Gembala dan sistem intensif.
Ha = Ada perbedaan pendapatan kotor peternak itik sistem Gembala dan sistem intensif.
Taraf signifikasi = 5% Kriteria penerimaan :
Ho diterima jika X² hitung ≤X² table Ho ditolak jika X² hitung > X² table.
c. Varians populasi (S²) tiap kelompok bersifat homogen atau tidak berbeda secara signifikan. Untuk menguji homogenitas varians, diperlukan uji statistik (test of variance) pada distribusi skor kelompok -kelompok yang bersangkutan. Rumus F yang dipergunakan untuk maksud itu adalah sebagai berikut:
S² b F² =
Terlebih dahulu kita mencari S² dikelompokan berdasarkan jenis sistem yang digunakan oleh peternak itik, dengan rumus:
X1= Biaya yan dikeluarkan
N1= Jumlah Peternak
3. Untuk menjawab rumusan masalah ketiga tentang perbedaan laba pada peternak itik dengan sistem gembala dan sistem intensif yaitu dengan menggunakan menggunakan analisis uji Analisis Varians karena sampel lebih dari 30. Analis of Variance. Dalam penelitian ini digunakan Uji Analisis Varians satu jalan atau One -Way Analysis of Variance. Analisis Varians satu jalan dipergunakan untuk menguji signifikasi perbedaan rata -rata hitung yang hanya mencangkup satu klasifikasi atau satu variabel independen. Ada tiga asumsi dasar yang harus diperhatikan dalam pengerjaan statistik analisis varians, yaitu sebagai berikut :
a. Subyek yang menjadi anggota kelompok -kelompok sampel harus ditentukan secara random. Dalam penelitian ini pen eliti memilih Desa Cucukan, Kebondalem Kidul, Kotesan dan Pereng, karena desa tersebut adalah sentra peternakan itik sistem gembala dan intensif yang berada di Kecamatan Prambanan tahun 2010 per semester (6 bulan)..
∑X ∑X2
-N S² =
b. Skor-skor hasil pengukuran memiliki distribusi normal. Untuk menentukan kenormalan sustu distribusi, maka dilakukan uji normalitas dengan menggunakan teknik Chi Kuadrat.
Rumusnya:
Keterangan;
O1 = Frekuensi observasi peternak itik sistem Gembala
E1 =Frekuensi harapan peternak itik sistem Gembala
p2 = Frekuensi observasi peternak itik sistem intensif
P2 = Frekuensi harapan peternak itik sistem intensif
n = Jumlah keseluruhan peternak Hipotesis:
Ho = Tidak ada perbedaan pendapatan kotor antara peternak itik sistem Gembala dan sistem intensif.
Ha = Ada perbedaan pendapatan kotor peternak itik sistem Gembala dan sistem intensif.
Taraf signifikasi = 5% (O1–E2) - (O2–E2)
X² = ∑ +
Kriteria penerimaan :
Ho diterima jika X² hitung ≤X² table Ho ditolak jika X² hitung > X² table.
c. Varians populasi (S²) tiap kelompok bersifat homogen atau tidak berbeda secara signifikan. Untuk menguji homogenitas varians, diperlukan uji statistik (test of variance) pada distribusi skor kelompok-kelompok yang bersangkutan. Rumus F yang dipergunakan untuk maksud itu adalah sebagai berikut:
Terlebih dahulu kita mencari S² dikelompokan berdasarkan jenis sistem yang digunakan oleh peternak itik, dengan rumus:
X1= Laba peternak
N1= Jumlah Peternak
S² b F² =
S² k
∑X ∑X2
-N S² =
BAB IV
GAMBARAN UMUM
A. GAMBARAN UMUM KECAMATAN PRAMBANAN 1. Letak, Luas dan Batas
Daerah penelitian adalah di Kecamatan Prambanan Kabupaten Klaten. Berdasarkan interpretasi Peta Topografi Lembar Klaten no. 49/XLI-B dan Lembar Klaten no. 49/XLI -A skala 1 : 50.000, daerah penelitian terletak antara 110 /30’ BT dan 110/45’ BT, serta 7/30’ LS dan 7/45’ LS. Secara administrasi daerah penelitian berbatasan dengan:
- Sebelah Utara : berbatasan dengan Kecamatan Manisrenggo - Sebelah Selatan : berbatasan dengan Propinsi DIY
-Sebelah Timur : berbatasan dengan Kecamatan Jogonalan dan Gantiwarno
- Sebelah Barat : berbatasan dengan Propinsi DIY
Luas daerah penelitian adalah 24,43 km ² (Monografi Kecamatan Prambanan Kabupaten Klaten Tahu n 2010).
