• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pembadanan Asas Fungsi Sosial Hak Guna Usaha Dalam Pengaturan Perkebunan Yang Mensejahterakan Rakyat.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pembadanan Asas Fungsi Sosial Hak Guna Usaha Dalam Pengaturan Perkebunan Yang Mensejahterakan Rakyat."

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

i

PEMBADANAN ASAS FUNGSI SOSIAL HAK GUNA USAHA

DALAM PENGATURAN PERKEBUNAN YANG

MENSEJAHTERAKAN RAKYAT

DISERTASI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat

Memperoleh Gelar Doktor Ilmu Hukum

Oleh :

Lego Karjoko

NIM. T310910010

Oleh :

Lego Karjoko NIM. T310910010

Program Doktor Ilmu Hukum

Pascasarjana Fakultas Hukum

Universitas Sebelas Maret

Surakarta

(2)
(3)
(4)

PERNYATAAN

Nama : Lego Karjoko

NIM : T310910010

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa Disertasi dengan judul

“PEMBADANAN ASAS FUNGSI SOSIAL HAK GUNA USAHA DALAM PENGATURAN PERKEBUNAN YANG MENSEJAHTERAKAN RAKYAT “

adalah benar karya saya sendiri. Hal yang bukan karya saya dalan disertasi

tersebut diberi tanda citasi dan ditunjukkan dalam daftar pustaka.

Apabila dikemudian hari terbukti pernyataan saya tidak benar, maka saya bersedia

menerima saksi akademik, yang berupa pencabutan disertasi dan gelar yang saya

peroleh dari disertasi tersebut. Selanjutnya untuk menunjukkkan keaslian disertasi

saya, dengan ini saya bersedia disertasi ini diupload atau dipublikasikan pada

website Progrram Doktor Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Sebelas

Maret.

Surakarta, Desember 2016

Yang membuat pernyataan

(5)

v

KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr. Wb

Segala puji bagi Allah SWT Tuhan sekalian alam yang senantiasa

melimpahkan rahmat, taufiq serta hidayahnya kepada kita semua, sehingga

penulis dapat menyelesaikan penulisan Disertasi dengan judul : ”Pembadanan

Asas Fungsi Sosial Hak Guna Usaha Dalam Pengaturan Perkebunan yang

Mensejahterakan Rakyat” walaupun masih dalam tahapan ujian kelayakan.

Penulisan disertasi ini diharapkan tidak sekedar untuk melengkapi salah satu

syarat untuk memeproleh gelar doktor, tetapi diharapkan juga dapat memberikan

sesuatu yang bermakna dalam pengembangan ilmu pengetahuan khususnya ilmu

hukum agraria.

Penulis menyadari sepenuhnya, akan keterbatasan penulis. Oleh karena itu

dalam penyelesaian penulisan disertasi ini, penulis banyak mendapatkan

arahan, bimbingan, bantuan dari berbagai pihak yang tidak dapat penulis

sebutkan satu persatu, sehingga penulisan disertasi ini dapat terlaksana dengan

baik. Dalam kesempatan ini, perkenankan penulis menyampaikan terima kasih

dan penghargaan dalam pengantar disertasi ini

Pertama, penulis menyampaikan terima kasih kepada yang amat terpelajar

Prof. Dr. Ravik Karsidi, MS, Rektor Universitas Sebelas Maret Surakarta, yang

memberi kesempataan dan bantuan pendidikan kepadaa penulis untuk studi di

Program Doktor Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

Kedua, penulis menyampaikan terima kasih kepada yang amat terpelajar

Prof. Drs. Sutarno, M.Sc., Ph.D, Wakil Rektor I Universitas Sebelas Maret

Surakarta, selaku Ketua Tim Penguji Disertasi, yang telah memberikan masukan

yang berharga untuk penyempurnaan disertasi ini pada ujian terbuka.

