• Tidak ada hasil yang ditemukan

Realitas Sosial dan Nilai-Nilai Pendidikan Islam (Studi Analisis Deskriptif Pada Film Peekay) SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Realitas Sosial dan Nilai-Nilai Pendidikan Islam (Studi Analisis Deskriptif Pada Film Peekay) SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)"

Copied!
119
0
0

Teks penuh

(1)

i

Realitas Sosial dan Nilai-Nilai Pendidikan Islam

(Studi Analisis Deskriptif Pada Film Peekay)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

Oleh:

Slamet Setiawan

NIM 111 11 063

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

(2)
(3)

iii

Realitas Sosial dan Nilai-Nilai Pendidikan Islam

(Studi Analisis Deskriptif Pada Film Peekay)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

Oleh:

Slamet Setiawan

NIM 111 11 063

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

SALATIGA

(4)
(5)
(6)
(7)

vii

MOTTO

“Hidup ini adalah Film Terbaik, Kita adalah Sutradara

sekaligus Pemeran Utama, Bukan sekedar Piguran!!!”

(8)

PERSEMBAHAN

Skripsi ini ku persembahkankan untuk:

1. Bapakku, Suratin, dan ibuku Alm. Jumiyatun, yang telah melahirkan dan senatiasa membimbingku untuk menjadi lebih baik.

2. Adik-adikku yang selalu memberi semangat dan inspirasi. 3. Kepada semua guru-guruku dari TK sampai Perguruan Tinggi.

4. Kekasihku, Rif‟ah Munawaroh, semoga Allah memudahkan jalan kita untuk bersatu.

5. Sahabat-sahabatku di Desa Tingkit Tengah Salatiga, terutama Fadli, Lukman, dan Rizki.

(9)
(10)

ABSTRAK

Setiawan, Slamet.2015. Realitas Sosial dan Nilai-Nilai Pendidikan Islam (Studi Analisis Deskriptif Pada Film Peekay). Skripsi. Jurusan Pendidikan Agama Islam. Fakultas Tarbiyah dan ilmu keguruan. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Imam Mas Arum, M.Pd

Kata Kunci: Realitas Sosial, Nilai-Nilai, Pendidikan Islam, dan Film Peekay. Penelitian ini merupakan upaya untuk mengembangkan wawasan nilai-nilai keislaman yang terdapat dalam sebuah karya sastra yang berbentuk Film. Yang mana Realitas Sosial dan nilai-nilai Islam yang terdapat dalam Film yang berjudul Peekay karya Sutradara Rajkumar Hirani. Pertanyaan utama yang ingin dijawab melalui penelitian ini adalah (1) Bagaimana Karakteristik tokoh-tokoh Film Peekay karya Sutradara Rajkumar Hirani?, (2) Apa sajakah Realitas Sosial yang terjadi pada Film Peekay karya Sutradara Rajkumar Hirani?, (3) Apa sajakah Nilai-nilai Pendidikan Islam yang terkandung pada film Peekay?.

Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu dokumentasi. Selanjutnya penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif yaitu penulis berusaha menggambarkan secara faktual dan cermat tentang data yang ada pada film Peekay.

(11)

xi DAFTAR ISI

SAMPUL………...…...i

LEMBAR BERLOGO………...ii

JUDUL………...iii

NOTA PEMBIMBING………... iv

PENGESAHAN………...v

PERNYATAAN KEASLIAN …………..……... .vi

MOTTO ………...vii

PERSEMBAHAN……….viii

KATA PENGANTAR………...ix

ABSTRAK………... x

DAFTAR ISI………...xi

BAB I ………..1

PENDAHULUAN………. .1

A. Latar Belakang Masalah………..………1

B. Fokus Penelitian………...7

C. Tujuan Penelitian………...7

D. Manfaat Penelitian……….……..7

E. Metode Penelitian………....8

1. Jenis Penelitian………...8

2. Metode Pengumpulan Data………...………9

3. Teknik Analisis Data………..………...9

F. Penegasan Istilah………...10

G. Sistematika Penulisan Skripsi………....11

BAB II………...……13

KAJIAN PUSTAKA……….…. ..13

A. Pengertian Realitas Sosial………...………. 13

(12)

C. Pengertian Pendidikan Islam……….…..………. 16

D. Nilai-nilai Pendidikan Islam……….………...…. 19

E. Film………..………..………... 35

1. Pengertian Film………..………...35

2. Fungsi Film………...35

3. Unsur Film………..……….…………....36

4. Kriteria Film Bermutu…….………...……….……40

5. Jenis-Jenis Film………..……….…….43

BAB III………..…....43

Gambaran Umum Film Peekay………..…...43

A. Riwayat Hidup Sutradara………..………..…..43

B. Riwayat Pendidikan Sutradara………...44

C. Hasil Karya Sutradara……….……..44

D. Tentang Film

A. Realitas Sosial dalam Film Peekay……….….….58

B. Nilai-Nilai Pendidikan Islam Dalam Film Peekay………....65

C. Nilai-Nilai Ibadah Dalam Film Peekay……….92

(13)

xiii BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

(14)

Manusia sebagai makhluk Allah Swt yang paling sempurna seperti ter maktub dalam Surat At-Tiin 4:



4. Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya .

Selain harus produktif dan dinamis dalam menghasilkan sebuah karya, tentu juga dituntut untuk mengambil peranan menjadi pedakwah sekaligus pendidik sebagai representasi dari Khalifatullah Fil Ardh. Dalam menjalankan misi dakwahnya, tentu manusia memiliki metode-metode maupun media yang digunakan agar pesan yang hendak disampaikan dapat diterima dengan baik dan dipahami oleh orang lain.

Rasulullah Saw adalah sebaik-baiknya teladan dan Al-Qur‟an merupakan sumber dari segala rujukan, termasuk dalam cara untuk mendidik/berdakwah. Allah Swt berfirman dalam Surat An-Nahl ayat 125:



125. serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah[845] dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.

(15)

xv

Dalam ayat di atas sudah sangat jelas bahwa salah satu metode untuk berdakwah adalah dengan menyampaikan hikmah dan memberi pelajaran yang baik, seiring dengan perkembangan zaman dan kemajuan di bidang teknologi, cara menyampaikan hikmah dan ibrah bisa melalui film. Dahulu, masyarakat menganggap film hanya sebagai hiburan yang terkadang menonjolkan sisi erotisme, akan tetapi sekarang film bisa digunakan sebagai alat komunikasi massa atau media untuk mengirimkan pesan edukatif dan inspiratif bagi penontonya.

Saat ini sudah banyak merebak film-film dengan berbagai genre yang bukan hanya kualitas alur ceritanya bagus, tetapi juga sarat akan pesan moral didalamnya. Baik itu film produksi Indonesia seperti Laskar Pelangi, Ayat-ayat Cinta, GIE, dan lain sebagainya. Ada juga juga fim dari India yakni 3 idiot, Taare Zaamen Paar, dan juga Peekay.

(16)

dogma agama dan takhayul (id.wikipedia.org/wiki/PK_(film)). Dan lebih sensasional lagi meskipun film ini release tahun 2014, tetapi berhasil menduduki rating atas dalam situs film Internasional (IMDB). Seperti yang kita ketahui bahwa rata-rata film yang berada di jajaran papan atas IMDB adalah film-film yang sudah diproduksi puluhan tahun lalu.

Secara garis besar film ini mengingatkan kita akan kisah Nabi Ibrahim as tentang bagaimana proses seseorang mencari Tuhan, jika dia (sutradara) memulainya dari nol, Sutradara film ini yang juga merupakan sutradara film 3 idiot, mengambil sudut pandang yang unik untuk menjelaskan proses pencarian Tuhan. Sang sutradara tidak mengambil sampel dari golongan manusia yang berada di bumi ini, mungkin salah satunya untuk meredam konflik. Karena film ini sedikit agak menyentil agama tertentu. Itulah konsekuensinya jika berbicara tentang Tuhan, otomatis berbicara tentang agama, namun tetap memiliki unsur-unsur Islam di dalamnya.

Perjuangan mencari Tuhan atau kebenaran Haqiqi yang ditunjukkan pemeran utama dalam film ini juga perlu di apresiasi. Karena melawan keterbatasan yang ia miliki sebagai pendatang di bumi harus beradaptasi dengan suasana dan lingkungan yang serba baru, ditambah kondisi sosial masyarakat india yang cukup majemuk dan faktor demografis India yang sarat akan aliran-aliran agama, pun berbagai macam sekte yang berasal dari lokal India sangat menyulitkannya dalam mencari Tuhan.

(17)

xvii

dipungkiri. Oleh karenanya, agama wajib dipelihara oleh setiap orang baik akidah, ibadah, maupun muamalah. Sehingga sangatlah tepat ketika pemeliharaan agama (hifz ad-din) menempati urutan pertama dalam tingkatan al-maslahah ad-daruriyah (Hidayati, 2008:11). Hal ini sesuai dengan firman

Allah Swt dalam QS Al-Baqarah ayat 256:

 Sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. karena itu Barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut[162] dan beriman kepada Allah, Maka Sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang Amat kuat yang tidak akan putus. dan Allah Maha mendengar lagi Maha mengetahui.

[162] Thaghut ialah syaitan dan apa saja yang disembah selain dari Allah s.w.t.

