• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN PADA PERUSAHAAN PT.PERMATA BANJAR - Repositori STIMI Banjarmasin

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "ANALISIS PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN PADA PERUSAHAAN PT.PERMATA BANJAR - Repositori STIMI Banjarmasin"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

PENELITIAN MAHASISWA DAN DOSEN STIMI BANJARMASIN 11

ANALISIS PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN

TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN PADA

PERUSAHAAN PT.PERMATA BANJAR

Vinny Wike Alfianita

1

, Diana

2

, H. M. Rudiansyah

3

1

Mahasiswa, ekolah Tinggi Manajemen Indonesia (STIMI) Banjarmasin

2

Dosen, Sekolah Tinggi Manajemen Indonesia (STIMI) Banjarmasin

3

Dosen,. Sekolah Tinggi Manajemen Indonesia (STIMI) Banjarmasin

Kata Kunci : Gaya Kepemimpinan Otokratis, Gaya Kepemimpinan demokratis, Gaya Kepemimpinan kharismatis , Kepuasan Kerja.

Abstrak :

Perusahaan membutuhkan adanya faktor sumber daya manusia yang potensial baik pemimpin maupun karyawan pada pola tugas dan pengawasan yang merupakan penentu tercapainya tujuan perusahaan. Sumber daya manusia merupakan tokoh sentral dalam organisasi maupun perusahaan. Agar aktivitas manajemen berjalan dengan baik, perusahaan harus memiliki karyawan yang berpengetahuan dan berketrampilan tinggi serta usaha untuk mengelola perusahaan seoptimal mungkin sehingga kinerja karyawan meningkat.

Menurut Budi Setiyawan dan Waridin (2006) kinerja karyawan merupakan hasil atau prestasi kerja karyawan yang dinilai dari segi kualitas maupun kuantitas berdasarkan standar kerja yang ditentukan oleh pihak organisasi. Kinerja yang baik adalah kinerja yang optimal, yaitu kinerja yang sesuai standar organisasi dan mendukung tercapainya tujuan organisasi. Gaya kepemimpinan merupakan norma perilaku yang digunakan oleh seseorang pada saat orang tersebut mencoba mempengaruhi perilaku orang lain . Gaya kepemimpinan cocok apabila tujuan perusahaan telah dikomunikasikan dan bawahan telah menerimanya. Seorang pemimpin harus menerapkan gaya kepemimpinan untuk mengelola bawahannya, karena seorang pemimpin akan sangat mempengaruhi keberhasilan organisasi dalam mencapai tujuannya. Gaya kepemimpinan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja karyawan. Hal ini disimpulkan dari penelitian. Yousef (2000), Yiing and Ahmad (2009), Trisnaningsih (2007)

.

Penelitian ini akan dilaksanakan pada PT. Permata Banjar Banjarmasin , dengan tujuan penelitian adalah untuk : a)Menganalisis pengaruh gaya kepemimpinan otokratik, demokratis atau partisipatif, dan kepemimpinan karismatis terhadap kepuasan kerja karyawan pada PT. Permata Banjar.b)Menganalisis di antara gaya kepemimpinan ototkratik, demokratis atau partisipatif dan kepemimpinan karismatis yang berpengaruh dominan terhadap kepuasan kerja karyawan pada PT. Permata Banjar.c). Menganalisis faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kepuasan kerja karyawan pada perusahaan PT. Permata Banjar Adapun penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat deskriftif kualitatif. Dengan populasi seluruh karyawan yang masih aktif pada PT. Permata Banjar Banjarmasin adalah 18 orang, maka semuanya dijadikan responden.Hasil penelitian menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan berpengaruh terhadap kinerja karyawan. Yang berarti bahwa hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian terdahulu.

1.

