• Tidak ada hasil yang ditemukan

Rencana Program Investasi Jangka Menengah Kabupaten Maybrat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Rencana Program Investasi Jangka Menengah Kabupaten Maybrat"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

B

B

A

A

B

B

V

V

I

I

I

I

K

K

E

E

L

L

E

E

M

M

B

B

A

A

G

G

A

A

A

A

N

N

D

D

A

A

E

E

R

R

A

A

H

H

D

D

A

A

N

N

R

R

E

E

N

N

C

C

A

A

N

N

A

A

P

P

E

E

N

N

I

I

N

N

G

G

K

K

A

A

T

T

A

A

N

N

K

K

A

A

P

P

A

A

S

S

I

I

T

T

A

A

S

S

K

K

E

E

L

L

E

E

M

M

B

B

A

A

G

G

A

A

A

A

N

N

7.1

Petunjuk Umum

Tujuan peningkatan kelembagaan daerah terkait langsung dengan pembangunan prasarana

kota bidang PU/Cipta Karya, yaitu agar investasi pembangunan dapat dilaksanakan secara

optimal oleh Pemerintah Kabupaten Maybrat serta terjamin keterlanjutannya.

Dalam hal kegiatan pembangunan prasarana kota, maka aspek kelembagaan perlu dibahas di

tingkat propinsi dan tingkat nasional melalui pembahasan tersebut diharapkan dapat

diwujudkan fungsi koordinasi dan kerjasama.

Aspek kelembagaan dibahas pada masing-masing sektor pembangunan dengan memperhatikan

fungsi koordinasi dan sinkronisasi kegiatan antar sektor pembangunan prasarana kota, sesuai

dengan kedudukan dan tugas masing-masing unit organisasi/instansi.

Kelembagaan di Kabupaten Maybrat perlu dioptimalisasi dan dikoordinasikan serta

disinkrosnisasi uraian jabaran dari fungsi-fungsi sesuai dengan kedudukan dan tugas

masing-masing unit organisasi/instansi dan perangkatnya, guna tercapai tujuan peningkatan

kelembagaan yang mendukung kegiatan pembangunan prasarana kota termasuk didalamnya

BAPPEDA, Dinas-dinas, PDAM dll.

7.2

Kondisi Kelembagaan Pemerintah Kabupaten Maybrat

Kondisi kelembagaan yang ada di Kabupaten Maybrat khususnya yang berkaitan dalam

pelaksanaan dan penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) adalah

instansi-instansi sebagai berikut:

 Badan Perencanaan Pengendalian Pembangunan Daerah (BAPPEDA)

 Dinas Pekerjaan Umum (Dinas PU)

 Dinas Pertambangan dan Lingkungan Hidup

 Dinas Pendapatan Daerah (Dispenda)

1. Badan Perencanaan Pengendalian Pembangunan Daerah (BAPPEDA)

a. Dasar Hukum Pembentukan dan Perangkat Kerja BAPPEDA

BAPPEDA merupakan lembaga atau instansi pemerintah yang memiliki peran sangat

penting dalam perencanaan dan pengendalian pembangunan di daerah. Peran

BAPPEDA secara umum tercermin dalam Undang-undang No. 25 Tahun 2004 tentang

Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dimana dijelaskan pada Undang-undang

tersebut BAPPEDA memiliki tugas untuk melaksanakan musrembang daerah dan

menyusun RPJM Daerah. Berdasarkan hal tersebut maka BAPPEDA juga memiliki

peran dan fungsi yang sangat besar terhadap pelaksanaan dan penyusunan RPIJM.

Secara sistematis mengenai sumber daya manusia, kualitas pendidikan, serta

prasarana dan sarana kerja yang ada di unit kerja Badan Perencanaan Pengendalian

Pembangunan Daerah Kabupaten Maybrat (BAPPEDA) dapat dijelaskan pada

tabel-tabel berikut:

b. Tugas Pokok, Fungsi, Tata Laksana Kerja dan Struktur Organisasi BAPPEDA

Tugas Pokok;

Badan Perencanaan Pengendalian Pembangunan Daerah mempunyai Tugas

Pokok membantu Bupati dalam menentukan kebijakan di Bidang Perencanaan,

Penyusunan Program dan Penganggaran kegiatan-kegiatan pembangunan

Pemerintah Daerah.

Fungsi;

Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud di atas, maka Badan

Perencanaan Pengendalian Pembangunan Daerah mempunyai fungsi :

(2)

 Melakukan koordinasi perencanaan secara terpadu dengan unsur-unsur pelaksana Pemerintah Daerah dan Satuan Organisasi Lain di Lingkungan

Pemerintah Daerah;

 Menyusun Pola Dasar Pembangunan Daerah, Rencana Pembangunan Jangka

Menengah Daerah (RPJMD) dan Rencana Pembangunan Jangka Panjang

Daerah (RPJPD);

 Melaksanakan Pemantauan dan Evaluasi secara terpadu di Bidang Sosial Budaya, Fisik & Prasarana dan Pengembangan Ekonomi serta Usaha-usaha

Daerah;

 Menyusun Rencana Anggaran Pendapatan da Belanja Daerah;

 Menyusun Rencana Tata Ruang dan Rencana Rinci.

Tata Laksana Kerja;

 Dalam melaksanakan tugasnya Kepala Badan dan semua pimpinan satuan kerja dalam lingkungan Badan wajib menerapkan prinsip koordinasi, integrasi

dan sinkronisasi secara vertikal dan horizontal;

 Setiap pimpinan satuan kerja wajib bertanggungjawab memimpin dan

mengkoordinasikan bawahannya masing-masing serta memberikan

bimbingan dan petunjuk pelaksanaan bawahannya;

 Setiap pimpinan satuan kerja dalam lingkungan Badan wajib mengawasi bawahannya masing-masing dan bita terjadi penyimpangan agar mengambil

langkah-langkah yang diperlukan sesual dengan peraturan

perundang-undangan yang berlaku;

 Setiap pimpinan satuan kerja wajib menindak lanjuti laporan yang diterima;

 Apabila Kepala Badan berhalangan melaksanakan tugas maka yang

bersangkutan dapat menunjuk seorang pejabat satu tingkat di bawahnya yang

bertindak untuk dan atas nama Kepala badan.

