• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE PENELITIAN. Limbah Tanaman Jagung, Bioetanol, Energi, dan Limbah KAJIAN. Penggunaan Bahan Baku, Energi, dan Analisis Dampak Lingkungan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "METODE PENELITIAN. Limbah Tanaman Jagung, Bioetanol, Energi, dan Limbah KAJIAN. Penggunaan Bahan Baku, Energi, dan Analisis Dampak Lingkungan"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

III.

METODE PENELITIAN

Tahapan penelitian yang dilakukan terdiri dari, studi pustaka, observasi lapangan, penyebaran

kuesioner, wawancara, serta pengolahan data. Jenis data yang digunakan pada penelitian ini adalah

data primer dan data sekunder yang bersifat kualitatif dan kuantitatif. Diagram alir pada penelitian ini

dapat dilihat pada Gambar 7.

A.

JENIS DAN SUMBER DATA

Data primer merupakan data yang didapat dari hasil wawancara dan observasi lapangan ke beberapa ladang jagung di beberapa wilayah Jawa Barat dengan menyebarkan kuesioner. Sedangkan data sekunder berupa cara perhitungan energi manusia dan peralatan yang digunakan selama tahapan proses produksi, faktor emisi pada beberapa bahan bakar, serta deskripsi mengenai proses pembuatan bioetanol dan dampak lingkungan yang ditimbulkan didapatkan dari studi pustaka.

B.

METODE PENGUMPULAN DATA

1.

Studi Pustaka

Studi pustaka dilakukan untuk mengumpulkan dan menganalisis data sekunder yang

telah didapatkan dari pihak-pihak terkait, buku-buku acuan, jurnal dan literatur lainnya.

Gambar 7. Diagram alir metode penelitian penilaian daur hidup (Life Cycle Assessment

bioetanol berbahan baku limbah tanaman jagung

OBSERVASI LAPANGAN

Ladang Jagung

STUDI PUSTAKA WAWANCARA

Limbah Tanaman Jagung, Bioetanol, Energi, dan Limbah

Peneliti bioetanol limbah tanaman jagung

KAJIAN

Penggunaan Bahan Baku, Energi, dan Analisis Dampak Lingkungan

(2)

20

Selain itu, studi pustaka juga dilakukan untuk menunjang atau memenuhi data yang kurang

dari observasi lapangan. Studi pustaka pada penelitian ini dilakukan untuk mengetahui

permodelan LCA yang biasa dilakukan serta mengetahui dampak lingkungan yang dapat

diakibatkan dengan adanya produk bioetanol berbahan baku limbah tanaman jagung.

2.

Observasi Lapangan

Observasi lapangan dilakukan untuk mengidentifikasi serta mempelajari ketersediaan

bahan baku. Observasi lapangan disertai penyebaran kuesioner dengan responden petani

jagung. Observasi lapangan dilakukan pada bulan April tahun 2010 dengan wilayah cakupan

propinsi Jawa Barat. Ukuran sampel adalah 10%, dengan mengasumsikan cakupan wilayah propinsi Jawa Barat besar. Jumlah sampel wilayah yang harus dianalisis totalnya 14 wilayah sampel (desa) pada sampel (kabupaten) terpilih yaitu Garut, Subang, dan Cimahi, dengan

masing-masing wilayah sampel satu kuesioner.

3.

Kuesioner

Tujuan menyebar kuesioner adalah mendapatkan data atau informasi berupa data sekunder yang dibutuhkan dalam menganalisis kebutuhan bahan baku. Kuesioner yang dibuat pada penelitian ini berisi tentang informasi mengenai luas wilayah untuk masing-masing sampel serta kemampuan produktivitas dari masing-masing-masing-masing sampel. Kuesioner juga dapat memberikan informasi mengenai penanganan terhadap limbah tanaman jagung setelah pemanenan. Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Lampiran 1.

4.

Wawancara

Wawancara dilakukan kepada para tim peneliti yang melakukan tahapan proses dalam

menghasilkan bioetanol skala laboratorium. Wawancara dilakukan dengan tujuan

mendapatkan informasi terkait proses produksi bioetanol berbahan baku limbah tanaman jagung yang dilakukan.

C.

