• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN MENGGUNAKAN MEDIA CERITA PENDEK PADA SISWA KELAS III SDN 2 SANDIK TAHUN PELAJARAN 20132014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN MENGGUNAKAN MEDIA CERITA PENDEK PADA SISWA KELAS III SDN 2 SANDIK TAHUN PELAJARAN 20132014"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN MENGGUNAKAN MEDIA CERITA PENDEK PADA SISWA KELAS III

SDN 2 SANDIK TAHUN PELAJARAN 2013/2014

RINGKASAN SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh :

HIPZUL IMTIHAN E1E 009 089

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MATARAM

(2)

BAB I

PENDAHULUAN A.Latar Belakang

Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, emosional peserta didik dan merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua bidang studi. Pembelajaran bahasa diharapkan membantu peserta didik mengenal dirinya, budayanya, budaya orang lain, mengemukakan gagasan dan perasaan, berpartisipasi dalam masyarakat yang menggunakan bahasa tersebut, menemukan serta menggunakan kemampuan analitis imaginatif yang ada dalam dirinya.

Salah satu pembelajaran bahasa yang diajarkan pada jenjang Sekolah Dasar adalah membaca selain dari menulis dan berhitung (calistung). Pembelajaran membaca diajarkan dalam rangka meningkatkan kemampuan membaca siswa. Membaca dapat diajarkan dengan menggunakan media yang dapat menarik minat siswa untuk membaca.

Melalui membaca, siswa dapat menyerap berbagai informasi dan wawasan sehingga pengetahuan siswa akan semakin luas. Namun tidak semua orang menyadari hal itu sehingga membaca belum menjadi suatu kebutuhan. Bahkan pembelajaran membaca pada tingkat dasar seharusnya menjadi prioritas.

Kegiatan pelajaran membaca hendaknya mempunyai tujuan, karena seseorang yang membaca dengan suatu tujuan cenderung lebih memahami dibandingkan dengan orang yang tidak mempunyai tujuan. Dalam kegiatan membaca dikelas, guru seharusnya menyusun tujuan khusus yang sesuai atau dengan kemampuan siswa itu sendiri.

Pemerolehan pemahaman terhadap suatu bacaan, seorang pembaca memerlukan pengetahuan kebahasaan dan nonkebahasaan. Bahkan, keluasan latar belakang pengetahuan dan pengalaman pembaca sangat berguna sebagai bekal untuk mencapai keberhasilan membaca. Pemahaman itu sangat dipengaruhi oleh pengalaman dan pengetahuan pembaca.

Proses membaca suatu teks bacaan mencakup tahap-tahap prabaca (persiapan untuk membaca), membaca, merespon, menggali teks, memperluas interpretasi. Dengan demikian, proses membaca tidak dimulai dengan membuka buku dan langsung membaca, tetapi melalui persiapan.

Kemampuan membaca siswa kelas III sudah rata-rata baik, hanya saja dalam membaca pemahaman terhadap suatu bacaan masih rendah yang dapat dilihat dari data nilai mata pelajaran bahasa Indonesia yang dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 1.1 Nilai ulangan siswa semester I Tahun Pelajaran 2012/2013

No Nama Siswa Nilai KKM Ket

1 Alyana Khadijah 72,1

70

Tuntas

2 Aty Zuriyati 70,0 Tuntas

3 Destari Putri 77,1 Tuntas

4 Didik Kurniawan 75,5 Tuntas

5 M. Ariel Ababil 54,0 T Tuntas

6 Niswati Silmiati 70,0 Tuntas

(3)

8 Vina Aulia 70,2 Tuntas

9 Zulfakar 46,0 T Tuntas

10 Selly Azwani 50,2 T Tuntas

11 M. Jumawal Holif 42,0 T Tuntas

12 Roya’ Alfiani 45,0 T Tuntas

13 Rizkia Murdani 57,3 T Tuntas

14 T. Abil Mahdi 45,2 T Tuntas

Jumlah 845,9

Rata-rata 60,4

Data menunjukkan dari 14 siswa yang mencapai nilai <70 sebanyak 7 orang siswa,

sedangkan yang mencapai nilai ≥70 sebanyak 7 orang siswa dengan ketuntasan klasikal

50,0%. Hal ini berarti hasil yang diharapkan masih belum tercapai dari ketuntasan klasikal yang ditentukan yaitu 75%.

