All images:Internet’s Archives
1
Hukum Perdata Internasional –Kelas D
Kualifikasi
FOKUS
BAHASAN
•
DEFINISI KUALIFIKASI
•
J E N I S T E O R I
KUALIFIKASI
•
JENIS KUALIFIKASI
§ Istilah yang digunakan beragam di
berbagai negara
.
Aanknopingspunten (Ned) AanknÜpfungspunkte (Ger) • Point de Rattachment • Point d’attach (Fr) • Connecting Factors • Point of Contacts (Eng) Momenti di collegamento (Italy) • Titik-titik Taut • Titik-titik Pertalian (Ind)4
KUALIFIKASI
Berbagai istilah
n
Q u a l i f i c a t i o n ( F r ) … C l a s s i f i c a t i o n ,
Characterization (Eng)…, Characterisierung,
Latente Gesetzeskonflikten(Grm)…, Qualificatie
(Ned).
n Translasi atau penyalinan dari fakta sehari-hari
ke dalam istilah hukum [Sudargo Gautama].
Aktivitas mendefinisi fakta sehari-hari ke dalam
kategori yuridis dalam rangka menetapkan
5
KUALIFIKASI,
Mengapa secara umum penting…?
n
Dalam setiap proses pengambilan putusan
hakim atau penentuan solusi hukum, proses
kualifikasi selalu dilakukan.
6
q
Kualifikasi Fakta
Kualifikasi Hukum
Fakta konkrit yang relevan (peristiwa yang menjadi p e r s o a l a n ) . P e r i s t i w a tersebut kemudian ditetapkan sebagai peristiwa hukum berdasarkan kategori yuridis dalam sistem hukum yang telah ada, untuk kemudian ditetapkan kaidah-kaidah hukum yang seharusnya berlaku
Penggolongan seluruh norma hukum ke dalam b a g i a n - b a g i a n a t a u b i d a n g / k e l o m p o k hukum tertentu .
7
KUALIFIKASI,
Perkara itu dikategorikan sebagai perkara apa?
WANPRESTASI atau ONRECHTMATIGEDAAD?
Mengapa kualifikasi penting ?
Ø Proses Pembuktian
Ø Konsekuensi (sanksi)
8
KUALIFIKASI DALAM HPI,
Mengapa menjadi isu penting…?
Dalam perkara HPI, terdapat keunikan
masing-masing sistem hukum di berbagai
negara yang bervariasi, termasuk sistem
9
KUALIFIKASI DALAM HPI,
CONTOH PERSOALAN KUALIFIKASI
n
The Maltese Mariage case 1889—
Anton vs Bartolo
Suami-istri WN Inggris
melangsungkan perkawinan
di Malta, kemudian pindah
ke Aljazair dan menjadi WN
Perancis. Suami memiliki
tanah produktif di Perancis,
saat meninggal dunia, sang
istri menuntut ¼ bagian dari
hasil produksi. Perkara
diajukan ke pengadilan
Aljazair.
10
KUALIFIKASI DALAM HPI,
Mengapa menjadi isu penting…?
q
The Maltese Mariage case 1889—Anton vs Bartolo
TITIK TAUT SEKUNDER : 1.Lex loci celebrationis
2.Matrimonial domicilii
3.Lex rei sitae
4.Lex patriae
5.Lex fori
• Kaidah HPI Perancis dan Inggris
q Masalah pewarisan tanah tunduk pada: Lex
Rei Sitae
q Masalah harta perkawinan (matrimonial rights)
tunduk pada: Lex Loci Celebrationis.
11
KUALIFIKASI DALAM HPI,
Mengapa menjadi isu penting…?
q
The Maltese Mariage case 1889—Anton vs Bartolo
q Persoalan
muncul :
• H u k u m P e r a n c i s m e n g k u a l i f i k a s i f a k t a sebagai peristiwa pewarisan tanah
• H u k u m I n g g r i s m e n g k u a l i f i k a s i f a k t a sebagai « hak janda atas perkawinan » (matrimonial rights)–
HPI Perancis menunjuk hukum intern Perancis sebagai lex causae berdasarkan lex rei sitae. Akibatnya, tuntutan janda akan ditolak karena janda tidak berhak atas harta warisan.
HPI Perancis menunjuk hukum intern Inggris sebagai lex causae berdasarkan lex loci celebrationis yang mengenal hak janda untuk memperoleh b a g i a n d a r i h a s i l t a n a h « usufruct right »).
