• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PROSES PRODUKSI PROGRAM LIVE STREAMING WAYANGSHOW DALAM UPAYA MEMPERTAHANKAN EKSISTENSI WAYANG DI INDONESIA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS PROSES PRODUKSI PROGRAM LIVE STREAMING WAYANGSHOW DALAM UPAYA MEMPERTAHANKAN EKSISTENSI WAYANG DI INDONESIA"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PROSES PRODUKSI PROGRAM

LIVE STREAMING “WAYANGSHOW”

DALAM UPAYA MEMPERTAHANKAN

EKSISTENSI WAYANG DI INDONESIA

Aphrodita Shinta Suseno

CV. Mediane Entertain, Pondok Ungu Permai Blok D26/12 Kaliabang-Bekasi Utara 17125, Telp : 021 – 88972320, shintaphrodita@yahoo.com

Dosen Pembimbing : Wira Respati

ABSTRAK

The reason behind why this research was made is concerns about an irony how big the potential of Indonesian original culture will be vanished in a row with mass media technology growth. The purpose of this research is to analyze production process live streaming program at “wayangshow” which a new way to maintain the existence of local culture heritage, especially shadow puppet, in Indonesia which very carefully exploit mass media communication growth. Besides, in Indonesia this live streaming media is not common yet to use, especially to show a culture event. With qualitative methodology through in-depth interview and observations, this research try to find out why internet is chosen to be the perfect media and so analyze what’s the different between production live streaming process with production live television process. The research had taken place on the production live streaming location between 2014 March and June. The result is 1) Internet is the most effective media to reach the large amount of target audience and give a proximity. 2) In general, production process of live streaming program is in a same phase with production process of live television program with the following differences, 3) in terms of content, human resources, equipment, and budget, live streaming program required simple and cheap way. (AS)

Keyword : production process, live streaming, wayangshow

Latar belakang penelitian ini adalah keprihatinan menyadari ironi potensi besar tergusurnya eksistensi budaya asli Indonesia seiring perkembangan teknologi media massa yang kian signifikan. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisa proses produksi program live streaming di “wayangshow” yang merupakan salah satu cara baru dalam mempertahakan eksistensi warisan budaya lokal, khususnya wayang kulit, di Indonesia dengan secara cermat memanfaatkan perkembangan teknologi di bidang media komunikasi massa. di Indonesia sendiri media live streaming ini masih belum jamak digunakan, terlebih dalam ranah budaya. Dengan menggunakan metode penelitian kualitatif melalui wawancara dan observasi langsung, penelitian mencoba menemukan mengapa internet terpilih sebagai media yang dianggap tepat serta menelaah perbedaan proses produksi program live streaming dengan program live di televisi. Tempat penelitian dilakukan di lokasi produksi live streaming berlangsung selama bulan Maret – Juni 2014. Adapun hasil penelitian ini adalah 1) Internet merupakan media yang paling efektif dimanfaatkan untuk menjangkau audiens secara luas dan dekat. 2) Secara keseluruhan proses produksi program live streaming mengikuti tahapan yang sama dengan proses produksi program live di televisi dengan

(2)

beberapa perbedaan yaitu, 3) Dari segi konten, sumber daya manusia, dan peralatan serta biaya yang digunakan proses produksi live streaming jauh lebih sederhana dan murah. (AS)

Kata Kunci : proses produksi, live streaming, wayangshow

PENDAHULUAN

Dewasa ini media massa memiliki peran yang sangat besar dalam mencukupi kebutuhan manusia yang semakin haus akan informasi. Individu membutuhkan beragam jenis informasi dari segala macam bidang, dan selalu berusaha mendapatkannya di mana saja dan kapanpun. Menurut Dennis McQuail, “Saat ini masyarakat kita tengah memasuki era masyarakat informasi. Salah satu ciri yang menonjol adalah penggunaan media massa sebagai hal yang utama. Di saat yang sama, media massa bisa membawa perubahan dalam banyak hal. Artinya, dalam era saat ini masyarakat tidak bisa lepas dari peran media massa.” (Nurudin, 2011:35). Didukung dengan semakin melesatnya perkembangan teknologi, hal tersebut kini tidak mustahil lagi untuk diwujudkan. Berbagai variasi data maupun informasi yang ingin diketahui bahkan dari segala penjuru dunia dapat dengan mudah diakses. Hal ini sejalan dengan perkembangan media massa ke arah yang semakin moderen selepas ditemukan dan bertumbuhnya Internet.

Seiring dengan majunya pertumbuhan di bidang Internet, membawa pula kemudahan masuknya budaya-budaya asing, yang ironisnya sedikit banyak mulai mengikis kecintaan pada budaya asli. Budaya asli dipandang sebagai sesuatu yang tidak keren untuk dinikmati, kalah pamor dengan kehadiran budaya-budaya asing yang mainstream. Penurunan ini terjadi mayoritas di golongan kaum muda, di mana mereka yang sangat melek teknologi lebih mudah dalam mengakses dan kemudian mengikuti arus trend di dunia. Lunturnya rasa cinta terhadap produk kebudayaan sendiri, dikhawatirkan lambat-laun akan melenyapkan eksistensi budaya lokal yang menjadi cerminan identitas suatu bangsa. Apalagi situasi ini terjadi di kalangan kaum muda yang notabene menjadi penerus tradisi dan warisan dari leluhur.

Di sisi lain, perkembangan yang semakin pesat, terutama di bidang Internet ini, membuat adanya inovasi baru di bidang penyiaran. Sebagian besar media kini memiliki kanal di Internet sehingga memungkinkan untuk diakses oleh lebih banyak orang. Di media cetak, kini bisa diakses secara digital, di media elektronik pun demikian. Kini mulai dikenal istilah streaming radio dan televisi. Hampir seluruh industri pertelevisian di Indonesia menyediakan website yang memiliki layanan menonton via live streaming. Menurut buku Mastering Internet Video: A Guide to Streaming

an On-Demand Video karya Damien Stolarz (2005:146), streaming didefinisikan sebagai proses

mengirim media, baik audio maupun video, di saat yang sama dengan diputarnya media tersebut. Karena daya jangkau Internet yang sangat luas, secara otomatis jangkauan siar suatu program menjadi semakin meluas pula, ibaratnya tidak terhalang perbedaan jarak dan waktu.

Dengan hadirnya media komunikasi massa baru yang berbasis Internet ini, kita bisa memproduksi program yang dapat anda tampilkan baik secara live ataupun taping, sama seperti di televisi tanpa harus memiliki stasiun televisi. Di Indonesia sendiri sudah ada beberapa yang memanfaatkannya antara lain mivo.tv. Sedangkan You-tube, sebagai sebuah website yang menyediakan layanan berbagi video, kini juga menyediakan layanan menonton secara live streaming untuk program-program khusus dari beberapa account terdaftar yang terlah memiliki minimal 200

subscriber (Helmi Budiprasetio, 2014).

