• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 4 PROFI L K ABUPATEN TEGAL 4.1 Profil Geografis 4.1.1 Luas dan Batas Wilayah Administrasi - DOCRPIJM 1504165711BAB 4 Profil Kabupaten Tegal OK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB 4 PROFI L K ABUPATEN TEGAL 4.1 Profil Geografis 4.1.1 Luas dan Batas Wilayah Administrasi - DOCRPIJM 1504165711BAB 4 Profil Kabupaten Tegal OK"

Copied!
52
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV| 1

Penyusunan Dokumen RPI2JM Kabupaten Tegal

BAB 4

PROFIL KABUPATEN TEGAL

4.1 Profil Geografis

4.1.1 Luas dan Batas Wilayah Administrasi

Luas wilayah di Kabupaten Tegal mencapai 87,879 Ha atau 878,79Km2 Dari luasan

wilayah tersebut, sebagian besar merupakan lahan kering (48,09 Ha) dan sebagian lainnya berupa lahan sawah (39,789 Ha).

Adapun batas wilayah Kabupaten Tegal adalah sebagai berikut: Sebelah Utara : Laut Jawa dan Kota Tegal

Sebelah Selatan: Kabupaten Brebes dan Kabupaten Banyumas Sebelah Barat : Kabupaten Brebes dan Kota Tegal

Sebelah Timu : Kabupaten Pemalang

Kabupaten Tegal secara administatif terdiri dari 18 Kecamatan yang terdiri dari 281 desa dan 6 kelurahan, dengan luas wilayah tertinggi berada di Kecamatan Bumi Jawa dengan luasan 88.55 Hadan luas wilayah terendah berada di Kecamatan Slawi dengan luasan 13.36 Ha, berikut tabel luas wilayah di rinci menurut kecamatan:

Tabel IV.1.

Luas Wilayah Dirinci Menurut Kecamatan di Kabupaten Tegal Tahun 2013

(2)

BAB IV| 2

Penyusunan Dokumen RPI2JM Kabupaten Tegal

No Kecamatan Luas

Sumber: Kabupaten Tegal Dalam Angka, 2014

Sumber: Kabupaten Tegal Dalam Angka, 2014(data di olah)

Gambar 4. 1 Grafik Persentase Luasan Desa/Kelurahan di Kabupaten Tegal

4.1.2 Letak dan Kondisi Geografis

Kabupaten Tegal yang termasuk dalam wllayah administratif Provinsi Jawa Tengah dengan pusatnya di Kota Slawi, yang terletak di pesisir utara bagian barat dan sebagian wilayahnya berbatasan dengan laut Jawa atau dikenal dengan Pantai Utara (Pantura), Kecamatan-kecamatan yang wilayahnya berbatasan langsung dengan Laut Jawa adalah Kecamatan Suradadi, Kecamatan Kramat dan Kecamatan Warureja. Secara geografis, Kabupaten Tegal terletak pada posisi antara 108057'06"

BT -109021'30" BT dan 6o50'41" LS - 7015'03" LS.

(3)

BAB IV| 3

Penyusunan Dokumen RPI2JM Kabupaten Tegal

(4)

BAB IV| 4

Penyusunan Dokumen RPI2JM Kabupaten Tegal

4.2 Kondisi Fisik Topografi

4.2.1 Topografi

Berdasarkan kondisi topografi wilayah, Kabupaten Tegal memiliki wilayah dengan tingkat kemiringan 2-15 persen seluas 14,183 Ha, dan yang tingkat kemiringannya 15-40 persen seluas 19,339 Ha, sedangkan wilayah dengan kemiringan datar (0-2%) seluas 46,204 Ha. Kondisi fisik alam yang demikian, menyebabkan Kabupaten Tegal merupakan wilayah yang potensial bagi berkembangnya potensi keragaman hayati dan diusahakannya berbagai komoditas ekonomi. Secara topografis wilayah Kabupaten Tegal terdiri dari 3 (tiga) kategori/ karakteristik daerah, yaitu :

1. Daerah dataran pantai, meliputi Kecamatan Kramat, Suradadi dan Warureja

2. Daerah dataran rendah, meliputi Kecamatan Adiwerna, Dukuhturi, Talang, Tarub, Pagerbarang, Dukuhwaru, Slawi, Lebaksiu sebagian wilayah Suradadi, Warureja, Kedungbanteng dan Pangkah.

3. Daerah dataran tinggi/pegunungan, meliputi Kecamatan Jatinegara, Margasari, Balapulang, Bumijawa, Bojong, sebagian Pangkah dan Kedungbanteng.

4.2.2 Geologi

Secara geologis, potensi bahan galian di Kabupaten Tegal yang berupa bahan galian bangunan (Andesit, DioriVbatu belah, pasir dan teras), bahan galian industri (batu gamping dan gypsum) dan bahan galian keramik (lempung) masih sangat besar dan dapat dijadikan sebagai sumber pendapatan utama dan sumber pendapatan sampingan utama bagi masyarakat lingkungan penambang. Kondis Geologi di kabupaten tegal berfariasi dengan jenis geologi sebagai berikut: geo aliran lava, geo bagian tangan kipas, geo banjir s braiding, geo banjir s meander, geo dataran aluvial, geo dataran struktural, geo dataran vulkan, geo kaki kipas, geo kepala kipas, geo kipas gabungan, geo lungur volkan, geo pegunungan paralel, geo pegunugan volkan, geo perbukitan paralel, geo perbukitan struktural, geo perbuikitan volkan, geo pesisir pantai, geo teras sungai. Lebih jelasnya dapat di lihat pada peta Gelogi.

4.2.3 Hidrologi

(5)

BAB IV| 5

Penyusunan Dokumen RPI2JM Kabupaten Tegal

dan penanggulangan banjir.

3.2.4 Wilayah Rawan Bencana

Permasalahan kerusakan lingkungan hidup yang terjadi makin memprihatinkan, dengan kecenderungan yang semakin buruk. Kondisi ini ditandai dengan permasalahn lokal seperti bencana banjir, tanah longsor, kekeringan, dan kebakaran. Disamping permasalahan lingkungan yang sifatnya lokal, kondisi lingkungan hidup juga menghadapi permasalahan serius yang sifatnya global, antara lain penurunan kuantitas air, pencemaran udara, perubahan iklim, dan pemanasan global. Di Kabupaten Tegal terdapat beberapa daerah yang rawan potensi bencana seperti banjir, tanah longsor, angin topan dan kebakaran.

Banjir, Keitika musim penghujan tiba, daerah yang rawan terkena banjir yaitu Kecamatan Kramat, Kecamatan Suradadi, Kecamatan Warureja, Kecamatan Slawi dan

Kecamatan Margasari.

Tanah Longsor dan Erosi, Wilayah rawan bencana tanah longsor di Kabupaten Tegal meliputi Kecamatan Pangkah, Kecamatan Balapulang, Kecamatan Jatinegara, Kecamatan Bojong dan Kecamatan Bumijawa. Sebab daerahnya merupakan perbukitan dan kondisi tanahnya labil.

Abrasi/ Erosi Abrasi, yang terjadi di Kabupetan Tegal adalah seluas 13,5 Ha atau 0,56% dari total luas abrasi yang terjadi di pantura Jawa Tengah yaitu seluas 24025 Ha (Penataan Ruang Wilayah untuk Pembenahan Koridor Pantura Jawa-Madura, 2005). Abraei/ erosi di wilayah pesisir Kabupaten Tegal terdapat di Kecamatan Kramat (Kelurahan Dampyak), Kecamatan Suradadi (Desa Demangharjo, Desa Suradadi, dan Desa purwahamba), dan Kecamatan Warureja (Desa Kedungkelor) dengan sebaran dan luasan yang beragam. Sedangkan berdasarkan hasil survei lapangan Penataan Kawasan Pesisir Kabupaten Tegal 2407, daerah sekitar pantai di Kabupaten Tegal yang terkena abrasi adalah kawasan Pantai Maribaya, serta pantai sebelah timur Sungai Ketiwon dan Sungai Cenang.