Struktur Organisasi terdiri dari : a. Kepala Badan

b. Sekretaris terdiri dari :

 Sub Bagian Umum dan Kepegawaian;

 Sub Bagian Keuangan;

 Sub Bagian Administrasi Pembangunan;

c. Bidang Sosial Budaya terdiri dari:

 Sub Bidang Agama, Pendidikan, Kebudayaan & Pariwisata;

 Sub Bidang Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial;

 Sub Bidang Pemerintahan, Tenaga Kerja dan Kependudukan; d. Bidang Fisik dan Prasarana terdiri dari:

 Sub Bidang Perhubungan dan Telekomunikasi;

 Sub Bidang Pertambangan, Energi dan Lingkungan Hidup;

 Sub Bidang Perumahan dan Permukiman;

e. Bidang Ekonomi dan Usaha Daerah terdiri dari:

 Sub Bidang Pertanian, Kehutanan, Perikanan & Kelautan;

 Sub Bidang Penindustnian dan Jasa;

 Sub Bidang Perdagangan dan Koperasi; f. Bidang Tata Ruang terdiri dari:

 Sub Bidang Tata Ruang Kota;

 Sub Bidang Pengembangan Wilayah dan Kawasan;

 Sub Bidang Tata Guna Tanah dan Izin Pemanfaatan Ruang; g. Bidang Penetitian dan Pengembangan terdiri dari:

 Sub Bidang Peneiltian Sumber Daya Alam;

 Sub Bidang Penelitian Ekonomi, Sosial dan Budaya;

 Sub Bidang Penelitian Infrastruktur; h. Bidang Pendataan dan Pelaporan terdiri dari:

 Sub Bidang Pengolahan Data Elektronik;

 Sub Bidang Dokumentasi dan Statistik;

 Sub Bidang Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan; i. Jabatan Fungsional terdiri dari:

 Perencana;

 Pranata Komputer;

 Arsiparis.

2. Dinas Pekerjaan Umum (Dinas PU)

a. Dasar Hukum Pembentukan dan Perangkat Kerja Dinas PU.

Dinas PU merupakan lembaga atau instansi teknis pemerintah yang memiliki peran

penting dalam pelaksanaan pembangunan khususnya dalam pembangunan fisik di

daerah. Peran Dinas PU semakin besar setelah dibuatnya Undang-undang No. 32

(3)

diberi kesempatan seluas-luasnya untuk mengatur daerah termasuk dalam bidang

infrastruktur keciptakaryaan dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan rakyat,

pemerataan dan keadilan. Berkaitan dengan penyusunan RPIJM ini peran Dinas PU

sangat besar, hal ini disebabkan Dinas PU merupakan dinas yang berkaitan secara

langsung dalam pelaksanaan fisik yang diusulkan dalam RPIJM. Mengingat peran

Dinas PU yang cukup besar, maka kesiapan dari instasi tersebut harus diperhatikan

terutama yang berkaitan dengan sumber daya manusia (kualitas dan kuantitas),

sarana dan prasarana serta dukungan pendanaan.

b. Tugas Pokok, Fungsi, Tata Laksana Kerja dan Struktur Organisasi Dinas Pekerjaan

Umum.

Tugas Pokok;

Dinas Pekerjaan Umum mempunyai Tugas Pokok menyelenggarakan kegiatan di

Bidang Perencanaan, Perumusan, Pelaksanaan, Pembinaan dan Bimbingan di

Bidang Pengairan, Bina Marga, Cipta Karya serta Peralatan dan Perbengkelan.

Fungsi;

Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud di atas, maka Dinas

Pekerjaan Umum mempunyai fungsi :

 Merencanakan penyusunan program dan mengendalikan pelaksanaan

pembangunan Bidang Pengairan, Bina Marga, Cipta Karya serta Peralatan dan

Perbengkelan;

 Melaksanakan pembangunan, pengembangan dan pemeliharaan Bidang

Pengairan, Bina Marga, Cipta Karya serta Peralatan dan Perbengkelan;

 Melakukan survey, pendataan, penyusunan program, pengendalian, evaluasi dan pemantauan standarisasi;

 Melaksanakan bimbingan teknis di Bidang Pengairan, Bina Marga, Cipta Karya serta Peralatan dan Perbengkelan;

 Melaksanaan pembinaan dan pengawasan di Bidang Pengairan, Bina Marga, Cipta Karya serta Peralatan dan Perbengkelan;

 Mengelola Unit Pelaksana Teknis Dinas;

 Melaksanakan pelayanan teknis administratif, ketatausahaan yang meliputi kepegawaian, keuangan dan urusan umum;

 Melaksanakan kegiatan kerjasama dengan pihak Pemerintah dan Swasta.

Tata Laksana Kerja;

 Dalam melaksanakan tugasnya Kepala Dinas dan semua pimpinan satuan kerja dalam lingkungan Dinas wajib menerapkan prinsip koordinasi, integrasi

dan sinkronisasi secara vertikal dan horizontal;

 Setiap pimpinan satuan kerja wajib bertanggungjawab memimpin dan mengkoordinasikan bawahannya masing-masing serta memberikan bimbingan

dan petunjuk pelaksanaan bawahannya;

 Setiap pimpinan satuan kerja dalam lingkungan Dinas wajib mengawasi bawahannya masing-masing dan bila terjadi penyimpangan agar mengambil

langkah-langkah yang diperlukan sesuai dengan peraturan

perundang-undangan yang berlaku;

 Setiap pimpinan satuan kerja wajib menindaklanjuti laporan yang diterima;

 Apabila Kepala Dinas berhalangan melaksanakan tugas maka yang

bersangkutan dapat menunjuk seorang pejabat satu tingkat di bawahnya yang

bertindak untuk dan atas nama Kepala Dinas.

Struktur Organisasi Dinas Pekerjaan Umum terdiri dari: a. Kepala Dinas;

b. Bagian Tata Usaha terdiri dari:

 Sub Bagian Umum;

 Sub Bagian Kepegawaian;

 Sub Bagian Keuangan;

c. Sub Dinas Perencanaan terdiri dari:

 Seksi Perencanaan Teknis Pengairan;

 Seksi Perencanaan Teknis Bina Marga;

 Seksi Perencanaan Teknis Cipta Karya;

d. Sub Dinas Pengairan terdiri dari:

 Seksi Pembangunan;

 Seksi Operasi dan Pemeliharaan;

 Seksi Bina Manfaat;

e. Sub Dinas Bina Marga terdini dari:

 Seksi Pembangunan dan Peningkatan Jalan;

 Seksi Pembangunan dan Penggantian Jembatan;

(4)

f. Sub Dinas Cipta Karya terdiri dari:

 Seksi Bangunan;

 Seksi Perumahan;

 Seksi Teknik Penyehatan;

g. Sub Dinas Peralatan dan Perbengkelan terdiri dari:

 Seksi Peralatan;

 Seksi Perbekalan;

 Seksi Perbengkelan;

h. Jabatan Fungsional terdiri dari:

 Perencana;

 Surveyor dan Pemetaan;

 Pranata Komputer;

 Arsiparis.

