• Tidak ada hasil yang ditemukan

Optimalisasi Biaya Pekerjaan Rumah Tipe 45 Menggunakan Material B-Panel

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Optimalisasi Biaya Pekerjaan Rumah Tipe 45 Menggunakan Material B-Panel"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

Optimalisasi Biaya Pekerjaan Rumah Tipe 45 Menggunakan Material B-Panel

Kemal Achyar1 Nurul Malahayati2 Febriyanti Maulina3

1

Mahasiswa, Jurusan Teknik Sipil,Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh 23111, Indonesia

2,3

Jurusan Teknik Sipil, Universitas Syiah Kuala Banda Aceh 23111, Indonesia

*

corresponding author, email : achyar.kemal@gmail.com Abstract

Cost optimization is one of the efforts made to obtain a better quality for lower cost. Most of type 45 house building using reinforced concrete structural material and bricks as wall of the building. But now there are several alternatives building systems that are stronger than conventional buildings, as well as structural parts and walls of the building using the same material. One of the material that can be used as structural and wall is B-Panel. B-Panel is one of construction system that consists of material Expanded Polystyrene (EPS), concrete and wiremash. The results showed the design which is using B-Panel as structural and wall has saved cost about 7.34% compared to the structural reinforced concrete and brick as the wall.

Keywords: Optimizing Costs, B-Panel, Concrete, Bricks

Abstrak

Optimalisasi biaya adalah salah satu usaha yang dilakukan untuk memperoleh mutu yang lebih baik dengan biaya yang lebih ekonomis. Kebanyakan rumah sederhana Tipe 45 menggunakan struktural beton bertulang dengan material batu bata merah sebagai dinding bangunan. Namun saat ini sudah terdapat beberapa alternatif sistem bangunan yang lebih kuat dari bangunan konvensional, serta bagian struktural dan dinding bangunan menggunakan material yang sama. Salah satu material yang dapat digunakan sebagai struktural dan dinding bangunan adalah B-Panel. B-Panel merupakan jenis konstruksi yang terdiri dari material Expanded Polystyrene (EPS), cor-an beton serta wiremash sebagai tulangannya.. Hasil penelitian menunjukkan pasangan B-Panel sebagai struktural dan dinding bangunan menghemat biaya sebesar 7,34% dibandingkan dengan struktural beton bertulang dan bata merah sebagai dinding bangunan.

Kata kunci : Optimalisasi Biaya, B-Panel, Beton Bertulang, Batu Bata Merah

1. Pendahuluan

Saat ini sudah terdapat beberapa alternatif sistem konstruksi yang saling terintegrasi antara bagian struktural dan arsitekturnya, salah satunya adalah material B-Panel. B-Panel sebagai struktural dan dinding bangunan sudah terbukti lebih kuat mutunya dibandingkan dengan struktural beton bertulang dan dinding bangunan batu bata merah. Namun belum diketahui apakah juga dapat menghemat dalam segi biaya.

2. Tinjauan Kepustakaan

Berikut uraian beberapa landasan teori dan rumus-rumus yang digunakan dalam menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan penelitian ini yang dikutip dari beberapa literatur.

2.1 Konstruksi Rumah Sederhana

Anonim[1] menyatakan bahwa rumah sederhana adalah bangunan rumah layak huni yang bagian huniannya berada langsung diatas tanah, berupa rumah tinggal, rumah kopel atau rumah deret. Luas lantai bangunan tidak lebih dari 70 m2, yang dibangun dengan luas kaveling 54 m2 sampai dengan 200 m2.

Secara umum komponen konstruksi dibagi atas dua komponen, yaitu komponen struktural dan non

struktural. Komponen struktural adalah bagian dari sebuah bangunan yang menahan beban-beban yang diberi padanya. Sedangkan komponen non struktural, adalah bagian bangunan yang tidak terkait secara langsung dengan kekuatan struktur bangunan dan menjadi beban bagi elemen struktural.

2.1.1 Komponen Struktural

Komponen struktural berfungsi untuk memberikan kekuatan yang diperlukan untuk mencegah bangunan mengalami keruntuhan. Lebih khususnya, struktur merupakan bagian bangunan yang menyalurkan beban-beban. Beban-beban tersebut menumpu di atas titik-titik untuk selanjutnya disalurkan ke bagian bawah tanah bangunan, sehingga beban-beban tersebut akhirnya dapat ditahan. Rangka struktural dapat berupa rangka beton, rangka baja, rangka kayu, serta rangka gabungan baja dan beton (Ching dan Adams)[2]. Adapun jenis struktural yang ditinjau dalam penelitian ini adalah struktural beton bertulang.

