• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KESUSASTRAAN ZAMAN HEIAN DAN KOKIN WAKASHUU

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II KESUSASTRAAN ZAMAN HEIAN DAN KOKIN WAKASHUU"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

Universitas Darma Persada

BAB II

KESUSASTRAAN ZAMAN HEIAN DAN KOKIN WAKASHUU

2.1 Latar belakang kesusastraan Jepang

Awal mula kelahiran kesusastraan Jepang sebenarnya tidak terlepas dari pengaruh sifat dan bentuk kebudayaan pertanian. Kebudayaan pertanian sangat memelihara dan mengikuti perubahan musim, misalnya, pada musim semi dilakukan penyebaran bibit, dan panen diambil pada musim gugur. Begitu pula pada setiap musim, para petani mengadakan kegiatan masing-masing pengolahan lahan pertanian, yang dimulai dari penyebaran bibit sampai panen merupakan pekerjaan yang teramat penting, terutama bagi petani yang menggarap sawah sebagai pekerjaan pokok mereka. Dalam pergantian musim itulah, diadakan suatu kegiatan pembacaan doa (memanjatkan doa) dan upacara keagamaan.

Kesusasastraan lahir dari upacara dan festival yang diadakan dalam masyarakat yang hidup bersama, dan dalam suasana kehidupan masyarakat yang saling menolong. Bentuk orisinal dari kesusastraan, misalnya uta (歌), katari

(語り), dan odori (踊り)、yang satu sama lain saling berkaitan. Setelah kesusastraan lisan dan berkembang menjadi kesustraan tulisan, terjadilah suatu proses pengelompokan dalam kesustraan Jepang. Berdasarkan adanya kesamaan unsur-unsurnya maka nyanyian dikelompokkan dalam puisi, cerita dikelompokkan dalam prosa, dan tarian dikelompokkan dalam drama.

Sejak zaman kuno, cerita yang disampaikan dari mulut ke mulut bahkan turun-temurun akhirnya berkembang menjadi prosa. Mula-mula katari (語 り) berawal dari mitologi, yang ikut menyatukan Yamato, dan menjadi pusat pemerintahan dan kebudayaan pada zaman kuno. Di samping itu, katari (語り)

mengalir terus di balik perkembangan sejarah kesustraan Jepang. Akan tetapi, setelah memasuki zaman Heian, katari (語り) lebih disempurnakan hingga menjadi bentuk prosa yang disebut monogatari (物語). Selain bentuk monogatari (物語) muncul pula bentuk setsuwa (説話) dan gunki monogatari, dan setelah masuk

(2)

Universitas Darma Persada

zaman premodern muncul kanazoshi3. Kalau dilihat secara garis besar, dari dasar-dasar katari (語 り) lahirlah karya sastra yang berbentuk prosa, yang dapat dikategorikan dalam essai, yaitu Makura no Soshi, Hojoki, dan Tsurezure Gusa,

selain katari (語り), berkembang pula Nikki (日記), buku harian yang timbul pada

kesustraan Heian dan berkembang menjadi novel shishosetsu (詩諸説) pada zaman

modern. Sedangkan Uta (歌) yang berubah bentuk menjadi puisi dapat dilihat

misalnya pada bentuk waka, renga, dan haiku. Waka bahkan menjadi dasar dari penciptaan dan penulisan puisi. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa cara pengelompokan seperti itu telah menetapkan bentuk yang terpenting dalam sejarah kesusastraan Jepang, khususnya di bidang puisi Jepang.

2.2 Kesusastraan zaman Heian

Pada awal zaman Heian atau Heiankyou, hubungan dengan dinasti Tang masih ada dan pengiriman mahasiswa ke Tang juga masih dilakukan tetapi setelah itu, pengiriman utusan ke Tang di hapus sehingga kebudayaan khas Jepang mulai dapat berkembang. Dengan demikian, kreasi seni khas Jepang mulai dapat berkembang. Dengan demikian, kreasi seni khas Jepang pada bangunan, pakaian, dan sebagainya juga mulai timbul. Khususnya penciptaan tulisan Kana membawa kemajuan di bidang kesusastraan sehingga kesusastraan zaman Heian menjadi berkembang dan mencapai puncaknya.