Fenomena live streaming ini kini mulai dipandang sebagai terobosan yang potensial sebagai media yang efektif untuk mempertahankan eksistensi dan menjaga kelestarian budaya. Terlebih, kemajuan ini tidak hanya memungkinkan siapa saja bisa mengaksesnya tetapi juga memberikan kesempatan kepada siapa saja untuk memproduksinya (Damien Stolarz, 2005:147). Namun, yang memprihatinkan, di Indonesia kemajuan teknologi dan media komunikasi ini belum banyak dimanfaatkan dengan maksimal untuk memajukan kebudayaan dalam negeri, malah semakin mematahkan dominasi dan eksistensi budaya asli Indonesia. Salah satu kebudayaan asli Indonesia yang memuat banyak nilai positif yang sesuai dengan ciri khas bangsa Indonesia tetapi mulai banyak dilupakan adalah wayang. Dalam hal ini secara spesifik wayang kulit, yang keberadaannya mulai tergerus dengan modernitas dan pekatnya arus masuk kebudayaan asing. Hal ini seolah dibuktikan dengan sedikitnya, hanya sekian persen, dari stasiun televisi yang tertarik untuk menayangkan gelaran pertunjukkan wayang kulit. Wayang sendiri, termasuk segala jenis wayang yang ada di Indonesia

(3)

seperti wayang kulit Jawa, wayang Bali, wayang Golek, pada tanggal 7 November 2013 yang lalu telah diangkat oleh UNESSCO sebagai salah satu warisan budaya dunia. Ini menandakan bahwa sepatutnya kita setidaknya menjaga keberadaan wayang agar tidak hilang sama sekali. Selain karena hal tersebut, wayang mengandung nilai-nilai penting yang sesuai dengan keadaan berbangsa di tanah air khususnya. Disebutkan dalam buku Pedoman Pewayangan Berperspektif Perlindungan Saksi dan

Korban (2010:10), para pakar dari berbagai disiplin ilmu tidak bosan-bosannya membahas seni

pewayangan dari waktu ke waktu, karena wayang merupakan wahana yang dapat memberikan sumbangsih bagi kehidupan manusia dalam bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Nilai-nilai yang terkandung dalam seni pewayangan telah terbukti dapat dipergunakan untuk memasyarakatkan berbagai pedoman hidup, bermacam acuan norma, maupun beraneka program pemerintah di semua sektor pembangunan.

Kini bisa dihitung dengan jari berapa banyak media komunikasi massa mainstream, secara spesifik stasiun televisi, yang menayangkan gelaran pertunjukan wayang kulit. Sebelumnya, di era awal berdirinya Indosiar pada tahun 1995, Indosiar banyak menyiarkan program yang menekankan pada kebudayaan Indonesia, salah satunya setiap malam minggu Indosiar selalu menyiarkan pertunjukkan wayang kulit. Pada tahun 2000-an, Indosiar juga secara rutin menayangkan sinetron dengan mengangkat cerita-cerita pewayangan yang dipersembahkan oleh rumah produksi PT. Gentabuana Pitaloka dan ditayangkan tiap selasa malam. Di akhir tahun 90-an hingga awal 2000-an, RCTI menghadirkan gelaran wayang orang dengan kemasan teatrikal yang dibalut dengan humor tetapi tidak beranjak jauh dari cerita asli atau pakem pertunjukkan wayang orang melalui sebuah program berjudul “Ketoprak Humor”.

Pada masa kini, di antara sekian banyak televisi swasta nasional yang semakin bertumbuh, sepertinya tidak ada yang tertarik untuk mengangkat pertunjukkan wayang, secara khusus Wayang Kulit, yang mulai mendunia. Stasiun televisi lokal seperti J-TV milik propinsi Jawa Timur masih menayangkan gelaran ini dalam bentuk wayang orang. Tema wayang orang tampaknya menjadi primadona dengan kehadiran “Opera Van Java” di Trans 7. Hingga pada tahun 2013, Kompas TV hadir dengan program dokumenter nya yang berjudul “World Of Wayang” yang mencoba membangkitkan kembali eksistensi wayang di tengah masyarakat Indonesia, khususnya bagi para generasi mudanya, dengan kemasan yang berbeda dan lebih modern menyesuaikan dengan karakter masyarakat kini dengan format program dokumenter.

Namun nampaknya tetap sulit mencari stasiun televisi yang mau bersusah payah menayangkan gelaran pertunjukan wayang kulit. Maka itu kehadiran website “wayangshow” di tengah tandusnya kesadaran masyarakat untuk melestarikan budaya warisan dunia milik Indonesia ini bak angin segar. “wayangshow” merupakan sebuah website yang menyediakan layanan menonton secara live streaming gelaran pertunjukkan wayang kulit semalam suntuk yang diadakan di Indonesia dan beralamat di www.wayangshow.com. Keberadaan website tersebut terasa kontras sekali dengan kondisi di dunia pertelevisian Indonesia yang seakan “lupa” atau mungkin tidak berani mempertotonkan suatu pertunjukkan yang berbasiskan budaya, khususnya wayang kulit, karena berbagai macam faktor misalnya rating dan sponsor. Hal tersebut yang cepat atau lambat akan menghasilkan efek panjang rendahnya kesadaran untuk mencintai produk budaya asli sehingga mungkin tidak akan mengejutkan bila suatu saat nanti justru orang asing akan lebih bisa mengembangkan wayang kulit karena generasi penerusnya sendiri malas untuk mengeksplorasinya.

Berdasarkan latar belakang ini, maka peneliti tertarik untuk meneliti proses produksi live streaming “wayangshow” dari pra hingga pasca produksi dalam mendokumentasikan gelaran pertunjukkan wayang kulit sehingga dapat disaksikan oleh seluruh dunia secara live melalui media yang berbasiskan Internet serta bagaimana strategi yang digunakan agar dapat dimanfaatkan secara maksimal dan efektif untuk menjaga eksistensi dan perkembangan wayang kulit di Indonesia.

Melalui judul “ANALISIS PROSES PRODUKSI PROGRAM LIVE STREAMING “WAYANGSHOW” DALAM UPAYA MEMPERTAHANKAN EKSISTENSI WAYANG DI INDONESIA”, penulis merumuskan pertanyaan penelitian yang digunakan untuk merangkum jawaban atas penelitian yang dilakukan yaitu :

1. Mengapa memilih internet atau live streaming sebagai media untuk mencapai tujuan atau mempertahankan eksistensi wayang?

2. Bagaimana proses produksi program live streaming di website “wayangshow”?

3. Apakah proses produksi program live streaming sama dengan proses produksi program siaran langsung di televisi?

(4)

Sedangkan tujuan dari Penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui alasan pemilihan internet atau live streaming sebagai media untuk mencapai tujuan atau mempertahankan eksistensi wayang.

2. Untuk mengetahui proses produksi program live streaming di website “wayangshow”.

3. Untuk mengetahui apakah proses produksi program live streaming sama dengan proses produksi program siaran langsung di televisi.