3. Dinas Pertambangan dan Lingkungan Hidup

a. Dasar Hukum Pembentukan dan Perangkat Kerja Dinas Pertambangan dan

Lingkungan Hidup.

Dinas Pertambangan dan Lingkungan Hidup merupakan salah satu lembaga atau

instansi yang terkait atau berhubungan langsung dalam penyusunan dan pelaksanaan

RPIJM. Dinas Pertambangan dan Lingkungan Hidup merupakan dinas teknis yang

memiliki peran sebagai pengendali dalam pelaksanaan pembangunan fisik, peran ini

khusus yang berkaitan dengan lingkungan yaitu antara lain:

 Penyusunan Penyajian Informasi Lingkungan (PIL)

 Penerbitan SPPL (Surat Pemyataan Pengelolaan Lingkungan)

 Memberikan rekomendasi tentang dokumen AMDAL

 Melakukan evaluasi terhadap hasil pengelolaan lingkungan

Dalam penyusunan dan pelaksanaan RPIJM di Kabupaten Maybrat Dinas

Pertambangan dan Lingkungan Hidup pengendali terhadap dampak lingkungan yang

akan terjadi.

Mengingat peran Dinas Pertambangan dan Lingkungan Hidup yang cukup besar, maka

kesiapan dan instasi tersebut harus diperhatikan terutama yang berkaitan dengan

sumber daya manusia (kualitas dan kuantitas), sarana dan prasarana serta dukungan

pendanaan.

b. Tugas Pokok, Fungsi, Tata Laksana Kerja dan Struktur Organisasi Dinas Pertambangan

dan Lingkungan Hidup.

Tugas Pokok;

Dinas Pertambangan dan Lingkungan Hidup mempunyai Tugas Pokok Merumuskan

kebijakan, merencanakan, mengawasi dan mengendalikan bidang pertambangan,

lingkungan hidup dan kebersihan.

Fungsi;

Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud di atas, maka Dinas

Pertambangan dan Lingkungan Hidup mempunyai fungsi:

 Menetapkan kawasan pertambangan bahan galian sumber mineral, energi dan air bawah tanah;

 Melaksanakan survey, invertarisasi dan penetapan bahan galian sumber mineral, energi dan air bawah tanah;

 Menetapkan pedoman pengelolaan bahan galian sumber mineral, energi dan air bawah tanah;

 Menetapkan prosedur pelaksanaan pemberian jim, pengelolaan bahan galian sumber mineral, energi dan air bawah tanah; Membina, mengawasi serta

menertibkan pengelolaan bahan galian sumber mineral, energi dan air bawah

tanah;

 Memberikan ijin usaha pengelolaan bahan galian sumber mineral, energi dan air bawah tanah;

 Memfasilitasi pengelolaan sumber daya mineral dan energi non migas pada wilayah laut Kabupaten;

 Merencanakan dan merumuskan program usaha-usaha pencegahan,

penanggularigan dan pemulihan lingkungan dan kerusakan dan pencemaran

akibat limbah industni, rumah tangga dan limbah lainnya;

 Menyelenggarakan pengawasan dan pengendalian terhadap setiap aktivitas yang menimbulkan dampak terhadap kerusakan pencemaran serta penurunan

kualitas lingkungan hidup;

 Melaksanakan koordinasi dan kerjasama dengan instansiinstansi pemerintah, swasta dan lembaga-lembaga swadaya masyárakat dalam rangka upaya

pencegahan, penanggulangan dan pemulihan kerusakan, pencemaran serta

(5)

 Menyelenggarakan pelayanan teknis administratif, ketatausahaan, keuangan, kepegawaian dan penyusunan rencana dan program kegiatan dinas;

 Menyelenggarakan pemeliharaan, pengawasan dan pengendalian kebersihan;

Tata Laksana Kerja;

 Dalam melaksanakan tugasnya Kepala Dinas dan semua pimpinan satuan keria dalam lingkungan Dinas wajib menerapkan prinsip koordinasi, integrasi

dan sinkronisasi secara vertikal dan horizontal;

 Setiap pimpinan satuan kerja wajib bertanggungjawab memimpin dan mengkoordinasikan bawahannya masing-masing serta memberikan bimbingan

dan petunjuk pelaksanaan bawahannya;

 Setiap pimpinan satuan kerja dalam lingkungan Dinas wajib mengawasi bawahannya masing-masing dan bila teijadi penyimpangan agar mengambil

langkah-langkah yang diperlukan sesuai dengan peraturan

perundang-undangan yang berlaku;

 Setiap pimpinan satuan kerja wajib menindak lanjuti laporan yang diterima;

 Apabila Kepala Dinas berhalangan melaksanakan tugas maka yang

bersangkutan dapat menunjuk seorang pejabat satu tingkat di bawahnya yang

bertindak untuk dan atas nama Kepala Dinas.

Struktur Organisasi Dinas Pertambangan dan Lingkungan Hidup terdiri dari: a. Kepala Dinas;

b. Bagian Tata Usaha terdiri dari:

 Sub Bagian Umum;

 Sub Bagian Kepegawaian;

 Sub Bagian Keuangan;

c. Sub Dinas Pertambangan Umum terdiri dari:

 Seksi Air Bawah Tanah;

 Seksi Energi dan Sumber Daya Mineral;

 Seksi Geologi;

d. Sub Dinas Minyak, Gas Bumi dan Kelistrikan terdiri dari:

 Seksi Minyak dan Gas Bumi;

 Seksi Kelistrikan;

e. Sub Dinas Pencegahan dan Pengawasan Dampak Lingkungan terdiri dari:

 Seksi Pembinaan Teknis dan penijinan;

 Seksi Pengkajian Preventif;

 Seksi Pembinaan Laboratonium;

 Seksi Pengawasan Kerusakan Lingkungan;

f. Sub Dinas Pengendalian dan Pemulihan Dampak Lingkungan terdiri dari:

 Seksi Pengendalian Pencemaran;

 Seksi Pemulihan Kualitas Lingkungan;

 Seksi Pembinaan Peranserta Masyarakat; g. Sub Dinas Kebersihan terdiri dari:

 Seksi Perencanaan dan Bina Program;

 Seksi Penanggulangan Sampah;

 Seksi Penanggulangan Air Kotor;

 Seksi Perawatan;

h. Jabatan Fungsional terdiri dari:

 Perencana;

 Surveyor dan Pemetaan;

 Pranata Komputer;

 Arsiparis.

4. Dinas Pendapatan Daerah (DISPENDA)

a. Dasar Hukum Pembentukan dan Perangkat Kerja Dinas Pendapatan Daerah

(Dispenda)

Dinas Pendapatan Daerah (DISPENDA) merupakan salah lembaga atau instansi yang

terkait atau berhubungan Iangsung dalam penyusunan dan pelaksanaan RPIJM. Dinas

Pendapatan Daerah merupakan dinas teknis yang memiliki peran sebagai pengelola

retribusi yang dihasilkan dan pembangunan infrastruktur bidang keciptakaryaan

seperti: retribusi sampah, retribusi pengolahan air limbah serta retribusi lainnya yang

berkaitan dengan infrastruktur.