Kaisar Kanmu berusaha menciptakan suasana baru bagi penduduk di zaman Heian, pada akhir abad VIII ia memindahkan ibukota Jepang ke Kyoto, di sana ia membuat istana ibukota Heian yang besar dengan meniru ibukota Chang An dari dinasti Tang di Cina. Setelah itu selama kurang lebih dari 400 tahun lamanya Kyoto menjadi pusat kegiatan politik dan kebudayaan di Jepang dan masa itu disebut zaman Heian. Keluarga Fujiwara yang telah mendapat kedudukan tinggi di pemerintahan sejak Fujiwara Kamatari, setelah pemindahan ibukota pengaruhnya makin bertambah besar dan luas, sehingga mulai abad IX dan seterusnya

(3)

Universitas Darma Persada

kedudukan-kedudukan penting di pemerintahan hampir seluruhnya dimonopoli oleh keluarganya. Dengan demikian, terbentuk keadaan politik yang khas, yakni kedaulatan kaisar ditunjang oleh kekuasaan keluarga Fujiwara dan dalam sejarah politik Jepang keadaan politik yang khas seperti ini disebut ‘Sekkan Seiji’ . Lalu setelah itu ditemukannya huruf hiragana dan setelah itu orang Jepang menjadi lebih mudah untuk mengungkapkan isi hatinya dan akhirnya muncul-lah karya sastra.

Pemindahan ibukota ke Heian (Kyoto) menandakan permulaan periode kegemilangn besar sastra. Tulisa-tulisan awal pada periode tersebut, hampir semua menggunakan bahasa Cina karena keinginan yang berkelanjutan untuk meniru budaya dari Cina. Tiga antologi (yang di sponsori kerajaan) dari puisi Cina muncul antara 814 dan 827, dan sesaat kelihatannya penulisan dalam bahasa Jepang dapat turun ke posisi yang sangat rendah. Penulis bahasa Cina yang paling memiliki karakter berbeda, penyair abad ke-9 Sugawara Michizane, memberikan karya hebat terakhir kepada periode mempelajari bahasa Cina ini dengan kejeniusannya dan hadiah puitis, tetapi penolakannya untuk pergi ke Cina ketika ditawari posisi sebagai duta besar, di tempat dimana Cina tidak lagi memiliki apapun untuk mengajari Jepang, menjadi titik balik respon kepada pengaruh Cina.

Kebayakan orang pada waktu itu hanya mengenal dan menikmati kesenian rakyat yang sederhana dan lagu-lagu rakyat yang menjadi kesenian rakyat yang sederhana dan lagu-lagu rakyat yang menjadi kegemaran umum atau sebangsanya. Orang-orang yang berkecimpung dalam bidang kesusastraan baik sebagai pengarang maupun sebagai pembaca hanya terbatas pada orang-orang dalam lingkungan masyarakat bangsawan atau disebut dengan kizoku (貴族). Pengarang

puisi adalah anggota keluarga kaisar atau keluarga bangsawan, sedangkan penulis catatan harian, kisah perjalanan, essay, ceritera dan sebagainya kendatipun bukan orang-orang anggota keluarga bangsawan, tetapi sebagian besar adalah pengikut-pengikut bangsawan yang hidupnya dan perlindungannya dijamin oleh bangsawan tersebut. Pembaca kesustraan pada zaman itu pun adalah kaum bangsawan dan para selir di istana atau orang-orang yang mempunyai hubungan erat dengan pihak istana atau bangsawan seperti pesuruh istana, sarjana, penyanyi, pendeta dan sebagainya

(4)

Universitas Darma Persada

sehingga kesustraan zaman itu disebut pula sebagai kesustraan bangsawan atau

Kizoku no Bungaku (貴族の文学).

