• Tidak ada hasil yang ditemukan

Competitor, Nomor 1 Tahun 3, Pebruari 2011

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Competitor, Nomor 1 Tahun 3, Pebruari 2011"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

26 *) Dosen Ilmu Olahraga FIK UNM

KONTRIBUSI LATIHAN SKJ 2008 TERHADAP TINGKAT KESEGARAN JASMANI PADA SISWI SD INPRES PERUMNAS ANTANG III

MAKASSAR

OLEH: ICHSANI )*

ABSTRAK

Pelaksanaan pendidikan jasmani dan olahraga merupakan sebuah investasi jangka panjang dalam upaya pembinaan mutu sumber daya manusia Indonesia. Hasil yang diharapkan itu akan dicapai dalam masa yang cukup lama. Karena itu upaya pembinaan warga masyarakat dan peserta didik melalui pendidikan jasmani dan olahraga membutuhkan kesabaran, keikhlasan dan pengorbanan sebagai upaya melaksanakan pendidikan jasmani dan olahraga di lembaga pendidikan formal agar dapat berkembang lebih pesat dan mampu menjadi landasan bagi pembinaan keolahragaan nasional. Proses pembentukan sikap dan pembangkitan motivasi harus dimulai pada usia dini. Oleh sebab itu pendidikan jasmani dan olahraga sudah harus dimulai sejak seseorang berada sekolah dasar. Senam kesegaran jasmani telah dilaksanakan di sekolah-sekolah di seluruh Indonesia. Namun manfaat melakukan latihan senam kesegaran jasmani bagi siswa belum dirasakan, karena mereka melakukannya bukan atas kesadaran diri sendiri, melainkan mereka merasa dipaksa dari gurunya, serta kurang disiplin pada siswa pada saat mengikuti latihan senam kesegaran jasmani. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kontribusi latihan SKJ 2008 terhadap tingkat kesegaran jasmani. Penelitian ini termasuk jenis penelitian deskriptif. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswi SD Inpres Perumnas Antang III Makassar dengan jumlah sampel penelitian 30 orang yang dipilih secara random sampling. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis korelasi dan regresi dengan menggunakan sistem SPSS Versi 12.00 pada taraf signifikan 95% atau  0,05. Bertolak dari hasil analisis data, maka penelitian ini menyimpulkan bahwa: Ada kontribusi latihan SKJ 2008 terhadap tingkat kesegaran jasmani pada siswi SD Inpres Perumnas Antang III Makassar sebesar 34,8%.

Kata Kunci : Latihan SKJ 2008, Tingkat Kesegaran Jasmani

ABSTRACT

Implementation of physical education and sport is a long-term investment in the context of enhancing the quality of human resources in Indonesia. The expected results will be achieved in a period of time. Because of this

(2)

27 *) Dosen Ilmu Olahraga FIK UNM

construction effort of community members and students through physical education and sport requires patience, sincerity and sacrifice as an effort to implement the physical education and sport in formal educational institutions in order to grow more rapidly and could become the basis for the development of national sports. The process of attitude formation and the generation of motivation should begin at an early age. Therefore, physical education and sport should have started since the individual is primary. Physical fitness exercises have been implemented in schools throughout Indonesia. But the benefits of doing physical fitness exercises for the students have not felt, because they do not on their own self-awareness, but they were forced from their teachers, and lack of discipline in students during physical fitness training in gymnastics. This study aims to determine the contribution SKJ 2008 exercises for physical fitness level. This study includes a descriptive type of research. This study population is all elementary students Makassar Presidential Housing Antang III study with a sample of 30 people chosen at random sampling. Data analysis techniques used were correlation and regression analysis techniques using SPSS system version 12:00 on 95% or a significant level of 0.05. Starting from the results of data analysis, this study concludes that: There's contribution SKJ 2008 exercises on physical fitness level on the elementary school student Presidential Housing Antang III Makassar was 34.8%.

Keywords : Exercise SKJ 2008, The Physical Freshness

PENDAHULUAN

Para guru pendidikan jasmani diharapkan memiliki pengetahuan, ketrampilan dan pengalaman yang memadai agar dapat mencapai suatu keberhasilan dalam mengajar dan melatih. Penguasaan suatu merode mengajar dan melatih oleh seorang guru atau pelatih sangat penting dalam meningkatkan prestasi olahraga yang diharapkan. Faktor yang berpengaruh atas pembinaan olahraga adalah tingkat kesegaran seseorang, oleh karena itu pemerintah sudah sejak dahulu berperan aktif dalam membentuk manusia Indonesia yang sehat baik jasmani maupun rohani. Peran aktif pemerintah sudah mulai pada tahun tujuh puluhan. Pada waktu itu pemerintah telah mempersiapkan

pembentukan manusia Indonesia seutuhnya khususnya dalam segi kesehatan dan kesegaran jasmani dengan memperkenalkan Senam Pagi Indonesia dalam empat seri. Siswa adalah individu yang sedang tumbuh dan berkembang. Sebagai mahluk sosial mempunyai sifat ketergantungan dengan orang lain, begitupula dengan lingkungan tempat tinggalnya. Tingkat kesegaran jasmani dan perkembangan fisik seseorang berbeda-beda, begitu pula tingkat kemampuan tubuhnya walaupun berada pada tingkat usia yang sama.

Ilmu pengetahuan tentang unsur kesegaran jasmani dalam hubungannya dengan minat mas-yarakat banyak memungkinkan hal tersebut banyak digemari oleh

(3)

28 *) Dosen Ilmu Olahraga FIK UNM

lapisan masyarakat, baik masyarakat bawah maupun masyarakat kalangan atas. Dengan demikian pencapaian kesegaran jasmani bukan hanya lahir dari dorongan individual, akan tetapi menjadi tanggung jawab bersama karena dapat menjadi tolak ukur perkembangan dan kemajuan suatu bangsa. Faktor utama yang menunjang berkembangnya unsur kesegaran jasmani di kalangan siswa adalah di sadari oleh adanya minat sendiri untuk mempelajarinya senam kesegaran jasmani. Hal ini dapat dibuktikan dengan melihat kenyataan dimasyarakat bahwa senam kesegaran jasmani mulai tingkat sekolah dasar (SD) sampai perguruan tinggi tetap digemari bahkan pada masyarakat luas. Dengan melihat kenyataan tersebut itulah yang membuktikan bahwa pada dasarnya senam kesegaran jasmani bukan hanya digemari oleh kalangan anak-anak akan tetapi digemari disegala kalangan/lapisan masyarakat.

