• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PEMBERIAN KREDIT KUD KARYA MINA TERHADAP PENDAPATAN NELAYAN TRADISIONAL DI KOTA TEGAL. Karina Shinta Utami, Darsono, Agung Wibowo

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH PEMBERIAN KREDIT KUD KARYA MINA TERHADAP PENDAPATAN NELAYAN TRADISIONAL DI KOTA TEGAL. Karina Shinta Utami, Darsono, Agung Wibowo"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PEMBERIAN KREDIT KUD KARYA MINA TERHADAP PENDAPATAN NELAYAN TRADISIONAL DI KOTA TEGAL

Karina Shinta Utami, Darsono, Agung Wibowo

Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta Jl. Ir. Sutami No.36 A Kentingan Surakarta 57126 Telp./Fax (0271) 637457

E-mail: karinashintautami@gmail.com. Telp. 081915311488

Abstract: The research aims to know influence of giving credit by KUD Karya Mina to traditional fisherman’s income and compare income, eficiency, and benefit between fishery enterprise of traditional fisherman using KUD Karya Mina’s credit with traditional fisherman not using KUD Karya Mina’s credit. The base method of this research is descriptive analitic and used survey technique. This research was done in Tegal exactly in Kelurahan Muarareja, Tegal Barat sub district which selected by purposive method. The determination of sample is done by multi stage cluster random sampling. The data used in this research are primary data and secondary data which collected by the techniques of interview, registry, and observation. The analysis methods used are cost, revenue, income, and profit analysis, efficiency, benefit and multiple linier regression model. The results of this research that average income of traditional fisherman’s using KUD Karya Mina’s credit is higher than average income traditional fisherman’s not using KUD Karya Mina’s credit. Eficiency of fishery enterprise for traditional fisherman using KUD Karya Mina’s credit is 1,42 is lower than traditional fisherman using KUD Karya Mina’s credit is 1,38, but, t-test value get t-hit is 1,38 is lower than t table is 1,647. Value of Incremental B/C Ratio is 2,38, so fishery enterprise of traditional fisherman using KUD’s credit giving benefit than fishery enterprise of traditional fisherman not using KUD’s credit. Result of regression analysis with F-test that own capital, size of, sail experiences, amount of employee and credit using influences of traditional fisherman income. Otherwise with T-test variable own capital, ship size, and credit using influences of traditional fisherman income.

Key Words: fishery enterprise, traditional fisherman, KUD Karya Mina’s credit, income, eficiency and benefit.

Abstrak: Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh pemberian kredit KUD Karya Mina terhadap pendapatan nelayan tradisional, membandingkan pendapatan, efisiensi dan kemanfaatan antara usaha perikanan tangkap nelayan tradisional pengguna Kredit KUD Karya Mina dengan nelayan tradisional bukan pengguna kredit KUD Karya Mina di Kota Tegal. Metode dasar penelitian adalah deskriptif analitis, menggunakan teknik survei. Penelitian dilakukan di Kota Tegal tepatnya di Kelurahan Muarareja, Kecamatan Tegal Barat yang pilih secara purposive. Penentuan sampel dilakukan dengan teknik acak kelompok banyak tahap. Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder yang dikumpulkan dengan teknik wawancara, pencatatan dan observasi. Metode analisis data yang digunakan antara lain: analisis biaya, penerimaan, pendapatan, efisiensi, dan kemanfaatan, serta menggunakan analisis regresi linear berganda. Hasil analisis menunjukkan bahwa rata-rata pendapatan nelayan tradisional pengguna kredit KUD Karya Mina lebih tinggi daripada nelayan tradisional bukan pengguna kredit KUD Karya Mina. Efisensi usaha perikanan tangkap nelayan tradisional pengguna kredit KUD Karya Mina sebesar 1,42 sedangkan nelayan tradisional bukan pengguna kredit KUD Karya Mina sebesar 1,38, namun berdasarkan uji t-test R/C ratio diperoleh t-hitung 1,38 ≤ t-tabel 1,674. Nilai Incremental B/C Ratio sebesar 2,38 sehingga usaha perikanan tangkap nelayan tradisional pengguna kredit KUD lebih memberikan kemanfaatan daripada usaha perikanan tangkap nelayan tradisional bukan pengguna kredit KUD. Hasil analisis regresi menggunakan uji F menunjukan bahwa modal sendiri, ukuran kapal, pengalaman melaut, jumlah tenaga kerja dan penggunaan kredit berpengaruh secara bersama-sama terhadap pendapatan nelayan tradisional. Akan tetapi hasil analisis dengan uji t, variabel modal sendiri, ukuran kapal, dan penggunaan kredit berpengaruh nyata terhadap pendapatan nelayan tradisional.

Kata Kunci : usaha perikanan tangkap, nelayan tradisional, kredit KUD Karya Mina, pendapatan, efisiensi dan kemanfaatan.

(2)

PENDAHULUAN

Salah satu tujuan pembangunan

ekonomi adalah peningkatan

pendapatan nasional dan mengurangi angka kemiskinan. Pada dasarnya untuk mencapai tujuan tersebut perlu dilakukan tindakan yaitu dengan mengelola serta mengembangkan sumberdaya yang tersedia. Salah satu sumberdaya alam potensial yang

dapat menunjang pembangunan

tersebut adalah sumberdaya

perikanan.

