123
PENINGKATAN KOMPETENSI SISWA SMP AISIYAH PACCINONGAN
MELALUI KEGIATAN CIRCUIT LEARNING DI SUNGGUMINASA
Eny Syatriana1Universitas Muhammadiyah Makassar
a)penulis yang berkorespondensi: enysatriana@unismuh.ac.id
Abstrak
RINGKASAN
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat berdampak pula pada kemajuan model pembelajaran yang digunakan untuk mengembangkan kualitas guru dan peserta didik. Salah satu tipe model pembelajaran kooperatif yang efektif adalah circuit learning yang disebut belajar memutar karena siswa benar-benar menempuh informasi dalam pola yang sama setiap hari yang memaksimalkan pemberdayaan pikiran dan perasaan dengan pola penambahan (adding) dan pengulangan (repetition)
Kondisi ini menjadikan pembelajar khususnya bahasa Inggris sukar menguasai keterampilan
berbahasa Inggris; mereka memiliki waktu yang sangat terbatas dalam berlatih meningkatkan
keterampilan berbahasa, terbatas dalam kelas dan tidak dilanjutkan di luar ruang kelas. Situasi ini
meminta perhatian guru atau pendidik untuk selalu mencari pemecahan masalahnya. Sehingga
pengabdian ini menawarkan solusi dengan penerapan metode belajar yang efektif digunakan di SMP.
Metode ini digunakan dalam bentuk pelatihan kepada siswa SMP, tujuan circuit learning yaitu,
“mengajarkan keadaan prima untuk belajar” sehingga mencegah rasa takut, jenuh, pikiran negatif,
bosan dan tidak percaya diri dalam belajar. Pemahaman siswa seringkali tidak bertahan lama karena
materi yang disampaikan hanya sekilas dan terkesan dangkal.
Untuk memperbaiki keadaan tersebut, salah satu caranya adalah dengan menstruktur
pengetahuan-pengetahuan yang diperoleh siswa dalam bentuk belajar memutar. Menurut De Porter (2010), disebut
belajar memutar (Circuit Learning) karena siswa benar-benar menempuh informasi dalam pola yang
sama setiap hari. Guru memberikan siswa kesempatan untuk memperoleh pengetahuannya sendiri
dan kemudian menyusunnya dalam bentuk sirkuit yang dapat dipelajari kembali. Dengan mengulang
materi secara mandiri diharapkan pemahaman siswa dapat bertahan lama. Berdasarkan hal tersebut
peneliti ingin mengetahui apakah penggunaan model Circuit Learning dapat berpengaruh pada hasil
belajar siswa.
Solusi dari permasalah diatas akan di jawab dengan pelatihan implementasi Circuit learning untuk membekali siswa belajar lebih efektif di SMP Aisyiyah Paccinongan , dimana para siswa akan mendapat kan pengalaman belajar yang menyenangkan. Setelah mengaplikasikan metode ini, diharapkan guru-guru bisa lebih nyaman dalam proses pembelajaran karena menggunakan alternatif metode yang efektif dan sintax langkah – langkah pemebelajaran yang mudah diterapkan. Sehingga luaran dari pegabdian ini berdampak pada peningkatan berbicara siswa dan terjadi peningkatan yang significant terhadap kemampuan penguasaan bahasa inggris secara menyeluruh dan terintegrasi.
124
1.Pendahuluan
Berdasarkan observasi dan wawancara singkat dengan sejumlah guru di lapangan, SMP Aisyiyah ditemukan bahwa sebagian guru masih menerapkan starategi pembelajaran yang monoton dan kurang effektif dan innovative. Guru menggunakan model pembalajaran masih berdasar pada buku komersial. Kondisi ini berbanding terbalik dengan konsep pengajaran Bahasa Inggris yang membutuhkan strategi atau metode pembelajaran yang mengarah pada scietifik learning, sehingga daya serap atau pemahaman pelajaran Bahasa Inggris tidak menjadi sulit. Dengan Fenomena ini, guru sebagai sumber belajar diharapkan menggunakan metode pembelajaran yang dapat memberikan motivasi kepada siswa bahwa belajar bahasa Inggris itu tidak sulit.
