• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB XI - DOCRPIJM 56364d0e8f BAB XIBAB 11 Kelembagaan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB XI - DOCRPIJM 56364d0e8f BAB XIBAB 11 Kelembagaan"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

RPIJM Kabpaten Merangin Tahun 2009 - 2013

Dalam mendukung keberhasilan pelaksanaan program dan kegiatan Rencana Program Investasi Jangka Menengah ( RPIJM ) Kabupaten Merangin Tahun 2009 – 2013, diperlukan kelembagaan yang mantap. Melalui kelembagaan yang mantap, yang dicirikan dengan struktur yang lengkap, tugas pokok dan fungsi yang jelas serta dukungan sumberdaya manusia yang memadai, akan mampu mewujudkan keberhasilan program RPIJM ini.

(2)

RPIJM Kabpaten Merangin Tahun 2009 - 2013

11.1. Aspek Kelembagaan

Kelembagaan dalam pemerintahan, memegang peranan kunci dalam mewujudkan suksesnya pelaksanaan roda pemerintahan dan pembangunan. Tanpa ditunjang kelembagaan yang memadai, maka jalannya roda pemerintahan dan pembangunan pun tidak akan berjalan sebagaimana yang diharapkan. Oleh karena itu, aspek kelembagaan ini pada dasarnya menjadi pilar keberhasilan di semua bidang yang menjadi tugas pokok dan fungsinya. Mengingap pentingnya kelembagaan ini, maka aspek kelembagaan yang paling mendasar difokuskan pada fungsi koordinasi dan sinkronisasi kegiatan antar sektor pembangunan. Tanpa adanya koordinasi dan sinkronisasi dalam pelaksanaan pembangunan, maka tidak akan terjadi keterpaduan baik dalam alokasi, sasaran maupun pemanfaatannya. Termasuk dalam pembangunan prasarana, sesuai dengan kedudukan dan tugas masing-masing unit organisasi/instansi akan memiliki peran dan fungsi yang berbeda-beda. Akan tetapi apabila mampu kita koordinasi dan sinkronisasikan, akan mampu diwujudkan tujuan dan sasaran pembangunan dan pelayanan yang diinginkan masyarakat. Demikian pula dalam pelaksanaan di lapangan, dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien. Dalam analisis ini batasan-batasan yang diperlukan dalam menganalisis kelembagaan dan rencana peningkatan kapasitasnya dapat digunakan asumsi atau batasan sebagai berikut :

• Kelayakan merupakan hasil telaah tentang kapasitas suatu obyek yang mengemban tugas-tugas tertentu bagi tercapainya tujuan-tujuan yang ditetapkan.

(3)

RPIJM Kabpaten Merangin Tahun 2009 - 2013

• Investasi adalah satu masukan dalam proses pembangunan untuk mampu melahirkan/menciptakan tujuan-tujuan yang ditetapkan.

Tujuan yang ingin dicapai dari kelembagaan dan pengembangan kapasitas kelembagaan seperti dalam pedoman sebagai upaya peningkatan kapasitas kelembagaan sebagaimana dirumuskan dalam Kerangka Nasional Pengembangan Kapasitas ( KNP2K ). Tujuan tersebut adalah sebagai berikut :

• Mengakselerasi pelaksanaan desentralisasi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

• Penataan secara proporsional tugas, fungsi, sistem keuangan, mekanisme dan tanggung jawab dalam rangka peningkatan kapasitas daerah.

• Memobilisasi sumber-sumber dana pemerintah, daerah dan lainnya.

• Penggunaan sumber-sumber dana secara efektif dan effisien.

Ruang lingkup peningkatan kapasitas mencakup tiga tingkatan yaitu :

 Tingkatan sistem yang berupa perumusan kembali kerangka kebijakan pengaturan bagi tercapainya tujuan-tujuan kebijakan tertentu.