Perikanan sebagai salah satu sub sektor pertanian mempunyai peranan penting dalam pembangunan nasional yaitu menghasilkan bahan pangan protein hewani, mendorong pertumbuhan agroindustri sebagai penyedia bahan baku, meningkatkan devisa melalui peningkatan ekspor hasil perikanan, meningkatkan

pendapatan dan kesejahteraan

nelayan, menciptakan kesempatan kerja, serta menunjang pembangunan daerah (Dinas Perikanan, 2000 : 2)

Meskipun sub sektor perikanan mempunyai peranan yang cukup

dominan terhadap pembangunan

nasional, namun pada pelaksanaanya

masih menghadapi beberapa

permasalahan, diantaranya yaitu

masih lemahnya dukungan

permodalan sehingga menghambat

nelayan untuk bangkit dari

keterpurukan. Program pembiayaan bagi usaha kecil menengah berupa kredit usaha rakyat (KUR) serta kredit ketahanan pangan dan energi (KKPE) hingga kini masih sulit dijangkau oleh nelayan. Dana KUR yang tersedia di beberapa bank pelaksana hingga kini masih rendah terserap untuk kegiatan sub sektor perikanan. Hal tersebut dikarenakan usaha perikanan dinilai tidak memenuhi syarat perbankan seperti jaminan tambahan berupa agunan sulit dipenuhi serta persyaratan administrasi dan prosedur pengajuan usulan pembiayaan yang rumit dan birokratis.

Kota Tegal yang terletak didaerah pantai utara Pulau Jawa memiliki potensi perikanan yang bagus didukung oleh adanya tiga tempat pelelangan ikan (TPI) yaitu TPI Pelabuhan, TPI Tegalsari, dan TPI Muarareja. Tegal merupakan salah satu kota yang memiliki aktivitas yang tinggi di bidang perikanan. Hal ini didukung dengan cukup tingginya nilai produksi perikanan dan tingginya jumlah penduduk yang bermatapencaharian sebagai nelayan yaitu sekitar 58% dari total penduduk usia kerja di Kota Tegal.

Tabel 1. Produksi dan Nilai Produksi Perikanan Laut di Kota Tegal

Sumber: Kota Tegal dalam Angka, BPS 2012

Tahun Produksi (Kg) Nilai Produksi (000 Rupiah)

2007 20.591.607 97.364.289 2008 19.593.491 124.899.612 2009 25.285.303 147.611.365 2010 2011 20.323.865 29.516.013 135.616.286 198.911.946 Jumlah 115.310.279 704.403.498 Rata-rata 23.062.055.8 140.880.699.6

(3)

Namun pada lima tahun terakhir, produksi perikanan laut di Kota Tegal mengalami fluktuasi. Berdasarkan data pada tabel 1 diketahui bahwa pada tahun 2007 -2011 produksi dan nilai produksi perikanan laut di Kota Tegal mengalami fluktuasi. Hal ini disebabkan oleh kondisi cuaca dan alam dan kerusakan lingkungan laut. Fluktuasi yang terjadi pada nilai produksi perikanan tangkap di Kota Tegal berdampak pada kondisi pendapatan nelayan yang tidak menentu. Hal tersebut juga dirasakan oleh nelayan tradisional karena dengan segala keterbatasan baik modal maupun teknologi yang di miliki harus bersaing melawan para nelayan juragan kapal-kapal besar.

Selama ini para nelayan, terutama nelayan tradisional merasa kesulitan untuk memperoleh modal dari sektor formal maka mereka mencari cara lain yaitu dengan

memanfaatkan fasilitas yang

diberikan oleh lembaga informal. Salah satu lembaga keuangan yang selama ini membantu pemberian kredit pada para nelayan khususnya di Kota Tegal adalah KUD Karya Mina. KUD Karya Mina merupakan

koperasi yang beranggotakan

nelayan wilayah kota Tegal sebagai wadah bagi para nelayan untuk mengkoordinasi kegiatan nelayan. KUD Karya Mina Tegal memiliki beberapa unit, salah satunya adalah unit simpan pinjam yang berfungsi untuk memberikan kredit kepada masyarakat yang diharapkan akan

berdampak pada pengembangan

usaha. Tambahan modal yang

diperoleh nelayan diharapkan

mampu meningkatkan penggunaan faktor-faktor produksi sehingga

mampu meningkatkan produktivitas hasil tangkapan.

Untuk itu maka peneliti ingin

mengetahui bagaiman pengaruh

pemberian kredit KUD Karya Mina

terhadap pendapatan nelayan

tradisional di Kota Tegal. Penelitian ini bertujuan untuk Menganalisis pengaruh pemberian Kredit KUD Karya Mina terhadap peningkatan pendapatan usaha perikanan tangkap nelayan tradisional di Kota Tegal, selain itu juga untuk mengetahui apakah pendapatan dan efiensi usaha

perikanan tangkap nelayan

tradisisonal pengguna kredit KUD Karya Mina lebih tinggi dan lebih memberikan kemanfaatan daripada nelayan tradisisonal pengguna kredit KUD Karya Mina.

