• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENDAHULUAN. NUR ASYIAH Guru SDN 101 Hutasiantar ABSTRAK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENDAHULUAN. NUR ASYIAH Guru SDN 101 Hutasiantar ABSTRAK"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

94 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TYPE TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT) DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA

MATA PELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS IV SDN 101 HUTASIANTAR NUR’ASYIAH

Guru SDN 101 Hutasiantar Email: nurasyiah@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas belajar siswa dan hasil belajar siswa setelah menerapkan model pembelajaran Team Games Tournament pada mata pelajaran matematika di kelas IV SD Negeri 101 Hutasiantar tahun pembelajaran 2013/2014.Subjek penelitian ini adalah seruh siswa kelas IV SD Negeri 101 Hutasiantar dengan jumlah siswa 31 orang tahun pelajaran 2013/2014. Model pembelajaran Team Games Tournament berdampak positif dalam meningkatkan aktivitas belajar siswa hal ini ditadai dengan peningkatan ketuntasan belajar siswa dalam setiap siklus, yaitu siklus I aktivitas siswa yang paling dominan adalah aktivitas menulis/membaca 38%, turun menjadi 29% pada siklus II. Mengerjakan LKS 16%, naik menjadi 39%. Bertanya pada teman 11%, naik menjadi 18%. Bertanya pada guru 16%, turun menjadi 10%. dan yang tidak relepan dengan KBM 19% turun menjadi 5%.Sebelum dilaksanakannya KBM siklus I, peneliti melakukan preetes untuk mengetahui pemahaman dasar setiap siswa. Dari preetes diketahui hasil belajar rata-rata siswa 31,6 dengan nilai tertinggi 80 dan nilai terendah 10. Peningktan hasil belajar siswa dari formatif siklus I dan formatif siklus II rata-rata 76,8 menjadi 87,7. Ketuntasan klasikal pada siklus I sebesar 70,96% dan pada siklus II sebesar 90,32%.

Kata kunci:Aktivitas belajar dan model pembelajaran

PENDAHULUAN

Matematika merupakan suatu mata pelajaran yang diajarkan pada setiap jenjang pendidikan mulai dari sekolah dasar (SD) sampai dengan Sekolah Menengah Atas (SMA), bahkan perguruan tinggi. Hal ini memperlihatkan bahwa bidang studi matematika penting dalam pendidikan, matematika juga sangat penting dibutuhkan dalam kehidupan. Salah satu alasan mengapa matematika perlu diajarkan disetiap jenjang pendidikan karena matematika merupakan sarana berfikir yang jelas dan logis, sarana untuk memecahkan masalah sehari – hari, sarana mengenal pola hubungan dan generalisasi pengalaman, sarana untuk mengembangkan kreativitas, sarana untuk meningkatkan kesadaran terhadap perkembangan budaya dan merupakan

mata pelajaran pendukung bagi mata pelajaran lainnya.

Mengingat pentingnya matematika, maka sangatlah diharapkan peserta didik untuk menguasai pelajaran matematika. Namun pada kenyataannya mutu pendidikan di Indonesia khususnya SD Negeri 101 hutasiantar masih mengecewakan. Dilihat dari hasil belajar yang dicapai oleh siswa, masih banyak jumlah siswa belum tuntas belajar menurut kriteria ketuntasan minimum (KKM) yaitu sebesar 70. Matematika memegang peranan yang sangat penting dalam pendidikan, sehingga seharusnya matematika penting dan dijadikan bidang studi yang difavoritkan siswa, namun kenyataannya matematika belum menjadi pelajaran yang difavoritkan siswa, melainkan matematika menjadi ketakutan

(2)

95 bagi sebagian siswa dalam

mempelajarinya.

