• Tidak ada hasil yang ditemukan

GAMBARAN KADAR ASAM URAT PADA WANITA MENOPAUSE DI RSUD CIAMIS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "GAMBARAN KADAR ASAM URAT PADA WANITA MENOPAUSE DI RSUD CIAMIS"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya Analis Kesehatan

Pada Program Studi D3 Analis Kesehatan

Oleh :

ARIF SAEFULLOH NIM. 13DA277004

PROGRAM STUDI D3 ANALIS KESEHATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH

CIAMIS

(2)

v

AN OVERVIEW OF RESEARCH RESULT OF URIC ACID IN MENOPAUSE WOMEN IN HOSPITAL RSUD CIAMIS1

Arif Saefulloh2. Dewi Kania Y3 . Atun Farihatun4

ABSTRACT

Uric acid is the last product from metabolism of purin (adenine and guanine) is the uric nucleat constituents. Uric acid is antioxidant if in the normal range. effect high uric acid is gout. Women uric acid level increases on menopause cause estrogen hormone not productions, estrogen hormone assist excretion uric acid through kidney.

The research aims to know the overview of uric acid levels on menopause women.

The writer used desciptive design in this researach.The research sample is taken from several menopause women who do outpatient a; Clinical Phatology Laboratory of RSUD. The writer chooses 30 samples for the research. Uses aksidental sampling for the research.

This research result shows that uric acid level on the menopause women is in largely high uric acid (>5.7mg/dL) as much as 18 people (60%) and the normal uric acid level (2,4-5,7 mg/dL) 12 people (40%).

The conclusion from thus research is uric acid level on the menopause in RSUD Ciamis is in dominant high uric acid compared normal acid.

Keyword :Uric Acid, Menopause Women Literature : 22, 2002-2014

Information :1 title, 2 students’s name. 3 supervisor’s name 1,supervisor’s name 2.

(3)

INTISARI

Asam urat berasal dari produk akhir dari metabolisme purin (adenine dan guanine) merupakan konstituen asam nukleat. Asam urat sebenarnya adalah antioksidan bila dalam jumlah normal apabila jumlah berlebihan maka akan menimbulkan pengkristalan dan menimbulkan gout. Asam urat dapat meningkat pada wanita menopause yang dapat disebabkan oleh sedikitnya hormon estrogen atau tidak diproduksi untuk membantu mengeksresikan asam urat melalui ginjal yang keluar bersama dengan urin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kadar asam urat pada wanita menopause.

Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif. Sampel penelitian diambil dari sebagian wanita menopause yang melakukan rawat jalan di RSUD Ciamis. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 30 orang. Teknik pengambilan sampel menggunakan aksidental sampling

Hasil dari pemeriksaan ini diperoleh kadar asam urat pada wanita menopause sebagian besar meningkat (>5,7 mg/dL) sebanyak 18 orang (60%) dan yang normal (2.4-5.7 mg/dL) sebanyak 12 orang (40%).

Kesimpulan dari penelitian ini adalah diperoleh kadar asam urat pada wanita menopause di RSUD Ciamis lebih dominan tinggi dibanding dengan normal.

Kata Kunci : Asam Urat, Wanita Menopause Kepustakaan : 22, 2002-2014

Keterangan : 1 Judul, 2 Nama mahasiswa, 3 Nama pembimbing l. 4 Nama pembimbing ll

(4)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Asam urat merupakan produk akhir dari metabolisme purin (adenine dan guanine) dan merupakan konstituen asam nukleat. Asam urat akan tetap ada didalam tubuh dalam kadar yang substansial karena adanya perputaran purin secara terus menerus seiring dengan sintesis dan penguraian DNA dan RNA. Asam urat sebenarnya adalah antioksidan bila dalam jumlah normal apabila jumlah asam urat berlebihan atau hiperurisemia maka akan menimbulkan pengkristalan dan menimbulkan gout yang membahayakan kesehatan (Sacher, Ronald, dan Richard, 2012).

Faktor-faktor yang mempengaruhi kadar asam urat adalah peningkatan produksi asam urat, penurunan ekskesi asam urat, dan peningkatan ekskresi asam urat. Peningkatan produksi karena ada nya asupan makanan yang tinggi purin seperti jeroan, melinjo, sarden dan lain-lain. Penurunan ekskresi asam urat ini salah satunya disebabkan oleh fungsi ginjal yang tidak maksimal sehingga ekskresi asam urat mengalami penurunan, sedangkan peningkatan ekskresi asam urat disebabkan adanya pengaruh hormon estrogen yang membantu proses ekskresi asam urat melalui ginjal sehingga bisa membantu menurunkan kadar asam urat di dalam darah (Sudoyo dkk, 2009).