 Tingkatan kelembagaan, menyangkut struktur organisasi, proses pengambilan keputusan, mekanisme tata kerja dan tata hubungan.  Tingkatan individu, yaitu peningkatan ketrampilan, kualifikasi,

pengetahuan, sikap dan motivasi kerja.

11.2 Kondisi Kelembagaan

11.2.1. Kondisi Kelembagaan Pemerintah

(4)

RPIJM Kabpaten Merangin Tahun 2009 - 2013

Bagian Perencanaan dan Pembangunan Sekretariat Daerah, Perusahaan Daerah Air Minum serta lembaga non pemerintah. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah dan Perda Nomor 20 tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Organisasi Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Merangin, maka setiap dinas/instansi di Kabupaten Merangin telah ditetapkan uraian tugas pokok dan fungsinya melalui Peraturan Bupati Merangin. Berdasarkan uraian tugas pokok dan fungsi masing-masing dinas/instansi pada dasarnya mencakup :

1. Perumusan kebijakan teknis.

2. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum. 3. Pembinaan dan pelaksanaan tugas.

4. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan Bupati sesuai dengan tugas dan fungsi masing-masing dinas/instansi.

Tugas pokok dan fungsi Bappeda Kabupaten Merangin didasarkan pada Peraturan Bupati Merangin Nomor 23 Tahun 2008 yang meliputi : 1. Menyusun rencana pembangunan daerah jangka pendek, menengah

dan jangka panjang.

2. Menyusun kebijakan teknis perencanaan pembangunan daerah.

3. Mengkoordinir dinas/instansi yang berada dalam wilayah Kabupaten Merangin dalam menyususn Perencanaan Pembangunan Daerah. 4. Melaksanakan koordinasi, integrasi dan sinkronisasi penyusunan

Perencanaan Pembangunan Daerah.

5. Menyusun rencana Anggaran Pendapatan dan belanja Daerah bersama-sama dengan Tim Anggaran Pemerintah Daerah.

6. Melaksanakan Monitoring dan Evaluasi Pembangunan Daerah.

7. Mengkoordinir dan melaksanakan penelitian dan pengembangan serta penanaman modal dalam wilayah Kabupaten Merangin.

(5)

RPIJM Kabpaten Merangin Tahun 2009 - 2013

Untuk melaksanakan tugas dan fungsi tersebut struktur organisasi Bappeda Kabupaten Merangin meliputi sekretariat, bidang ekonomi, bidang sosial budaya, bidang fisik dan prasarana, bidang penelitian dan pengembangan dan kelompok jabatan fungsional.

Tugas pokok dan fungsi Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan ditetapkan berdasarkan Peraturan Bupati Merangin Nomor 23 Tahun 2008 yang meliputi :

1. Merumuskan kebijakan teknis dibidang Pekerjaan Umum dan Perumahan.

2. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang Pekerjaan Umum dan Perumahan.

3. Pembinaan dan pelaksanaan tugas dibidang Pekerjaan Umum dan Perumahan.

4. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Untuk melaksanakan tugas dan fungsinya yang dimaksud, struktur organisasi Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Kabupaten Merangin terdiri dari Sekretariat, Bidang Bina Marga, Bidang Sumber Daya Air, Bidang Cipta Karya, Bidang Perumahan, Bidang Tata Ruang dan Bidang Bina Teknik.

(6)

RPIJM Kabpaten Merangin Tahun 2009 - 2013

Gambaran tentang kelembagaan di Kabupaten Merangin sejak tahun 2005 sampai dengan tahun 2008 mengalami perkembangan dan jumlah yang mencapai 69 organisasi. Sumber : Kabupaten Merangin Dalam Angka

(7)

RPIJM Kabpaten Merangin Tahun 2009 - 2013

Gambaran mengenai pejabat struktural di lingkungan Pemerintah Daerah Kabupaten Merangin menunjukan aparatur dengan eselon IV yang menduduki jabatan mencapai 71,70 %. Untuk eselon III yang menduduki jabatan mencapai 24,72 % dan aparatur eselon II yang menduduki jabatan adalah 3,57%. Dengan pola proporsi tersebut menunjukan promosi jabatan sangat berkaitan dengan golongan kepegawaian.