METODE PENELITIAN Metode Dasar Penelitian

Metode dasar penelitian yang digunakan adalah metode deskripsi analitis (Surakhmad, 1994: 141), Sedangkan teknik penelitian ini

menggunakan teknik survey

(Singarimbun dan Effendi, 1995: 25). Penelitian dilaksanakan di Kota Tegal karena dilihat dari jumlah

produksi dan nilai produksi

perikanan, Kota Tegal merupakan salah satu kota di Jawa Tengah yang memiliki potensi perikanan yang tinggi diantara 15 kota lain yaitu menduduki peringkat kedua yaitu dengan produksi sebesar 25.350.148 kg dan nilai produksi sebesar Rp. 147.741.742.000,00. Alasan lain yang mendukung adalah dilihat bahwa prosentase kontribusi sub sektor perikanan terhadap sektor pertanian di Kota Tegal sebesar 57,27 % sehingga dapat disimpulkan bahwa sub sektor yang menonjol dari

(4)

sektor pertanian di Kota Tegal adalah sub sektor perikanan.

Teknik sampling yang

digunakan adalah teknik acak kelompok banyak tahap atau multi stage cluster random sampling (Mardikanto dan Heru, 2010: 177). Setelah terpilih KUB yang hanya terletak Kecamatan Tegal Barat terpilih tujuh kelompok nelayan yang berada di Kelurahan Muarareja yang merupakan kelurahan dengan jumlah nelayan pemilik kapal < 10 GT terbanyak di Kecamatan Tegal Barat. Metode Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu: Analisis Biaya, Penerimaan, dan Pendapatan Usaha Perikanan Tangkap rumus Pd = TR – TC. Dimana TR = P x Q dan TC = FC + VC. Keterangan: Pd

(Pendapatan), TR (Total

Penerimaan), dan TC (Biaya total), P

(Harga), Q (Jumlah Hasil

Tangkapan), FC (Biaya Tetap), dan VC (Biaya Variabel) dinyatakan dalam satuan rupiah.

Analisis Efisiensi dan

Kemanfaatan Usaha Perikanan

Tangkap dihitung dengan Return Cost Ratio dengan menggunakan rumus: R/C ratio =

TC TR

(Soekartawi, 2006: 85). dengan kriteria : R/C Ratio < 1 : usaha perikanan tangkap tidak efisien (merugi), R/C Ratio = 1: usaha perikanan tangkap break even point, R/C Ratio > 1 : usaha

perikanan tangkap efisien

(menguntungkan). Untuk

menganalisis kemanfaatan usaha perikanan tangkap digunakan rumus :

C B IBCR    . Keterangan: △B =

Selisih penerimaan yang diterima

nelayan tradisional pengguna kredit KUD Karya Mina dan nelayan tradisional bukan pengguna kredit KUD Karya Mina, △C = Selisih biaya yang dikeluarkan oleh nelayan tradisional tradisional pengguna kredit KUD Karya Mina dan nelayan tradisional bukan pengguna kredit KUD Karya Mina.

Analisis Pengaruh Modal

Sendiri dan Modal Kredit KUD

Karya Mina Tegal terhadap

Pendapatan Nelayan Tradisional menggunakan analisis regresi linier berganda, data dianalisis dengan program SPSS.dengan persamaan model sebagai berikut: Y = β0 + β1X1

+ β2X2 + β3X3 + β4X4 + β5D1 + e.

Keterangan: Y (Pendapatan Nelayan (juta Rp)), β0 (Intercept), β1 ,β2 ,β3 ,β4

,β5 (Koefisien regresi masing-masing

variabel), X1 (Modal sendiri (juta Rp)), X2 (Jenis ukuran kapal (GT)), X3 (Pengalaman melaut (tahun)), X4 (Jumlah Tenaga Kerja (orang)), D1 (Dummy Penggunaan kredit), e (Term of error). Pengujian model menggunakan uji adjusted R2, uji F, uji t, uji penyimpangan asumsi klasik dengan uji multikolinearitas dan uji heteroskedastisitas.

Analisis Komparatif digunakan untuk menguji hipotesis yang diajukan dengan menggunakan Uji t (t-test) dan independent sample t test

pada program SPSS, Ho =,

pendapatan atau efisiensi usaha

perikanan tangkap nelayan

tradisional pengguna kredit KUD Karya Mina lebih tinggi daripada pendapatan atau efisiensi usaha

perikanan tangkap nelayan

tradisional bukan pengguna kredit KUD Karya Mina. Hi artinya pendapatan atau efisiensi usaha

(5)

tradisional pengguna kredit KUD Karya Mina lebih rendah atau sama dengan pendapatan atau efisiensi usaha perikanan tangkap nelayan tradisional bukan pengguna kredit KUD Karya Mina.

Pengujian dilakukan dengan

rumus

       2 1 2 1 2 1 2 1 1 1 2 n n n n SS SS X X t ,

n X X SS i i 2 2 ( )

(Nazir, 1988: 466). Kriteria: Jika thitung > ttabel, maka hipotesis alternatif

(Hi) diterima. Sedangkan jika thitung ≤

ttabel, maka hipotesis alternatif (Hi)

ditolak. Sedangkan untuk menguji hipotesis kemanfaatan yaitu apabila B/C > 1 Usaha perikanan tangkap nelayan tradisional pengguna kredit KUD Karya Mina lebih memberikan

kemanfaatan daripada nelayan

tradisonal bukan pengguna kredit KUD Karya Mina, jika B/C ≤ 1 Usaha perikanan tangkap nelayan tradisional bukan pengguna kredit KUD Karya Mina lebih memberikan

kemanfaatan daripada nelayan

tradisional pengguna kredit KUD Karya Mina.