Mengingat peran Dinas Pendapatan Daerah yang cukup besar, maka kesiapan dari

instasi tersebut harus diperhatikan terutama yang berkaitan dengan sumber daya

manusia (kuahtas dan kuantitas), sarana dan prasarana serta dukungan pendanaan.

Secara sistematis mengenai sumber daya manusia, kualitas pendidikan, serta

prasarana dan sarana kerja yang ada di unit kerja Dinas Pendapatan Daerah

(6)

b. Tugas Pokok, Fungsi, Tata Laksana Kerja dan Struktur Organisasi Dinas Pendapatan

Daerah (Dispenda).

Tugas Pokok;

Dinas Pendapatan Daerah mempunyal Tugas Pokok Melaksanakan Kewenangan

Otonomi Daerah di Bidang Pendapatan.

Fungsi;

Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud di atas, maka Dinas

Pendapatan Daerah mempunyai fungsi:

 Merumuskan kebijakan teknis di bidang pendapatan;

 Memberikan perijinan sesuai kewenangan dan pelaksanaan pelayanan umum;

 Melakukan pembinaan terhadap unit pelaksana Teknis Dinas dan Cabang Dinas di Bidang Pendapatan;

 Mengelola Urusan Ketatausahaan;

 Sebagai koordinator di Bidang Pendapatan;

Tata Laksana Kerja;

 Dalam melaksanakan tugasnya Kepala Dinas dan semua pimpinan satuan kerja dalam lingkungan Dinas wajib menerapkan prinsip koordinasi, integrasi dan

sinkronisasi secara vertikal dan horizontal;

 Setiap pimpinan satuan kerja wajib bertanggungjawab memimpin dan mengkoordinasikan bawahannya masing-masing serta memberikan bimbingan

dan petunjuk pelaksanaan bawahannya;

 Setiap pimpinan satuan kerja dalam Iingkungan Dinas wajib mengawasi bawahannya masing-masing dan bila terjadi penyimpangan agar mengambil

langkah-langkah yang diperlukan sesuai dengan peraturan

perundang-undangan yang berlaku;

 Setiap pimpinan satuan kerja wajib menindakianjuti laporan yang diterima;

 Apabila Kepala Dinas berhalangan melaksariakan tugas maka yang

bersangkutan dapat menunjuk seorang pejabat satu tingkat di bawahnya yang

bertindak untuk dan atas nama Kepala Dinas.

Struktur Organisasi Dinas Pendapatan Daerah terdiri dari: a. Kepala Dinas;

b. Bagian Tata Usaha terdiri dari:

 Sub Bagian Umum;

 Sub Bagian Kepegawaian;

 Sub Bagian Keuangan;

c. Sub Dinas Pendaftaran dan Pendataan terdiri dari:

 Seksi Pendaftaran;

 Seksi Pendataan;

 Seksi Dokumentasi dan Pengolahan Data; d. Sub Dinas Penetapan terdiri dari:

 Seksi Perhitungan;

 Seksi Penerbitan Surat Ketetapan;

 Seksi Angsuran;

e. Sub Dinas Pembukuan dan Pelaporan terdiri dar:

 Seksi Pembukuan Penenimaan;

 Seksi Pembukuan Persediaan;

 Seksi Pelaporan;

f. Sub Dinas Penagihan terdiri dari:

 Seksi Penagihan;

 Seksi Keberatan;

 Seksi Pengelolaan Penenimaan Sumber Lain-lain.

g. Sub Dinas Perencanaan dan Pengendallan Operasional terdiridari:

 Seksi Perencanaan dan Pembinaan Teknis Pemungutan;

 Seksi Penggalian dan Peningkatan; h. Jabatan Fungsional terdiri dari:

 Pranata Komputer;

 Arsiparis.

7.3

Masalah, Analisis dan Usulan Program

7.3.1 Masalah Yang Dihadapi

Seperti yang telah diuraikan pada sub bab sebelumnya bahwa dalam penyusunan Rencana

Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Maybrat instansi atau lembaga yang

memiliki keterkaitan langsung dalam penyusunan RPIJM adalah sebanyak 4 (empat) instansi

yaitu:

 Badan Perencanaan Pengendalian Pembangunan Daerah (BAPPEDA)

(7)

 Dinas Pertambangan dan Lingkungan Hidup

 Dinas Pendapatan Daerah (DISPENDA)

Ke empat instansi atau lembaga tersebut pada dasarnya memiliki permasalahan yang sama

khususnya dalam penyusunan maupun pada saat pelaksanaan RPIJM di daerah. Adapun

permasalahan-permasalahan yang dihadapi adalah sebagai berikut:

 Pelaksanaan tugas dan wewenang dan masing-masing instansi belum maksimal

dilaksanakan.

 Keterbatasan sumber daya manusia dalam pelaksanaan pembangunan fisik keciptakaryaan.

 Keterbatasan sarana dan prasarana antara lain:

 Peralatan kantor

 Peralatan kerja dilapangan

7.3.2 Analisis Permasalahan

Dalam melakukan anahsis permasalahan terhadap instansi atau lembaga pemerintah yang

berhubungan langsung dengan penyusunan dan pelaksanaan RPIJM di daerah, dilakukan

dengan metode analisis SWOT (Strenght, Weakness, OppurtunitydanThreat)

Dalam era otonomi dimana dituntut kemandirian daerah dalam pembangunan menonjol, maka

analisis mi cukup efektif untuk digunakan. Kekuatan atau potensi maupun kelemahan yang

dimiliki suatu wilayah dapat teridentifikasi.