(18)

Dengan cara ini keputusan-keputusan yang dibuat dan tindakan-tindakan yang dipilih merupakan hasil pemikiran dan pertimbangan akal sehat untuk menentukan jalan hidup, termasuk apakah ia menjadi manusia bertuhan, atau tidak bertuhan, menganut suatu agama,atau tidak memiliki agama apapun (Baidhawy, 2011:18).

Meskipun secara garis besar demikian, film ini juga menyoroti sisi lain dari Negara India yang sebelumnya jarang terekspos oleh media. Seperti perang saudara Pakistan dan India. Dua negara yang penduduknya satu ras ini, seperti Indonesia dan Malaysia, dengan hampir semua aspek kehidupannya sama namun terpisahkan oleh satu hal yaitu Agama. Pakistan dengan Islamnya yang 'fanatik' dan India dengan Hindunya yang juga sama. Maka tidak jarang kita mendengar atau menyaksikan pemberitaan tentang konflik Hindu-Islam di dua negara tetangga itu. Di film ini, konflik itu mencoba diredam dengan penuturan yang natural. Tidak sama sekali memaksakan atau memenangkan salah satu pihak.

Berangkat dari latar belakang tersebut diatas, penulis sangat antusias untuk meneliti lebih jauh tentang film fenomenal ini dalam sebuah skrispsi yang berjudul “Realitas Sosial Dan Nilai Pendidikan Islam (Studi Analisis Deskriptif Pada Film Peekay).

B. FOKUS PENELITIAN

Berdasar uraian tentang latar belakang masalah tersebut diatas, maka penulis menitik beratkan masalah pada:

(19)

xix

2. Realitas sosial apa saja yang terjadi pada Film Peekay?

3. Apa saja Nilai-Nilai pendidikan Islam yang terkandung dalam Film Peekay?.

C. TUJUAN PENELITIAN

Tujuan dari Penelitian ini yakni:

1. Mendeskripsikan karakter tokoh-tokoh dalam film Peekay. 2. Mengatahui realitas sosial apa yang terjadi dalam Film Peekay.

3. Mengetahui nilai-nilai Pendidikan Islam apa saja yang terkandung dalam Film Peekay.

D. MANFAAT PENELITIAN

Adapun manfaat yang bisa dipetik dari penelitian ini antara lain: 1. Manfaat Teoritis

a. Mengembangkan keilmuan yang positif sekaligus sebagai bahan rujukan bagi jurusan Tarbiyah dalam hal pemanfaatan media Film. b. Sebagai kontribusi masukan/kritik bagi dunia perfilman agar dapat

menghasilkan karya-karya yang edukatif dan inspiratif bagi masyarakat.

2. Manfaat Praktis

a. Menambah wawasan penulis mengenai Nilai Pendidikan Islam, untuk selanjutnya di jadikan acuan dalam bersikap dan berperilaku.

(20)

E. METODE PENELITIAN

1. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan penelitian deskritpif, yaitu berusaha untuk melukiskan secara sistematis fakta atau karakteristik populasi tertentu secara faktual dan cermat (Rahmat, 2004:22). Sumber data bisa diperoleh dari buku ataupun artikel-artikel terkait, sedangkan menurut Moeleong (2005:29) deskripsi analisis ini mengenai bibiliografis yaitu pencarian berupa fakta, hasil dan ide pemikiran seseorang melalui cara mencari, menganalisis membuat interpretasi serta melakukan generalisasi terhadap hasil penelitian yang dilakukan.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif (qualitatife method). Sukmadinata (2008:60) menyampaikan bahwa metode kualitatif yaitu suatu metode yang digunakan untuk mendeskripsikan dan menganalisis fenomena, peristiwa, aktivitas sosial, sikap kepercayaan, persepsi, pemikiran orang secara individu maupun kelompok.

2. Teknik Pengumpulan Data

(21)

xxi

Sedangkan menurut (Arikunto, 2002:206). Metode dokumentasi yaitu metode yang digunakan untuk mencari data menghenai hal-hal atau variabel berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen, legger, agenda, dan sebagainya. Dalam hal ini adalah terjemahan kutipan-kutipan naskah dan dialog-dialog pada film Peekay.

3. Teknik Analisis

Dalam menganalisis data, penulis menggunakan metode deskriptif yaitu penulis menggambarkan dan menganalisis data primer menjadi hal hal yang dapat berkaitan dengan tujuan penelitian, baik itu analisis konten yang tersurat maupun tersirat. Menurut Lofland (1984:11) yang dikutip oleh Moeloeng, Sumber Data Utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain. berdasarkan pendapat dari Lofland tersebut, maka penulis membagi sumber data menjadi dua:

a. Primer

Data Primer merupakan data langsung yang berkaitan dengan obyek penelitian, yaitu Film Peekay.

b. Sekunder

Data Sekunder adalah data yang berhubungan dengan obyek penelitian secara tidak langsung seperti dokumentasi, majalah, foto-foto artikel, internet, dsb.

(22)

a. Tahapan Deskripsi, yakni tahapan dimana penulis berusaha menggambarkan secara menyeluruh tentang isi Film Peekay.

b. Tahapan Interpretasi, yakni penulis berusaha menafsirkan atau menangkap maksud dari Film Peekay.

c. Tahapan Analisis, yakni penulis mencoba menganalisis dan mencocokkan data atau peristiwa yang tersaji dalam Film Peekay. d. Tahapan Kesimpulan, yakni penulis berusaha menarik kesimpulan dari

beberapa analisis yang diambil dari Film Peekay.

F. PENEGASAN ISTILAH

Untuk memperjelas dan menghindari adanya kesalahan penafsiran tentang judul “Realitas Sosial Dan Nilai Pendidikan Islam (Studi Analisis Deskriptif Pada Film Peekay), maka penulis menganggap perlu adanya penegasan, penjelasan, dan pembatasan mengenai istilah-istilah dari karya ini kurang lebih sebagai berikut:

1. Realitas adalah bentuk kenyataan dari suatu pengalaman yang ditemukan oleh manusia, sehingga menjadi pedoman bagi manusia (Kamus Sosiologi, 1992:346).

2. Sosial adalah hubungan seseorang individu dengan lainnya dari jenis yang sama (kamus sosiologi, 1992:382).

(23)

xxiii

4. Pendidikan Islam adalah pendidikan menurut islam, yaitu suatu pendidikan yang bersumber dari islam yaitu Al-Qura‟an dan Al-Hadist. Dalam hal ini, pendidikan islam dapat diwujudkan pemikiran dan teori pendidikan yang mendasarkan diri atau dibangaun dan dikembangakan dari sumber-sumber dasar tersebut atau bertolak dari spirit islam (Muhaimin, 2003: 23).

5. Pendidikan dalam arti bahasa dapat diartikan sebagai perbuatan (hal, cara, dan sebagainya) mendidik; dan berarti pula pengetahuan tentang mendidik, atau pemeliharaan (latihan-latihan dan sebagainya) badan, batin, dan sebagainya (Poerwadarminta, 1991: 916).

G. SISTEMATIKA PENULISAN SKRIPSI

Skripsi ini akan ditulis dengan menggunakan sistematika yang terdiri dari 5 bab, antara lain:

BAB I yakni Pendahuluan. Bab ini akan membahas mengenai latar belakang masalah, fokus penelitian, tujuan dan manfaat penelitian, metode penelitian dan sistematika penulisan.

(24)

BAB III menjelasakan tentang Gambaran Film Peekay secara menyeluruh. Pada bab ini akan menjelaskan tentang gambaran umum film yang mencakup: tema, penulisan alur cerita, penokohan dan latar dalam Film Peekay.

BAB IV menjelaskan tentang Analisis Dan Pembahasan. Pada bab ini penulis akan memberikan analisis tentang nilai nilai pendidikan agama islam dan kritik sosial yang terdapat dalam Film Peekay.

BAB V adalah Penutup. Pada bab ini berisi tentang kesimpulan, saran, dan penutup.

(25)

xxv BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Pengertian Realitas Sosial

Realitas sosial terdiri dari dua kata yakni Reality dan social. Dalam Kamus Sosiologi, Realitas atau realita memiliki makna bentuk dari suatu pengalaman yang ditemukan oleh manusia, sehingga menjadi pedoman bagi nya (Hartini dan Karta Sapoetra, 1992:346). Berdasar definisi diatas, penulis menyimpulkan bahwa realitas adalah suatu pengalaman empirik yang dialami oleh manusia yang mana dengan pengalaman tersebut manusia bisa belajar, memahami, dan menghayati sekaligus menganalisis data/fakta terjadi, sehingga bisa dijadikan patokan untuk menjadi lebih baik di masa yang akan datang.

Sedangkan sosial dapat diartikan suatu referensi pada hubungan seorang individu dengan yang lainnya dari jenis yang sama (Hartini dan Kartasapoetra 1992: 382), dan dalam konteks ini adalah Manusia, sebagai makhluk sempurna (yang dianugerahi akal dan alat indera) yang hidup ditengah-tengah masyarakat tentunya manusia memiliki suatu pola hubungan yang sudah tertata dalam norma hidup bermasyarakat maupun norma-norma agama yang tujuanya membentuk masyarakat madani (civil society).

(26)

sendiri maupun orang lain demi terbentuknya masyarakat madani (Civil Society). Apabila dikaitkan dengan kehidupan beragama menurut pandangan

Muhammad Fauzi (2007:77), agama terbentuk sebagai institusi yang menyusun pola-pola kelakuan, peranan-peranan, dan relasi-relasi yang terarah. Perilaku keagamaan sebagai realitas sosial ditandai dengan tiga corak pengungkapan yang universal: pengungkapan teoritik berwujud sistem kepercayaan (belief system), pengungkapan praktiknya sebagai sitem persembahan (belief of workship), serta pengungkapan sosiologiknya sebagai suatu sistem hubungan masyarakat (system of social relation).

