• Tidak ada hasil yang ditemukan

Aktualiosasi Kode Etik Pecinta Alama Indonesia dalam Pendidikan Islam - Test Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Aktualiosasi Kode Etik Pecinta Alama Indonesia dalam Pendidikan Islam - Test Repository"

Copied!
142
0
0

Teks penuh

(1)

IMPLEMENTASI KODE ETIK PECINTA ALAM

INDONESIA DALAM PENDIDIKAN ISLAM

STUDI KASUS ORGANISASI MAHASISWA PECINTA

ALAM MITAPASA INSTITUT AGAMA ISLAM

NEGERI SALATIGA TAHUN 2016

SKRIPSI

Disusun Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

Oleh:

NURUL FITRIANINGSIH NIM: 111-11-213

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

(2)
(3)

IMPLEMENTASI KODE ETIK PECINTA ALAM

INDONESIA DALAM PENDIDIKAN ISLAM

STUDI KASUS ORGANISASI MAHASISWA PECINTA

ALAM MITAPASA INSTITUT AGAMA ISLAM

NEGERI SALATIGA TAHUN 2016

SKRIPSI

Disusun Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

Oleh:

NURUL FITRIANINGSIH NIM: 111-11-213

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

(4)
(5)
(6)
(7)

MOTTO

Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar, merekalah orang-orang yang beruntung. (QS. Ali Imran,104)

Dan…

Kamu besar dengan karena berfikir besar, kamu kecil karena berfikir kecil

Keterbatasanmu adalah pikiranmu, keberhasilan semata-mata bagaimana kamu

(8)

PERSEMBAHAN

Dengan berucap syukur Alhamdulillah, akhirnya saya dapat menyelesaikan skripsi ini. Tentu semuanya tidak lepas dari doa dan dukungan dari semua pihak, untuk itu saya ucapkan terimakasih banyak. Skripsi ini saya persembahkan untuk: 1. Kedua orang tua yang selalu mendukungku di semua keadaan. Alm. Pak

Machali, ku rindu saat bapak menenangkanku dalam peluknya, saat merasa takut, meyakinkanku bahwa aku bisa mandiri. Tak lupa es krim dan apel merah oleh-oleh wajibmu untukku. Pak,semoga putrimu ini bisa mejadi seperti yang bapak harapkan. Dan mak Mutmainnah, aku menjadi anak yang beruntung di dunia dilahirkan olehmu, tiada kata yang bisa melukiskan rasa terimaksihku dan

syukurku. Terimakasih…

2. Untuk mbak Zaimah, terimaksih sudah menjadi ibu sekaligus kakak yang hebat. Aku belajar banyak darimu. Kau paksa aku tersenyum meski kau tahu saat itu aku sulit melakukannya. Terimaksih…

Untuk 5F jagoan mak mut, tapi bukan aku.

3. Untuk bude, bulek dan om yang tak bisa ku sebut one by one, akihh banget. Terimaksih doa dan motivasinya, tak lupa upin-upin ku (riva, vira, yuuga, elfa cs) yang selalu berhasil membuatku tersenyum bahkan ngakak.

(9)

Kita tidak bertemu di dunia tetapi semoga di jannahNya kita bertemu dan bersapa.

5. Untuk keluarga besar Mapala Mitapasa yang telah memberiku banyak hal yang tak bisa diukur dengan apapun. Rahasia Allah menghendaki aku melewati episode hidupku masuk Mitapasa di semester khomsah dan tetap ku syukuri. PENDASPALA XIX, power rangers terimakasih diijinkan berproses bersama. Otret maaf memposisikanmu menjadi mbak tertua single yang harusnya kita barengan. Tapi aku tau kamu baqoh hehehe, menoah, dorce dan pedet bagaimanapun kalian, tetep saja kalian adalah saudara pertama yang menenangkan dan meyakinkanku untuk terus lanjut berjuang di februari 2014 lalu, makasih dan maaf aku lulus duluan. Angkatan XX cipok yang jadi pawang

pijetnya anak beskem, warot derno-ne diilangi, sangeng my good patner di

kesek, si imbas-imbis ndang nyusul koncomu AT. Angkatan XIX maaf ga sampe rampung nemeni kalian. Dan semua yang tak bisa ku sebutkan satu per satu, terimakasih

6. Pak sabar kantin konyol, terimakasih kebaikan utangnya dan kejailannya. Ra lali pak. Pak bon yang selalu ramah n membersihkan lingkungan belajar kami, pak satpam yang ga tw namanya tapi hafal wajah-wajahnya.

7. Pak Mufiq, bu Asdiqoh, bu Rukhayati, pak Sairozi, pak Mukti terimakasih bantuan dan bimbingannnya

(10)

KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan banyak rahmat dan hidayah-Nya, sehingga bisa menikmati indahnya Islam di dunia ini. Sholawat serta salam selalu tercurahkan pada junjungan Nabi Agung Muhammad SAW yang telah membimbing manusia dari zaman kegelapan hingga zaman yang terang benderang dan yang selalu dinantikan syafaatnya di hari kiamat kelak. Segala syukur penulis panjatkan sehingga penulis dapat menyelesaikan

tugas akhir skripsi dengan judul “AKTUALISASI KODE ETIK PECINTA ALAM

DALAM PENDIDIKAN ISLAM” STUDI KASUS MAHASISWA PECINTA

ALAM MITAPASA 2016.

Alhamdulillah proses perjuangan dalam penyusunan skripsi ini telah penulis lalui dengan baik. Tidak aka penggambaran lain yang dapat penulis utarakan selain ucapan syukur yang tiada tara kepada Allah SWT kerena hanya atas ridho dan pertolongan-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan baik. Penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang tulus dan ikhlas kepada: 1. Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga Bapak Dr. Rahmat Hariyadi,

M.Pd.

(11)

3. Dosen pembimbing Bapak Dr. Mukti, Ali M.Hum.. atas bimbingan, arahan dan motivasi yang diberikan.

4. Dosen pembimbing akademik Bapak Mufiq, M.Phil. Terimaksih arahannya selama ini.

5. Seluruh dosen dan karyawan IAIN Salatiga yang telah banyak membantu selama kuliah hingga menyelesaikan skripsi ini.

6. Keluargaku yang telah mencurahkan pengorbanan dan doa restu yang tiada henti bagi keberhasilan studi penulis.

7. Sejawat-sejawat Mitapasa yang memberikan warna berbeda di masa kuliyah, segenap loyalitas Mapala MITAPASA.

8. Teman-teman angkatan 2011, terimankasih proses dan bantuannya. Khususnya saat PPL di MTs Al Madinah dan saat KKN di Magelang.

9. Semua pihak yang ikut serta memberikan bantuan dan motivasi dalam penulisan skripsi ini.

Akhirnya penulis hanya bisa berdoa, semoga amal dan kebaikan semua pihak dapat diterima oleh Allah. Tidak ada sesuatu yang sempurna di dunia ini melainkan Ia yang Maha Sempurna. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kepada semua pihak untuk memberikan kritik dan saran dalam penulisan skripsi ini. Penulis berharap semoga tulisan ini mempunyai nilai guna dan manfaat bagi penulis khusunya dan bagi pembaca umumnya.

(12)

ABSTRAK

Fitrianingsih, Nurul. 2016. Aktualiosasi Kode Etik Pecinta Alama Indonesia dalam

Pendidikan Islam. Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Jurusan

Pendidikan Agama Islam. Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Pembimbing: Dr. Mukti Ali, M.Hum.

Kata kunci: Kode Etik Pecinta Alam, Pendidikan Islam

pecinta alam sebagai organisasi yang bergerak dalam dunia lingkungan dan alam pada hakikatnya berada dalam gerakan eviromentalisme (wawasan lingkungan) yang dalam pengertian lebih luas lagi adalah suatu paham yang menempatkan lingkungan hidup sebagai pola dan gerakannya. Organisasi pecinta alam selama ini, lebih menekankan pada seruan untuk melakukan sesuatu yang lebih baik atau melarang untuk melakukan sesuatu yang dianggap merugikan lingkungan hidup. Dengan melakukan kesepakatan bersama yang berupa kode etik pecinta alam.

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif karena dengan tujuanuntuk mendeskripsikan fenomena-fenomena apa saja yanag ada di lokasi penelitian. Data yang dihimpun peneliti adalah melalui pengamatan yang seksama, wawancara dan dokumentasi. Seperti hanya dokumentasi, peneliti mengambil subtansi dari buku-buku terkait, catatan harian danlain sebagainya. Kemudian melakukan pengamatan langsung di lapangan melalui perilaku mahasiswa sehari-hari. Dan yang terahir adalah peneliti mewawancarai mahasiswa pecinta alam yang selanjutnya digunakan sebagai tolakkan data yang ril untuk kesuksesan pembuatan skripsi ini.