12
KUALIFIKASI DALAM HPI,
Mengapa menjadi isu penting…?
q
The Maltese Mariage case 1889—Anton vs Bartolo
q
Penyelesaian perkara :
Forum menetapkan bahwa perkara dikualifikasikan sebagai
masalah « harta perkawinan » (matrimonial rights), artinya
kualifikasi hukum Inggris yang digunakan, kemudian
berdasarkan HPI Perancis, Forum memutus perkara
berdasarkan lex loci celebrationis, artinya hukum intern
Inggris yang digunakan, serta mengabulkan tuntutan janda
tersebut.
q
Kritisasi : Hakim Forum dianggap melakukan kualifikasi
berdasarkan hukum yang bukan Lex Fori dan dianggap
tindakan yang tidak tepat!
13
PERSOALAN-PERSOALAN
KUALIFIKASI DALAM HPI,
q
Terminologi hukum yang sama, digunakan untuk
menyatakan peristiwa yang berbeda, e.g.Domisili.
q
Lembaga/konsep hukum tertentu yang tidak dikenal
dalam sistem hukum negara lain, e.g. Trust.
q
Fakta yang sama namun ditetapkan dalam kategori
yuridis yang berbeda, eg.Hak janda atas harta
peninggalan ada yang dikualifikasikan sebagai masalah
pewarisan dan ada yang masalah harta perkawinan.
q
Sistem hukum menempuh proses yang berbeda untuk
mewujudkan status hukum yang sama, e.g.sahnya
kontrak berbeda antara Australia dan Indonesia.
14
TEORI KUALIFIKASI DALAM
HPI,
TEORI YANG MEMPERSOALKAN/
MENETAPKAN BERDASARKAN
SISTEM HUKUM MANA,
KUALIFIKASI DALAM SUATU
PERKARA HPI SEHARUSNYA
15
q
Kualifikasi Lex Fori
q
Kualifikasi Lex causae (Lex Fori yang
diperluas)
q
Kualifikasi Bertahap
q
Kualifikasi Otonom (Analitis)
q
Kualifikasi HPI
TEORI KUALIFIKASI DALAM
HPI [Bayu Seto H]
16
1. Kualifikasi Lex Fori
q
Franz Khan (Grm), Bartin (Fr).
q
Kualifikasi harus dilakukan berdasarkan hukum dari
pengadilan dimana perkara diajukan (Lex Fori) karena
sistem kualifikasi adalah bagian dari hukum intern Lex
fori tersebut, demi alasan :
Ø
Kesederhanaan dan Kepastian.
Ø
Hakim disumpah untuk menegakan hukumnya sendiri.
ØPenggunaan hukum asing hanya wujud kesukarelaan
forum.
Ø
Jika berkaitan dengan lembaga hukum yang tidak
dikenal, maka hakim forum akan menerapkan konsep
hukum Lex Fori yang paling setara/mendekati.
17
1. Kualifikasi Lex Fori
q
Keunggulan : Hakim lebih menguasai hukumnya sendiri!
q
Kelemahan : Kualifikasi yang digunakan sering tidak
sesuai dengan sistem hukum asing yang seharusnya
diberlakukan atau berdasarkan ukuran-ukuran yang tidak
dikenal sama sekali dalam sistem hukum tersebut.
q
Kasus referensi : Ogden vs Ogden (1908)!
18
n
Ogden vs Ogden (1908)
Philip (Perancis) dan Sarah (Inggris) menikah di Inggris tanpa izin orang tua. Izin ini wajib menurut hukum Perancis. Philip pulang ke Perancis dan mengajukan pembatalan di Forum Perancis yang dikabulkan kemudian menikah lagi. Sarah menggugat Philip dengan alazan perzinahan & penelantaran, namun ditolak oleh Forum Inggris. Sarah menikah lagi dengan Ogden di Inggris. Namun Ogden mengajukan permohonan pembatalan perkawinan di Forum Inggris karena menganggap putusan Forum Perancis tidak diakui di Inggris.
19
KUALIFIKASI LEX FORI
q
Ogden vs Ogden
TITIK TAUT SEKUNDER : 1.Lex loci celebrationis
2.Matrimonial domicilii
3.Lex domicilii
• Kaidah HPI Inggris
q Persyaratan esensial tentang perkawinan
termasuk kecakapan untuk menikah (legal
capacity to marry) diatur oleh hukum nasionalnya
yaitu lex domicilii.
q Persyaratan formal untuk sahnya perkawinan
diatur oleh tempat peresmian perkawinan yaitu lex
loci celebrationis.
20
KUALIFIKASI DALAM HPI,
Mengapa menjadi isu penting…?
q
Ogden vs Ogden
q Persoalan
muncul :
• Apakah syarat « izin orang tua » merupakan syarat esensial perkawinan?