Di jelaskan dalam Al-Quran surat Thaaha ayat 81 yang berbunyi:

Artinya :“Makanlah di antara rezeki yang baik yang telah Kami berikan kepadamu, dan janganlah melampaui batas padanya, yang

(5)

menyebabkan kemurkaan-Ku menimpau, Dan barangsiapa ditimpa oleh kemurkaan-Ku, maka sesungguhnya binasalah”.

Kaitan dari surat Thaaha ayat 81 dengan penelitian ini adalah asupan makanan yang berlebihan akan menimbulkan penyakit, dalam penelitian ini disebutkan asam urat dipengaruhi oleh asupan makanan tinggi purin yang berlebihan akan menimbulkan peningkatan asam urat sehingga bisa menimbulkan penyakit.

Sebelum menopause, wanita cenderung memiliki asam urat yang normal terbukti hanya 5% wanita yang belum menopause yang terkena gout. Pada usia 60 tahun wanita mengalami peningkatan 50% menderita gout, dan pada lansia usia 80 tahun jumlah penderita penyakit gout pada wanita lebih banyak dari pada pria (Middleton, 2014).

Berdasarkan data pemeriksaan asam urat pada wanita menopause tahun 2015-2016 di laboratorium RSUD Ciamis kadar asam urat pada wanita menopause umur lebih dari 60 tahun adalah tinggi dengan rata-rata 6,6 mg/dL, dan rata-rata pasien perbulan sebanyak 35 orang.

Peningkatan asam urat ini terjadi pada pria yang telah lanjut usia karena hormon androgen lebih aktif sehingga mengakibatkan penumpukan asam urat pada tubuh, namun bisa juga pada wanita yang sudah mengalami masa menopause. Kadar asam urat dikatakan tinggi/ hiperurisemia pada wanita jika kadar asam urat >6mg/dl. Pada wanita menopause bisa meningkat yang di sebabkan oleh hormon estrogen yang sudah hampir hilang. Hormon estrogen mempunyai 3 bagian yaitu estron,estradiol, dan estriol. Estradiol merupakan bagian terbesar dari estrogen, estradiol pada wanita menopause hanya diproduksi 10pg/ml sedangkan pada wanita belum menopause diproduksi 0,09-0,025 mg/ml, estradiol tersebut mempunyai peranan penting dalam membantu eksresi asam urat melalui ginjal, sehingga

(6)

3

bila estradiol diproduksi dalam jumlah kecil maka bisa menyebabkan hiperurisemia, dan gout (Mumford dkk, 2013).

Pada latar belakang tersebut peneliti tertarik untuk meneliti kadar asam urat darah pada wanita menopause di RSUD Ciamis.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat diambil rumusan masalah sebagai berikut “Bagaimana gambaran asam urat pada wanita menopause di RSUD Ciamis?”

C. Tujuan Penilitian

Untuk mengetahui gambaran kadar asam urat pada wanita menopause di RSUD Ciamis.

D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Bagi Penulis

Menambah pengetahuan dan wawasan mengenai kadar asam urat pada wanita menopause di RSUD Ciamis.

2. Manfaat Bagi Akademis

Menambah kepustakaan tentang asam urat bagi para pembaca dan Mahasiswa STIKes Muhammadiyah Ciamis.

3. Manfaat Bagi Masyarakat

Memberikan informasi tentang manfaat kadar asam urat pada wanita menopause.

E. Keaslian Penilitian

Penelitian terdahulu adalah Novianti (2014) “Perbandingan Asam Urat Pada Wanita Menopause” dan Lala (2015) “Gambaran Asam Urat Pada Laki-laki Dewasa”.

Penelitian ini memiliki kesamaan topik dengan yang pernah dilakukan oleh Novianti di Universitas Maranatha tahun 2014 tentang

(7)

“Perbandingan Asam Urat Pada Wanita Menopause dan Belum Menopause”, namun memiliki perbedaan metode yang digunakan. Dimana metode peneliti sebelumnya menggunakan metode Uricase/UV strip pada alat Uric Acid (UA) sure meter, sedangkan penelitian ini menggunakan metode Uricase menggunakan alat Photometer 5010 v5+ Rielle.

Penelitian ini memiliki kesamaan topik dengan yang pernah dilakukan oleh Lala di STIKes Muhammadiyah Ciamis tahun 2015 tentang “Gambaran Asam Urat Pada Laki-laki Dewasa di Kabupaten Ciamis”, namun memiliki perbedaan pada subjek penelitian nya, peneliti pendahulu meneliti pada subjek laki-laki dewasa, sedangkan penelitian ini menggunakan subjek penelitian pada wanita menopause.

