• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERENCANAAN STRATEGI SISTEM DAN TEKNOLOGI INFORMASI PADA PT. AKITA JAYA MOBILINDO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERENCANAAN STRATEGI SISTEM DAN TEKNOLOGI INFORMASI PADA PT. AKITA JAYA MOBILINDO"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

1 | P a g e

PERENCANAAN STRATEGI SISTEM DAN

TEKNOLOGI INFORMASI PADA

PT. AKITA JAYA MOBILINDO

Rizki Putri Almira

Bina Nusantara University, Komplek Cipulir Permai Blok P No.6 RT 004/RW 012, Jakarta Selatan, 085711970184, rputrialmira@yahoo.co.id

Sarahwati

Bina Nusantara University, Jl. Galunggung I, Perum 1 No. 15 Tangerang, Banten, 021-5511866, 089671121625 sitisarahlele@rocketmail.com

Yenty Juwita Legasari Saragih

Bina Nusantara University, Jl. Op Nai Horsik No.234 Pematang Siantar, Sumatera Utara, 089687780927, yentysaragih@rocketmail.com

(Pembimbing: D0466-Pangondian T. Siregar, SE,MM) ABSTRACT

The purpose of this thesis is to analyzing the strategy of system and information technology as well as business strategy which is running at PT. Akita Jaya Mobilindo and to figure out the advantages and the lack of the system and information technology at PT. Akita Jaya Mobilindo. A method of research that we use is by using the method of enterprise architecture by oleh Scott. A. Bernard (2005). Any other method that we use is the methodology of data collection such as conducting observation and interviews on behalf of the company, as well as the method of study of librarianship. The results of writing this thesis is to provide solutions to the existing problems in the company and provides a well-integrated systems that can assist in the process of sharing data and information quickly and accurately. And with the help of enterprise architecture method expected a proposal that we provide can be implemented well and can improve the competitiveness of the company. Conclusions that can be drawn from thesis writing is with a method of enterprise architecture, the company can realize their vision and mission as well as make their business processes run effectively and efficiently, and the company can compete with other competitors in the present and in the future of the company.

Keywords : Strategic, system, technology, information,enterprise architecture, web. ABSTRAK

Tujuan dari skripsi ini adalah menganalisis strategi sistem dan teknologi informasi serta strategi bisnis yang sedang berjalan di PT. Akita Jaya Mobilindo untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan dari sistem maupun teknologi informasi PT. Akita Jaya Mobilindo. Metode penelitian yang kami gunakan yaitu dengan menggunakan metode enterprise architecture oleh Scott. A. Bernard (2005). Metode lainnya yang kami gunakan yaitu metodologi pengumpulan data seperti melakukan observasi dan wawancara kepada pihak perusahaan, serta metode studi kepustakaan.

(2)

2 | P a g e

Hasil yang dicapai dari penulisan skripsi ini adalah memberikan solusi terhadap permasalahan yang ada pada perusahaan dan memberikan sistem yang terintegrasi dengan baik agar dapat membantu dalam proses berbagi data dan informasi secara cepat dan akurat. Serta dengan bantuan metode enterprise architecture diharapkan usulan yang kami berikan dapat terimplementasi dengan baik dan dapat meningkatkan daya saing perusahaan. Simpulan yang dapat diambil dari penulisan skripsi ini adalah dengan metode enterprise architecture ini, perusahaan dapat mewujudkan visi dan misi mereka serta menjadikan proses bisnis berjalan dengan efektif dan efisien sehingga perusahaan dapat bersaing dengan kompetitor di masa sekarang dan di masa depan perusahaan.

Kata Kunci: Strategi, sistem, teknologi, informasi, enterprise architecture, web.

PENDAHULUAN

Pada masa kini hampir seluruh organisasi dan perusahaan memerlukan sistem informasi yang dapat meningkatkan kinerja perusahaan terutama pada proses bisnis perusahaan. Penggunaan sistem informasi pada perusahaan pada masa sekarang dinilai sangat dibutuhkan, karena dengan menggunakan sistem informasi dapat meningkatkan kinerja perusahaan dan meningkatkan daya saing dengan perusahaan lainnya. Sebuah sistem informasi yang dibangun dan dipelihara dengan baik akan memberikan manfaat berwujud yang secara faktual dapat dilihat pergerakannya melalui pendapatan yang diraih serta biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan. Selain itu penggunaan sistem informasi juga dapat membantu perusahaan dalam pengambilan keputusan yang tepat untuk menyelesaikan masalah-masalah yang timbul di dalam perusahaan.

Dalam pelaksanaannya, sistem informasi didukung oleh teknologi informasi. Hal tersebut dikarenakan teknologi informasi merupakan bagian dari sistem informasi, jadi keduanya saling berhubungan dalam menciptakan suatu sistem yang harmonis. Penerapan teknologi informasi yang efektif akan mengurangi biaya yang tidak diharapkan dan dapat meningkatkan fleksibilitas. Selain itu penggunaan teknologi informasi juga dapat membantu perusahaan dalam mendapatkan data dan informasi lebih yang cepat, dan mempermudah komunikasi dalam proses bisnis.

Pemanfaatan sistem dan teknologi informasi di dalam perusahaan harus didukung oleh suatu perencanaan strategi sistem dan teknologi informasi yang baik dan tepat. Hal tersebut merupakan indikator penting di dalam pemanfaatan sistem dan teknologi informasi di perusahaan. Dengan adanya perencanaan strategi yang baik dan tepat, maka tujuan dan sasaran sebuah perusahaan baik itu bersifat jangka pendek maupun jangka panjang dapat terpenuhi secara optimal. Salah satu keuntungan lainnya yaitu dapat menghasilkan sebuah aliran informasi yang baik, tepat, tersedia setiap saat, dan sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Hal ini tentunya akan mendukung setiap fungsi bisnis yang ada di dalam perusahaan dalam melaksanakan setiap kegiatannya dan menempatkan perusahaan dalam posisi yang unggul dalam persaingan bisnis yang ada.

Akan tetapi penerapan sistem dan teknologi informasi di perusahaan ternyata mengalami beberapa kendala yang pada akhirnya dapat menyebabkan kegagalan. Faktor-faktor yang dapat menjadi sebab kegagalan dalam penerapan sistem informasi yaitu kurangnya dukungan dari manajemen eksekutif dan input dari end-user, penyataan kebutuhan dan spesifikasi yang tidak lengkap dan selalu berubah-ubah serta inkompetensi secara teknologi. Oleh karena itu, suatu perusahaan harus menyiapkan

(3)

3 | P a g e suatu strategi sistem dan teknologi informasi yang tepat dan sesuai dengan tujuan perusahaan agar biaya yang dikeluarkan perusahaan tidak sia-sia.