Menghadapi hal tersebut perlulah guru memikirkan perencanaan pembelajaran yang menarik yaitu dengan pilihan penerapan berbagai macam model pembelajaran, strategi, serta pendekatan dalam belajar agar dapat membantu siswa dalam meingkatkan hasil belajarnya. Karena dengan menggunakan berbagai model pembelajaran akan dapat memberikan motivasi yang besar dan berpengaruh positif terhadap hasil belajar siswa.

Rendahnya hasil belajar siswa dalam pembelajaran matematika, tidak terlepas dari rendahnya aktivitas dan partisipasi siswa dalam kegiatan pembelajaran matematikasi, masih banyak siswa yang bermain-main saat guru mengajar di dalam kelas atau ketika guru berada di luar kelas. Banyaknya jumlah siswa yang tidak mengerjakan tugas dirumah, dan lebih memilih untuk mengerjakan tugas disekolah dengan cara melihat hasil pekerjaan rumah temannya (menyontek).

Faktor lain yang menyebabkan rendahnya hasil belajar matematika, siswa tidak menyukai pelajaran matematika, dan rendahnya pemahaman siswa terhadap konsep matematika. Siswa sering mengalami kesulitan dalam mengungkapkan permasalahannya pada suatu materi kepada guru saat proses pembelajaran. Mereka lebih mudah mengungkapkan permasalahan tersebut kepada teman mereka dan dengan bahasa mereka sendiri sehingga dapat saling memahami dan membantu satu sama lain, hal ini menunjukkan bahwa siswa butuh

belajar dalam kelompok kecil yang bersifat kolaborasi.

Dengan penggunaan metode yang efektif dan efisien akan dapat mendorong siswa untuk lebih serius, semangat dan konsentrasi dalam mengikuti proses pembelajaran dan dapat menghindari rasa kebosanan dan kejenuhan siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar. Metode yang baik dan serasi dalam pembelajaran matematika sangatlah penting sebab hal itu merupakan kebutuhan didalam proses belajar mengajar. Metode yang digunakan dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa. Ada banyak metode yang biasa diterapkan oleh guru untuk membuat pembelajaran menjadi aktif dan menyenangkan.

Untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran matematika di SD Negeri 101 Hutasiantar dapat dengan penerapan medel pembelajaran kooperatif, Model Pembelajaran kooperatif adalah suatu pengajaran yang melibatkan siswa bekerja dalam kelompok-kelompok untuk menetapkan tujuan bersama. Felder, (1994: 2).

Model pembelajaran kooperatif yang dimaksud dalam penelitian ini adalah ”Model Pembelajaran Kooperatif tipe Team Games Tournament (TGT). Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT muncul dari konsep bahwa siswa akan lebih mudah menemukan dan memahami konsep yang sulit jika mereka saling berdiskusi dengan temannya. Siswa secara rutin bekerja dalam kelompok untuk saling membantu memecahkan masalah-masalah yang kompleks. Jadi, hakikat sosial dan penggunaan kelompok sejawat menjadi aspek utama dalam pembelajaran

(3)

96 kooperatif. Model Pembelajaran yang

diterapkan selama ini di kelas cenderung ke model pembelajaran konvensional, sehingga tidak membangkitkan motivasi siswa belajar, dilihat dari tugas di rumah, di kelas, dan tes individu di kelas.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan di SD Negeri 101 Hutasiantar jalan Gunung Baringin Kelurahan Hutasiantar Kecamatan Panyabungan Kabupaten Mandailing Natal dan pelaksanaannya pada bulan Maret sampai dengan Juli 2014.Subjek dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV SD Negeri 101 Hutasiantar. Pemilihan kelas IV dikarenakan peneliti merupakan guru kelas IV SD Negeri 101 Huasiantar. Banyak subjek penelitian yakni 31 siswa. Tes hasil belajar digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa sebelum dan sesudah pembelajaran dengan model pembelajaran Kooperatif Type TGT (Teams-Games-Tournaments). Tes hasil belajar disusun dalam bentuk pilihan berganda yang mengacu pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) untuk kelas IV SD Negeri 101 Hutasiantar bidang studi Matematika. Tes hasil belajar siswa yang digunakan sebanyak 10 item dan terdiri dari 4 opsion .