(13)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN BERLOGO ... ii

HALAMAN NOTA PEMBIMBING ... iii

HALAMAN PENGESAHAN ... iv

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... v

MOTTO ... vi

PERSEMBAHAN ... vii

KATA PENGANTAR ... ix

ABSTRAK ... xi

DAFTAR ISI ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 8

C. Kegunaan Penelitian ... 8

D. Penegasan Istilah ... 9

E. Metode Penelitian ... 10

(14)

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. KODE ETIK PECINTA ALAM INDONESIA ………….. ... 15

B. PENDIDIKAN ISLAM ... 18

1. Pengertian Pendidikan Islam ... 18

2. Landasan pendidikan islam ... 21

3. Tujuan pendidikan Islam ... 21

BAB III PAPARAN DATA DAN HASIL PENELITIAN A. Gambaran umum Mapala Mitapasa ... 24

1. Identitas Organisasi ... 24

2. Visi Misi Organisasi ... 25

3. Struktur Organisasi ... 26

4. Sarana dan Prasarana Mapala Mitapasa ... 27

B. Penyajian Data ... 30

1. Kode Etik Pecinta Alam Indonesia pada Mahasiswa Pecinta Alam MITAPASA Institut Agama Islam Negeri Salatiga... 30

2. Implementasi Kode Etik Pecinta Alam Indonesia pada Organisasi Mahasiswa Pecinta Alam Mitapasa IAIN Salatiga ... 37

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Kode Etik Pecinta Alam Indonesia pada Mahasiswa Pecinta Alam MITAPASA IAIN Salatiga ……… ... 43

(15)

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ... 69 B. Saran ... 71 DAFTAR PUSTAKA

(16)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Manusia hidup di bumi tidaklah sendiri, melainkan bersama dengan mahluk hidup lainnya yaitu tumbuhan, hewan dan jasad renik. Mahluk hidup lainnya bukan sekedar teman hidup bersama dan pasif terhadap manusia, melainkan hidup manusia terikat erat. Tanpa mereka manusia tak dapat hidup. Ada hukum timbal balik di dalamnya. Oleh karena itu anggapan bahwa manusia adalah mahluk yang paling berkuasa adalah tidak benar. Manusia bersama hewan, tumbuhan dan jasat renik menempati suatu ruang tertentu.

Dalam ruang tempat manusia, hewan, tumbuhan dan jasad renik hidup, terdapat pula benda tak hidup seperi udara, air, tanah dan batu. Ruang yang ditempati mahluk hidup dan tak hidup disebut lungkungan hidup. Dan dalam penciptaannya manusia telah dibekali fitrah yaitu sebagai kholifah fil ardh atau pemimpin di bumi. Tugas sebagai kholifah tidaklah hanya menyembah Tuhannya, namun manusia juga diberi tanggung jawab untuk menjaga, melestarikan, dan memakmurkan bumi. Tuhan menciptakan bumi beserta isinya untuk dijaga dan dimanfaatkan sumber daya alamnya oleh manusia. Tanggung jawab yang dimiliki oleh manusia belumlah dapat menjalankan tugasnya dalam menjaga kelestarian di bumi. Usaha dalam menjaga, melestarikan dan mengembangkan lingkungan kurang diperhatikan. Akan tetapi

eksploitasi terhadap sumber daya alam sangatlah berlebihan. Sehingga secara tidak

(17)

itu sendiri. Yaitu mengakibatkan sumber bencana di bumi, seperti tanah longsor, banjir, kebakaran hutan, dan sebagainya.(Sri lestari’ dan Ngatini. 2010:27)

Dalam Undang-Undang nomor 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, dalam bukunya Sonny Keraf (2010: 181) yang berbunyi:

“Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya,

keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi alam itu sendiri, kelangsungan perikehidupan, dan

kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain.”

Berdasarkan undang-undang tentang lingkungan hidup di atas, meliputi beberapa hal, diantaranya pertama, cakupan. Harus diakaui Undang-Undang nomor 32 tahun 2009 mempunyai cakupan yang jauh lebih jelas, luas dan komprehensif. Cakupan atau ruang lingkupnya sama dengan cakupan atau ruang lingkup perlindungan dan pengelolahan lingkungan hidup yang meliputi dari perencanaan, pemanfaatan, pengendalian, pemeliharaan sampai pada pengawasam dan penegakan hukum.

(18)

tentang; a) pemanfaatan atau pencadangan sumberdaya alam. Selanjutnya b) pemeliharaan dan perlindungan kualitas dan/ atau fungsi lingkungan hidup. c) pengendalian. Pemantauan serta pendayagunaan dan pelestarian sumberdaya alam dan d) adaptasi dan mitigasi terhadap perubahan iklim. Rencana yang memuat aspek-aspek lalu menjadi dasar bagi pemanfaatan sumberdaya alam dan lingkungan hidup, maka pengawasan dan penegakan hukumnya pun akan jelas dan pasti dan dengan demikian bisa dipastikan bahwa kita bisa berhasil dalam perlindungan dan pengelolahan lingkungan hidup.

Ketiga, memperkuat Undang-Undang nomor 32 tahun 2009 dan sejalan dengan visi besar kita untuk mengatasi krisis dan bencana lingkungan maka sasarannya adalah menjaga daya duku dan daya tampung lingkungan hidup. Segala sesuatu yang diatur dalam undang undang ini mulai dari perencanaan sampai pada penegakan hukum, khususnya pidana bertujuan mencapai sasaran akhir menjamin terjaganya daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup.

Berangkat dari sini kelompok pecinta alam sebagai organisasi yang bergerak dalam dunia lingkungan dan alam pada hakikatnya berada dalam gerakan

environmentalisme (wawasan lingkungan) yang dalam pengertian lebih luas lagi

(19)

mengemukakan, beberapa prinsip hidup untuk menuntut manusia dalam menerapkan etika lingkungan adalah sebagai berikut:

1. Manusia bukan sumber dari semua nilai: kita adalah bagian dari lingkungan yang tidak dapat dipisahkan. Jika kita menyayangi diri kita, sayangi pula semua kehidupan dan lingkungan yang ada.

2. Lingkungan tidak disediakan hanya untuk kepentingan manusia. Akan tetapi, diperuntukan bagi semua kehidupan. Kita harus menjadi bagian dari lingkungan yang jujurdan cinta kepada lingkungan hidup kita.

3. Sumber daya alam yang terbatas harus dipelihara untuk kepentingan manusia dan semua mahluk hidup lainnya. Pergunakan untuk keperluan vital, bukan dipergunakan dengan serakah.

4. Sumber bahan dan energi jumlahnya sangat terbatas, hematlah pemakaiannya.

(20)

Pendidikan Islam, memelihara kehidupan manusia agar dapat mengemban tugas serta

membentuk pribadi “khalifah” . Heri Gunawan (2014:10), menyatakan bahwa:

“Tujuan pendidikan adalah tujuan hidup manusia itu sendiri, sebagaimana yang

tersirat dalam peran dan kedudukannya sebagai khalifatullah dan Abdullah. Oleh karena itu, menurutnya, tuga pendidikan adalah memelihara kehidupan manusia agar dapat mengemban tugas dan kedudukan tersebut. Dengan demikian tujuan pendidikan adalah membentuk insan khalifah yang dilandasi dengan sikap ketundukan dan kepasrahan sebagaimana hamba Allah.”

Sumber daya alam adalah potensi sumber daya yang terkandung dalam bumi, Soerianegara dan indrawan (1983: 57) mengemukakan, salah satunya air dan dirgantara yang dapat didaya gunakan untuk memenuhi kebutuhan manusia dan kepentingan pertahanan negara. Sumber daya alam dibagi berdasarkan:

1. Jenis

a. Sumber daya alam hayati/ biotik adalah sumber daya alam yang berasal dari mahluk hidup. Contohnya: tumbuhan, hewan, mikro organisme, dan lain-lain.

b. Sumber daya alam non-hayati/ abiotik adalah sumber daya alam yang berasal dari benda mati. Contohnya: bahan tambang, air, udara, batuan. Dan lain-lain.

2. Pembaharuan

(21)

b. Sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui/ non renewable ialah sumber daya alam yang tidak dapat di daur ulang atau bersifat hanya dapat diguakan sekali saja atau tidak dapat dilestarikan serta punah. Contohnya: minyak bumi, batubara, timah, gas, dan lain-lain.

Akan tetapi eksploitasi terhadap sumber daya alam sangatlah berlebihan. Sehingga secara tidak langsung dampak dari eksploitasi yang berlebihan itu justru merugikan bagi manusia itu sendiri. Yaitu mengakibatkan sumber bencana di bumi, seperti tanah longsor, banjir, kebakaran hutan, dan sebagainya. Manusia tidak dapat lepas dari kebutuhannya terhadap alam. Alam memerlukan keseimbangan yang harus dipertahankan oleh manusia sebagai pemanfaatnya.

Menurut Zakiyah Drajat (1996: 30-31) dalam bukunya yang berjudul “Ilmu

Pendidikan Islam” bahwa tujuan pendidikan Islam terdiri dari beberapa tujuan yang

(22)

tumbuh-tumbuhan itu tanaman yang menghijau. Kami keluarkan dari tanaman yang menghijau itu butir yang banyak; dan dari mayang korma mengurai tangkai-tangkai yang menjulai, dan kebun-kebun anggur, dan (kami keluarkan pula) zaitun dan delima yang serupa dan yang tidak serupa. perhatikanlah buahnya di waktu pohonnya berbuah dan (perhatikan pulalah) matangannya. Sesungguhnya pada yang demikian itu ada tanda-tanda

(kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang beriman. “ (QS. Al-An’am: 99)

Berangkat dari uraian tersebut, maka penulis tertarik untuk menyusun

penelitian yang berjudul “Implementasi Kode Etik Pecinta Alam Indonesia dalam

Pendidikan Islam (studi kasus organisasi mahasiswa pecinta alam MITAPASA

Institut Agama Islam Negeri Salatiga 2016”.

