• Tidak ada hasil yang ditemukan

Konvensi Hak-Hak Penyandang Disabilitas. Pembukaan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Konvensi Hak-Hak Penyandang Disabilitas. Pembukaan"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

K onvensi H ak-H ak Penyandang D isabilitas Pembuk aan

N egara-N egara Pihak pada Konvensi ini,

(a) Mengingat kem bali prinsip-prinsip ya ng diproklamasikan da lam Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa ya ng mengakui martabat dan ni lai ya ng me lekat serta H ak - hak yang setara dan ti dak terpisahkan ba gi selur uh anggo ta keluarga manusia seba gai dasar dari ke be basan, keadi lan, dan per damaian di dunia,

(b) Mengakui bahwa Perserikatan Bangsa-Bangsa, di da lam Deklarasi U niversal H ak Asasi Manusia dan di da lam Kovenan-ko venan Internasiona l menge nai H ak Asasi Manusia, te lah memproklamasikan dan menyetujui ba hwa setiap orang ber hak atas selur uh hak dan kebe basan sebagaimana ya ng telah diatur di dalamnya, tanpa per bedaan da lam be ntuk apa pun,

(c) Menegaskan kembali universali tas, keti dakterpisa hkan, kesa lingtergantunga n, dan kesalingte rkaitan dari semua hak asasi ma nusia dan kebe basan-kebebas an fundamenta l serta ke butuhan bagi penyandang disabi litas untuk di jamin pe menuhan H ak - H aknya tanpa diskriminasi,

(d) Mengingat kembali Kove nan Inter nasiona l tentang H ak-H ak Ekonomi, Sosial dan Budaya, Kovenan Internasional tentang H ak -H ak Sipil dan Poli tik; Konvensi Internasional tentang Penghi langa n Semua Bentuk D iskriminasi R asial; Konvensi tentang Penghi langan Segala Bentuk Diskriminasi terhadap Perempua n; Konvensi Menentang Penyiksaan dan Perlakuan atau Penghukuman Lain ya ng Kejam, Tidak Ma nusiawi ata u Merendahkan Martabat Manusia; Konvensi H ak-H ak Anak; dan Konve nsi Inter nasio nal tentang Perlindungan H ak-H ak Semua Pe ker ja Migra n dan Anggo ta Keluarganya,

(e) Mengakui ba hwa disa bilitas merupakan suatu konsep ya ng terus berkemba ng dan disabilitas merupa kan hasil dari intera ksi antara orang -orang dengan ke terbatasan kemampua n dan sikap serta li ngkunga n ya ng menghambat partisipasi penuh dan efektif mereka di dalam mas yara kat ber dasa rkan kesetaraan de ngan ya ng lainnya,

(f) Mengakui pentingnya pedoman prinsip dan kebi ja kan ya ng termuat da lam Program Aksi D unia menge nai Pe nyandang D isabi li tas dan da lam Peraturan-Peraturan Standar menge nai Persamaan Kesempatan bagi Penyanda ng D isabilitas da lam me mpe ngaruhi promosi, perumusan dan evaluasi atas kebijakan, renc ana, program dan aksi pada tingkat nasional, regiona l dan internasiona l untuk lebih menyamakan kesempatan ba gi pe nyandang disa bili tas,

(g) Menekankan pentingnya pengar usutamaan isu-isu disabili tas sebagai bagian integral dari strategi ya ng relevan bagi pembangunan ya ng berkesinambungan,

(h) Mengakui juga ba hwa dis kri mi nasi atas setiap orang berdasar kan disabilitas merupakan pela nggaran terhadap martabat dan ni lai ya ng me l ekat pada setiap orang,

(i) Mengakui pula kera gaman penyandang disa bilitas,

(j) Mengakui perlunya memajukan dan me lindungi hak asasi manusia semua pe nyandang disabi litas, termasuk mere ka ya ng memer lukan dukungan ya ng lebih intensif,

(k) Memperhatikan ba hwa, wa laupun te lah ada berbagai instrumen dan upaya dimaksud, penyandang disabi litas masih terus mengha dapi hambatan da lam partisipasi mereka seba gai anggo ta mas yarakat yang setara dan pela nggaran terhadap hak asasi ma nusia mere ka di seluruh penjuru dunia,

(l) Mengakui pentingnya ker ja sama inter nasiona l bagi meni ngkatkan kondisi kehidupan pe nyandang disa bilitas di setiap ne gara, khususnya di N egara -Negara berke mbang,

(m) Mengakui ba hwa kontribusi-ko ntribusi berharga baik ya ng ada maupun pote nsial yang diberikan oleh penyandang disabilitas terhadap kese luruhan kese jahteraan dan keragamaan dari komuni tas mereka, dan ba hwa pe majuan atas pe nikmatan penuh dari pe nyandang disabilitas a kan Hak-H ak asasi dan ke be basan fundamenta l mere ka dan partisipasi penuh dari pe nyandang disabilitas a kan menghasi lkan peningkatan rasa

(2)

ke pe milikan dan kema jua n-kemajuan ya ng signifikan di da lam pemba ngunan kemanusiaa n, sosial, dan ekono mi mas yarakat serta penghapusan kemiskinan,

(n) Mengakui pentingnya otonomi dan kemerdekaan i ndividu bagi penyanda ng disabilitas, termasuk ke be basan mereka untuk me nentukan pi li han,

(o) Mempertimbangkan bahwa pe nyandang disa bilitas harus memiliki kesempa tan untuk secara aktif terlibat dala m proses pe nga mbi lan keputusan menge nai kebijakan dan pro gram, termasuk yang terkait secara langsung de ngan mere ka,

(p) Memperhatikan kondisi sulit ya ng dihadapi penyanda ng disabilitas ya ng rentan terhadap berbagai bentuk dis kri mi nasi ganda atau bur uk berdasarkan ras, warna kuli t, jenis kelamin, bahasa, agama, pe ndapat po li tik atau lainnya, kebangsaan, etnis, asal usul indigenous atau kelompok sosial, ke pemilika n, ke lahiran, umur, atau status lainnya,

(q) Mengakui ba hwa penyandang disabilitas pere mpuan dan anak perempua n seringkali mempunyai resiko ya ng lebih besar terh adap kekerasan, cedera atau pelec ehan, per lakuan ya ng menelantarkan atau mengabaikan, per lakuan bur uk atau eks ploitasi, baik di da lam maupun di luar rumah,

(r) Mengakui ba hwa penya nda ng disabi litas anak harus mendapatkan pe nikmatan penuh atas semua H ak-H ak asasi manusia dan kebe basan fundamental ber dasar kan kesetaraan de ngan a nak lainnya, dan mengingat kemba li kewa ji ban-kewaji ban untuk tujuan tersebut yang harus dilakukan oleh N e gara -Negara Pihak dari Konvensi H ak- H ak Anak,

(s) Menekankan per lunya memas ukkan perspektif gender dalam semua upaya untuk pema jua n penikma tan pe nuh hak asasi manusia dan kebe basan funda mental o leh pe nyandang disabi litas,

(t) Menyoroti kenyataan bahwa mayoritas penyandang disabilitas hidup dalam kondisi kemiskinan, dan dalam kaitan ini mengakui ke butuhan mendesak untuk menga tasi da mpak ne gatif kemiskina n terhadap penyandang disabi li tas,

(u) Mengingat ba hwa kondisi perdamaian dan keamanan ya ng berdasar kan pada pe nghormatan pe nuh pada tujuan dan prinsip ya ng termuat dalam Piagam Pers erikatan Bangsa-Bangsa dan ba hwa pemenuhan i nstrumen-instrumen hak asasi manusia yang da pat ditera pkan mer upa kan bagian ya ng tidak terpisa hkan dari perli ndunga n se penuhnya pe nyandang disabi litas, khususnya pa da saat konflik bersenjata da n pe ndudukan asing,

(v) Mengakui pentingnya aksesibilitas kepada lingkungan fisik, sosial, eko no mi dan ke buda yaan, kesehatan dan pe ndi dikan , serta informasi dan ko munikasi, ya ng me mungkinkan penyandang disabilitas untuk menikma ti sepenuhnya semua hak asasi ma nusia dan ke bebasan fundamental,

(w) Menyadari ba hwa indivi du, selai n memi liki kewa ji ban terha dap individu lainnya dan mas yara kat di mana ia berada, mempunya i tanggung jawab untuk memperjuangkan pe majuan dan pemenuhan hak-hak yang diakui di da lam Piagam Inter nasional H ak-H ak Asasi Manusia.

(x) Meyakini ba hwa keluar ga adalah unit kelo mpok a lami dan fundamental dari masyarakat dan berhak atas perlindungan dari mas yarakat dan ne gara, dan ba hwa pe nyandang disabi litas dan anggota keluar ga mereka har us me mpero leh perl indungan dan ba ntuan ya ng diperlukan untuk memungkinkan keluarga berkontribusi terhadap penikma tan pe nuh dan setara atas hak-hak penyandang disabi li tas,

(y) Meyakini ba hwa suatu konvensi internasional ya ng ko mprehe nsif dan integral untuk mema jukan dan me lindungi hak-hak dan martabat penyandang disabi litas a kan me mberikan kontribusi signifikan guna mengatasi ketida kberuntungan sosial yang me ndalam dari penya ndang disabi litas dan mema jukan partisipasi mereka pada li ngkup sipil, politik, ekonomi, sosial, dan kebuda yaan berdasar ka n kese mpatan yang setara, baik di ne gara berke mba ng maupun ne gara ma ju,

(3)

Pasal 1 Tujuan

Tujuan Konve nsi ini ada lah untuk me majukan, melindungi dan menjamin penikmatan pe nuh dan setara semua hak asasi manusia dan kebebasan fundamental o leh se mua pe nyandang disabilitas, dan untuk meningkatkan penghor matan atas marta bat ya ng meleka t pa da mer eka.

