• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Terdapat lebih dari 150 lokasi parkir di Jakarta yang telah dikelola oleh

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODELOGI PENELITIAN. Terdapat lebih dari 150 lokasi parkir di Jakarta yang telah dikelola oleh"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODELOGI PENELITIAN

3.1 Lokasi Penelitian

Terdapat lebih dari 150 lokasi parkir di Jakarta yang telah dikelola oleh secure parking namun penulis mengambil lokasi POINS SQUARE sebagai tempat penelitian. Karena dilokasi tersebut terdapat Mall dan Apartement dan pelayanan parkir di lokasi tersebut dibuka 24jam.

3.2 Sejarah Perusahaan

Secure parking didirikan sejak tahun 1979 di Sydney Australia oleh 2 (dua) bersaudara Garth Mathews & Brett Mathews. Secure parking kini telah berkembang dan menjadi perusahaan penyedia jasa pelayanan pengelolaan perparkiran terbesar di Australia dan Indonesia .Secure parking menjadi seperti saat ini karena keinginan untuk selalu menjaga dan memperkuat hubungan kemitraan melalui setiap aspek pelayanan operasional.

Di Indonesia, Secure parking telah melayani negeri ini sejak tahun 1992 dan telah memiliki lokasi parkir dalam operasional sebanyak 280 lokasi yang tersebar di beberapa kota besar di Indonesia, yakni Jabodetabek, Bandung, Yogyakarta, Surabaya, Malang, Medan, Batam, Pekanbaru, Palembang, Manado dan Jambi dengan total pengelolaan lebih dari 410.000 petak parkir dan didukung oleh lebih dari 10.000 putra putri Indonesia terpilih & terlatih.

(2)

Salah satu kunci sukses Secure parking hari ini adalah bahwa Secure parking menggabungkan teknologi-teknologi terbaru terhadap semua aspek manajemen perparkiran untuk menjadikan setiap pemilik properti dan para pengguna jasa parkir menjadi satu tanpa adanya batasan yang digabungkan dalam suatu program dan fasilitas pelayanan. Dan Secure parking merupakan satu-satunya perusahaan pengelola jasa perparkiran yang meraih sertifikat ISO 9001:2000 (Systems and Services Certification) untuk Car Park Management Systems.

Secure parking memupuk dan membina kerjasama yang kokoh dan dinamik dengan setiap pengelola/pemilik properti yang telah menjadi bagian dari jaringan Secure parking untuk secara aktif dan konsisten memelihara dan meningkatkan kualitas pelayanan di lokasi secara berkesinambungan, serta secara agresif membentuk program-program pertambahan nilai pelayanan bersinergi dengan tim pemasaran/promosi dari setiap properti guna memenuhi harapan dan meningkatkan kepuasan para pengguna jasa parkir.

3.3 Visi Dan Misi P.T. SEKURINDO PACKATAMA INDONESIA (Secure parking)

3.3.1 Visi

Menjadi perusahaan parkir yang maju dan terkemuka dan mempunyai reputasi yang terbaik di asia melalui SDM yang mempunyai kompetensi tinggi.

(3)

3.3.2 Misi

Menjalankan bisnis perparkiran berdasarkan inovasi dan menyelenggarakan prinsip-prinsip operasinal yang terbaik dengan SDM yang kompeten serta memiliki hubungan eksternal yang baik dengan menggunakan konsep manajemen yang baik dan sesuai dengan acuan internasional.

3.3.3 Kebijakan Mutu

Kami bertekad untuk tetap tetap menjadi perusahaan terkemuka dibidang jasa perparkiran yang senantiasa mengedepankan kualitas yang dinilai dari pelayanan melalui kejujuran.

Sikap proaktif, keramahan dikembangkan dalam diri serta terus menerus mengupayakan tindakan perbaikan di segala bidang.

3.4 Metode Penelitian

Dalam melakukan penyusunan penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian deskriptif yakni dengan menggunakan data-data faktual yang ada pada PT. SECURINDO PACKATAMA INDONESIA (SECURE PARKING). Sehingga dapat diolah secara akurat dan juga semaksimal mungkin dapat memaparkan data-data dan fakta-fakta dengan menggunakan formula yang ada dengan sistematis.

