• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI KABUPATEN SEMARANG BULAN MEI 2016

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI KABUPATEN SEMARANG BULAN MEI 2016"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

KABUPATEN SEMARANG

BULAN MEI 2016

NILAI TUKAR PETANI (NTP) MEI 2016 SEBESAR 100,07 ATAU TURUN 1,04 PERSEN

No. 12/06/3322/Th.II, 23 Juni 2016

 Nilai Tukar Petani (NTP) Kabupaten Semarang bulan Mei 2016 mengalami penurunan 1,04 persen, yaitu dari posisi 101,12 pada bulan April menjadi 100,07. Hal ini disebabkan karena perubahan indeks harga yang diterima petani (It) lebih kecil dari pada perubahan indeks harga yang dibayar petani (Ib). It mengalami penurunan 0,89 persen, dari posisi 124,23 pada bulan April menjadi 123,17 pada bulan Mei 2016. Sementara Ib mengalami kenaikan 0,16 persen, dari posisi 122,85 menjadi 123,04.

 Dari 5 (lima) sub sektor pertanian komponen penyusun NTP, tiga sub sektor mengalami penurunan indeks yaitu sub sektor tanaman pangan sebesar 3,04 persen, sub sektor hortikultura turun 1,04 persen serta subsektor perikanan turun sebesar 1,57 persen. Sedangkan sub sektor yang mengalami kenaikan indeks yaitu sub sektor tanaman perkebunan rakyat naik sebesar 2,39 persen dan sub sektor peternakan naik 0,06 persen.

 Secara umum Indeks harga yang diterima petani mengalami penurunan sebesar 0,89 persen dibanding bulan sebelumnya. Penurunan It dipengaruhi oleh turunnya It pada tiga sub sektor yaitu : sub sektor tanaman pangan turun 2,88 persen, sub sektor hortikultura turun 0,87 persen serta sub sektor perikanan sebesar 1,82 persen. Dua sub sektor yang lain yaitu sub sektor tanaman perkebunan rakyat naik 2,57 persen sedangkan sub sektor peternakan naik sebesar 0,20 persen.

 Indeks harga yang dibayar petani pada bulan Mei mengalami kenaikan 0,16 persen. Kenaikan indeks bayar dipengaruhi oleh naiknya indeks konsumsi Rumah Tangga (IKRT) sebesar 0,13 persen serta naiknya Indeks Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM) sebesar 0,23 persen.

 Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) atau IHK perdesaan di Kabupaten Semarang mengalami kenaikan atau terjadi inflasi pedesaan sebesar 0,13 persen. Inflasi terjadi disebabkan naiknya indeks harga kelompok makanan jadi naik sebesar 3,04 persen, kelompok kesehatan naik 0,24

(2)

1. Nilai Tukar Petani (NTP) Kabupaten Semarang

Nilai Tukar Petani (NTP) merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan/daya beli petani di pedesaan. Penghitungan indikator ini diperoleh dari perbandingan antara Indeks Harga Yang Diterima Petani (It) dengan Indeks Harga Yang Dibayar Petani (Ib) yang dinyatakan dalam persentase. NTP juga menunjukkan daya tukar (term of trade) antara produk pertanian yang dijual petani dengan barang dan jasa yang dibutuhkan petani dalam berproduksi dan konsumsi rumah tangga. Dengan membandingkan kedua perkembangan angka tersebut, maka dapat diketahui apakah peningkatan pengeluaran untuk kebutuhan petani dapat dikompensasi dengan penambahan pendapatan petani dari hasil pertaniannya. Atau sebaliknya, apakah kenaikan harga jual produksi pertanian dapat menambah pendapatan petani yang pada gilirannya meningkatkan kesejahteraan para petani. Semakin tinggi nilai NTP, relatif semakin kuat pula tingkat kemampuan atau daya beli petani.

Mulai Tahun 2014 dilakukan perubahan tahun dasar dalam penghitungan NTP dari tahun dasar 2007=100 menjadi tahun dasar 2012=100. Perubahan tahun dasar ini dilakukan untuk menyesuaikan perubahan/pergeseran pola produksi pertanian dan pola konsumsi rumah tangga pertanian diperdesaan, serta perluasan cakupan sub sektor pertanian dalam penghitungan NTP, agar penghitungan indeks dapat dijaga ketepatannya.

Perbedaan antara NTP tahun dasar 2007=100 dengan NTP tahun dasar 2012=100 adalah meningkatnya cakupan jumlah komoditas baik pada paket komoditas It maupun Ib. Penghitungan NTP (2012=100) juga mengalami perluasan khususnya pada sub sektor perikanan. Selain NTP Perikanan secara umum (NTNP) yang dihitung, Kelompok Perikanan Tangkap (NTN) dan Kelompok Budidaya Ikan (NTPi) juga disajikan secara terpisah.