Penya ndang disabi litas ter masuk mere ka ya ng memi liki keterbatasan fisik, me ntal, intelektua l, atau sensorik da lam jangka waktu la ma di mana ketika berha dapan de ngan ber bagai hambatan, hal i ni dapat menghalangi partisipasi penuh dan efektif mere ka dala m masyarakat be rdasarkan kesetaraan de ngan yang la innya .

Pasal 2 Definisi U ntuk tujuan Konvensi i ni:

“Komunikasi” mencakup bahasa, tayangan teks, Braille, ko munikasi tanda timbul, cetak besar, multi media ya ng dapat dia kses ma upun bentuk-bentuk tertulis, audio, p lain- language, pembaca-manusia dan bentuk-bentuk, sarana dan format ko munikasi augmentatif maupun alternatif lainnya , termasuk informasi dan tekno logi ko munikasi ya ng da pat diakses;

“Bahasa” mencakup bahasa lisan dan ba hasa isyarat serta bentuk-bentuk ba hasa no nlisan ya ng la in;

”D iskriminasi berdasar kan disabi litas” berarti setiap pe mbedaan, pe ngecualian, atau pe mbatasan atas dasar disabili tas yang ber maksud atau ber dampak membatasi atau me niada kan pe ngakuan, penikmatan atau pe la ksa naan, atas dasar kesetaraan dengan ya ng lainnya ter hadap semua hak asasi manusia dan kebe bas an funda menta l da lam bida ng politik, ekonomi, sosial, ke budayaan, sipi l atau lainnya. Hal ini mencakup se mua be ntuk diskri mi nasi, ter masuk pe nola kan atas pemberian akomodasi ya ng bera lasan;

“Ako modasi ya ng bera lasa n” berarti modifikasi dan penyesuaian yan g per lu dan sesuai, dengan tidak me mberikan beban tamba han yang tidak proporsio nal atau tidak semes tinya, apabila di per lukan dalam kas us tertentu, guna menjamin penikmatan atau pe la ksanaan se mua hak asasi manusia dan kebe basan funda menta l penyandang disabi litas ber dasar kan kesetaraan de ngan ya ng la innya ;

“D esain universal” berarti desain produk, lingkungan, progra m dan pe laya nan yang da pat digunakan oleh semua orang, sema ksi mal mungkin, tanpa memer lukan s uatu adaptasi atau desain khus us. “D esain universa l” tidak me ngec ualikan alat bantu bagi ke lompok penyandang disabilitas tertentu pada saat diperlukan.

Pasal 3 Prinsip U mum Prinsip- prinsip Konvensi ada lah se bagai berikut:

(a) Penghormatan pada marta bat yang melekat, otonomi individu ; termas uk ke be basan untuk me nentukan pi lihan, dan kemerdekaan perse orangan;

(b) N ondiskriminasi;

(c) Partisipasi penuh dan efektif dan keikutsertaan dala m mas yara ka t;

(d) Penghormatan pada per be daan dan pe nerimaan penyanda ng disabilitas seba gai bagian dari ker agaman manusia dan kemanu siaan;

(e) Kesetaraan kesempa tan; (f) Aksesibi litas;

(4)

(h) Penghormatan atas kapasitas ya ng ter us berke mbang dari penyandang disabilitas anak dan pe nghormatan pada hak penyandang disabilitas anak untuk me mpertahankan identitas mereka.

Pasal 4 K ew ajiban U mu m

1. N egara-N egara Pihak berjanji untuk menja min dan mema jukan rea lisasi pe nuh dari semua hak asasi manusia dan kebebasan funda mental bagi semua pe nyandang disabili tas ta npa diskriminasi dalam segala bentuk apapun yang didasari oleh disabilitas. U ntuk itu, N egara-N egara Pihak ber janji :

(a) Mengado psi semua peraturan perunda ng-undangan, admi nistratif dan kebi jakan lai nnya ya ng ses uai untuk implementasi hak -hak ya ng diakui dalam Konvensi i ni;

(b) Mengambi l se mua kebija kan yang ses uai, termasuk pera turan perunda ng- undangan, untuk me ngubah atau me nca but ketentuan hukum, peraturan, kebiasaan, dan praktik-praktik yang ber laku ya ng me nga ndung unsur diskrimi nasi terhadap para pe nyandang disabi litas;

(c) Mempertimbangkan perlindungan dan pemajuan hak asasi manusia dari pe nyandang disabi litas da lam se mua kebija kan dan pro gra m;

(d) Menahan diri dari keterlibatan dala m ti ndakan atau pr aktik apapun ya ng bertentangan de ngan Konvensi ini dan menjamin ba hwa o toritas dan lemba ga publi k bertindak sesuai dengan Konvensi i ni;

(e) Mengambi l semua ke bi jakan ya ng ses uai untuk menghilangkan diskriminasi ya ng didasari oleh disabi litas ya ng di lakukan ole h setiap orang, organisasi atau lembaga swasta;

(f) Mela ksana kan atau memajukan pe nelitan dan pe ngembangan barang, jasa, peralatan, dan fasilitas ya ng didesain secara universa l, sebagaimana dijelaskan pada Pasa l 2 dalam Konvensi ini, yang me mer lukan penyesuaian seminima l mungkin dan biaya terkecil guna memenuhi ke butuhan khus us pe nyandang disa bilitas, untuk memajukan ke tersedi aan dan kegunaannya, dan untuk mema jukan desain universal dalam pe ngembangan standar- standar dan pedoman-pe doman;

(g) Mela ksana kan atau memajukan pene lita n dan pengembangan, dan untuk me majukan ketersediaan dan penggunaan tekno logi baru, termasuk tekono logi informasi dan komunikasi, alat ba ntu mobi litas, peralatan dan tekno logi bantu, yang coco k untuk pe nyandang disabilitas, dengan memberikan prioritas kepada tekno logi denga n biaya ya ng ter ja ngka u;

(h) Menyedia kan informasi ya ng da pat diakses ke pa da para penyanda ng disabilitas mengenai alat bantu mobili tas, pera latan dan teknolo gi bantu bagi pe nyandang disabilitas, ter masuk tekno logi baru serta bentuk - bentuk bantuan, layanan dan fasili tas pe ndukung lainnya ;

(i) Memajukan pe latihan bagi para profesional dan perso ni l ya ng bekerja dengan pe nyandang disabilitas tentang hak asasi manusia sebagaimana diakui di da lam Konvensi ini sehingga mere ka lebih dapat memberikan bantuan dan pe layanan yang di jamin o leh hak- hak te rse but.

2. Terkait de ngan hak-hak ekonomi, sosial dan budaya, setiap N egara Pihak menga mbil ti ndakan se jauh dimungkinkan sumber daya ya ng ada dan, bilama na perlu, di dalam kerangka kerja sama internasional dengan maksud agar dapat mencapai perwujudan penuh hak-hak ini secara progresif, tanpa me nar uh prasangka terhadap kewa jiban-kewa ji ban ya ng terdapat di dalam Konvensi i ni yang menurut hukum internasiona l dapat se gera diterapkan. 3. Dalam penge mba ngan dan pe la ksanaan peraturan perundang-undangan da n kebi jakan untuk implementasi Konve nsi ini, dan da lam proses pengambilan keputusa n lai nnya menyangkut masa lah-masa lah ya ng terkait dengan penyandang disabi litas, N egara - N egara Pihak har us berko nsultasi secara erat dan aktif meli batkan para penyanda ng

(5)

disabilitas, ter masuk pe nyandang disa bi litas anak, me lalui organisasi-organisasi ya ng mewaki li mereka.

4. Dalam Konve nsi ini, tidak terdapat ha l-ha l ya ng dapat me mpengar uhi setiap ketentuan ya ng lebih kondusif ter ha dap realisasi hak-hak pe nyandang disabi litas dan ya ng mungkin a da dala m ke tentuan hukum N egara Pihak atau hukum inter nasional ya ng ber laku untuk N egara Pihak. Tidak bo leh ada pembatasan atau pengurangan apa pun atas hak asasi manusia dan ke bebasan funda mental ya ng te lah diakui atau ter da pat di sua tu Negara Pihak pa da Konvensi ini berdas arka n hukum, konvensi, peraturan atau kebiasaan, de ngan alasan ba hwa Konvensi ini tidak mengakui hak-hak atau kebebasan tersebut, atau me nga kuinya pada tingkatan yang le bih rendah.

5. Ketentuan-ketentuan yang ada di dalam Konvensi ini har us menjangkau selur uh ba gian negara-negara federal tanpa pembatasan atau pengecualian.

Pasal 5

Persamaan dan Nondiskriminasi

1. N egara-N egara Pihak menga kui ba hwa semua manusia ada lah setara di ha dapan dan di bawah hukum dan berhak, tanpa diskriminasi, untuk me ndapatkan perlindungan dan manfaat hukum ya ng setara.

2. N egara-N egara Pihak harus melara ng semua diskriminasi ya ng didasari oleh disabilitas serta menjamin perlindungan hukum yang setara dan efektif bagi penyandang disabilitas terha dap dikriminasi ya ng didasari oleh a lasan apa pun.

3. Dalam ra ngka me ma jukan kesetaraan dan mengha puskan dis kriminasi, N egara - N egara Pihak harus mengambil langkah-langkah ya ng ses uai untuk menjamin te rsedia nya ako modasi ya ng bera lasan.

