• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

23 A. Gambaran Umum RS Ken Saras

1. Sejarah RS Ken Saras

RS. Ken Saras dibangun pada tahun 2007 dengan ijin Bupati Semarang nomor 648/049761/2009. Terletak di Kecamatan Bergas, Ungaran, Kab. Semarang, Provinsi Jawa Tengah dengan luas tanah ±50.000 m² dan luas bangunan 16.000 m², terdiri dari 5 lantai. Kapasitas jumlah tempat tidur yang tersedia di ruang Rawat Inap RS Ken Saras + 100 TT yang kedepannya akan dikembangkan menjadi + 200 TTdan terdapat 15 ruang praktek untuk para Dokter Spesialis/Dokter Umum. Saat ini RS Ken Saras adalah sebuah Rumah Sakit Kelas C yang kedepannya akan dikembangkan menjadi Rumah Sakit Kelas B. RS. Ken Saras berdiri karena dorongan kemanusiaan, belas kasih, dan empati yang mendalam atas penderitaan sesama yang memerlukan penanganan segera dan juga sebagai wujud pengabdian terhadap masyarakat luas, melalui penggunaan/penerapan teknologi modern, serta pelayanan sesuai tuntutan masyarakat yang terus menerus meningkat sehingga dapat menghasilkan kualitas yang prima. RS Ken Saras sebagai rumah sakit yang modern dilengkapi peralatan yang canggih, sehingga mampu menjawab tantangan jaman dan tuntutan masyarakat yang semakin tinggi seiring dengan ilmu dan teknologi masa kini.

(2)

2. Motto RS Ken Saras

“ SARAS ITU SEHAT DAN MEMBAHAGIAKAN “ 3. Visi RS Ken Saras

“Menjadi Rumah Sakit rujukan kelas B pendidikan di Jawa Tengah yang peduli pada masyarakat, terakreditasi paripurna dan unggul dalam pelayanan kanker, trauma, intensif, jantung dan estetika dan kecantikan pada tahun 2020”.

4. Misi RS Ken Saras

a. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan perseorangan rujukan tingkat lanjut yang komprehensif

b. Menyelenggarakan pengembangan Sumber Daya Manusia secara berkesinambungan melalui pelatihan maupun pendidikan, sehingga SDM memiliki motivasi pelayanan yang prima, professional, komitmen dan berkompetensi tinggi di bidangnya, terampil, dan penuh kasih sayang kepada sesama.

c. Menyediakan sarana dan prasarana untuk pelayanan kesehatan yang prima, dengan terus menerus mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, sehingga rumah sakit memiliki potensi kompetitif di tingkat lokal maupun global

d. Mengembangkan jenis jenis pelayanan kesehatan tertentu secara prima sesuai kebutuhan masyarakat dan tuntutan zaman, sehingga masyarakat merasa aman nyaman dalam asuhan medis dan perawatan di RS Ken Saras

(3)

e. Menciptakan lingkungan rumahsakit yang bersih, sehat, dan tertata rapi, sehingga masyarakat memperoleh manfaat positif karena kehadiran RS Ken Saras yang berwawasan lingkungan.

B. Gambaran Unit Rekam Medis RS Ken Saras 1. Visi Unit Rekam Medis RS Ken Saras

Rekam medis sebagai sumber informasi pasien dengan pelayanan yang cepat, lengkap, akurat dan aman untuk kepuasan stakeholder.

2. Misi Unit Rekam Medis RS Ken Saras

Menciptakan pelayanan yang cepat, lengkap, akurat, bermutu dan profesional efisien dan akuntabel.