Tabel 11.3 Jumlah Pejabat Struktural di Lingkungan Pemerintahan Berdasarkan Eselon di Kabupaten Merangin Tahun 2005 – 2008

No. Eselon 2005 2006 2007 2008 Sumber : Kabupaten Merangin Dalam Angka

Kondisi sumberdaya aparatur pemerintah pada dinas/instansi yang terkait dengan penyusunan dan pelaksanaan RPIJM. Masih terbatasnya jumlah staf mempengaruhi dalam mendukung penyusunan dan pelaksanaan penyusunan dan pelaksanaan RPIJM secara optimal.

Tabel 11.4 Jumlah Aparatur Pemerintah pada Dinas/Instansi Yang Terkait RPIJM Berdasarkan Golongan

Kepegawaian tahun 2008

(8)

RPIJM Kabpaten Merangin Tahun 2009 - 2013 Sumber : Pengolahan Data Sekunder

Kondisi kemampuan kelembagaan dinas/instansi terkait dengan pembangunan infrastruktur Kabupaten Merangin berkaitan dengan organisasi, tenaga, pelatihan dan fasilitas kerja serta perlengkapan yang tersedia. Struktur organisasi yang ada telah disusun berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 41 tahun 2005, sehingga kemampuan kelembagaan yang ada sudah sesuai. Jumlah tenaga yang dibutuhkan akan berkaitan dengan perkembangan volume kerja yang ada pada masing-masing dinas/instansi. Fasilitas kerja berfungsi sebagai sarana penunjang kelembagaan.

11.2.2. Kondisi Kelembagaan Non Pemerintah

(9)

RPIJM Kabpaten Merangin Tahun 2009 - 2013

Tabel 11.6 Fokus Perhatian LSM di Kabupaten Merangin Tahun 2008

No. Fokus Perhatian Jumlah %

1. Pengawasan 7 20,58

2. Lingkungan hidup 4 11,76 3. Pemberdayaan masyarakat 5 12,70 4. Pemberantasan korupsi 2 5,89 5. Ketenaga kerjaan 1 2,94 6. Semua bidang 4 11,76

12. Lainnya 11 32,35

Jumlah 34 100 Sumber : Pengolahan Data Sekunder

Dari LSM yang ada yang dapat diharapkan dapat berperan dalam pembangunan infrastruktur kabupaten, antara lain LSM yang fokus perhatiannya dalam bidang pengawasan, lingkungan hidup, pemberdayaan masyarakat dan pemberantasan korupsi. Peran yang dapat dilakukan antara lain pendampingan, pemberdayaan kelompok sasaran dan kontrol untuk mewujudkan God Governance.

(10)

RPIJM Kabpaten Merangin Tahun 2009 - 2013

11.3. Masalah, Analisis dan Usulan Program

11.3.1 Masalah yang Dihadapi

(11)

RPIJM Kabpaten Merangin Tahun 2009 - 2013

pendukung untuk dapat dilaksanakannya tugas dan wewenang setiap dinas/instansi dengan, dirasakan masih sangat kurang.

11.3.2 Analisis Masalah

Permasalahan koordinasi dan sinkronisasi dalam perencanaan, pembangunan dan pengoperasional infrastruktur kabupaten berkaitan dengan pengorganisasian dinas/instansi terkait. Kejelasan pembagian tugas antara dinas/instansi sampai pada tuposi seksi diharapkan akan mempermudah koordinasi dan sinkronisasi perencanaan, pembangunan dan pengoperasional infrastruktur.

