• Tidak ada hasil yang ditemukan

ARTIKEL MANFAAT LITERASI FINANSIAL TERHADAP KEBERLANJUTAN USAHA MIKRO ABSTRAK. A. Pendahuluan. Oleh: Muhamad Affandi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ARTIKEL MANFAAT LITERASI FINANSIAL TERHADAP KEBERLANJUTAN USAHA MIKRO ABSTRAK. A. Pendahuluan. Oleh: Muhamad Affandi"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

ARTIKEL

MANFAAT LITERASI FINANSIAL TERHADAP

KEBERLANJUTAN USAHA MIKRO

(Studi Kasus Pada Usaha Kuliner Siomay Ikan Patin Alumni KUM di Kawasan Puntun Kota Palangka Raya)

Oleh: Muhamad Aff andi

ABSTRAK

Literasi fi nansial secara singkat merupakan tingkatan pengetahuan dan kemampuan seseorang untuk mengelola keuangan dengan didasari atas berbagai sumberdaya maupun potensi yang dimilikinya. Asumsi dasar dari tulisan ini ialah paradigma masyarakat umum bahwa kemampuan mengelola keuangan akan berdampak besar pada keberlanjutan usaha seseorang, dimana tingkatan kemampuan seseorang dalam mengelola keuangan akan menjadi salah satu kunci sukses dalam mengembangkan usahanya. Pertanyaan yang timbul dari kajian ini ialah bagaimana manfaat literasi fi nansial terhadap keberlanjutan usaha mikro? Oleh karena itu tulisan ini mendeskripsikan salah satu studi kasus ketahanan usaha alumni program keaksaraan dengan memanfaatkan nilai-nilai literasi fi nansial. Aktivitas ini dilakukan dengan pendekatan kualitatif menggunakan metode deskriptif, yang didasari pada hasil interview dengan informan, yang tidak lain adalah alumni program keaksaraan usaha mandiri yang sudah menjalankan usaha kuliner siomay ikan patin. Hasil analisis data yang dilakukan menyimpulkan bahwa melalui literasi fi nansial yang baik maka pelaku usaha mikro pada tingkatan pemula sekalipun akan mampu menyusun konsep berupa analisis usaha, aktivitas pemasaran, promosi sekaligus membuat keputusan bisnis yang berorientasi pada jangka panjang, dalam rangka keberlanjutan usahanya. Melalui kajian ini, diharapkan mampu menjadi data awal terkait dengan pemanfaatan nilai-nilai literasi fi nansial secara praktis demi menjaga keseimbangan dan keberlangsungan usaha mikro, apapun jenis usahanya.

Kata kunci: Literasi fi nansial, Keberlangsungan Usaha, KUM

A. Pendahuluan

Literasi fi nansial tidak hanya konsep yang berkaitan dengan keuangan, tetapi lebih kepada bagaimana mengelola keuangan serta ketepatan pengambilan keputusan untuk keberlanjutan unit usaha di masa depan. Ketika pelaku usaha memiliki tingkat literasi fi nansial yang baik, maka akan ada kecenderungan untuk mampu mengelola keuangan pada unit usahanya secara lebih baik; sekaligus mampu mengidentifi kasi serta mengakses berbagai peluang sehingga mampu menjaga keberlanjutan usahanya tersebut. Pengelolaan keuangan dimaksudkan sebagai suatu cara mengelola dana yang dimiliki saat ini dalam rangka pemenuhan kebutuhan saat ini sekaligus mampu mempersiapkan pemenuhan kebutuhan di masa depan. Konsep keberlanjutan usaha itu sendiri berorientasi pada pencapaian kinerja jangka panjang yang penting dalam suatu usaha. Suatu usaha yang dijalankan, apapun itu; akan mengalami kondisi statis atau bahkan tidak memiliki arah yang jelas apabila pelakunya tidak memiliki konsep pengembangan usaha jangka panjang. Oleh sebab itu, berbagai upata strategis bagi para pelaku usaha mutlak diperlukan sebagai upaya menjaga keberlanjutan usahanya (business sustainability). Salah satu treatment yang dapat diterapkan ialah melalui peningkatan literasi fi nansial bagi pelaku usaha, terutama pada tatanan usaha mikro.