Kajian pustaka dalam penelitian ini mengambil dari jurnal ilmiah yang berjudul Peran Wayang Kulit Dalam Penguatan Kebudayaan Nasional yang meneliti perkembangan wayang kulit di Desa Bulusan di tengah persaingannya dengan kesenian modern, serta jurnal ilmiah yang berjudul Wayang dan Pengembangan Karakter Bangsa yang menekankan pentingnya melestarikan eksistensi wayang yang telah diakui sebagai warisan kebudayaan dunia serta nilai-nilai yang terkandung di dalamnya, khususnya oleh bangsa Indonesia sebagai pemilik kebudayaan tersebut.

METODE PENELITIAN

Dalam penelitian ini digunakan metode penelitian kualitatif sebagai metode yang sesuai untuk mencari jawaban atas topik yang diangkat. Ada beberapa alasan yang mendasari pemilihan metode ini, seperti yang diungkapkan oleh Creswell di antaranya adalah karena hakikat dari pertanyaan penelitian dan karena topik tersebut perlu dieskplorasi serta tidak tersedia teori-teori untuk menjelaskan perilaku partisipan dan teori-teori perlu dikembangkan. Selain itu perlu menyajikan suatu pandangan yang mendetail tentang topik tersebut dan perlu meneliti individu yang latarnya alami sehingga harus memperoleh akses dan material langsung di lapangan. Creswell mendefinisikan penelitian kualitatif yang kurang bertumpu pada sumber-sumber informasi, tetapi membawa ide-ide yang sama.ia menekankan suatu gambaran yang “kompleks dan holistic”, suatu rujukan pada naratif yang kompleks yang mengajak pembaca ke dalam dimensi jamak dari sebuah masalah atau isu dan menyajikannya dalam semua kompleksitasnya. Senada dengan itu, Catherine Marshall mengatakan kualitatif riset meruakan suatu proses yang mencoba untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik mengenai kompleksitas yang ada dalam interaksi manusia.

Kompleksitas memberi gambaran bahwa sasaran yang diteliti bersifat kompleks dan saling terkait satu dengan yang lain sebagaimana karakteristik dalam kehidupan sehari-hari. Konsekuensi logis dari kondisi yang seperti ini, maka dalam penelitian yang menggunakan pendekatan kualitatif masalah harus dipandang secara holistik tidak dapat difragmentasi dalam pecahan-pecahan atau bagian masalah seperti dalam penelitian kuantitatif. Masalah yang kompleks mempunyai ciri utama tidak berdiri sendiri dan terkait dengan masalah yang lain, oleh karena itu pemecahan masalahnya harus secara meneyeluruh dan tidak dilakukan secara sepotong-sepotong. Untuk itulah penelitian kualitatif dipilih dikarenakan peneliti ingin melakukan penelitian ilmiah yang bertujuan untuk mendapatkan pemahaman yang mendalam dan detail proses produksi program live streaming khususnya di website “wayangshow” secara alamiah.

Data primer diperoleh melalui dua cara yakni, Wawancara yang dilakukan dalam penelitian ini adalah wawancara mendalam (Indepth Interview) yang menurut (Ardianto,2010) adalah teknik pengumpulan data atau informasi dengan cara bertatap muka dengan informan atau narasumber agar mendapatkan data lengkap dan mendalam. Kegiatan wawancara ini dilakukan dengan pembicaraan informal dan formal. Alat yang digunakan dari metode wawancara ini adalah alat tulis dan kertas agar peneliti bisa menulis dengan leluasa tentang unsur-unsur penting dan catatan khusu dari jawaban subjek. Peneliti juga menggunakan alat perekam suara untuk mencegah adanya hasil wawancara yang terlupakan. (Herdiansyah, 2012) dan Observasi adalah suatu proses melihat, mengamati dan mencermati serta merekam prilaku secara sistematis untuk suatu tujuan tertentu. Peneliti terjun langsung ke lokasi produksi dan mengamati serta mendokumentasikan proses dari produksi program

live streaming di website “wayangshow”. Inti dari observasi adalah adanya perilaku yang tampak dan

adanya tujuan yang ingin dicapai. Perilaku yang tampak dapat berupa perilaku yang dapat dilihat langsung oleh mata, dapat didengar, dapat dihitung, dan dapat diukur. Alat yang digunakan dalam metode ini adalah kamera agar hasil observasi bisa dijelaskan lebih detail menggunakan ilustrasi foto yang ditampilkan.

(5)

HASIL DAN BAHASAN

Website “wayangshow” adalah sebuah proyek idealis yang dikembangkan oleh CV. Mediane Entertain, sebuah event organizer yang terlebih dahulu sudah kerapkali menyelenggarakan pagelaran wayang kulit di berbagai daerah. Proyek website ini kemudian menjadi suatu bagian cabang usaha dari inangnya dan terus diperluas menjadi proyek yang serius. Ide nyasendiri pertama kali digagas pada Desember 2012 yang lalu, beberapa lama setelah diadakan Festival Dalang Cilik di tahun yang sama pada bulan Juli. Semuanya berawal dari pembicaraan sepintas lalu tentang bagaimana jika seandainya pagelaran Wayang Kulit diangkat ke dalam video streaming. Prakarsa kecil ini kemudian dicoba untuk digarap dengan lebih serius, dan tercetuslah nama “wayangshow” yang dianggap sebagai cerminan sesuatu yang unik dan sangat khas wayang, yang akhirnya nama tersebut digunakan dan didaftarkan untuk membuat domain khusus dengan alamat www.wayangshow.com.

Konsep awal website ini sendiri adalah untuk menunjukkan kepada masyarakat bahwa kesenian tradisional, khususnya wayang kulit, tetap bisa dinikmati secara online dengan perspektif global, artinya pada saat yang sama bisa dinikmati oleh siapapun di seluruh dunia, selain itu faktor lain yang melatarbelakangi website ini adalah belum adanya pihak yang menampilkan wayang, khususnya Wayang Kulit, melalui video streaming secara serius. Salah satu pendiri website ini menyebutkan, wayang sendiri dipilih karena dalam beberapa hal memiliki kelebihan dibanding seni tradisi yang lain. Dan juga, wayang telah diakui oleh UNESCO menjadi warisan budaya dunia tak benda pada 7 November 2003 yang lalu. Ironisnya, justru gaungnya di negeri asalnya sendiri malah semakin menghilang. Inilah yang kemudian mendorong lahirnya website ini, yang diharapkan dapat mewadahi kehidupan wayang, dan secara khusus mampu memperkenalkan Wayang Kulit di tengah generasi muda di Indonesia yang mayoritas di antaranya tidak lagi mengenal budayanya sendiri.

Secara umum, tujuan dari website ini adalah memasyarakatkan wayang ke dunia nasional dan internasional, serta mengedukasi generasi muda bangsa kita, seiring dengan kondisi di mana anak muda masa kini dengan mudah bisa mengakses internet. Secara khusus, saat ini difokuskan untuk mendekatkan Wayang Kulit. Untuk jangka panjangnya, diharapkan website ini dapat diterima dan diposisikan bagaikan media sosial yang tidak terpisah dari kehidupan sehari-hari, tetapi dengan formula baru di mana dalam website ini kita tidak hanya membaca informasi melainkan dapat sekaligus melihat dan mendengar. Untuk mencapai tujuan di atas maka yang menjadi fokus target penonton dari website ini adalah kaum muda dan para penggemar wayang yang diharapkan dapat terbantu dan terfasilitasi dengan hadirnya website “wayangshow” ini.