Berdasarkan wawancara dengan guru kelas III, hal ini di sebabkan media pembelajaran yang digunakan guru kurang menarik minat siswa. Dalam pembelajaran, guru lebih aktif daripada siswa sehingga siswa merasa bosan dan kurang bersemangat dalam pembelajaran.

Pelaksanaan kegiatan pembelajaran akan dilakukan dengan menggunakan media. Media dapat membantu siswa menyerap materi belajar lebih mendalam dan utuh. Jika hanya mendengarkan pelajaran dari guru saja, siswa mungkin kurang memahami pelajaran secara baik. Namun, jika hal itu diperkaya dengan melihat, menyentuh, merasakan atau mengalami sendiri melalui media, maka pemahaman siswa pasti akan lebih baik. Media sebagai salah satu upaya untuk mempertinggi proses interaksi guru-siswa dengan lingkungan belajarnya sehingga pada akhirnya dapat mempertinggi kualitas hasil belajar siswa.

Cerita pendek (cerpen) merupakan bacaan yang dapat digunakan sebagai media pembelajaran, karena cerita pendek memiliki alur dan tema yang lebih sederhana sehingga siswa dapat memahami urutan peristiwa yang ada dalam cerita pendek, tokoh-tokoh yang dimunculkan dalam cerita pendek hanya beberapa orang saja sehingga siswa dapat mengerti konflik yang ditimbulkan oleh tokoh-tokoh tersebut. Cerita pendek yang digunakan diambil dari majalah bobo dikarenakan majalah bobo adalah majalah anak-anak yang memiliki tema cerita bervariasi dan mudah didapatkan.

B.Rumusan Masalah dan Cara Pemecahan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan menjadi sebagai berikut: “Bagaimana penggunaan media cerita pendek dapat meningkatkan kemampuan membaca pemahaman siswa kelas III SDN 2 Sandik Tahun Pelajaran 2013/2014?”

C.Tujuan Penelitian

(4)

D.Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang berarti bagi pihak-pihak yang berkepentingan.

1. Bagi Siswa

a) Meningkatkan motivasi dan kreativitas belajar siswa. b) Meningkatkan pengalaman dan pengetahuan belajar siswa.

c) Meningkatkan kemampuan membaca pemahaman di dalam membaca teks bacaan. 2. Bagi Guru

a) Meningkatkan profesionalisme dalam mengajar.

b)Meningkatkan kreativitas guru dalam memberikan materi pelajaran. 3. Bagi Sekolah

a) Meningkatkan kualitas pembelajaran bahasa Indonesia khususnya dalam membaca pemahaman.

b) Meningkatkan daya saing sekolah dengan terciptanya proses dan hasil pembelajaran bahasa indonesia yang berkualitas.

c) Mengembangkan inovasi pembelajaran yang dilakukan senantiasa tampak baru di kalangan siswa, guru dan masyarakat.

BAB II

KAJIAN PUSTAKA A.Teori Kognitif

Teori perkembangan kognitif disebut pula teori perkembangan intelektual atau teori perkembangan mental. Teori ini berkenaan dengan kesiapan anak untuk belajar yang dikemas dalam tahapan perkembangan intelektual sejak lahir sampai dewasa. Menurut Piaget, perkembangan kognitif merupakan suatu proses yang didasarkan atas mekanisme biologis perkembangan sistem saraf. Dengan makin bertambahnya usia seseorang, maka makin komplekslah susunan sel sarafnya dan makin meningkat pula kemampuannya. Menurut Piaget, setiap anak mengembangkan kemampuan berpikirnya menurut tahapan yang teratur. Proses berpikir anak merupakan suatu aktivitas gradual, tahap demi tahap dari fungsi intelektual, dari konkret menuju abstrak. Pada suatu tahap perkembangan tertentu akan muncul skemata atau struktur kognitif tertentu yang keberhasilannya pada setiap tahap amat bergantung kepada pencapaian tahapan sebelumnya.

