• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PEMBENTUKAN TANAH DENGAN PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN SAVI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PEMBENTUKAN TANAH DENGAN PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN SAVI"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PEMBENTUKAN TANAH

DENGAN PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN SAVI

Panci Sejati 1), Hadi Mulyono 2), Samidi3)

PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret, Jalan Slamet Riyadi 449 Surakarta email : phan_chy@yahoo.co.id

Abstract: The purpose of this research is to improve understanding of the concept of soil formation through the model of SAVI in the fifth grade students of SD N Mangkubumen Wetan in academic year of 2014/2015. This research is a class act. The research was conducted in two cycles . Each cycle consists of planning, action, observation and reflection. Source of data derived from the fifth grade students, teachers and documents. The collection of data through observation, interview, test and documentation. Analyzing data in this study using an interactive model analysis. Validity of data using techniques trigangulasi. The inference that the use of SAVI model can improve learning outcomes IPA on draft soil formation in fifth graders of SD N Mangkubumen Wetan in academic year of 2014/2015

Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan pemahaman konsep pembentukan tanah melalui model SAVI pada siswa kelas V SD Negeri Mangkubumen Wetan tahun pelajaran 2014/ 2015. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas. Penelitian dilaksanakan dalam dua siklus. Setiap siklus terdiri dari perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Sumber data berasal dari siswa kelas V, guru dan dokumen. Pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, tes dan dokumentasi. Penganalisisan data dalam penelitian ini menggunakan analisis model interaktif. Validitas data menggunakan teknik trianggulasi. Simpulan bahwa penggunaan model pembelajaran SAVI dapat meningkatkan hasil belajar IPA tentang konsep pembentukan tanah pada siswa kelas V SD N Mangkubumen Wetan Tahun Pelajaran 2014/2015.

Kata Kunci: pembentukan tanah, SAVI .

Pembelajaran IPA menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk me-ngembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami sekitar secara ilmiah.Dalam pembelajaran IPA anak harus diberi kesem-patan untuk mengembangkan sikap ingin ta-hu dan berbagai penjelasan logis. Ini akan mendorong anak untuk mengekspresikan kre-ativitasnya. Anak juga didorong untuk meng-embangkan cara berpikir logis dan kemam-puan untuk membangkitkan penjelasan il-miah untuk alasan yang bersifat hakiki dan praktis.

Dalam pembelajaran IPA, siswa tidak cukup hanya dengan mendengarkan penjelas-an guru, tetapi juga dituntut berpartisipasi ak-tif dan mempraktikkan sendiri untuk menda-patkan konsep materi melalui pengalaman langsung. Pembelajaran dengan pengalaman langsung akan memberikan kebermaknaan belajar bagi siswa. Hal ini tidak terlepas dari penggunaan alat peraga dan media pembela-jaran yang tepat dan memadai sehingga pro-ses pembelajaran menjadi lebih menarik dan menyenangkan. Kualitas pengalaman belajar adalah hal yang penting. Saat ini peningkatan

kualitas situasi kegiatan belajar mengajar me-rupakan perkembangan positif dalam pendi-dikan yang lebih berkualitas.

Belajar IPA atau membelajarkan IPA kepada siswa adalah memberikan kesempat-an dkesempat-an bekal untuk memproses IPA dkesempat-an me-nerapkan dalam kehidupanya sehari-hari melalui cara-cara yang benar dan mengikuti etika keilmuan dan etika yang berlaku dalam masyarakatnya. (Rustaman, N., 2010:1.5).

