• Tidak ada hasil yang ditemukan

MEDAN MAKNAA VERBA MENGAMBIL DALAM BAHASA DAYAK ARTIKEL PENELITIAN ASTERIA ENDANG NIM F

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MEDAN MAKNAA VERBA MENGAMBIL DALAM BAHASA DAYAK ARTIKEL PENELITIAN ASTERIA ENDANG NIM F"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

MEDAN MAKNA VERBA MENGAMBIL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN MEDAN MAKNA VERBA MENGAMBIL DALAM BAHASA

BANYADU

ARTIKEL PENELITIAN

ASTERIA ENDANG NIM F11408004

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS TANJUNGPURA

PONTIANAK

2013

DALAM BAHASA DAYAK

(2)
(3)

MEDAN MAKNA VERBA MENGAMBIL DALAM BAHASA

DAYAK BANYADU

Asteria Endang, Paternus Hanye, Firman Susilo

Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia, PBS FKIP Untan e-mail: een_pubakalbar@yahoo.co.id

Abstrack: The general problem this research is taken verb meaning field in Dayak Banyadu language. The purpose of this research is to describe meaning component, meaning field, and semantic function of taken verb meaning field. The method in this research is descriptive method. The data in this research are words that contain taken verb meaning. The source of data is Dayak Banyadu language.The technique in data collecting is conversation involving gathering technique and the research instrument are questions list, recording tape, data card, pictures, and photos. The result showed that taken verb in Dayak Banyadu language is a two taken with tool and taken without tool.

Keywords: verb, taken verb, meaning.

Abstrak: Masalah umum penelitian ini adalah medan makna verba mengambil dalam Bahasa Dayak Banyadu. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan komponen makna, jenis makna dan fungsi semantis verba mengambil. Metode dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Data penelitian ini adalah kata-kata yang mengandung makna verba mengambil. Sumber data adalah Bahasa Dayak Banyadu. Teknik yang digunakan adalah teknik simak libat cakap dan alat pengumpulan data yaitu daftar pertanyaan, seperangkat perekam, kartu data, gambar dan foto. Hasilnya menunjukan bahwa verba mengambil dalam bahasa dayak Banyadu ada dua yaitu mengambil menggunakan alat dan mengambil tanpa alat.

Kata Kunci: verba, verba mengambil, makna

ahasa merupakan alat komunikasi utama bagi manusia, dengan bahasa manusia dapat mengungkapkan ide dan gagasannya sehingga terjadi komunikasi antara sesama manusia. Melalui bahasa segala sesuatu dapat dipahami dan dimengerti sesuai dengan apa yang dimaksud oleh seseorang dalam berkomunikasi kepada orang lain. Oleh karena itu, pengetahuan mengenai bahasa perlu ditingkatkan untuk membina dan mengembangkan bahasa.

Bahasa daerah merupakan bagian dari kebudayaan nasional sekaligus kebudayaan daerah. Sebagai bagian dari kebudayaan nasional, bahasa daerah yang

(4)

hidup dan berkembang di wilayah Indonesia harus dipelihara kelestariannya. Dengan demikian, bahasa daerah juga akan tetap berkembang seiring dengan perkembangan bahasa Indonesia itu sendiri. Bahasa Dayak Banyadu (BDB) adalah salah satu bahasa daerah yang masih hidup dan berkembang di Kalimantan Barat. Bahasa ini digunakan oleh suku Dayak Banyadu yang berdomisili di Kecamatan Banyuke Hulu, Kabupaten Landak. Seperti bahasa Indonesia yang berfungsi sebagai bahasa nasional dan bahasa negara, BDB juga di lihat dari kedudukan dan fungsinya merupakan (1) lambang identitas dan kebanggaan masyarakat Dayak Banyadu di Kabupaten Landak, (2) alat komunikasi dalam lingkungan keluarga dan masyarakat setempat, (3) bahasa yang digunakan dalam upacara adat atau dalam menuturkan cerita rakyat.