Bahasa Inggris sebagai mata pelajaran yang masuk pada Ujian Nasional di sekolah perlu mendapat perhatian yang serius sehingga target kurikulum dapat dicapai. Untuk tujuan ini, pembelajaran bahasa Inggris memerlukan satu metode pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum dan kebutuhan pembelajar agar mereka dapat belajar secara efektif dan efisien sehingga hasil belajar yang maksimal dapat dicapai. Menurut (1) model pembelajaran Circuit Learning (belajar memutar) merupakan model pembelajaran yang memaksimalkan pemberdayaan pikiran dan perasaan dengan pola penambahan dan pengulangan. Circuit Learning dapat menambah kreativitas siswa dan mengaktifkan siswa karena membuat pengetahuan siswa yang didapat dalam pembelajaran dialami sendiri oleh siswa sehingga menjadi bermakna dan sulit dilupakan.(2) Mengemukakan tujuan model pembelajaran circuit learning yaitu, mengajarkan keadaan prima dalam belajar sehingga mencegah rasa takut, jenuh, pikiran negatif, bosan dan tidak percaya diri dalam belajar. Disebut model belajar memutar karena siswa benar-benar menempuh informasi dalam pola yang sama setiap hari. Belajar memutar di mulai dengan keadaan pikiran yang sukses dan percaya diri. Kebanyakan siswa mempunyai asosiasi negatif dengan ujian. Mereka takut, dan rasa takut membuat mereka tertutup. Setelah berjam-jam belajar, mereka menghadapi ujian dengan pikiran kosong. Bahkan murid yang paling tekun sekalipun kadang-kadang mendapatkan kesulitan menghadapi tes. Jadi, langkah pertama adalah menerobos keadaan negatif tersebut dan menggantinya dengan pikiran dan perasaan yang memberdayakan.
Permasalahan
Secara umum permasalahan yang dihadapi mitra dilapangan khususnya di Kabupaten Gowa antara lain : a. Dilihat dari aspek tenaga pengajar (guru), yaitu 1) guru masih menggunkan conventional metode
pembelajaran sehingga pembelajaran terkesan monoton atau berbasis book oriented belum pada tahap mencipta atau mendesign, tidak terpenuhinya target capaian indikator pembelajaran, membuat banyak siswa akhirnya remedial. Hal ini disebabkan karena tidak tersampaikannya dengan baik setiap materi yang diajarkan. 2) guru merasa sudah cukup berusaha untuk membuat pembelajaran yang efektif dan menyenangkan. Salah satunya adalah dengan menerapkan berbagai strategi belajar yang mereka pahami, namun hasil prestasi belajar belum memuaskan. 3) Banyak guru yang tidak mendapat kesempatan untuk mengikuti pelatihan tentang metode dan strategi dalam mengajar. Mereka kemudian hanya menggunakan cara-cara lama yang kurang efektif dijaman revolusi industri ini, dalam mengajar. Hal ini lebih terlihat dengan kesibukan para guru mengurus administrasi sekolah sehingga kurang waktu untuk membaca banyak buku atau artikel tentang strategi pembelajaran.
b. Dari segi sekolah sendiri, ditemukan informasi bahwa mereka lebih memberikan kebebasan kepada para gurunya untuk berinovasi sendiri meningkatkan kompetensi mereka. Hal ini disebabkan karena beberapa guru masih berstatus guru honor. Para guru honor ini masih harus mengajar di beberapa tempat. Kesibukan inilah yang membuat para guru tidak punya banyak waktu untuk membaca artikel dalam jurnal atau buku tentang beragam strategi,metode mengajar.
c. Sosialisasi di sekolah mitra masih sangat minim terkait metode pembelajaran yang mutakhir sehingga pemahaman dan keterampilan siswa masih berputar dengan aktivitas yang itu itu saja belum memaksimalkan ada variasi kegiatan dalam proses pembelajaran.
d. Asosiasi MGMP belum efektif digunakan para guru untuk mengembangkan diri untuk melahirkan kreasi yang innovative dalam pengembangan kompetensi guru baik kompetensi pedagogic maupuk professional guru.