Guru harus mampu mengembangkan sikap dan nilai-nilai ilmiah serta lebih mem-perhatikan tahap perkembangan siswa. Pem-belajaran IPA yang dikehendaki oleh Kuriku-lum Tingkat Satuan Pendidikan sesuai deng-an hakikat IPA, yaitu sebagai produk ilmi-ah, proses ilmiah, serta sebagai sikap ilmiah. Berdasarkan tujuan pendidikan nasional dan tujuan mata pelajaran IPA guru harus kreatif dan inovatif utuk menyajikan proses pembe-lajaran di kelasnya agar proses pembepembe-lajaran yang dikelolanya berjalan luwes, afektif, dan efisien. Karena sekolah mempunyai harapan agar siswa memperoleh nilai yang memuas-kan sesuai dengan KKM dan memiliki

pres-1) Mahasiswa Program Studi PGSD 2, 3) Dosen Prodi PGSD FKIP UNS

(2)

tasi yang menonjol pada semua mata pelajaran.

Dari hasil evaluasi kompetensi dasar mendeskripsikan proses pembentukan tanah karena pelapukan dan mendeskripsikan je-nis-jenis tanah pada siswa kelas V SD Negeri Mangkubumen Wetan No. 63 Surakarta ta-hun pelajaran 2014/2015 menunjukkan bah-wa dari 38 sisbah-wa hanya 18 sisbah-wa yang men-capai KKM dengan indikator KKM yaitu 65. Sehingga persentase pemahaman konsep pembentukan tanah pada siswa kelas V ha-nya 47,3%. Berdasarkan hasil analisis ketun-tasan belajar pada kompetensi dasar tersebut menunjukkan rata-rata nilai yang dicapai siswa kelas V adalah 64,5.

Hal tersebut di atas disebabkan oleh be-berapa hal diantaranya: kurang memperhati-kan kebermaknaan pem-belajaran bagi siswa, hanya beorientasi pada hasil sesaat, informasi yang diperoleh lebih bertumpu pada sumber-sumber yang kurang luas, dan kurang menda-yagunakan sumber-sumber lainnya, guru ti-dak dapat meyakinkan siswa untuk belajar pelajaran IPA lebih bergairah dan bersung-guh-sungguh, siswa tidak dibelajarkan untuk membangun konseptualisasi yang mandiri, guru lebih menekankan pada pembelajaran yang penuh paksaan. dalam proses pembe-lajaran, kegiatan belajar mengajar yang dila-kukan kurang menarik, berlangsung monoton dan membosankan, serta interaksi yang ter-jadi hanya satu arah karena guru yang domi-nan aktif, sementara siswanya pasif.

Masih rendahnya pemahaman konsep pembentukan tanah pada siswa kelas V SD Negeri Mangkubumen Wetan No. 63 mendo-rong peneliti melakukan perbaikan proses pembelajaran IPA. Hal yang dapat dilakukan guru yaitu menggunakan model SAVI agar dalam belajar IPA siswa dapat menggunakan seluruh inderanya sehingga mampu mening-katkan pemahaman siswa.

Model pembelajaran SAVI menekan-kan bahwa belajar haruslah memanfaatmenekan-kan semua alat indra yang dimiliki siswa. Siswa dapat menggunakan alat peraga baik berupa media dua dimensi, tiga dimensi, dan melalui video dimana siswa dapat belajar dengan berbuat dan bergerak yang menjadikan siswa aktif dan tidak merasa jenuh.

Suasana belajar dikatakan baik apabila didukung dengan keadaan yang positif dan adanya minat dalam diri pembelajar sehingga dapat mengoptimalkan pembelajaran. Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalammerencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran dalam tutorial. Fungsi mo-del pembelajaran adalah sebagai pedoman bagi perancang pengajar dan paraguru dalam melaksanakan pembelajaran (Trianto, 2010: 51).

