• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Lingkungan kerja merupakan bagian yang penting dalam perusahaan.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Lingkungan kerja merupakan bagian yang penting dalam perusahaan."

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Lingkungan kerja merupakan bagian yang penting dalam perusahaan. Meskipun lingkungan kerja tidak melaksanakan proses produksi dalam suatu perusahaan, namun lingkungan kerja mempunyai pengaruh langsung terhadap para karyawan yang melaksanakan proses produksi tersebut. Menurut Sedarmayanti (2001) lingkungan kerja terbagi menjadi dua yaitu lingkungan kerja fisik dan lingkungan kerja non fisik. Lingkungan kerja fisik diantaranya adalah penerangan, temperatur, kelembaban, sirkulasi udara, kebisingan, getaran mekanis, bau tidak sedap, tata warna, dekorasi, musik, dan keamanan di tempat kerja. Sedangkan lingkungan kerja non fisik diantaranya adalah hubungan sosial di tempat kerja baik antara atasan dengan bawahan atau hubungan antara bawahan. Menurut Nitisemito (1982) faktor-faktor yang termasuk lingkungan kerja adalah pewarnaan, kebersihan, pertukaran udara, penerangan, musik, kebisingan, ruang gerak, dan hubungan antara karyawan atau karyawan dengan atasan. Lingkungan kerja sangat berpengaruh terhadap kinerja seseorang, lingkungan yang sesuai dapat memberikan kesan nyaman dan berfungsi sebagai sarana yang harus diperhatikan terhadap efektivitas dan efisensi kerja (Hammer, 1999) sedangkan lingkungan kerja yang tidak baik dapat mengakibatkan terjadinya kecelakaan di unit-unit produksi yang pada akhirnya secara keseuruhan akan menurunkan tingkat produktivitas perusahaan (Thamrin, 2005). Masalah

(2)

mengenai kondisi lingkungan kerja mungkin terlihat sepele namun dampak yang ditimbulkan sangat besar serta menyangkut masalah keuntungan dan kerugian perusahaan dan sampai saat ini masih banyak ditemukan instansi yang kurang memperhatikan hal tersebut.

Kondisi lingkungan kerja yang baik ditandai oleh peredaran udara yang cukup, penerangan lampu yang terang dan jauh dari kebisingan suara yang menganggu konsentrasi kerja, tata ruang yang baik dan warna yang indah serta kebersihan yang terjaga sangat membuat karyawan betah bekerja (Nitisemito, 1982). Lingkungan kerja yang baik akan memberikan kenyamanan pribadi dalam membangkitkan semangat kerja karyawan sehingga dapat mengerjakan tugas-tugas dengan baik (Nitisemito, 1982). Kenyamanan dalam bekerja merupakan hal yang diinginkan oleh tiap pekerja dan secara tidak langsung merupakan prediktor yang penting dalam efisensi operasional perusahaan seperti produktivitas, kepuasan kerja, kesejahteraan, dan keselamatan kerja (Miller, 2008). Rasa nyaman adalah suatu keadaan telah terpenuhinya kebutuhan dasar manusia yang bersifat individual dan holistik yang dapat menyebabkan perasaan sejahtera pada diri individu tersebut (Kolcaba, 2003).

Kenyamanan ruang adalah segala sesuatu yang memperlihatkan penggunaan ruang secara harmonis, baik dari segi bentuk, tekstur, warna, aroma, suara, bunyi, cahaya, atau lainnya (Simond, 1997). Menurut Hakim (2006), faktor yang mempengaruhi kenyamanan yaitu sirkulasi, daya alam atau iklim, kebisingan, bau-bauan, bentuk, keamanan, keindahan, kebersihan, dan

(3)

ataupun warna (Hakim, 2006). Warna memiliki banyak kegunaan selain dapat mengubah rasa juga mempengaruhi cara pandang dan menutupi ketidaksempurnaan serta bisa membangun suasana atau kenyamanan untuk semua orang (Nugroho, 2008). Tujuan pewarnaan di ruang kerja tidak hanya sekedar menyenangkan mata saja tetapi mempunyai tujuan lain yaitu untuk meningkatkan kenyamanan dalam ruang kerja sehingga dapat memperbesar efisiensi kerja para karyawan (Gie, 2007).

Warna adalah uraian cahaya yang terpisah ke dalam unsur-unsur visual (Hakim, 2006). Saat mata menangkap warna yang sebenarnya terlihat adalah pantulan cahaya dari sebuah benda yang kemudian diterima atau ditangkap mata. Refleksi cahaya memiliki panjang gelombang yang berbeda-beda yang diserap atau dipantulkan oleh permukaan benda yang berbeda-beda. Perbedaan gelombang cahaya inilah yang menciptakan perbedaan warna (Imelda, 2006). Warna bukan saja sebagai elemen estetik dalam ruang, tapi juga dapat memberikan efek psikologis kepada pengguna warna tersebut. Pengaruh dari sebuah warna tidak hanya mekanisme dari penglihatan, tapi juga sebuah sensasi atau perasaan yang secara langsung mengaktifkan pikiran kita dan mekanisme kognitif kita (Mahnke, 1996).

