BUPATI BELITUNG
PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG
NOMOR 50 TAHUN 2016 TENTANG
KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS KOPERASI, USAHA KECIL DAN MENENGAH,
PERDAGANGAN DAN TENAGA KERJA KABUPATEN BELITUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
BUPATI BELITUNG,
Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 4 ayat (2) Peraturan Daerah Kabupaten Belitung Nomor 5 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kabupaten Belitung, perlu menetapkan Peraturan Bupati Belitung tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah, Perdagangan dan Tenaga Kerja Kabupaten Belitung. Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1959 tentang Pembentukan
Daerah Tingkat II dan Kotapraja di Propinsi Sumatera Selatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1959 Nomor 73, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1821);
2. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1981 tentang Metrologi Legal
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1981 Nomor 11, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3193);
3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang
Perkoperasian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 116, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3502);
4. Undang-Undang...
4. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2000 tentang Pembentukan Propinsi Kepulauan Bangka Belitung (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 217, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4033);
5. Undang-Undang Nomor Nomor 13 Tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 39, Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor 4279);
6. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro,
Kecil, dan Menengah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 93, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4866);
7. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2012 tentang
Perkoperasian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 212, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5355);
8. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil
Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494);
9. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587), sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679);
10.Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang
Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5887);
11. Peraturan Daerah Kabupaten Belitung Nomor 5 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kabupaten Belitung (Lembaran Daerah Kabupaten Belitung Tahun 2016 Nomor 5, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Belitung Nomor 24);
12. Peraturan Bupati Belitung Nomor 30 Tahun 2016 tentang Nomenklatur Perangkat Daerah Kabupaten Belitung (Berita Daerah Kabupaten Belitung Tahun 2016 Nomor 30);
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS KOPERASI, USAHA KECIL DAN MENENGAH, PERDAGANGAN DAN TENAGA KERJA KABUPATEN BELITUNG.
BAB I
KETENTUAN UMUM Pasal 1
Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan:
1. Daerah adalah Kabupaten Belitung.
2. Pemerintah Daerah adalah Bupati dan Perangkat Daerah
sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah.
3. Bupati adalah Bupati Belitung.
4. Sekretaris Daerah adalah Sekretaris Daerah Kabupaten
Belitung.
5. Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan menengah, Perdagangan dan
Tenaga Kerja adalah Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah, Perdagangan dan Tenaga Kerja Kabupaten Belitung.
6. Kepala Dinas adalah Kepala Dinas Koperasi Usaha Kecil dan
Menengah, Perdagangan dan Tenaga Kerja Kabupaten Belitung.
7. Sekretaris adalah Sekretaris pada Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah, Perdagangan dan Tenaga Kerja Kabupaten Belitung.
8. Bidang adalah Bidang pada Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah, Perdagangan dan Tenaga Kerja Kabupaten Belitung.
9. Sub Bagian adalah Sub Bagian pada Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah, Perdagangan dan Tenaga Kerja Kabupaten Belitung.
10. Seksi adalah Seksi pada Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah, Perdagangan dan Tenaga Kerja Kabupaten Belitung.
11. Unit Pelaksana Teknis yang selanjutnya disingkat UPT adalah
Unit Pelaksana Operasional yang melaksanakan sebagian tugas Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah, Perdagangan dan Tenaga Kerja Kabupaten Belitung.
12. Kelompok Jabatan Fungsional adalah Kelompok Jabatan
Fungsional pada Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah, Perdagangan dan Tenaga Kerja Kabupaten Belitung.
13. Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya disingkat ASN adalah
Profesi bagi Pegawai Negeri Sipil dan Pegawai Pemerintah dengan perjanjian kerja yang bekerja pada instansi Pemerintah.
BAB II
KEDUDUKAN DAN SUSUNAN ORGANISASI Bagian Kesatu
Kedudukan Pasal 2
Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah, Perdagangan dan Tenaga Kerja merupakan unsur pelaksana urusan pemerintahan bidang koperasi, usaha kecil dan menengah, urusan pemerintahan bidang perdagangan, dan urusan pemerintahan bidang tenaga kerja yang dipimpin oleh kepala dinas dan berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.
Bagian Kedua Susunan Organisasi
Pasal 3
Susunan Organisasi Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah, Perdagangan dan Tenaga Kerja terdiri atas:
a. Kepala Dinas;
b. Sekretariat terdiri atas:
1.Sub Bagian Perencanaan, Keuangan dan Aset; dan
2.Sub Bagian Kepegawaian dan Umum.
c. Bidang Koperasi, Usaha Mikro Kecil dan Menengah terdiri atas:
1.Seksi Kelembagaan dan Pengawasan;
2.Seksi Pemberdayaan Koperasi; dan
3.Seksi Pemberdayaan Usaha Mikro.
d. Bidang Usaha Perdagangan terdiri atas:
1.Seksi Perdagangan Dalam dan Luar Negeri;
2.Seksi Pengelolaan Pasar; dan
3.Seksi Metrologi dan Perlindungan Konsumen.
e. Bidang Ketenagakerjaan terdiri atas:
1.Seksi Pelatihan dan Produktivitas Tenaga Kerja;
2.Seksi Pembinaan dan Penempatan Tenaga Kerja; dan
3.Seksi Hubungan Industrial, Syarat Kerja dan Jaminan Sosial. f. Unit Pelaksana Teknis (UPT); dan
g. Kelompok Jabatan Fungsional.
Pasal 4
Struktur organisasi Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah, Perdagangan dan Tenaga Kerja sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini.