Penelitian ini memiliki kesamaan topik dengan yang pernah dilakukan oleh Tirzah Finoza di STIKes Muhammadiyah Ciamis tahun 2015 tentang “Gambaran Kristal Asam Urat Urine Pada Pasien Hiperurisemia”, namun memiliki perbedaan pada subjek penelitian nya, peneliti pendahulu meneliti pada subjek pasien hiperurisemia, sedangkan penelitian ini menggunakan subjek penelitian pada wanita menopause.

(8)

5

BAB II

TINJUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Pengertian Asam Urat

Asam urat berasal dari produk akhir dari metabolisme purin (adenine dan guanine) merupakan konstituen asam nukleat. Di dalam tubuh perputaran purin terjadi secara terus menerus seiring dengan sintesis dan penguraian DNA dan RNA, sehingga walaupun tidak ada asupan purin tetap terbentuk asam urat dalam jumlah substansial. Asam urat sebenarnya adalah antioksidan bila dalam jumlah normal apabila jumlah berlebihan maka akan menimbulkan pengkristalan dan menimbulkan gout (Sacher, Ronald, dan Richard, 2012).

2. Sifat dan Struktur Kimia Asam Urat

Asam urat merupakan asam yang bersifat lemah dengan pKa 5.8. Asam urat cenderung berada di cairan plasma ekstraseluler. Sehingga membentuk ion urat pada netral yaitu sekitar pH 7.4. Kadar asam urat di darah tergantung dari usia, dan jenis kelamin. Kristal asam urat menyerupai jarum-jarum renik yang tajam dan berbau busuk.

Gambar 2.1 Struktur Kimia Asam Urat (Murray, 2014)

(9)

3. Metabolisme asam urat

Asam urat adalah produk akhir dari metabolisme purin. Purin (adenine dan guanine) sebuah konstituen asam nukleat. Di dalam tubuh, perputaran terjadi secara terus menerus seiring dengan sintesis dan penguraian RNA dan DNA, sehingga walaupun tidak ada asupan asam urat dari luar, kadar asam urat akan tetap ada di dalam darah (Lina, 2014).

Gambar 2.2 Skema Metabolisme Asam Urat (A.Swanson, dkk. 2007)

a. Sintesis Asam Urat

Pada manusia pembentukan asam urat yaitu dengan menguban adenosin dan guanosin menjadi asam urat dimulai dari ribose 5-phosphate, dirubah menjadi PRPP dan kemudian ditransformasi menjadi IMP, dari senyawa perantara yang berasal dari adenosine monophosphate (AMP) dan guanosine monophosphate (GMP), purinic nucleotides digunakan untuk sintesis DNA dan RNA, serta inosine yang kemudian akan Intermediate from Glycolysis PRPP AMP IMP Adenosine Inosine GMP Hypoxanthine Guanosine Xanthine Oxsidase

URIC ACID Xanthine Oxsidase

(10)

7

mengalami degradasi menjadi hypoxanthine, xanthine dan akhirnya menjadi uric acid (Murray, 2014).

Inosine monophosphate (IMP) merupakan nukleotida pertama yang dibentuk dari glisin dan basa hypoxanthine terkandung di dalam glisin. Inosinemonophoshat fungsinya sebagai titik cabang dari nukleotida, guanine, adenine, Adenosinemonophospat (AMP) berasal dari penambahan IMP dari sebuah gugus amino aspartat ke karbon enam cincin purin dalam reaksi yang memerlukan GTP (Guanosine Triphosphate), GMP juga berasal dari IMP melalui pemindahan satu gugus amino dari glutamine ke karbon dua cincin purin, reaksi ini ini membutuhkan ATP (Murray, 2014).

Adenosine monophosphate mengalami deaminasi menjadi inosin, kemudian IMP dan GMP mengalami defosforilasi menjadi inosin dan guanosin. Basa hipoxanthine terbentuk dari IMP yang mengalami defosforilasi dan diubah oleh xanthine oxsidase menjadi xhantine serta guanine akan mengalami deaminasi untuk menghasilkan xanthine juga. Xanthine akan diubah oleh xhantine oxsidase menjadi asam urat (Murray, 2014).

b. Ekskresi Asam Urat

Ekskresi asam urat membutuhkan transporter khusus yang terletak di sel tubulus proksimal ginjal, sel epitel usus, dan sel-sel otot polos pembuluh darah. Transporter urat manusia yang terdiri dari URAT1, MRP4, OAT1, dan OAT3, Nukleotida purin adalah prinsip yang konstituen dalam menyimpan energi seluler seperti ATP dan komponen DNA dan RNA. Pada manusia sekitar dua pertiga asam urat di ekskresikan di ginjal melalui urin dan diekskresikan dalam usus melalui tinja untuk menjaga konsentrasi asam urat pada darah agar tetap normal (Murray, 2014).