Warna dapat mempengaruhi penerangan kantor, warna juga dapat mempengaruhi perasaan kita serta warna juga dapat mempercantik kantor (Moekijat, 2002). Penggunaan warna yang tepat pada dinding ruangan dan alat-alat kerja dapat memberikan kesan gembira, ketenangan bekerja juga mencegah kesilauan yangditimbulkan oleh cahaya yang berlebihan (Moekijat, 2002). Warna

(4)

juga dapat mengkamuflasekan sesuatu, misalnya ruang yang sempit dapat kelihatan lebih luas dan sesuatu yang mempunyai proporsi kurang bagus menjadi bagus (Pile, 2003). Selain itu warna dapat berfungsi sebagai alat untuk menciptakan ilusi tentang besarnya dan suhunya ruangan kerja yang memiliki efek psikologis dan menghindari timbulnya ketegangan mata (Schultz, 1982).

Warna adalah salah satu elemen dalam lingkungan perkantoran yang mempunyai dampak penting bagi karyawan (McShane, 1997). Meskipun sebagian besar karyawan sadar akan dampak fisik warna, namun banyak yang tidak sadar akan dampak psikologisnya, baik positif maupun negatif pada produktivitas, kenyamanan, kelelahan, moral, tingkah laku, dan ketegangan (Sukoco, 2007). Unsur warna dalam merancang ruang kerja merupakan sifat dasar yang dimiliki oleh semua bentuk dan memegang peranan yang sangat penting dalam hubungannya dengan aktivitas di dalam ruang kerja tersebut. Warna yang digunakan dalam ruang kerja tidak hanya berfungsi untuk mempercantik tapi juga perlu diperhatikan faktor keindahan dan psikologis dari warna tersebut. Riset telah membuktikan adanya reaksi tubuh manusia terhadap warna baik secara psikologis maupun fisiologis (Allen dan Stimpson, 1994). Riset tersebut membuktikan bahwa warna mempengaruhi suasana hati dan perasaan seseorang dalam hubungannya dengan space. Oleh karena itu, perlu berhati-hati dalam memilih warna suatu ruang tertentu yang disesuaikan dengan aktivitas yang dilakukan dalam ruang tersebut.

(5)

kantor yang nyaman untuk bekerja sebagai atribut dengan nilai tertinggi di semua jenis pekerjaan. Penelitian lain yang dilakukan oleh Patricia Pitzer (2006) menyimpulkan bahwa tugas dasar dari suatu perusahaan adalah menghasilkan kondisi kerja yang nyaman dan tidak menimbulkan bahaya bagi kesehatan manusia.

Sebuah hasil penelitian yang dikutip dari A Study in Color Prefences of School Children oleh F.S Breed & S.E. Katz yang dilakukan pada 2.000 orang siswa yang telah melewati masa remaja memberikan gambaran bahwa warna merah lebih disukai wanita dan warna biru lebih disukai pria, warna murni dan hangat seperti keluarga kuning, jingga, dan merah disukai untuk ruangan sempit sementara warna gelap dan warna pastel disukai untuk ruangan luas (Darmaprawira, 2002). Hasil penelitian yang dilakukan oleh Rahmawan Dwi Prasetya (2007) menemukan bahwa penggunaan komposisi warna dengan dominasi putih pada ruang kerja lebih mampu menurunkan stres kerja dibandingkan dengan komposisi warna harmonis monokrom (warna biru) dan penggunaan komposisi warna yang tidak harmonis (warna merah yang dikombinasikan dengan warna hijau, biru, kuning, jingga, coklat, ungu, dan krem) pada ruang kerja berpotensi meningkatkan stres kerja.

Penelitian ini mengambil obyek penelitian di ruang kerja Departemen Psikologi Industri Organisasi (PIO) Universitas Sumatera Utara. Ruang kerja ini ditempati oleh tujuh orang dosen PIO. Berdasarkan hasil observasi awal penulis kondisi ruang kerja kurang nyaman dimana berkas-berkas atau buku ditumpuk di pinggir ruangan atau dibawah meja sehingga terlihat berantakan, peralatan kerja

(6)

kurang tersusun dengan rapi, ruangan juga cukup padat karena terdapat 6 meja kerja para dosen, 1 rak buku, 1 meja printer, dan 1 buah dispenser padahal ukuran ruangan tidak terlalu luas dan warna dinding ruangan sudah agak mengelupas di beberapa bagian dinding. Berdasarkan wawancara awal dengan seorang dosen yang bekerja di ruangan ini mengatakan bahwa kondisi ruang kerja sekarang kurang nyaman sehingga dibutuhkan perubahan salah satunya adalah dengan mengubah warna ruang kerja. Warna dinding ruangan yang digunakan dalam ruang kerja sekarang ini adalah warna krem. Ruang kerja Departmen PIO yang kurang nyaman dapat mempengaruhi semangat kerja para dosen sehingga mengakibatkan rendahnya produktivitas kerja padahal beban kerja para dosen termasuk cukup berat karena mereka memiliki tanggung jawab untuk mengajar, menguji, membimbing, membuat persiapan kuliah, meneliti, membaca pekerjaan, dan membuat penilaian tugas-tugas mahasiswa di S1, Magister Psikologi Profesi, dan Magister Psikologi Sains yang baru-baru ini dibuka oleh Fakultas Psikologi USU. Disamping beban kerja tersebut, empat orang dosen di Departemen PIO ini memegang jabatan penting dalam struktur Fakultas Psikologi USU yaitu sebagai Ketua Program Studi S-1 Psikologi, Ketua Pusat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (P3M), Ketua Departemen Psikologi Industri & Organisasi dan sekretaris Departemen Psikologi Industri & Organisasi sehingga beban kerja pun semakin bertambah selain harus melaksanakan tanggung jawab sebagai seorang dosen.