Mengacu pada hasil survey yang dilakukan oleh Otoritas Jasa Keuangan diketahui bahwa literasi fi nansial masyarakat Indonesia masih tergolong rendang, yaitu tidak sampai 50 persen. Selain itu, survey lain yang dilakukan oleh Bank Indonesia juga mengungkapkan bahwa pelaku UKM di Indonesia memiliki pengatahuan dan kemampuang pengelolaan keuangan yang masih rendah. Rendahnya tingkat pemahaman terhadap literasi fi nansial ini mengakibatkan pengelolaan keuangan usaha yang tidak optimal. Beberapa contoh diantaranya yaitu ketidakmampuan memilih sumber pendanaan, ketidakmampuan mengelola aset yang dimiliki, serta ketidakmampuan pelaku usaha untukmemanfaatkan berbagai peluang dan sumberdaya sebagai media promosi yang potensial. Hal ini secara tidak langsung akan berdampak pada keberlangsungan usahanya di masa yang akan datang. Berbagai program untuk menyisipkan nilai-nilai fi nansial dan kewirausahaan telah banyak disusun dan disosialisasikan oleh pemerintah. Salah satu dari sekian banyak program tersebut ialah Keaksaraan Usaha Mandiri. Program ini merupakan kegiatan peningkatan kemampuan keberaksaraan bagi peserta didik yang telah mengikuti dan atau mencapai kompetensi keaksaraan dasar, melalui

(2)

pembelajaran rintisan usaha yang dapat meningkatkan motivasi peserta didik, baik secara perorangan maupun kelompok sehinggga diharapkan dapat merintis usaha dalam rangka peningkatan taraf hidupnya.

Berdasarkan hasil identifi kasi awal, yaitu wawancara dengan Khairia Ulfah, selaku pegiat pendidikam masyarakat di Kota Palangka Raya, diperoleh informasi bahwa program Keaksaraan Usaha Mandiri yang pernah dilaksanakan sudah cukup mampu mencapai tahapan aplikatif bidang kewirausahaan pada diri warga belajar, dimana pendidik menggunakan suatu pendekatan yang tepat dalam mensinergikan antara nilai-nilai keaksaraan dengan budaya wirausaha. Sampai saat ini, terdapat beberapa usaha kecil yang mulai dirintis oleh alumni program keaksaraan usaha mandiri tersebut, salah satunya ialah Ibu Murni, Ibu Nabila dan Ibu Lamsiah yang merintis usaha siomay dan aneka makan olahan ikan patin sebagai diversifi kasi produk yang dikembangkan oleh PKBM Luthfi llah, tempat ia belajar KUM dulu.

Berangkat dari fenomena tersebut, maka kajian ini bermaksud untuk mengetahui manfaat literasi fi nansial bagi keberlanjutan usaha kuliner siomay ikan patin oleh alumni KUM di Puntun, Kota Palangka Raya; dengan hasil agar nantinya dapat tersusun konsep serta informasi deskriptif terkait dengan pemanfaatan literasi fi nansial bagi pelaku usaha pemula, khususnya di sektor rumah tangga dan usaha mikro.

B. Kajian Teori

1. Literasi Finansial

Literasi fi nansial merupakan pengetahuan terkait dengan konsep keuangan, kemampuan mengkomunikasikan pemahaman tentang kecakapan pengelolaan keuangan usaha, serta kemampuan mengambil keputusan bisnis secara strategis dan tepat dalam situasi tertentu (Suryani, 2017). Dalam upaya pengukuran tingkat literasi fi nansial seseorang, digunakan tiga indikator sebagaimana yang disampaikan oleh Nasrum (2016) antara lain: 1) mampu membuat keuntungan keuangannya secara periodik, artinya memiliki pemasukan yang lebih besar daripada pengeluaran; 2) mampu membuat perhitungan tentang penggunaan dana yang dimiliki; dan 3) mampu menganalisis kinerja keuangannya.

