i
DI SMK NEGERI 2 DEPOK TAHUN AJARAN 2012/2013
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling
Disusun oleh : Wiratama Rahman
NIM: 091114066
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
iv
memuat karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 18 November 2013
Penulis
v
Nama : Wiratama Rahman
No Induk Mahasiswa : 091114066
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
“PENINGKATAN MOTIVASI SISWA DALAM MENGIKUTI LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL MELALUI PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS X A TKJ (TEKNIK KOMPUTER JARINGAN) DI SMK NEGERI 2 DEPOK TAHUN AJARAN 2012/2013”. Beserta perangkat yang diperlukan bila ada. Dengan demikian saya memberikan hak kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengolahnya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikan dalam internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin saya maupun yang memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal 18 November 2013
Yang menyatakan
vi
”
Disiplin, tertib dan tanggung jawab adalah modal utama
dalam mencapai kesuksesan”
“ Hidup adalah perjuangan, berusahalah menjadi manusia
yang berguna bagi diri, sesama, bangsa serta agama”
“Awali segala sesuatu dengan berdoa, tetap semangat dan
pantang menyerah”
“Impian bagaikan semangat yang ada dalam diri, bisa
menjadi motivasi untuk mengapai mimpi”
Skripsi ini kupersembahkan untuk : Allah SWT yang telah memberikan rahmat
dan kesehatan untuk menyelesaikan skripsi.
Suparno, Wahyuning Haryati, Yan, dan Ully Arta yang telah Memberikan kasih sayang dan doa sehingga dapat
Berhasil dalam studi.
Kekasihku tercinta yang telah mendukung dan Senantiasa menjadi motivasi bagiku.
vii
MELALUI PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL
PADA SISWA KELAS X A TKJ (TEKNIK KOMPUTER JARINGAN) DI SMK NEGERI 2 DEPOK TAHUN AJARAN 2012/2013
Wiratama Rahman menggunakan media audio visual. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Bimbingan dan Konseling yang dilaksanakan secara kolaboratif dengan guru. Subjek penelitian berjumlah 32 siswa kelas X A TKJ.
viii
SERVICE THROUGH AUDIO VISUAL MEDIA ON STUDENTS OF CLASS X A NCE (NETWORK COMPUTER ENGINEERING)
AT SMK NEGERI 2 DEPOK IN 2012/2013 ACADEMIC YEAR
by and counseling which is carried out in collaboration with the teachers. The subject of this research is 32 students of class X A NCE.
This research consists of three cycles, each meeting lasts for 1 x 45 minutes. The technique of data collection is using observation, questionnaire, the scale of nature estimation, interview, field notes, and documentation. Observation guidelines are used in every guidance, while questionnaire is used at the end of each cycle. The interview guidelines and field notes are also used during guidance.
ix
dan hidayah, kekuatan dan dukungan serta kasih-Nya yang begitu besar pada saya dalam proses pembuatan skripsi ini. Skripsi ini disusun sebagai tugas akhir yang menjadi syarat kelulusan dan memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Bimbingan dan Konseling.
Penulis sadar bahwa dalam penulisan skripsi ini, banyak pihak yang telah membantu saya, baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dr. Gendon Barus, M.Si sebagai Ketua Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan Dosen Pembimbing yang tulus memberi petunjuk, bimbingan, perhatian selama proses skripsi, dan memberikan dukungannya dalam proses penyelesaian skripsi ini.
2. Segenap Dosen dan Karyawan Bimbingan dan Konseling yang telah banyak mendukung studi sehingga dapat menyelesaikan skripsi pada waktunya.
3. Drs. Aragani Mizan Zakaria sebagai Kepala Sekolah SMK Negeri 2 Depok yang telah mengizinkan pelaksanaan penelitian dan memberikan dukungan doa dalam menyelesaikan skripsi ini.
x
dan memberikan bantuan dalam pelaksanaan penelitian.
6. Orang tuaku tercinta bapak Suparno dan ibu Wahyuning Haryati yang telah memberi dukungan doa, perhatian, dan kasih sayang selama menjalani studi di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
7. Kakak tercinta Ully Artha yang telah memberi semangat, doa, dan biaya selama menjalani studi di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
8. Bapak Wijo Purnomo, BA dan Mama Diah Pancawati yang telah memberi dukungan doa, perhatian, dan kasih sayang.
9. Widya Wulan Hapsari yang telah mendukung dalam doa, perhatian, dan kasih sayang selama ini.
10.Teman-teman Prodi Bimbingan dan Konseling angkatan 2009 yang telah menjalin kebersamaan dan persahabatan selama saya mengikuti perkuliahan dan segala bentuk bantuan dalam penyelesaian skripsi.
11.Temen-temenku tercinta Galih, Deddy, Uut, Mas Anno, Mas Ony, Jarot, Lis Aviani, Arista dan Pokis terimakasih atas doa dan dukungan kalian.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tentu memiliki banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Namun demikian, penulis berharap semoga karya ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan para pembaca pada umumnya.
Penulis
xi
HALAMAN JUDUL... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA... iv
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI... v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN... vi
ABSTRAK... vii A.Latar Belakang Masalah... 1
B. Rumusan Masalah... 6
C.Tujuan Penelitian... 6
D.Manfaat Penelitian... 7
E. Batasan Istilah ... 8
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS TINDAKAN A. Pelayanan Bimbingan di Sekolah... 10
1. Pengertian Bimbingan... 10
2. Bimbingan Klasikal... 11
B. Motivasi... 12
1. Pengertian Motivasi... 12
2. Jenis Motivasi... 14
3. Hal-hal yang Mempengaruhi Motivasi... 15
xii
2. Fungsi dan Manfaat Penggunaan Media Pembelajaran... 22
3. Klasifikasi dan Macam-macam Media Pembelajaran... 23
4. Media Bimbingan dan Konseling... 24
D. Media Audio Visual... 25
1. Pengertian Media Audio Visual... 25
2. Macam-macam Media Audio Visual... 25
3. Bentuk-bentuk Media Audio Visual... 26
4. Peran dan Keunggulan Media Audio Visual dalam Layanan Bimbingan Klasikal... 27
E. Hipotesis Tindakan... 29
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian... 30
B. Subjek dan Objek Penelitian... 31
C. Tempat dan Waktu Penelitian... 31
D. Jadwal Kegiatan Penelitian... 31
E. Prosedur Penelitian... 32
F. Instrumen Penelitian... 35
G. Validasi dan Reliabilitas... 40
H. Teknik Analisis Data... 42
I. Indikator Keberhasilan... 46
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas... 47
1. Pra tindakan... 48
a. Perencanaan... 48
b. Pelaksanaan Pra Tindakan... 50
xiii
b. Pelaksanaan Tindakan... 56
c. Data Hasil Observasi, Skala Kiraan Sifat, dan Angket Siklus I... 60
d. Refleksi... 62
3. Siklus II... 64
a. Perencanaan... 64
b. Pelaksanaan Tindakan... 64
c. Data Hasil Observasi, Skala Kiraan Sifat, dan Angket Siklus II... 66
d. Refleksi... 69
4. Siklus III... 70
a. Perencanaan... 70
b. Pelaksanaan Tindakan... 71
c. Data Hasil Observasi, Skala Kiraan Sifat, dan Angket Siklus III... 73
d. Refleksi... 76
B. Deskripsi Hasil Penelitian Tindakan Bimbingan dan Konseling... 77
1. Hasil Angket Motivasi Siswa... 77
2. Hasil Lembar Observasi... 82
3. Hasil Skala Kiraan Sifat... 84
4. Hasil Wawancara... 85
5. Hasil Uji t Motivasi Siswa... 87
C. Pembahasan... 88
D. Keterbatasan Penelitian... 93
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan... 94
xv
Tabel Bab III Halaman