B.Membaca Pemahaman

Membaca pemahaman merupakan suatu proses pemerolehan makna yang secara aktif melibatkan pengetahuan dan pengalaman yang telah dimiliki oleh pembaca serta dihubungkan dengan isi bacaan. Dengan demikian, terdapat tiga hal pokok dalam membaca pemahaman, yaitu (1) pengetahuan dan pengalaman yang telah dimiliki tentang topik, (2) menghubungkan pengetahuan dan pengalaman dengan teks yang akan dibaca, dan (3) proses pemeroleh makna secara aktif sesuai dengan pandangan yang dimiliki (Somadoyo, 2011: 10). Kegiatan membaca di kelas lebih beraneka ragam dibandingkan kegiatan membaca di luar kelas (dunia nyata). Dikatakan beraneka ragam karena semua jenis aktivitas membaca dilatihkan kepada para siswa diantaranya kegiatan membaca bersuara atau membaca nyaring dan membaca tak bersuara atau dalam hati.

1) Membaca Bersuara atau Nyaring

(5)

pembaca dapat menangkap informasi yang disampaikan oleh penulis. Keterampilan yang dilatihkan dalam membaca nyaring antara lain adalah (1) menggunakan ucapan yang tepat, (2) menggunakan intonasi suara yang wajar, (3) dalam posisi sikap yang baik, (4) menguasai tanda-tanda baca, (5) membaca dengan tidak terbata-bata, dan (6) membaca dengan penuh kepercayaan pada diri sendiri.

2) Membaca Tak Bersuara atau Dalam Hati

Membaca tak bersuara atau dalam hati adalah kegiatan membaca yang dilakukan dengan tanpa menyuarakan isi bacaan yang dibacanya. Keterampilan yang dilatihkan dalam membaca dalam hati antara lain: (1) membaca tanpa suara, tanpa gerakan bibir, tanpa ada desis, (2) membaca tanpa ada gerakan kepala, (3) membaca lebih cepat dibandingkan dengan membaca nyaring, (4) tanpa menggunakan jari atau alat lain sebagai penunjuk, (5) mengerti dan memahami bahan bacaan.

C.Media Cerita Pendek

Media pembelajaran adalah sarana komunikasi dalam proses belajar-mengajar yang berupa perangkat keras maupun perangkat lunak yang digunakan untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien.

Cerita pendek (cerpen) merupakan cerita yang menurut wujud fisiknya berbentuk pendek. Ukuran panjang pendeknya suatu cerita memang relatif. Namun, pada umumnya cerita pendek merupakan cerita yang habis dibaca sekitar sepuluh menit atau setengah jam. Jumlah katanya sekitar 500-5.000 kata.

BAB III

METODE PENELITIAN A.Setting Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SDN 2 Sandik pada siswa kelas III semester I Tahun Pelajaran 2013/2014.

B.Subjek dan Observer Penelitian

1. Subjek Penelitian

Subjek penelitian difokuskan pada siswa kelas III SDN 2 Sandik Tahun Pelajaran 2013/2014.

2. Observer Penelitian

Adapun yang menjadi observer dalam penelitian ini adalah guru kelas III SDN 2 Sandik dan yang bertindak sebagai guru adalah peneliti sendiri. Hal inidimaksudkan agar memudahkan pelaksanaan pembelajaran yang telah dirancang sebelumnya.

C.Faktor yang Diteliti

1. Hasil Belajar

Data hasil belajar diperoleh dengan menggunakan tes evaluasi dalam bentuk uraian yang dilakukan pada akhir setiap siklus.

2. Aktivitas Belajar Siswa

Indikator yang akan diteliti dalam aktivitas pembelajaran siswa diantaranya sebagai berikut.

1) Antusiasme siswa dalam mengikuti pelajaran

2) Antusiasme siswa terhadap media yang digunakan guru 3) Interaksi siswa dengan guru

4) Interaksi siswa dengan siswa

(6)

3. Aktivitas Mengajar Guru

Indikator yang akan diteliti dalam aktivitas mengajar guru diantaranya sebagai berikut.

1) Membangkitkan minat dan motivasi dalam belajar 2) Pemberian appersepsi kepada siswa

3) Penyampaian materi pada siswa

4) Membimbing siswa dalam kegiatan pembelajaran 5) Kemampuan menciptakan suasana kelas yang kondusif 6) Mengakhiri pembelajaran

D.Variabel Penelitian

1. Definisi Operasional Membaca Pemahaman

Kesanggupan siswa dalam memahami unsur-unsur yang terkandung dalam isi cerita pendek dengan membaca dalam hati dan menjawab soal yang berkaitan dengan unsur tersebut berdasarkan indikator sebagai berikut:

1) Menentukan tema

2) Menjelaskan latar/setting 3) Menentukan watak 4) Menentukan alur

5) Menjelaskan amanat yang terkandung

Sedangkan untuk teknik keterampilan membaca dengan suara keras atau nyaring dilakukan dengan indikator sebagai berikut:

1) Pengucapan

2. Definisi Operasional Media Cerita Pendek

Media cerita pendek ini adalah media yang digunakan guru dalam meningkatkan kemampuan membaca pemahaman dimana guru memberikan cerita pendek kepada siswa secara perseorangan untuk dibaca dengan tanpa suara dan dibaca nyaring.

