• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penelitian tugas akhir ini mencakup hal-hal yang berkaitan dengan topik

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Penelitian tugas akhir ini mencakup hal-hal yang berkaitan dengan topik"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

METODE PENELITIAN

Penelitian tugas akhir ini mencakup hal-hal yang berkaitan dengan topik

penelitian . Dimulai dari studi pustaka untuk merumuskan tujuan penelitian yang akan dilaksanakan, survei material dan pelaksanaan penelitian secara bertahap di

laboratorium.

Dalam metode penelitian ini antara lain memuat tentang prosedur atau tata cara pelaksanaan penelitian yang diuraikan secara sistematis meliputi bahan, peralatan, langkah-langkah pengujian, dan prosedur penelitian. Kemudian diperoleh hasil yang nantinya akan menjawab permasalahan yang telah diuraikan dalam tugas akhir ini.

4 1 LOKASI PENELITIAN

Lokasi penelitian yang dipakai adalah iaboratorium BKT FTSP Teknik Sipil Universitas Islam Indonesia. Dan lokasi pencetakan genteng keramik di perusahaan home industri genteng "PAKISMAS" di daerah Nambangan, Cawas, Kabupaten Klaten.

4.2 WAKTU PENELITIAN

\Vaktu penelitian di mulai dari bulan November 2006 sampai dengan bulan Februari 2007 dan selanjutnya penulis mengolah data yang kemudian

menyusun tugas akhir sampai selesai.

(2)

4.3 BAHAN DAN ALAT 4.3.1 BAHAN

Bahan-bahan yang digunakan daiam penelitian ini meliputi : 1. Zat aditif "ROCK" yang berasal dari CV. Ascotama Reka Graha.

2. Bahan susun tanah liat (clay) yang diambil dari daerah Bayat, Kabupaten Klaten.

3. Air yang berasal dari air sumur di dusun Nambangan klaten.

4.3.2 ALAT

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Cetakan genteng keramik dengan ukuran 31 cm x 23 cm (jenis sedang) 2. Mesin press

3. Mesin chrv.ser (untuk menggiling tanah liat agar halus) <*. Alat oengaduk (pacul)

5 Alat uji lentur

6. Oven (pengering bahan)

7. Tobong (tempat pembakaran genteng)

8. Kolam perendam (untuk mengetahui penyerapan air) 9. Timbangan (menimbang bahan-bahan)

(3)

4.4 VARIABEL YANG DITELITI

1. Variabel terikat yaitu analisa kuat lentur dan kerapatan air

2. Variabel perbandingan adalah campuran pembuatan benda uji genteng keramik dibuat lima formula dengan proporsi zat aditif "ROCK" 0%, 1%, 2%, 3%, 4% dari volume air yang dibutuhkan tiap genteng.

4.5 PROSEDUR KERJA

4.5.1 DIAGRAM ALIR KERANGKA PEMIKIRAN Sasaran produk konstruksi:

Kualitas yang lebih baik Aman

Permasalahan zat aditif "ROCK": Target untuk meningkatkan kualitas

genteng dari segi ientur dan penyerapan air

Studi pendahuluan :

- Studi pembuatan genteng keramik dan

parameter fisik yang diukur.

- Studi penggunaan zat aditif "ROCK" pada campuran bahan baku genteng keramik.

Persyaratan

Persyaratan teknis konstruksi:

- Uji kuat lentur genteng keramik. - Uji penyerapan air genteng keramik.

(4)

Rumusan masalah:

- Apakah zat aditif "ROCK" yang di gunakan dapat menambah

kuat lentur genteng keramik yang dihasilkan.

- Apakah zat aditif "ROCK" yang di gunakan dapat menambah

kerapatan air genteng keramik yang dihasilkan

- Berapa besar kuat lentur pada genteng keramik dengan variasi campuran zat aditif "ROCK'"?