(6)

BAB IV| 6

Penyusunan Dokumen RPI2JM Kabupaten Tegal

Sungai Ketiwon, Sungai Siwarak, dan Sungai Cikiam.

Angin Lisus, Untuk daerah rawan angin lisus meliputi Kecamatan Balapulang, KecamatanJatinegara, Kecamatan Margasari, Kecamatan Bojong.

Gempa Bumi, Kawasan rawan gempa di Kecamatan Balapulang, Kecamatan Bojong, Kecamatan Bumijawa, Kecarnatan Jatinegara, Kecamatan Kedungbanteng, Kecamatan Lebaksiu, Kecamatan Pangkah serta Kecamatan Warureja.

Rawan Bencana gunung Berapi, Kawasan rawan bencana gunung berapi di Kecamatan Bumijawa; serta Kecamatan Bojong

Gelombang Pasang, Kawasan rawan gelombang pasang di Kecamatan Kramat (Desa Kramat dan Maribaya), Kecamatan Suradadi (Desa Bojongsana, Purwahamba, dan Suradadi) serta Kecamatan Warureja (Desa Demangharja).

Kekeringan, Kawasan rawan kekeringan di Kecamatan Balapulang, Kecamatan Bojong, Kecamatan Bumijawa, Kecamatan Jatinegara, Kecamatan Kedungbanteng, Kecamatan Lebaksiu, Kecamatan Margasari, Kecamatan Pagerbarang, Kecamatan Pangkah serta Kecamatan Warureja.

Kebakaran Lahan, Kawasan rawan kebakaran lahan di Kecamatan Balapulang, Kecamatan Bojong, Kecamatan Bumijawa, Kecamatan Jatinegara, Kecamatan Kedungbanteng, Kecamatan Lebaksiu, Kecamatan Margasari, Kecamatan Pangkah, serta Kecamatan Warureja. Sebaran rawan bencana dapat dilihat pada Peta Rawan Longsor dan Peta Rawan Erosi.

4.2.5 Klimatologi

(7)

BAB IV| 7

Penyusunan Dokumen RPI2JM Kabupaten Tegal

Banyaknya Hari Hujan dan Curah Hujan di Kabupaten Tegal Tahun 2013

No Kecamatan Hari

Sumber: Kabupaten Tegal Dalam Angka, 2014

4.2.6 Penggunaan Lahan

Penggunaan lahan di Kabupaten Tegal terbagi atas dua yaitu penggunaan lahan sawah seluas 397,89 Ha atau 45,22 % dari luas total Kabupaten Tegal dan penggunaan lahan bukan sawah seluas 480,90 Ha atau 54,66 % dari luas total penggunaan lahan. dimana penggunaan lahan sawah terdiri atas antara lain yaitu Sebagai Lahan sawah irigasi, sawah tadah hujan sedangkan lahan bukan sawah terdiri dari tegal/kebun, ladang/huma, perkebunan, hutan rakyat dan lain-lain. Lebih jelasnya dapat di lihat pada tabel berikut:

Tabel IV.3.

Penggunaan Lahan di Kabupaten Tegal Menurut Kecamatan Tahun 2013 (Ha)

(8)

BAB IV| 8

Penyusunan Dokumen RPI2JM Kabupaten Tegal

9 Pangkah 1,774 1,777

Sumber: Kabupaten Tegal Dalam Angka, 2014

Sumber: Kabupaten Tegal Dalam Angka, 2014(data di olah)

Gambar 4. 2 Grafik Penggunaan Lahan di Kabupaten Tegal

4.2.7 Litologi (jenis tanah)

Jenis tanah yang ada di Kabupaten Tegal sangat bervariasi dan terbagi sebagai berikut: - Tanah Aluvial dengan produktivitas rendah sampai dengan tinggi terdapat di

Kecamatan Suradadi, Margasari, Warurejo, Bumijawa, Pagerbarang, Pangkah, Dukuhwaru, Adiwerna, Talang, Tarub dan Kramat. Pemanfaatannya pertanian, tambak/perikanan

- Tanah Litosol dengan produktivitas rendah terdapat di Kecamatan Jatinegara - Tanah Regosol, produktivitas rendah sampai dengan tinggi, terdapat diseluruh

kecamatan, kecuali Kecamatan Jatinegara, Kedungbanteng dan Tarub

(9)

BAB IV| 9

Penyusunan Dokumen RPI2JM Kabupaten Tegal

(10)

BAB IV| 10

Penyusunan Dokumen RPI2JM Kabupaten Tegal

(11)

BAB IV| 11

Penyusunan Dokumen RPI2JM Kabupaten Tegal

(12)

BAB IV| 12

Penyusunan Dokumen RPI2JM Kabupaten Tegal

(13)

BAB IV| 13

Penyusunan Dokumen RPI2JM Kabupaten Tegal

(14)

BAB IV| 14

Penyusunan Dokumen RPI2JM Kabupaten Tegal

(15)

BAB IV| 15

Penyusunan Dokumen RPI2JM Kabupaten Tegal

(16)

BAB IV| 16

Penyusunan Dokumen RPI2JM Kabupaten Tegal

4.3 Kondisi Kependudukan

4.3.1 Struktur Penduduk

Komposisi penduduk menurut kelompok usia dapat dibedakan menjadi 2 (dua), yaitu usia produktif dan usia non produktif, sedangkan untuk usia non produktif sendiri dibedakan menjadi 2 (dua) lagi, yaitu usia belum produktif (usia sekolah) dan usia tidak produktif. Kelompok usia belum produktif (usia sekolah adalah antara usia 0-14 tahun yang merupakan tanggungan orang tua, karena belum bisa bekerja, sedangkan yang termasuk dalam usia tidak produktif adalah usia 60 tahun keatas. Adapun untuk usia produktif adalah usia antara 15-59 tahun). Untuk lebih jelasnya tentang jumlah penduduk menurut umur di Kabupaten Tegal dapat di lihat rincian di tabel berikut ini :

Tabel IV.4.

Banyaknya Penduduk Menurut Kelompok Umur Di Kabupaten Tegal Tahun 2013

Kelompok Umur Laki-laki Perempuan Jumlah (Jiwa/Ha)

Jumlah 703,494 711,515 1415,009

Sumber : Kabupaten Tegal Dalam Angka, 2015

(17)

BAB IV| 17

Penyusunan Dokumen RPI2JM Kabupaten Tegal

Angka ketergantungan adalah angka yang menyatakan perbandingan antara banyaknya orang yang tidak produktif (umur dibawah 15 tahun dan 59 tahun keatas) dengan banyaknya orang yang termasuk usia produktif (15-59 tahun). Jumlah penduduk belum produktif sebanyak 366,668 jiwa dan non produktif sebanyak 111,630 jiwa sedangkan usia produktif sebanyak 9367.11 jiwa

4.3.2 Jumlah dan Pertumbuhan Penduduk

Jumlah penduduk kabupaten Tegal akhir tahun menurut kecamatan pada tahun terakhir 2013 dengan jumlah keseluruhan 1415,009 jiwa, dan jumlah penduduk paling banyak adalah Kecamatan Adiwerna dengan jumlah penduduk 119,083 jiwa/Ha, sedangkan jumlah penduduk paling sedikit adalah Kecamatan Kedung Banteng dengan jumlah penduduk 40,214 jiwa/Ha.

Tabel IV.5.