PENDAHULUAN

Pada berbagai bidang khususnya kehidupan berorganisasi, faktor manusia merupakan masalah utama disetiap kegiatan yang ada didalamnya. Organisasi merupakan kesatuan sosial yang dikoordinasikan secara sadar dengan sebuah batasan yang reaktif dapat diidentifikasikan, bekerja secara terus menerus untuk mencapai tujuan . Semua tindakan yang diambil dalam setiap kegiatan diprakarsai dan ditentukan oleh manusia yang menjadi anggota perusahaan. Perusahaan membutuhkan adanya faktor sumber daya manusia yang potensial baik pemimpin maupun karyawan pada pola tugas dan pengawasan yang merupakan penentu tercapainya tujuan perusahaan. Sumber daya manusia merupakan tokoh sentral dalam organisasi maupun perusahaan. Agar aktivitas

manajemen berjalan dengan baik, perusahaan harus memiliki karyawan yang berpengetahuan dan berketrampilan tinggi serta usaha untuk mengelola perusahaan seoptimal mungkin sehingga kinerja karyawan meningkat.

Menurut Budi Setiyawan dan Waridin (2006) kinerja karyawan merupakan hasil atau prestasi kerja karyawan yang dinilai dari segi kualitas maupun kuantitas berdasarkan standar kerja yang ditentukan oleh pihak organisasi. Kinerja yang baik adalah kinerja yang optimal, yaitu kinerja yang sesuai standar organisasi dan

mendukung tercapainya tujuan organisasi.

(2)

PENELITIAN MAHASISWA DAN DOSEN STIMI BANJARMASIN 12

Peningkatan kinerja karyawan akan membawa kemajuan bagi perusahaan untuk dapat bertahan dalam suatu persaingan lingkungan bisnis yang tidak stabil. Oleh karena itu upaya-upaya untuk

meningkatkan kinerja karyawan merupakan

tantangan manajemen yang paling penting karena

keberhasilan untuk mencapai tujuan dan

kelangsungan hidup perusahaan tergantung pada kualitas kinerja sumber daya manusia yang ada didalamnya.

Karyawan yang mempunyai keterlibatan tinggi dalam bekerja dan tidak mempunyai keinginan keluar dari perusahaan, maka hal ini

merupakan modal dasar untuk mendorong

produktivitas yang tinggi. Moncreif (1997)

mengungkapkan bahwa komitmen karyawan

terhadap organisasi yang tinggi akan berpengaruh terhadap kinerja karyawan. Komitmen organisasi

berkaitan dengan sikap seseorang yang

berhubungan dengan organisasi tempat katyawan bergabung. Sikap ini berkaitan dengan persepsi tujuan organisasi dan keterlibatannya dalam melaksanakan tugas dan pekerjaannya. Apabila komitmen seseorang tinggi maka kinerjanya akan menjadi lebih baik. Sedangkan kepuasan kerja merupakan sikap dari seseorang berkaitan dengan apa yang diterimanya sebagai akibat pekerjaan yang telah dilakukan. Maka dari itu semakin tinggi

komitmen seorang karyawan terhadap

organisasinya maka akan semakin tinggi pula kinerjanya dan kepuasan seseorang terhadap pekerjaannya.

Komitmen organisasi berkaitan dengan

sikap seseorang yang berhubungan dengan

organisasi tempat karyawan bergabung. Sikap ini berkaitan dengan persepsi tujuan organisasi dan keterlibatannya dalam melaksanakan kerja. Apabila komitmen seseorang tinggi maka kinerjanya akan menjadi lebih baik. Sedangkan kepuasan kerja merupakan sikap dari seseorang berkaitan dengan

apa yang diterimanya sebagai akibat pekerjaan yang telah dilakukan. Maka dari itu semakin tinggi

komitmen seorang karyawan terhadap

organisasinya maka akan semakin tinggi pula kinerjanya dan kepuasan seseorang terhadap pekerjaannya.

Gaya kepemimpinan merupakan norma perilaku yang digunakan oleh seseorang pada saat orang tersebut mencoba mempengaruhi perilaku orang lain . Gaya kepemimpinan cocok apabila tujuan perusahaan telah dikomunikasikan dan bawahan telah menerimanya. Seorang pemimpin harus menerapkan gaya kepemimpinan untuk mengelola bawahannya, karena seorang pemimpin akan sangat mempengaruhi keberhasilan organisasi