Kedua, terima kasih kepada yang amat terpelajar Prof. Dr. Supanto, SH.,

M.Hum, Dekan Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta, yang

dalam setiap kesempatan selalu memotivasi penulis untuk segera menyelesaikan

(6)

Ketiga, terima kasih kepada yang amat terpelajar Prof. Dr. M. Furqon

Hidayatullah, M.Pd, Direktur Program Pasca Sarjana Universitas Sebelas Maret

Surakarta, yang menciptakan iklim yang kondusif untuk menyelesaikan studi

dengan baik; yang amat terpelajar Prof. Dr. Ir. Ahmad Yunus, mantan Direktur

Program Pasca Sarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta, yang telah

membantu mengatasi persoalan birokrasi, sehingga penulis dapat mengikuti

Sandwich Research Program di Utrecht University, periode oktober-desember

2012.

Keempat, terima kasih kepada yang amat terpelajar Prof. Dr.

Hartiwiningsih, SH., M.Hum., Ketua Program Studi S3 Fakultas Hukum

Universitas Sebelas Maret Surakarta, yang memotivasi penulis untuk segera

menyelesaikan studi.

Kelima, penulis menyampaikan terima kasih yang teramat dalam kepada

yang amat terpelajar Prof. Dr. Adi Sulistiyono, SH, MH., selaku Promotor

sekaligus sebagai dosen Program Doktor Ilmu Hukum Universitas Sebelas Maret

Surakarta yang banyak memberikan arahan, bimbingan, semangat dan motivasi

tiada henti-hentinya kepada penulis untuk segera menyelesaikan penulisan

disertasi ini. Dengan penuh kesabaran, ketelitian dan kecermatan telah

memberikan koreksi, masukan dan usulan penambahan literatur.

Keenam, terima kasih penulis kepada yang amat terpelajar Prof. Dr. I. Gusti

Ayu Ketut Rahmi Handayani, SH, MM selaku Co Promotor dan juga sebagai

dosen Program Doktor Ilmu Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta yang

telah memberikan arahan, motivasi, bimbingan dan sekaligus menjadi teman

diskusi dalam penyelesaian disertasi ini. Di tengah kesibukan beliau, dengan

penuh kesabaran telah membantu dengan memberikan dorongan untuk segera

menyelesaikan disertasi ini.

Ketujuh, penulis ucapkan terima kasih banyak kepada yang amat terpelajar

Prof. Dr. Setiono, SH., MH., selaku penguji yang telah memberikan masukan

yang amat berharga untuk kesempurnaan disertasi ini pada ujian proposal; yang

amat terpelajar Prof. Dr. Hartiwiningsih, SH, M.Hum yang telah memberikan

(7)

vii

ujian tertutup, dan ujian terbuka. Kritikan, penyempurnaan dan masukan yang

amat berharga untuk kesempurnaan disertasi ini; yang amat terpelajar Dr. Moh.

Jamin, SH, M.Hum selaku penguji yang telah memberikan arahan, bimbingan dan

masukan dalam ujian proposal , seminar hasil penelitian disertasi, ujian tertutup,

dan ujian terbuka serta sekaligus teman berdiskusi dalam membantu penulis untuk

menyelesaiakan disertasi ini; yang amat terpelajar Dr. Djoko Wahju Winarno, SH,

MS, selaku penguji dan teman diskusi yang telah memberikan arahan, dan

masukan-masukan yang berharga bagi penulis dalam ujian proposal dan ujian

kelayakan, ujian tertutup, dan ujian terbuka; yang amat terpelajar Dr. M. Hudi

Asrori S., SH., M.Hum, selaku penguji yang telah memberikan masukan yang

berharga untuk penyempurnaan disertasi ini pada ujian kelayakan dan ujian

terbuka.

Kedelapan, penulis menyampaikan terima kasih yang teramat dalam kepada

yang amat terpelajar Prof. Dr. Nurhasan Ismail, SH, MSi selaku dosen Mata

Kuliah Penunjang Disertasi dan penguji eksternal dari Fakultas Hukum

Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, yang telah memberikan bimbingan,

masukan yang amat berharga terkait dengan indikator asas fungsi sosial hak guna

usaha untuk menganalisis permasalahan disertasi, sehingga menghasilkan disertasi

yang baik.