(4)

3.5Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi dalam penelitian ini merupakan konsumen atau pengunjung Poins Square yang memarkirkan kendaraannya di dalam area parkir. Metode pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan metode non probability sampling yakni teknik sampling yang memberikan peluang atau kesempatan tidak sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dijadikan sampel. Teknik ini mengambil sampel dengan melakukan cara accidentalsampling yang artinya pengambilan sampel dalam anggota populasi dilakukan secara fakta dan bukan dimbil karena kebutuhan. Berdasarkan jumlah populasi, maka penulis menetapkan jumlah sample dengan menggunakan rumus (Iqbal Hasan, 2002:61) ssebagai berikut:

Dimana :

n = jumlah sampel

N = populasi

e = persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sample yang masih dapat ditolelir/diinginkan, misalnya 10%.

Untuk menentukan besarnya ukuran sampel yang dapat mewakili populasinya,

terlebih dahulu dihitung jumlah populasinya yaitu konsumen atau pengunjung Poins

(5)

konsumen atau pengunjung tersebut adalah 9458Orang, adapun jumlah populasi diketahui

dengan cara melihat atau melakukan survei memarkirkan kendaraannya di dalam area

parkirPoins SquareMaka jumlah sampel peneliti dengan menggunakan rumus Slovin :

N n =

——————

1 + N (e)² 9458 n =

—————

[ 1 + (9458 (0,15)² ] 9458 n =

—————

212.805 n = 44,44 ≈ dibulatkan 44 3.6 Variabel Pengukuran

Dalam melakukan penelitian ini, penulis hanya menggunakan variabel tunggal, yaitu pengambilan keputusan untuk diteliti. Sedangkan untuk faktor-faktor lain yang akan diteliti, hal tersebut hanya merupakan faktor-faktor pendukung dalam melakukan penelitian ini.

Skala pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah Skala Nominal yaitu di mana angka yang diberikan pada suatu kategori tidak menggambarkan kedudukan kategori tersebut terhadap kategori lainnya, tetapi hanya sekedar kode atau label saja.Sedangkan di dalam kuesioner, skala

(6)

pengukuran yang digunakan adalah Skala Likert yaitu angka yang diberikan di mana angka-angka tersebut mengandung pengertian tingkatan.Ukuran ini tidak memberikan nilai absolut terhadap objek, tetapi hanya memberikan urutan atas dasar sikapnya pada obyek atau tindakan tertentu. Penilaian yang digunakan dalam kuesioner adalah sebagai berikut:

- 1 (Sangat Tidak Puas) Skor Nilai = 1 - 2 (Tidak Puas) Skor Nilai = 2 - 3 (Biasa Saja) Skor Nilai = 3

- 4 (Puas) Skor Nilai = 4

- 5 (Sangat Puas) Skor Nilai = 5

3.7Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional adalah petunjuk untuk dapat melakukan pengukuran tersebut harus dilakukan dan alat apa yang dapat dipergunakan untuk melakukan pengukuran tersebut.

Pada table 3.1 terdapat variable, dimensi, dan indikatoryang berkaitan dengan kepuasan konsumen terhadap pelayanan parkir, yang meliputi :

Tabel 3.1 Variabel, Dimensi, dan Indikator

Variabel Dimensi Indicator

Kepuasan Konsumen

Keandalan • Ketepatan dan Kecepatan

(7)

Terhadap Pelayanan Parkir Pada P.T. Securindo Packatama Indonesia (Secure parking) (Reability) uang

• Keakuratan dalam penginputan data Ketanggapan

(Responsiveness)

• kemampuan untuk cepat dan tanggap terhadap komplain yang disampaikan oleh konsumen.

• kemampuan untuk cepat dan tanggap dalam menghadapi masalah yang timbul.

• kejelasan dalam penyampaian informasi.

• kesediaan karyawan dalam membantu konsumen.

Empati

(Emphaty)

• selalu bertanggung jawab dan memberikan perhatian terhadap trnsaksi yang dilakukan

• selalu memberikan perhatian secara individu kepada konsumen.

(8)

• Karyawan dapat berkomunikasi dengan baik kepada konsumen.

Hal yang terwujud

(tangieles)

Jaminan

(asurance)

• penampilan dan kerapihan karyawan

• kebersihan dan kenyamanan tempat parkir.

• kemuktakhiran peralatan dan teknologi.