2. Keberlanjutan Usaha

Konsepsi keberlanjutan usaha mengasumsikan bahwa setiap usaha akan tetap ada pada masa yang akan datang. Pelaku usaha selalu berusaha

untuk mencapai tujuan dan meningkatkan nilai usahanya. Aribawa (2016) memaparkan bahwa keberlanjutan usaha diindikasikan berdasarkan keberhasilan perusahaan dalam melakukan inovasi, pengelolaan karyawan dan pelanggan, serta pengembalian terhadap modal awalnya. Hasil ukuran tersebut akan memperlihatkan bahwa perusahaan memiliki orientasi untuk berkembang serta mampu menangkap peluang inovasi secara berkelanjutan. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi keberlanjutan usaha, salah satu diantaranya adalah literasi keuangan yang dimiliki oleh pelaku usaha. Dengan kata lain, diharapkan literasi keuangan yang dimiliki oleh pelaku usaha akan memberikan manfaat bagi keberlanjutan usaha.

3. Keaksaraan Usaha Mandiri

Mengacu pada Petunjuk Teknis yang diterbitkan oleh Direktorat Pembinaan Pendidikan Keaksaraan dan Kesetaraan (2018:7), Keaksaraan Usaha Mandiri diartikan sebagai berikut: KUM adalah layanan pendidikan keaksaraan yang menyelenggarakan pembelajaran bagi peserta didik yang telah selesai melaksanakan pendidikan keaksaraan dasar dalam rangka mengembangkan kompetensi bagi warga masyarakat dengan menekankan peningkatan keberaksaraan dan pengenalan kemampuan berusaha. Adapun yang menjadi tujuan utama dari program ini ialah meningkatkan keberdayaan peserta didik melalui peningkatan sikap, pengetahuan, dan keterampilan berusaha secara mandiri.

C. Metode Kajian

Pendekatan yang digunakan dalam studi ini ialah pendekatan kualitatif, yang menyajikan penjelasan dalam bentuk kata-kata (Arikunto, 2006:12). Mengacu pada tujuan penelitian, maka penelitian ini termasuk penelitian deskriptif. ”Penelitian deskriptif adalah penelitian yang menggambarkan atau mendeskripsikan terhadap objek yang diteliti melalui data sampel atau populasi sebagaimana adanya, tanpa melakukan analisis dan kesimpulan yang berlaku untuk umum.

Data pada studi ini merupakan data hasil wawancara dengan informan. Tiga alumni keaksaraan usaha mandiri yaitu M (informan 1), N (informan 2) dan L (informan 3). Ketiga informan tersebut telah memperoleh pendidikan KUM dan saat ini telah mulai merintis usaha dengan bidang kuliner berupa siomay dan aneka olahan ikan patin yang tidak lain merupakan diversifi kasi produk dari PKBM Luthfi llah Kota Palangka Raya. Aktivitas wawancara

(3)

dilakukan dengan menggunakan pedoman wawancara yang berkaitan dengan pertanyaan tentang manfaat literasi fi nansial bagi keberlanjutan usaha mereka.

D. Hasil Dan Pembahasan

1. Sekilas Puntun

Puntun merupakan daerah pesisir Sungai Kayahan yang sebetulnya berlokasi Rindang Banua, Kelurahan Pahandut, Kecamatan Pahandut, Kota Palangka Raya. Kata Puntun itu sendiri berasal dari istilah masyarakat yang berarti jembatan kayu yang bersusun. Dinamakan demikian karena sebagaian besar jalan di wilayah Puntun dibuat dari susunan kayu ulin. Kondisi mayoritas rumah masyarakatnya pun berasal dari kayu yang dibuat menjadi rumah panggung. Rindang Banua itu sendiri memiliki arti yaitu rindu dengan lingkungan, artinya siapapun yang pindah dari wilayah ini, suatu saat akan bermukim kembali di wilayah tersebut.

Kondisi Terkini Lokasi Puntun, Rindang Banua, Pahandut Tantangan yang dihadapi oleh PKBM Luthfi llah selaku penyelenggara program pendidikan masyarakat di wilayah tersebut ialah paradigma masyarakat yang mengidentikan Puntun sebagai “red area”, karena di daerah tersebut diyakini banyak pelaku kriminalitas yang bermukim di wilayah tersebut, baik pengedar narkotika, pengguna narkotika, pencuri sampai pada penjudi. Akan tetapi, seiring dengan perhatian serta pembinaan dari berbagai pihak, perlahan profi l Puntun itu sendiri telah berubah, saat ini bahkan Puntun menjadi salah satu lokasi terselenggaranya Kampung Literasi dan pusat berbagai program pendidikan masyarakat di Kota Palangka Raya.