E.Rancangan dan Langkah-langkah Penelitian

1. Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian merupakan suatu cara untuk mencari jawaban sementara (Hipotesis) dari rumusan masalah. Penelitian Tindakan Kelas ini direncanakan dalam dua kali siklus pada kelas III SDN 2 Sandik Tahun Pelajaran 2013/2014.

2. Langkah-langkah Penelitian

Adapun langkah-langkah dalam penelitian tindakan kelas ini terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi pada siklus I.

a. Tahap Perencanaan

1) Guru membuat skenario pembelajaran yang berisikan langkah-langkah yang dilakukan guru dalam bentuk Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

2) Guru mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung yang diperlukan di kelas.

3) Guru menyusun pedoman observasi untuk melihat bagaimana aktivitas siswa dan aktivitas guru dalam proses pembelajaran.

(7)

1) Kegiatan Awal

a) Guru mengucapkan salam kepada siswa. b) Guru meminta semua siswa berdoa bersama. c) Guru memeriksa perlengkapan pembelajaran.

d) Guru menyampaikan appersepsi sesuai dengan materi yang akan disampaikan. e) Guru menyampaikan tujuan pembelajarna dan memotivasi siswa agar serius

menerima pembelajaran. 2) Kegiatan Inti

a) Guru meminta siswa untuk mengingat tentang cerita pendek yang pernah dibaca kemudian meminta siswa tersebut untuk menceritakannya secara sederhana. b) Guru menjelaskan materi tentang pengertian cerita pendek serta unsur-unsur yang

terkandung di dalamnya.

c) Guru membagikan cerita pendek yang belum pernah dibaca siswa.

d) Guru meminta siswa secara perseorangan untuk membaca cerita pendek tersebut di dalam hati, tanpa suara, tanpa desisan, tanpa gerakan, atau tanpa penunjuk jari. e) Guru memberikan siswa Lembar Kerja Siswa yang berkaitan dengan unsur-unsur

cerita pendek.

f) Guru membimbing siswa dalam menjawab Lembar Kerja Siswa.

g) Guru memberikan contoh membaca cerita pendek dengan suara nyaring.

h) Guru meminta siswa secara perseorangan untuk membaca cerita pendek seperti yang dicontohkan sebelumnya.

i) Guru memberikan penilaian.

j) Guru bertanya tentang hal-hal yang belum dipahami siswa.

k) Guru memberikan penghargaan kepada siswa yang aktif bertanya atau menjawab pertanyaan.

l) Guru merefleksikan hasil pembelajaran pada hari itu. 3) Kegiatan Akhir

a) Guru dan siswa secara bersama membuat kesimpulan dari kegiatan yang telah dilakukan.

b) guru memberikan penguatan dan pesan moral kepada siswa. c. Tahap Pengamatan/observasi

Pada tahap ini dilakukan pengamatan terhadap pelaksanaan tindakan dengan menggunakan lembar observasi yang telah dibuat oleh peneliti, dalam hal ini guru dan siswa diobservasi oleh observer mengenai pelaksanaan kegiatan pembelajaran, bagaimana peningkatan kemampuan dalam membaca pemahaman menggunakan media cerita pendek. d. Tahap Refleksi

Refleksi bertujuan untuk mengkaji apa yang telah dan / atau tidak terjadi, apa yang telah dihasilkan atau yang yang belum berhasil dituntaskan oleh tindakan perbaikan yang telah dilakukan.

Pelaksanaan siklus II melalui tahapan yang sama dengan siklus I, yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan/observasi, dan refleksi. Siklus II merupakan kelanjutan siklus I dan merupakan perbaikan hasil kegiatan pada siklus I.