BAB III
TUGAS DAN FUNGSI Bagian Kesatu
Kewenangan Pasal 5
Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah, Perdagangan dan Tenaga Kerja mempunyai kewenangan sebagai berikut:
a. penerbitan izin usaha simpan pinjam untuk koperasi dengan wilayah keanggotaan dalam daerah kabupaten;
b. penerbitan izin pembukaan kantor cabang, cabang pembantu
dan kantor kas koperasi simpan pinjam untuk koperasi dengan wilayah keanggotaan dalam daerah;
c. pemeriksaan dan pengawasan koperasi yang wilayah
keanggotaan dalam daerah;
d. pemeriksaan dan pengawasan koperasi simpan pinjam/unit
simpan pinjam koperasi yang wilayah keanggotaan dalam daerah;
e. penilaian kesehatan koperasi simpan pinjam/unit simpan
pinjam koperasi yang wilayah keanggotaan dalam daerah;
f. pendidikan dan latihan perkoperasian bagi koperasi yang
wilayah keanggotaan dalam daerah;
g. pemberdayaan dan perlindungan koperasi yang keanggotaannya
dalam daerah;
h. pemberdayaan usaha mikro yang dilakukan melalui pendataan,
kemitraan, kemudahan perizinan, penguatan kelembagaan dan koordinasi dengan para pemangku kepentingan;
i. pengembangan usaha mikro dengan orientasi peningkatan skala
usaha menjadi usaha kecil;
j. penerbitan rekomendasi pengelolaan pasar rakyat, pusat
perbelanjaan dan izin usaha toko swalayan;
k. penerbitan rekomendasi tanda daftar gudang, dan surat
keterangan penyimpanan barang;
l. penerbitan surat tanda pendaftaran waralaba untuk:
1) penerima waralaba dari waralaba dalam negeri;
2) penerima waralaba lanjutan dari waralaba dalam negeri; dan 3) penerima waralaba lanjutan dari waralaba luar negeri.
m. penerbitan rekomendasi usaha perdagangan minuman
beralkohol golongan B dan golongan C untuk distributor dan penjual langsung minum di tempat.
n. pemeriksaan fasilitas penyimpanan bahan berbahaya dan
pengawasan distribusi, pengemasan dan pelabelan bahan berbahaya di tingkat daerah.
o. penerbitan rekomendasi perdagangan kayu antar pulau terdaftar dan pelaporan rekapitulasi perdagangan kayu antar pulau;
p. penerbitan surat keterangan asal (bagi daerah kabupaten yang telah ditetapkan sebagai instansi penerbit surat keterangan asal);
q. pembangunan dan pengelolaan sarana distribusi perdagangan;
r. pembinaan terhadap pengelola sarana distribusi perdagangan di
wilayah kerjanya;
s. pelaksanaan penjaminan ketersediaan barang kebutuhan pokok
dan barang penting di tingkat daerah;
t. pemantauan harga dan stok barang kebutuhan pokok dan
barang penting di tingkat pasar kabupaten;
u. pelaksanaan operasi pasar dalam rangka stabilisasi harga
pangan pokok yang dampaknya dalam daerah;
v. pengawasan pupuk dan pestisida tingkat daerah meliputi
pengadaan, penyaluran dan penggunaan pupuk bersubsidi di wilayah kerjanya;
w. penyelenggaraan promosi dagang melalui pameran dagang
nasional, pameran dagang lokal dan misi dagang bagi produk ekspor unggulan yang terdapat pada 1 (satu) daerah kabupaten;
x. penyelenggaraan kampanye pencitraan produk ekspor skala
daerah provinsi (lintas daerah kabupaten);
y. pelaksanaan metrologi legal berupa tera, tera ulang dan
pengawasan;
z. pelaksanaan pelatihan tenaga kerja berdasarkan unit
kompetensi;
aa. pembinaaan lembaga pelatihan kerja swasta;
bb. perizinan dan pendaftaran lembaga pelatihan kerja; cc. konsultansi produktivitas pada perusahaan kecil;
dd. pengukuran produktivitas tenaga kerja tingkat daerah; ee. pelayanan antar kerja di daerah;
ff. penerbitan izin Lembaga Pendidikan Tenaga Kerja Swasta
(LPTKS) dalam 1 (satu) daerah;
gg. pengelolaan informasi pasar kerja dalam daerah;
hh.perlindungan Tenaga Kerja Indonesia di luar negeri (pra dan purna penempatan) di daerah;
ii. penerbitan perpanjangan Izin Memperkerjakan Tenaga kerja Asing (IMTA) yang lokasi kerja dalam 1 (satu) daerah;
jj. pengesahan peraturan perusahaan dan pendaftaran perjanjian kerjasama untuk perusahaan yang hanya beroperasi dalam 1 (satu) daerah; dan
kk. pencegahan dan penyelesaian perselisihan hubungan industrial,
mogok kerja dan penutupan perusahaan di daerah. Bagian Kedua
Dinas Pasal 6
Dinas Koperasi Usaha Kecil dan Menengah, Perdagangan, dan Tenaga Kerja mempunyai tugas membantu Bupati melaksanakan urusan pemerintahan di bidang koperasi usaha kecil dan menengah, perdagangan dan tenaga kerja yang menjadi kewenangan daerah dan tugas pembantuan yang diberikan kepada daerah.