PT. Akita Jaya Mobilindo merupakan suatu perusahaan yang bergerak dalam bidang usaha jual beli kendaraan bermotor di kawasan Kebon Jeruk, Jakarta Barat. Perusahaan ini memiliki visi untuk menjadi mitra bisnis yang paling dipilih oleh perusahaan, dan menjadi service otomotif yang disukai oleh pelanggan di Indonesia. Saat ini PT. Akita Jaya Mobilindo merupakan salah satu perusahaan service kendaraan bermotor yang terbesar dan paling terpercaya di Indonesia. Akan tetapi dalam pelaksanaan strategi bisnisnya, PT. Akita Jaya Mobilindo memiliki beberapa masalah seperti belum terlalu efektif proses bisnis pada salah satu bagian sebab masih ada proses yang dilakukakan secara manual, teknologi berbasis web-based pada perusahaan sudah memadai akan tetapi masih perlu pengembangan yang lebih baik lagi dan masih menggunakan kertas sehingga membuat proses bisnis tidak efektif didalam biaya.

Oleh karena itu, penulis akan menggunakan metode enterprise architecture untuk menyelaraskan strategi sistem dan teknlogi informasi serta strategi bisnis yang sedang berjalan pada perusahaan PT. Akita Jaya Mobilindo. Karena dengan menggunakan metode enterprise architecture, maka perusahaan dapat memiliki pandangan abstrak mengenai seluruh kondisi perusahaan. Hal ini dikarenakan metode enterprise architecture menyediakan suatu dokumentasi yang baik untuk mendokumentasikan strategi sistem dan teknlogi informasi serta strategi bisnis yang ada pada perusahaan untuk masa kini dan masa depan perusahaan.

METODE PENELITIAN

Metodologi penelitian yang digunakan adalah: 1. Metode Studi Pustaka

Melakukan pengumpulan data-data yang bersumber dari buku, internet, dan hasil penelitian orang lain untuk menulis skripsi.

2. Metode Pengumpulan Data a. Observasi

Melakukan pengumpulan data-data yang diperlukan untuk penelitian dengan cara langsung mendatangi perusahaan untuk menganalisa proses bisnis yang terjadi di dalam perusahaan.

b. Wawancara

Melakukan pengumpulan data dengan wawancara dengan karyawan dan pimpinan perusahaan dengan cara membuat pertanyaan yang sudah disusun dan akan diajukan kepada pihak terkait.

3. Metode analisis

a. Analisis lingkungan dan eksternal bisnis

 Analisis PEST (politic, economy, social, and technology)

Menurut Ward dan Preppard (2002, p70-72) analisis PEST adalah analisis terhadap faktor lingkungan eksternal bisnis yang meliputi bidang politik, ekonomi, sosial, dan teknologi. PEST digunakan untuk menilai pasar dari suatu unit bisnis atau unit organisasi. Arah PEST adalah kerangka untuk menilai sebuah situasi, dan menilai strategi atau posisi, arah perusahaan, rencana pemasaran atau ide. Dimana analisis ini dapat diambil suatu peluang atau ancaman baru bagi perusahaan.

(4)

4 | P a g e

Faktor politik meliputi kebijakan pemerintah, masalah-masalah hukum, serta mencakup aturan-aturan formal dan informal dari lingkungan dimana perusahaan melakukan kegiatan.

 Faktor Ekonomi.

Faktor ekonomi meliputi semua faktor yang mempengaruhi daya pembelian dari pelanggan dan mempengaruhi iklim dari bisnis suatu perusahaan.

 Faktor Sosial.

Faktor sosial meliputi semua faktor yang dapat mempengaruhi kebutuhan dari pelanggan dan mempengaruhi ukuran dari besarnya pangsa pasar yang ada.

 Faktor Teknologi.

Faktor teknologi meliputi semua hal yang dapat membantu dalam menghadapi tantangan bisnis dan mendukung efisiensi proses bisnis.  Analisis lima daya saing porter

Menurut Ward (2006, p62) persaingan yang ada bergantung pada lima

kekuatan. Kekuatan tersebut digunakan untuk memahami dan

mengevaluasi struktur dari lingkungan. Bisnis industri dan ancaman kompetisi terhadap perusahaan serta menentukan potensi keuntungan dalam indutri yang diukur berdasarkan pengendalian jangka panjang tehadap modal yang diinvestasikan dalam penentuan kinerja perusahaan. Lima kekuatan persaingan tersebut antara lain:

The threat of the entry of new competitors

Pendatang baru dalam suatu industri membawa kapasitas yang baru, keinginan untuk memperoleh pangsa pasar dan sumber daya yang substansial. Keseriusan ancaman pendatang baru tergantung pada hambatan yang ada pada reaksi dari pesaing yang ada pada pendatang baru agar dapat diperkirakan.

The bargaining power of suppliers

Pemasok dapat mempergunakan kekuatan daya tawar untuk peserta dalam industri dengan meningkatkan harga atau mengurangi mutu barang atau jasa yang dibeli. Dengan demikian, pemasok yang berpengaruh dapat menekan suatu industri yang tidak dapat menuntut kenaikan biaya melalui harga jualnya.

The bargaining power of customers

Kekuatan pembeli atau pelanggan juga dapat menekan harga menurut kualitas lebih tinggi atau layanan lebih banyak dan mengadu domba semua anggota industri. Faktor yang mempengaruhi kekuatan daya saing pembeli apabila:

- Pembeli melakukan pembelian dalam jumlah yang besar. - Pembeli memperoleh laba yang rendah, yang menciptakan

insentif yang besar untuk mengurangi biaya pembelian. - Produk industri tidak menghemat uang pembeli

The threat of a substitute product

Produk perusahaan sering menghadapi persaingan yang ketat dengan produk dari industri lain yang dapat menjadi alternatif bagi konsumen untuk memilih. Suatu produk dapat menjadi substitusi atau pengganti

(5)

5 | P a g e bagi produk lain jika konsumen menganggap produk-produk tersebut mempunyai fungsi yang serupa. Tekanan persaingan dari produk substitusi akan mendorong suatu perusahaan menjalankan strategi untuk meyakinkan pelanggan bahwa produk mereka berbeda daripada produk substitusi melalui berbagai bentuk strategi diferensiasi seperti harga yang bersaing, kualitas yang berbeda, pelayanan yang lebih baik, dan kinerja yang lebih sesuai dengan keinginan konsumen atau kombinasi.