2. Luas Wilayah Luas wil adalah 3006.3 Ha fasilitas umum, t
Sum P
wilayah dari Kecamatan Prambanan secara ke 3006.3 Ha, yang terdiri dari tanah sawah, tanah kavli
, tanah fasilitas sosial dan lain -lain. Sumber : arsip Kecamatan Prambanan
Gambar IV.1
Peta Kecamatan Prambanan
Tabel IV.1
Luas Tanah Kecamatan Prambanan Menurut Penggunaanya Tahun 2010 Jenis Wilayah Luas (Ha) Tanah Keperluan Fasilitas Umum
Lapangan olahraga
Tanah di Kecamatan Prambanan sebagian besar digunakan untuk pesawahan, karena penduduknya tidak terlalu banyak, dan banyak pesawahan. Di Kecamatan Prambanan ini sawah luasnya 6525 Ha, ini membuktikan bahwa banyak wilayah di Prambanan yang berupa persawahan.
3. Iklim
hujan bulanan di daerah Data dari Dinas Pertanian Kabupaten Klaten tahun 1998 – 2009 diketahui bahwa rata-rata curah hujan bulanan tahun 1998 – 2009 yang paling rendah terjadi pada bulan September sebesar 24,21 mm, sedang rata -rata curah hujan tertinggi terjadi pada bulan Februari sebesar 363,1 mm .
4. Keadaan Sosial Ekonomi
Penduduk merupakan faktor utama dalam kehidupan. Oleh karena itu tidak boleh mengesampingkan kelompok manusia yang mendiami suatu daerah tersebut. Untuk itu penulis akan mengemukakan ilustrasi yang berhubungan dengan kepadatan penduduk dan Mata pencaharian penduduk.
a. Komposisi dan kepadatan penduduk
Tabel IV.2
Komposisi dan Kepadatan P enduduk Kecamatan Prambanan Tahun 2010 Golongan Umur Jumlah
0-6 th 4556
7-12 th 5605
13-18 th 3152
19-24 th 3968
25-55 th 23824
56-79 th 6374
80 th 2192
Jumlah 49671
Dalam data ini jumlah penduduk di Kecamatan Prambanan tahun 2010 adalah496 71. Pada umur produktif 19 -24 th 3968, umur 25-55 jumlahnya 23824. Jadi sebagian besar penduduk di dalam usia produktif.
b. Mata pencaharian penduduk
Tabel IV.3
Jenis Pekerjaan Penduduk Kecamatan Prambanan Tahun 2010 Jenis Pekerjaan Jumlah
Petani 15977
Buruh tani 6569
Pengusaha sedang-besar 65
Pegawai Negeri 247
Pengrajin 681
Buruh 7045
Pedagang 2125
Pengangkutan 61
ABRI 215
Pensiunan 351
Peternak 14006
Dalam data monografi Kecamatan Prambanan ternyata yang menjadi peternak adalah 14.006. Dilihat dar i data tersebut menunjukan bahwa peternakan di kecamatan ini sangat dijadikan pekerjaan yang banyak digeluti. Usaha peternakan ini terdiri dari peternak ayam, sapi, kambing dan itik.
B. GAMBARAN DESA CUCUKAN
1. Letak dan Keadaan Geografis a. Batas Wilayah desa Cucukan
Desa Cucukan adalah Desa yang mempunyai batas : Utara : Desa Sanggrahan
b. Ukuran Jarak Kedudukan tempat
1) Jarak kantor kepala desa ke kantor kecamatan adalah ± 5 km, ± 10 menit.
2) Jarak kantor kepala desa ke kantor Kabupaten adalah ± 15 km, ± 30 menit.
c. Luas Wilayah
Luas wilayah dari desa Cucukan secara keseluruhan adalah 307.3180 Ha, yang terdiri dari Sawah irigasi teknis, sawah irigasi ½ teknis, tanah pekarangan, tanah kas desa, tanah lapangan, perkantoran pemerintahan dan prasarana umum.