4. Kebijakan-kebija kan khus us yang diperlukan untuk mempercepat atau me nca pai kesetaraan de facto bagi penyanda ng disabilitas ti dak bo leh dianggap se ba gai diskriminasi di bawah ketentuan-ketentuan ya ng ada dalam Konvensi i ni.

Pasal 6

Penyandang D isabilitas Perempuan

1. N egara-N egara Pihak menga kui ba hwa penyanda ng disabi litas perempuan dan a nak perempua n adalah rentan terhadap dis kriminasi ganda, dan dalam kaitan ini har us me ngambi l ke bi ja kan-kebi ja kan untuk menjami n penikmatan penuh dan setara bagi mer eka atas semua hak asasi manusia dan ke bebasan fundamental.

2. N egara-N egara Pihak har us menga mbi l semua kebija kan ya ng sesuai untuk me njamin pe ngembangan, pema juan, dan pe mberdayaan perempuan secara pe nuh, de ngan bertujuan untuk memberikan jaminan kepada mereka atas pelaksanaa n dan pe nikmatan hak asasi ma nusia dan kebebasan fundamental sebagaima na ditetapka n da lam Konvensi i ni.

Pasal 7

Penyandang D isabilitas Anak

1. N egara-N egara Pihak harus mengambi l semua kebija kan yang diper lukan untuk me njamin penikmatan penuh semua hak asasi manusia dan kebe basan fundamental oleh pe nyandang disabi litas a nak atas dasar kesetaraan de ngan a nak lainnya.

(6)

2. Dalam semua tinda kan ya ng menyangkut penyandang disabilitas anak, kepentingan terbaik bagi anak har us me nja di pertimbangan uta ma .

3. N egara-N egara Pihak harus me nja min ba hwa penyandang disabilitas a nak memiliki hak untuk me ngemuka kan pa ndangan mereka secara be bas pada semua hal ya ng me mpe ngaruhi mere ka, pandangan mereka dipertimbangkan sesuai dengan usia dan kematangan mere ka, atas dasar kesetaraan dengan anak lainnya, dan disediakan bantuan disabilitas dan sesuai dengan usia mere ka untuk merea lisasikan hak dimaksud.

Pasal 8

Peningkatan K esadar an

1. N egara-N egara Pi hak berjanji untuk mengadopsi kebi ja kan-kebi ja kan yang se gera, efektif, dan ses uai se bagai berikut:

(a) U ntuk meningkatkan kesadaran seluruh masyarakat, termasuk pada tingkat ke luarga, mengenai penyanda ng disabilitas, dan untuk meme lihara penghorma tan atas hak- hak dan martabat para pe nyandang disabi li tas;

(b) U ntuk melawan stereotip, prasa ngka, dan praktik-praktik ya ng me rugikan me nyangkut penyanda ng disabilitas, termasuk ya ng di dasarkan jenis kela min dan usia, da lam selur uh bagian kehidupan;

(c) U ntuk me ma jukan kesa daran atas kemampuan dan kontribusi dari para pe nyandang disabi litas.

2. Kebijakan-kebija kan untuk me ncapai tujuan tersebut meliputi :

(a) Mengawa li dan mempertahankan secara efektif kampanye kesa daran masyarakat ya ng dira nc ang untuk:

(i) Menumbuhkan pe nerimaan atas hak-hak penyandang disabilitas;

(ii) Meningkatkan perse psi positif dan kesadaran sosial ya ng le bih besar terha dap para penyandang disa bi li tas;

(iii) Memajukan penga kuan terha da p keahlian, kualitas da n kema mpuan pe nyandang disabilitas, serta kontribusi mere ka pada tempat ker ja dan pasar te na ga kerja;

(b) Memelihara di semua ti ngkatan sistem pe ndidikan, termasuk pada se mua anak se jak usia dini, suatu sikap hor mat terha da p hak -hak penyanda ng disabi litas;

(c) Mendorong semua komponen media untuk mengga mbar kan penyanda ng disabilitas da lam cara yang konsisten sesuai dengan tujuan Konvensi i ni;

(d) Memajukan progra m pe latihan peningkatan kesada ran mengenai penyanda ng disabilitas dan hak-hak penyanda ng disabi litas.

Pasal 9 A ksesibilitas

1. Agar pe nyandang disabilitas mampu hidup secara mandiri dan berpartisipasi s ecara pe nuh dalam semua as pek kehidupan, N egara-N egara Pihak harus mengambil ke bi jakan ya ng ses uai untuk menjamin a kses bagi penyanda ng disabilitas, atas dasar keseta raa n de ngan yang lainnya, te rhadap li ngkungan fisik, trans portasi, informasi, dan ko munikasi, termasuk teknologi dan sistem informasi dan ko munikasi , serta terhadap fasilitas dan layanan lainnya ya ng terbuka atau tersedia untuk publik, baik di da erah perkotaan maup un pe desaan. Kebijakan-kebi ja kan ini, ya ng har us meliputi identifikasi dan peng hapusan kendala serta halangan terhadap a ksesibi litas, harus diterapkan pada, antara la in:

(a) Gedung, ja lan, sara na tra nsportasi, dan fasilitas dalam dan luar ruang lai nnya, termasuk se kolah, perumahan, fasilitas medis , dan te mpat ker ja;

(b) Infor masi, ko munikasi, dan laya na n lainnya, termasuk layanan elektronik dan layanan gawat darurat.

(7)

2. N egara-N egara Pihak harus juga mengambil kebija kan-kebijakan ya ng tepat untuk: (a) Mengembangkan, menyebarluas kan, dan me mantau pe laksanaan standar minimum dan pa nduan untuk a ksesibili tas terha dap fasilitas dan layanan yang terbuka atau tersedia untuk publik;

(b) Menjamin ba hwa sektor swasta yang me nawarkan fasilitas dan layanan ya ng terbuka atau tersedia untuk publik me mperti mbangkan selur uh as pek a ksesi bilitas bagi pe nyandang disabi li tas;

(c) Menyelenggara kan pe latihan bagi pemangku ke pentingan tentang masala h aksesibilitas ya ng diha da pi oleh penyandang disabilitas;

(d) Menyedia kan di dala m gedung dan fasilitas lain ya ng ter buka untuk publik, ta nda-tanda dala m huruf Braille dan dalam bentuk ya ng mudah dibaca da n di pahami ;

(e) Menyedia kan bentuk-bentuk bantuan langsung dan perantara, termasuk pe mandu, pe mbaca, dan penerjemah bahasa isyarat profesional, untuk memfasili tasi aksesibilitas terhadap ge dung dan fasilitas lain ya ng terbuka untuk publik;

(f) Meningkatkan bentuk bantuan dan dukungan lain ya ng sesuai bagi pe nyandang disabi litas untuk menjamin a kses mereka terhadap informasi;

(g) Meningkatkan a kses ba gi pe nyandang disabi litas terha dap sistem serta tekno logi informasi dan ko munikasi ya ng baru, termasuk interne t;

(h) Memajukan sejak tahap awal desai n, pe ngemba ngan, produksi, dan distri busi tekno logi dan sistem i nformasi dan ko munikasi yang dapat dia kses, sehingga tekno logi dan sistem i ni dapat dia kses de ngan biaya ya ng mini mum.

Pasal 10 H ak untuk H idup

N egara-N egara Pihak me ne gaskan kembali ba hwa setiap manusia me miliki hak ya ng me lekat untuk hidup dan waji b menga mbil se luruh langkah ya ng diper lukan untuk menjamin pe menuhan secara efektif oleh pe nyandang disabili tas atas dasar kesetaraan denga n ya ng lai nnya.

Pasal 11

Situasi Berisiko dan Darurat K emanusiaan

N egara-N egara Pihak har us mengambi l semua kebija kan yang diperlukan untuk me njamin perlindungan dan kesela matan penya nda ng disabilitas da lam situasi berisiko, termasuk situasi konflik bersenjata, dar urat kemanusiaan, dan terjadinya be nca na ala m, selaras dengan kewajiban mere ka di bawah hukum internasional, ter masuk hukum humani ter i nter nasiona l dan hukum hak asasi ma nusia inter nasiona l.

Pasal 12

K esetaraan Pengakuan di H adapan H ukum

1. N egara-N egara Pihak mene gaskan kembali ba hwa penyandang disabi li tas memi liki hak atas penga kuan se ba gai indivi du di hadapan hukum di mana pun berada.

2. N egara-N egara Pihak harus mengakui ba hwa penyandang disabi litas mer upa kan subyek hukum ya ng setara dengan lainnya di semua as pek kehidupan.

3. N egara-N egara Pihak harus me ngambi l kebi ja kan ya ng sesuai untuk menyedia kan akses o leh pe nyandang disabilitas dalam bentuk dukungan ya ng mungkin diperlukan oleh mereka dalam melaksa na kan kewenangan mere ka sebagai subyek hukum .

4. N egara-N egara Pi hak harus menjamin ba hwa semua kebi ja kan, yang menyangkut pe la ksanaan kewena ngan sebagai subyek hukum, mengandung pe ngamanan ya ng se suai dan efektif untuk me ncegah penyalahgunaan ber dasar kan hukum hak asasi manusia

(8)

internasional. Pe ngamanan tersebut harus menjamin bahwa kebi ja kan menyangkut pe la ksanaan kewena ngan sebagai subyek hukum me nghormati hak -hak, ke he ndak dan pilihan penyandang disabi litas bersangkutan, be bas dari konflik kepentinga n dan pe ngar uh ya ng tidak se mesti nya, proporsiona l dan dises uaikan dengan keadaan pe nyandang disabilitas bersangkutan, diter apkan da lam waktu sesingkat mungkin dan dikaji secara teratur o leh otoritas atau badan judisial yang ko mpeten, mandiri dan tidak memihak. Pengamanan har us bersifat proporsio nal hingga pada tingkat di mana kebijakan semaca m ini memberikan dampak terhadap hak dan kepentingan pe nyandang disabi li tas bersa ngkutan.