Model SAVI adalah model pembelajar-an ypembelajar-ang menekpembelajar-ankpembelajar-an bahwa belajar harus memanfaatkan semua alat indera yang di-miliki siswa, dengan cara menggabungkan gerakan fisik dengan aktivitas intelektual dan penggunaan semua alat indera dalam satu peristiwa pembelajaran. Istilah SAVI merupa-kan kependemerupa-kan dari Somatic, Auditory, Visualization, Intellectual yang megandung arti bahwa pembelajaran haruslah memanfa-atkan semua alat indera yang dimiliki siswa. Belajar dapat berlangsung secara optimal apabila keempat unsur SAVI ada dalam satu peristiwa pembelajaran. Selain itu, dengan model pembelajaran SAVI ini diharapkan sis-wa akan lebih aktif dan antusias mengikuti pembelajaran IPA sehingga materi yang di-sampaikan mudah dipahami oleh siswa de-ngan baik.

METODE

Penelitian ini dilaksanakan di kelas V SD Negeri Mangkubumen Wetan No. 63 Ke-camatan Banjarsari, Kota Surakarta, peneliti-an ini dilakspeneliti-anakpeneliti-an pada semester genap ta-hun pelajaran 2014/2015, selama 5 bulan. Pe-nelitian dimulai pada bulan Februari sampai Juli 2015. Subjek penelitian adalah siswa ke-las V yang berjumlah 38 siswa terdiri dari 15 siswa laki-laki dan 23 siswa perempuan.

Sumber data berasal dari siswa kelas V, dan dokumen. Teknik pengumpulan data me-nggunakan teknik observasi, wawancara, dan tes. Validitas data menggunakan teknik tri-angulasi, yaitu triangulasi data dan triangu-lasi metode. Penganalisisan data dalam pene-litian ini menggunakan analisis model inter-aktif. Analisis data menggunakan deskriptif komparatif. Pada tahap perencanaan, peneliti menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran

(3)

(RPP) dengan penggunaan model pembela-jaran SAVI pada mata pelajaran IPA dengan KD mendeskripsikan proses pembentukan tanah karena pelapukan dan mendeskripsi-kan jenis-jenis tanah, mempersiapmendeskripsi-kan media yang akan dipakai dalam pembelajaran, me-nyiapkan lembar evaluasi/tes, meme-nyiapkan lembar penilaian, dan lembar observasi.

HASIL

Data prasiklus pembelajaran IPA di kelas V SD Negeri Mangkubumen Wetan No. 63 Surakarta diperoleh dari hasil obser-vasi pada waktu proses pembelajaran ber-langsung. Kondisi awal penelitian ini men-jumpai adanya permasalahan dalam pembe-lajaran IPA. Dilihat dari hasil belajarI P A materi pembentukan tanah dapat diketahui bahwa pemahaman konsep pembentukan tanah masih rendah.

Hal tersebut diketahui dari 38 siswa hanya 18 siswa yang tuntas dan 20 siswa belum tuntas.

Berdasarkan perencanaan tindakan pa-da siklus I, pelaksanaan tinpa-dakan pembelajar-an pemahampembelajar-an konsep pembentukpembelajar-an tpembelajar-anah dengan menggunakan model SAVI yaitu de-ngan cara menampilkan media flash untuk menarik perhatian siswa sehingga dapat me-mahami tentang konsep pembentukan tanah dan pemberian tugas sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).

Selama pelaksanaan pembelajaran ber-langsung, rekan guru dibantu peneliti sebagai pengamat yang mengambil tempat duduk di belakang untuk mengamati dengan cermat dan teliti jalannya penelitian atau proses ke-giatan pembelajaran yang dilakukan. Peneliti mencatat setiap apa yang dilihat dan didengar agar evaluasi benar-benar dapat memperbaiki keaktifan dan hasil belajar siswa belajar.

Setelah dilaksanakan tindakan pada siklus I dengan penggunaan model SAVI nilai materi pembentukan tanah siswa menunjuk-kan adanya peningkatan dibandingmenunjuk-kan pada pra-siklus. Ketuntasan klasikal siswa pada siklus I sebesar 76,3%.