Banyaknya Penduduk Akhir Tahun Menurut Kecamatan Di Kabupaten Tegal Tahun 2013

No Kecamatan

(18)

BAB IV| 18

Penyusunan Dokumen RPI2JM Kabupaten Tegal

4.3.3 Kepadatan Penduduk

Berdasarkan SNI 03-1733-2004 tentang Tata Cara Perencanaan Lingkungan Perumahan Perkotaan, kepadatan penduduk dikategorikan:

- Kepadatan rendah <150 jiwa/ha - Kepadatan sedang 151-200 jiwa/ha - Kepadatan tinggi 201-400 jiwa/ha - Kepadatan sangat tinggi >400 jiwa/ha

Berikut disajikan data mengenai kondisi kepadatan penduduk di Kabupaten Tegal:

Tabel IV.6.

Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan Di Kabupaten Tegal Tahun 2009-2013 (Jiwa/Ha)

No Kecamatan 2009 2010 2011 2012 2013

Sumber : Kabupaten Tegal Dalam Angka, 2014

(19)

BAB IV| 19

Penyusunan Dokumen RPI2JM Kabupaten Tegal

4.3.4 Penduduk Menurut Pendidikan

Jumlah penduduk di lihat dari usia sekolah pada tahun 2013, kelompok usia sekolah paling tinggi adalah usia 7-12 tahun atau setara dengan SD yaitu 138.248. Sedangkan Kecamatan dengan penduduk menurut usia sekolah paling tinggi terdapat di Kecamatan Slawi dengan jumlah 19.494. sedangkan kepadatan penduduk menurut usia paling rendah ada di Kecamatan Kedungbanteng dengan jumlah 5.412 pada tahun 2013.

Tabel IV.7.

Penduduk Menurut Usia Kelompok Sekolah Di Kabupaten Tegal Tahun 2013 (Jiwa/Ha)

No Kecamatan Kelmpok Usia Sekolah Jumlah (Jiwa/Ha)

Sumber Kabupaten Tegal Dalam Angka 2014

4.4 Kondisi Perekonomian

(20)

BAB IV| 20

Penyusunan Dokumen RPI2JM Kabupaten Tegal

mengalami pertumbuhan menjadi 5,25%. Struktur perekonomian di Kabupaten Tegal selama kurun waktu lima tahun didominasi oleh 3 sektor yang menjadi unggulan yaitu sektor Industri Pengolahan, sektor perdagangan, hotel dan restoran serta sektor Pertanian. Perkembangan PDRB masing-masing sektor dalam kurun waktu 2009 - 2013 dapat terlihat dalam tabel berikut ini:

Tabel IV.8.

PDRB Kabupaten Tegal Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2009-2013 (Jutaan Rupiah) No Lapangan Usaha 2009 2010 2011 2012 2013

1 Pertanian 566.907 581.584 601.982 616.463 628.957 a. Tanaman Bahan

Makanan 435.206 445.477 455.234 464.112 470.457

b. Tanaman Perkebunan 52.036 53.996 58.891 61.598 64.631 c. Peternakan 49.315 50.775 54.000 55.417 58.143

d. Kehutanan 21.191 21.861 23.634 24.354 24.554

e. Perikanan 9.160 9.474 10.224 10.982 11.173

2 Pertambangan dan

Penggalian 82.159 87.354 98.167 105.740 111.908

3 Industri Pengolahan 954.554 1.019.360 1.130.962 1.190.721 1.263.833 4 Listrik, Gas dan Air Bersih 18.853 19.756 21.748 22.788 24.155 5 Bangunan 165.294 176.939 200.499 212.112 226.691 6 Perdagangan, Hotel dan

Restoran 923.047 976.350 1.099.551 1.159.536 1.233.378 7 Pengangkutan dan

Komunikasi 144.077 150.111 165.724 178.063 189.693 8 Keuangan, Persewaan dan

Jasa Perusahaan 224.026 234.011 251.174 270.706 297.781 9 Jasa-jasa 207.348 214.667 231.973 245.076 257.115

Jumlah 3.286.26 3

3.460.13

2 3.801.779 4.001.205 4.233.513

(21)

BAB IV| 21

Penyusunan Dokumen RPI2JM Kabupaten Tegal

Sumber: Kabupaten Tegal Dalam Angka, 2015 (data diolah).

Gambar IV.3. Grafik Laju Pertumbuhan PDRB Kabupaten Tegal

Dari data PDRB diatas, berikut adalah kontribusi masing-masing sektornya:

Tabel IV.9.

Distribusi PDRB Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan Kabupaten Tegal

Tahun 2009-2013 (Dalam %) 8 Keuangan, Persewaan dan Jasa

Perusahaan 6,76 6,67 6,61 6,77 7,03

9 Jasa-jasa 6,20 6,11 6,10 6,13 6,07

(22)

BAB IV| 22

Penyusunan Dokumen RPI2JM Kabupaten Tegal

Terlihat bahwa sektor yang paling banyak berkontribusi terhadap Kabupaten Tegal adalah sektor Industri Pengolahan dengan kontribusi 29,85 % pada tahun 2013, sektor perdagangan, hotel dan restoran dengan kontribusi 29,13 %, dan sektor Pertanian dengan kontribusi 14,86 %. Untuk sektor yang berkontribusi paling kecil adalah sektor listrik, gas, dan air bersih yaitu hanya 0,57% dari nilai keseluruhan. Terlihat juga bahwa selama kurun waktu lima tahun perkembangan kontribusi sektor listrik, gas dan air bersih cenderung stagnan, hal ini menunjukkan bahwa sektor ini tidak berkembang dengan baik di Kabupaten Tegal

4.5 Kondisi Perumahan & Permukiman

Pembangunan perumahan dan pemukiman diarahkan untuk meningkatkan kualitas hunian, lingkungan kehidupan, pertumbuhan wilayah, memperluas lapangan kerja, serta menggerakkan kegiatan ekonomi guna mewujudkan pemerataan dan kesejahteraan rakyat. Kebutuhan perumahan merupakan kebutuhan yang cukup penting bagi warga di Kabupaten Tegal. Sebagai daerah yang cukup cepat perkembangannnya, maka kebutuhan akan perumahan diperkirakan akan cukup tinggi pula.

Kondisi perumahan di Kabupaten Tegal dapat dibedakan menjadi perumahan tipe kecil, sedang dan besar. Untuk 1 unit rumah, penduduk pendukungnya berjumlah 4 jiwa. Tiap 1 rumah tipe besar berbanding 3 dengan rumah tipe sedang dan berbanding 6 dengan rumah tipekecil.

Kawasan pemukiman adalah kawasan yang diperuntukkan bagi pemukiman atau dengan kata lain untuk menampung penduduk yang ada di Kabupaten Tegal sebagai tempat hunian dengan fasilitas sosialnya. Pada rencana perkembangan kawasan ini, pengaturan yang perlu diperhatikan antara lain:

- Pengembangan wilayahnya ditata sesuai dengan fungsi pemukiman tetapi tidak terlepas dari kegiatan yang sudah ada, dan didukung dengan sarana fasilitas pemukiman yang rnemadai.

- Untuk merencanakan luas kawasan pemukiman ini dengan memperhitungkan perkiraan penduduk yang akan ditampung pada suatu wilayah.

(23)

BAB IV| 23

Penyusunan Dokumen RPI2JM Kabupaten Tegal

Pada rencana perkembangan kawasan ini, pengaturan yang perlu diperhatikanantara lain :

- Kawasan permukiman perkotaan dan perdesaan harus dapat menjadikan sebagai tempat hunian yang aman, nyaman dan produktif, serta didukung oleh sarana dan prasarana permukiman;

- setiap kawasan permukiman dilengkapi dengan sarana dan prasarana permukiman sesuai hirarki dan tingkat pelayanan masing-masing;

- Permukiman perdesaen sebagai hunian berbasis agraris, dikembangkandengan memanfaatkan lahan pertanian, halaman rumah, dan lahan kurang produktif sebagai basis kegiatan usaha;

- Permukiman perdesaan yang berlokasi di pegunungan dikembangkan dengan berbasis perkebunan dan hortikultura, disertai pengolahan hasil.