Pasal 7
Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah, Perdagangan dan Tenaga Kerja dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6, menyelenggarakan fungsi:
a. perumusan kebijakan teknis sesuai dengan lingkup tugasnya;
b. penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum
sesuai dengan lingkup tugasnya;
c. pembinaan dan pelaksanaan tugas sesuai dengan lingkup
tugasnya;
d. penyusunan program kerja dan anggaran, keuangan dan aset, pengelolaan administrasi Aparatur Sipil Negara, urusan rumah tangga, dan tata usaha dinas; dan
e. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya.
Bagian Ketiga Sekretariat
Pasal 8
Sekretariat dipimpin oleh seorang Sekretaris yang mempunyai tugas melakukan pelayanan administrasi dan teknis kepada semua unsur di lingkungan Dinas Koperasi Usaha Kecil dan Menengah, Perdagangan dan Tenaga Kerja.
Pasal 9
Sekretariat dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8, menyelenggarakan fungsi:
a. pelaksanaan koordinasi dan penyusunan rencana, program,
anggaran di bidang koperasi, usaha kecil dan menengah, perdagangan dan tenaga kerja;
b. pemberian dukungan administrasi yang meliputi
ketatausahaan, Aparatur Sipil Negara, keuangan,
kerumahtanggaan, kerja sama, hubungan masyarakat, arsip dan dokumentasi;
c. pengoordinasian dan penyusunan rancangan produk hukum
daerah di bidang koperasi, usaha kecil dan menengah, perdagangan dan tenaga kerja;
d. pengelolaan barang milik/kekayaan daerah;
e. pemberian saran dan pertimbangan kepada atasan terkait
bidang tugasnya; dan
f. pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh atasan. Pasal 10
Sekretariat terdiri atas:
a. Sub Bagian Perencanaan, Keuangan dan Aset; dan
b. Sub Bagian Kepegawaian dan Umum;
Pasal 11
Sub Bagian Perencanaan, Keuangan dan Aset mempunyai tugas melaksanakan urusan kesekretariatan bidang perencanaan, keuangan dan aset di bidang koperasi usaha kecil dan menengah, perdagangan dan tenaga kerja.
Pasal 12
Sub Bagian Perencanaan, Keuangan dan Aset dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11, menyelenggarakan fungsi:
a. pelaksanaan pengumpulan bahan dan pengolahan data dalam
rangka penyusunan program dan anggaran;
b. penyiapan bahan penyusunan rancangan produk hukum
daerah di bidang koperasi, usaha kecil dan menengah, perdagangan dan tenaga kerja;
c. pelaksanaan pengelolaan keuangan, penatausahaan, akutansi
verifikasi dan pembukuan;
d. penyiapan bahan dalam rangka pelaksanaan pengelolaan aset;
e. penyiapan bahan penyusunan, evaluasi, pelaporan dan
pendokumentasian pelaksanaan program dan kegiatan;
f. pemberian saran dan pertimbangan kepada atasan terkait
bidang tugasnya; dan
g. pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh atasan. Pasal 13
Sub Bagian Kepegawaian dan Umum mempunyai tugas melaksanakan ketatausahaan, administrasi kepegawaian, urusan rumah tangga, kerja sama, kehumasan dan protokol serta ketatalaksanaan.
Pasal 14
Sub Bagian Kepegawaian dan Umum dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13, menyelenggarakan fungsi:
a. pelaksanaan penyiapan bahan urusan administrasi umum dan perlengkapan, urusan tata usaha, kearsipan, rumah tangga, serta perjalanan dinas;
b. penyiapan bahan urusan administrasi Aparatur Sipil Negara;
c. penyiapan bahan penyusunan, evaluasi, pelaporan dan
pendokumentasian pelaksanaan program dan kegiatan;
d. pemberian saran dan pertimbangan kepada atasan terkait
bidang tugasnya; dan
d. pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh atasan.
Bagian Ketiga
Bidang Koperasi Usaha Mikro Kecil dan Menengah Pasal 15
Bidang Koperasi Usaha Mikro Kecil dan Menengah mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan menengah, Perdagangan dan Tenaga Kerja dalam perencanaan,
penyusunan, penyiapan, pengoordinasian, penyelenggaraan,
evaluasi dan pelaporan kegiatan di bidang koperasi usaha mikro kecil dan menengah.
Pasal 16
Bidang Koperasi, Usaha Mikro Kecil dan Menengah dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15, menyelenggarakan fungsi:
a. perencanaan dan perumusan program di bidang tugasnya;
b. pelaksanaan pemberdayaan dan perlindungan koperasi dan
usaha mikro;
c. pelaksanaan perluasan akses pembiayaan bagi koperasi dan
usaha mikro;
d. pelaksanaan verifikasi data dan bahan perumusan kebijakan operasional di bidang kelembagaan dan pengawasan, pemberdayaan koperasi dan usaha mikro;
e. pelaksanaan pembinaan dan bimbingan teknis koperasi dan
usaha mikro;
f. pelaksanaan fasilitasi bimbingan pembentukan, perubahan
anggaran dasar dan pembubaran koperasi;
g. pelaksanaan kemitraan koperasi, usaha mikro dengan badan
usaha lainnya;
h. pelaksanaan fasilitasi akses permodalan koperasi dan usaha mikro;
i. pemberian rekomendasi izin usaha simpan pinjam untuk
koperasi;
j. pengawasan pemeriksaan koperasi simpan pinjam dan unit
simpan pinjam;
k. penyelenggaraan pelayanan wirausaha koperasi dan fasilitasi simpan pinjam;
l. pelaksanaan penilaian kinerja koperasi simpan pinjam dan unit simpan pinjam;
m. penyediaan data kinerja, bimbingan dan penyuluhan,
penciptaan iklim usaha simpan pinjam dan unit usaha simpan pinjam;
n. pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan di bidang
tugasnya;
o. penyusunan laporan dan pendokumentasian kegiatan di bidang
tugasnya;
p. pemberian saran dan pertimbangan kepada atasan terkait
bidang tugasnya; dan
q. pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh atasan. Pasal 17
Bidang Koperasi Usaha Mikro Kecil dan Menengah terdiri atas:
a. Seksi Kelembagaan dan Pengawasan;
b. Seksi Pemberdayaan Koperasi; dan
c. Seksi Pemberdayaan Usaha Mikro.