Kesembilan, terima kasih kepada yang amat terpelajar Prof. Dr. Henk

Addink, dosen Utrecht University, yang telah memberikan pengetahuan yang

komprehensif mengenai good governance; yang amat terpelajar Lalu Muhammad

Hayyan Ul Haq, SH., LLM., PhD, dosen Fakultas Hukum Universitas Mataram

dan peneliti pada Molengraaft Institut for Privat Law Utrecht University, yang

selalu memberi semangat kepada penulis untuk menjadi pembelajar sejati dengan

membombardir buku-buku filsafat hukum dan teori hukum.

Kesepuluh, terima kasih kepada segenap dosen Program Doktor Ilmu

Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta, yang amat terpelajar Prof. Dr. Jamal

Wiwoho, SH, MH, Prof. Dr. Esmi Warassih Pujirahayu, SH, MS, Prof. Dr.

Soetandyo Wignjosoebroto, Prof. Dr. Chatamarasid, SH, MH, Prof. Dr. H.

(8)

Sumanto, Prof. Dr. Insan Budi Maulana, SH, LL.M, Dr. Bernard L. Tanya, Dr.

Hari Purwadi, SH, MH yang telah memberikan ilmu dan pengalamannya kepada

penulis.

Kesebelas, terima kasih kepada seluruh pegawai di Program Doktor Ilmu

Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta, yang telah membantu administrasi

proses belajar belajar.

Keduabelas, segenap sahabat-sahabat satu angkatan program doktor ilmu

hukum : Dr. Parasian, Dr. Anis, Dr. Isharyanto, Dr. Hanim, Dr. Hervina, Dr. Agus

Supriyanto, Rofik Laksamana, Supriyanto, Sujono, Herwastuti, Layyin Mahfiana,

Sudibyo, Benadi, Aris, Jaka, dan Sumingan, atas kebersamaan dan partisipasinya

untuk saling memberikan motivasi.

Ketigabelas, penghargaan yang tinggi kepada orang tua penulis, almarhum

bapak Moerdiono dan ibu tercinta Hernawangsasi yang telah mengasuh,

membimbing, mendidik penulis dengan penuh kasih sayang dan selalu

mendoakan penulis untuk segera dapat menyelesaikan disertasi ini. Segala

pengorbanan yang tiada terbalaskan untuk membesarkan penulis dan mendorong

penulis untuk selalu menimba ilmu. Terima kasih kepada mertua penulis,

almarhum bapak H. Sya’roni dan ibu Hj. Siti Muchsinatun, yang selalu

mendoakan dan mengingatkan penulis untuk dapat menyelesaikan studi.

Keempatbelas, istriku tercinta, Zaidah Nur Rosidah, SH., MH., serta

anak-anakku : Nabila Rahma Safitri, Nisrina Salma Aqila, Muhammad Azzam Al

Faruq, yang telah memberikan dukungan materiel maupun moril serta doa-doanya

untuk menyelesaikan disertasi ini.

Kelimabelas, semua pihak yang telah membantu untuk menyelesaikan

disertasi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Dalam penulisan disertasi ini, penulis dengan sekuat tenaga dan pikiran

telah berusaha agar hasil dari disertasi ini dapat memberikan manfaat dalam

pengembangan ilmu pengetahuan hukum khususnya hukum agraria. Tetapi

dengan segala keterbatasaan, penulis menyadari bahwa disertasi ini masih jauh

(9)

ix

diharapkan. Semoga disertasi ini dapat memberi manfaat bagi peneliti khususnya

dan semua pihak yang membutuhkan. Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Surakarta, Januari 2017

Penulis

(10)

DAFTAR ISI 1. Cita Hukum Pancasila : Hakekat, Tujuan, dan Fungsi Hukum ... 30

a. Hakekat Hukum dalam Cita Hukum Pancasila dan Derivasinya dalam Ragam Aliran Hukum ……... 30

b. Tujuan Hukum dalam Cita Hukum Pancasila …... 52

c. Fungsi Hukum dalam Cita Hukum Pancasila …... 61

2. Pancasila, Asas Fungsi Sosial Hak Atas Tanah, dan Aturan Hukum Perkebunan …...……….. 65

a. Pancasila Sebagai Landasan Filosofis Pemanfaatan Lahan ... 66

(11)

xi

c. Hukum Perkebunan Yang Berkeadilan Sosial dan

Membahagiakan Rakyat ………... 93

3. Prinsip-Prinsip Good Governance dan Asas-Asas Pemerintahan yang Baik dalam Pelaksanaan Hak Menguasai Negara ... 96

a. Hak Menguasai Negara Berasaskan Fungsi Sosial Hak Atas Tanah ………..… 96

b. Prinsip-Prinsip Good Governance dan Asas-Asas Pemerintahan yang Baik dalam Pelaksanaan Hak