Data tersebut menunjukkan bahwa ha-sil tindakan pada siklus I nilai siswa belum mencapai indikator kinerja yang ditetapkan,

yaitu dengan ketuntasan klasikal 90%. Hal ini disebabkan karena guru kurang dalam tahap memberi sugesti positif, kurang inter-aksi tanya jawab yang dilakukan guru, belum adanya permainan dalam belajar kurang ber-variasi dalam melakukan , guru kurang mem-bimbing siswa dalam penggunaan media. Distribusi nilai siklus I dapat dilihat pada tabel 1.

Tabel 1. Distribusi Frekuensi Nilai Materi Pembentukan Tanah Siklus I

Interval Nilai fi xi fi.xi Persentase (%) 41-50 2 45,5 91 2 51-60 6 55,5 333 6 61-70 5 65,5 327,5 5 71-80 13 75,5 981,5 13 81-90 9 85,5 769,5 9 91-100 3 95,5 286,5 3 Jumlah 38 2789 100 Nilai Rata-rata = 2789 : 38 = 73,3 Ketuntasan Klasikal = 76,3%

Berdasarkan data pada tabel 2, maka dapat diketahui bahwa ada peningkatan nilai rata-rata dari 64,5 menjadi 73,3 dengan perolehan nilai terendah 45 sedangkan nilai tertinggi 100 dan ketuntasan klasikal dari 47,3% menjadi 76,3%.

Dari ketuntasan klasikal yang dicapai, dapat diartikan bahwa jumlah siswa yang di-nyatakan tuntas atau mendapat nilai di atas KKM meningkat sejumlah 11 siswa, yaitu pada saat pratindakan siswa yang tuntas se-jumlah 18 siswa dan pada siklus I menjadi 29 siswa. Dengan demikian dapat dinyata-kan pula bahwa masih ada 9 siswa yang be-lum tuntas. Dari data tersebut terbukti bahwa indikator kinerja belum tercapai, maka pene-litian tindakan kelas ini dilanjutkan ke siklus selanjutnya yaitu siklus II.

Berdasarkan hasil tes akhir siklus II, nilai rata-rata siswa pada siklus II adalah 81,1. Ini berarti terdapat kenaikan nilai siswa setelah dilakukannya evaluasi terhadap tin-dakan kelas siklus II. Dapat dilihat bahwa persentase ketuntasan klasikal sebanyak 35 siswa atau 92,1%.

Pada siklus II ada peningkatan nilai materi pembentukan tanah pada siswa kelas V SD Negeri Mangkubumen Wetan No. 63 Surakarta daripada nilai siklus I. Ketuntasan klasikal pada siklus II adalah sebesar 92,1%.

(4)

Perolehan nilai siswa pada si-klus II dapat dilihat pada tabel 3.

Tabel 2. Distribusi Frekuensi Nilai Mate-ri Pembentukan Tanah Siklus II

Interval Nilai fi xi fi.xi Persentase (%) 51-60 3 55,5 166,5 7,9 61-70 1 65,5 65,5 2,6 71-80 14 75,5 1057 36,8 81-90 13 85,5 1111,5 34,2 91-100 7 95,5 668,5 18,4 Jumlah 38 3069 100 Nilai Rata-rata = 3069 : 38 = 81,1 Ketuntasan Klasikal = 92,1%

Dari ketuntasan klasikal yang dicapai, dapat diartikan bahwa jumlah siswa yang dinyatakan tuntas atau mendapat nilai di-atas KKM meningkat sejumlah 6 siswa, ya-itu pada saat Siklus I siswa yang tuntas sejumlah 29 siswa dan pada siklus II menjadi 35 siswa. Dengan demikian dapat dinyatakan pula bahwa masih ada 3 siswa yang belum tuntas.

Meskipun belum semua siswa me-mperoleh nilai > 65 (KKM), akan tetapi pe-nelitian ini telah dapat dikatakan berhasil karena ketuntasan yang dicapai telah mele-bihi indikator kinerja yang ditargetkan yaitu 90%. Dengan demikian, tindakan bisa dihen-tikan karena telah mencapai indikator kerja yang ditetapkan dan berhenti pada siklus II.