F. Metode Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan untuk analisi dalam penelitian ini meliputi :

(8)

2. Jenis data yang didapat meliputi : a. Data hasil belajar siswa b. Data hasil aktivitas siswa c. Data hasil aktivitas guru

G.Teknik Analisis Data

1. Teknik Analisis Data Hasil Belajar Siswa a) Ketuntasan Individu

2. Teknik Analisis Aktivitas Belajar Siswa dan Guru a) Aktivitas Belajar Siswa

1) Data aktivitas belajar siswa dianalisis dengan cara sebagai berikut:

Untuk menentukan data hasil observasi aktivitas siswa secara klasikal dalam pembelajaran dilakukan dengan menilai setiap deskriptor dari setiap indikatornya dengan mengikuti aturan:

 Skor 4 diberikan jika x ≥ 75%

 Skor 3 diberikan jika 50% < x ≤ 75%  Skor 2 diberikan jika 25% < x ≤ 50%  Skor 1 diberikan jika x ≥ 25%

Dimana x = banyaknya siswa aktif melakukan aktivitas sesuai dengan deskriptor. Menentukan Skor Maksimal Ideal (SMI)

Banyaknya indikator = 6

Skor maksimal tiap indikator = 4 Banyaknya deskriptor = 15

Jadi, Skor Maksimal Ideal (SMI) = 4 x 15 = 60

2) Analisis data aktivitas belajar siswa menggunakan MI (Mean Ideal) dan SDI (Standar Deviasi Ideal)

Tabel 3.5 Kriteria untuk menentukan aktivitas belajar siswa berdasarkan skor standar

(9)

MI + 1,5 SDI 56 – 69 Sangat Aktif

MI + 0,5 SDI 44 – 55 Aktif

MI – 0,5 SDI 31 – 43 Cukup Aktif

MI – 1,5 SDI 19 – 30 Kurang Aktif

MI – 3 SDI 0 – 18 Tidak Aktif

b) Aktivitas Guru 1) Aktivitas Guru

Untuk menentukan data hasil observasi aktivitas guru dalam pembelajaran dilakukan dengan menilai setiap deskriptor dari setiap indikatornya dengan mengikuti aturan:

 Nilai 4 Jika indikator terlaksana dengan sangat baik  Nilai 3 Jika indikator terlaksana dengan baik

 Nilai 2 Jika indikator terlaksana dengan cukup baik  Nilai 1 Jika indikator terlaksana dengan kurang baik Menentukan Skor Maksimal Ideal (SMI)

Banyaknya indikator = 6

Skor maksimal tiap indikator = 4 Banyaknya deskriptor = 18

Jadi, Skor Maksimal Ideal = 4 x 18 = 72

2) Analisis data aktivitas belajar siswa menggunakan MI (Mean Ideal) dan SDI (Standar Deviasi Ideal)

MI = 1

2 x (Skor Maksimal + Skor Minimal)

= 1

2

x (72 + 15)

= 43,5

SDI =

1

3

x MI

= 1

3

x 43,5

= 14,5

Tabel 3.6 Kriteria untuk menentukan aktivitas guru berdasarkan skor standar

Interval Interval Skor Kategori

MI + 1,5 SDI 65 – 80 Sangat Baik

MI + 0,5 SDI 57 – 64 Baik

MI – 0,5 SDI 36 – 56 Cukup Baik

MI – 1,5 SDI 22 – 35 Kurang Baik

(10)

H.Indikator Keberhasilan

Sebagai acuan untuk memberikan makna terhadap apa yang telah dicapai setelah dilaksanakan tindakan dalam penelitian digunakan kriteria relatif yaitu dengan membandingkan hasil sebelum tindakan dengan sesudah tindakan. Adapun kriteria dalam penelitian tindakan kelas ini adalah apabila hasil belajar siswa mencapai nilai Kriteria

Ketuntasan Minimal (KKM) ≥ 70 secara individu dan secara klasikal 75%.