Adapun analisis SWOT yang dilakukan terhadap instansi atau lembaga yang berhubungan

langsung dalam penyusunan dan pelaksanaan RPIJM dapat dilihat pada matriks SWOT berikut:

Tabel 7.1

Identifikasi Faktor Internal Dan Eksternal

Strengths ( S) Weakneses ( W)

1. Adanya Visi dan Misi Satuan Kerja 1. Sebahagian struktur organisasi SKPD Perangkat Daerah (SKPD) Bappeda belum terisi sesuai dengan kebutuhan Kabupaten Manokwari 2. Kinerja aparatur pelaksana belum 2. Tersedianya Sumber Daya Manusia optimal

(SDM) yang melaksanakan tugas 3. Masih lemahnya pemahaman terhadap

Bappeda tupoksi

3. Adanya Tugas Pokok dan Fungsi 4. Masih kurangnya infrastruktur terhadap (Tupoksi) output kinerja berdasarkan bidang 4. Terciptanya koordinasi lintas bidang tugas

5. Adanya uraian tugas dalam menunjang 5. Belum terlaksananya standar pelaporan kinerja organisasi terhadap Jurnal kegiatan terhadap uraian

tugas

Opportunities ( O) Threaths ( T)

1. Adanya Musyawarah Perencanaan 1. Partisipasi masyarakat dalam Pembangunan (Musrenbang) pembangunan melalui musrenbang 2. Adanya dukungan data dan informasi masih lemah

SKPD 2. Masih adanya sebahagian masyarakat

3. Tersedianya kesempatan untuk belum responsif terhadap data dan mengikuti pendidikan perjenjangan, informasi

fungsional, dan bimbingan teknis 3. Perencanaan program diklat dan 4. Adanya laporan kinerja instansi penganggaran belum terencana dengan

pemerintah baik

5. Tersedianya publikasi pembangunan 4. I ndikator pengukuran kinerja setiap SKPD

secara periodik belum optimal

5. Belum optimalnya pemanfaatan data pembangunan oleh instansi pemerintah FAKTOR I NTERNAL

(8)

1. Faktor Internal

a. Strengths (S) Kekuatan

ldentifikasi terhadap faktor internal dan eksternal dimaksudkan untuk pencapian visi

dan misi dalam pembangunan daerah, hal ml terkait dengan bidang tugas dalam

membantu Bupati di bidang perencanaan, pengendalian dan evaluasi pembangunan

daerah. Beberapa faktor internal yang ada meliputi:

Adanya Visi dan Misi Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) BAPPEDA Kabupaten Maybrat;

Tersedianya Sumber Daya Manusia (SDM) yang melaksanakan tugas BAPPEDA; Bahwa Sumber Daya Manusea (SDM ) mempunyai posisi sentral dalam

mewujudkan kinerja. Konteks ini ditentukan oleh relevansi konstribusi untuk

dapat melakukan aktivitas di bidang perencanaan pembangunan.

Adanya Tugas Pokok dan Fungsi(Tupoksi);

Tupoksi merupakan satu kesatuan yang tidak terpisakan dari organisasi dan

tatakerja guna menacapai tujuan sehingga dalam melaksanakan tugas tidak

terjadi penyimpangan dan secara birokrasi dapat berjalan sesuai dengan

kewenangan dan tanggungjawab yang diemban guna mendukung Vlsi dan Misi

Kabupaten.

Adanya laporan Kinerja Instansi Pemerintah;

Pengukuran kinerja terhadap pelaksanan tugas pada setiap tahun mulai dari

awal perencanaan sampai pada akhir pelaksanaan dibuatkan evaluasi terhadap

pencapaian kinerja, pelaporan tersebut di sampaikan pada Bupati Kepala

Daerah sebagai koordinator dalam bidang pembangunan, pemerintahan, dan

kemasyarakatan.

Adanya Uraian Tugas Dalam Menunjang Kinerja Organisasi

Sesuai dengan tupoksi BAPPEDA, dalam menunjang kinerja organisasi telah

dibuatkan uraian tugas berdasarkan struktur organisasi yang ada yaltu : (1)

Sekretaris meliputi Kepala Sub Bagian (kasubag) Kepegawaian, Kasub

Keuangan, dan Kasub Admistrasi Pembangunan. (2) Bidang Bidang Fisik dan

Prasarana meliputi Kepala Sub Bidang (Kasubbid) Perumahan dan Pemukiman,

Kasubbid Pertambangan,Energi dan Lingkungan Hidup, Kasubbid Perhubungan

dan Telekomunikasi. (3) Bidang Bidang Ekonomi terdiri dan Kasubbid

Perdagangan dan Koperasi, Kasubbid Pertanian, Kehutanan, Penikanan dan

Kelautan, Kasubbid Perindustrian dan Jasa. (4) Bidang Sosial Budaya meliputi

Kasubbid Agama, Pendidikan,Kebudayaan, Pemuda Oiahraga, Pariwisata,

Kasubbid Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial. (5) Bidang Litbang meliputi

Kasubbid Penelitian Sumber Daya Alam, Kasubbid Penelitian I nprastruktur,

Kasubbid Penelitian Sosial Ekonomi. (6) Bidang Pendataan dan Pelaoran meliputi

Kasubbid Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan, Kasubbid Analisa Data, Kasubbid

Statistik dan Pelaporan. (7) Kabid Tata Ruang meliputi Kasubbid Pengembangan

Wilayah dan Kawasan, Kasubbid Tata Ruang Kota, Kasubbid Tata Guna Tanah

dan Panataan Ruang.

b. Weaknesses (W) Kelemahan

Sebagalan Struktur Organisasi SKPD Belum Terisi Sesuai Dengan Kebutuhan; Struktur organisasi BAPPEDA terdiri dan Kepala yang membawahi Sekretaris,

Bidang Fisik dan Prasarana, Bidang Ekonomi, Bidang Sosial Budaya, Bidang

Litbang, Bidang Pendataan dan Pelaporan, serta Bidang Tataruang, sekretaris

maupun bidang membawahi 3 (tiga ) sub bagian/sub bidang.

Dari struktur organisasi sebagimana tersebut diatas bidang sosial budaya masih

terdapat satu sub bidang yang belum terisi yaltu Kasubbid Pemerintahan,

Kependudukan dan Tenaga Kerja, begitu juga pada bidang libang terdapat satu

sub bidang yang belum terisi yaitu kasubbid penelitian sosial ekonomi. Dan

sejumlah aparatur yang ada baru sebahagian yang telah mengikuti pendidikan

fungsional guna menunjang kinerja bidang tugas sesuai dengan tugas pokok dan

fungsi.

Kinerja Aparatur Pelaksana Belum Optimal;

Dari beban tugas yang diemban oleh BAPPEDA, kinerja aparatur yang ada dengan

frekwensi pekerjaan yang harus dilaksanakan diperlukan kemampuan aparatur

yang dapat melaksanakan dan menjalankan tupoksi guna meningkatkan

pelayanan prima baik internal maupun eksternal terhadap kepentingan publik

sesuai dengan tuntutan kegiatan pembangunan yang diharapkan oleh kelompok

sasaran.

Masih lemahnya Pemahaman Terhadap Tupoksi;

Pemahaman terhadap tupoksi sangat erat kaitannya dengan organisasi dan tata

kerja yang akan dilaksanakan agar akselerasi organisasi yang diemban dapat

(9)

dengan tujuan organisasi dan sasaran yang ingin dicapai dalam kurun waktu

tertentu melalui penetapan strategi yang dipilih.

