• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN"

Copied!
43
0
0

Teks penuh

(1)

38

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1.Profil Responden

Karakteristik responden diperoleh melalui penyebaran kuesioner yang disebarkan kepada 109 orang responden pada Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Aset Daerah Provinsi Jawa Tengah. Dalam penelitian ini akan dianalisis keterkaitan karakteristik responden yang diteliti dengan pemberian upah pungut terhadap kinerja PNS dengan motivasi sebagai variabel pemediasi dan Team Work sebagai variabel moderasi yang meliputi empat aspek yaitu: umur responden, jenis kelamin, pendidikan dan masa kerja. Keterkaitan karakteristik responden tersebut dengan kinerja karyawan dapat diuraikan sebagai berikut.

4.1.1. Karakteristik Responden Menurut Jenis Kelamin Perbedaan jenis kelamin merupakan salah satu variabel yang dapat mempengaruhi kinerja pegawai. Kondisi ini disebakan oleh fisik yang dimiliki oleh seorang pegawai yang bersangkutan. Responden dalam penelitian pengaruh pemberian upah pungut terhadap kinerja PNS dengan motivasi sebagai variabel pemediasi dan Team Work sebagai variabel moderasi pada Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Aset Daerah Provinsi Jawa Tengah yang berjenis kelamin laki-laki ada 67 pegawai atau 61,47 persen, sedangkan

(2)

39

responden yang berjenis kelamin perempuan 42 pegawai atau 38,53 persen. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Staff Pegawai Negeri Sipil pada Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Aset Daerah Provinsi Jawa paling banyak atau rata-rata berjenis kelamin laki-laki.

Apabila dilihat dari jenis kelamin responden maka responden laki-laki relatif mempunyai kinerja yang lebih tinggi dibandingkan dengan responden perempuan. Hal ini disebabkan karena pada Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Aset Daerah Provinsi Jawa Tengah dalam operasionalnya usahanya berhadapan langsung dengan pelayanan masyarakat yang memerlukan pelayanan yang cepat dan prima, sehingga kinerja pegawai laki-laki relatif tinggi.

4.1.2. Karakteristik Responden Menurut Pendidikan

Tingkat pendidikan yang berhasil dicapai oleh seorang karyawan merupakan salah satu variabel yang dapat mempengaruhi kinerja pegawai, karena semakin tinggi pendidikannya maka mereka akan memiliki kinerja yang relatif lebih baik dibandingkan dengan yang pendidikannya lebih rendah. Staff Pegawai Negeri Sipil pada Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Aset Daerah Provinsi Jawa Tengah yang berpendidikan Tamat SD sebanyak 2 pegawai atau 1,83 persen. SMP sebanyak 1 pegawai atau 0,92 persen. SLTA sebanyak 21 pegawai atau 19,27persen, PNS yang

(3)

40

berpendidikan Diploma sebanyak 4 pegawai atau 3,67 persen, PNS yang berpendidikan Strata 1 sebanyak 65 pegawai atau 59,63 persen, sedangkan responden yang berpendidikan Strata 2 sebanyak 16 pegawai atau 14,68 persen. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Staff Pegawai Negeri Sipil pada Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Aset Daerah Provinsi Jawa paling banyak atau rata-rata berpendidikan Strata 1.

4.1.3. Karakteristik Responden Menurut Umur

Karakteristik responden dilihat dari aspek umur, dikelompokkan menjadi empat, yaitu umur 25 tahun sampai 35 tahun, umur 36 tahun sampai 49 tahun dan umur diatas 40 tahun. Berdasarkan distribusi responden menurut kelompok umur 25 sampai dengan 35 tahun sebanyak 22 pegawai atau 20,18 persen, kelompok umur 36 sampai dengan 49 tahun sebanyak 41 pegawai atau 37,61 persen dan kelompok umur diatas 40 tahun sebanyak 46 pegawai atau 42,20 persen. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Staff Pegawai Negeri Sipil pada Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Aset Daerah Provinsi Jawa rata-rata berusia diatas 50 tahun.

4.1.4. Karakteristik Responden Menurut Masa Kerja

Keterkaitan karakteristik responden menurut masa kerja Staff Pegawai Negeri Sipil pada Dinas Pendapatan dan

(4)

41

Pengelolaan Aset Daerah Provinsi Jawa dapat dijelaskan sebagai berikut: yang memiliki masa kerja 1 sampai 5 tahun ada 28 pegawai atau 25,69 persen, responden dengan masa kerja 6 sampai dengan 10 tahun ada 22 pegawai atau 20,18 persen, responden dengan masa kerja 11 sampai dengan 15 tahun ada 12 pegawai atau 11 persen, dan responden dengan masa kerja lebih dari 15 tahun ada 47 pegawai atau 43,12 persen. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Staff Pegawai Negeri Sipil pada Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Aset Daerah Provinsi Jawa paling banyak atau rata-rata memiliki masa kerja lebih dari 15 tahun.

4.2.Data Statistik Deskriptif Variabel

Sebelum data dalam penelitian ini diolah lebih lanjut, akan diuraikan terlebih dahulu penilaian Pegawai Negeri Sipil Pada Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Aset Daerah Provinsi Jawa Tengah terhadap variabel-variabel yang dipergunakan dalam penelitian ini. Penjabaran data dilakukan dengan memberikan skor kepada data mentah yang diperoleh melalui kuisioner. Dengan skor tersebut akan diperoleh angka-angka yang dapat membantu dalam memberikan gambaran apakah penilaian kinerja baik atau tidak terhadap variabel-variabel yang diteliti. Umar (2005) menjelaskan dengan perhitungan rumus untuk mengetahui penilaian Pegawai Negeri Sipil baik atau tidak baik digunakan rata-rata

(5)

42

skor yang dibagi menjadi empat klasifikasi dari skala 1 yang terendah sampai skala 5 yang tertinggi, dengan jarak interval menggunakan rumus yaitu:

n m n m Rs . ) 1 (   Jadi 0,8 545 436 5 109 ) 1 5 ( 109  x Rs Keterangan : m = Jumlah responden n = Jumlah skala

Klasifikasi penilaian terhadap variabel penelitian secara menyeluruh akan dilihat dari rata-rata skor dengan kriteria sebagai berikut:

1,00 - 1,80 = Sangat tidak baik/sangat rendah 1,81 - 2,60 = Tidak baik/rendah

2,61 - 3,40 = Kurang Baik/tinggi 3,41 - 4,20 = Baik/tinggi

4,21- 5,00 = Sangat Baik/ sangat tinggi

4.2.1. Variabel Pemberian Upah Pungut

Variabel pemberian upah pungut dalam hal ini diukur dengan 5 item pernyataan. Pernyataan yang dipergunakan berhubungan dengan dimensi kewajaran, keadilan, keamanan, kejelasa, pengendalian biaya, kesepatakan, keseimbangan dan rangsangan dimana setiap pernyataan diukur dengan skala

(6)

1-43

5. Dari hasil penelitian dapat dilihat jawaban responden atas pernyataan tersebut seperti pada Tabel 4.1 sebagai berikut:

Tabel 4.1.

Penilaian Responden Terhadap Variabel Pemberian Upah Pungut Pada Dinas PPAD Provinsi Jawa Tengah

No Pernyataan Alternatif jawaban STS TS KS S SS Jml Skor Rata-rata 1.