Berdasarkan hasil pemantauan harga-harga di perdesaan di wilayah Kabupaten Semarang pada bulan Mei 2016, NTP Kabupaten Semarang mengalami penurunan indeks 1,04 persen dibanding NTP April yaitu dari 101,12 menjadi 100,07. Penurunan indeks NTP tersebut disebabkan karena perubahan indeks harga produk pertanian yang diterima petani kecil besar dibanding kenaikan indeks harga barang dan jasa yang dibayar petani.

(3)

Tabel 1.

NTP Month To Month Kabupaten Semarang Tahun 2015-2016 (2012 = 100) Bulan NTP 2015 NTP 2016 (1) (2) (3) Januari 101,53 101,28 Pebruari 101,42 100,54 Maret 99,96 100,57 April 98,78 101,12 Mei 99,66 100,07 Juni 100,52 Juli 100,61 Agustus 100,83 September 102,56 Oktober 102,58 November 102,06 Desember 100,17 Rata-rata 100,89

Penurunan NTP pada bulan Mei 2016 disebabkan oleh turunnyua tiga sub sektor penyusun NTP. Sub sektor tanaman pangan turun sebesar 3,04 persen, sub sektor hortikultura turun 1,04 persen serta subsektor perikanan turun sebesar 1,57 persen. Sedangkan sub sektor yang mengalami kenaikan indeks yaitu sub sektor tanaman perkebunan rakyat naik sebesar 2,39 persen dan sub sektor peternakan naik 0,06 persen.

Tabel 2.

Nilai Tukar Petani Per sub sektor Kabupaten Semarang Serta Perubahannya April - Mei 2016 (2012 = 100)

Bulan April 2016 Mei 2016 Prosentase

Perubahan

(1) (2) (3) (4)

Nilai Tukar Petani (NTP) 101,12 100,07 -1,04

Tanaman Pangan (NTPP) 97,59 94,63 -3,04

Hortikultura (NTPH) 104,35 103,26 -1,04

Tanaman Perkebunan Rakyat (NTPR) 102,28 104,72 2,39

(4)

2. Indeks Harga yang Diterima Petani (It)

Indeks Harga yang Diterima Petani (It) menunjukkan fluktuasi harga yang beragam dari komoditas pertanian yang dihasilkan petani. Pada Mei 2016, secara umum It mengalami penurunan indeks sebesar 0,89 persen dibandingkan dengan It April, yaitu : dari 124,23 menjadi 123,13. Penurunan It terjadi pada tiga sub sektor, yaitu : sub sektor tanaman pangan turun 2,88 persen, sub sektor hortikultura turun 0,87 persen serta sub sektor perikanan sebesar 1,82 persen. Dua sub sektor yang lain yaitu sub sektor tanaman perkebunan rakyat naik 2,57 persen sedangkan sub sektor peternakan naik sebesar 0,20 persen.

Grafik 1.

Perubahan Indeks yang Diterima Petani Kabupaten Semarang Per sub sektor

April – Mei 2016 (2012 = 100)

3. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib)

Melalui Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) dapat dilihat fluktuasi harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat perdesaan khususnya petani yang merupakan bagian terbesar dari masyarakat perdesaan, serta fluktuasi harga barang dan jasa yang diperlukan untuk memproduksi hasil pertanian.

Pada Mei 2016, Ib tercatat naik sebesar 0,16 persen bila dibandingkan April, yaitu dari 122,85 menjadi 123,04. Kenaikan Ib terjadi pada empat sub sektor penyusun NTP yaitu : sub sektor tanaman pangan naik sebesar 0,16 persen, sub sektor hortikultura naik sebesar 0,18 persen, sub sektor tanaman perkebunan rakyat naik 0,18 persen serta sub sektor peternakan bulan ini juga naik 0,15 persen. Hanya sub sektor perikanan yang mengalami penurunan sebesar 0,25 persen.

Grafik 2.

Perubahan Indeks yang Dibayar Petani Kabupaten Semarang Per sub sektor April 2015 – Mei 2016 (2012 = 100) 105,00 110,00 115,00 120,00 125,00 130,00 135,00 TP HORTI TPR TRK IKAN 121,24 131,01 128,69 120,03 118,57 117,74 129,88 132,00 120,28 116,42 APRIL'16 MEI'16 -0,25 -0,20 -0,15 -0,10 -0,05 0,00 0,05 0,10 0,15 0,20 TP HORTI TPR TRK IKAN 0,16 0,18 0,18 0,15 -0,25

(5)

4. NTP sub sektor

a. sub sektor

Tanaman Pangan

(NTPP)

Pada bulan Mei 2016 NTPP mengalami penurunan indeks sebesar 3,04 persen. Penurunan NTPP disebabkan karena turunnya indeks yang diterima petani sebesar 2,88 persen dan naiknya indeks yang dibayar petani sebesar 0,16 persen. Naiknya Ib disebabkan oleh naiknya indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) sebesar 0,17 persen dan naiknya Indeks Penambahan Barang Modal (BPPBM) sebesar 0,15 persen.