Dari data yang diperoleh, terlihat perkembangan nilai materi pembentukan tanah dari nilai terendah, nilai tertinggi, nilai rata-rata, nilai klasikal, dan persentase ketun-tasan pada prasiklus, si-klus I, dan siklus II. Hal ini dapat dilihat pada tabel 3 berikut ini:

Tabel 3 . Perbandingan Nilai Terendah, Nilai Tertinggi, Nilai Rata-Rata, dan Per-sentase Ketuntasan Klasi-kal pada Pra-siklus, Siklus I, dan Siklus II.

Keterangan Pra siklus Siklus I Siklus II Nilai terendah 27 45 55 Nilai tertinggi 100 100 100 Nilai rata - rata 64,5 73,3 81,1 Ketuntasan

Klasikal 47,3% 76,3% 92,1%

Berdasarkan tabel 3, menunjukkan bah-wa nilai terendah pada prasiklus adalah 27, pada siklus I nilai terendah meningkat menjadi 47, dan pada siklus II meningkat lagi menjadi 55. Nilai tertinggi yang dipe-roleh siswa pada prasiklus adalah 100, pada siklus I dan II meningkat menjadi 100.

Un-tuk nilai rata- rata juga terjadi peningkatan yaitu pada prasiklus nilai rata-ratanya 64,5 pada siklus I meningkat menjadi 73,3 dan pada siklus II kembali meningkat menjadi 81,1. Sedangkan untuk siswa yang dinyata-kan tuntas pada prasiklus terdapat 18 siswa atau 47,3%, sedangkan pada siklus I mening- kat menjadi 29 siswa atau 76,3%, dan pada siklus II kembali meningkat menjadi 35 siswa atau 92,1%. Data tersebut diambil dari jumlah keseluruhan siswa yaitu 38 siswa.

PEMBAHASAN

Dalam penelitian ini peneliti bertindak sebagai peneliti aktif. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa dengan penggunaan model pembelajaran SAVI dapat meningkatkan pemahaman konsep pemben-tukan tanah dan dapat meningkatkan keaktif-an siswa dalam pembelajarkeaktif-an. Karena pada dasarnya konsep pembelajaran dengan model pembelajaran SAVI menarik perhatian siswa karena mendapat hal-hal baru dan juga meningkat-kan rasa ingin tahu siswa. Kenyataannya ba-nyak siswa yang terlihat aktif pada saat dibe-rikannya materi tentang pemahaman konsep pembentukan tanah.

Dalam setiap siklus, peneliti selalu memberitahukan tujuan pembelajaran dan menyampaikan materi ajar secara sistematis. Langkah-langkah lain seperti memberikan petunjuk atau saran terhadap permasalahan, mendorong keaktifan, tang-gungjawab, dan kemampuan peserta didik serta waktu dan ke-sempatan yang diberikan kepada peserta didik untuk menyelesaikan permasalahan hanya dilakukan guru pada kesempatan ter-tentu dimana langkah-langkah itu diperlukan. Peneliti juga melakukan empat tahap model pembelajaran SAVI yang sesuai dengan pen-dapat Meier (2002:106) menyatakan bahwa model SAVI dapat direncanakan dalam pem-belajaran melalui empat tahap, yaitu: persiap-an, penyampaipersiap-an, pelatihpersiap-an, dan penam-pilan hasil.

Penelitian tindakan kelas yang dilaku-kan oleh peneliti menyatadilaku-kan bahwa dalam proses pembelajaran dengan model pembela-jaran SAVI telah memberikan dorongan kepa-da peserta didik untuk berfikir mandiri kepa-dan aktif. Guru lebih banyak memantau aktivitas

(5)

dan memeriksa pekerjaan peserta didik dapat meningkatkan keberanian dan keaktifan peserta didik dalam bertanya, mengeluargkan ide, dan memecahkan masalah. Sehingga keaktifan siswa maju ke depan juga mening-kat.