Upah pungut yang diberikan sesuai dengan beban kerja dan tanggung jawab yang saya miliki

- 2 10 28 69 450 4,13

2. Upah pungut

diberikan tepat waktu

- 5 18 48 39 446 4,09

3. Upah pungut yang saya terima sesuai dengan jabatan saya

- 2 14 67 26 444 4,07

4. Upah pungut dapat mencukupi kebutuhan hidup saya - 1 15 61 32 451 4,14 5. Pemberian upah pungut kepada pegawai dilaksanakan secara adil - 2 19 61 27 450 4,13 Jumlah - 12 76 265 192 2231 4,09

Hasil perhitungan deskripsi pada pernyataan angket pemberian upah pungut di atas dapat diketahui Pegawai Negeri Sipil Pada Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Aset Daerah Provinsi Jawa Tengah yang menjawab lima pernyataan angket

(7)

44

dari total skor kelima kriteria adalah 545, tidak ada yang menjawab pernyataan dengan pilihan sangat tidak setuju, hanya 12 pegawai atau 2,2 persen yang menjawab tidak setuju, sebanyak 76 pegawai atau 13,94 persen yang menjawab kurang setuju, sebanyak 265 pegawai atau 48,62 persen yang menjawab setuju dan 192 pegawai atau 35,23 persen yang menjawab sangat setuju. Jumlah maksimum jawaban angket yaitu pada kriteria setuju sebanyak 265 pegawai, dan jumlah minimum jawaban angket ada pada kriteria sangat tidak setuju dan rata-rata jawaban angket ada pada jawaban setuju.

Tabel 4.1 menunjukan rata-rata yang diberikan responden pada butir pernyataan tentang variabel pemberian upah pungut adalah sebesar 4,09 yang nilai skornya diatas skor 3,40 ini berarti indikator pemberian upah pungut yang diterapkan kepada Pegawai Negeri Sipil Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Aset Daerah Provinsi Jawa Tengah sudah baik/skornya tinggi. Kondisi ini perlu diperhatikan agar pemberian upah pungut yang diberikan kepada pegawai dapat memacu peningkatan kinerja dalam meningkatkan pelayanan yang lebih prima.

4.2.2. Variabel Motivasi

Variabel Motivasi dalam penelitian ini diukur dengan 6 item pernyataan. Pernyataan yang digunakan berhubungan

(8)

45

dengan indikator pengawasan, suasana kerja dan pemberian imbalan dimana setiap pernyataan diukur dengan skala 1 – 5. Pemberian motivasi penting dilakukan karena pemimpin memerlukan kerja sama yang baik dengan pegawainya dalam melaksanakan tugas organisasi untuk mencapai tujuannya. Dari hasil penelitian dapat dilihat jawaban responden atas pernyataan tersebut seperti pada Tabel 4.2 :

Tabel 4.2

Penilaian Responden Terhadap Variabel Motivasi Pada Dinas PPAD Provinsi Jawa Tengah

No Pernyataan Alternatif Jawaban STS TS KS S SS Jumlah Skor Rata-rata 1. Saya menyenangi pekerjaan /posisi pekerjaan saya saat ini 0 0 12 77 20 444 4,07 2. Saya selalu bersemangat dalam mengerjakan pekerjaan 0 0 18 61 30 448 4,11 3.

Saya selalu berusaha untuk meningkatkan kualitas kerja yang saya miliki

0 0 18 81 10 428 3,93

4.

Saya merasa nyaman dengan bidang pekerjaan saya saat ini

0 0 16 82 11 431 3,95

5.

Saya senang dan merasa tertantang terhadap bidang pekerjaan saya saat ini

(9)

46 Lanjutan... 6 Saya selalu mengoptimalkan kemampuan dan keterampilan dalam melakukan pekerjaan 0 0 21 75 13 428 3,93 Jumlah 0 0 104 446 104 2616 4

Terlihat dari tabel di atas, pada pernyataan angket motivasi kerja diketahui tidak ada Pegawai Negeri Sipil Pada Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Aset Daerah Provinsi Jawa Tengah yang menjawab pernyataan angket sangat tidak setuju dan tidak setuju dari total skor ke lima kriteria dengan 6 pernyataan adalah 654, sebanyak 104 pegawai atau 15,90 persen kurang setuju dalam menjawab pernyataan, selebihnya 446 pegawai atau 68,20 persen setuju dengan menjawab angket dan 104 pegawai atau 15,90 persen menjawab pernyataan dengan kriteria sangat setuju. Jadi jumlah maksimum jawaban angket yaitu pada kriteria setuju sebanyak 446 pegawai, dan jumlah minimum jawaban angket pada kriteria sangat tidak setuju dan tidak setuju yaitu 0 pegawai dan rata-rata jawaban angket ada motivasi kerja dalam penelitian ini adalah jawaban setuju. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar pegawai negeri sipil memiliki keyakinan yang kuat bahwa dengan motivasi kerja yang tinggi, mereka berharap bahwa kinerja PNS juga meningkat. Kondisi ini menimbulkan motivasi yang kuat untuk bekerja secara giat.

(10)

47

Berdasarkan Tabel 4.2 menunjukkan jawaban rata-rata yang diberikan responden pada butir pernyataan tentang variabel motivasi kerja adalah sebesar 4,00 yang nilai skornya diatas 3,40 ini berarti indikator motivasi yang di terapkan kepada Pegawai Negeri Sipil oleh Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Aset Daerah Provinsi Jawa Tengah sudah baik atau skornya tinggi. Kondisi ini penting untuk memperhatikan agar motivasi kerja kedepan lebih meningkat sehingga dapat memacu peningkatan kinerja pegawai negeri sipil dalam peningkatan pelayanan yang lebih baik.

4.2.3. Variabel Kinerja PNS

Varabel kinerja PNS dalam hal ini diukur dengan 6 item pernyataan. Pernyataan yang dipergunakan berhubungan dengan indikator kualitas pekerjaan, kecepatan, inisiatif, kemampuan, dan komunikasi dimana setiap pernyataan diukur dengan skala 1 – 5.

Kinerja pegawai yang baik adalah salah satu faktor yang sangat penting dalam upaya meningkatan produktivitas. Dari penelitian dapat dilihat jawaban responden atas pernyataan kinerja Pegawai Negeri Sipil pada Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Aset Daerah Provinsi Jawa Tengah dapat dilihat pada tabel berikut:

(11)

48

Tabel 4.3

Penilaian Responden Terhadap Variabel Kinerja PNS Pada Dinas PPAD Provinsi Jawa Tengah

No Pernyataan Alternatif jawaban STS TS KS S SS Jumlah Rata-rata Skor 1.

Saya selalu datang ke kantor sesuai dengan jam

0 0 5 74 30 461 4,23

kerja yang ditetapkan 2. Saya kehadiran memiliki (absensi)

yang baik di kantor

0 0 6 77 26 456 4,18

3.

Saya melaksanakan

pekerjaan dengan penuh tanggung jawab sesuai standar prosedur operasi yang ada

0 0 6 75 28 458 4,2

4.

Saya mampu

mengerjakan tugas

pekerjaan saya sesuai

dengan waktu yang

telah ditetapkan

0 0 17 74 18 437 4,01

5.

Hasil pekerjaan saya menunjukkan

perkembangan yang

lebih baik dibandingkan

dengan waktu

sebelumnya.

0 0 17 73 19 438 4,02

6.