- Permukiman perdesaan yang berlokasi di dataran rendah, basis pengembangannya adalah pertanian tanaman pangan dan perikanan darat, serta pengolahan hasil pertanian. Selanjutnya perdesaan di kawasan pesisir dikembangkan pada basis ekonomi perikanan dan pengolahan hasil ikan;

- Permukiman perkotaan diarahkan pada penyediaan hunian yang layak dan dilayani oleh sarana dan prasarana pennukiman yang memadai;

- Perkotaan besar dan menengah penyediaan permukiman selain disediakan oleh pengembang dan masyarakat, juga diarahkan pada penyediaan kasiba/lisiba berdiri serrdiri, perbaikan kualitas permukiman dan pengembangan perumahan secara vertikal;

- Membentuk cluster-cluster permukiman untuk menghindari penumpukan dan penyatuan antar kawasan permukiman, dan diantara cluster permukiman disediakan ruang terbuka hijau;

- Pengembangan permukiman perkotaan kecil dilakukan melalui pembentukan pusat pelayanan kecamatan; serta

(24)

BAB IV| 24

Penyusunan Dokumen RPI2JM Kabupaten Tegal

akibat perkembangan infrastruktur, kegiatan sentra ekonomi, sekitar kawasan industri, dilakukan dengan tetap memegang

Lokasikawasan permukiman terdiridari dua yaitu: 1. Permukiman Kota

Kawasan permukirnan kota mencakup wilayah pengembangan kota (untuk ibukota Kabupaten dan IKK baik yang telah mempunyai RUTRK maupun belum). Kebijaksanaan pemanfaatan ruangnya didasarkan pada tujuan mengembangkan pengembangan sarana prasarana penunjangnya yang meliputi: penataan ruang kota yang mencakup penyusunan dan peninjauan kembali (evaluasi, revisi) rencana tata ruang kota.

2. Permukiman Pedesaan

Kebijaksanaan pernanfaatan ruang Permukiman Pedesaan didasarkan pada tujuan untuk mengembangkan kawasan permuklman yang terkait dengan kegiatan budidaya pertanian yang meliputi pengembangan desa-desa pusat pertumbuhan yang terdapat dalam KTP2D. Sedangkan, permukiman pedesaan diluar KTPZD mencakup perkampungan yang ada dan arahan bagi perluasannya.

Sedangkan berdasarkan pengembangannya kawasan permukiman dibedakan menjadi 2 yaitu:

1. Kawasan Permukiman penduduk Kawasan permukiman ini mencakup wilayah permukiman yang terdapat di kota dan perkampungan yang ada di pedesaan. Permukiman penduduk ini terjadi secara spontan berdasarkan embrio-embrio pemnukiman yang ada pada rnasing-masing wilayah baik itu perkotaan maupun pedesaan.

(25)

BAB IV| 25

Penyusunan Dokumen RPI2JM Kabupaten Tegal

Sumber: analisis konsultan, 2015

(26)

BAB IV| 26

Penyusunan Dokumen RPI2JM Kabupaten Tegal

Rumah di kategorikan rumah sehat menurut badan kesehatan dunia (WHO) salah satunya adalah rumah yang memiliki luas lantai per kapita minimal 10 m2. Di Kabupaten Tegal rumah tinggal dengan luas lantai kurang dari atau sama dengan 21 m2 sebesar 0,54 persen, sedangkan bangunan tempat tinggal dengan luas lantai antara 21 - 35 m2 sebesar 4,36 persen, sedangkan luas lantai 36 - 44 m2 sebesar 4,13 persen , dan bangunan tempat tinggal dengan luas lantai antara 45 - 53 m2 sebesar 6,06 persen serta sisanya 84,92 persen adalah bangunan tempat tinggal dengan luas diatas 54 m2.

Akses rumah tangga di Kabupaten Tegal dalam mendapatkan sumber air minum utama pada tahun 2013, 25,67 persen dengan menggunakan air dalam kemasan atau ledeng baik ledeng eceran maupun yang berlangganan ke PDAM, 66,84 persen mengakses sumber air dari sumur terlindung baik itu pompa, sumur maupun mata air yang terlindung. Sumber air minum yang tak terlindung sebesar 7,49 persen, dimana rumah tangga ini rentan dengan masalah kesehatan karena akses sumber air minumnya berasal dari sumber air sungai, air hujan, sumur / mata air tak terlindung dan lainnya.

(27)

BAB IV| 27

Penyusunan Dokumen RPI2JM Kabupaten Tegal

Berdasarkan Peta Rencana Sebaran Permukiman Kabupaten Tegal, rencana lokasi permukiman direncanakan terpusat di Kecamatan Slawi sebagai Ibu Kota Kabupaten Tegal. Selain itu lokasi permukiman juga direncanakan tersebar di beberapa Kecamatan dengan lokasi permukiman mengikuti jalur jalan utama. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Peta 4.10 Rencana Sebaran Permukiman

4.6 Kondisi Sarana

Sarana yang terdapat di Kabupaten Tegal adalah Sarana Pendidikan, Kesehatan, Sarana Pengumpul Sampah/Tinja, Perdagangan dan Sarana Transportasi.

3.6.1 Pendidikan

Sarana Pendidikan di Kabupaten Tegal untuk TK, SD, SLTP dan SLTA sudah tersebar di seluruh kecamatan di Kabupaten Tegal. Dan terdapat 3 Perguruan Tinggi/Akademi di Kecamatan Slawi. Rincian sarana Pendidikan Kabupaten Tegal dapat di lihat pada tabel berikut ini :

Tabel IV.10.

Sarana Pendidikan di Kabupaten Tegal Tahun 2013

(28)

BAB IV| 28

Penyusunan Dokumen RPI2JM Kabupaten Tegal

No

Sumber: Kabupaten Tegal Dalam Angka, 2014

Ada pun Rencana Pengembangan sarana Pendidikan yaitu Untuk menunjang dan memacu perkembangan Kabupaten Tegal maka yang harus direncanakan dengan baik adalah jumlah fasilitas pendidikan yang tentunya sangat berkaitan erat dengan jumlah penduduk yang memerlukan sarana pendidikan. Standar kebutuhan tersebut merupakan kebutuhan ideal kuantitas pendidikan, disamping masih perlu pemikiran penyediaan fasilitas fasilitas lain yang memadai sehingga dapat mendukung kegiatan belajar mengajar. Usaha peningkatan mutu pendidikan dan perluasan kesempatan kerja dengan penyediaan fasilitas pendidikan adalah dalam rangka mempersiapkan tenaga kerja dan penduduk yang berkualitas. Hal ini dimaksudkan agar potensi pembangunan khususnya sumber daya manusia dapat dimanfaatkan pada tiap-tiap kecamatan. Berikut Kebijakan pengembangan sarana pendidikan meliputi:

 Terwujudnya pemerataan sarana dan mutu pendidikan di semua jenjang baik formal, non formal maupun informal

Peningkatan mutu pendidik dan tenaga kependidikan pada Pendidikan Formal dan Non Formal;

Peningkatan tata kelola, akuntabilitas dan pencitraan publik dalam penyelenggaraan dan pengelolaan pendidikan;

Peningkatan wawasan kebangsaan pendidikan nasional, kearifan lokal dan kesetaraan gender dalam penyelenggaraan pendidikan.

Pemenuhan sarana dan prasarana pendidikan.

4.6.2 Kesehatan

(29)

BAB IV| 29

Penyusunan Dokumen RPI2JM Kabupaten Tegal

untuk kondisi Puskesmas di Kabupaten Tegal sudah tersebar disemua Kecamatan di Kabupaten Tegal. Untuk lebi rincinya dapat dilihat di tabel berikut ini :

Tabel IV.11.