A. Pembadanan Asas Fungsi Sosial Hak Guna Usaha Dalam Pengaturan Pemberian Izin Lokasi ……… 157

B. Pembadanan Asas Fungsi Sosial Hak Guna Usaha Dalam Pengaturan Pemberian Izin Usaha Perkebunan ……...….. 220

C. Pembadanan Asas Fungsi Sosial Hak Guna Usaha Dalam Pengaturan Pelepasan Kawasan Hutan ……....……… 264

(12)

Pengaturan Pemberian Hak Guna Usaha ………. 306

BAB V PEMBADANAN ASAS FUNGSI SOSIAL HAK GUNA USAHA DALAM PENGATURAN PENERTIBAN PERKEBUNAN TERLANTAR ……… 328

A. Prosedur Pembinaan Perkebunan Besar Versi Kementerian Pertanian ... 330

B. Penertiban Hak Guna Usaha Perkebunan Terlantar Versi Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional ... 374

BAB VI PEMBADANAN ASAS FUNGSI SOSIAL HAK GUNA USAHA DALAM PENDAYAGUNAAN TANAH NEGARA BEKAS HAK GUNA USAHA PERKEBUNAN TERLANTAR ... 389

BAB VII PEMBADANAN ASAS FUNGSI SOSIAL HAK GUNA USAHA DALAM PENGATURAN PERKEBUNAN YANG MENSEJAHTERAKAN RAKYAT ………... 446

A. Pengaturan Perizinan Perkebunan Berbasis Pembangunan Berkelanjutan dan Berkeadilan ...……… 449

B. Pengaturan Penertiban Perkebunan Terlantar Yang Efisien 501

C. Pendayagunaan Tanah Cadangan Umum Negara Bekas Hak Guna Usaha Perkebunan Terlantar Berbasis Reforma Agraria ……... 506

BAB VIII PENUTUP ……….………. 523

A. Kesimpulan ………....………. 523

B. Implikasi ………. 534

C. Rekomendasi ……….. 535

(13)

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 1 : Model pemerintahan ……….………….. 125

Tabel 2 : Penelitian yang Relevan Dengan Disertasi ………….. 131

Tabel 3 : Semangat (visi, dan Misi) dan lingkup Pengaturan SDA

pada 12 UU ……… 172

Tabel 4 : Batas Paling Luas Penggunaan Areal Perkebunan Oleh

Satu Perusahaan ... 186

Tabel 5 : Batas Paling Luas Pemberian IUP-B Untuk Satu Perusahaan

Atau Kelompok (Group) Perusahaan Perkebunan ……...…... 187

Tabel 6: Batas Paling Luas Pemberian IUP Untuk Satu Perusahaan

Atau Kelompok (Group) Perusahaan Perkebunan ... 187

Tabel 7: Perbandingan Penerimaan kompensasi kayu dan harga kayu

Yang Diterima Orang Zanegi dari Medco dan Pengusaha

Lokal ………... 213

Tabel 8: Perbandingan Pendapatan Sebelum Dan Sesudah Masuknya

Perusahaan ……….………... 214

Tabel 9 : Konflik Lahan Perkebunan Tahun 2014 ………. 218

Tabel 10 : Konflik Non-Lahan Perkebunan Tahun 2014 ……… 240

Tabel 11 : Luas Kawasan Hutan Berdasarkan Fungsi Tahun 2013 …… 265

Tabel 12 : Sebaran Hutan Produksi Konversi Tahun 2013 ………. 267

Tabel 13 : Perwujudan Intensitas Pemanfaatan/Penggunaan Tanah

Untuk Usaha Perkebunan dalam Peraturan Menteri Pertanian

Nomor 07/Permentan/OT.140/2/2009 ... 336

Tabel 14 : Perwujudan Orientasi Pemanfaatan/Penggunaan Tanah

Terwujudnya Keseimbangan Pemenuhan Kepentingan Antara

Pemegang HGU Perkebunan, Masyarakat, dan Lingkungan

Hidup (Keseimbangan Konservasi dan Produksi) dalam

PementanNomor 07/Permentan/OT.140/2/2009 ... 342

Tabel 15 : Penertiban Tanah Terlantar 2015 ……… 380

(14)

