VALUE ENGINEERING SEBAGAI SOLUSI OPTIMASI EFISIENSI ANGGARAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR INDONESIA AKIBAT
PANDEMI COVID 19 OLEH:
BEYLY DAYANTO AJI, S.E., M.T. DOSEN TEKNIK UNIVERSITAS AZZAHRA
NIDN:0303037705 ABSTRAKSI
Value Engineering atau disingkat menjadi VE adalah suatu langkah atau cara analisa untuk melakukan optimasi dan efisiensi biaya yang dapat diprediksi menimbulkan pemborosan didalam perencanaan anggaran biaya .
VE juga merupakan suatu langkah strategis didalam memberikan penghematan anggaran yang kita ketahui saat ini negara kita mengalami dampak pandemic covid dan diberbagai sektor infrastruktur pembangunan mengalami keterlambatan bahkan tidak berjalan akibat kurangnya pendanaan ataupun anggaran Negara.
Kondisi tersebut dapat diatasi dengan melakukan pola value engineering didalam perencanaan pembangunan infrastruktur di Indonesia.
Pemilihan sektor - sektor pembangunan yang penting dan perencanaan pengelolaan biaya termasuk bahan bahan dasar infrastruktur dapat dilakukan melalui Value Engineering.
Pelaksanaan Value Engineering pada dasarnya adalah proses inovasi dan kreativitas dalam rangka menurunkan suatu perencanaan biaya yang dapat menimbulkan dampak pembesaran biaya.
Proses Inovasi didalam Value Engineering harus memiliki pengetahuan dasar, pengalaman dan informasi yang luas sehingga manfaat yang dihasilkan sesuai dan tidak merusak kualitas bangunan infrastruktur.
VALUE ENGINEERING AS A SOLUTION TO OPTIMIZE THE EFFICIENCY OF THE INDONESIAN INFRASTRUCTURE DEVELOPMENT PLANNING BUDGET DUE TO
THE COVID 19 PANDEMIC BY:
BEYLY DAYANTO AJI, S.E., M.T. DOSEN TEKNIK UNIVERSITAS AZZAHRA
NIDN:0303037705 ABSTRACT
Value Engineering or abbreviated as VE is a step or method of analysis to perform optimization and cost efficiency which can be predicted to cause waste in budget planning. VE is also a strategic step in providing budget savings as we know that our country is currently experiencing the impact of the Covid pandemic and in various sectors of infrastructure development has experienced delays or even does not run due to lack of funding or state budget.
This condition can be overcome by implementing value engineering patterns in infrastructure development planning in Indonesia.
Selection of important development sectors and cost management planning including basic infrastructure materials can be done through Value Engineering.
The implementation of Value Engineering is basically a process of innovation and creativity in order to reduce a planning cost that can cause a cost impact.
The innovation process in Value Engineering must have basic knowledge, experience and extensive information so that the benefits generated are appropriate and do not damage the quality of infrastructure buildings.
1. LATAR BELAKANG
Akibat dari pandemic Covid 19 yang menyerang dunia, terutama Negara Republik Indonesia menimbulkan dampak yang luar biasa. Dampat tersebut tidak hanya dari segi penanganan kesehatan , tetapi dari berbagai segi kehidupan manusia.
Di bidang Infrastruktur dampak pandemic covid 19 juga terasa, anggaran di relokasi untuk penanganan kesehatan sehingga banyak proyek – proyek infrastruktur yang tertunda atau terhambat pembangunannya. Pada awal tahun 2020 Anggaran Infrastruktur kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat berkisar Rp. 120,21 Triliun. Akibat dari pandemic covid 19 anggaran tersebut direlokasikan untuk membantu penanganan pandemic sehingga sisa anggaran termasuk pinjaman dan / atau hibah luar negeri, surat berharga dan lain lain berkisar menjadi RP. 85,7 Triliun.
Banyak perusahaan kontraktor terutama kontraktor swasta kecil mengalami kebangkrutan dan tutup usaha dengan dampak pengangguran luas.
Value Engineering, sebagai salah satu ilmu teknik dan manajemen dapat membantu Pemerintah dalam rangka melakukan tindakan optimasi dan penghematan anggaran serta memilih anggaran yang diprioritaskan kepada pembangunan infrastruktur strategis.
Perencanaan anggaran yang diutamakan kepada pembangunan infratruktur strategis seharusnya dapat memberi hasil optimal dan efisien didalam pelaksanaannya. Value engineering dapat membantu mengurangi biaya – biaya proyek dengan jalan mengurangi biaya – biaya yang tidak diperlukan berhubungan dengan masalah teknik.