3. 1 : Jadwal Kegiatan Penelitian... 32
3. 2 : Kisi-kisi Panduan Observasi Siswa... 36
3. 3 : Kisi-kisi Skala Motivasi Siswa dalam Layanan Bimbingan Klasikal... 38
3. 4 : Pedoman Wawancara Guru dan Siswa... 39
3. 5 : Kriteria Hasil Presentase Skor Motivasi Siswa dalam Mengikuti Layanan Bimbingan Klasikal... 43
3. 6 : Kriteria Kategori Hasil Persentase Skor Observasi Terhadap Motivasi Siswa dalam Mengikuti Layanan Bimbingan... 45
3. 7 : Rentang Skor Penilaian Setiap Siklus Terhadap Motivasi Siswa dalam Mengikuti Layanan Bimbingan... 46
Tabel Bab IV 4. 1 : Jadwal Pelaksanaan Penelitian Kelas X A TKJ... 48
4. 2 : Analisis Hasil Observasi Motivasi Siswa Pada Pra Tindakan... 53
4. 3 : Penggolongan Motivasi Subjek dalam Lima (5) Kategori... 54
4. 4 : Analisis Hasil Observasi Motivasi Siswa Pada Siklus I... 61
4. 5 : Penggolongan Motivasi Subjek dalam Lima (5) Kategori... 62
4. 6 : Analisis Hasil Observasi Motivasi Siswa Pada Siklus II... 67
4. 7 : Penggolongan Motivasi Subjek dalam Lima (5) Kategori... 69
4. 8 : Analisis Hasil Observasi Motivasi Siswa Pada Siklus III... 74
4. 9 : Penggolongan Motivasi Subjek dalam Lima (5) Kategori... 76
4. 10 : Persentase dan Kriteria Perkembangan Motivasi Siswa dalam Mengikuti Layanan Bimbingan Klasikal... 77
4. 11 : Data Hasil Observasi Motivasi Siswa Pra Tindakan, Siklus I, Siklus II, dan Siklus III... 83
xvi
1 : Grafik Hasil Skala Kiraan Sifat Pra Tindakan... 54
2 : Grafik Hasil Skala Kiraan Sifat Siklus I... 62
3 : Grafik Hasil Skala Kiraan Sifat Siklus II... 68
4 : Grafik Hasil Skala Kiraan Sifat Siklus III... 75
5 : Grafik Hasil Angket Motivasi Pra Tindakan, Siklus I, dan Siklus II... 79
6 : Grafik Hasil Angket Motivasi Siklus II dan Siklus III... 80
7 : Grafik Hasil Angket Motivasi Pra Tindakan, Siklus I, Siklus II, dan Siklus III... 81
8 : Perbandingan Persentase Angket Motivasi Pra Tindakan, Siklus I, Siklus II, dan Siklus III... 82
9 : Grafik Observasi Siswa Pra Tindakan, Siklus I, Siklus II, dan Siklus III... 84
xvii
1. 1 SPB Pra Tindakan (Motivasi Hidup)... 100
1. 2 SPB Siklus I (Problem Solving/Pemecahan Masalah)... 107
1. 3 SPB Siklus II (Kritis dalam Bekerja)... 113
1. 4 SPB Siklus III (Konsentrasi)... 120
1. 5 Daftar Hadir Siswa... 126
LAMPIRAN 2... 127
2. 1 Lembar Observasi Motivasi Siswa... 128
2. 2 Hasil Lembar Observasi Motivasi Siswa... 129
2. 3 Analisis Hasil Lembar Observasi Motivasi Siswa... 133
LAMPIRAN 3... 134
3. 1 Lembar Skala Kiraan Sifat Motivasi Siswa... 135
3. 2 Hasil Lembar Skala Kiraan Sifat Motivasi Siswa... 136
3. 3 Analisis Hasil Lembar Skala Kiraan Sifat Motivasi Siswa... 137
LAMPIRAN 4... 139
4. 1 Lembar Angket Motivasi Siswa... 140
4. 2 Hasil Perolehan Skor Angket Motivasi Siswa... 141
4. 3 Analisis Hasil Angket Motivasi Siswa... 145
LAMPIRAN 5... 149
5. 1 Catatan Lapangan... 150
5. 2 Dokumentasi Foto-foto Penelitian... 153
LAMPIRAN 6... 155
6. 1 Validitas dan Reliabilitas... 156
LAMPIRAN 7... 157
1
Bab ini memaparkan latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan batasan istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian.
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah investasi besar jangka panjang yang harus ditata, disiapkan, dan diberikan sarana maupun prasarana. Aspek kualitas, pendidikan kita memang sungguh sangat memprihatinkan dibandingkan dengan kualitas pendidikan bangsa lain. Segi pelayanan bimbingan di SMA/K terbukti selalu kurang memuaskan berbagai pihak termasuk bagi siswa.
Peningkatan mutu pendidikan sangat penting dilakukan untuk mengantisipasi perkembangan teknologi. Perkembangan pesat di bidang teknologi, informasi, dan komunikasi dewasa ini, dirasakan pengaruhnya dalam perkembangan layanan bimbingan dan konseling. Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Guru Bimbingan Konseling di sekolah memberikan pelayanan Bimbingan dan Konseling dalam memfasilitasi “Pengembangan Diri” siswa sesuai motivasi dengan mempertimbangkan tahapan tugas perkembangannya.
Menurut Winkel (2004: 29), bimbingan adalah sebuah proses pemberian bantuan kepada individu secara berkesinambungan, agar individu dapat memahami dirinya, sehingga sanggup mengarahkan diri dan dapat bertindak dengan wajar sesuai dengan tuntutan dan masyarakat sekitarnya. Moegiadi (dalam Winkel, 2004: 29) menyatakan bahwa bimbingan merupakan suatu cara pemberian pertolongan atau bantuan kepada individu untuk memahami dan mempergunakan secara efisien dan efektif segala kesempatan yang dimiliki untuk perkembangan pribadi.
Pembimbing adalah salah satu komponen penting yang menentukan arah pilihan dan tujuan siswa dalam kegiatan layanan bimbingan. Pembimbing memiliki peranan yang sangat vital dalam kegiatan bimbingan di kelas. Pengelolaan kelas yang efektif dan efisien adalah salah satu tugas seorang pembimbing dalam setiap kegiatan bimbingan di kelas.
Pembimbing sebagai fasilitator dalam kegiatan bimbingan memegang peranan penting dalam peningkatan kualitas motivasi siswa terutama dalam mengikuti layanan bimbingan dan konseling. Pembimbing harus benar-benar memperhatikan, memikirkan, dan sekaligus merencanakan proses bimbingan yang menarik bagi siswa, agar siswa semangat dalam mengikuti bimbingan dan mau terlibat dalam proses bimbingan, sehingga bimbingan tersebut menjadi efektif.
siswa dalam mengikuti layanan bimbingan. Motivasi berkaitan dengan sejumlah keterlibatan siswa dalam aktivitas di kelas seperti dorongan untuk melakukan sesuatu berdasarkan tujuan tertentu, melakukan kebiasaan-kebiasaan positif, dan melakukan hasrat tertentu. Hal ini akan erat kaitannya dalam usaha untuk mencapai tujuan bimbingan, keuletan dalam mengikuti bimbingan, dan kepuasan terhadap bimbingan.
Berdasarkan observasi pada kegiatan bimbingan klasikal yang dilakukan di SMK Negeri 2 Depok, khususnya pada kelas X A TKJ (Teknik Komputer Jaringan) pada bulan Januari 2013, diketahui bahwa pada saat bimbingan klasikal berlangsung siswa kurang memperhatikan penjelasan guru pembimbing, hal tersebut terlihat ketika siswa tidak memberikan umpan balik kepada pembimbing. Pada saat guru pembimbing menjelaskan materi bimbingan di depan kelas, sebagian siswa tidak memiliki motivasi untuk mengikuti bimbingan. Mereka sibuk dengan kegiatan masing-masing. Siswa tampak asyik mengobrol dengan teman sebangkunya, melamun, tidak mendengarkan penjelasan guru, bahkan ada yang mengerjakan tugas pelajaran lain, dan terlambat datang mengikuti bimbingan.
diharapkan dapat meningkatkan motivasi siswa dalam mengikuti bimbingan.
Proses layanan bimbingan menggunakan media bimbingan yang tepat mampu mempengaruhi motivasi siswa. Penggunaan media bimbingan yang tepat, dapat menjadikan siswa memiliki motivasi yang tinggi dan dapat mengembangkan potensi diri. Motivasi yang tinggi mampu membuat siswa lebih tertarik, senang, tidak bosan, dan meningkatkan antusias siswa dalam mendengarkan materi bimbingan.
Salah satu media yang mampu membuat suasana bimbingan menarik, memotivasi siswa, dan menyenangkan adalah media audio visual. Menurut Daryanto (2010: 91) penggunaan suatu media dapat menyampaikan pesan lebih menarik perhatian. Unsur perhatian inilah yang penting dalam proses belajar, karena dari adanya perhatian akan timbul rangsangan/motivasi untuk belajar. Melalui penggunaan media audio visual dalam layanan bimbingan klasikal, diharapkan dapat meningkatkan motivasi siswa.