PENILAIAN DAUR HIDUP (

LIFE CYCLE ASSESSMENT

, LCA)

Metode LCA yang digunakan mengikuti prosedur LCA yang terdiri dari empat fase (ISO 14040, 1997) yaitu penentuan tujuan dan ruang lingkup, analisis persediaan, analisis dampak,

dan interpretasi. Tujuan serta ruang lingkup yang telah ditetapkan dalam penelitian ini menjadi

dasar dalam penggunaan LCA. Bagian-bagian yang dikaji dalam penelitian ini diantaranya

adalah penggunaan bahan dan energi selama tahapan berlangsung, serta dampak lingkungan yang terjadi akibat proses produksi bioetanol berbahan baku limbah tanaman jagung.

(3)

21

1.

Penggunaan Bahan

Penggunaan bahan-bahan selama proses produksi akan dikaji menggunakan analisis

inventori sesuai dengan metode LCA. Dampak yang ditimbulkan selama kegiatan

berlangsung, baik dari segi kehidupan masyarakat maupun lingkungan, dianalisis menggunakan analisis dampak.

2.

Penggunaan Energi

Energi yang digunakan selama proses produksi berlangsung dibedakan ke dalam dua jenis energi, yaitu energi yang berasal dari tenaga mesin dan energi yang berasal dari tenaga

manusia. Metode LCA yang digunakan untuk mengetahui seberapa besar energi yang

dibutuhkan selama proses produksi adalah dengan menggunakan analisis inventori. Dampak

yang ditimbulkan dari penggunaan energi selama berlangsungnya proses produksi kemudian dianalisis menggunakan analisis dampak.

3.

Dampak Lingkungan

Dampak yang dianalisis adalah dampak berupa limbah cair, limbah padat serta emisi yang dilepaskan selama proses produksi berlangsung. Dampak lingkungan yang ditimbulkan selama proses produksi secara kuantitas dianalisis menggunakan analisis inventori, sedangkan secara kualitas dianalisis menggunakan analisis dampak pada metode LCA. Diagram alir penggunaan LCA dalam penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 8.

Analisis LCA dilakukan terhadap rancangan yang dibuat sesuai tahapan di laboratorium.

Rancangan dibedakan menjadi delapan rancangan, didasari pada perbedaan dalam tahapan

Ladang Jagung LTJ Transportasi

Energi Pabrik Bioetanol

Bioetanol

Limbah Cair

Limbah Padat

Limbah Gas, Kebisingan, dan Debu

(4)

22

penghilangan lignin (delignifikasi) dan fermentasi (sakarifikasi dan fermenntasi simultan, SSF).

Delignifikasi dilakukan dengan dua cara berbeda yaitu secara kimiawi menggunakan Ca(OH)2

dan biologis menggunakan jamur pelapuk putih. SSF dibedakan berdasarkan kombinasi starter

yang digunakan, yaitu Zymomonas mobilis dan Pichia stipitis serta Saccharomyces cerevisiae

dan Pichia stipitis. Keterangan rancangan dapat dilihat pada Tabel 9.

Tabel 9. Rancangan percobaan

Jenis Rancangan

Penggunaan Bahan Saat Tahapan

delignifikasi SSF

R1 Ca(OH)2 Zymomonas mobilis dan Pichia stipitis

R2 Ca(OH)2 Saccharomyces cerevisiae dan Pichia stipitis

R3 Jamur Pleurotus ostreatus Zymomonas mobilis dan Pichia stipitis

R4 Jamur Pleurotus ostreatus Saccharomyces cerevisiae dan Pichia stipitis

R5 Jamur Phanerochaete chrysosporium Zymomonas mobilis dan Pichia stipitis

R6 Jamur Phanerochaete chrysosporium Saccharomyces cerevisiae dan Pichia stipitis

R7 Jamur Tratemetes vercolor Zymomonas mobilis dan Pichia stipitis

R8 Jamur Tratemetes vercolor Saccharomyces cerevisiae dan Pichia stipitis

Rancangan yang telah ditentukan kemudian diurutkan rankingnya berdasarkan

penggunaan energi, bahan baku, emisi dan limbah yang dihasilkan menggunakan metode Bayes.

Metode Bayes merupakan salah satu teknik yang dapat digunakan untuk melakukan analisis dalam pengambilan keputusan terbaik dari sejumlah alternatif dengan tujuan menghasilkan

perolehan yang optimal (Marimin, 2004). Ranking yang didapatkan tersebut untuk menentukan

rancangan mana yang paling baik berdasarkan parameter-parameter penilaian yang dipilih yaitu jumlah penggunaan bahan baku dan energi, serta pembuangan emisi, limbah padat, dan limbah

cair.