Senam kesegaran jasmani telah dilaksanakan di sekolah seluruh Indonesia. Namun manfaat melakukan latihan senam kesegaran jasmani bagi siswa belum dirasakan, karena mereka melakukannya bukan atas kesadaran diri sendiri, melainkan mereka merasa dipaksa dari gurunya, serta kurang disiplin pada siswa pada saat mengikuti latihan senam kesegaran jasmani. Disamping lahirnya bermacam-macam bentuk senam kesegaran jasmani kadang membuat siswa jadi bingung untuk memilih bentuk senam yang mana mereka lakukan, karena gerakan yang lain belum dihafalkan dengan benar, diperkenalkan lagi pada mereka gerakan senam kesegaran jasmani yang baru. Demikian juga dari cara latihan, belum dilaksanakan

sesuai dengan pedoman dan petunjuk latihan yang semestinya. Misalnya dilakukan atau dilaksanakan hanya satu kali seminggu dan tidak dilakukan yang sebenarnya.

Senam kesegaran jasmani merupakan aktivitas jasmani yang efektif untuk mengoptimalkan pertumbuhan dan perkembangan anak. Gerakan senam sangat sesuai untuk mengisi program pendidikan jasmani seperti kekuatan dan daya tahan otot dari seluruh bagian tubuh. Disamping itu senam juga berpotensi mengembangkan ketrampilan gerak dasar, sebagai landasan penting bagi penguasaan ketrampilan teknik suatu cabang olahraga. Lebih penting lagi senam lebih dapat meningkatkan kesegaran secara efektif bagi siapapun yang melakukannya. Sebab menurut Sukarman (1989) tentang olahraga pada anak bahwa didalam mengajarkan olahraga pada anak hendaknya memperhatikan hal-hal yaitu tumbuhan fisik atau badan, per-tumbuahan dan perkembangan ke-jiwaan serta perilaku, pertumbuhan ketrampilan. Dijelaskan lebih lanjut bahwa pertumbuhan dan per-kembangan kejiwaan serta perilaku pada masa anak-anak perlu mendapat prioritas utama, sebab kalau tidak maka perkembangan selanjutnya kurang mendapatkan fondasi yang kokoh. Seseorang yang memiliki kesegaran jasmani yang baik adalah orang yang cukup mempunyai kesanggupan dan kemampuan untuk melakukan pekerjaannya dengan efisien tanpa menimbulkan kelelahan berarti. (Endang Sri Retno, 1989).

Pelaksanaan senam kesegaran jasmani yaitu SKJ 2008 bagi siswa SD pada umumnya dan SD Inpres Perumnas Antang III Makassar pada

(4)

29 *) Dosen Ilmu Olahraga FIK UNM

khususnya belum terlaksana dengan baik, namun perlu didakan pembinaan secara intensif agar dapat memberikan nuansa baru tersendiri bagi sekolah. Berbagai latihan senam yang dapat dilakukan di sekolah, semuanya dapat ber-manfaat untuk meningkatkan ke-segaran jasmani jika dilakukan sebagaimana mestinya. Namun dalam hal ini penulis memberikan batasan hanya ingin mengetahui ada tidaknya kontribusi latihan senam kesegaran jasmani (SKJ 2008) dalam rangka pembinaan, peningkatan dan pemeliharaan kesegaran jasmani bagi siswi SD Inpres Perumnas Antang III Makassar pada khususnya. Hasil akhir dari penelitian diharapkan dapat memberikan informasi berupa manfaat tentang hubungan variabel penelitian. Selain itu penelitian ini juga diharapkan memberikan manfaat sebagai berikut: (1) Agar pemerintah dapat mendorong atau memotivasi seluruh masyarakat pada umumnya dan sekolah pada khususnya untuk melaksanakan kegiatan senam kesegaran jasmani, (2) memberikan informasi kepada guru pendidikan jasmani khususnya pada sekolah yang bernuansa agama tentang SKJ 2008 yang perlu digalakkan di sekolah, dan (3) Penelitian diharapkan menjadi acuan pada penelitian selanjutnya pada permasalahan dan variabel yang lebih luas.

Arti Kesegaran Jasmani

Perkataan kesegaran jamsani lazim dikenal dengan istilah asing phisical fitness. Physicas berarti badan atau tubuh sedangkan fitness berarti segar. Jadi yang dimaksud dengan kesegaran jasmani yaitu badan yang sehat dan bugar.

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pengertian kesegaran jasmani dipandang sebagai suatu konsep yang mempunyai ruang lingkup yang cukup luas. Oleh sebab itu para ahli mendefinisikan sesuai dengan sudut pandang keahlian. Misalnya, dari segi kedokteran lebih menitik beratkan pada kemampuan jantung dan paru-paru. Di bidang olahraga lebih menitik beratkan pada keberhasilan melakukan aktivitas fisik tanpa menimbulkan kelelahan yang berarti. Pengertian tentang kesegaran jasmani dapat diuraikan dari beberapa pendapat, antara lain:

Soedarminto SP. (1990) mengatakan bahwa: “seseorang memiliki kesegaran jasmani yang baik akan mampu memenuhi tuntutan fisik tertentu”. selanjutnya “seseorang dikatakan fit untuk sesuatu tugas aktifitas apabila ia mampu menyelesaikan tugas tersebut cukup efesien dan tanpa kelelahan yang berlebihan dan dapat pulih kembali”. Pendapat lain yang lebih menitik beratkan pada kemampuan tubuh untuk beradaptasi, yaitu: Kesegaran jasmani adalah kesanggupan dan kemampuan tubuh dalam melakukan penyesuaian (adaptasi) terhadap pembebanan fisik yang diberikan kepadanya dari kerja yang dilakukan sehari-hari tanpa menmbulkan kelelahan yangberlebihan (Dangsina Moeloek, 1984).