Batasan masalah :

- T?Jiah liat (clay) dan air dengan campuran zat aditif "ROCK" sebagai bahan mentah genteng keramik dengan perbandingan campuran maksimal 4% dari

volume tanah liat.

- Benda uji terbentuk genteng keramik.

- Tanah liat (clay) berasal dari daerah wilayah kecamatan Bayat, Kabupaten Klaten.

- Untuk bahan baku genteng (tanah liat + air), serta zat aditif "ROCK" tidak

dilakukan pengujian. Karena dianggap sudah memenuhi persyaratan sebagai bahan baku pembuat genteng.

- Jumlah benda uji yang digunakan 55 buah dengan variasi penambahan zat aditif "ROCK" sebesar 0%,1%,2%,3% dan 4% dari volume air yang dibutuhkan untuk 1 benda uji , dengan masing masing variasi 1i benda uji.

- Pengujian bahan yang dilakukan adalah pengujian kuat lentur, pengujian

penyerapan air . dan pengujLn bu'avj :>.^.

- Metode pengujian kekuatan bahan (dimensi, kuat lentur dan penyerapan air)

mengacu pada SNI 03-2095-1998

- Pengolahan data menggunakan software MS-Excel.

- Pengujian sampel genteng dilakukan setelah genteng kering (pembakaran).

(5)

4.5.2 TAHAPAN PENELITIAN DAN ANALISA DATA

Mulai

Sampel Bahan Snsun

Tanah Liat + Air Zat aditif "ROCK"

CV. Acsotama Reka Graha

Analisa Kuat Lentur Genteng Keramik

Pembuatan Benda Uji Genteng Keramik

1.Dibuat 5 percobaan dari tiap-tiap perbandingan

2.Masing-masing 11 buah :

- 6 buah untuk uji kuat lentur

- 5 buah untuk uji penyerapan air

Analisa perbandingan campuran

yang paling baik

2o

Uji Penyerapan Air

Analisa Penyerapan Air

(6)

Bandingkan hasil analisa benda uji dari campuran normal dan penggunaan zat

aditif "ROCK"

Pembahasan

Kesimpulan dan saran

Laporan

Se'esai

(7)

Benda uji yang dibuat dan digunakan adalah genteng dengan jenis genteng

keramik. Dengan ukuran sample sebagai berikut

:

Panjang = 30 cm

Lebar = 22 cm

Tebal = 1 cm

Berat kering = 1490 gram

Gambar. 4.3 Tipe Sampel Genteng Keramik

Eerikut penentuar. komposisi sample yang selanjutnya dilakukan uji fisik

genteng, ma^ing-masing 5 sampel untuk uji fisik :

Tabel 4.1 Komposisi Bahan Susun Genteng Keramik

Formula

Kebutuhan Bahan 1 unit Genteng Keramik

(V)

Kebutuhan Bahan 20 unit Genteng Keramik

(gr)

Tanah Liat AIR ROCK Tanah Liat AIR ROCK Fl 1.445 j>j6 0 14.450 3360 0 F2 1.445 332.64 3.36 14.450 3326,4 33,6

F3 1.445 [ 329.28 6.72 14.450 3292,8 67,2

F4 1.445 325,92 10,08 14.450 3259,2 100,8 F5 1.445 322,56 13,44 14.450 3225,.6 134,4 (Sumber: Data Primer, 2007)

(8)

4.6 PELAKSANAAN PENELITIAN

4.6.1 PERENCANAAN KEBUTUHAN BAHAN SUSUN

Adapun dalam penelitian ini dimensi genteng keramik yang digunakan

adalah (30 x 22 x 1) cm. Dalam penelitian ini akan dibuat lima percobaan, yang

masing-masing percobaan dibuat sebanyak 11 unit genteng keramik. Adapun

kebutuhan bahan susunnya adalah sebagai berikut :