Menurut Sanjaya, (2006: 172) menyatakan bahwa pembelajaran menggunakan media audio visual dianggap lebih baik dan lebih menarik, sebab memiliki dua unsur media. Unsur pertama memiliki suara yang disebut audio. Unsur kedua memiliki gambar yang disebut visual.
Layanan Bimbingan Klasikal Melalui Penggunaan Media Audio Visual pada Siswa Kelas X A TKJ (Teknik Komputer Jaringan) Di SMK Negeri 2 Depok Tahun Ajaran 2012/2013”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian ini, dirumuskan permasalahan yang menjadi fokus PTBK ini sebagai berikut:
1. Apakah motivasi siswa dalam mengikuti layanan bimbingan klasikal dapat ditingkatkan melalui penggunaan media audio visual pada siswa kelas X A TKJ di SMK Negeri 2 Depok?
2. Seberapa tinggi kecenderungan peningkatan skor motivasi setiap antar siklus dalam mengikuti layanan bimbingan klasikal menggunakan media audio visual siswa kelas X A TKJ di SMK Negeri 2 Depok?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk:
1. Meningkatkan motivasi siswa dalam mengikuti layanan bimbingan klasikal dengan menggunakan media audio visual pada siswa kelas X A TKJ di SMK Negeri 2 Depok.
1. Manfaat Teoritis
Mampu memberikan sumbangan terhadap tambahan pengetahuan bidang pendidikan khususnya dalam peningkatan kualitas pelayanan Bimbingan dan Konseling (BK) dengan penerapan media audio visual yang semakin inovatif.
2. Manfaat Praktis a. Bagi Siswa
Penelitian ini bermanfaat untuk meningkatkan motivasi dan keterlibatan siswa dalam mengikuti kegiatan layanan bimbingan di kelas. Dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam mengikuti layanan bimbingan klasikal dan meningkatkan responsi positif (senang/suka, puas, gembira) terhadap kegiatan layanan BK di kelas.
b. Bagi Guru Pembimbing (sebagai Peneliti)
c. Bagi Sekolah
Penelitian ini berguna untuk memperbaiki dan meningkatkan kinerja sekolah, khususnya dalam pelayanan BK dalam konteks school reform menuju kualitas pendidikan yang lebih baik. Menggerakkan suasana pembelajaran dan pembimbingan yang lebih hidup, dinamis, bergairah, dan menyenangkan.
d. Bagi Peneliti Lain
Bagi peneliti lain penelitian ini dapat memberikan inspirasi dan referensi untuk melakukan penelitian sejenisnya. Membantu peneliti lain dalam mengembangkan layanan bimbingan. Sebagai wacana baru untuk memperluas cakrawala pengetahuan tentang pemanfaatan media audio visual untuk meningkatkan motivasi siswa.
E. Batasan Istilah
1. Bimbingan Klasikal adalah salah satu pelayanan dasar bimbingan yang dirancang menuntut konselor untuk melakuka kontak langsung dengan para peserta didik dikelas secara terjadwal, konselor memberikan pelayanan bimbingan ini kepada peserta didik.
memperhatikan layanan bimbingan.
10
BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS TINDAKAN
Bab ini memuat mengenai bimbingan klasikal, motivasi, media audio visual, media pembelajaran dan media bimbingan dan konseling.
A. Pelayanan Bimbingan di Sekolah
1. Pengertian Bimbingan
Bimbingan adalah sebuah proses pemberian bantuan kepada individu secara berkesinambungan, agar individu dapat memahami dirinya, sehingga sanggup mengarahkan diri dan dapat bertindak dengan wajar sesuai dengan tuntutan dan masyarakat sekitarnya. Dengan demikian individu dapat mengecap kebahagiaan hidupnya serta dapat memberikan sumbangan yang berarti (Winkel, 2004:29).
Berdasarkan pasal 27 Peraturan Pemerintah No 29. 1992, bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada siswa dalam rangka untuk menemukan pribadi, mengenal lingkungan, dan merencanakan masa depan. Bimbingan dalam menemukan pribadi dimaksudkan agar peserta didik menemukan kekuatan dan kelemahan dirinya sendiri. Bimbingan dalam rangka mengenal lingkungan dimaksudkan agar peserta didik secara obyektif mengenal lingkungan, baik sosial maupun fisik.
Berdasarkan beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa bimbingan adalah bantuan yang dilakukan pembimbing (konselor), bagi individu untuk memahami dirinya melalui pengetahuan, pengalaman, dan informasi tentang dirinya, sehingga dapat meningkatkan realisasi pribadi, karena dengan memahami diri sendiri akan memudahkan untuk bertindak sesuai tujuan hidup.
2. Bimbingan Klasikal
sebagai sumber informasi memiliki kebutuhan untuk menyampaikan informasi (bahan ajar) kepada siswa sebagai penerima informasi.
B. Motivasi
1. Pengertian Motivasi
Motivasi berasal dari kata motif (motive), yang berarti rangsangan, dorongan, dan pembangkit tenaga, yang dimiliki seseorang sehingga orang tersebut memperlihatkan perilaku tertentu. Dorongan atau tenaga tersebut merupakan gerak jiwa dan jasmani untuk berbuat. Motif dapat dikatakan sebagai daya penggerak untuk melakukan aktivitas-aktivitas untuk mencapai tujuan. Setiap tindakan yang dilakukan oleh manusia selalu di mulai dengan motivasi (niat). Sedangkan menurut pendapat ahli :
a. Motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan memberikan arah kegiatan belajar sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar dapat tercapai (Sardiman, 1986: 75).
b. Motivasi merupakan sejumlah proses, yang bersifat internal, atau eksternal bagi seorang individu, yang menyebabkan timbulnya sikap antusiasme dan persistensi dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan tertentu (Gray, dalam Winardi, 2008).
yang mengarahkan tingkah laku terhadap suatu tujuan (goal) atau perangsang (incentive). Tujuan adalah yang membatasi/menentukan tingkah laku organisme itu.
Menurut Mc. Donald (dalam Sardiman, 2008: 74), motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya feeling (perasaan) dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Pengertian motivasi ini dikemukakan oleh Mc. Donald dalam tiga elemen yakni (1) bahwa motivasi itu mengawali terjadinya perubahan energi pada diri setiap individu manusia karena menyangkut perubahan energi manusia, maka akan menyangkut kegiatan fisik manusia. (2) Motivasi ditandai dengan munculnya feeling (perasaan) atau afeksi seseorang. Dalam hal ini motivasi relevan dengan persoalan-persoalan kejiwaan, afeksi dan emosi yang dapat menentukan tingkah laku manusia. (3) Motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan. Motivasi dalam hal ini sebenarnya merupakan respon dari suatu aksi, yakni tujuan. Motivasi memang muncul pada diri manusia, tetapi kemunculannya terdorong oleh unsur lain yaitu tujuan.
tertentu dalam aktivitasnya, maka seseorang mempunyai motivasi yang kuat untuk mencapainya.
Motivasi dapat juga dikatakan serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu, sehingga seseorang mau dan ingin melakukan sesuatu, dan bila ia tidak suka, maka ia akan berusaha untuk meniadakan perasaan tidak suka itu. Dalam kegiatan, motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa, yang menjamin kelangsungan diri kegiatan belajar dan yang memberikan arah pada kegiatan, sebagai tujuan yang dikehendaki oleh subjek itu dapat tercapai. Dikatakan “keseluruhan”, karena pada umumnya ada beberapa motif yang bersama-sama menggerakan siswa untuk belajar (Sardiman, 2008: 75). Dari berbagai pendapat di atas mengenai motivasi dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah dorongan yang timbul pada diri seorang baik secara sadar maupun tidak sadar untuk melakukan suatu perbuatan dengan tujuan tertentu guna mencapai tujuan yang diinginkan.
2. Jenis Motivasi
1) Motivasi Primer
Motivasi primer adalah motivasi yang berdasarkan pada motif-motif dasar atau motif bawaan. Motif-motif dasar tersebut umumnya berasal dari segi biologis atau jasmani manusia yang timbul akibat proses kimiawi fisiologis yang terdapat pada setiap orang.
2) Motivasi sekunder
Motivasi sekunder adalah motivasi yang diperoleh dari belajar melalui pengalaman. Motivasi sekunder ini, sangat bergantung pada pengalaman individu. Menurut Handoko (1992: 25) menyatakan bahwa semakin bertambahnya usia seseorang semakin bertambah pula pengalamannya, makin bertambah pula hal-hal yang ia pelajari berarti makin banyak ia mempunyai motivasi sekunder.