Di tengah terpaan suburnya pertumbuhan media mainstream di dalam negeri, “wayangshow” mencoba melirik teknologi media online yang belum banyak dikembangkan oleh para penggiat di industri media untuk memberikan terobosan baru dalam memasyarakatkan dan mewadahi kehidupan wayang melalui media internet di tengah perkembangannya yang mulai mengakar. Menurut DiMaggio, bila ditinjau dari sisi kebudayaan, Internet memiliki dampak positif yaitu adanya demasifikasi yaitu sebuah perubahan dari penggunaan teknologi komunikasi secara masal menjadi penggunaan secara individual, dan bisa juga diartikan sebagai sebuah era yang ditandai dengan semakin aktifnya khalayak dalam penggunaan media yang dipakainya. Hal ini kemudian membuka kesempatan baru bagi para pengguna media untuk menjadi pihak yang memproduksi konten untuk media tersebut.

Para pengelola website tersebut mempunyai jawaban senada yang relevan dengan kondisi yang terjadi saat ini, di tanah air khususnya, di mana telah diuraikan sebelumnya, mereka mencoba menembus pasar generasi muda yang enggan untuk peduli dengan kebudayaan bangsa sendiri, melalui media yang paling dekat dan familiar dengan generasi tersebut yaitu internet. Kehadiran melalui media internet diharapkan bisa membantu memfasilitasi dan mempermudah generasi muda juga para penggemar wayang untuk menyaksikan pagelaran wayang semalam suntuk tanpa harus melihat dari lokasinya. Terlebih, belum banyak pihak yang merintis langkah ini, padahal di saat yang sama media menjadi peluang emas yang sangat potensial untuk dikembangkan di kemudian hari. Ketika pertama kali menggagas ide tersebut, teknologi video live streaming masih belum banyak dikembangkan. Masih sedikit pihak yang menguasai teknologi tersebut. Dan itu artinya, masih belum banyak pula yang memanfaatkan media ini.

Fitur yang paling mendasar dari media yang berbasis server adalah bahwa penonton dapat menerima data secara real time. Dalam istilah Web, ini kira-kira berarti “sangat cepat” yang dimaksud adalah bahwa video tersebut dimainkan pada kecepatan normal, dan dengan lancar tanpa jeda atau

(6)

interupsi kearena dapat didownload pada kecepatan yang baik. Dengan kata lain, video dengan durasi lima menit memerlukan waktu lima menit juga untuk diputar. (Damien Stolarz, 2005:157).

Hal itu adalah salah satu kelebihan mendasar dari media dengan program live streaming. Penonton dapat secara langsung menikmati apa yang sedang terjadi di saat yang benar-benar sama. Memang terdapat jeda beberapa detik, karena bagaimanapun juga, diperlukan waktu untuk mentransfer data ke server dan waktu bagi server tersebut untuk decoding data.

Secara umum, internet dirasa memberikan keuntungan lebih karena dengan proses yang mudah dan biaya yang hemat, penonton dapat mendapatkan hiburan dan informasi yang diinginkan (Bambang Tri Santoso, 2014). Hal ini terutama bila ditinjau dari segi kemampuan menghadirkan pagelaran wayang di rumah, yang biasanya membutuhkan biaya puluhan hingga ratusan juta.

Internet adalah media yang efektif untuk menyampaikan pesan bila dimanfaatkan secara tepat, karena kedekatannya dengan masyarakat sehingga dapat tersampaikan ke seluruh lapisan. Hanya saja, memang hal ini masih terkendala kondisi geografis yang mengakibatkan tidak meratanya jaringan internet di dalam negeri. Sehingga menimbulkan kendala masih belum dapat diakses oleh semua pihak dengan baik.

Bagaimana dengan proses produksi nya sendiri, di sini digunakan konsep produksi program siaran langsung di televisi dikarenakan belum tersedia teori atau konsep yang secara khusus mengupas mengenai proses produksi program live streaming terlebih secara independen. Mengapa kemudian dipilih konsep produksi program siaran langsung televisi, yang pertama adalah karena kesamaan

output yang dihasilkan yaitu berupa audio dan visual. Kedua adalah karena di Indonesia sendiri

mayoritas pihak yang sudah menyediakan layana video streaming adalah perusahaan yang bergerak di industry pertelevisian, namun materi yang ditayangkan sama dengan apa yang bisa disaksikan melalui televisi hanya beda di media distribusinya saja, sehingga peneliti ingin mengetahui apakah prose pembuatan materi yang khusus dilakukan untuk produksi program live streaming sama yang dilakukan untuk produksi program televisi. Hasilnya adalah sebagai berikut :

Tahap Pra Produksi :

Dalam proses produksi live streaming ini tahapan ini pun tetap menjadi inti dari segala kegiatan produksi yang akan dilakukan. Pada fase ini, pihak pengelola website “wayangshow” menjalankan proses perencanaan yang dimulai dengan menentukan konten yang akan diliput. Sejauh ini, live streaming dilakukan bila mendapatkan order dari penyelenggara pagelaran wayang secara khusus. Tetapi di luar itu, kadang pihak pengelola tetap melakukan streaming untuk lakon-lakon tertentu yang mendapatkan animo besar dari masyarakat, seperti karena adanya faktor dalang yang terkenal, seperti Ki Manteb atau Ki Enthus, serta bila ada judul atau lakon-lakon yang istimewa. Selain itu, karena website ini sendiri masih dikerjakan secara independen, dan pengelolanya pun memiliki kesibukan lain, umumnya mereka menerima order jika tidak sedang ada kesibukan pada pekerjaan utama mereka. Hal lain yang menjadi pertimbangan juga adalah lokasi yang harus dijangkau untuk mengadakan live streaming. Selain karena berkaitan langsung dengan kestabilan signal yang mutlak diperlukan (karena tidak di semua tempat kekuatan signal provider merata kestabilannya), dalam periode waktu saat penelitian ini dilakukan, kebanyakan proses live streaming diadakan di Jakarta karena kemudahan akses dan mobilitas. Selama bulan Februari-Juni, proses live

streaming tidak hanya dilakukan di area Jakarta dan Bekasi, tetap juga sampai ke luar kota adalah

yaitu Semarang, Jombang, Manado, dan Solo. Jenis order yang diterima bisa pun bermacam-macam, apakah pihak website hanya melakukan proses streaming nya saja, dalam arti hanya terlibat dalam proses penayangan, ataukah sekaligus berperan sebagai event organizer melalu CV. Mediane Entertain.

Langkah selanjutnya yang dilakukan adalah mempersiapkan peralatan yang diperlukan. Peralatan dasar yang diperlukan adalah modem, server, kamera, video capture, kabel dan listrik, serta laptop dengan software dan aplikasi yang diperlukan. Di samping ituu, disiapkan juga perangkat lain seperti tab, gadget dengan platform android dan i-os untuk memantau jalannya streaming agar bisa segera diantisipasi bila ternyata ada penurunan kecepatan jaringan atau server.