B. Pengertian Nilai

Nilai artinya sifat-sifat (hal-hal) yang penting atau berguna bagi manusia (KBBI 2005:677). Dalam Ensiklopedia Indonesia menjelaskan bahwa nilai merupakan kebutuhan dasar manusia. Dalam arti, sebuah rasa yang menuntut pada pemenuhan dan pemuasan dalam berbagai hal yang menjadi bernilai bagi manusia. Nilai merupakan sesuatu yang dianggap berharga dan menjadi yang hendak dicapai (Van Hoeve 1980:2930).

Muhaimin dan Abdul Mujib dalam bukunya (1998:110) menjabarkan tentang pengertian nilai menurut beberapa ahli yaitu:

1. Menurut Green, memandang nilai sebagai kesadaran secara kolektif berlangsung dengan didasari emosi terhadap objek, ide dan perseorangan. 2. Woods, mengatakan bahwa nilai merupakan petunjuk-petunjuk yang telah

(27)

xxvii

3. Sedangkan menurut Young, nilai diartikan sebagai asumsi-asumsi yang abstrak yang sering didasari hal-hal yang penting.

4. Dalam pengertian lain, nilai adalah konsepsi-konsepsi abstrak dalam diri manusia atau masarakat, mengenai hal-hal yang dianggap baik dan benar serta hal-hal yang dianggap buruk dan salah.

Menurut Sidi Gazalba yang dikutip Chabib Thoha (1996:61), mengartikan nilai sebagai berikut Nilai adalah sesuatu yang bersifat abstrak, ideal, nilai bukan benda konkrit, bukan fakta tidak hanya perasaan benar dan salah yang menuntuk pembuktian empirik, melainkan penghayatan yang dikehendaki dan tidak dikehendaki.

Sedangkan pendapat lain dari Chabib Thoha (1996:60), menjelaskan bahwasanya nilai merupakan sifat yang melekat pada sesuatu (sistem kepercayaan) yang telah berhubungan dengan obyek yang memberi arti (manusia yang meyakini).

Elmubarok (2009:7) menjelaskan dalam bukunya yang berjudul

membumikan pendidikan nilai mengumpulkan yang terserak menyambung

yang terputus dan menyetukan yang tercerai” bahwa nilai dibagi menjadi

dua yang pertama yaitu nilai-nilai nurani (values of being) dan nilai-nilai memberi (values of giving).

(28)

damai, kerendahan diri, potensi, disiplin, tahu batas, kemurnian, dan kesesuaian, nilai-nilai memberi adalah nilai yang perlu dipraktikkan atau diberikan yang kemudian akan diterima sebanyak apa yang diberikan. Yang termasuk kedalam kelompok nilai-nilai memberi adalah setia, dapat dipercaya, ramah, murah hati, dan adil. Menurut beberapa pendapat di atas dapat diartikan bahwasanya nilai adalah suatu yang bermanfaat bagi siapapun, nilai bukanlah hal konkret yang dapat dibendakan. Nilai merupakan sebuah acuan tingkah laku manusia, yang benar dan yang salah, yang seharusnya maupun yang tidak seharusnya.

C. PENGERTIAN PENDIDIKAN ISLAM

(29)

xxix

Adapun definisi pendidikan menurut Muhaimin (2004:21-22) pendidikan dari perspektif perkembangan manusia adalah Manusia merupakan makhluk yang termulia di antara makhluk-makhluk yang lain, Allah menjadikannya dalam sebaik-baik bentuk dan kejadian, baik fisik maupun psikisnya, serta dilengkapi dengan berbagai alat potensial dan potensi-potensi dasar (fitrah) yang dapat dikembangkan dan dapat diaktualisasikan seoptimal mungkin melalui proses pendidikan.

Melengkapi pendapat di atas, penulis mencoba mengambil kesimpulan bahwa pendidikan adalah suatu usaha yang dilakukan secara sadar untuk sebuah proses transfer ilmu, dengan indikator keberhasilan adanya perubahan yang nyata dan positif, baik dari aspek pengetahuan, kepribadian, dan spiritual pada anak/peserta didik. Serta mengembangkan segala potensi yang dimilikinya agar tercipta generasi yang unggul dan berakhlak mulia.

Allah SWT berfirman dalam Surat An-Nisa ayat 9:

 meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan Perkataan yang benar.

(30)

orang tua membantu dan bersifat pro-aktif dalam proses pendidikan anak dengan cara menambah ilmu atau wawasan tentang parenting dan senantiasa menjaga kebersihan diri dengan cara mendekatkan diri pada Allah SWT demi tumbuh-kembang serta masa depan yang lebih baik bagi anaknya.

Sedangkan pendidikan Islam secara etimologi berasal dari lafal at-tarbiyah yang artinya bertambah dan tumbuh. Menurut Supardi (1992:7) pendidikan Islam ialah pendidikan yang mendasarkan ajaran Islam atau tuntunan agama Islam dalam usaha pembinaan dan membentuk pribadi muslim yang bertaqwa kepada Allah SWT, cinta kasih kepada orang tua semasa hidupnya, juga kepada tanah airnya sebagai karunia yang diberikan kepada Allah SWT. Hal ini sejalan dengan pendapat Achmadi (1992:20) yang mendefinisikan pendidikan agama Islam adalah segala usaha untuk mengembangakan dan memelihara fitrah manusia serta sumber daya insani yang berada pada subjek didik menuju terbentuknya manusia seutuhnya (insan kamil) sesuai dengan norma Islam atau dengan istilah lain yaitu terbentuknya kepribadian muslim.

Berangkat dari dua definisi tentang pendidikan tersebut, inti dari Pendidikan Islam yaitu usaha untuk mengembangkan potensi dan memelihara fitrah manusia demi terbentuknya insan kamil yang berdasarkan pada ajaran/tuntunan Agama Islam. Menurut Abdurrahman Al-Bani yang dikutip oleh Nahlawi (1996:32) menyimpukan bahwa pendidikan terdiri atas empat unsur :

(31)

xxxi

2. Mengembangkan potensi dan kesiapan yang bermacam-macam.

3. Mengarahkan seluruh fitrah dan potensi ini menuju kepada kebaikan dan kesempurnaan yang layak baginya.

4. Proses ini dilaksanakan secara bertahap.

Di era sekarang, banyak budaya-budaya barat yang telah merasuki mindset generasi kita yang termanifestasi dalam gaya kehidupan sehari-hari. Seolah terbawa arus, para orang tua lebih memilih menitipkan anaknya di sekolah umum yang cenderung berorientasi pada kehidupan duniawi, maka dari itu perlu adanya upaya yang konkret untuk mengedukasi orang tua akan betapa pentingnya Pendidikan Islam, karena segala sesuatu yang ada pada Pendidikan Islam bersumber pada Allah SWT, yang tidak hanya memberi pedoman bagi kita untuk kehidupan di dunia saja (duniawi), tetapi juga menuntun kita agar selamat di kehidupan akhirat (ukhrowi).

D. NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM

Adapun yang termasuk dalam Nilai-Nilai Pendidikan Islam adalah sebagai berikut:

1. Aqidah Islam

(32)

potensi rohani atau fitrah manusia, yang harus diaktualisasikan, dikembangkan, dan ditingkatkan secara terus menerus dengan cara melakukan amal saleh, sehingga dapat dicapai prestasi rohani (iman) dalam bentuk taqwa.

Percaya kepada aqidah adalah bingkai terbesar manusia dalam mengembangkan makna aqidah itu sendiri dengan makna Islam. Barang siapa yang mengaku bahwa dirinya seorang yang beriman, maka tentunya ia harus meyakini pokok-pokok keimanan, yang diantaranya adalah: beriman kepada Allah swt, beriman kepada Malaikat-malaikat Allah, beriman kepada Kitab-kitab Allah, beriman kepada Rasul-rasul Allah, beriman kepada Qadla dan Qodarnya Allah, dan beriman kepada hari akhirnya Allah. (Labib, 1993:7).

a. Iman Kepada Allah

Iman kepada Allah Adalah suatu usaha yang dilakukan oleh manusia untuk mempercayai segala hal tentang Allah SWT dan meyakini semua yang ada di bumi berasal dari Allah yang diikrarkan dalam kalimat syahadat “aku bersaksi tiada tuhan selain Allah”.

Kata “aku bersaksi tiada tuhan selain Allah” dalam Islam kita

(33)

xxxiii

memiliki semua sifat kesempurnaan. Kedua, tauhid uluhiyyah ialah komitmen manusia kepada Allah sebagai satu-satunya zat yang dipuja dan disembah, yang mendedikasikan seluruh amal perbuatan bahkan hidupnya hanya semata-mata untuk Allah SWT. Iman kepada Allah dapat di wujudkan dengan sikap:

1) Berserah Diri Kepada Allah

Berserah diri atau tawakal adalah salah satu cermin manusia yang percaya kepada Allah yang didalamnya ada nilai-nilai ibadah. Ibadah dalam konteks pendidikan adalah adanya manfaat yang diperoleh dari proses tersebut, baik bagi pendidik maupun peserta didik yang berujung pada bertambahnya rasa iman kepada Allah. Mastna (2008:41) menjelaskan tentang ibadah bahwasanya ibadah merupakan bentuk pengabdian seorang hamba kepada sang pencipta yaitu Allah SWT, dan juga sebagai bentuk terimakasih terhadap segala nikmat yang telah diterimanya. Berdasar pendapat diatas, sesungguhnya ibadah yang dilakukan oleh manusia adalah untuk kebaikannya sendiri dan harus dijadikan menjadi sebuah kebutuhan batin yang harus dipenuhi.