2. TINJAUAN PUSTAKA.
2.1. Value Engineering menurut Zimmerman,L.W dalam Rumintang tahun 2008 adalah sebagai berikut ini:
Value Engineering (Rekayasa Nilai) adalah suatu teknik dan manajemen yang
menggunakan pendekatan sistematis untuk mencapai keseimbangan fungsional terbaik antara biaya dan performa dari suatu
produk. Rekayasa nilai mempunyai karakteristik sebagai berikut:
• An Oriented System, yaitu suatu teknik yang menggunakan tahapan dalam rencana tugas (Job Plan) untuk
mengidentifikasi dan menghilangkan biaya-biaya yang tidak diperlukan (Unnecessary Cost).
• Multidisciplined Team Approach, yaitu suatu teknik penghematan biaya produksi yang melibatkan seluruh tim yang berkepentingan dalam proyek, yakni pemilik, perencana, para ahli yang berpengalaman dibidangnya masing-masing dan konsultan VE atau Manajemen Konstruksi (MK). Jadi pekerjaan VE adalah sebuah kerja tim yang saling terkait, bukan usaha perorangan.
• Proven Management Technique, yaitu suatu teknik penghematan biaya yang telah terbukti dan terjamin mampu mengarahkan berbagai produk yang bermutu dan relatif rendah pembiayaannya.
• An Oriented Function, yaitu suatu teknik yang berorientasi pada fungsi-fungsi yang diperlukan pada setiap item maupun sistem yang ditinjau untuk menghasilkan nilai produk yang dikehendaki.
• Life Cycle Cost Oriented, yaitu suatu teknik yang berorientasi pada biaya total yang diperlukan selama proses produksi serta optimasi pengoperasian segala fasilitas pendukungnya.
Berdasarkan penjelasan yang telah disampaikan diatas maka pengertian VE adalah pendekatan terstruktur dan sistematis dalam pengevaluasian serta pengembangan suatu produk atau proyek, yang pada akhirnya bertujuan memenuhi fungsi yang diperlukan dengan harga yang terendah.
2.2. Unsur-Unsur Utama Value Engineering (Rekayasa Nilai)
Value Engineering mempunyai beberapa kemampuan yang dapat dipakai sebagai alat bagi value analysis. Kemampuan itu dikenal sebagai unsur-unsur utama dari value engineering, adapun menurut Rumintang (2008) unsur-unsur utama tersebut adalah sebagai berikut:
a. Analisa Fungsi (Function Analisys) Analisa fungsi digunakan untuk membantu mengidentifikasi suatu item permasalahan yang ditinjau dengan segala aspek berdasarkan pada setiap obyek, fungsi dan kegunaan obyek tersebut terhadap keseluruhan item yang ditinjau.
b. Model Pembiayaan (Cost Model) Model pembiayaan ini digunakan sebagai alat untuk mengatur dan membagikan perhitungan biaya ke dalam bidang fungsinya sehingga dapat dengan mudah didefinisikan dan diukur.
c. Biaya Siklus Hidup (The Life Cycle Costing)
Digunakan sebagai cara untuk memberikan perkiraan anggaran dari setiap pemecahan yang diberikan.
d. Teknik Sistem Analisa Fungsi (Function Analysis System Technique) Adalah cara yang sistematis untuk mendapatkan sebuah metode yang teratur dari proses pekerjaan yang kompleks. Dengan demikian setiap permasalahan yang timbul dapat dengan mudah dicarikan penyebabnya untuk selanjutnya dapat segera dicarikan jalan penyelesaiannya. e. Rencana Kerja Rekayasa Nilai (Value Engineering Job Plan)
Pengaturan dan pendekatan yang sistematis adalah kunci utama rekayasa nilai yang berhasil. Oleh karena itu, studi ini harus dikerjakan dengan rencana kerja yang matang dan efektif.
f. Berpikir Kreatif (Creative Thinking)
Dalam mengadakan analisa dibutuhkan suatu bentuk pemecahan permasalahan yang bersumber dari pola pikir yang kreatif, karena hanya dengan berpikir kreatif permasalahan yang muncul dan sulit dapat dicarikan pemecahannya.
g. Biaya Dan Harga (Cost and Worth)
Dalam rekayasa nilai, dua variabel ini dibedakan dengan jelas. Hal ini bertujuan untuk mempermudah analisa yang akan dilakukan.
h. Kebiasaan Dan Sikap (Human Dynamic)
Pada suatu proses pekerjaan, seringkali faktor kebiasaan dan sikap seseorang dalam hal menangani permasalahan mempunyai peranan yang besar dalam proses pengambilan keputusan.
i. Keserasian
Hubungan antara pemberi tugas, konsultan perencana dan konsultan VE, hubungan dan komunikasi yang baik antara tim rekayasa nilai dengan seluruh unsur yang terlibat dalam suatu proyek adalah syarat mutlak tercapainya tujuan. Karena hal tersebut dapat memberikan kontribusi yang besar terhadap keberhasilan suatu proyek.