Mengingat pentingnya fungsi tersebut, perhatian khusus perlu diberikan terhadap bahasa daerah ini. Perhatian khusus yang dimaksud adalah upaya membina dan memelihara bahasa daerah khususnya bahasa Dayak Banyadu di Kabupaten Landak. Upaya tersebut dapat dilakukan melalui penelitian. Pemilihan medan makna verba mengambil dalam bahasa Dayak Banyadu (BDB) sebagai objek penelitian didasarkan beberapa pertimbangan. Pertama, penelitian mengenai medan makna verba mengambil dalam bahasa Dayak Banyadu belum pernah dilakukan. Kedua, verba mengambil dalam BDB sangat produktif sehingga menarik untuk diteliti. Penelitian ini dilakukan di desa Untang. Alasan penelitian ini dilakukan di desa Untang karena desa Untang merupakan pusat kebudayaan bahasa Dayak Banyadu di Kecamatan Banyuke Hulu sehingga sangat memudahkan peneliti untuk mengumpulkan data.

Ada beberapa penelitian serupa mengenai medan makna sudah dilakukan dan diseminarkan oleh Jamnah (2011) dengan judul “Medan Makna Verba Melihat Bahasa Melayu Dialek Kapuas Hulu”. Suhardany (2011) dengan judul “Medan Makna Verba Jatuh dalam Bahasa Melayu Sambas”. “Relasi Makna Verba Mengambil dalam Bahasa Melayu Dialek Sambas” oleh Sundari (2011). sedangkan penelitian terhadap Medan Makna Verba Mengambil dalam BDB belum pernah dilakukan. Penelitian dalam bidang linguistik sebelumnya mengenai BDB baru diteliti oleh Fransiskus Antonius (2011) dengan judul “ Bentuk Nomina Bahasa Dayak Banyadu ” dan Yustina (2012) dengan judul “ Pronomina Bahasa Dayak Banyadu”. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan komponen makna, jenis makna dan fungsi semantis verba mengambil dalam bahasa dayak Banyadu.

Sebagai satuan bahasa yang dapat berdiri sendiri, kata tentu mengandung makna dan setiap kata tersebut dapat dikelompokan sesuai dengan medan maknanya. Umpamanya, dalam Bahasa Indonesia kata mengambil mempunyai medan makna mencuri, merampok, memetik, merampas, dan menjolok. BDB juga memiliki medan makna kata mengambil yaitu, nako, arintak, etes, olok, ail, opot, aupm, opor, aok, ento, epet, akomok, ikup, nubut, muat, mokat, mutik. Verba mengambil dalam BDB sangat produktif sehingga menarik untuk diteliti.

Kridalaksana (2008:151) berpendapat medan makna (semantic field, semantic domain) adalah bagian dari sistem semantik bahasa yang menggambarkan bagian dari bidang kebudayaan atau realitas dalam alam semesta

(5)

tertentu dan yang direalisasikan oleh seperangkat unsur leksikal yang maknanya berhubungan. Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan medan makna adalah kata-kata atau unsur leksikal yang maknanya saling berhubungan dan berada dalam satu bidang kegiatan. Contoh dalam bahasa Indonesia kata memetik, menyauk, menimba, memanen, mencuri, merampok, merampamps, memancing, memukat, menjala, menangguk, membubu, menyerkap, menuba, memanah berada dalam satu bidang kegiatan yaitu mengambil.

Kata-kata atau unsur leksikal yang maknanya saling berhubungan dalam suatu bidang tertentu jumlahnya tentu tidak sama dari satu bahasa dengan bahasa lain. Misalnya medan makna verba mengambil dalam bahasa dayak Banyadu tidak akan sama dengan medan makna verba mengambil dalam bahasa Melayu. Hal itu disebabkan oleh situasi budaya dari masing-masing masyarakat. Intinya bahwa bahasa berkaitan erat dengan budaya masyarakat yang bersangkutan.

Fokus penelitian ini meliputi deskripsi komponen makna, jenis makna dan fungsi semantis verba mengambil dalam BDB. Kridalaksana (2008:129) berpendapat komponen makna adalah satu atau beberapa unsur yang bersama-sama membentuk makna kata atau ujaran. Misalnya, kata ‘merampok’ mengandung komponen makna +mengambil milik orang lain, +tanpa izin, +dengan paksa atau kekerasan, sedangkan kata ‘mencuri’ mengandung komponen makna +mengambil milik orang lain, +tanpa izin dan +mengambil secara diam-diam. Tanda (+) berarti mempunyai komponen makna, sedangkan tanda (-) tidak mempunyai komponen makna.

