• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Sandra Rahma Fitria S., 2016

ANALISIS PERSEPSI PENGELOLA D AN MASYARAKAT D ALAM PENGEMBANGAN PROGRAM PELIBATAN MASYARAKAT D I WANA WISATA KAWAH PUTIH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan di BAB IV mengenai Persepsi Pengelola dan Masyarakat mengenai Pengembangan Program Pelibatan Masyarakat dalam Pengelolaan di Wana Wisata Kawah Putih, sesuai dengan rumusan penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Persepsi pengelola mengenai program pelibatan masyarakat dalam pengelolaan Wana Wisata Kawah Putih memiliki skor yang tinggi yakni sebesar 75%, yang berada pada rentang skor 68%-84%. Dari hasil analisis data, sejauh ini Perum Perhutani Unit III Jabar selaku pengelola menyatakan bahwa mereka sudah melakukan upaya dalam pelaksanaan program pelibatan masyarakat di Wana Wisata Kawah Putih sesuai dengan 10 prinsip pelaksanaan Community Based Tourism. Hal ini dibuktikan dengan dibentuknya kemitraan yang melibatkan masyarakat Desa Alamendah sebagai anggota kemitraan tersebut. Masyarakat Desa Alamendah diberikan kesempatan untuk ikut terlibat dalam berjalannya pariwisata di Wana Wisata Kawah Putih. Memang pada saat masyarakat belum diberikan porsi yang besar terutama dalam hal perencanaan, pengambilan keputusan, dan pengelolaannya secara langsung. Sejauh ini masyarakat diikut sertakan sebagai pelaku pariwisata, yakni dengan menjadi pedangan di kios-kios, supir ontang-anting, tukang foto keliling, dan pegawai outsource. Masyarakat Desa Alamendah melalui pihak pemerintah desa diberikan kesempatan untuk ikut bermusyawarah dalam beberapa hal yang dianggap membutuhkan keikutsertaan dari masyarakat. Karena pihak pengelola merasa kesulitan jika harus melibatkan masyarakat Desa Alamendah secara keseluruhan. Mengenai hal yang selama ini dituntut oleh masyarakat Desa, yakni mengenai pemberian sejumlah dana atau pembagian keuntungan pihak pengelola mengaku tidak bisa menuruti permintaan masyarakat desa tersebut. Hal ini dikarenakan, Perum

(2)

Sandra Rahma Fitria S., 2016

ANALISIS PERSEPSI PENGELOLA D AN MASYARAKAT D ALAM PENGEMBANGAN PROGRAM PELIBATAN MASYARAKAT D I WANA WISATA KAWAH PUTIH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Perhutani merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sehingga segala sesuatu yang dilakukan oleh pihak mereka, selalu berada di bawah aturan yang berlaku. Pihak Perum Perhutani menyatakan siap akan memberikan sejumlah dana bagi untunga, jika memang sudah ada payung hukum yang tepat dan jelas mengenai perihal ini. Karena pihak pengelola tidak bisa memberikan sejumlah dana yang diminta oleh masyarakat desa, sebagai gantinya mereka memberikan sejumlah dana koordinasi kepada pihak pemerintah desa. Dimana dana koordinasi tersebut dapat digunakan untuk pengembangan Desa Alamendah, meliputi pembangunan infrastruktur, pembangunan sarana umum desa. Dll.