Kenyataan bahwa kesusastraan Heian adalah sebagian besar adalah hasil karya wanita diyakini mendeskripsikan sebagian kelembutan dan karakter domestiknya (Aston, W.G. 1927:56). Ini sangat banyak ada dalam mendeskripsikan pada adegan-adegan tentang kehidupan rumah dan kerajaan, dan tentang cinta bahkan tentang kejadian-kejadian penuh emosi atau romantis. Salah satu contoh karya sastra yang melegenda adalah Genji Monogatari yang ditulis oleh Murasaki Shikibu yang berasal dari keluarga bangsawan, Genji Monogatari merupakan suatu karya yang berhasil, yang menggambarkan bermacam-macam aspek kehidupan bangsawan istana pada zaman Heian.

Hubungan percintaan pada zaman kuno seringkali membingungkan secara kronologinya. Dan para bangsawan zaman Heian tanpa terkecuali. Ketika seseorang mempertimbangkan metode perjodohan, “pertukaran puisi” tidak menjadi hal pertama yang terpikirkan. Tetapi untuk laki-laki bangsawan pada zaman Heian, puisi adalah kompetisi romansa yang sangat penting untuk mendapatkan ketertarikan dari wanita pada zaman Heian, sedangkan aspek pada zaman modern dari daya tarik pria yaitu penampilan fisik, personalitas, dan lain-lain tidak selazim untuk pertimbangan awal wanita dalam memulai suatu hubungan romantis seperti sekarang, dan tidak berakibat bangkitnya gairah romantik seperti yang orang harapkan. Dengan memeriksa karya sastra di zaman tersebut, puisi memang merupakan komponen yang memenuhi peran penting dari perjodohan para bangsawan.

Kesustraan zaman Heian dibagi menjadi empat kelompok zaman. Pertama ialah zaman populernya syair Kanshibun (漢詩文) sebagai akibat dari pengaruh

yang diterima dari cina pada zaman dinasti Tang. Ke-dua ialah zaman kebangkitan kembali pantun Waka(和歌). Ke-tiga ialah zaman populernya kesustraan cerita, catatan harian dan essei. Ke-empat ialah zaman banyak dikarang dan disusunnya cerita sejarah dan kesustraan cerita sejarah dan kesustraan Setsuwa (説話).

(5)

Universitas Darma Persada

Dalam skripsi ini penulis akan menganalisis kesusastraan zaman Heian pada zaman ke-dua yaitu waka dalam kumpulan puisi Kokin Wakashuu.

2.3 Kokin Wakashuu (古今和歌集)

Memasuki zaman Engi (901-923) pantun waka makin lama makin populer, dan mencapai puncaknya ketika Kokin Wakashuu (古今和歌集) (kumpulan waka lama dan baru) terpilih sebagai karya terbaik berdasarkan titah kaisar. Kokinshuu

(古今集) disusun oleh empat orang penyair atas titah kaisar Daigo pada bulan April tahun Engi 5 (905). Keempat orang penyair itu adalah Ki no Tsurayuki, Ki no Tomonori, Ōshikōchi no Mitsune, dan Mibu no Tadamine. Kokinshuu terdiri dari 20 jilid dengan jumlah pantun sebanyak 1100 lebih. Kata pengantarnya yang ditulis dengan tulisan hiragana oleh Ki no Tsurayuki yang mempunyai kedudukan penting dalam sejarah pemakaian huruf Kana4, selain itu juga mempunyai nilai yang tinggi

sebagai karya teoritis pertama tentang pantun Waka (和歌).

Waka (和歌) adalah puisi Jepang yang mempunyai bentuk dan susunan

tertentu. Waka (和歌)lahir pada zaman Jodai (~709). Pada awal zaman tersebut

belum ada aksara, oleh karena itu Waka (和歌) hanya disampaikan secara lisan.