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Usaha Perikanan Tangkap di Kota Tegal

Usaha perikanan tangkap di Kota Tegal dibagi menjadi tiga jenis berdasarkan besarnya ukuran muatan kapal yaitu terdiri dari nelayan yang menggunakan kapal kecil atau tradisional yang berukuran 1 – 10 GT, nelayan sedang yaitu nelayan dengan ukuran muatan 11 – 30 GT, dan nelayan besar yaitu nelayan dengan ukuran muatan diatas 30 GT.

Lamanya hari melaut dari nelayan tradisional 1-6 hari, nelayan kapal sedang membutuhkan waktu sampai 1 bulan dilaut, sedangkan nelayan kapal besar 3-6 bulan dilaut. Wilayah jangkauan berlayar bagi nelayan tradisional sesuai dengan yang tertulis di PAS Biru yang merupakan surat ijin untuk berlayar.

Kondisi cuaca dan musim

sangat berpengaruh terhadap

produksi hasil tangkapan. Musim penangkapan ikan di Kota Tegal terbagi menjadi 2 jenis musim yaitu musim paceklik sekitar bulan agustus sampai november pada saat bertiup angin selatan. Musim puncak pada saat angin barat sekitar bulan desember sampai maret dan pada saat angin timur sekitar bulan april sampai juli. Pada musim puncak kondisi ombak cukup besar namun jumlah ikan dilaut lebih banyak sehingga jumlah hasil tangkapan yang diperoleh lebih tinggi.

Proses pemasaran hasil

tangkapan ikan dilakukan melalui proses pelelangan ikan di TPI. Retribusi yang dibebankan yaitu sebesar 2,78 persen dari jumlah hasil penjualan ikan, nelayan menanggung retribusi sebesar 1,66 persen dari jumlah hasil pelelangan hasil tangkapan sedangkan pembeli ikan atau biasa disebut bakul ikan atau tengkulak menanggung sebesar 1,12 persen dari jumlah hasil tangkapan nelayan yang dibeli oleh tengkulak. Hasil tangkapan yang dilelang nantinya akan dikirimkan ke daerah lain seperti ke Jakarta (Muara Baru), Bandung, Palembang, dan Padang. Karakteristik Sampel

Rata-rata umur nelayan tradisional pengguna kredit KUD Karya Mina

(6)

45 tahun dan nelayan tradisional bukan pengguna kredit KUD Karya Mina 43 tahun yang masih tergolong dalam umur produktif (15-64 tahun) sehingga memiliki semangat kerja yang tinggi serta stamina yang masih kuat karena secara fisik mereka

masih mampu untuk berlayar.

Tingkat pendidikan rata-rata nelayan responden yaitu 4 tahun atau setara dengan SD. Pendidikan nelayan tradisional tergolong rendah hal ini merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi sikap nelayan dalam mengambil keputusan.

Rata-rata jumlah anggota keluarga nelayan responden yaitu berjumlah 5 orang. Jumlah anggota keluarga berpengaruh terhadap kehidupan nelayan tradisional karena semakin banyak jumlah anggota keluarga semakin besar pula beban nelayan sebagai kepala keluarga. Hal ini juga berpengaruh terhadap proporsi penggunaan pendapatan keluarga.

Besarnya ukuran kapal antar nelayan nelayan responden yaitu berukuran 4 GT dengan rata-rata pengalaman melaut untuk nelayan responden yaitu 29 tahun. Jumlah trip perbulan dari keduanya sama yaitu dengan rata-rata sebanyak 14 kali. Semakin banyak jumlah trip

melaut perbulannya akan

berpengaruh terhadap pendapatan nelayan perbulan.

Analisis Usaha Perikanan

Tangkap Nelayan Tradisional Biaya usaha perikanan tangkap biasanya terdiri dari biaya variabel dan ada yang disebut biaya tidak nyata. Biaya variabel terdiri dari biaya kontan seperti bahan bakar,

bahan pengawet, pengeluaran untuk

konsumsi, pengeluaran untuk

reparasi atau perawatan, dan pengeluaran untuk retribusi. Biaya tidak kontan adalah upah nelayan buruh karena pada umumnya bersifat bagi hasil dan dikeluarkan setelah hasil tangkapan dijual. Biaya tidak nyata atau terdiri dari penyusutan (Mulyadi, 2007: 89).

Biaya Variabel. Biaya variabel dikeluarkan oleh nelayan tradisional diantaranya untuk biaya pembelian solar sebagai bahan bakar untuk menjalankan mesin yang digunakan sebagai alat penggerak kapal dan juga alat tangkap. Harga per liter solar mencapai Rp 4500,00 – Rp 5000,00. Untuk usaha perikanan tangkap yang membutuhkan waktu 1 hari dilaut biasanya menghabiskan solar 15-60 liter. Es batu digunakan untuk mengawetkan hasil tangkapan. Rata-rata harga es batu per baloknya adalah Rp 14.000,00 - Rp 20.000,00. Biaya upah yang dikeluarkan

oleh nelayan pemilik kapal

tradisional diperoleh dari hasil penerimaan dikurangi dengan biaya variabel kontan kemudian dibagi sesuai dengan jumlah tenaga kerja yang berangkat melayar ditambahkan 3 bagian untuk pemilik kapal. Biaya Konsumsi merupakan biaya yang

dikeluarkan untuk makan dan

persediaan rokok di laut.