• Apakah syarat « izin orang tua » merupakan syarat formal perkawinan?
HPI Inggris menunjuk Hukum Perancis berdasarkan lex domicilii dari Philip yang k e m a m p u a n h u k u m n y a dipersoalkan.
HPI Inggris menunjuk hukum Inggris berdasarkan lex loci celebrationis.
Menurut hukum Inggris, jika hanya persyaratan formal yang t i d a k d i p e n u h i , m a k a perkawinan Philip dan Sarah tetap sah.
21
2. Kualifikasi Lex causae (Lex Fori yang diperluas)
q
Martin,Wolff.
q
Kualifikasi harus dilakukan sesuai dengan sistem serta
ukuran-ukuran dari keseluruhan sistem hukum yang
berkaitan dengan perkara.
q
Kaidah HPI mana dari Lex Fori yang paling erat
kaitannya dengan hukum asing yang mungkin
diberlakukan. Prosesnya :
Ø
Menetapkan kategori yuridik dari suatu peristiwa.
Ø
Baru menetapkan kaidah HPI mana dari Lex Fori
22
2. Kualifikasi Lex causae (Lex Fori yang diperluas)
q
Keunggulan : Dalam perkara HPI, hakim harus
mempertimbangkan aturan dan lembaga hukum asing,
sehingga tidak boleh terikat secara rigid pada konsep Lex
Fori saja [Cheshire].
q
Kelemahan : Sistem hukum asing tertentu mungkin tidak
memiliki sistem kualifikasi yang cukup lengkap bahkan
tidak mengenal kualifikasi lembaga hukum yang sedang
dihadapi dalam perkara [Sunaryati Hartono].
q
Kasus referensi : Nicols vs Nicols (1900)! « Kontrak
yang tegas atau diam-diam untuk mengatur harta
benda dalam perkawinan ».
23
n
Nicols vs Nicols (1900)
Suami-Istri (Perancis) menikah secara resmi di Perancis, mereka tidak membuat perjanjian harta perkawinan. Setelah menikah pindah ke Inggris. Suami meninggal di Inggris dan membuat testamen yang sah menurut hukum Inggris. Wasiatnya ternyata mengabaikan semua hak istri atas harta perkawinan. Istri mengajukan gugatan terhadap testamen dan menuntut hak atas harta bersama (matrimonial rights). Gugatan diajukan ke Forum Inggris.
24
KUALIFIKASI LEX FORI
q
Ogden vs Ogden
TITIK TAUT SEKUNDER : 1.Lex loci celebrationis
2.Matrimonial domicilii
3.Lex patriae/nationality
• Kaidah Intern Inggris
q Status kepemilikan benda bergerak harus diatur dengan kontrak (tegas atau diam-diam)
q Jika tidak ada kontrak semacam itu, diatur oleh lex loci celebrationis (hukum tempat peresmian perkawinan).
• Kaidah Intern Perancis
q Jika tidak ada perjanjian yang tegas, maka merupakan harta bersama (communaute des biens)
25
KUALIFIKASI DALAM HPI,
Mengapa menjadi isu penting…?
q
Nicols vs Nicols
q Proses penyelesaian
• Hakim Forum memasukkan konsep harta
bersama dengan meluaskan konsep
kontrak perkawinan. Hakim menyatakan
bahwa tidak adanya kontrak yang tegas
untuk berpisah harta maka hakim
menganggap terjadi perjanjian diam-diam
untuk bercampur harta
26
3. Kualifikasi Bertahap
q
Adolph Schnitzer (Swiss).
q
Kualifikasi tidak mungkin berdasarkan hukum yang
seharusnya berlaku, sebaliknya Lex causae lah yang harus
ditentukan berdasarkan bantuan proses kualifikasi,
sehingga harus menggunakan Lex Fori terlebih dulu
untuk melakukan kualifikasi. Dilakukan dalam 2 tahap :
Ø
Kualifikasi Tahap Pertama
n
Menggunakan Lex Fori untuk mengkualifikasi perkara
n
Melihat kaidah HPI Lex Fori untuk menentukan Lex
causae
Ø
Kualifikasi Tahap Kedua.
n
Kualifikasi ulang berdasarkan hukum Lex causae
n
Memutus perkara berdasarkan hukum intern Lex
Causae
27
Kualifikasi Bertahap
q
Contoh : WN Swiss meninggal di Inggris, dengan meninggalkan
benda tetap di Perancis dan benda bergerak di Inggris dan Swiss.