Permasalahan profesionalisme sangat berkaitan dengan kemampuan aparatur pemerintah. Hal ini berkaitan dengan pengetahuan, skill dan pengalaman. Peningkatan profesionalisme, dapat dilakukan melalui peningkatan pengetahuan melalui studi lanjut yang relevan, pendidikan dan pelatihan teknis. Profesionalisme aparatur pemerintah berkaitan dengan tugas dan fungsi tertentu dalam jabatan fungsional.

Dalam penyusunan RPIJM Kabupaten Merangin, memiliki sejumlah kekuatan yang telah ditetapkan melalui tupoksi masing-masing dinas/instansi sehingga memiliki kejelasan peran dan pembagian kerja. Demikian halnya dengan struktur organisasi masing-masing dinas/instansi telah memiliki struktur yang jelas serta terdapatnya Sumber Daya Manusia yang memiliki komitmen, motivasi dan dedikasi dalam melaksanakan tugas. Kelemahan yang dihadapi dalam penyusunan RPIJM ini antara lain adalah :

1. Lemahnya koordinasi dan sinkronisasi perencanaan teknis makro antara Bappeda, Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan/Ciptakarya serta dengan dinas/instansi teknis lainnya.

(12)

RPIJM Kabpaten Merangin Tahun 2009 - 2013

Kabupaten Merangin ditinjau dari segi kesesuaian dengan bidang ilmu serta kuantitas untuk melaksanakan volume pekerjaan yang terus meningkat.

3. Terbatasnya sarana dan prasarana kantor. Peluang untuk menyusun dan melaksanakan RPIJM Kabupaten Merangin sangat besar berkaitan dengan RPIJM yang merupakan instrumen penting dalam penyediaan infrastruktur kabupaten.

11.3.3 Usulan Program

Arah pengembangan kelembagaan dan aparatur pemerintah Kabupaten Merangin dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) adalah terwujudnya tata pemerintahan yang baik dan bersih (Good Governance and Clean Goverment) adalah aparat yang memiliki profesionalisme yang tinggi dan mampu memberikan pelayanan prima dan menghilangkan KKN, yang dicapai dengan :

1. Pengembangan struktur kelembagaan dan aparatur daerah yang efektif dan effisien.

2. Peningkatan kualitas aparatur dengan memperbaiki kesejahteraan dan profesionalisme serta memperlakukan sistem karier berdasarkan prestasi dengan prinsip pemberian penghargaan dan sangsi (Reward and Punisment).

3. Peningkatan fungsi pelayanan birokrasi dan akuntabilitas secara transparan, bersih dan bebas dari penyalahgunaan wewenang.

4. Penerapan prinsip tata pemerintahan yang baik pada semua tingkat dan lini pemerintahan disemua kegiatan.

(13)

RPIJM Kabpaten Merangin Tahun 2009 - 2013

1. Perluasan rentang kendali dalam pelimpahan wewenang pelayanan masyarakat kepada pemerintahan kecamatan dan aparat desa.

2. Peningkatan kualitas dan kinerja Sumber Daya Manusia pada tingkat birokrasi maupun pelayanan.

3. Memberlakukan peraturan perundang-undangan pokok kepegawaian dan akuntabilitas kinerja aparat.

4. Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan aparat dalam perlindungan masyarakat dan HAM.

5. Mendorong peningkatan sistem/tatanan pemerintahan yang baik kepada pimpinan/pejabat di masing-masing unit kerja.

6. Menuntaskan penanggulangan penyalahgunaan wewenang.

7. Menumbuhkembangkan peningkatan pengelolaan pendapatan daerah. 8. Peningkatan pengelolaan belanja daerah.

Dengan mengacu pada RPJP dan RPJM Kabupaten Merangin diatas, usulan program dalam RPIJM mencakup :

1. Optimalisasi pelaksanaan fungsi organisasi yang dikembangkan melalui :

a. Spesialisasi pekerjaan yang berkaitan dengan tugas dalam organisasi dan dibagi dalam pekerjaan yang terpisah.

b. Departementalisasi yang berkaitan dengan dasar dalam mengelompokan pekerjaan yang ada.

c. Rantai perintah yang berkaitan dengan sistem pertanggungjawaban yang harus dilakukan.

d. Rentang kendali yang berkaitan dengan jumlah personil yang dapat dikendalikan oleh pimpinan.

e. Sentralisasi dan desentralisasi, berkaitan dengan kewenangan dalam pengambilan keputusan.