• kemampuan karyawan dalam menyelesaikan masalah.

• kesabaran karyawan dalam menghadapi konsumen.

• kemampuan karyawan dalam memberikan rasa aman dan nyaman. • karyawan memberikan penjelasan

secara benar dan jujur.

Sumber : J. Supranto (2006:244) (Pengukuran Tingkat kepuasan Konsumen)

(9)

3.8 Metode Pengumpulan Data

Terkait langsung maupun secara tidak langsung, maka penulis menggunakan beberapa cara atau metode dalam mengumpulkan data. Sebagai berikut :

1. Penelitian kepustakaan (library search)

Metode penelitian yang didasarkan pada bidang perpustakaan, peneliti mencari sumber-sumber ilmiah, yang terdapat dalam buku-buku yang erat hubungannya dengan skipsi ini.

2. Penelitian lapangan (field research)

Penelitiaan lapangan ini menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer adalah Sumber data yang langsung didapat dari para konsumen melalui kuisioner. Sedangkan data sekunder adalah merupakan data-data yang tidak langsung memberikan data, dan merupakan informasi yang didapat melalui orang lain atau dokumen perusahaan

3.9Metode Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam pengolahan data ini adalah dengan menggunakan Analisis Faktor (Factor Analysis) yaitu cara yang digunakan untuk mengidentifikasi variabel dasar atau faktor yang menerangkan pola hubungan dalam suatu himpunan variabel observasi.

Sebelum memasuki proses analisis faktor ini, penulis melakukan editing terlebih dahulu terhadap data mentah yang penulis kumpulkan selama penelitian

(10)

melalui daftar kuisioner yang penulis berikan kepada setiap responden. Setelah data mentah tersebut terkumpul, penulis melakukan pemberian angka pada setiap pertanyaan yang ada di kuesioner tersebut.hal ini dilakukan agar data mentah tersebut dapat dimasukkan ke dalam tabulasi untuk diatur angka-angkanya ke dalam tabel dan dapat dihitung jumlah kasusnya dalam berbagai kategori.Setelah itu baru dapat dilakukan analisis terhadap datanya.

Secara garis besar tahapan pada analisis faktor adalah sebagai berikut : a. Memilih variabel yang layak dimasukkan ke dalam analisis faktor. Jika

sebuah variabel atau lebih berkorelasi lemah dengan variabel lainnya maka variabel tersebut akan dikeluarkan dari analisis faktor. Alat seperti seperti MSA (Measure of Sampling Adequency) atau Bartlett’s Test dapat digunakan untuk keperluan ini, karena berfungsi untuk menguji metode validasi data.

b. Setelah sejumlah variabel terpilih, maka dilakukan “ekstraksi” variabel tersebut hingga menjadi satu atau beberapa faktor. Dalam hal ini digunakan metode principal component.

c. Faktor yang terbentuk dalam banyak kasus kurang menggambarkan perbedaan antara faktor-faktor yang ada, hal tersebut akan mengganggu analisis, karena justru sebuah faktor harus berbeda secara nyata dengan faktor yang lain. Untuk itu, jika isi faktor masih diragukan,dapat dilakukan proses rotasi untuk memperjelas apakah faktor yang terbentuk sudah secara signifikan berbeda dengan faktor lain.

(11)

d. Setelah benar-benar terbentuk, maka proses dilanjutkan dengan memberi nama faktor yang ada.

Data yang terkumpul akan diolah dengan menggunakan program komputer SPSS (Statistical Program For Social Science) versi 16, yang melalui 4 (empat) tahap, yaitu :Editing, Coding, Tabulating, Analyzing.

1. Editing, data mentah di edit guna melengkapi kelengkapan, konsistensi,

dan standarisasi satuan angka yang terdapat dalam daftar kuesioner.

2. Coding, memberikan angka atau kode pada tiap pernyataan agar

memudahkan tahap tabulating.

3. Tabulating, memasukkan data ke dalam tabel tabulasi dan mengatur

angka-angka sehingga dapat dihitung jumlah kasus dalam berbagai kategori.

4. Analyzing, merupakan pengelompokan membuat uraian, memanipulasi

serta menyingkat data sehingga mudah dibaca. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan penjelasan terhadap sesuatu yang diteliti, mencari arti lebih luas dan menghubungkan dengan pengetahuan yang sudah ada.

