• Tidak ada hasil yang ditemukan

SKRIPSI PERBEDAAN PENGARUH CERAMAH DAN PEMBERIAN LEAFLET MENGENAI KANKER SERVIKS DAN PAPSMEAR TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU IBU-IBU PKK KOTA YOGYAKARTA DENGAN LATAR BELAKANG PERBEDAAN USIA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "SKRIPSI PERBEDAAN PENGARUH CERAMAH DAN PEMBERIAN LEAFLET MENGENAI KANKER SERVIKS DAN PAPSMEAR TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU IBU-IBU PKK KOTA YOGYAKARTA DENGAN LATAR BELAKANG PERBEDAAN USIA"

Copied!
0
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)

Program Studi Ilmu Farmasi

Oleh :

Stefani Silfia Purnomo

NIM : 068114005

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(2)

ii

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)

Program Studi Ilmu Farmasi

Oleh :

Stefani Silfia Purnomo

NIM : 068114005

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(3)

iii

PERUBAHAN PERILAKU IBU-IBU PKK KOTA YOGYAKARTA DENGAN LATAR BELAKANG PERBEDAAN USIA

Yang diajukan oleh :

Stefani Silfia Purnomo

NIM : 068114005

Telah disetujui oleh :

Pembimbing I

(dr. Fx. Ediati Triningsih M.Sc.Sp.PA) Tanggal 5 Maret 2010

Pembimbing II

(4)
(5)
(6)

vi

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :

Nama : Stefani Silfia Purnomo

Nim : 068114005

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :

PERBEDAAN PENGARUH CERAMAH DAN PEMBERIAN LEAFLET MENGENAI KANKER SERVIKS DANPAPSMEARTERHADAP PERUBAHAN PERILAKU IBU-IBU PKK KOTA YOGYAKARTA

DENGAN LATAR BELAKANG PERBEDAAN USIA

Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma hal untuk menyimpan data mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet/media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal 16 maret 2010 Yang menyatakan

(7)

vii

tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan

dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, Febuari 2010

Penulis

(8)

viii

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala kasih,

karunia, anugerah dan kekuatan yang senantiasa diberikan-Nya sehingga

penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Perbedaan Pengaruh

Ceramah dan Pemberian Leaflet Mengenai Pencegahan Kanker Serviks dan

Papsmear terhadap Perubahan Perilaku Ibu-Ibu PKK Kota Yogyakarta dengan

Latar Belakang Perbedaan Usia”. Skripsi ini ditulis untuk memenuhi salah satu

syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Farmasi Fakultas Farmasi Universitas

Sanata Dharma Yogyakarta.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini bukanlah sesuatu hal yang

mudah, hanya dengan bantuan dan dukungan dari berbagai pihak penulis mampu

menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima

kasih kepada :

1. Tuhan YME atas perlindungan dan berkah yang selalu diberikan kepada saya

untuk terus melakukan penelusuran penelitian ini.

2. Walikota Yogyakarta c.q BAPPEDA DIY yang telah memberikan ijin untuk

melakukan penelitian di kota Yogyakarta.

3. Bapak dan ibu Camat Kota Yogyakarta yang telah memberi ijin dan

memberikan bantuan yang besar selama proses penelitian.

4. Para pengurus PKK 14 kecamatan di Yogyakarta yang telah membantu dalam

(9)

ix

6. dr. Ediati Triningsih, M.Sc.,Sp.PA selaku dosen pembimbing pertama yang

telah memberikan petunjuk, saran dan masukan yang berharga dalam

proses penyusunan skripsi.

7. Ibu Maria Wisnu Donowati, M.Si., Apt. selaku dosen pembimbing kedua

yang telah memberikan petunjuk, saran dan masukan yang berharga

dalam proses penyusunan skripsi.

8. Bapak Drs. Mulyono, Apt., dan Bapak Yosef Wijoyo, M.Si., Apt., selaku

dosen penguji skripsi yang telah memberikan banyak kritik dan saran

yang sangat berarti bagi penulis dalam penyusunan laporan skripsi ini

9. Romo Drs. Petrus Sunu Hardiyanta, S.J., S.Si., dan Bapak Agung Santosa,

MA., yang telah banyak memberi masukan mengenai metode dan analisis

pada penelitian ini.

10. Papi dan Mami, oma, serta papi boss tersayang atas kasih sayang, doa yang

tiada putus-putusnya, dukungannya baik moril maupun materiil, serta

segalanya yang tak mampu saya uraikan satu-persatu, semuanya itu

membuat saya selalu mampu berjuang dan bertahan sampai saat ini.

11. Kakakku Devi, Darwin, Melani, adikku Michael, Winarto dan ponakanku

tersayang Marvell. Terima kasih atas semangat, hiburan, dan segala yang telah

(10)

x

Terimakasih banyak atas cinta dan pengorbananmu yang telah diberikan.

13. Teman-teman kostku, Risa dan Skolastika yang selalu bersedia untuk

membantu.

14. Teman-teman seperjuangan, Henny dan Frida yang selalu bersama berjuang

untuk menyelesaikan penelitian ini. Terimakasih untuk kekompakan dan

kerjasama yang solid hingga skripsi ini selesai.

15. Teman-teman FKK dan Farmasi Sanata Dharma 2006 yang selalu membuat

saya terinspirasi untuk terus mengejar ketinggalan-ketinggalan dalam

penyusunan skripsi ini.

Penulis menyadari penyusunan skripsi ini masih memiliki banyak

kekurangan. Untuk itu, penulis mengharapkan adanya saran dan kritik tentang

skripsi ini, dan semoga skripsi ini bermanfaat bagi perkembangan ilmu

kefarmasian dan bagi semua pembaca.

Yogyakarta, Januari 2010

(11)

xi

2007, kanker serviks menempati urutan ke-4 dari kanker ganas lainnya pada pasien rawat inap pada semua rumah sakit di Provinsi Yogyakarta, dan menempati urutan ke-3 pada pasien rawat jalan di rumah sakit di Provinsi Yogyakarta.

Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan ada tidaknya perbedaan pengaruh ceramah dan leaflet mengenai kanker serviks dan papsmear terhadap perubahan perilaku ibu-ibu PKK Kota Yogyakarta dengan usia 25-64 tahun.

Jenis penelitian yang digunakan adalah eksperimental semu, dengan rancangan pre-post test intervention with control group. Penelitian ini menggunakan dua kelompok eksperimen yang diberi perlakuan berupa ceramah dan pemberian leaflet serta kelompok kontrol yang tidak diberi perlakuan. Masing-masing kelompok diberi pretest dan posttest untuk mengetahui efek perlakuan terhadap sikap responden.

Analisis statistik menggunakan T-test independent sample dan Mann-Whitney U testdengan taraf kepercayaan 95% menunjukkan bahwa kedua metode dapat meningkatkan perilaku responden, tetapi tidak berbeda bermakna.

(12)

xii

obtained from The Provincial Health Department 2007 in Yogyakarta, cervical cancer has 4th ranks from other cancer patients at all hospitals in the Province of Yogyakarta, and 3rdranks in outpatients in a hospital in the Province Yogyakarta.

This study aims to prove the existence of differences in the influence of lectures and leaflets about cervical cancer andpapsmearabout behavior change of mothers PKK Yogyakarta with 25-64 years of age.

This is quasi-experimental research, with pre-posttest intervention design with control group. This study uses the 2 experimental groups were given leaflet and lectures with a control group who were not given treatment. Each group were given pretest and posttest to determine the treatment effect about the attitude of respondents.

Statistical analysis using T-test independent sample and Mann-Whitney U test with 95% confidence level, which indicates that both methods can improve the behavior of respondents, but not statistically significant.

(13)

xiii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING... iii

HALAMAN PENGESAHAN... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA... vii

PRAKATA... viii

INTISARI... xi

ABSTRACT.... xii

DAFTAR ISI... xiii

DAFTAR TABEL... xvii

DAFTAR GAMBAR... xix

BAB I. PENGANTAR... 1

A. Latar Belakang ... 1

1. Perumusan masalah ... 3

2. Keaslian penelitian ... 4

3. Manfaat penelitian ... 5

B. Tujuan Penelitian ... 5

1. Tujuan umum ... 5

2. Tujuan khusus ... 6

BAB II. PENELAAHAN PUSTAKA ... 7

A. Kanker ……… 7

(14)

xiv

1. Definisi kanker serviks ………... 8

2. Penyebab kanker serviks ……… 8

3. Gejala kanker serviks ………. 9

4. Faktor resiko kanker serviks ……… 10

5. Skrining dan pencegahan kanker serviks……….. 11

C. Papsmear……… 12

D. Edukasi Kesehatan……… 14

E. Perilaku ……… 15

F. Landasan Teori ……… 23

G. Kerangka Konsep ……… 25

H. Hipotesis……….. 25

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ……… 26

A. Jenis dan Rancangan Penelitian ……… 26

B. Variabel Penelitian ……… 26

C. Definisi Operasional ……… 27

D. Subjek Penelitian ……… 28

E. Tempat Penelitian ……… 28

F. Bahan Penelitian ……… 29

1. Populasi penelitian ………. 29

2. Sampel dan teknik sampling……… 29

(15)

xv

1. Perijinan ……… 33

2. Penelusuran data populasi ……… 33

3. Pembuatan kuesioner……… 33

4. Pembuatan leaflet ……… 38

5. Perhitungan sampel dan randomisasi sampel ……….. 39

6. Pelaksanaan intervensi ……… 41

7. Posttest satu bulan setelah intervensi ………. 42

H. Tata Cara Analisis Hasil ……….. 42

I. Kesulitan dan Kelemahan Hasil Penelitian ……… 45

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ……… 46

A. Pengaruh Karakteristik Responden ……… 46

1. Usia ………... 47

2. Latar belakang mengenai kanker serviks danpapsmear…….. 49

3. Riwayatpapsmear……… 52

B. Pengaruh Karakteristik Responden Terhadap Perubahan Perilaku 54 1. Usia ……… 54

2. Latar belakang mengenai kanker serviks danpapsmear………. 56

3. Riwayatpapsmear……… 60

(16)

xvi

E. Perilaku Kelompok Perlakuan dan Kontrol padaPretestdan

Posttest………... 72

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ……….. 78

A. Kesimpulan ……….. 78

B. Saran ………. 78

DAFTAR PUSTAKA ……… 79

(17)

xvii

Tabel I. Profil pernyataan dalam kuesioner NCI (2007) ... 32 Tabel II. Jenis pernyataan dan pengelompokannya berdasarkan variabel dalam kuesioner ………... 35