3. Hal-hal yang mempengaruhi motivasi
a. Motivasi Ekstrinsik
Motivasi ektrinsik adalah motivasi yang disebabkan faktor-faktor ekternal individu. Peranan motivasi ekstrinsik menjadi penting sebagai penguat dan pendorong, dengan banyak cara seperti pujian kepada siswa, memiliki arti bahwa siswa itu dipandang memiliki kemampuan adanya rasa kepuasan dan tidak merasa sia-sia dengan usaha belajarnya (Slavin, 2009-103).
Bentuk motivasi ekstrinsik ini merupakan suatu dorongan yang tidak mutlak berkaitan dengan aktivitas belajar, misalnya siswa rajin belajar untuk memperoleh hadiah yang telah dijanjikan oleh orang tuanya, peraturan atau tata tertib sekolah, teladan orang tua, dan metode guru mengajar.
Motivasi ektrinsik bukan berarti motivasi yang tidak diperlukan dan tidak baik dalam pendidikan. Motivasi ekstrinsik diperlukan agar siswa mau belajar. Berbagai macam cara bisa dilakukan agar siswa termotivasi untuk belajar. Pembimbing yang berhasil adalah guru yang pandai membangkitkan motivasi siswa dalam menunjang proses interaksi layanan bimbingan klasikal.
b. Motivasi Intrinsik
Motivasi intrinsik biasanya ditingkatkan dengan banyak cara, salah satunya dengan membuat siswa merasa tertarik dan tidak jenuh untuk melakukan proses belajar. Salah satu contohnya bisa dilakukan dengan guru pembimbing dan pendidik untuk mengajar dengan metode yang bervariasi, menarik, mengambil contoh kehidupan sehari-hari sesuai perkembangan belajar siswa. Adanya hal ini, siswa merasa selalu ingin tahu variasi belajar yang akan diberikan selanjutnya. Motivasi intrinsik seperti adanya rasa senang, kemauan, kecerdasan, dan kemandirian.
Djamarah (2010: 194) berpendapat bahwa motivasi itu intrinsik bila tujuan dapat melekat dengan situasi belajar, kebutuhan, serta tujuan siswa untuk menguasai nilai-nilai yang terkandung dalam pelajaran bukan karena keinginan untuk mendapat pujian, nilai yang tinggi atau hadiah.
4. Faktor-faktor yang Memotivasi Belajar
a. Metode Mengajar Guru
Menurut Slameto (Huda, 2007: 63) metode mengajar adalah suatu cara/jalan yang harus dilalui dalam mengajar. Metode mengajar yang kurang baik akan mempengaruhi belajar siswa yang tidak baik pula. Guru yang biasa mengajar dengan metode ceramah saja, menyebabkan siswa bosan, mengantuk, pasif, dan hanya mencatat saja. Guru yang progesif berani mencoba metode-metode baru, dapat meningkatkan kegiatan belajar mengajar dan meningkatkan motivasi siswa untuk belajar.
b. Minat
Menurut Hurlock (1989: 114) mengungkapkan bahwa minat menjadi sumber motivasi. Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Siswa yang berminat terhadap sebuah kegiatan selalu berusaha lebih keras untuk belajar dibanding siswa yang kurang berminat atau bosan. Jika siswa yang kurang berminat terhadap belajar, dapat diusahakan agar ia mempunyai minat yang lebih besar dengan cara menjelaskan hal-hal yang menarik dan berguna bagi kehidupan.
belajar, dapat diusahakan agar ia mempunyai minat yang lebih besar dengan cara menjelaskan hal-hal yang menarik dan berguna bagi kehidupan serta hal yang berhubungan dengan cita-cita serta kaitannya dengan bahan pelajaran yang dipelajarinya.
c. Kemampuan Belajar
Darsono (Huda, 2006: 20) mengemukakan bahwa dalam belajar dibutuhkan beberapa kemampuan. Kemampuan ini meliputi beberapa aspek psikis yang terdapat pada diri siswa, misalnya pengamatan, ingatan, daya pikir, dan fantasi.
Orang belajar dimulai dengan mengamati bahan yang dipelajari. Pengamatan dilakukan dengan memfungsikan panca indra. Makin baik pengamatan seseorang, makin jelas tanggapan yang terekam dalam dirinya dan makin mudah memproduksi atau mengingat. Siswa yang memiliki kemampuan belajar tinggi, biasanya lebih termotivasi dalam belajar, karena siswa seperti itu lebih sering memperoleh sukses sehingga kesuksesan ini memperkuat motivasinya dalam belajar.
5. Peran Bimbingan dalam Memotivasi
bimbingan tetapi sebagian siswa belum memiliki motivasi dalam mengikuti layanan bimbingan yang kuat. Siswa yang kurang memiliki motivasi yang kuat dapat tercermin dalam tingkah laku yang kurang bersemangat, beraktivitas di luar bimbingan (misal berbicara dengan teman, tidak mengerjakan tugas, dan lainnya) saat di kelas, kurang mendengarkan pembimbing saat proses bimbingan.
C. Media Pembelajaran
1. Pengertian Media Pembelajaran
Secara umum media merupakan kata jamak dari “medium” yang berarti perantara atau pengantar. Kata media berlaku untuk berbagai kegiatan atau usaha, seperti media dalam penyampaian pesan, media pengantar magnet atau panas dalam bidang teknik. Istilah media digunakan juga dalam bidang pengajaran atau pendidikan sehingga istilahnya menjadi media pendidikan atau media pembelajaran.
Menurut Rossi dan Bridle (dalam Sanjaya, 2006: 163) konsep atau definisi media pendidikan atau media pembelajaran. Media pembelajaran adalah seluruh alat dan bahan yang dapat digunkan untuk mencapai tujuan pendidikan seperti radio, televisi, buku, koran, majalah, dan sebagainya. Radio dan televisi kalau digunakan dan diprogram untuk pendidikan maka merupakan media pembelajaran.
2. Fungsi dan Manfaat Penggunaan Media Pembelajaran
Media pembelajaran merupakan media yang sebaiknya digunakan oleh pembimbing dalam proses bimbingan. Media merupakan salah satu metode untuk memperoleh kemudahan ketika proses pembelajaran dirasakan menemui kerumitan dan kebosanan dalam pembelajaran. Menurut Sanjaya (2006: 169), secara khusus media pembelajaran memiliki fungsi dan peran untuk:
a. Menangkap suatu objek atau peristiwa-peristiwa tertentu
Peristiwa-peristiwa penting atau objek yang langka dapat diabadikan dengan foto, film, atau direkam melalui video atau audio, kemudian perstiwa itu dapat disimpan dan dapat digunakan manakala diperlukan. b. Memanipulasi keadaan, peristiwa, atau objek tertentu
Melalui media pembelajaran, guru dapat menyajikan bahan pelajaran yang bersifat abstrak menjadi konkret sehingga mudah dipahami dan dapat menghilangkan verbalisme. Memanipulasi keadaan, media dapat menampilkan suatu proses atau gerakan yang terlalu cepat yang sulit diikuti seperti gerakan mobil, gerakan kapal terbang, gerakan-gerakan pelari atau gerakan yang sedang berolah raga; atau sebaliknya dapat mempercepat gerakan-gerakan yang lambat, seperti gerakan pertumbuhan tanaman, perubahan warna suatu zat, dan lain sebagainya.
c. Menambah gairah dan motivasi belajar siswa
Penggunaan media dapat menambah motivasi belajar siswa sehingga perhatian siswa terhadap materi pembelajaran dapat lebih meningkat. Sebagai contoh sebelum menjelaskan materi pelajaran tentang polusi, untuk dapat menarik perhatian siswa terhadap topik tersebut, maka guru memutar film terlebih dahulu tentang banjir atau tentang kotoran limbah industri dan lain sebagainya.
3. Klasifikasi dan Macam-macam Media Pembelajaran
Sanjaya (2006: 172) mengatakan bahwa media pembelajaran dapat diklasifikasikan menjadi beberapa klasifikasi tergantung dari sudut mana melihatnya. Dilihat dari sifatnya, media dibagi ke dalam:
a. Media auditif, yaitu media yang hanya dapat didengar atau media yang hanya memiliki unsur suara, seperti radio dan rekaman suara.
b. Media visual, yaitu media yang hanya dapat dilihat saja, tidak mengandung unsur suara. Media ini adalah film slide, foto, transparansi, lukisan, gambar, dan berbagai bentuk bahan yang dicetak seperti media grafis dan lain sebagainya.