(14)

RPIJM Kabpaten Merangin Tahun 2009 - 2013 2. Ketatalaksanaan penyelenggaraan RPIJM :

Kebutuhan peraturan daerah yang dibutuhkan untuk mendukung penyusunan dan pelaksanaan RPIJM antara lain berkaitan dengan pemantapan tugas dan fungsi masing-masing dinas/instansi yang terkait dengan penyusunan dan pelaksanaan RPIJM seiring dengan semakin bertambahnya atau berubahnya peran setiap dinas/instansi. Peraturan baru dibutuhkan dalam pembentukan organisasi non struktural untuk mendukung pelakanaan RPIJM dalam koordinasi vertikal, horizontal dan manajemen pelaksanaan proyek.

3. Pengembangan Sumber Daya Manusia :

Program pengembangan Sumber Daya Manusia difokuskan pada aparatur pada dinas/instansi yang secara langsung terlibat dalam pelakanaan RPIJM Kabupaten Merangin, baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Program pengembangan untuk meningkatan kualitas aparatur dilakukan melalui pelatihan dan studi lanjut dalam bidang ilmu yang relevan. Program dimaksud meliputi :

a. Perencanaan Kota. b. Manajemen Proyek.

c. Manajemen Persampahan. d. Amdal.

e. Perencanaan Teknis.

f. Air Bersih dan Peningkatan Lingkungan Pemukiman. g. Keuangan Daerah.

h. Perencanaan Pembangunan. i. Administrasi Keuangan.

4. Peningkatan sarana dan prasarana kerja yang meliputi :

a. Bangunan gedung yang difungsikan untuk kantor dan gudang. b. Alat-alat kantor seperti komputer, printer, mesin fotocopy, alat

(15)

RPIJM Kabpaten Merangin Tahun 2009 - 2013

c. Sarana transportasi untuk memperlancar pelaksanaan tugas seperti kendaraan roda dua dan kendaraan roda empat.

d. Sarana komunikasi seperti telpon, faximile, internet dan lain sebagainya. Jumlah sarana dan prasarana kerja berkaitan dengan volume kerja yang ada pada masing-masing dinas/instansi sesuai dengan perannya dalam pelaksanaan RPIJM.

11.4. Usulan, Sistem Prosedur Antar Instansi

11.4.1. Kedudukan, Fungsi, Tugas dan Pelaksanaan RPIJM

Dalam penyusunan dan pelaksanaan RPIJM, Bappeda Kabupaten Merangin berkedudukan dan bertugas dalam menggoordinasikan penyusunan perencanaan, memonitor, mengevaluasi dan mengendalikan program serta menyusun laporan pelaksanaan kegiatan pembangunan infrastruktur Kabupaten Merangin. Dinas Pekerjaan Umun dan Perumahan, mengkordinasikan pelaksanaan kebijakan infrastruktur kabupaten, penyelenggaraan teknis pelaksanaan program serta melaksanakan fungsi pengendalian, pengawasan evaluasi, pelaporan administrasi, keuangan dan kegiatan teknis, demikian haalnya untuk dinas/instansi terkait lainnya berkedudukan dan melaksanakan fungsi sesuai dengan tugas dan wewenangnya.

11.4.2. Hubungan antar Instansi

Untuk pelaksanaan RPIJM secara non struktural perlu dibentuk tim koordinasi dan pelaksanaan RPIJM dan unit manajemen program. Tugas tim koordinasi program pembangunan infrastruktur kabupaten meliputi : 1. Koordinasi dalam penyusunan dan pelaksanaan RPIJM.