Perbedaan definisi kesegaran jasmani nampaknya tidak cukup berarti, namun ada kesamaan yang sangat esensial yaitu pentingnya kesegaran jasmani yang diperlukan tiap individu tidak perlu sama dantidak akan sama, ini tergantung dari jenis kelamin, usia, bear tubuh (tinggi dan berat badan), pekerjaan,

(5)

30 *) Dosen Ilmu Olahraga FIK UNM

lingkungan, cuaca, emosi, danlain-lain. Sehubungan dengan hal tersebut. Anwar pasau (1995) mengatakan : Namun demikian tentu saja makin tinggi tingkat kesegaran jasmani seseorang, makin baik, berarti lebih sehat dan lebih baik dibandingkan dengan seseorang yang tingkat kesegaran jasmaninya lebih rendah.

Penjelasan tentang pengertian di atas menandakan bahwa perlu ada usaha untuk meningkatkan kesegaran jasmani. Perkembangan kesegaran jasmani di masyarakat membuka pemikiran para ahli untuk sepakat memberikan penjelasan yanglebih terarah terhadap kesegaran jasmani. Kini masih merupakan kesepakatan sementara bahwa untuk mengetahui kesegaran jasmani seseorang maka yang perlu diukur adalah hal-hal yang menyangkut kesegaran kardiovaskuler, kesegaran kekuatan otot, kesegaran keseimbangan tubuh dan kesegaran kelentukan.

Kesegaran jasmani adalah kemampuan seseorang untuk melaksanakan tugas sehari-hari tanpa mengalami kelelahan yang berarti dan masih memiliki tenaga cadangan untuk melaksanakan kegiatan yang lain. Di samping itu dapat dikatakan kesegaran jasmani cukup kompleks karena mencakup berbagai aspek kehidupan manusia.

Unsur-unsur kesegaran jasmani

Kesegaran jamsani terdiri berbagai unsur. Berikut ini pembagian unsur-unsur kesegaran jasmani menurut para ahli. Di antaranya adalah : Soedarminto SP, membagi unsur-unsur kesegaran jamsani menjadi 12 komponen, yaitu: (1) Kesehatan yang baik, (2) kekuatan, (3) kelincahan, (4)

ketahanan muscular, (5) kecepatan, (6) keseimbangan, (7) kelentukan, (8) koordinasi, (9) ketahanan kardirepresi, (10) berat badan yang sesuai, (11) kemampuan motorik umum, (12) ketangkasan neuromuscular. Dangsina Moeloek (1984) mengungkapkan unsur-unsur kesegaran jasmani, yaitu : (1) Daya tahan (endurance), (2) kekuatan otot (muscle strength), (3) Tenaga ledak (muscle explosive power), (4) kecepatan (speed), (5) Ketangkasan (agility), (6) kelentukan (flexibility), (7) keseimbangan (balance), (8) kecepatan reaksi (reaction time), dan (9) koordinasi (coordination).

Larson membagi unsur-unsur kesegaran jasmani menjadi 10 komponen sebagai berikut :

1. Resistance to disease = daya tahan dari penyakit 2. Muscular strength and

muscular endurance = kekuatan otot dan daya tahan otot.

3. Endurance (cardiovascular – respiration) = daya tahan jantung, peredaran darah dan pernafasan.

4. Muscular power = daya tahanotot dan kemampuan maskimal otot dalam kurun waktu yang singkat, biasa juga disebut daya atau exp-losive power. 5. Flexibility = kelentukan. 6. Speed = Kecepatan 7. Agility = kelincahan 8. Coordination = koordinasi 9. Balance = keseimbangan 10. Accurasi = ketepatan (dikutip M. Anwar pasau, 1984)

Dengan terbatasnya waktu dan kemampuan penelitia, sesuai dengan beberapa pendapat para ahli yang mengemukakan unsur-unsur kesegaran jasmani, maka

(6)

31 *) Dosen Ilmu Olahraga FIK UNM

dalam penelitian ini dibatasi mnenjadi 7 komponen kesegaran jasmani yang menjadi pokok permasalahan yaitu : daya tahan (endurance), kecepatan (speed), kelincahan (agility), kekuatan (strength) otot lengan, kekuatan otot perut, daya tahan (power), kelentukan (flexibility).

Faktor-faktor yang mempengaruhi kesegaran jasmani

Faktor pertama adalah makanan dan gizi. Makanan dan gizi ini memang sangat dipengaruhi pada kesegaran jasmani seseroang. Oleh karena itu makanan harus disediakan secukupnya dan seimbang untuk mempengaruhi dan mendukung hidup sehari-hari.

Faktor kedua adalah tidur dan istirahat. Secara alamiah memang orang memerlukan tidur dan istirahat sesudah kerja demi untuk mendapatkan kesegaran jasmani kembali. Apabila keseharian tubuh seseorang terlalu banyak bekerja. Keseimbangan antara kerja, tidur, dan istirahat serta berekreasi memang perlu untuk kehidupan yang harmonis.

Bagi anak sekolah yang dalam tingkat pertumbuhan dan perkembangan penuh dengan berbagai aktivitas fisik (bermain) perlu mendapatkan perhatian baik dari pihak orang tua maupun dari skeolah sehingga aktivitas fisik yang dilakukan tidak mengganggu per-tumbuhan dan perkembangan akan tetapi menunjang perkembangan yang harmonis menuju pada masa akil baliq.

Faktor ketiga adalah kebiasaan hidup sehat ini adalah seperti mandi setiap hari, membasuh tangan dan muka, sering berada di tempat terbuka, menghirup udara segar,

sering berada di bawah sinar matahari pagi, menjauhkan diri dari kebiasaan yang tidak sehat seperti rokok, alkohol, dan narkotika yang jelas merusak badan.

Faktor yang keempat adalah latihan dan olahraga. Jelasnya bahwa dengan melakukan olahraga secara teratur akan sangat mempengaruhi kesegaran jasmani. Sebagai contoh bahwa setiap hari makan seharga 3000 kalori dan untuk bekerja setiap harinya tanpa latihan dan olahraga akan mempergunakan hanya 2600 kalori. Dengan demikian setiap harinya akan tersimpan 400 kalori yang akan dijadikan lemak dalam tubuh.