5. Merujuk dengan kete ntuan-ke tentuan dala m pasal ini , N egara-Negara Pihak har us me ngambi l se ga la ke bi jakan ya ng ses uai dan efektif untuk menjamin kesamaan hak bagi pe nyandang disabilitas dalam me miliki atau mewarisi properti, dalam mengendalikan masalah keuangan mere ka dan da lam me mi liki kesetar aan a kses terha dap pinjaman ba nk, kredit perumahan, dan bentuk-bentuk lain kredit keuangan, dan harus menja min ba hwa pe nyandang disabi litas ti dak dikurangi ke pemilikannya secara sewenang-wena ng.

Pasal 13

A kses terhadap K eadilan

1. N egara-N egara Pihak harus menja mi n a kses yang efektif terhadap keadilan ba gi pe nyandang disa bi litas atas dasar kesetaraan de ngan ya ng lainnya, termasuk me lalui pe ngaturan ako modasi secara pr osedural dan ses uai denga n usia, dalam ra ngka me mfasilitasi peran efektif penyanda ng disabi li tas sebagai partisipa n langsung maupun ti dak langsung, termasuk se bagai saksi, da lam se mua persidanga n, termasuk dala m pe nyidikan dan tahap-tahap awal lainnya.

2. Dalam rangka menolong terjaminnya akses efektif terhadap keadi lan ba gi pe nyandang disabi litas, N egara-N egara Pihak harus meningkatka n pelatihan ya ng s esuai ba gi mere ka ya ng be ker ja di bi da ng penye lenggaraan hukum, termasuk polisi dan sipir pe njara.

Pasal 14

Kebebasan dan K eamanan Pen yandang D isabilitas

1. N egara-N egara Pi hak harus menjamin ba hwa pe nyandang disabi litas, atas da sar kesetaraan dengan ya ng lainnya:

(a) Menikma ti hak atas kebebasan dan kea manan;

(b) Tidak dica but kebebasannya tanpa a lasan hukum atau secara sewenang- wena ng, dan bahwa setiap pe ncabutan ke bebasan ada lah selaras dengan hukum, dan ba hwa adanya disabilitas tidak boleh menjadi alasan pembe naran bagi pe nca butan kebe ba san.

2. N egara-N egara Pihak harus menjamin jika penyandang disabilitas dica but ke be basa nnya melalui proses apa pun, mer eka berhak, atas dasar kesetaraan dengan ya ng lai nnya, terha dap jaminan-ja minan ya ng selaras de ngan hukum hak asasi manusia internasional dan har us diperlakuan sesuai dengan tujuan dan pri nsip Konvensi ini, termasuk ketentuan akomodasi yang bera lasan.

Pasal 15

(9)

Tidak Manusiawi, atau Merendahkan Martabat Manusia

1. Tidak seor angpun boleh disiksa atau mendapat per lakuan atau penghukuman y ang ke jam, tidak manusiawi, dan mere ndahkan martabat manusia. Secara khusus, tidak seorangpun bo leh di jadikan percobaan medis atas ilmiah tanpa persetujuan bebas dari ya ng bersa ngkutan.

2. N egara-N egara Pihak harus mengambi l semua kebi jakan peraturan perunda ng- undangan, administratif, yudisial atau ke bi ja kan lainnya yang efektif guna menc ega h pe nyandang disa bilitas, berdasar kan kesetaraan denga n ya ng lainnya, menjadi korban dari pe nyiksaan atau perlakuan atau penghukuman kejam, tidak manusiawi, dan mere ndahka n martabat manusia.

Pasal 16

K ebebasan dari Eksploitasi, K ekerasan, dan Pelecehan

1. N egara-N egara Pihak harus mengambil semua kebijakan ya ng sesuai di bida ng peraturan perundang-undangan, administratif, sosial, pendidikan dan ke bi jaka n lainnya untuk me li ndungi penyandang disabi litas dari semua bentuk e ksploitasi, kekerasa n , da n pe lecehan, termasuk as pek-aspek berbasis gender dari tindakan-tinda kan tersebut, baik di da lam maupun di luar rumah;

2. N egara-N egara Pihak har us juga mengambil kebija kan ya ng sesuai untuk mence gah semua bentuk eks ploitasi, kekerasan, dan pelecehan dengan me njamin, antara lain, ba hwa ba ntuan dan dukungan ya ng diberikan kepada pe nyandang disabili tas, keluarganya, dan perawatnya, sesuai be ntuknya dan sensitif ter hadap gender serta usia, te rmasuk me nyedia kan informasi dan pendidikan tentang bagaimana mencegah, menge nali dan me lapor kan kas us-kasus eks ploitasi, keker asan dan pelecehan. N egara -N egara Pihak har us menjamin ba hwa pe layanan perlindungan bersifat sensitif usia, gender dan disabili tas.

3. U ntuk mencegah terjadinya segala bentuk e ksploitasi, kekerasan dan pe lec ehan, N egara-N egara Pihak harus menjamin bahwa semua fasilitas dan pro gram di desain untuk me layani pe nyandang disabilitas dipantau secara efe ktif oleh otoritas i ndepe nden.

4. N egara-N egara Pi hak harus mengambi l kebijakan ya ng ses uai guna memajukan pe mulihan fisik, kognitif dan psiko logis, rehabi litasi dan reintegrasi sosial penyandang disabilitas yang menjadi korban dari se ga la bentuk e ksploitasi, kekerasan atau pe lecehan, termasuk me la lui penyediaan pelayanan per lindungan. Pemulihan dan reintegr asi tersebut har us dilaksa na kan da lam lingkungan yang me nja min kese hata n, kese jahteraan, pe nghormatan, martabat dan kemandirian orang serta har us memper ti mbangkan kebutuhan ya ng ber dasarka n gender dan usia.

5. N egara-N egaraPihak har us menerapkan peraturan perunda ng-undanga n dan kebi jakan yang efektif, ter masuk kebi ja kan dan perunda ng -undangan ya ng terfokus pada perempua n dan anak, untuk menjamin ba hwa kasus -kas us eksploitasi, kekerasa n dan pe lecehan terhadap penya nda ng disabilitas dii dentifikasi, dise li diki, dan dihukum apabi la dipenuhi sya rat.

Pasal 17

Melindungi Integritas Pen yandang Disabilitas

Setiap penyandang disabilitas memiliki hak untuk me ndapatkan pe nghormatan atas integritas mental dan fisiknya atas dasar kese taraan dengan ya ng lainnya.

(10)

Pasal 18

K ebebasan B ergerak dan K ewarganegaraan

1. N egara-N egara Pihak har us mengakui hak-hak penya nda ng disabilitas atas ke be basan be rgerak, kebe basan memi lih tempat tingga l dan kewar gane garaan, atas dasar kesetaraan de ngan ya ng lainnya, termasuk dengan menjamin bahwa penya nda ng disabilitas:

(a) Memiliki hak untuk mempero leh dan mengubah kewar ganegaraan dan ti dak dirampas kewar ga negaraa nnya secara sewe nang-wenang atau ber dasar kan disa bilitas nya ;

(b) Tidak di batasi ke mampuannya, atas dasar disabilitas, untuk mempero leh, me miliki, da n menggunakan dokumen kewargane garaan mereka atau identitas lainnya, atau untuk memanfaatkan proses-proses relevan seperti ya ng proses keimi grasi an, ya ng mungkin diperlukan untuk memfasili tasi penggunaan hak ke bebasan ber gerak;

(c) Bebas me ningga lkan suatu negara, ter masuk nega ra asa lnya;

(d) Tidak dira mpas hak untuk masuk kemba li ke negara asalnya, secara sewena ng-we nang atau atas dasar disa bi litas.

2. Penyanda ng disabilitas anak se gera setela h ke lahiran harus didaftarkan, dan se jak lahir har us memiliki hak atas sebuah nama, hak untuk mempero leh kewarganegaraan dan, selama memungkinan, hak untuk mengeta hui dan diasuh orang tua nya.

Pasal 19

H idup Secara Mandiri dan Dilibatkan D alam Mas yara kat

N egara-N egara Pihak pada Konvensi ini me nga kui hak yang sama dari se mua pe nyandang disabilitas untuk dapat hidup di dalam mas yarakat, dengan piliha n -pilihan ya ng setara de ngan ya ng lainnya, dan harus mengambil kebija ka n-kebijakan ya ng efektif dan sesuai untuk me mfasilitasi penikma tan penuh a tas hak ini oleh penyanda ng disabi litas dan keterlibatan dan partisipasi penuh mere ka di da lam mas yara kat, termasuk dengan me njamin ba hwa :

a) Penya ndang disabilitas me miliki kesempa tan untuk menentukan tempa t ti nggal serta di ma na dan dengan sia pa mere ka tingga l atas dasar kesetaraan denga n ya ng lainnya dan tidak diwajibkan hidup denga n pengaturan khusus;

b) Penya ndang disabilitas memi liki aks es ke berbagai pe laya nan, baik ya ng diberikan di dala m r umah, di tempat pemukiman, dan pelaya nan dukungan masyarakat lai nnya, termasuk bantua n pribadi yang dibutuhkan agar dapat hidup dan terlibat di dala m masyarakat, serta untuk menghi ndari pengasingan atau pe misahan dari mas yarakat;

c) Laya nan dan fasilitas mas yara kat ba gi mas yarakat umum tersedia atas dasar kesetaraan bagi penyandang disa bilitas, dan tanggap terha dap ke butuhan mere ka .