Tabel IV.4
Luas Tanah Desa Cucukan Menurut Penggunaanya Tahun 2010 Jenis wilayah Luas (Ha)
Sawah irigasi teknis 151.4130
Sawah irigasi ½ teknis 113.9185
Tanah pekarangan 33.1225
Tanah Kas Desa 4.4920
Tanah Lapangan 1.2075
Perkantoran Pemerintahan 0.9505
Prasarana Umum 2.2140
d. Keadaan iklim dan tanah
Iklim yang ada di desa ini ada 2 iklim Panas dan Hujan. Jumlah Bulan hujan adalah 6 Bulan, begitu pula dengan iklim panasnya. Suhu Rata-rata/hari adalah 24 s/d 32ºC.
2. Keadaan Sosial Ekonomi
Penduduk merupakan faktor utama dalam kehidupan. Oleh karena itu tidak boleh mengesampingkan kelompok manusia yang mendiami suatu daerah tersebut. Untuk itu penulis akan mengemukakan ilustrasi yang berhubungan dengan kepadatan penduduk dan Mata pencaharian penduduk.
a. Komposisi dan kepadatan penduduk
Tabel IV.5
Komposisi dan Kepadatan Penduduk Desa Cucukan Tahun 2010 Golongan Umur Jumlah
< 1th 43
1-4 th 181
5-6 th 97
7-12 th 570
13-15 th 127
16-18 th 137
19-25 th 240
26-35 th 224
36-45 th 147
46-50 th 288
51-59 th 258
>59 th 192
Jumlah 2504
Dalam data ini jumlah penduduk di Desa Cucukan tahun 2010 adalah 2504. Pada u mur produktif 19-25 th 240, umur 26-35 jumlahnya 224. Jadi sebagian besar penduduk di desa cucukan dalam usia produktif.
b. Mata pencaharian penduduk
Tabel IV.6
Jenis Pekerjaan Penduduk Desa Cucukan Tahun 2010 Jenis Pekerjaan Jumlah
Petani 441
Buruh tani 582
Swasta 20
Pegawai Negeri 91
Pengrajin 3
Pedagang 9
Peternak 21
Dokter 4
Dalam data monografi Desa Cucukan ternyata yang menjadi peternak adalah 21 orang. Dari data tersebut yang menjadi peternak itik berjumlah 19 orang yang terdiri dari peternak sistem gembala 15 orang dan sistem intensif sejumlah 4 orang.
c. Peternak itik
Di desa ini tidak ada perkumpulan petenak itik. Peternak itik yang ada di desa ini bergabung dengan peternak itik di Desa Kotesan yang bernama “Ngudi Urip”.
C. GAMBARAN DESA KOTESAN
1. Letak dan Keadaan Geografis a. Batas Wilayah Desa Kotesan
Desa Kotesan adalah Desa yang mempunyai batas : Utara : Desa Sanggrahan
Barat : Desa Taji, Kebondalem Kidul, Pereng Timur : Desa Cucukan
b. Ukuran Jarak Kedudukan tempat
1) Jarak kantor kepala desa ke kantor kecamatan adalah ± 2 km, ± 5 menit.
2) Jarak kantor kepala desa ke kantor Kabupaten adalah ± 12 km, ± 30 menit.
c. Luas Wilayah
Luas wilayah dari Desa Kotesan secara keseluruhan adalah 111.3889
Ha, yang terdiri dari Sawah irigasi teknis, sawah kering, tanah pekarangan, dan tanah kas desa.