Masih Kurangnya Infrastruktur Terhadap Output Kinerja Berdasarkan Bidang Tugas;

Dalam rangka meningkatkan kinerja aparat BAPPEDA masih terdapat

kekurangan penunjang kerja, yaitu menyangkut infrastruktur kantor. Diantaranya

sofware GIS, Foto udara dengan menggunakan citra satelit, printer besar guna

pembuatan peta, dan sofwer simda.

Masih Terdapat Adanya Pelaporan Yang Belum Tepat Waktu.

Pelaporan memegang peranan penting guna mengetahui dan mengikuti

perkembangan dan semua kegiatan yang dilaksanakan baik lintas sektor

maupun program agar dapat diambil langkah-langkah selanjutnya sebagai

alternatif pemecahan masalah. Secara umum adanya pelaporan kegiatan

terhadap pelaksanaan pembangunan yang belum tepat waktu adalah

dikarenakan kondisi geografis, dan aksesibilitas yang masih rendah sehingga

setiap SKPD sebagai pelaksana program dilapangan diperlukan frekwensi

koordinasi yang lebih efektif dan efisien.

2. Faktor Eksternal

Identifikasi faktor eksternal adalah faktor yang merupakan peluang (Opportunity), dan

yang merupakan ancaman (Threats) bagi pencapaian tujuan organisasi yang diinginkan.

a. Opportunities (O) Peluang

Identifikasi terhadap unsur peluang dapat dijelaskan sebagai berikut :

1). Adanya Musyawarah Perencanaan Pembangunan ( Musrenbang);

Musrenbang adalah merupakan bentuk perencanaan dengan menggunakan dua

pendekatan yaitu perencanan dari bawah ke atas dan dari atas kebawah,

sehingga keterlibatan masyarakat dalam bidang perencanaan nampak sekali.

Mengacu pada Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 Tentang Sistem

Perencanaan Pembangunan Nasional, bahwa pelaksanaan musrenbang

dilakukan secara berjenjang mulai dari tingkat bawah yaitu Musrenbang Tingkat

Desa/Kampung, Tingkat Kecamatan/Distrik, Tingkat Kabupaten, Tingkat

Provinsi, dan Musrenbang Tingkat Pusat.

Dengan demikian keteribatan masyarakat, Stake Holder sesuai dengan jenjang

administrasi pemerintahan, diharapkan dapat berpartisipasi aktif dalam

pembangunan sejak dan perencanaan sampai pada pelaksanaan pembangunan.

2). Adanya Dukungan Data dan Informasi SKPD;

Dukungan data dan informasi dari SKPD baik berdasarkan acuan

Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 Tentang Sistem Perencaaan Pembangunan

Nasonal maupun Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) Nomor 13

Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, maka data dan

informasi yang diberikan oleh masing-masing SKPD pada BAPPEDA akan

semakin lengkap karena terintegrasi dengan Vlsi dan Misi Bupati yang harus

dijabarka oleh setiap SKPD, termasuk pembuatan Rencana Strategis (Renstra).

3). Tersedianya Kesempatan Untuk Mengikuti Pendidikan Penjenjangan, Fungsional,

dan Bimbingan Teknis;

Kesempatan untuk mengikuti pendidikan merupakan harapan bagi setiap

pegawai dalam rangka meningkatkan kemampuan dan kreativitas serta

meningkatkan sumber daya manusia, oleh karena itu pemenintah daerah

dengan adanya program pendidikan dan pelatihan bagi aparat dalam menunjang

kinerja bidang tugas merupakan suatu kebutuhan dan meningkatkan pelayanan

publik sesuai dengan tupoksi organisasi.

4). Adanya laporan Knerja Istansi Pmerintah;

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (Lakip) merupakan hasil pengukuran

terhadap pelaksanaan tugas pada setiap tahun anggaran baik menyangkut tugas

rutin mapun pembangunan oleh setiap SKPD, Lakip dimaksud merupakan suatu

keharusan yang harus dibuat oleh setiap SKPD sebagai bentuk

pertanggungjawaban dan sebagai tolok ukur hasil kinerja.

5). Tersedianya Publikasi Pembangunan Secara Priodik;

Publikasi pembangunan baik menyangkut pembangunan sektor, potensi dan

peluang investasi yang disebar luaskan pada setiap tahun guna kepentingan

instansi pemenintah,stake holdermapun institusi lainya akan membantu dalam

(10)

b. Threaths(T) Ancaman

Identifikasi unsur ancaman (T) dapat dijelaskan sebagai berikut:

1). Partisipasi Msyarakat Dalam Pembangunan Melalui Musrenbang Masih Lemah;

Musrenbang pada dasarnya merupakan kebutuhan dalam merencanakan

pembangunan yang akan diprogramkan sesuai dengan kebutuhan tuntutan

kegiatan pembangunan bagi masyarakat dalam menjawab kelompok sasaran

pembangnan agar berdaya guna dan berhasil guna. Kondisi saat ini pelaksanaan

musrenbang terutama dan jenjang di tingkat Desa/Kampung, dan Distrik belum

optimal, hal ini disebabkan karena kondisi geografis dan masih rendahnya

tingkat aksesibilitas.

2). Masih adanya Sebahagian Masyarakat Belum Responsip Terhadap Data dan

Informasi;

Data merupakan informasi yang dapat mengungkapkan kondisi obyektif

berdasarkan ruang dan waktu di berbagai sektor. Disamping itu data merupakan

bagian yang tak terpisahkan dari perencanaan. Hal ini dapat dibuktikan

perencanaan tanpa didukung olah data tidak akan menghasilkan output yang

baik bahkan akan membahayakan dalam memunculkan kegiatan program

karena tidak akan sesuai dengan tututan kegiatan yang dibutuhkan.

Melihat kondisi saat ini masih terdapat sebahagian masyarakat belum

memanfaatkan data yang sudah diolah dan dikerjakan oleh instansi yang

berkompeten dalam pengolahan dan pengawasan data.

3). Perencanaan Program Diklat dan Penganggaran Belum Terencana Dengan Baik;

Pendidikan dan latihan bagi setiap aparat sebagai abdi negara dan abdi

masyarakat merupakan kebutuhan, karena pendidikan sangat terkait dengan

kualitas aparatur.

Dengan demikian apabila perencanaan program diklat dan penganggaran belum

terencana dengan balk akan mempengaruhi kualitas aparatur dalam

meningkatkan kinerja sesuai dengan tupoksi.

Kondisi saat ini yang dihadapi dalam program diklat dan penganggaran adalah

karena masih terbatasnnya dana, sehingga diperlukan seleksi dalam artian

mengunakan skala prioritas.