Allah SWT berfirman dalam Surat Al An‟am 162-163:



(34)

163. tiada sekutu bagiNya; dan demikian Itulah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri (kepada Allah)".

Dalam Ayat di atas mengingatkan akan tujuan manusia hidup di dunia ini, yaitu untuk benar-benar beribadah dan menyerahkan segala urusan kepada allah demi untuk mencari ridho-Nya.

Ibadah yang walaupun sedikit tetapi dilakukan secara sungguh-sunnguh dan Istiqamah akan membawa kebahagiaan di dunia bagi pelakunya dan sebagai penyelamat kelak di akhirat. 2) Ikhlas

Ikhlas secara bahasa dari bahasa/kata arab akhlasa yang berarti murni, bersih, jernih, tanpa campuran. Maksud bersih disini ialah bersihnya suatu pekerjaan dari campuran motif-motif yang selain Allah, seperti ingin dipuji orang lain, mendapat nama, dan sebagainya (Tatapangarsa 1980:151). Secara umum ikhlas berarti melakukan suatu usaha atau amal perbuatan baik yang ditujukan semata-mata hanya kepada Allah dan tidak mengharap balasan dari orang lain.Karena ketika suatu kebaikan sudah bercampur dengan syahwat dunia maka akan mengurangi kadar pahala dari Allah. b. Iman kepada qadha dan qadar

(35)

xxxv

beriman bahwasanya setiap muslim diwajibkan beriman, dalam artian manusia diberi kebebasan untuk memilih dan menentukan nasib dirinya, dengan segala usaha dan permohonan kepada Allah. Iman kepada qadha dan qodar mengajarkan kita untuk senantiasa memanjatkan rasa syukur kepada Allah.

Kita ketahui bahwa terkadang takdir yang diberikan Allah kepada hambanya tidak seperti yang diharapkan, akan tetapi Allah maha mengetahui, sehingga apa yang ditakdirkan-Nya pasti baik bagi manusia, yang perlu dilakukan adalah tetap berserah diri kepada Allah dan tetap melakukan ikhtiar-ikhtiar atas segala cita-citanya. Tetapi perlu di garisbawahi bahwa mungkin sesuatu baik menurut kita, tetapi tidak menurut Allah atau bahkan sebaliknya.

c. Iman Kepada sifat-sifat Allah

Orang yang beriman wajib percaya bahwa Allah Swt memiliki semua sifat kesempurnaan bagi keagungan-Nya, dan mustahil memiliki sifat kekurangan, selain itu harus yakin pula bahwa Allah Swt boleh melakukan atau berkehendak segala sesuatu yang bersifat mungkin dan pasti bagi-Nya, seperti Dia yang menciptakan, mematikan, menghidupkan dan sebagainya.

(36)

hendaknya dijadikan acuan bagi manusia untuk terus berusaha memperbaiki dirinya sampai akhir hayat.

2. Pendidikan Budi Pekerti (Akhlak)

Akhlak merupakan salah satu esensi dari Pendidikan Islam dan sebagai perwujudan manusia yang berpendidikan, Makbulloh (2011: 142) dalam bukunya tentang akhlak menerangkan Akhlak adalah suatu sikap yang tertanam dalam jiwa manusia yang dapat melahirkan suatu perbuatan yang mudah dilakukan, tanpa terlalu banyak pemikiran dan pertimbangan yang terlalu lama. Jika sifat tersebut memunculkan tindakan atau perbuatan yang baik yang terpuji menurut tuntunan aqal dan syariah, maka sifat itu disebut dengan akhlak yang baik. Akan tetapi jika dari sifat tersebut muncul perbuatan yang buruk lagi jahat, maka disebutlah darinya memiliki akhlak yang buruk. Sejalan dengan Makbulloh, Khoiri (2005:15) menjelaskan bahwasanya akhlak adalah ilmu yang menjelaskan arti berbuat baik dan buruk manusia, menerangkan apa yang seharusnya dilakukan oleh seseorang kepada orang lain, menyatakan tujuan apa yang harus dituju oleh manusia di dalam perbuatan mereka dan menunjukkan jalan melakukan apa yang harus diperbuat.

(37)

xxxvii Rosulullah SAW bersabda:

“Ingatlah bahwa di dalam jasad itu ada segumpal daging. Jika ia baik, maka baik pula seluruh jasad. Jika ia rusak, maka rusak pula seluruh jasad. Ketahuilah bahwa ia adalah hati (jantung)” (HR. Bukhari no. 52 dan Muslim no. 1599).

Mengingat begitu pentingnya dalam menjaga hati, maka kita dianjurkan untuk memperbanyak berdzikir (mengingat) kepada Allah agar hati kita senantiasa terpelihara kebersihannya dan terhindar dari kesia-siaan dan mudah menerima petunjuk dari-Nya untuk berperilaku yang baik sesuai dengan ajaran Agama Islam.

Secara garis besar Akhlak di klasifikasikan menjadi 2, yakni Akhlak Mahmudah dan Akhlak Madzmumah, Akhlak mahmudah yaitu akhlak yang terpuji atau baik, Rosullulah SAW sebagai suri teladan (uswatul hasanah) telah memberikan contoh-contoh yang baik kepada umatnya, dan

yang termasuk ke dalam akhlak Mahmudah antara lain: a. Istiqomah

(38)

b. Silaturrahim

Sillaturrahim adalah menjalin tali persaudaraan, baik antar sesama Muslim atau dengan pemeluk agama lain, sebagai wujud dari kerukunan antar sesam umat manusia, menurut islam silaturrahim dapat menambah saudara dan menambah rezeki. Dan hubungan silturrahim ada 3 yakni, Ukhuwah Islamiyah (sesama Muslim), Ukhuwah

Wathaniyah (sesama bangsa), dan Ukhuwah Basyariyah (sesama

manusia). Sesungguhnya, ajaran persaudaraan sudah terkandung dalam nama agama Islam, karena Islam artinya “damai” yaitu damai dengan sesama manusia (Tatapangarsa 1980:123).

c. Pantang Menyerah

(39)

xxxix d. Sabar

Manusia hidup di dunia dalam rangka menjalani takdir yang diberikan Allah ibarat seperti gelombang : turun-naik, lapang-sempit, mudah-susah, lurus-berliku, dsb. Dua warna hidup ini datang silih berganti, perilaku orang yang tak beriman datangnya nikmat membuatt mereka sombong dan datangnya kesusahan membuat mereka frustasi (Qawiy 2001:121), untuk itu sebagai manusia yang bertakwa kepada Allah swt kita harus senantiasa bersabar. Sabar itu ada dua; pertama bersifat badani (fisik), seperti menanggung beban dengan badan, berupa pukulan yang berat atau sakit yang kronis. Yang kedua adalah al-shabru al-Nafsi (kesabaran moral) dari syahwat-syahwat naluri dan

tuntutan-tuntutan hawa nafsu. e. Jujur

Rachmat (2000:77) mengatakan bahwasanya Jujur adalah mengatakan sesuatu apa adanya. Jujur lawannya dusta. Berdusta adalah menyatakan sesuatu yang tidak sesuai dengan kenyataan sebenarnya. Jadi dapat disimpulkan bahwa berperilaku jujur yaitu selalu mengatakan yang sebenarnya memang terjadi sesuai dengan fakta atau bukti otentik dan mengatakan sesuai dengan apa adanya.

f. Berlomba-lomba atau bersegera dalam kebaikan (fastabiqul Khoirot) Allah swt berfirman dalam Surat Ali Imran ayat 133-135:

 



 

(40)



134. (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan mema'afkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.

135. dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau Menganiaya diri sendiri[229], mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah? dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui.

[229] Yang dimaksud perbuatan keji (faahisyah) ialah dosa besar yang mana mudharatnya tidak hanya menimpa diri sendiri tetapi juga orang lain, seperti zina, riba. Menganiaya diri sendiri ialah melakukan dosa yang mana mudharatnya hanya menimpa diri sendiri baik yang besar atau kecil.

(41)

xli g. Selalu Belajar

Konsep fitrah manusia dari segi fisik-biologik sudah selesai, akan tetapi dari segi intelektual, emosional, dan spiritual belum selesai. Maka manusia harus belajar dengan sunguh-sunggguh, serta harus berikhtiar dan berusaha untuk mengembangkan atau memaksimalkan potensi yang ia miliki agar bisa memperbaharui wawasan dan IPTEK, sehingga mendorong adanya kemajuan.

h. Toleransi

(42)

Toleransi menurut para ahli memiliki banyak makna, salah satunya menurut Heiler yang dikutip oleh Djam‟annuri (1998:27)

menyatakan toleransi yang diwujudkan dalam kata dan perbuatan harus dijadikan sikap untuk menghadapi pluralisme agama yang dilandasi dengan kesadaran ilmiah dan harus dilakukan dalam hubungan dan kerja sama yang bersahabat dengan antar pemeluk agama.

i. Berprasangka baik pada Allah (Khusnudzon)

Allah memiliki hak prerogative yang tidak dimiliki oleh makhkluk-Nya yaitu Allah berhak atas takdir apapun yang ada di dunia ini yang merupakan hasil dari ciptaan-Nya. Dan Allah juga berhak untuk menerima atau tidak tentang suatu amalan ibadah/ikhtiar yang dilakukan manusia, yang bisa kita lakukan hanya seantiasa berusaha dan berikhtiar dengan disertai do‟a kepada-Nya.