Dalam melakukan proses live streaming, biasanya pihak pengelola bekerjasama dengan pihak ketiga dari tim video shooting yang bernama Hanacaraka. Bila suatu proses live streaming dilakukan dengan pihak ketiga, pihak pengelola website tinggal mempersiapkan perangkat yang akan digunakan untuk streaming karena segala macam kebutuhan untuk pengambilan gambar, termasuk sumber daya manusianya, sudah dipersiapkan oleh pihak Hanacaraka. Menurut pengamatan lapangan,

(7)

biasanya digunakan tiga kamera yang terhubung pada switcher. Sumber daya manusia yang bertugas adalah tiga camera person untuk masing-masing kamera, dan satu orang yang bertugas rangkap sebagai Program Director sekaligus switcher. Proses penentuan apakah menggunakan single cam atau

multi cam ini dilakukan mengikuti keinginan dari pihak penanggap, karena berkaitan dengan budget

yang disetujui oleh pihak penanggap.

Satu hal yang selalu dipastikan sebelumnya adalah jaringan dan kestabilan signal. Biasanya, pihak pengelola website sebelumnya akan memeriksa signal yang paling stabil sehingga bisa mempersiapkan modem dengan provider apa saja yang diperlukan dan mengecek ketersediaan listrik agar proses streaming dapat berjalan dengan lancar. Biasanya mereka selalu mempersiapkan untuk membawa semua jenis provider yang tersedia mulai dari Telkomsel, XL, Indosat, Smartfren, Axis, dan Bolt sebagai langkah antisipasi jika sewaktu-waktu terjadi ketidakstabilan atau kehilangan signal.

Langkah terakhir yang penting dalam pra produksi adalah memastikan agar penonton terkumpul pada saat live streaming nantinya yaitu dengan menyampaikan pesan atau informasi melalui media sosial dan website, jauh hari sebelum acara dimulai, sehingga penonton bisa tahu jadwal kapan live streaming akan diadakan.

Tahap Rehearsal

Pada umumnya, program live memerlukan proses rehearsal sebelumnya untuk memastikan agar semua hal yang telah direncanakan dapat berjalan dengan lancar, termasuk mengantisipasi adanya hambatan yang mungkin timbul selama proses produksi nantinya. Tetapi, dalam proses produksi live streaming di “wayangshow”, hal tersebut tidak dipandang perlu, karena selain sudah ada pakem tertentu untuk pagelaran wayangnya sendiri, orang-orang yang terlibat dalam tim tersebut sudah hapal betul akan tugasnya masing-masing, sehingga di saat terjadi hambatan saat sedang live pun, sudah tahu langkah apa yang harus dilakukan. Biasanya pada tahap ini lebih banyak digunakan untuk mengeset dan mengecek alat. Proses pemasangan alat sendiri biasanya dilakukan pada hari H, sekitar 2-3 jam sebelum mulai proses streaming.

Tahap Produksi

Secara umum streaming sebenarnya adalah proses pengiriman data kontinu alias terus-menerus yang dilakukan secara broadcast melalui Internet untuk ditampilkan oleh aplikasi streaming pada PC (klien). Paket-paket data yang dikirimkan telah dikompresi untuk memudahkan pengirimannya melalui Internet. Dalam pelaksanaan secara teknis, proses produksinya tidak jauh berbeda dengan proses produksi program live di televisi. Penempatan kamera dan proses pengambilan gambar untuk produksi program live streaming sama dengan proses pada program live di televisi. Hanya saja, ketika gambar itu hendak disiarkan melalui streaming, memerlukan proses broadcast atau penyebaran dengan media yang berbeda.

Proses pertama adalah mengatur posisi penempatan kamera. Bila menggunakan Multi cam, biasanya ada minimal tiga kamera yang digunakan, satu berada di tengah untuk mengambil angle wide

shoot layar yang digunakan sebagai arena pakeliran. Yang dua diletakkan di sisi kiri dan kanan untuk

mengambil detail sepeti close up wajah dalang, para pesinden, para penabuh gamelan, atau translator. Selain itu, kadang juga mengambil wide shoot penonton yang memenuhi tempat pagelaran. Sedangkan bila hanya menggunakan single cam, posisi kamera diletakkan di tengah-tengah untuk bisa menangkap gambar layar pakeliran wayang saja. Karena itu merupakan sajian terpenting yang diharapkan dapat disaksikan oleh para penontontonnya.

Selanjutnya, bila pengaturan kamera sudah selesai dilakukan, saatnya untuk menyiapkan laptop, kabel, dan aplikasi yang diperlukan untuk bisa mendistribusikan gambar atau melakukan

streaming. Ada beberapa hal yang perlu menjadi perhatian pada saat melakukan proses ini karena

berkaitan dengan kelancaran proses distribusi atau transmisi data audio dan video yang telah direkam, terutama bila menggunakan sistem kamera single cam. Yang pertama sekali harus dilakukan adalah memasang semua kabel yang hendak digunakan seperti kabel webcam USB ke laptop. Bila semua kabel sudah terpasang dengan baik, pastikan seluruh perangkat tersebut telah aktif dengan cara mengeceknya melalui Start  Control Panel  Device Manager. Perhatikan, jangan sampai ada tanda seru berwarna kuning di sana, karena jika demikian berarti perlu diupdate terlebih dahulu dengan Internet, cukup diklik saja dan akan secara otomatis diperbaharui.

(8)

Hal detail yang wajib untuk diperhatikan demi menjaga kestabilan proses live streaming adalah POWER OPTION harus selalu dalam keadaan ON. Caranya mengaturnya adalah pilih menu Start  Control Panel  Power Options (Gambar baterai berwarna hijau), kemudian pilih HIGH PERFORMANCE, kemudian CHANGE PLAN SETTING, pilih keduanya NEVER SLEEP. Kemudian proses streaming dapat segera dilakukan. Sebelumnya dilakukan dulu pengecekan untuk memastikan kestabilan jaringan melalui situs www.speedtest.net.

Kemudian pada saat proses pengambilan gambar dimulai, setelah gambar direkam melalui kamera, gambar yang akan ditayangkan diproses melalu switcher, dan ditransfer ke laptop untuk ditayangkan melalui media streaming. Di sini orang yang bertugas sebagai switcher sekaligus berfungsi sebagai program director. Ia lah yang mengarahkan posisi kamera dan gambar apa saja yang perlu untuk diambil. Orang tersebut juga bertanggung jawab atas audio karena juga mengendalikan mixer. Audio nya sendiri didapatkan melalui microphone dan dari suara yang tertangkap oleh kamera. Tapi, sebelumnya data gambar tersebut diterima di laptop dan dinaikkan ke server, file-file harus melewati alat yang dinamakan video capture yang dipasang pada laptop, atau bila menggunakan satu kamera saja, biasanya kamera / handycam yang digunakan tersebut sudah memiliki video capture internal. Alat inilah yang berfungsi untuk mengubah data gambar dan audio analog yang ditangkap oleh kamera untuk dijadikan data digital. Saat hendak masuk ke dalam laptop, data digital tersebut tidak bisa masuk begitu saja namun harus melalui proses kompres terlebih dahulu sebelum dapat ditayangkan, yaitu reduksi ukuran data, karena data yang diterima dari kamera sangat tajam dan memiliki ukuran file yang besar, sedangkan kebutuhan untuk streaming tidaklah sebesar itu, jadi biasanya data yang masuk akan direduksi terlebih dahulu. Cara ini disebut dengan codec.