Dalam kegiatan melautnya nelayan tradisional seringkali mengalami gangguan atau kerusakan sehingga perlu adanya perawatan dari peralatan yang dimiliki oleh nelayan tradisional baik itu mesin, kapal, maupun alat tangkap agar kondisinya masih tetap bagus.

(7)

Tabel 2. Rata-rata Biaya Variabel Usaha Perikanan Tangkap Nelayan Tradisional Anggota KUD Karya Mina pada Bulan Januari 2013 (per 3GT)

No Jenis Biaya Pengguna Kredit (Rupiah)

Bukan Pengguna Kredit (Rupiah) 1. Solar 1.499.162,79 1.712.976,00 2. Es Batu 133.151,16 101.115,00 3. 4 5. 6. 7. 8. Konsumsi Benang Senar Coban Biaya Perawatan a.Kapal b.Mesin c.Alat tangkap Retribusi

Upah Tenaga Kerja

501.046,51 43.058,14 4.380,00 81.038,72 106.007,74 67.511,63 92.935,68 1.184.371,07 522.960,00 51.084,00 6.083,33 88.480,00 106.320,00 85.104,00 86.695,82 849.043,88 Jumlah 3.712.713,68 3.608.158,71

Sumber : Analisis Data Primer Biaya Tetap. Biaya Tetap Usaha Perikanan Tangkap yang dikeluarkan nelayan adalah yang dikeluarkan pertahun maupun tetap setiap bulannya seperti biaya pembuatan PAS biru, bunga pinjaman kredit bagi nelayan pengguna kredit, dan biaya penyusutan peralatan. Biaya penyusutan diperoleh dari harga awal pembelian dikurangi dengan harga akhir penjualan dibagi dengan estimasi umur ekonomis peralatan tersebut. Peralatan yang biasa digunakan oleh nelayan tradisional antara lain: kapal, jaring, mesin, thermos, box untuk tempat ikan, jembung (ember air berukuran

besar), jangkar dan tali, drigen untuk tempat solar, dan peralatan dapur untuk memasak dilaut.

Biaya bunga pinjaman

merupakan biaya yang harus

dibayarkan nelayan sesuai dengan

jumlah pinjaman dan waktu

pengembalian. Bunga pinjaman di USP KUD Karya Mina sebesar 1 % - 1,5 % per bulan. Komponen biaya tetap yang paling sedikit dikeluarkan dalam usaha perikanan tangkap adalah biaya pembuatan PAS biru.

Biaya pembuatan pas biru

dikeluarkan setiap satu tahun sekali karena adanya perpanjangan surat. Tabel 3. Rata-rata Biaya Tetap Usaha Perikanan Tangkap Nelayan Tradisional

Anggota KUD Karya Mina pada Bulan Januari 2013 (per 3GT)

No Jenis Biaya Pengguna Kredit

(Rupiah)

Bukan Pengguna Kredit (Rupiah)

1. Biaya Pas Biru 5.339,15 5.585,56

2. Biaya Penyusutan 188.656,98 187.007,39

3. Bunga Pinjaman 56.672,10 0

Jumlah 250.668,22 192.747,02

Sumber : Analisis Data Primer Biaya Total. Biaya total yang dikeluarkan oleh nelayan tradisional pengguna kredit KUD Karya Mina

sebesar Rp 3.963.381,90/bulan dan yang dikeluarkan nelayan bukan pengguna kredit KUD Rp 3.800.905,73/bulan.

(8)

Pengeluaran terbesar untuk usaha penangkapan ikan yaitu pada biaya variabel karena harga biaya variabel yang fluktuatif dan jumlah yang dibutuhkan disesuaikan dengan kebutuhan untuk kegiatan melautnya.

Rata-rata biaya tetap yang

dikeluarkan setiap bulannya sebesar Rp 250.668,22/ bulan untuk nelayan tradisional pengguna kredit KUD dan untuk bukan pengguna kredit KUD sebesar Rp 192.747,02/bulan.

Penerimaan. Penerimaan yang diperoleh nelayan tradisional berasal dari pelelangan hasil tangkapan Nelayan tradisional menjual hasil tangkapannya di TPI Tegalsari dengan sistem lelang pada tengkulak. Juru lelang memimpin jalannya

proses pelelangan kemudian harga yang tertinggilah yang disetujui oleh

nelayan. Berdasarkan hasil

wawancara dengan responden hasil tangkapan yang diperoleh antara lain ikan pari (Rp 12.000,00/kg), ikan kuniran (Rp 3.000,00–5.000,00/kg), ikan bawal (Rp 20.000,00/kg), ikan demang (Rp 5.000,00/kg), ikan kakap merah (Rp 20.000,00/kg), ikan keting (Rp 8.000,00/kg), ikan petek besar (Rp 3.000,00), ikan serisih (Rp 6.000,00/kg), tengiri (Rp 30.000,00 - 35.000,00/kg), udang (Rp 40.000,00 -50.000,00/kg), dan cumi-cumi (Rp 30.000,00-45.000,00/kg). Jenis hasil tangkapan memiliki harga yang berbeda-beda tergantung jenis dan waktu pelelangan.

Tabel 4. Rata-rata Jumlah Hasil Tangkapan, Harga dan Penerimaan Nelayan Tradisional Anggota KUD Karya Mina Bulan Januari 2013 (per 3GT).