Kisi-kisi tes hasil belajar siswa tersebut dituangkan dalam bentuk Tabel spesifikasi seperti tercantum pada Tabel

Tabel 3.1 : Tabel Kisi-Kisi Tes Hasil Belajar Butir Soal Klasifikasi / Kategori Jumlah soal C2 C3 C4 1 √ 1 2 √ 1 3 √ 1 4 √ 1 5 √ 1 6 √ 1 7 √ 1 8 √ 1 9 √ 1 10 √ 1 Jumlah 3 5 2 10 Keterangan : C1 : Pengetahuan C3 : Aplikasi C2 : Pemahaman C4 : Analisis

Instrumen aktivitas belajar siswa terdiri dari 5 aktivitas antara lain; membaca, bekerja, bertanya sesama siswa, bertanya sama guru, dan yang tidak relevan denga KBM. Waktu siswa belajar sesuai dengan di RPP berkelompok selama 20 menit ditentukan oleh peneliti/guru maka ada 10 ceklis yang dilakukan oleh pengamat dalam lembar aktivitas belajar siswa. Sesuai dengan jenis penelitian yang dipilih, yaitu penelitian tindakan, maka penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan dari Kemmis dan Taggart (dalam Sugiarti, 1997:6), yaitu berbentuk spiral dari sklus yang satu ke siklus yang berikutnya. Setiap siklus meliputi planning (rencana), action (tindakan), observation (pengamatan), dan reflection (refleksi). Langkah pada siklus berikutnya adalah perncanaan yang sudah direvisi, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Sebelum masuk pada siklus I dilakukan tindakan pendahuluan yang berupa identifikasi permasalahan. Siklus spiral dari tahap-tahap penelitian tindakan kelas dapat dilihat pada gambar berikut.

(4)

97 Metode analisis data pada

penelitian ini digunakan metode deskriptif dengan membandingkan hasil belajar siswa sebelum tindakan dengan hasil belajar siswa setelah tindakan.

Langkah-langkah pengolahan data sebagai berikut:

• Merekapitulasi nilai pretes sebelum tindakan dan nilai tes akhir siklus I dan siklus II

• Menghitung nilai rata-rata atau persentase hasil belajar siswa sebelum dilakukan tindakan dengan hasil belajar setelah dilakukan tindakan pada siklus I dan siklus II untuk mengetahui adanya peningkatan hasil belajar. • Penilaian

a. Data nilai hasil belajar (kognitif) diperoleh dengan menggunakan rumus: 100   soal seluruh Jumlah benar jawaban Jumlah Siswa Nilai (Slameto,2001:189)

b. Nilai rata-rata siswa dicari dengan rumus sebagai berikut:

(Subino,1987:80) Keterangan :

= Nilai rata-rata Σ = Jumlah nilai X N = Jumlah peserta tes

• Untuk penilaian aktivitas digunakan rumus sebagai berikut:

Setelah data aktivitas siswa terkumpul sesuai dengan jumlah kegiatan belajar mengajar, maka data tersebut disusun kemudian data tersebut dirubah menjadi

data prosntase. Untuk menganalisis data-data tersebut kemudian dianalisis dengan proporsi aktivitas.

(Majid, 2009:268)

• Ketentuanpersentaseketuntasan belajarkelas

ΣSb =Jumlah siswa yang mendapat nilai ≥ 70 (kognitif)

ΣK = Jumlah siswa dalam sampel Sebagai tolak ukur keberhasilan penelitian tindakan kelas ini dapat dilihat dari hasil tes, jika hasil belajar siswa mencapai nilai ≥ 70 maka disebut tuntas individu, dan bila ada 85% nilai ≥ 70 disebut tuntas kelas.