2. Manfaat Literasi Finansial bagi Keberlanjutan Usaha Informan

Sebagai bentuk menjaga keberlanjutan usaha olahan ikan patin, ketiga laumni program keaksaraan usaha mandiri selaku pengelola usaha perlu memiliki pengetahuan dan kemampuan dalam mengelola keuangan, merencanakan keuangan usaha dan mengambil keputusan usaha. Pengetahuan dan kemampuan tersebut yang biasa didefi nisikan sebagai literasi fi nansial. Mengacu pada hasil wawancara, ketiga informan mengetahui dan memahami konsep literasi fi nansial, dimana untuk mengelola suatu usaha tidaklah cukup dengan hanya memiliki kemampuan bidang usaha tertentu saja, tetapi juga diperlukan pemahaman dan kemampuan untuk mengimplementasikan berbagai pengetahuan seputar pengelolaan keuangan.

Literasi fi nansial mencakup pengetahuan keuangan yang dimiliki individu dan kemampuannya dalam mengelola keuangan berdasarkan kompetensi yang dimilikinya sehingga dapat memberikan nilai tambah secara ekonomis bagi kesejahteraannya.inti dari konsep literasi fi nansial itu sendiri ialah bahwa dengan memiliki kompetensi keuangan yang mumpuni, seseorang akan mampu membuat keputusan bisnis yangtepat, yang nantinya akan berdampak pada keberlangsungan usahanya dalam jangka panjang. Terkait dengan manfaat literasi fi nansial dalam keberlanjutan usaha olahan ikan patin, berikut adalah hasil wawancara dengan informan.

“Saat ini saya adalah ibu rumah tangga yang juga sedang menempuh pendidikan kesetaraan, meskipun sudah tua dan memiliki anak, saya masih sangat ingin belajar. Sebelumnya, pengetahuan tentang modal dan membuat olahan ikan patin ini saya peroleh dari PKBM Luthfi llah melalui berbagai kegiatan. Melalui berbagai kegiatan tersebut, saja tidak hanya diajarkan mengolah ikan patin, tetapi juga diajarkan bagaimana mengembangkan kreasi saya, serta melihat kebutuhan langganan dan masyarakat sekitar, sehingga sampai sekarang dagangan saya tetap diminati. Saya juga diajarkan untuk melakukan promosi menggunakan facebook yang sangat membantu dalam mempromosikan dagangan saya. Untuk mengetahui kondisi keuntungan dan modal saya, saya biasanya melakukan pencatatan di buku tulis. Saat kondisi keuntungan saya lebih besar dibandingkan modal yang saya keluarkan, maka usaha saya sedang dalam kondisi untung, Alhamdulillah sampai saat ini masih seperti itu.” (M; informan 1).

“Pertama kali saya memulai usaha warung, saya kehabisan dana disaat pesanan sedang banyak-banyaknya. Karena saya lulusan program keaksaraan

(4)

dasar, saya diajak untuk ikut dalam program keaksaraan usaha mandiri yang diadakan oleh PKBM Luthfi llah. Setelah itu, saya diberikan pinjaman dana dan juga diajarkan oleh tutor bagaimana menghitung dana secara sederhana dan menghitung keuntungan juga. Sejak saat itu, saya mulai mencatat semua pengeluaran dan pemasukan saya dan saya menjadi paham dengan arus kas di tempat dagangan saya. Sampai saat ini, Alhamdulillah usaha saya masih bertahan.” (N; informan 2).

“Pada awalnya saya tidak punya keberanian untuk memulai usaha, terlebih lagi saya hanya tamatan SD kelas 2 dan sudah sangat lama tidak belajar lagi. Lalu teman-teman pengajian mengajak saya untuk ikut program KUM, katanya ada diajarkan membuat makanan juga, jadi saya tertarik. Dan ternyata setelah saya jalankan bersama dengan Ibu M (informan 1), saya dapat menambah pemasukan saya, lumayan untuk menambah jajan anak dan untuk tabungan sedikit-sedikit.” (L; informan 3).