Tabel IV.7
Luas Tanah Menurut Penggunaanya Tahun 2010 Desa Kotesan Jenis wilayah Luas(Ha)
Sawah irigasi teknis 151.4130 Sawah irigasi ½ teknis 113.9185
Tanah pekarangan 33.1225
Tanah Kas Desa 4.4920
Tanah Lapangan 1.2075
Perkantoran Pemerintahan 0.9505
Prasarana Umum 2.2140
Sawah irigasi teknis 72.4170
Sawah Kering 0.1040
Tanah pekarangan 33.1225
Tanah di Desa Kotesan sebagian bes ar digunakan untuk pesawahan, karena penduduknya tidak terlalu banyak. Dan banyak pesawahan di desa ini. Di desa Kotesan ini sawah tadah hujan luasnya 72.4170 Ha, ini membuktikan bahwa banyak sawah di Desa ini yang membutuhkan air.
d. Keadaan iklim dan tanah
Iklim yang ada di desa ini ada 2 iklim Panas dan Hujan. Jumlah Bulan hujan adalah 6 Bulan, begitu pula dengan iklim panasnya. Suhu Rata-rata/hari adalah 24 s/d 32ºC.
2. Keadaan Sosial Ekonomi
Penduduk merupakan faktor utama dalam ke hidupan. Oleh karena itu tidak boleh mengesampingkan kelompok manusia yang mendiami suatu daerah tersebut. Untuk itu penulis akan mengemukakan ilustrasi yang berhubungan dengan kepadatan penduduk dan Mata pencaharian penduduk.
a. Komposisi dan kepadatan penduduk
Tabel IV.8
Komposisi dan Kepadatan Penduduk Desa Kotesan Tahun 2010 Golongan Umur Jumlah
0-3th 104
4-6 th 76
7-12 th 185
13-15 th 165
16-18 th 642
19 th keatas 748
Jumlah 1920
Dalam data ini jumlah penduduk di desa Kotesan tahun 2010 adalah 1920. Pada umur belum produktif 18 th kebawah lebih besar dari orang yang berumur produktif. Jadi sebagian besar penduduk di desa Kotesan dalam usia belum produktif.
b. Peternak itik
Di desa ini ada perkumpulan petenak itik. Peternak itik yang ada di desa ini bergabung dengan peternak itik di desa Cucukan yang bernama “Ngudi Urip”. Jumlah peternak di perkumpulan ini adalah 53
pinjamannya adalah 2% per bulan. Ketua dari perkumpulan ini adalah Bapak Prawiro.
D. GAMBARAN DESA PERENG
Letak dan Keadaan Geografis a. Batas Wilayah
Desa Pereng adalah Desa yang mempunyai batas : Utara : Desa Kebondalem Kidul
Selatan : D. I. Yogyakarta Barat : D. I. Yogyakarta Timur : Desa Kotesan
b. Ukuran Jarak Kedudukan tempat
1) Jarak kantor kepala desa ke kantor kecamatan adalah ± 1,5 km, ± 5 menit.
2) Jarak kantor kepala desa ke kantor Kabupaten adalah ± 16 km, ± 40 menit.
c. Keadaan iklim dan tanah
Iklim yang ada di desa ini ada 2 iklim Panas dan Huj an. Jumlah Bulan hujan adalah 6 Bulan, begitu pula dengan iklim panasnya. Suhu Rata-rata/hari adalah 24 s/d 32ºC.
Di desa ini ada perkumpulan petenak itik. Peternak itik yang ada di desa ini bernama “Ngudi Barokah”. Jumlah peternak ada 11 orang. Di desa tidak ada bantuan dari pemerintah setempat. Mereka mengumpulkan modal secara swadaya. Namun pemerintah setempat akan mencoba mencarikan pinjaman dana, karena perkumpulan ini dinilai baik dan menguntungkan bagi masyar akat. Perkumpulan ini mengadakan pertemuan rutin setiap malam Jumat pahing. Setiap anggota yang ingin bergabung harus memenuhi syarat sebagai berikut: 1) Simpanan wajib Rp 5.000, dan simpan Pokok Rp 5.000,
-2) Memiliki bebek minimal 25 Ekor.
Sekarang perkumpulan itu berkembang dan meminjamkan modal untuk membantu masyarakat yang mengikuti perkumpulan, namun kekurangan modal. Jasa pinjamannya hanya 2% dan batas waktu peminjaman adalah 3 bulan. Perkumpulan ini sering mengadakan studi banding/anjangsana den gan kelompok peternak itik dari wilayah lain, cntohnya kotesan bahkan di Desa Trucuk Klaten. Ketua dari perkumpulan ini adalah bapak Is Budi Hartono.