Barulah setelah Jepang mengimpor tulisan Kanji (漢字) dari Cina, Waka(和歌)

dapat ditulis dengan tulisan yang pada saat itu disebut manyogana (万葉仮名),

yaitu dengan lahirnya kumpulan puisi Man’yooshuu (万葉集) pada tahun 759, yang merupakan antologi puisi pertama Jepang.

Sesudah Man’yooshuu (万葉集) lahirlah pada tahun 905 kumpulan Waka

(和歌) yang disebut Kokinshu (古今集). Berbeda dengan Manyoshu (万葉集), Kokinshu (古今集) dibuat atas perintah Tenno.

4Kana merupakan salah satu huruf yang dipakai untuk menuliskan bahasa Jepang sebagai hasil

modifikasi dari huruf Kanji. Setiap huruf melambangkan sebuah silabel yang tidak memiliki arti. Huruf kana terdiri dari hiragana dan katakana.

(6)

Universitas Darma Persada Kokin Wakashuu (古今和歌) termasuk ke dalam kesusastraan zaman Heian

(794 – 1191) karena buku ini dibuat pada zaman tersebut, atas perintah Tenno. Dua program pemerintahan Jepang yang mengirim utusannya ke Cina sebagai

ryuugakusei (留学生) yang diartikan sebagai pelajar asing, dilakukan sebanyak 20

kali yakni kenzuishi (遣随使) dan kentoushi (遣唐使). Salah satu hasil dari kedua program tersebut adalah masuknya huruf kanji (漢字) dan puisi Cina ke Jepang.

Setelah dihentikannya dua program pemerintah Jepang tersebut, ditemukan huruf hiragana (平仮名) dan katakana (片仮名) yang menjadi ciri khas dari kesusastraan Jepang. Dengan terbentuknya abjad Hiragana (平仮名)dan Katakana

(片仮名) yang merupakan abjad Jepang asli pada zaman tersebut, memberikan pengaruh yang besar dalam perkembangan kesusastraan asli Jepang. Hiragana(

仮名) merupakan hasil dari tulisan cepat kanji dan Katakana (片仮名) merupakan sebagian dari huruf kanji. Bentuk dan tarikan katakana5 tegas, sedangkan hiragana6

meliuk-liuk.

Kata “Ko” (古)diartikan “lama” dari Kokinshuu (古今集) menunjuk

zaman sebelumnya dari tahun 759, yaitu tahun pembuatan pantun terakhir

Man’yooshuu (万 葉 集), sampai tahun 905, sedangkan kata “Kin” (今) yang diartikan “sekarang” menjuk zaman pada waktu itu yaitu tahun 905. Jadi Kokinshuu

(古今集) adalah kumpulan pantun-pantun Waka (和歌) dari tahun 759 sampai

tahun 905. Dapat dikatakan Man’yooshuu (万葉集) merupakan sumber dan jantung

dari puisi Jepang untuk zaman-zaman selanjutnya, karena Man’yooshuu (万葉集)

merupakan buku kumpulan puisi pertama di Jepang.

Dalam perkembangan Waka ( 和 歌 )terdapat 3 buah buku yang merupakan kumpulan Waka (和歌)dan masing-masing kumpulan Waka (和

歌)tersebut memiliki ciri khas yang membedakan ke-tiganya.

5Katakana diindetikkan dengan sifat pria yang tegas oleh karena itu katakana disebut aksara pria 6Hiragana diindetikkan dengan sifat wanita yang lemah gemulai oleh karena itu disebut aksara

(7)

Universitas Darma Persada

Buku kumpulan yang pertama adalah Man’yooshuu (万葉集) yang dibuat

pada zaman Nara (710 – 793), warna puisinya berkaitan dengan perasaan yang diungkapkan secara langsung kepada orang-orang di sekitarnya. Buku kumpulan ke-dua adalah Kokin Wakashuu (古今和歌集) yang dibuat pada zaman Heian (794

– 1191), puisinya banyak diwarnai oleh kehidupan bangsawan dan bersifat intelektual. Dan buku kumpulan yang ke-tiga adalah Shinkokin Wakashuu (新古今

和歌集) yang dibuat pada zaman Kamakura (1192 – 1337), warna puisinya lebih banyak mengekspresikan alam yang tidak nyata, dan tidak mengungkapkan kehidupan sehari-hari manusia atau tidak realistis dan mengimajinasikan suatu keindahan alam.