Sarana Kesehatan di Kabupaten Tegal Tahun 2013

No. Kecamatan Rumah Sakit Puskesmas Pemerintah Swasta

Sumber: Kabupaten Tegal Dalam Angka, 2014

Rencana Pengembangan Sarana Kesehatan Pembangunan di bidang kesehatan masyarakat diarahkan untuk meningkatkan kualitas hidup dan kesehatan masyarakat, termasuk gizi masyarakat dan gizi lingkungan, baik masyarakat pedesaan maupun di perkotaan. Secara garis besar Rencana Kebutuhan Sarana Kesehatan berdasarkan perhitungan, standart yaitu sebagai berikut:

1 RS type D, minimal penduduk pendukungnya sebanyak 240.000 jiwa. Rumah sakit eksisting saat ini berjumlah 5 unit , kebutuhan rencana sampai akhir tahun perencanaan 2029 berjumlah 5 unit. Sehingga tidak perlu adanya penambahan rumah sakit.

(30)

BAB IV| 30

Penyusunan Dokumen RPI2JM Kabupaten Tegal

Sampai akhir tahun perencanaan 2029 dibutuhkan 65 unit. Rencana penanbahan unit Puskesmas diarahkan ke Kecamatan merata kesemua kecamatan yang ada di Kabupaten Tegal dengan jumlah sesuai dengan kebutuhan riil dilapangan.

Sedangkan untuk kecamatan yang sudah mencukupi fasilitas ini yang perlu dilakuan adalah peningkatan dan pemeliharaan terhadap fasilitas yang ada. Untuk mengetahui jumlah fasilitas kesehatan di Kabupaten Tegal pada tahun perencanaan dapat dilihat pada Tabel proyeksi kebutuhan fasilitas kesehatan.

4.6.3 Agama

Sarana peribadatan yang ada di Kabupaten Tegal tahun 2013 yaitu Masjid, Musholla, Gereja, pura serta Klenteng/Vihara. Terdapat masjid sebanyak 958 bangunan, Musholla sebanyak 3.384 bangunan, Gereja sebanyak 20 bangunan, Pura sebanyak 1 bangunan dan Vihara sebanyak 3 bangunan. Untuk rincian data tentang sarana Peribadatan di Kabupaten Tegal dapat di lihat di tabel berikut ini :

Tabel IV.12.

Sarana Peribadatan di Kabupaten Tegal Tahun 2013

No. Kecamatan Jumlah Fasilitas

(31)

BAB IV| 31

Penyusunan Dokumen RPI2JM Kabupaten Tegal

No. Kecamatan Jumlah Fasilitas

Masjid Musholla Gereja Pura Klenteng/ Vihara

18. Warureja 28 126 - - -

Jumlah 2011 958 3.384 20 1 3

Sumber: Kabupaten Tegal Dalam Angka, 2014

4.6.4 Kebudayaan dan Pariwisata

Wisata alam yang menjadi primadona di Kabupaten Tegal ada tiga lokasi yang terbesar yaitu Pemandian Air Panas Guci yang berlokasi di kecamatan Bumijawa dan Bojong, OW waduk Cacaban berlokasi di kecamatan Kedungbanteng dan Pantai Purwahamba Indah di Kecamatan Suradadi. Obyek wisata yang paling banyak dikunjungi adalah Pemandian air panas Guci, tahun 2012 sebanyak 356.938 pengunjung dan pada tahun 2013 sebanyak 405.546 pengunjung yang berarti terjadi kenaikan sebesar 13,62 persen.

Obyek wisata Pantai Purwahamba Indah pa-da tahun 2012 menyerap 177.251 pengunjung sedi-kit menurun di tahun 2013 menjadi 167.832 pengunjung. Untuk obyek wisata Waduk Cacaban terjadi peningkatan jumlah pengunjung dari tahun 2012 sebesar 17.610 pengunjung menjadi 25.718 pengunjung di tahun 2013.

Tabel IV.13.

(32)

BAB IV| 32

Penyusunan Dokumen RPI2JM Kabupaten Tegal

4.7 Kondisi Prasarana

4.7.1 Jaringan Jalan Dan Aksesibilitas

Jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan, termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu lintas, yang berada pada permukaan tanah, di atas permukaan tanah, di bawah permukaan tanah dan/atau air, serta di atas permukaan air, kecuali jalan kereta api, jalan lori, dan jalan kabel.

Sistem Jaringan Jalan adalah satu kesatuan ruas jalan yang saling menghubungkan dan mengikat pusat-pusat pertumbuhan dengan wilayah yang berada dalam pengaruh pelayanannya dalam satu hubungan hierarkis.

Jalan arteri merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan utama dengan ciri perjalanan jarak jauh, kecepatan ratarata tinggi, dan jumlah jalan masuk dibatasi secara berdaya guna.

Jalan kolektor merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan pengumpul atau pembagi dengan ciri perjalanan jarak sedang kecepatan rata-rata sedang, dan jumlah jalan masuk dibatasi.

Jalan lokal merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan setempat dengan ciri perjalanan jarak dekat, kecepatan rata-rata rendah, dan jumlah jalan masuk tidak dibatasi.

Jalan yang tedapat di Kabupaten Tegal adalah Jalan Negara, Jalan Propinsi dan Jalan Kabupaten. Panjang jalan Kabupaten sepanjang 768,35 Km, dengan kondisi Baik sebanyak 568,77Km, Sedang 17,45 Km, Rusak sedang 0 Km, Rusak 126,68 Km dan Rusak Berat sepanjang 55,45 Km. rincian data tentang Jaringan Jalan di Kabupaten Tegal dapat di lihat di tabel berikut ini:

Tabel IV.14.

Kondisi Jalan di Kabupaten Tegal Tahun 2013

(33)

BAB IV| 33

Penyusunan Dokumen RPI2JM Kabupaten Tegal

Rusak 126,68

Kelas Tidak Dirinci 552,000

Sumber: Kabupaten Tegal Dalam Angka, 2014

Pengembangan jaringan jalan sebagaijalur alternatif ini dikembangkan juga selain sebagaijalur penghubung ke wilayah Pemalang dan Banyumas, juga dimaksudkan agar wilayah pada sekitar jalur tersebut berkembang pesat dan terhubung dengan baik. Hal ini agar pemerataan pembangunan tidak berada pada jaringan jalan utama (nasional) yang ada di Kabupaten Tegal. Pengembangan fungsi jaringan jalan yang ada di Kabupaten Tegal dilakukarr dengan mengembangkan jaringanjalan arteri primer Tegal-Slawi Wangon-Cilacap, pengembangan jaringan jalan kolektor primer Slawi-Randudongkal dan Randudongkal-Moga serta pengembangan jaringan jalan tol Pejagan-Pemalang.

(34)

BAB IV| 34

Penyusunan Dokumen RPI2JM Kabupaten Tegal

(35)

BAB IV| 35

Penyusunan Dokumen RPI2JM Kabupaten Tegal

(36)

BAB IV| 36

Penyusunan Dokumen RPI2JM Kabupaten Tegal

Jaringan Jalan yang ada di Kabupaten Tegal di bagi menjadi empat bagian yaitu: Jalan arteri, Jalan kolektor, Jalan lokal dan Rel kereta api.

Jalan arteri melintasi beberapa Kecamatan yang ada di Kabupaten Tegal yaitu, Kecamatan Warureja, Suradadi, Kramat, Dukuhturi, Talang, Adiwerna, Slawi, Lebaksiu, Balapulang dan Margasari. Sedangkan Jalan Kolektor melintasi Kecamatan Dukuhwaru, Slawi, Pangkah, Kedungbanteng dan Jatinegara, Bojong, Bumijawa, dan Margasari. Persebaran Jalan lokal ada di seluruh Kecamatan di Kabupaten Tegal. Rel kereta api melintasi beberapa Kecamatan di Kabupaten Tegal, yaitu Kecamatan Warureja, Suradadi, Kramat, Dukuhturi, Talang, Adiwerna, Slawi, Lebaksiu, Balapulang dan Kecamatan Margasari.