Kapasitas memori penyimpanan yang diperlukan dalam laptop sendiri sebenarnya harus besar dan dengan prosesor yang memadai. Karena dalam website ini proses streaming dilakukan melalui laptop, dengan peralatan yang tergolong sederhana, maka masih menggunakan harddisk biasa dengan kebutuhan memori minimal 2GB-3GB. Tetapi untuk prosesor, harus menggunakan minimal Intel Core i5, dalam website ini sendiri, prosesor yang digunakan adalah Intel Core i7. Jika kinerja prosesor lebih kuat, otomatis gambar yang dihasilkan akan lancar dan tidak terpatah-patah. Sejauh ini, kualitas gambar yang dihasilkan di “wayangshow” kadang masih terpatah-patah karena terkendala

harddisk yang, walau sudah layak, tapi belum benar-benar memadai untuk melakukan proses live streaming secara sempurna.

Seusai dilakukan proses decoding, gambar akan dinaikkan ke server dan disampaikan kepada penonton. Server ini adalah komponen utama yang diperlukan untuk dapat mendistribusikan data atau gambar ke para pengakses atau penonton live streaming. Sejauh ini, yang digunakan di sini masih ‘menumpang’ ke server lain, dalam artian masih belum menyewa server secara khusus untuk menayangkan video live streaming di “wayangshow” tetapi masih memanfaatkan layanan gratis yang banyak disediakan di internet. Website “wayangshow” menggunakan server yang dinamakan Wowza. Wowza adalah salah satu software broadcast server video streaming yang banyak digunakan karena tergolong ringan sehingga tidak memerlukan bandwith dan speed yang tidak terlalu besar. Ketika video sudah diangkat dan ditayangkan serta bisa diakses oleh penonton, biasanya akan ada jeda keterlambatan 8-10 detik dari kondisi atau kejadian yang sebenarnya. Durasi waktu tersebut wajar dan menandakan bahwa server dan jaringan berada dalam kondisi yang stabil, karena bagaimanapun juga diperlukan waktu untuk melalui proses transmisi data seperti yang diuraikan di atas. Jika lebih dari waktu tersebut, harus dicek antara server atau jaringannya yang sedang bermasalah.

Lancar tidaknya mengakses video tersebut bukan hanya dipengaruhi oleh kecepatan internet si pengakses tapi juga kecepatan internet dari yang mengupload, dalam hal ini pengelola program tersebut. Video live streaming ini sendiri bisa diakses melalui laptop, gadget berplatform android, dan yang berplatform i-os. Pada saat proses streaming, orang yang bertugas sebagai operator akan memantau kelancaran prosesnya melalui 3 gadget tersebut, jadi bisa cepat mengambil tindakan jika ada penurunan kualitas jaringan tertentu. Kualitas gambar yang dihasilkan adalah Standar Definition di mana kualitasnya sedang dengan resolusi gambar 640x480 pixel. Saat ini, kuota server yang digunakan oleh “wayangshow” masih memungkinkan untuk diakses oleh maksimal 500 orang di seluruh Indonesia secara bersamaan dengan kualitas video streaming yang lancar, tetapi dengan catatan jika pada saat bersamaan jaringan di lokasi upload sedang stabil. Biasanya ini yang menjadi kendala utama, karena rata-rata provider baru akan stabil pada pukul 00.00 ke atas. Inilah kendala terbesar yang saat ini dihadapi oleh tim pengelola website “wayangshow”. Hidup matinya streaming ada pada signal operator. Rata-rata kemampuan upload data jauh di bawah kemampuan download. Padahal, justru kemampuan uploadnya lah yang diperlukan. Kondisi ini diperparah dengan tidak stabilnya jaringan yang ada. Jika kondisi signal sudah naik-turun atau bahkan drop total, streaming

(9)

pun menjadi tidak lancar. Di daerah tertentu, signal provider yang digunakan sangat tidak stabil sampai hilang, sehingga harus berganti-ganti provider. Sejauh ini, Smartfren adalah provider yang paling stabil kecepatan uploadnya dibandingkan yang lain. Jika seluruh signal provider yang telah disediakan masih mengalami masa naik-turun, langkah yang dilakukan selanjutnya adalah menurunkan kualitas gambar sehingga daya kecepatan upload yang diperlukan pun menjadi berkurang dan tidak terlalu berat. Untuk dapat segera mengantisipasi adanya keterpurukan jaringan atau server, selama proses live streaming yang biasanya dilakukan di balik layar pagelaran ini, pihak pengelola website pun turut memantau video yang dihasilkan melalui tab dan gadget yang berplatform android dan i-os. Selain itu juga memantau melalui interaksi dengan para penontonnya di media sosial.

Untuk bisa memfasilitasi penonton yang kurang memahami Bahasa Jawa yang digunakan dalam pewayangan, di pertunjukan tertentu, terutama bila yang menjadi dalangnya adalah Ki Purbo Asmoro, ada seorang translator, yaitu Kitsie Emerson, yang menerjemahkan Bahasa Jawa tersebut ke dalam Bahasa Inggris dan secara langsung pada saat yang sama ditampilkan pada layar proyektor di depang panggung. Sayangnya, layanan ini masih hanya bisa didapatkan oleh penonton yang menyaksikan langsung di lokasi. Ke depannya sedang diusahakan cara agar pengakses layanan live

streaming di “wayangshow” juga bisa mendapatkan layanan ini dalam bentuk subtitle atau membuat template yang dapat menayangkan kedua gambar (gambar pagelaran dan layar proyektor) secara

bersamaan. Hal ini masih belum dapat dilakukan karena layanan server gratis yang saat ini digunakan tidak mengijinkan untuk menayangkan video dengan template semacam itu.

Tahapan Pasca Produksi

Karena program yang dihasilkan merupakan sebuah program live, maka tentu saja tidak dilalui proses editing dalam tahapan ini. Hanya saja, bukan berarti tidak ada yang dapat dilakukan pada tahap ini. Di fase ini, pihak pengelola melakukan evaluasi, terutama sehubungan dengan jumlah penonton dan mencari feedback dari penonton, hal ini biasanya dilakukan melalui media sosial yang bahkan sudah dilakukan pada saat mengerjakan tahapan produksi. Secara umum, di fase pasca-produksi ini akan dibahas strategi yang akan dilakukan untuk tetap mempertahankan animo penonton. Di sini pihak pengelola dapat mengecek jumlah penonton yang mengakses website “wayangshow”, walaupun data statistik yang ditampilkan belumlah secara rinci menyebutkan dari area atau kota mana saja website tersebut diakses (karena untuk melakukan itu harus menyewa server yang mahal), tetapi dapat diketahui jumlahnya dengan pasti.