(11)

Protein Urate Tranporter-1/URAT1 (SlccA12) dan URATv1 (Glut9, Slc2A9) berperan penting dalam proses ekskresi asam urat pada manusia. URAT1 mentranspor asam urat dari lumen ke sel tubulus proksimal, bertukar dengan anion untuk mempertahankan keseimbangan elektrik (Moriwaki, 2014).

URAT1 merupakan anggota OAT (Organik Anion Transporter) keluarga pertama dari cloning ginjal manusia, dimana URAT1 didistribusikan di sepanjang tubulus ginjal yang merupakan membran yang berperan dalam eskresi dan reabsorbsi asam urat (Hediger dkk, 2005).

Asam urat dikeluarkan di ginjal (70%) dan traktus gastrointestinal (30%) tergantung dari kadar asam urat pada darah, namun asam urat akan kurang terkeskresikan bila pH urin asam karena asam urat akan membentuk kristalisasi dan menjadi batu, jika pH urin meningkat maka eksresi asam urat dapat meningkat (Syukri, 2007).

c. Mekanisme Reabsorbsi Asam Urat

Mekanisme reabsobrsi asam urat terjadi di ginjal, asam urat disaring dan diserap di tubulus proksimal. Reabsorbsi tersebut terjadi tergantung adanya transporter tertentu, transporter yang menyerap kembali asam urat adalah URAT1 (SLC22A12) (Reginato dkk, 2012).

Pada keadaan normal asam urat direabsorbsi sebanyak 98%, asam urat mengalami filtrasi reabsorbsi dan sekresi pada tubulus ginjal, asam urat mengalami reabsorbsi secara bertahap sehingga asam urat yang ekskresikan hampir semua berasal dari asam urat yang diekskresikan (Reginato dkk, 2012).

URAT1 terdiri dari 555 resido asam amino dan 12 doamin transmembran, dengan loop hidrofilik besar antara

(12)

9

pertama dan kedua serta keenam dan ketujuh, dan intraseluler NH2 dan terminal COOH, mirip dengan anggota SLC22 lain, dalam lingkaran hidrofilik intraseluler besar antara TM (transmembran) keenam dan ketujuh. URAT1 dinyatakan dalam membran apical sel tubulus proksimal di ginjal manusia, asam urat diangkut melalui URAT1 di apical yang membran sel tubulus proksimal, dalam pertukaran untuk anion diangkut kembali ke lumen tubulus untuk menjaga keseimbangan listrik, asam urat kemudian bergerak melintasi membran basolateral kedalam darah dengan OAT (Organic Anion Transporter) lain. (Heddiger dkk, 2005).

URAT1 didistribusikan sepanjang tubulus ginjal membrane sel yang terlibat dalam reabsorbsi asam urat. Asam urat di ambil oleh OAT1 dan OAT3 dari darah dan diserap ke dalam sel tubulus ginjal melalui URAT1, dalam pertukaran untuk asam dikaboksilat. URAT1, bersama dengan OAT4 memediasi serapan asam urat dari tubulus ginjal ke dalam sel tubulus sel tubulus ginjal dalam pertukaran untuk anion organic seperti asam laktat dan asam nikotinat. Sehingga URAT1 merupakan transporter yang berperan dalam reabsorbsi asam urat (Heddiger dkk, 2005).

4. Pengertian Purin

Purin (adenine dan guanine) merupakan konstituen asam nukleat. Di dalam tubuh, perputaran purin terjadi secara terus menerus seiring dengan sintesis dan penguraian RNA dan DNA, sehingga walaupun tidak ada asupan purin, tetap terbentuk asam urat dalam jumlah yang substansial. Asam urat disintesis terutama dalam hati, dalam suatu reaksi yang dikatalisis oleh enzim xantin oksidase. Asam urat kemudian mengalir melalui darah ke ginjal, tempat zat ini di filtrasi, direabsorbsi sebagian, dan diekskresi

(13)

sebagian sebelum akhirnya dieksresikan melalui urine. Daging, leguminosa (tumbuh-tumbuhan polong), dan ragi merupakan makanan yang banyak mengandung purin. Pada diet rendah purin, eksresi harian adalah sekitar 0,5 g, pada diet normal ekskresinya adalah sekitar 1gram perhari (Sacher, Ronald, dan Richard, 2012).