3.9.1 Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui konsistensi alat ukur, apakah alat pengukur yang digunakan dapat diandalkan dan tetap konsisten jika pengukuran tersebut diulang.Metode pengujian yang digunakan adalah metode Cronbach Alpha.Metode Alpha sangat cocok digunakan pada skor berbentuk skala (1-5).

(12)

Uji signifikasi dilakukan pada taraf signifikasi 0,05, artinya instrumen dapat dikatakan reliabel bila nilai alpha lebih besar dari r kritis product moment. Atau kita bisa menggunakan batasan tertentu seperti 0,6. Menurut pendapat Sekaran dalam Dwi Priyatno (2008) reliabilitas kurang dari 0,6 adalah kurang baik, sedangkan 0,7 dapat diterima dan 0,8 adalah baik.

3.9.2 Uji Validitas

Validitas adalah ketepatan atau kecermatan suatu instrumen dalam mengukur apa yang ingin diukur. Dalam pengujian instrumen data, validitas bisa dibedakan menjadi validitas faktor dan validitas item. Validitas faktor diukur bila item yang disusun menggunakan lebih dari satu faktor (antara faktor yang satu dengan yang lain ada kesamaan). Pengukuran validitas faktor ini dengan mengkorelasikan antara skor faktor (penjumlahan item dalam satu faktor) dengan skor total faktor (skor keseluruhan faktor), sedangkan pengukuran validitas item dengan cara mengkorelasikan antara skor item dengan skor total item.

Validitas item ditunjukkan dengan adanya korelasi atau dukungan terhadapa item total (skor total), perhitungan dilakukan dengan cara mengkorelasikan antara skor item dengan skor total item. Bila kita menggunakan lebih dari satu item berarti pengujian validitas item dengan cara mengkorelasikan antara skor item dengan skor faktor, kemudian dilanjutkan dengan mengkorelasikan antara skor item dengan skor total faktor (penjumlahan dari beberapa faktor). Dari perhitungan korelasi akan didapat koefisien korelasi yang digunakan untuk mengukur tingkat validitas suatu item dan untuk menentukan apakah suatu item layak digunakan atau tidak. Dalam penentuan layak tidaknya

(13)

suatu item yang digunakan biasanya dilakukan uji signifikasi koefisien korelasi pada taraf signifikasi 0,05, artinya suatu item dianggap valid jika berkorelasi signifikan terhadap skor total. Atau jika melakukan penilaian langsung terhadap koefisien korelasi bisa digunakan batas minimal korelasi 0,30. Menurut Azwar dalam Dwi Priyatno (2008) semua item yang mencapai koefisien korelasi minimal 0,30 daya pembedanya dianggap memuaskan.

Gambar

Tabel 3.1 Variabel, Dimensi, dan Indikator

Referensi

Dokumen terkait

kesesuaian tindakan aktor yang terlibat. • Yang menunjukkan bahwa lebih berpengaruh dibandingkan variabel lainnya, yang mana menunjukkan besarnya kekuatan masyarakat dalam

Puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas segalaa anugerah-Nya sehinga penulis akhirnya dapat menyelesaikan skripsi dengan judul PEMBERDAYAAN KARYAWAN DAN

Data Primer, yakni data yang diperoleh dari penelitian langsung pada nelayan anggota penerima bantuan dana Program Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pesisir (PEMP) melalui

Dengan keyakinan bahwa semua anak dilahirkan sama, kesimpulan dari hasil ini adalah yang diajarkan di Indonesia berbeda dengan yang diujikan [yang distandarkan]

bermacam bentuk, seperti gerakan separatis dan lain-lain, antara lain: Gerakan Separatis dengan lepasnya Timor Timur dari Indonesia yang dimulai dengan

Dalam pemikiran Simpson, untuk dapat memperoleh pengudusan orang percaya harus menyadari kebutuhan akan pengudusan, kemudian datang kepada Yesus sebagai pengudus,

dan hapus data dimana fungsi ini akan digunakan juga pada master karyawan level, bagian, jabatan, periode penilaian, faktor, indikator, skala indikator, serta

Keterkaitan langsung dan tidak langsung ke belakang menunjukkan akibat dari suatu sektor tertentu terhadap sektor-sektor yang menyediakan input antara bagi sektor tersebut baik