Tabel 4.2 Perencanaan Kebutuhan Bahan Susun Genteng Keramik

Benda Uji

Bahan Mentah Genteng <Ceramik ROCK (gr) AIR (gr) Tanah Liat (100%) (gr) 0 % (normal) 0 336 1445 I % rock 3.36 332.64 1445 2 % rock 6.72 329.28 1445 1 3 % rocK l 10.08 325.92 1445 4 % rock 13.44 322.56 1445

(S umber: Data Primer, 2006)

4.6.2 PEMBUATAN BENDA UJI

Langkah-langkah pembuatan benda uji pada penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Bahan mentah (tanah liat) digali menggunakan cangkul secara teratur. Tanah liat yang sudah digali diangkut ke tempat kerja dan ditimbun di luar selama beberapa hari agar terkena matahari dan embun, sehingga tanah liat hancur dengan sendirinya.

(9)

2. Tanah liat yang sudah hancur dimasukkan kedalam eniber, direndam dengan air yang sudah tercampur dengan zat aditif "ROCK" selama 24 jam kemudian digiling dengan mesin penggiling agar tanah menjadi halus. 3. Tanah liat basah diamparkan di lantai dengan ketebalan kurang lebih 20

cm, lalu diinjak-injak atau dicangkul-cangkul, sehingga menjadi campuran yang merata. Tanah liat yang sudah siap, kemudian dibentuk lempengan. Ukuran itu disesuaikan dengan ukuran dari genteng yang dibuat.

4. Lempengan yang telah siap, dibentuk menjadi genteng dengan

menggunakan mesin press. Agar genting tidak melekat pada cetakan, diolesi dengan minyak (campuran minyak solar dan minyak kelapa). 5. Genteng mentah kemudian dikeringkan di tempat yang terlindung supaya

kering oleh angin dan kemudian genteng merah tersebut disusun.

6 Cara penyusunan tergantung pada tungku pembakaran yang digunakan secara berdiri atau rneiiniang.

7. Setelah genteng disusun, pintu tungku ditutup dan pembakaran dimulai secara perlahan-lahan hingga asap yang keluar tidak berwarna putih lagi dengan suhu ± 150° C, kemudian suhu pembakaran dinaikkan menjadi 600° C. Sebaiknya suhu ini dipertahankan ± 4 jam dan pada akhir pembakaran suhu diturunkan secara perlahan-lahan agar genteng dapat matang secara merata.

8. Sesudah suhu cukup rendah, genteng dalam tungku dapat dibongkar.

kemudian genting yang sudah matang dipilih untuk menentukan mutu

(10)

retak-retak atau perubahan bentuk dan warna harus merata, juga bunyi dari

genteng (nyaring atau tidak) serta kehalusan (kerataan).

4.6.3 PELAKSANAAN PENGUJIAN

Setelah sampel genteng keramik dibuat maka dilakukan pengujian, yang

meliputi :

1. Pengujian dimensi genteng keramik 2. Pengujian berat jenis genteng keramik. 3. Pengujian penyerapan air genteng keramik 4. Pengujian kuat lentur genteng keramik.

4.6.4 PENGUJIAN BERAT JENIS GENTENG KERAMIK

Pengujian ini mengacu pada ASTM/Vol04.05/C67. besarnya berat jenis genteng keramik dapat dihiiung dengan persamaan (3.1). Tahapan yang dilakukan

pada pengujian ini antara lain adalah berikut ini :

1. Keringkan genteng keramik dengan oven kemudian catat dimensi dan beratnya.

2. Rendam dalam air hingga keadaan jenuh ± selama 24 jam.

3. Tiriskan dan bersihkan permukaan genteng keramik dengan kain lap

setelah genteng keramik tersebut dalam keadaan jenuh air.

4. Genteng keramik ditimbang beratnya setelah permukaan genteng keramik

(11)

4.6.5 PENGUJIAN KUAT LENTUR GENTENG KERAMIK

Tahapan pengujian kuat lentur pada genteng adalah sebagai berikut.

1.

Arrbil 6 buah genteng utuh dan diukur dimensinya.

2.