4). Indikator Pengukuran Kinerja Setiap SKPD Belum Optimal;

Outcomekinerja SKPD sangat erat kaitannya dengan pencapaian target program

kerja yang dilaksanakan baik secara fisik maupun fungsional sesuai dengan

tupoksi.

Kondisi saat ini pengukuran kinerja dilaksanakan melalui Lakip dan

masing-masing SKPD.

5). Belum Optimalnya Pemanfaatan Data Pembangunan Oleh Instansi Pemenntah.

Data merupakan sumber pendukung utama dalam perencanaan pembangunan

di berbagai sektor guna mencapai sasaran yang diinginkan baik secara fisik

maupun fungsional.

Kondisi saat ini masih terdapat sebahagian SKPD belum optimal dalam

pengolahan dan pengawasan data.

7.3.3 Usulan Program

Beberapa usulan program untuk pelaksanaan dan penyeienggaraan Rencana Program

Investasi Jangka Menengah (RPIJM) dan masing-masing instansi atau lembaga adalah

sebagai berikut:

a. Optimalisasi Pelaksanaan Fungsi Organisasi, terdiri dari:

 Melakukan perencanaan pembangunan di daerah (BAPPEDA).

 Melaksanakan pembangunan fisik sesuai dengan program yang telah ditetapkan (Dinas PU).

 Melakukan pengendalian dan pengawasan terhadap pengelolaan lingkungan hasil dari pembangunan fisik (Dinas Pertambangan dan Lingkungan Hidup)

 Melaksanakan penarikan retnibusi terhadap objek-objek prasarana yang ada seperti: retribusi sampah dll.

b. Ketatalaksanaan Penyelenggaraan RPIJM di daerah.

 Penyiapan Standar Pelayanan Minimal (SPM) untuk setiap sektor pembangunan.

 Menyiapkan Peraturan Daerah (Perda) yang berkaitan dengan :

 Retribusi

 Pengelolaan lingkungan

(11)

c. Peningkatan Sumber Daya Manusia

 Mengikuti Bimbingan Teknik bidang PU

 Mengikuti Pelatihan-pelatihan

 Keikutsertaan pada kursus-kursus

 Mengikuti Pelatihan Bidang Keuangan

 Mengikuti Pelatihan Bidang Lingkungan

d. Peningkatan Prasarana dan Sarana Kerja, meliputi:

 Pengadaan peralatan

 Penambahan personi bidang teknik

7.4

Usulan Sistem Prosedur Antar Instansi

7.4.1 Kedudukan, Fungsi, Tugas Dalam Pelaksanaan RPIJM

Kedudukan, fungsi dan tugas masing-masing instansi atau lembaga yang berhubungan

langsung dengan penyusunan RPIJM terdapat pada lampiran Surat Keputusan Bupati

Maybrat.

7.4.2 Diagram Hubungan Antar Instansi

Diagram hubungan antara instansi atau lembaga untuk pelaksanaan dan pengelolaan serta

pengembangan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Maybrat,

dapat dilihat pada gambar diagram berikut:

7.4.3 Format Umum Rencana Tindakan Peningkatan Kelembagaan

Format umum rencana tindakan peningkatan kelembagaan di Kabupaten Maybrat yang

berhubungan dengan penyusunan dan pelaksanaan RPIJM dapat dilihat pada Tabel-tabel

berikut, secara berurutan adalah:

a. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA)

b. Dinas Pekerjaan Umum (DPU)

c. Dinas Pertambangan dan Lingkungan Hidup

(12)

Tabel 7.2

Rencana Tindakan Peningkatan Kelembagaan BAPPEDA Kabupaten Maybrat

I II III IV V

NO KEGIATAN SASARAN KEGIATAN PELAKSANA PENANGGUNG JAWAB BIAYA (Rp) JADWAL KEGIATAN KET

BAPPEDA Tersedianya data-data Peta Wilayah

1 Pembuatan Peta Udara

BAPPEDA BAPPEDA

3 Pelatihan/Kursus Untuk Meningkatkan Sumber Daya Manusia

3,000,000,000

1,500,000,000

5 Bln

BAPPEDA 5 Bln 5 Bln 5 Bln 5 Bln

5 Bln 5 Bln 5 Bln 5 Bln

Sumber : Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kab. Maybrat, Tahun 2009

-5 Bln

Tabel 7.3

Jenis Kursus/pelatihan Yang Telah/Pernah Diikuti Serta Pelatihan Yang Dibutuhkan

NO TAHUN PELAKSANA

1 3 4

1

-2

-3

-4

-5

-6

-1 2010 DPU

2 2010 DEPSOS

3 2010 BAPPENAS

4 2010 DPU

5 2010 BAPPEDAL

6 2010 PTN

7 2010 DPU

8 2010 DEPDAGRI

9 2010 BAPPEDA

abupaten Sorong Selatan, Tahun 2009

JENIS TRAINING YANG TELAH DIIKUTI KARYAWAN

Pelatihan RPJM

PELATIHAN YANG MASIH DIBUTUHKAN Kursus Penataan Kota

Monitoring Evaluasi

2

AMDAL Penataan Kota

Training Manajemen Pembangunan Perencanaan Pembangunan Sosial

Studi Banding Kursus GIS

Perencanaan Jalan Kabupaten Kursus Dicission Support System (DSS) Pelatihan RPIJM

Kursus Amdal Kursus Komputer Kursus Bendaharawan

(13)

Tabel 7.4

Analisa SWOT Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Maybrat

Strength ( Kekuatan) Weakneess( Kelemahan)

1. Adanya program kerja 1. Kurang terangkumnya pengolahan data 2. Tersedianya data 2. Motifasi kerja pegawai kurang

3. Sarana penunjang untuk operasional

STRATEGI

Opportunities Strategi SO Strategi WO

1. Adanya koordinasi yang baik dengan badan dinas terkait

1. Adanya program kerja dapat memberikan tambahan yang cukup untuk mendukung tersedianya data

1. Meningkatkan kemempuan personil/ staf dengan memberikan insentif/ pelatihan

2. Dukungan tenaga teknis 2. Meningkatkan kemempuan kerja dengan memanfaatkan sarana dan dukungan

Threats ( T) Strategi ST Strategi WT

1. Tingkat kinerja staf masih kurang 1. Meningkatkan program kerja dengan memanfaatkan potensi staf yang ada

1. Memperbaharui sistem pengolahan data

2. Akses untuk operasional jauh sehingga pelaksanaan terganggu

2. Meningkatkan penggunaan data dan informasi

(14)

Tabel 7.5

Rencana Tindakan Peningkatan Kelembagaan Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Maybrat

Jadwal Tahun No Kegiatan Sasaran Kegiatan Pelaksana Penanggung Jawab Biaya (Rp)

I II III IV V

Ket

1 Pelatihan RPIJM Peningkatan SDM Dinas PU Dinas PU 50,000,000 

2 Perencanaan Pemb. Sosial Peningkatan SDM Dinas PU Dinas PU 50,000,000

3 Training Manajemen Pembangunan Peningkatan SDM Dinas PU Dinas PU 50,000,000

4 AMDAL Peningkatan SDM Dinas PU Dinas PU 50,000,000

5 Kursus Decission Support System Peningkatan SDM Dinas PU Dinas PU 30,000,000

6 Kursus lai-lain - - - 40,000,000

7 Survey Data Data-data pengemb.

Daerah Pesisir Dinas PU Dinas PU 1,000,000,000 

Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kab. Manokwari, Tahun 2007

Tabel 7.6 Analisis SWOT

Dinas Pertambangan dan Lingkungan Hidup Kabupaten Maybrat

STRATEGI

Strength (Kekuatan) Weakness (Kelemahan) (W) 1. Tersedianya Aparat dinas Pertambangan dan LH.