Dalam sebuah hadits qudsi Allah berfirman:

“Aku berada pada sangkaan hamba-Ku, Aku selalu

bersamanya jika ia mengingat-Ku, jika ia mengingat-Ku pada dirinya maka Aku mengingatnya pada diri-Ku, jika ia mengingat-Ku dalam suatu kaum maka Aku mengingatnya dalam suatu kaum yang lebih baik darinya, dan jika ia mendekat kepada-Ku satu jengkal maka Aku mendekat padanya satu hasta, jika ia mendekat pada-Ku satu hasta maka Aku mendekat padanya satu depa, jika ia datang kepada-Ku dengan berjalan kaki, maka Aku akan datang kepadanya dengan berlari”.

(43)

xliii

kita untuk seantiasa mengingat Allah dalam menjalani setiap aktifitas, dan selalu melaksanakan kebaikan karena sesuai dengan hadits di atas, bahwa Allah tidak akan membalas perbuatan baik hambanya dengan balasan yang sama, akan tetapi Allah akan membalasnya dengan balasan yang lebih dari itu.

Sebagaiman firman-Nya dalam surah an-Nisa' ayat 40:



40. Sesungguhnya Allah tidak Menganiaya seseorang walaupun sebesar zarrah, dan jika ada kebajikan sebesar zarrah, niscaya Allah akan melipat gandakannya dan memberikan dari sisi-Nya pahala yang besar[298].

[298] Maksudnya: Allah tidak akan mengurangi pahala orang-orang yang mengerjakan kebajikan walaupun sebesar zarrah, bahkan kalau Dia berbuat baik pahalanya akan dilipat gandakan oleh Allah.

Ayat diatas mengindikasikan bahwa sungguh maha pengasih dan penyayang Allah, karena tidak menyia-nyiakan hamba-Nya yang mau berusaha atau melakukan kebaikan walau sekecil zarrah dengan balasan yang berlipat-lipat, dan apabila hamba-Nya melakukan suatu perbuatan dosa, maka Allah tidak membalas lebih dari apa yang diperbuat hamba-Nya. Allah lebih bangga dan menyukai hamba-hamba-Nya yang senantiasa berusaha dan bersifat dinamis dalam menjalani hidup daripada seorang hamba yang pasif. Imam Syafi‟i pernah berkata

(44)

“Aku melihat air yang diam menjadi rusak karena diam tertahan. Seandainya mengalir dia menjadi jernih, jika tidak dia akan keruh menggenang”.

Secara rasional syair tesebut jelas sekali perumpaanya, ketika air hanya diam menggenang pasti akan menjadi sarang nyamuk sehingga menjadi sumber penyakit, hal itu sesuai dengan filosofi hidup yang telah diajarkan dalam Islam untuk selalu berkembang dan mengaktualisasikan segala potensi untuk menjadi pribadi yang kreatif.

Yang kedua yakni Akhlak Madzmumah Akhlak madzmumah ialah perangai atau tingkah laku yang tercermin pada diri manusia yang cenderung terwujud dalam bentuk yang tidak menyenangkan orang lain serta bisa berdampak kurang baik bagi dirinya sendiri. Berbanding terbalik dengan yang dijelaskan di atas tentang Akhlak Mahmudah. contoh akhhak madzmumah diantaranya: Sombong, mudah marah, curang (menipu, menyuap), iri hati, suka mengeluh terhadap cobaan, mengkufuri nikmat yang sudah Allah swt berikan, berprasangka buruk kepada Allah maupun sesama manusia, ujub, riya‟, dll.

(45)

xlv 3. Nilai-nilai Ibadah

Ibadah bukan hanya sebatas ritual formalitas belaka, tetapi juga harus menjadi sebuah kebutuhan atau sarana bagi seorang hamba untuk mendekat kepada Tuhan-Nya. Nilai ibadah dapat kita ambil penjelasan bahwasanya manusia selalu berinteraksi dengan Tuhannya baik diwaktu lapang maupun dalam kondisi terdesak, tidak hanya itu manusia juga bisa mengamalkan nilai-nilai ibadah dalam kehidupan sehari hari sebagai pegangan dalam bergaul di masyarakat. Orang yang beriman akan selalu memiliki pandangan bahwa setiap usaha/pekerjaan yang dilakukan ada unsur ibadahnya, (Zulkarnaen,2008:28) menjelaskan bahwa dalam islam Nilai ibadah dapat dibagi menjadi dua yakni:

a. Mengamalkan ibadah kepada Allah.

b. Mengamalkan ibadah kepada sesama manusia.

Berdasarkan kajian Pustaka dan kerangka teoritik di atas, maka penulis menjabarkn bahwa yang Mencakup Nilai-nilai Pendidikan islam adalah

1. Aqidah

a. Iman Kepada Allah(Tuhan) 1) Berserah diri kepada Allah 2) Ikhlas

(46)

a. Akhlak Mahmudah (Terpuji) 1) Istiqomah

2) Menjalin Silaturrhaim

3) Pantang Menyerah (Kerja Keras) 4) Sabar

5) Jujur

6) Fastabqul Khoirot 7) Belajar

8) Toleransi

9) Berprasangka Baik (Khusnudzan) b. Akhlak Madzmumah (Tercela)

1) Mencuri 2) Menipu

3) Berprasangka Buruk 4) Menyuap

3. Nilai-nilai Ibadah

a. Ibadah Vertikal Kepada Allah (Habluminallah) b. Ibadah Horizontal kepada sesama manusia. E. PENGERTIAN FILM

1. Pengertian Film

(47)

xlvii

Sinematografi bisa juga diartikan sebagai bidang ilmu yang membahas tentang teknik menangkap gambar dan menggabung-gabungkan gambar tersebut sehingga menjadi rangkaian gambar yang dapat menyampaikan ide atau cerita tertentu (Endra I & Laelasari 2011:1).

Negara telah mengatur dalam UU no. 33 tahun 2009 tentang perfilman yang mendefinisikan film adalah sebuah karya seni budaya yang merupakan suatu pranata sosial media komunikasi massa yang dibuat berdasar atas kaidah sinematografi dengan atau tanpa suara yang dapat dipertunjukkan. Sedangkan menurut Anwar Arifin, film adalah alat komunikasi massa yang memindahkan lambang-lambang komunikasinya dalam bentuk bayangan-bayangan hidup diatas sebuah layar putih (1982:28).

2. Fungsi Film

Diawal kemunculannya film hanya dianggap sebagai hiburan yang lebih sering menonjolkan sisi humor dan sisi erotisme yang memiliki nilai jual untuk dikomersilkan. Seiring kemajuan teknologi dan berkembangnya pola pikir masyarakat, ternyata film juga mempunyai fungsi lebih dari itu. Film dengan kemampuan visualnya yang didukung dengan audio yang khas, sangat efektif sebagai media hiburan yang tidak membosankan. Ia bisa diputar berulangkali pada tempat dan khalayak yang berbeda.

(48)

Hafied Cangara, dalam film terkandung berbagai macam fungsi yang antara lain fungsi informatif maupun edukatif, bahkan persuasif (2004:126). Film nasional juga bisa digunakan untuk pengkaderan sekaligus “character building” untuk membentuk generasi yang unggul

dan berjiwa nasionalisme tinggi.

Pendapat dari para pakar tersebut seolah ingin menujukkan bahwa fungsi film yang sangat penting dan merupakan sarana yang sangat efektif untuk mendidik, apabila dibuat dengan benar dan sesuai undang-undang serta tidak menyalahi norma-norma yang ada.

3. Unsur-Unsur Film

Film merupakan hasil karya bersama atau hasil kerja kolektif. Dengan kata lain, proses pembuatan film pasti melibatkan kerja sejumlah unsur atau profesi. Unsur-unsur yang dominan di dalam proses pembuatan film antaralain:

a. Produser

(49)

xlix b. Sutradara

Sutradara merupakan pihak atau orang yang paling bertanggungjawab terhadap proses pembuatan film di luar hal-hal yang berkaitan dengan dana dan properti lainnya. Karena itu biasanya sutradara menempati posisi sebagai “orang penting kedua” di dalam suatu tim kerja produksi film. Di dalam proses pembuatan film, sutradara bertugas mengarahkan seluruh alur dan proses pemindahan suatu cerita atau informasi dari naskah skenario ke dalam aktivitas produksi.

c. Penulis Skenario

Skenario film adalah naskah cerita film yang ditulis dengan berpegang pada standar atau aturan-aturan tertentu. Skenario atau naskah cerita film itu ditulis dengan tekanan yang lebih mengutamakan visualisasi dari sebuah situasi atau peristiwa melalui adegan demi adegan yang jelas pengungkapannya. Jadi, penulis skenario film adalah seseorang yang menulis naskah cerita yang akan difilmkan. Naskah skenario yang ditulis penulis skenario itulah yang kemudian digarap atau diwujudkan sutradara menjadi sebuah karya film.

d. Penata Kamera (Kameramen)

(50)

penonton melalui gambar demi gambar yang direkamnya di dalam kamera. Di dalam tim kerja produksi film, penata kemera memimpin departemen kamera.