Berdasarkan hasil pengumpulan data melalui wawancara dan ditunjang dengan analisis menggunakan berbagai teori yang relevan menunjukkan bahwa literasi fi nansial memberikan manfaat bagi keberlanjutan usaha, sehingga upaya peningkatan kompetensi terkait dengan hal tersebut harus dilakukan secara berkesinambungan. Pelaku usaha tidak cukup hanya dengan memiliki pengetahuan yang berkaitan dengan prinsip-prinsip pengelolaan keuangan, akan tetapi juga penting untuk mampu memahami dan menerapkan pengetahuan keuangan yang dimiliki. Pengetahuan keuangan yang dimiliki diharapkan akan mampu menuntun pelaku usaha untuk mengambil keputusan bisnis secara tepat berdasarkan situasi tertentu, sehingga pada akhirnya akan mampu menjaga keberlanjutan usahanya. Selain itu, dengan berbekal pengalaman dalam penerapan pengetahuan keuangan (pengelolaan keuangan) maka pelaku usaha diharapkan memiliki keunggulan dalam persaingan usaha.

Sebagai pihak perumus kebijakan, Direktorat Pembinaan Pendidikan Keaksaraan dan Kesetaraan perlu untuk menyusun sebuah acuan teknis tentang peningkatan literasi fi nansial bagi perintis usaha pemula, terutama yang berasal dari alumni berbagai program pendidikan keaksaraan. Selain untuk memelihara keberaksaraan masyarakat, langkah ini juga diyakini dapat meningkatkan taraf perekonomian bagi para alumni program keaksaraan, yang sekaligus menjadi daya tarik masyarakat untuk ikut berpartisipasi aktif

pada tiap kegiatannya. Saat tingkat pengetahuan pengelolaan keuangan telah meningkat, maka langkah berikutnya ialah menstimulasi pelaku usaha untuk mampu mengimplementasikan pengetahuan tentang pengelolaan keuangan, salah satu indikatornya adalah meningkatnya penggunaan media promosi oleh pelaku usaha sesuai dengan kebutuhan dan analisis usahanya.

Salah Satu Aktivitas Promosi di laman Facebook

                    

Gambar (a), (b), (c) dan (d) Alumni Program KUM yang Berwirausaha HASIL/OUTPUT PROGRAM

(a) (b)

(d) (c)

(5)

3. Permasalahan dan Upaya Pemecahan Masalah (Analisis SWOT)

ANALISIS

SWOT

Strength Weakness

a. Keunggulan produk a. Belum memiliki cukup pengalaman

b. Keterampilan dan keahlian

b. Kurangnya sumberdaya manusia

c. Bahan baku mudah didapat Opprtunity a. Banyaknya konsumen a. Melakukan program promosi jitu

a. berlatih secara terstruktur dan komprehensif b. Sistem

pemasaran

b. Meningkatkan produksi

b. Belajar berbisnis dengan segala fasilitas yang ada dan menjalin koneksi seluas-luasnya Threats a. Keacuhan konsumen a. Melakukan promosi kepada konsumen yang sekiranya tertarik dengan produk kami a. Memperbaiki sistem manajemen b. Menawarkan keuntungan yang didapat dengan membeli produk kami

b. Meningkatkan promosi c. Menjaga kualitas produk

a. Faktor Internal

1) Strength (kekuatan)

a) Keunggulan produk; Kami menawarkan suatu produk makanan sehat dengan harga yang ekonomis dan rasa yang lezat.

b) Kreativitas; Kami menawarkan kreativitas baru dalam mengolah ikan dengan mengabungkan berbagai rasa Makanan Beku ikan yang menarik, yaitu rasa ayam, daging dan sayuran.

c) Bahan baku yang mudah didapat; Bahan baku pembuatan Frozen Food ini tersedia banyak dan mudah di dapat serta harganya terjangkau. karena Kota Palangka Raya adalah kota ikan serta jenisnya beraneka ragam sehingga dapat meningkatkan pilihan rasa.