PEMBAHASAN

Hasil belajar kognitif siswa pada penelitian ini diambil dari siswa dalam tiga tahapan yakni tahap Pretes, Formatif I dan Formatif II. Data yang diperoleh baik pree test maupun Formatif menggunakan instrumen pengambilan data yang sama, namun instumen tes untuk Formatif I dan Formatif II adalah sebagian dari preetest yang dipisahkan berdasarkan indikator yang diajarkan tiap siklus.Ringkasan hasil belajar kognitif siswa untuk preetest, Formatif I dan Formatif II dapat diuraikan sebagai berikut:

(5)

98 • Data Preetest (Ujiawal)

Sebelum melaksanakan Siklus I, peneliti mengumpulkan data dan informasi tentang subjek penelitian. Data-data yang dikumpulkan antara lain daftar nama siswa kelas IV dan data hasil preetest siswa. Data preetest disajikan dalam Tabel. 4.1

Tabel 4.1 Distribusi Hasil Preetest Nilai Frekuensi

Rata-rata S Deviasi 10 2 31,6 16,1 20 9 30 12 40 5 70 2 80 1 31 • Data Formatif I

Melaksanakan tindakan pembelajaran ke-1 dan ke-2 sesuai dengan RPP oleh peneliti sebagai guru Matematika di kelas IV SD Negeri 101 Hutasiantar.

Pertemuan 1

Rabu 14 Mei 2014 peneliti masuk kelas IV, ketika masuk peneliti menyiapkan pisik da psikis peserta didik dengan menyapa dan memberi salam ‘ assalamu alaikum anak-anak,” dan “udah sarapan semuanya?”. Siswa menjawab serentak waalaikum salam bu, udah bu.

Peneliti memperhatikan siswa apa ada yang absen, sambil bertanya kepada ketua kelas apakah siswa pada kelas ini hadir semua? Hadir bu jawab ketua kelasnya.

Baiklah sekarang kita lanjutkan materi pelajaran kita, pagi ini kita akan belajar tentang penjumlahan, untuk mengapresiasi siswa peneliti mendemonstrasikan sesuatu yang terkait degan materi pelajaran, seperti

menunjukkan sebuah apel dan membagikannya kepada dua orang anak maka masing-masing anak akan mendapat setengah apel dilambangkan ( ini dijelaskan pada siswa)

Untuk pelajaran berikutnya kita akan mebentuk kelompok, kita akan berdiskusi berdasarkan kelompok lalu peneliti membagikan LKS-1 kepada masing-msing kelompok dengan meberikan waktu selama 35 menit siswa berdiskusi meyelesaikan setiap soal yang ada di LKS-1 selesai diskusi masing-masing ketua kelompok mempresentasikan hasil diskusi kelompok mereka. Setelah presentasi siswa dan peneliti membuat rangkuman/kesimpulan dari kegiatan hari itu.

Pertemuan 2

Jumat 16 mei 2014, peneliti masuk kelas IV sambil mengucapkan salam “ assalamu alaikum” serentak siswa mejawab “ waalaikum salam bu..!!!!” peneliti menyuruh ketua kelas untuk memimpin doa untuk memulai pelajaran selesai berdoa peneliti mengabsen siswa dengan cara menanyakan kepada ketua kelas “ apa ada yang tidak hadir ketua kelas ?,,, ketua kelas menjawab semua hadir bu...”!!!!

Baiklah sekarang kita lanjutkan materi pelajaran kita tentang pecahan...!!

Bu Nur’asyiah : siapa masih ingat contoh bilangan pecahan ?????

Rini : bu...!!!! Paldi : 0,5 bu...!!!!

Berikut kita akan membentuk beberapa keompok dan berdiskusi berdasarkan kelompok, peneliti membagikan LKS-2 kepada masing-masing kelompok. Dengan memberikan waktu selama 35 menit siswa berdiskusi

(6)

99 untuk menyelesaikan setiap bagian dari

LKS-2 setelah berdiskusi masing-masing kelompok mempersentasikan hasil diskusi mereka peneliti memberikan penjelasan untuk menyamakan hasil kerja siswa. Setelah persentase peneliti memberikan penguatan dengan mengajak siswa yang lain untuk memberi tepuk tangan atas penampilan tiap kelompok.