Bila ini setiap hari bertambah maka akan menjadi gemuk, orang yang gemuk akan menjadi sasaran penyakit, terutama penyakit jantung. Perlu diingat bahwa anak-anak sekarang adalah harapan nusa dan bangsa dimasa yang akan datang (the youth or today is the dawn of tomorrow), maka boleh kita semua merasa berbahagia bahwa prioritas telah mulai diarahkan kepada usaha-usaha pembinaan generasi muda, termasuk pembinaan kesehatan dan kesegaran jasmani.

Latihan SKJ 2008

Senam berasal dari bahasa Inggris disebut “Gymnastic” yang berasal dari kata “gymnos

me-lakukan latihan senam di ruangan khusus yang disebut “Gymnasium

atau “Gymnasion”. Tujuannya

ada-lah untuk mendapatkan kekuatan dan keindahan jasmani. Cara melakukannya sambil berpakaian minim atau telanjang. Maksudnya mungkin agar dapat leluasa bergerak. Namun yang melakukan senam ini hanya kaum pria. Senam di Negara Indonesia sudah

(7)

32 *) Dosen Ilmu Olahraga FIK UNM

dikenal sejak zaman penjajahan Belanda. Pada waktu itu namanya

Gymnastiek”, zaman jepang dinamakan

Taiso”. Pemakaian istilah “senam”

sendiri kemungkinkan bersamaan dengan pemakaian kata olahraga sebagai pengganti kata sport.

Ciri dan kaidah senam ialah: gerakan latihannya selalu dapat direncanakan, dipilih dan disiptakan oleh guru, pelatih bahkan pelaku sendiri. Bahwa gerakan latihan terpilih itu harus disusun secara sistematis (merupakan suatu kebulatan latihan). Penyusunan pemilihan gerakan itu harus sesuai dengan prinsip-prinsip tertentu sesuai dengan tujuan atau kebutuhan si pelaku.

Melihat ciri-ciri dan kaidah-kaidah tersebut, maka batasan mengenai senam dapat dirumuskan sebagai berikut: “Senam adalah latihan jasmani/olahraga yang bentuk-bentuk gerakannya dipilih dan disusun secara sistematis berdasarkan prinsip-prinsip tertentu sesuai dengan kebutuhan atau tujuan si penyusun”.

Dari batasan diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa setiap orang, guru atau pelatih olahraga dapat menentukan tujuan, memilih dan menyusun latihannya sendiri sesuai dengan kebutuhan atau tujuan untuk apa. Mungkin untuk memelihara kesegaran jasmani, menambah keterampilan, keindahan bentuk dan lain-lain.

Werner (1994) mengatakan senam dapat diartikan sebagai bentuk latihan tubuh pada lantai atau pada alat yang dirancang untuk meningkatkan daya tahan, kekuatan, kelentukan, kelincahan, koordinasi, serta control tubuh. Jadi fokusnya adalah tubuh, bukan alatnya, bukan pola-pola geraknya,

karena gerak apapun yang digunakan, tujuan utamanya adalah peningkatan kualitas fisik serta penguasaan pengontrolannya.

Hidayat (1995), kata

gymnastiek tersebut dipakai untuk

menunjukkan kegiatan-kegiatan fisik yang memerlukan keleluasaan gerak sehingga perlu dilakukan dengan telanjang atau setengah telanjang. Hal ini bisa terjadi karena teknologi pembuatan bahan pakaian belum semaju sekarang, sehingga belum memungkinkan membuat pakaian yang bersifat lentur mengikuti gerak pemakainya.

Senam merupakan aktivitas fisik yang dapat membantu mengoptimalkan perkembangan anak. Gerakan-gerakan senam sangat sesuai untuk mendapat penekanan didalam program pendidikan jasmani, terutama karena tuntutan fisik yang dipersyaratkannya, seperti kekuatan dan daya tahan otot dari seluruh bagian tubuh. Disamping itu senam juga sangat besar sumbangannya pada perkembangan gerak dasar fundamental yang penting bagi aktivitas fisik cabang olahraga lain, terutama dalam hal mengontrol sikap dan gerak secara efektif dan efisien.

Senam kesegaran jasmani untuk SKJ 2008 merupakan rangkaian yang bertujuan untuk meningkatkan, membina dan me-melihara kesegaran jasmani untuk semua kalangan, baik anak-anak, dewasa dan orang tua tanpa mengenal jenis kelamin. Gerakan senam ini mempunyai rangkaian gerakan latihan fisik yang tersusun secara sistematis, yaitu latihan pemanasan, latihan inti dan latihan peregangan.

Adapun tujuan SKJ 2008 adalah, untuk melatih kekuatan otot

(8)

33 *) Dosen Ilmu Olahraga FIK UNM

jantung, kekuatan otot-otot tubuh, kelenturan, koordinasi gerak, sikap tubuh (postur) yang baik, penguasaan irama musik, penguasaan arah dan relaksasi. Namun yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan SKJ 2008 bahwa; bagi mereka yang mempunyai masalah dengan kesehatan, konsultasi dulu dengan dokter sebelum latihan, minum air putih sebelum, selama dan sesudah latihan, pakailah pakaian/sepatu olahraga selama berlatih, dan lakukanlah latihan dengan teknik yang benar. Adapun ciri-ciri dari senam kesegaran jasmani untuk SKJ 2008 adalah adanya pemisahan antara gerakan pemanasan, gerakan inti dan gerakan pendinginan.