 The intensity of competitive rivalry

Persaingan industri merupakan kompetisi yang sama antara perusahaan yang memiliki pengaruh besar terhadap para pesaingnya yang dapat mendorong perlawanan untuk menjadi lebih baik. Untuk mendalami persaingan industri ini, diperlukan adanya suatu pemahaman. Pemahaman yang dimaksud antara lain ukuran industri, pasar dan kinerja keuangan, perusahaan yang dominan, strategi kompetitif yang bisa digunakan, kompetisi yang diperlukan, implikasi global, dan trend saat ini atau yang akan datang.

b. Analisis lingkungan internal bisnis  Analisis rantai nilai (value chain)

 Analisis SWOT (strength, weakness, oppurtinities, threats)

Menurut Freddy Rangkuti (2006, p18), Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan pada faktor-faktor kekuatan (strengths), kelemahan (weakness) perusahaan serta meminimalkan peluang (opportunities) dan ancaman (threats) dalam lingkungan yang dihadapi perusahaan.

 Kekuatan (Strength)

Kekuatan yang dimiliki oleh suatu perusahaan dibandingkan dengan para pesaingnya atau kompetensi khusus yang terdapat dalam organisasi berakibat pada pemilikan keunggulan atau kelebihan komperatif.

 Kelemahan (weakness)

Kelemahan atau masalah yang dihadapi oleh suatu perusahaan dibandingkan dengan perusahaan lain. Dengan mengetahui ini maka disusun suatu strategi untuk menutupi/menghilangkan kelemahan perusahaan.

 Peluang (opportunities)

Kesempatan yang dimiliki perusahaan untuk membuat lebih banyak pelanggan dibandingkan dengan pesaingnya. Berbagai situasi lingkungan yang menguntungkan bagi satuan organisasi.

 Ancaman (threats)

Threats merupakan kebalikan dari pengertian peluang yakni faktor-faktor lingkungan yang tidak menguntungkan suatu organisasi. Jika tidak segera diatasi akan menjadi ganjalan/halangan/hambatan laju aktivitas satuan organisasi baik untuk masa sekarang maupun masa depan.

(6)

6 | P a g e

 Analisis Balanced Scorecard

Menurut Scott A. Bernard (2005, p296) Balanced scorecard merupakan suatu ukuran langkah-langkah sukses keuangan untuk perusahaan dan menetapkan tujuan dan langkah-langkah dalam mencapai 4 kunci sukses bisnis:

 Pelanggan.

Perusahaan selalu akan terhubung langsung dengan pelanggan karena pelanggan yang menentukan produk dan pelayannan berkualitas atau tidak.

 Finansial.

Keuangan merupakan salah satu faktor yang menetukan perusahaan sukses atau tidak , dengan cara menetapkan sasaran strategy.

 Proses bisnis internal.

Suatu proses yang meningkatkan kecepatan dan kelengkapan pelayanan yang ada di perusahaan.

 Pembelajaran dan pertumbuhan.

Pembelajaran yang akan meningkatkan suatu keahlian dan meningkatkan kedisiplinan sumber daya manusian yang dimiliki perusahaan.

 Analisis CSF (critical success factor) dan KPI (key performance indicator) Menurut Ward dan Preppard (2002, p209), mendefinisikan CSF sebagai area tertentu dalam perusahaan, dimana jika hasil dari area tersebut memuaskan, maka akan menjamin keberhasilan perusahaan dalam bersaing. Area tersebut adalah area kunci dimana “sesuatu harus berjalan dengan baik dan benar”. Sehingga keberhasilan bisnis dapat dicapai dan terus berkembang.

c. Analisis lingkungan eksternal SI/TI

Analisis ini digunakan untuk mendapatkan pemahaman tentang keadaan dan perkembangan SI/TI di luar lingkungan perusahaan, yang memberikan dampak dan pengaruh bagi perusahaan baik secara langsung maupun tidak langsung. Tujuan utama dari analisis ini adalah untuk mendapatkan pengetahuan tentang peluang-peluang baru dalam penggunaan SI/TI, dan ini tidak terbatas hanya pada peluang untuk mengimplementasikan teknologi yang termutahir namun juga dapat berupa peluang untuk menggunakan teknologi yang sudah ada dengan cara yang lebih hemat dan tepat dalam penggunaannya atau peluang untuk menggunakan teknologi dengan cara lain yang tidak terpikirkan sebelumnya.

d. Analisis lingkungan internal SI/TI

Analisis ini akan menyediakan informasi yang menyeluruh tentang lingkungan internal SI/TI perusahaan saat ini, yang dapat digunakan sebagai salah satu bentuk masukan dalam proses perencanaan strategi SI/TI (Ward dan Preppard, 2002, p198). Analisis lingkungan internal SI/TI memungkinkan untuk mengetahui pandangan SI/TI terhadap bisnis pada masa sekarang ini, pengalaman perusahaan dalam bisnis, cakupan bisnis, dan kontribusinya terhadap pasar, kemampuan perusahaan, sumber daya dalam perusahaan dan

(7)

7 | P a g e infrastruktur teknologi yang digunakan. Analisis ini bertujuan menghasilkan pengetahuan tentang jarak antara kondisi SI/TI yang ada saat ini dengan tujuan yang ingin dicapai.

e. Menggunakan buku Enterprise Architecture 3 oleh Scott A. Bernard (2005): Menurut Scott A. Bernard (2005, p31-36), Enterprise Architecture merupakan bagaimana cara membuat penglihatan abstrak sebuah organisasi (perusahaan) yang membantu orang di dalam perusahaan tersebut untuk membuat perencanaan dan pengambilan keputusan yang lebih baik. Enterprise architecture melebihi perencanaan teknologi, dengan menambahkan perencanaan strategis sebagai pendorong utama dari perusahaan.

 EA Sebagai Program Manajemen.

EA adalah program manajemen yang menyediakan strategi serta pendekatan yang terintegrasi kepada perencanaan sumber daya. Program EA merupakan bagian dari keseluruhan proses yang berhubungan dengan pemerintahan yang menentukan resource alignment, mengembangkan standarized policy, meningkatkan dukungan terhadap pengambilan keputusan, dan mengawasi aktifitas pengembangan sumber daya perusahaan.

- Resource Alignment

EA mendukung perencanaan strategis dan proses perencanaan sumber daya operasional dengan menyediakan pandangan makro dan mikro tentang bagaimana sumber daya mempengaruhi dalam mencapai tujuan dari organisasi. Gambar 1 menunjukkan bagaimana proyek IT sejajar dengan goals dari sub-enterprise, dan dengan keseluruhan goals dan initiatives organisasi.