Pasal 18
Seksi Kelembagaan dan Pengawasan mempunyai tugas penyiapan bahan perencanaan, penyusunan dan pelaksanaan kegiatan di bidang kelembagaan dan pengawasan koperasi.
Pasal 19
Seksi Kelembagaan dan Pengawasan dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18, menyelenggarakan fungsi:
a. penyiapan bahan perencanaan pelaksanaan pendidikan dan
pelatihan bagi perangkat organisasi koperasi, koperasi simpan pinjam dan unit simpan pinjam;
b. penyiapan bahan penganalisaan berkas pembentukan dan
perubahan anggaran dasar koperasi, koperasi simpan pinjam dan unit simpan pinjam;
c. penyiapan bahan penyusunan dan pengkoreksian data penilaian
kesehatan koperasi, koperasi simpan pinjam dan unit simpan pinjam;
d. penyiapan bahan perencanaan bimbingan dan penyuluhan dan pembuatan laporan tahunan koperasi, koperasi simpan pinjam dan unit simpan pinjam;
e. penyiapan bahan pengoordinasian upaya penciptaan iklim
usaha koperasi, koperasi simpan pinjam dan unit simpan pinjam yang sehat melalui penilaian kesehatan koperasi;
f. penyiapan bahan penelaahan dan perancangan dokumen izin
usaha simpan pinjam;
g. penyiapan bahan perencanaan kebijakan operasional dan
pelayanan serta fasilitasi;
h. penyiapan bahan perencanaan pemeriksaan dan pengawasan
koperasi, koperasi simpan pinjam dan unit simpan pinjam;
i. penyiapan bahan perencanaan pemeriksaan dan pengawasan
kelembagaan, kepatuhan usaha simpan pinjam, penilaian kesehatan koperasi simpan pinjam/usaha simpan pinjam dan penerapan sanksi koperasi;
j. penyiapan bahan perencanaan dan perumusan bimbingan
teknis serta menyusun kebijakan operasional;
k. penyiapan bahan pelaksanaan monitoring, evaluasi dan
pelaporan di bidang tugasnya;
l. penyusunan laporan dan pendokumentasian kegiatan di bidang
tugasnya;
m. pemberian saran dan pertimbangan kepada atasan terkait bidang
tugasnya; dan
n. pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh atasan. Pasal 20
Seksi Pemberdayaan Koperasi mempunyai tugas penyiapan bahan, perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kegiatan di bidang pemberdayaan koperasi.
Pasal 21
Seksi Pemberdayaan Koperasi dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20, menyelenggarakan fungsi:
a. penyiapan bahan penyusunan data kinerja koperasi;
b. penyiapan bahan perencanaan pelaksanaan pemberdayaan dan
perlindungan koperasi;
c. penyiapan bahan perencanaan program pembinaan dan pengembangan pasar rakyat yang dikelola koperasi;
d. penyiapan bahan pelaksanaan fasilitasi akses pasar produk usaha koperasi;
e. penyiapan bahan penyusunan peningkatan akses permodalan
dan akses pembiayaan bagi koperasi;
f. penyiapan bahan pelaksanaan pembinaan dan bimbingan teknis
bagi koperasi;
g. penyiapan bahan pelaksanaan fasilitasi kemitraan antar
koperasi, usaha mikro, dan badan usaha lainnya;
h. penyiapan bahan pelaksanaan monitoring, evaluasi dan
pelaporan di bidang tugasnya;
i. penyusunan laporan dan pendokumentasian kegiatan di bidang
tugasnya;
j. pemberian saran dan pertimbangan kepada atasan terkait
bidang tugasnya; dan
k. pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh atasan.
Pasal 22
Seksi Pemberdayaan Usaha Mikro mempunyai tugas penyiapan bahan promosi potensi dan pelaksanaan promosi berdasarkan sektor usaha dan wilayah.
Pasal 23
Seksi Pemberdayaan Usaha Mikro dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22, menyelenggarakan fungsi:
a. penyiapan bahan perencanaan pengembangan usaha mikro
dengan orientasi peningkatan skala usaha menjadi usaha kecil;
b. penyiapan bahan pengembangan pemberdayaan dan
perlindungan usaha mikro;
c. penyiapan bahan perencanaan kegiatan monitoring evaluasi dan
pelaporan pelaksaan pemberdayaan usaha mikro;
d. penyiapan bahan penyusunan peningkatan kerjasama
pemasaran produk usaha mikro baik berskala lokal, nasional dan internasional;
e. penyiapan bahan penyusunan peningkatan akses permodalan usaha mikro dan akses pasar usaha mikro;
f. penyiapan bahan penganalisaan data dan jumlah usaha mikro;
g. penyiapan bahan penyusunan dan perancangan bahan
pembinaan dan bimbingan teknis, memfasilitasi kemitraan usaha mikro dan badan usaha lainnya;
h. penyiapan bahan pelaksanaan monitoring, evaluasi dan
pelaporan di bidang tugasnya;
i. penyusunan laporan dan pendokumentasian kegiatan di bidang
tugasnya;
j. pemberian saran dan pertimbangan kepada atasan terkait
bidang tugasnya; dan
k. pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh atasan. Bagian Keempat
Bidang Usaha Perdagangan Pasal 24
Bidang Usaha Perdagangan mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah, Perdagangan dan Tenaga Kerja dalam perencanaan, penyusunan, penyiapan, pengoordinasian, penyelenggaraan, evaluasi dan pelaporan kegiatan di bidang usaha perdagangan.