Pelaksanaan senam kesegaran jasmani (SKJ) 2008 pada gerakan pemanasan terdiri atas 7 kelompok latihan yang terdiri dari gerakan 22 gerakan dengan tiap kelompok latihan mempunyai hitungan 2 x 8. Gerakan inti terdiri dari 5 kelompok latihan yang terdiri 13 gerakan dengan tiap kelompok latihan mem-punyai hitungan 3 x 8. Sedangkan latihan pendinginan terdiri 5 gerakan dengan tiap kelompok latihan mempunyai hitungan 2 x 8. (Dikmudora, 2008)

METODE PENELITIAN

Pada dasarnya metode adalah alat yang dipergunakan untuk mencari pembuktian secara ilmiah yang dilakukan secara sistematis untuk mengungkapkan dan memberikan jawaban atas permasalahan yang dikemukakan dalam suatu penelitian sehingga arah dan tujuan pengungkapan fakta atau kebenaran sesuai dengan apa yang ditemukan dalam penelitian sehingga betul-betul

sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Metode yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Nana Sudjana (1988) bahwa : “Variabel secara sederhana dapat diartikan ciri dari individu, obyek, gejala dan peristiwa yang dapat diukur secara kuantitatif atau kualitatif”. Adapun variabel penelitian yang ingin diteliti dalam penelitian ini terdiri atas : variabel bebas yaitu latihan SKJ 2008 sedangkan variabel terikat yaitu Tingkat kesegaran jasmani. Desain penelitian atau rancangan penelitian yang digunakan adalah klasifikasi atau persentase.

Agar lebih terarah pelaksanaan latihan maupun pengumpulan data penelitian, maka perlu diberi batasan atau definisi operasional tiap variabel yang terlibat yaitu (1) SKJ 2008; Senam kesegaran jasmani untuk SKJ 2008 merupakan senam kesegaran jasmani yang dilakukan dengan gerak badan dengan gerakan tertentu yang dicipatakan khusus untuk Indonesia jaya dalam upaya peningkatan kesegaran jasmani, dan (2) Unsur kesegaran jasmani; Unsur kesegaran jasmani disini adalah kemampuan vitalitas fisik siswa dalam melakukan aktivitas tanpa adanya kelelahan yang berarti dengan penilaian tentang beberapa item tes yaitu lari sprint 40 meter, gantung angkat tubuh selama 60 detik, baring duduk selama 60 detik, loncat tegak, dan lari jauh 800 meter.

Populasi adalah keseluruhan dari individu yang dijadikan obyek penelitian. Populasi suatu penelitian harus memiliki karakteristik yang sama atau hampir sama. Olehnya itu yang menjadi populasi pada penelitian ini adalah siswi SD Inpres Perumnas Antang III Makassar

(9)

34 *) Dosen Ilmu Olahraga FIK UNM

dengan sampel yang diambil atau digunakan dalam penelitian berjumlah 40 orang dari siswi pada SD Inpres Perumnas Antang III Makassar dengan teknik pengambilan sampel proporsive random sampling.

Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh data empirik sebagai bahan untuk menguji kebenaran hipotesis. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi : Tes kesegaran jasmani yang terdiri dari : lari sprint 40 meter, gantung angkat tubuh selama 60 detik, baring duduk selama 60 detik, loncat tegak, dan lari jauh 800 meter.

Dalam penelitian ini penulis menggunakan rancangan analisis deskriptif dengan cara memper-sentasekan kemungkinan hasil tes kesegaran jasmani.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Data hasil tes dan pengukuran kesegaran jasmani siswa SD Inpres Antang III Makassar Makassar yang terdiri dari lima item tes yaitu: lari 30 meter, gantung angkat tubuh 60 detik, bangun duduk 60 detik, loncat tegak, dan lari 600 meter dianalisis dengan teknik statistik deskriptif dan porsentase. Data kesegaran jas-mani merupakan total nilai yang diperoleh dari setiap item, peng-gunaan teknik pengumpulan data menggunakan petunjuk dari Tes Kesegaran Jasmani Indonesia (TKJI).

Analisis deskriptif data penelitian yang terdiri dari nilai tes dan pengukuran tingkat kesegaran jasmani siswa SD Inpres Antang III Makassar Makassar dilihat dalam

rangkuman hasil analisis deskriptif yang tercantum pada tabel.

Statistics 30 30 30 30 30 30 30 0 0 0 0 0 0 0 7,6467 2,2333 16,4333 22,9667 2,9220 14,0000 1008,6000 1,10850 ,89763 3,60730 1,58622 ,72220 1,48556 17,62365 1,22878 ,80575 13,01264 2,51609 ,52157 2,20690 310,59310 4,50 3,00 15,00 6,00 2,45 7,00 98,00 5,10 1,00 10,00 20,00 2,12 11,00 923,00 9,60 4,00 25,00 26,00 4,57 18,00 1021,00 229,40 67,00 493,00 689,00 87,66 420,00 30258,00 Valid Missing N Mean St d. Dev iation Variance Range Minimum Maximum Sum Lari 30 M Angkat Tubuh Baring Duduk Loncat

Tegak Lari 600 M TKJ SBI

Berdasarkan tabel di atas yang merupakan rangkuman hasil analisis deskripsi data tes tingkat kesegaran jasmani dan senam bugar Indonesia pada siswa SD Inpres Antang III Makassar Makassar, sebagai berikut :

Untuk data tes lari 30 meter, diperoleh nilai rata-rata 7,6467 dari 30 sampel dengan jumlah nilai secara keseluruhan sebanyak 229,40. Untuk nilai standar deviasi 1,10850 dengan range 4,50 dari nilai minimal 5,10 dan nilai maksimal 9,60.

Untuk data tes gantung angkat tubuh, diperoleh nilai rata-rata 2,2333 dari 30 sampel dengan jumlah nilai secara keseluruhan sebanyak 67,00. Untuk nilai standar deviasi 0,89763 dengan range 3,00 dari nilai minimal 1,00 dan nilai maksimal 4,00.

Untuk data tes baring duduk, diperoleh nilai rata-rata 16,4333 dari 30 sampel dengan jumlah nilai secara keseluruhan sebanyak 493,00. Untuk nilai standar deviasi 3,60730 dengan range 15,00 dari nilai minimal 10,00 dan nilai maksimal 25,00.

Untuk data tes loncat tegak, diperoleh nilai rata-rata 22,9667 dari 30 sampel dengan jumlah nilai secara keseluruhan sebanyak 689,00. Untuk nilai standar deviasi 1,58622 dengan range 6,00 dari nilai minimal 20,00 dan nilai maksimal 26,00.