E. GAMBARAN DESA KEBONDALEM KIDUL
Letak dan Keadaan Geografis a. Batas Wilayah
Selatan : D. I. Yogyakarta Barat : D. I. Yogyakarta Timur : Desa Kotesan, Taji b. Ukuran Jarak Kedudukan tempat
1) Jarak kantor kepala desa ke kantor kecamatan adalah ± 0,25 km, ± 3 menit.
2) Jarak kantor kepala desa ke kantor Kabupaten adalah ± 16 km, ± 40 menit.
c. Keadaan iklim dan tanah
Iklim yang ada di desa ini ada 2 iklim Panas dan Hujan. Jumlah Bulan hujan adalah 6 Bulan, begitu pula dengan iklim panasnya. Suhu Rata-rata/hari adalah 24 s/d 32ºC.
d. Peternak itik
Di desa ini ada perkumpulan petenak itik. Peternak itik yang ada di desa ini bernama “Ngudi Berkat”. Jumlah peternak ada 12
orang. Di desa tidak ada bantuan dari pemerintah setempat. Mereka mengumpulkan modal secara swadaya. Perkumpulan ini mengadakan pertemuan rutin setiap tanggal 3.
ini sering mengadakan studi banding/anjangsana dengan kelompok peternak itik dari wilayah lain, cntohnya Kotesan, Pereng. Ketua dari perkumpulan ini adalah bapak Suripto.
F. DATA PETERNAK ITIK
Penulis meneliti peternak itik yang berada di 4 Desa, yaitu di Cucukan, Kotesan, Pereng dan Kebondalem Kidul. Peternak yang diteliti adalah peternak yang memiliki itik yang berjumlah 50 ekor keatas, karena yang diteliti hanya 50 ekor saja. Data peternak ya ng diteliti dapat dilihat di tabel data peternak itik gembala maupun intensif. Dalalam tabel tersebut jumlah peternak itik gembala adalah 45 dan peternak itik intensif adalah 16.
Tabel IV.10
Data Peternak Itik Gembala
NO NAMA ALAMAT UMUR JENIS
KELAMIN
JUMLAH ITIK
1 Prawiro Cucukan 57 Th Laki-laki 150
2 Triyono Cucukan 34 Th Laki-laki 54
3 Sugiri Cucukan 43 Th Laki-laki 51
4 Kinulyo Cucukan 45 Th Laki-laki 50
5 Dani Salman Cucukan 40 th Laki-laki 53
6 Widodo Cucukan 51 th Laki-laki 65
7 Maaryanto Cucukan 54 th Laki-laki 67
8 Praji Wiyono Cucukan 61 th Laki-laki 71
9 Matang Cucukan 51 th Laki-laki 52
10 Cahyono Cucukan 28 th Laki-laki 76
11 Djoko Triyana Cucukan 55 th Laki-laki 79
12 Purwo Cucukan 64 th Laki-laki 81
13 Lestari Cucukan 44 th Perempuan 69
14 Suprayit Cucukan 51 th Laki-laki 75
15 Budi Ranto Cucukan 48 th Laki-laki 65
16 Joko Untung Kotesan 53 th Laki-laki 65
17 Widodo Kotesan 54 th Laki-laki 71
18 Prayitno Kotesan 53 th Laki-laki 75
19 Nyantuk Kotesan 43 th Laki-laki 76
NO NAMA ALAMAT UMUR JENIS KELAMIN
JUMLAH ITIK
21 Suwoto Kotesan 50 th Laki-laki 64
22 Dodo Kismanto Kotesan 53 th Laki-laki 68
23 Haryono Kotesan 51 th Laki-laki 81
24 Sadono Kotesan 43 th Laki-laki 84
25 Sumadi Kotesan 51 th Laki-laki 75
26 Birjo Kotesan 63 th Laki-laki 65
27 Slamet Kotesan 43 th Laki-laki 65
28 Tamtomo Kotesan 53 th Laki-laki 74
29 Sisuti Kotesan 34 th Perempuan 73
30 Darmo Surip Kotesan 50 th Laki-laki 76
31 Suripto Kebondalem Kidul 43 th Laki-laki 100
32 Krismadi Kebondalem Kidul 65 th Laki-laki 120
33 Sutrisno Kebondalem Kidul 54 th Laki-laki 65
34 Imam Sayekti Kebondalem Kidul 53 th Laki-laki 74