2.3. Undang Undang Nomor 2 Tahun 2017 Tentang Jasa Konstruksi
Secara khusus memang belum terdapat undang undang yang berkaitan langsung dengan value engineering, namun ada beberapa pasal –pasal yang terkandung manfaat dan kegunaan dari value engineering tersebut yaitu:
• Pasal 2; Penyelenggaraan jasa konstruksi berdasarkan pada asas kejujuran dan keadilan, manfaat, kesetaraan, keserasian, keseimbangan, profesionalitas, kemandirian, keterbukaan, kemitraan, keamanan dan keselamatan, kebebasan, pembangunan berkelanjutan; dan wawasan lingkungan.
• Kata manfaat dapat
ditransformasikan pada orientasi fungsi yang menjadi fokus utama penerapan value engineering, sehingga dengan optimalisasi fungsi dalam setiap jasa konstruksi yang dijalankan, nilai manfaat dari eksistensinya akan semakin besar dirasakan oleh masyarakat luas.
• Pasal 3 ayat (f); Penyelenggaraan Jasa Konstruksi bertujuan untuk menciptakan integrasi nilai tambah dari seluruh tahapan penyelenggaraan Jasa Konstruksi.
• VE memberikan nilai tambah dari seluruh tahapan jasa konstruksi yaitu memberikan hasil yang optimal.
• Pasal 4 ayat (1) huruf e; Pemerintah bertanggung jawab atas meningkatnya kualitas penggunaan material dan peralatan konstruksi serta teknologi konstruksi dalam negeri. Pasal 5 ayat (5), untuk mencapai tujuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat
(1) huruf e, Pemerintah Pusat memiliki kewenangan:
• mengembangkan standar material dan peralatan konstruksi, serta inovasi teknologi konstruksi;
• mengembangkan skema kerja sama antara institusi penelitian dan pengembangan dan seluruh pemangku kepentingan Jasa Konstruksi;
• menetapkan pengembangan teknologi prioritas;
• mempublikasikan material dan peralatan konstruksi serta teknologi konstruksi dalam negeri kepada seluruh pemangku kepentingan, baik nasional maupun internasional;
• menetapkan dan meningkatkan penggunaan standar mutu material dan peralatan sesuai dengan Standar Nasional Indonesia;
• melindungi kekayaan intelektual atas material dan peralatan konstruksi serta teknologi konstruksi hasil penelitian dan pengembangan dalam negeri; dan
• membangun sistem rantai pasok material, peralatan, dan teknologi konstruksi.
• Amanat penggunaan teknologi serta inovasi teknologi yang terdapat didalam pasal 4 dan pasal 5 merupakan
tahapan kreatif dan inovasi didalam pelaksanaan penerapan VE.
• Pasal 5 ayat (1) huruf a; Untuk mencapai tujuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) huruf a, Pemerintah memiliki kewenangan mengembangkan struktur usaha Jasa Konstruksi.
2.4. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 22 Tahun 2018 Tentang Pembangunan Bangunan Gedung Negara
Pemerintah berkewajiban untuk melakukan pengembangan struktur usaha jasa konstruksi dengan memasukkan unsur VE yang dapat menghasilkan kualitas dan manfaat yang optimal didalam penyelenggaraan jasa konstruksi. Dengan demikian Pemerintah memiliki urgensi yang sangat besar pada eksistensi regulasi penerapan Value Engineering.
3. METODE PELAKSANAAN
3.1. Metode Pengumpulan Data
Data sekunder dikumpulkan dari studi literatur, sedangkan bahan hukum dikumpulkan melalui prosedur inventarisasi dan identifikasi peraturan perundang-undangan, serta klasifikasi dan
sistematisasi bahan hukum sesuai dengan judul penelitian yang akan dilaksanakan. Adapun data primer diperoleh dari hasil survey dan wawasancara.
3.2. Teknik Pengumpulan Data
Data yang dibutuhkan meliputi data sekunder dan primer. Data sekunder berupa produk kebijakan yangberkaitan dengan value engineering, peraturan perundangan dan literatur dikumpulkan dengan cara studi dokumen dan studi pustaka. Di sisi lain data primer dikumpulkan dengan cara pengamatan (observasi) dan wawancara..
3.3. Teknik Analisis Data
Berdasarkan hasil pengumpulan data yang telah dilakukan indetifikasi, maka selanjutnya akan dianalisis melalui beberapa pendekatan, yaitu: Studi evaluasi dan capaian didalam value engineering dan selanjutnya dilakukan analisis dengan memfokuskan pada capaian pelaksanaan program, ketercukupan aturan perundang-undangan yang berkaitan dengan value engineering; Validasi hasil analisis evaluasi dan pelaksanaan dengan studi observasi lapangan dengan nara sumber/para ahli serta instansi terkait.