4. Media Bimbingan dan Konseling
Media Bimbingan dan Konseling adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan bimbingan dan konseling yang dapat merangsang pikiran/perasaan, perhatian, dan kemauan siswa/konseli untuk memahami diri, mengarahkan diri, mengambil keputusan serta memecahkan masalah yang dihadapi. Media Bimbingan dan Konseling selalu terdiri atas dua unsur penting, yaitu unsur peralatan atau perangkat keras (hardware) dan unsur pesan yang dibawanya message (software). Media Bimbingan dan Konseling memerlukan peralatan untuk menyajikan pesan, namun yang terpenting bukanlah peralatan itu, tetapi pesan atau informasi bimbingan dan konseling yang dibawakan oleh media.
Perangkat lunak (software) adalah informasi atau bahan Bimbingan dan Konseling itu sendiri yang akan disampaikan kepada siswa atau konseli, sedangkan perangkat keras (hardware) adalah sarana atau peralatan yang digunakan untuk menyajikan pesan/bahan Bimbingan Konseling tersebut (Nursalim, 2013: 6)
D. Media Audio Visual
1. Pengertian Media Audio Visual
Audio Visual adalah media yang menunjukkan unsur auditif (pendengaran) maupun visual (pengelihatan), meliputi media yang dapat dilihat maupun didengar suaranya (Anitah, 2010: 54)
Media audio visual merupakan kombinasi antara media audio dan visual. Media audio visual adalah media yang penyampaian pesannya dapat diterima oleh indera pendengaran dan indera penglihatan, akan tetapi gambar yang dihasilkan adalah gambar diam atau sedikit memiliki unsur gerak. Penggunaan media ini, maka layanan bimbingan klasikal akan semakin lengkap dan optimal.
Media audio visual harus sesuai dengan minat, kebutuhan, dan kondisi siswa. Siswa yang memiliki kemampuan mendengar yang kurang baik, akan sulit memahami pelajaran pelajaran manakala digunakan media yang bersifat auditif. Demikian juga sebaliknya, siswa yang memiliki kemampuan pengelihatan yang kurang, akan sulit menangkap bahan pembelajaran yang disajikan melalui media visual (Sanjaya, 2006: 174).
2. Macam-macam Media Audio Visual
Media ini dibagi dalam:
b. Audio visual tidak murni yaitu unsur suara dan unsur gambarnya berasal dari sumber yang berbeda. Misalnya film bingkai suara yang unsur gambarnya berasal dari slide proyektor dan unsur suaranya berasal dari tape recoder. Dilihat dari daya liputnya, media terbagi menjadi:
1) Media dengan daya liput luas dan serentak. Penggunaan media ini tidak terbatas oleh tempat dan ruang serta dapat menjangkau jumlah anak didik yang banyak dalam waktu yang sama seperti radio dan televisi serta internet.
2) Media dengan daya liput terbatas oleh ruang dan tempat, penggunaannya membutuhkan ruang dan tempat khusus seperti film, sound slide, dan film rangkai yang harus menggunakan tempat tertutup dan gelap.
3) Media untuk pembelajaran individual. Media ini penggunaannya hanya untuk seorang diri termasuk modul program dan pengajaran melalui komputer.
3. Bentuk-bentuk Media Audio Visual
pembahasan ini akan dipaparkan sebagian dari bentuk media audio visual yang dapat diklasifikasikan menjadi delapan kelas yaitu:
a. Media audio visual gerak contoh, televisi, video tape, film dan media audio pada umumnya seperti kaset program, piringan, dan sebagainya.
b. Media audio visual diam contoh, filmastip bersuara, slide bersuara, komik dengan suara.
c. Media audio semi gerak contoh, telewriter, mouse, dan media board. d. Media visual gerak contoh, film bisu
e. Media visual diam contoh microfon, gambar, dan grafis, peta globe, bagan, dan sebagainya
f. Media seni gerak
g. Media audio contoh, radio, telepon, tape, disk dan sebagainya
Hal tersebut di atas adalah merupakan gambaran media sebagai sumber belajar, memberikan suatu alternatif dalam memilih dan menggunakan media bimbingan sesuai dengan karakteristik siswa. Media sebagai alat bantu bimbingan, tetapi harus disesuaikan dengan rumusan tujuan instruksional dan tentu saja dengan pembimbing itu sendiri.
4. Peran dan Keunggulan Media Audio Visual dalam Layanan
Bimbingan Klasikal
belajar seringkali bersentuhan dengan hal-hal yang bersifat kompleks, maya dan di balik realitas. Media memiliki andil untuk menjelaskan hal-hal yang abstrak dan menunjukan hal-hal-hal-hal yang tersembunyi. Ketidak jelasan atau kerumitan bahan ajar dapat dibantu dengan menghadirkan media sebagai perantara. Bahkan dalam hal-hal tertentu media dapat mewakili kekurangan guru dalam mengkomunikasikan materi pelajaran (Sutikno, 2009: 65).
hanya melalui ceramah biasa. Hal ini dilihat dari penjumlahan antara “melalui pendengaran 75% ” + “ melalui penglihatan 13 % = 88%. Dapat disimpulkan bahwa media audiovisual mempunyai banyak manfaat termasuk dalam meningkatkan motivasi siswa.
E. Hipotesis Tindakan
Hipotesistindakandapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Motivasi siswa kelas X A TKJ di SMK Negeri 2 Depok dalam mengikuti layanan bimbingan klasikal dapat ditingkatkan melalui penggunaan media audio visual.
30
BAB III
METODE PENELITIAN
Bab ini menguraikan jenis penelitian, subjek penelitian, instrumen penelitian, rencana tindakan penelitian, validitas dan reliabilitas, prosedur pengumpulan data, dan teknik analisis data.
A. Jenis Penelitian
sebagai upaya peningkatkan motivasi siswa dalam mengikuti layanan bimbingan klasikal kelas X A TKJ di SMK Negeri 2 Depok. Pada saat memberikan bimbingan tindakan perbaikan, peneliti hanya meneliti satu kelas dengan instrumen yang sama.
B. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X A TKJ SMK Negeri 2 Depok. Kelas X A TKJ terdapat 32 siswa terdiri dari 14 siswa putri dan 18 siswa putra. Objek dalam penelitian ini adalah motivasi siswa dalam mengikuti layanan bimbingan klasikal dengan menggunakan media audio visual.
C. Tempat dan Waktu Penelitian
a. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di kelas X A TKJ SMK Negeri 2 Depok yang beralamatkan Mrican, Caturtunggal Depok Sleman, Yogyakarta.
b. Waktu Penelitian
Semester II tahun ajaran 2012/2013 dimulai bulan Januari 2013 sampai dengan bulan Februari 2013.
D. Jadwal Kegiatan Penelitian
Tabel 3. 1
Jadwal Kegiatan Penelitian
No Kegiatan
Bulan
Desember Januari Februari Maret
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Prosedur kerja dalam penelitian tindakan ini meliputi tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan, dan refleksi. Penelitian ini, akan dilaksanakan tiga siklus. Sebelum masuk ke siklus I, melakukan observasi terlebih dahulu untuk mengetahui situasi kelas dan motivasi siswa mengikuti bimbingan klasikal.
Setelah melakukan observasi dan telah menentukan kelas yang akan dilakukan penelitian, selanjutnya secara rinci prosedur penelitian tindakan BK tersebut dijabarkan sebagai berikut.
Siklus I
1. Perencanaan (Planing)
a. Menyiapkan Satuan Pelayanan Bimbingan (SPB) yaitu problem sloving, motivasi dan berfikir kritis.
b. Mempersiapkan lembar observasi kegiatan bimbingan, lembar catatan lapangan yang akan digunakan untuk mengetahui dan sebagai catatan aktivitas siswa selama proses bimbingan berlangsung.
c. Menyiapkan lembar evaluasi untuk evaluasi siklus I.
d. Menyusun dan mempersiapkan angket dan skala kiraan sifat untuk mungukur peningkatan motivasi siswa dalam proses bimbingan ketika menggunakan model audio visual (film pipa dan ember, ketrampilan manusia, kisah hidup, dan jangan pernah putus asa) diaplikasikan. 2. Pelaksanaan tindakan (Action)
Setelah dilakukan perencanaan secara memadai, selanjutnya dilaksanakan tindakan dengan penerapan media audio visual pada layanan bimbingan klasikal. Pada tahap tindakan ini peneliti melaksanakan layanan bimbingan yang telah direncanakan yaitu bimbingan klasikal menggunakan media audio visual. Tindakan yang dilakukan sifatnya fleksibel dan terbuka terhadap perubahan-perubahan sesuai dengan apa yang terjadi di lapangan.