5. Metabolisme Purin

Metabolisme purin itu sendiri mempunyai pengertian sendiri. Purin adalah protein yang termasuk dalam golongan nucleoprotein, Selain di dapat dari makanan, purin juga berasal dari pengahancuran sel-sel tubuh yang sudah tua. Pembuatan atau sintesa purin juga dapat dilakukan oleh tubuh sendiri dari bahan-bahan seperi CO2, Glisin, Glutamin, asam asparat, dan

asam folat. Diduga metabolisme purin diangkat ke hati, kemudian mengalami oksidasi menjadi asam urat. Kelebihan asam urat dibuang melalui ginjal dan usus. Asam urat merupakan asam lemah yang pada pH normal akan terionisasi di dalam darah dan jaringan menjadi ion urat. Dengan berbagai kation yang ada, ion urat akan membentuk garam monosodium urat (MSU) (Price, 2005).

Pada pembentukan kristal antara lain konsentrasi konsentrasi MSU di tempat terjadinya kristalm temperature local, ada tidaknya zat yang mempertahankan kelarutan asam urat di dalam cairan sendiri seperti proteoglikan, serta berkurangnya jumlah air dalam cairan sendi. Kelarutan garam urat dan asam urat sangat penting pada pembentukan kristal. Garam urat lebih mudah larut di dalam plasma, cairan sendi, dan urin. Kelarutan asam urat akan meningkat apabila p >4. Umumnya darah pada manusia dapat menampung kadar asam urat sampai tingkat tertentu. Bila kadar asam urat plasma melebihi daya larutnya,

(14)

11

misalnya >7 mg/dl maka plasma darah menjadi sangat jenuh keadaan ini disebuh hiperurisemia. Pada keadaan hiperurisemia, darah tidak akan mampu lagi menampung asam urat sehingga akan menimbulkan pengendapan kristal urat di berbagai organ seperti sendi dan ginjal. Untuk mempertahankan konsentrasi asam urat darah dalam batasan normal, asam urat harus dikeluarkan atau di sekresi melalui ginjal (Vitahealth, 2005).

6. Pengertian Hiperurisemia

Hiperurisemia adalah keadaan dimana terjadi peningkatan kadar asam urat di atas normal dan dapat mencerminkan kelainan patologi. Pada sebagian besar penilitian epidemologi, di sebut sebagai hiperurisemia. Jika kadar asam urat pada darah orang laki-laki dewasa lebih dari 7,0 mg/dl dan 6,0 mg/dl pada perempuan dewasa maka dapat disebut hiperurisemia (Sudoyo dkk, 2009).

Asam urat kurang larut dalam air, dan konsentrasi urat yang tinggi dalam urin mudah menyebabkan pengendapan kristal urat yang dapat membentuk batu ginjal urat. Demikian juga, kadar asam urat darah yang tinggi sering menyebabkan pengendapan darah yang tinggi sering menyebabkan pengendapan kristal urat di jaringan lunak, terutama sendi. Sindrom klinis ini adalah gout, Kristal di jaringan menyebabkan respons peradangan, disertai pembebasan enzin-enzim dari leukosit dan kerusakan jaingan local yang menyebabkan terbentuknya lingkungan asam yang semakin mempermudah pembentukan lebih banyak kristal urat, demikian seterusnya, dalam suatu siklus yang membengkak, meradang, dan nyeri. Pada pasien dengan gout kadang-kadang terbentuk batu urat, tetapi orang normonumerik (mereka yang kadar asam urat dalam darah nya normal) dapat menderita batu urat apabila kadar asam urat dalam urine berlebihan. Rentang

(15)

acuan untuk asam urat di serum lebih tinggi pada laki-laki sehat di bandingkan pada perempuan sehat, sehingga pada laki-laki lebih rentan menderita gout (Sacher, Ronald, dan Richard, 2012).

Faktor hormon yang mempengaruhi asam urat meningkat pada wanita menopause adalah hormon estrogen yang sudah hampir tidak diproduksi.

7. Pengertian Menopause

Menopause merupakan sebuah kata yang mempunyai banyak arti yang terdiri dari kata men dan pauses yang berasal dari bahasa Yunani, yang pertama kali digunakan untuk menggambarkan berhentinya haid. Ini merupakan suatu akhir proses biologis dari siklus menstruasi yang terjadi karena penuruan produksi hormone estrogen (Morgan, 2009).