Murty [3] menyatakan bahwa beton adalah suatu material buatan yang diperoleh dari hasil pencampuran semen, pasir dan agregat dengan air. Beton menjadi lebih populer setelah adanya penemuan semen Portland pada abad ke 19, tetapi dengan keterbatasan kekuatan tariknya, beton pada awalnya mengalami kendala untuk dipergunakan secara meluas dalam konstruksi bangunan. Untuk

(2)

mengatasi kelemahan kekuatan tarik, baja tulangan ditanam dalam beton untuk membentuk bahan komposit yang lebih dikenal dengan beton bertulang. Murty[3] menyatakan bahwa suatu bangunan beton bertulang pada umumnya terdiri dari beberapa elemen horizontal (sloof dan balok), elemen vertikal yang langsing (kolom) dan elemen vertikal yang pipih (dinding). Pada umumnya, keseluruhan elemen tersebut dicor sehingga monolit, yaitu balok-balok dan kolom-kolom dicor di lapangan dalam suatu kesatuan pengecoran agar dapat bekerja sebagai satu kesatuan.

2.1.2 Komponen Non Struktural

Sebagai bagian yang tidak berfungsi untuk menanggung beban, komponen non struktural memberikan fungsi penunjang pada bangunan seperti pemisah ruangan, pengatur pencahayaan, pertukaran udara, menambah estetika dan lainnya. Komponen non struktural pada bangunan dapat berupa keramik, plester, cat, langit-langit, penutup atap, pintu, dan jendela. Pada penelitian ini, komponen non struktural yang ditinjau adalah pekerjaan dinding

.

2.2. Pasangan Batu Bata Merah

Susanta dan Kusjuliadi[4] menyatakan bahwa batu bata atau bata merah adalah bangunan yang dibuat dari cetakan adukan tanah liat dengan atau tanpa bahan campuran lainnya yang kemudian dibakar dengan suhu tinggi. Kebutuhan bahan baku untuk pasangan dinding bata merah adalah pasir pasang dan semen. Bata merah memiliki berat 160 Kg/m2 (asumsi tebal dinding 12 cm) serta memiliki kuat tekan 25 kg/cm2 dan kuat tarik 20 kg/cm2. Gambar batu bata merah dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1 Pasangan batu bata merah

Ching dan Adams[2] menyatakan bahwa dinding bata terdiri dari blok modular yang terikat oleh adukan semen untuk membentuk dinding yang kuat, tahan api, dan efisien secara struktural dalam menahan tekanan. Selain itu, dinding eksterior dibangun untuk menahan beban angin horizontal, tahan cuaca, mengendalikan aliran suara, infiltrasi udara, kelembaban, dan uap air. Dinding interior atau partisi berfungsi membagi ruang-ruang di dalam

bangunan dan memberikan bukaan untuk pintu dan jendela. Bata merah memiliki kelebihan dan kekurangan dalam segi kekuatan material dan pekerjaan pemasangannya. Kelebihannya antara lain tidak memerlukan keahlian khusus untuk memasang, harga murah dan mudah mendapatkannya, selain itu bata merah juga tahan panas sehingga dapat menjadi perlindungan terhadap api.Sedangkan kekurangannya antara lain bentuk dan kualitas kurang seragam sehingga lebih banyak yang dapat terbuang serta memerlukan material perekat yang lebih banyak dan bata merah juga cenderung lebih berat sehingga menambah beban struktural. Selain itu dalam pembuatannya dengan cara dibakar, bata merah juga tidak ramah lingkungan.

2.3 B-Panel

B-Panel[5] merupakan konstruksi yang terbuat dari Expanded Polystyrene (EPS) sebagai pengisi panel yang berfungsi untuk menciptakan material yang lebih ringan. Selain itu B-Panel juga terbuat dari wiremash serta beton. B-panel memiliki kuat tekan sebesar 130 Kg/cm2 dengan kuat tarik 786 kg/cm2.

Selain itu sudah terdapat pengujian gempa dengan menggunakan material B-Pane pada bangunan dua lantai dengan total tinggi 6 meter yang struktural dan dindingnya menggunakan pasangan B-Panel. Hasil pengujian menunjukkan bahwa struktural yang menggunakan pasangan B-Panel dengan sistem satu kesatuan ini terbukti tahan terhadap gempa sedang yang biasanya terjadi di Indonesia. Gambar pasangan B-Panel dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2 Pasangan B-Panel

2.4 Perhitungan Biaya Konstruksi

Biaya konstruksi atau sering disebut dengan rancangan anggaran biaya (RAB) merupakan perhitungan banyaknya biaya yang diperlukan untuk bahan dan upah, serta biaya-biaya lain yang berhubungan dengan pelaksanaan proyek

(3)

pembangunan. Ibrahim[6] menyebutkan bahwa biaya konstruksi dapat dihitung dengan persamaan berikut.