e. Penata Artistik

Penata artistik (art director) adalah seseorang yang bertugas untuk menampilkan citarasa artistik pada sebuah film yang diproduksi. Sebelum suatu cerita divisualisasikan ke dalam film, penata artistik setelah terlebih dulu mendapat penjelasan dari sutradara untuk membuat gambaran kasar adegan demi adegan di dalam sketsa, baik secara hitam putih maupun berwarna. Tugas seorang penata artistik di antaranya menyediakan sejumlah sarana seperti lingkungan kejadian tata rias, pakaian, perlengkapan-perlengkapan yang akan digunakan para pelaku (pemeran) film dan lainnya.

f. Penata Musik

Penata musik adalah seseorang yang bertugas atau bertanggungjawab sepenuhnya terhadap pengisian suara musik tersebut. Seorang penata musik dituntut tidak hanya sekadar menguasai musik, tetapi juga harus memiliki kemampuan atau kepekaan dalam mencerna cerita atau pesan yang disampaikan oleh film.

g. Editor

(51)

li

demi gambar dalam film tersebut. Jadi, editor adalah seseorang yang bertugas atau bertanggungjawab dalam proses pengeditan gambar. h. Pengisi dan Penata Suara

Pengisi suara adalah seseorang yang bertugas mengisi suara pemeran atau pemain film. Jadi, tidak semua pemeran film menggunakan suaranya sendiri dalam berdialog di film. Penata suara adalah seseorang atau pihak yang bertanggungjawab dalam menentukan baik atau tidaknya hasil suara yang terekam dalam sebuah film. Di dalam tim kerja produksi film, penata suara bertanggungjawab memimpin departemen suara.

i. Bintang Film (Pemeran)

Bintang film atau pemeran film dan biasa juga disebut aktor dan aktris adalah mereka yang memerankan atau membintangi sebuah film yang diproduksi dengan memerankan tokoh-tokoh yang ada di dalam cerita film tersebut sesuai skenario yang ada. Keberhasilan sebuah film tidak bisa lepas dari keberhasilan para aktor dan aktris dalam memerankan tokoh-tokoh yang diperankan sesuai dengan tuntutan skenario (cerita film), terutama dalam menampilkan watak dan karakter tokoh-tokohnya. Pemeran dalam sebuah film terbagi atas dua, yaitu pemeran utama (tokoh utama) dan pemeran pembantu (piguran). (http://www.kajianpustaka.com/2012/10/pengertian-sejarah-dan-unsur-unsur-film.html).

(52)

Tidak semua film yang sudah diproduksi itu bermutu, film yang bermutu, selain memiliki kualitas alur cerita yang bagus dan penuh pesan moral atau bersifat edukatif, tentu juga harus disajikan dengan cara yang bagus. Kriteria film yang bermutu menurut Onong Uchjana Effendy (2003:226-227) antara lain:

a. Memenuhi Tri fungsi film

Fungsi film adalah hiburan, pendidikan dan penerangan. Filmnya sendiri sudah merupakan sarana hiburan. Orang menonton film tentunya untuk mencari hiburan, apakah film itu membuat ketawa, mencucurkan air mata atau membikin gemetar ketakutan. Jadi seandainya saja film ini sudah membawakan pesan yang sifatnya mendidik atau memberikan penerangan, barangkali dapat dinilai sebagai memenuhi salah satu unsur film bermutu.

b. Konstruktif

Film yang bersifat konstruktif ialah kebalikan dari yang bersifat destruktif, yakni film di mana perilaku si aktor atau aktris serba positif yang bisa ditiru oleh masyarakat, terutama muda-mudi. Andaikata sebuah film mempertontonkan adegan-adegan seperti itu (positif), barangkali dapat dinilai sebagai memenuhi unsur lain dari film bermutu.

c. Persuasif

(53)

liii

perubahan kearah yang positif, dalam hal ini sudah tentu ajakan berpartisipasi dalam pembangunan, “national and character building

yang sedang diilancarkan pemerintah. 5. Jenis-Jenis Film

Adapun jenis-jenis film menurut Aep Kusmawan dalam bukunya Komunikasi Penyiaran Islam (2004:101) menjabarkan ada 12 genre, yaitu:

a. Drama, drama adalah suatu kejadian atau peristiwa hidup yang hebat mengandung konflik pergolakan, clash atau benturan dua orang atau lebih. Dalam drama terdapat sifat romance, tragedi, dan komedi. b. Realisme, adalah film yang mengandung relevansi dengan kehidupan

sehari-hari.

c. Film Sejarah, melukiskan kisah tersohor dan peristiwanya.

d. Film Perang, menggambarkan peperangan atau situasi didalamnya atau sesudahnya.

e. Film Futuristik, menggambar tentang masa depan secara khayali. f. Film Anak, mengupas kehidupan anak.

g. Kartun, yang mulanya lahir di media cetak diolah menjadi cerita bergambar, bukan saja story board melainkan gambar yang sanggup bergerak dengan teknik animasi.

h. Adventure, film pertarungan tergolong film klasik.

i. Chrime Story, pada umumnya mengandung sifat-sifat heroik

(kepahlawanan).

(54)

k. Film Horor, yakni film yang mengupas terjadinya fenomena supranatural yang menimbulkan rasa heran, takjub, takut.

l. Film Dokumenter, mengaambarkan fakta atau peristiwa yang terjadi. Film ini merupakan non fiksi yang mengeksplorasi kejadian historis atau masa kini.

Dari berbagai Penjelasan di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa Dari sudut pandang diatas bisa di simpulkan definisi bahwa film adalah sebuah karya seni yang bisa dijadikan sebagai alat komunikasi massa berupa gambar bergerak sehingga dapat menyampaikan suatu ide-ide, gagasan-gagasan, maupun alur cerita di dalamnya. Kehadiran film merupakan sebagai penyempurna karya-karya seni yang lain seperti novel, puisi, seni rupa, dan seni musik.

(55)

lv BAB III

GAMBARAN UMUM FILM PEEKAY

A. Riwayat Hidup Sutradara

Film Peekay di sutradarai oleh salah seorang sutradara papan atas di India yaitu Rajkumar Hirani. Pria Berkebangsaan India ini lahir di daerah Nagpur suatu kawasan Maharashtra India 20 november 1962. Pada usia 14 tahun dia menyelesaikan pendidikan perdagangan di St.Francis De‟Sales

(setara SMA) karena orang tuanya menginginkan dia menjadi seorang akuntan yang handal, tetapi ia lebih tertarik pada dunia hiburan terutama film. Ketika kuliah dia ikut teater Hindi saat itulah ayahnya mencium bakat terpendam Rajkumar di bidang seni.

(56)

mendapat kesempatan besar pertama sebagai editor film Mission Kashmir, berkat ketekunanya dia akhirnya bisa menjadi seorang sutradara.

B. Riwayat Pendidikan

Dengan latar belakang keluarga seorang pedagang tentu Rajkumar diharapkan menjadi penerus usaha keluarga lalu di sekolahkan di pendidikan perdagangan St.Francis De‟Sales (setara SMA), namun dia memiliki bakat

lain dan memilih untuk menekuni bakat dan minatnya di bidang entertainment, suatu ketika saat Rajkumar mengikuti Pementasan akting di Teater Hindi, Ayahnya melihat bakat seorang Rajkumar di bidang seni peran dan menghendakinya untuk memperdalam ilmu di salah satu Intitusi Seni di Pune India. Akan tetapi ketika dia akan mendaftar di jurusan akting ternyata jurusan tersebut sudah habis masa pendaftarannya dikarenakan kuota yang telah terpenuhi, akhirnya Rajkumar pun melirik jurusan lain yakni jurusan editing. Dan benar saja ketika sekolah di bidang yang disukainya dia termasuk mahasiwa yang menonjol sehingga mendapatkan beasiswa dari pihak kampus. C. Hasil Karya Sutradara

(57)

lvii

sama dengan aktor dan aktris papan atas di negeri Boombay tersebut semacam Aamir Khan, Anushka Sharma, Boman Irani, Dan lain Sebagainya. Berikut daftar Film karya Sutradara Rajkumar Hirani:

1. 1942: A love story, Produksi pada (1994)

2. Kareeb (1998)

3. Mission Kasmir (2000) (sebagai Editor) 4. Tere Liye (2001)

5. Munna Bhai MBBS (2003) 6. Lage Raho Munna Bhai (2006) 7. 3 Idiots (2006)

8. Peekay (2014) 9. Wazir (2015).

D. Tentang Film Peekay

1. Genre Film

(58)

menyadarkan masyarakat melalui media film. Tak pelak akhirnya film ini mendapatakn respons positif dari penikmat film di india maupun dunia sehingga berhasil memecahkan rekor yang ada di India dan menjadi film India yang cukup laris menembus lebih dari Rs.500 di box office serta menempati jajaran papan atas dalam situs film Internasional IMDB (Internet Movies Database).