Pasal 20 Mobilitas Pribadi

N egara-N egara Pihak harus mengambi l kebi ja kan-kebi ja kan yang efektif untuk me njamin mobilitas pribadi denga n kemandirian seluas -luasnya bagi pe nyandang disabilitas, termasuk dengan:

a) Memfasilitasi mobi litas pribadi penya nda ng disabi litas dengan cara dan pada waktu ses uai pilihan mere ka, serta dengan biaya ter jangkau;

b) Memfasilitasi akses penyanda ng disabilitas terha dap bantuan mobili tas, a lat, tekno logi pe ndukung, serta bentuk-be ntuk bantuan langsung dan perantara ya ng berkuali tas, termasuk menyediakannya de ngan biaya ter jangkau;

c) Menyedia kan pe latihan mengenai keterampilan mobi litas bagi penyanda ng disabilitas dan para spesia lis ya ng menangani penyanda ng disabi litas;

(11)

d) Mendorong entitas-entitas ya ng memproduksi bantuan mobi litas, alat, dan tekno logi pendukung, dengan me mpertimbangkan semua as pek mo bilitas penyandang disabilitas.

Pasal 21

K ebebasan B erekspresi dan B erpendapat, serta A kses Terhadap Informasi

N egara-N egara Pihak har us menga mbi l semua kebi jakan ya ng ses uai untuk me njamin bahwa penyanda ng disabilitas dapat me nggunakan hak atas kebebasan berekspresi dan ber pe ndapa t, termasuk ke be basan untuk me ncari, me nerima, dan me mberikan informasi dan i de atas dasar kesetaraan dengan ya ng lainnya dan me la lui semua bentuk ko munikasi ses uai pilihan mere ka, sebagaimana tertuang dalam Pasal 2 dari Konvensi ini, termasuk de ngan:

a) Menyedia kan informasi ya ng ditujukan untuk mas yara kat umum kepada pe nyandang disabilitas da lam bentuk dan tekno logi yang dapat di jangkau sesuai dengan ber bagai jenis disabi litas secara tepat waktu dan tanpa biaya tamba han;

b) Menerima da n memfasilitasi penggunaan ba hasa isyarat, Braille, ko munikasi augmentatif dan alter natif, dan semua cara, alat, dan bentuk komunikasi lain nya ya ng da pat dijangkau ses uai dengan pi li han penya nda ng disabilitas da lam inter aksi resmi;

c) Menyerukan entitas-entitas swasta yang me nyedia kan layanan kepada masyarakat umum, termasuk mela lui inter net, untuk menye diakan informasi dan layanan da lam bentuk ya ng da pat dijangkau dan di guna kan o leh penyanda ng disabilitas;

d) Mendorong media massa, termasuk pe nyedia informasi mela lui internet, untuk me mbuat laya nan mere ka da pat di jangkau oleh penyanda ng disa bilitas;

e) Menga kui dan mema jukan pe makaian bahasa isyara t. Pasal 22

Penghormatan terhadap K eleluasaan Pribadi

1. Tidak satupun penyandang disa bilitas, ter lepas tempat tinggal atau pe ngaturan tempat tinggal mere ka, boleh menga lami gangguan ya ng sewe nang -wena ng atau tidak sah terhadap kehidupan pribadinya, ke luar ga, rumah atau surat-menyurat, atau bentuk ko munikasi lainnya, ataupun sera ngan tidak sah terhadap harga diri dan re putasi mereka. Penya ndang disabi li tas mempunyai hak untuk dilindungi secara hukum dari gangguan atau serangan semacam i tu.

2. N egara-N egara Pihak harus melindungi kerahasiaan informasi priba di, kese ha tan dan re habi litasi penya ndang disa bilitas atas dasar kesetaraan dengan ya ng la innya .

Pasal 23

Penghormatan terhadap R umah dan K eluarga

1. N egara-N egara Pihak harus mengambil kebi ja kan-kebi ja kan yang efektif dan sesuai untuk mengha pus kan diskri minasi terhadap penyandang disabil itas da lam segala per masa la han terkait dengan per kawinan, keluarga, peran ora ng tua, dan hubungan pribadi, atas dasar kesetaraan de ngan ya ng lainnya, untuk menjamin:

(a) D iakui nya hak-hak setiap orang penyandang disabi litas yang sudah cukup umur untuk kawin dan me mbentuk keluar ga berdasarkan persetujuan bebas dan penuh dari calon pasa ngannya;

(b) D iakui nya hak-hak penyanda ng disabi litas untuk me nentukan secara bebas dan bertanggung jawab atas jumlah dan jarak antar a nak dan memi liki a kses ter hadap informasi ke laya kan usia serta pendidikan re produksi dan keluarga bere ncana, dan tersedianya sarana ya ng dibutuhkan agar mere ka da pat me laksa na kan hak-hak ter se but;

(12)

(c) Penya ndang disabilitas, termasuk anak-anak, me mpertahankan fertilitas mereka berdasarkan kesetaraan dengan ya ng lainnya .

2. N egara-N egara Pihak harus menjami n hak-hak dan tanggung jawab penya nda ng disabilitas terkait pengampuan, pe ngas uhan da lam panti, perwa lian da n adopsi a nak atau lembaga serupa lainnya, di mana konsep ini diatur da lam peraturan nasional; dalam setiap kasusnya ke pe ntingan ter baik dari sang anak har us didahuluka n. N egara Pi hak har us me mberikan ba ntuan se patutnya kepada penya nda ng disabi litas da lam me laksanakan ta nggung jawab membesarkan anaknya.

3. N egara-N egara Pihak wajib menjamin bahwa pe nyandang disa bilitas a nak memiliki hak ya ng sama terkait kehidupan da lam ke luarga. D alam rangka me menuhi hak -hak tersebut, dan guna me ncegah penyembunyian, peninggalan, pene lantaran dan pemisa han pe nyandang disabi litas anak, N egara-N egara Pihak wajib menyedia kan informasi dini dan ko mprehensif, pelaya nan dan dukungan terhadap penyandang disabilitas a nak da n ke luarga mereka.

4. N egara-N egara Pi hak waji b menjamin ba hwa seorang a nak tidak a kan dipisahkan dari orang tuanya tanpa persetujuan a nak tersebut, kec uali da lam ha l pe jabat berwena ng ber dasar kan ke putusan penga dilan te lah mene ntukan, ber dasa rkan hukum dan pros edur ya ng dapat di terapkan, ba hwa pe misahan terse but di perlukan untuk kepentingan terbaik ba gi a nak. D alam kasus apa pun, seorang a nak tidak bo leh di pisahkan dari orang tuanya ber dasar kan alasan disabi litas dari a nak atau salah satu atau kedua ora ng tuanya .

5. N egara-N egara Pihak wajib, apabi la ke luarga terdeka tnya tidak ma mpu me rawa t seorang penyandang disabilitas anak, bertanggung jawab untuk me nyediakan perawatan alternatif da lam keluarga yang lebih luas bagi sang a nak dan bi lama na ha l tersebut tidak ber hasi l maka a kan dicarikan pe ngaturan ke luarga di dala m masya raka t.

Pasal 24 Pendidikan

1. N egara-N egara Pihak me nga kui hak penyanda ng disabilitas atas pendidikan. Da lam rangka me menuhi hak ini tanpa diskriminasi dan berdasar kan kesempatan yang sama , N egara-N egara Pihak harus menjamin sistem pe ndidikan ya ng bersifat inklusif pada se tiap ti ngkatan dan pembela jaran seumur hidup yang terarah kepada :

(a) Pengemba ngan seutuhnya pote nsi diri dan rasa martabat dan harga diri, serta pe nguatan penghormatan terha dap hak asasi manusia, kebe basan fundamental dan keragaman manusia;

(b) Pengemba ngan atas ke priba dian, ba kat dan kreatifitas, se rta kema mpuan mental dan fisik dari penyanda ng disabilitas hingga me ncapai pote nsi mereka se pe nuhnya;

(c) Memungkinkan penyandang disabi litas untuk ber par tisipasi secara efektif di da lam masya ra kat ya ng be bas.

2. Dalam me menuhi hak tersebut, N egara-N egara Pihak harus menjamin bahwa :

(a) Penya ndang disabilitas tidak dikecualikan dari sistem pe ndidikan umum ber dasar kan a lasan disabi litas, dan ba hwa penya nda ng disabi litas anak tidak dikecualikan dari pe ndidikan dasar waji b dan gratis atau dari pe ndidikan la njutan berdasarkan alasa n disabilitas;

(b) Penya ndang disa bilitas dapat mengakses pe ndidikan dasar dan lanjutan ya ng inklusif, berkua litas dan gratis atas dasar kesetaraan dengan ya ng lain di dalam mas yarakat di mana mere ka tingga l;

(c) Penyediaan akomodasi ya ng beralasan bagi kebutuhan individual ters ebut; (d) Penya ndang disabilitas menerima dukungan yang dibutuhkan, di dalam sistem pe ndi dikan umum, guna memfasilitasi pe ndidikan yang efektif;

(13)

(e) Sarana pe ndukung indivi du ya ng efektif tersedia di lingkungan yang dapat me ma ksi ma lkan pengembangan akademis dan sosial, konsisten dengan tujuan untuk pe nyertaan pe nuh.