4.7.2 Jaringan Drainase

Sistem jaringan drainase di Kabupaten Tegal dibagi menjadi tiga jaringan yaitu sistem jaringan drainase primer, sistem jaringan sekunder, dan sistem jaringan tersier.

A. Sistem jaringan drainase primer

Jaringan drainase primer alam yang berupa sungai di Kabupaten Tegal.

B. Sistem jaringan drainase sekunder

Jaringan drainase sekunder meliputi yang umumnya meliputi bangunan-bangunan drainase yang mengikuti alur jaringan jalan, yang aliran airnya menuju ke jaringan drainase primer.

C. Sistem jaringan drainase tersier

(37)

BAB IV| 37

Penyusunan Dokumen RPI2JM Kabupaten Tegal

Sumber: Hasil survei konsultan, 2015

Gambar 4. 4 Jaringan Drainase di Kabupaten Tegal

Keterangan Gamabar:

Gambar 1 adalah jenis jaringan sistem Drainase sekunder Gambar 2 adalah jenis jaringan sistem Drainase sekunder Gambar 3 adalah jenis jaringan sistem Drainase primer Gambar 4 adalah jenis jaringan sistem Drainase tersier Gambar 5 adalah jenis jaringan sistem Drainase tersier Gambar 6 adalah jenis jaringan sistem Drainase tersier

1

2

3

4

5

(38)

BAB IV| 38

Penyusunan Dokumen RPI2JM Kabupaten Tegal

Rencana pengembangan jaringan drainase terdiri atas:

a. pembangunan dan peningkatan saluran drainase perkotaan di Kabupaten khususnya pada kawasan permukiman padat dan kumuh dan kawasan sekitar pasar tradisional;

b. pembangunan dan peningkatan saluran drainase kanan-kiri jalan, khususnya sepanjang jalan Kabupaten; dan

c. pembuatan biopori dan sumur resapan di daerah permukiman yang berfungsi untuk menampung air hujan di seluruh kawasan permukiman perkotaan dan kawasan peruntukan industri.

4.7.3 Jaringan Air Bersih

Di Kabupaten Tegal, pelayanan jaringan air bersih saat ini menggunakan saluran PDAM, Sumur dangkal, Sumber mata air, Pamsi mas, dan membeli air bersih kepada penjual kelling air bersih.

Di Kabupaten Tegal, pelayanan PDAM saat ini hanya dapat mencakup sekitar 10% dari target nasional akan pemenuhan kebutuhan air bersih, yaitu 60%-80%. Sedangkan, pemenuhan jaringan air bersih melalui swadaya masyarakat tersebar hampir di seluruh kecamatan di Kabupaten Tegal. Standard kebutuhan air bersih penduduk untuk orde ldan ll adalah 80 liter/jiwathari. Sedangkan untuk orde lll dan lV adalah 60 liter{iwalhari. Sumber-sumber air tersebut harus memenuhi syarat-syarat air minum agar dapat digunakan, baik syarat-syarat fisik, syarat-syarat kimia maupun syarat bakteriologi' Oleh karena itu perlu adanya penyuluhan-penyuluhan tentang air bersih dan bagaimana cara untuk mendapatkan air bersih tersebut, misalnya dengan teknik penjernihan air sederhana (water treatment).

Kebutuhan air minum untuk tempat pelayanan umum, menurut pedoman Teknik Baku Perencanaan Tata Ruang adalah sebanyak 60 liter/orang/hari, dengan 60 % dari kebutuhan penduduk terlayani, kebutuhan industri dan fasilitas sosial diperhitungkan 13% dari kebutuhan penduduk.

Sebanyak 11 Kecamatan telah berlangganan PDAM, sedangkan 3 Kecamatan lainnya belum berlangganan. Terdapat pula satu kecamatan yang telah berlangganan tetapi tidak terdapat penyaluran air dari PDAM. Jumlah pelanggan PDAM pada tahun 2011 adalah 16608 pelanggan dengan jumlah air yang disalurkan 3.401.310 m3. Nilai

(39)

BAB IV| 39

Penyusunan Dokumen RPI2JM Kabupaten Tegal

rincian data tentang Jaringan Air Bersih di Kabupaten Tegal dapat di lihat di tabel berikut ini:

Tabel IV.15.

Kondisi PDAM di Kabupaten Tegal Tahun 2013

No. Bulan Pemakaian Air (m3) Kehilangan Air (m3) Produksi Terjual

1. Januari 364.134 266.428 97.706 2. Februari 404.901 272.935 131.966 3. Maret 385.117 259.248 125.869 4. April 372.738 270.379 102.359

5. Mei 366.558 267.671 98,887

6. Juni 366.273 317.415 48.858

7. Juli 410.159 295.360 114.799

8. Agustus 366.818 283.763 83.055 9. September 397.907 300.968 96.939 10. Oktober 408.077 292.683 115.394 11. November 434.171 317.629 116.542 12. Desembar 463.069 313.808 149.261

Jumlah 2011 4.739.922 3.458.287 1.281.635

Sumber: Kabupaten Tegal Dalam Angka, 2014

(40)

BAB IV| 40

Penyusunan Dokumen RPI2JM Kabupaten Tegal

NO KECAMATAN

Desa Terlayani Tahun Pengembangan Target SR 2016 2017 2018 2019 2020

1 Margasari Jembayat, Margasari, Pakulaut 205

2 Bumijawa

3 Bojong Buniwah, Bojong

4 Balapulang Kalibakung, Bt. Agung, Bjranyar, Pamiritan, Blp

Wetan, Blp Kulon Kaliwungu 37

8 Kedungbanteng Tonggara Kebandingan, Kr.

Malang 500

9 Pangkah Bogares Lor, Bogares Kidul, Pangkah, Curug,

Grobog Kulon, Balamoa

10 Slawi Kalisapu, Dkh.Wringin, Dkh.Salam,Slawi Kulon, Slawi Wetan, Kagok, Trayeman, Procot, Kudaile,

Pakembaran 1000

11 Dukuhwaru Selapura, Blubuk, Dukuhwaru, Gumayun,

Kabunan, Pedagangan, Sindang Bulak Pacing

12 Adiwerna Tembok Lor, Tembok Kidul, Tembok Luwung,Banjaran, Kalimati, Adiwerna,

Lemahduwur Pedes Lohor, Kedungsukun

1200

Pesarean, Ujungrusi Pagedangan

13 Dukuhturi Sidakaton, Sidapurna, Lawatan,Kepandean,

Pagongan, Grogol, Pepedan Pengarasan

Debong wetan, Pekauman Kulon, Karanganyar, Bandasari, Sutapranan, Kademangaran,

Pengabean Kupu, dukuhturi

Tabel IV.16.

(41)

BAB IV| 41

Penyusunan Dokumen RPI2JM Kabupaten Tegal

Kesimpulan tabel di atas Kabupaten Tegal memiliki 18 kecamatan, dari 18 kecamatan yang sudah terlayani air bersih oleh PDAM berjumlah 287 Desa, dan yang belum terlayani berjumlah 165 desa.

14 Talang Bengle, Pesayangan, Kajen, Kebasen, Tegal

wangi, Talang, Pacul, Wangandawa Pekiringan, Pasangan 400

Kaligayam, Kaladawa Langgen

15 Tarub Kemanggungan, Brekat, Karangjati, Mindaka,

Tarub, Kedokan Sayang, Bumiharja

16 Kramat Mjs Barat, Mjs.Timur, Jatilawang, Kemantran, Babakan, Kertaharja,Kertayasa, Maribaya,

Kramat KAWASAN Perumahan Baru 2004

Bongkok, Munjung Agung, Padaharja, Dampyak

17 Suradadi

Suradadi, Bojongsana 3000

18 Warureja Sukareja, Warureja, Banjarturi 1000

(42)

BAB IV| 42

Penyusunan Dokumen RPI2JM Kabupaten Tegal

Sumber: hasil survei konsultan, 2015

Gambar 4.5. Jaringan air bersih di Kabupaten Tegal

Keterangan Gambar:

Gambar 2 merupakan sumur dangkal yang di gunakan warga sebagai sumber air bersih guna keperluan mereka sehari-hari, menggunakannya dengan cara di kerek atau menggunakan pompa air. Dengan kondisi baik.