Untuk data tes lari 800 meter, diperoleh nilai rata-rata 2,9220 dari 30 sampel dengan jumlah nilai

(10)

35 *) Dosen Ilmu Olahraga FIK UNM

secara keseluruhan sebanyak 87,66. Untuk nilai standar deviasi 0,72220 dengan range 2,45 dari nilai minimal 2,12 dan nilai maksimal 4,57.

Hasil secara keseluruhan tingkat kesegaran jasmani siswa SD Inpres Antang III Makassar Makassar, diperoleh nilai rata-rata 14,0000 dari 30 sampel dengan jumlah nilai secara keseluruhan sebanyak 420,00. Untuk nilai standar deviasi 1,48556 dengan range 7,00 dari nilai minimal 11,00 dan nilai maksimal 18,00.

Sedangkan hasil secara keseluruhan penguasaan gerak senam bugar Indonesia pada siswa SD Inpres Antang III Makassar Makassar, diperoleh nilai rata-rata 1008,6000 dari 30 sampel dengan jumlah nilai secara keseluruhan sebanyak 30258,00. Untuk nilai standar deviasi 17,62365 dengan range 98,00 dari nilai minimal 923,00 dan nilai maksimal 1021,00. 1. Hasil frekeunsi persentase

tingkat kesegaran jasmani

Hasil yang telah diperoleh pada penelitian tentang tes tingkat kesegaran jasmani yang terdiri dari lari 30 meter, gantung angkat tubuh, baring duduk, loncat tegak dan lari 600 meter pada SD Inpres Antang III Makassar Makassar dituang dalam bentuk persentase untuk mendapatkan kategori frekuensi setiap variabel yang diperoleh. a. Hasil frekuensi persentase

tingkat kesegaran jasmani dari tes lari 30 meter

Gambaran persentasi frekuensi hasil penelitian tes lari 30 meter yang diperoleh pada siswa SD Inpres Antang III Makassar

Makassar dapat dilihat pada tabel berikut:

Nilai Frekuensi Persen (%) Klasifikasi Ket.

< 5,7” 5,8” – 6,6” 6,7” – 7,7” 7,8” – 9,3” > 9,4” 1 7 7 13 2 3,3 23,3 23,3 43,3 6,7 Baik sekali Baik Sedang Kurang Kurang Sekali 5 4 3 2 1 Jumlah 30 100

Berdasarkan tabel di atas tentang hasil penelitian tes lari 30 meter yang diperoleh pada siswa SD Inpres Antang III Makassar Makassar, nampak bahwa dari 30 sampel siswa ternyata yang memiliki klasifikasikan baik sekali sebanyak 1 orang (6,7%), klasifikasi baik sebanyak 7 orang (23,3%), klasifikasi sedang sebanyak 7 orang (23,3%), klasifikasi kurang sebanyak 13 orang (43,3%) dan klasifikasi kurang sekali sebanyak 2 orang (6,7%). Dengan demikian, dapat di simpulkan bahwa hasil tes lari 30 meter pada siswa SD Inpres Antang III Makassar Makassar dapat dikategorikan sedang dengan hasil rata-rata 7,6467 (hasil deskriptif data).

b. Hasil frekuensi persentase tingkat kesegaran jasmani dari tes angkat tubuh

Gambaran persentasi frekuensi hasil penelitian tes gantung angkat tubuh yang diperoleh pada siswa SD Inpres Antang III Makassar Makassar dapat dilihat pada tabel berikut:

Nilai Frekuensi Persen (%) Klasifikasi Ket.

> 16 11 – 15 06 – 10 02 – 07 00 – 01 0 0 0 25 5 0,0 0,0 0,0 83,3 16,7 Baik sekali Baik Sedang Kurang Kurang Sekali 5 4 3 2 1 Jumlah 30 100

Berdasarkan tabel di atas tentang hasil penelitian tes gantung angkat tubuh yang diperoleh pada

(11)

36 *) Dosen Ilmu Olahraga FIK UNM

siswa SD Inpres Antang III Makassar Makassar, nampak bahwa dari 30 sampel siswa ternyata yang memiliki klasifikasikan kurang sebanyak 25 orang (83,3%) dan klasifikasi kurang sekali sebanyak 5 orang (16,7%), serta tidak ada siswa yang memiliki klasifikasi baik sekali, baik dan sedang. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa hasil tes gantung angkat tubuh pada siswa SD Inpres Antang III Makassar Makassar dapat dikategorikan kurang dengan hasil rata-rata 2,2333 (hasil deskriptif data).

c. Hasil frekuensi persentase tingkat kesegaran jasmani dari tes baring duduk

Gambaran persentasi frekuensi hasil penelitian tes baring duduk yang diperoleh pada siswa SD Inpres Antang III Makassar Makassar dapat dilihat pada tabel berikut:

Nilai Frekuensi Persen (%) Klasifikasi Ket. > 28 18 – 27 9 – 17 05 – 10 00 – 04 0 10 20 0 0 0,0 33,3 66,7 0,0 0,0 Baik sekali Baik Sedang Kurang Kurang Sekali 5 4 3 2 1 Jumlah 200 100

Berdasarkan tabel di atas tentang hasil penelitian tes baring duduk yang diperoleh pada siswa SD Inpres Antang III Makassar Makassar, nampak bahwa dari 30 sampel siswa ternyata yang memiliki klasifikasikan baik sekali sebanyak 61 orang (30,5%), klasifikasi baik sebanyak 10 orang (33,3%), dan klasifikasi sedang sebanyak 20 orang (66,7%), serta tidak ada siswa yang memiliki klasifikasi baik sekali, kurang dan kurang sekali. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa

hasil tes baring duduk pada siswa SD Inpres Antang III Makassar Makassar dapat dikategorikan sedang dengan hasil rata-rata 16,4333 (hasil deskriptif data).

d. Hasil frekuensi persentase tingkat kesegaran jasmani dari tes loncat tegak

Gambaran persentasi frekuensi hasil penelitian tes loncat tegak yang diperoleh pada siswa SD Inpres Antang III Makassar Makassar dapat dilihat pada tabel berikut:

Nilai Frekuensi Persen (%) Klasifikasi Ket.