RAB = volume x harga satuan pekerjaan

Dimana :

Volume = besarnya jumlah pekerjaan yang akan dikerjakan

Harga satuan = jumlah harga pekerjaan dan upah tenaga kerja sesuai dengan analisa SNI 2013

3. Metode Penelitian

Subjek dari penelitian ini adalah pekerjaan struktural dan dinding sedangkan objeknya adalah biaya pekerjaan struktural beton bertulang dengan dinding bata merah pada rumah tipe 45 dibandingkan dengan pasangan B-Panel sebagai stuktural dan dinding bangunan menggunakan desain rumah yang sama.

Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder yang berupa Gambar DED Rumah tipe 45, daftar harga satuan bahan dan upah wilayah Banda Aceh, daftar harga material B-Panel, analisa SNI tahun 2013 serta analisa pekerjaan B-Panel.

Berdasarkan data yang ada kemudian dihitung volume pekerjaan dan biaya konstruksi.

4. Hasil dan Pembahasan

Berdasarkan hasil pengumpulan data yang diperoleh dan kemudian diolah dengan rumus-rumus dan teori-teori pada bagaian sebelumnya sehingga didapatkan hasil yang menjadi tujuan penelitian.

4.1 Volume Pekerjaan

Berdasarkan hasil perhitungan volume pekerjaan diatas dapat disimpulkan bahwa volume pekerjaan desain yang menggunakan material B-Panel memiliki item pekerjaan yang lebih sedikit dibandingkan desain struktural beton bertulang dengan bata merah sebagai dinding bangunan. Rekapitulasi volume desain rumah tipe 45 yang menggunakan struktural beton bertulang dengan bata merah sebagai dinding bangunan dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Volume pekerjaan rumah tipe 45 menggunakan beton bertulang dan batu bata merah

No. Uraian Pekerjaan Volume Satuan

1 Kolom (15/15) Beton cor 0,611 m3 Bekisting 16,296 m2 Besi 162,253 kg 2 Kolom (10/10) Beton cor 0,427 m3 Bekisting 17,072 m2 Besi 231,507 kg 3 Kolom (20/20) Beton cor 0,314 m3 Bekisting 6,272 m2 Besi 54,108 kg 4 Ring Balok (15/18) Beton cor 1,215 m3 Bekisting 22,950 m2 Besi 270,675 kg 5 Ring Balok (10/10) Beton cor 0,450 m3 Bekisting 13,500 m2 Besi 239,557 kg 6 BALOK (10/25) Beton cor 0,125 m3 Bekisting 3,000 m2 Besi 34,210 kg 7 Pasangan bata merah 1 : 2 7,600 m 2 8 Pasangan bata merah 1 : 4 133,754 m 2 9 Plesteran 1 : 2 15,200 m2 10 Plesteran 1 : 4 267,508 m2 11 Cat Tembok 282,708 m2

Selanjutnya hasil perhitungan volume rumah tipe 45 dengan menggunakan pasangan B-Panel ebagai struktural dan dinding bangunan dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Rekapitulasi volume rumah tipe 45 menggunakan pasangan B-Panel

No. Uraian Pekerjaan Volume Satuan

1 Pasangan B-Panel 150,704 m 2 2 Plester 301,408 m 2 3 Acian 301,408 m 2 4.2 Biaya Konstruksi

Dari hasil perhitungan biaya konstruksi diperoleh bahwa biaya desain rumah tipe 45 dengan struktural beton bertulang dan bata merah sebagai dinding bangunan adalah Rp. 82.159.977.Rekapitulasi biaya

(4)

rumah tipe 45 dengan struktural beton bertulang dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3 Biaya konstruksi rumah tipe 45 dengan struktural beton bertulang dan dinding batu bata merah

No Uraian Pekerjaan Biaya Konstruksi

1 Kolom (15/15) a Beton cor Rp 554.202 b Bekisting Rp 3.755.159 c Besi Rp 3.452.876 2 Kolom (10/10) a Beton cor Rp 387.062 b Bekisting Rp 3.933.976 c Besi Rp 4.926.638 3 Kolom (20/20) a Beton cor Rp 284.402 b Bekisting Rp 1.445.285 c Besi Rp 1.151.455 4 Ring Balok (15/18) a Beton cor Rp 1.101.875 b Bekisting Rp 5.465.040 c Besi Rp 5.760.163 5 Ring Balok (10/10) a Beton cor Rp 408.102 b Bekisting Rp 3.214.729 c Besi Rp 5.097.947 6 Balok (10/25) a Beton cor Rp 113.362 b Bekisting Rp 714.384 c Besi Rp 728.006 7 Pasangan Bata 1 : 2 Rp 984.593 8 Pasangan Bata 1:4 Rp 15.864.888 9 Plasteran 1:2 Rp 916.102 10 Plasteran 1:4 Rp 14.618.962 11 Pengecatan Rp 7.280.770 Total Rp 82.159.977