Letakkan genteng dalam arah membujur yang disangga dua batang baja

berdiameter 3 cm seperti pada Gambar 4.4, batang baja pembebanan

dipasang pada tengah-tengah genteng, dan letakkan karet diantara

batang-batang baja tersebut dengan genteng

2.

Letakkan genteng dalam arah membujur yang disangga dua batang baja

berdiameter 3 cm seperti pada Gambar 4.4, batang baja pembebanan

dipasang pada tengah-tengah genteng, dan letakkan karet diantara

batang-batang baja tersebut dengan genteng dengan tebal karet ± 40 mm agar tidak

kontak langsung antara batang baja dan gen'eng.

Gambar 4.4 Pengujian Kuat Lentur Genteng Keramik

(12)

3.

4.

Pembebanan dilakukan secara perlahan dengan pembebanan 5 kgf/detik, hingga genteng patah.

Analisa dan hitung rata-rata beban lentur dari 6 buah pengujian genteng tersebut.

4.6.6 PENGUJIAN PENYERAPAN AIR GENTENG KERAMIK

Langkah-langkah pengujian kerapatan air pada genteng adalah sebagai berikut.

1. Ambil 5 buah genteng utuh, kemudian dibersihkan dari kotoran yang

menempel.

2. Timbang genteng dalam keadaan kering (K), gram. 3. Rendam genteng tersebut dalam air selama 24 jam.

4. Kemudian timbang basah dengan mer.yeka permukaan genteng lebih dulu dengan lap lembab. catat berat contch (W) gram.

5. Analisis tetesan/rembesan air pada genteng.

^

^

—5Z

(13)

4.7 ANALISIS DATA

Analisis yang dilakukan adalah untuk mendapatkan nilai-nilai yang terbaik. Data yang diperlukan adalah sebagai berikut :

1. Kuat lentur genteng keramik yang paling maksimum atau minimal sama dengan pembanding yang telah melakukan pengujian.

2. Berat jenis genteng keramik yang paling baik.

3. Kerapatan genteng keramik dari rembesan air yang paling maksimum.

Gambar

Gambar 4.1 Diagram Alir Kerangka Pemikiran
Gambar 4.2 Tahapan Penelitian dan Analisis Data
Tabel 4.1 Komposisi Bahan Susun Genteng Keramik
Tabel 4.2 Perencanaan Kebutuhan Bahan Susun Genteng Keramik
+3

Referensi

Dokumen terkait

Dalam Temu Alumni yang dihelat di Hotel Padjajaran tersebut, beberapa kontingen UNAIR juga berkesempatan untuk mempresentasikan karyanya di hadapan para alumni.. Nasih menjelaskan

Keberadaan ternak sapi sangat menunjang kegiatan budidaya jambu mete karena memberikan beberapa keuntungan seperti tambahan pendapatan (dari proses produksi), sumber tenaga

pertumbuhan bakteri dengan spektrum yang luas, yaitu dapat menghambat pertumbuhan bakteri Gram positif dan Gram negatif yang telah diwakilkan oleh kedua bakteri uji

Zeorin, senyawa yang diisolasi dari Aegle marmelos Correa, mampu menunjukkan efek penghambatan terhadap pelepasan mediator sel mast yaitu enzim -hexosaminidase dengan

Dosen Pembimbing Nama Mahasiswa NIM Hari Mulai Berakhir Ruang

terpengaruh oleh kepentingan pribadi dalam penyusunan perencanaan pengawasan dengan cara mengalokasikan auditor yang telah melakukan kegiatan pengawasan selama 3

Pada intinya, komunitas dunia menyatakan bahwa: (a) negara-negara harus melindungi rakyatnya dari pemusnahan massal, kejahatan perang, pembersihan etnis, dan kejahatan

1) Biaya pendidikan untuk level yang ditempuh sebesar Rp1.650.000 (satu juta enam ratus lima puluh ribu rupiah) sesuai ketentuan Pimpinan Pusat.. OIAA di Kairo. Biaya itu