3. N egara-N egara Pihak har us me mungkinkan pe nyandang disabilitas untuk me mpe la jari keahlian hi dup dan penge mbangan sosial untuk memfasilitasi partisi pasi penuh dan setara dala m pe ndidikan dan sebagai anggota masyarakat. U ntuk tujuan ini, N egara - N egara Pihak wa jib mengambil langka h-langkah yang ses uai, ter mas uk:

(a) Memfasilitasi pembelajaran Braille, tulisan alternatif, bentuk, sarana dan format ko munikasi ya ng bersifat augmentatif dan alterna tif serta orientasi dan keterampi lan mo bilitas, serta memfasilitasi sistem dukungan dan mentoring sesama penyandang disabilitas;

(b) Memfasilitasi pela jaran ba hasa isyarat dan pemajuan ide ntitas lingu istik dari ko munitas tuna rungu;

(c) Menjamin bahwa pe ndidikan orang-orang, ter masuk anak-a nak, yang tuna netra, tuna rungu ata u tuna ne tra-rungu, disampaikan dala m bahasa, bentuk dan s arana ko munikasi ya ng paling sesuai bagi individu dan di da lam lingkungan yang memaksima lkan pe ngembangan akademis dan sosial.

4. U ntuk me njamin pemenuhan hak tersebut, N egara-N egara Pihak har us menga mbi l kebi jakan-kebi jakan ya ng ses uai untuk me mpe ker jakan guru-guru, termasuk guru de ngan disabilitas, yang memiliki kualifikasi dala m ba hasa isyarat dan/atau Braille, dan untuk me latih para profesiona l dan staf yang be ker ja da lam ber bagai ti ngkatan pe ndidika n. Pelatihan a kan mengikutsertakan kesa da ran me nge nai disabi li tas dan penggunaan bentuk - sarana dan for mat ko munikasi serta tekn ik dan ba han pe ndi dikan ya ng bersifat augmentatif dan alternatif guna mendukung penyanda ng disabilitas.

5. Negara-N egara Pihak harus menja min ba hwa penyandang disa bilitas dapat mengakses pe ndi dikan umum menengah, pe lati han ke juruan, pe ndidikan dewasa, dan pe mbe lajaran seumur hidup ta npa diskriminasi dan atas dasar kesetaraan dengan yang lainnya. U ntuk me ncapai tujuan ini, N egara-Negara Pihak harus menjami n ba hwa akomo dasi ya ng beralasan tersedia bagi penyanda ng disabi litas.

Pasal 25 K esehatan

N egara-N egara Pihak menga kui ba hwa penyanda ng disabilitas memi liki hak untuk me nikma ti standar kesehatan tertinggi ya ng dapat dica pai tanpa diskriminasi atas dasar disabilitas mereka. N egara-N egara Pihak har us menga mbil semua kebijakan ya ng diper lukan untuk menjamin akses bagi penyandang disabilitas terha dap pe layanan kese hatan ya ng sensi tif gender, termasuk rehabi litasi kesehatan. Secara khus us, N egara - N egara Pihak har us:

(a) Menyedia kan bagi pe nyandang disabi litas, pro gram , dan perawatan kese hatan gra tis atau terjangkau, dengan jangkauan, kualitas dan standar ya ng sa ma de ngan yang disedia kan bagi yang lainnya, termasuk da lam bida ng kese ha tan seksual dan repro duksi serta program kesehatan publik berbasis ke pe ndudukan;

(b) Menyedia kan pe laya na n kesehatan khus us ya ng dibutuhkan penyanda ng disabilitas karena disabilitas ya ng dimi liki, termasuk identifikasi awa l dan inter ve nsi ya ng sesuai serta pe layanan ya ng diranca ng untuk me mi ni malkan dan me ncegah disabi litas le bih lanjut, te rmasuk ba gi a nak-a nak dan ora ng-or ang lanjut usia;

(c) Menyedia kan pe layanan kesehatan se de kat mungki n denga n ko muni tas pe nyandang disabi litas, termasuk di wilayah perdesaan;

(d) Mewajibkan para profesiona l di bida ng kesehatan untuk menyedia kan perawatan dengan kua litas sama kepada penyanda ng disabilitas se bagaimana tersedia bagi ya ng lainnya, termasuk atas dasar persetujuan ya ng bebas dan diberitahukan de ngan cara, antara lain, meni ngkatkan kesadaran akan hak asasi manusia, marta bat, kemandirian, dan

(14)

ke butuhan penyanda ng disabilitas me lalui pelatihan dan penerapan standar etika untuk layanan kesehatan pemerintah dan swasta ;

(e) Melarang diskriminasi terhadap penyandang disabilitas di da lam penyediaa n asura nsi kesehatan dan asura nsi ke hidupan ya ng tidak bertentangan dengan ketentuan hukum nasional, yang wa jib tersedia secara adil dan laya k;

(f) Mence gah pe no la kan diskri minatif untuk memperoleh layanan atau perawa tan kese hatan atau makanan dan zat cair atas dasar disabili tas.

Pasal 26

Habilitasi dan R ehabilitasi

1. N egara-N egara Pihak harus menerapkan kebi ja kan-kebijakan yang efektif, da n sesuai termasuk denga n memberikan dukungan lewat sesama, untuk me mungkinkan pe nyandang disa bilitas menca pai dan memperta hankan kemandirian maksima l, kemampua n fisik, mental,social, dan keterampila n pe nuh serta keikutsertaan dan partisipasi penuh da lam selur uh aspek kehidupan. U ntuk itu, N egara -Negara Pihak har us me ngorga nisasikan, mempe rkuat dan memperluas pro gram dan pe laya nan habili tasi dan rehabilitasi, terutama di bida ng kesehatan, lapangan ker ja, pendi dikan, dan laya nan sosia l, ya ng di dala mnya layana n dan program ini:

(a) D imulai pada ta hap seawal mungkin, da n didasarkan pada peni laian multi disipliner ter ha dap ke butuhan dan ke kuatan indivi du;

(b) Mendukung partisipasi dan keikutsertaan di seluruh as pek mas yara ka t seca ra sukarela, da n ters edia bagi penyandang disabili tas di lo kasi terdekat de ngan tempat tinggal mereka, termasuk di daera h perdesaan.

2. N egara-N egara Pihak harus me majukan penge mba ngan pe latihan pe nda huluan dan lanjutan bagi profesional dan karyawan ya ng be kerja dalam laya nan habilitasi dan rehabi litasi.

3. N egara-N egara Pihak harus me ma jukan ketersediaan, pengetahuan dan pe nggunaan alat bantu dan tekno logi, di desain bagi penyanda ng disabi litas, terkait denga n ha bi litasi dan re habi li tasi.

Pasal 27

Pekerjaan dan Lapan gan K erja

1. N egara-N egara Pihak mengakui hak penyandang disabili tas untuk be kerja, atas dasar kesetar aan de ngan ya ng lainnya ; ini me ncakup hak atas kesempatan untuk me mbiayai hidup dengan pe ker jaan ya ng dipilih atau di terima secara bebas di bursa kerja dan lingkungan kerja yang terbuka, inklusif dan dapat dia kses oleh penyandang disa bi litas. N egara-N egara Pihak har us melindungi dan mema jukan pemenuhan hak untuk be ker ja, termasuk bagi mere ka ya ng menda patkan disabi litas pada masa kerja, de ngan mengambil langkah-la ngkah tertentu, ter masuk melalui pera turan perunda ng -unda ngan, untuk, antara lain:

(a) Melarang diskriminasi atas dasar disa bi litas terha da p segala bentuk pe ker jaan, mencakup kondisi perekruta n, penerim aan dan pemberian ker ja, perpanjangan masa kerja, pengemba ngan karir dan ko ndisi ker ja ya ng a man dan sehat;

(b) Melindungi hak-hak penyanda ng disabi litas, atas dasar kesetaraan dengan ya ng lainnya, untuk mendapatkan ko ndisi kerja ya ng adil dan menguntungkan, termas uk kesempatan dan remunerasi atas pe kerjaan de ngan ni lai sama, kondisi kerja ya ng seha t dan aman, ter masuk perlindungan dari pe lece ha n dan pengura ngan kesedihan;

(c) Menjamin agar penya ndang disa bi litas dapat mela ksana kan ha k berserikat mereka atas dasar kesetaraan de ngan ya ng la innya;

(15)

(d) Memungkinkan penyandang disabilitas untuk mempunyai a kses efektif pa da pro gram panduan keahlian teknis umum dan keterampi lan, pelayanan pe nempatan dan keahlian, serta pelatihan ketera mpilan dan ber ke lanjutan;

(e) Memajukan kesempatan kerja da n pengemba ngan karier bagi penyanda ng disabilitas di bursa kerja, demikian juga ba ntuan dalam menemukan, me ndapatkan, me mpertahankan, dan kembali ke peker jaa n;

(f) Memajukan kesempatan untuk memi liki pe ker jaan s endiri, wiraswas ta, pe ngembangan kope rasi, dan memulai usa ha se ndiri;

(g) Mempekerja kan penyandang disa bilitas di sektor pe merintah;

(h) Memajukan pemberian ker ja bagi penyanda ng disabi litas di sektor swasta me la lui kebijaka n dan langkah ya ng ses uai ya ng dapat m e ncakup pro gram tinda kan nyata, insentif dan langkah-langkah lainnya;

(i) Menjamin agar akomodasi yang bera lasan terse dia di tempat ker ja bagi pe nyandang disabi litas;

(j) Memajukan peningkatan penga laman ker ja para penyanda ng disabili tas di bursa kerja ya ng terbuka;

(k) Meningkatkan rehabi litasi keahlian dan profesional, jaminan ker ja dan pro gram kembali kerja ba gi pe nyandang disabi litas.

2. N egara-N egara Pihak harus menjamin ba hwa penyanda ng disabilitas tidak be ra da da lam kondisi diperbudakkan atau di perha mba kan, dan dilindungi , atas dasar keseta raan de ngan ya ng lainnya, dari ker ja pa ksa atau wajib.