3. Struktur Organisasi Unit Rekam Medis RS Ken Saras

(4)

C. Hasil Penelitian

1. Karakteristik Responden

No Nama Usia Pelatihan koding BAB neoplasma Pengalaman Kerja Pendidikan Terakhir Ya Tidak

1 Mrs.D 30 th √ 2 Tahun DIII RMIK 2 Mrs.De 24 th √ 2 tahun DIII RMIK 3 Mrs.P 25 th √ 3 Tahun DIII RMIK 4 Mrs.Di 36 th √ 5,5 Tahun DIII RMIK

Persentase 0% 100% 100%

Berdasarkan tabel diatas bahwa karakteristik petugas koding dan kepala rekam medis 100% belum pernah mengikuti pelatihan koding BAB neoplasma. Untuk pendidikan terakhir 100% petugas dari pendidikan rekam medis. Pengalaman kerja petugas ≥ 5 tahun 25%, sedangkan pengalaman kerja < 5 tahun adalah 75%. Usia petugas yang < 40 tahun adalah 100% artinya usia tersebut cukup produktif dalam melakukan pekerjaan.

2. Sarana dan Prasarana Tentang Penetapan Kodefikasi Penyakit Neoplasma

Sarana dan Prasarana tentang penetapan kodefikasi penyakit neoplasma yang ada di RS Ken Saras meliputi ICD-10, Kamus Kedokteran, Kamus Bahasa Inggris, ICD-10 Elektronik.

Tabel 4.1 Hasil Wawancara Karakteristik Petugas Koding di RS Ken Saras

(5)

3. Peraturan Tentang Kodefikasi Penyakit Neoplasma

Adanya protap pelayanan rekam medis dibagian koding indeksing tentang kodefikasi penyakit secara umum. Isi dalam protap menjelaskan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Petugas koding/indeksing menerima dokumen rekam medis lengkap dari bagian assembling

b. Petugas membuat koding penyakit dengan menggunakan buku ICD-10

c. Petugas menulis kode penyakit pada dokumen rekam medis formulir keluar dan masuk

d. Petugas membuat indeks berdasarkan jenis penyakitnya, kemudian indeks disusun secara alfabetik

e. Petugas menulis kode tersebut pada buku register

f. Petugas menyerahkan dokumen rekam medis yang sudah lengkap kode dan indeknya kebagian filing

4. Tata Cara Penetapan Kode Neoplasma a. Hasil wawancara

1) Pertanyaan: Apa langkah awal yang anda lakukan dalam penentuan kode neoplasma?

Jawaban:

Petugas A : neoplasma, anatominya Petugas B : neoplasma, anatomi

(6)

Petugas D: Leadterm, selanjudnya dicari penyertanya

2) Apakah menurut anda kode morfologi itu penting utuk dikode ? beri alasan!

Jawaban:

Petugas A : Tidak, karena di CBG’s tidak diperlukan Petugas B : Penting, bisa mengetahui perilaku tumornya Petugas C : Perlu untuk mengetahui tingakt keganasan dan metastase

Petugas D : penting, untuk mengetahui tingkat keganasannya 3) Jika anda tidak melakukan koding morfologi, lalu bagaimana

anda mencari kode anatominya? Jawaban:

Petugas A : langsung mencari kode anatomi ditabel neoplasma lalu memilih jinak dan ganas

Petugas B : langsung mencari kode anatomi ditabel neoplasma lalu memilih jinak atau ganas

Petugas C : langsung mencari kode anatomi ditabel neoplasma lalu memilih jinak dan ganas

Petugas D : langsung mencari kode anatomi ditabel neoplasma lalu memilih jinak dan ganas

4) Jika anda sudah melakukan pencarian kode di volume 3, apakah anda juga memastikan kembali di ICD-10 volume 1 sebelum anda menuliskan kode di DRM?

Jawaban :

(7)

Petugas B : Kadang-kadang Petugas C : Ya, cek kebenarannya Petugas D : Kadang-kadang

5) Ceritakan langkah-langkah yang biasa anda lakukan dalam penetapan kode neoplasma!