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A.Hasil Penelitian

1) Deskripsi Data Siklus I a) Data Hasil Belajar Siswa

Data hasil membaca pemahaman siswa pada siklus I ini disajikan dalam tabel berikut:

Tabel 1: Ringkasan Hasil Evaluasi Kemampuan Membaca Pemahaman Menggunakan Media Cerita Pendek

No Distribusi Data Keterangan Nilai

1. Jumlah siswa 14

2. Mean 71,1

3. Median 72,7

4. Modus 72,7

5. Standar Deviasi (SD) 6,1

6. Nilai Terendah 58

7. Nilai Tertinggi 80

8. Ketuntasan Klasikal 64,3%

Berdasarkan tabel di atas, menunjukkan bahwa persentase ketuntasan belajar secara klasikal pada siklus I yaitu sebesar 64,3%, dan banyaknya siswa yang mengikuti tes yaitu 14, yang tuntas belajar yaitu 9 orang siswa dan yang tidak tuntas belajar yaitu 5 orang siswa sehingga nilai ketuntasan rata-rata keseluruhan siswa untuk keterampilan menulis mencapai 71,1. Hasil yang diperoleh siswa tersebut belum mencapai indikator ketercapaian, sehingga perlu diperbaiki pada siklus berikutnya.

b) Data Aktivitas Siswa

Tabel 2: Ringkasan Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus I

No Indikator Skor

1 Antusiasme siswa dalam mengikuti pelajaran 7

(11)

3 Interaksi siswa dengan guru 7

4 Interaksi siswa dengan siswa 6

5 Partisipasi siswa dalam menutup pelajaran 6

Jumlah 32

Persentase 53,3%

Kategori Cukup Aktif

Berdasarkan data hasil observasi aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran dengan penerapan media cerita pendek menunjukkan bahwa persentase yang diperoleh siswa yaitu sebesar 53,3%, dengan jumlah perolehan nilai keseluruhan adalah 32, sehingga aktivitas siswa pada siklus I dikategorikan cukup aktif. Hal ini menunjukkan bahwa indikator ketercapaian untuk aktivitas siswa belum mencapai keberhasilan sehingga perlu ditingkatkan lagi ke siklus berikutnya.

c) Data Aktivitas Guru

Tabel 3: Ringkasan Hasil Observasi Aktivitas Mengajar Guru Siklus I

No Indikator Skor

1 Membangkitkan minat dan motivasi dalam

belajar

9

2 Pemberian appersepsi kepada siswa 7

3 Penyampaian materi pada siswa 9

4 Membimbing siswa dalam kegiatan

pembelajaran

8

5 Kemampuan menciptakan suasana kelas yang

kondusif

7

6 Mengakhiri pembelajaran 8

Jumlah 48

Persentase 66,7%

Kategori Cukup baik

(12)

2) Deskripsi Data Siklus II a) Data Hasil Belajar

Data hasil membaca pemahaman siswa pada siklus II ini disajikan dalam tabel berikut:

Tabel 4: Ringkasan Hasil Evaluasi Kemampuan Membaca Pemahaman Menggunakan Media Cerita Pendek

No Distribusi Data Keterangan Nilai

1. Jumlah siswa 14

2. Mean 74,9

3. Median 75

4. Modus 72,7

5. Standar Deviasi (SD) 4,9

6. Nilai Terendah 68,2

7. Nilai Tertinggi 86,4

8. Ketuntasan Klasikal 85,7%

Berdasarkan tabel di atas, menunjukkan bahwa persentase ketuntasan belajar siswa secara klasikal pada siklus II mengalami peningkatan yaitu sebesar 85,7% dan banyaknya siswa yang mengikuti tes yaitu 14, yang tuntas belajar yaitu 12 orang siswa dan yang tidak tuntas belajar yaitu 2 orang siswa, nilai tertinggi 86,4 dan nilai terendah 68,2. Nilai ketuntasan rata-rata keseluruhan siswa untuk kemampuan membaca pemahaman pada siklus II mencapai 74,9. Hal ini menunjukkan bahwa hasil kemampuan membaca pemahaman siswa telah optimal tercapai. Dengan keriteria ketuntasan untuk kemampuan menulis siswa yang telah ditetapkan dalam penelitian ini yaitu 75% siswa yang mencapai nilai ≥ 70.

b) Data Aktivitas Siswa

Tabel 5: Ringkasan Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus II

No Indikator Skor

1 Antusiasme siswa dalam mengikuti pelajaran 11

2 Antusiasme siswa terhadap media yang

digunakan

10

3 Interaksi siswa dengan guru 9

4 Interaksi siswa dengan siswa 10

(13)