dalam mencapai tujuannya. Perusahaan

menggunakan penghargaan atau hadiah dan

ketertiban sebagai alat untuk memotivasi

karyawan. Pemimpin mendengar ide-ide dari para bawahan sebelum mengambil keputusan. Gaya kepemimpinan yang tepat akan menimbulkan motivasi seseorang untuk berprestasi. Sukses tidaknya karyawan dalam kepuasan kerja dapat dipengaruhi oleh gaya kepemimpinan atasannya. Gaya kepemimpinan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja karyawan. Gaya kepemimpinan yang efektif dalam mengelola sumber daya manusia dalam suatu unit kerja akan

berpengaruh pada perilaku kerja yang di

indikasikan dengan peningkatan kepuasan kerja individu dan kinerja unit itu sendiri, yang pada akhirnya akan mempengaruhi kinerja perusahaan secara keseluruhan. Seorang pemimpin juga harus mampu menciptakan komitmen organisasi pada karyawannya dengan menanamkan visi, misi, dan tujuan dengan baik untuk membangun loyalitas dan

kepercayaan dari karyawannya. Komitmen

karyawan di indikasikan menjadi pemediasi pengaruh gaya kepemimpinan terhadap kepuasan kerja dan kinerja.

GAMBAR 1

KERANGKA KONSEPTUAL PENELITIAN

Gaya Kepemimpinan Otokratik (X1

Gaya Kepemimpinan Demokratis atau

Partisipatif (X2) Kepuasan Kerja (Y)

(3)

PENELITIAN MAHASISWA DAN DOSEN STIMI BANJARMASIN 13

2.

DEFINISI

OPERASIONAL

VARIABEL

2.1. Gaya Kepemimpinan Otokratik (X1)

Adalah gaya kepemimpinan yang memiliki bentuk ekstrim dari kepemimpinan transaksional dimana pemimpin memiliki kekuasaan yang absolut atas karyawan atau timnya. Karyawan dan anggota tim memiliki sedikit peluang untuk memberikan saran, bahkan ketika saran itu demi kebaikan organisasi. Kebanyakan orang tidak suka diperlakukan seperti ini. Karena itu, kepemimpinan otokratis biasanya mengarah pada tingkat absentisme dan pergantian karyawan yang tinggi. Untuk beberapa pekerjaan rutin dan tidak terlatih.

Kepemimpinan otokratik mengatakan

bahwa pemimpin yang tergolong otokratik dipandang sebagai karakteristik yang negatif. Dilihat dari persepsinya seorang pemimpin yang otokratik adalah seseorang yang sangat egois.

Seorang pemimpin yang otoriter para

bawahannya sama dengan alat-alat lain dalam organisasi, seperti mesin, dan dengan demikian kurang menghargai harkat dan martabat mereka. Pengutamaan orientasi terhadap pelaksanaan dan

penyelesaian tugas tanpa mengaitkan

pelaksanaan tugas itu dengan kepentingan dan

kebutuhan para bawahannya. Pengabaian

peranan para bawahan dalam proses

pengambilan keputusan.

2.2 Gaya Kepemimpinan Demokratis atau Partisipatif (X2)

Gaya kepemimpinan demokratis adalah pengambil keputusan akhir, ia mengajak yang lain untuk terlibat dalam proses pengambilan keputusan. Hal ini tidak hanya meningkatkan kepuasan kerja dengan melibatkan karyawan atau anggota tim dalam apa yang terjadi tetapi juga membantu pengembangan keterampilan seseorang. Karyawan dan anggota tim merasa mengendalikan masa depan mereka sendiri, seperti promosi yang mereka harapkan, dan juga

termotivasi untuk bekerja keras untuk

mendapatkan yang baiklebih dari sekedar

imbalan financial. Mengingat partisipasi

membutuhkan waktu, pendekatan ini bisa menyebabkan sesuatu terjadi lebih lambat, akan

tetapi sering hasilnya akan lebih baik.

Pendekatan ini paling cocok untuk pekerjaan dimana kinerja tim adalah penting, dan kualitasnya lebih penting dari pada kecepatan atau produktifitas.