Kokin Wakashuu (古今和歌) yang ada kalanya disingkat Kokinshuu (古今

集)terdiri dari 20 bab dengan jumlah kesuluruhan Waka(和歌) yang terdiri dari 1.111 buah. Waka (和歌)tersebut diklasifikasikan secara umum menjadi 3 tema

besar yaitu 6 bab mengenai shunkashuto (春夏秋冬), yaitu Waka (和歌) yang

temanya berdasarkan musim, 5 bab tentang koi no uta (恋の歌), yaitu Waka (和

歌)yang temanya berdasarkan cinta, dan 9 bab tentang Waka (和歌) yang

membahas bermacam-macam hal.

Struktur puisi yang ada di dalam Kokin Wakashuu (古今和歌) memiliki

pola terdiri dari lima format garis seperti Tanka7(短歌), terdiri dari 31 on (音)

dengan pola kalimat 5,7,5,7,7. Kumpulan puisi mulai disusun jauh sebelum Murasaki Shikibu menulis novel Genji Monogatari (源氏物語) pada tahun 1008

dan Sei Shonagon yang menulis essay Makura no Soushi (まくらのそうし) pada

tahun 1002.

Puisi-puisi pada Kokin Wakashuu (古今和歌) dibagi dalam tiga periode.

Periode pertama adalah periode dimana pengarangnya tidak diketahui yang disebut

yomi hito shirazu (読 み 人 知 ら ず). Pantun yang dibuat pada zaman nama

7Tanka adalah salah satu genre dari puisi Jepang klasik dan salah satu genre utama dalam

(8)

Universitas Darma Persada

pengarang tidak diketahui menempati angka 40% dari jumlah keseluruhan dan diantaranya terdapat pantun yang bersifat peralihan dari Man’yooshu (万葉集) kepada Kokinshuu (古今集).

Periode ke-dua adalah periode Enam orang penyair yang disebut Rokkasen Jidai (六歌仙時代). Ke-enam penyair tersebut adalah Ariwara no Narihira, Soojoo

Henjoo, Ono no Komachi, Ootomo no Kuronushi, Funya no Yasuhide, dan Kisen Hooshi. Penyair Narihira dikenal sebagai pria yang mempunyai wajah tampan dan suka bergaul dengan wanita, karena itu ciptaan puisi Narihira bersifat sentimental. Penyair Henjoo sebelum menjadi bhiksu dikenal sebagai sastrawan yang ciptaannya bersifat halus dan disertai humor. Penyair Komachi adalah seorang yang dikenal sebagai wanita yang mempunyai wajah cantik sekali dan menurut komentar Tsurayuki terhadap puisi ciptaan Komachi mirip dengan kisah wanita cantik yang menderita karena pantun gubahannya betul-betul elegan dan feminim.

Periode ke-tiga adalah periode empat orang penyunting Kokinshuu (古今

集) yang disebut senjya no jidai (せんじゃの時代) . Pantun buatan empat orang

penyunting ada sebanyak kira-kira 20%, di antaranya yang terbanyak adalah gubahan Ki no Tsurayuki. Ki no Tsurayuki mempunyai ide ekspresi yang tegas dalam pantunnya dan ia mahir sekali dalam penggunaan Kakekotoba, engo, joshi8.