3.4. Tahapan Pelaksanaan Study
Penelitian ini memiliki tahapan studi, yang meliputi:
1. Tahapan Persiapan.
Pada tahap ini, uraian pekerjaan yang harus dilaksanakan adalah sebagai berikut: a. Identifikasi kebutuhan data, baik peraturan/kebijakan maupun dokumen; b. Konsultasi dan pelaporan tahapan persiapan.
2. Tahapan Pengumpulan dan
Pengolahan Data.
Tahapan ini dilaksanakan dengan rincian sebagai berikut:
a. Koordinasi dengan stakeholder terkait;
b. Survey lapangan;
c. Proses pengumpulan data primer dan sekunder melalui Diskusi,
rapat, dan lain-lain;
d. Validasi data primer dan sekunder.
3. Tahapan Analisa Data.
Data yang telah didapat dianalisis menggunakan metode yang sesuai untuk menghasilkan substansi kajian yang telah ditentukan sebelumnya.
4. Tahapan Pelaporan.
Untuk memudahkan dalam hal administrasi dan juga pemantauan kemajuan pekerjaan, penyampaian laporan.
Secara umum tahapan pelaksanaan penelitian Value Engineering sebagai solusi optimasi efisiensi anggaran perencanaan pembangunan infratsruktur Indonesia akibat pandemic covid 19 terdiri dari: Tahap Persiapan, Tahap Pengumpulan Data, Tahap Analisis dan Tahap Finalisasi. Penyusunan tahapan pekerjaan ini disesuaikan dengan kebutuhan pelaporan dalam studi ini, di mana tujuan dari setiap tahapan adalah sebagai berikut:
Gambar 3.1 Alur Pelaksanaan INISIASI STUDI a. Konsolidasi b. Study Literatur c. Penajaman Metodologi PERSIAPAN SURVEI
a. Persiapan Form Survey VE
b. Persiapan Daftar Data yg dibutuhkan
c. Persiapan Daftar Data lainnya
KOMPILASI DATA
a. Identifikasi kebijakan Anggaran pemerintah
b. Perkembangan kebijakan Anggaran Pemerintah dengan Value
engineering
c. Kebutuhan dan dukungan pelaksanaan Value Engineering
d. Faktor SDM, anggaran, budaya, sarpras, tehnologi, dll
PENGUMPULAN DATA
a. Survey Ke Dirjend Bina Marga, Dirjen Cipta Karya, Dirjen
SDA
b. Survey Instansi Pemerintah & Swasta (Konstruksi & Konsultan)
c. Lembaga atau Asosiasi Jasa Konsultan dan Konstruksi
ANALISIS KONDISI PEMANFAATAN VALUE ENGINEERING UNTUK OPTIMASI EFISIENSI
ANGGARAN FINALISASI STUDI a. Penyempurnaan Substansi b. Penyempurnaan Editorial c. Pembuatan Ringkasan d. Penyerahan Laporan LAPORAN PENDAHULUAN LAPORAN ANTARA LAPORAN AKHIR DRAFT LAPORAN AKHIR TAHAP PERSIAPAN TAHAP PENGUMPULAN DATA TAHAP ANALISIS TAHAP FINALISASI ANALISIS SWOT ANALISIS EFEKTIFITAS
maka kita dapat melakukan suatu analisa terhadap manfaat value engineering dalam rangka optimalisasi efisiensi anggaran infrastruktur negara yang terdampak oleh pandemic covid dengan cara melakukan perencanaan pembangunan infrsatruktur yang tepat sasaran,objektif,optimal dan efisien..
DAFTAR PUSTAKA
Anna Rumintang, Analisa Rekayasa Nilai Struktur Proyek Gedung Teknik Informatika UPN “Veteran” Jatim, Jurnal Rekayasa Perencanaan , Vol.4,No.2 Februari Tahun 2008
Eng Karim Ragab, Fundamental of Value Engineering, SAVE International 2007 Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 22 Tahun 2018 Tentang Pembangunan Bangunan Gedung Negara
Selfie Miftahul Jannah,
https://tirto.id/infrastruktur-terhalang- pandemi-pengusaha-tumbang-ekonomi-goyang-f3Xl, 7 September 2020
Undang Undang Nomor 2 Tahun 2017 Tentang Jasa Konstruksi
Infrastruktur bidang Ke PU an dilingkungan Departemen Pekerjaan Umum Dalam Usaha Meningkatkan Efektifitas penggunaan Anggaran, Tesis UI, 2009