Pembelajaran menggunakan pende-katan SAVI, membuat pembelajaran lebih ter-fokus dan menyenangkan, karena proses pembelajaran berlangsung secara multi arah baik antara siswa dengan siswa, siswa de-ngan guru karena pendekatan SAVI, meng-kondisikan pembelajarn yang melatih kete-rampilan dalam berpendapat, mempraktekan alat peraga dalam kegiatan belajar mengajar, sehingga mengembangkan daya imajinasi siswa.

Dengan pendekatan SAVI pelaksanaan pembelajaran dapat lebih optimal jika dise-suaikan dengan materi pelajaran, dan hal ter-sebut dapat lebih meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini sesuai dengan perolehan hasil belajar siswa yang dilakukan. Setelah seluruh proses pembelajaran berlang-sung rata-rata siswa memperoleh hasil yang memuaskan.

Hal tersebut sesuai dengan pendapat Marpaung (dalam Suharta 2001: 6) yang me-nyatakan bahwa guru seyogyanya bersikap ramah dan komunikatif dalam arti, guru men-dekatkan diri pada peserta didik dengan cara-cara komunikatif (menggunakan bahasa, ge-rakan atau pendekatan individual yang me-nunjukkan keakraban). Dengan cara itu, guru dapat memahami pikiran/ karakteristik peser-ta didik, dan tidak mengganggu perasaan pe-serta didik. Melalui pemahaman ini, guru menumbuhkan keberanian peserta didik, mau mengutarakan idenya, dan mengembangkan kemampuannya menggunakan nalar.

Berdasarkan peningkatan keaktifan peserta didik, tanggung jawab dan kemam-puan serta dengan menggunakan model pem-belajaran SAVI dirasa guru cukup efektif dan dapat menciptakan suasana kondusif dan aktif bagi peserta didik yang terjadi pada setiap siklus tindakan kelas, jika pembelajar-an model pembelajarpembelajar-an SAVI terus dilakukpembelajar-an pada akhirnya dalam proses pembelajaran tersebut semua peserta didik akan dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Menurut peneliti, kesan peserta di-dik dalam belajar dengan menggunakan mo-del pembelajaran SAVI pada umumnya pe-serta didik senang belajar, belajar menjadi le-bih mudah, belajar khususnya memahami konsep pembentukan tanah tidak membosan-kan. Dengan kesan belajar menggunakan mo-del pembelajaran SAVI tersebut dapat me-numbuhkan semangat dan ketertarikan se-hingga peserta didik terdorong untuk belajar dengan serius. Semangat belajar dan keterta-rikan peserta didik terhadap pelajaran, di-tambah dengan selalu meningkatkan keaktif-an, tanggungjawab, dan kemampuan peserta didik dalam mengikuti pembelajaran pada akhirnya dapat meningkatkan intensitas bela-jar.

SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut melalui pene-rapan pendekatan SAVI (Somatic, Auditory, Visualization, and Intellectualy) dapat me-ningkatkan prestasi belajar siswa pada materi pelajaran IPA kelas V SD Negeri Mangku-bumen Wetan No. 63. Hal ini terlihat dari adanya peningkatan hasil nilai belajar siswa dalam tiap-tiap siklus.

Pada prasiklus nilai terendah adalah 27, pada siklus I nilai terendah meningkat menjadi 47, dan pada siklus II meningkat la-gi menjadi 55. Nilai tertingla-gi yang diperoleh siswa pada prasiklus adalah 100, pada siklus I dan II meningkat menjadi 100. Untuk nilai rata- rata juga terjadi peningkatan yaitu pada prasiklus nilai rata-ratanya 64,5 pada siklus I meningkat menjadi 73,3 dan pada siklus II kembali meningkat menjadi 81,1. Sedangkan untuk siswa yang dinyatakan tuntas pada pra-siklus terdapat 18 siswa atau 47,3%, sedang-kan pada siklus I meningkat menjadi 29 siswa atau 76,3%, dan pada siklus II kembali meningkat menjadi 35 siswa atau 92,1%. Data tersebut diambil dari jumlah keseluruh-an siswa yaitu 38 siswa.