35 Iswardi Kebondalem Kidul 43 th Laki-laki 54
36 Sriyadi Kebondalem Kidul 51 th Laki-laki 61
38 Is Budi Hartono Pereng 43 th Laki-laki 52
39 Sukijo Pereng 53 th Laki-laki 50
40 Sudarno Pereng 32 th Laki-laki 50
41 Mulyono Pereng 37 th Laki-laki 54
42 Samijo Pereng 54 th Laki-laki 50
43 Riyantto Pereng 42 th Laki-laki 50
44 Tatang Sumanto Pereng 42 th Laki-laki 50
45 Jumari Pereng 32 th Laki-laki 70
Tabel IV.11
Data Peternak Itik Intensif
NO NAMA ALAMAT UMUR JENIS
KELAMIN
JUMLAH ITIK
1 Suroso Pereng 57 Th Laki-laki 370
2 Lagio Pereng 54 Th Laki-laki 60
3 Sumardiyono Pereng 45 Th Laki-laki 70
4 Sukamto Kebondalem
6 Saliman Kotesan 50 Th Perempuan 172
7 Sri Maryati Kotesan 49 Th Perempuan 184
8 Genduk Rahayu Kotesan 34 Th Perempuan 165
9 Sumarno Kotesan 41 Th Laki-laki 174
NO NAMA ALAMAT UMUR JENIS KELAMIN
JUMLAH ITIK
11 Samadi Kotesan 57 Th Laki-laki 153
12 Rahmanto Cucukan 54 Th Laki-laki 161
13 Sajio Cucukan 33 Th Laki-laki 157
14 Surawan Cucukan 58 Th Laki-laki 111
15 Ignasius Tardi Cucukan 49 Th Laki-laki 175
BAB V
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. ANALISIS DATA
1. Pendapatan Kotor Peternak Itik Gembala dan Peternak Itik Intensif Untuk menjawab rumusan masalah yang pertama tentang perbedaan pendapatan kotor antara peternak itik sistem gembala diperoleh melalui rumus seperti disebutkan di bab sebelumnya, yaitu dengan menggunakan uji One-Way Anova (Analis Of Variance). Peternak itik dengan sistem gembala yang dijadikan sampel berjumlah 42 (N=42) dan sampel peternak itik Intensif sejumlah 16 peternak (N=16). Jadi jumlah sampel seluruh peternak berjumlah 60 peternak (N=60). Pendapatan kotor petani dihitung per 50 ekor per semesternya (6 bulan).
Berdasarkan data pendapatan kotor responden peternak itik sistem gembala dan Intensif. Maka secara deskriptif dapat dilihat pada tabel bahwa, ada perbedaan rata -rata antara peternak itik sistem gembala sebesar Rp 5.053.418,18 dan rata -rata pendapatan kotor peternak itik sistem intensif sebesar Rp 7.809.750,00. Pendapatan kotor peternak dinyatakan dalam satuan rupiah, maka rata -rata pendapatan kotor peternak sistem gembala Rp 5.053.418,18 per 50 ekor per semester (6 Bulan) dan rata-rata pendapatan kotor peternak itik sistem intensif sebesar Rp 7.809.750,00 per 50 ekor per (6 bulan).
Tabel V.1
Deskriptif Pendapatn Kotor Seluruh Sampel Dalam Rupiah Peternak Jumlah Rata-Rata St. Dev Gembala yang kemudian dibandingkan dengan F tabel. Dapat dilihat dalam tabel V.2.
Tabel V.2
Hasil Uji F Pendapatan Kotor Hasil Uji F 2. Ha diterima: F hitung > F tabel 3. (df= 60 dan Sig 5%)
Ho ditolak, jadi ada perbedaan signifikan
Hasil uji F menunjukan bahwa nilai pendapatan kotor peternak itik intensif dan peternak itik gembala lebih besar nilai dari F tabel 2,9, jadi ada perbedaan yang signifikan. Dimana dalam penelitian ini diajukan hipotesis sebagai berikut:
Ho = Tidak ada perbedaan pendapatan kotor antara peternak itik sistem Gembala dan sistem intensif.