No Uraian Nelayan Pengguna Kredit

KUD Karya Mina

Bukan Nelayan Pengguna Kredit KUD Karya Mina

1 Hasil Tangkapan (Kg) 25,84 23,16

2 Harga (Rp/Kg) 11.220,93 12.336,00

3 Penerimaan/trip (Rp) 418.918,60 394.080,00

4 Penerimaan/bln(Rp) 5.598.534,88 5.222.640,00

Sumber : Analisis Data Primer Pendapatan Usaha Perikanan Tangkap. Pendapatan usaha perikanan tangkap diperoleh dari pengurangan penerimaan dengan biaya total yang dikeluarkan nelayan.

Rata-rata pendapatan usaha

perikanan tangkap nelayan tradisonal pengguna kredit KUD adalah Rp

1.635.152,98/bulan, dan nelayan tradisonal bukan pengguna kredit KUD sebesar Rp 1.421.734,27/bulan.

Rata-rata pendapatan nelayan

tradisional pengguna kredit KUD Karya Mina lebih tinggi daripada nelayan tradisional bukan pengguna kredit KUD (Tabel 5).

Tabel 5. Rata-rata Pendapatan Usaha Perikanan Tangkap Nelayan Anggota KUD Karya Mina Bulan Januari 2013 (per 3GT).

No Uraian Nelayan Pengguna Kredit

KUD Karya Mina (Rupiah)

Bukan Nelayan Pengguna Kredit KUD Karya Mina (Rupiah)

1 Penerimaan 5.598.534,88 5.222.640,00

2 Biaya 3.963.381,90 3.800.905,73

3 Pendapatan 1.635.152,98 1.421.734,27

(9)

Efisiensi dan Kemanfaatan Usaha Perikanan Tangkap. Nilai R/C Ratio usaha perikanan tangkap baik yang menggunakan kredit KUD maupun yang tidak menggunakan kredit KUD > 1, dapat diartikan bahwa setiap Rp 1,00 yang dikeluarkan nelayan memberikan pengembalian sebesar Rp 1,42 untuk nelayan pengguna kredit KUD dan Rp 1,38 untuk nelayan bukan pengguna kredit KUD. Berdasarkan Tabel 6 efisiensi

usaha perikanan tangkap dari nelayan tradisional pengguna kredit KUD dan

bukan pengguna kredit KUD

tergolong efisien. Nilai incremental B/C Ratio sebesar 2,38 yang nilainya lebih besar dari 1 maka, usaha

perikanan tangkap nelayan

tradisional pengguna kredit KUD

lebih memberikan kemanfaatan

daripada usaha perikanan tangkap nelayan tradisional bukan pengguna kredit KUD.

Tabel 6. Rata-rata Efisensi dan Kemanfaatan Usaha Perikanan Tangkap Nelayan Tradisional Anggota KUD Karya Mina Bulan Januari 2013 (per 3GT).

No Uraian Kredit KUD Bukan Kredit KUD

(Per bulan) (Per bulan)

1. Penerimaan (Rp) 5.598.534,88 5.222.640,00 2. Biaya (Rp) 3.963.381.90 3.800.905,73 3. 4. Pendapatan (Rp) Efisiensi 1.635.152,98 1,42 1.421.734,27 1,38 5. Kemanfaatan 2,38

Sumber : Analisis Data Primer Pengaruh Faktor-faktor terhadap Pendapatan Usaha Perikanan Tangkap.

Hubungan antara faktor-faktor dengan pendapatan usaha perikanan

tangkap nelayan tradisional

ditunjukkan dengan model regresi

linier berganda. Data yang telah dianalisis menggunakan analisis regresi linier berganda dengan program SPSS didapatkan persamaan sebagai berikut: Y = -3.742,075+ 0,016 X1 + 453.190 X2 + 10.294 X3 –

320.716 X4 + 359083 D1.

Tabel 7. Hasil Analisis Regresi Pengaruh Faktor-faktor terhadap Pendapatan Usaha Perikanan Tangkap Nelayan Tradisional di Kota Tegal

No Variabel Koefisien

Regresi thitung Sig.

1. Modal sendiri (X1) 0.016 2,478 0,016

** 2. Ukuran Kapal (X2) 453189,53 3,979 0,000** 3. Pengalaman Melaut (X3) 10294,28 1,523 0,134 ns 4. Jumlah Tenaga Kerja (X4) -320715,96 -3,263 0,002** 5. Penggunaan Kredit (D1) 359083,31 2.990 0,004** R = 0,804

R2 = 0,647 Fhitung = 19,762 F Sig. = 0,000**

Sumber: Analisis Data Primer

Keterangan: **) : berpengaruh nyata pada tingkat kepercayaan 95% ns) : tidak berpengaruh nyata pada tingkat kepercayaan 95%

(10)

Uji R2. Nilai R pada uji regresi menunjukkan nilai 0,804, yang artinya bahwa hubungan antara variabel bebas memiliki hubungan yang sangat kuat. Nilai R2 sebesar 0,647, artinya bahwa variabel jumlah modal sendiri, ukuran kapal, pengalaman melaut, jumlah tenaga

kerja dan penggunaan kredit

berpengaruh terhadap pendapatan usaha perikanan tangkap nelayan tradisional sebesar 64,7% dan sisanya sebesar 35,3% dijelaskan oleh variabel lain di luar model. Uji F. Pengaruh variabel secara bersama-sama dengan uji F (F-test). Berdasarkan Tabel 7. dapat diketahui bahwa nilai F-hitung sebesar 19,762 lebih besar daripada F-tabel yaitu sebesar 2,397. Hal ini menunjukkan

bahwa variabel jumlah modal

sendiri, ukuran kapal, pengalaman melaut, jumlah tenaga kerja dan penggunaan kredit secara bersama-sama berpengaruh nyata terhadap pendapatan nelayan tradisional di Kota Tegal.