Rincian April ’15 Mei ’15

Peru bahan

%

(1) (2) (3) (4)

I. Indeks Diterima Petani 121,24 117,74 -2,88 1. Padi 107,17 100,51 -6,22 2. Palawija 158,90 163,87 3,13 II. Indeks Dibayar Petani 124,23 124,43 0,16 1. Konsumsi Rumah Tangga 128,11 128,32 0,17 2. BPPBM 113,25 113,42 0,15 III. Nilai Tukar Petani (NTPP) 97,59 94,63 -3,04

Tabel 3.

NTP sub sektor Tanaman Pangan Kabupaten Semarang dan Perubahannya

April – Mei 2016 (2012 = 100)

b. sub sektor

Hortikultura (NTPH)

Pada bulan Mei 2016 NTPH mengalami penurunan indeks sebesar 1,04 persen. Penurunan NTPH disebabkan karena indeks yang diterima petani mengalami penurunan sebesar 0,87 persen, lebih kecil dibandingkan naiknya indeks yang dibayar petani sebesar 0,18 persen. Naiknya Ib disebabkan oleh naiknya indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) sebesar 0,07 persen dan naiknya Indeks Penambahan Barang Modal (BPPBM) sebesar 0,46 persen.

Tabel 4.

NTP sub sektor Hortikultura Kabupaten Semarang dan Perubahannya

April – Mei 2016 (2012 = 100)

Rincian April ’15 Mei ’15 Peru bahan

%

(1) (2) (3) (4)

I. Indeks Diterima Petani 131,01 129,88 -0,87 1. Sayur-sayuran 123,45 117,09 -5,15 2. Buah-buahan 140,51 145,67 3,67 3. Tanaman Obat 126,32 126,02 -0,24 II. Indeks Dibayar Petani 125,55 125,77 0,18 1. Konsumsi Rumah Tangga 127,80 127,89 0,07 2. BPPBM 120,20 120,75 0,46

(6)

c. sub sektor

Tanaman Perkebunan

Rakyat (NTPR)

Pada Mei 2016 NTPR mengalami kenaikan indeks sebesar 2,39 persen, hal ini disebabkan oleh naiknya indeks yang diterima petani sebesar 2,57 persen. Lebih besar dibandingkan indeks yang dibayar petani yang juga mengalami kenaikan sebesar 0,18 persen. Kenaikan pada Ib terjadi karena indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) yang naik sebesar 0,26 persen serta Indeks Penambahan Barang Modal (BPPBM) yang stabil tidak ada perubahan.

Rincian April ’15 Mei ’15 Peru bahan

%

(1) (2) (3) (4)

I. Indeks Diterima Petani 128,69 132,00 2,57 1. TPR 128,69 132,00 2,57 II. Indeks Dibayar Petani 125,82 126,04 0,18 1. Konsumsi Rumah Tangga 130,61 130,95 0,26 2. BPPBM 116,73 116,73 0,00 III. Nilai Tukar Petani (NTPR) 102,28 104,72 2,39

Tabel 5.

NTP sub sektor Tanaman Perkebunan Rakyat Kabupaten Semarang dan Perubahannya

April 2015 – Mei 2016 (2012 = 100)

d. sub sektor

Peternakan (NTPT)

NTP sub sektor Peternakan pada bulan ini mengalami kenaikan sebesar 0,06 persen. Kenaikan ini terjadi karena perubahan It yang lebih besar dibandingkan dengan perubahan Ib. Indeks harga yang diterima petani naik 0,20 persen sementara indeks harga yang dibayar petani naik lebih kecil yaitu 0,15 persen. Kenaikan yang terjadi pada It disebabkan oleh naiknya indeks harga pada unggas sebesar 1,12 persen dan hasil ternak naik sebesar 0,29 persen. Sedangkan kelompok Ternak besar sebesar dan ternak kecil stabil tidak ada perubahan indeks. Kenaikan Ib dipengaruhi naiknya indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) sebesar 0,14 persen dan naiknya Indeks Penambahan Barang Modal (BPPBM) sebesar 0,16 persen .

Tabel 6.