2. Persepsi masyarakat mengenai program pelibatan masyarakat dalam pengelolaan Wana Wisata Kawah Putih memiliki skor sedang, jika dibandingkan dengan skor persepsi pengelola. Skor yang diperoleh dari persepsi masyarakat adalah sebesar 71%, yang berada pada rentang skor 68%-84%. Namun bukan berarti bahwa persepsi masyarakat selalu berbanding terbalik dengan persepsi pengelola. Hasil analisis data yang diperoleh dari kuisioner dan wawancara, menunjukkan bahwa persepsi masyarakat Desa Alamendah terhadap empat variabel tersebut berbeda dengan persepsi dari pengelola. Masyarakat Desa Alamendah memiliki persepsi dalam variabel mengakui, mendukung, dan mengembangkan kepemilikan komunitas yang dilakukan oleh pengelola memang sudah ada tetapi belum maksimal. Masyarakat menilai bahwa pelatihan tersebut hanya diberikan kepada pihak-pihak tertentu saja, harapan mereka adalah pengelola Wana Wisara Kawah Putih bisa memberikan pelatihan kepariwisataan yang rutin secara merata kepada seluruh masyarakat Desa Alamendah. Begitupun dengan 3 variabel lainnya, yakni mengikut sertakan anggota komunitas dalam memulai setiap aspek dinilai belum maksimal. Hal ini terjadi karena menurut masyarakat, pengelola belum bisa mengikutsertakan keseluruhan masyarakat Desa Alamendah dalam proses-proses tersebut, yang mereka harapkan pengelola bukan hanya mengikutsertakan masyarakat yang bekerja atau tergabung sebagai pemerintah desa saja.Variabel yang ketiga adalah persepsi masyarakat mengenai mengembangkan kebanggaan komunitas dirasa belum maksimal, karena pengelola

(3)

Sandra Rahma Fitria S., 2016

ANALISIS PERSEPSI PENGELOLA D AN MASYARAKAT D ALAM PENGEMBANGAN PROGRAM PELIBATAN MASYARAKAT D I WANA WISATA KAWAH PUTIH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dinilai hanya melibatkan masyarakat tertentu saja (yang menjadi anggota kemitraan). Variabel yang terakhir adalah mengenai Mengembangkan kualitas hidup komunitas, persepsi masyarakat mengenai hal ini adalah hingga saat ini mereka mengaku memang pernah diikutsertakan pada event atau acara-acara yang bertujuan menampilkan potensi seni budaya yang mereka miliki, namun memang tidak rutin diadakan. Harapan mereka adalah, pihak pengelola bisa mengadakan agenda rutin event-event tersebut sehingga seni budaya di wilayah mereka dapat terjaga kelestariannya. Selain itu masyarakat menyatakan bahwa pihak pengelola dianggap belum bisa memahami kebutuhan dan keinginan mereka. Sehingga dapat dikatakan bahwa pihak pengelola terkesan acuh tak acuh terhadap keberadaan masyarakat. Pihak pengelola dirasa baru membutuhkan masyarakat jika ada masalah yang memang benar-benar membutuhkan bantuan masyarakat. Harapan masyarakat adalah, pihak pengelola bisa lebih menyadari dan menganggap masyarakat Desa Alamendah sebagai bagian penting dari Wana Wisata Kawah Putih.

3. Terjadi perbedaan yang nyata antara persepsi pengelola dengan persepsi masyarakat mengenai program pelibatan masyarakat dalam pengelolaan Wana Wisata Kawah Putih. Terutama pada 4 variabel yang meliputi :

a. Mengakui mendukung dan mengembangkan kepemilikan komunitas dalam industri pariwisata

b. Mengikutsertakan anggota komunitas dalam memulai setiap aspek c. Mengembangkan kebanggaan komunitas

d. Mengembangkan kualitas hidup komunitas

Dari ke-4 variabel tersebut dapat dikatakan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima. Dengan terjadinya perbedaan persepsi tersebut, hal inilah yang diduga menjadi penyebab terjadinya konflik diantara pihak pengelola dan masyarakat Desa Alamendah. Konflik yang terjadi diantara keduabelah pihak tersebut memberikan

(4)

Sandra Rahma Fitria S., 2016

ANALISIS PERSEPSI PENGELOLA D AN MASYARAKAT D ALAM PENGEMBANGAN PROGRAM PELIBATAN MASYARAKAT D I WANA WISATA KAWAH PUTIH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dampak negatif bagi perkembangan pariwisata baik di Wana Wisata Kawah Putih, maupun di Desa Alamendah.