Pasal 25
Bidang Usaha Perdagangan dalam melaksanakan tugas
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24, menyelenggarakan fungsi:
a. perencanaan dan perumusan program di bidang tugasnya;
b. penyelenggaraan pembinaan, pengendalian, pengawasan dan
pengembangan lembaga-lembaga usaha perdagangan;
c. penyelenggaraan upaya-upaya peningkatan penggunaan
produksi dalam negeri;
d. penyelenggaraan dan pemberian bimbingan teknis di bidang
perdagangan dalam negeri maupun perdagangan luar negeri;
e. penyelenggaraan upaya-upaya dalam rangka mendorong laju
peningkatan/pertumbuhan ekspor daerah;
f. penyelenggaraan, pengawasan dan pembinaan atas pelaksanaan ketentuan-ketentuan mengenai hak dan kewajiban konsumen dan penjual;
g. pelaksanaan dan pengawasan tugas-tugas kemetrologian;
h. penyelenggaraan dan pengawasan terhadap pelaksanaan
pengelolaan perpasaran;
i. pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan di bidang
tugasnya;
j. pemberian saran dan pertimbangan kepada atasan terkait
bidang tugasnya; dan
k. pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh atasan
Pasal 26 Bidang Usaha Perdagangan terdiri atas:
a. Seksi Perdagangan Dalam dan Luar Negeri;
b. Seksi Pengelolaan Pasar; dan
c. Seksi Metrologi dan Perlindungan Konsumen.
Pasal 27
Seksi Perdagangan Dalam dan Luar Negeri mempunyai tugas menyiapkan bahan bimbingan teknis pembinaan, penyiapan bahan pengembangan usaha dan sarana perdagangan, perizinan, pengadaan dan penyaluran, pembinaan dan pengembangan ekspor dan impor daerah, peningkatan kerja sama dengan dunia usaha di
bidang ekspor dan impor serta pemantauan dan evaluasi.
Pasal 28
Seksi Perdagangan Dalam dan Luar Negeri dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27, menyelenggarakan fungsi:
a. penyiapan bahan penyusunan rencana kegiatan seksi
perdagangan dalam negeri dan luar negeri sebagai acuan pelaksanaan tugas;
b. penyiapan bahan pelaksanaan persiapan dan penyusunan
bahan petunjuk teknis pembinaan usaha perdagangan, pembinaan iklim usaha, peningkatan kerja sama dunia usaha dan pengembangan ekspor impor;
c. penyiapan bahan pelaksanaan persiapan, pemantauan dan evaluasi terhadap kegiatan penyediaan dan pendistribusian bahan pokok dan barang penting strategis lainnya, serta pengumpulan, pengolahan dan analisa data hasil pemantauan dan evaluasi kerja kegiatan ekspor/impor dan penyaluran barang ekspor/impor meliputi barang konsumsi dan bahan baku/penolong keperluan industri atau barang modal untuk keperluan ekpor/impor;
d. penyiapan bahan pemantauan, pengumpulan data
perkembangan harga pasar sebagai bahan laporan dan pengambilan keputusan dalam menjaga stabilitas harga;
e. penyiapan bahan pelaksanaan pengawasan peredaran barang
dan/atau jasa serta terhadap peredaran minuman beralkohol;
f. penyiapan bahan pelaksanaan kegiatan pengawasan terhadap
pengiriman barang strategis keluar daerah;
g. penyiapan bahan pelaksanaan kegiatan dan penelitian
kelengkapan dokumen yang diperlukan dalam rangka penerbitan Surat Izin Perdagangan Antar Daerah (SIPAD);
h. pelaksanaan persiapan penelitian kelengkapan dokumen guna
penerbitan perizinan di bidang ekspor impor hasil industri dan non industri;
i. penyiapan bahan pembinaan dan pengarahan serta petunjuk
teknis pengembangan pasar luar negeri;
j. penyiapan bahan pengumpulan, pengolahan, penganalisaan
serta pemantauan dan evaluasi terhadap kegiatan ekspor berdasarkan Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB);
k. penyiapan bahan pelaksanaan koordinasi dengan dinas/instansi
terkait;
l. penyiapan bahan pelaksanaan monitoring, evaluasi dan
pelaporan di bidang tugasnya;
m. penyusunan laporan dan pendokumentasian kegiatan di bidang
tugasnya;
n. pemberian saran dan pertimbangan kepada atasan terkait
bidang tugasnya; dan
o. pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh atasan.
Pasal 29
Seksi Pengelolaan Pasar mempunyai tugas melakukan pengelolaan pasar, petak toko dan los/plank, pengawasan dan pembinaan pengendalian serta penetapan retribusi.