Penurunan kadar estrogen, menyebabkan periode menstruasi yang tidak teratur, dan dapat dijadikan petunjuk terjadinya menopause, ada 3 periode menopause yaitu klimaterium dimana menstruasi menjadi tidak teratur terjadi pada umur 40 tahun, menopause dimana wanita tidak lagi mengalami menstruasi dan dikatakan menopause apabila tidak mengalami menstruasi selama 12 bulan terjadi pada umur 45 dan 55 tahun, dan Senium dimana wanita sudah dapat menyesuaikan dengan kondisinya terjadi pada umur 65 tahun (Morgan, 2009).

Ovarium manusia menjadi tidak responsif terhadap gonadotropin seiring dengan pertambahan usia, dan fungsinya menurun sehingga siklus seksual hilang (menopause), Ovarium yang tidak responsif ini berkaitan dengan penuruan folikel primordial, wanita biasanya tidak teratur dan terhenti menstruasi pada usia 45 dan 55. Usia rata-rata mulainya menopause adalah 52 tahun (Murray, 2006).

(16)

13

Ovarium yang tidak responsif ini disebabkan oleh penurunan jumlah folikel primordial, yang terjadi mendadak pada saat menopause.Ovarium tidak lagi mensekresikan progesterone dan 17β-estradiol dalam jumlah kecil dalam aroamtisasi androstenedion dalam sirkulasi (Murray, 2006).

8. Pengertian Estrogen

Estrogen merupakan hormon salah satu hormon steroid kelamin karena mempunyai struktur kimia berintikan steroid yang secara fisiologik sebagian besar diproduksi di kelenjar endokrin system reproduksi wanita. Estrogen alamiah yang terpenting adalah Estradiol (E2) , Estron (E1, dan Estriol (E3), jenis estrogen yang terbesar adalah Estradiol (Saryono, 2008).

Estrogen dihasilkan oleh ovarium dan dibentuk melalui reaksi aromatisasi androgen dalam proses yang kompleks dan melibatkan tiga tahap hidroksilasi yang masing-masing memerlukan O2 Estrogen tidak lagi diproduksi pada wanita

menopause karena ovarium tidak lagi responsif (Saryono, 2008).

9. Pengaruh Menopause Terhadap Asam Urat

Menopause merupakan titik wanita tidak lagi memproduksi estrogen, estradiol merupakan bagian terbesar dari estrogen, pada belum menopause estradiol diproduksi sebanyak 0,09-0,25 mg/hari, sedangkan pada wanita menopause estradiol diproduksi hanya sebanyak 10 pg/ml, estradiol ini berperan dalam membantu ekskresi asam urat ke ginjal melalui urin, maka jika estradiol dalam tubuh wanita menopause tersebut rendah maka kadar asam urat akan tinggi, karena proses ekskresi sudah tidak terbantu lagi oleh estradiol (Mumford dkk, 2013).

Estradiol menekan kadar protein URAT1 dan Glut9 sehingga tingkat reabsorbsi post sekresi asam urat di tubulus

(17)

proksimal menurun. Penelitian oleh Nicholls menunjukan pemberian stilbestril atau etinilestradiol menurunkan kadar asam urat serum, meningkatkan sekresi di ginjal dan fractional excretion of uric acid (FEUA). Estrogen juga memperbaiki sensitivitas insulin akibatnya FEUA meningkat sedangkan asam urat serum menurun. Sensitivitas insulin berhubungan dengan meningkatkan eksresi asam urat (Moriwaki, 2014 ; Yahyaoui, 2008).

Pengaruh estrogen pada kadar asam urat di dalam darah dikaitkan dengan ekskresi asam urat melalui ginjal. Ekskresi asam urat pada wanita yang masih memproduksi estrogen dapat meningkat dan kadar asam urat di dalam darah dapat normal, namun pada wanita yang sudah tidak memproduksi estrogen, ekskresi asam urat tidak terbantu dan dapat menimbulkan hiperurisemia. Estrogen meningkatkan ekskresi asam urat ginjal, spesifik nya estrogen jenis estradiol yang menekan tingkat protein dari URAT1 dan Glut9 sehingga meningkatkan ekskresi asam urat dari darah melaui ginjal sehingga tidak terjadi hiperurismia (Moriwaki, 2014).

10. Pemeriksaan Kadar Asam Urat

Prinsip pemeriksaan kadar asam urat metode enzimatik adalah uricases memecah asam urat menjadi allantonin dan hidorgen peroksida selanjutnya dengan adanya peroksidase, perksida, tools dan 4-aminophensone membentuk wanra quineimine. Intensitas warna merah yang terbentuk sebanding dengan konsentrasi asam urat. Nilai rujukkan untuk laki-laki : 3.4-7.0 mg/dl, sedangkan untuk perempuan : 2.4-5.7 (Sacher, Ronald, dan Richard, 2012).