Tabel 17 : Peruntukan Tanah Cadangan Umum Negara Tahun 2015 .... 401

Tabel 18 : Komposisi Peruntukan TCUN Bekas HGU Perkebunan

Tratak ... 406

Tabel 19 : Luas Tanah yang Diberikan Kepada Penerima Redistribusi . 419

Tabel 20 : Pengaruh KLHS dalam RTRW ……… 466

Tabel 21: Indikator Penilaian Usaha Perkebunan Pada Tahap

(15)

xv

DAFTAR RAGAAN

Ragaan 1 : Pola Proses Pertukaran dari Bredemeier ... 65

Ragaan 2 : Pendekatan Sistem Dalam Desain Hukum Perkebunan ... 138

Ragaan 3: Kerangka Pemikran ………... 145

Ragaan 4: Konsep access reform Badan Pertanahan Nasional RI ……… 431

Ragaan 5 : Model Penataan Ruang Ruang Yang Berbasis Pembangunan

(16)

ABSTRAK

Lego Karjoko, 2016, Pembadanan Asas Fungsi Sosial Hak Guna Usaha Dalam Pengaturan Perkebunan Yang Mensejahterakan Rakyat, Disertasi, Program Doktor Ilmu Hukum, Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret.

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk memberikan preskripsi pembadanan asas fungsi sosial hak guna usaha dalam pengaturan perkebunan, yang meliputi (1) pengaturan pemberian perizinan perkebunan; (2) pengaturan mekanisme penegakan hukum administrasi terhadap perkebunan terlantar; (3) pengaturan mekanisme pendayagunaan tanah Negara bekas HGU Perkebunan terlantar.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian hukum normatif, dengan pendekatan statute approach, consepual approach, dan case approach. Adapun sumber penelitian ini meliputi bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder. Bahan hukum dikumpulkan dengan studi pustaka. Analisis dilakukan dengan silogisme induksi-deduksi dan interpretasi.

Simpulan dari penelitian ini, yaitu pertama, asas fungsi sosial hak guna usaha belum dibadankan dalam pengaturan perkebunan. Pengaturan perkebunan yang ada masih berorientasi pada paham individualisme, teori keadilan utilitarianisme, teori keadilan libertarianisme, yang hanya meningkatkan kemakmuran pengusaha perkebunan. Kedua, Asas fungsi sosial hak guna usaha seharusnya dijadikan pedoman untuk mengembangkan sistem hukum perkebunan. Pengaturan perizinan memberikan pembatasan/kewajiban kepada pengusaha perkebunan : (1) Membangun kebun sesuai Rencana Tata Ruang Wilayah dengan orientasi pembangunan berkelanjutan. (2) Luas maksimum penguasaan tanah berdasarkan modal riil atau modal yang ditempatkan dan disetor penuh. (3) Pembebasan tanah yang transparan, mengakui dan menghormati hak-hak masyarakat hukum adat atas hutan, dan ganti rugi, bersifat fisik dan/atau non fisik, yang adil. (4) Corporate Social Responsibility (CSR) bersumber dari penyisihan laba setelah pajak. Pengaturan mekanisme penertiban HGU Perkebunan Besar Terlantar : (1) menggunakan konsep Perkebunan terlantar yang koheren dengan asas fungsi sosial HGU dari Kementerian Pertanian; (2) yang melakukan penilaian terlantar tidaknya usaha perkebunan hanya Dinas Perkebunan Pemerintah Provinsi atau Pemerintah Kabupaten/Kota; (3) Kementerian Agraria Tata Ruang/BPN menindaklanjuti hasil penilaian usaha perkebunan yang terlantar dengan menerbitkan ketetapan HGU terlantar. Pengaturan mekanisme pendayagunaan tanah negara bekas HGU Perkebunan terlantar : (1) BPN dengan kewenangan meredistribusi tanah Negara bekas HGU Perkebunan terlantar dan menerbitkan sertifikat; (2) Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah dengan kewenangan melakukan pemberdayaan penerima redistribusi.