Pemimpin yang bergaya demokratis menafsirkan kepemimpinan sebagai indikator, hubungan dengan bawahannya bukan sebagai majikan terhadap pembantunya, melainkan sebagai saudara tua diantara teman-teman sekerjanya. Pemimpin yang demokratis selalu berusaha menstimulasi bawahannya agar bekerja

secara kooperatif untuk mencapai tujuan

bersama. Dalam tindakan dan usaha-usahanya,

selalu berpangkal pada kepentingan dan

kebutuhan kelompoknya, serta

mempertimbangkan kesanggupan serta

kemampuan kelompoknya. Tipe kepemimpinan ini menempatkan manusia sebagai faktor utama dan terpenting dalam organisasi yang ingin mengembangkan organisasi. Pemimpin yang

demokratis mau menerima bahkan

mengharapkan pendapat dan saran-saran dari bawahannya, juga kritik-kritik yang dapat membangun dari para bawahan, pemimpin yang demokratis mempunyai kepercayaan terhadap diri sendiri dan manaruh kepercayaan pada bawahannya, mereka mempunyai kesanggupan bekerja dengan baik dan bertanggung jawab terhadap pekerjaannya.

2.3. Gaya Kepemimpinan Karismatis (X3)

Gaya kepemimpinan karismatis dapat

terlihat mirip dengan kepemimpinan

transformasional (perubahan bentuk), dimana pemimpin menyuntikkan antusiasme tinggi pada tim, dan sangat energik dalam mendorong untuk maju. Namun demikian, pemimpin karismatis cenderung lebih percaya pada dirinya sendiri daripada timnya. Ini bisa menciptakan resiko sebuah proyek atau bahkan organisasi akan lepas kendali bila pemimpinnya pergi. Selain itu kepemimpinan karismatis membawa tanggung jawab yang besar, dan membutuhkan komitmen jangka panjang dari pemimpin.

2.4 Kepuasan Kerja (Y)

adalah keadaan emosional pegawai

terhadap pekerjaan dan segala sesuatu yang

dihadapinya di lingkungan kerja dengan

indikator sebagai berikut :

a. Kompensasi yaitu segala sesuatu yang diterima pegawai sebagai balas jasa atas kerja mereka, baik berupa kompensasi financial maupun non financial.

(4)

PENELITIAN MAHASISWA DAN DOSEN STIMI BANJARMASIN 14

c. Lingkup Pekerjaan yaitu kegiatan yang dilakukan pegawai sehubungan dengan tugas-tugas yang diberikan perusahaan.

d. Jaminan Sosial yaitu jaminan sosial yang diberikan perusahaan terhadap pegawai dalam bentuk jaminan kecelakaan kerja, jaminan kematian, jaminan hari tua, dan jaminan pemeliharaan kesehatan.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

.

Berdasarkan persentase terbanyak atau tertinggi dari hasil tabel-tabel jawaban terhadap kuisioner, peneliti dapat menyimpulkan sejauh mana pengaruh gaya kepemimpinan otokratik (X1), gaya kepemimpinan demokratis atau partisipatif (X2), dan gaya kepemimpinan

karismatis (X3) terhadap kepuasan kerja

karyawan (Y) pada perusahaan PT. Permata Banjar, yaitu :

a. Gaya kepemimpinan otokratik (X1)

Dapat disimpulkan hasil pengumpulan data dari jawaban responden mengenai gaya kepemimpinan otokratik dalam perusahaan PT. Permata Banjar yang memiliki persentase terbanyak atau tertinggi yaitu pilihan jawaban tidak pernah, dalam artian karyawan tidak pernah merasa bahwa kepemimpinan di perusahaannya tidak bersifat transaksional dimana pemimpin tidak memiliki kekuasaan yang absolut atas karyawan atau tim nya, sehingga dapat disimpulkan bahwa dalam

perusahaan PT. Permata Banjar gaya

kepemimpinan otokratik berpengaruh positif bagi kepuasan kerja karyawan.

b. Gaya kepemimpinan demokratis atau

partisipatif (X2)

Dapat disimpulkan hasil pengumpulan data dari jawaban responden mengenai gaya kepemimpinan demokratis atau partisipatif dalam perusahaan PT. Permata Banjar yang memiliki persentase terbanyak atau tertinggi yaitu pilihan jawaban sangat pernah, dalam artian karyawan merasa bahwa dalam setiap pengambilan keputusan akhir, pemimpin selalu mengajak para karyawan untuk terlibat

dalam proses pengambilan keputusan,

sehingga dapat disimpulkan bahwa dalam

perusahaan PT. Permata Banjar gaya

kepemimpinan demokratis atau partisipatif berpengaruh positif bagi kepuasan kerja karyawan.