Gambar 1 Resource Alignment - Standarized Policy

EA mendukung implementasi dari standar kebijakan manajemen untuk mengembangkan dan pemanfaatan IT serta sumber daya lainnya. Dengan menyediakan holistik dan hierarki view dari sumber daya masa sekarang dan masa depan, EA mendukung pembuatan kebijakan untuk mengidentifikasi strategi dan kebutuhan operasional,

(8)

8 | P a g e

menentukan strategi dari aktifitas dan sumber daya, mengembangkan bisnis dan sumber daya teknolgi perusahaan, memprioritaskan pembiayaan program dan mengawasi manajemen program serta proyek, mengidentifikasi metrics performa dari program dan proyek, dan mengidentifikasi dan menjalankan standard dan manajemen konfigurasi.

- Decision Support

EA menyediakan dukungan untuk pengambilan keputusan sumber daya IT kepada eksekutif, manajemen, dan staff level dari perusahaan. pada level eksekutif, EA menyediakan visi untuk inisiatif IT dan dukungan dalam menetapkan strategi. Pada level manajemen, EA mendukung desain dan keputusan konfigurasi manajemen, serta inisiatif IT dengan standart teknik seperti suara, data, video, dan security. Pada level staff, EA mendukung keputusan yang berhubungan dengan operasi, maintenance, dengan pengembangan sumber daya dan service IT.

- Resource Development

EA mendukung pendekatan yang terstandarisasi untuk pengembangan IT dan sumber daya lainnya. Selanjutnya EA mendukung standarisasi, pendekatan untuk project manajemen yang mempromosikan komprehensif dan penglihatan yang efektif pada program yang sedang berjalan dan pengembangan proyek baru. Selanjutnya, EA mendukung penggunaan proses yang terstandarisasi untuk mengevaluasi dan menyeleksi investasi pada sumber daya IT berdasarkan perspektif bisnis dan finansial.

 EA Sebagai Metode Dokumentasi

Konsep dari dokumentasi arsitektur enterprise mulai muncul pada tahun 1990 dan sekarang berkembang menjadi strategic goals, business service, information flows, system and application, networks, dan supporting infrastructure. Pendekatan dokumentasi EA berdasarkan pada framework dokumentasi dan metodologi implementasi yang digunakan.

Gambar 2 Elemen dari Dokumentasi EA

Berdasarkan gambar 2 dapat dilihat bahwa EA sebagai metode dokumentasi menyediakan:

(9)

9 | P a g e  EA Approach: adalah suatu framework pemodelan dan metodologi

implementasi yang digunakan oleh perusahaan.

 Current Views: terdiri atas strategi apa yang digunakan oleh perusahaan saat ini, proses bisnis perusahaan yang sedang berjalan saat ini, dan sumber daya apa saja yang digunakan oleh perusahaan saat ini. Current views terdiri atas goals & initiatives, products & services, data & information, system & application, dan networks & infrastructures.

a. Goals & Initiatives

Menurut Bernard (2005, p181), bagian ini menerangkan tentang bagaimana program EA dan spesifikasi dari komponen EA dapat mendukung strategi goal and initiative perusahaan yang diinginkan.

b. System & Application

Menurut Bernard (2005, p184), pada bagian ini menerangkan bagaimana komponen current EA dan artifacts pada sistem dan aplikasi pada setiap level yang ada pada framework EA dapat mendukung alur informasi dan setiap line of business.

c. Networks & Infrastructures

Menurut Bernard (2005, p184), pada bagian ini menerangkan tentang suara, data, dan video komponen EA dan artifacts yang membentuk teknologi infrastruktur dari setiap tingkatan EA framework.

 Future Views: terdiri atas strategi apa yang digunakan oleh perusahaan pada masa depan, proses bisnis perusahaan yang akan berjalan pada masa depan, dan sumber daya apa saja yang digunakan oleh perusahaan pada masa depan. Future views terdiri atas updated strategic goals & initiatives, improved business products & services, enhanced data & information flows, integrated system & applications, dan optimized networks & infrastructure.

 EA Management Plan: adalah suatu perencanaan tentang bagaimana perusahaan berpindah dari current EA ke future EA. EA Management Plan mengartikulasikan pendekatan EA program dan dokumentasi. EA Management Plan juga menyediakan deskripsi dari current dan future view dari arsitektur, dan mengurutkan

rencana untuk mengatur transisi ke lingkungan operasi

bisnis/teknologi masa depan. EA Management Plan adalah dokumen yang dapat memberikan informasi mengenai keuntungan dari EA sebagai program manajemen.

 EA Documentation Framework

EA Documentation Framework mengidentifikasi ruang lingkup dari arsitektur untuk didokumentasikan dan menetapkan hubungan diantara area arsitektur. Framework membuat suatu kumpulan abstrak view dari enterprise melalui bagaimana perusahaan mengumpulkan arsitektur informasi perusahaan. Untuk mengurangi resiko dan meningkatkan efektifitas, fase metode implementasi pada EA framework dibagi menjadi ke suatu segmen aktifitas yang berbeda yang disebut dengan Line of Business (LOB).

(10)

10 | P a g e

Menurut Scott A. Bernard (2005,p39), Line of Business (LOB) adalah suatu area yang terpisah dalam aktifitas didalam perusahaan. Hal tersebut dapat melibatkan pembuatan produk, ketentuan suatu service, atau fungsi administratif internal. Gambar 3 mengilustrasikan ketiga dimensi yang mengkaitkan aspek-aspek yang berbeda didalam mendokumentasikan perusahaan.

Gambar 3 The EA3 Cube Documentation Framework

 EA Component

EA Component merupakan tujuan, proses, standar, dan sumber daya yang dapat memperluas perusahaan atau dapat berisi alur bisnis yang spesifik. Contoh komponen meliputi tujuan strategis dan inisiatif, bisnis produk dan service, alur informasi, knowledge warehouse dan data objects, informations systems, software applications, enterprises resource program dan website, voice, data dan jaringan video, dan dukungan infrastruktur meliputi bangunan, ruang server, wiring runs/ closets, dan capital equipment.

Gambar 4 Contoh EA Components  EA Current Architecture

(11)

11 | P a g e EA Current Architecture berisi EA komponen yang sekarang berada pada perusahaan di setiap level framework. Pandangan sekarang dari server EA untuk membuat inventaris dasar dari sumber daya dan aktivitas sekarang yang mendokumentasikan kedalam jalur yang konsisten dengan pandangan masa depan EA sehingga analis dapat melihat jarak performa diantara rencana masa depan kemampuan perusahaan yang sekarang.