Pasal 30
Seksi Pengelolaan Pasar dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 29, menyelenggarakan fungsi:
a. penyiapan bahan perencanaan teknis terhadap pengelolaan
pasar;
b. penyiapan bahan pelaksanaan pengawasan, pengendalian dan
evaluasi pengelolaan pasar;
c. penyiapan bahan penetapan tarif retribusi sesuai dengan
peraturan perundang-undangan;
d. penyiapan bahan pelaksanaan pengawasan dan evaluasi
retribusi;
e. penyiapan bahan perjanjian sewa menyewa petak/toko dan
los/plank;
f. penyiapan bahan pemeliharaan sarana dan prasarana pasar;
g. penyiapan bahan pelaksanaan koordinasi dengan dinas/instansi
terkait;
h. penyiapan bahan pelaksanaan monitoring, evaluasi dan
pelaporan di bidang tugasnya;
i. penyusunan laporan dan pendokumentasian kegiatan di bidang
tugasnya;
j. pemberian saran dan pertimbangan kepada atasan terkait
bidang tugasnya; dan
k. pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh atasan. Pasal 31
Seksi Metrologi dan Perlindungan Konsumen mempunyai tugas penyiapan bahan, perencanaan, penyusunan, pelaksanaan, pembinaan dan pengawasan serta pelaporan kegiatan di bidang metrologi dan perlindungan konsumen.
Pasal 32
Seksi Metrologi dan Perlindungan Konsumen dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31, menyelenggarakan fungsi:
a. penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan teknis di bidang
tugasnya;
b. penyiapan bahan pelaksanaan pembinaan dan pengawasan
serta memberikan fasilitas terhadap pelaksanaan ketentuan-ketentuan metrologi legal;
c. penyiapan bahan pelaksanaan penyuluhan dan pengawasan
terhadap alat-alat ukur, takar, timbangan dan
perlengkapannya;
d. penyiapan bahan pelaksanaan pendataan tera/tera ulang
terhadap alat-alat ukur, takar, timbangan dan
perlengkapannya, serta pengolahan data dan penyajian informasi;
e. penyiapan bahan pelaksanaan penyelidikan dan penyidikan
terhadap tindak pidana yang melanggar ketentuan Undang-Undang tentang Metrologi Legal;
f. penyiapan bahan pelaksanan konsultasi dan koordinasi dengan
instansi terkait dalam rangka mendukung pelaksanaan kegiatan kemetrologian dan perlindungan konsumen;
g. penyiapan bahan pelaksanaan pembinaan dan pengawasan
penyelenggaraan kemetrologian dan perlindungan konsumen;
h. penyiapan bahan pelaksanaan monitoring, evaluasi dan
pelaporan di bidang tugasnya;
i. penyusunan laporan dan pendokumentasian kegiatan di bidang
tugasnya;
j. pemberian saran dan pertimbangan kepada atasan terkait
bidang tugasnya; dan
k. pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh atasan. Bagian Kelima
Bidang Ketenagakerjaan
Pasal 33
Bidang Ketenagakerjaan mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah, Perdagangan dan Tenaga Kerja dalam perencanaan, penyusunan, penyiapan, pengoordinasian, penyelenggaraan, evaluasi dan pelaporan kegiatan di bidang ketenagakerjaan.
Pasal 34
Bidang Ketenagakerjaan dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 33, menyelenggarakan fungsi:
a. perencanaan dan perumusan program di bidang tugasnya;
b. penyusunan rencana program kegiatan di bidang
ketenagakerjaan;
c. pelaksanaan kegiatan di bidang ketenagakerjaan;
d. pelaporan hasil pelaksanaan dan evaluasi kegiatan di bidang ketenagakerjaan;
e. pembinaan dan penyelenggaraan pelatihan kerja, pelaksanaan pelatihan dan pengukuran produktivitas serta pelaksanaan program peningkatan produktivitas di daerah;
f. penyelenggaraan pelatihan berbasis kompetensi;
g. penyelenggaraan perizinan/pendaftaran lembaga pelatihan serta
pengesahan kontrak/perjanjian magang dalam negeri;
h. pengoordinasian pelaksanaan sertifikasi dan akreditasi lembaga pelatihan daerah;
i. penyebarluasan informasi pasar kerja, pendaftaran pencari kerja dan lowongan kerja, penempatan tenaga kerja Antar Kerja Antar Daerah (AKAD)/Antar Kerja Lokal (AKL);
j. pelaksanaan fasilitasi penempatan tenaga kerja penyandang disabilitas, lansia dan perempuan;
k. pelaksanaan monitoring dan evaluasi penggunaan tenaga kerja asing yang lokasi kerjanya dalam daerah;
l. penyebarluasan dan penerapan teknologi tepat guna,
penyelenggaraan program perluasan kerja melalui bimbingan usaha mandiri dan sektor informal serta program padat karya; m.pelaksanaan fasilitasi penyusunan serta pengesahan peraturan
perusahaan;
n. pencegahan dan penyelesaian perselisihan hubungan industrial;
o. pelaksanaan bimbingan aplikasi pengupahan di perusahaan,
penyusunan dan pengusulan penetapan upah minimum kabupaten;
p. pembinaan kepesertaan jaminan sosial tenaga kerja,
penyelenggaraan fasilitas dan kesejahteraan di perusahaan; q. pelaksanaan verifikasi keanggotaan Serikat Pekerja/Serikat
Buruh serta pencataan organisasi pengusaha dan organisasi pekerja/buruh;
r. pelaksanaan pengawasan, evaluasi dan pembinaan terhadap
pelaksanaan kegiatan-kegiatan;
s. pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan di bidang tugasnya;
t. pemberian saran dan pertimbangan kepada atasan terkait bidang
tugasnya; dan
u. pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh atasan. Pasal 35
Bidang Ketenagakerjaan terdiri atas:
a. Seksi Pelatihan dan Produktivitas Tenaga Kerja;
b. Seksi Pembinaan dan Penempatan Tenaga Kerja; dan
c. Seksi Hubungan Industrial, Syarat Kerja dan Jaminan Sosial.