Jumlah 50

Persentase 50%

Kategori Aktif

Berdasarkan data hasil observasi aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran dengan penerapan media cerita menunjukkan bahwa presentasi yang diperoleh siswa mengalami peningkatan yaitu menjadi 50%, dengan jumlah nilai 50, sehingga aktivitas siswa pada siklus II dikategorikan aktif. Hal ini menunjukkan bahwa indikator keberhasilan untuk aktivitas siswa sudah tercapai.

c) Data Aktivitas Guru

Tabel 6: Ringkasan Hasil Observasi Aktivitas Mengajar Guru Siklus II

No Indikator Skor

1 Membangkitkan minat dan motivasi dalam

belajar

11

2 Pemberian appersepsi kepada siswa 8

3 Penyampaian materi pada siswa 10

4 Membimbing siswa dalam kegiatan

pembelajaran

10

5 Kemampuan menciptakan suasana kelas yang

kondusif

9

6 Mengakhiri pembelajaran 9

Jumlah 57

Persentase 79,2%

Kategori Baik

Berdasarkan hasil observasi aktivitas guru dalam kegiatan pembelajaran dengan penerapan media cerita pendek, data yang diperoleh menunjukkan bahwa presentasi yang diperoleh guru mengalami peningkatan yaitu 79,2%, dengan skor yang diperoleh yaitu 57, sehingga aktivitas guru pada siklus II dikategorikan baik. Hal ini menunjukkan bahwa indikator keberhasilan untuk aktivitas guru sudah tercapai.

B.Pembahasan

Pelaksanaan tindakan dalam penelitian ini mendapatkan hasil diantaranya adalah perubahan hasil belajar dari siswa, perubahan tingkah laku siswa pada saat pembelajaran, dan perubahan cara mengajar guru. Secara keseluruhan, perubahan tersebut akan dijelaskan lebih lanjut pada bagian ini.

(14)

menunjukkan bahwa siswa kurang siap menerima pembelajaran. Sehingga pada siklus I nilai jumlah rata-rata nilai yang dicapai siswa yaitu 71,1 dengan ketuntasan klasikal 64,3%. Untuk aktivitas belajar siswa nilai rata-rata mencapai 32 dan ketuntasan klasikal mencapai 53,3% dengan kategori cukup aktif. Sedangkan untuk aktivitas guru nilai rata-rata mencapai 48 dan ketuntasan klasikal 66,7% dengan kategori cukup baik.

Pada siklus II siswa terlihat lebih aktif siswa sudah berani mengangkat tangan sebelum ditunjuk dan lebih aktif menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan guru sehingga pada siklus II ini Hasil penelitian kemampuan membaca pemahaman siswa mengalami peningkatan yaitu nilai rata-rata siswa menjadi 74,9 dengan ketuntasan klasikal 85,71% sehingga hasil belajar pada siklus II sudah mencapai indikator keberhasilan yang sudah ditetapkan yaitu minimal 75%. Untuk aktivitas siswa mengalami peningkatan nilai rata-rata menjadi 50 dengan ketuntasan klasikal 83,3% yang termasuk dalam kategori aktif. Sama halnya dengan aktivitas guru sudah mengalami peningkatan yaitu nilai rata-rata 57 dengan ketuntasan klasikal 79,2% dengan kategori baik.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan pada siklus I dan II, serta perbaikan-perbaikan yang telah dilakukan dalam setiap siklusnya, menunjukkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan media cerita pendek dapat meningkatkan kemampuan membaca pemahaman siswa kelas III SDN 2 Sandik tahun pelajaran 2013/2014.

BAB V KESIMPULAN A.Kesimpulan

1. Penggunaan media cerita pendek dapat meningkatkan kemampuan membaca pemahaman siswa kelas III SDN 2 Sandik tahun pelajaran 2013/2014. Peningkatan tersebut ditunjukkan oleh adanya peningkatan rata-rata hasil belajar kemampuan menulis siswa dari siklus I ke siklus II. Demikian juga dengan ketuntasan klasikal membaca pemahaman siswa dari 64,3% meningkat menjadi 85,7% sehingga penelitian sudah dapat dikatakan berhasil karena telah mencapai ketuntasan yang diharapkan.

2. Penggunaan media cerita pendek dapat meningkatkan aktivitas guru dan siswa dalam proses pembelajaran. Peningkatan tersebut ditunjukan oleh jumlah skor aktivitas siswa dari 32 pada siklus I berkategori cukup aktif menjadi 50 pada siklus II dengan kategori aktif. Sama halnya dengan aktvitas guru yang mengalami peningkatan dari jumlah skor 48 menjadi 57 dengan kategori baik.