Uji t. Berdasarkan Tabel 7 dapat diketahui bahwa terdapat tiga faktor atau variabel yang berpengaruh nyata secara individu terhadap pendapatan nelayan tradisional di Kota Tegal, antara lain: jumlah modal sendiri, ukuran kapal, dan penggunaan kredit. Ketiga variabel bebas tersebut memiliki nilai t-hitung lebih besar daripada t-tabel dan nilai signifikansi lebih kecil dari batas kesalahan yang dapat terjadi yaitu 0,05 (α=5%) sehingga variabel tersebut memiliki pengaruh terhadap peningkatan pendapatan usaha perikanan tangkap nelayan tradisional. Berdasarkan nilai dari koefisien regresi dapat diketahui bahwa variabel jumlah modal sendiri, ukuran kapal, dan

penggunaan kredit memiliki

hubungan positif terhadap

pendapatan nelayan tradisional sehingga setiap peningkatan jumlah modal sendiri, besarnya ukuran kapal

dan penggunaan kredit akan

meningkatkan pendapatan usaha

perikanan tangkap nelayan

tradisional. Variabel jumlah tenaga kerja memiliki nilai signifikansi 0,002 < 0,005 sehingga berpengaruh nyata terhadap pendapatan nelayan tradisional, namun pada uji t-test nilai t hitung -3,263 kurang dari t tabel 1,674 hal ini menunjukan hasil bahwa variabel jumlah tenaga kerja

berpengaruh negatif terhadap

pendapatan nelayan di Kota Tegal. Variabel pengalaman melaut tidak

berpengaruh nyata terhadap

pendapatan nalayan tradisional karena dilihat dari nilai t-hitung lebih kecil daripada nilai t-tabel.

Pengujian Asumsi Klasik. Dari hasil regresi linear yang diuji diperoleh nilai VIF untuk masing masing variabel bebas < 5 dan nilai tolerance pada hasil output regresi linear tidak ada yang kurang dari 0,10 sehingga dapat disimpulkan tidak terjadi multikolinearitas. Berdasarkan hasil

analisis data pada diagram

scatterplot dapat diketahui bahwa titik-titik tersebar dalam empat kuadran dan tidak membentuk pola tertentu sehingga dapat disimpulkan tidak terjadi heteroskedastisitas. Analisis Komparatif Pendapatan, Efisiensi dan Kemanfaatan Usaha Perikanan Tangkap

Uji perbandingan (t-test) terhadap pendapatan memberikan nilai t-hitung (1,95) lebih besar dari t-tabel (1,67). Dapat diambil kesimpulan bahwa hipotesis penelitian diterima

(11)

yang menyatakan pendapatan nelayan tradisional pengguna kredit KUD Karya Mina lebih besar daripada nelayan tradisional bukan pengguna kredit KUD Karya Mina di Kota Tegal. Hal ini dikarenakan pinjaman modal dari kredit KUD Karya Mina yang digunakan oleh

nelayan dapat membantu

meringankan beban nelayan

tradisional melalui penambahan modal usaha yang akan berakibat pada pendapatan nelayan tradisional yang akan meningkat sebanding

dengan modal usaha yang

dimilikinya.

Uji perbandingan (t-test) terhadap efisiensi usaha perikanan

tangkap nelayan tradisional

pengguna kredit KUD Karya Mina dan bukan pengguna kredit KUD Karya Mina memberikan nilai t-hitung (1,38) lebih kecil daripada nilai t-tabel (1,67). Berdasarkan hasil tersebut maka hipotesis alternatif (Hi) ditolak. Jadi efisiensi usaha

perikanan tangkap nelayan

tradisional pengguna kredit KUD Karya Mina lebih rendah atau sama dengan efisiensi usaha perikanan

tangkap nelayan tradisional

pengguna kredit KUD Karya Mina di Kota Tegal. Hal ini dikarenakan dengan adanya peminjaman kredit KUD Karya Mina maka nelayan tradisional harus mengeluarkan biaya lebih besar karena adanya bunga pinjaman sesuai dengan jumlah yang ditetapkan oleh KUD. Perbedaan jumlah biaya yang dikeluarkan oleh kedua nelayan tradisional tersebut berpengaruh pada efisiensi usaha perikanan tangkap.

Nilai Increamental B/C Ratio lebih dari 1 maka hipotesis diterima yaitu usaha perikanan tangkap

nelayan tradisional pengguna kredit KUD lebih memberikan kemanfaatan daripada usaha perikanan tangkap nelayan tradisional bukan pengguna kredit KUD. Hal ini dikarenakan dengan adanya bantuan modal kredit dari KUD Karya Mina maka dapat membantu nelayan untuk membeli keperluan yang dibutuhkan untuk

kegiatan melautnya sehingga

kepemilikan modal yang dimiliki oleh nelayan pengguna kredit KUD Karya Mina meningkat.