B. Rumusan Masalah

(23)

Dari latar belakang yang terurai di atas dapat diketahui bahwa kesadaran manusia terhadap alam adalah salah satu wujut ketakwaan kepada Allah SWT. Oleh karena itu yang menjadi pokok dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana Kode Etik Pecinta Alam dalam Pendidikan Islam?

2. Bagaimana implementasi Kode Etik Pecinta Alam pada mahasiswa pecinta alam MITAPASA Institut Agama Islam Negeri Salatiga tahun 2016 dalam ranah Pendidikan Islam?

C. Kegunaan Penelitian

Dari penelitian ini diharapkan nantinya akan memberikan manfaat, adapun manfaat penelitian ini dibagi menjadi dua bagian antara lain:

1. Manfaat Teoritis

Penulis berharap agar peneitian ini bermanfaat kepada para pembaca, serta menambah wacana mengenai aktualisasi Kode Etik Pecinta Alam dalam Pendidikan Islam khusunya Mahasiswa pada lingkungan kampus Institut Agama Islam Negeri Salatiga.

2. Manfaat Praktik

a. Penelitian ini dapat menunjukkan pengamalan Kode Etik Pecita Alam Indonesia pada mahasiswa pecinta alam MITAPASA Institute Agama Islam Negeri Salatiga 2016

(24)

D. Penegasan Istilah

Untuk menghindari kemungkinan terjadinya penafsiran yang berbeda dan rang lingkup dalam penelitian ini, perlu di jelaskan istilah pokok maupun kata-kata yang terkandung dalam judul skripsi ini, antara lain:

1. Implementasi

Implementasi berasal dari kata: implementation yang berarti suatu pelaksanaan atau penyelenggaraan. Jadi arti dari implementasi di sini adalah mengaplikasikan sebuah teori ke dalam realita, sehingga akan menghasilkan manfaat dari teori tersebut serta dapat mengembangkannya menjadi lebih sempurna. Jadi, implementasi merupakan aplikasi atau penerapan yang berasal dari teori, berangkat dari teori kemudian diterapkan pada lapangan, sehingga dari permasalahan yang akan menghasilkan sebuah kesimpulan realistis. 2. Kode etik pecinta alam

Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia kode etik adalah tanda persetujuan yang mempunyai arti maksut tertentu; aturan yan telak di sepakati. Sedang pecinta alam adalah sekelompok orang yang mencintai alam semesta beserta isinya. Jadi Kode Etik Pecinta Alam adalah aturan yang disepakati oleh pecinta alam.

3. Pendidikan Islam

Dilihat dari etimologis, istilah Pendidikan Islam sendiri terdiri atas dua kata,

(25)

dalam konteks keislaman, definisi pendidikan sering dengan berbagai istilah, yakni al-tarbiyah, al-ta‟dib.

E. Metode Penelitian

1. Jenis dan Pendekatan Penelitian

Jenis dan pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif, Moleong (1993: 3) menyatakan, penelitian kualitatif adalah proses penelitian yang menghasilkan data deduktif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Adapun pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan deskriptif. Data yang dikumpulkan lebih mengambil bentuk kata-kata atau gambar dari pada angka-angka. Hasil penelitian tertulis berisi kutipan-kutipan dari data untuk mengilustrasikan dan menyediakan bukti presentasi (Emzir. 2011: 3)

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual, akurat, mengenai faktor- faktor, sifat-sifat serta hubungan antara fenomena yang diselidiki.

2. Sumber Data

Menurut Arikunto (2004: 107), dalam bukunya sumber data dalam penelitian ini, data dibedakan menjadi dua macam, yaitu :

a. Sumber data primer

(26)

ini diperoleh secara langsung dari sumber data melalui wawancara, observasi atau dengan cara lainnya.

b. Data sekunder

Jenis data yang diperoleh atau berasal dari bahan-bahan kepustakaan. Data ini berupa dokumen, buku, majalah, jurnal, dan yang lainnya yang berkaitan dengan permasalahan penelitian.

3. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yakni membicarakan tentang bagaimana cara peneliti mengumpulkan data. Ezmir (2011: 38) menyatakan, dalam penelitian ini peneliti menggunakan beberapa metode dalam mengumpulkan data, sebagai berikut :

a. Metode observasi

mengatakan dalam bukunya metode observasi adalah cara pengumpulan data melalui pengamatan dan pencatatan dengan sistematik tentang fenomena-fenomena yang diselidiki, baik secara langsung maupun tidak langsung.

b. Metode wawancara (interview)

(27)

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan jenis interview bebas terpimpin dan instrumen yang digunakan dalam interview ini adalah pedoman wawancara. Interview dalam penelitian ini, peneliti lakukan baik secara formal maupun secara nonformal. Adapun wawancara yang dilakukan dalam penelitian ini, meliputi :

1) Wawancara ketua umum mapala MITAPASA sejarah, visi dan misi mapala MITAPASA Institut Agama Islam Negeri Salatiga.

2) Wawancara dengan mahasiswa pecinta alam MITAPASA Institut Agama Islam Negeri Salatiga. mengenai pengaktualan kode etik pecinta alam selaku yang bergerak di bidang pecinta alam.

3) Wawancara dengan mahasiswa pecinta alam MITAPASA Institut Agama Islam Negeri Salatiga mengenai hambatan yang di hadapi. c. Metode dokumentasi

Yakni mengumpulkan data-data melalui pengamatan dan pencatatan dengan sistematik tentang fenomena-fenomena yang diselidiki, baik secara langsung maupun tidak langsung (Emzir. 2011: 66).

F. Sistematika Penulisan

(28)

Bab I, merupakan pendahuluan yang mencakup latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, definisi operasional, metode penelitian, dan sistematika pembahasan.

Bab II, merupakan bab yang membahas tentang kajian teoritis yang memaparkan tentang konsep pecinta alam ditinjau secara umum tentang pendekatannya secara teologis, dan tentang Pendidikan Islam.

Bab III, merupakan bab yang memaparkan hasil penelitian lapangan yang meliputi gambaran umum tentang objek penelitian, penyajian data tentang pengaktualan mahasiswa pecinta alam MITAPASA terhadap kode etik pecinta alam dalam Pendidikan Islam.

Bab IV, merupakan bab yang membahas tentang analisis aktualisasi kode etik pecinta alam dengan pendidikan islam.

Bab V, merupakan bab penutup yang berisi simpulan dan saran dari hasil penelitian.

(29)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. KODE ETIK PECINTA ALAM INDONESIA

Kode Etik Pecinta Alam Indonesia dicetuskan pertama kali pada Januari tahun 1974. Kode Etik ini menjadi acuan dan pegangan teguh bagi para pecinta alam se-Indonesia dalam bersikap dan berperilaku dalam segala kegiatan di alam bebas. Gladian ini diselenggarakan oleh Badan Kerja sama Club Antarmaja pencinta Alam se-Ujung Pandang dan diikuti oleh 44 perhimpunan pecinta alam se Indonesia. Gladian Nasional merupakan Event pertemuan akbar pecinta alam

se Indonesia. Gladian Nasional pada intinya adalah kegiatan “ajang latihan” bagi

para pecinta alam guna meningkatkan pengetahuan, skill keterampilan dan kemampuan dalam bidang kepecintaalaman dan kegiatan alam bebas. Gladian Nasional juga berperan sebagai media silaturahim dan berbagi pengetahuan antar perkumpulan pecinta alam se Indonesia.

Kode etik pecinta alam Indonesia ini, sampai saat ini masih dipergunakan dan dipegang teguh oleh berbagai perkumpulan pecinta alam di seluruh Indonesia. Adapun isi kode etik pecinta alam Indonesia adalah:

1. Pecinta Alam Indonesia sadar bahwa alam beserta isinya adalah

ciptaan Tuhan Yang Maha Esa

2. Pecinta Alam Indonesia adalah bagian dari masyarakat Indonesia

sadar akan tanggung jawab kepada Tuhan, bangsa, dan tanah air

3. Pecinta Alam Indonesia sadar bahwa pecinta alam adalah sebagian

(30)

Bila disimak lebih cermat, kode etik pecinta alam indonesia bermakna sebagai berikut:

1. Keinginan luhur dari para Pencinta Alam, yaitu keinginan yang dilandasi pada suatu kedalaman penghayatan arti hidup dan kehidupan manusia,

2. Kesadaran akan hakiki Pencinta alam itu sendiri, Pencinta alam menyadari bahwa alam adalah ciptaan Tuhan. Alam diciptakan tidak untuk ditaklukkan, dilukai, tetapi alam diciptakan untuk keselamatan manusia itu sendiri. Terpeliharanya alam, lestarinya alam tergantung dari kesadaran manusia itu sendiri.

Muhammad Tri Asmil menyatakan, kandungan makna Kode Eti ini tentang keteladanan dan tuntunan ada dua, yaitu: Tuntunan hubungan yang vertical dan

Tuntunan hubungan yang horizontal

(http://mahorpalaunm.blogspot.co.id/2013/04/kode-etik-pencinta-alam-indonesia.

dikutip tanggal 4 Oktober 2016 pukul 07.50 WIB).

(31)

yang di topang oleh alam ini. Generasi kita harus menyediakan dan menyisakan alam ini untuk generasi yang mendatang. Ilyas Asaad (2011: 3) menyatakan dalam Islam, memelihara lingkungan merupakan kewajiban yang setara dengan kewajiban ibadah-ibadah sosial yang lain, bahkan setara dengan kewajiban mendirikan sholat, membayar zakat, berpuasa dibulan ramadhan dan berhaji. Sebaliknya, perbuatan merusak lingkungan atau perbuatan yang bisa mengakibatkan kerusakan lingkungan setara dengan perbuatan dosa besar seperti pengingkaran terhadap Maha Kasih dan Pemelihara (al-rabb) Tuhan, atau pembunuhan dan perampokan .