Pasal 28

Standar K ehidupan dan Perlindungan Sosial Yang Layak

1. N egara-N egara Pihak menga kui hak- hak penyandang disabi litas untuk menda patkan standar kehidupan ya ng layak bagi mereka sendiri dan keluarga nya, mencakup maka nan, pa kaian dan peruma han ya ng layak dan untuk peningkatan berkelanjutan kondisi hidup, dan akan mengambi l tindakan yang diperlukan untuk me lindungi dan me majukan pemenuhan hak ini tanpa dis kri mi nasi atas dasar disabili tas;

2. N egara-N egara Pihak mengakui hak pe nyanda ng disabilitas untuk perlindungan sosial dan penikmatan hak tersebut tanpa diskri minasi atas dasar disabilitas, dan akan me ngambi l tinda kan ya ng diper lukan untuk meli ndungi dan memajukan pe menu han hak ini , termasuk kebi ja kan:

(a) Menjamin a kses yang sama bagi penyandang disabilitas terhadap pe laya nan air bersih dan untuk me nja min a kses terha da p pe laya nan, pera latan, dan bantuan lain terkait disabilitas ya ng layak da n terja ngkau.

(b) Menjamin a kses bagi penya nda ng disabi litas, terutama pe nyandang disabilitas perempuan, a nak perempuan, dan lanjut usia terha dap program perlindungan sosial dan pro gram pe ngentasan kemiski nan.

(c) Menjamin a kses bagi penyandang disabilitas dan ke lua rganya yang hidup da lam kemiskina n untuk mendapatkan bantuan dari N egara me lalui penge luaran terkait disabilitas, mencakup pe latihan, bimbingan, bantuan fina nsial dan perawatan se mentara;

(d) Menjamin a kses bagi pe nyandang disabilitas terhadap pro gram perumah an umum;

(e) Menjamin a kses yang setara bagi pe nyandang disabilitas ter hadap manfaat dan program pe ns iun.

(16)

Pasal 29

Partisipasi dalam K ehidupan Politik dan Pu blik

N egara-N egara Pihak harus menjamin kepada pe nyandang disabi litas hak-hak poli tik dan kesempatan untuk menikmati hak-hak tersebut atas dasar kesetaraan de ngan ya ng lai nnya dan akan mengambi l langkah- langkah untuk:

(a) Menjamin agar penyandang disabi litas dapat berpartisipasi secara efektif dan pe nuh dala m kehidupan po litik dan publik atas dasar kesetaraan dengan ya ng lainnya , secara langsung atau me la lui perwakilan yang dipi lih secara bebas, termasuk hak dan kesempatan bagi penyanda ng disabilitas untuk me mi lih dan dipilih, antara lain dengan:

(i) Memastikan ba hwa prosedur, fasilitas, dan ba han-bahan pemili han bersifat layak, da pat diakses serta muda h dipa hami dan digunaka n;

(ii) Melindungi hak penyanda ng disabilitas untuk memilih secara rahasia dala m pe milihan umum dan referendum publik tanpa inti midasi dan untuk mencalonkan diri da lam pe milihan, untuk meme ga ng jabatan serta me la ksana kan seluruh fungsi publik da lam semua tingkat pemerintahan, denga n memanfaatkan penggunaan tekno logi baru ya ng da pat membantu pela ksanaan tugas;

(iii) Menja min kebe basan bereks presi dan keingi nan penyanda ng disabilitas sebagai pe milih dan untuk tujuan ini, bilamana di perlukan atas permintaan mere ka, me ngizinkan ba ntuan da lam pemilihan o leh seseorang ya ng ditentukan mere ka sendiri.

(b) Secara aktif memajukan lingkungan di mana penyanda ng disa bilitas dapa t secara efektif dan pe nuh be rpartisipasi dala m pe laksa naan ur usan publik tanpa diskrimi nasi dan atas dasar kesetaraan dengan yang lainnya serta me ndorong partisipasi mere ka da lam urusan publik, menca kup:

(i) Partisipasi dalam organisasi no n-pemerintah dan asosiasi ya ng be rkaitan dengan kehidupan publik dan poli tik negara serta da lam kegiatan dan administrasi partai po li tik; (ii) Membentuk dan bergabung dalam organisasi penyanda ng disabilitas untuk mewakili pe nyandang disabi litas di tingkat internasional, nasional, regio nal, dan lokal.

Pasal 30

Partisipasi dalam K egiatan Budaya, R ekreasi, H iburan, dan Olah R aga

1. N egara-N egara Pihak me nga kui hak-hak penyandang disabili tas untuk berper an atas dasar kesetaraan dengan yang lainnya dalam kehidupan budaya, dan har us me ngambi l langkah-la ngkah ya ng diperlukan untuk memastikan agar penyandang disabili tas:

(a) Menikma ti a kses terhadap benda -benda ke buda yaan dalam bentuk ya ng mudah diakses;

(b) Menikma ti a kses terha dap program te levisi, film, teater, dan kegia tan ke buda yaan lain dalam bentuk yang mudah diakses;

(c) Menikma ti a kses ke tempat-tempat pertunjukan atau pe layanan budaya , seperti teater, mus eum, bioskop, perpustakaan, dan jasa pariwisata, serta sejauh me mungkinkan, menikma ti akses ke monume n dan tempa t ya ng memiliki nilai budaya pe nting.

2. N egara-N egara Pihak har us mengambil langkah- langkah yang tepat guna me mungkinkan penyandang disabili tas untuk memiliki kesempatan menge mbangka n dan me ngguna kan potensi kreatif, artistik da n inte lektual, tidak hanya demi ke pentingan me reka sendiri tetapi juga untuk pe ngayaan mas yarakat.

3. N egara-N egara Pihak har us mengambi l langkah- langkah yang diperlukan, ber dasar kan hukum internasio nal, untuk menjamin ba hwa hukum ya ng me lindungi hak atas ke ka yaan inte lektual tidak menjadi halangan ya ng tidak berdas ar atau diskrimi natif terhadap akses penya nda ng disabi litas pada be nda-be nda ke budayaan.

(17)

4. Penya ndang disabili tas har us memiliki hak, atas dasar kesetaraan de ngan ya ng lai nnya, untuk mendapatkan pe ngakuan dan dukungan atas identitas budaya dan linguistik mereka ya ng khus us, ter masuk bahasa is yarat dan budaya orang tuna rungu.

5. Dalam ra ngka memungkinkan penyanda ng disa bilitas untuk berpartisipasi, atas dasar kesetaraan denga n ya ng lainnya dalam kegiatan rekre asi, hiburan dan o lah raga, N egara-N egara Pihak wajib menga mbil langkah-langkah ya ng memadai:

(a) Mendorong dan mema jukan partisipasi, sejauh memungki nkan, dari pe nyandang disabi litas di da lam kegiatan olah raga arus utama pada semua tingkatan;

(b) Menjamin agar penyandang disabilitas me miliki kesempatan untuk me nyelenggara kan, mengemba ngkan dan berpartisipasi di dala m kegiatan -kegiatan o lah raga dan rekreasi khus us penyanda ng disabili tas dan untuk tujuan itu me majukan tersedianya sumber daya, bi mbingan, dan pe latihan ya ng ses uai atas dasar kesetaraan de ngan ya ng la innya;

(c) Menjamin agar penyandang disabilitas memi liki a kses pada tempat -tempa t olah raga, re kreasi, dan pa riwisa ta;

(d) Menjamin agar a nak-anak de ngan disabilitas memiliki a kses ya ng sama de ngan a nak-a nak lain untuk berpartisipasi dalam bermain, re kreasi dan kegiatan -kegiatan hiburan dan o lah raga, termasuk kegiatan di dalam sistem se ko lah;

(e) Menjamin ba hwa penyanda ng disabi litas memi liki a kses untuk mempero leh layanan dari pihak-pihak yang terlibat di dala m pe nyelenggaraan kegiatan-kegiata n rekreasi, turisme, hiburan, dan olah raga.

Pasal 31

Statistik dan Penggu mpulan Data

1. N egara-N egara Pihak berjanji untuk menghimpun informasi ya ng tepat, termas uk statistik dan data peneli tian ya ng memungkinkan mere ka untuk merumuskan dan implementasi ke bi ja kan-kebi ja kan yang mampu memberikan dampak terhadap Konve nsi. Proses dari pe ngumpulan dan pe ngola han informasi ini harus:

(a) Sesuai dengan aturan perlindungan ya ng te lah dibentuk, termasuk peraturan per undang-undangan pe meliharaan data, untuk menjamin kerahasiaan dan pe nghormatan atas privasi penyandang disabilitas.

(b) Sesuai dengan nor ma-norma ya ng diterima secara inter nasional untuk melindungi hak asasi manusia dan kebe basan fundamental serta prins ip -prinsip etika dalam pe ngumpulan dan penggunaan data statistik.

2. Infor masi ya ng dihimpun ses uai dengan pasa l ini wa jib tidak ter bantahkan, selayak mungki n, dan berguna untuk memba ntu implementasi dari kewajiban N egara -N egara Pi hak di bawah Konvensi ini dan untuk mengidentifikasikan serta mengatasi ha mbatan yang dihadapi oleh penyandang disabi litas dalam mendapatkan hak-hak mereka.

3. N egara-N egara Pihak bertanggung jawab atas dise mi nasi dari statistik ini da n me njamin a ksesibi li tas kemuda han bagi penyandang disa bi litas dan la innya .