 EA Future Architecture

EA Future Architecture menggerakkan strategi dan level taktikal kedalam 3 cara yaitu new direction and goal, changing business priorities dan emerging technogy. EA tidak bisa merefleksikan perubahan diatas pada arsitektur masa depan kecuali:

 Tim kepemimpinan perusahan menyediakan perubahan pada strategic

direction and goal

 Line of business of manager dan program manager menyediakan perubahan pada bisnis proses dan prioritas yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan yang baru

 Support staff/delivery staff mengidentifikasi teknologi yang berjalan dan solusi untuk kebutuhan bisnis baru.

Gambar 4 Driver of Change

HASIL DAN BAHASAN

1.

Current Architecture

1.1 Analisis PEST

Analisis PEST mengidentifikasikan dampak lingkungan politik, ekonomi, sosial, dan teknologi terhadap PT. Akita Jaya Mobilindo :

Politik

 Kondisi politik adanya kebijakan dari pemerintah tentang lingkungan perusahaan seperti tidak diijinkannya service body repair karena akan merusak likungan sekitar sebab dengan adanya body repair di pastikan banyak menggunakan bahan kimia yang berbahaya.

 Penggunaan barang dari luar yang diutamakan oleh PT. Akita Jaya Mobilindo akan dapat memberikan pemasukan atau penambahan bea cukai negara.

Ekonomi

 Faktor utama yang dihadapi oleh perusahaan ini adalah dengan kemampuan daya beli masyarakat atau pelanggan. Sehingga, jika daya beli mayarakat rendah akan berdampak pada perusahaan ini.

Sosial

 Pengaruh sosial di PT. Akita Jaya Mobilindo tidak terlalu berdampak pada perusahaan dikarenakan letak lokasi PT. Akita Jaya Mobilindo tersebut

(12)

12 | P a g e

yang sangat strategis. Dimana masyarakat atau pelanggan dapat mengakses dari mana saja. Masyarakat atau pelanggan juga tidak hanya untuk service mobil, tetapi dapat juga melihat mobil-mobil keluaran terbaru di showroom yang sudah tersedia.

Teknologi

 Perkembangan teknologi pada bisnis kendaraan bermotor akan berpengaruh pada teknologi yang dipakai pada PT. Akita Jaya Mobilindo karena tanpa adanya Pengembangan Teknologi di perusahaan akan berdampak pada proses binis .

 Teknologi yang diimplementasikan pada PT. Akita Jaya Mobilindo adalah teknologi yang berbasis web-based dan jaringan yang dipakai adalah LAN. 1.2 Analisis SWOT

Kelangsungan hidup suatu perusahaan dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor strategis internal dan eksternal. Oleh karena itu, perusahaan perlu mengidentifikasi faktor-faktor strategis internal yang berasal dari kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh perusahaan tersebut. Selain itu, perusahaan juga perlu mengidentifikasi faktor-faktor strategis eksternal yang berasal dari ancaman bagi perusahaan tersebut. Dengan demikian, perusahaan dapat menggunakan metode analisis SWOT untuk mengidentifikasikan kekuatan (strengths), kelemahan (weakness), peluang (opportunities) dan ancaman (threats).

Tabel 1 Tabel Matrix SWOT Internal Factor

Eksternal Factor

Kekuatan (Strength) Kelemahan (Weakness)

(S1) Harga spare part dan

produk lainnya yang

kompetitif dan sesuai dengan kualitas.

(S2) Pelayanan services yang maksimal dan baik.

(S3) SDM yang terlatih dan kompeten dalam bidangnya masing-masing.

(S4) Sudah memiliki sistem berbasis web yang bekerja secara maksimal.

(S5) Memiliki kepercayaan tinggi dari para pelanggan.

(W1) Proses bisnis pada bagian SA masih belum terlalu efektif.

(W2) Aplikasi web-based yang tidak maksimal seperti user interface yang kurang user-friendly.

(W3) Penggunaan

web-based tergantung pada jaringan sehingga apabila jaringan kurang baik maka web-based susah untuk digunakan.

(13)

13 | P a g e (S6) Fasilitasnya yang baik

dan memberikan kenyamanan pada pelanggan. (S7) Ketersediaan Sparepart yang selalu di update setiap hari dengan menggunakan aplikasi web-based (S8) Lokasi yang Strategis Sehingga Masyarakat Lebih mudah mengetahuinnya.

(W4) Pelanggan masih harus menunggu lama di bengkel karena tidak mengetahui kapan service akan selesai.

Peluang (Oppurtunity) Strategi SO Strategi WO (O1) Lokasi yang

strategis sehingga masyarakat lebih mudah

untuk mengetahuinya (O2) PT. Akita Jaya

Mobilindo memiliki

website dan blog sehingga

mempermudah dalam

melakukan promosi

dalam penjualan produk dan services kendaraan bermotor.

(O3) Keberhasilan perusahaan dapat membuka peluang untuk

membuka cabang baru. (O4) Mayoritas masyarakat menggunakan

toyota sehingga memberikan keuntungan

pada perusahaan.

(S2-O1) Dengan adanya pelayanan yang baik dan tempat yang memungkin banyak orang tertarik saat

melewati perusahaan. (S5-O3) Dengan adanya kepuasan pelanggan maka perusaahan memiliki inovasi

dalam mengembangkan perushaan diberbagai tempat.

(S3-O3) Dengan adanya karyawan yang berkompeten

dibidangnya dapat memberikan kesempatan perusahaan untuk mencapai

suatu keberhasilan. (S5-O4) Dengan adanya kepuasan pelanggan dapat

memberikan banyak keuntungan untuk

perusahaan.

(W1-O2) Dengan adanya pengembangan suatu website dapat membantu kelancaran dalam proses

bisnis perushaan.

Ancaman (Threats) Strategi ST Strategi WT

(T1) Persaingan yang semakin ketat. (T2) Banyaknya perusahaan lain yang menggunakan website

dalam memberikan pelayanan sesuai dengan

kebutuhan pelanggan. (T3) Banyaknya pesaing yang berada di lokasi

(S1-T1) Dengan adanya harga spare part meningkatkan kwalitas yang

baik dan kompetitif maka juga dapat meningkatkan

daya saing perusahaan. (S4-T3) Pelayanan yang

memberikan kepuasan pelanggan sehingga banyak

(W1-T2) Meningkatkan tekhnologi website dan meningkatkan kapasitas

jaringan untuk mempermudah dalam melakukan semua aktivitas

bisnis yang ada di perusahaan.

(14)

14 | P a g e

sekitar PT. Akita Jaya Mobilindo.

(T4) Adanya peningkatan penggunaan mobil selain Toyota

(T5) Perkembangan teknologi pada bisnis kendaraan bermotor akan

berpengaruh pada teknologi yang di pakai

pada PT.Akita Jaya Mobilindo karena tanpa

adanya Pengembangan Teknologi di perusahaan

akan berdampak pada proses bisnis.

pelanggan yang tetap setia menggunakan jasa di PT.

Akita Jaya Mobilindo. (S4-T3) Perusahaan selalu

melakukan update dalam pengembangan terhadap sistem website di perusahaan.

(S3-T1) Perusahaan selalu meningatkan kualitas SDM yang sangat berkompeten sehingga tidak kalah dalam bersaing dengan perusahaan

lain.

1.3 Concept Of Oprations (CONOPS)

Concept Of Oprations (CONOPS) merupakan berisikan narasi dokumen yang menjelaskan bagaimana kegiatan perusahaan beroperasi saat ini atau kegiatan operasi beberapa tahun yang akan datang dengan beberapa faktor-faktor tertentu internal dan eksternal yang diidentifikasi dalam analisis SWOT dengan asumsi perencanaan.

Di bawah ini CONOPS Diagram proses service kendaraan PT. Akita Jaya Mobilindo:

$

(15)

15 | P a g e Di bawah ini merupakan CONOPS scenario dari PT. Akita Jaya Mobilindo: 1. a.. Pelanggan datang ke perusahaan PT. Akita Jaya Mobilindo, kemudian

langsung ke bagian SA (Services Advisor).

b. Pelanggan juga bisa menelepon perusahaan apabila pelanggan tidak bisa datang ke perusahaan untuk melakukan pembookingan service dan juga apabila pelanggan ingin kendaraan di bawa oleh mekanik ke perusahaan tetapi apabila jaraknya memungkinkan.

2. Bagian SA (Services Advisor) menginput data pelanggan, menginput data pekerjaan pelanggan menjadi Surat Perintah Perbaikan (SPP).

2a. Kemudian SA memberikan SPP kepada kepala gudang.

2b. Lalu bagian SA juga memberikan SPP kepada bagian foreman. 3. Bagian SA (Service Advisor) membuat Surat Permintaan Barang (SPB).

3a. Kemudian Surat Permintaan Barang (SPB) diberikan ke kepala gudang.

3b. Bagian SA memberikan Surat Permintaan Barang (SPB) ke bagian foreman.

4. Kepala gudang membuat Bukti Keluar Barang (BKB) berdasarkan SPB (Surat Permintaan Barang) dan diberikan ke bagian mekanik, lalu bagian mekanik menandatangani BKB.

5. Bagian mekanik kemudian mulai melakukan service kendaraan pelanggan. 6. Bagian foreman lalu menyerahkan SPP ke bagian SA, yang kemudian SA

melakukan pengecekan terhadap pekerjaan.

7. Setelah itu SA akan menyerahkan SPP ke bagian billing.

8. Bagian billing akan membuat nota pembayaran dan kemudian diberikan kepada bagian kasir

9. Bagian kasir kemudian akan membuat bukti pembayaran berdasarkan nota dan akan diberikan kepada pelanggan.

10. Pelanggan kemudian melakukan pembayaran di bagian kasir.

11. Setelah pelanggan melakukan pembayaran, maka bagian kasir akan membuat Surat Izin Keluar Kendaraan (SIKK) dan diberikan ke pelanggan.

12. Setiap hari bagian billing akan membuat laporan penjualan dan laporan aktivitas service serta membuat laporan penjualan dan laporan aktivitas service bulanan yang diberikan ke ADH.

13. ADH akan mengecek laporan penjualan bulanan dan laporan aktivitas service diberikan kepada kepala bengkel.

14. Kepala bengkel akan memberikan laporan penjualan dan laporan aktivitas service bulanan kepada general manager.

2.

Future Architecture

2.1 Concept Of Oprations (CONOPS)

Concept Of Oprations (CONOPS) merupakan berisikan narasi dokumen yang menjelaskan bagaimana kegiatan perusahaan beroperasi saat ini atau kegiatan operasi beberapa tahun yang akan datang dengan beberapa faktor-faktor tertentu internal dan eksternal yang diidentifikasi dalam analisis SWOT dengan asumsi perencanaan.

Di bawah ini CONOPS diagram usulan proses service kendaraan PT. Akita Jaya Mobilindo:

(16)

16 | P a g e

$

Gambar 6 Usulan CONOPS Diagram Proses Service Kendaraan

Di bawah ini CONOPS Scenario yang kami usulkan pada PT. Akita Jaya Mobilindo:

1. a. Pelanggan datang ke perusahaan PT. Akita Jaya Mobilindo, kemudian langsung ke bagian SA (Services Advisor ) untuk melakukan registrasi untuk melakukan pembookingan atau pembelian sparepart.

b. Pelanggan juga bisa menelepon perusahaan apabila pelanggan tidak bisa datang ke perusahaan untuk melakukan pembookingan service dan juga apabila pelanggan ingin kendaraan di bawa oleh mekanik ke perusahaan tetapi apabila jaraknya memungkinkan.

2. Bagian SA (Services Advisor) menginput data pelanggan yang sudah membooking, menginput data id booking pelanggan dan pekerjaan pelanggan menjadi Surat Perintah Perbaikan (SPP).

2a. Kemudian SA mengirim SPP kepada kepala gudang yang sudah terintegrasi datanya.

2b. Lalu bagian SA juga mengirim SPP kepada bagian foreman yang sudah terintegrasi datanya.

Barulah di layar LED berstatus “ Booking ”

3. Bagian SA (Service Advisor) membuat Surat Permintaan Barang (SPB), 3a. Kemudian Surat Permintaan Barang (SPB) dikirim ke Kepala Gudang. 3b. Bagian SA mengirim Surat Permintaan Barang (SPB) ke bagian foreman.

4. Kepala gudang membuat Bukti Keluar Barang (BKB) berdasarkan SPB (Surat Permintaan Barang) dan mengirim ke bagian kepada mekanik. Bagian mekanik mengkonfirmasi BKB (Bukti Keluar Barang) dengan cara

(17)

17 | P a g e mengceklis BKB. Barulah disini status di layar LED menjadi “ Proses Service “ .

5. Bagian mekanik kemudian mulai melakukan service kendaraan pelanggan sesuai dengan SPP (Surat Perintah Perbaikan).

6. Setelah selesai service kendaraan, mekanik lalu mengkonfirmasi SPP ke bagian foreman, maka status di layar LED menjadi “ Pengecekan ”

7. Lalu foreman melakukan pengecekan atau pengontrolan terhadap kendaaran yang telah di service .

8. Formen mengirim SPP ke SA (Service Advisor) agar menggunakan aplikasi reminder mengirim pesan ke handphone pelanggan menyatakan bahwa pekerjaan mekanik telah selesai dan harus melakukan pelmbayaran.

Barulah status di layar LED berubah menjadi “ Pembayaran ”

9. Setelah itu SA akan mengirim data SPP ke bagian billing untuk dijadikan nota pembayaran.

10. Bagian billing akan membuat nota pembayaran dan kirim kepada kasir. 11. Bagian kasir kemudian akan membuat bukti pembayaran berdasarkan nota

dan akan diberikan kepada pelanggan.

12. Pelanggan kemudian melakukan pembayaran di bagian kasir.

13. Bagian kasir kemudian membuat complete SPP untuk menyatakan bahwa semua pengerjaan service telah selesai

14. Bagian kasir membuat SIKK (Surat Ijin Keluar Kendaraan) yang akan diberikan ke pelanggan.

15. Bagian kasir akan memberikan SIKK ke bagian mekanik untuk mengeluarkan kendaraan.

16. Setiap hari bagian billing akan membuat laporan penjualan dan laporan aktivitas service serta membuat laporan penjualan dan laporan aktivitas service bulanan yang diberikan ke ADH.

17. ADH akan mengecek laporan penjualan bulanan dan laporan aktivitas service diberikan kepada kepala bengkel.

18. Kepala bengkel akan memberikan laporan penjualan dan laporan aktivitas service bulanan kepada general manager.

(18)

18 | P a g e

2.2 Object State – Transition Diagram

Register Bagian Service Advisor (SA)

menginput data pelanggan

Pembelian

Bagian Service Advisor (SA) membuat Surat Permintaan Barang (SPB) dan kepala gudang membuat Bukti Keluar

Barang (BKB) Pekerjaan Bagian mekanik mengkonfirmasi Bukti Keluar Barang(BKB) NOTA Kasir menvalidasi nota pembayaran Pembayaran Pelanggan melakukan pembayaran /menginput_data_pelanggan /membeli /Melaporkan /membayar /mengkonfirmasi Reminder

Bagian Service Advisor (SA) melakukan pemberitahuan tahap service melalui

aplikasi reminder Booking Service

Bagian Service Advisor (SA) melayani penerimaan order service, pembelian sparepart dan membuat Surat Perintah

Pekerjaan (SPP) /Membooking

/Memverifikasi

Gambar 7 Usulan Object-State Transition Diagram Service Kendaraan Di bawah ini merupakan penjelasan mengenai object-state transition diagram service kendaraan:

Pelanggan baru datang ke perusahaan dan melakukan registrasi pelanggan untuk melakukan pembookingan atau pembelian sparepart di bagian SA (service advisor). Selain itu, pelanggan juga bisa menelepon perusahaan apabila pelanggan tidak bisa datang ke perusahaan untuk melakukan pembookingan service dan juga apabila pelanggan ingin kendaraan di bawa oleh mekanik ke perusahaan tetapi apabila jaraknya memungkinkan.

Pelanggan akan melakukan order service di bagian SA (service advisor) dan dibuatkan surat perintah perbaikan (SPP). Setelah itu bagian SA membuat SPB (Surat Permintaan Barang). Selanjutnya bagian gudang akan memberikan sparepart ke bagian mekanik dengan mengeluarkan BKB (Bukti Keluar Barang) untuk dilakukan konfirmasi BKB. Setelah itu bagian mekanik melakukan pekerjaan

(19)

19 | P a g e berdasarkan SPP (Surat Perintah Pekerjaan). Lalu mekanik akan mengkonfirmasi SPP dan akan dikirim ke foreman untuk dilakukan pengecekan. Setelah dilakukan pengecekan, foreman akan mengirim SPP ke bagian SA untuk memberitahukan lewat aplikasi yang menghubungkan ke handphone pelanggan bahwa kendaraan sudah selesai tahap pengecekan dan sedang proses pembuatan billing, lalu SPP akan dikirim ke Bagian Billing untuk menginput pembayaran utuk menjadi nota pembayaran dan dikirim ke kasir. Bagian kasir melayani pembayaran sesuai dengan nota yang akan diberikan ke pelanggan dan setelah lunas bagian kasir akan membuat complete SPP dan membuat SIKK (Surat Ijin Keluar Kendaraan).

2.3 Logical Data Model

Di bawah ini adalah usulan logical data model proses service kendaraan pada PT. Akita Jaya Mobilindo:

(20)

20 | P a g e

2.4 Network Connectivity Diagram

Network connectivity diagram pada gambar 9, menggambarkan usulan koneksi jaringan pada PT. Akita Jaya Mobilindo.

Gambar 9 Usulan Network Connectivity Diagram

Pada gambar jaringan diatas dapat mengoptimalkan proses bisnis perusahaan karena jaringan diatas dapat meningkatkan kinerja karyawan. Dengan adanya konektivitas yang terhubung dan terintegrasi satu sama lain dengan baik ini, maka perusahaan dapat mengefisiensi proses bisnis perusahaan dan data perusahaan dapat terintegrasi secara tepat dan akurat serta meminimalkan kesalahan mengenai data-data. Pada gambar jaringan diatas, kepala bengkel memiliki printer dan komputer kepala bengkel dihubungkan ke server kantor cabang menggunakan hub. Bagian billing dan kasir memiliki printer dan dihubungkan ke server melalui hub. Pada bagian ADH memiliki printer, fax dan scanner agar dapat mendukung tugas-tugas ADH, serta komputer bagian ADH dihubungkan ke server cabang melalui hub.

SIMPULAN DAN SARAN  Simpulan

Berdasarkan pembahasan pada bab-bab sebelumnya, berikut ini adalah hal-hal yang dapat disimpulkan dari hasil perencanaan strategi sistem dan teknologi informasi pada PT. Akita Jaya Mobilindo:

 Karena proses bisnis di perusahaan pada bagian SA (Service Advisor) belum terlalu efektif, maka perusahaan membutuhkan adanya suatu perencanaan strategi agar dapat memperbaiki hal tersebut sehingga keseluruhan proses bisnis dapat berjalan dengan efektif.

 Hasil dari analisis SWOT yang dilakukan pada perusahaan menunjukkan PT. Akita Jaya Mobilindo berada pada kuadran l yaitu (Strategi Strength - Opportunity). Hal ini merupakan situasi yang sangat menguntungkan karena perusahaan tersebut memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada. Strategi yang harus diterapkan dalam kondisi

(21)

21 | P a g e ini adalah mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif (Growth Oriented Strategy).

 Merekomendasikan suatu sistem yang terintegrasi diantara karyawan-karyawan di dalam perusahaan agar proses bisnis perusahaan dapat lebih efisien.