Hubungan yang kedua yakni horizontal, menuntun hubungan manusia dengan manusia, manusia dengan alam lingkungan sesama ciptaan Tuhan. Pernyataan kesadaran manusia dalam Kode etik ini mengandung makna saling menghargai sesama manusia sesuai dengan harkat dan martabat di sisi Tuhan. Saling menghargai demi terciptanya kerukunan dalam kebersamaan yang serasi, selaras, seimbang, sesuai dengan hakikat diri masing-masing

(32)

serbaserbi Pencinta alam itu unik dan menarik, menantang serta merangsang. Kesadaran itu menjadi keinginan yang dapat menggerakkan kebersamaan dan keserasian. Wujud keinginan tersebut berawal dari Forum Gladian Nasional III di Pantai Carita Jawa Barat tahun 1972. Forum tersebut mendapat mandate atau tugas untuk menyusun norma-norma sehingga dapat menjawab semua tantangan tersebut. Norma yang diharapkan tak kunjung muncul, penampilan bagai tak berujung. Namun penantian itu berakhir di Ujung Pandang dalam Forum Gladian IV tepatnya pada pukul 00.15 WITA, di pulau Khayangan, palu diketukkan sebagai akhir penantian dan sekaligus sebagai Kode Etik Pencinta Alam Indonesia.

B. PENDIDIKAN ISLAM

1. Pengertian Pendidikan Islam

(33)

Manusia sebagai makhluk multidimensional yang memiliki potensi dasar yang bisa dikembangkan, sehingga manusia dinamakan makhluk pedagogik. Makhluk pedagogik adalah makhluk yang dapat dididik sekaligus makhluk yang memiliki kemampuan untuk melaksanakan aktivitas pendidikan. Mortimer J. Adler mendefinisikan pendidikan sebagai proses atas nama kemampuan manusia yang dapat dipengaruhi oleh pembiasaan dan disempurnakan oleh kebiasaan-kebiasaan yang baik (H.M. Arifin. 1987: 11), hail ini berkaitan dengan kesadaran lingkungan. Dimana sejak awal ditanamkan kebiasaan baik tentang menghargai lingkungan, tentunya meminimalisir kerusakan lingkungan. sebagaimana pernyataan Naniek Suparni (1994: 28), dalam bukunya, kemerosotan lingkungan adalah produk (kebiasaan, budaya) masyarakat. Dan hanya dapat diselesaikan oleh keterlibatan masyarakat tanpa pandang bulu.

(34)

Lantas pendidikan dalam perpektif islam adalah, secara etimologis pendidikan dalam bahasa arab adalah tarbiyah dengan kata kerja rabba. Sedang kata pendidikan dalam bahasa Arabnya adalah ta‟lim dengan kata kerja „allama. Penggunaan kata rabba atau tarbiyah terdapat dalam

Al-Qur’an pada dasarnya mengacu pada gagasan kepemilikan. Seperti orang

tua kepada anaknya untuk melaksanakan tarbiyah yang sifatnya hanya menunjukkan relasional saja. Sedang kepemilkan yang sesungguhnya hanya ada pada Allah semata. Beberapa ayat dalam Al-Qur’an yang mengandung kata tarbuyah Al-Isra’ (17: 24)



“Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh

kesayangan dan ucapkanlah: "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua Telah mendidik Aku waktu kecil"

Sebagaimana Heri Gunawan (2014: 4) menyatakan, pemaknaana istilah tarbiyah merupakan proses tranformasi ilmu pengetahuan mulai tingkat dasar sampai menuju tingkat yang lebih tinggi.

(35)

pendidikan yang memberikan perhatian dan sekaligus menjadikan ajaran islam sebagai pengetahuan untuk progam studi yang diselenggarakan (1995: 14). Dari pengertian di atas dapat disimpulkan islam sebagai bidang studi (sebagai ilmu), dalam hal ini islam sama dengan sidipil ilmu yang lain.

2. Landasan Pendidikan Islam

Pendidikan islam merupakan kebutuhan mutlak bagi muslim untuk dapat melaksanakan Islam secara baik dan benar. Sebab, pendidikan islam bertujuan mempersiapkan manusia agar dapat melaksanakan amanat. Dengan demikian landasan pendidikan islam adalah hukum islam (sumber hukum islam), yakni Al-Qur’an dan As-Sunah. Dengan dua landasan utama ini, dapat dikembangkan pola pengambilan hukum dengan ijtihad,

al-mashlahah, al-mursalah,istihsan, qiyas, dan sebagainya (Drajat

Zakiyah. 1992: 19).

(36)

3. Tujuan Pendidikan Islam

Tujuan pendidikan yang paling utama adalah terciptanya manusia yang berkepribadian muslim. Menurut Langgulung yang dikutip Heri Gunawan (2014: 10) tujuan pendidikan adalah tujuan hidup manusia itu sendiri, sebagaimana yang tersirat dalam peran dan kedudukannya sebagai

khalifatullah dan „abdullah. Oleh karena itu, menurutnya, tugas

pendidikan adalah memelihara kehidupan manusia agar dapat mengemban tugas dan kedudukan tersebut. Dengan demikian, tujuan pendidikan adalah membentuk pribadi khalifah yang dilandasi dengan sikap ketundukan, kepatuhan dan kepasrahan sebagaiana hamba Allah. Tugas sebagai kholifah tidaklah hanya menyembah Tuhannya, namun manusia juga diberi tanggung jawab untuk menjaga, melestarikan, dan memakmurkan bumi.

Abdurrahman Saleh Abdullah yang dikutip Ahmad Zayadi (2006: 56), menyatakan bahwa tujuan pendidikan islam harus meliputi empat aspek, yaitu:

a. Tujuan jasmani (ahdaf al-jismiyah). Bahwa proses pendidikan ditujukan dalam kerangka mempersiapkan diri manusi sebagai pengemban tugas khalifah fil Ardh, melalui pelatihan ketrampilan fisik. b. Tujuan rohani dan agama. Bahwa proses pendidikan ditujukan dalam

(37)

kepada Allah semata, dan melaksanakan akhlak qurani yang diteladani oleh Nabi SAW sebagai perwujudan perilaku keagamaan.

c. Tujuan intelektual. Bahwa proses pendidikan ditujukan dalam rangka mengarahkan potensi intelektual manusia untuk menemukan kebenaran dan sebab-sebabnya.

d. Tujuan sosial. Bahwa proses pendidikan ditujukan dalam kerangka pembentukan kepribadian yang utuh. Pribadi di sini tercermin sebagai

(38)

BAB III

PAPARAN DATA DAN HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Mapala Mitapasa

Data yang diperoleh dengan metode observasi pada jum’at 17 juli 2016,

maka diperoleh data sebagai berikut: 1. Identitas Organisasi

Nama Organisasi : Mapala Mitapasa (Mahasiswa Pecinta dan Pemerhati Alam Salatiga)

Bidang : Panjat tebing (rock climbing), susur gua (caving), pendakian gunung (gunung hutan) dan lingkungan hidup

Alamat Kantor : Jl. Tentara Pelajar No.2 gd. PKM I lnt. 2 kampus 1 IAIN Salatiga, Kode Pos 50721

Email : mapalamitapasa@gmail.com

(39)

Kelurahan : Kalicacing

Kecamatan : Sidorejo

Kota : Salatiga

Provinsi : Jawa Tengah

2. Visi dan Misi Organisasi

a. Visi

Hamemayu hayuning bhawono, menghidupi dan memperindah,

melestarikan alam sekitar.

Dengan indikator visi sebagai berikut:

1) Mengembangkan kecintaan anggota Mapala Mitapasa terhadap alam sesuai dengan kodrat manusia sebagai mahluk Allah SWT. 2) Memperkokoh persatuan anggota dengan mensinergikan maupun

secara kekeluargaan. b. Misi

1) Menumbuhkan rasa keagamaan melalui kegiatan kepecintaalaman. a) Mengenali lingkungan sekitar.

b) Identifikasi terhadap kerusakan lingkungan dalam jangka pendek / panjang.

(40)

2) Menumbuh kembangkan bakat dan minat kepecintaalaman. a) Latihan survival setiap waktu dan tempat.

b) Melatih mental dan keberanian.

c) Mengembangkan jiwa yang lebih mementingkan kelompok dari pada pribadinya dalam mengimplementasikan korsa.

3) Menumbuhkan rasa kepedulian terhadap lingkngan menyeluruh. 4) Meningkatkan sumber daya manusia tentang kepecintaalaman. 5) Prinsip Kode Etik

Untuk menjadi pedoman dan prinsip anggota Mapala Mitapasa dalam membina pribadi dan wataknya.

6) Korsa

Menurut Kamus Besar Theasurus Indonesia (Pusar Bahasa Kemendiknas, 2008) ialah menjunjung tinggi rasa empati terhadap sesame anggota sebagai perekat dan pemersatu dalam menyelesaikan suatu masalah, dalam melaksanakan kegiatan dan landasan gerak organisasi. Atau dalam bahasa lain atinya komando satu rasa.