3. Observasi (observation) atau pengamatan
bimbingan. Observasi dilakukan oleh observer sesuai dengan pedoman observasi yang telah dibuat.
4. Refleksi (reflection)
Pada tahap ini peneliti mengumpulkan dan menganalisis data yang diperoleh selama observasi, yaitu data yang diperoleh dari lembar observasi. Kemudian peneliti mendiskusikan dengan guru dari hasil pengamatan yang dilakukan, baik kekurangan maupun ketercapaian bimbingan dari siklus pertama sebagai pertimbangan perencanaan bimbingan pada siklus selanjutnya.
Siklus II
F. Instrumen Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan instrumen penelitian berupa. 1. Lembar observasi kegiatan bimbingan
Tabel 3. 2
Kisi-kisi Panduan Observasi Siswa
NO Situasi Yang Diamati Kualifikasi Baik Cukup Kurang
A Respon Siswa
1. Siswa mendengarkan materi yang disampaikan.
2. Partisipasi siswa dalam mengikuti bimbingan.
3. Siswa ulet dalam mengerjakan tugas yang diberikan.
4. Siswa senang saat mengikuti bimbingan.
5. Siswa menyimpulkan materi yang disampaikan
B Situasi Pelaksanaan Media Audio Visual
1. Keaktifan siswa saat mengikuti bimbingan.
2. Siswa antusias dalam mengikuti bimbingan dengan media audio visual.
3. Siswa tidak sibuk dengan hal yang lain.
4. Siswa memperhatikan saat bimbingan.
5. Siswa bertanya mengenai materi bimbingan.
Keterangan :
2. Lembar skala pengukuran motivasi
Skala penilaian digunakan untuk mengukur motivasi siswa ketika model bimbingan menggunakan media audio visual diterapkan di dalam kelas. Skala motivasi siswa terdiri dari 20 butir. Masing-masing pernyataan terdapat 3 kriteria jawaban dan pedoman penskoran butir, yaitu Setuju (S) = 3, Kurang Setuju (KS) = 2, dan Tidak Setuju (TS) = 1. Siswa mengisi skala dengan memberikan tanda √ (check list) sesuai kondisi yang dialami siswa terhadap setiap pernyataan.
Tabel 3. 3
Kisi-kisi Skala Motivasi Siswa dalam Layanan Bimbingan Klasikal 2. Senang terhadap guru
BK
3. Senang mengikuti layanan bimbingan. 1. Kemauan siswa dalam
memahami materi
2. Siswa bertanya saat bimbingan
3. Pedoman Wawancara
Pedoman wawancara disusun untuk menelusuri lebih lanjut tentang hal-hal yang tidak dapat diketahui melalui observasi dan pengisian skala. Selain itu pedoman wawancara juga mempermudah peneliti untuk melakukan tanya jawab tentang bagaimana respon siswa terhadap bimbingan dengan menggunakan media audio visual.
Tabel 3. 4
Pedoman Wawancara Guru dan Siswa
Guru
1. Bagaimana sikap Anda terhadap bimbingan hari ini? 2. Apakah Anda merasa senang dengan bimbingan hari ini? 3. Bagaimana tanggapan Anda mengenai bimbingan
menggunakan media audio visual?
4. Manfaat apa saja yang Anda dapat jika bimbingan menggunakan media audio visual?
5. Apakah penting bimbingan menggunakan media audio visual?Jelaskan!
Siswa
1. Menurut guru BK, bimbingan menggunakan media audio visual bagus atau tidak?Jelaskan!
2. Bagaimana kondisi kelas, saat peneliti memberikan bimbingan menggunakan media audio visual? 3. Menurut guru BK, siswa yang mengikuti bimbingan
menggunakan media audio visual ada peningkatan(rasa senang, tertarik, dan hilang rasa bosan)
4. Apa saja yang harus diperbaiki untuk peneliti melakukan tindakan berikutnya saat bimbingan?
4. Catatan Lapangan
Catatan lapangan merupakan sumber informasi yang sangat penting. Pembuatan catatan lapangan bersama mitra kolaboratif (observer) dilakukan berdasarkan hasil observasi berbagai aspek bimbingan di kelas, suasana kelas, pengelolaan kelas, dan interaksi siswa di kelas.
5. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan suatu teknik untuk memperoleh gambaran visualisasi mengenai aktivitas siswa selama proses bimbingan berlangsung. Dokumentasi berupa hasil kerja siswa selama kegiatan berlangsung serta foto-foto kegiatan yang dilakukan selama bimbingan dengan menggunakan media kamera. Dokumentasi dilakukan untuk melihat catatan-catatan yang dilakukan dalam penelitian.
G. Validasi dan Reliabilitas
Uji coba instrumen dilakukan untuk menguji keandalan instrumen dan untuk menguji ketepatan dari segi teknik. Instrumen yang baik harus memenuhi dua persyaratan penting yaitu valid dan reliabel (Arikunto, 2005: 64-113). Baik tidaknya alat ukur yang digunakan harus dianalisis setelah uji coba instrumen, untuk mengetahui validitas dan reliabilitas data.
1. Validitas butir atau item
pengertian bahwa sebuah item dikatakan valid apabila mempunyai dukungan yang besar terhadap skor total. Dengan kata lain sebuah item memiliki validitas yang tinggi sehingga jika skor pada item mempunyai kesejajaran dengan skor total (Arikunto, 2005: 72)
Teknik yang digunakan untuk mengetahui kesejajaran digunakan rumus korelasi product moment sebagai berikut.
r
xy= N∑
xy
-
∑
x
∑
y
√
(
N∑X2 – (∑x)2)(N∑y2 – (∑y)2)
Keterangan :rxy = koefisien validitas butir x = skor masing-masing butir y = skor total semua siswa N = jumlah siswa
Setelah memperoleh harga dengan rumus korelasi product moment di atas kemudian dikonsultasikan dengan tabel harga kritik rxy product moment dengan menentukan taraf signifikannya lebih dahulu, jika rxy ≥ rtabel, maka item tersebut dikatakan valid sebaliknya jika rxy < rtabel, maka item tersebut dikatakan tidak valid.
2. Reliabilitas
penelitian. Suatu intrumen dikatakan reliabel jika instrumen tersebut mempunyai ketepatan hasil walaupun digunakan berulang-ulang. Maksudnya intrumen tersebut akan memberikan hasil yang sama.
Instrumen yang akan diuji dalam penelitian ini berupa angket yang skornya dari 1 sampai 3, maka untuk menghitung reliabilitas menggunakan rumus alpha, yaitu :
r
ii =[
n]
(1- )
(Arikunto, 2005 :109)di mana :
r ii = koefisien reliabilitas n = banyaknya item yang valid = jumlah varians skor item
= jumlah varians skor total
H. Teknik Analisis Data
Data yang terkumpul berupa hasil observasi, hasil wawancara, skala, catatan lapangan, dan dokumentasi bimbingan. Data yang diperoleh dianalisi secara deskriptif untuk mengetahui pelaksanaan dan hambatan-hambatan yang terjadi selama bimbingan klasikal. Analisis data dalam PTBK dilakukan secara langsung sejak data pra tindakan diperoleh dari hasil observasi. Hal ini bermanfaat untuk mempertimbangkan rencana perbaikan bimbingan pada
siklus berikutnya. Adapun secara lebih rinci analisis datanya adalah sebagai berikut:
a. Analisis Data Skala Motivasi
Analisis data dilakukan untuk mengetahui peningkatan motivasi siswa kelas X A TKJ SMK Negeri 2 Depok tahun ajaran 2012-2013. Teknik analisi data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik pengkategorisasian jenjang ordinal. Norma pengkategorisasian menggunakan kriteria Azwar (2011: 108). Terdapat lima kategorisasi yang digunakan dalam mengukur capaian motivasi dalam penelitian ini yaitu sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah, dan sangat rendah. Kategorisasi dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3. 5
Kriteria Hasil Presentase Skor Motivasi Siswa dalam Mengikuti Layanan Bimbingan Klasikal
Rumus Kategori
X< -1,5σ Sangat Rendah -1,5σ < X < - 0,5σ Rendah - 0,5σ < X < + 0,5σ Sedang + 0,5σ < X< +1,5σ Tinggi +1,5σ < X Sangat Tinggi
Keterangan :
σ : Standar deviasi yaitu luas jarak
rentang skor yang dibagi dalam 6 satuan M : Mean teoritik yaitu rata-rata teoritis
dari skor maximum dan minimum
b. Analisis Data Observasi dan Catatan Lapangan
Data hasil observasi dianalisis dengan mendeskripsikan aktivitas siswa dalam kegiatan layanan bimbingan klasikal yaitu menggunakan lembar observasi motivasi siswa. Penilaian dapat dilihat dari skor pada lembar observasi yang digunakan. Persentase perolehan skor lembar observasi dikualifikasi untuk menentukan seberapa besar motivasi siswa dalam mengikuti layanan bimbingan klasikal. Setiap siklus persentase diperoleh dari rata-rata persentase motivasi siswa pada tiap pertemuan bimbingan. Berdasarkan pedoman penskoran yang telah dibuat, maka dalam menghitung persentase skor hasil observasi digunakan cara sebagai berikut:
q = r
x100% t
q = persentase skor hasil observasi motivasi siswa r = jumlah keseluruhan skor yang dipeoleh t = skor maksimal
Tabel 3. 6
Kriteria Kategori Hasil Presentase Skor Observasi Terhadap Motivasi Siswa dalam Mengikuti Layanan Bimbingan
(Riduwan, 2007: 15)
q = persentase skor hasil motivasi observasi siswa
Selain pedoman observasi, digunakan juga catatan lapangan untuk melengkapi catatan hasil observasi dalam mendiskripsikan hasil pengamatan tentang aktivitas siswa dalam kegiatan layanan bimbingan. c. Analisis data dokumentasi
Dokumentasi digunakan untuk memperkuat data yang diperoleh dari hasil observasi, angket, wawancara dan tes. Dokumentasi dilakukan untuk melihat catatan-catatan atau arsip-arsip yang dilakukan dalam penelitian. Data hasil dokumentasi dianalisis dengan mendiskripsikan sesuai gambar yang diambil.