Tabel III. Daftar kecamatan dalam masing-masing kelompok perlakuan ... 40

Tabel IV. Frekuensi rentang usia responden ………... 47

Tabel V. Karakteristik latar belakang informasi responden …………. 50

Tabel VI. Kelompok responden yang melakukan papsmear dan belum melakukan

papsmear……….. 52

Tabel VII. Riwayat terakhir responden melakukanpapsmear……… 52

Tabel VIII. Pengaruh karakteristik usia terhadap persentase perubahan perilaku

pada responden ……… 55

Tabel IX. Pengaruh latar belakang sumber informasi responden terhadap persentase perubahan pengetahuan …………... 57

Tabel X. Pengaruh latar belakang sumber informasi responden terhadap persentase perubahan sikap …………... 58

Tabel XI. Pengaruh latar belakang sumber informasi responden terhadap persentase perubahan tindakan …………... 59

(18)

xviii

tindakan ... ….. 62

Tabel XV. Perbedaan jumlah responden yang melakukan papsmear dan tidak

melakukanpapsmear………....….. 65

Tabel XVI. Alasan responden tidak melakukan papsmear dalam satu bulan …………...…... 66

Tabel XVII. Selisih Rerata antara Pretest dengan Posttestdan hasil signifikansi …... 68

Tabel XVIII. Sebaran pre-posttest pada berbagai kelompok ………... 73

Tabel XIX. Perbedaan Signifikansi antara Kelompok Perlakuan dengan Kelompok Kontrol pada Nilai Pretest dan Nilai Posttest

(19)

xix

Gambar 1. Alat reproduksi wanita ……… 8 Gambar 2. Stadium pada kanker serviks ……… 9 Gambar 3. Prosespapsmear... 12 Gambar 4. Selisih rerata pretest-posttest pada kelompok leaflet dan kontrol

……….………. 70

(20)

1

A. Latar Belakang

Kanker serviks merupakan bentuk ketidaknormalan sel pada jaringan serviks atau mulut rahim yang menghubungkan rahim dengan vagina. Kanker serviks sering dianggap sebagai suatu penyakit menular seksual yang disebabkan oleh infeksi virus papiloma manusia (HPV).

NCI (National Cancer Institute) melaporkan bahwa dalam tiga dekade ini di USA, insiden dan mortalitas kanker serviks cenderung mengalami penurunan hingga 50%. Pada tahun 2008 diprediksikan akan terjadi 11.070 kasus baru dan akan membuat kematian pada 3.870 orang. Pada tahun 2006, kanker serviks menempati urutan kedua sebagai kanker yang paling banyak diderita oleh wanita dan menjadi jenis kanker ketiga yang paling banyak yang menyebabkan kematian yaitu sekitar 300.000 kematian per-tahun di dunia (NCI, 2007).

(21)

Insidensi kanker serviks dipengaruhi oleh keterbatasan akan pengetahuan, status sosial ekonomi masyarakat, kebudayaan, geografi dan demografi. Berdasarkan data dari Yayasan Kanker Indonesia (YKI) Pusat, kesadaran dan kewaspadaan masyarakat terhadap kanker serviks masih rendah. Kewaspadaan terhadap kanker serviks dapat dilakukan dengan cara mendeteksi lebih dini melalui papsmear, karena kanker serviks merupakan salah satu jenis kanker yang dapat ditemukan pada stadium dini (YKI, 2000). Diagnosis penyakit lebih dini merupakan upaya yang sangat baik untuk mengetahui kondisi seseorang. Apalagi diagnosis penyakit kanker serviks ini tidak terlalu sulit.

Perilaku seorang wanita dalam melakukan papsmear sangat penting guna menurunkan angka kematian dan kesakitan yang disebabkan oleh penyakit kanker serviks. Sarwono (1997) mengatakan, bahwa perilaku seseorang dapat berubah dengan adanya tambahan informasi mengenai objek tersebut. Perilaku masyarakat berkaitan dengan tindakan pencegahan kanker serviks dapat ditingkatkan melalui penyuluhan kesehatan. Penyuluhan kesehatan yang paling sering dilakukan yaitu ceramah. Namun pesan yang sangat terinci dari ceramah lebih mudah dilupakan. Untuk itu sangat perlu alat bantu dalam bentuk lain yang mempermudah setiap orang untuk mengingat kembali mengenai kanker serviks dan papsmear. Alat bantu yang mungkin dapat dilakukan yaitu pemberian leaflet sebagai alat bantu visual.

(22)

mencegah terjadinya stroke, serta deteksi dini kanker serviks dengan melakukan papsmear. Dengan demikian adanya perubahan perilaku pada wanita diharapkan

dapat menurunkan angka kematian dan kesakitan yang disebabkan oleh penyakit kanker serviks.

Penelitian ini dilakukan pada ibu-ibu PKK di kota Yogyakarta yang memenuhi kriteria inklusi. Pemilihan sampel dilakukan atas pertimbangan, ibu-ibu PKK merupakan salah satu media yang tepat dalam pemberian edukasi dimana informasi yang telah diberikan pada kader-kader PKK dapat disampaikan kembali kepada masyarakat di sekitarnya melalui kegiatan rutin yang dilakukan setiap bulannya. Ibu-ibu PKK Kotamadya Yogyakarta menjadi pilihan dilakukannya penelitian ini dengan pertimbangan berdasarkan data Dinas Kesehatan Provinsi tahun 2006, persentase rumah tangga yang berperilaku hidup bersih dan sehat tertinggi adalah Kota Yogyakarta. Perilaku hidup yang bersih dan sehat merupakan salah satu tonggak awal dalam mencegah terjadinya kanker serviks. Untuk itu diharapkan ibu-ibu PKK Kota Yogyakarta dapat dijadikan sebagai panutan dalam berperilaku hidup sehat dan bersih serta mampu mengurangi angka kesakitan dan kematian akibat kanker serviks.

1. Perumusan Masalah

(23)

b. Apakah terdapat perubahan perilaku ibu-ibu PKK Kota Yogyakarta setelah pemberian intervensi berupa ceramah dan leaflet ?

c. Apakah metode edukasi dengan pemberian leaflet lebih efektif dibandingkan metode edukasi ceramah mengenai pencegahan kanker serviks dan papsmear terhadap perubahan perilaku ibu-ibu PKK Kota Yogyakarta ?

2. Keaslian Penelitian

Sejauh penelusuran pustaka yang telah dilakukan, penelitian tentang perbedaan pengaruh ceramah dan pemberian leaflet mengenai pencegahan kanker serviks dan papsmearterhadap perubahan perilaku ibu-ibu Pkk Kota Yogyakarta dengan usia 25-64 tahun belum pernah dilakukan. Penelitian yang terkait dengan masalah perubahan perilaku ibu-ibu akibat pengaruh adanya edukasi mengenai kanker serviks dan papsmear telah dilakukan oleh peneliti lain dengan judul berikut ini :

a. Perbedaan Antara Pengaruh Ceramah dengan Ceramah-Testimoni Tentang Kanker Serviks dan Papsmear Terhadap Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Guru Wanita Sekolah Dasar di Kota Yogyakarta oleh Margarita Krishna Setiawati (2009).

(24)

Penelitian tersebut berbeda pada hal tujuan penelitian, subjek penelitian, waktu penelitian, lokasi penelitian, dan kajian penelitian. Penelitian yang dilakukan saat ini ingin melihat pengaruh pemberian edukasi berupa ceramah dan pemberian leaflet terhadap perubahan perilaku populasi ibu-ibu PKK Kota Yogyakarta tahun 2009.

3. Manfaat Penelitian

a. Manfaat teoritis

Meningkatkan pengetahuan dalam bidang kesehatan mengenai tindakan pencegahan kanker serviks melalui penyuluhan dengan metode ceramah dan pemberian leaflet

b. Manfaat metodologis

Mengetahui perbedaan keefektifan dari dua metode penyuluhan yaitu metode ceramah dan pemberian leaflet dengan menggunakan kuesioner.

c. Manfaat praktis

Diharapkan penelitian ini meningkatkan perilaku ibu-ibu PKK Kota Yogyakarta untuk mencegah kanker serviks dan melakukan testpapsmear.

B. Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum

(25)

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui karakteristik responden berdasarkan latar belakang informasi, mengenai kanker serviks dan papsmear, dan riwayat melakukan papsmear terhadap perubahan perilaku ibu-ibu PKK Kota Yogyakarta.

b. Membuktikan bahwa ceramah dan pemberian leaflet mengenai kanker serviks dan papsmear dapat meningkatkan perilaku responden mengenai kanker serviks danpapsmear.

(26)

7 A. Kanker 1. Pengertian Kanker

Kanker adalah suatu pertumbuhan sel-sel abnormal yang cenderung

menginvasi jaringan di sekitarnya dan menyebar ke tempat-tempat jauh.

Terdapat beberapa tipe kanker, antara lain karsinoma, limfoma, sarkoma,

glioma, dan karsinoma in situ (Corwin, 2001).

2. Klasifikasi Kanker

Ada beberapa kategori umum kanker yang diidentifikasikan

berdasarkan jaringan asal, tempat mereka tumbuh. Kategori umum kanker

meliputi (Corwin, 2001) :

a. Karsinoma : kanker jaringan epitel, termasuk sel-sel kulit, testis, ovarium,

kelenjar penghasil mukus, sel penghasil melanin, payudara, serviks, kolon,

rektum, lambung, pankreas, dan esofagus.

b. Limfoma : Kanker jaringan limfe yang mencakup kapiler limfe, lakteal,

limpa, berbagai kelenjar limfe, dan pembuluh limfe.

c. Sarkoma : Kanker jaringan ikat, termasuk sel-sel yang ditemukan di otot

dan tulang.

d. Glioma: Kanker sel-sel glia (penunjang) di susunan saraf pusat

e. Karsinoma in situ : istilah yang dijelaskan untuk menjelaskan sel epitel

abnormal yang masih terbatas di daerah tertentu sehingga masih dianggap

(27)

B. Kanker Serviks 1. Definisi Kanker Serviks

Kanker serviks adalah tumor ganas yang tumbuh di dalam leher rahim

atau serviks, yang merupakan organ yang menghubungkan uterus dan vagina

(NCI, 2007).

Gambar 1. Alat reproduksi wanita

(Anonim b, 2009)

2. Penyebab Kanker Serviks

Lebih dari 95% kanker serviks disebabkan oleh virus yang dikenal

sebagaiHuman Papilloma Virus (HPV). (Anonim a, 2008). HPV adalah jenis

virus yang cukup lazim dijumpai. Jenis yang berbeda dapat menyebabkan kutil

atau pertumbuhan sel yang tidak normal (displasia) dalam atau di sekitar leher

rahim atau dubur yang dapat menyebabkan kanker leher rahim atau dubur.

Kutil-kutil ini pada umumnya tumbuh di permukaan kulit yang lembab dan di

daerah sekitar alat kelamin sehingga disebut kutil kulit dan kutil kelamin.

Infeksi HPV pada alat kelamin dapat disebarkan melalui hubungan seks

(28)

3. Gejala Kanker Serviks

Meskipun telah terjadi invasi sel kanker ke dalam jaringan di

bawahnya, namun kanker tersebut masih belum menimbulkan gejala. Tanda

dini kanker mulut rahim tidak spesifik seperti adanya keputihan yang agak

banyak dan kadang-kadang bercak perdarahan yang umumnya diabaikan oleh

penderita (Rasjidi dan Sulistyanto, 2007).

Tanda yang lebih klasik yaitu adanya pendarahan yang berulang atau

terjadinya pendarahan setelah melakukan hubungan suami isteri atau saat

vagina dibersihkan. Pendarahan yang terjadi semakin lama semakin banyak

seiring dengan pertumbuhan kanker serviks tersebut. Selain itu biasanya juga

dijumpai keputihan yang banyak dan berbau busuk (Rasjidi dan Sulistyanto,

2007).

Pada stadium lanjut terdapat beberapa gejala yaitu keputihan yang sulit

sembuh dan berbau, pendarahan antar menstruasi, pendarahan kontak,

gangguan kencing, gangguan BAB, dan terasa nyeri pada perut bagian bawah

(Heryuristianto, 2008).

Gambar 2. Stadium pada kanker serviks

(29)

4. Faktor Resiko Kanker Serviks

Terdapat beberapa faktor resiko terjadinya kanker serviks diantaranya :

a. Perilaku seksual pada usia < 20 tahun atau mempunyai pasangan seksual

yang berganti-ganti lebih berisiko untuk menderita kanker serviks. Selain

itu hubungan seorang suami dengan seorang wanita tuna susila (WTS)

dapat membawa penyebab kanker (karsinogen) terhadap isterinya

(Sjamsuddin, 2001).

b. Penggunaan alat kontrasepsi seperti kondom dan diafragma dapat

memberikan perlindungan terhadap kanker serviks, akan tetapi

penggunaan kontrasepsi oral yang dipakai dalam jangka panjang yaitu

lebih dari 5 tahun dapat meningkatkan risiko relatif terjadinya kanker

serviks 1,53 kali. WHO melaporkan risiko relatif pada pemakaian

kontrasepsi oral sebesar 1,19 kali dan meningkat sesuai dengan lamanya

pemakaian (Sjamsuddin, 2001).

c. Pada wanita yang aktif merokok mempunyai konsentrasi nikotin pada

getah serviks 56 kali lebih tinggi dibandingkan dalam serum. Bahan-bahan

yang terkandung dalam rokok tersebut mempunyai efek langsung pada

serviks yaitu menurunkan status imun lokal sehingga dapat menjadi

kokarsinogen infeksi virus (Sjamsuddin, 2001).

d. Banyak sayur dan buah mengandung bahan-bahan antioksidan dan

berkhasiat mencegah kanker misalnya advokat, brokoli, kol, wortel, jeruk,

anggur, bawang, bayam, tomat. Beberapa penelitian menyatakan bahwa

(30)

dihubungkan dengan peningkatan risiko kanker serviks. Vitamin E,

vitamin C dan beta karoten mempunyai khasiat antioksidan yang kuat.

Antioksidan dapat melindungi DNA/RNA terhadap pengaruh buruk

radikal bebas yang terbentuk akibat oksidasi karsinogen bahan kimia.

Vitamin E banyak terdapat dalam minyak nabati (kedelai, jagung,

biji-bijian dan kacang-kacangan). Vitamin C banyak terdapat dalam

sayur-sayuran dan buah-buahan (Sjamsuddin, 2001).

5. Skrining dan Pencegahan Kanker Serviks

Pencegahan kanker serviks dapat dibedakan dua cara yaitu (Sanif,

2001) :

a. menghindari faktor risiko yang dapat dikontrol (pencegahan primer) yaitu :

 Menunda hubungan seksual sampai usia diatas remaja

 Batasi jumlah pasangan

 Tolak berhubungan seksual dengan yang mempunyai banyak pasangan

 Tolak berhubungan seksual dengan orang terinfeksigenital warts

 Hubungan seksual yang aman. Kondom tidak memproteksi infeksi

HPV

 Hentikan merokok

b. Pemeriksaan ujipapsmearteratur artinya (pencegahan sekunder)

 Semua wanita usia 18 tahun atau telah melakukan hubungan seksual

 Bila telah tiga kali papsmear normal maka pemeriksaan akan lebih

(31)

 Wanita yang telah dilakukan pengangkatan rahim dan wanita yang

telah menopause masih dibutuhkan pemeriksaan ujipapsmear.

Program skrining yang dianjurkan WHO untuk kanker serviks :

 Skrining pada setiap wanita minimal satu kali pada usia 35-40 tahun

 Jika tersedianya fasilitas, lakukan tiap 10 tahun pada usia 35-55 tahun

 Jika fasilitas yang tersedia lebih, lakukan tiap 5 tahun pada wanita usia

35-55 tahun

 Ideal atau optimal, lakukan tiap 3 tahun pada wanita usia 25-60 tahun

C. Papsmear

Gambar 3. Prosespapsmear

(Rasjidi dan Sulistyanto, 2007) Papsmear, disebut juga tes Pap, adalah prosedur pemeriksaan sederhana

untuk mengambil sel serviks dengan tujuan memeriksa atau mendeteksi adanya

sel kanker atau sel abnormal yang bertendensi untuk menjadi sel-sel kanker.

Pemeriksaan papsmear juga dapat mendeteksi adanya proses inflamasi atau

(32)

Deteksi dini untuk mengetahui adanya kanker serviks yang sederhana ini

ditemukan oleh Dr. George N. Papaniculau pada tahun 1943. Papsmear ini perlu

dilakukan oleh wanita yang sudah pernah melakukan hubungan seksual, wanita

dengan faktor resiko terjadinya kanker serviks, dan wanita yang mempunyai

riwayat keluarga yang menderita kanker serviks (Heryuristianto, 2008).

Papsmear seharusnya dilakukan pertama kali 3 tahun setelah melakukan

hubungan seksual pertama atau ketika umur seorang wanita mencapai 21 tahun.

Pemeriksaan papsmear juga perlu dilakukan rutin setiap satu sampai tiga tahun.

Apabila seorang wanita berusia lebih dari 30 tahun, dapat dilakukan pemeriksaan

HPV dengan melakukanpapsmear(NCI, 2007).

Hasil analisis papsmear dilaporkan berdasarkan sistem terminologi

pengobatan yang disebut Sistem Bethesda. Sistem ini digunakan sebagai acuan

dalam analisis hasil papsmeardan diperkenalkan pada workshop NCI tahun 1988

(NCI, 2009).

Ada beberapa kategori mayor abnormalitas hasil papsmear menurut NCI

2008, yaitu :

1. ASC (atypical squamous cells): sel-sel squamous merupakan sel yang tipis,

datar, dimana membentuk permukaan/dinding serviks. Kategori ini dibagi

menjadi 2 kelompok :

a. ASC-US (atypical squamous cells of undetermined significance):

abnormalitas ringan. Sel-sel squamous tidak nampak normal sepenuhnya,

penyebabnya belum diketahui pasti, kadang perubahan berkaitan dengan

(33)

b. ASC-H (atypical squamous cells cannot exclude a high-grade squamous

intraepithelial lesion): ASC-H dapat memiliki risiko yang lebih tinggi

untuk menjadi prekanker. Sel tidak terlihat normal, tapi arti perubahan

belum diketahui.

2. AGC (atypical glandular cells): Sel glandular adalah sel yang memproduksi

mukus yang ditemukan di kanal endoservikal (saluran ditengah serviks) atau

pada lapisan luar uterus. Glandular cell bukan termasuk sel normal, namun

belum diketahui makna dari perubahan ini.

3. AIS (endocervical adenocarcinoma insitu): sel prakanker ditemukan dalam

jaringan glandular.

4. LSIL (low-grade squamous intraepithelial lesion): ada perubahan awal dalam

bentuk dan ukuran sel.

5. HSIL (high-grade squamous intraepithelial lesion): ada perubahan ukuran dan

bentuk sel abnormal yang lebih jelas, artinya sel terlihat sangat berbeda dari

sel normal. HSIL adalah abnormalitas yang lebih parah dan memiliki potensi

berkembang menjadi kanker invasif.

D. Edukasi Kesehatan

Menurut Notoatmodjo (2003) pendidikan kesehatan atau penyuluhan

kesehatan merupakan suatu kegiatan yang dilakukan dengan cara persuasi,

bujukan, himbauan, ajakan, memberi informasi, memberi kesadaran sebagai

upaya agar masyarakat dapat berperilaku sehat. Pendidik kesehatan ialah semua

(34)

individu atau masyarakat guna meningkatkan kesehatan mereka. Individu,

kelompok ataupun masyarakat dianggap sebagai sasaran (objek) pendidikan dan

dapat pula sebagai subjek (pelaku) pendidikan kesehatan masyarakat apabila

mereka diikutsertakan di dalam usaha kesehatan masyarakat.

Metode ceramah yaitu metode mengajar dengan menyampaikan informasi

dan pengetahuan secara lisan kepada masyarakat yang pada umumnya mengikuti

secara pasif. Metode ini cocok untuk kelompok besar (apabila peserta penyuluhan

lebih dari 15 orang). Metode ini baik untuk sasaran yang berpendidikan tinggi

maupun rendah (Adrian, 2004).

E. Perilaku

Perilaku manusia merupakan refleksi dari berbagai gejala kejiwaan, seperti

keinginan, minat, kehendak, emosi, berpikir, motivasi, dan reaksi. Perilaku adalah

suatu respon seseorang terhadap rangsangan atau stimulus dari luar. Ada dua

macam bentuk respon, yaitu :

1. Bentuk pasif

Bentuk pasif disebut juga respon internal, yaitu yang terjadi di dalam diri

manusia dan tidak secara langsung dapat terlihat oleh orang lain, misalnya

berpikir, tanggapan, sikap, dan pengetahuan.

2. Bentuk aktif

Bentuk aktif adalah respon dari stimulus yang secara jelas dapat diamati

secara langsung berupa tindakan nyata seseorang (practice) (Notoatmodjo,

(35)

Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku individu yaitu faktor internal

yang berasal dari individu itu sendiri dan faktor eksternal yang berasal dari

luar individu. Faktor-faktor internal yang mempengaruhi perilaku masyarakat

menurut Dharmmesta dan Handoko (2000) adalah sebagai berikut:

1. Faktor motivasi.

Motivasi adalah keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong individu

melakukan kegiatan tertentu untuk mencapai suatu tujuan. Motivasi seseorang

akan mewujudkan suatu tingkah laku yang diarahkan pada tujuan untuk

mencapai sasaran kepuasan.

2. Faktor pengalaman.

Pengalaman adalah proses ketika manusia menyadari dan menginterpretasikan

aspek lingkungannya. Hasil dari pengalaman individu akan membentuk suatu

pandangan tertentu terhadap suatu produk yang akan menciptakan proses

pengamatan dan perilaku pembelian yang berbeda-beda.

3. Faktor belajar.

Belajar merupakan perubahan-perubahan perilaku yang terjadi sebagai hasil

akibat adanya pengalaman. Proses belajar terjadi karena adanya interaksi

antara manusia yang bersifat individual dengan lingkungan khusus tertentu.

Proses belajar pada suatu pembelian terjadi apabila konsumen ingin

menanggapi dan memperoleh suatu kepuasan, atau sebaliknya, tidak terjadi

(36)

4. Faktor kepribadian dan konsep diri.

Setiap orang memiliki kepribadian yang berbeda yang mempengaruhi perilaku

pembeliannya. Kepribadian merupakan karakteristik psikologis yang berbeda

dari seseorang yang menyebabkan tanggapan yang relatif konsisten atau

bertahan lama terhadap lingkungannya. Kepribadian berkaitan dengan konsep

diri atau citra pribadi (Kotler, 1997).

5. Faktor sikap.

Sikap biasanya memberikan penilaian (menerima atau menolak) terhadap

objek atau produk yang dihadapinya. Sikap adalah evaluasi, perasaan

emosional, dan kecenderungan tindakan yang menggantung atau tidak

diuntungkan yang bertahan lama dari seseorang terhadap objek atau gagasan

tertentu (Kotler, 1997).

Faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi perilaku masyarakat menurut

Dhammesta dan Handoko (2000) adalah sebagai berikut :

1. Faktor budaya

Perilaku manusia ditentukan oleh kebudayaan yang melingkupinya, dan

pengaruhnya selalu berubah setiap waktu sesuai dengan kemajuan atau

perkembangan zaman dari masyarakat tersebut.

2. Faktor kelas sosial

Masyarakat Indonesia pada dasarnya dapat dikelompokkan dalam tiga

kelas sosial, yaitu golongan atas, golongan menengah, dan golongan rendah.

Perilaku konsumen antara kelas sosial yang satu akan sangat berbeda dengan

(37)

3. Faktor kelompok sosial

Kelompok sosial adalah kesatuan sosial yang menjadi tempat

individu-individu berinteraksi satu sama lain. Ada 3 bentuk kelompok sosial yang

terjadi di dalam masyarakat yaitu kelompok primer, sekunder, formal dan

informal. Kelompok primer adalah keluarga, kelompok teman-teman dekat

dan teman sekerja yang selalu melibatkan individu dalam berinteraksi.

Kelompok sekunder adalah kelompok besar dari banyak orang dan

hubungan diantara anggota tidak perlu saling mengenal secara pribadi.

Kelompok formal adalah kelompok yang mempunyai peraturan-peraturan

yang tegas dan dengan sengaja diciptakan untuk mengatur hubungan

antar anggotanya, sedangkan kelompok informal adalah kelompok yang

tidak mempunyai struktur dan organisasi tertentu.

4. Faktor kelompok referensi

Kelompok referensi adalah kelompok sosial yang menjadi ukuran

seseorang untuk membentuk kepribadian dan perilakunya. Kotler (1997)

menjelaskan bahwa kelompok referensi adalah kelompok yang memiliki

pengaruh langsung terhadap perilaku seseorang.

5. Faktor keluarga

Keluarga memainkan peran terbesar dan terlama dalam pembentukan

perilaku manusia.

Menurut Notoatmodjo (2003), sebelum orang berperilaku baru, di dalam

(38)

1. Awareness(kesadaran), yakni orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui

stimulus atau objek terlebih dahulu.

2. Interest, yakni orang mulai tertarik kepada stimulus.

3. Evaluation, yakni mempertimbangkan baik dan tidaknya stimulus tersebut

bagi dirinya, hal ini menunjukkan sikap responden yang lebih baik lagi.

4. Trial, yakni orang telah mulai mencoba perilaku baru.

5. Adoption, yakni subjek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan,

kesadaran, dan sikapnya terhadap stimulus.

Menurut Notoatmodjo (2003), tujuan suatu pendidikan adalah

mengembangkan atau meningkatkan ketiga domain perilaku, yang terdiri dari:

1. Ranah kognitif

Ranah kognitif adalah representasi dari apa yang dipercayai individu pemilik

sikap. Komponen ini berisi kepercayaan seseorang mengenai apa yang berlaku

atau apa yang benar bagi objek sikap. Kepercayaan datang dari apa yang telah

kita lihat atau kita ketahui. Berdasarkan apa yang kita lihat atau ketahui

terbentuk ide atau gagasan tentang karakteristik suatu objek, dan ini menjadi

dasar pengetahuan seseorang tentang apa yang diharapkan dari objek tertentu.

Tetapi kadang kepercayaan terbentuk karena kurang atau tidak adanya

(39)

2. Ranah afektif

Ranah afektif menyangkut masalah emosional subjektif seseorang terhadap

suatu objek sikap. Reaksi emosional banyak dipengaruhi oleh kepercayaan

atau apa yang kita percayai sebagai benar dan berlaku bagi objek.

3. Ranah psikomotor

Ranah psikomotor merupakan kecenderungan berperilaku yang ada dalam diri

seseorang berkaitan dengan objek sikap yang dihadapi, banyak dipengaruhi

oleh kepercayaan dan perasaan terhadap suatu objek. Ranah psikomotor

meliputi bentuk perilaku yang dapat dilihat secara langsung, tetapi juga bentuk

perilaku pernyataan atau perkataan yang diucapkan seseorang mengenai suatu

objek (Azwar, 2007).

1. Pengetahuan

Pengetahuan merupakan unsur–unsur yang mengisi akal dan alam

jiwa individu yang akan menimbulkan suatu gambaran, konsep, persepsi

dan fantasi terhadap segala hal yang diterima dari lingkungannya melalui

panca indera (Dharmmesta dan Handoko, 2000).

Pengetahuan merupakan penyebab atau motivator bagi seseorang

untuk bersikap dan berperilaku (Azwar, 2007). Pengetahuan atau kognitif

merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan

seseorang (overt behavior) (Notoatmodjo, 2003).

2. Sikap

Menurut Sherif dan Sherif (1956) yang tercantum dalam buku

(40)

perilaku seseorang dalam hubungannya dengan stimulus manusia atau

kejadian-kejadian tertentu. Sikap merupakan suatu keadaan yang

memungkinkan timbulnya suatu perbuatan atau tingkah laku (Tri Dayakisni

Hudaniah, 2006).

Dilihat dari strukturnya, sikap itu terdiri atas tiga komponen yang

saling menunjang, yaitu komponen kognitif, komponen afektif, dan komponen

konatif. Komponen kognitif berupa apa yang dipercayai oleh subjek pemilik

sikap, komponen afektif merupakan komponen perasaan yang menyangkut

aspek emosional, dan komponen konatif merupakan aspek kecenderungan

berperilaku tertentu sesuai dengan sikap yang dimiliki oleh subjek (Azwar,

1988).

b. Komponen kognitif

Komponen kognitif yaitu komponen yang tersusun atas dasar pengetahuan

atau informasi yang dimiliki seseorang tentang obyek sikapnya. Dari

pengetahuan ini kemudian akan terbentuk suatu keyakinan tertentu tentang

obyek sikap tersebut (Tri Dayakisni Hudaniah, 2006).

c. Komponen afektif

Komponen afektif berhubungan dengan rasa senang dengan tidak senang.

Jadi sifatnya evaluatif yang berhubungan erat dengan nilai-nilai

kebudayaan atau system nilai yang dimilikinya (Tri Dayakisni Hudaniah,

(41)

d. Komponen konatif

Komponen konatif merupakan kecenderungan berperilaku yang ada

dalam diri seseorang berkaitan dengan objek sikap yang dihadapi,

banyak dipengaruhi oleh kepercayaan dan perasaan terhadap suatu

objek. Komponen konatif meliputi bentuk perilaku yang dapat dilihat

secara langsung, tetapi juga bentuk perilaku pernyataan atau perkataan

yang diucapkan seseorang mengenai suatu objek (Azwar, 2006).

3. Tindakan

Tindakan merupakan bagian dari perilaku yang dapat diamati

secara langsung dan disebut bentuk aktif perilaku. Secara teoritis,

perilaku terbentuk dari stimulus yang mempengaruhi pengetahuan, sikap, dan

tindakan. Namun demikian di dalam kenyataan, stimulus yang diterima

dapat langsung menimbulkan tindakan. Artinya seseorang dapat langsung

bertindak tanpa terlebih dahulu mengetahui makna dari stimulus yang

diterimanya. Tindakan seseorang tidak harus didasari oleh pengetahuan

atau sikap (Notoatmodjo, 1993).

Menurut Notoatmodjo (2003), tindakan mempunyai beberapa

tingkatan sebagai berikut:

a. Persepsi (perception), mengenal dan memilih berbagai objek yang

sehubungan dengan tindakan yang diambil.

b. Respon terpimpin (guided response), dapat melakukan sesuai dengan

urutan yang benar dan sesuai dengan contoh adalah indikator tindakan

(42)

c. Mekanisme (mechanism), apabila seseorang telah dapat melakukan

sesuatu dengan benar secara otomatis, atau sesuatu yang sudah merupakan

kebiasaan, maka sudah mencapai tindakan tingkat tiga.

d. Adopsi (adoption), merupakan suatu tindakan yang sudah berkembang

dengan baik. Artinya tindakan tersebut sudah dimodifikasi tanpa

mengurangi kebenaran tindakan tersebut.

F. Landasan Teori

Perilaku merupakan respon individu terhadap stimulus yang berasal dari

luar maupun dari dalam dirinya, dapat berbentuk pasif berupa pengetahuan

dan sikap, maupun berbentuk aktif berupa tindakan (Sarwono, 1997). Dalam

kenyataan, stimulus dapat langsung menimbulkan tindakan tanpa harus

didasari pengetahuan dan sikap (Notoatmodjo, 1993). Salah satu karakteristik

perilaku manusia adalah sifat diferensialnya, artinya stimulus yang sama

belum tentu akan menimbulkan bentuk reaksi yang sama dari individu (Azwar,

2007).

Pengalaman yang didapat selama hidup dapat mendasari perilaku yang

dilakukan seseorang, karena pengalaman adalah salah satu faktor yang

mempengaruhi perilaku masyarakat. Pengalaman merupakan proses ketika

manusia menyadari dan menginterpretasikan aspek lingkungannya. Hasil dari

pengalaman individu akan membentuk suatu pandangan tertentu terhadap

suatu stimulus, yang akan menciptakan proses pengamatan dan perilaku yang

(43)

Faktor usia dapat menghambat proses belajar pada orang dewasa

berkaitan dengan kondisi fisiknya. Semakin bertambahnya usia, penglihatan

akan semakin berkurang, penerangan yang dibutuhkan dalam suatu situasi

belajar semakin bertambah, kemampuan mendengarkan orang lain berbicara

juga semakin berkurang, dinyatakan oleh Lunardi (Notoatmodjo, 1993).

Kurangnya informasi yang diperoleh masyarakat mengenai kanker

serviks yang dapat ditangani dan diobati sampai sembuh bila ditemukan pada

tahap pra kanker, menyebabkan penderita kanker serviks baru datang ke rumah

sakit atau dokter saat memasuki stadium lanjut, sehingga morbiditas dan

mortalitas kanker serviks cukup tinggi (Moegni, 2007). Untuk mengetahui ada

tidaknya sel-sel abnormal yang mengarah ke kanker serviks secara dini dapat

dilakukan dengan tespapsmearyang dilakukan secara rutin. Informasi mengenai

papsmear di masyarakatpun masih kurang sehingga menimbulkan banyak

persepsi yang menakutkan tentang papsmear, seperti rasa sakit ketika papsmear,

dan melakukanpapsmearmerupakan hal yang memalukan.

Edukasi kesehatan diperlukan untuk mendorong perilaku yang berkaitan

dengan promosi kesehatan antara lain adalah upaya–upaya pencegahan terjadinya

penyakit (Soebroto, Ghozali, dan Yuliati, 2001).

Upaya untuk meningkatkan kesadaran dan kewaspadaan masyarakat dalam

menghadapi kanker serviks dan papsmear dapat dilakukan dengan memberikan

edukasi kesehatan lisan yang berupa ceramah maupun edukasi tertulis yang

(44)

G. Kerangka Konsep

Gambar 4.Hubungan Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan Sebelum dan Setelah Diberikan Ceramah dan leaflet terhadap Perubahan Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan

H. Hipotesis

Ada perbedaan perubahan perilaku yang signifikan tentang kanker serviks

dan papsmear antara kelompok perlakuan yang diberi edukasi ceramah saja dan

kelompok perlakuan yang diberi edukasi leaflet pada ibu-ibu PKK Kota

Yogyakarta dengan usia 25-64 tahun.

Pengetahuan, Sikap, dan

tindakan

Ceramah dan pemberian leaflet

Perubahan pengetahuan, sikap

(45)

26

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian ini termasuk jenis penelitian eksperimental semu (quasi

experimental research) dengan rancangan penelitianpre-posttest intervention with

kontrol group. Penelitian eksperimental semu adalah penelitian yang mencari

hubungan sebab akibat dalam kehidupan nyata, tidak memungkinkan untuk

mengontrol semua hal yang berpengaruh dan menghadapi kesulitan teknis dan

etik untuk dapat melakukan randomisasi subyek (Pratiknya, 2003).

Penelitian ini digunakan untuk melihat pengaruh pemberian ceramah dan

leaflet mengenai kanker serviks dan papsmear terhadap perubahan perilaku

ibu-ibu PKK Kota Yogyakarta. Rancangan penelitian deskriptif evaluatif digunakan

dalam penelitian ini untuk menggambarkan karakteristik responden berdasarkan

umur, latar belakang informasi tentang kanker serviks dan papsmear, dan

riwayat melakukan papsmear terhadap perubahan perilaku ibu-ibu PKK di

Kota Yogyakarta, ditinjau dari rata-rata selisih nilaipretest-posttestsatu bulan.

B. Variabel Penelitian

1. Variabel bebas (independent) adalah metode ceramah dan pemberian leaflet

(46)

2. Variabel terpengaruh (dependent) dari penelitian ini yaitu pengetahuan, sikap

dan tindakan ibu-ibu PKK Kota Yogyakarta dengan usia 25-64 tahun tentang

kanker serviks danpapsmear.

C. Definisi Operasional

1. Kanker serviks adalah kanker atau pertumbuhan yang tidak terkontrol dari sel

pada jaringan serviks yaitu pada dinding rahim, yang dapat menyebar ke organ

lain dan mengakibatkan kematian.

2. Papsmearadalah suatu metode yang dapat digunakan untuk mendeteksi secara

dini ada atau tidaknya kanker serviks, yang dilakukan dengan cara mengambil

sel-sel yang terdapat pada jaringan epitel leher rahim oleh dokter ahli

kebidanan, dokter umum, atau bidan yang terlatih dan hasilnya diperiksa

menggunakan mikroskop di laboratorium klinik oleh ahli Patologi Anatomi.

3. Subjek penelitian adalah ibu-ibu PKK tingkat kecamatan yang merupakan

anggota maupun pengurus PKK tingkat kecamatan yang memenuhi

persyaratan. Persyaratan yang dibutuhkan yaitu ibu-ibu PKK yang mewakili

masing-masing daerah kelurahan, telah menikah, bersedia mengisi dan

mengembalikan kuesioner, serta bersedia mengikuti ceramah yang akan

diadakan oleh peneliti.

4. Ceramah adalah metode edukasi berupa pemaparan materi mengenai kanker

serviks danpapsmeardari narasumber yang berkompeten (tim dokter Yayasan

Kanker Indonesia cabang Daerah Istimewa Yogyakarta) kepada responden

(47)

5. Leaflet adalah metode edukasi berupa pemaparan materi mengenai kanker

serviks danpapsmear yang dituangkan dalam bentuk tulisan dan gambar pada

selembar kertas yang dibuat semenarik mungkin.

6. Perilaku adalah respon aktif yang dilakukan responden hasil dari segala

macam pengetahuan dan sikap yang terwujud dalam suatu tindakan untuk

melakukan papsmear, meneruskan pengetahuan tentang kanker serviks dan

papsmear, dan menganjurkan untuk melakukanpapsmearyang diukur dengan

kuesioner.

D. Subjek Penelitian

Subjek penelitian pada penelitian ini yaitu ibu-ibu PKK Kota Yogyakarta

yang mengisi dan mengembalikan kuesioner, dan bersedia membaca leaflet yang

telah diberikan serta bersedia menghadiri edukasi dengan metode ceramah yang

diadakan oleh peneliti, serta memenuhi kriteria inklusi. Kriteria inklusi pada

penelitian ini yaitu ibu-ibu PKK di Kota Yogyakarta, telah menikah, dan berusia

25-64 tahun.

E. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kota Yogyakarta. Intervensi berupa

ceramah dilakukan di Pendopo Kecamatan Pakualaman Jalan Sultan Agung

nomor 133 Yogyakarta. Sedangkan intervensi berupa pemberian leaflet

dilakukan dari rumah ke rumah tiap ibu-ibu PKK yang telah ditunjuk oleh ketua

(48)

masing-masing rumah ibu-ibu PKK yang telah menghadiri ceramah maupun

yang telah menerima pemberian leaflet.

F. Bahan Penelitian 1. Populasi Penelitian

Populasi penelitian yaitu ibu-ibu PKK kota Yogyakarta yang mengisi dan

mengembalikan kuesioner, bersedia menghadiri edukasi yang diadakan oleh

peneliti, serta memenuhi kriteria inklusi.

2. Sampel dan Teknik Sampling.

Subjek penelitian ditentukan dengan menggunakan teknik purposive

sampling. Subjek penelitian dipilih berdasarkan pertimbangan tertentu dengan

tujuan untuk memperoleh satuan sampling yang memiliki karakteristik yang

dikehendaki (Setiawan, 2005).

Besarnya sampel yang digunakan dalam penelitian ini dapat memakan

waktu penelitian yang lama dan biaya yang besar. Untuk mengatasi hal tersebut

tanpa harus melupakan pendekatan hasil agar memperoleh hasil yang dapat

menggambarkan perilaku ibu-ibu PKK Kota Yogyakarta dilakukan

pengelompokan daerah.

Terdapat 14 kecamatan di Kota Yogyakarta yaitu Kecamatan

Gondokusuman, Danurejan, Gondomanan, Umbulharjo, Kotagede, Jetis,

Tegalrejo, Mantrijeron, Wirobrajan, Ngampilan, Pakualaman, Kraton,

Mergangsan, dan Gedongtengen. Selanjutnya menetapkan kecamatan mana saja

(49)

kelompok kontrol. Penentuan tersebut dilakukan secara acak dan dilakukan

dengan menggunakan sistem undian.

Pemilihan Kecamatan yang akan dijadikan sebagai kelompok intervensi

dan kelompok kontrol dipilih dengan cara random. Dari 14 kecamatan dibagi

menjadi 3 kelompok dimana setiap kelompok diberi perlakuan ceramah,

kelompok berikutnya diberi leaflet dan kelompok berikutnya tidak diberi

intervensi apapun yang digunakan sebagai kontrol. Kelompok yang diberi

intervensi ceramah terdiri atas 5 kecamatan, kelompok yang diberi intervensi

leaflet terdiri atas 5 kecamatan serta kelompok kontrol terdiri atas 4 kecamatan.

Setelah melakukan undian, kelompok yang diberi intervensi ceramah

terdiri atas kecamatan Pakualaman, Mantrijeron, Gedongtengen, Danurejan dan

Umbulharjo. Kecamatan Kraton, Jetis, Kotagede, Gondokusuman, dan Wirobrajan

termasuk dalam kelompok yang diberi intervensi berupa leaflet, sedangkan untuk

kelompok kontrol terdiri atas kecamatan Gondomanan, Mergangsan, Tegalrejo

dan Ngampilan.

3. Besar Sampel

Besar sampel pada penelitian yang sederhana, yang menggunakan

kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, maka jumlah anggota sampel

masing-masing kelompok antara 10 s/d 20 (Sugiyono, 2007).

Mengacu dari buku tersebut jumlah sampel dalam penelitian ini diambil 30

sampel tiap kelompok. Ada tiga kelompok dalam penelitian ini yaitu kelompok

ceramah, kelompok leaflet dan kelompok kontrol, jadi total dari sampel yang

(50)

memiliki kesempatan yang sama dalam menjadi sampel, maka pemilihan sampel

untuk mencapai jumlah 30 dilakukan dengan mengambil 7 sampel di tiap

kecamatan. Khusus untuk kelompok kontrol yang hanya terdiri atas 4 kecamatan,

sampel diambil 8 sampel tiap kecamatan.

4. Instrumen Penelitian

Dalam penelitian ini instrumen yang digunakan adalah kuesioner.

Kuesioner digunakan sebagai alat untuk mengumpulkan data, dengan memberi

seperangkat pernyataan kepada responden untuk dijawab. Untuk mengukur data

kuantitatif pada kuesioner ini digunakan skalaLikert.

Penyusunan kuesioner mengacu pada pertayaan mengenai kanker serviks

(51)

Tabel I. Profil pernyataan dalam kuesioner NCI (2007)

No Pernyataan

1 Pengukuran Aspek Pengetahuan a. Definisi Penyakit kanker serviks b. Etiologi penyakit kanker serviks

c. Tanda dan gejala penyakit kanker serviks d. Faktor resiko kanker serviks

e. Upaya pencegahan kanker serviks f. Pengertianpapsmear

g. Arti penting melakukanpapsmear h. Prosespapsmear

i. Rekomendasi jadwalpapsmearyang teratur j. Kapan sebaiknya waktu ideal untukpapsmear k. Bagaimana hasilpapsmeardilaporkan

l. Intepretasi hasilpapsmear

m. Apa yang harus dilakukan jika hasil tidak normal 2 Pengukuran Aspek Sikap

a. Pendapat tentang ancaman kanker serviks pada penurunan kualitas hidup

b. Upaya pencegahan kanker serviks

c. Pendapat tentang deteksi dini kanker serviks denganpapsmear d. Pendapat tentang hal yang menghambat (kerugian) deteksi dini

denganpapsmear

e. Pendapat tentang hal yang mendukung (keuntungan) deteksi dini denganpapsmear

f. Pendapat tentang tempat melakukanpapsmear g. Pendapat tentang biayapapsmear

3 Pengukuran Aspek Perilaku

a. Melakukan atau tidak melakukanpapsmear

Kuesioner terdiri dari dua bagian. Bagian pertama mengenai demografi

responden meliputi nama, umur, alamat, status pernikahan, lama menikah, jumlah

anak, riwayat informasi tentang kanker serviks dan papsmear, serta riwayat

melakukan papsmear. Bagian kedua untuk mengukur pengetahuan, sikap dan

tindakan responden tentang kanker serviks danpapsmear.

Pernyataan dalam kuesioner merupakan pernyataan yang bersifat tertutup.

(52)

sangat setuju (SS), setuju (S), tidak setuju (TS), dan sangat tidak setuju (STS).

Untuk menghindari kesan seakan-akan jawaban selalu benar atau selalu salah,

maka dalam pembuatan kalimat pernyataan, dibuat seimbang antara pernyataan

negatif (unfavorable) dengan pernyataan positif (favorable).

Sebelum kuesioner digunakan, kuesioner diuji validitasnya dan

reliabilitasnya. Uji validitas yang dilakukan adalah uji validitas isi (content

validity) untuk melihat seberapa jauh kumpulan variabel (item) yang

menghasilkan indek komposit menggambarkan satu konsep tertentu (kumpulan

pernyataan untuk mengukur sikap responden).

G. Tata Cara Penelitian 1. Perijinan

Proses perijinan dilakukan dengan memasukan permohonan ijin dan

proposal penelitian ke bagian perijinan walikota Yogyakarta BAPPEDA kota

Yogyakarta, yang kemudian surat ijin yang telah dikeluarkan oleh BAPPEDA

diteruskan kepada 14 kecamatan Kota Yogyakarta dan PKK kecamatan.

2. Penelusuran data populasi

Penelusuran data populasi dilakukan mulai dari kantor kecamatan dan

didapatkan data mengenai PKK di kecamatan setempat, jumlah keanggotaan serta

persebaran usia.

3. Pembuatan Kuesioner

(53)

Untuk memperoleh informasi yang relevan dengan tujuan survai

dibutuhkan alat bantu yang dapat mewakili menggambarkannya.

Kuesioner merupakan salah satu alat bantu yang dapat digunakan untuk

memperoleh informasi yang diharapkan.

Kuesioner yang digunakan terdiri dari dua bagian. Bagian

pertama mengenai karakteristik demografi responden yang meliputi :

nama, umur, jenis kelamin, alamat, nomor telepon, asal kecamatan, status

pernikahan, lama menikah, jumlah anak, latar belakang informasi

tentang kanker serviks dan papsmear, dan riwayat melakukan

papsmear. Bagian kedua untuk mengukur pengetahuan, sikap, dan

tindakan responden tentang kanker serviks danpapsmear.

Pada bagian kedua dalam kuesioner disusun dan

dikelompokkan berdasarkan atas variabel terpengaruh (dependent)

penelitian yang ingin diketahui yaitu perilaku yang terdiri atas tiga

aspek yaitu pengetahuan, sikap, dan tindakan yang berdasarkan atas

panduan dari NCI, (2007). Pernyataan tersebut disusun dengan

modifikasi skala Likert dari 5 pilihan (sangat setuju, setuju, ragu-ragu,

tidak setuju, dan sangat tidak setuju) menjadi 4 pilihan yaitu sangat setuju

(SS), setuju (S), tidak setuju (TS), dan sangat tidak setuju (STS).

Modifikasi skala Likert dilakukan dengan menghilangkan pilihan

jawaban di bagian tengah yaitu ragu-ragu. Menurut Hadi, (2000) hal

ini penting dilakukan karena kategori jawaban ragu-ragu memiliki arti

(54)

belum dapat memutuskan atau memberi jawaban, bisa juga diartikan

netral. Jawaban di bagian tengah juga menimbulkan kecenderungan

menjawab ke tengah, terutama bagi mereka yang ragu atas arah

kecenderungan jawabannya, setuju atau tidak setuju. Selain itu

modifikasi ini dilakukan untuk melihat kecenderungan pendapat

responden ke arah setuju atau tidak setuju, karena biasanya orang

Indonesia cenderung tidak mau memberikan jawaban yang terlalu

ekstrim.

Pada kuesioner teradapat tiga variabel yang terdiri atas variabel

yang mengukur pengetahuan, sikap dan tindakan. Berikut ini dapat dilihat

tabel yang menunjukan ketiga variabel tersebut.

Tabel II. Jenis pernyataan dan pengelompokannya berdasarkan variabel dalam kuesioner

Aspek Favourable Unfavourable

Pengetahuan 1, 2, 3, 4, 6, 9, 10 5, 7, 8

Sikap 16, 11, 12 14, 15, 16

Tindakan 20,21,22 17, 18,19

Sistem penilaian terdiri atas dua yang berbeda untuk pernyataan

favourable dan unfavourable. Untuk pernyataan yang termasuk dalam

favourable untuk jawaban SS=4, S=3, TS=2, STS=1, sedangkan untuk

pernyataan yang termasuk dalam unfavourableuntuk jawaban SS=1, S=2,

TS=3, STS=4.

(55)

Validitas isi ditentukan oleh sejauh mana isi alat pengukur tersebut

mewakili semua aspek yang dianggap sebagai aspek kerangka konsep. Uji

validitas pada kuesioner penelitian ini yaitu validitas isi (content validity).

Uji validitas dari setiap butir pernyataan dalam kuesioner pada

penelitian ini diukur dengan menggunakan program SPSS versi 15.0

dengan analisisPearson Product Momentpada tingkat kepercayaan 95%.

Analisis ini menunjukkan validitas hubungan antar setiap butir pernyataan

(Azwar, 2006). Setiap item pernyataan dapat dikatakan valid apabila

mempunyai dukungan yang kuat terhadap skor total.

Uji validitas dilakukan pada ibu-ibu PKK di luar kota Yogyakarta

yang digunakan sebagai subjek penelitian. Uji validitas ini dilakukan di

Pedukuhan Gemawang Kecamatan Mlati Kabupaten Sleman Yogyakarta

dan Pedukuhan Karanglo Desa Argomulyo Kecamatan Sedayu Kabupaten

Bantul sebanyak 40 orang. Pedukuhan Karanglo dengan jumlah responden

20 orang dan dilakukan di pedukuhan Gemawang dengan responden 20

orang. Pada tahap tersebut beberapa butir pernyataan pada kuesioner yang

belum valid dibuang, dan beberapa butir pernyataan lain yang tidak

dapat dibuang dilakukan perbaikan dan penyusunan ulang kalimatnya

agar menjadi lebih valid.

Dari uji validitas yang telah dilakukan diperoleh 25 butir

pernyataan dimana terdapat 9 pernyataan yang masih belum valid, yaitu

pernyataan nomor 1, 4, 7, 8, 9, 12, 14, 17 dan nomor 19.

(56)

Sarwono (2006) di dalam buku Analisis Data Penelitian

Menggunakan SPSS mengatakan bahwa suatu alat ukur dikatakan reliabel

jika nilai korelasi sama dengan atau lebih besar dari 0,8. Hal ini terlihat

dari besar nilaiAlpha Cronbach’smempunyai nilai di atas 0,8.

Koefisien reliabilitas dalam penelitian ini diukur dengan

menggunakan program SPSS versi 15.0 For Windows dengan analisis

reliabilitas yang menggunakan koefisien Alpha Cronbach’s. Dari hasil

pengukuran diperoleh nilai koefisian reliabilitas sebesar 0,803.

Selain dilihat nilai Alpha Cronbach’s juga dilihat nilai korelasi

itemtotal untuk melihat hubungan tiap pernyataan. Nilai korelasiitemtotal

yang melebihi nilai r menunjukkan hubungan yang baik antara pernyataan

yang satu dengan pernyataan yang lain.

Pada penelitian ini diperoleh 12 pernyataan yang mempunyai nilai

korelasiitemtotal yang kurang dari nilai r. Pernyataan yang tidak memiliki

korelasi yang kurang baik antar pernyataan yaitu pernyataan 1, 4, 7, 8, 9,

11, 12, 14, 17, 19, 20, dan 26. Sehingga pernyataan-pernyataan tersebut

perlu dihilangkan, namun pernyataan nomor 1 merupakan pernyataan yang

merupakan definisi dari kanker serviks yang sangat dibutuhkan untuk

mengukur seberapa jauh pengetahuan responden terhadap kanker serviks.

Pernyataan tersebut dibutuhkan dalam kuesioner tersebut sehingga

dilakukan professional adjustment dari pakar yang ahli dalam bidang

(57)

Yogyakarta yaitu dr. Fx. Ediati Triningsih M.Sc., Sp.PA, sehingga dapat

digunakan sebagai instrument penelitian.

Dari uji validasi dan reliabilitas diperoleh 22 butir pernyataan yang

terdiri dari 7 butir pernyataan favourable dan 3 butir pernyataan

unfavourable yang mengukur aspek pengetahuan. Pernyataan yang

mengukur aspek sikap terdiri atas 3 pernyataan favourable dan 3 butir

pernyataan unfavourable. Pernyataan yang mengukur aspek tindakan

terdiri atas 3 pernyataanfavourabledan 3 butir pernyataanunfavourable.

4. Pembuatan Leaflet

Materi leaflet disusun berdasarkan modul yang disusun oleh narasumber

ceramah yang merupakan pakar yang ahli dalam bidang patologi anatomi

Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta yaitu dr. Fx.

Ediati Triningsih M.Sc.,Sp.PA. Selain itu leaflet yang disusun mengacu pada

leaflet yang disusun oleh tim dari Yayasan Kanker Indonesia dan beberapa buku

atau modul yang membahas mengenai kanker serviks dan papsmear. Materi yang

terdapat pada leaflet juga telah mengalami revisi dan perbaikan dari dr. Fx. Ediati

Triningsih M.Sc., Sp.PA.

Setelah penyusunan materi, tahap berikutnya membuat desain leaflet

semenarik mungkin kemudian mencetaknya. Pencetakan dilakukan sebanyak ±35

leaflet untuk dibagikan kepada 7 orang ibu-ibu PKK di tiap kecamatan pada

kelompok leaflet. Terdapat 35 orang ibu-ibu PKK yang mendapatkan leaflet,

namun terdapat satu data dari ibu PKK pada Kecamatan Gondokusuman yang

(58)

5. Perhitungan Sampel dan randomisasi Sampel a. Perhitungan sampel

Besar sampel pada penelitian yang sederhana, yang menggunakan

kelompok eksperimen dan kelompok kontrol maka jumlah anggota sampel

masing-masing kelompok antara 10 hingga 20 sampel (Sugiyono, 2007).

Penelitian ini digunakan sampel yang diharapkan berjumlah 30

sampel agar didapatkan distribusi sampel yang normal. Sampel terdiri atas

tiga kelompok dimana terdiri atas kelompok yang diberi intervensi berupa

ceramah, kelompok yang diberi intervensi berupa leaflet dan satu

kelompok berikutnya tidak diberikan intervensi apapun yang digunakan

sebagai kelompok kontrol.

Jumlah sampel yang diperoleh setelah dilakukan penelusuran data,

diperoleh 29 sampel untuk kelompok kontrol, 34 sampel kelompok leaflet

dan 26 sampel pada kelompok ceramah. Hal ini disebabkan karena

terdapat beberapa sampel yang tidak memenuhi kriteria inklusi yang

diharapkan dan ketidakhadiran beberapa ibu PKK pada intervensi

ceramah.

b. Randomisasi sampel

1) Randomisasi klaster kecamatan

Penelitian ini ditujukan pada ibu-ibu PKK di Kota Yogyakarta.

Kota Yogyakarta mempunyai luas wilayah yang cukup luas, dan data

(59)

yang lengkap, sehingga dalam pengambilan sampel dilakukan dengan

cara cluster.

Terdapat 14 kecamatan di Kota Yogyakarta yaitu Kecamatan

Gondokusuman, Danurejan, Gondomanan, Umbulharjo, Kotagede,

Jetis, Tegalrejo, Mantrijeron, Wirobrajan, Ngampilan, Pakualaman,

Kraton, Mergangsan, dan Gedongtengen. kecamatan yang diberi

intervensi ceramah, intervensi berupa leaflet serta kecamatan sebagai

kelompok kontrol ditetapkan dengan cara random (acak) dengan

menggunakan sistem undian. Berikut ini akan disajikan tabel hasil

pengelompokan perlakuan pada tiap kecamatan.

Tabel III. Daftar kecamatan dalam masing-masing kelompok perlakuan

Kontrol Leaflet Ceramah

Gondomanan Kraton Mantrijeron

Mergangsan Jetis Gedongtengen

Tegalrejo Kotagede Umbulharjo

Ngampilan Wirobrajan Pakualaman

Gondokusuman Danurejan

2) Randomisasi kelompok ibu-ibu PKK Kota Yogyakarta dari setiap

klaster kecamatan yang dipilih

Setiap kecamatan pada kelompok perlakuan diminta

mengirimkan atau menunjuk 7 orang ibu-ibu PKK yang bersedia

mengisi mengikuti edukasi ceramah atau mau mebaca leaflet yang

diberikan, mau mengisi kuesioner dan memenuhi kriteria inklusi.

Sedangkan untuk kelompok kontrol diminta ±8 orang ibu-ibu PKK

(60)

PKK yang menjadi responden ditentukan oleh ketua PKK atau

pengurus PKK.

6. Pelaksanaan Intervensi

a. Penyebaran undangan ceramah untuk ibu-ibu PKK di Kota Yogyakarta

yang digunakan sebagai sampel

b. Pelaksanaan ceramah

Intervensi dilakukan kepada ibu-ibu PKK yang telah diundang. Dalam

pelaksanaanya terdapat 26 orang ibu-ibu PKK yang menghadiri intervensi

ceramah yang dilakukan di Pendopo Kecamatan Pakualaman. Intervensi

dimulai dengan pembagian pretest yang kemudian dilanjutkan dengan

ceramah yang disampaikan oleh tim dokter ahli yang berkompeten dan

dilanjutkan dengan tanya jawab. Setelah itu dibagikan posttest kepada

responden untuk mengukur tingkat pengetahuan dan sikap setelah intervensi.

Untuk kontrol yang tidak diberi intervensi, peneliti datang ke rumah

masing-masing ibu-ibu PKK yang telah ditentukan sebelumnya dari hasil

randomisasi sampling yang digunakan sebagai kontrol dan memberikan

kuesioner yang digunakan untukpretesttanpa memberikan intervensi apapun.

Posttest dilakukan setelah satu bulan pretest seperti yang dilakukan pada

kelompok ceramah maupun leaflet.

c. Pemberian Leaflet

Untuk responden yang diberi intervensi berupa leaflet dilakukan

dengan jalan mendatangi rumah tiap ibu-ibu PKK yang telah ditunjuk oleh

(61)

menawarkan diri menjadi responden. Kuesioner diberikan sebelum

pemberian leaflet yang ditujukan sebagai pretest dan setelah ibu tersebut

mengisi dan mengembalikan kuesioner, leaflet baru dapat diberikan kepada

ibu yang bersangkutan tersebut. Kemudian posttest dilakukan satu bulan

setelah pemberian leaflet dengan jalan yang sama, dengan mendatangi rumah

dari tiap-tiap ibu PKK yang menjadi responden. Dalam pemberian leaflet

tidak dilakukan pemberian informasi secara lisan terhadap responden.

7. Posttestsatu bulan setelah intervensi

Posttest dilakukan satu bulan setelah dilaksanakannya intervensi. Posttest

ini dilakukan untuk melihat adanya pemberian intervensi untuk meningatkan

pengetahuan akan meningkatkan sikap dan tindakan dari responden sehingga

terjadi perubahan perilaku. Posttest satu bulan dilakukan dengan mendatangi

responden ke rumah masing-masing. Untuk kelompok kontrol, posttest juga

dilakukan satu bulan setelahpretest.

H. Tata Cara Analisis Hasil

Untuk menjamin keakuratan data, dilakukan beberapa kegiatan proses

manajemen data yaituediting, processing, cleaning, dan analisis data.

1. Manajemen data

a. Editing

Melakukan pemeriksaan kuesioner hasil penelitian apakah

sudah lengkap isi jawabannya. Juga dilakukan pemilihan kuesioner

(62)

pengolahan data selanjutnya. Kuesioner yang telah diisi dan dikembalikan

responden tidak semua digunakan dalam analisis data. Hanya kuesioner

yang telah lengkap terisi dan kuesioner dengan responden yang memenuhi

kriteria inklusi.

Terdapat 35 dan 32 kuesioner yang tersebar pada kelompok leaflet

dan kelompok kontrol, namun hanya 34 dan 29 kuesioner kelompok leaflet

dan kontrol yang dapat digunakan dalam analisis data. Pada kelompok

ceramah terdapat 26 kuesioner yang tersebar dan terisi seluruhnya serta

dapat digunakan dalam analisis data.

b. Processing

Pengolahan data dilakukan dengan cara memasukkan angka

dari setiap item pernyataan yang dijawab oleh responden, kemudian

dilakukan pengelompokan item pernyataan. Pengelompokan item

pernyataan dalam kuesioner didasarkan pada variabel-variabel yang akan

diteliti yaitu pengetahuan, sikap, dan tindakan. Kemudian melakukan

pemindahkan isi data dari kuesioner ke program komputer.

c. Cleaning

Data yang sudah dimasukkan ke program komputer dicek /

diperiksa kembali kebenarannya.

2. Analisis data terdiri atas :

a. Uji normalitas data

Dilakukan dengan program statistik SPSS 15.0 for windows

menggunakan uji Shapiro-Wilk untuk analisis normalitas data dengan

(63)

selisih jumlah nilai kuesioner antarapretest-posttestdanpretest-posttest1

bulan untuk variabel pengetahuan, sikap dan tindakan. Apabila nilai

signifikansi lebih dari 0,05 maka data berdistribusi nomal (Dahlan

Sopiyudin, 2008).

b. Paired t-testdanWilcoxonTest

Uji ini digunakan untuk melihat perbedaan hasil antara pretest

-posttestdalam satu kelompok memberikan perbedaan yang bermakna atau

tidak yang menunjukkan adanya perubahan pengetahuan, sikap dan

perilaku. Uji ini dilakukan apabila data yang diperoleh tedistribusi normal.

Apabila hasil yang diperoleh tidak terdistribusi normal, dilakukan uji

dengan menggunakanWilcoxonTest

c. Independent t-testdanMann Whitney U-Test

Uji ini dilakukan untuk menguji signifikasi kelompok perlakuan

(ceramah dan pemberian leaflet) dibandingkan dengan kontrol untuk

mengetahui ada-tidaknya perbedaan yang signifikan antara kelompok

kontrol-perlakuan untuk setiap variabel. Apabila sampel terdistribusi

normal digunakan independent t-test dan Mann Whitney U-Test untuk

data terdistribusi tidak normal.

d. MetodeKolmogorov-smirnov Z

Analisis data karakteristik responden dilakukan dengan uji

Kolmogorov smirnov Z untuk mengetahui ada-tidaknya perbedaan

karakteristik yang signifikan antara kelompok kontrol dan perlakuan.

(64)

Chi-Square, tidak boleh terdapat ≥20% nilai expected yang kurang dari 5

(Dahlan Sopiyudin M., 2008).

I. Kesulitan dan Kelemahan Hasil Penelitian

1. Sulitnya mendapat tanggapan dari ibu-ibu PKK dimana banyak ibu-ibu PKK

yang tidak menghadiri kegiatan ceramah walaupun sudah mendapatkan

rekomendasi dari Ibu ketua PKK.

2. Waktu penelitian harus mundur dari yang seharusnya karena sulitnya

mencocokkan waktu ibu-ibu PKK dengan peneliti dan sulitnya mencari rumah

ibu-ibu PKK yang mendapatkan intervensi leaflet dan kontrol.

3. Pemilihan sampel yang terlalu besar sehingga dalam pengambilan data

memerlukan waktu yang banyak, terutama untuk responden kelompok kontrol

dan kelompok leaflet yang pengambilan datanya harus mendatangi rumah

responden satu per satu.

4. Tempat pelaksanaan kegiatan ceramah yang cukup jauh dari kelompok

responden yang mendapatkan edukasi ceramah serta situasi dan kondisi yang

kurang mendukung ketika pelaksanaan kegiatan ceramah, sehingga jumlah

responden yang diharapkan tidak terpenuhi.

(65)

46

Pemberian edukasi untuk mencegah terjadinya kanker serviks diberikan pada ibu-ibu PKK pada tingkat Kecamatan Yogyakarta, karena semakin bertambahnya usia maka daya berpikir, daya serap, dan daya ingat seseorang akan mengalami penurunan. Kanker serviks dapat terjadi karena kurangnya pengetahuan dan informasi ibu-ibu mengenai risiko terjadinya kanker serviks, adanya pemberian edukasi dapat memberikan pengaruh

Gambar

Gambar 1. Alat reproduksi wanita
Gambar 2. Stadium pada kanker serviks
Gambar 3. Proses papsmear
Gambar 4. Hubungan Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan Sebelum dan Setelah DiberikanCeramah dan leaflet terhadap Perubahan Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Direktorat Jenderal Peraturan Perundang-undangan, Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2012 Kota Surabaya tentang Retribusi Pelayanan Parkir Tepi Jalan Umum. Manajemen

Penganugerahan Pangripta Nusantara Tahun 2015 kepada provinsi dan kabupaten/kota yang mempunyai dokumen Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) terbaik bertujuan

Hubungan yang erat atau korelasi yang tinggi antara lebar pubis dengan produksi telur pada itik Tegal betina, bobot badan itik jantan dengan volume semen dan bobot

Hasil ini sama dengan pemberian minyak kedelai dalam pakan ikan kerapu bebek yang memberikan pertumbuhan lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan sumber lemak nabati lainnya

Sedangkan tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kombinasi konsentrasi zat pengatur tumbuh (sitokinin dan auksin 2,4 D) pada medium untuk propagasi tanaman nilam

k adalah konstanta dielektrikum dari air dan k udara adalah konstanta dielektrikum udara, Atas dasar uraian tersebut dalam penelitian ini akan dilakukan fabrikasi

(a).. Filter yang dipasang ini mampu memperbaiki bentuk gelombang arus masukan lebih baik dari pada cara sebelumnya seperti pada gambar 2 dan 3 serta nilai arus

Era saat ini sudah menerapkan teknologi informasi sebagai alat untuk mempermudah pekerjaan manusia. Sebagai alat sudah barang tentu akan membantu setiap pekerjaan yang dilakukan