> 66 53 – 65 42 – 52 31 – 41 < 30 0 0 25 5 0 0,0 0,0 83,3 16,7 0,0 Baik sekali Baik Sedang Kurang Kurang Sekali 5 4 3 2 1 Jumlah 30 100

Berdasarkan tabel di atas tentang hasil penelitian tes loncat tegak yang diperoleh pada siswa SD Inpres Antang III Makassar Makassar, nampak bahwa dari 30 sampel siswa ternyata yang memiliki klasifikasikan sedang sebanyak 25 orang (83,3%), dan klasifikasi kurang sebanyak 5 orang (16,7%), serta tidak ada siswa yang memiliki klasifikasi baik sekali, baik dan kurang sekali. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa hasil tes loncat tegak pada siswa SD Inpres Antang III Makassar Makassar dapat dikategorikan sedang dengan hasil rata-rata 22,9667 (hasil deskriptif data).

e. Hasil frekuensi persentase tingkat kesegaran jasmani dari tes lari 600 meter

Gambaran persentasi frekuensi hasil penelitian tes lari 600 meter yang diperoleh pada siswa SD Inpres Antang III Makassar dapat dilihat pada tabel berikut:

(12)

37 *) Dosen Ilmu Olahraga FIK UNM

Nilai Frekuensi Persen (%) Klasifikasi Ket. < 2,04” 2,05” – 2,53” 2,54” – 3,46” 3,47” – 5,04” > 5,05” 0 13 12 5 0 0,0 43,3 40,0 16,7 0,0 Baik sekali Baik Sedang Kurang Kurang Sekali 5 4 3 2 1 Jumlah 30 100

Berdasarkan tabel di atas tentang hasil penelitian tes lari 600 meter yang diperoleh pada siswa SD Inpres Antang III Makassar Makassar, nampak bahwa dari 30 sampel siswa ternyata yang memiliki klasifikasikan baik sebanyak 13 orang (43,3%), klasifikasi sedang sebanyak 12 orang (40,0%), dan klasifikasi kurang sebanyak 5 orang (16,7%), serta tidak ada siswa yang memiliki klasifikasi baik sekali, dan kurang sekali. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa hasil tes lari 600 meter pada siswa SD Inpres Antang III Makassar Makassar dapat dikategorikan baik dengan hasil rata-rata 2,9220 (hasil deskriptif data).

f. Hasil frekuensi persentase tingkat kesegaran jasmani secara keseluruhan

Secara keseluruhan gambaran persentasi frekuensi hasil penelitian tingkat kesegaran jasmani yang diperoleh pada siswa SD Inpres Antang III Makassar Makassar dapat dilihat pada tabel berikut:

Nilai Frekuensi Persen (%) Klasifikasi Ket.

22 – 25 18 – 21 14 – 17 10 – 13 05 – 09 0 1 16 13 0 0,0 3,3 53,3 43,3 0,0 Baik sekali Baik Sedang Kurang Kurang Sekali 5 4 3 2 1 Jumlah 30 100

Berdasarkan tabel di atas tentang hasil penelitian tingkat kesegaran jasmani yang diperoleh pada siswa SD Inpres Antang III Makassar Makassar, nampak

bahwa dari 30 sampel siswa ternyata yang memiliki klasifikasikan baik sebanyak 1 orang (3,3%), klasifikasi sedang sebanyak 16 orang (53,3%), dan klasifikasi kurang sebanyak 13 orang (43,3%), serta tidak ada siswa yang memiliki klasifikasi baik sekali dan kurang sekali. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa hasil tingkat kesegaran jasmani pada siswa SD Inpres Antang III Makassar Makassar dapat dikategorikan sedang dengan hasil rata-rata 14,0000 (hasil deskriptif data).

2. Hasil analisis regresi

Analisis regresi dilakukan untuk mengetahui hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat. Analisis korelasi yang digunakan adalah analisis regresi (R) pada taraf signifikan 95% atau  0,05. Hasil-hasil analisis regresi secara lengkap dapat dilihat pada tabel.

Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan analisis regresi (R) pada taraf signifikan 95% atau tingkat probabilitas  0,05. Hal tersebut dimaksudkan untuk mengetahui hubungan antara penguasaan gerak senam bugar Indonesia dengan tingkat kesegaran jasmani pada siswa SD Inpres Antang III Makassar Makassar.

Hipotesis N r/R Rs F t Sig.t

Korelasi dan regresi penguasaan gerak senam bugar Indonesia dengan tingkat kesegaran jasmani siswa SD Inpres Antang III Makassar Makassar

30 0,119 0,014 0,399 31,559 0,000

Dari hipotesis yang akan diuji dikemukakan bahwa ada hubungan antara penguasaan gerak senam bugar Indonesia dengan tingkat kesegaran jasmani pada siswa SD Inpres Antang III Makassar Makassar.

(13)

38 *) Dosen Ilmu Olahraga FIK UNM

Berdasarkan hasil pengujian analisis regresi data penguasaan gerak senam bugar Indonesia dengan tingkat kesegaran jasmani pada siswa SD Inpres Antang III Makassar Makassar pada tabel 11, diperoleh nilai regresi (Ro) 0,119 dengan tingkat probabilitas (0,043) <  0,05, untuk nilai R Square (koefesien determinasi) 0,014. Hal ini berarti 1,4% tingkat kesegaran jasmani siswa SD Inpres Antang III Makassar Makassar dijelaskan oleh penguasaan gerak senam bugar Indonesia. Sedangkan sisanya (100% - 1,4% = 99,6%) dijelaskan oleh sebab-sebab yang lain. Dari uji Anova atau F test, didapat F hitung adalah 0,399 dengan tingkat signifikansi 0,533. Oleh karena probabilitas (0,533) jauh lebih besar dari  0,05, maka model regresi tidak dapat dipakai untuk mem-prediksi tingat kesegaran jasmani (tidak dapat diberlakukan untuk populasi dimana sampel diambil). Sedangkan untuk uji t untuk menguji signifikansi konstanta dan variabel dependen (tingkat kesegaran jas-mani). Nilai thitung diperoleh 31,559 terlihat pada lampiran kolom Sig/

significance adalah 0,000, atau

pro-babilitas jauh di bawah  0,05. Maka HO ditolak dan H1 diterima atau koefesien regresi signifikan, atau penguasan gerak senam bugar Indonesia benar-benar berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat kesegaran jasmani. Dengan demikian ada hubungan antara penguasaan gerak senam bugar Indonesia dengan tingkat kesegaran jasmani pada siswa SD Inpres Antang III Makassar Makassar.