c. Gaya kepemimpinan karismatis (X3)

Dapat disimpulkan hasil pengumpulan data dari jawaban responden mengenai gaya

kepemimpinan karismatis dalam perusahaan PT. Permata Banjar memiliki persentase yang seimbang di karenakan pada tabel kuisioner

dari masing-masing pertanyaan, para

karyawan ada yang memilih jawaban sangat pernah, pernah, dan tidak pernah dari pertanyaan dalam kuisioner yang diberikan kepada karyawan, dalam artian karyawan ada yang merasa bahwa pepimimpin mereka selalu menyuntikan antusiasme tinggi pada tim, dan sangat enerjik dalam mendorong untuk maju. Ada juga karyawan yang tidak merasa diberikan antusiasme tinggi dari pimpinan mereka sehingga dalam tabel persentase sebagian para karyawan memilih jawaban tidak pernah menjadi salah satu jawaban. d. Kepuasan kerja (Y)

Dapat disimpulkan hasil pengumpulan data dari jawaban responden mengenai kepuasan kerja dalam perusahaan PT. Permata Banjar yang memiliki persentase terbanyak atau tertinggi yaitu pilihan jawaban tidak pernah , sehingga dapat disimpulkan bahwa

dalam perusahaan PT. Permata Banjar

kepuasan kerja karyawan telah cukup

memuaskan bagi karyawan dalam

menciptakan suasana kerja yang nyaman dalam perusahaan serta akan timbul suasana kerja yang kondusif dalam perusahaan PT. Permata Banjar.

Hasil analisa data menunjukan bahwa ke tiga variabel mempunyai pengaruh yang positif dan pengaruh negatif. Hal ini menunjukan bahwa

porsi kemampuan variabel-variabel gaya

kepemimpian yang terdiri atas gaya kepemimpian otoktatik (X1), gaya kepemimpinan demokratis atau partisipatif (X2) dan gaya kepemimpinan karismatis (X3), dalam persamaan yang didapat secara statistik terbukti mampu menjelaskan hubungan dengan kepuasan kerja.

Pembuktian analisa melalui uji tingkat signifikan pengaruh variabel gaya kepemimpinan terhadap variabel kepuasan kerja karyawan

diketahui bahwa variabel (X1) gaya

kepemimpinan otokratik dan (X3) gaya

(5)

PENELITIAN MAHASISWA DAN DOSEN STIMI BANJARMASIN 15

kebaikan organisasi. Oleh karnanya seorang pemimpin dalam organisasi walaupun memiliki

wewenang yang penuh dalam mengambil

keputusan tetapi tidak salahnya seorang pemimpin dapat menampung setiap masukan yang positif dari karyawan apalagi untuk kebaikan organisasi. Demikian pula gaya kepemimpinan karismatis (X3), pemimpin menyuntikan antusiasme tinggi pada tim, dan sangat energik dalam mendorong untuk maju. Namun demikian, hal yang dianggap negative pemimpin karismatis cenderung lebih percaya pada dirinya sendiri dari pada tim nya. Ini bisa menciptakan resiko senuah proyek atau bahkan organisasi akan kolaps bila pemimpinnya

pergi. Selain itu kepemimpian karismatis

membawa tanggung jawab yang besar, dan membutuhkan komitmen jangka panjang dari

pemimpin. Variabel gaya kepemimpinan

demokratis atau partisipatif (X2) mempunyai pengaruh positif yang dominan terhadap kepuasan kerja, modal gaya kepemimpinan demokratis atau partisipatif tersebut nampaknya lebih bisa diterima oleh karyawan, dikarenakan dalam pelaksaan tugas pimpinan selalu mengajak para staf atau bawahannya untuk berdialog dan

menanamkan budaya musyawarah untuk

mencapai mufakat. Dari hasil perhitungan yang diambil dari tabel kuisioner dapat diambil kesimpulan bahwa gaya kepemimpinan yang paling baik digunakan pada objek penelitian diantara tiga gaya kepemimpinan diatas ialah gaya kepemimpinan demokratis atau partisipatif (X2). Gaya kepemimpian demokratis atau partisipatif merupakan salah satu modal kepemimpinan dimana pemimpin bertindak proaktif dan mau berdialog meminta dan menggunakan saran-saran , membuka peluang kepada karyawan dan stafnya