Sementara desain pasangan B-Panel sebagai struktural dan dinding bangunan memiliki total biaya

yang lebih murah yaitu Rp. 76.131.081. Rekapitulasi biayanya dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Rekapitulasi biaya rumah tipe 45

menggunakan material B-Panel sebagai

struktural dan dinding bangunan

No Uraian Pekerjaan Biaya Konstruksi

1 Pasangan B-Panel Rp 39.687.898 2 Plester Rp 18.763.489 3 Acian Rp 17.679.694 Total Rp 76.131.081

5. Kesimpulan dan Saran

Berdasarkan hasil pengolahan dan pembahasan dapat diambil beberapa kesimpulan dan saran sebagai hasil akhir dari penelitian ini.

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisa dari penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa :

Jumlah biaya dengan menggunakan pasangan B-Panel menggantikan struktural beton bertulang dengan dinding pengisi batu bata merah pada rumah tipe 45 ini adalah Rp. 76.131.081 dan dapat menghemat sebesar 7,34% dibandingkan desain yang menggunakan struktural beton bertulang dengan dinding bangunan.

Jumlah biaya rumah tipe 45 dengan menggunakan pasangan batu bata merah sebagai dinding dengan struktural beton bertulang adalah Rp.82.159.977.

5.2 Saran

Untuk penelitian selanjutnya dapat dilakukan perhitungan biaya transportasi material B-panel dan bata ringan LEIBEL mengingat belum adanya pabrik material ini di Banda Aceh. Selain itu dapat dikembangkan lagi material sejenis B-Panel pada penelitian selanjutnya.

6. Daftar Pustaka

[1] Anonim, 2006, Pedoman Teknis Rumah dan

Bangunan Tahan Gempa, Departemen Pekerjaan Umum Cipta Karya, Jakarta.

[2] Chings, Francis D.K dan Adams, Cassandra, 2008, Ilustrasi Konstruksi Bangunan/Edisi

Ketiga, PT. Gelora Aksara Pratama, Jakarta.

[3] Murty, C.V.R., dkk, 2009, Perilaku Bangunan

Struktur Rangka Beton Bertulang Dengan Dinding Pengisi Dari Bata Terhadap Gempa,

(5)

Universitas Trisakti, Jakarta.

[4] Susanta, G., 2010, Cara Cepat Menghitung

Kebutuhan Material dan Pekerjaan dalam Membangun Rumah, Penebar Swadaya, Depok

[5] http://www.b-panel.com; diakses 25 September 2016

[6] Ibrahim, H. B., 2008. Rencana dan Estimate

Gambar

Gambar 1 Pasangan batu bata merah
Tabel  1.  Volume  pekerjaan  rumah  tipe  45  menggunakan  beton  bertulang  dan  batu  bata  merah

Referensi

Dokumen terkait

Berbeda dengan varietas Srikandi Kuning-1 yang di beberapa lokasi hasilnya lebih rendah dari- pada varietas unggul Lamuru pada beberapa lokasi, namun rata-rata hasilnya di

Hasil aneka olahan jagung dapat memperkuat ketahanan pangan lokal ini dengan bermacam-macam hasil olahan jagung seperti, jagung bose, jagung katemak, jagung titi

Komponen pertumbuhan PRij dan PPij hasil analisis Shift Share kelima subsektor pertanian tersebut di seluruh kecamatan menunjukkan nilai yang positif, artinya sepuluh

Dari pelacakan arti masing-masing istilah tersebut, maka dalam tulisan ini yang dimaksud tata krama akademik secara sederhana adalah norma sopan santun dalam kaitan dengan

Pada akhirnya, konsep feminisme yang dimiliki oleh para praktisi PR hotel bintang lima Balikpapan yaitu dalam hal gaya komunikasi praktisi mendengarkan dan menanggapi lawan

4,9,10 Penelitian yang dilakukan di Australia menyebutkan bahwa atlet yang mengkonsumsi minuman berkarbohidrat sebelum dan selama latihan cycling selama 47 menit

Maka tidak diperlukan revisi terlalu banyak, tetapi yang perlu diperhatikan untuk tindakan selanjutnya adalah memaksimalkan dan mempertahankan apa yang telah ada dengan tujuan agar