(7)

(Darmaprawira, 2002). Warna-warna yang demikian bersifat netral dan tidak akan menimbulkan kekacauan sehingga karyawan dapat bekerja dengan baik dan menyokong kenyamanan serta efisiensi kerja.

Berdasarkan uraian dan latar belakang diatas, penulis tertarik mengadakan penelitian dengan judul “Pengaruh Warna Ruang Kerja Terhadap Kenyamanan Dosen Departemen Psikologi Indusri dan Organisasi Fakultas Psikologi USU.”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan pada latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan masalah yaitu “Apakah warna ruang kerja dapat mempengaruhi kenyamanan dosen Departemen Psikologi Indusri dan Organisasi Fakultas Psikologi USU? “

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh warna ruang kerja terhadap kenyamanan dosen Departemen Psikologi Indusri dan Organisasi Fakultas Psikologi USU.

D. Manfaat Penelitian

Dengan penelitian ini diharapkan akan diperoleh manfaat sebagai berikut:

1. Manfaat teoritis

Hasil penelitian diharapkan dapat menambah khasanah bacaan dan pengaplikasian ilmu pengetahuan ergonomi dalam menciptakan ruang kerja yang nyaman.

(8)

2. Manfaat praktis

Melalui hasil penelitian diharapkan dapat mengetahui tingkat kenyamanan dosen yang bekerja di ruang Departemen Psikologi Indusri dan Organisasi Fakultas Psikologi USU dan efek warna ruang kerja terhadap kenyamanan para dosen Departemen Psikologi Indusri dan Organisasi.

E. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Bab I: Pendahuluan

Bab ini terdiri dari latar belakang masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. Di bab ini digambarkan mengenai berbagai tinjauan literatur dan hasil penelitian sebelumnya.

Bab II: Landasan Teori

Dalam bab ini menguraikan landasan teori yang mendasari masalah yang menjadi objek penelitian. Memuat landasan teori mengenai kenyamanan dan warna. Bab ini juga mengemukakan hipotesa sebagai dugaan sementara terhadap masalah penelitian yang menjelaskan adanya pengaruh perubahan warna ruang kerja terhadap kenyamanan.

Bab III: Metode Penelitian

Bab ini terdiri dari identifikasi variabel, definisi operasional variabel, rancangan penelitian, populasi penelitian, metode pengumpulan data, uji validitas, uji daya

(9)

beda aitem dan reliabilitas alat ukur populasi, hasil uji coba alat ukur, prosedur pelaksanaan penelitian, dan metode analisa data.

Bab IV: Analisa Data dan Pembahasan

Bab ini terdiri dari keseluruhan hasil penelitian. Bab analisa data dan pembahasan akan dimulai dengan memberikan gambaran umum subjek penelitian dilanjutkan dengan hasil penelitian dan pembahasan mengenai hasil analisa data.

Bab V: Kesimpulan

Bab ini terdiri dari kesimpulan yang didapatkan dari hasil penelitian dan saran praktis serta saran metodologis yang bermanfaat, sebagai implikasi penelitian dan untuk peneliti selanjutnya

Referensi

Dokumen terkait

Dengan adanya gempa di wilayah Sumatra Utara dapat dilakukan analisa pola bidang sesarnya yang nantinya akan mempermudah dalam mengetahui pola geometri dari patahan

Pemanfaatan bakteri heterotrof pada ikan lele dumbo ( Clarias sp.) dengan sistem tanpa pergantian air berpengaruh terhadap Laju Pertumbuhan Spesifik/. Spesific Growth Rate

44 Dari tabel alasan responden datang ke Restoran Metduck Paragon Mall Semarang dapat dilihat keseluruhan responden sebanyak 30 responden, diketahui responden yang

Pada akhirnya kondisi tersebut berdampak pada anak-anak, yaitu anak tumbuh dan berkembang dengan kurang memiliki jiwa sosial terutama sikap toleransi terhadap

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan karunia-Nya saya dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Perbedaan Mutu Perilaku Merokok

[r]

Sehingga dapat dilihat hasil penilaian rata – rata yang dicapai nilai dari kegiatan kondisi awal 64,77 dan pada silkus pertama nilai rata – rata yang dicapai 65,45

BANK PEMBANGUNAN DAERAH KALIMANTAN TIMUR Per 30 September 2016 dan 31 Desember 2015. (Dalam