Untuk mengakhiri pembelajaran peneliti mengajak anak-anak mengucpkan alhamdulillahrobbil alamin.

Data hasil Formatif I disajikan dalam Tabel 4.2.

Tabel 4.2 Distribusi Formatif I Nilai Frekuensi

Rata-rata S Deviasi 40 2 76,8 15,6 60 7 80 17 100 5 31

Selanjutnya rekaman aktivitas kegiatan siswa pada siklus I adalah seperti pada tabel 4.3 berikut:

Tabel 4.3 : Aktivitas belajar siswa siklus I N o Aktivitas Siklus I Juml ah Sko r Propo rsi 1 Menulis/mem baca 61 15.2 5 38% 2 Mengerjakan 26 6.5 16% 3 Bertanya pada teman 18 4.5 11% 4 Bertanya pada guru 25 6.25 16% 5 Yang tidak relevan dengan KBM 30 7.5 19% JUMLAH 160 40 100%

Berdasarkan perolehan hasil belajar formatif I diketahui rata-rata nilai siswa adalah 76,8 dengan ketuntasan klasikal

70,96%. Diketahui masih ada 9 orang siswa belum tuntas dalam belajar yaitu siswa yang masih belum mampu memperoleh batas KKM sebesar 70. Dan ketuntasan klasikal yang dikehendaki juga belum tercapi yaitu sebesar 85%.

Belum tercapainya standar ketuntasan tersebut tidak terlepas dari rendahnya aktivitas belajar siswa. Merujuk pada tabel 4.3 diatas diketahui rata-rata aktivitas menulis/membaca 38%, mengerjaka 16%, bertanya pada teman 11%, bertanya pada guru, 16%, dan yang tidak relevan dengan KBM 19%. Aktivitas membaca lebih besar dibanding aktivitas mengerjakan. Hal ini diduga siswa belum mempersiapkan diri di rumah untuk mengikuti materi yang diajarkan.

Data Formatif II

Melaksanakan tindakan pembelajaran ke-3 dan ke-4 sesuai dengan RPP strategi teams-games-tournaments dengan topik “Pengurangan bilangan” oleh peneliti sebagai guru Matematika di Kelas IV SD Negeri 101 Hutasiantar. Selama proses pembelajaran dilakukan observasi oleh observer (guru sejawat) untuk mengamati aktivitas siswa. Diakhir siklus II dilakukan pula tes hasil belajar untuk mengahui pemahaman siswa sebagai formatif II.

Pelaksanaan pembelajaran pada siklus II secara spesifik adalah sebagai berikut : Pertemuan 3

Rabu 20 Mei 2014 peneliti masuk kelas IV, siswa sudah siap menerima pelajaran, peneliti melihat siswa duduk dibangku masing-masing, sambil mengucapkan salam “assalamu alaikum anak-anak”!!!! siswa menjawab serentak “waalaikum salam bu...!!!”. ketua kelas

(7)

100 semua hadir ???, hadir bu “jawab ketua

kelas”.

Masih ingatkan bagaimana yang dikatakan bilangan pecahan??? Anak-anak menjawab serentak masih bu...!!!!.

Nah kalau begitu kita akan membentuk kelompok, lalu peneliti membagikan LKS-3 kepada masing-masing kelompok dan dibagi satu lembar satu bangku. Dengan memberi waktu selama 35 menit siswa mendiskusikan soal yang ada di lembar LKS tersebut. Setelah selesai diskusi salah satu dari anggota kelompok membacakan hasil diskusinya secara bergantian. Setelah selesai peneliti memberi penguatan dengan mengajak siswa yang lain untuk tepuk tangan atas hasil yang dibacakan.