Pasal 32

K erja Sama Internasional

1. N egara-N egara Pihak menya dari a kan penti ngnya kerja sama internasional dan pe majuannya, da lam me ndukung upaya-upaya nasional bagi perwujudan maksud dan tujuan dari Konvensi ini, dan a kan menga mbil kebijakan-kebijakan yang sesuai dan efektif da lam hal ini, antara dan antar-negara serta selayaknya da lam kemitraan de ngan organisasi internasional dan regional yang relevan serta masyarakat si pil, khususnya organisasi pe nyandang disabi litas. Kebi jaka n-kebijakan yang dapat ditempuh, antara lain:

(18)

(a) Memastikan ba hwa kerja sama inter nasional, termasuk program pe mba ngunan internasional, bersifat inklusif dan a ksesibel oleh penyanda ng disabilitas.

(b) Memfasilitasi dan mendukung pembangunan kapasitas, termasuk mel alui pertukaran dan saling me mbagi informasi, pe nga laman, progr am pe latihan dan praktik terbaik.

(c) Memfasilitasi kerja sama pada peneli tian dan akses terha dap pe ngetahuan ilmiah dan teknis.

(d) Menyedia kan, secara ses uai, bantuan teknis dan ekonomis, termasuk dengan me mfasilitasi a kses dan berbagi manfaat teknologi ya ng bersifat membantu dan ya ng dapat dia kses, dan mela lui alih tekno logi .

2. Ketentuan-ketentuan dari pasa l i ni tanpa pengecua lian kewajiban bagi se tiap N egara-N egara Pihak untuk memenuhi kewajiba nnya ya ng tertua ng di dalam Konvensi i ni.

Pasal 33

Imple mentasi dan Pengawasan Nasion al

1. N egara-N egara Pihak, ber dasar ka n sistem orga nisasi mereka, menunjuk satu ata u lebih lembaga pena nggung jawab dari pemerintah untuk masalah yang berhubungan de ngan pe la ksa naan Konvensi ini, dan wajib memberi pertimba ngan untuk pembe ntukan atau penunjukkan suatu me kanisme koordinasi dalam pe merintah untuk memfasi litasi ti ndakan terkait pada sektor dan tingkatan ya ng be rbeda -beda .

2. N egara-N egara Pihak, berdasar ka n sistem hukum dan administrasi mereka, me melihara, me mperkuat, menunjuk atau membentuk da lam wi layah Negara Pihak, sua tu kerangka kerja, termasuk satu atau lebih me kanisme independen, se ba gai mana diperlukan, untuk mema jukan, me lindungi dan mengawasi implementasi dari Konve nsi ini. Ketika me nunjuk atau membe ntuk sua tu me kanisme de mikian, N egara -N egara Pihak har us me mperhitungkan prinsip-prinsip ya ng ber kaitan dengan status dan ber jalannya ins titusi nasiona l untuk perlindungan dan pe majuan hak asasi manusia.

3. Masyarakat sipil, terutama penya nda ng disabilitas dan organisasi yang mewakili mereka, harus diikutserta kan dan berpartisipasi secara penuh da lam proses pe ngawasan.

Pasal 34

K omite H ak-H ak Penyandan g D isabilitas

1. Akan di bentuk suatu Komite H ak-H ak Penyanda ng D isabili tas (selanjutnya dise but Komite), guna melaksa na kan tugas ya ng te lah ditetapkan berikut ini.

2. Komite har us terdiri atas, 12 (dua be las) pa kar pada saat mulai berlakunya Konvensi. Setelah adanya tambahan 60 (enam puluh) ratifikasi atau a ksesi terhadap Ko nvensi, keanggotaan dari Komi te harus berta mbah 6 (ena m) anggota, se hingga me ncapai jumlah maksimum 18 (delapan be las) anggo ta.

3. Anggota Komi te bertugas da lam kapasitas pribadi mereka dan har us me mpunyai standar moral ya ng tinggi serta ko mpetensi dan penga la man ya ng diakui di bida ng yang tercakup da lam Konvensi ini. Ketika mengajukan nominasi kandidat mereka, N egara Pihak diundang untuk memberikan pertimbangan terhadap ketentuan ya ng tercantum dalam Pasa l 4 ayat (3) dari Konve nsi ini.

4. Para anggota Komite dipilih oleh N egara Pihak, pertimbangan a kan di berikan pada distribusi geografis ya ng merata, perwaki lan dari bentuk -bentuk peradaban ya ng berbe da-

(19)

be da dan dari sistem hukum utama, perwakilan gender yang beri mba ng dan partisipasi p ara pa kar ya ng menyanda ng disabiltas.

5. Para anggota Komi te dipi lih dengan pe milihan suara secara rahasia dari daftar nama ya ng dinominasikan o leh N egara-N egara Pihak dari war ga ne gara mereka pa da pertemuan Konferensi N egara-N egara Pihak. D alam pertemuan tersebut, ke hadiran 2/3 (dua per tiga) N egara Pihak a kan memenuhi quor um, mere ka yang ter pilih pada Komi te harus mer upa ka n mereka yang me mpe roleh jumlah pemi lih terbanyak da n suara mayoritas mutlak dari perwaki lan N egara Pihak ya ng hadir dan me mi lih.

6. Pemilihan pertama dise lenggara kan paling lambat 6 (enam) bulan sete lah tanggal mulai berlakunya Konvensi ini. Sekura ng-kurangnya 4 (empat) bulan se belum tanggal se tiap pe milihan, Se kretaris Jenderal Perserikatan Bangsa -Bangsa har us me layangkan surat ke pa da N egara-N egara Pihak untuk meminta mere ka menyampaikan nominasi da lam jangka waktu 2 (dua) bulan. Se kretaris Jenderal selanjutnya harus menyiapkan daftar nama semua ora ng ya ng di nominasikan berdasar ka n abjad, dengan menyebutkan N egara -Negara Pihak yang te lah menga jukan nominasi mereka, dan har us menyampaikan daftar terse but ke pa da N egara-N egara Pihak pada Konvensi ini.

7. Para anggota Komite a kan dipi lih untuk masa jabatan 4 (empat) tahun. Mere ka dapat dipilih kembali satu kali. N amun de mikian, masa jabatan untuk 6 (enam) anggota terpi lih pa da pemiliha n pertama akan habis sete lah 2 (dua) tahun; se gera setelah pemilihan pertama, nama-nama dari seluruh 6 (enam) anggota harus dipilih melalui undian oleh Ketua Persidangan ses uai dengan ketentuan dala m ayat (5) pasal ini .

8. Pemilihan 6 (ena m) anggo ta tamba han Komite akan diselenggarakan pada kesempatan pe milihan rutin, ses uai de ngan ketentuan-ketentuan ya ng re levan dari pasal ini . 9. Dalam ha l seorang anggota Komite me ninggal dunia atau me ngun dur kan diri atau me nyata kan ba hwa atas alasan apapun dia tidak dapat lagi me laksa na kan tugas nya, N egara Pihak yang me no minasikan anggota terse but har us menunjuk ahli lain ya ng me mpunyai kualifikasi dan memenuhi pers yaratan yang tercantum dalam ketentuan - ketentuan ya ng relevan di pasa l ini, untuk bertugas selama sisa masa tugas.

10. Komite har us membentuk aturan prosedur se ndiri.

11. Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa har us menyediakan staf dan fasilitas ya ng diperlukan untuk kinerja ya ng efektif dari fungsi-fungsi Komite di bawah Konvensi ini dan har us me nyelenggarakan pe rtemuan perta manya .

12. D engan persetujuan Majelis U mum, pa ra anggota Komite yang dibentuk di bawah Konvensi ini a kan menerima gaji dari sumber Perserikatan Bangsa-Bangsa dengan sya rat dan ketentuan yang a kan ditentukan Ma je lis, dengan mengacu pada pentingnya tang gung jawab Komite .

13. Para anggota Komite memiliki hak atas fasilitas, keistimewaan dan kekeba lan seba gai ahli da lam misi untuk Perserikatan Bangsa -Bangsa seperti ya ng tercantum da lam ba gian-bagian ya ng relevan dari Konve nsi Perserikatan Bangsa -Bangsa te ntang keistimewaan dan kekeba lan.

Pasal 35

Laporan N egara Pihak

1. Setiap N egara Pihak harus menyampaikan ke pada Ko mite, me la lui Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa, s uatu laporan menye luruh menge nai kebijakan-

Referensi

Dokumen terkait

Belajar Alasan Perubahan Tanda Tangan Guru Memahami prinsip kotak proyeksi Menggambar obyek dengan proyeksi Amerika dan Eropa Menggambar obyek dengan proyeksi aksonometri

Retak yang terjadi akibat gaya geser dan bentuk dari retak ini akan membentuk sudut 45 o terhadap gaya yang bekerja pada komponen tersebut.. retak ini terjadi pada lokasi

Hasil tangkapan di perairan Teluk Palu yang didaratkan di Pelabuhan Perikanan Indonesia Labuan Bajo di Kabupaten Donggala pada bulan Juni 2014 dapat dilihat pada Gambar 5

Hasil simulasi % Alcons untuk desain ulang juga sudah memenuhi standar yang sebesar 1,74% dan jika dihubungkan dengan hasil simulasi STI yang sebesar 0,841 berarti tingkat

Suatu program yang ditulis dengan versi bahasa C tertentu akan dapat dikompilasi dengan versi bahasa C yang lain hanya dengan sedikit modifikasi.. C adalah bahasa

Anggaran kinerja pada dasarnya merupakan sistem penyusunan dan pengelolaan anggaran yang berorientasi pada pencapaian hasil atau kinerja. Kinerja tersebut harus

(4)(a) Pada masing-masing kategori AQ, untuk AQ tinggi dan rendah, siswa yang dikenai model pembelajaran PBL, Jigsaw maupun STAD, ketiganya mempunyai pemahaman

Dengan didasari hal tersebut terbentuklah tujuan untuk membuat aplikasi kamus portable bahasa Indonesia – Inggris – Jawa, yang dapat digunakan di perangkat mobile.. Agar user