• Tidak ada hasil yang ditemukan

keputusan kepala bpn nomor 17 tahun 1990 ttg penyempurnaan susunan tim pertimbangan hak guna usaha perkebunan besar

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "keputusan kepala bpn nomor 17 tahun 1990 ttg penyempurnaan susunan tim pertimbangan hak guna usaha perkebunan besar"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

BADAN PERTANAHAN NASIONAL

KEPUTUSAN KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL

NOMOR 17 TAHUN 1990

TENTANG

PENYEMPURNAAN SUSUNAN KEANGGOTAAN DAN TUGAS

TIM PERTIMBANGAN HAK GUNA USAHA PERKEBUNAN BESAR

KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL,

Menimbang : a. bahwa dengan adanya perubahan struktur organisasi sebagai

kelanjutan ditingkatkannya Direktorat Jenderal Agraria menjadi Badan Pertanahan Nasional, maka Susunan Keanggotaan Tim Pertimbangan Hak Guna Usaha Perkebunan Besar serta tugas-tugas Tim sebagaimana diatur dalam Surat Keputusan Bersama Menteri Dalam Negeri dan Menteri Pertanian tanggal 15 Agustus 1978 Nomor 139 Tahun 1978 – 515/KPTS/O.P/8/1978 yang telah disempurnakan terakhir dengan Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri tanggal 27 Oktober 1987 Nomor 107 tahun 1987, sudah tidak sesuai lagi;

b. bahwa sehubungan dengan tersebut di atas dipandang perlu menetapkan Keputusan Kepala Badan Pertanahan Nasional tentang Susunan Keanggotaan Dan Tugas Tim Pertimbangan Hak Guna Usaha Perkebunan Besar;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar

Pokok-Pokok Agraria, Lembaran Negara Nomor 104 Tahun 1960.

2. Keputusan Presiden Nomor 26 tahun 1988 tentang Badan Pertanahan Nasional.

(2)

- 2 -

MEMUTUSKAN :

Menetapkan :

PERTAMA : Susunan Keanggotaan Tim Pertimbangan Hak Guna Usaha

Perkebunan Besar sebagai berikut :

1. Direktur Pengurusan Hak-Hak Atas Tanah, Badan Pertanahan Nasional.

: Ketua I merangkap Anggota

2. Direktur Bina Usaha tani dan Pe-ngolahan Hasil, Direktorat Jenderal Perkebunan.

: Ketua II merangkap Anggota

3. Prof. Boedi Harsono, SH., Penasehat Kepala Badan Pertanahan Nasional.

: Anggota

4. Drs. Nizir Rasul, Staf Ahli Badan Pertanahan Nasional.

: Anggota

5. Kepala Biro Hukum dan Hubungan

Masyarakat, Badan Pertanahan

Nasional.

: Anggota

6. Kepala Biro Hukum dan Organisasi, Departemen Pertanian.

: Anggota

7. Direktur Penatagunaan Tanah, Badan Pertanahan Nasional.

: Anggota

8. Direktur Pengaturan Penguasaan

Tanah, Badan Pertanahan Nasional.

: Anggota

9. Direktur Pengukuran dan Pemetaan, Badan Pertanahan Nasional.

: Anggota

10. Direktur Bina Produksi, Direktorat

Jenderal Perkebunan.

: Anggota

11. Kepala Sub Direktorat Pelayanan

Usaha, Direktorat Jenderal Pertanian Tanaman Pangan.

: Anggota

12. Kepala Sub Direktorat Bina Sumber Daya, Direktorat Jenderal Perkebunan.

: Anggota

13. Kepala Sub Direktorat Pembinaan

Ketertiban dan Perijinan, Direktorat Jenderal Pemerintahan Umum Otonomi Daerah.