2. Plot/Alur Film

Plot/alur adalah rangkaian pola-ola yang membangun kejadian atau situasi. Dalam penyajian film Peekay ini, Rajkumar Hirani menggunakan alur campuran untuk mengkonstruksi sebuah kejadian konflik dalam film iniyaitu sebuah kombinasi antara alur maju dan alur mundur, sebagai contoh alur campuran dalam Film Peekay antara lain

“ketika Peekay masuk ke penjara kemudian Jaggu hendak

mewawancarainya dalam penjara, Jaggu penasaran dan tertarik untuk mengorek lebih dalam tentang Peekay, kemudian Peekay bercerita tentang asal-usulnya, bagaimana dia bisa sampai ke planet bumi, bagaimana dia bisa bertahan di bumi yang semuanya serba asing baginya baik bahasa, perilaku, maupun perwatakannya, serta apa tujuannya bertahan di bumi”,

(59)

lix 3. Latar/Setting

Latar setting film ini berada di 4 tempat yakni: pertama Rajashtan India, tempat ini adalah pertama kali Peekay menginjakkan kaki di muka bumi dan kehilangan alat komunikasi dengan temanya, serta di tempat ini pula pesawat luar angkasa Peekay parkir kemudian pergi lagi, yang kedua ada di Brugges salah kota di Negera Belgia, di tempat inilah Jagat Janani (jaggu) yang seorang jurnalis sedang meliput salah acara salah seorang legenda hiburan di India yakni Amitabh Bachan, kemudian ia bertemu Sarfaraz Yusuf mahasiswa Universitas Lahore yang bekerja di kedutaan Pakistan untuk Belgia.

Ketiga di Mandawa yaitu tempat dimana Peekay ditabrak oleh rombongan orkes musik yang bukan membawa petaka, tetapi justru menjadi suatu pintu gerbang bagi Peekay untuk masuk dan berbaur dengan manusia, yang keempat di New Delhi, semua adegan konflik dan inti dari cerita terjadi di Kota ini. Berawal dari keinginan Peekay untuk mencari tuhan, sampai dia mulai tertarik pada jaggu dan mulai merasa nyaman di habitat barunya.

Sedangkan untuk latar waktunya ada dua macam, yakni ketika Jaggu bertemu Sarfaraz di Belgia, yang kedua ketika Jaggu telah kembali ke New Delhi.

(60)

a. Peekay

Peekay adalah makhluk dari luar angkasa yang yang ingin berpetualang ke planet Bumi untuk penelitian, tetapi nasib kurang baik menghampirinya ketika baru saja tiba di Bumi alat bantu komunikasi yang bisa digunakan untuk berkomunikasi dengan sesamanya dicuri oleh manusia. Tetapi berbekal kelebihan yang dimilikinya yaitu bisa mempelajari bahasa makhluk lain dengan hanya memegang tangan serta bisa membaca apa yang terjadi di masa lampau dan masa depan, dia berhasil beradaptasi dengan keadaan di bumi sampai akhirnya dengan niat untuk mencari alat bantu komunikasinya yang dicuri oleh manusia dia justru terbawa arus untuk mencari Tuhan. Dengan jerih payah dan kerja keras dia berusaha mencari sosok Tuhan yang sebenarnya, lalu mencoba menemui Tuhan dari berbagai macam perspektif yang diajarkan oleh hampir semua agama yang ada di India dengan keyakinan bahwa Tuhan dapat mengembalikan alatnya yang hilang tersebut. b. Jagat Janani (Jaggu)

(61)

lxi

secara tegas oleh ayahnya dengan alasan beda Agama, Ras, dan Suku Bangsa. Ayah Jaggu yang merupakan pengikut setia salah seorang pemuka Agama Lokal di India mencoba berkonsultasi dengan pemuka tersebut, dan berdasar ramalannya (pemuka agama) bahwa Sarfaraz hanya mempermainkan Jaggu maka dia menyarankan agar Jaggu menjauhi Sarfaraz, namun dengan kegigihan dan semangat untuk membantah ramalan pemuka agama tersebut Jaggu mengajak Sarfaraz menikah, kemudian karena ke salah pahaman diantara mereka menjelang pernikahan, akhirnya pernikahan tersebut belum bisa terlaksana.

c. Tapashwi (Pemuka Agama)

Seorang pemuka agma yang memiliki puluhan ribu pengikut dan rajin melakukan semacam “khotbah” di sebuah gedung yang

megah, salah satu klaim dari dirinya adalah bisa berkomunikasi dengan Tuhan dan diberi petunjuk untuk menasehati manusia. Untuk mngelabui pengikutnya, Tapashwi menggunakan sebuah jimat yang konon berasal dari Tuhan dan merupakan serpihan gendang Dewa Siwa. Sebenarnya jimat Tapashwi itu adalah alat bantu milik Peekay yang hilang.

(62)

Debat tersebut disiarkan langsung oleh salah satu TV di India dan menjadi pertaruhan nama baik Tapahwi jika sampai kalah adu argument dengan Peekay.

d. Sarfaraz Yusuf

Pria Pakistan yang lemah lembut dan baik hati ini adalah kekasih Jaggu, peran sarfaraz dalam film ini tidak begitu dominan hanya ketika awal cerita dan di akhir cerita, namun kemunculannya di menit-menit akhir film menjadi sebuah klimaks atau inti dari film ini dan disitulah letak kejeniusan seorang Rajkumar (sutradara) dalam meng-create sebuah alur cerita menjadi sangat menarik dan membuat penonton seolah terhening untuk merenungkan dan menangkap pesan apa yang ingin disampaikan film tersebut.

e. Dheeru Singh

(63)

lxiii

nyawanya, beruntung ketika itu Peekay selamat dari maut. Walau tampil sebentar, Dheeru seoalah mengajarkan arti kesetiakawan dan nilai kejujuran.

2. Tokoh Piguran (Peran Pembantu) a. Jherry Bajwa (pemimpin redaksi tv)

Dia adalah seorang peimpin redaksi salah satu televisi di India, walau besifat sedikit perfeksionis dan keras kepala tapi memiliki sikap yang jujur dan baik hati. Dia menanamkan nilai-nilai kedisiplinan kepada semua bawahannya dalam kaitanya pada suatu proses produksi acara tv.

b. Ayah Jaggu

Ayah Jaggu adalah seorang yang keras dan kaku, terutama dalam hal Agama, dia seorang menjadi pengikut fanatik Tapashwi dalam Islam kita sebut dengan istilah Taqlid buta. Sealin itu, dia juga cenderung “anti” dengan orang Islam karena doktrin yang

diterimanya dari para pemuka agama yang mendeskripsikan Islam sebagai agama teroris atau agama yang tidak cinta pada kedamaian, tetapi berkat kegigihan serta argumen-argumen dari Peekay berhasil melunakkan hatinya dan merestui anaknya menikah dengan seorang muslim.

c. Nitu

(64)

sehari-hari, maupun dalam kaitannya dengan pekerjaan mereka sebagai seorang jurnalis. Dia rela secara tiba-tiba ditelpon Jaggu untuk di suruh menjemput jaggu di suatu tempat,padahal dia sedang bekerja di Kantor.

5. Sinopsis

Suatu ketika datang makhluk dari luar angkasa untuk kepentingan penelitian tentang manusia di Planet Bumi, tetapi kejadian tidak mngenakkan diterimanya di awal kedatangan di bumi karena “remote

control” yang merupakan alat komunikasi dengan sesamanya dicuri oleh manusia. Padahal alat tersebut sangat penting baginya dan jika alat itu tidak ditemukan maka dia tidak bisa kembali ke asalnya, lalu dia berusaha untuk mencarinya, ibarat bayi yang baru lahir di dunia dia adalah makhluk pendatang yang tidak tahu apa-apa tentang kehidupan di dunia, tidak mengerti bahasa manusia, tidak paham watak manusia, serta tidak tahu aturan dan norma-norma apa yang berlaku dalam hidup manusia, tetapi berbekal kelebihan yang ia miliki bisa mempelajari bahasa manusia hanya dengan memegang tangan manusia dia akhirnya bisa mengerti bahasa manusia dan mulai belajar dan beradaptasi dengan kondisi, aturan, serta tatanan sosial ditengah masyarakat Bumi.

(65)

lxv

yang hilang di sebuah kota besar di India dan merupakan ibu kota Negara tersebut yakni New Delhi. Sesampainya di New Delhi karena dia belum paham sepenuhnya dengan keadaan sosial manusia dia bertanya kepada semua orang tentang keberadaan remotnya tersebut. Menariknya ketika ia bertanya hampir semua orang menjawabnya dengan “Tanyalah Pada Tuhan, hanya Tuhan yang bisa menolongmu”, sontak mendengar jawaban

tersebut ia pun berinisiatif mencari siapa itu Tuhan dan mengapa hanya Tuhan yang bisa menolongnya , tetapi ia menjadi bingung karena ada beberapa jalan untuk mencari Tuhan yang diyakini oleh masyarakat, lalu ia melihat Kuil yang disitu banyak orang sedang beribadah kemudian setelah bertanya kepada seorang pedagang disekitar kuil ia dianjurkan untuk membeli patung Tuhan (Dewa Siwa) sebagai alat komunikasi dengan Tuhan, tetapi dengan media patung pun tidak bisa mengantarkannya kepada Tuhan dan tidak bisa mengembalikkan remotnya, ia kemudian lapor kepada polisi karena dia sudah membeli patung Tuhan tetapi Tuhan tidak bisa mengabulkan keinginanya, lalu polisi tersebut menamparnya seraya berkata “kau mabuk ya?” sejak itu lah dia di julukki Peekay yang dalam bahasa India artinya orang yang mabuk.

(66)

semua agama ia ikuti, hampir semua ritual-ritual ia jalani tetapi ternyata tidak ada yang secara instan memberi solusi atas kehilangan remotnya sampai akhirnya ia bertemu dengan Tapashwi (pemuka agama) yang belakangan diketahui ternyata hanya memanfaatkan Agama untuk kepentingan komersil, pertemuan dengan Tapashwi ini lah yang menyadarkan Peekay tentang hakekat dari agama.