Solusi Pemecahan Masalah
Berdasarkan permasalah mitra maka solusi yang ditawarkan sebagi berikut:
A. Salah satu metode pembelajaran yang dapat menumbuh kembangkan kompetensi guru ialah dengan penerapan Circuit Learning. Cara ini dapat dikolaborasi dengan melakukan pelatihan yang dapat
125 menciptakan suasana pembalajaran yang kondusif yaitu dengan mengimplementasi Circuit Learning yang akan didesiminasi secara meyeluruh di Kabupaten Gowa. Dengan penerapan Circuit Learning tersebut di harapkan terjadi proses pembelajan yang dapat mengubah mindset para guru bahwa pembelajaran itu terjadi dari proses tidak tahu menjadi tahu. Desain CL disusun berdasarkan kurikulum sekolah dan aplikasi beragam metode belajar.CL ini dibagi kedalam tiga tahapan pembelajaran yaitu, pendahuluan, kegiatan inti dan penutup. Tolok ukur dikatakan telah terjadi pembelajaran apabila ada perubahan tingkah laku para siswa kearah yang lebih positif, dan siswanya tahu dan mengerti tentang ilmu pengetahuan yang diajarkan.
B. Pelatihan peningkatan kompetensi guru dan siswa yang akan di lalukan selama 1 semester dengan
pendekatan metode Circuit Learning (CL)
C. Pelatihan pemahaman kepada seluruh siswa SMP Aisyiyah Paccinongan selama 1 semster, dengan
materi sebagai berikut:
D. Melalukan pembinaan dan sosialisasi pada asosiasi MGMP di Kabupaten Gowa mata pelajaran Bahasa
Inggris.
Solusi Permasalahan
1.3.Solusi yang ditawarkan
a. Selain melaksanakan tugas sebagai pengajar terkadang guru melalukan aktifitas administrasi sekolah yang berimbas pada tanggung jawab mengajar siswanya secara maksimal akhirnya tidak terpenuhi, mereka tidak memiliki banyak waktu mencari beragam strategi yang efektif. Jalan keluar yang ditawarkan yaitu memberikan pelatihan disekolah menggunakan strategi yang sederhana dan efektif (PPP). Sehingga guru yang sibuk sekalipun dapat ikut serta dalam kegiatan ini. Mudahnya karena dilaksanakan di lingkungan sekolah sendiri diwaktu yang sesuai dengan waktu para guru.
b. Tidak adanya waktu yang lowong bagi guru (honor) untuk sekedar mencari strategi yang efektif
dikarenakan tanggungjawab mengajar disejumlah sekolah, akhirnya menjadi ide yang bagus untuk mengundang mereka mengikuti pelatihan penerapan strategi PPP yang efektif, enjoyable dan menyenangkan.
Metode
Paper ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan menerapkan experimental design. Pengabdian kualitatif adalah pengumpulan informasi, analisis, dan interpretasi data yang bersifat naratif secara komprehensif untuk mendapatkan wawasan terhadap fenomena tertentu yang meanarik (Gay,2006), Subjek pengabdian ini adalah guru,Bahasa Inggris dan siswa siswi SMP Aisyiyah Paccinongan. Sebelum menentukan subjek, penulis telah melakukan studi pendahuluan pada subjek melalui wawancara. Pertanyaan kunci adalah metode apa yang digunakan oleh guru dan bagaimana mengaplikasiakn metode tersebut? Langkah langkah pelatihan ini di bagi menjadi beberapa tahapan sebagai berikut:
Tahap Persiapan
1. Identifikasi sasaran kegiatan yaitu para guru SMP di Kabuten Gowa yang belum menggunakan metode Circuit Learning dalam proses pembelajran Bahasa Inggris.
2. Persiapan bahan materi, sosialisasi materi Circuit Learning
3. Persiapan instruktur/mahasiswa yang kompeten untuk membantu para siswa dalam penggunakan Circuit Learning pada proses pembelajaran Bahasa Inggris.