2) Weakness (kelemahan)

a) Belum memiliki cukup pengalaman; Pengalaman untuk memulai usaha yang masih sangat minim merupakan suatu kelemahan yang harus diatasi.

b. Faktor Eksternal

1) Opportunity (peluang)

a) Banyaknya konsumen; Banyaknya masyarakat yang menggemari berbagai macam variasi makanan beku, karena makanan beku merupakan makanan yang sudah siap dan mudah diolah. Dengan adanya frozen food ini akan menambah variasi makanan beku dan menawarkan cita rasa baru bagi masyarakat pada umumnya.

b) Sistem pemasaran; Pemasaran yang akan kami lakukan cukup mudah. Kami akan memasarkannya dilingkungan kampus dan tempat tinggal.

2) Th reats (ancaman)

Salah satu bentuk ancaman yang dikhawatirkan dapat terjadi adalah keacuhan konsumen. Terkadang masyarakat kurang tertarik terhadap makanan yang dibuat dari bahan sederhana seperti ikan dan gaya konsumsi masyarakat saat ini dikuasai oleh makanan-makanan modern, siap saji, dan dari bahan-bahan impor.

E. Simpulan

Mengacu pada hasil analisis dan pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa literasi fi nansial bermanfaat bagi keberlanjutan usaha. Ketiga informan sebagai pelaku usaha memiliki pemahaman literasi fi nansial yang baik sehingga memiliki kemampuan untuk mengelola keuangannya secara tepat. Informan sebagai sumber data pada studi ini dinilai dapat lebih memahami konsep mengelola keuangan, menganalisis peluang usaha, serta memanfaatkan berbagai media sebagai promosi yang potensial. Berbagai kemampuan tersebut disinyalir mampu menjaga keberlanjutan usaha mereka pada bidang kuliner, yakni aneka makanan olahan ikan patin.

Implikasi yang diperoleh dari studi ini ialah, bahwa pengetahuan keuangan saja ternyata belumlah cukup untuk menjaga kestabilan usaha seseorang. Selain dari itu, dibutuhkan pula tekad bagi para pelaku usaha, dalam hal ini alumni KUM yang lain untuk mampu menerapkan pengetahuan yang dimiliki sehingga mereka dapat merencanakan dan memulai usahanya, baik jangka pendek maupun untuk keberlangsungan jangka panjang. Dengan kata lain, literasi fi nansial diharapkan mampu memberikan manfaat bagi para pelaku usaha untuk menjaga keberlanjutan usahanya dengan mengintegrasikan berbagai keilmuan (keaksaraan), bisnis maupun berbagai potensi lokal masyarakat untuk kepentingan jangka panjang.

(6)

DAFTAR PUSTAKA

Alwi, Hasan. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Balai Pustaka: Jakarta.

Arikunto, S. 1996. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek. Rineka Cipta, Jakarta.

Aribawa, D. (2016). Pengaruh Literasi Keuangan terhadap Kinerja dan Keberlangsungan UMKM di Jawa

Tengah. Jurnal Siasat Bisnis, Vol. 20 (1), 1-13.

Creswell.J. 2010. Research Design Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed. Third ed. Pustaka Pelajar, Yogyakarta..

Departemen Pendidikan Nasional. 2003. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional. Depdiknas, Jakarta.

Direktorat Pembinaan Pendidikan Keaksaraan dan Kesetaraan, Ditjen PAUD dan DIKMAS, Kemdikbud. 2018. Petunjuk Teknis Bantuan Operasional Penyelenggaraan Pendidikan

Keaksaraan Usaha Mandiri. Jakarta: Kemdikbud.

Hung, AA., Parker, AM., and Yoong, J. (2009). Defi ning and Measuring Financial Literacy. RAND Working Papers.

Lerman, R.I., and Bell, E. (2006). Financial Literacy Strategies: Where Do we Go From Here?. Networks Financial Institute at Indiana State University.

Mandell, L. and Klein, L.S. (2009). The Impact of Financial Literacy Education on Subsequent Financial

Behavior. Journal of Financial Counseling and Planning, Vol. 20 (1), 15-24. http://ssrn.

com/abstract=2224231. (diakses pada tanggal 10 November 2018).

Nasrum, A. (2016). Melek atau Tidak, Ini indikator untuk Mengukur Tingkat Literasi Keuangan Anda. http://intisari.grid.id/Finance/Melek-Atau-Tidak-Ini IndikatorUntuk-Mengukur-Tingkat-Literasi-Keuangan-Anda. (diakses pada tanggal 10 November 2018).