Saya bersedia untuk

mengorbankan waktu

dan pikiran saya demi

tercapainya target

instansi

0 3 33 62 11 408 3,74

(12)

49

Terlihat dari tabel di atas, pada pernyataan angket Kinerja PNS diketahui tidak ada Pegawai Negeri Sipil Pada Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Aset Daerah Provinsi Jawa Tengah yang menjawab pertanyaan angket sangat tidak setuju dari total skor ke lima kriteria dengan 6 pertanyaan adalah 654, sebanyak 3 pegawai atau 0,46 persen tidak setuju, 84 pegawai atau 12,85 persen kurang setuju dalam menjawab pertanyaan, 435 pegawai atau 66,51 persen setuju dengan menjawab angket dan sisanya 132 pegawai atau 20,18 persen menjawab pertanyaan dengan kriteria sangat setuju. Jadi jumlah maksimum jawaban angket yaitu pada kriteria setuju sebanyak 435 pegawai, dan jumlah minimum jawaban angket ada pada kriteria sangat tidak setuju yaitu 0 pegawai dan rata-rata jawaban angket yang ada pada kinerja PNS dalam penelitian ini adalah jawaban setuju.

Berdasarkan Tabel 4.3 menunjukkan jawaban rata-rata yang diberikan responden pada butir pernyataan tentang variabel kinerja PNS adalah sebesar 4,06 yang nilainya skornya diatas skor 3,40 ini berarti indikator kinerja PNS yang diterapkan kepada Pegawai Negeri Sipil Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Aset Daerah Provinsi Jawa Tengah sudah baik atau skornya tinggi. Kondisi ini penting untuk diperhatikan agar kinerja PNS kedepan lebih meningkat sehingga dapat memacu peningkatan kinerja PNS dalam peningkatan pelayanan yang lebih baik.

(13)

50 4.2.4. Variabel Team Work

Variabel Team Work dalam hal ini diukur dengan 5 item pernyataan. Pernyataan yang dipergunakan berhubungan dengan indikator berbagi pengetahuan, komitmen, dan komunikasi dimana setiap pernyataan diukur dengan skla 1-5. Dari hasil penelitian dapat dilihat jawaban responden atas pernyataan tersebut pada tabel berikut ini:

Tabel 4.4.

Penilaian Responden Terhadap Variabel Team Work Pada Dinas PPAD Provinsi Jawa Tengah

No Pernyataan

Alternatif jawaban Jumlah Rata- STS TS KS S SS Skor Rata

1.

Lingkungan tempat

kerja saya kondusif dan

sangat mendukung

pekerjaan saya.

0 0 13 74 22 445 4,08

2.

Saya memiliki rekan

kerja yang siap

membantu apabila ada pekerjaan yang sulit untuk diselesaikan

0 0 7 75 27 456 4,18

3.

Saya selalu dapat

bekerja sama dengan rekan kerja yang lain

0 0 4 78 27 459 4,21

4.

Rekan kerja saya

bersikap positif dan menghargai pekerjaan yang saya lakukan

0 0 12 73 24 449 4,12

5.

Terjalin hubungan kerja yang baik antara saya

dengan pimpinan

maupun dengan sesama rekan kerja saya.

0 0 14 76 19 441 4,06

(14)

51

Terlihat dari tabel di atas, pada pernyataan angket Team Work diketahui tidak ada Pegawai Negeri Sipil Pada Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Aset Daerah Provinsi Jawa Tengah yang menjawab pernyataan angket sangat tidak setuju dan tidak setuju dari total skor ke lima kriteria dengan 5 pernyataan sebesar 545, sebanyak 50 pegawai atau 9,18 persen pernyataan kurang setuju, 376 pegawai atau 68,99 persen setuju dengan menjawab angket dan sisanya 119 pegawai atau 21,83 persen kriteria sangat setuju. Jadi jumlah maksimum jawaban angket yaitu pada kriteria setuju sebanyak 376 pegawai, dan jumlah minimum jawaban angket ada pada kriteria sangat tidak setuju dan tidak setuju dan rata-rata jawaban angket yang ada pada team work dalam penelitian ini adalah jawaban setuju.

Berdasarkan Tabel 4.4 menunjukkan jawaban rata-rata yang diberikan responden pada butir pernyataan tentang variabel team work adalah sebesar 4,13 yang nilai skornya diatas skor 3,40 ini berarti indikator team work yang diterapkan Pegawai Negeri Sipil pada Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Aset Daerah Provinsi Jawa Tengah sudah baik atau skornya tinggi. Kondisi ini penting untuk diperhatikan agar kinerja pegawai kedepan lebih meningkat sehingga dapat memacu meningkatkan pelayanan yang lebih baik.

(15)

52 4.3.Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Item pernyataan dianggap valid jika nilai dari rhitung lebih besar dari rtabel dan sebaliknya jika r hitung lebih kecil dari pada rtabel maka item pertanyaan dinyatakan tidak valid. Untuk mengetahui tingkat validitas dengan melihat angka pada (Corrected Item-Total Correlation) dengan menggunakan alat bantu komputer program SPSS Release 22.00.

4.3.1.Hasil Pengujian Validitas Pemberian Upah Pungut Penelitian ini digunakan untuk menguji instrumen tiap item soal yang nantinya terdapat dalam tes individual dengan menggunakan angket pemberian upah pungut. Untuk uji validitas soal tes akhir setelah dianalisis dengan menggunakan bantuan SPSS for windows version 22.0, dapat diketahui bahwa dari 5 item butir pernyataan yang diujikan semuanya valid, yaitu soal nomor 1 dengan corrected item-Total correlation sebesar 0,424, nomor 2 dengan corrected item-Total correlation sebesar 0,509, nomor 3 dengan

corrected item-Total correlation sebesar 0,353, nomor 4 dengan corrected item-Total correlation sebesar 0,485, dan pernyataan nomor 5 dengan corrected item-Total correlation

sebesar 0,389 dinyatakan valid karena memiliki nilai

(16)

53

sebesar 0,188 karena berdasarkan tabel r Product Moment dengan jumlah responden ada 109, maka didapat hasil 0,188 dengan tingkat kepercayaan 95 persen.

Berdasarkan penjelasan di atas bahwa item-item pertanyaan dalam penelitian ini dikatakan valid. Hal ini ditunjukkan dari besarnya rhitung yang lebih besar daripada rtabel yang merupakan syarat dari validitas. Dengan demikian instrument dalam penelitian ini benar-benar dapat mengukur apa yang hendak diukur.

4.3.2.Hasil Pengujian Validitas Motivasi Kerja PNS

Penelitian ini bertujuan untuk menguji instrumen tiap item soal yang nantinya akan digunakan dalam tes individual berbentuk angket tentang motivasi kerja PNS pada Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Aset Daerah Provinsi Jawa Tengah yang berjumlah 6 item pernyataan dengan menggunakan bantuan SPSS for windows version 22.0.

Berdasarkan hasil pengujian SPSS dilihat bahwa item-item pertanyaan pada angket penelitian ini semua dapat dikatakan valid. yaitu soal nomor 1 dengan corrected item-Total correlation sebesar 0,342, nomor 2 dengan corrected item-Total correlation sebesar 0,462, nomor 3 dengan

corrected item-Total correlation sebesar 0,341, nomor 4 dengan corrected item-Total correlation sebesar 0,306, nomor 5 dengan corrected item-Total correlation sebesar

(17)

54

0,355 dan pernyataan nomor 6 dengan corrected item-Total correlation sebesar 0,322 dinyatakan valid karena memiliki nilai corrected item-Total correlation lebih besar dari R tabel yaitu 0,188. R tabel sebesar 0,188 karena berdasarkan tabel r Product Moment dengan jumlah responden ada 109, Hal ini dilihat dari besarnya rhitung yang lebih besar daripada rtabel yang merupakan syarat dari validitas. Dengan demikian instrument dalam penelitian ini benar-benar dapat mengukur apa yang hendak diukur.