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

Kesimpulan dalam penelitian ini adalah (1) Penggunaan kredit KUD Karya Mina berpengaruh positif terhadap pendapatan usaha perikanan tangkap nelayan tradisional, (2) Pendapatan usaha perikanan tangkap nelayan tradisional pengguna kredit KUD Karya Mina lebih tinggi daripada nelayan tradisional bukan pengguna kredit KUD Karya Mina.. (3) Efisiensi usaha perikanan tangkap nelayan tradisional pengguna kredit KUD Karya Mina lebih rendah daripada nelayan tradisional bukan pengguna kredit KUD Karya Mina, namun usaha perikanan tangkap nelayan tradisional pengguna kredit KUD Karya Mina lebih memberikan

kemanfaatan daripada usaha

perikanan tangkap nelayan

tradisional bukan pengguna kredit KUD Karya Mina.

Saran

Saran yang dapat diberikan

diantaranya adalah: (1) Bagi Nelayan

Tradisional diharapkan dapat

memaksimalkan penggunaan faktor-faktor produksi yang dimiliki seperti teknologi, tenaga kerja, dan modal,

(12)

sehingga dapat meningkatkan hasil

tangkapannya yang akan

berpengaruh terhadap peningkatan

pendapatan dan kesejahteraan

nelayan tradisional, (2) Bagi Pemerintah dan dinas terkait hendaknya lebih memperhatikan dan memberikan arahan positif bagi nelayan tradisional sehingga dapat

mencapai sasaran peningkatan

pendapatan nelayan tradisional dan peningkatan kesejahteraan nelayan tradisional, (3) KUD Karya Mina hendaknya lebih mensosialisasikan unit simpan pinjam kepada nelayan tradisional, sehingga nelayan tradisional anggota KUD dapat lebih aktif dalam kegiatan simpan pinjam yang dijalankan oleh KUD Karya Mina.

DAFTAR PUSTAKA

BPS. 2012. Kota Tegal Dalam Angka 2012. BPS Kota Tegal. Tegal.

Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Tegal. 2012. Data Kelompok Pelaku Utama Kelautan dan Perikanan Tahun 2012. Tegal Dinas Perikanan Surakarta. 2000.

Laporan Pelaksanaan

Pembangunan Sub Sektor

Perikanan Kota Surakarta Tahun 1999/2000. Surakarta. Ghozali, I. 2011. Aplikasi Analisis

Multivariate dengan Program IBM SPSS 19, Edisi 5. Badan Penerbit Undip. Semarang Mardikanto, T dan Heru, I. 2010.

Metode Penelitian dan

Evaluasi Agribisnis. Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian UNS. UNS Press. Solo

Mulyadi. 2005. Ekonomi Kelautan. Grafindo Persada. Jakarta Nazir, M. 1988. Metode Penelitian.

Ghalia Indonesia. Bogor Sarwono, J. 2012. Metode Riset

Skripsi Pendekatan Kuantitatif Menggunakan Prosedur SPSS. Gramedia. Jakarta

Soekartawi. 2006. Analisis

Usahatani. UI Press. Jakarta. Surakhmad, W. 1994. Penelitian

Ilmiah, Dasar, Metode, dan Teknik. Tarsito. Bandung.

Gambar

Tabel 1. Produksi dan Nilai Produksi Perikanan Laut di Kota Tegal
Tabel 2.  Rata-rata Biaya Variabel Usaha Perikanan Tangkap Nelayan Tradisional  Anggota KUD Karya Mina pada Bulan Januari 2013 (per 3GT)
Tabel 4.  Rata-rata  Jumlah  Hasil  Tangkapan,  Harga  dan  Penerimaan  Nelayan  Tradisional Anggota KUD Karya Mina Bulan Januari 2013 (per 3GT)
Tabel 7.  Hasil  Analisis  Regresi  Pengaruh  Faktor-faktor  terhadap  Pendapatan  Usaha Perikanan Tangkap Nelayan Tradisional di Kota Tegal

Referensi

Dokumen terkait

Dengan menggunakan data bulanan medan gaya berat GRACE, dapat dibuat pemodelan antara hubungan perubahan massa bumi terhadap gempa yang terjadi di wilayah

(4) Pembinaan kemitraan yang dilakukan oleh menteri dan/atau pimpinan lembaga lain yang terkait sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 ayat (3) dilakukan sesuai

Salah satu daerah di Sumatera Selatan yang menjadi wilayah perkembangan Muhammadiyah adalah Kabupaten OKU Timur yang dahulunya masih menjadi satu bagian dengan

Standar ini digunakan untuk penentuan partikel tersuspensi total dalam udara ambien menggunakan alat High Volume Air Sampler , dengan nilai rata-rata laju alir 1,1

Hasil penelitian ini adalah kewenangan Badan Permusyawaratan Desa dalam melaksanakan fungsi pengawasan sesuai dengan Undang-undang Nomor 6 Tahun 2014 yaitu BPD memiliki hak

Mahara Transportasi Group, walaupun diawal perjanjian tidak menyebutkan istilah akad yang digunakan, akan tetapi sistem bagi hasil yang diterapkan sesuai dengan

Faktor- faktor yang mempengaruhi keharmonisan commuter family pada keluarga I dan II adalah kedekatan pada keluarga yaitu pasangan selalu bertanya kepada orang tua (keluarga

Bukti kontrak pengalaman paling sedikit 1 (satu) pekerjaan sebagai Penyedia dalam kurun waktu 4 (empat) tahun terakhir, baik di lingkungan pemerintah maupun swasta termasuk