Pasal 36
Seksi Pelatihan dan Produktivitas Tenaga Kerja mempunyai tugas penyiapan bahan, perencanaan, penyusunan, pelaksanaan, pembinaan dan pengawasan serta pelaporan kegiatan di bidang seksi pelatihan dan produktivitas tenaga kerja.
Pasal 37
Seksi Pelatihan dan Produktivitas Tenaga Kerja dalam
melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36 menyelenggarakan fungsi:
a. pelaksanaan penyelenggaraan pelayanan perizinan dan
nonperizinan di bidang tugasnya;
b. penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan teknis di bidang
tugasnya;
c. penyiapan bahan analisa data dan informasi yang berhubungan dengan bidang tugasnya;
d. penyiapan bahan penyusunan program kerja di bidang
tugasnya;
e. penyiapan bahan pelaksanaan kegiatan pelatihan keterampilan berbasis kompetensi tenaga kerja dan produktivitas;
f. penyiapan bahan pelaksanaan pembinaan terhadap lembaga
pelatihan kerja swasta dan pemerintah;
g. penyiapan bahan pelaksanaan bimbingan dan penyuluhan
sertifikasi tenaga kerja;
h. penyiapan bahan pelaksanaan pelatihan berbasis masyarakat;
i. pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan di bidang
tugasnya;
j. penyusunan laporan dan pendokumentasian kegiatan di bidang
tugasnya;
k. pemberian saran dan pertimbangan kepada atasan terkait
bidang tugasnya; dan
l. pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh atasan. Pasal 38
Seksi Pembinaan dan Penempatan Tenaga Kerja mempunyai tugas penyiapan bahan, perencanaan, penyusunan, pelaksanaan, pembinaan dan pengawasan serta pelaporan kegiatan di bidang seksi pembinaan dan penempatan tenaga kerja.
Pasal 39
Seksi Pembinaan dan Penempatan Tenaga Kerja dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 38, menyelenggarakan fungsi:
a. penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan teknis di bidang
tugasnya;
b. penyiapan bahan analisa data dan informasi yang berhubungan
dengan bidang tugasnya;
c. penyusunan program kerja di bidang tugasnya;
d. penyiapan bahan pelaksanaan pelayanan pendaftaran Angkatan Kerja Satu (AK1);
e. penyiapan bahan penyusunan laporan Informasi Pasar Kerja (IPK), Bursa Kerja Online (BKOL) dan kegiatan Antar Kerja Lokal (AKL), Antar Kerja Antar Daerah (AKAD) dan Antar Kerja Antar Negara (AKAN) secara berkala;
f. penyiapan bahan pelaksanaan koordinasi antar lembaga instansi
pemerintah dan swasta dalam pengumpulan data lowongan kerja untuk penempatan tenaga kerja;
g. penyebarluasan informasi lowongan kerja;
h. penyiapan bahan pelaksanaan bimbingan dan penyuluhan
penempatan tenaga kerja;
i. penyiapan bahan perencanaan pengembangan program/kegiatan
perluasan kesempatan kerja;
j. penyiapan bahan pembinaan dan monitoring kegiatan Bursa
Kerja Swasta (BKS);
k. penyiapan bahan monitoring tenaga kerja asing;
l. pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan di bidang
tugasnya;
m.penyusunan laporan dan pendokumentasian kegiatan di bidang tugasnya;
n. pemberian saran dan pertimbangan kepada atasan terkait bidang
tugasnya; dan
o. pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh atasan. Pasal 40
Seksi Hubungan Industrial, Syarat Kerja dan Jaminan Sosial mempunyai tugas penyiapan bahan, perencanaan, penyusunan, pelaksanaan, pembinaan dan pengawasan serta pelaporan kegiatan kegiatan di bidang hubungan industrial, syarat kerja dan jaminan sosial.
Pasal 41
Seksi Hubungan Industrial, Syarat Kerja dan Jaminan Sosial dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 40, menyelenggarakan fungsi:
a. penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan teknis di bidang
tugasnya;
b. penyiapan bahan analisa data dan informasi yang berhubungan dengan bidang tugasnya;
c. penyiapan bahan penyusunan program kerja di bidang
tugasnya;
d. penyiapan bahan pelaksanaan kegiatan pembinaan dan
penyelesaian perselisihan hubungan industrial, mogok kerja dan penutupan perusahaan;
e. penyiapan bahan pelaksanaan kegiatan penyuluhan dan
bimbingan teknis hubungan industrial;
f. penyiapan bahan koordinasi dengan serikat pekerja/serikat buruh dan organisasi pengusaha serta pihak lain yang terkait;
g. penyiapan bahan pelaksanaan kegiatan penyuluhan tentang
syarat kerja dan jaminan sosial tenaga kerja, dan bimbingan teknis pembuatan perjanjian kerja, peraturan perusahaan dan perjanjian kerja bersama;
h. penyiapan bahan pelaksanaan survei kebutuhan hidup layak untuk penyusunan usulan upah minimum kabupaten dan upah minimum sektor kabupaten;
i. penyiapan bahan pelaksanaan pencatatan dan pembinaan
Serikat Pekerja/Serikat Buruh (SP/SB), Lembaga Kerja Sama Bipartit (LKS Bipartit), Perjanjian Kerja (PK), Peraturan Perusahaan (PP) dan Perjanjian Kerja Bersama (PKB);
j. penyiapan bahan pemberian bantuan kepada
pekerja/pengusaha melakukan klaim jaminan sosial tenaga kerja;
k. penyiapan bahan pelaksanan koordinasi dengan serikat
pekerja/serikat buruh dan organisasi pengusaha serta pihak lain yang terkait;
l. penyiapan bahan pelaksanaan monitoring, evaluasi dan
pelaporan di bidang tugasnya;
m.pemberian saran dan pertimbangan kepada atasan terkait
bidang tugasnya; dan
n. pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh atasan. Bagian Keenam
Unit Pelaksana Teknis (UPT)
Pasal 42
(1) Pada organisasi Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah, Perdagangan dan Tenaga Kerja dapat dibentuk UPT sesuai kebutuhan.