4.3.3.Hasil Pengujian Validitas Kinerja PNS

Penelitian ini bertujuan untuk menguji instrumen tiap item soal yang nantinya akan digunakan dalam tes individual yang berjumlah 6 item pertanyaan angket tentang Kinerja PNS pada Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Aset Daerah Provinsi Jawa Tengah dengan menggunakan bantuan SPSS for windows version 22.0.

Berdasarkan hasil pengujian SPSS dilihat bahwa item-item pertanyaan pada angket penelitian ini semua dapat dikatakan valid. yaitu soal nomor 1 dengan corrected item-Total correlation sebesar 0,383, nomor 2 dengan corrected item-Total correlation sebesar 0,399, nomor 3 dengan

corrected item-Total correlation sebesar 0,553, nomor 4 dengan corrected item-Total correlation sebesar 0,488, nomor 5 dengan corrected item-Total correlation sebesar

(18)

55

0,409 dan pernyataan nomor 6 dengan corrected item-Total correlation sebesar 0,407 dinyatakan valid karena nilai

corrected item-Total correlation lebih besar dari R tabel yaitu 0,188. R tabel sebesar 0,188 karena berdasarkan tabel r Product Moment dengan jumlah responden ada 109. Hal ini dilihat dari besarnya rhitung yang lebih besar daripada rtabel yang merupakan syarat dari validitas. Dengan demikian instrument dalam penelitian ini benar-benar dapat mengukur apa yang hendak diukur.

4.3.4.Hasil Pengujian Validitas Team Work

Penelitian ini bertujuan untuk menguji instrumen tiap item soal yang nantinya akan digunakan dalam tes individual angket tentang Team Work Pada Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Aset Daerah Provinsi Jawa Tengah yang berjumlah 5 item pertanyaan dengan menggunakan bantuan

SPSS for windows version 22.0.

Berdasarkan hasil pengujian SPSS dilihat bahwa item-item pertanyaan pada angket penelitian ini semua dapat dikatakan valid. yaitu soal nomor 1 dengan corrected item-Total correlation sebesar 0,431, nomor 2 dengan corrected item-Total correlation sebesar 0,506, nomor 3 dengan

corrected item-Total correlation sebesar 0,559, nomor 4 dengan corrected item-Total correlation sebesar 0,440, dan nomor 5 dengan corrected item-Total correlation sebesar

(19)

56

0,390 dinyatakan valid karena nilai corrected item-Total correlation lebih besar dari R tabel yaitu 0,188. R tabel sebesar 0,188 karena berdasarkan tabel r Product Moment dengan jumlah responden ada 109. Hal ini dilihat dari besarnya rhitung yang lebih besar daripada rtabel yang merupakan syarat dari validitas. Dengan demikian instrument dalam penelitian ini benar-benar dapat mengukur apa yang hendak diukur.

4.4.Uji Reliabilitas Instrumen

Langkah selanjutnya yang digunakan dalam penelitian ini setelah secara keseluruhan dinyatakan valid atau handal dalam mengukur apa yang hendak diukur, maka instrumen-instrumen tersebut perlu dilihat konsistensinya yaitu dengan mengukur reliabilitas dari masing-masing variabel. Pengujian reliabilitas dilakukan dengan bantuan komputer menggunakan program SPSS Release 22,00 dengan syarat Cronbach Alpha

lebih besar daripada 0,60 maka pertanyaan tersebut dikatakan reliabel.

Berdasarkan pengujian SPSS dapat dilihat hasil pengujian reliabilitas dari item-item pertanyaan yang diajukan yaitu pada variabel pemberian upah pungut besarnya

Cronbach Alpha 0,676. Motivasi kerja PNS Cronbach Alpha

sebesar 0,623. Kinerja PNS besarnya Cronbach Alpha 0,705 dan pada variabel Team Work terdapat Cronbach Alpha

(20)

57

sebesar 0,705. Jadi dapat disimpulkan bahwa instrumen-instrumen pertanyaan angket dalam penelitian ini memenuhi pengujian reliabilitas. Hal ini diketahui besarnya Cronbach Alpha lebih besar daripada 0,60. Dengan kata lain dapat disimpulkan bahwa variabel-variabel dalam penelitian ini secara keseluruhan konsisten dalam mengukur apa yang diukur.

4.5.Hasil Uji Asumsi

Analisis data yang digunakan adalah analisis statistik. Perhitungan dan analisis data dilakukan dengan program SPSS 22,0 for windows. Sebelum tahap pengujian hipotesis, untuk memenuhi persyaratan tersebut, harus dipenuhi beberapa analisis, Uji persyaratan analisis regresi yang akan digunakan dalam penelitian tentang pengaruh pemberian upah pungut terhadap kinerja pegawai negeri sipil dengan motivasi sebagai variabel pemediasi dan team work sebagai variabel moderasi (Studi pada Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Aset Daerah Provinsi Jawa Tengah) terdiri dari uji normalitas, multikolinearitas, dan Heteroskedastisitas yang secara rinci dapat dijelaskan sebagai berikut:

4.5.1.Uji Normalitas

Dalam pengujian normalitas data bertujuan untuk mengetahui normal tidaknya distribusi penelitian masing-masing variabel penelitian. Uji normalitas data penelitian

(21)

58

ini menggunakan uji normalitas Kolmogorov-Smirnof. Model regresi yang baik adalah yang memiliki distribusi data yang normal atau mendekati normal. Untuk menguji apakah distribusi data normal atau tidak, salah satunya adalah dengan menggunakan analisis grafik. Cara yang paling sederhana adalah dengan melihat histogram yang membandingkan antara data observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal.

Dengan melihat tampilan grafik histogram pada lampiran, dapat disimpulkan bahwa grafik histogram pengaruh pemberian upah pungut terhadap motivasi kerja PNS, pengaruh Motivasi Kerja Terhadap Kinerja PNS, pengaruh team work berperan sebagai variabel moderasi dalam hubungannya antara pemberian upah pungut terhadap motivasi kerja PNS pada Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Aset Daerah Provinsi Jawa Tengah memberikan pola distribusi yang mendekati normal.

Dengan hanya melihat histogram dapat memberikan hasil yang meragukan khususnya untuk ukuran sampel yang kecil. Metode yang handal adalah dengan melihat normal probability plot, dimana pada grafik normal plot terlihat titik-titik menyebar disekitar garis diagonal serta penyebarannya mengikuti arah garis diagonal.

Pada grafik normal plot dalam lampiran pengaruh Pemberian Upah Pungut terhadap Motivasi Kerja PNS,

(22)

59

pengaruh Motivasi Kerja terhadap Kinerja PNS, pengaruh Team Work Berperan Sebagai Variabel Moderasi pada Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Aset Daerah Provinsi Jawa Tengah terlihat titik-titik menyebar disekitar garis diagonal serta penyebarannya mengikuti arah garis diagonal yang berarti memiliki distribusi data normal. Dalam penelitian ini Teknik analisis uji normalitas data penelitian juga menggunakan Uji Kolmogorov-Smirnov dengan menggunakan program SPSS dengan hasil sebagai berikut:

Tabel 4.5.

Hasil Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov

Pengaruh Pemberian Upah Pungut terhadap Motivasi Kerja Pada Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Aset Daerah

Provinsi Jawa Tengah

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual N

109 Normal Parametersa,b Mean

.0000000 Std. Deviation 191.991.302 Most Extreme Differences Absolute .047 Positive .047 Negative -.042 Test Statistic .047 Asymp. Sig. (2-tailed)

.200c,d a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

c. Lilliefors Significance Correction.

(23)

60

Berdasarkan tabel 4.5, dapat dilihat bahwa dari Uji normalitas Pengaruh Pemberian Upah Pungut terhadap Motivasi Kerja Pada Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Aset Daerah Provinsi Jawa Tengah dengan kolmogorov-Smirnov Test di peroleh nilai signifikan (Asymp. Sig.) 2-tailed sebesar 0,200 lebih besar dari alpha (0,05) maka dapat disimpulkan data distribusi normal sehingga model regresi sudah memenuhi asumsi normalitas dan layak di pakai dan dilanjutkan ke tahap pengujian selanjutnya.

Tabel 4.6.

Hasil Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov Pengaruh Motivasi Kerja terhadap Kinerja PNS Pada Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Aset Daerah

Provinsi Jawa Tengah

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual N

109 Normal Parametersa,b Mean

.0000000 Std. Deviation 197.953.380 Most Extreme Differences Absolute .080 Positive .080 Negative -.069 Test Statistic .080 Asymp. Sig. (2-tailed)

.084c a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

c. Lilliefors Significance Correction.

Berdasarkan tabel 4.6, dapat dilihat bahwa dari Uji normalitas Pengaruh Motivasi Kerja terhadap Kinerja PNS

(24)

61

Pada Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Aset Daerah Provinsi Jawa Tengah dengan kolmogorov-Smirnov Test di peroleh nilai signifikan (Asymp. Sig.) 2-tailed sebesar 0,084 lebih besar dari alpha (0,05) maka dapat disimpulkan data distribusi normal sehingga model regresi sudah memenuhi asumsi normalitas dan layak di pakai dan dilanjutkan ke tahap pengujian selanjutnya.

Tabel 4.7.

Hasil Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov

Pengaruh Team Work Berperan Sebagai Variabel Moderasi Dalam Hubungannya Antara Pemberian Upah Pungut

Terhadap Motivasi Kerja PNS

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual N

109 Normal Parametersa,b Mean

.0000000 Std. Deviation 130.182.748 Most Extreme Differences Absolute .081 Positive .081 Negative -.036 Test Statistic .081 Asymp. Sig. (2-tailed)

.077c a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

c. Lilliefors Significance Correction.

Berdasarkan tabel 4.7, dapat dilihat bahwa dari Uji normalitas Pengaruh Team Work Berperan Sebagai Variabel Moderasi Dalam Hubungannya Antara Pemberian Upah Pungut Terhadap Motivasi Kerja PNS dengan kolmogorov-Smirnov Test di peroleh nilai signifikan (Asymp. Sig.)

(25)

62

variabel sebesar 0,077 lebih besar dari alpha (0,05) maka dapat disimpulkan data distribusi normal sehingga model regresi sudah memenuhi asumsi normalitas dan layak di pakai dan dilanjutkan ke tahap pengujian selanjutnya.

4.5.2.Uji Multikolinieritas

Uji Multikolinieritas bertujuan membuktikan apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas, jika variabel bebas saling berkorelasi maka variabel-variabel tersebut tidak ortogonal. Regresi yang baik seharusnya tidak memiliki gejala multikolinieritas. Untuk mendekati ada tidaknya gejala multikolinearitas antar variabel independen digunakan Variance Inflation Factor (VIF). Jika nilai tolerance < 0,1 dan VIF > 10, maka terjadi multikolinearitas. Untuk mengetahui gejala multikolinearitas pada penelitian dapat dilihat pada hasil perhitungan berikut ini.

Tabel 4.8.

Uji Multikolinearitas Pengaruh Pemberian Upah Pungut Terhadap Motivasi Kerja PNS

Coefficients Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. Collinearity Statistics B Std.

Error Beta Tolerance VIF

1

(Constant)

19.538 1.640 11.915 .000 Upah

Pungut .218 .080 .256 2.739 .007 1.000 1.000 Dependent Variabel : Motivasi Kerja PNS

(26)

63

Tabel 4.8 di atas dapat diketahui bahwa nilai tolerance untuk variabel pemberian upah pungut terhadap motivasi kerja PNS sebesar 1,000 yang lebih besar dari 0,10. Ini berarti tidak ada korelasi antar variabel independent. Hasil perhitungan nilai Variance Inflation Factor (VIF) juga menunjukkan hal yang sama, tidak ada satu pun variabel independent yang memiliki nilai VIF lebih dari 10.

Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolinearitas antar variabel independent dalam model regresi, sehingga model regresi layak dipakai dan dapat dilanjutkan ke tahap pengujian selanjutnya. Dengan demikian variabel independen yaitu pemberian upah pungut terhadap motivasi kerja PNS Pada Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Aset Daerah Provinsi Jawa Tengah selama rata-rata periode pengamatan.

Tabel 4.9

Uji Multikolinearitas Pengaruh Motivasi Kerja Terhadap Kinerja PNS Coefficients Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. Collinearity Statistics B Std.

Error Beta Tolerance VIF

1

(Constant)

14.075 2.320 6.066 .000 Motivasi

.430 .096 .396 4.458 .000 1.000 1.000 Dependent Variabel : Kinerja PNS

(27)

64

Tabel 4.9 di atas dapat diketahui bahwa nilai tolerance untuk variabel motivasi kerja terhadap kinerja PNS sebesar 1,000 yang lebih besar dari 0,10. Ini berarti tidak ada korelasi antar variabel independent. Hasil perhitungan nilai Variance Inflation Factor (VIF) juga menunjukkan hal yang sama yaitu 1,000, tidak ada satu pun variabel independent yang memiliki nilai VIF lebih dari 10. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolinearitas antar variabel independent dalam model regresi, sehingga model regresi layak dipakai dan dapat dilanjutkan ke tahap pengujian selanjutnya. Dengan demikian variabel independen yaitu motivasi kerja dapat digunakan untuk memprediksi kinerja pada Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Aset Daerah Provinsi Jawa Tengah.

Tabel 4.10.

Uji Multikolinearitas Pengaruh Team Work Berperan Sebagai Variabel Moderasi Dalam Hubungannya Antara Pemberian

Upah Pungut Terhadap Motivasi Kerja PNS

Coefficients Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. Collinearity Statistics B Std.

Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 3.216 1.704 1.887 .062 Upah Pungut .227 .056 .287 4.039 .000 .934 1.070 Motivasi .533 .066 .576 8.091 .000 .934 1.070 Dependent Variabel : Team Work

(28)

65

Tabel 4.10 di atas dapat diketahui bahwa nilai tolerance untuk variabel Team Work berperan sebagai Variabel Moderasi dalam Hubungannya antara Pemberian Upah Pungut terhadap Motivasi Kerja PNS sebesar 0,934 yang lebih besar dari 0,10. Ini berarti tidak ada korelasi antar variabel independent. Hasil perhitungan nilai

Variance Inflation Factor (VIF) sebesar 1,070, tidak ada satu pun variabel independent yang memiliki nilai VIF lebih dari 10. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolinearitas antar variabel independent dalam model regresi, sehingga model regresi layak dipakai dan dapat dilanjutkan ke tahap pengujian selanjutnya karena memenuhi asumsi multikolinearitas. Dengan demikian variabel independen Team Work dapat digunakan untuk memprediksi Pemberian Upah Pungut terhadap Motivasi Kerja PNS pada Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Aset Daerah Provinsi Jawa Tengah.

4.5.3.Uji Heteroskedastisitas

Untuk menguji gejala heteroskedastisitas dalam analisis pada penelitian ini yaitu dengan menggunakan grafik scatterplot. Titik-titik tersebut harus menyebar secara acak, tersebar baik di atas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y. Apabila kondisi ini terpenuhi, maka dapat dinyatakan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas.

(29)

66

Hasil pengujian diatas sebagaimana ditunjukkan pada lapiran, dapat diketahui bahwa dalam grafik scatterplot, titik-titik yang terbentuk menyebar secara acak, tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa variabel bebas pada penelitian ini yaitu pemberian upah pungut, motivasi kerja, dan Team Work tidak terjadi heteroskedastisitas sehingga dengan demikian model regresi layak digunakan.

4.6.Uji Hipotesis

4.6.1. Analisis Pengaruh Pemberian Upah Pungut terhadap Motivasi Kerja PNS Pada Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Aset Daerah Provinsi Jawa Tengah

Sebagai analisis lanjutan menggunakan teknik statistik untuk mencari ada tidaknya pengaruh yang signifikan antara variabel x dan y. Untuk memudahkan peneliti dalam menganalisis data yang diperoleh maka peneliti menggunakaan bantuan program statistik berbasis komputer yaitu SPSS (Statistic Program Social Sciences) Release 22.00.

Hipotesis penelitian yang diuji berbunyi “ada pengaruh yang signifikan antara pemberian upah pungut terhadap motivasi kerja PNS Pada Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Aset Daerah Provinsi Jawa Tengah”. Dengan menggunakan

(30)

67

alat bantu komputer program SPSS Release 22.00, diperoleh hasil berikut ini:

Coefficients Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 19.538 1.640 11.915 .000 Upah Pungut .218 .080 .256 2.739 .007 adependent variable : Motivasi Kerja PNS

Model pengaruh pemberian upah pungut (X1) terhadap motivasi kerja PNS (Y1) dinyatakan dalam bentuk persamaan regresi Y = 19,583 + 0,218 X1. Uji signifikansi persamaan regresi dapat disajikan pada tabel berikut ini:

Tabel 4.11.

Signifikansi Pemberian Upah Pungut Terhadap Motivasi Kerja PNS Pada Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Aset

Daerah Provinsi Jawa Tengah

ANOVAa Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 27.905 1 27.905 7.500 .007b Residual 398.095 107 3.721 Total 426.000 108 a. Dependent Variable: Motivasi

b. Predictors: (Constant), Upah Pungut

Berdasarkan uji signifikansi variabel pemberian upah pungut terhadap motivasi kerja PNS diperoleh nilai Fhitung 7,500 dengan signifikansi 0,007 sehingga variabel pemberian upah pungut secara signifikan memberi pengaruh terhadap

(31)

68

motivasi kerja PNS pada Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Aset Daerah Provinsi Jawa Tengah.

Berdasarkan perhitungan di atas dapat disimpulkan bahwa pengaruh pemberian upah pungut terhadap motivasi kerja PNS pada Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Aset Daerah Provinsi Jawa Tengah adalah signifikan, dengan persamaan regresi Y = 19,583 + 0,218 X1, menunjukkan bahwa setiap kenaikan satu satuan skor pemberian upah pungut akan menyebabkan kenaikan skor motivasi kerja PNS sebesar 0,218 satuan pada konstanta 19,583.

Besarnya varian pemberian upah pungut terhadap motivasi kerja PNS dapat dilihat dari perhitungan SPSS

Release 22.00. Model Summaryb Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate R Square Change 1 .256a .066 .057 192.886 .066 a. Predictors: (Constant), Upah Pungut

b. Dependent Variable: Motivasi

Berdasarnya hasil pengujian di atas maka didapatkan besarnya pengaruh motivasi kerja PNS yang ditentukan pemberian upah pungut sebesar 0,057 atau 5,7 persen (lihat Adjusted R Square). Hal ini berarti 5,7 persen motivasi kerja PNS pada Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Aset Daerah Provinsi Jawa Tengah mendapat pengaruh pemberian upah pungut (SE1) 5,7 persen sedangkan sisanya 94,3 persen

(32)

69

ditentukan oleh faktor lain di luar variabel pemberian upah pungut.

Kekuatan pengaruh antara pemberian upah pungut terhadap motivasi kerja PNS dinyatakan dalam koefisien regresi linear dengan signifikansi 0,007. Adapun kriteria pengujian hipotesis berdasarkan taraf signifikansi yakni jika probabilitas lebih dari 0,05 maka dapat dinyatakan tidak terdapat pengaruh, dan jika probabilitas signifikansinya kurang dari 0,05 maka dapat dinyatakan terdapat pengaruh antara dua kelompok penelitian.

Hal ini menunjukkan bahwa hipotesis nol (Ho) ditolak, yang berarti hipotesis penelitian yang menyatakan ada pengaruh yang signifikan antara pemberian upah pungut terhadap motivasi kerja PNS pada Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Aset Daerah Provinsi Jawa Tengah dapat diterima kebenarannya. Dengan demikian dapat diketahui bahwa setiap kenaikan skor pemberian upah pungut akan diikuti naiknya skor motivasi kerja PNS, begitu juga sebaliknya setiap kenaikan skor motivasi kerja PNS akan diikuti naiknya skor pemberian upah pungut.

4.6.2. Analisis Pengaruh Motivasi Kerja Terhadap Kinerja PNS pada Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Aset Daerah Provinsi Jawa Tengah

Hipotesis penelitian yang diuji berbunyi “ada pengaruh yang signifikan antara motivasi kerja terhadap kinerja Pada

(33)

70

Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Aset Daerah Provinsi Jawa Tengah”. Dengan menggunakan alat bantu komputer program SPSS Release 22.00, maka dapat diperoleh hasil sebagai berikut: Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 14.075 2.320 6.066 .000 Motivasi .430 .096 .396 4.458 .000

A Dependent Variable :Kinerja PNS

Model pengaruh motivasi kerja (X2) terhadap kinerja PNS(Y2) Pada Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Aset Daerah Provinsi Jawa Tengah dinyatakan dalam bentuk persamaan regresi Y= 14,075 + 0,430X2. Perhitungan dengan hasil Uji signifikansi persamaan regresi dapat disajikan pada tabel berikut ini:

Tabel 4.12.

Signifikansi Motivasi Kerja Terhadap Kinerja PNS Pada Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Aset Daerah

Provinsi Jawa Tengah

ANOVAa Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 78.613 1 78.613 19.876 .000b Residual 423.204 107 3.955 Total 501.817 108 a. Dependent Variable: Kinerja PNS

(34)

71

Berdasarkan uji signifikansi variabel Motivasi Kerja Terhadap Kinerja PNS diperoleh nilai Fhitung 19,876 dengan signifikansi 0,000 sehingga variabel motivasi kerja secara signifikan memberi pengaruh positif terhadap Kinerja PNS Pada Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Aset Daerah Provinsi Jawa Tengah.

Berdasarkan hasil perhitungan di atas dapat disimpulkan bahwa pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja PNS adalah signifikan, dengan persamaan regresi Y= 14,075 + 0,430 X2, menunjukkan bahwa setiap kenaikan satu satuan skor motivasi kerja akan menyebabkan kenaikan skor kinerja PNS sebesar 0,430 satuan pada konstanta 14,075.

Besarnya varian motivasi kerja terhadap kinerja PNS dapat dilihat dari perhitungan SPSS Release 22.00 sebagai berikut: Model Summaryb Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate R Square Change 1 .396a .157 .149 198.876 .157 a.Predictors: (Constant), Motivasi

b. Dependent Variable: Kinerja PNS

Berdasarnya hasil pengujian di atas maka didapatkan besarnya pengaruh kinerja PNS yang ditentukan oleh motivasi kerja sebesar 0,149 atau 14,9 persen (lihat Adjusted R Square). Hal ini berarti 14,9 persen kinerja PNS mendapat pengaruh dari motivasi kerja (SE1) 14,9 persen sedangkan

(35)

72

sisanya 85,1 persen ditentukan oleh faktor lain di luar variabel motivasi kerja.

Kekuatan pengaruh antara motivasi kerja terhadap kinerja PNS dinyatakan dalam koefisien regresi linear dengan signifikansi 0,000 kurang dari 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa hipotesis nol (Ho) ditolak, yang berarti hipotesis penelitian yang menyatakan ada pengaruh yang signifikan antara motivasi kerja terhadap kinerja PNS pada Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Aset Daerah Provinsi Jawa Tengah dapat diterima kebenarannya. Dengan demikian dapat diketahui bahwa setiap kenaikan skor motivasi kerja akan diikuti naiknya skor kinerja PNS pada Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Aset Daerah Provinsi Jawa Tengah, begitu juga sebaliknya.

4.6.3. Analisis Peranan Team Work Sebagai Variabel Moderasi Dalam Hubungannya Antara Pemberian Upah Pungut Terhadap Motivasi Kerja PNS pada Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Aset Daerah Provinsi Jawa Tengah.

Penggunaan alat analisis regresi linear berganda dimaksudkan untuk menganalisis pengaruh variabel bebas terhadap variabel tidak bebas. Dalam penelitian ini adalah membahas tentang analisis Team Work Sebagai Variabel Moderasi Dalam hubungannya Antara Pemberian Upah Pungut Terhadap Motivasi Kerja PNS pada Dinas

(36)

73

Pendapatan dan Pengelolaan Aset Daerah Provinsi Jawa Tengah dengan menggunakan alat bantu komputer program SPSS Release 22.00, diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 4.13.

Hasil Pengujian Regresi Linear Berganda

Model Unstandardize d Coefficients Standardized Coefficients t Signifikansi Correlations B Std. Error Beta Partial 1 (Constant) 3.216 1.704 1.887 .062 Upah Pungut .227 .056 .287 4.039 .000 .365 Motivasi Kerja .533 .066 .576 8.091 .000 .618 . a Dependent Variable: Team Work

Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2016

Dengan demikian hasil persamaan regresi linear berganda dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

Y= 3,216 + 0,227 X1 + 0,533 X2

Dari persamaan tersebut di atas, maka dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Persamaan di atas menunjukkan bahwa pemberian upah pungut (X1) dan motivasi kerja (X2) berpengaruh positif dan signifikan terhadap Team Work (Y3). Hal ini dapat dilihat dari besarnya nilai koefisien masing-masing variabel penelitian yaitu pemberian upah pungut dan motivasi kerja yang positif.

2. Berdasarkan persamaan di atas dapat diketahui bahwa variabel bebas yang paling berpengaruh terhadap team work sebagai variabel moderasi adalah motivasi kerja. Kemudian diikuti dengan variabel pemberian upah

(37)

74

pungut. Hal ini dapat dilihat dari besarnya nilai koefisien masing-masing variabel penelitian yaitu pemberian upah pungut sebesar 0,227, sedangkan motivasi kerja sebesar 0,533 sehingga variabel motivasi kerja mempunyai pengaruh yang paling besar terhadap peranan team work sebagai variabel moderasi pada Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Aset Daerah Provinsi Jawa Tengah.

Uji F dilakukan untuk menguji signifikansi variabel bebas terhadap variabel tidak bebas secara bersama-sama. Jika nilai Fhitung lebih besar dari pada Ftabel dan besarnya nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka menerima Ha atau dengan kata lain menerima hipotesis yang menyatakan bahwa variabel bebas berpengaruh secara serentak dan signifikan terhadap variabel tidak bebas. Hasil perhitungan nilai F dengan program SPSS Release 22,00 dapat dilihat pada Tabel 4.14.

Tabel 4.14.

Uji Simultan Antara Variabel Pemberian Upah Pungut (X1) dan Motivasi Kerja (X2) Terhadap Peranan Team Work

sebagai Variabel Moderasi (Y3).

ANOVAa Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 182.012 2 91.006 52.704 .000b Residual 183.034 106 1.727 Total 365.046 108 a. Dependent Variable: Team Work

b. Predictors: (Constant), Motivasi, Upah Pungut

(38)

75

Dalam penelitian tabel 4.14 terdapat uji simultan antara variabel pemberian upah pungut dan motivasi kerja PNS terhadap peranan team work sebagai variabel moderasi. Berdasarkan uji F test di dapat Fhitung 52,704 dengan taraf signifikan (p) 0,000. Karena probabilitas (0,000) jauh lebih kecil dari 0,05, maka Ho di tolak dan hipotesis yang menyatakan bahwa secara bersama-sama ada pengaruh antara pemberian upah pungut dan motivasi kerja terhadap peranan team work sebagai variabel moderasi dapat diterima kebenarannya.

Dengan hasil persamaan regresi Y= 3,216 + 0,227 X1 + 0,533 X2, menunjukkan bahwa setiap kenaikan satu satuan skor pemberian upah pungut dan satu satuan skor motivasi kerja akan menyebabkan kenaikan skor team work yang berperan sebagai variabel moderasi sebesar 0,76 satuan pada konstanta 3,216.

Besarnya varian team work yang berperan sebagai variabel moderasi yang ditentukan dari penerimaan upah pungut dan motivasi kerja dapat dilihat dari perhitungan SPSS Release 22.00 sebagai berikut:

Model Summaryb Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate R Square Change 1 .706a .499 .489 131.405 .499 a. Predictors: (Constant), Motivasi, Upah Pungut

(39)

76

Berdasarnya hasil pengujian di atas maka didapatkan besarnya pengaruh team work yang berperan sebagai variabel moderasi yang ditentukan dari penerimaan upah pungut dan motivasi kerja sebesar 0,489 atau 48,9 persen (lihat Adjusted R Square). Hal ini berarti 48,9 persen team work yang berperan sebagai variabel moderasi mendapat pengaruh dari pemberian upah pungut dan motivasi kerja sedangkan sisanya 51,1 persen ditentukan oleh faktor lain di luar variabel pemberian upah pungut dan motivasi kerja.

Kekuatan pengaruh antara pemberian upah pungut dengan motivasi kerja terhadap team work yang berperan sebagai variabel moderasi dinyatakan dalam koefisien regresi ganda (r) 0,706. Dengan demikian hipotesis ketiga yang menyatakan ada pengaruh team work yang berperan sebagai variabel moderasi dalam hubungannya antara pemberian upah pungut terhadap motivasi kerja pada Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Aset Daerah Provinsi Jawa Tengah dapat diterima kebenarannya.

4.7.Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil analisis data menunjukkan bahwa besarnya pengaruh pemberian upah pungut terhadap motivasi kerja adalah signifikan yang menunjukkan bahwa setiap kenaikan satu satuan skor pemberian upah pungut akan menyebabkan kenaikan skor motivasi kerja PNS. Pemberian

(40)

77

upah pungut merupakan suatu penerimaan sebagai suatu imbalan dari pemberian kerja kepada penerima kerja untuk suatu pekerjaan atau jasa yang telah dilakukan dan berfungsi sebagai jaminan kelangsungan kehidupan yang layak bagi kemanusiaan dan dinilai dalam bentuk uang yang ditetapkan menurut suatu persetujuan, undang-undang peraturan, dibayarkan atas dasar suatu perjanjian kerja antara pemberi kerja dan penerima kerja. Besarnya pengaruh motivasi kerja yang ditentukan oleh pemberian upah pungut sebesar lima koma tujuh persen. Hal ini berarti lima koma tujuh persen motivasi kerja PNS mendapat pengaruh pemberian upah pungut sedangkan sisanya sembilan empat koma tiga persen ditentukan oleh faktor lain di luar variabel pemberian upah pungut. Oleh karena itu terbukti memberikan pengaruh yang positif bagi motivasi kerja PNS atau sumbangan efektif yang memberi pengaruh pemberian upah pungut terhadap motivasi kerja.

Analisis pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja mendapatkan hasil yang signifikan, setiap kenaikan satu satuan skor motivasi kerja akan menyebabkan kenaikan skor kinerja PNS. Motivasi merupakan keinginan dalam diri seseorang yang menyebabkan orang tersebut bertindak. Biasanya orang bertindak karena adanya alasan untuk mencapai tujuan. Memahami motivasi sangatlah penting karena kinerja, reaksi terhadap kompensasi dan persoalan

(41)

78

sumber daya manusia yang lain dipengaruhi dan mempengaruhi motivasi. (Malthis, 2006: 114). Adapun besarnya varian kinerja PNS yang ditentukan oleh motivasi kerja adalah empat belas koma sembilan persen. Hal ini berarti empat belas koma sembilan persen kinerja PNS mendapat pengaruh dari motivasi kerja.

Hasil analisis peranan Team Work sebagai variabel Moderasi dalam hubungannya antara Pemberian Upah Pungut terhadap Motivasi Kerja PNS, bahwa setiap kenaikan satu satuan skor akan menyebabkan kenaikan skor team work yang berperan sebagai variabel moderasi dengan besarny. Adapun besarnya varian team work yang berperan sebagai variabel moderasi yang ditentukan dari penerimaan upah pungut dan motivasi kerja adalah empat puluh delapan koma sembilan persen. Pemberian upah pungut yang dikelola dengan baik atau dilaksanakan sebagaimana mestinya dalam jangka panjang dapat menjadi alat yang efektif bagi semangat kerja karyawan (Yensy, 2010:33). Pemberian upah pungut yang baik akan berpengaruh terhadap kinerja perusahaan, sehingga akan berdampak kepada motivasi karyawan.

Berdasarkan rumusan hipotesis yang menyatakan Ha (Hipotesis alternatif) adalah Terdapat pengaruh yang signifikan antara pemberian upah pungut terhadap motivasi kerja, motivasi kerja terhadap kinerja PNS dan hipotesis ketiga yaitu terdapat peranan team work sebagai variabel

(42)

79

moderasi dalam hubungannya dengan pemberian upah pungut terhadap motivasi kerja sedangkan Ho (Hipotesis Nihil) yaitu Tidak terdapat pengaruh signifikan antara pemberian upah pungut terhadap motivasi kerja, motivasi kerja terhadap kinerja PNS dan hipotesis ketiga yaitu terdapat peranan team work sebagai variabel moderasi dalam hubungannya dengan pemberian upah pungut terhadap motivasi kerja. Berdasarkan hasil penelitian di atas menunjukkan bahwa hipotesis nol (Ho) ditolak dan (Ha) diterima, dengan signifikansi sebesar 0,000 atau probabilitas kurang dari 0,05 yang berarti semua hipotesis penelitian dapat diterima kebenarannya. Jadi dapat diartikan bahwa semua hipotesis penelitian yang menyatakan ada pengaruh yang signifikan antara pemberian upah pungut terhadap motivasi kerja, motivasi kerja terhadap kinerja PNS dan terdapat peranan team work sebagai variabel moderasi dalam hubungannya dengan pemberian upah pungut terhadap motivasi kerja pada Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Aset Daerah Provinsi Jawa Tengah dapat diterima kebenarannya.

Dengan adanya pemberian upah pungut, motivasi yang terbentuk dan Team Work baik dari dalam diri pegawai itu sendiri maupun dari lingkungan, dapat menjadikan diri pegawai terus bersemangat, antusias dan tidak gampang menyerah dalam bekerja. Akhirnya dengan tumbuhnya semangat dalam diri pegawai dalam bekerja akan berdampak pula pada kinerja yang akan dihasilkan oleh pegawai itu

(43)

80

sendiri, menjadikan pegawai tidak memiliki mental yang lemah tetapi memiliki mental yang kuat dan semangat untuk berjuang dalam memberikan kontribusi yang terbaik bagi instansi kerja yaitu pada Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Aset Daerah Provinsi Jawa Tengah.

Gambar

Tabel  4.8  di  atas  dapat  diketahui  bahwa  nilai  tolerance  untuk  variabel    pemberian  upah  pungut  terhadap  motivasi  kerja  PNS  sebesar  1,000  yang  lebih  besar  dari  0,10
Tabel  4.9  di  atas  dapat  diketahui  bahwa  nilai  tolerance  untuk  variabel    motivasi  kerja  terhadap  kinerja  PNS  sebesar  1,000  yang  lebih  besar  dari  0,10

Referensi

Dokumen terkait

“Lisensi adalah izin yang diberikan oleh pemilik Merek Terdaftar kepada pihak lain melalui suatu perjanjian berdasarkan pada pemberian hak (bukan pengalihan hak) untuk

Hasil penelitian menunjukkan iklim belajar Pendidikan Agama Islam tidak menentu dan tidak kondusif, rendahnya kesiapan guru PAI dalam menghadapi percepatan perkembangan siswa,

Proposal Skripsi dengan judul “ Perubahan Kadar Senyawa Bioaktif dan Aktivitas Antioksidan Beras Organik Merah Varietas Saodah pada Variasi Jenis Pengemas Selama Enam

Berdasarkan hasil penelitian ini diperoleh tingkat signifikansi variabel bagi hasil adalah sebesar 0,058 yang artinya lebih besar dari 0,05 (0,058 &lt; 0,05) dan t hitung

Hal ini menunjukkan konsumen yang puas akan suatu merek maka akan semakin tinggi niat konsumen untuk membeli ulang merek tersebut atau dalam penelitian ini

Pada bagian awal telah dikemukakan bahwa prosentase tingkat partisipasi mahasiswa Program Magister Administrasi Publik dalam tuton hanya sekitar 41,67%.dari keseluruhan jumlah

Masalah yang dihadapi adalah bagaimana menyajikan sebuah materi pembelajaran yang lengkap dan menarik sehingga dapat mempermudah mahasiswa dalam memahami pelajaran,

Semua pengumuman dividen baik itu pengumuman kebijakan penurunan dividen maupun pengumuman kebijakan kenaikan dividen direaksi oleh pasar yang tercermin dalam bentuk