Dari penelitian ini juga diperoleh ha-sil bahwa langkah-langkah model pembela-jaran SAVI sebagai berikut: siswa dibagi da-lam beberapa kelompok (somatic), siswa mendengarkan dan mengamati video tentang pembentukan tanah yang ditayangkan di

(6)

depan kelas (auditory dan visualization), be-berapa siswa maju ke depan menceritakan dengan suara yang keras tentang apa yang mereka ketahui dari video yang ditayangkan (auditory), siswa mendengarkan dan menga-mati penjelasan dalam media flash yang dita-yang di depan kelas (auditory dan visualiza-tion), siswa melakukan pengamatan terhadap benda-benda yang mengalami pelapukan (so-matic), siswa melakukan permainan dengan kartu bergambar berbagai jenis batuan dan siswa menggolongkannya (somatic), siswa mendengarkan penjelasan-penjelasan yang diberikan guru (auditory), siswa melakukan

percobaan tentang lapisan penyusun tanah dan jenis-jenis tanah (somatic), siswa menyu-sun sebuah laporan dalam Lembar Kerja yang disediakan oleh guru (intellectual), se-tiap kelompok mempresentasikan hasil dis-kusinya di depan kelas (intellectual). Dari pe-nelitian ini diperoleh hasil bahwa implemen-tasi model pembelajaran SAVI dengan lang-kah-langkah di atas dengan tepat dapat me-ningkatkan pemahaman konsep pembentukan tanah pada siswa kelas V SD Negeri Mang-kubumen Wetan No. 63 Surakarta tahun pe-lajaran 2014/2015.

DAFTAR PUSTAKA

Meier, Dave. (2002). The Accelerated Learning. Bandung: Kaifa.

Rustaman, N. Y. (2010). Pendidikan dan Penelitian Sains dalam Mengembangkan Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi untuk Pembangunan Karakter. FPMIPA UPI. Suharta. (2001). Metode Pembelajaran Matematika Realistik. Jakarta: Departemen

Pendidikan Nasional.

Referensi

Dokumen terkait

1) Materi pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) yang mencakup 5 aspek, yaitu aspek al Quran, akidah, tarikh/sejarah, akhlak dan fiqh. 2) Sumber Daya Manusia (SDM)

Akan tetapi dalam pengiriman barang dari suatu tempat ke tempat lain terkadang timbul suatu masalah yang pada akhirnya menyebabkan para konsumen merasa dirugikan, salah

aturan yang tetap (struktur) akan tetapi juga oleh faktor-faktor lain. Oleh karena itu di samping kami mempergunakan model analisa struktur kami juga mem:

Pengajaran bahasa Indonesia di kelas VI SD amat penting peranannya. Kemahiran dan keterampilan berbahasa Indonesia akan banyak membantu berhasilnya pengajaran lain

Dari data yang diperoleh dalam pengujian kekasaran permukaan hasil gerinda silinderis pada Baja AISI 4140 dengan variasi kecepatan putar benda kerja dan

Pemeriksaan deteksi dini DM dilakukan pada kedua anak pasien yang ada di rumah dan didapatkan hasil Gula darah puasa 88 mg/dL dan 88 mg/dl yaitu kadar gula

Pada tampilan layout berisi tentang pembelajaran media Interaktif huruf Hijaiyah , ada kotak yang berisi huruf hijaiyah, cara menggunakan media pembelajaran

Dengan dilakukan asuhan kebidanan secara berkelanjutan pada ibu hamil Trimester III sampai dengan perawatan masa nifas diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam