• Tidak ada hasil yang ditemukan

Studi kasus Pada Karyawan di BAITUL MAAL WA TAMWIL (BMT) AL-IKHLAS PRAMBANAN Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Manajemen

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Studi kasus Pada Karyawan di BAITUL MAAL WA TAMWIL (BMT) AL-IKHLAS PRAMBANAN Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Manajemen"

Copied!
127
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH KOMITMEN ORGANISASI DAN

KEPUASAN KERJA

TERHADAP KEINGINAN KARYAWAN BERPINDAH

KERJA

Studi kasus Pada Karyawan di BAITUL MAAL WA TAMWIL (BMT) AL-IKHLAS PRAMBANAN

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Manajemen

oleh :

Siweko Yuwono

NIM : 01 2214 063

PROGRAM STUDI MANAJEMEN JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(2)
(3)
(4)

PERSEMBAHAN

MOTO

Jika anda berpikir “anda kalah”, anda kalah!!

Jika anda berpikir “anda tidak berani”, anda tidak berani!!

Jika anda ingin menang, tapi berpikir tidak bisa sudah hampir pasti anda tidak bisa

Sebab di dunia ini kita mendapatkan sukses dimulai dengan kehendak seseorang

Semua ada dalam pikirannya!!!

Perjuangan hidup tidak selalu dimenangkan oleh orang yang lebih kuat atau orang – orang yang lebih cepat, akan tetapi cepat atau lambat orang yang bisa menang adalah orang yang bepikir bahwa ia bisa Menang!!!!

Napoleon Hill Don’t care what people say....just follow your own way....Don’t give up and use the chance...

Enigma Be not afraid of growing slowly, be afraid only of standing still

Chinese Proverb Kesuksesan adalah seberapa besar kita bisa memberikan kebahagian kepada orang – orang yang kita cintai dan seberapa banyak orang yang mampu kita bantu!!!

Dicintai seseorang merupakan saat dimana aku belajar untuk bisa mencintai dengan setulus hati...

Sukses atau gagal bukanlah takdir melainkan pilihan dan keputusan Skripsi ini Kupersembahkan Kepada : Allah SWT terima kasih atas karunia-Nya Bapak Ibu tercinta Dalidjo untuk doa restunya

Adik – adikku yang nakal and manja

(5)
(6)

ABSTRAK

“PENGARUH KOMITMEN ORGANISASI DAN KEPUASAN KERJA

TERHADAP KEINGINAN KARYAWAN BERPINDAH KERJA”

Studi kasus pada Karyawan di BMT AL-IKHLAS, Prambanan

Siweko Yuwono

UNIVERSITAS SANATA DHARMA 2007

Tujuan dari penelitian ini adalah 1) untuk mengetahui apakah komitmen organisasi berpengaruh negatif terhadap keinginan karyawan untuk berpindah kerja, 2) untuk mengetahui apakah kepuasan kerja berpengaruh negatif terhadap keinginan karyawan untuk berpindah kerja, 3) untuk mengetahui apakah komitmen organisasi dan kepuasan kerja secara simultan berpengaruh terhadap keinginan karyawan untuk berpindah kerja.

Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah metode wawancara, kuesioner dan observasi. Penulis mengambil 50 responden yaitu para karyawan BMT AL-IKHLAS Prambanan. Dalam analisis data penulis melakukan wawancara dengan pihak perusahaan serta menggunakan analisis regresi linier sederhana dalam pengolahan data.

(7)

ABSTRACT

“THE INFLUENCE OF ORGANIZATIONAL COMMITMENT

AND JOB SATISFACTION ON EMPLOYEES’ INTENTION

TO CHANGE JOB”

A Case Study of employees at BMT AL-IKHLAS, Prambanan

Siweko Yuwono

UNIVERSITY OF SANATA DHARMA 2007

The objectives of this research are : 1) studying the negative influence of organizational commitment on employees’ intention to change job, 2) studying the influence of job satisfaction on employees’ intention to change job, and 3) studying the influence of organizational commitment and job satisfaction simultaneously on employees’ intention to change job.

The data collection techniques for this reseach are survey by distributing questionnaire, interviews, and observation. The staff of the company are the respondents of the interview to get information on the company’s profile. The number of respondents of the survey is 50 employees of the company. The data are than analyzed using simple linier regression.

(8)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan

karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul : Pengaruh

Komitmen Organisasi dan Kepuasan Kerja Terhadap Keinginan Karyawan Berpindah

Kerja, Studi Kasus pada Karyawan Baitul Maal Wa Tamwil (BMT) AL-IKHLAS

Prambanan, dalam rangka memenuhi salah satu syarat guna mencapai gelar Sarjana

Ekonomi Universitas Sanata Dharma.

Dalam penulisan skripsi ini penulis banyak mendapat bimbingan, petunjuk,

dan bantuan dari berbagai pihak, baik yang terlibat secara langsung maupun tidak

langsung. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Drs. Alex Kahu Lantum, M.S. selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas

sanata Dharma.

2. Drs. G. Hendra Poerwanto, M.Si. selaku Ketua Jurusan Manajemen Universitas

Sanata Dharma.

3. Dra. Caecilia Wahyu E. R., M. Si. selaku Dosen Pembimbing I yang telah

bersedia meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran untuk memberikan bimbingan

serta masukan yang sangat berharga dengan penuh perhatian dan kesabaran

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

4. Drs. E. Sumardjono M. B. A. selaku Dosen Pembimbing II yang telah bersedia

meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran untuk memberikan bimbingan serta

masukan yang sangat berharga dengan penuh perhatian dan kesabaran sehingga

(9)

5. Seluruh Dosen dan Karyawan Universitas Sanata Dharma yang telah

memberikan bantuan selama penulis duduk dibangku kuliah.

6. Yang tercinta Bapak dan Ibu yang telah sabar dan penuh kasih sayang selalu

mendoakan memberikan supportnya selama ini, dan memberikan bimbingan,

bantuan, masukan, dukungan kepada penulis sehingga pada akhirnya penulis

dapat menyelesaikan skripsi ini.

7. Ketiga adikku Anto, Siwi, dan Rio yang telah memberikan semangat dan

doanya.

8. Terspesial buat yang terkasih “Evaprasiki” atas cinta, kasih, doa, kesabaran,

kesetiaan, dan supportnya selama ini. Hidup ini jauh lebih bermakna saat kita

lewati sukaduka bersama dan terus berjuang demi “impian” kita, makaciihhh ya

sayang...

9. Keluarga besar Giyanto terima kasih untuk tempat berteduhnya, kesabarannya,

doa dan dukungannya selalu, sekali lagi penulis ucapkan terima kasih yang tak

terhingga atas kebaikan dan keikhlasannya dalam merawat dan menjaga

penulis, hanya Allah SWT yang dapat membalasnya.

10. Keluarga besar Joko Soesilo terima kasih untuk tempat berteduhnya,

kesabarannya, doa dan dukungannya selalu, sekali lagi penulis ucapkan terima

kasih yang tak terhingga atas kebaikan dan keikhlasannya dalam merawat dan

(10)

11. Saudara – saudaraku, mas Nunug (Otong), mas Ari (Joker), Mas Arif (Pasir),

mas Dian (Teplok), mbak Nopie, Bangkit (Bangdot), Ita, dan Siti terima kasih

untuk doa dan dukungannya.

12. Mbak Lulu terima kasih atas nasehat – nasehat yang telah diberikan untuk

penulis, dan tempat curhat yang nyaman terjaga rahasianya bagi penulis kalau

lagi ada masalah dan stress.

13. Sahabat – sahabatku, Bowo, Jaki, Anggoro, Lukas, Ema, Wiwin, Edy, Wahyu

Lilik, Arizha thanks a lot buat persahabatan yang indah dan dukungannya

selama ini.

14. Teman – teman Manajemen ’01 khususnya kelas A dan B thanks atas

pertemanan dan juga dukungannya. Cepetan nyusul....OK Friends...

15. Semua pihak yang telah mendukung dan membantu penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini, yang tidak bisa disebutkan satu persatu, terima kasih

atas bantuannya.

Semoga Allah SWT membalas budi baik tersebut dengan penuh berlimpah.

Penulis berharap agar skripsi ini bermanfaat bagi pembaca yang berminat dan dapat

juga sebagai bahan bacaan untuk penelitian selanjutnya.

Akhir kata penulis terbuka atas semua kritik dan saran yang nantinya akan

semakin mengembangkan dan penyempurnaan karya ini.

Yogyakarta, Januari 2007

(11)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii

HALAMAN PERSEMBAHAN... iii

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA... iv

ABSTRAK... v

ABSTRACT... vi

KATA PENGANTAR... vii

DAFTAR ISI... x

DAFTAR TABEL... xiii

DAFAR GAMBAR... xiv

BAB I PENDAHULUAN... 1

A Latar Belakang Masalah... 1

B Perumusan Masalah... 4

C Batasan Masalah... 4

D Tujuan Penelitian... 4

E Manfaat Penelitian... 5

F Sistematika Penulisan... 6

BAB I II LANDASAN TEORI... 7

A Kajian Teoritis... 7

(12)

C Pengaruh Komitmen Organisasi Dan Kepuasan Kerja

Terhadap Keinginan Karyawan Berpindah Kerja... 24

D Hipotesis... 25

BAB III METODE PENELITIAN... 26

A Jenis Penelitian... 26

B Tempat dan Waktu Penelitian... 26

C Subjek dan Objek Penelitian... 26

D Populasi dan Sampel... 27

E Variabel Penelitian... 27

F Defenisi Operasional... 27

G Pengukuran Variabel... 29

H Jenis dan Sumber Data... 30

I Teknik Pengumpulan Data... 31

J Teknik Pengujian Instrumen... 32

K Teknik Analisis Data... 33

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN... 36

A Sejarah Berdirinya BMT AL-IKHLAS Prambanan... 36

B Struktur Organisasi BMT AL-IKHLAS Prambanan... 41

C Produk – produk BMT AL-IKHLAS... 43

D Persaonalia... 44

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN... 47

(13)

B Analisis Data... 50

C Pembahasan... 68

BAB VI KESIMPULAN, SARAN dan KETERBATASAN... 74

A Kesimpulan... 74

B Saran... 75

C Keterbatasan... 75

DAFTAR PUSTAKA... 77

LAMPIRAN 1 Surat Keterangan Penelitian ... 79

LAMPIRAN 2 Kuesioner... 80

LAMPIRAN 3 Data Responden ... 89

LAMPIRAN 4 Pedoman wawancara ... 92

LAMPIRAN 5 Case Summaries ... 93

LAMPIRAN 6 Frequencies ... 101

LAMPIRAN 7 Reliabilitas dan Validitas ... 102

LAMPIRAN 8 Regression ... 110

(14)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel IV.1 Pengelompokan Karyawan Berdasarkan Pendidikan Terakhir.... 43

Tabel V.1 Hasil Perhitungan Uji Validitas... 47

Tabel V.2 Hasil Perhitungan Uji reliabilitas... 50

Tabel V.3 Komitmen Organisasi Afektif... 52

Tabel V.4 Komitmen Organisasi Berkelanjutan... 53

Tabel V.5 Komitmen Organisasi Normatif... 55

Tabel V.6 Kepuasan Finansial... 57

Tabel V.7 Kepuasan Fisik... 59

Tabel V.8 Kepuasan Sosial... 61

Tabel V.9 Kepuasan Psikologis... 62

Tabel V.10 Keinginan Karyawan Berpindah Kerja... 64

Tabel V.11 Coefficients... 65

Tabel V.12 Anova... 65

Tabel LAMPIRAN. 13 Jenis Kelamin Karyawan ... 89

Tabel LAMPIRAN. 14 Lamanya Masa Kerja Karyawan ... 89

Tabel LAMPIRAN. 15 Status Karyawan Dalam Pernikahan ... 90

Tabel LAMPIRAN. 16 Jumlah Anak Karyawan ... 90

(15)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

(16)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pada umumnya perusahaan selalu berusaha untuk mengurangi tingkat

perputaran yang terjadi pada karyawannya. Tingginya tingkat perputaran

karyawan pada perusahaan akan mengakibatkan timbulnya kerugian material

yang cukup terhadap perusahaan. Menurut Vince Ratnawati (2002:277), tingkat

perputaran karyawan perusahaan pada umumnya disebabkan dua hal yaitu atas

keinginan perusahaan atau atas keinginan karyawan itu sendiri. Perputaran

karyawan akibat dari keinginan karyawan merupakan hal yang sangat penting

untuk dihindari perusahaan agar tidak menimbulkan kerugian yang tidak

diinginkan. Sebab tingginya tingkat perputaran karyawan akan semakin banyak

menimbulkan berbagai potensi biaya pelatihan yang sudah diinvestasikan pada

karyawan, maupun biaya rekrutmen dan pelatihan kembali.

Dalam beberapa kasus tertentu, perputaran tenaga kerja memang diperlukan

oleh perusahaan terutama terhadap karyawan dengan kinerja rendah. Namun

tingkat perputaran tersebut harus diupayakan agar tidak terlalu tinggi sehingga

perusahaan masih memiliki kesempatan untuk memperoleh manfaat atau

keuntungan atas peningkatan kinerja karyawan baru.

Menurut Dennis (dikutip dalam Fransiska Eka Shinta Praptiningsih, 2004:59),

(17)

banyak perusahaan. Banyak manajer personalia yang merasa kerjanya sia – sia

karena mengetahui bahwa proses rekrutmen yang telah berhasil menjaring

karyawan yang dapat dipercaya dan berkualitas pada akhirnya percuma karena

karyawan yang baru direkrut tersebut telah memilih bekerja pada perusahaan lain.

Pada umumnya faktor yang berpengaruh terhadap keinginan berpindah

kerja adalah komitmen organisasi dan kepuasan kerja. Bline et al (dikutip dalam

Vince Ratnawati dan Indra Wijaya Kusuma, 2002: 278) penelitiannya

menunjukan bahwa konflik peran merupakan variabel antesenden dari komitmen

organisasi yang berkorelasi dengan kepuasan kerja, dan menimbulkan

konsekuensi keinginan berpindah kerja. Hasil penelitian Agus Arianto Toly

(dikutip dalam Fransiska Eka Shinta Praptiningsih 2004: 59) juga menunjukan

korelasi yang kuat antara komitmen organisasi dengan kepuasan kerja.

Judge dan Locke (dikutip dalam Vince Ratnawati dan Indra Wijaya

Kusuma, 2002: 278) mengemukakan bahwa salah satu hal yang mengakibatkan

timbulnya keinginan berpindah kerja pada karyawan adalah pengaruh buruk dari

proses pemikiran yang dysfunctional. Proses pemikiran dysfunctional tersebut

akan muncul akibat terjadinya konflik ataupun perasaan tidak gembira dan tidak

puas dari karyawan atas lingkungan pekerjaan mereka. Dengan demikian

kepuasan kerja merupakan suatu variabel penting untuk diidentifikasi sehubungan

dengan kemungkinan timbulnya keinginan karyawan untuk mencari pekerjaan

lain. Teori hirarki kebutuhan Maslow (Kennet N. Wexley, dan Gary A. Yuki,

(18)

manusia dan susunan menurut hirarki kepentingannya. Salah satu jenjang

kebutuhan tersebut adalah kebutuhan akan bebas dari ancaman, yaitu rasa aman

dari kejadian – kejadian dan lingkungan yang menimbulkan ancaman. Dengan

demikian kebutuhan rasa aman dan bebas dari perasaan terancam merupakan

kebutuhan yang mendasar dari individu. Untuk mencapai tujuan tersebut individu

akan selalu berusaha untuk mencari dan mengusahakan yang terbaik menurut

presepsinya terhadap dirinya sendiri. Timbulnya rasa tidak aman dan terancam

pada individu ini akan mengakibatkan rendahnya komitmen seseorang terhadap

lingkungan ataupun perusahaan tempat dia bekerja. Individu yang memiliki

komitmen yang tinggi terhadap perusahaan akan mempunyai kemungkinan yang

lebih kecil untuk meninggalkan organisasi dan mencari pekerjaan lain.

Berbagai penelitian telah dilakukan untuk menganalisis pengaruh sikap

kerja (work attitudes) terhadap perilaku karyawan (employee behavior). Sikap

kerja yang paling sering diamati adalah kepuasan kerja (job satisfaction),

komitmen organisasi (organizational commitment), dan tingkat perputaran

(turnover intention). Fokus dari penelitian ini adalah tingkat perputaran yang

terjadi atas keinginan karyawan itu sendiri dan perlu dibedakan dengan tingkat

perputaran yang terjadi pada karyawan yang disebabkan oleh keinginan

perusahaan. Dengan demikian peneliti bertujuan untuk mengetahui pengaruh

komitmen organisasi dan kepuasan kerja terhadap keinginan karyawan berpindah

kerja yang terjadi di Baitul Maal Wa Tamwil (BMT) AL-IKHLAS

(19)

satu lembaga keuangan mikro syari’ah yang berada di Indonesia, dengan tujuan

berupaya mengangkat perekonomian Indonesia, terutama di sektor mikro.

B. Rumusan Masalah

1. Apakah komitmen organisasi berpengaruh negatif terhadap keinginan karya­

wan untuk berpindah kerja?

2. Apakah kepuasan kerja berpengaruh negatif terhadap keinginan karyawan un­

tuk berpindah kerja?

3. Apakah komitmen organisasi dan kepuasan kerja secara simultan berpengaruh

negatif terhadap keinginan karyawan untuk berpindah kerja?

C. Batasan Masalah

1. Banyak faktor yang mempengaruhi keinginan karyawan berpindah kerja,

tetapi faktor yang digunakan dalam penelitian ini adalah komitmen organisasi

dan kepuasan kerja.

2. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah karyawan pada bagian ad­

ministrasi.

D. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui apakah komitmen organisasi berpengaruh negatif terhadap

keinginan karyawan untuk berpindah kerja?

2. Untuk mengetahui apakah kepuasan kerja berpengaruh negatif terhadap

(20)

3. Untuk mengetahui apakah komitmen organisasi dan kepuasan kerja secara

simultan berpengaruh negatif terhadap keinginan karyawan untuk berpindah

kerja?

E. Manfaat Penelitian

1. Bagi Perusahaan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi perusahaan untuk

menentukan dalam pengambilan keputusan mengenai komitmen organisasi

dan kepuasan kerja agar keinginan berpindah kerja karyawan dapat

diminimalisasikan.

2. Bagi Universitas Sanata Dharma

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi dan kepustakaan

bagi mahasiswa yang membutuhkan, khususnya tentang pengaruh komitmen

organisasi dan kepuasan kerja terhadap keinginan karyawan berpindah kerja.

3. Bagi Peneliti

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan

tentang pengaruh komitmen organisasi dan kepuasan kerja terhadap keinginan

karyawan berpindah kerja.

F. Sistematika Penulisan

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini menjelaskan tentang latar belakang, perumusan masalah,

batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika

(21)

BAB II : LANDASAN TEORI

Bab ini menjelaskan tentang hal – hal yang menjadi teori dan

merupakan pedoman penulisan skripsi dan dalam melakukan

penelitian.

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini menjelaskan tentang jenis penelitian, tempat dan waktu

penelitian, subyek dan obyek penelitian, populasi dan sampel, variabel

dan definisi variabel, pengukuran variabel, jenis dan sumber data,

teknik pengumpulan data, teknik pengujian instrumen, dan teknik

analisis data.

BAB IV : GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Bab ini menjelaskan tentang smua gambaran dari perusahaan yang

dijadikan tempat penelitian.

BAB V : ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Bab ini berisi tentang pemecahan dan analisis dari segi permasalahan.

BAB VI : KESIMPULAN, SARAN, dan KETERBATASAN

Bab ini berisi tentang kesimpulan, saran, dan keterbatasan dari seluruh

(22)

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kajian Teoritis

1. Organisasi

Kata “organisasi” mempunyai dua pengertian umum. Pengertian pertama

menandakan suatu lembaga atau kelompok fungsional, seperti organisasi

perusahaan. Pengertian kedua berkenaan dengan proses pengorganisasian,

sebagai suatu cara dalam mana kegiatan organisasi dialokasikan dan

ditugaskan diantara para anggotanya agar tujuan organisasi dapat tercapai

dengan efesien (T. Hani Handoko, 1999: 167).

Organisasi bukanlah sekedar kumpulan orang dan bukan pula hanya

sekedar pembagian kerja, karena pembagian kerja hanyalah salah satu asas

organisasi. Salah satu asas tidaklah dapat menjadi pengertian umum, atau

dengan perkataan lain arti sebagian tidak dapat menjadi arti keseluruhan.

Untuk memudahkan penangkapan pengertian dapatlah kiranya disusun suatu

definisi organisasi secara sederhana dan dapat diterapkan dalam praktek

sebagai berikut: Organisasi adalah sistem saling pengaruh antar orang dalam

kelompok yang bekerja sama untuk mencapai tujuan teoritis (Sutarto, 1987:

36).

Organisasi didefinisikan juga sebagai suatu usaha bersama yang dilakukan

(23)

adalah manusia organisasional dalam arti bahwa 1) tidak ada manusia modern

yang bisa berdiri di luar organisasi; 2) semua kebutuhan manusia modern

diurus dan dicukupi oleh organisasi (Suryasudarma, 2003: 1).

2. Perilaku organisasi

Perilaku organisasi adalah suatu bidang studi yang mengamati tentang

pengaruh perilaku individu, kelompok dan perilaku dalam struktur organisasi

dengan maksud untuk mendapatkan pengetahuan guna memperbaiki

keefektifan organisasi, (Suwarto, 1999: 17). Perilaku keorganisasian konsern

dengan situasi hubungan manusia, sebab hal ini erat kaitannya dengan:

pekerjaan, absensi, pergantian karyawan, produktivitas, prestasi seseorang dan

manajemen. Perilaku keorganisasian juga meliputi: motivasi, perilaku dan

kekuatan/tenaga kepemimpinan, komunikasi antar personal, struktur

kelompok dan proses konflik, desain pekerjaan, dan stres.

Perilaku organisasi merupakan studi sistematis tentang tindakan dan sikap

yang ditunjukan oleh orang - orang dalam organisasi. Bidang perilaku

organisasi mencoba menggantikan penjelasan intuitif dengan studi sistematis

yakni, dengan menggunakan bukti – bukti ilmiah yang dikumpulkan dalam

kondisi yang terkontrol, diukur, dan diinterpretasikan dengan hati – hati untuk

menjelaskan hubungan sebab dan akibat. Tujuannya, tentu saja untuk

membuat kesimpulan yang akurat. Jadi, bidang perilaku organisasi teori dan

kesimpulannya didasarkan pada sejumlah besar studi – studi penelitian yang

(24)

Tiga jenis perilaku yang terbukti sebagai penentu utama kinerja karyawan

adalah produktivitas, ketidakhadiran, dan turnover. Pentingnya produktivitas

sudah jelas, setiap manajer sangat peduli dengan kuantitas dan kualitas output

yang dihasilkan oleh setiap karyawan. Namun, ketidakhadiran dan turnover

yang tingkatannya terlalu tinggi sangat mempengaruhi output ini. Dalam hal

ketidakhadiran, sulit bagi seorang karyawan untuk produktif jika ia tidak

berada di tempat kerja. Selain itu tingkat pergantian karyawan yang tinggi

meningkatkan biaya dan cenderung menempatkan individu yang kurang

berpengalaman ke dalam pekerjaan.

Perilaku organisasi juga terkait dengan kepuasan kerja karyawan, yang

merupakan sebuah sikap. Para manajer seharusnya memperhatikan kepuasan

kerja karyawan mereka untuk tiga alasan. Pertama, terdapat kaitan antara

kepuasan dan produktivitas. Kedua, kepuasan berhubungan secara negatif

dengan ketidakhadiran dan turnover. Terakhir, tidak dapat disangkal bahwa

para manajer memiliki tanggung jawab kemanusiaan; untuk memberi

pekerjaan yang menantang, penghargaan, dan kepuasan terhadap karyawan

mereka.

3. Komitmen organisasi

Komitmen karyawan pada organisasi dapat dijadikan salah satu jaminan

untuk menjaga kelangsungan organisasi tersebut. Komitmen karyawan

terhadap organisasi adalah bentuk keterkaitan, keterlibatan, dan keikatan

(25)

karyawan adalah tingkat identifikasi karyawan dalam organisasi atau

perusahaan yang meliputi tingkat keterkaitan karyawan, tingkat keterlibatan

karyawan, dan tingkat keikatan karyawan pada sasaran organisasi (Indri

Hapsarie, 1999:17). Sebaliknya, komitmen perusahaan pada karyawannya

juga dapat dituntut. Oleh karena itu, tidak ada gunanya organisasi menuntut

kerjasama dan keterikatan moral dari karyawan, bila organisasi masih

beranggapan hanya memiliki sedikit kewajiban moral terhadap karyawan.

Apabila organisasi menghendaki komitmen dari karyawan, organisasi harus

lebih memberi kepercayaan dan keamanan kerja bagi karyawan. Untuk

membentuk karyawan tidaklah mudah, karena masalah ini tidak dipandang

dari lingkup mikro saja, misalnya dari hasil kerja yang tampak. Namun,

komitmen lebih merupakan masalah makro seperti nilai – nilai yang berlaku

dalam organisasi. Hal ini diprediksi akan mampu dan bahkan sangat

menentukan terbentuknya komitmen seseorang.

Komitmen terhadap organisasi sebagai sifat hubungan seorang individu

dengan organisasi yang memungkinkan seseorang mempunyai keterikatan

yang tinggi. Jadi, komitmen meliputi hubungan antara karyawan dengan

organisasi dimana karyawan tersebut bersedia memberikan sesuatu atas

kemauan sendiri agar dapat menyokong tercapainya tujuan.

Komitmen organisasional merupakan identifikasi rasa, keterlibatan

loyalitas yang ditampakkan oleh pekerja terhadap organisasinya atau unit

(26)

Indri Hapsarie, 1999:18), menyatakan bahwa komitmen organisasional

sebagai seberapa jauh tingkat seorang pekerja mengidentifikasikan dirinya

pada organisasi serta keterlibatannya di dalam suatu organisasi. Komitmen

organisasional dilihat dalam sikap penerimaan, keyakinan yang kuat terhadap

nilai – nilai dan tujuan sebuah organisasi, begitu juga adanya dorongan yang

kuat untuk mempertahankan keanggotaan dalam organisasi demi tercapainya

tujuan organisasi.

Steers (dikutip dalam Gary Dessler, 1992: 319-321), mendefinisikan

komitmen organisasional sebagai kekuatan relatif dari suatu sifat seseorang

dengan dan keterlibatannya dalam organisasi tertentu, dimana hal tersebut

mempunyai tiga faktor, seperti:

1. Kepercayaan dan penerimaan terhadap nilai serta tujuan organisasi

2. Kesadaran dalam mengarahkan usahanya terhadap organisasi

3. Keinginan kuat untuk menjadi anggota organisasi

Sama halnya dengan Steers, Buchanan (dikutip dalam Gary Dessler, 1992:

319), menyatakan bahwa komitmen mengandung tiga tindakan terpisah

namun berkaitan, seperti:

1. Pengenalan terhadap misi organisasi

2. Rasa keterlibatan atau keikutsertaan psikologis dalam tugas organisasi

3. Rasa setia dan cinta terhadap organisasi sebagai tempat untuk hidup dan

bekerja serta sangat terpisah dengan misi atau nilai instrumental terhadap

(27)

Menurut Hrebeniak dan Alutto (dikutip dalam Indri Hapsarie, 1999:19) Faktor

– faktor yang mempengaruhi komitmen terdiri dari bidang – bidang, yaitu:

1. Ciri pribadi pekerja, termasuk juga masa jabatanya dalam organisasi dan

variasi kekuatan kebutuhannya seperti kebutuhan untuk berprestasi, imba­

lan, dan lingkungan kerja.

2. Ciri pekerja, seperti identitas tugas, kesempatan berinteraksi, bekerja

sesuai dengan kemampuan.

3. Kemampuan kerja, seperti keterandalan organisasi, peran pentingnya arti

diri seseorang bagi organisasi, cara pekerja – pekerja lainnya memperbin­

cangkan dan mengutarakan perasaan mereka mengenai organisasi.

Dengan demikian pimpinan dapat meningkatkan komitmen karyawan,

misalnya dengan cara harus dibujuk agar tetap tinggal bersama organisasi. Hal

ini mungkin dilakukan dengan menawarkan serangkaian imbalan yang

berlaku di seluruh organisasi bagi para anggotanya, seperti tingkat gaji yang

lebih tinggi, fasilitas tambahan yang lebih baik, kesempatan bagi

pertumbuhan, kemajuan pribadi melalui program pelatihan, dan sebagainya.

Tindakan – tindakan seperti itu membuat organisasi lebih menarik bagi

pekerja dibanding organisasi lain.

Oleh karena itu para pimpinan dapat berusaha membina keterikatan dan

keikatan dengan menempatkan para pekerja dalam situasi yang membuka

kesempatan bagi mereka untuk mencapai tujuan – tujuan yang berarti bagi

(28)

organisasi sehingga diharapkan karya keseluruhan akan meningkat. Lagipula

kepada para pekerja harus diperlihatkan manajemen dan para karyawan

lainnya benar – benar memperhatikan kesejahteraan mereka, ataupun ada

kemungkinan mengubah beberapa segi tertentu dalam pekerjaan para

karyawan, sehingga mereka memiliki otonomi dan tanggungjawab yang lebih

besar dan dapat lebih mengidentifikasikan diri dengan tugas mereka yang

sebenarnya.

Selain itu penting juga bahwa para karyawan mengerti dan

mengidentifikasi diri dengan sasaran dan tujuan organisasi. Dengan kata lain,

perlu diciptakan suasana saling percaya dan saling mendukung diantara para

karyawan dan pimpinan, sehingga masing – masing menyumbang sesuatu

bagi terciptanya tujuan pihak lain dan keinginan karyawan. Menurut Minner

(dikutip dalam Indri Hapsarie, 1999:20) mengemukakan adanya dua jenis

komitmen, yaitu:

1. Komitmen sikap (attitudional commitment)

Komitmen sikap merupakan keterikatan relatif diri individu pada

organisasi dan derajat keterlibatannya dalam organisasi tersebut. Secara

konsep dapat dicirikan dengan tiga prediktor, yaitu: (1) kepercayaan dan

penerimaan yang kuat terhadap nilai – nilai dan tujuan organisasi, (2)

kesediaan untuk berbuat sebaik mungkin demi keberhasilan organisasi,

(29)

2. Komitmen perilaku (Behavior commitment)

Dalam hal ini komitmen dipandang sebagai suatu investasi aktivitas –

aktivitas atau pekerjaan pada masa yang lalu, sehingga tetap tinggal

menjadi anggota organisasi sebagai pertimbangan yang utama.

Grusky (dikutip dalam Mutiara Sibarani Panggabean, 2004: 94),

mengemukakan bahwa komitmen organisasi adalah sifat hubungan antara

anggota organisasi dengan sistem secara keseluruhan. Sedangkan Porter et al

(dikutip dalam Mutiara Sibarani Panggabean, 2004: 94), mendefinisikan

komitmen organisasi adalah sebuah tanggapan afektif yang berasal dari hasil

evaluasi terhadap situasi pekerjaan yang menghubungkan seseorang dengan

organisasi. Secara khusus, Porter et al, menyatakan bahwa komitmen

organisasi sebagai identifikasi dan keterlibatan yang relatif kuat dari

seseorang terhadap organisasi.

Selanjutnya Mowday, Steers, dan Porter (dikutip dalam Mutiara Sibarani,

2004: 94), berpendapat bahwa pada umumnya komitmen organisasi dapat

didefinisikan sebagai suatu keterikatan afektif dan keinginan untuk berbakti

kepada sebuah organisasi. Kemudian Mowday et al (dikutip dalam Mutiara

Sibarani Panggabean, 2004: 94) mengemukakan bahwa komitmen organisasi

memiliki tiga buah ciri yaitu:

1. Suatu keyakinan dan penerimaan yang kuat terhadap nilai dan tujuan or­

ganisasi

(30)

3. Keinginan yang kuat untuk tetap tinggal menjadi anggota dari sebuah

organisasi dan bukan organisasi lainnya.

Ini berarti bahwa komitmen organisasi memiliki beberapa dimensi, ia

tidak hanya berupa sikap yang menunjukkan suatu tanggapan afektif atau

kewajiban seseorang terhadap organisasi, namun juga merupakan perilaku

yang dinyatakan ke dalam usaha yang keras dan keinginan yang kuat untuk

tetap tinggal dalam organisasi. Hal yang senada juga dikemukakan oleh Allen

dan Meyer (dikutip dalam Mutiara Sibarani Panggabean, 2004: 94), komitmen

organisasi memiliki tiga komponen, yaitu:

1. Komitmen afektif (affective commitment)

Komitmen afektif (affective commitment) didefinisikan sebagai kuatnya

hasrat seseorang untuk tetap bekerja pada sebuah organisasi karena ia

merasa cocok dan mau melakukannya.

2. Komitmen normatif (Normative commitment)

Komitmen normatif (Normative commitment) merupakan kuatnya hasrat

seseorang untuk tetap bekerja pada suatu organisasi karena ia merasa

berkewajiban untuk tetap tinggal di sana.

3. Komitmen berkelanjutan (Continuance commitment)

Komitmen berkelanjutan (Continuance commitment) adalah kuatnya

hasrat seseorang untuk tetap bekerja pada sebuah organisasi karena ia

(31)

Mowday et al (dikutip dalam Fransiska Eka Shinta Praptiningsih, 2004:

61), berpendapat bahwa komitmen menunjukkan keyakinan dan dukungan

yang kuat terhadap nilai dan sasaran (goal) yang ingin dicapai oleh organisasi.

Komitmen organisasi yang kuat menyebabkan individu berusaha mencapai

tujuan organisasi dan mengutamakan organisasi. Menurut Porter et al (dikutip

dalam Fransiska Eka Shinta Praptininggsih, 2004: 61) individu berkomitmen

tinggi akan berpandangan positif dan berusaha berbuat yang terbaik bagi

organisasi.

4. Kepuasan kerja

Kepuasan kerja adalah cara seseorang pekerja merasakan pekerjaannya

(Kennethh N. Wexley & Gary A Yuckle, 1988: 129). Kepuasan kerja

merupakan generalisasi sikap – sikap terhadap pekerjaannya yang didasarkan

atas aspek – aspek pekerjaannya yang dipertimbangkan seorang pekerja,

namun sekelompok karakteristik pekerjaan cenderung secara bersama – sama

dievaluasi dengan cara yang sama. Sekelompok karakteristik tersebut, yang

pada umumnya ditemukan dalam analisis statistik dari beberapa daftar

pertanyaan sikap, meliputi: gaji/upah, kondisi kerja, pengawasan, teman kerja,

isi pekerjaan, jamianan kerja, serta kesempatan promosi. Sesungguhnya,

seseorang pekerja beranggapan memiliki sebagian sikap terhadap setiap aspek

pekerjaan tersebut disamping gabungan sikap terhadapnya sebagai

(32)

Kepuasan kerja mengacu kepada sikap individu secara umum terhadap

pekerjaannya. Seseorang dengan tingkat kepuasan kerja yang tinggi

mempunyai sikap positif terhadap pekerjaannya; seseorang yang tidak puas

dengan pekerjaannya mempunyai sikap negatif terhadap pekerjaan tersebut.

Ketika orang berbicara tentang sikap karyawan, seringkali mereka bermaksud

mengatakan kepuasan kerja. Sebenarnya kedua istilah tersebut sering

digunakan secara bergantian. Yang menentukan kepuasan kerja dan variabel

yang berkaitan dengan pekerjaan yang menentukan kepuasan kerja adalah

pekerjaan yang secara mentalitas memberi tantangan, penghargaan yang

layak, kondisi kerja yang menunjang, dan rekan kerja yang mendukung.

Karyawan cenderung lebih menyukai pekerjaan – pekerjaan yang

memberi mereka kesempatan untuk menggunakan keterampilan dan

kemampuan mereka dan menawarkan tugas – tugas yang bervariasi,

kebebasan, dan umpan balik tentang seberapa baik mereka bekerja.

Karakteristik – karakteristik ini membuat pekerjaan secara mentalitas

menantang. Pekerjaan – pekerjaan yang terlalu kecil tantangannya

menciptakan kebosanan, tetapi terlalu banyak tantangan menciptakan frustasi

dan perasaan gagal. Dibawah kondisi tantangan yang sedang, kebanyakan

karyawan akan mengalami kesenangan dan kepuasan.

Karyawan menginginkan sistem penggajian dan kebijakan promosi yang

mereka rasa wajar, tidak membingungkan, dan sejalan dengan harapan

(33)

tingkat keterampilan individu, dan standar gaji masyarakat, kepuasan akan

tercapai. Sama halnya individu – individu yang merasa bahwa kebijakan

promosi dibuat dengan cara yang adil dan wajar akan mengalami kepuasan

dalam pekerjaan mereka. Para karyawan menaruh perhatian yang besar

terhadap lingkungan kerja mereka, baik dari segi kenyamanan pribadi maupun

kemudahan untuk melakukan pekerjaan dengan baik. Mereka lebih menyukai

lingkungan fisik yang aman, nyaman, bersih, dan memiliki tingkat gangguan

minimum.

Akhirnya orang menginginkan sesuatu dari pekerjaan mereka yang lebih

daripada sekedar uang atau prestasi yang tampak di mata. Bagi sebagian besar

karyawan, bekerja juga dapat memenuhi kebutuhan untuk berinteraksi sosial.

Oleh karena itu, tidak mengherankan bahwa memiliki rekan – rekan kerja

yang ramah dan mendukung dapat meningkatkan kepuasan kerja.

Menurut Gilmer (dikutip dalam Vince Ratnawati & Indra Wijaya Kusuma,

2002: 280) menyatakan bahwa berbagai faktor yang menentukan kepuasan

kerja seseorang antara lain adalah keamanan kerja, faktor intrinsik dari

pekerjaan, dan aspek sosial dari pekerjaan. Seseorang yang merasakan

keamanan kerja sesuai dengan yang dipersepsikannya akan menimbulkan

tingkat kepuasan kerja yang tinggi.

Selanjutnya Robert Kreitner & Angelo Kinicki (dikutip dalam Fransiska

Eka Shinta Praptiningsih, 2004: 60) mengidentifikasikan kepuasan kerja

(34)

berarti bahwa kepuasan kerja bukanlah suatu konsep tunggal. Sebaliknya,

seseorang dapat relatif puas dengan suatu aspek pekerjaannya dan tidak puas

dengan salah satu atau lebih aspek yang lainnya. Kemudian Robbins (dikutip

dalam Fransiska Eka Shinta Praptiningsih, 2004: 60) mengemukakan bahwa

kepuasan kerja merupakan sikap umum seseorang terhadap pekerjaannya.

Menurut Mobley (dikutip dalam Fransiska Eka Shinta Praptiningsih,

2004: 60) karyawan dengan kepuasan kerja akan merasa senang dan bahagia

dalam melakukan pekerjaannya dan tidak berusaha mengevaluasi alternatif

pekerjaan lain. Sebaliknya, karyawan yang merasa tidak puas dalam

pekerjaannya cenderung mempunyai pikiran untuk keluar karena menemukan

pekerjaan yang lebih memuaskan. Kemudian menurut Williams & Hazer

(dikutip dalam Fransiska Eka Shinta Praptiningsih, 2004: 60) kepuasan

mengarah pada respon emosional atas aspek khusus dari pekerjaan

Judge dan Locke (dikutip dalam Fransiska Eka Shinta Praptiningsih, 2004:

60) menggambarkan bahwa kepuasan kerja mencerminkan kegembiraan atau

sikap emosi positif yang berasal dari pengalaman kerja seseorang.

Kegembiraan yang dirasakan oleh karyawan akan memberikan dampak sikap

yang positif bagi karyawan tersebut. Apabila seseorang karyawan merasa puas

akan pekerjaannya, maka karyawan tersebut akan merasa senang, dan terbebas

dari rasa tertekan sehingga akan menimbulakan rasa aman dan tidak

(35)

5. Keinginan berpindah kerja

Menurut Fransiska Eka Shinta Praptaningsih (2004:62), pergantian

karyawan adalah berhentinya individu sebagai anggota suatu organisasi

dengan disertai pemberian imbalan keuangan oleh organisasi yang

bersangkutan. Menurut Fransiska Eka Shinta Praptaningsih (2004:62), tipe

pemberhentian atau pelepasan dapat dibedakan menjadi dua yaitu pelepasan

secara sukarela (yang didasari atas keinginan karyawan itu sendiri) dan

pelepasan terpaksa (yang didasari atas keinginan organisasi, ditambah dengan

kematian dan pengunduran diri atas desakan).

Menurut Dalton, Krachhardt dan Porter ( dikutip dalam Fransiska Eka

Shinta Praptiningsih, 2004: 62) perilaku berpindah kerja suka rela dibedakan

dalam dua kelompok: yang dapat dihindari dan yang tidak dapat dihindari.

Perpindahan kerja secara suka rela yang dapat dihindari disebabkan karena

alasan – alasan upah yang lebih baik di tempat lain, kondisi kerja yang lebih

baik di organisasi lain, masalah dengan kepemimpinan/administrasi yang ada,

serta adanya organisasi lain yang lebih baik. Sedangkan perpindahan kerja

sukarela yang yang tidak dapat dihindari disebabkan oleh alasan – alasan

pindah ke daerah lain karena mengikuti pasangan, perubahan arah karir

individu, harus tinggal di rumah untuk menjaga anak/pasangan, dan

kehamilan

Keinginan berpindah kerja mencerminkan keinginan individu untuk

(36)

Abelson (dikutip dalam Fransiska Eka Shinta Praptiningsih, 2004: 62)

tindakan penarikan diri terdiri atas beberapa komponen yang secara simultan

muncul dalam individu berupa adanya pikiran untuk keluar, keinginan untuk

mencari lowongan pekerjaan lain, dan adanya keinginan untuk meninggalkan

organisasi.

Keinginan berpindah kerja didefinisikan juga sebagai keinginan untuk

meninggalkan organisasi dengan sengaja dan sadar. Keinginan berpindah

kerja mengacu pada hubungannya dengan organisasi dan belum diwujudkan

dalam tindakan pasti meninggalkan organisasi. Keinginan berpindah kerja

dapat mempengaruhi perilaku karyawan. Dalam hal ini, Russ dan McNeilly

(dikutip dalam Mutiara Sibarani Panggabean, 2004: 92) mengemukakan

bahwa apabila karyawan merasa tidak puas, maka mereka tidak akan

berkomitmen dan apabila mereka tidak berkomitmen, mereka akan

berkeinginan untuk pindah kerja. Selanjutnya apabila mereka mulai berpikir

untuk pindah kerja, maka mereka akan sibuk untuk mencari kesempatan kerja

di luar, dan jika mereka memperoleh pekerjaan yang lebih baik di luar,

mereka akan pindah kerja. Apabila kesempatan kerja di luar tidak tersedia

atau kurang menarik, maka mereka secara emosional dan mental mereka akan

keluar dari perusahaan, yaitu dengan sering datang terlambat, tidak masuk

(37)

B. Kajian Pustaka

Berbagai penelitian telah dilakukan untuk menganalisis pengaruh sikap kerja

(work attitudes) terhadap perilaku karyawan (employee behavior). Sikap kerja

yang paling sering diamati adalah kepuasan kerja (job satisfaction), komitmen

organisasi (organizational commitment), dan keinginan berpindah kerja (turnover

intension).

DeConick et al ( dikutip dalam Mutiara Sibarani Panggabean, 2004: 91)

mengemukakan bahwa kepuasan kerja, mempengaruhi komitmen organisasi, dan

kepuasan kerja tidak berhubungan secara langsung dengan keinginan berpindah

kerja, melainkan melalui komitmen organisasi. Dengan kata lain mereka

berpendapat bahwa komitmen organisasi berperan sebagai variabel mediator

terhadap hubungan kepuasan kerja dengan keinginan berpindah kerja.

Menurut Camp ( dikutip dalam Mutiara Sibarani Panggabean, 2004: 91)

keinginan untuk pindah kerja hanya dipengaruhi oleh komitmen organisasi,

kepuasan kerja tidak berpengaruh terhadap keinginan berpindah kerja. Di lain

pihak, Blau dan Boal ( dikutip dalam Mutiara Sibarani Panggabean, 2004: 91)

berpendapat bahwa kepuasan kerja dapat secara langsung mempengaruhi

keinginan berpindah kerja (tidak melalui komitmen organisasi).

Penelitian yang dilakukan oleh Vince dan Indra (dikutip dalam Fransiska Eka

Shinta Praptiningsih, 2004: 60) memprediksi bahwa kepuasan kerja mempunyai

hubungan negatif dengan keinginan berpindah. Sehingga diperlukan upaya untuk

(38)

meningkatkan komitmen organisasi dan akan mengurangi keinginan berpindah.

Pada umumnya para peneliti sependapat bahwa kepuasan kerja merupakan suatu

pernyataan tentang sikap terhadap perlakuan yang diterima karyawan di tempat

kerja.

Pada umumnya karakteristik yang berpengaruh terhadap keinginan berpindah

kerja adalah komitmen organisasi dan kepuasan kerja. Banyak penelitian yang

menunjukkan bahwa konflik peran merupakan variabel antesenden dari komitmen

organisasi yang berkorelasi dengan kepuasan kerja, dan menimbulkan

konsekuensi keinginan berpindah kerja, Bline et al (dikutip dalam Vince

Ratnawati dan Indra Wijaya Kusuma, 2002: 278). Hasil penelitian Agus Arianto

Toly (dikutip dalam Fransiska Eka Shinta Praptiningsih, 2004: 59) juga

menunjukkan korelasi yang kuat antara komitmen organisasional dengan

kepuasan kerja.

Para peneliti juga mengemukakan bahwa setiap dimensi yang komitmen

organisasi, yaitu komitmen afektif, komitmen berkelanjutan, dan komitmen

normatif, masing – masing mempengaruhi keinginan berpindah kerja (Mutiara

Sibarani Panggabean, 2004: 97).

Penelitian yang dilakukan oleh Vince dan Indra (dikutip dalam Fransiska Eka

Shinta Praptiningsih, 2004: 60) memprediksi bahwa kepuasan kerja mempunyai

hubungan negatif dengan keinginan berpindah. Dengan demikian diperlukan

upaya untuk meningkatkan kepuasan kerja karena peningkatan kepuasan kerja

(39)

berpindah. Pada umumnya para peneliti sependapat bahwa kepuasan kerja

merupakan suatu pernyataan tentang sikap terhadap perlakuan yang diterima

karyawan di tempat kerja.

C. Pengaruh komitmen organisasi dan kepuasan kerja terhadap keinginan ka­

ryawan berpindah kerja

Pada umumnya perusahaan selalu berusaha untuk mengurangi tingkat

perputaran yang terjadi pada karyawannya. Tingginya tingkat perputaran

karyawan pada perusahaan akan mengakibatkan timbulnya kerugian yang cukup

material terhadap perusahaan. Tingkat perputaran karyawan perusahaan pada

umumnya disebabkan dua hal yaitu atas keinginan perusahaan atau atas keinginan

karyawan itu sendiri.

Pada umumnya karakteristik yang berpengaruh terhadap keinginan berpindah

kerja adalah komitmen organisasi dan kepuasan kerja. Banyak penelitian yang

menunjukkan bahwa konflik peran merupakan variabel antesenden dari komitmen

organisasi yang berkorelasi dengan kepuasan kerja, dan menimbulkan

konsekuensi keinginan berpindah kerja, Bline et al (dikutip dalam Vince

Ratnawati dan Indra Wijaya Kusuma, 2002: 278) Hasil penelitian Agus Arianto

Toly (dikutip dalam Fransiska Eka Shinta Praptiningsih, 2004: 59) juga

menunjukkan korelasi yang kuat antara komitmen organisasional dengan

kepuasan kerja.

Para peneliti juga mengemukakan bahwa setiap dimensi yang termasuk

(40)

komitmen normatif, masing – masing mempengaruhi keinginan berpindah kerja

(Mutiara Sibarani Panggabean, 2004: 97).

Penelitian yang dilakukan oleh Vince dan Indra (dikutip dalam Fransiska Eka

Shinta Praptiningsih, 2004: 60) memprediksi bahwa kepuasan kerja mempunyai

hubungan negatif dengan keinginan berpindah. Sehingga diperlukan upaya untuk

meningkatkan kepuasan kerja karena peningkatan kepuasan kerja bisa

meningkatkan komitmen organisasi dan akan mengurangi keinginan berpindah.

Pada umumnya para peneliti sependapat bahwa kepuasan kerja merupakan suatu

pernyataan tentang sikap terhadap perlakuan yang diterima karyawan di tempat

kerja.

Russ dan McNeilly (dikutip dalam Mutiara Sibarani Panggabean, 2004: 92)

mengemukakan bahwa apabila karyawan merasa tidak puas, maka mereka tidak

akan berkomitmen dan apabila apabila mereka tidak berkomitmen, mereka akan

berkeinginan untuk pindah kerja.

D. Hipotesis

H1:Komitmen organisasi berpengaruh negatif terhadap keinginan berpindah kerja

H2:Kepuasan kerja berpengaruh negatif terhadap keinginan berpindah kerja

H3:Komitmen organisasi dan kepuasan kerja secara simultan berpengaruh

(41)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini penulis melakukan penelitian dengan menggunakan studi

kasus, yaitu penelitian yang memusatkan pada suatu obyek tertentu secara

langsung pada sebuah perusahaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengumpulkan

informasi dan data yang diperoleh dalam menganalisis tentang pengaruh

komitmen organisasi dan kepuasan kerja terhadap keinginan karyawan berpindah

kerja di perusahaan, sehingga kesimpulan yang diperoleh hanya untuk perusahaan

tersebut saja.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Lokasi penelitian

Penelitian ini dilakukan di BMT Al-Ikhlas Prambanan.

2. Waktu penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus 2006 sampai dengan bulan

September 2006

C. Subyek dan Obyek Penelitian

Subyek pada penelitian ini adalah karyawan pada BMT Al-Ikhlas Prambanan.

Sedangkan obyeknya adalah komitmen organisasi, kepuasan kerja dan keinginan

(42)

D. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah sebagai wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek

yang mempunyai karakteristik tertentu dan mempunyai kesempatan yang

sama untuk dipilih menjadi anggota sampel (Umar Hussein, 2001: 77).

Populasi yang diambil oleh peneliti di sini adalah karyawan pada bagian

administrasi di BMT Al-Ikhlas Prambanan.

2. Sampel

Sampel merupakan bagian kecil dari suatu populasi (Umar Hussein, 2001:

77). Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah semua karyawan pada

bagian administrasi, bukan karyawan yang menjabat sebagai manajer dan office

boy atau sampel sama dengan populasi. Sehingga tidak menggunakan teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini.

E. Variabel Penelitian

Penelitian ini mengunakan dua jenis variabel yaitu variabel bebas dan variabel

terikat:

1. Variabel Bebas, yaitu Komitmen Organisasi (X1) dan Kepuasan Kerja

Karyawan (X2)

2. Variabel Terikat, yaitu Keinginan Karyawan Berpindah Kerja (Y)

F. Definisi Operasional

1. Variabel bebas (X) terdiri dari dua macam yaitu:

(43)

Porter et al (dikutip dalam Mutiara sibarani Panggabean, 2004: 94),

mendefinisikan komitmen organisasi adalah sebuah

tanggapan afektif yang berasal dari hasil evaluasi terhadap situasi

pekerjaan yang menghubungkan seseorang dengan organisasi.

Secara khusus Porter et al menyatakan bahwa komitmen organisasi

sebagai identifikasi dan keterlibatan yang relatif kuat dari seseorang

terhadap organisasi.

b. Variabel bebas kedua (X2) adalah kepuasan kerja.

Robert Kreitner & Angelo Kinicki (dikutip dalam Fransiska

Eka Shinta Praptiningsih, 2004: 60) mengidentifikasi kepuasan

kerja adalah suatu respon emosional terhadap berbagai aspek

pekerjaan. Definisi ini berarti bahwa kepuasan kerja bukanlah suatu

konsep tunggal. Sebaliknya seseorang dapat relatif puas dengan

suatu aspek pekerjaannya dan tidak puas dengan salah satu atau lebih

aspek yang lainnya. Kemudian Robbins (dikutip dalam Fransiska

Eka Shinta Praptiningsih, 2004: 60) mengemukakan bahwa

kepuasan kerja merupakan sikap umum seseorang terhadap

pekerjaannya.

2. Variabel terikat (Y) adalah keinginan berpindah kerja

Keinginan berpindah kerja didefinisikan sebagai keinginan untuk

meninggalkan organisasi dengan sengaja dan sadar. Keinginan berpindah

(44)

diwujudkan dalam tindakan pasti meninggalkan organisasi (Mutiara

Sibarani Panggabean, 2004: 92)

G. Pengukuran Variabel

Pengukuran variabel yang digunakan adalah teknik kuesioner dengan

memperhatikan skala Likert (dikutip dalam Indri Hapsarie, 1999 : 31):

1. Komitmen organisasi pengukuran variabelnya dengan memberikan penilaian

atau bobot sebagai berikut:

Sangat Setuju (SS) diberi bobot 5

Setuju (S) diberi bobot 4

Cukup Setuju (CS) diberi bobot 3

Tidak Setuju (TS) diberi bobot 2

Sangat Tidak Setuju (STS) diberi bobot 1

2. Kepuasan kerja pengukuran variabelnya dengan memberikan penilaian atau

bobot sebagai berikut:

Sangat Setuju (SS) diberi bobot 5

Setuju (S) diberi bobot 4

Cukup Setuju (CS) diberi bobot 3

Tidak Setuju (TS) diberi bobot 2

(45)

3. Keinginan karyawan berpindah kerja diberi penilaian atau bobot senilai be­

rikut:

Sangat Setuju (SS) diberi bobot 5

Setuju (S) diberi bobot 4

Cukup Setuju (CS) diberi bobot 3

Tidak Setuju (TS) diberi bobot 2

Sangat Tidak Setuju (STS) diberi bobot 1

4. Untuk item pernyataaan yang negatif diberi penilaian atau bobot senilai be­

rikut:

Sangat Setuju (SS) diberi bobot 1

Setuju (S) diberi bobot 2

Cukup Setuju (CS) diberi bobot 3

Tidak Setuju (TS) diberi bobot 4

Sangat Tidak Setuju (STS) diberi bobot 5

H. Jenis dan Sumber Data

Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah:

1. Data Primer

adalah data yang diambil langsung dari objek penelitian. Data primer ini

diperoleh dari karyawan BMT AL-IKHLAS Prambanan tentang bagaimana

pengaruhnya komitmen organisasi dan kepuasan kerja terhadap keinginan

(46)

2. Data Sekunder

adalah data yang diambil dengan membaca atau mencatat data yang

berhubungan dengan penelitian. Data sekunder diambil dari perusahaan

tentang profil perusahaan dan data lainnya yang mendukung dalam penelitian.

I. Teknik Pengumpulan Data

1. Kuesioner

Kuesioner merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan memberikan

atau menyebarkan daftar pertanyaan/pernyataan kepada responden dengan

harapan memberikan respon atas daftar pertanyaan tersebut (Umar Hussein,

2001: 49).

a. Data Responden

Kuesioner tersebut terdiri dari 5 item,dimana 5 item tersebut

menanyakan data diri dari setiap responden.

b. Persepsi Karyawan tetang Komitmen Organisasi, Kepuasan kerja,

Keinginan Karyawan Pindah kerja

Kuesioner tersebut terdiri dari 54 item yang terbagi atas kepuasan

kerja diukur dengan 22 pertanyaan untuk 4 faktor kepuasan (faktor

financial, faktor fisik, faktor sosial, faktor psikologis), komitmen

oraganisasi diukur dengan 22 pertanyaan untuk 3 komponen (affective

commitment, continuance commitment, dan normative commitment), keinginan untuk pindah kerja diukur dengan 5 pertanyaan pada jenis skala

(47)

2. Observasi

Teknik ini menuntut adanya pengamatan dari si peneliti baik secara

langsung maupun tidak langsung terhadap objek penelitiannya (Umar

Hussein, 2001: 51).

3. Wawancara

Wawancara merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang dapat

dilakukan secara langsung berhadapan dengan yang diwawancarai tetapi dapat

juga secara tidak langsung seperti memberikan daftar pertanyaan untuk

dijawab pada kesempatan lain (Umar Hussein, 2001: 51)

J. Teknik Pengujian Instrumen

Di dalam penelitian, data mempunyai kedudukan yang paling tinggi karena

data merupakan penggambaran variabel yang diteliti, dan berfungsi sebagai alat

pembuktian hipotesis. Benar tidaknya tergantung dari baik tidaknya instrumen

pengumpul data (Arikunto, 1991: 160).

1. Uji Validitas

Di dalam penelitian ini, salah satu instrumen yang digunakan untuk

memperoleh data adalah kuesioner. Validitas dapat dijelaskan sebagai suatu

derajat ketepatan, ketelitian atau akurasi yang ditujukan oleh instrumen

pengukuran (Umar Hussein, 1997: 60), sebagai berikut

(48)

Dimana :

n = banyaknya responden

X = nilai dari item

Y = nilai dari total item

rxy = koefesien korelasi product moment

Jika rhitung > rtabel, maka butir – butir kuesioner adalah valid

Jika rhitung ≥ rtabel, maka butir – butir kuesioner adalah valid

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah derajat kecepatan alat ukur yang diukur (Umar

Hussein, 1997: 60)

Instrumen yang reliabel dapat juga dikatakan sebagai instrumen yang bila

digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama akan

menghasilkan hasil yang sama pula. Rumus untuk mengukur reliabilitas ini

yaitu menggunakan Spearman Brown (Arikunto, 1991: 171), sebagai berikut

xy

rtt = reliabilitas instrumen antara item ganjil dan item genap

rxy = koefisien product moment (hasil validitas)

Apabila rtt > r tabel , maka kuesioner memenuhi syarat reliabilitas.

(49)

K. Teknik Analisis Data

Analisis statistik deskriptif, digunakan untuk mendeskripsikan persepsi karya­

wan mengenai komitmen organisasi dan kepuasan kerja yang dapat mempengaru­

hi keinginan karyawan berpindah kerja. Analisis statistik digunakan untuk mende­

skripsikan variabel komitmen afektif, komitmen normatif, komitmen berkelanju­

tan, faktor fisik, faktor finansial, faktor psikologis, faktor sosial, dan keinginan

pindah kerja berdasarkan data lapangan yang diperoleh dari karyawan yang men­

jadi responden dalam penelitian ini.

Paparan deskriptif mengenai variabel penelitian dilihat dari mean

masing-masing variabel. Dengan membuat interval tertentu pada jawaban yang diberikan

oleh responden. Analisis statistik inferensial digunakan untuk menguji pengaruh

komitmen organisasi dan kepuasan kerja terhadap keinginan berpindah kerja.

Untuk menguji hipotesis ini dilakukan dengan:

1. Analisis Regresi Berganda

Analisis regresi ganda digunakan untuk meramalkan bagaimana keadaan

(naik turunnya) variabel dependent, bila dua atau lebih variabel independent

sebagai faktor prediktor (dinaik turunkan nilainya). Persamaan regresi untuk 2

(50)

b1, b2 = koefisien regresi dari variabel bebas

X1 = komitmen organisasi

X2 = kepuasan kerja

2. Uji t (t test)

Uji t digunakan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh variabel X

secara parsial dan signifikan terhadap variabel Y, bila diasumsikan variabel X

yang lain tetap. Bila thitung < ttabel maka ada pengaruh yang signifikan dari

variabel bebas terhadap variabel terikat. Sebaliknya apabila thitung > ttabel maka

tidak ada pengaruh yang signifikan dari variabel-variabel bebas terhadap

variabel terikat. Dan bila thitung ≤ ttabel maka ada pengaruh yang signifikan dari

variabel – variabel bebas terhadap variabel terikat.

3. Uji F (F test)

Uji F digunakan untuk menguji ada tidaknya pengaruh yang signifikan

variabel bebas secara bersama-sama terhadap variabel terikat. Bila Fhitung >

Ftabel, maka ada pengaruh yang signifikan dari variabel bebas terhadap variabel

terikat secara bersama-sama, sebaliknya jika Fhitung < Ftabel maka tidak ada

pengaruh yang signifikan dari variabel-variabel bebas terhadap variabel

terikat. Dan bila Fhitung ≥ Ftabel maka ada pengaruh yang signifikan dari variabel

(51)

BAB IV

GAMBARAN UMUM

A.Sejarah Berdirinya BMT AL-IKHLAS PRAMBANAN

Sistem keuangan Islam yang berpihak pada kepentingan kelompok mikro

sangat penting. Berdirinya bank syariah yang terus mengalami perkembangan

pesat membawa andil yang sangat baik dalam tatanan sistem keuangan di

Indonesia.

Bagaimanapun, lembaga keuangan bank, memiliki sistem dan prosedur yang

baku sehingga tidak mampu menjangkau masyarakat lapis bawah dan kelompok

mikro. Sehingga potensi besar yang dimiliki oleh sektor mikro, tidak

berkembang.

Masalah yang dihadapi oleh pengusaha mikro tidak semata – mata pada

sektor permodalan, tetapi masih banyak aspek lain yang memerlukan perbaikan

dan pendampingan. Manajemen yang asal – asalan, standar mutu produk yang

labil, pemasaran yang belum terencana serta aspek lain merupakan problem yang

lazim dihadapi sektor mikro.

PINBUK (Pusat Inkubasi Usaha Kecil) yang keberadaannya telah menyebar

di semua propinsi di Indonesia, merasa prihatin terhadap kondisi usaha mikro.

Melalui beberapa pengkajian yang panjang dan mendalam, maka dirumuskanlah

sistem keuangan yang lebih sesuai dengan kondisi usaha mikro dan sesuai dengan

(52)

Baitul Maal merupakan bidang sosial, yang bergerak dalam penggalangan

dana zakat, infak, sedekah dan dana – dana sosial lain serta mentasyarufkannya

untuk kepentingan sosial secara terpola dan berkesinambungan. Sedangkan baitul

tamwil, merupakan bidang bisnis yang menjadi penyangga operasional BMT. Bidang tamwil ini bergerak dalam penggalangan dana masyarakat dalam bentuk;

simpanan (tabungan dan deposito) serta menyalurkan dalam bentuk pembiayaan

usaha mikro dengan sistem; jual-beli, bagi hasil maupun jasa.

Ide pendirian BMT Al-Ikhlas Prambanan muncul dari adanya pendidikan

dan pelatihan (diklat) menejemen zakat dan ekonomi syari’ah (MZES) angkatan I

Semarang yang diselenggrakan oleh Yayasan Dompet Dhuafa Republika (DDR)

pada awal November 1994. Dihadiri oleh Bapak Ahmad Sumiyanto, SE , ide

konsep pendirian BMT AL-IKHLAS pusat mulai dibicarakan pada bulan

September 1994, namun masih dalam tahap pemikiran dan belum direalisasikan.

Kemudian pada bulan Oktober 1994, beliau mengikuti magang di BMT HABAH

Jakarta Selatan yang diselenggarakan oleh YP2SU (Yayasan Penngkatan

Pengembangan Sumber Daya Umat) dari biro kajian dan peluang bisnis.

Konsep rencana untuk mendirikan BMT AL-IKHLAS Pusat Yogyakarta

baru bisa direalisasikan pada tanggal 1 Februari 1995 yang dipelopori oleh Bapak

Ahmad Sumiyanto, SE , dan beberapa orang temannya yang tergabung dalam

YP2SU (Yayasan Penngkatan Pengembangan Sumbr Daya Umat). Pada

permulaan BMT AL-IKHLAS Pusat Yogyakarta, beliau mempunyai modal

(53)

dari Yayasan Dompet Dhuafa Republika (DDR), dengan modal ini, BMT

AL-IKHLAS Pusat Yogyakarta siap beroperasi dengan alamat Pogung Blok A-17,

Jalan Kaliurang Yogyakarta. Kemudian pada tanggal 21 April 1995, BMT

AL-IKHLAS Pusat Yogyakarta diresmikan oleh ketua Ikatan Cendekiawan Muslim

Indonesia (ICMI), Bapak Prof. Ir. BJ. Habibie bersama dengan sembilan BMT

lainnya yang berada di wilayah Yogyakarta, Jawa Tengah, dan Malang yang

sama-sama bermitra dengan Yayasan Dompet Dhuafa Republika (DDR),

sehingga BMT AL-IKHLAS Pusat Yogyakarta merupakan salah satu anggota

Forum Ekonomi Syari’ah Yogyakarta (FESY).

Tujuh bulan kemudian, tepatnya setelah mengadakan studi kelayakan, BMT

AL-IKHLAS Pusat Yogyakarta akhirnya pindah ke Sagan, tepatnya di Jalan Prof.

Dr, Herman Yohanes 103E, Sagan Yogyakarta, Telepon (0274) 580992. Alasan

pemilihan lokasi ini adalah mendekati mitra yang potensial, yaitu para

mahasiswa. Sampai saat ini, BMT AL-IKHLAS Pusat Yogyakarta masih

beralamat sama dan sudah menempati sebuah kantor yang representative.

Beberapa bulan kemudian, BMT AL-IKHLAS Pusat membuka cabang di daerah

Prambanan, yaitu BMT AL-IKHLAS Prambanan. Alasan dibukanya cabang di

daerah Prambanan karena banyaknya mitra di daerah Yogyakarta timur dengan

tujuan agar dekat dengan mitra dan juga karena investor menginginkan supaya

dapat membantu umat khususnya di daerah Prambanan seperti industri kecil,

warung makan, pasar, dan lain-lain. Daerah Prambanan mempunyai pangsa pasar

(54)

AL-IKHLAS Prambanan diresmikan pada tanggal 5 Oktober 2003, tepatnya di

jalan Yogya-Solo Km 17 No.4 Tlogo, Prambanan, Klaten. Mulai tanggal 19 Juni

2006, BMT AL-IKHLAS Prambanan menempati gedung baru, yaitu di Jalan.

Yogya-Solo km 17, Kios Sidodadi 32, Tlogo, Prambanan, Klaten, sekitar 1 (satu)

kilometer arah ke timur dari lokasi kantor yang lama.

1. Visi dan Misi BMT AL-IKHLAS PRAMBANAN

a. Visi

Visi merupakan suatu gambaran ideal yang ingin dicapai oleh perusahaan

pada masa yang akan datang. Visi dari BMT AL-IKHLAS adalah

mengembangkan lembaga keuangan syari’ah yang profesional di wilayah

Prambanan yang didukung oleh sektor riil yang tangguh.

b. Misi

Misi dari BMT AL-IKHLAS Prambanan, adalah

1) Pelayanan yang memuaskan bagi anggota dan mitra

 Anggota yaitu orang – orang yang ikut atau tergabung dalam koperasi BMT AL-IKHLAS Prambanan, baik dari dalam

perusahaan maupun dari luar yang telah membayar simpanan

pokok sebesar satu juta rupiah.

 Mitra yaitu orang – orang atau badan usaha yang memiliki simpanan atau pinjaman dan atau kerjasama dengan BMT

AL-IKHLAS Prambanan (dalam perbankan mitra dapat disebut juga

(55)

2) Mengembangkan sistem ekonomi dengan konsep bagi hasil (profit

and loss sharing)

3) Memberikan kesejahteraan bagi anggotanya

c. Tujuan

Tujuan dari BMT AL-IKHLAS Prambanan,yaitu:

1) Tujuan Umum

Memberikan alternatif simpan pinjam yang bebas riba

2) Tujuan Strategis

Mengangkat perekonomian pengusaha kecil di wilayah Prambanan

dengan konsep bagi hasil

3) Target BMT AL-IKHLAS Prambanan

Tercapainya kemampuan rentabilitas BMT AL-IKHLAS Prambanan

yang cukup sehat

2. lokasi dari BMT AL-IKHLAS PRAMBANAN

Lokasi pertama didirikannya BMT AL-IKHLAS Prambanan berada di

Jalan Yogya-Solo KM 17 no.4 Tlogo Prambanan Klaten, tetapi karena ada

musibah gempa bumi yang terjadi pada tanggal 27 Mei 2006, membuat

bangunan yang ditempati BMT AL-IKHLAS Prambanan sebagian rusak, dan

sudah tidak layak untuk ditempati, maka mulai tanggal 19 Juni 2006, BMT

AL-IKHLAS Prambanan menempati gedung baru, yaitu di Jalan. Yogya-Solo

km 17, Kios Sidodadi 32, Tlogo, Prambanan, Klaten, sekitar 1 (satu)

(56)

3. Bentuk Lembaga BMT AL-IKHLAS Prambanan

Bentuk lembaga dari BMT AL-IKHLAS Prambanan, adalah merupakan

salah satu lembaga keuangan mikro syari’ah yang berada di Indonesia, dengan

tujuan berupaya mengangkat perekonomian Indonesia, terutama di sektor

mikro.

B. Struktur Organisasi BMT AL-IKHLAS Prambanan

Struktur Oraganisasi dan Sumeber Daya Manusia BMT AL-IKHLAS

Prambanan

Keterangan:

1. Manajer Cabang : Agus Wibowo

2. Internal Auditor : Eko Setyawan

3. Kord. Marketing : Agustono

4. Kord. Operasional : Muh. Jayadi 1

2 3 4

Gambar

Gambar 4.1 Struktur Organisasi BMT AL-IKHLAS.....................................
Tabel IV.1Pengelompokan Karyawan Berdasarkan Jenjang Pendidikan
Tabel V.1Hasil Perhitungan Uji Validitas
Tabel V.2Hasil Perhitungan Uji Reliabilitas
+7

Referensi

Dokumen terkait

 Teknologi mekanik adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang proses atau prinsip pembuatan dan cara kerja dari suatu benda sehingga diperoleh hasil yang

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa karya ilmiah ini yang berjudul: Kebijakan Pemerintah Indonesia Dalam Penegakan Hukum Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Di Wilayah Negara Republik

Persentase penduduk miskin yang tinggal di daerah perkotaan pada bulan September 2014 terhadap penduduk miskin Jawa Barat adalah sebesar 60,25 persen.2.

Sayyid Abul A‘la Maududi (1967) menegaskan Islam menyediakan asas norma-norma moral dan nilai untuk membimbing dan mengawal keseluruhan hidup manusia. Ia memberi kod

Hasil kegiatan menunjukan bahwa Sebagian besar guru memiliki pemahaman secara komprehensif mengenai teknik-teknik pembimbingan, pelaksanaan praktek pengenalan lapangan

Oleh sebab itu pendekatan Heuristik Silver Meal sangat menunjang untuk membantu menyelesaikan permasalahan yang ada di PG Watoe Toelis Sidoarjo yaitu dapat melakukan perencanaan

Cari link join untuk departemen anda pada tabel dibawah, kemudian pada tab baru tersebut, ketik link join kelas EFL dan TPA Maba sesuai dengan Asal Departemen anda, dan klik

Selanjutnya, penelitian ini di fokuskan pada pembuatan scaffold berpori dan coating scaffold berpori menggunakan larutan kitosan dengan metode dip-coating sehingga di