Jawaban:

Petugas A : Langsung mencari di tabel neoplasma dengan perilaku ganas atau jinak

Petugas B : Langsung mencari di tabel neoplasma dengan perilaku ganas atau jinak

Petugas C : Langsung mencari di tabel neoplasma dengan perilaku ganas atau jinak

Petugas D : Langsung mencari di tabel neoplasma dengan perilaku ganas atau jinak

Hasil wawancara petugas tentang tata cara yang dilakukan untuk mengkode penyakit neoplasma dapat disimpulkan bahwa petugas tidak mencari kode morfologi namun petugas langsung mencari kode anatomi pada tabel neoplasma ICD-10 volume 3 dengan perilaku jinak atau ganas. Petugas tidak selalu melakukan pencarian kode pada ICD-10 volume 1.

(8)

b. Hasil Observasi

No. Tata cara Dilakukan Tidak dilakukan

∑ % ∑ %

1. Menentukan leadterm 0 0 4 100% 2. Mencari leadterm

pada indeks alfabetik untuk penetapan kode morfologinya 0 0 4 100% 3. Melihat pada morfologi terdapat perangai yang menunjukkan sifat tumor 0 0 4 100% 4. Mencari daftar neoplasma pada volume 3 dengan menggunakan daftar alfabetik dari lokasi anatomi

4 100% 0 0

5. Melihat kode baris yang cocok sesuai dengan sifat tumornya yang tertera di kode morfologinya

0 0 4 100%

6. Cek ketepatan pada ICD-10 volume 1

0 0 4 100%

7. Menentukan kode 4 100% 0 0

Dari seluruh tata cara pengkodean neoplasma yang harusnya dilakukan sebagian besar petugas tidak melakukan tahapan yang baik yaitu dalam hal menentukan leadterm, mencari leadterm pada indeks alfabetik untuk penetapan kode morfologinya, melihat pada morfologi terdapat perangai yang menunjukkan sifat tumor, melihat kode baris yang cocok sesuai dengan sifat tumornya yang tertera di kode morfologinya, cek ketepatan pada ICD-10 volume 1. Petugas hanya mencari daftar neoplasma pada volume 3 dengan menggunakan daftar alfabetik dari lokasi anatomi

Tabel 4.2 Hasil Observasi tentang Tata Cara dalam Penetapan Kode Neoplasma di RS Ken Saras

Referensi

Dokumen terkait

Dengan menerapkan metode pembelajaran yang terintegrasi dengan teknologi komputer (seperti SPC) akan memberikan suatu model yang berbasis unjuk kerja, hal ini

Inkubasi tabung mikrosentrifus kedua selama 10 menit pada temperatur ruang (bolak-balikkan tabung 2-3 kali selama masa inkubasi) untuk melisis sel-sel darah

Sistem informasi perpustakaan sekarang ini sangatlah penting untuk sekolah, instansi maupun pihak lainnya, dengan menggunakan sistem informasi perpustakaan, proses peminjaman,

Ampul dibuat dari bahan gelas tidak berwarna akan tetapi untuk bahan obat yang peka terhadap cahaya, dapat digunakan ampul yang terbuat dari bahan gelas

diibaratkan seperti teknologi penginderaan jarak jauh menggunakan citra satelit yang digunakan untuk mendeteksi potensi sumber daya alam di suatu titik lokasi,

Sertifikat Akreditasi Komite Akreditasi Nasional (KAN) Nomor : LPPHPL-013-IDN tanggal 1 September 2009 yang diberikan kepada PT EQUALITY Indonesia sebagai Lembaga

1. Perusahaan dapat mengharapkan kelangsungan hidup sebagai tujuan utamanya jika terjadi kelebihan kapasitasnya, persaingan yang sangat sengit atau keinginan konsumen

Bahwa yang dimaksud dengan waktu damai adalah saat atau waktu melakukan kegiatan meninggalkan kesatuan tersebut, Negara RI tidak dalam keadaan darurat perang sebagaimana