Penyair Ki no Tsurayuki lebih tepat dikatakan sebagai penyair yang rasional daripada sentimental. Ciri khas pantun gubahan Tsurayuki dapat dianggap sebagai ciri khas pantun Kokinshuu (古今集) pada umumnya. Ooshikouchi no Mitsune

dikenal sebagai penyair polos yang secara blak-blakan mencentuskan isi hatinya melalui pantun, karena itu ia dalam membuat pantun tidak begitu banyak mengunakan teknik sehingga pada pantun gubahannya terasa ada perasaan yang hidup. Dua orang lagi yakni Tomonori dan Tadamine. Penyair-penyair lain selain keempat orang penyair penyunting tersebut di atas adalah Fujiwara Toshiyuki, Sosei Hooshi, Kiyobara, Fukayabu, Sakano Ue no Korenori, Ise dan lain-lain.

8Kakekotoba adalah satu kata yang mempunyai dua arti, Engo adalah kata yang berfungsi

(9)

Universitas Darma Persada

Puisi dalam Kokin Wakashuu (古今和歌) menekankan perhatiannya kepada

seluruh tradisi puisi Jepang yang pada saat itu masih dalam tahap melakukan ekspresi dengan alam, sehingga syair-syair yang dihasilkan adalah syair dengan kualitas pengalaman dari sang penyair bukan dengan kualitas moral atau kemutlakan lainnya. Begitu juga dengan cinta, puisi cinta dalam Kokin Wakashuu

(古 今 和 歌) mempunyai tempat penting dalam Kokinshuu (古 今 集), namun kebahagiaan cinta sangat jarang tertulis, akan tetapi penyair-penyair menulis dalam gaya melankolis yang tertulis dalam kata pengantar yang mendeskripsikan tentang ketidakpastian sebelum pertemuan dengan yang tercinta, sakitnya perpisahan, atau kesedihan saat menyadari bahwa perselingkuhan telah berakhir, membuat

Kokinshuu (古 今集) merupakan salah satu kumpulan puisi-puisi Jepang yang menggambarkan bagaimana pada zaman tersebut hubungan antara pria dan wanita yang terjalin, bukan hanya hubungan percintaan saja yang digambarkan tetapi ada puisi yang menggambarkan bagaimana adat pernikahan zaman tersebut. Khususnya untuk para kalangan bangsawan yang pada zaman Heian mempunyai peran penting dalam pembuatan puisi-puisi cinta di dalam kumpulan Kokinshuu (古今集), karena

seringkali isi syairnya mendeskripsikan emosinya sendiri bahkan menggambarkan tentang keadaan cinta yang dialaminya sendiri atau menceritakan keadaan cinta seseorang. Penyair pun mengabungkan perasaannya dengan memanfaatkan keadaan alam sekitar yang membuat puisi-puisi yang ditulis menjadi indah dan berimajinatif.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan penelitian, pengujian dan analisis terhadap sistem, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: (1) Database untuk sebuah sistem informasi

30 Saya bermusuhan dengan teman karena berebut pengaruh dari teman yang lain 31 Saya dan teman-teman saling percaya 32 Saya suka ikut tawuran warga antar desa 33

Jesus Christ for giving me health, strenght, and chance to me so, I can complete this paper as one of the requirements to get degree of Diploma English at the Faculty of

As she clears out her old bedroom, Polly discovers that below her memories, in which she led an entirely normal and unremarkable life, there is a second set of memories, which

Selain untuk memenuhi tugas pokok dan fungsi UPTD, kami berharap program kerja ini dapat difahami dan dilaksanakan oleh semua personal baik staf maupun jabatan fungsional

Dan yang terakhir sektor Jasa Perorangan dan Rumah Tangga adalah sektor terbaik kelima dengan nilai backwardnya 2,86 yang artinya distribusi manfaat dari pengembangan sektor

- tujuan dan manfaat proyeksi penduduk - cara perhitungan proyeksi penduduk 100’ OHP, LCD, Laptop.Bahan Ajar Ilmu Kependudukan Porto folio dan kuis - Memahami pengertian

Kuesioner yang menjadi sarana untuk mengukur variabel nilai wanita Indonesia disusun dengan cara mempertimbangkan variabel- variabel nilai wanita Indonesia yang terkait