Rancangan yang telah ditentukan kemudian dibuat kedalam rancangan aliran bahan untuk menjelaskan tahapan proses yang berlangsung serta aliran bahan yang terjadi dan alat yang

digunakan dalam tahapan tersebut. Alat yang digunakan dalam mengalirkan bahan terdapat

perbedaan, yaitu penggunaan pipa dan pompa pada beberapa tahapan.

Aliran bahan pada rancangan R1 dan R2 dimulai dari tahap penerimaan bahan baku,

kemudian dilanjutkan dengan tahapan penghancuran bahan. Bahan yang telah dihancurkan

kemudian akan dibawa ke tangki delignifikasi (pemasakan), dari tangki delignifikasi bahan akan

dialirkan ke tangki Hidrotermal menggunakan pipa dengan memanfaatkan gaya gravitasi. Hasil

hidrotermal II kemudian dialirkan ke tangki pre-hidrolisis dan SSF menggunakan pipa dengan

bantuan pompa. Tahapan terakhir adalah mengalirkan cairan hasil fermentasi ke tangki

pemurnian menggunakan pompa.

Aliran bahan pada rancangan R3 sampai R8 dimulai dari tahap penerimaan bahan baku,

kemudian dilanjutkan dengan tahapan penghancuran bahan. Bahan yang telah dihancurkan

kemudian akan dibawa ke tangki delignifikasi (pemasakan), dari tangki pemasakan bahan akan

dialirkan ke tangki sterilisasi dan inkubasi menggunakan pipa dengan bantuan gaya gravitasi.

Bahan hasil inkubasi akan dialirkan ke tangki Hidrotermal menggunakan pipa dengan bantuan

(5)

23

pipa dengan bantuan pompa. Tahapan terakhir adalah mengalirkan cairan hasil fermentasi ke

tangki pemurnian menggunakan pompa.

Pengaliran bahan pada pembiakan jamur dilakukan menggunakan pipa dengan

memanfaatkan gaya gravitasi. Pipa digunakan untuk mengalirkan bahan dari pembiakan 1 liter

ke 5 liter kemudian ke 20 liter, 200 liter, sedangkan dari pembiakan 200 liter ke kebutuhan jamur

dialirkan menggunakan bantuan pompa. Tahapan selanjutnya biakan jamur yang telah siap

dialirkan menuju tangki inkubator dengan memanfaatkan gaya gravitasi. Persiapan starter dari 1

liter kemudian 5 liter, 20 liter, dan 200 liter dialirkan menggunakan pompa untuk seluruh rancangan, sedangkan dari tangki 200 liter ke tangki kebutuhan starter akan dialirkan

menggunakan pompa untuk seluruh rancangan.

Gambar aliran bahan dibedakan menjadi R1 dan R2 serta R3 sampai R8, yang dapat dilihat pada Gambar 9 dan Gambar 10.

(6)

Penghancuran bahan

Tangki hidrotermal I dan II

T

Termometer Tangki biakan starter 1 liter

T

Termometer

Tangki biakan starter 5 liter

T

Termometer

Tangki biakan kebutuhan starter

T

Termometer

Tangki biakan starter 200 liter

T

Termometer Tangki biakan starter 20 liter

T Termometer Tangki evaporasi T Termometer Tangki destilasi T Termometer

Tangki pre-hidrolisis dan SSCF

T

Termometer

Bak penampung air pendingin

Boiler

Pipa hasil delignifikasi Tangki delignifikasi

Tangki buffer

Pipa bioetanol hasil evaporasi

Pipa bioetanol hasil distilasi Pipa hasil starter 1 liter

Pipa hasil starter 5 liter

Pipa hasil starter 20 liter

P ip a p e n g a lir u a p P ip a p e n g a lir u a p P ip a p e n g a lir u a p P ip a p e n g a lir u a p P ip a p e n g a lir u a p P ip a p e n g a lir u a p

Pipa pengalir uap

P ip a p e n g a lir u a p

Pipa pengalir uap

P ip a p e n g a lir u a p P ip a r e flu ks T Termometer P ip a c a ir a n f e rm e n ta si Pompa P ip a p e n g a lir b u ff e r Pompa

Pipa hasil hidrotermal II Pompa P ip a h a sil s ta rte r 2 0 0 lite r Pompa P ip a h a si l k e b u tu h a n s ta rt e r Pompa

Tangki penampung hasil

Gambar 9

.