Sebagai akhir dari pelajaran guru dan siswa sama-sama menyimpulkan pelajaran setelah itu peneliti mengakhiri pelajaran dengan mengucapkan assalamu alaikum siswa menjawab waalaikum salam.

Pertemuan 4

Jumat 22 Mei 2014, peneliti masuk kelas IV sambil mengucapkan salam “ assalamu alaikum” serentak siswa mejawab “ waalaikum salam Bu..!!!!” peneliti menyuruh ketua kelas untuk memimpin doa untuk memulai pelajaran selesai berdoa peneliti mengabsen siswa dengan cara menanyakan kepada ketua kelas “ apa ada yang tidak hadir ketua kelas ?,,, ketua kelas menjawab semua hadir bu...”!!!!

Baiklah sekarang kita lanjutkan materi pelajaran kita tentang pecahan...!!

Masih ingatkan bagaimana yang dikatakan bilangan pecahan??? Anak-anak menjawab serentak masih bu...!!!!.

Pada pertemuan ini kita masih akan belajar dengan pola berkelompok untuk itu ibu harapkan agar siswa membentuk beberapa

keompok dan berdiskusi berdasarkan kelompok yang sebelumnya sudah kita tentukan, peneliti membagikan LKS-4 kepada masing-masing kelompok LKS dibagkan setiap satu bangku. Dengan memberikan waktu selama 35 menit siswa berdiskusi untuk menyelesaikan setiap bagian dari LKS-4 setelah berdiskusi masing-masing kelompok mempersentasekan hasil diskusi mereka peneliti sebagai fasilitator memberikan penjelasan untuk menyamakan pemahaman terhadap hasil kerja siswa di akhir sesi persentase. Dan juga setelah persentase peneliti memberikan penguatan dengan mengajak siswa yang lain untuk memberi tepuk tangan atas penampilan tiap kelompoks.

Untuk mengakhiri pembelajaran peneliti mengajak anak-anak mengucapkan alhamdulillahrobbil alamin, lalu ditutup dengan ucapan assalamu alaikum.

Data Formatif II disajikan dalam Tabel 4.4.

Tabel 4.4 Distribusi Hasil Formatif II Nilai Frekuensi Rata-rata S Deviasi 60 3 87,7 13,3 18 13 100 15 31

Peningkatan yang mencapai ketuntasan klasikal baru dapat diperoleh pada Siklus II.

Tabel 4.5. Rekapitulasi Data Awal, Siklus I, dan Siklus II

No Hasil Tes Data Awal Siklus I Siklus II 1 Nilai Tertinggi 80 100 100 2 Nilai terendah 10 40 60

(8)

101 3 Rata-rata nilai tes 31.6 76.8 87.7 4 Ketuntasan klasikal 9,67 % 70,96 % 90,32 % Pengamatan masing-masing observer pada pertemuan 3 dan pertemuan 4 ini adalah seperti pada tabel 4.6 berikut :

Tabel 4.6. Rekapitulasi aktivitas siswa

N o Aktivitas Siklus II Jumla h Skor Propors i 1 Menulis/membac a 43 10.7 5 29% 2 Mengerjakan 58 14.5 39% 3 Bertanya pada teman 27 6.75 18% 4 Bertanya pada guru 15 3.75 10% 5 Yang tidak relevan dengan KBM 7 1.75 5% JUMLAH 150 37.5 100%

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Setelah data-data tes hasil belajar siswa terkumpul kemudian dianalisis sehingga dapat disimpulkan antara lain: • Hasil belajar siswa dengan

menerapkan Model Pembelajaran Kooperatif tipe Team Games Tournament pada mata pelajaran Matematika di kelas IV SD Negeri 101 Hutasiantar tahun pembelajaran 2011/2012, diperoleh rata-rata hasil belajar pada Postes I dan Postes II

adalah 76,8 dan angka ini naik menjadi 87,7. Data tersebut menunjukkan tuntas sesuai dengan KKM Matematika.