3. Struktur Organisasi

Pengurus Mapala Mitapasa IAIN Salatiga Per. 2015-2016

Ketua Umum : Zaenal Arifin

(41)

Sie. Pendidikan dan Latihan : Sholeh Rubiyanto

Sie. Logistik : Abu Yazid

Sie. Lingkungan Hidup : Nurul Fitrianingsih Divisi Gunung Hutan : Williyar Alibra Pratama Divisi Rock Climbing : Wahyu Hidayati

Divisi Caving : At-Toriq Saputra 4. Sarana dan Prasarana Mapala Mitapasa

No

Nomor

Logistik

Nama

Logistik

Merk Jumlah Keterangan

(42)
(43)
(44)
(45)
(46)
(47)
(48)

15 panjang gulung

B. Penyajian data

1. Kode Etik Pecinta Alam Indonesia pada Mahasiswa Pecinta Alam MITAPASA Institut Agama Islam Negeri Salatiga.

Bila disimak lebih cermat, kode etik pecinta alam indonesia bermakna sebagai berikut: Keinginan luhur dari para Pencinta Alam, yaitu keinginan yang dilandasi pada suatu kedalaman penghayatan arti hidup dan kehidupan manusia, Kesadaran akan hakiki Pencinta alam itu sendiri, Pencinta alam menyadari bahwa alam adalah ciptaan Tuhan. Alam diciptakan tidak untuk ditaklukkan, dilukai, tetapi alam diciptakan untuk keselamatan manusia itu sendiri. Terpeliharanya alam, lestarinya alam tergantung dari kesadaran manusia itu sendiri..

Islam merupakan agama yang memandang lingkungan sebagai bagian tak terpisahkan dari keimanan kepada Tuhan. Alam semesta termasuk bumi yang kita tempati ini adalah ciptaan Tuhan. Oleh karena itu mengenal, memahami dan memelihara alam merupakan bagian dari keimanan seseorang kepada Yang Maha Menciptakan alam. Dengan kata lain, perilaku manusia terhadap alam lingkungannya merupakan cerminan dari akhlak dan keimanan seseorang. Hubungan antara manusia dengan alam lingkungan hidupnya ini

(49)

diantaranya adalah: hubungan keimanan dan peribadatan. Alam semesta berfungsi sebagai sarana bagi manusia untuk mengenal kebesaran dan kekuasaan Tuhan (beriman kepada Tuhan) melalui alam semesta, karena alam semesta adalah tanda atau ayat-ayat Allah. Manusia dilarang memperhamba alam dan dilarang menyembah kecuali hanya kepada Allah yang menciptakan alam.

Selanjutnya, hubungan pemanfaatan yang berkelanjutan. Alam dengan segala sumber dayanya diciptakan Tuhan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia. Dalam memanfaatkan sumberdaya alam guna menunjang kehidupannya ini harus dilakukan secara wajar (tidak boleh berlebihan atau boros). Demikian pula tidak diperkenankan pemanfaatan sumberdaya alam yang hanya untuk memenuhi kebutuhan bagi generasi saat ini sementara hak-hak pemanfaatan bagi generasi mendatang terabaikan. Manusia dilarang pula melakukan penyalahgunaan pemanfaatan dan atau perubahan alam dan sumberdaya alam untuk kepentingan tertentu sehingga hak pemanfaatannya bagi semua kehidupan menjadi berkurang atau hilang.

(50)

“Pemaknaan kode etik pecinta alam dari anggota pecinta alam beragam,

pengalaman dan juga cara pandangang seseorang mempengaruhi. Menurut saya kode etik pecinta alam adalah kesepakatan bersama yang di dalamnya memuat tentang bagaimana kita bersikap kepada alam,

sesama ciptaan Allah.” (01/DA/07/2016)

Koresponden DA mengungkapan bahwa mempunya ketertarikan dengan lingkungan hidup dan saat ini sedang mendalami tentang lingkungan dan konservasi. Dan juga jelasnya, ia juga sedang mendalami lingkungan

“menurut saya, kode etik pecinta alama adalah aturan pecinta alam

tentang bagaiamana kita hidup ditengah-tengah mahluk yang sama-sama hidup dan memerlukan makan. Sehingga bagaimana kita saling menghargai sesama mahluk hidup, saling menjaga karena

kita saling membutuhkan.” (03/AZ/06/2016)

Pendapat serupa juga di ungkapkan oleh DI, dimana ia adalah sorang anggota baru mapala namun mempunyai pandangan yang cukup kritis terhadap alam. Ungkapnya :

“sebagai sesama ciptaan Allah, kita harus menjaga dan

(51)

Kemudian koresponden lain (DO) juga menjelaskan beberapa pion pada hari yang sama pukul 18.30, yang isinya sebagai berikut:

“Allah menciptakan langit, bumi beserta isinya. Dari diskusi

lingkungan hidup yang saya ikuti beberapa waktu lalu, Allah menjelaskan dalam al-Qur’an bahwa lebih mudah bagi Allah menciptakan manusia dari pada ciptaan Allah yang lain. Dari sini masihkan kita pantas mengagung-agungkan akal kita untuk sombong dan berbuat dzalim kepada ciptaan Allah lain, padahal Allah lebih mudah menciptakan kita dari pada alam beserta isinya. Ini menjadi renungan khususnya diri saya untuk lebih peka lagi terhadap lingkungan. Pastinya belum bisa muluk-muluk untuk lingkup yang lebih luas, tapi dimulai dengan diri sendiri,

lingkungan sekitar. Apa kontribusi kita untuk sekitar.”

(05/DO/06/2016)

hal yang sama diungkapkan oleh (WA), bagaimana sikap kita terhadap sesama ciptan Allah:

“kita tidak bisa hidup sendiri. Karena pada dasarnya manusia adalah

mahluk sosial, baik sesama manusia maupun dengan mahluk ciptaan Allah yang lain saling membutuhkan. di alam ini disadari atau tidak ada hubungan simbiosis mutualisme. Tidak melakukan hal-hal negatif. Karena saya percaya apa yang kita lakukan akan

kepada sesama manusia saja tapi juga yang lain.” (04/WA/06/2016)

(52)

Koresponden lain yang juga anggota Mapala Mitapasa yang menjabat sebagai ketua umum periode 2013-2014 (AJ) mengungkapkan bahwa:

“Berusaha untuk selalu menjaga keharmonisan hidup sesama mahluk karena hal itulah yang mungkin bisa membuat lingkungan seimbang. Dan terus belajar, menggali makna-makna kehidupan dan bagaimana kita beralam. Menyadari bahwa yang menempati alam ini bukan hanya manusia tetapi ada mahluk-mahluk lain yang

harus kita jaga kelestariaanya” (10/AJ/07/2016)

Kemudian lebih lanjut, peneliti mewawancarai seorang anggota yang mungkin wawancara dengan pemegang sie lingkungan hidup selama dua tahun berturut-turut (YY). Tuturnya;

“bahwa bagaimana sikap kita kepada sesama mahluk hidup adalah seperti yang disampaikan orang umumnya bila ditanya bagaimana kita bersikap kepada sesama ciptaan Allah, menghargai, merawat, dll. Merawat, menjaga adalah kata kerja yang didalamnya, sehingga menimbulkan aksi. Dengan kata lain ada yang diperbuat. Sebagai seorang yang hidup di negara hukum, kita memiliki undang-undang yang di dalamnya memuat bagaimana kita bersikap terhadap alam

(sesama ciptaan Allah), begitupun dalam al Qur’an maupun hadits

juga dibahas bagaimana ki bersikap sudah begitu banyak landasan kita untuk bersikap baik secara undang-undang maupun ayat

al-Qur’an. Ibarat orang berjalan kita telah memegang peta tentang

tujuan kita, sekarang tinggal langkah yang menentukan, mau maju atau diam di tempat. Kita tahu sebagai sesama ciptaan Allah harus menghargai, menjaga. Tapi menghargai dan menjaga yang seperti

apa” (11/YY/07/2017)

(53)

“sebagai sesama ciptaan Allah kita harus menghargai, menjaganya.

Bukankah manusia dibumi tugas utamanya adalah untuk ibadah. Dan sependek yang saya tahu amalan apapun asal baik, bisa di niatkan untuk beribadah. Bisa juga kita menjaga alam berbilai ibadah bila kita niatkan untuk ibadah. Menjaganya untuk tetap

lestari demi kehidupan yang lebih baik, untuk anak cucu kita kelak”

(20/BR/07/2016)

Dari pengamatan lapangan dapat digambarkan sikap Mahasiswa Pecinta Alam Mapala Mitapasa IAIN Salatiga kepada sesama mahluk ciptaan Allah adalah sebagai berikut:

Sebagian besar anggota Mapala Mitapasa, beranggapan tentang bagaimana bersikap kepada sesama mahluk ciptaan Allah adalah dengan menghargai, menjaga. Karena manusia adalah mahluk soaial dan kita tidak bisa hidup sendiri, kita membutuhkan alam dan alam pun membutuhkan kita. Ada hubungan timbal-balik di dalamnya. Untuk menjaga hubungan itu tetap harmonis harus ada tindakan yang dilakukan. Apa lagi bila di kaitkan dengan manusia sebagai khalifah fil ard, manusia yang diberi amanah oleh Allah sebagai pemimpin Allah di bumi, yang dibekali akal dalam penciptaannya. Tentunya manusialah yang bertanggung jawab atas kelestarian maupun kerusakan yang terjadi di bumi. Selanutnya, implementasisi tanggungjawab Mahasiswa Pecinta Alam Mapala Mitapasa IAIN Salatiga akan lingkungan kepada Allah