Sejauh ini, untuk memperkenalkan dan menyebarluaskan informasi mengenai akan diadakannya pagelaran wayang, dilakukan dengan memaksimalkan manfaat media sosial. Belum dilakukan promosi dalam media lain secara gencar, karena masih dalam proses pengembangan. Di samping melakukan proses evaluasi dan mencari feedback dari penonton, pada fase pasca produksi, juga dilakukan proses penyimpanan materi tayangan pakeliran wayang kulit yang dilakukan pada hari tersebut. Pada saat melakukan proses live streaming data yang masuk akan otomatis tersimpan pula dalam memori penyimpanan di laptop, data tersebutlah yang kemudian diarsipkan dan disimpan untuk memudahkan pencarian bila diperlukan pada waktu ke depannya oleh pengelola website.

Secara umum, berpatokan pada konsepnya, proses produksi yang dilakukan program live

streaming dan program televisi serupa secara teknis. Hanya saja, terdapat perbedaan dari segi

kompleksitas dan metode penyiaran yang digunakan. Proses memproduksi program untuk disiarkan melalui televisi memerlukan peralatan dan pengalaman yang jauh lebih rumit dibandingkan dengan produksi program untuk ditayangkan melalui media streaming. Berdasarkan hasil wawancara dan pengamatan di lapangan, peralatan standar untuk bisa melakukan proses live streaming adalah laptop, modem, server, kamera beserta video capture, dan listrik. Jumlah kamera yang dibutuhkan pun memadai jika hanya tersedia satu kamera saja. Di samping itu, sangat memungkinkan proses ini dilakukan oleh satu atau dua orang saja, karena ketika proses streaming sudah mulai berjalan, yang perlu dipantau dan dipastikan hanyalah kestabilan signal modem, sehingga bisa tetap dilakukan sendiri oleh satu orang seandainya pun kamera harus dioperasikan dengan switcher. Dengan minimalnya sumber daya yang diperlukan, secara otomatis akan menekan pula biaya yang dibutuhkan. Sehingga proses streaming bisa dilakukan oleh siapa saja, terutama bagi komunitas indie. Jika dibandingkan dengan proses produksi program televisi, perlengkapan serta sumber daya yang diperlukan jauh lebih rumit, banyak, dan tentu kompleks, karena dibutuhkan setiap ahli untuk bertanggungjawab atas satu pekerjaan tertentu, tidak bisa dirangkap.

(10)

Yang kedua dari segi konten. Jika sudah berbicara mengenai konten, tidak bisa dilepascan dari konsep yang harus matang untuk target pasar yang tidak terbatas, sedikit berbeda dengan program

live streaming yang lebih ter-segmen target pasarnya. Setiap detailnya harus diperhatikan secara

mendalam, sehingga tidak boleh ada yang terlewat. Sebab televisi telah menjadi suatu industri media

mainstream yang besar yang memberi pengaruh luas sehingga harus sebisa mungkin meminimalisir

kesalahan-kesalahan kecil yang mungkin saja bisa menyebabkan dampak yang kurang baik.

Yang ketiga dari segi daya jangkau dan kestabilan. Dengan adanya peralatan canggih dan teknologi yang sudah selangkah lebih berkembang, ada kemudahan tertentu bila televisi harus melakukan program live di tempat yang terpencil dan miskin signal sekalipun. Sebab, umumnya stasiun televisi memiliki mobil SNG (Satellite News Gathering) yang dilengkapi dengan peralatan yang dapat menangkap signal satelit dengan baik. Berbeda dengan proses live streaming yang hidup mati nya bergantung pada keberadaan jaringan signal dari provider sehingga cukup terbatas untuk area-area yang terpencil. Dan juga, bagi proses streaming yang dilakukan secara independen, keterbatasan server juga berpengaruh besar dalam mendukung kelancaran proses live streaming. Namun, kelebihan media streaming dalam soal jangkauan masih tetap unggul karena bisa diakses oleh siapapun tanpa terhalang ruang dan waktu. Dari sisi waktu, pada saat yang sama dia bisa diakses di seluruh dunia. Sehingga kini, media televisi sebagian besar sudah memanfaatkan teknologi ini untuk disinergikan dengan broadcasting televisi.

SIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian melalui observasi langsung, kajian dokumen, dan proses wawancara dalam menganalisis proses produksi program live streaming “wayangshow”, ditariklah garis besar kesimpulan dari inti penelitian dan hasil penelitian yang berupa data informasi kualitatif yaitu :

1. Media internet dipilih sebagai sarana untuk mengedukasi dan mempertahankan eksistensi wayang di Indonesia karena pertumbuhannya yang begitu pesat, terutama di bidang live streaming, tetapi belum dimanfaatkan secara maksimal di Indonesia. Padahal Internet memiliki potensi besar untuk menjangkau pasar secara luas, khususnya generasi muda, karena sifatnya yang dekat dengan kehidupan sehari-hari, dapat dengan mudah diakses oleh siapa saja, dan menghadirkan kondisi yang sama dengan keadaan aslinya.

2. Dari sisi produksi, proses, peralatan, dan biaya yang diperlukan untuk melakukan produksi live

streaming cenderung lebih sederhana dan murah dengan daya jangkau yang luas, sehingga

memungkinkan dilakukan oleh siapa saja serta bisa digunakan untuk mencapai tujuan secara efektif.

3. Dalam produksinya, program live streaming “wayangshow” mengikuti tahapan yang sama dengan produksi program live di televisi, yakni melalui proses pra-produksi, rehearsal, produksi, dan pasca-produksi, hanya saja detail kegiatan yang dilakukan pada saat rehearsal dan produksi sedikit memiliki perbedaan, yaitu tidak adanya latihan atau gladi bersih sebelum memulai acara serta perbedaan pengoperasian peralatan yang digunakan.

4. Kendala terbesar yang dialami selama proses produksi berlangsung adalah masalah jaringan provider. Kestabilan signal menentukan hidup dan matinya kelancaran proses live streaming. Sayangnya, masih di banyak area hal ini secara signifikan menghalangi usaha maksimal yang dilakukan untuk menampilkan kualitas streaming yang terbaik, sehingga aksesnya masih sering terputus.

5. Ditinjau dari beberapa sisi, ada perbedaan yang signifikan dari proses produksi program live di televisi dan melalui streaming. Pertama dari segi konten, di mana untuk program televisi memerlukan persiapan yang sangat matang. Kedua dari sumber daya manusia yang terlibat dan peralatan yang diperlukan. Program live streaming melibatkan orang dan jumlah peralatan yang lebih sederhana, sehingga berimbas pula pada biaya yang diperlukan menjadi lebih murah. Di sisi lain, daya jangkau internet lebih tidak terbatas ruang dan waktu, walaupun untuk program televisi bisa dinikmati dengan jauh lebih stabil dibanding internet karena perkembangan teknologi nya yang sudah memadai.