• Dari analisis aktivitas belajar siswa diketahui pada siklus I aktivitas menulis/membaca 38%, turun menjadi 29% pada siklus II. Mengerjakan LKS 16%, naik menjadi 39%. Bertanya pada teman 11%, naik menjadi 18%. Bertanya pada guru 16%, turun menjadi 10%. dan yang tidak relepan dengan KBM 19% turun menjadi 5%. Saran

Dari hasil yang diperoleh dalam penelitian ini, maka beberapa saran yang diajukan diantaranya:

• Untuk melaksanakan model pembelajaran kooperatif tipe Team Games Tournamen hendaknya dipersiapkan dengan sangat matang, seperti : penentuan topik, penyususna RPP, dan instrumen.

• Untuk menerapkan model pembelajaran tipe Team Games Tournamen di kelas sebisa mungkin penyebaran kemampuan siswa dibuat merata untuk mengefektifkan waktu untuk berkelompok.

• Untuk menerapkan model pembelajaran tipe Team Games Tournamen di kelas sebaiknya didukung penggunaan media yang menarik bagi siswa.

RUJUKAN

Aqib, Z., (2006), Peneltian Tindakan Kelas. Penerbit, Yrama Widya, Bandung. Ibrahim, M., dkk, (2000), Pembelajaran

Kooperatif, Penerbit University Press, Surabaya.

(9)

102

Sagala, S., (2008), Konsep dan makna Pembelajaran, Alfabeta, Bandung.

Sanjaya,W,. (2005), Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Penerbit Kencana, Jakarta.

Sardiman, A. M., (2006), Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Slameto., (2003), Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.

Sudjana, N.,(2005), Penilaian Hasil Proses Mengajar, Penerbit PT Rosdakarya, Bandung.

Sudwiyanto, dkk. (2013). Terampil Berhitun Matematika Untuk SD Kelas IV. Erlangga. Jakarta

Gambar

Tabel 3.1 :  Tabel Kisi-Kisi Tes Hasil  Belajar  Butir  Soal  Klasifikasi / Kategori  Jumlah soal  C 2 C 3 C 4 1  √  1  2  √  1  3  √  1 4 √ 1 5 √ 1 6 √ 1 7 √ 1 8 √ 1 9 √ 1 10 √ 1 Jumlah 3 5 2  10 Keterangan : C1 : Pengetahuan C3 : Aplikasi C2 : Pemahaman
Tabel 4.2 Distribusi Formatif I  Nilai  Frekuensi
Tabel 4.4 Distribusi Hasil Formatif II
Tabel 4.6. Rekapitulasi aktivitas siswa

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan peubah yang diamati antara lain panjang daun pangkasan, panjang dan lebar anak daun pangkasan, panjang daun 1, panjang dan lebar anak daun 1, persentase hidup

(5) Guru kurang menguasai kelas sehingga anak yang kurang aktif tidak dapat diperhatikan. Rendahnya hasil belajar bahasa Jawa juga tercermin dari hasil belajar bahasa

Henry Setiawan, 2013, Pengaruh Kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) Terhadap Biaya Konstruksi , Skripsi, Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik, Universitas Sebelas

Penelitian dalam rangka penulisan skripsi ini bertujuan untuk mengetahui kebijakan perizinan minimarket di Kabupaten Sukoharjo berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun

Langkah-langkah perencanaan menu diet diabetes mellitus : (1) menentukan jumlah kebutuhan energi/kalori pasien untuk mengetahui jenis diet yang sesuai (2) menghitung

a) Perencanaan pembelajaran dibuat oleh peneliti berkolaborasi dengan guru sesuai dengan prosedur penelitian, perencanaan pada siklus pertama adalah materi pembuatan pola

[r]

tanpa ijin tertulis dari Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta.. Diperiksa oleh :