Tahap Pelaksanaan
Menurut (3) model pembelajaran circuit learning (belajar memutar) merupakan model pembelajaran yang memaksimalkan pemberdayaan pikiran dan perasaan dengan pola penambahan dan pengulangan. Circuit learning dapat menambah kreativitas siswa dan mengaktifkan siswa karena membuat pengetahuan siswa yang didapat dalam pembelajaran dialami sendiri oleh siswa sehingga menjadi bermakna dan sulit dilupakan. (4)
De Porter (2012: 230) mengemukakan tujuan model pembelajaran circuit learning yaitu, mengajarkan keadaan prima dalam belajar sehingga mencegah rasa takut, jenuh, pikiran negatif, bosan dan tidak percaya diri dalam belajar. Disebut model belajar memutar karena siswa benar-benar menempuh informasi dalam pola yang sama setiap hari. Belajar memutar di mulai dengan keadaan pikiran yang sukses dan percaya diri. Kebanyakan siswa mempunyai asosiasi negatif dengan ujian. Mereka takut, dan rasa takut membuat mereka tertutup. Setelah
126 berjam-jam belajar, mereka menghadapi ujian dengan pikiran kosong. Bahkan murid yang paling tekun sekalipun kadang-kadang mendapatkan kesulitan menghadapi tes. Jadi, langkah pertama adalah menerobos keadaan negatif tersebut dan menggantinya dengan pikiran dan perasaan yang memberdayakan.
Berdasarkan pengertian di atas, penulis sependapat dengan Huda (5) bahwa circuit learning adalah model pembelajaran yang memaksimalkan daya pikir dan perasaan yang dapat mengaktifkan siswa dalam pembelajaran karena pengetahuan yang didapat dalam pembelajaran dialami sendiri oleh siswa.
Circuit leraning dikembangkan oleh Teller dalam De Porter (5) seorang konsultan pendidikan, model pembelajaran ini memuat tiga langkah berurutan:
I. Keadaan tenang pada saat belajar Guru mengkondisikan siswa agar siap mengikuti pembelajaran. II. Peta pikiran Siswa mencatat apa yang di tulis guru di papan tulis dengan kreativitasnya
masing-masing tetapi tetap memperhatikan simbol-simbol dalam matematika serta menuliskan hal-hal yang belum dimengerti oleh siswa.
III. Menambah dan mengulang setelah siswa memperoleh materi yang telah diberikan oleh guru, melalui metode tanya jawab guru mengingatkan kembali hal-hal yang penting dari materi yang telah di bahas pada setiap kali pertemuan. Sintak circuit learning yang lebih detail dapat dilihat pada langkah- langkah berikut Lampiran 1:
Setiap akhir pelaksanaan kegiatan, para siswa akan diminta memberikan tanggapannya sehingga akan dijadikan bahan masukan agar kegiatan ini bertambah baik.(6) Tolok ukur keberhasilan kegiatan ini adalah apabila semua indikator sudah tercapai, selain itu juga akan ditentukan dengan melihat perubahan hasil belajar siswa. Partisipasi mitra dalam pelatihan ini adalah memfasilitasi peneliti untuk bersama sama mensoailisasi dan memparaktekkan metode CL ini secara menyeluruh di SMP Aisyiyah paccinongan dengan konsep pelatihan sebagai berikut (Lampiran 2):
a. Tahap Pelaporan
Tahap pelaporan adalah tahap menyusun hasil kegiatan dalam bentuk laporan, sebagai gambaran
untuk orang lain dan menjadikan referensi dan ilmu baru untuk saling berbagi untuk kegiatan
selanjutnya akan tetap berkolaborasi antar guru guru sekabupaten Gowa, demi keberlanjutan program
pengembangan dan implementasi metode pembelajaran yang dapat meningkatkan kompetensi baik
guru dan siswa dikesempatan lain. Sehingga penulis perlu melakukan evaluasi terhadap pengunaan
metode Circuit Learning dengan melakukan kunjungan ke sekolah mitra dan melalukan observasi
pada keterlaknaaan metode CL pada proses pembelajara Bahasa Inggris. Penguasaan materi Bahasa
Inggris siswa dapat diketahui melalui hasil belajar yang diperoleh siswa. Menurut Sudjana (2013:45)
dalam proses belajar – mengajar, dimensi hasil belajar yang diharapkan dapat dicapai siswa penting
diketahui oleh guru, agar guru dapat merancang/ mendesain pengajaran secara tepat dan penuh arti.