Pendapat tersebut memberikan gambaran yang jelas mengenai konsep komponen makna. Dengan komponen makna kita dapat membedakan makna kata yang satu dengan kata yang lain. Analisis semantik kata yang dibuat seperti di atas tentu banyak memberi manfaat dalam memahami makna-makna kalimat. Akan tetapi, pembuatan daftar kosakata dengan disertai ciri-ciri semantiknya secara lengkap bukanlah pekerjaan yang mudah sebab memerlukan ketelitiaan, waktu dan tenaga yang cukup besar.

Menurut Parera (2004:161) manfaat analisis komponen makna adalah: 1. Analisis komponen makna kata dapat memberikan jawaban atas pertanyaan mengapa beberapa kalimat benar, mengapa kalimat lain tidak benar dan mengapa beberapa kalimat bersifat anomali. Kita dapat mengatakan bahwa kalimat-kalimat analitis, kontradiktoris dan anomali karena komponen-komponen makna kata dalam kalimat itu berkecocokan, bertentangan dan tidak berhubungan. 2. Dengan analisis komponen atau komposisi makna kata, kita dapat meramal hubungan antara makna. Hubungan antara makna secara umum dibedakan atas empat tipe, yaitu kesinoniman, keantoniman, keberbalikan dan kehiponiman.

3. Komponen makna dapat digunakan sebagai alat uji bahwa kalimat (a), (b) bersifat analitis, kalimat (c), (d) bersifat kontradiktis dan kalimat (e), (f) bersifat anomali berdasarkan desain satu sistem logika. Misalnya, kita mendengar kalimat ‘ sekretarisnya seorang pria’. Secara logis dengan dasar komponen

(6)

makna kata kita akan membuat kesimpulan bahwa sekretarisnya itu ‘dewasa’ dan ‘berjenis kelamin jantan’.

Paparan di atas menunjukan bahwa analisis komponen makna dapat memberikan manfaat juga memiliki keterbatasan. Artinya, bahwa analisis komponen makna tidak dapat diterapkan pada semua kata.

Kridalaksana (2008:133) makna leksikal berarti makna unsur-unsur bahasa sebagai lambang benda, peristiwa dan lainnya, makna leksikal dimiliki unsur-unsur bahasa lepas dari penggunaannya atau konteksnya. Contoh memukat (v) bermakna menangkap ikan dengan pukat. Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa makna leksikal dari suatu kata adalah gambaran yang nyata tentang suatu konsep seperti yang dilambangkan oleh kata itu.

Kata-kata yang bermakna dibentuk oleh komponen makna dan masing-masing mempunyai fungsi semantis. Menurut KBBI (2008:400) fungsi adalah kegunaan suatu hal, sedangkan semantis adalah berhubungan dengan ilmu tentang makna dalam bahasa. Kridalaksana (2008:68) mengatakan bahwa fungsi semantis adalah peran. Jadi, fungsi semantis adalah kegunaan atau peran makna dalam suatu bahasa. Berhubungan dengan fungsi dan makna dalam menentukan fungsi menjadi sulit sebab fungsi dan makna terjalin erat, tidak dapat dipisahkan satu dari yang lain. Contoh: (1) ‘Mencuri’ fungsi semantisnya untuk memperoleh sesuatu untuk kepentingan tertentu. (2) ‘Menculik’ fungsi semantisnya mendapatkan seseorang untuk misi tertentu.

METODE

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif. Menurut Moleong (2007:11) deskriptif adalah data yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar, dan bukan angka-angka. Berdasarkan metode deskriptif bentuk penelitian yang sepadan digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, presepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa (Moleong, 2007:6). Adapun data dalam penelitian ini adalah kata-kata yang mengandung medan makna verba mengambil dalam BDB. Sumber data terkait dengan dari siapa informasi mengenai fokus penelitian diperoleh (Muhammad, 2011:167). Sumber data dalam penelitian ini adalah seorang Temanggung atau ketua adat di desa Untang.

Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah teknik simak libat cakap terhadap informan yang merupakan penduduk sekaligus penutur asli BDB. Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah teknik simak libat cakap terhadap informan yang merupakan penduduk sekaligus penutur asli BDB. Simak dalam penelitian ini maksudnya peneliti menyimak penggunaan bahasa berupa tuturan dari informan. Dalam teknik ini upaya peneliti untuk mendapatkan data dilakukan dengan cara menyadap penggunaan bahasa yang dituturkan oleh informan. Libat maksudnya adalah peneliti langsung terlibat dalam pengambilan dan pemunculan data, sedangkan cakap dalam penelitian ini maksudnya cara yang ditempuh berupa percakapan

(7)

terarah antara peneliti dengan informan. Pada pelaksanaan teknik ini, peneliti langsung melakukan percakapan dengan informan dengan cara melakukan pancingan. Cara tersebut dilakukan karena percakapan yang diharapkan sebagai pelaksanaan metode tersebut hanya dimungkinkan muncul jika peneliti memberi stimulasi (pancingan) pada informan untuk memunculkan gejala kebahasaan yang diharapkan oleh peneliti. Pancingan tersebut dapat berupa bentuk makna-makna yang biasanya tersusun dalam daftar pertanyaan (Mahsun, 2007:96).

Alat yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah peneliti sendiri dibantu dengan Tablet sebagai perekam dan kertas pencatat data. Teknik analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan melakukan transkripsi, penerjemahan, klasifikasi data dan menganalisis data.

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil

Analisis komponen terhadap leksem verba mengambil digunakan metabahasa, yaitu sebagai berikut. (1) Dari sudut pandang arah mengambil ditemukan komponen makna, ke atas, ke bawah, ke depan dan ke belakang. (2) Dari sudut pandang posisi telapak tangan ditemukan komponen makna menggenggam, mengerucut, terbuka, ke atas, dan ke bawah. (3) Dari sudut pandang jarak ditemukan komponen makna jauh, dekat, tinggi, dan rendah. (4) Dari sudut pandang tanpa alat (anggota tubuh) ditemukan komponen makna dengan satu tangan, dengan dua tangan, dengan lima jari (tangan), dengan dua jari (tangan), dengan satu jari (tangan), dan dengan kaki. (5) Dari sudut pandang dengan alat ditemukan komponen makna galah, kayu atau bambu, parang, pengait, pisau, ani-ani, sabit bubu, jala, jaring, pancing, panah, pukat, serkap, tangguk, ember, gayung, sendok. (6) Dari sudut pandang posisi badan ditemukan komponen makna berdiri, duduk, jongkok, jinjit, membungkuk, menyelam dan tiarap. (7) Dari sudut pandang sasaran ditemukan komponen makna benda, hewan, tumbuhan, dan manusia. (8) Dari sudut pandang ukuran ditemukan komponen makna besar, kecil dan sedang. (9) Dari sudut pandang jumlah ditemukan komponen makna satu, beberapa, sedikit, banyak. (10) Dari sudut pandang waktu ditemukan komponen makna pagi, siang, sore, malam. (11) Dari sudut pandang tujuan ditemukan komponen makna untuk disimpan, untuk dimakan, untuk dipindahkan, untuk dibuang, untuk menyakiti, untuk dijual, dan untuk digunakan. (12) Dari sudut pandang emosi ditemukan komponen makna marah-marah, paksa, kekerasan, diam-diam, dan biasa. Berikut ini diuraikan analisis komponen makna dari beberapa leksem yang merupakan anggota konsep verba mengambil dalam BDB.

Berdasarkan paparan di atas ditemukan verba mengambil dalam BDB terbagi menjadi dua yaitu mengambil menggunakan alat dan tanpa alat. Berikut leksem-leksem verba mengambil dalam bahasa Dayak Banyadu yang menggunakan alat yaitu marampok, miah, ais, aok, oker, olok, ukit, mokat, abubu, aca, ail, ajala, ajakam, nuba, ikup, manco, mogot, alapis, utupm, nabuk, ari, nogo, dan arakait. Sedangkan mengambil tanpa alat dalam BDB diperoleh kata mata, maut, muat, mutik, nadah, nako,

(8)

nakap, narik, nedel, aupm, araup, oho, noles, nubut, amut, arintak, opet, opot, seo, moar, narokom, akomok, akahap, agar, aritis, etes, aok, ehak dan ento ‘.