(2) Kedudukan, susunan organisasi, tugas dan fungsi, serta tata kerja UPT sebagaimana di maksud pada ayat (1) diatur lebih lanjut dalam Peraturan Bupati.
Bagian Ketujuh
Kelompok Jabatan Fungsional Pasal 43
Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melaksanakan kegiatan sesuai dengan bidang tenaga fungsional masing-masing berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Pasal 44
(1) Kelompok jabatan fungsional sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 43, terdiri dari sejumlah tenaga fungsional yang terbagi dalam berbagai kelompok sesuai dengan bidang keahliannya.
(2) Kelompok jabatan fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat
(1), dipimpin oleh seorang tenaga fungsional senior yang ditunjuk diantara tenaga fungsional yang ada di lingkungan Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah, Perdagangan, dan Tenaga Kerja.
(3) Jumlah tenaga fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
ditetapkan sesuai kebutuhan dan beban kerja.
(4) Jenis dan Jenjang Jabatan Fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1), diatur sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
BAB IV TATA KERJA
Pasal 45
Dalam melaksanakan tugasnya, setiap pimpinan dari unit organisasi, dan kelompok jabatan fungsional wajib menerapkan prinsip koordinasi, integrasi, dan sinkronisasi baik dalam lingkungan masing-masing maupun antar satuan organisasi di lingkungan…
lingkungan pemerintah Kabupaten serta instansi lain sesuai dengan tugas masing-masing.
Pasal 46
Setiap pimpinan di lingkungan Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah, Perdagangan dan Tenaga Kerja wajib mengawasi bawahannya masing-masing dan bila terjadi penyimpangan agar mengambil langkah-langkah yang diperlukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Pasal 47
(1) Setiap pimpinan di lingkungan Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan
Menengah, Perdagangan dan Tenaga Kerja bertanggung jawab memimpin dan mengoordinasikan bawahannya masing-masing dan memberikan bimbingan serta petunjuk bagi pelaksanaan tugas bawahan.
(2) Setiap pimpinan di lingkungan Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan
Menengah, Perdagangan dan Tenaga Kerja wajib mengikuti dan mematuhi petunjuk-petunjuk dan bertanggung jawab kepada atasan masing-masing dan menyampaikan laporan berkala tepat pada waktunya.
Pasal 48
(1) Setiap laporan yang diterima oleh pimpinan satuan organisasi dari bawahan, wajib diolah dan dipergunakan sebagai bahan untuk penyusunan laporan lebih lanjut dan untuk memberikan petunjuk-petunjuk kepada bawahan.
(2) Dalam menyampaikan laporan masing-masing kepada atasan
tembusan laporan wajib disampaikan pula kepada satuan organisasi lain yang secara fungsional mempunyai hubungan kerja.
Pasal 49
Dalam melaksanakan tugasnya setiap pimpinan organisasi di bantu kepala satuan organisasi di bawahnya dan dalam rangka pemberian bimbingan kepada bawahan masing-masing wajib mengadakan rapat berkala.
BAB V
KETENTUAN PERALIHAN Pasal 50
Pada saat Peraturan Bupati ini mulai berlaku:
1. Peraturan Bupati Belitung Nomor 31 Tahun 2014 tentang
Penjabaran Tugas dan Fungsi Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Belitung (Berita Daerah Kabupaten Belitung Tahun 2014 Nomor 31);
2. Peraturan Bupati Belitung Nomor 29 Tahun 2008 tentang
Penjabaran Tugas dan Fungsi Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Belitung (Berita Daerah Kabupaten Belitung Tahun 2008 Nomor 29), sepanjang mengenai ketentuan penjabaran tugas dan fungsi Bidang Tenaga Kerja;
dicabut dan dinyatakan tidak berlaku. BAB VI
KETENTUAN PENUTUP Pasal 51
Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Belitung.
Ditetapkan di Tanjungpandan pada tanggal 27 Desember 2016
BUPATI BELITUNG, ttd.
Diundangkan di Tanjungpandan pada tanggal 27 Desember 2016
SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN BELITUNG,
ttd.
KARYADI SAHMINAN
BERITA DAERAH KABUPATEN BELITUNG TAHUN 2016 NOMOR 50
Salinan sesuai dengan aslinya KEPALA BAGIAN HUKUM,
ttd.
IMAM FADLLI, SH NIP. 197109152001121002
LAMPIRAN
PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 50 TAHUN 2016
TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS KOPERASI, USAHA KECIL DAN MENENGAH, PERDAGANGAN DAN TENAGA KERJA KABUPATEN BELITUNG
BUPATI BELITUNG, ttd. SAHANI SALEH PARAF KOORDINASI 1 2 3 4 5 6 7
Salinan sesuai dengan aslinya KEPALA BAGIAN HUKUM,