Persiapan bagi penderita yang akan diambil sampel nya yaitu puasa 10-12 jam dan tidak mengkonsumi makanan tinggi purin (misalnya : daging, jeroan, sarden, otak) minimal 24 jam

(18)

15

sebelum uji dilaksanakan, oleh karenaa dapat mempengaruhi terdapat hasil pemeriksaan yang dilakukan (Sacher, Ronald, dan Richard, 2012).

11. Faktor yang Mempengaruhi Kadar Asam Urat Darah

Menurut (Sacher, Ronald, dan Richard, 2012) faktor yang mempengaruhi kadar asam urat darah adalah :

a. Peningkatan produksi

1) Mekanisme idiopatik yang berkaitian dengan gout primer 2) Diet purin yang berlebihan seperti jeroan, leguminosa 3) Pengobatan sitolitik untuk keganasan, erutama leukemia 4) Polisitemia

5) Metaplasma myeloid 6) Anemia sel sabit b. Penuruan Eksresi

1) Ingesti alkohol 2) Diuretik tiazid 3) Asidosis laktat

4) Aspirin dosisi <2 g/hari

5) Kestioasidosis, terutama pada diabestes atau kelaparan 6) Gagal ginjal

c. Peningkatan Eksresi 1) Estrogen

2) Antikoagulan koumarin 3) Kortikosteroid dan ACT

12. Faktor-Faktor yang Dapat Mempengaruhi Kestabilan Kadar Asam Urat.

Hasil pemeriksaan laboratorium yang tepat dan teliti dapat tercapai apabila di dalam proses pemeriksaan terhadap sampel selalu memperhatikan secara beberapa hal yaitu : persiapan penderita harus puasa 10-12 jam, pengambilan sampel penderita,

(19)

proses pemeriksaan sampel dan pelaporan hasil pemeriksaan sampel. Penyimpanan sampel ddilakukan apabila pemeriksaan ditunda atau sampel dikirim ke laboratorium lain. Berkaitan dengan hal tersebut ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penyimpanan sampel yaitu : waktu penyimpanan sampel, cara penanganan sampel dan suhu penyimpanan sampel (Mulyono, 2010).

a. Waktu Penyimpanan Sampel

Penyimpanan terhadap sampel perlu dilakukan apabila pemeriksaan tertunda. Proses penyimpanan ini harus sesuai dengan prosedur yang telah di tetapkan, sehingga diperoleh hasil pemeriksaan asam urat yang akurat. Waktu penyimpanan yang disarankan untuk asam urat adalah selama 5 hari pada suhu 2-8ºC (Depkes, 2002).

b. Suhu Penyimpanan Sampel

Sampel yang digunakan harus layak diperiksa agar nilai yang keluar benar-benar, maka dibutuhkan waktu penyimpanan sampel yang baik dan suhu yang sesuai,. Pemeriksaan kadar asam urat darah dengan menggunakan plasma disimpan di refrigator pada suhu 2-8 ºC (Depkes, 2002).

c. Cara Penanganan Sampel

Penanganan terhadap sampel yang digunakan untuk pemeriksaan perlu perlakuan yang benar, oleh karena penangan sampel yang tidak sesuai prosedur akan mempengaruhi hasil pemeriksaan yang tidak akurat. Pemeriksaan menggunakan sampel plasma, maka plasma dippisahkan terlebih dahulu dari sel darahnya dalam waktu maksimal 2 jam dari pengambilan sampel, selanjutnya plasma disimpan dalam refrigator pada suhu 2-8ºC bila tidak akan langsung diperiksa (Depkes, 2002).

(20)

17 Faktor Eksternal  Konsumsi makanan tinggi purin  Konsumsi obat-obatan yang mempengaruhi kadar asam urat  Konsumsi alkohol Faktor Internal  Kelainan metabolisme purin  Diabetes  Gagal Ginjal  Konsumsi alkohol B. Kerangka Konsep

Gambar 2.3 Kerangka Konsep Penelitian

: Variabel yang akan diteliti. : Varibel yang tidak diteliti.

Tidak mengalami menstruasi selama minimal 12 bulan Wanita Menopause Pemeriksaan Sampel (asam urat)

Faktor resiko peningkatan asam urat

(21)

Abdurahman, M., Muhidin, S.A. dan Somantri, A. (2011). Dasar-dasar Metode Statistik Untuk Penelitian. Bandung: CV Pustaka Setia.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia Pusat Laboratorium Kesehatan ,2002. Pedoman Praktek Laboratorium Yang Benar.