4. Program pelibatan masyarakat dalam pengelolaan Wana Wisata Kawah Putih yang tepat untuk dilaksanakan, tentunya adalah program yang berpedoman pada 10 prinsip mengenai Community Based Tourism. Kedua belah pihak juga harus sama-sama saling mengerti kendala dan kesulitan satu sama lain. Dalam perihal ini, hal yang terpenting adalah menjalin komunikasi yang baik sehingga terhindar dari kesalahpahaman. Komunikasi yang terjalin dengan baik, dapat diwujudkan dengan adanya forum yang diagendakan secara rutin, sehingga satu sama lain dapat menjaga silaturahmi serta bertukar pikiran dalam menangani masalah yang dihadapi bersama. Selain itu, selama ini yang selalu dituntut oleh masyarakat adalah perihal pelibatan mereka terhadap pengelolaan Wana Wisata Kawah Putih. Sebagai solusinya jika memang kuota untuk kemitraan tidak terlalu banyak, pengelola sebaiknya memberikan pelatihan dan penyuluhan serta pembinaan kepada masyarakat mengenai peningkatan keterampilan usaha kecil menengah (UKM) sehingga masyarakat Desa Alamendah bisa tumbuh menjadi masyarakat yang kreatif dan mandiri.

B. Rekomendasi

Berdasarkan simpulan dan pembahasan penelitian mengenai analisis persepsi antara pengelola dan masyarakat mengenai program pelibatan masyarakat dalam pengelolaan Wana Wisata kawah Putih, maka dapat diambil beberapa rekomendasi, yaitu :

1. Bagi Pengelola Wana Wisata Kawah Putih

a. Pengelola bisa lebih melibatkan masyarakat dalam pengelolaan di Wana Wisata Kawah Putih, selain melalui usaha kemitraan pengelola juga dapat membuat program-program yang melibatkan masyarakat. Hal tersebut dapat dilaksanakan dengan menjadikan masyarakat sebagai pemasok makanan khas ataupun souvenir yang dapat dijual di Wana Wisata Kawah Putih.

(5)

Sandra Rahma Fitria S., 2016

ANALISIS PERSEPSI PENGELOLA D AN MASYARAKAT D ALAM PENGEMBANGAN PROGRAM PELIBATAN MASYARAKAT D I WANA WISATA KAWAH PUTIH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b. Pengelola mengadakan program pelatihan dan penyuluhan mengenai peningkatan keterampilan serta pengetahuan mengenai kepariwisataan. Dengan demikian masyarakat akan semakin tergerak untu berinovasi dan jika dilihat dari segi ekonomi masyarakat juga akan terbantu. Pengetahuan mengenai kepariwisataan dianggap penting karena dapat meningkatkan kapasitas individu masyarakat baik secara kepribadian maupun dalam keprofesionalitasan di dunia kerja.

c. Pengelola harus senantiasa mengadakan forum pertemuan rutin dengan masyarakat Desa, untuk saling bertukar pikiran mengenai masalah yang dihadapi. Di dalam forum pertemuan ini diharapkan, satu sama lain dapat saling mengerti sehingga tidak akan lagi terjadi perbedaan persepsi yang menimbulkan suatu konflik.

2. Bagi Masyarakat Desa Alamendah

a. Masyarakat diharapkan untuk tidak terlalu menggantungkan hidup mereka khususnya masalah pekerjaan kepada pihak Wana Wisata Kawah Putih. Mengingat adanya keterbatasan kuota, sehingga tidak semua masyarakat Desa Alamendah bisa bekerja di Wana Wisata Kawah Putih. Selain itu, tingkat pendidikan masyarakat Desa Alamendah yang cenderung masih rendah menjadi salah satu kendala bagi masyarakat itu sendiri.

b. Masyarakat mampu berinovasi untuk membuka usaha atau lapangan pekerjaan bagi diri mereka sendiri, misalnya dengan berinovasi membuat makanan khas ataupun souvenir-souvenir khas Ciwidey. Misalnya makanan yang berbahan dasar strawberry ataupun barang-barang yang berbentuk strawberry.

c. Masyarakat harus mulai memahami, bahwa pengelola Wana Wisata Kawah Putih juga memiliki kesulitan dan kendala jika harus melibatkan masyarakat Desa Alamendah secara keseluruhan. Hal tersebut mengingat jumlah masyarakat Desa Alamendah yang begitu banyak, sehingga tidak memungkinkan. Terlebih karena Perum Perhutani merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN), sehingga

(6)

Sandra Rahma Fitria S., 2016

ANALISIS PERSEPSI PENGELOLA D AN MASYARAKAT D ALAM PENGEMBANGAN PROGRAM PELIBATAN MASYARAKAT D I WANA WISATA KAWAH PUTIH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

perum perhutani dalam segala hal diatur oleh peraturan yang ada. Karena terkadang masyarakat tidak mau melihat kesulitan dan kendala pengelola.