Berdasarkan kesimpulan yang telah ditemukan di atas, diberikan beberapa saran yang diharapkan dapat membantu meningkatkan kualitas website “wayangshow” di masa mendatang :

(11)

1. Media internet, secara spesifik live streaming, merupakan media yang berpotensi besar untuk dikembangkan secara lebih serius di era ini, baik dari sisi ekonomisnya maupun dari sisi efektifitas menjangkau penonton. Maka itu perlu mempertahankan dan meningkatkan semangat dan kinerja baik yang sudah dijalankan selama ini untuk memperluas dan memperkuat jangkauan ke seluruh pelosok tanah air pada khususnya, serta dunia pada umumnya.

2. Perlu dipertimbangkan untuk membenahi sistem dan organisasi agar lebih terstruktur, sehingga bisa mengajak lebih banyak sumber daya untuk bergabung, terutama generasi muda. Secara tidak langsung hal ini akan dapat membantu untuk mencapai tujuan mempertahankan eksistensi wayang di Indonesia.

3. Untuk mengatasi kendala jaringan bisa menempuh cara dengan menggandeng provider sebagai sponsor sehingga ada jaminan bahwa minimal selama proses streaming kecepatan upload yang diperlukan bisa stabil.

REFERENSI

Buku :

Bignell, J. (2004). Postmodern Media Culture. Edinburgh: Edinburgh University Press Ltd.

Darmoko, S. M., Ekotjipto, S., Nanang Hape, S., Prapto Yuwono, S. M., Sunjoyo, D. S., & Susilaningtyas, S. (2010). Pedoman Pewayangan Berperspektif Perlindungan Saksi dan

Korban. Jakarta: Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban.

Fachruddin, A. (2012). Dasar-Dasar Produksi Televisi. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Flew, T. (2008). New Media : an Introduction (3rd ed.). Australia: Oxford University Press. Griffin, E. (2006). A First Look at Communication Theory. Singapore: McGraw-Hill.

Lister, M., Dovey, J., Giddings, S., Grant, I., & Kelly, K. (2009). New Media : a Critical Introduction (2nd ed.). New York: Routledge.

Nurudin, M. (2007). Pengantar Komunikasi Massa. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Poe, M. T. (2011). A Histtory of Communications Media and Society from the Evolution of Speech to

the Internet. New York: Cambridge Unversity Press.

Prof. Dr. Emzir, M. (2010). Metodologi Penelitian Kualitatif Analisis Data. Jakarta: Rajawali Pers. Sartono, F. S. (2008). 126 Teknik Penyiaran Dan Produksi Program TV, Film, Radio Jilid 1. Jakarta:

Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan.

Sarwono, J. (2006). Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Yogayakarta: Graha Ilmu.

Stolarz, D. (2005). Mastering Internet Video A Guide to Streaming and On-Demand Video. Boston: Pearson Education, Inc.

Zettl, H. (2006). Television Production Handbook (Vol. Ninth Edition). Belmont: Thomson Higher Education.

Artikel Jurnal :

(12)

Dwiandiyanta, B. Y., Wijaya, A. B., Maslim, M., & Suyoto. (2012). New Shadow Modeling Approach Of Wayang Kulit.

Nurgiyantoro, B. (n.d.). Wayang dan Pengembangan Karakter Bangsa.

Tesis, Disertasi, Skripsi :

Ghufran, M. (2012). Analisis Proses Produksi Program Salam Dari Desa di LPP TVRI. Jakarta: Binus University.

Sutandi, R. (2012). Analisis Proses Produksi Program Acara Stand Up Comedy di Metro TV. Jakarta: Binus University.

Tendy, E. (2013). Analisi Proses Produksi Program Sportvaganza di Trans TV dalam Meningkatkan

Rating dan Share. Jakarta: Binus University.

Wulandari, N. (2013). Analisis Proses Produksi Film Televisi Kebaya Hilang Cintapun Datang di

MNC Pictures. Jakarta: Binus University.

Internet :

Ali, K. (2010, Desember 10). Menonton Pagelaran Wayang Kulit. Retrieved Maret 21, 2014, from Kompasiana: http://sosbud.kompasiana.com/2010/12/10/menonton-pagelaran-wayang-kulit-324536.html

Dunkom. (2011, September 6). Pengertian Audio dan Video Codec. Retrieved Juni 10, 2014, from Dunia Komputer: http://dunovteck.wordpress.com/2011/06/09/pengertian-audio-dan-video-codec/

Faiz, I. (n.d.). Fungsi Televisi. Retrieved April 2, 2014, from Coretan Jurnalis Mencatat Peristiwa: http://irsyam.blogspot.com/2012/05/media-mainstream-dan-media-online.html

Ismono, H. (2013, January 20). Nanang Hape Wayang Urban untuk Warga Perkotaan. Retrieved July 16, 2014, from Nova: http://www.tabloidnova.com/Nova/Profil/Nanang-Hape-Wayang-Urban-untuk-Warga-Perkotaan/

Saksono, H. (2005, Desember 18). Kenapa Wayang Kulit Membosankan. Retrieved Maret 21, 2014, from hermansaksono.com: http://hermansaksono.com/2005/12/kenapa-wayang-kulit-membosankan.html

Wayang Kulit. (n.d.). Retrieved Maret 2014, from Museum Wayang: http://www.museumwayang.com/Wayang%20Kulit.html

RIWAYAT PENULIS

Aphrodita Shinta Suseno lahir di kota Surabaya pada 24 April 1992. Penulis menamatkan pendidikan S1 di Binus University jurusan Komunikasi Pemasaran program studi Broadcasting pada tahun 2014. Penulis pernah aktif menjadi pengurus di berbagai organisasi sejak duduk di bangku sekolah menengah hingga di Universitas.

Referensi

Dokumen terkait

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penyusunan karya tulis ilmiah dengan judul “Gambaran Status Gizi Pada Anak

Motivation is about the state in which students are interested and happy to join class activities. Thus, motivation will make the students become more active and do

Pada penyusunan draft instrumen penilaian dilakukan penelitian skala kecil untuk mengetahui sub aspek yang muncul dari produk siswa.. Kemudian pada tahap pengembangan

Bagi Peneliti, hasil penelitian ini dapat bermanfaat dalam mendapatkan pengalaman penelitian mengenai tingkat kebugaran jasmani, kecerdasan intelektual (IQ), dan

Perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi sebelum dilakukan penyuluhan yaitu banyak memilih penolong persalinan ke bidan (76,67%) setelah penyuluhan beralih menjadi

Penjelasan Mengenai Latar Belakang dan alasan mengapa penulis memilih untuk membahas topik “Analisis Prosedur Perceraian & Akibat Hukum Bagi Anggota Tentara Nasional Indonesia

NOMOR 68 TAHUN 2018 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 5 TAHUN 2018 TENTANG PENGHITUNGAN DASAR PENGENAAN PAJAK KENDARAAN BERMOTOR DAN BEA

Others have also consistently reported that breast- fed children score slightly higher than those bot- tlefed on the Bayley Scales of Infant Development or later tests of IQ, such