(54)

tahun. Hasil wawancara yang dilakukan pada hari kamis 11 Juli 2016, sebagai berikut:

“menurut saya, wujud tanggungjawab akan lingkungan kepada

Allah ialah kita bisa memulai dari lingkungan sekitar. tentang momok klasik yaitu sampah. Dimulai dari sampah yang dihaslkan oleh diri sendiri. Contoh kecilnya dari bungkus permen, puntung rokok. Bila kita bisa bijaksana dengan hal-hal kecil, yang lain akan mengikuti. Bukankah kualitas lingkungan di tentukan oleh kualitas

manusia” (12/AY/07/2016)

Kemudian kaitannya dengan tanggungjawab akan lingkungan sebagaimana wawancara yang dilakukan pada waktu bersamaan (AS) sebagai berikut:

“ketika kita menggunakan/ mengambil sesuatu dari alam kita juga

harus berupaya melestarikannya. kita ambil contoh air. kita tidak bisa hidup tanpa air. dari buku yang pernah saya baca, di dunia ini 90% adalah air . Memang lebih dominan air dari pada daratan tapi hanya 30% dari total air yang ada di bumi ini yang bisa di konsumsi manusia. mengingat begitu sedikitnya air yang bisa di gunakan, sudah seharusnya kita lebih cermat menggunakannya, menjaga kelestariannya dengan ikut penanaman, tidak buang sampah di sungai, dll. Itu baru air padahal masih banyak sumber-sumber energy yang kita pakai dan itu berlaku untuk semua bukan hanya air

saja.” (12/AS/07/2016)

Hasil pengamatan pada anggota lain (NS) yang berpendapat bahwa:

“Wujud tanggungjawab akan lingkungan adalah kita memperkaya

diri dengan memperbanyak ilmu tentang lingkungan, etika lingkungan. Kita dalami di filosofinya, sebagai bekal tindakan atau aksi-aksi kita. Misalnya tanam pohon, sebelum menanam mungkin kita bisa refleksi bersama apa manfaat menanam pohon. Bisa jadi atas keadaan sekarang dimana krisis air bersih, udara yang semakin tercemar, bencara banjir dan tanah longsor dimana-mana, dll. Dimulai dengan obrolan-obrolan ringan yang kemudian menjadi

(55)

NS adalah anggota Mapala Mitapasa yang sejak kecil hidup di salatiga. Ia mengaku bahwa masa kecil dulu salatiga masih sejuk udaranya, dingin dan masih banyak lahan hijau. Beda dengan sekarang, gedung dimana-mana, lahan produktif disulap menjadi pabrik, dan semakin sedikitnya pohon. Dari keprihatinan itu ia mulai giat mendalami tentang lingkungan.

Pendapat yang sama juga disampaikan oleh saudara yang diberi koresponden ZZ yang juga di berdomisili di salatiga. Ia mengungkapkan bahwa:

“bentuk tanggungjawab akan lingkungan kepada Allah adalah kita

peka akan lingkungan sekitar. Dimana pun kita berada, kita bisa membaca keadaan sekitar, lantas apa yang bisa kita lakukan sesuai dengan tempatnya. Tentunya penanganan untuk daerah kota dengan hutan berbeda.jadi menurut saya, tanggungjawab kepada lingkungan adalah kepekaan dan penanganan sesuai dengan

tempatnya.” (12/ZZ/07/2016)

(56)

mengenai lingkungan, menyadari sampah-sampah terkecil dari kita sampai aksi-aksi yang lebih besar lagi.

2. Implementasi Kode Etik Pecinta Alam Indonesia pada Organisasi

Mahasiswa Pecinta Alam Mitapasa IAIN Salatiga

Untuk mengetahui mengetahui pemahaman sebagai kalifah fil ardh oleh Mahasiswa Pecinta Alam Mitapasa IAIN Salatiga dalam menjaga anugerah ciptaan Allah dan bagian dari masyarakat, maka penulis melakukan wawancara kepada beberapa narasumber, berikut adalah hasil dari penelitian.

Pertama penulis mewawancarai anggota mapala, koresponden dengan kode SR dan hasilnya sebagai berikut:

“sudah sejak lahir manusia di beri fitrah sebagai pemimpin, namun kepemimpinan itu harus diasah agar tumbuh sesuai nilai-nilai islam. Pengenalan dan pembekalan akan lingkungan sejak dini akan tertanam dalam ingatan jangka panjang, sehinga kedepannya kita membentuk generasi yang sadar lingkungan. Dalam usaha membentuk generasi sadar lingkungan sejak dini, diperlukan usaha yang continuitas dan

disini memerlukan kerja sama berbagai elemen masyarakat.”

(13/SR/07/2016)

Hal tersebut juga diperkuat oleh anggota lain, UB misalanya. UB menyebutkan dalam wawancara pada hari sabtu 16 juli 2016 pukul 10.16 WIB, sebagai berikut:

“Melihat dari perintah dan laranangan tentang kelestarian lingkungan. Memperhatikan etika kita terhadap lingkungan. Manusia adalah makhluk sosial. Ia tidak bisa berdiri sendiri. Di alam maupun dengan sesama manusia. Dengan berusaha menjaga keseimbangan dengan memegang teguh memayu hayuning bawana.” (14/UB/07/2016)

(57)

“sebagai seorang pemimpin di bumi, kita harus berusaha bagaimanapun

maupun dengan sesama manusia kita saling membutuhkan.”

(15/RA/07/2016)

Sependapat yang sama juga di sampaikan oleh anggota yang lain yaitu SM, dalam wawancara yang dilakukan pada waktu yang sama menurutnya:

“Sebagai yang ditugaskan Allah sebagai khalifah di bumi, kita menjaga

,merawat alam dan sesama manusia kita adalah mahluk sosial. Kita saling membutuhkan pertolongan orang lain dan sesama manusia kita bagaimana bersama-sama menjaga alam karena kebutuhan manusia semua dari alam. Misalnya dari padi, bagaiman kerjasama dari petani yang menanam sampai dengan konsumen terjaga hubungannya. Dan semua itu merupakan satu-kesatuan yang tidak dapat di pisahkan” (16/SM/07/2016)

Anggota lain datang HW dan menambai, bahwa:

“walau dalam Al-Qur’an menegaskan bahwa manusia adalah seabagai pemimpin di bumi namun ini bukan berati kita bebas mengeksploitasi alam, bertindak semena-mena dengan alam. Dan walau alam ini di ciptakan untuk manusia tetapi adanya mereka untuk kita jaga. Tidak bisa dipungkiri kita bergantung dengan alam. Kita berhidup semua menggambil dari alam. Mulai dari kebutuhan primer sampai dengan tertier semuanya dari alam. Memang alam diam ketika kita serakah mengeksploitasi tetapi semua ada batasannya. Alam pun akan memberi reaksi atas perlakuan kita terhadapnya. Terbukti bencana di bumi akibat ulah manusia, itu semua karena kita lali, menglekplotasi tanpa mengimbangi dengan pelestariannya. Semua itu kita tidak bisa bekerja sendiri. Seperti hanya untuk menjadi sebuah baju, seorang membuat jarum, seorang yang lain mebuat benang, yang satunya lagi menjahit dan sampai akhirnya menjadi baju. Belum sampai disini, ada orang yang ke sekian yang bertugas menjadi distributor dan penjual sampai akhirnya kita membeli dan memakainya. Itu baru satu contoh padahal di dunia ini banyak sekali manusia yang bertugas dan saling membantu menyediakan kebutuhan manusia. Disini kita saling membutuhkan baik dengan alam maupun dengan manusia. Kita harus saling menghargai

(58)

Pendapat ini juga lebih diperjelas lagi oleh salah seorang pengurus ZA. Ia mangungkapkan bahwa:

“menjaga ciptaan Allah dan bagian dari masyarakat sebagai khalifah fil ard adalah saling menghargai. Seperti misalnya pada hari bumi yang jatuh pada tanggal 24 April 2016, mapala se-Salatiga dan perwakilan dari warga setempat mengadakan rentetan acara diantaranya bersih kali Andong Salatiga. Ini merupakan salah satu wujut kita menjaga ciptaan

Allah dan bagian dari masyarakat.” (19/ZA/07/2016)

Dan dari pengamantan penulis di kantor kesekretariatan Mapala Mitapasa, saat diskusi yang dilakukan pada hari Kamis, tanggal 23 Juni 2016 yang bertemakan pecinta alam dalam kajian islam. Di dalamnya membahas manusia sebagai pemimpin di bumi, etika lingkungan, dari kesimpulan yang penulis dapat selama diskusi berlangsung bahwa pada dasarnya semua pecinta alam meyakini adanya Tuhan. Semakin seseorang itu berpetualang dan melihan alam yang begitu indah secara tidak langsung, ia meyakini Allah yang indah ini ada penciptanya dan sudah tentu Sang pecipta lebih indah dari Yang DiciptakanNya.