Gambar 3 merupakan adam air atau gudang air, tempat penyaluran air yang berada di lingkungan warga dengan kondisi baik.

Gambar 4 merupakan sumur dangkal dan fungsi serta kegunaannya sama di lingkungan warga dengan kondisi baik.

1

2

3

(43)

BAB IV| 43

Penyusunan Dokumen RPI2JM Kabupaten Tegal

Gambar 5 merupakan tempat penyaluran air dengan kondisi baik.

Gambar 6 merupakan Tandon di permukiman warga dengan kondisi tandon baik.

4.7.4 Jaringan Persampahan

Jenis sarana pengumpul sampah yang terdapat di Kabupaten Tegal adalah Truk sampah, truk container, container, Gerobak dan becak sampah, Tempat Pembuangan Sementara, Tempat Pembuangan Akhir, Truk Tinja, Transfer Depo, dan Instalasi Pengolah Limbah Tinja. Dari tahun ke tahun, terdapat kenaikan dan pengurangan sarana. Sarana yang bertambah dari tahun ke tahun adalah gerobak dan becak sampah. Sementara sarana yang mengalami kenaikan dan penurunan adalah kontainer dan Tempat Pembuangan Sementara.

Tabel IV.17.

Sarana Persampahan di Kabupaten Tegal Tahun 2013 No. Jenis Sarana 2010 201 5. Tempat Pembuangan Sementara

(TPS) 43 41 39 48

6. Tempat Pembuangan Akhir (TPA) 1 1 1 1

7. Truk Tinja 2 2 2 2

8. Transfer Depo 1 1 1 -

(44)

BAB IV| 44

Penyusunan Dokumen RPI2JM Kabupaten Tegal

Sumber: hasil survei konsultan, 2015

Gambar 4.6 Jaringan Persampahan di Kabupaten Tegal

Keterangan Gambar:

Gambar 1 merupakan TPS yang terletak di samping permukiman warga

Gambar 2 merupakan TPS yang ilegal, karna kurang disiplinnya masyarakat dalam membuang sampah

Gambar 3 merupakan tong sampah di beberapa rumah warga, yang memisakah antara sampah organik dan non organik

Gambar 4 merupakan grobak sampah yang di gunakan petugas lingkungan sampah untuk mengangkut sampah ke TPS

Gambar 5 merupakan TPS yang tersistem sampah organik dan non organik, tetapi pada fakta kondisi eksisting sampah banyak di temui di luar tong atau tempat sampahnya.

5

4

2

(45)

BAB IV| 45

Penyusunan Dokumen RPI2JM Kabupaten Tegal

4.7.5 Jaringan Sanitasi

Di Kabupaten Tegal sumber air limbah berasal dari rumah tangga dan beberapa industri yang dibangun di Kabupaten Tegal. Limbah yang dihasilkan oleh rumah tangga umumnya berupa air bekas dapur, kamar mandi, kamar cuci, WC dan lain-lain. Air bekas ini dapat menimbulkan bau busuk akibat penguraian benda organik dari buangan tersebut.

Sistem pengolahan air limbah yang saat ini adalah sistem setempat (onsite sanitation). Pengolahan dengan sistem ini ada dua cara yaitu cara individual dan komunal. Cara individual pelayanan dengan sarana jamban keluarga untuk black water(air dari kegiatan kakus) dan dengan sarana saluran pembuangan air limbah (SPAL) untuk grey water(air dari kegiatan mencuci, mandi, dan dapur).

Sistem pembuangan air limbah pada umumnya dapat dibedakan kedalam dua penanganan, sangat tergantung dari lokasi daerah sumber buangan tersebut. Bagi daerah terpencil yang tidak dapat dijangkau oleh sistem saluran perkotaan dapat diterapkan sistem pembuangan air secara individual. Sedangkan untuk daerah yang dapat dijangkau langsung dapat memakai sistem perkotaan. Saluran perkotaan kemudian dialirkan melalui saluran sungai.

Sumber: hasil survei konsultan, 2015

Gambar 3.7. Jaringan sanitasi di Kabupaten Tegal

Keteranagn Gambar:

(46)

BAB IV| 46

Penyusunan Dokumen RPI2JM Kabupaten Tegal

Gambar 3 merupakan sistem pembuangan limbah rumah tangga cair langsung ke drainase primer

Gambar 4 merupakan kegiatan rumah tangga yang di lakukan di luar rumah, dan sistem pembuangan limbahnya dengan cara rembesan.

3.7.6 Jaringan Listrik

Jaringan transmisi tenaga listrik adalah rangkaian perangkat listrik yang berfungsi untuk penyaluran tenaga listrik dari pembangkitan ke sistem distribusi atau ke konsumen, atau penyaluran tenaga listrik antarsistem. Untuk infrastruktur listrik di Kabupaten Tegal telah disediakan oleh PLN. Sehingga dapat dikatakan bahwa jaringan listrik yang tersedia telah mampu melayani penduduk dengan baik. Jumlah pelanggan rumah tangga secara keseluruhan sebanyak 305.959. Untuk rincian data tentang Jaringan Listrik di Kabupaten Tegal dapat di lihat di tabel berikut ini :

Tabel IV.18.

Banyaknya Pelanggan Listrik PLN di Kabupaten Tegal Tahun 2013

Ranting No. Kecamatan

(47)

BAB IV| 47

Penyusunan Dokumen RPI2JM Kabupaten Tegal

Ranting No. Kecamatan

Desa Berlistrik PLN Jumlah

Desa/ Kelurahan

Desa Berlistrik

Jumlah Pelanggan

(RT) Jumlah 2011 287 287 305.959

Sumber: Kabupaten Tegal Dalam Angka, 2014

Sumber: hasil survei konsultan, 2015

Gambar 3.8. Jaringan listrik di Kabupaten Tegal

Keterangan Gambar:

Gambar 1 merupakan jaringan listrik yang berupa tiang listrik yang berada di sekitar lingkungan warga dengan kondisi baik

Gambar 2 merupakan jaringan listrik yang berupa tiang listrik yang berada di sekitar lingkungan warga

Gambar 3 merupakan jaringan lstrik yang berupa alat pengukur pemakaian listrik, biasa di sebut dengan sekring atau sepaning. Dengan kondisi baik.

1

2

3

(48)

BAB IV| 48

Penyusunan Dokumen RPI2JM Kabupaten Tegal

Gambar 4 merupakan jaringan listrik yang berupa tiang listrik yang berada di sekitar lingkungan warga

Gambar 5 merupakan jaringan listrik yang berupa tower sutet yang berada di LTH

4.7.7 Jaringan Telekomunikasi

Jaringan/saluran telepon merupakan salah satu komponen penting dalam sistem penyediaan dan pelayanan telepon, yang umumnya terdiri dari Sentral Telepon Otomatis, saluran primer, rumah kabel, saluran sekunder sampai sambungan rumah. Jaringan telepon di Kabupaten Tegal pada umumnya mengikuti pola jalan, khususnya jalan-jalan utama yang ada, dan jangkauannya telah mencakup seluruh kelurahan di Kabupaten Tegal. Sistem penyediaan jaringan telepon pada Kabupaten Tegal menggunakan sambungan telepon yang dibedakan berdasarkan pola penyediaan telepon meliputi pelanggan telepon untuk pribadi (Bisnis, Residental, dan Departemen) dan Warung Telekomunikasi (WARTEL).