 Dengan adanya perencanaan peningkatan terhadap eleman-elemen di dalam perusahaan, diharapkan kinerja masa depan perusahaan dapat mengalami peningkatan baik itu dalam teknologi informasi, sumber daya manusia, pendapatan, sistem informasi, dan lain-lainnya.

 Saran

Adapun saran-saran yang berguna untuk meningkatkan tingkat keberhasilan perencanaan strategi sistem dan teknologi informasi di masa depan adalah sebagai berikut:

 Melakukan perbaikan pada sistem dan proses bisnis yang sedang berjalan, dimana masih terdapat beberapa bagian-bagian pada karyawan yang masih belum terintegrasi satu sama lain. Hal ini dilakukan dalam rangka untuk membantu perusahaan dalam mencapai tujuan dan strategi yang telah ditetapkan sebelumnya. Serta dengan metode enterprise architecture, perusahaan dapat menyeimbangkan antara strategi, bisnis dan teknologi yang dimiliki oleh perusahaan.

 Perencanaan strategi sistem dan teknologi informasi yang dilakukan sebaiknya mendapatkan dukungan penuh dari semua pihak dan peraturan yang ada pada perusahaan.

 Sistem back-up data yang selalu memiliki kondisi yang baik sehingga jika akan melalukkan implementasi aplikasi baru proses back-up data dapat berjalan dengan baik dan lancar.

 Diperlukan suatu kegiatan terhadap aplikasi yang akan diimplementasikan di perusahaan agar para karyawan dapat menggunakan aplikasi dengan baik dan benar, sehingga setelah proses implementasi telah selesai aplikasi akan berjalan dan bekerja dengan baik dan akan mencapai hasil yang maksimal.

REFERENSI

Ali Ibrahim. Pengembangan Sistem Informasi Monitoring Tugas Akhir Berbasis Short Message Service (SMS) Gateway di Fasilkom Unsri. Jurnal Sistem Informasi. 2011;1(2):82.

Bernard, Scott A. (2005). An Introduction To Enterprise Architecture 2rd Edition International Edition, USA : Bloomington.

David, Fred. (2006). Strategic Management : Concept and Cases II. New Jersey : Pearson Education.

George R. Terry dan Leslie W.Rue. (2009). Dasar-Dasar manajemen. Jakarta : Bumi Aksara.

(22)

22 | P a g e

Gronlund A. 2009. “It’s The Economy Stupid”- Why the Swedish E-Government Action Plan Will Not Deliver Better Government, and How It Could. International Journal of Public Information Systems. 2009; 5(2) : 61-75.

Martin, James. (1990). Information Engineering Book II Planning and Analysis (International Edition). Upper Saddle River, NJ : Prentice Hall.

Miftahul Maulana dan Dana Indra Sensuse. Perancangan Strategis Sistem Informasi : Studi Kasus Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah Departemen Agama RI. Journal of Information System. 2009;7(1):1.

M.Yusuf Sanny, Deden A Wahab Sya’roni, Taryana Suryana. Enterprise Architecture Planning Sistem Informasi Puskesmas Pasirkaliki. Majalah Ilmiah Unikom. 2011;10(1):78.

O’Brien, James A., Marakas, George M. (2006). Management Information System 7th Edition. McGraw Hill.

O’Brien, James A., (2005). Pengantar Sistem Informasi: Perspektif Bisnis dana Manajerial. Edisi ke-12. Jakarta : Salemba Empat.

Rangkuti, Freddy. (2006). Analisis SWOT : Teknik Membedah Kasus Bisnis. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.

Oetomo, Budi Sutejo Dharmo. (2006). Perencanaan dan Pengembangan Sistem Informasi. Yogyakarta : Penerbit Andi.

Ward, John and Peppard, Joe. (2002). Strategic for Planning Information System 3rd Edition. Buffins Lane, Chicester : John Wiley & Sons.

William, Brian K., Sawyer, Stacey C. (2007). Using information technology : a practical introduction to computers & communications 7th Edition. McGraw Hill. Siswanto, H.B., (2007). Pengantar Manajemen. Jakarta : Bumi Aksara.

RIWAYAT PENULIS

Rizki Putri Almira lahir di kota Jakarta pada 22 November 1991. Penulis menamatkan pendidikan S1 di Bina Nusantara University, Jakarta dalam bidang Sistem Informasi pada 2013.

Sarahwati lahir di kota Tangerang pada 3 Mei 1991. Penulis menamatkan pendidikan S1 di Bina Nusantara University, Jakarta dalam bidang Sistem Informasi pada 2013. Yenty Juwita Legasari Saragih lahir di kota Pematangsiantar pada 25 Maret 1991. Penulis menamatkan pendidikan S1 di Bina Nusantara University, Jakarta dalam bidang Sistem Informasi pada 2013.

Gambar

Gambar 2 Elemen dari Dokumentasi EA
Gambar 3 The EA 3  Cube Documentation Framework
Gambar 4 Driver of Change  HASIL DAN BAHASAN
Tabel 1 Tabel Matrix SWOT                  Internal Factor
+6

Referensi

Dokumen terkait

Arsitektur struktur organisasi perusahaan PT Timur Jaya Panel saat ini telah memiliki beberapa jabatan, yaitu: direktur, komisaris, bagian produksi, bagian

Dari area bisnis yang ada, ditemukan beberapa hal menyangkut permasalahan yang ada, yaitu: (1) Pihak manajemen dalam melakukan perencanaan penjualan dan produksi memperoleh data dari

• Memaksimalkan proses bisnis • Melakukan Pembelian yang sesuai dengan kebutuhan Pemasok Meningkatkan kepercayaan supplier Meningkatkan hubungan baik dengan supplier

Arsitektur struktur organisasi perusahaan PT Timur Jaya Panel saat ini telah memiliki beberapa jabatan, yaitu: direktur, komisaris, bagian produksi, bagian

Sistem informasi (SI) merupakan senjata ampuh untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas dalam proses bisnis, oleh sebab itu hampir semua perusahaan memanfaatkan teknologi

Permasalahan proses bisnis pelaporan car audio pada bagian inspeksi dan delivery adalah dalam pengelolaanya masih bersifat manual yaitu dengan mencatat satu

Dari area bisnis yang ada, ditemukan beberapa hal menyangkut permasalahan yang ada, yaitu: (1) Pihak manajemen dalam melakukan perencanaan penjualan dan produksi memperoleh data dari

Analisis sistem berjalan dilakukan dengan cara turun langsung ke lapangan (perusahaan) dan melakukan obervasi terkait dengan proses bisnis, sistem kerja, sistem informasi dan