(59)

namun, ada batasannya. Alam pun akan marah bila manusia serakah mengekploitasi tanpa di imbangi dengan perbaikan/ pelestariannya. Dan juga di lain ayat ada yang membahas bahwa alam ini adalah warisan, sesuatu yang harus dipindahkan kepemilikannya ke generasi selanjutnya. Jadi bisa dibilang kepemilikan alam ini estafer dari generasi ke generasi. Bila di tangan kita alam kita rusak lalu apa yang kita tinggalkan untuk anak-cucu nanti. Bila yang kita tinggalakan adalah alam yang rusak, hutan yang gundul, air yang tercemar, polusi udara dimana-mana. Secara tidak langsung kita menelantarkan mereka, dan dosa kita mengalir bahkan walau sudah meninggal. Bagaimana tidak, karena kelalaian kita menjaga alam. orientasi kita hanya keuntungan pribadi tanpa pikir panjang. Tugas manusia sebagai pemimpin adalah menjaga kesimbangan bumi agar tetap lestari.

Singkatnya manusia di bumi mempunyai 3 hubungan yang berkesinambungan, dalam nilai dasar mapala Mitapasa di sebut trilogi hubungan. Yang pertama manusia dengan tuhannya, manusia dengan alam dan yang terahir manusia dengan manusia. Dimana manusia harus menjaga keharmonisan hubungan ini sesuai dengan kapasitasnya. Bila yang pertama manusia sebagai hamba, yang kedua manusia sebagai pemimpin dan yang ketiga manusia sebagai bagaian dari manusia lainnya.

(60)
(61)

BAB IV

PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

Setelah peneliti mengumpulkan data dari hasil penelitian, yang diperoleh dari hasil wawancara/ interview, observasi dan dokumentasi. Maka selanjutnya peneliti akan melakukan analisis data untuk menjelaskan lebih lanjut dari penelitian. Sesuai dengan teknik analisis yang dipilih oleh peneliti yaitu penelitian menggunakan analisis deskriptif kualitatif (pemaparan) dengan mengalisis data yang telah peneliti kumpulkan dari wawancara, observasi dan dokumentasi selama peneliti mengadakan penelitian dengan pihak terkait.

Data yang diperoleh dan dipaparkan oleh peneliti akan dianalisa oleh peneliti sesuai dengan hasil penelitian yang mengacu pada rumusan masalah diatas. Di bawah ini adalah hasil analisa peneliti, yaitu

1. Kode Etik Pecinta Alam pada Mahasiswa Pecinta Alam MITAPASA

Institut Agama Islam Negeri Salatiga.

Pemahaman Kode Etik Pecinta Alam pada Mahasiswa Pecinta Alam Mitapasa Institut Agama Islam Negeri Salatiga adalah bagaimana sikap Mahasiswa Pecinta Alam MITAPASA Institut Agama Islam Negeri Salatiga terhadap sesama mahluk ciptaan Allah SWT.

(62)

Esa. Dan islam merupakan agama yang memandang lingkungan sebagai bagian tak terpisahkan dari keimanan kepada Tuhan. Alam semesta termasuk bumi yang kita tempati ini adalah ciptaan Tuhan. Oleh karena itu mengenal, memahami dan memelihara alam merupakan bagian dari keimanan seseorang kepada Yang Maha Menciptakan alam. Dengan kata lain, perilaku manusia terhadap alam lingkungannya merupakan cerminan dari akhlak dan keimanan seseorang. Hubungan antara manusia dengan alam lingkungan hidupnya ini ditegaskan

dalam beberapa ayat Al Qur’an yang lain dan Hadist Nabi, diantaranya adalah:

hubungan keimanan dan peribadatan. Alam semesta berfungsi sebagai sarana bagi manusia untuk mengenal kebesaran dan kekuasaan Tuhan (beriman kepada Tuhan) melalui alam semesta, karena alam semesta adalah tanda atau ayat-ayat Allah. Manusia dilarang memperhamba alam dan dilarang menyembah kecuali hanya kepada Allah yang Menciptakan alam.

Sementara itu Mahasiswa Pecinta Alam Mapala Mitapasa IAIN Salatiga menyikapi dengan sesama ciptaan Allah berbeda-beda, namun garis besarnya sama yaitu menghargai, menjaga. Ada dari mereka yang menyikapinya dengan pengertian umum, dengan langsung ke tindakan dan ada juga yang memandang dari sisi agama islam yang berdasarkan Al-Qur’an dan Hadis.

Sebagaiamana koresponden DA mengartikan kode etik pecinta alam

adalah “kesepakan bersama yang didalamnya memuat tentang bagaimana

(63)

Kembali kepada fitrah manusia di bumi dan salah satu tujuan pendidikan islam adalah menjadikan manusia mempuanyai jiwa pemimpin/ khalifah fil ardh. Dalam penciptaannya, manusia di beri kelebihan oleh Allah berupa akal, yang menjadi pembeda oleh penciptaan mahluk Allah yang lain. Dan menjadi alasan mengapa Allah memberikan tanggng jawab sebagai wakil-Nya di bumi. Sebagai wakil Allah, maka manusia harus bisa merepresentasikan peran Allah terhadap alam semesta termasuk bumi seisinya antara lain memelihara (al-rab) dan menebarkan rahmat di alam semesta (rahmatan lil ‟alamin). Oleh karena itu kewajiban manusia terhadap alam dalam rangka pengabdiannya kepada Allah SWT adalah melakukan pemeliharaan terhadap alam, untuk menjaga keberlangsungan kehidupan di alam. Untuk mempertahankan dan memenuhi hajat hidupnya, manusia diperkenankan oleh Tuhan untuk memanfaatkan segala sumberdaya alam secara wajar, sesuai dengan kebutuhan, dan bertanggungjawab. Baharuddin dalam bukunya (2007:66), sebagai wakil Allah di bumi manusia harus mewujutkan kesejahteraan bagai komunitas jagad raya. Paling tidak menciptakan suasana kondusif. Baik bagi dirinya sebagai eksistensi mikrokosmis, juga bagi alam sekitarnya sebagai mikrokosmis. Sejalan dengan ini, Al-Qur’an dalam surat Hud ayat 61 menyatakan :

(64)

Dalam upaya memakmurkan kehidupan satu pihak mengisyaratkan adanya tuntunan senangtiasa menjalin keharmonisan antara dirinya dengan Allah sedang pihak lain mausia dituntut untuk meneruskan ciptaan Allah di bumi dengan mengurusnya dan mengembangkannya sesuai dengan amanah yang diberikan Allah. Dalam hal ini mengembangkan pola kehidupan antarsesamanya, baik aspek lahir ataupun aspek spiritual.

Sejalan dengan ini koresponden AJ menyatakan bagaiama sikap kita

kepada sesama ciptaal Allah adalah “berusaha manjaga keharmonisan hidup

(65)

yang terbentuk ini sudah barang tentu bisa berbeda secara kuantitatif maupun kualitatif dengan keseimbangan sebelumnya.

Demikian pula keseimbangan ini bisa bersifat merugikan, bisa pula menguntungkan bagi anggota komunitas atau kelompok yang bersangkutan. Perilaku dan perbuatan manusia terhadap alam termasuk antar manusia yang diharamkan (dilarang), sebenarnya bertujuan agar keseimbangan atau harmoni alam tidak mengalami gangguan. Larangan untuk tidak mengambil/ mengleksploitasi alam secara berlebih, tebang pilih, sebenarnya mengandung pesan bahwa keseimbangan lingkungan dan harmoni kehidupan tidak boleh diganggu dengan perbuatan-perbuatan yang merusak. Alam diciptakan Allah dalam keberagaman kualitatif maupun kuantitatif seperti ukuran, jumlah, struktur, peran, umur, jenis kelamin, masa edar dan radius edarnya. Walaupun demikian, alam dan ekosistem ciptaan Tuhan yang sangat beragam ini berada dalam keseimbangan, baik keseimbangan antar individu maupun antar kelompok.

(66)

hal tersebut bukanlah akibat kekuatan yang dimilikinya melainkan akibat tuhan menundukkannya untuk manusia. Untuk menepis perilaku destruktif manusia terhadap alam, termasuk bagi manusia lainnya, diperlukan batas-batas etika dan moral. Karena konsep alam dalam Al-Qur’an mengisyartakan adanya perilaku seimbang dan harmonis antara manusia dan lingkungannya. Sebagaimana surat Al-Zukhruf ayat 32 :

Artinya: “Apakah mereka yang membagi-bagi rahmat Tuhanmu? Kami telah menentukan antara mereka penghidupan mereka dalam kehidupan dunia, dan Kami telah meninggikan sebahagian mereka atas sebagian yang lain beberapa derajat, agar

sebagian mereka dapat mempergunakan sebagian yang lain”

(67)





perbuatan tangan manusi, supay Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali

(ke jalan yang benar)”

Diantaranya empat faktor penyebab persoalan lingkungan, yaitu (1) sikap dan perilaku; (2) jumlah penduduk yang semakin meningkat dengan persebarang taidak merata; (3) globalisasi; dan (4) desentralisasi (Agus Indiyanto,2012:276). Keempat faktor tersebut saling mempengaruhi dan tidak dapat di pisahkan satu sama lain. Karena pada dasarnya semuanya berpangkal pada sikap dan tingkah laku manusia yang bersumber pada persepsi yang ada pada diri mereka. Malik Haris yang dikutip Made Kutanegara (2014:100) menyatakan bahwa, menurut pandangan holistik, antara manusia di satu pihak dengan lingkungan hidup di pihak terintegrasi sebagai satu kesatuan yang tak terpisahkan.