Rancangan aliran bahan R1 dan R2

(7)

Penghancuran bahan

Tangki hidrotermal I dan II

T

Termometer Tangki starter 1 liter

T

Termometer

Tangki jamur 200 liter

T

Termometer

Tangki kebutuhan starter

T

Termometer

Tangki starter 200 liter

T

Termometer Tangki starter 20 liter

T

Termometer

Tangki destilasi

T

Termometer

Tangki pre-hidrolisis dan SSCF

T

Termometer

Bak penampung air pendingin

E-31

Tangki Buffer Tangki delignifikasi (pemasakkan)

T

termometer

Tangki sterilisasi dan inkubasi

T

Termometer Tangki jamur 1 liter

T

Termometer

Tangki jamur 5 liter

T

Termometer

Tangki jamur 20 liter

T

Termometer

Tangki kebutuhan jamur

T

Termometer Pipa hasil jamur 1 liter

Pipa hasil jamur 5 liter

P ip a h a si l j a m u r 2 0 li te r P ip a pe ng al ir u a p P ip a pe ng al ir u a p

Pipa pengalir uap

P ip a pe n ga lir u a p

Pipa hasil pemasakkan

Pipa hasil sterilisasi

P ip a pe n ga lir u ap P ip a p e ng al ir ua p

Pipa kebutuhan jamur

Pompa Pipa hasil jamur 200 liter

P ip a h a si l s ta rt e r 2 0 li te r

Pipa hasil starter 200 liter

Pipa hasil kebutuhan starter

P ip a p e n ga lir u ap P ip a p en g al ir u ap P ip a pe ng al ir u ap P ip a pe ng al ir u ap P ip a pe ng al ir ua p

Pipa hasil Hidrotermal II

P ip a b uf fe r P ip a ca ira n fe rm e n ta si R ef lu ks

Pipa bioetanol hasil evaporasi

Pipa bioetanol hasil distilasi

P ip a pe ng a lir u ap P ip a pe ng al ir ua p P ip a p e ng al ir ua p P ip a pe ng al ir ua p P ip a c a ir an f e rm en ta si Pompa E-1 T I-1 E-2 T I-2 Tangki evaporasi T Termometer

Tangki penampung hasil

Gambar 10

.

Rancangan aliran bahan R3 sampai R8

Gambar

Gambar 8.  Diagram alir penggunaan LCA
Tabel 9.  Rancangan percobaan  Jenis
Gambar 9.  Rancangan aliran bahan R1 dan R2
Gambar 10.   Rancangan aliran bahan R3 sampai R8

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan ketercapaian kecerdasan budaya mahasiswa diatas rata-rata, sehingga dapat dimaknai bahwa daya upaya psikofisk yang utuh di dalam

Analisa Teoritis tentang gambaran Pendidikan Pra Nikah Pada BP4 Kementerian Agama Kabupaten Maros adalah bahwa Pendidikan Pranikah diselengarakan oleh Badan Penasehatan, Pembinaan,

Seluruh lahan untuk panggunaan tanaman teh merupakan perkebunan rakyat yang adapun sebagian besar merupakan tanaman warisan (turun temurun). Dengan kesesuaian lahan

Sesama pemegang status sebagai mahasiswi dari asal yang sama di negeri orang membuat mereka lebih akrab satu sama lain.. Kika pun melanjutkan langkahnya ke arah lain

Berdasarkan hasil lampiran pada tabel 4.3 antara pendidikan dan tingkat kepuasan pasien didapatkan sebagian kecil ( 2% ) atau 1 responden dari 2 responden yang berpendidikan PT

Tujuan dari studi ini adalah pemodelan gerusan yang terjadi akibat kondisi lingkungan eksistin di daerah jalur pipa tersebut, dimana nantinya hasil studi kali ini dapat dimanfaatkan

Bila dibandingkan antara kedua penelitian sebelumnya dengan kultur yang dilakukan menggunakan bioreaktor sederhana dengan kepadatan biomassa puncak sebesar 3.165 x 10 4 sel/mL

Proses dekripsi juga dapat dilakukan dengan memanggil file yang sudah disimpan hasil dari enkripsi yang berisi ciphertext yang mana diawali kita harus menekan