d. Analisis data hasil wawancara
Data hasil wawancara dianalisis dengan mendiskripsikan atau merangkum hasil wawancara dengan berpedoman pada pedoman wawancara yang digunakan.
Persentase Yang Diperoleh Keterangan
85% ≤ ≤ 100% Sangat Tinggi
70% ≤ < 85% Tinggi
55% ≤ < 70% Sedang
40% ≤ < 55% Rendah
I. Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan pencapaian peningkatan motivasi siswa dalam mengikuti layanan bimbingan klasikal siswa kelas X A TKJ SMK Negeri 2 Depok dalam penelitian ini ditetapkan sebagai berikut :
1. Adanya peningkatan motivasi siswa dalam mengikuti bimbingan klasikal setelah diterapkan media audio visual yang ditunjukkan dengan kenaikan persentase motivasi siswa dari siklus I ke siklus II dan III.
Tabel 3. 7
Rentang Skor Penilaian Setiap Siklus
Terhadap Motivasi Siswa dalam Mengikuti Layanan Bimbingan
Rentang Skor Keterangan
20-31 Sangat Rendah
31-37 Rendah
37-43 Sedang
43-49 Tinggi
49-60 Sangat Tinggi
47
Bab ini memaparkan tentang deskripsi pelaksanaan tindakan, deskripsi hasil
tindakan, dan pembahasan.
A. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas
Penelitian tindakan bimbingan konseling ini dilaksanakan di SMK
Negeri 2 Depok Sleman. Tindakan dalam penelitian ini adalah
meningkatan motivasi siswa dalam mengikuti layanan bimbingan klasikal
melalui media audio visual. Penelitian ini dilaksanakan selama bulan
Januari 2013 sampai dengan bulan Februari 2013. Penelitian ini
dilaksanakan dalam 3 siklus untuk setiap siklus direncanakan 1 kali
pertemuan. Adapun waktu pelaksanaan penelitian tindakan bimbingan
konseling kelas X A TKJ (Teknik Komputer Jaringan) SMK Negeri 2
Siklus Hari/Tanggal Topik Media Audio Visual Pra Rabu, 16 Januari
2013
Motivasi Hidup - Tidak menggunakan media audio visual
I Rabu, 30 Januari 2013
Problem Solving (Pemecahan Masalah)
- Menggunakan 3 game logic yaitu want to be millioner, prampam, logic bridge
II Rabu, 13 Februari 2013
Kritis dalam Bekerja - Menggunakan media audio visual mengenai
Konsentrasi - Menggunakan media audio visual mengenai konsentrasi yaitu anak cerdas bermain rubik, kreasi roti, froggy dance, game otak, dan senam tangan.
Penjabaran hasil penelitian dan pembahasan tiap siklus sebagai berikut:
1. Pra tindakan
Pra tindakan dilaksanakan selama 1 x pertemuan, dengan alokasi
waktu 1 x 45, dan di akhir pertemuan dilakukan pengisian skala untuk
mengetahui kondisi kelas seperti perilaku siswa terhadap layanan
bimbingan. Tindakan yang pada dilakukan pra tindakan adalah sebagai
berikut :
a. Perencanaan
Pada tahap ini peneliti menyusun SPB dengan pertimbangan dari
skala motivasi, pedoman wawancara, dan skala kiraan sifat yang telah
dikonsultasikan kepada dosen pembimbing.
Kegiatan ini bertujuan untuk mempersiapkan dan merencanakan
segala sesuatu sebelum pelaksanaan penelitian. Kegiatan yang
dilaksanakan saat perencanaan meliputi :
1) Penyusunan Perangkat Bimbingan
a) Satuan Pelayanan Bimbingan (SPB)
SPB disusun sebagai pedoman pelaksanaan bimbingan supaya
sesuai dengan metode bimbingan yang digunakan. Metode
yang digunakan adalah metode ceramah yang difokuskan
untuk peningkatan motivasi siswa. Pada pra tindakan materi
yang diberikan adalah motivasi hidup.
2) Penyusunan Instrumen Penelitian
a) Lembar Observasi
Lembar observasi disusun berdasarkan SPB yang telah dibuat
dan digunakan untuk mencatat hasil pengamatan selam
pelaksanaan pra tindakan. Hal yang diobservasi yaitu: aktivitas
siswa saat diberikan tindakan, partisipasi siswa, keaktifan
siswa, dan rasa senang siswa selama mengikuti bimbingan.
b) Angket Motivasi
Angket motivasi disusun untuk mengetahui tingkat motivasi
Skala motivasi disusun untuk mengetahui suasana hati (bosan,
jenuh, dan lain-lain) siswa dalam mengikuti layanan
bimbingan klasikal.
d) Pedoman Wawancara
Pedoman wawancara terdiri dari dua macam yaitu pedoman
wawancara untuk guru dan siswa. Pertanyaan yang diajukan
kepada guru sebanyak lima butir dan pertanyaan yang diajukan
kepada siswa sebanyak lima butir.
b. Pelaksanaan Pra Tindakan
Pada saat pra tindakan, peneliti mempersiapkan skala kiraan sifat
dan skala motivasi untuk mengetahui kondisi kelas saat diberikan
layanan bimbingan klasikal. Peneliti melakukan pra tindakan pada hari
Rabu 16 Januari 2013 kelas X A TKJ (Teknik Komputer Jaringan).
Pada saat proses pelaksanaan pra tindakan berlangsung, peneliti masuk
ke kelas bersama dengan observer (Arista dan Agnes). Peneliti
mengajak observer untuk mengamati kondisi siswa saat mengikuti
bimbingan klasikal dengan memberikan check list pada lembar
observasi. Peneliti memberikan materi tentang motivasi hidup tanpa
menghadirkan media audio visual tetapi hanya melalui metode
ceramah. Pada waktu memberikan materi motivasi hidup, kondisi kelas
tidak kondusif serta banyak siswa yang sibuk dengan kegiatannya
sendiri. Peneliti dengan sabar tetap menyampaikan materi walau tidak
memberikan bimbingan, banyak siswa yang mengeluh capek, ngantuk,
dan bosan.
Observer mengikuti jalannya proses pra tindakan yang dipimpin
oleh peneliti, selama proses berlangsung observer diberikan panduan
observasi yang telah disediakan oleh peneliti untuk mengamati seluruh
kejadian di dalam kelas dengan memberikan tanda pada lembar
observasi. Observer berjumlah dua orang, mereka duduk di depan dan
belakang. Peneliti meminta observer dari awal sampai akhir bimbingan
tetap duduk, supaya peneliti dapat melihat kondisi asli kelas waktu
layanan bimbingan klasikal berlangsung. Selain itu, peneliti juga tidak
pernah memberikan teguran kepada siswa yang ramai dan sibuk
dengan kegiatannya sendiri.
Proses bimbingan klasikal akan berakhir, peneliti meminta waktu
5 menit untuk memberikan skala kiraan sifat yang sudah disiapkan.
Peneliti menjelaskan kepada siswa bahwa skala kiraan sifat tersebut
tidak akan mempengaruhi nilai, sehingga peneliti meminta kepada
siswa untuk mengisi secara jujur sesuai dengan hati dan perasaan.
Setelah itu siswa sepakat untuk mengisi skala kiraan. Peneliti
menunggu siswa mengisi skala kiraan, sambil berkeliling untuk
melihat siswa mengisi. Pada saat tersebut peneliti memberikan kode
memberikan data hasil observasi kepada peneliti untuk segera diolah.
Peneliti meminta skala kiraan sifat untuk dikumpulkan, sambil
menunggu dikumpulkan peneliti mengurutkan hasil skala kiraan sifat
sesuai daftar presensi. Sambil melihat hasil skala kiraan sifat dari
siswa peneliti menyimpulkan bahwa sebagian besar siswa merasakan
bosan dengan bimbingan klasikal menggunakan metode berceramah.
Setelah pra tindakan berakhir, peneliti meminta masukan kepada
observer selama proses pra tindakan berlangsung dan peneliti
melaksanakan refleksi atau mengkaji kembali terhadap data yang
diperoleh saat pra tindakan.
c. Data Hasil Observasi, Skala Kiraan Sifat, dan Angket Pra
Tindakan
1) Data Hasil Observasi
Pada pertemuan pra tindakan, observasi dilakukan oleh
peneliti bersama dua mitra kolaboratif selama bimbingan
berlangsung. Observasi ini dipandu dengan pedoman observasi
kegiatan bimbingan, selain itu peneliti juga membuat catatan
lapangan.
Berdasarkan pengamatan, pada pra tindakan siswa kurang
memperhatikan, ribut, jalan-jalan saat peneliti menerangkan dan
bosan dengan layanan bimbingan. Siswa juga enggan bertanya
kepada peneliti jika ada materi yang belum jelas dan belum
tabel h
l hasil observasi motivasi siswa.
Tabel 4. 2
alisis Hasil Observasi Motivasi Siswa Pada P
Pra Presentase Rata-rata Aktivitas Siswa
K
Tindakan 43,3 %
ata Hasil Skala Kiraan Sifat
Skala motivasi diberikan pada akhir pr
erupa check list yang mewakili kondisi sisw
iraan sifat digunakan untuk melihat suasa
erilaku positif yang terjadi pada pra tindakan
5. Dibawah ini grafik analis hasil skala motiva
3) Da
engetahui tingkat motivasi. Berdasarkan
otivasi siswa terhadap bimbingan klasikal
eramah, diperoleh hasil bahwa motivasi siswa
i bawah ini tabel analisis hasil angket motivas
imbingan klasikal dengan metode ceramah.
Tabel 4. 3
Penggolongan Motivasi Subjek dalam Lima
Kategori No Subjek
tindakan, selanjutnya dilaksanakan refleksi terhadap bimbingan yang
telah berlangsung. Guru dan peneliti mendiskusikan hasil pengamatan
yang dilakukan selama pelaksanaan pra tindakan dan melakukan
evaluasi.
Secara umum, pelaksanaan bimbingan klasikal telah sesuai dengan
SPB yang telah disusun. Namun demikian, masih terdapat hambatan
yang muncul saat pelaksanaan sehingga perlu dilakukan perbaikan.
Beberapa hambatan itu antara lain:
1) Saat guru menjelaskan di depan kelas, sebagian siswa tidak
memperhatikan penjelasan guru.
2) Siswa sering bercanda dengan teman, sehingga tidak
berkonsetrasi selama mengikuti layanan bimbingan.
3) Siswa datang terlambat saat masuk kelas dengan alasan solat,
lapar, dan bosan.
4) Motivasi siswa mengikuti bimbingan klasikal masih rendah, ini
terlihat dari rata-rata skor motivasi siswa pra tindakan.
2. Siklus I
Siklus I dilaksanakan dalam 1 x pertemuan, dengan alokasi waktu 1 x
Siklus I dilaksanakan untuk memperbaiki hambatan-hambatan
yang terjadi pada saat pra tindakan, yaitu pembimbing lebih
meningkatkan layanan bimbingan dengan menghadirkan media audi
visual, siswa diingatkan untuk lebih memperhatikan materi yang akan
disampaikan oleh pembimbing. Pada tahap perencanaan tindakan
siklus I, peneliti menyusun Satuan Layanan Bimbingan (SPB) dan
lembar kerja siswa (LKS). Pada bimbingan ini, peneliti lebih
memfokuskan pada motivasi siswa mengikuti bimbingan klasikal dan
berdasarkan refleksi dari pra tindakan. Selanjutnya peneliti juga
menyusun instrumen penelitian seperti pedoman observasi, angket, dan
pedoman wawancara.
b. Pelaksanaan Tindakan
Pada tahap ini peneliti melaksanakan tindakan sesuai dengan SPB
dan media audio visual yang telah disusun. Peneliti sebelumnya telah
mengkonsultasikan kepada dosen pembimbing dan guru yang
bersangkutan. Selama bimbingan berlangsung peneliti dibantu oleh 2
mitra kolaboratif peneliti dalam melakukan pengamatan. Materi yang
dibahas dalam pelaksanaan tindakan siklus I adalah “Problem Solving”
(Pemecahan Masalah). Siklus I dilakasanakan pada tanggal 30 Januari
2013 mulai pukul 13.45 WIB sampai 14.30 WIB. Jumlah siswa yang
hadir pada siklus I berjumlah 32 siswa. Aktivitas-aktivitas bimbingan
Pada kegiatan awal peneliti membuka kegiatan dengan
salam pembuka dan memberikan pengantar tentang metode
serta materi yang akan diberikan. Peneliti juga menjelaskan
tugas yang harus dikerjakan siswa selama kegiatan
berlangsung. Peneliti memberitahu bahwa bimbingan pada hari
ini menggunakan media audio visual beda jauh seperti
sebelumnya (pra tindakan). Peneliti menghimbau siswa agar
memperhatikan instruksi yang diberikan. Peneliti juga
mengingatkan kepada siswa agar tidak ramai. Sebelum
memasuki materi, peneliti mengingatkan siswa mengenai
materi-materi sebelumnya yang berkaitan dengan materi yang
akan dipelajari yaitu tentang motivasi, tanggung jawab, dan
percaya diri.
2) Kegiatan Inti
Pada siklus I, peneliti memberikan materi mengenai
“Problem Solving” (Pemecahan Masalah) menggunakan media
audio visual. Sebelum melakukan tindakan, peneliti
menyiapkan materi dalam bentuk power point. Di power point,
peneliti menyelipkan sebuah permainan yang mengandung
media audio visual dengan ciri-ciri memiliki suara, gerak, dan
bergambar. Sebelum memulai bimbingan klasikal peneliti
solving menjadi tahu. Selanjutnya, peneliti menyajikan slide
power point yang mengajak siswa untuk ikut dalam
memecahkan masalah. Sebelum siswa memecahkan masalah,
terlebih dahulu peneliti memberikan aturan main dan membagi
siswa dalam 3 kelompok. Setelah selesai membagi dalam
kelompok sesuai dengan urutan duduk, peneliti meminta setiap
perwakilan kelompok untuk mengambil undian urutan maju.
Proses media audio visual akan dijalankan, kelompok satu
maju dan menyelesaikan masalah yang diberikan. Kelompok
satu mendapat pemecahan masalah mengenai “logic bridge”
mengenai sebuah keluarga yang terdiri kakek, nenek, ayah, ibu,
dan anak. Setiap anggota keluarga mempunyai kecepatan
menyebrang yang berbeda dan dalam menyebrang hanya ada
waktu 30 detik. Kelompok satu sangat antusias dalam
menyelesaikan masalah yang diberikan peneliti, akan tetapi
kelompok satu gagal dalam memecahkan masalah karena
seluruh anggota dalam “logic bridge” tidak terselamatkan.
Kelompok dua maju, untuk memilih masalah yang akan
dipecahkan. Masalah yang dipilih adalah mengenai kuis “Who
Want To Be Millioner”. Siswa antusias dalam menyelesaikan
kuis tersebut, banyak yang memperhatikan dan teman-teman