Tapashwi yang sangat dihormati pengikutnya mengaku mendapat “ilham” untuk bisa berkomunikasi langsung dengan Tuhan serta

mengklaim telah dianugerahi serpihan Gendang Siwa yang ternyata itu adalah “remote control” Peekay yang hilang dicuri orang, kemudian Peekay menantang debat terbuka tentang agama kepada Tapashwi yang berdasar kesepakatan kalau Peekay menang maka alat tersebut menjadi miliknya lagi, tetapi jika kalah Peekeay harus meminta maaf pada Tapashwi dan menjadi pengikutnya. Alhasil, debat terbuka yang disiarkan langsung oleh salah satu stasiun tv itu dimenangkan oleh Peekay berkat bantahan-bantahannya terhadap argumen Tapashwi tentang konsep Tuhan, Tapashwi berpendapat bahwa dia diciptakan untuk melindungi tuhan, tetapi sejatinya yang ia lindungi adalah Tuhan “ciptaannya” dan

mendustai Tuhan yang “menciptakannya”, lalu Peekay beranggapan

bahwa Tuhan tidak perlu dibela karena Tuhan lah yang menciptakan alam semesta dan dunia ini sangat kecil bagi-Nya.

(67)

lxvii

Tapashwi yang menilai agama sesorang hanya dari fisik atau pakaianya saja, serta yang tidak kalah penting adalah Peekay berhasil merebut hati penonton berkat klarifikasinya terhadap ramalan Tapashwi tentang hubungan Jaggu dan Sarafaraz yang ternyata salah besar, Tapashwi meramalkan bahwa Sarfaraz hanya mempermainkan Jaggu dan tidak memiliki keinginan untuk membawa hubungan mereka ke jenjang pernikahan, akan tetapi dengan kelebihan Peekay yang bisa menerawang apa yang terjadi jauh di masa lampau ia mengungkapkan sesuatu yang bertolak belakang dengan ramalan Tapashwi, Peekay menyatakan bahwa sarfaraz sangat tulus mencintai jaggu dan mau menikahinya walaupun diantara mereka terjadi perbedaan agama maupun bangsa, adapun hal yang membuat Jaggu dan Sarfaraz gagal menikah ketika itu adalah adanya kesalah pahaman diantara mereka dan kekeliruan mereka membaca situasi.

6. Amanat

(68)

mengingatkan kita untuk senantiasa bertakwa pada Tuhan, karena Dia lah yang bisa menjadi penolong bagi manusia,

Kutipan dalam Film:

“Aku sepakat, bahwa dengan percaya pada Tuhan sesorang akan punya harapan, kesulitan akan pergi, keberanian akan bangkit, dan akan timbuk kekuatan (Peekay)”

(69)

lxix BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA

Film adalah sebuah alat komunikasi masa yang memiliki banyak fungsi salah satu fungsinya adalah sebagai sarana untuk edukasi dan media efektif untuk menyapaikan sebuah pesan. Dari film Pekaay ini kita dapat mengetahui pesan-pesan moral yang hendak disampaikan oleh sang Sutradara Rajkumar Hirani melalui sekuel atau plot/alur cerita didalamnya. Secara garis besar film ini mengisahkan arti sebuah perjuangan dan kerasnya hidup di dunia, dalam artian setiap keinginan yang ingin dicapai tentu membutuhkan usaha yang maksimal untuk meraihnya seolah film ini juga mengajarkan bahwa cara agar kita bisa bertahan hidup di lingkungan sosial kemasyarakatan yang persainganya di bidang apapun semakin kompetitif harus selalu belajar atau berpikir kritis, menambah wawasan, serta meg-upgrade pola pikir agar kita tidak tertinggal dengan orang lain atau tidak terbawa arus sosial, serta film ini juga bercerita tentang perjuangan seorang hamba dalam proses pencarian Tuhannya.

(70)

banyak menemukan Realitas Sosial (perilaku sosial, tatanan sosial, dan gejala sosial) dan Nilai-nilai Pendidikan terutama Pendidikan Islam dalam film tersebut. Diantaranya, Pendidikan Aqidah, Pendidikan Akhlak, dan Nilai-nilai Pendidikan Ibadah.

Secara lebih rinci dapat dijabarkan sebagai berikut: A. Realitas Sosial Dalam Film Peekay

Defini Realitas Sosial adalah pengalaman empirik yang dialami oleh manusia yang hidup ditengah-tengah masyarakat, sehingga dengan pengalaman tersebut manusia bisa mengambil hikmah untuk dirinya sendiri maupun orang lain demi terbentuknya masyarakat madani (Civil Society). Di dalam film tersebut memiliki setting di Negera India, jadi penulis fokus membahas realitas sosisal apa saja yang ada di India.

(71)

lxxi

kesejahteraan yang adil di India, tindak kriminal pun masih sering terjadi di negara tersebut tidak jauh berbeda jika kita bandingkan dengan negara kita Indonesia.

Adapun Konflik sosial di India yang mungkin jarang di ekspos oleh media yaitu tentang diskriminasi Etnis, Sejarah membuktikan bahwa pada awalnya umat Islam di India sangat dominan di dalam berbagai sektor bahkan salah satu tokoh Islam ketika itu berhhasil menjadi pemimpin di Negeri tersebut, kemudian agama Islam dengan prinsip kemanusiaanya menyebarkan paham bahwa pada dasarnya semua manusia itu sama, dengan disertai gerakan kesetaraan kemakmuran itulah akhirnya umat Hindu yang mulanya hanya minoritas menjadi umat yang cukup besar perannya di berbagai bidang, Seiring berjalannya waktu, umat Hindu menjadi bertambah besar dan menjadi penguasa di India. Ironisnya setelah menjadi kaum penguasa, umat hindu justru bertindak sewenang-wenang terhadap umat Islam bahkan pernah ada wacana dari pemerintah India untuk memindahkan seluruh umat Islam ke suatu tempat di perbatasan India dan Pakistan.

(72)

Pakistan beragama Islam yang bernama Sarfaraz Yusuf, kemudian oleh keluarganya dilarang dan diminta menjauhi pria tersebut seperti dalam dialog.

Ibu Jaggu: ”kau sedang jatuh cinta? Dengan siapa, apa pekerjaannya, tidak tinggal seatap kan? (perasaan gembira)”

Jaggu: “tenang Bu, akan kujelaskan” Ibu Jaggu; “Katakan siapa namanya” Jaggu: “ Sarfaraz”

Ayah Jaggu: “orang Islam? (dengan raut muka kecewa)”

Jaggu: “Ya ayah, dia mahasiswa arsitektur dan keluarganya di Pakistan”

Ibu: “Pakistan, Pakistan apa?”

Jaggu: “Bu, hanya ada satu Pakistan”

Ibu: “ Tak akan ku ijinkan, kau sudah gila ya?”

Dialog di atas menunjukkan betapa keluarga Jaggu sangat tidak menginginkan apabila anggota keluarga mereka menikah dengan orang Pakistan (Muslim) bahkan untuk sekedar berteman saja harus sedikit diberi jarak, selain konflik etnis yang terjadi, ada juga gejala sosial lain di India yang penulis yakin di Indonesia atau Negara manapun pasti sering terjadi hal yang demikian yakni ketika seorang aparatur Negara (Polisi) menerima suap dari masyarakat demi memuluskan kepentingannya. Seperti yang terekam dalan dialog antara Jaggu dengan Polisi ketika Jaggu hendak menjenguk Peekay ke dalam penjara,

Jaggu: “Permisi” Polisi: “ya, ada apa?”

Jaggu: “aku ingin masuk kedalam penjara” Polisi: “Untuk apa”

Jaggu: “untuk menemui pria yang ada di dalam itu”

Polisi: “Nona, kau anggap ini kantin? Hingga kau bisa makan-minum atau bersenang-senang semaumu? (hardik Polisi), ini penjara, jadi orang yang bersalah yang bisa masuk penjara”

Referensi

Dokumen terkait

Tabel 3.3 Pedoman Wawancara dengan Guru setelah diterapkan Metode Token. dalam Meningkatkan Kedisiplinan anak

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan data/fakta yang tepat (shahih, benar, valid) dan dapat dipercaya (reliable) tentang seberapa jauh hubungan antara sikap konsumen

mempengaruhi konsumen untuk memilih produk yang ditawarkan dengan4. memahami perilaku konsumen, sehingga pada

Hal inilah yang melatar belakangi konsep judul dan konsep acara sakukurata ini, yaitu memberikan informasi kepada penonton bahwa dalam menikmati wisata alam dan

Perpindahan siswa dari Sekolah Menengah Pertama atau sederajat ke Sekolah Menengah Kejuruan lebih banyak menuntut siswa agar mampu menyesuaikan diri dengan baik terhadap

Sesuai dengan amanat Rapat Komite Konsultatif pada pertengahan tahun 2015 dan High Level Meeting pada bulan April 2016, pada tahun 2016 ini KSAP memfokuskan penyusunan

Pada hari ini, Senin tanggal Delapan Belas bulan Juni tahun Dua Ribu Dua Belas, sesuai dengan jadwal yang termuat pada website http://lpse.kemendag.go.id, Pokja

The tendency of big cities in South East Asia, who experienced population growth so fast, make the citizen mobility increases, and if the public transportation