(68)

Perilaku manusia untuk lebih peduli lingkungan tidak terlepas dari tingkat pengetahuan dan sikap tentang berbagai hal yang berkaitan dengan lingkungan. Pengetahuan seseorang tentang suatu hal akan berkaitan dengan lingkungan. Made (2014:102) pengetahuan menjadi dasar pembentukan keyakinan serta keyakinan menjadi bahan pertimbangan untuk menentukan sikap. Sikap kepedulian lingkungan hidup tidak hanya ditentukan oleh pengetahuan yang dimiliki, karena tidak sedikit pula orang yang memiliki pengetahuan, tetapi masih bersikap tidak ramah lingkungan.

Selanjutnya koresponden dengan kode BR menyatakan, menghargai sesama ciptaan Allah. Di niatkan untuk ibadah, menjaganya agar tetap lestari demi kehidupan yang lebih baik lagi, untuk anak cucu kelak. Bila dilihat dari tujuan penciptaannya, tujuan manusia diciptakan adalah untuk beribadah kepada Allah. Mujiyono (2001:15) menyatakan dalambukunya, agama islam memandang bahwa semua aspek kehidupan dan apa saja yang dilakukan manusia semata-mata sebagai sarana beribadah kepada Allah Sebagaimana firmanNya dalam surat Adz-Dzariyat ayat 56



supaya mereka mengabdi kepada-Ku.”

(69)

membuat kerusakan di bumi dan alam semesta. Kewajiban manusia terhadap alam dalam rangka pengabdiannya kepada Allah SWT adalah melakukan pemeliharaan terhadap alam untuk menjaga keberlangsungan kehidupan di alam. Untuk mempertahankan dan memenuhi hajat hidupnya, manusia diperkenankan oleh Tuhan untuk memanfaatkan segala sumberdaya alam secara wajar, sesuai dengan kebutuhan, dan bertanggungjawab. Segala sikap, perilaku atau perbuatan manusia (lahir dan batin) yang berkaitan dengan pemeliharaan alam harus dipertanggungjawabkan di hadapan Tuhan setelah kehidupan dunia ini berakhir. Islam melarang pemanfaatan sumber daya alam yang melampaui batas, berlebihan, dan boros.

Sumini sebagaimana dikutip Made Kutanegara (2014:135) energi mampunyai peran strategis dalam kehidupan masyarakat. Kebutuhan energi masyarakat cukup tinggi untuk mendukung kegiatan sosial ekonomi. Selain itu, energi juga menjadi bahan baku untuk kebutuhan lainnya seperti industry, manufaktur, pertanian, hotel dan perkantoran. Sejalan dengan ketergantungan yang tinggi terhadap energi, pemerintah belum sepenuhnya mampu menyediakan kebutuhan energi masyarakat.

(70)

dari masing-masing energi mempunyai kelebihan dan kekurangan. Pengguaan energi biomas yang lebih ramah lingkungan namun masih terbatas penggunaannya. Sedang penggunaan energi fosil merupakan energi terbatas yang tak terbarukan dan cepat habis. Bumi merupakan tempat kehidupan yang terbatas, sumber-sumber dayanya juga terbatas. Manusia yang terlibat, baik dalam memelihara, maupun merusak ekositem bumi, bisa menentukan arah dan kebijakan perilakunya. Sehingga dengan kesadarannya, manusia mampu menyiasati penggunaan sumber daya alam yang tersedia dengan jumlah terbatas secara efisien dan hemat.

Mujiono (2011:61) menyatakan, keyakinan bahwa energi itu tebatas di dasarkan bahwa luas, volune dan massa bumi terbatas. Dengan demikian,

Artinya: “Kami tiada menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanya melainkan dengan (tujuan) yang benar dan dalam waktu yang ditentukan. dan orang-orang yang kafir berpaling dari apa

yang diperingatkan kepada mereka.”

(71)

bijaksana, dengan prinsip berkelanjutan. Dengan adanya masalah keterbatasan sumber energi, orang berusaha dengan keras menghemat energi. Penghematan itu dapat dilakukan dengan mengurangi penggunaan energi dan secara relatif dengan menaikkan efisiensi penggunaan energi.

Selanjutnya korenponden WA menyatakan bahwa “manusia adalah

mahluk sosial, baik sesama manusia maupun mahluk hidup yang lain. Apa

yang kita kerjakan akan kembali ke diri kita”. Manusia adalah mahluk yang

bergantung dengan lingkungannya. Tidak bisa hidup sendiri, saling membutuhkan satu dan yang lainnya. Dalam kehidupan ini tidak seorang puun mendapatkan kehidupan yang menyenangkan dan membahagiakan apabila tidak ada peran orang lain terhadapnya. Seperti halnya seorang bayi yang terlahirdi dunia, ia membutuhkan orang lain agar dapat terus hidup dan berkembang menjadi manusia. Dalam kehidupan sehari-hari manusia menampilkan kebersamaannya dengan orang lain, hampir setiap kegiatan seseorang melibatkan perang orang lain. Ini membuktikan manusia adalah mahluk sosial, yang tidak dapat hidup sendiri.

(72)

Allah semata, dan melaksanakan akhlak qur’ani yang dicontohkan Nabi

SAW; (3) tujuan intelektual, bahwa proses pendidikan ditujukan dalam kerangka mengarahkan potensi intelektual manusia untuk menemukan kebenaran dan sebab-sebabnya dengan menelaah ayatNya yang membawa keimanan kepada Allah; (4) tujuab sosial, bahwa proses pendidikan dalam kerangka pembentukan kepribadian yang utuh, yang tercermin sebagai manusia yang hidup pada masyarakat.

Dari tujuan pendidikan diatas, salah satunya dalam kerangka membentuka pribadi yang tercermin sebagai manusia yang hidup pada masyarakat dengan kata lain membentuk pribadi yang berjiwa sosial. Dan kaitannya dengan pendidikan, seorang pendidik harus memiliki empat kompetensi diantaranya, kompetensi sosial (Abdul Sukur,2014:114), yaitu seperangkat kemampuan dan ketrampilan yang terkait dengan hubungan dan interaksi dengan orang lain. Artinya seorang pengajar dituntut harus memiliki ketrampilan berinteraksi dengan masyarakat khususnya dalam mengidentifikasi, menganalisis dan menyelesaikan masalah masyarakat.

(73)

eksploitasi sumberdaya alam yang berlebihan, kesalahan cara pemanfaatan, perusakan atau pencemaran sumberdaya alam merupakan pelanggaran terhadap ketentuan Allah. Pandangan sempit, kepentingan pribadi atau kelompok dan tindakan tak bertanggung jawab lainnya pada umumnya akan mengganggu keseimbangan yang telah diatur oleh Allah tersebut. Dengan demikian perlindungan terhadap sumberdaya alam dari pencemaran dan atau perusakan merupakan tugas atau kewajiban manusia sebagai wakil (khalifah) Allah dimuka bumi.

(74)

ada makhluk ciptaan Tuhan di muka bumi ini ( sekecil apapun bahkan sekecil jasad renik) yang tak berperan atau tak berguna.

Sebagai suatu sumberdaya kehidupan genetik, masing-masing spesies dan varitas merupakan sebuah keunikan dan tidak bisa saling ditukar satu dengan lainnya. Jika suatu anggota komunitas atau spesies telah hilang, maka hilangnglah anggota atau spesies tersebut selamanya dan tak dapat diganti.Tumbuhan juga menyediakan dan memperkaya makanan dan nutrisi bagi tanah serta melindungi tanah dari erosi hujan maupun angin. Tanaman bisa pula berperan dalam konservasi air dengan menahan air limpasan permukaan sehingga memberi kesempatan air untuk berinfiltrasi masuk ke dalam tubuh tanah. Tanaman juga menghasil O2 yang sangat dibutuhkan untuk pernafasan manusia dan hewan. Diantara banyak tanaman yang tumbuh di muka bumi ini terdapat pula tanaman yang bisa digunakan sebagai obat penyembuh penyakit, menghasilkan minyak nabati, parfume, lilin, serat, kayu dan bahan bakar.

Referensi

Dokumen terkait

Untuk menutup aplikasi/form tersebut tekan tombol bergambar silang yang terletak pada sudut kanan form, Atau bisa juga Anda menghentikan aplikasi yang dijalankan pada Delphi

denganKoperasi Lamina. Bahwa proses pembuatan perjanjian kerja waktu tertentu serta pelaksanaannya pada perusahaan PT. Export Leaf Indonesia ini sudah sesuai dengan

Pada awal tahap ini, penulis mengumpulkan sumber yang terkait dengan WONG MBAMBUNG yang ada di Kota Surabaya tahun 1965-1975, sumber tertulis dalam surat kabar

(iv) tahap kesukaran memelihara tumbuhan berkenaan dalam akuarium (v) kesan tumbuhan terhadap kualiti air akuarium.. Jika memelihara ikan hiasan laut, air payau atau air

animasi dari layar yang mengandung sprite, kita tidak dapat mengedit bagian dalam yang ditampilkan oleh layar untuk masing-masing frame seperti pada animasi frame... Jenis:

Maka merujuk pada kondisi saat ini, dengan adanya virus corona yang sedang melanda di seluruh dunia, termasuk Indonesia, sangat relevan jika kebijakan Nabi

Jenis yang paling sedikit ditemui adalah Balanophora dioica yang hanya tersebar di dua lokasi di Gunung Talang, Pada penelitian ini jenis yang hanya di temukan

TIKI JNE diantaranya ialah Ada kompensasi jika terjadi kehilangan barang yang dikirim, harga pengiriman barang yang terjangkau (di sesuaikan dengan beratnya), keramahan