: Anggota

14. Kepala Sub Direktorat areal Konversi, Direktorat Jenderal Inventarisasi dan Tata Guna Hutan.

(3)

- 3 -

15. Kepala Bagian Ijin Usaha dan Per-pajakan, Badan Koordinasi Penanaman Modal.

: Anggota

16. Kepala Sub Direktorat Hak Guna Usaha, Badan Pertanahan Nasional.

: Sekretaris I

merangkap Anggota

17. Kepala Seksi Hak Guna Usaha Per-kebunan Besar, Badan Pertanahan Nasional.

: Sekretaris II

merangkap Anggota

KEDUA : Tim Pertimbangan Hak Guna Usaha Perkebunan Besar bertugas :

1. Memberikan/menyampaikan pertimbangan kepada Kepala Badan Pertanahan Nasional mengenai permasalahan-permasalahan Hak Guna Usaha atas tanah perkebunan besar, baik yang menggunakan fasilitas penanaman modal maupun tidak (non fasilitas penanaman modal), khususnya yang berkenaan dengan permohonan untuk memperoleh Hak Guna Usaha (baru), perpanjangan, pembaharuan, pelepasan dan usul pembatalan/ pencabutan Hak Guna Usaha, sebagai bahan yang diperlukan oleh Kepala Badan Pertanahan Nasional dalam menetapkan keputusan tentang pemberian, perpanjangan, pembaharuan, pelepasan dan pembatalan/pencabutan Hak Guna Usaha atas perkebunan besar;

2. Mengadakan evaluasi atas pelaksanaan pemenuhan

persyaratan-persyaratan dalam pemberian Hak Guna Usaha oleh

penerima/pemegang hak, baik administratif maupun teknis pengusahaan, dan masalah-masalah Hak Guna Usaha Perkebunan Besar yang dianggap perlu.

KETIGA : Pimpinan Tim Pertimbangan Hak Guna Usaha Perkebunan Besar

dijabat oleh para Ketua secara bergilir untuk masa jabatan selama 6 (enam) bulan.

KEEMPAT : Ketua Tim dapat mengangkat seorang atau lebih Pembantu yang

ditugaskan pada Sekretariat Tim.

KELIMA : Semua biaya yang dikeluarkan untuk keperluan pelaksanaan

(4)

- 4 -

KEENAM : Dengan berlakunya keputusan ini semua ketentuan yang mengatur

Susunan Keanggotaan dan Tugas Tim Pertimbangan Hak Guna Usaha Perkebunan Besar dinyatakan tidak berlaku lagi.

KETUJUH : Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan dan berlaku surut

terhitung sejak tanggal 1 April 1990

DITETAPKAN DI : JAKARTA

PADA TANGGAL : 6 September 1990

KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL

ttd.

Referensi

Dokumen terkait

Untuk menetapkan Hak Guna Usaha yang dikuasai oleh PT. Alfa Glory Indah sebagai tanah yang dinyatakan terlantar, Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia telah

bahwa untuk melaksanakan ketentuan tersebut pada huruf a di atas perlu ditetapkan Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional, yang mengatur bentuk dan tata cara pembuatan buku

Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum, perlu menetapkan Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia tentang Standar

bahwa berdasarkan hasil evaluasi Keputusan Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 1 Tahun 2005 tentang Standar Prosedur Operasi Pengaturan dan Pelayanan di Lingkungan Badan

Nomor 19 Tahun 1990 telah ditempatkan pejabat yang merupakan Perwakilan Kantor Pertanahan Kabupaten di kecamatan dalam wilayah kerja Kantor Wilayah Badan Pertanahan

bahwa berdasarkan pertimbangan pada huruf a, huruf b dan huruf c di atas perlu dibentuk Tim Kawasan Ekonomi Khusus Indonesia dengan Keputusan Kepala Badan Pertanahan

Bahwa sebagai pelaksanaan Pasal 22 Lampiran Keputusan Kepala Badan Pertanahan Nasional No.2 Tahun 2001 tentang Statuta Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional (STPN) di

Sarana Subur Agrindotama sebagai pemegang Hak Guna Usaha tidak merasa melakukan penelantaran tanah di Kalimantan Selatan, tetapi Badan Pertanahan Nasional Provinsi Kalimantan Selatan