Puspitaningtyas, Zarah. (2017). Manfaat Literasi Keuangan bagi Business Sustainability. Prosiding Seminar Nasional Kewirausahaan dan Inovasi Bisnis VII. Yogyakarta: Universitas Tarumanegara.

Sudjana, H.D. 2004. Pendidikan Non Formal. Falah Production, Bandung.

Suryani, S., Nuraini, E., Kadir, E.A., dan Ramadhan, S. (2017). Analysis of Financial Literacy in Micro

Business in Pekanbaru Indonesia. Proceeding, The 14th UBAYA International Annual

Symposium on Management.

ARTIKEL

HINDARI INVESTASI BODONG DENGAN

LITERASI FINANSIAL

Oleh:Annas Firdausi

ABSTRAK

Literasi fi nansial adalah pengetahuan, kemampuan, keahlian, dan keyakinan diri masyarakat dalam mengelola keuangannya dengan cara yang benar dan bertanggung jawab. Literasi fi nansial menjadi solusi dalam menyaring berbagai efek negatif dari perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. Banyak produk/jasa keuangan yang muncul dengan modus yang berbeda-beda. Akibatnya, semakin sulit menentukan mana investasi yang sah dan mana investasi bodong. Literasi fi nansial menjadi penting karena sangat sedikit masyarakat Indonesia yang benar-benar mengetahui produk/ jasa keuangan yang ada, fi tur-fi turnya, lembaga pengelola, serta resikonya. Kajian ini merupakan penelitian studi kepustakaan yakni dengan pengambilan data melalui data sekunder yang ada dan studi pustaka yang terkait dengan topik penelitian. Hasil kajian menunjukkan bahwa Literasi fi nansial adalah ‘senjata’ ampuh untuk meminimalisir korban investasi bodong yang semakin marak di masyarakat. Dengan literasi fi nansial, masyarakat mampu mengenali tanda bahaya dari tawaran investasi yang datang, mampu merencanakan keuangannya secara benar, dan mampu memanfaatkan pengetahuan dan kemampuannya dalam mengambil keputusan secara fi nansial. Pada akhirnyam literasi fi nansial diharapkan dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat, karena mereka bisa mengakses sumber-sumber daya ekonomi dan menggunakannya dengan cara yang benar. Literasi fi nansial dapat ditingkatkan dengan edukasi terhadap masyarakat untuk lebih hati-hati mengenali produk/jasa keuangan, mengenali investasi yang cocok, mengenali lembaga investasi yang sah, edukasi literasi fi nansial sejak usia dini, sosialisasi secara luas kepada masyarakat dengan media yang tepat, serta mendorong partisipasi masyarakat. Literasi fi nansial sangat diperlukan sebagai modal bagi masyarakat untuk bisa meningkatkan taraf hidupnya, karena dengan pengetahuan, keahlian, dan kepercayaan diri masyarakat bisa memanfaatkan sumber daya ekonomi yang ada dengan benar untuk kesejahteraannya.

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dari perancangan Sport Center dengan menerapkan konsep pencahayaan alami di Kota Bontang ini adalah mewadahi aktivitas olahraga yang sesuai dengan standar

Momen nominal hasil uji experiment pada benda uji balok bertulangan bambu Wulung takikan tipe U dengan jarak takikan 15 cm lebar 10 mm didapat rerata sebesar 0,231

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah Tuhan Yang Maha Esa, Yesus Kristus Anak Allah Yang Tunggal, Roh kudus, Santa Maria Tak Bernoda dan Santo Yudas Tadeus yang karena

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2000 tentang Pengesahan Ke II : Konvensi Nomor 183 Concerning The Prohibition And Inmediate Action For The

Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Penggunaan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) di Wilayah Kerja Puskesmas Pancoran Mas Kota Depok Tahun 2011.. Skripsi Ilmu

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan komponen makna, jenis makna dan fungsi semantis verba mengambil dalam bahasa dayak Banyadu.. Sebagai satuan bahasa

Penguatan tata kelola dan akuntabilitas di lingkungan instansi pemerintah perlu mendapatkan pengawasan secara sistematik. Hal ini bertujuan agar pelaksanaan tugas pokok

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh literasi keuangan dan sikap keuangan terhadap perilaku keuangan pada pelaku usaha mikro, kecil dan menengah di