(17)

xvii ABSTRACT

Lego Karjoko, 2016, Embodying of Social Function Principle Right of Cultivation in Plantation Settings That Welfare of the People, Disertatition, Law Sience Doctorate Program, Faculty of Law, Sebelas Maret University of Surakarta.

In general, this study aims to provide prescriptions embodying principle of the social function of the right to cultivate in the legal system of plantation.

This study uses normative legal research methods, with approach statute approach, consepual approach, and case approach. The source of this study include the primary legal materials and secondary legal materials. Legal materials collected through library research. Analyses were performed by syllogism induction-deduction and interpretation.

The conclusions of this study, the first, the principle of the social function of the right to cultivate yet embodying in a plantation setting. The setting of existing plantations still oriented to individualism, utilitarianism justice theory, the theory of justice libertarianism, which only increase the prosperity of the planters. Second, the principle of the social function of the right to cultivate should be used as guidelines for developing a legal system of plantation. Licensing arrangements provide restrictions / obligations to planters: (1) Build the garden accordance with the Spatial Plan of sustainable development orientation; (2) The maximum area of land tenure based on real capital or issued and fully paid; (3) Acquisition of land transparent, recognize and respect the rights of indigenous people on the forest, and compensation, physical and / or non-physical, which is fair; (4) Corporate Social Responsibility (CSR) program from the preliminary profit after tax. Setting the control mechanism of the plantation concession Displaced: (1) use the concept of Plantation displaced coherent with the principles of the social function of the concession from the Ministry of Agriculture; (2) the assessment whether or not displaced plantation Plantation Office only Provincial Government or the Government of Regency / City; (3) The Ministry of Agrarian Spatial / BPN follow up assessment plantation business displaced by issuing a decree HGU displaced. Setting mechanism of utilization of land in the former plantation HGU displaced: (1) the authority to redistribute land BPN The former plantation HGU displaced and issue certificates; (2) The Government and / or the regional government with the authority to empower the recipient redistribution.

Keywords: Principles of Social Functions of the Right to Cultivate, the Legal

Referensi

Dokumen terkait

Tanah telantar adalah tanah yang sudah diberikan hak oleh negara berupa Hak Milik, Hak Guna Usaha, Hak Guna Bangunan, Hak Pakai, dan Hak Pengelolaan, atau dasar

Tanah tersebut sudah diberikan hak oleh Negara berupa Hak Milik, Hak Guna Usaha, Hak Guna Bangunan, Hak Pakai, dan Hak Pengelolaan, atau dasar penguasaan atas

Dalam Perjanjian Kredit dengan Jaminan Hak Tanggungan yang Objeknya Hak Guna Bangunan Pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Kantor Cabang Pembantu Asia Unit

Bab ini berisikan pelaksanaan pemberian kredit yang objek jaminannya hak guna usaha pada Bank Rakyat Indonesia dan Faktor-faktor yang menjadi penyebab terjadinya kredit

Memberikan/menyampaikan pertimbangan kepada Kepala Badan Pertanahan Nasional mengenai permasalahan-permasalahan Hak Guna Usaha atas tanah perkebunan besar, baik yang

Landasan sosiologis yang berkaitan dengan pembatasan luas maksi- mum penggunaan lahan untuk usaha perkebunan tersirat dalam Asas-asas Hu- kum, baik itu Asas Hukum Agraria maupun

Ketentuan untuk memperoleh ijin lahan dan membuka lahan perkebunan serta pembebasan lahan negara adalah Adanya perjanjian utang piutang yang dibuat dengan

dikuasai dengan hak tertentu sesuai ketentuan yang berlaku, pelaksanaan ketentuan Hak Guna Usaha tersebut baru dapat dilaksanakan setelah terselesaikannya pelepasan