Gandasoebrata, R. (2007). Penuntuan Laboratorium Klinik. Jakarta: Dian Rakyat.

Hediger, M. A., Johnson, R. J., Miyazaki, H., & Endou, H. (2005). MolecularPhysiologi of urate transport.

Nurlaela Lala (2015). Gambaran Kadar Asam Urat Pada Laki-Laki Dewasa Kabupaten Ciamis di Kabupaten Ciamis.

Lina, N. (2014) Analisis Kebiasaan Makan Yang Menyebabkan Peningkatan Kadar Asam Urat.

Middleton, B. (2014). The Gout Killer. Gout in Women .

Morgan, G., Hamilton C. (2009). Obsteri dan Ginekologi : Panduan Praktik Edisi 2. Jakarta : EGC.

Moriwaki, Y. (2014). Effects on Uric Acid Metabolism of the Drugs except the Antihyperuricemics.

Mulyono,B. (2010).Pemantapan Mutu Internal Laboratorium, Alfa Media Yogyakarta.

Mumford, S. L., Dasharathy, S. S., Pollack, A. Z., Perkins, N. J., Mattison, D. R., Cole, S. R., et al. (2013). Serum uric acid in relation to endogenousreproductive hormones during the menstrual cycle .

(22)

Murray, R.K. (2014). Biokimia Harper Edisi 29. Jakarta : EGC.

Novianti. (2014). Perbandingan Kadar Asam Urat Dalam Darah Pada Wanita Menopause dan Belum Menopause.

Price, S. A., dan Lorraine M.C. (2005). Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit Edisi 6. Jakarta : 2005.

Reginato, A. M. ,& Choi, H. K., Mount, D. B. (2012). The genetics of hyperuricaemia and gout.

Sacher, Ronald A dan Richard MC Pherson. (2012). Tinjauan Klinik Hasil Pemeriksaan Laboratrium Edisi 11. Jakarta : EGC.

Saryono. (2008). Biokimia Reproduksi Yogyakarta : Mitra Cendika.

Sudoyo, A. W., Setiyohadi, B., Alwi, I., Simadibrata K, M., & Setiati, S. (2009). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II edisi V . Jakarta.

Swanson A. Todd, Kim I. Sandra, Glucksman J. Marc, (2007). Biochemistry and Molecular Biology. 4th Edition/Asian edition. Baltimore.

Syukir, M. (2007). Asam Urat dan Hiperurisemia.

Vitahealth, 2005, Asam Urat, PT. Gramedia Pustaka Utama: Jakarta.

Yahyaoui, R., Esteva, I., Haro-Mora, J., Almaraz, M., Morcillo, S., RojoMartinez, G., et al. (2008). Effect of Long-Term Administration of CrossSex Hormone Therapy on Serum and Urinary Uric Acid in TranssexualPersons.

Gambar

Gambar 2.2 Skema Metabolisme Asam Urat
Gambar 2.3 Kerangka Konsep Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Pengaruh Program Sekolah berwawasan lingkungan Terhadap Kognitif Afektif dan Psikomotorik Lingkungan Hidup Siswa Sekolah Dasar di Kota Medan(Studi Kusus di SD

maka kami mohon kehadiran Bapak/ Ibu untuk menjadi Tim Penguji PKN/KKN sesuai dengan jadwal di atas. Demikian, atas perhatiannya kami ucapkan

• Tujuan utama mempelajari Mekanika Bahan adalah untuk menentukan besarnya tegangan ( stresses ), regangan (strains) dan perpindahan ( displacement ) pada suatu

a. Pastikan bahwa media dan/atau APE yang akan digunakan dalam pembelajaran, sudah tersedia sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian, baik ketersediaan jenis maupun

Penulisan ilmiah ini menjelaskan mengenai perancangan program aplikasi pendaftaran dan pembayaran siswa SLTP Harjamukti dengan menggunakan bahasa pemrograman Visual Basic 6.0

Pembuatan Penulisan Ilmiah ini menggunakan Aplikasi software Visual Basic 6 dengan Ms.Access 2003 sebagai aplikasi datbasenya.Data-data diambil langsung dari lokasi penelitian

2015, yang dibentuk berdasarkan Keputusan Karo Sarpras Polda Bali selaku Kuasa Pengguna Anggaran Nomor : Kep/08/XII/2014 tanggal 30 Desember 2014 tentang Penunjukan dan

Setelah batas akhir waktu upload dokumen penawaran secara elektronik melalui Lpse Polda Bali, penyedia yang mengupload dokumen penawaran tidak ada sehingga menyebabkan lelang