untuk mengemukakan pendapat dan

bermusyawarah apabila mendapat hambatan dalam pelaksanaan kerja. Dengan demikian dari hasil uraian diatas dapat disimpulkan bahwa gaya kepemimpinan sangat berpengaruh terhadap kepuasan kerja karyawan, karena sikap atau gaya seorang pemimpin dapat memberikan harapan serta perubahan bagi karyawan maupun bagi

perusahaan untuk mencapai kesejahteraan,

keamanan dan masa depan yang lebih baik, sehingga hal yang berhubungan dengan kepuasan kerja karyawan dapat berjalan sesuai dengan keinginan yang telah diharapkan oleh karyawan maupun perusahaan sebelumnya.

4. KESIMPULAN

1. Berdasarkan pembahasan pada bab sebelumnya dapat disimpulkan bahwa gaya kepemimpinan otokratik, gaya kepemimpinan demokratis atau partisipatif dan gaya kepemimpinan karismatis ada yang memiliki pengaruh positif dan ada pula

yang memiliki pengaruh negatif terhadap

kepuasan kerja karyawan pada PT. Permata Banjar.

2. Gaya kepemimpinan demokratis atau partisipatif mempunyai pengaruh yang sangat signifikan atau sangat besar terhadap kepuasan kerja karyawan pada PT. Permata Banjar. Hal ini dapat dilihat pada hasil tabel kuisioner variabel gaya kepemimpinan demokratis atau partisipatif paling tinggi koefisiennya di bandingkan dengan gaya

kepemimpinan otokratik serta gaya

kepemimpinan karismatis, tingkat keberhasilan pengaruh variabel gaya kepemimpinan demokratis

atau partisipatif terhadap kepuasan kerja

karyawan. Hal ini merupakan suatu makna bahwa gaya kepemimpinan demokratis atau partisipatif sesuai dengan apa yang diharapkan oleh

karyawan, dikarenakan modal gaya

kepemimpinan tersebut sangat sesuai dengan warisan nenek moyang kita serta budaya kerja pada perusahaan PT. Permata Banjar yang menghendaki adanya dialog, musyawarah untuk menyelesaikan semua hal yang berhubungan dengan tugas yang akan dilaksanakan, sehingga apabila mendapatkan hambatan dapat segera diatasi. Dengan demikian variabel yang paling besar pengaruhnya terhadap kepuasan kerja karyawan adalah gaya kepemimpinan demokratis atau partisipatif.

3. Sebagaimana yang telah dikemukakan diatas, Nampak para karyawan PT. Permata Banjar lebih

dominanmenginginkan gaya kepemimpinan

demokratis atau partisipatif tersebut pimpinan dapat berpartisipasi serta bagi karyawan merasa lebih dihargai dalam menentukansuatu hal yang berkaitan dengan pekerjaan sehingga akan tercipta suasana kerja yang nyaman dalam perusahaan serta akan timbul dengan sendirinya suasana kerja yang kondusif yang diidam-idamkan semua orang .

Dari hasil penelitian yang diperoleh dapat diambil saran-saran yang tujuannya untuk lebih

membangun dan dapat digunakan untuk

mengembangkan proses kepuasan kerja karyawan PT. Permata Banjar tersebut :

(6)

PENELITIAN MAHASISWA DAN DOSEN STIMI BANJARMASIN 16

para karyawan merasa diperhatikan serta

pekerjaan dapat terpantau dengan baik.

2. Memberikan kebebasan bagi karyawan dalam mengeluarkan pendapat, pimpinan harus lebih proaktif dalam berkomunikasi dengan para bawahan serta memberikan kepada karyawan keluasan untuk memberikan masukan serta menanamkan kepada karyawan untuk saling menghormati dan menghargai dalam kaitannya

dengan pekerjaan serta sesegera mungkin

mendiskusikannya agar tidak terjadi hal-hal yang

mengakibatkan penurunan kepuasan kerja

karyawan.