Di Kabupaten Tegal ini juga terdapat beberapa tower pemancar sinyal telepon selular. Sehingga semua jaringan telepon dapat terlayani secara optimal.

(49)

BAB IV| 49

Penyusunan Dokumen RPI2JM Kabupaten Tegal

Sumber: hasil survei konsultan, 2015

Gambar 4.9. Jaringan Telekomunikasi di Kabupaten Tegal

Keterangan Gambar:

Gambar 1 sampai gambar 4 merupakan jaringan telefon yang di naungi oleh PT Telkom, yang berupa tower pemancar dengan jaringan yang berbeda operator.

(50)

BAB IV| 50

Penyusunan Dokumen RPI2JM Kabupaten Tegal

BAB 1

3.1. Profil Geografis ... 1

3.1.1. Luas dan Batas Wilayah Administrasi ... 1

Tabel III.1. Luas Wilayah Dirinci Menurut Kecamatan di Kabupaten Tegal Tahun 2013 ... 1

Gambar 3. 1 Grafik Persentase Luasan Desa/Kelurahan di Kabupaten Tegal ... 2

3.1.2. Letak dan Kondisi Geografis ... 2

Peta 3.1 Peta Administrasi Kabupaten Tegal ... 3

3.2 Kondisi Fisik Topografi ... 4

3.2.1 Topografi... 4

3.2.2 Geologi... 4

3.2.3 Hidrologi ... 4

3.2.4 Wilayah Rawan Bencana ... 5

3.2.5 Klimatologi ... 6

Tabel III.2. Banyaknya Hari Hujan dan Curah Hujan di Kabupaten Tegal Tahun 2013 ... 7

3.2.6 Penggunaan lahan ... 7

Tabel III.3. Penggunaan Lahan di Kabupaten Tegal Menurut Kecamatan Tahun 2013 (Ha) ... 7

Gambar 3. 2 Grafik Penggunaan Lahan di Kabupaten Tegal ... 8

3.2.7 Litologi (jenis tanah)... 8

Peta 3.2 Peta Geologi Kabupaten Tegal ... 10

Peta 3.3 Peta Kelerengan Kabupaten Tegal ... 11

Peta 3.4. Peta Curah Hujan Kabupaten Tegal ... 12

Peta 3.5 Peta Penggunaan Lahan Kabupaten Tegal ... 13

Peta 3.6 Peta Rawan Bencana Kabupaten Tegal ... 14

Peta 3.7 Peta Jenis Tanah Kabupaten Tegal ... 15

3.3 Kondisi Kependudukan ... 16

3.3.1 Struktur Penduduk ... 16

Tabel III.4. Banyaknya Penduduk Menurut Kelompok Umur Di Kabupaten Tegal Tahun 2013 ... 16

3.3.2 Jumlah dan Pertumbuhan Penduduk ... 17

Tabel III.5. Banyaknya Penduduk Akhir Tahun Menurut Kecamatan Di Kabupaten Tegal Tahun 2013 ... 17

(51)

BAB IV| 51

Penyusunan Dokumen RPI2JM Kabupaten Tegal

Tabel III.6. Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan Di Kabupaten Tegal

Tahun 2009-2013 ... 18

3.3.4 Penduduk Menurut Pendidikan ... 19

Tabel III.7. Penduduk Menurut Usia Kelompok Sekolah Di Kabupaten Tegal Tahun 2013 ... 19

3.4 Kondisi Perekonomian ... 19

Tabel III.8. PDRB Kabupaten Tegal Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2009-2013 (Jutaan Rupiah) ... 20

Gambar III.3. Grafik Laju Pertumbuhan PDRB Kabupaten Tegal ... 21

Tabel III.9. Distribusi PDRB Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan Kabupaten Tegal Tahun 2009-2013 (Dalam %) ... 21

3.5 Kondisi Perumahan & Permukiman... 22

Peta 3.8 Peta Sebaran Permukiman Kabupaten Tegal ... 25

3.6 Kondisi Sarana ... 27

3.6.1 Pendidikan ... 27

Tabel III.10. Sarana Pendidikan di Kabupaten Tegal Tahun 2013... 27

3.6.2 Kesehatan ... 28

Tabel III.11. Sarana Kesehatan di Kabupaten Tegal Tahun 2013... 29

3.6.3 Agama ... 30

Tabel III.12. Sarana Peribadatan di Kabupaten Tegal Tahun 2013 ... 30

3.6.4 Kebudayaan dan Pariwisata ... 31

Tabel III.13. Data Wisatawan yang masuk obyek wisata dalam wilayah Kabupaten Tegal tahun 2013 ... 31

3.7 Kondisi Prasarana... 32

3.7.1 Jaringan Jalan Dan Aksesibilitas ... 32

Tabel III.14. Kondisi Jalan di Kabupaten Tegal Tahun 2013 ... 32

Peta 3.9 Peta Jaringan Jalan Kabupaten Tegal ... 35

3.7.2 Jaringan Drainase ... 36

Gambar 3. 4 Jaringan Drainase di Kabupaten Tegal ... 37

3.7.3 Jaringan Air Bersih... 38

Tabel III.15. Kondisi PDAM di Kabupaten Tegal Tahun 2013 ... 39

Tabel III.16. Desa Terlayani dan Belum Terlayani Oleh PDAM di Kabupaten Tegal Tahun 2013 ... 40

Gambar 3.5. Jaringan air bersih di Kabupaten Tegal ... 42

3.7.4 Jaringan Persampahan ... 43

Tabel III.17. Sarana Persampahan di Kabupaten Tegal Tahun 2013 ... 43

(52)

BAB IV| 52

Penyusunan Dokumen RPI2JM Kabupaten Tegal

3.7.5 Jaringan Sanitasi ... 45

Gambar 3.7. Jaringan sanitasi di Kabupaten Tegal ... 45

3.7.6 Jaringan Listrik ... 46

Tabel III.18. Banyaknya Pelanggan Listrik PLN di Kabupaten Tegal Tahun 2013 ... 46

Gambar 3.8. Jaringan listrik di Kabupaten Tegal ... 47

3.7.7 Jaringan Telekomunikasi ... 48

Gambar 3.9. Jaringan Telekomunikasi di Kabupaten Tegal ... 49

Gambar

Tabel IV.1.
Gambar 4. 1 Grafik Persentase Luasan Desa/Kelurahan di Kabupaten Tegal
Tabel IV.2.
Gambar 4. 2 Grafik Penggunaan Lahan di Kabupaten Tegal
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan observasi dan wawancara di atas dapat penulis ambil pemahaman bahwa di antara aktivitas latihan dalam proses pembelajaran bidang studi Quran Hadis di MAN

komunitas global dalam bidang ilmu pengetahuan, (4) peningkatan budaya ilmiah masyarakat Indonesia, dan (5) pelaksanaan dukungan manajemen. 2) Indikator jumlah industri

4ydrocharitaceae sendiri merupakan salah satu suku anggota tumbuhan berbunga yang dimana kebayakan anggotanya adalah tanaman air. amun yang berasal

JMLH SAT 1 Penetapan rasio dosen dan mahasiswa sesuai standar ideal Terealisasi rasio dosen dibanding mahasiswa 1 : 20 1:20 Rasio 2 Meningkatnya penyerapan

Dua dari lima genotip tersebut, BTM 2064 dan BTM 867, memiliki karakter jumlah cabang produktif, jumlah bunga per tanaman, jumlah tandan bunga per tanaman,

Alasan peneliti memilih lokasi Pondok Pesantren Al Akhlakul Karimah Budi Mulyo yaitu pertama, Pondok Pesantren Al Akhlakul Akrimah Budi Mulyo merupaka pesantren yang tidak

Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan, dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) berbantuan kotak hitam putih

Dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu, baik berupa kritik maupun saran, ucapan terima kasih kepada orang-orang yang