NTP sub sektor Peternakan

Kabupaten Semarang dan Perubahannya April – Mei 2016 (2012 = 100)

Rincian April ’15 Mei ’15 Peru bahan

%

(1) (2) (3) (4)

I. Indeks Diterima Petani 120,03 120,28 0,20 1. Ternak Besar 117,02 117,02 0,00 2. Ternak Kecil 127,04 127,04 0,00 3. Unggas 116,82 118,13 1,12 4. Hasil Ternak 125,40 125,76 0,29 II. Indeks Dibayar Petani 118,60 118,78 0,15 1. Konsumsi Rumah Tangga 129,60 129,78 0,14 2. BPPBM 111,26 111,43 0,16 III. Nilai Tukar Petani (NTPT) 101,21 101,26 0,06

(7)

e.

sub sektor Perikanan (NTNP)

Pada bulan Mei 2016, NTPN mengalami penurunan indeks sebesar 1,57 persen. Penurunan indeks NTNP ini disebabkan karena indeks yang diterima petani turun sebesar 1,82 persen lebih kecil dibandingkan penurunan indeks yang dibayar petani sebesar 0,25 persen.

Kenaikan yang terjadi pada It disebabkan oleh perubahan indeks harga pada kelompok perikanan tangkap yang turun 2,57 persen dan kelompok perikanan budidaya turun sebesar 1,13 persen. Penurunan yang terjadi pada Ib disebabkan karena turunnya indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) sebesar 0,04 persen serta turunnya Indeks Penambahan Barang Modal sebesar 0,53 persen.

Tabel 7.

NTP sub sektor Perikanan

Kabupaten Semarang dan Perubahannya April – Mei 2016 (2012 = 100) Rincian April ’15 Mei ’15 Peru bahan % (1) (2) (3) (4)

I. Indeks Diterima Petani 118,57 116,42 -1,82 1. Perikanan Tangkap 113,61 110,69 -2,57 2. Perikanan Budidaya 123,54 122,15 -1,13 II. Indeks Dibayar Petani 121,30 121,00 -0,25 1. Konsumsi Rumah Tangga 124,47 124,41 -0,04 2. BPPBM 117,16 116,53 -0,53 III. Nilai Tukar Petani (NTNP) 97,75 96,22 -1,57

Rincian April’ 15 Mei ’15 Peru bahan

%

(1) (2) (3) (4)

Konsumsi Rumah Tangga 128,62 128,79 0,13 a. Bahan Makanan 135,57 133,73 -1,36 b. Makanan Jadi 127,28 131,15 3,04 c. Perumahan 125,78 125,69 -0,07 d. Sandang 123,42 123,42 0,00 e. Kesehatan 116,65 116,93 0,24 f. Pendidikan,Rekreasi&Olahraga 111,86 113,37 1,36 Tabel 8.

IHK Perdesaan Kabupaten Semarang dan Perubahannya (%) April – Mei 2016 (2012 = 100)

5. Indeks Harga Konsumen Perdesaan

Perubahan Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) mencerminkan angka inflasi/ deflasi di wilayah perdesaan. Pada Mei 2016, Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) atau IHK di daerah perdesaan di Kabupaten Semarang mengalami kenaikan atau terjadi inflasi pedesaan sebesar 0,13 persen. Inflasi dipicu oleh naiknya indeks harga kelompok makanan jadi sebesar 3,04 persen, kelompok kesehatan 0,24 persen, kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga naik 1,36 persen serta kelompok transportasi dan komunikasi sebesar 0,20 persen. Deflasi yang disebabkan turunnya indeks

Referensi

Dokumen terkait

Sedangkan lima kelompok pengeluaran lainnya mengalami kenaikan harga/ inflasi yaitu kelompok makanan jadi, minuman, rokok & tembakau sebesar 0,04 persen; kelompok perumahan,

Memperoleh informasi yang lengkap mengenai diagnosis, asesmen medis, rencana perawatan, detail kontak yang dapat dihubungi, dan informasi relevan lainnya mengenai rencana

Sedikit sekali yang dapat diketahui tentang perkembangan pesantren dimasa lalu kita hanya bisa menduga- duga tentang ciri-ciri pengaruhnya dalam kehidupan keagamaan

Berdasarkan 1000 kali simulasi dari set pelemparan 10 koin masing-masing, apa yang dapat kalian simpulkan bahwa ini akan sangat tidak mungkin untuk memilih

Intensifikasi Pembudidayaan Ikan yang selanjutnya disebut INBUDKAN adalah salah satu program pembangunan perikanan budidaya, dengan menitikberatkan pada gerakan bersama dari

Berdasarkan pada permasalahan yang ditemukan dan solusi yang diasumsikan serta didukung dengan penelitian sebelumnya yang relevan, dapat disimpulkan bahwa alat bantu

- Penelitian ini diharapkan dan membantu para pembaca dalam memahami Total Quality Management yang sudah diterapkan pada perusahaan manufaktur, dan memberikan

Dalam perancangan sistem pendukung keputusan penilaian kinerja karyawan yang dikembangkan yang memiliki tujuan, yaitu: sistem terintegrasi secara online, yang dapat