Berdasarkan dari analisis porsentase data dan uji regresi yang diperoleh pada siswa SD Inpres Antang III Makassar Makassar

tentang tingkat kesegaran jasmani yang dimiliki berdasar dari penguasaan gerak senam bugar Indonesia memiliki kontribusi yang sedang, maka dapat dikatakan bahwa siswa tersebut masih banyak melakukan gerakan-gerakan senam bugar Indonesia kurang maksimal, dan kurang jelasnya tentang manfaat dari senam tersebut. Senam kesegaran jasmani untuk senam bugar Indoensia merupakan rangkaian yang bertujuan untuk meningkatkan, membina dan me-melihara kesegaran jasmani untuk semua kalangan, baik anak-anak, dewasa dan orang tua tanpa mengenal jenis kelamin. Gerakan senam ini mempunyai rangkaian gerakan latihan fisik yang tersusun secara sistematis, yaitu latihan pemanasan, latihan inti dan latihan peregangan. Oleh karena itu semua pelajar diharuskan untuk dapat memiliki tingkat kesegaran jasmani yang baik. Kesegaran jasmani adalah kemampuan seseorang untuk melaksanakan tugas sehari-hari tanpa mengalami kelelahan yang berarti dan masih memiliki tenaga cadangan untuk melaksanakan kegiatan yang lain. Di samping itu dapat dikatakan kesegaran jasmani cukup kompleks karena mencakup berbagai aspek kehidupan manusia.

Didalam melaksanakan suatu kegiatan tidak kalah pentingnya yang dijadikan dasar utama adalah manusia yang sehat fisik dan mental atau manusia yang memiliki kesegaran jasmani yang baik. Itulah perlunya dikembangkan kesadaran dan rasa kepercayaan diri sendiri akan manfaat berolahraga terhadap peningkatan kesegaran jasmani, perlu mendapatkan perhatian yang serius, baik pada masyarakat luas maupun pada pelajar sampai pada

(14)

39 *) Dosen Ilmu Olahraga FIK UNM

tingkat perguruan tinggi. Oleh karena itu seseorang yang memiliki kesegaran jasmani yang baik ada kemungkinan prestasi kerjanya baik pula. Demikian juga bagi siswa untuk dapat belajar dengan baik.

Dengan demikian pada umumnya siswa SD Inpres Antang III Makassar Makassar memiliki tingkat kesegaran jasmani yang dikategorikan atau dikalsifikasikan sedang. Latihan senam kesegaran jasmani untuk senam bugar Indonesia yang diberikan siswa masih belum dilaksanakan secara intensif dan sistematis serta masih adanya siswa yang terlalu memandang remeh terhadap senam tersebut, disamping didapati juga masih kurang serius dalam melakukan gerakan-gerakan senam bugar Indonesia.

PENUTUP

1. Tingkat kesegaran jasmani siswa SD Inpres Antang III Makassar di kategorikan sedang.

2. Ada hubungan yang signifikan antara penguasaan gerak senam bugar Indonesia pada siswa SD Inpres Antang III Makassar Makassar.

DAFTAR PUSTAKA

Moeloek, Dangsina. 1984.

Dasar-Dasar Fisiologi Kesegaran

Jasmani dan Latihan Fisik,

Kesehatan dan Olahraga.

Jakarta: FKUI (editor)

Pasau, M. Anwar. 1989. Pertumbuhan

dan Perkembangan. Ujung

Pandang: IKIP Ujung Pandang. Sajoto, Moch. 1988. Pembinaan

kondisi fisik dalam olahraga.

Semarang: FPOK IKIP.

Soedarminto. 1992. Kinesiologi. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Sudjana, Nana. 1985. Metode

Statistik. Bandung: Tarsito.

Sugiyono. 2000. Statistika untuk

penelitian. Bandung: Penerbit

CV Alfabetha

Suharto. 1999. Tes Kesegaran

Jasmani Indonesia untuk

Remaja Umur 16 – 19 Tahun.

Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Pusat Kesegaran Jasmani dan Rekreasi.

Surahman, Winarno. 1982.

Pengantar penelitian ilmiah dasar; metode dan teknik.

Referensi

Dokumen terkait

Sedangkan nilai daya dukung efektif (ECC) adalah sebesar 5 orang per hari yang berarti lebih kecil dari jumlah rata-rata pengunjung per hari. 2) Persepsi pengunjung sebanyak

Seperti hasil pengamatan di SKB Karo, khususnya di PAUD Pelangi, guru kurang menstimulasi kecerdasan emosional anak usia dini dan masih lebih mementingkan IQ dari pada EQ

1.. sekretaris hanya dari segi negatifnya saja, faktanya sekretaris merupakan jabatan yang juga memegang peran penting dalam suatu perusahaan. Di zaman modern dengan

Untuk mengembangkan sebuah paragraf dapat ditempuh dengan beberapa cara antara lain cara pertentangan dengan penanda koherensi berbeda dengan,

Di dalam dokumen Rencana Kinerja ini ditetapkan Rencana Capaian Kinerja Tahunan untuk seluruh indikator kinerja yang ada pada tingkat sasaran dan kegiatan. Dokumen Rencana

uji t menguji signifikansi konstanta dan variabel dependen (kemampuan jauhnya tendangan dalam permainan sepakbola). Maka Ho ditolak dan H1 diterima atau koefesien

bentuk latihan yang dilakukan harus spesifik dan lebih mengarah, agar dapat menunjang peningkatan kemampuan menggiring bola. Seperti halnya dalam melakukan

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuktikan bahwa ijime dalam manga Naruto merupakan sebuah refleksi kondisi ijime nyata serta untuk menganalisis