2. Adanya motivasi kerja pegawai di Dinas Pertambangan dan Lingkungan hidup

3. Adanya pedoman kerja dalam menunjang kegiatan di Dinas Pertambangan dan Lingkungan Hidup.

1. Kurang tertibnya kearsipan dokumen sebagai bahan dalam kegiatan pengawasan di bidang pertambangan dan LH. 2. Belum tersedianya sarana transportasi dalam menunjang

kegiatan di Dinas Pertambangan dan LH

3. Belum tersedianya dana dalam menunjang tugas-tugas operasional

Opportunities (O) Strategi SO Strategi WO 1. Tersedianya potensi sumber daya alam di Bidang

pertambangan.

2. Adanya penambang/investor yang bergerak di bidang Pertambangan

3. Adanya hubungan kerja yang baik dengan pengusaha pertambangan.

1. Manfaat Aparat Dinas Pertambangan dan Lingkungan Hidup untuk menjalin hubungan kerja yang baik guna untuk meningkatkan kegiatan. 2. Menggunakan pedoman kerja sebagai dasar hokum dalam menunjang

pelaksanaan tugas

1. Kurang tertibnya pengarsipan dokumen sehingga perlu ditata kembali agar dapat mengetahui arsip-arsip perijinan dari para tambang.

2. Belum tersedianya sarana transportasi untuk melakukan peninjauan ke lapangan/lokasi pertambangan.

Threats (T) Strategi ST Strategi WT 1. Sebagian pengusaha pertambangan belum memiliki ijin di

bidang Pertambangan.

2. Sebagian pengusaha pertambangan belum memiliki dokumen UKL, UPL.

3. Kurangnya kesadaran para pengusaha dalam membayar pajak pertambangan dan pengelolaan Lingkungan Hidup

1. Aparat Dinas Pertambangan dan Lingkungan Hidup harus menertibkan pengusaha yang belum memiliki ijin agar segera memiliki ijin.

2. Adanya motivasi kerja/motivasi yang timbul dari pegawai untuk melakukan pembinaan kepada para wajib pajak agar mereka Taat Membayar Pajak.

1. Belum tersedianya pengarsipan dokumen sehingga tidak diketahui beberapa pengusaha yang telah dan belum memiliki ijin.

2. Belum tersedianya Dana operasional untuk melakukan kegiatan pembinaan kepada Wajib Pajak agar mereka sadar akan kewajibannya membayar pajak.

Sumber : Hasil Analisis

(15)

Tabel 7.7

Rencana Tindakan Peningkatan Kelembagaan Dinas Pertambangan dan Lingkungan Hidup

Di Kabupaten Maybrat

NO KEGIATAN SASARAN KEGIATAN PELAKSANA PENANGGUNG JAWAB BIAYA (Rp) JADWAL KEGIATAN KET I II III IV V

1 Pelatihan Tenaga Kebersihan Adanya tenaga-tenaga yang terampil dan siap pakai di bidangnya masing-masing

Dinas Pertambangan dan Lingkungan Hidup

Dinas pertambangan dan

Lingkungan hidup 2,500,000,000 5 bln 5 bln 5 bln 5 bln 5 bln 2 Pelatihan AMDAL A, B, C,

PPNS dan Audit Lingkungan

Adanya tenaga-tenaga yang terampil dan siap pakai di bidangnya masing-masing

Dinas Pertambangan dan Lingkungan Hidup

Dinas pertambangan dan Lingkungan hidup

2,500,000,000 5 bln 5 bln 5 bln 5 bln 5 bln 3 Pelatihan Tehnis Bidang

Pertambangan Umum

Adanya tenaga-tenaga yang terampil dan siap pakai di bidangnya masing-masing

Dinas Pertambangan dan Lingkungan Hidup

Dinas pertambangan dan Lingkungan hidup

1,500,000,000 5 bln 5 bln 5 bln 5 bln 5 bln

Gambar

Tabel 7.1
Tabel 7.3Jenis Kursus/pelatihan Yang Telah/Pernah Diikuti
Tabel 7.4Analisa SWOT Dinas Pekerjaan Umum
Tabel 7.5
+2

Referensi

Dokumen terkait

(1) Sekretaris DPRD, Kepala Bagian, Kepala Sub Bagian, dan Kelompok Jabatan Fungsional dalam melaksanakan tugasnya wajib menerapkan prinsip koordinasi, integrasi, sinkronisasi

Dalam melaksanakan tugas, pimpinan satuan organisasi dan Kelompok Jabatan Fungsional wajib menerapkan prinsip koordinasi, integrasi, dan sinkronisasi, baik di lingkungan Balai

Dalam melaksanakan tugasnya, setiap Pimpinan dan Unit Organisasi dan Kelompok Jabatan Fungsional wajib menerapkan prinsip koordinasi, integrasi dan sinkronisasi baik

(1) Sekretaris DPRD, Kepala Bagian, Kepala Subbagian dan Kelompok Jabatan Fungsional dalam melaksanakan tugasnya wajib menerapkan prinsip koordinasi, integrasi,

Prinsip dasar Safeguard sosial dan lingkungan adalah merupakan suatu upaya atau penilaian terhadap lingkungan yang dapat dilakukan oleh pemerintah, swasta

Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam (Non Pajak) 2 Pendapatan Asli Daerah. Pinjaman Dalam Negeri Pemerintah

Dalam melaksanakan tugasnya Kepala Cabang Dinas dan Kepala Sub Bagian Tata Usaha wajib menerapkan prinsip koordinasi, integrasi dan sinkronisasi baik intern maupun antar

Dalam melaksanakan tugasnya, setiap pimpinan dan unit organisasi dan kelompok jabatan fungsional wajib menerapkan prinsip koordinasi, integrasi dan sinkronisasi baik dalam