3. Bagi Pemerintah Desa Alamendah

a. Sebagai aparat pemerintahan desa, seharusnya bisa bersikap lebih netral dan bijak dalam menanggapi masalah yang ada. Sehingga, seharusnya bukan menjadi pihak yang menginisiatif dilakukannya aksi sebagaimana yang dikatakan oleh Sekertaris Desa yang bernama Rasman. Pada saat wawancara beliau mengatakan bahwa pihak desa tidak segan mengajak kembali warga untuk melakukan aksi yang selanjutnya jika tidak ada tanggapan dari Perum Perhutani. Dari kalimat yang beliau sampaikan, menunjukkan bahwa pihak desa memang memiliki inisiatif untuk mengajak masyarakat melakukan aksi. Tapi apda saat ini, kondisi sudah mulai kondusif dengan terjalinnya komunikasi yang lebih baik anatara pihak pengelola dengan pihak aparat desa.

b. Aparat desa harus lebih bisa bersifat transparan terhadap seluruh masyarakat Desa Alamendah dalam semua hal, terutama mengenai dana koordinasi yang sejak bulan September 2015 diberikan oleh Perum Perhutani kepada pihak desa. Agar seluruh masyarakat desa mengetahui hal tersebut, seharusnya aparat desa dapat menyebarluaskan berita ini melalui setiap ketua RW atau RT. Sehingga masyarakat Desa Alamendah dapat mengetahui bahwa pihak pengelola Wana Wisata Kawah Putih telah memberikan dana koordinasi tersebut, dan mereka mengetahui bahwa sesungguhnya pihak pengelola sudah melakukan upaya-upaya terkait pengembangan desa.

c. Mengadakan pelatihan dan penyuluhan baik mengenai kepariwisataan, keterampilan, keuwirausahaan, maupun lingkungan. Dalam pelaksanaan pelatihan dan penyuluhan ini pihak pemerintah desa seharusnya bisa bekerja sama baik dengan pemerintah Kabupaten Bandung, maupun dengan perusahaan-perusahaan yang bergerak dibidang usaha pariwisata di Desa

(7)

Sandra Rahma Fitria S., 2016

ANALISIS PERSEPSI PENGELOLA D AN MASYARAKAT D ALAM PENGEMBANGAN PROGRAM PELIBATAN MASYARAKAT D I WANA WISATA KAWAH PUTIH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Alamendah. Hal ini ditujukan untuk menumbuhkan kreatifitas masyarakat serta memacu masyarakat untuk berinovasi membuka lapangan kerja mereka sendiri.

Referensi

Dokumen terkait

industrijski ž ivot radnika bio u rukama njihovih predradnika.. Ona je stajala pored radnica i vrednovala kvalitetu “svako g artikla”. Sto g a je odnos s njima trebao biti

Metode bottleneck scheduling adalah suatu keadaan yang terjadi apabila terdapat hambatan pada proses produksi dan pada stasiun yang mengalami hambatan tersebut

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis secara parsial yang telah dilakukan, market timing memiliki nilai prob 0,8495 > 0,05, maka sesuai dengan ketentuan bahwa H 0 diterima

bahwa korporasi memperoleh keuntungan atau manfaat dari tindak pidana, dilakukan untuk kepentingan korporasi, korporasi membiarkan terjadinya tindak pidana, tidak

Sedangkan kelompok pengeluaran yang mengalami inflasi, yaitu: Kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau sebesar 0,10 persen; Kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas,

Penelitian ini merupakan penelitian bidang gizi masyarakat yang meneliti tentang pengaruh pendampingan MP-ASI berdasarkan aspek penge- tahuan ibu dan praktik

Skripsi ini membahas tentang implementasi pemikiran K.H. Abdurrahman Wahid tentang pendidikan Islam kosmopolitan di Pesantren Modern IMMIM Tamalanrea Makassar. Adapun