(16)

RPIJM Kabpaten Merangin Tahun 2009 - 2013

3. Menyiapkan kebijaksanaan operasional dan memberikan petunjuk pelaksanaan pembangunan infrastruktur kabupaten.

Unit manajemen program bertugas untuk :

1. mengendalikan dan koordinasi pelaksanaan program pembangunan infrastruktur kabupaten yang meliputi program investasi, program peningkatan pendapatan daerah dan program pengembangan kelembagaan.

2. koordinasi penyusunan rencana tahunan 3. koordinasi dengan dinas/instansi terkait

4. penyusunan laporan pelaksanaan dan pengendalian program.

Unit manajemen program diketua boleh kepala Bappeda yang dibantu oleh sejumlah asisten yang dapat dijabat oleh kabid atau kepala dinas terkait.

11.4.3. Format Umum Rencana Tindakan Peningkatan Kelembagaan

Penyusunan dan pelaksanaaqn RPIJM membutuhkan waktu yang panjuang, dan untuk itu rencana tindaknya dapat dilakukan dalam tahapan sebagai berikut:

1. Tahap sosialisasi, tahapan yang dimaksudkan untuk meningkatkan koordinasi vrtikal dan horizontal antar dinas/instansi, melengkapi kebutuhan sumberdaya manusia yang terkait dengan RPIJM serta melengkapi organisasi ekstra struktural yang diperlukan dalam pelakanakan RPIJM.

(17)

masing-RPIJM Kabpaten Merangin Tahun 2009 - 2013

masing dinas/instansi serta peningkatan kemampuan personil yang bertugas dalam penyusunan dan pelaksanaan RPIJM.

Gambar

Tabel 11.2  Jumlah Pegawai  Negeri  Sipil  Daerah (PNS)        di  Kabupaten Merangin Tahun 2005 – 2008
Tabel  11.4  Jumlah Aparatur Pemerintah pada Dinas/Instansi       Yang Terkait RPIJM Berdasarkan Golongan
Tabel 11.5  Jumlah   Aparatur  pada    Dinas/Instansi yang         Terkait RPIJM  Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Tabel 11.6  Fokus Perhatian LSM di Kabupaten Merangin     Tahun 2008

Referensi

Dokumen terkait

Maka apabila amanah diabaikan dengan golongan yang tidak berkelayakkan diberi tempat untuk menguruskan hal ehwal masyarakat, atau golongan jahil diberi ruang untuk

Dari gambar 9 tampak bahwa hasil analisa Metode Elemen Hingga mendekati hasil eksperimen dengan error yang terjadi sebesar 3,203 %, sehingga dapat disimpulkan

Skripsi ini berjudul “SIMULASI PERFORMANSI TURBIN ANGIN TIPE DARRIEUS H-ROTOR MENGGUNAKAN PROFIL SUDU NACA 4415 TERHADAP VARIASI PANJANG CHORD DAN TIP SPEED RATIO DENGAN

Dalam beberapa kasus, menjadi social entrepreneur dalam konteks ini mengabdi sebagai volunteer atau amil lembaga zakat belumlah menjadi pilihan utama sebagian

Biasanya tanah-tanah di daerah asal yang dimiliki oleh para transmigran adalah tanah-tanah yang sempit yang kurang lebih 2 hektar di mana tanah-tanah tersebut merupakan hasil

Hasil dari proses pengujian ini akan digunakan dalam proses penyesuaian untuk mencapai kualitas sistem yang dikehendaki.Setelah pengembangan dilakukan, maka program di

Sumber itu asli atau salinan dan sudah dirubah (Ismaun, 2005, hlm. Kritik internal atau kritik dalam, yakni untuk menilai kredibilitas sumber terhadap aspek dari dalam

Oleh karena itu hubungan kerjasama dapat berjalan hingga saat ini dan menyebabkan kemudahan dalam pengembangan kerjasama.Selama tiga periode, kerjasama sister city