3. Bagi peneliti hasil dari penelitian ini semoga dapat menjadi pedoman seta suatu pijakan untuk mengaplikasikan teori yang ada disesuaikan dengan kondisi perusahaan.

5. DAFTAR PUSTAKA

As’ad, Moh, 2000,

Psikologi Industri,

Liberty, Yogyakarta

Handoko, T, Hani, 1998,

Manajemen

Personalia

dan

Sumber

Daya

Manusia, Edisi 2, BPFE, Yogyakarta

Irwansyah, S. SOS., M.Si & Maya Sari

Dewi., S.SOS., MM, 2010 Manajemen

Sumber

Daya

Manusia

Asfek

Keperilakuan & Organisasi

Isrofi

Muhammad.

2012.

Pengaruh

Kepemimpinan

Terhadap

Prestasi

kerja pada PT. Berkat Dukungan

Niaga Banjarmasin, Skripsi STIMI

Banjarmasin

Susilo Martoyo, 2004,

Manajemen Sumber

Daya Manusia, BPFE, Yogyakarta

Prof Dr. Sudarwan Danim dan Dr. Suparno ,

2008.

Manajemen dan Kepemimpinan

transfomasional

Prof Dr. Veithzal Rivai, M. BA & Dr.

Deddy

Mulyadi,

M.

Si,

2009

Kepemimpinan

dan

Perilaku

Organisasi

Robbins, S.P. (2003), Perilaku Organisasi,

Jilid I, Edisi 9 (Indonesia), PT. Indeks

Kelompok Gramedia, Jakarta.

Siahaan, E.E. Edison. (2002). “Kepuasan

Kerja dan Produktivitas Pegawai”.

Sondang P. (2003), Siagian, Teori dan

Praktek Kepemimpiunan, Edisi 6,

Penerbit PT. Raja Grafindo

Siswanto, Bedjo, 2000, Manajemen Tenaga

Kerja, Sinar Baru, Bandung

Trianingsih, Sri (2007), “Independensi

Auditor Dan Komitmen Organisasi

Sebagai

Mediasi

Pengaruh

Pemahaman

Good Governance, Gaya

Kepemimpinan

Dan

Budaya

Organisasi Terhadap Kinerja Auditor”,

Jurnal Simposium Akuntasi

Nasional,

UNHAS Makasar.

Yiing, L.H. da

n Ahmad, K.Z. (2009), ” The

Moderating Effects of Organizational

Culture on The Relationships Between

Leadership

Behaviour

and

Organizational

Commitment

and

between Organizational Commitment

and

Job

Satisfaction

and

Performance”,

Leadership

&

Organization Development Journal

Vol. 30 No. 1, 2009 pp. 53-86

Yousef, D.A. (2000), “Organisational

(7)

Gambar

GAMBAR 1 KERANGKA KONSEPTUAL PENELITIAN

Referensi

Dokumen terkait

penyusunan makalah ini, antara lain membantu agar teman-teman mahasiswa agar dapat.. memahami lebih dalam mengenai hukum-hukum

Untuk mengajukan Beasiswa Unggulan pada Direktorat Pendidik dan Tenaga Kependidikan DIKTI tahun 2012 yang diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi tahun

Puji syukur kehadirat Alloh SWT yang telah memberikan rahmat serta hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “ Upaya Meningkatkan

Jika dibuat batasan produksi sebagai berikut : jika produksi lebih besar dari 7.0 ton per bulan dikategorikan kualitas produksi A, jika produksi antara 6.0 sampai 7.0

Hasil penelitian kedua dilakukan oleh Biki Nur Lestari pada tahun 2015 yang berjudul “Pelaksanaan Program Parenting Kelompok Bermain (KB) Prima Sanggar dalam

Skripsi dengan judul Pertimbangan Hakim dalam Menjatuhkan Sanksi Pidana terhadap Pelaku Pencemaran Nama Baik melalui Media Sosial Pada Putusan Nomor

Sludge biogas merupakan pupuk organik yang dapat memperbaiki kandungan hara di lahan kering, dimana dapat memperbaiki dan menaikan keseuburan tanah tersebut sehingga

Ketika melakukan pengumpulan data dari berbagai sumber, peneliti menggunakan berbagai macam teknik seperti wawancara, observassi dan dokumentasi (triangulasi