Ahli waris adalah WN Swiss dan mengajukan perkara pembagian
warisan di Forum Swiss. Hukum intern Inggris, Perancis dan Swiss
sama-sama mengenal Pewarisan, namun Swiss dan Perancis tidak
mengenal perbedaan antara benda bergerak dan tidak bergerak,
sebaliknya Inggris mengenal perbedaan benda bergerak dan tidak
bergerak.
Hukum intern Swiss menganggap masalah tersebut pewarisan. Hukum intern Inggris mengatur bahwa masalah tersebit merupakan pewarisan benda tetap dan pewarisan benda bergerak.
Jika Kaidah HPI Swiss mengatur:
28
Kualifikasi Bertahap
q
Keunggulan : Lebih menjamin keadilan dan ketelitian
dalam proses penentuan kaidah hukum HPI terhadap
suatu perkara [Cheshire, ehrenzweig, Sunaryati
Hartono].
q
Kelemahan : Berkaitan dengan pengakuan dan
pelaksanaan putusan Pengadilan Swiss di Perancis
mengenai benda tetap (Perancis menganut Lex Rei
Sitae).
29
Kualifikasi Otonom (Analitis)
q
Ernst Rabel (Grm), Beckett (Eng).
q
Bahwa sistem HPI dibentuk untuk menciptakan
keharmonisan internasional. Sehingga diperlukan
suatu konsep yang lebih khas dan universal serta
memiliki makna yang sama dimanapun di dunia, dan
terlepas dari sistem hukum lokal/nasional tertentu.
q
Konsekuensinya : Perlu melakukan perbandingan
hukum dalam rangka membentuk
pengertian-pengertian HPI yang dapat diterima dimana-mana.
30
Kualifikasi Otonom (Analitis)
q
Keunggulan : Semangat seperti ini perlu dibina
dalam suasana HPI, bahkan jika Hakim mengkualifikasi
berdasar Lex Fori, sebaiknya hakim tersebut tetap
memperhatikan prinsip-prinsip dan konsep yang
dikenal secara umum di dunia yang sifatnya hampir
sama (analogous).
q
Kelemahan : Sangat sulit untuk menemukan
pengertian dan konsep HPI yang sama, serta Hakim
harus mempelajari seluruh sistem hukum di dunia .
31
Kualifikasi HPI
q
G.Kegel.
q
Bahwa sistem HPI dibentuk untuk mencapai beberapa
tujuan, yaitu keadilan, kepastian hukum, ketertiban dan
kelancaran dalam lalu lintas pergaulan internasional.
q
Konsekuensinya : HPI harus dilihat sebagai suatu
pendekatan dan bukan kaidah hukum, artinya menetapkan
proses kualifikasi sebaiknya dilakukan setelah menentukan
kepentingan HPI apa yang hendak dilindungi dalam
suatu kaidah HPI tertentu serta memperhatikan
kebijakan dasar yang diakui secara umum dalam HPI.
(E.g. Kesederhanaan dan penerapan yang mudah,
Forum memperlakukan para pihak secara adil, Forum
harus memberlakukan hukum dari negara yang memiliki
kepentingan yang paling besar, Forum melaksanakan
hukumnya sendiri kecuali jika ada alasan kuat untuk
tidak menggunakannya, dsb.)
32
Kualifikasi HPI
q
Keunggulan : Putusan atas perkara HPI akan terasa
lebih adil, lebih fleksibel, lebih seragam dan lebih
predictable.
q
Kelemahan : Perbedaan sistem hukum membuatnya
33
KUALIFIKASI DALAM HPI,
MASALAH PROSEDURAL ATAU
SUBSTANSIAL?
q
Asas HPI yang dianut umumnya :
Ø
Semua persoalan hukum yang dikualifikasikan sebagai
masalah prosedural harus ditentukan berdasarkan Lex Fori.
Ø
Suatu pengadilan hanya akan menerapkan kaidah hukum
asing jika kaidah itu berkenaan dengan substansi perkara dan
akan mempengaruhi putusan.
Ø
Pembedaan masalah daluwarsa dikenal di banyak negara.
Daluwarsa Extinctief, dikategorikan sebagai masalah
prosedural, sedangkan Daluwarsa Acquisitive dikategorikan
sebagai masalah substansial.
34
KUALIFIKASI DALAM HPI,
MASALAH PROSEDURAL ATAU
SUBSTANSIAL
q
Kasus Referensi :
Ø
Kilberg vs Northeast Airlines, Inc (1961)
« Perbedaan aturan mengenai ganti rugi perkara
Wrongful Death Action antar Forum (NY vs
Massachusetts »
Ø