B.Saran

1. Berdasarkan berdasarkan hasil penelitian tersebut perlu kiranya penggunaan media cerita pendek dalam proses pembelajaran di sekolah, untuk meningkatkan kemampuan membaca pemahaman siswa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia pada khususnya.

2. Bagi lembaga pendidikan hendakanya menunjang fasilitas penajaran, digunakan secara optimal. Di samping media cerita pendek ini guru juga harus berusaha untuk mencari dan mengembangkan media yang sesuai untuk pembelajaran secara umum karena media ini hanya salah satu saja dari banyak media yang dapat digunakan dalam pembelajaran. 3. Bagi siswa hendaknya memperbanyak membaca cerita pendek yang dapat meningkatkan

(15)

Daftar Pustaka

Abidin, Yunus. 2012. Pembelajaran Membaca Berbasis Pendidikan Karakter. Bandung: PT Refika Aditama

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta

Arikunto, Suharsimi. 2012. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Sinar Grafika Offset

Aqib, Zainal, dkk. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: CV Yrama Widya Bobo.kidnesia.com

Kosasih. 2012. Dasar-dasar Keterampilan Bersastra. Bandung: Yrama Widya

Kunandar. 2008. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada

Musaddat, Syaiful, dkk. 2010. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Kelas Rendah. Mataram: Cerdas Press

Nurkencana dan Sunartana. 1990. Evaluasi Hasil Belajar. Surabaya: Usaha Nasional Purwanto. 2010. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Saddhono, kundhari dan Selamet, Y. 2012. Meningkatkan Keterampilan Berbahasa Indonesia (Teori dan Aplikasi). Bandung: CV Karya Putra Darwati

Somadayo, Samsu. 2011. Strategi dan Teknik Pembelajaran Membaca. Yogyakarta: Graha Ilmu

Sudjana Nana dan Ahmad Rivai. 2010. Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algesindo

Sukiman. 2012. Pengembangan Media Pembelajaran. Yogyakarta: 2012

Suwandi, Sarwiji. 2011. Penelitian Tindakan Kelas dan Penulisan Karya Ilmiah. Surakarta: Yuma Pustaka

Suyatno. 2012. Teknik Pembelajaran Bahasa dan Sastra. Surabaya: SIC

Gambar

Tabel 3.6 Kriteria untuk menentukan aktivitas guru berdasarkan skor standar
Tabel 2:  Ringkasan Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus I
Tabel 3: Ringkasan Hasil Observasi Aktivitas Mengajar Guru Siklus I
Tabel 4: Ringkasan Hasil Evaluasi Kemampuan Membaca Pemahaman Menggunakan
+2

Referensi

Dokumen terkait

Kota Depok memiliki tingkat kapasitas adaptif sedang.Indikator teknologi menjadi indikator yang paling menentukan kapasitas adaptif masyarakat di Kota Depok.Kota Bogor

Diketahuinya pola konsumsi dan estimasi permintaan pada tingkat rumah tangga akan menjadi sumber pengetahuan dan informasi tentang parameter-parameter permintaan daging

3 Penelitian lain oleh Britt menyatakan bahwa wanita yang melahirkan anak pertama di bawah usia 20 tahun memiliki risiko jauh lebih rendah mengidap kanker payudara

Dalam hal ini, Syeikh Daud membincangkan tentang hukum berniat sebagai imam bagi orang yang mengimamkan solat Jumaat, hukum jika salah seorang daripada ahli kariah

kimia tersebut adalah sebagai bahan penghambat kerak dan korosi, bahan penghambat pertumbuhan mikrobiologi, dan bahan pengendali pH air pendingin sekunder. Untuk

Besarnya jumlah balu di kawasan kajian juga berkaitan dengan kebiasaan orang lelaki Melayu di Limbongan, yang berkahwin dengan orang perempuan yang jauh lebih

4.4 Pembahasan Hasil Penelitian Berdasarkan pengujian hipotesis yang telah dilakukan, peneliti dapat membuktikan bahwa variabel skeptisisme profesional, independensi, dan

Banyak informasi yang simpang siur tersebar di internet yang tidak dapat di kontrol oleh pihak Humas Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan mengenai pemberitaan