Setiap proses belajar – mengajar keberhasilannya diukur dari seberapa jauh hasil belajar yang dicapai
siswa, di samping diukur dari segi prosesnya. Artinya seberapa jauh dimensi hasil belajar dimiliki
siswa. Dimensi hasil belajar harus nampak dalam tujuan pengajaran (tujuan instruksional), sebab
tujuan itulah yang akan dicapai oleh proses belajar mengajar dengan fenome yang ada diharapkan
keberlanjutan dari pengabdian ini dapat terlihat dari hasil belajar siswa SMP Aisyah paccinongan.
Kesimpulan
Target dan luaran yang akan dicapai dalam pelatihan disekolah dengan menggunakan metode circuit learning dalam proses pembelajaran di Kabupaten Gowa tertuang dalam bentuk indikator sebagai berikut;
a. Mengindentifikasi keefektifan metode Circuit learning yang dikolabarasi dengan pelatihan hasil dalam proses pembelajaran Bahasa Inggris di SMA.
b. Mengembangkan strategi PPP yang dikolaborasi dengan penggunaan buku teks (Learn and Practice English) sesuai dengan materi ajar Bahasa Inggris di SMA.
c. Mengaplikasikan strategi PPP yang dikolaborasikan dengan penggunaan buku teks (Learn and Practice English) dalam proses belajar mengajar Bahasa Inggris di SMA
127 d. Menghasilkan publikasi Jurnal International.
Daftar Pustaka
DePorter, B., Reardon M., & Singer-Nourie, S. 2014. Quantum Teaching: Mempraktikkan Quantum
Learning di Ruang – Ruang Kelas. Bandung: Kaifa.
Hamra Arifuddin, 2010, Teflin Journal, Volume 21, Number 1, februari 2010
Syatriana, Eny 2011, Developing a model reading melalui tiga tahap pemebelajaran.
Hamra, Arifuddin, 2012 Jurnalhttps://eric.ed.gov/?id=EJ1079744.. Canadian Center of
Science and Education. 1120 Finch Avenue West Suite 701-309, Toronto, OH M3J 3H7, Canada. Tel: 416-642-2606; Fax: 416-642-2608; e-mail: elt@ccsenet.org; Web site:
http://www.ccsenet.org/journal/index.php/elt Jurnal Pilar Nusa ,(2017) Mandiri Vol 13 No 2.
Jurnal Media komunikasi pendidikan Teknologi kejuruan,(2017) vol 4 No 2.
Syartiana E (2016) Jurnal Asia EFL Journal
Syatriana E. (2011) Developing a model of teaching of reading comprehension
Jurnal Fakultas Agama Islam Universitas Yudharta Pasuruan
Penggunaan Metode Circuit Learning dalam Pembelajaran Fikih
Parawansa, P. 2001. Reorientasi terhadap strategi Pendidikan Nasional. Makalah.
Disajikadalam simposium Pendidikan Nasional dan Munas I alumni PPS.UM. di Malang, 13 Oktober 2001Richard, J. C. & Rodgers, T. S. (1992). Approaches and methods in language teaching. NY: Cambridge University Press.
Richards.J.C. 2010. Curriculum Development in Language Teahing, Cambridge: Cambridge University Press
http://www.pembelajaraninovatifpadapembelajaranbahasainggris.com
Syatriana E (2013) A model of creating instructional materials based on the school curriculum for Indonesian secondary school. Journal of Education and Practice, ISSN 222-1735 (paper), ISSN 2222-288X (ONLINE), Vol 4 No 20. Syatriana E, Erwin Akib,(2019) The Effect of Mapping Instructional Materilas on EFL learners with different types of materials.,2019, http://doi.org/10.33750/ijhi.v.212.37
Dewi, Dewa Ayu Puspa. 2014. “Pengaruh Model Pembelajaran Circuit Learning Berbantuan Media
Audiovisual Terhadap Hasil Belajar IPS Siswa SD Negeri 1 Pejeng Tahun Pelajaran 2013/2014”. Jurnal
128 http://www.pembelajaraninovatifpadapembelajaranbahasainggris.com
Jurnal JPGSD. Volume03 Nomor 02 Tahun 2015