Pembahasan

a. Mengambil dengan Alat

(1) Leksem marampok ‘merampok’

Leksem marampok mempunyai arah mengambil ke bawah, ke depan dan ke belakang. Posisi telapak tangan mengenggam, mengerucut, ke atas dan ke bawah. Jarak dekat dan rendah. Tanpa alat dengan satu dan dua tangan, dengan lima jari (tangan) dan dengan dua jari (tangan). Posisi badan berdiri, dan membungkuk. Sasaran benda. Ukuran besar, kecil dan sedang. Jumlah beberapa dan banyak. Tujuan untuk menyakiti, untuk dijual dan digunakan. Emosi paksa dan kekerasan.

(2) Leksem miah ‘menimba’

Leksem miah mempunyai arah mengambil ke bawah dan ke depan. Posisi telapak tangan menggenggam. Jarak jauh, dekat dan rendah. Tanpa alat dengan satu tangan. Dengan alat ember. Posisi badan berdiri, jongkok dan membungkuk. Sasaran benda. Ukuran besar, kecil dan sedang. Jumlah satu, beberapa dan banyak. Tujuan untuk dipindahkan dan digunakan. Emosi biasa.

(3) Leksem ais ‘mengais’

Leksem ais mempunyai arah mengambil ke bawah dan ke depan. Posisi telapak tangan menggenggam dan ke bawah. Jarak dekat dan rendah. Tanpa alat dengan satu dan dua tangan. Dengan alat sabit, sendok, parang dan kayu. Posisi badan membungkuk, jongkok dan duduk. Sasaran benda dan tumbuhan. Tujuan untuk dimakan, dipindahkan dan dibuang. Emosi biasa.

(4) Leksem aok ‘menyauk’

Leksemaok mempunyai arah mengambil ke bawah dan ke depan. Posisi telapak tangan menggenggam. Jarak jauh, dekat dan rendah. Tanpa alat dengan satu dan dua tangan. Dengan alat jaring, ember, gayung dan sendok. Posisi badan berdiri, jongkok dan membungkuk. Sasaran benda, hewan dan tumbuhan. Ukuran besar, kecil dan sedang. Jumlah satu, beberapa dan banyak. Tujuan untuk disimpan, dimakan, dipindahkan, dijual dan digunakan. Emosi biasa.

(5) Leksem oker ‘menjangkau’

Leksem oker mempunyai arah mengambil ke atas, ke bawah dan ke depan. Posisi telapak tangan mengenggam dan ke bawah. Jarak tinggi, rendah dan jauh. Tanpa alat dengan satu tangan. Dengan alat galah, pengait dan kayu. Posisi badan berdiri, jongkok, jinjit, membungkuk dan tiarap. Sasaran benda. Ukuran besar, kecil dan sedang. Jumlah satu dan beberapa. Tujuan disimpan, dipindahkan dan digunakan. Emosi biasa.

(9)

Leksem olok ‘menjolok’ mempunyai arah mengambil ke atas dan ke depan. Posisi telapak tangan menggenggam, ke atas dan ke bawah. Jarak jauh dan tinggi. Tanpa alat dengan satu dan dua tangan. Dengan alat galah. Posisi badan berdiri dan jinjit. Sasaran tumbuhan (buah). Ukuran besar, kecil dan sedang. Jumlah satu, beberapa dan banyak. Tujuannya untuk dimakan dan untuk dijual. Emosi biasa.

(7) Leksem ukit ‘mencungkil’

Leksem ukit ‘mencungkil’ mempunyai arah mengambil ke bawah dan ke depan. Posisi telapak tangan menggenggam, mengerucut dan ke bawah. Jarak jauh dan tinggi. Tanpa alat dengan satu tangan. Dengan alat parang, pisau dan jarum. Posisi badan berdiri, duduk, jongkok dan membungkuk. Sasaran benda. Ukuran besar, kecil dan sedang. Jumlah satu dan beberapa. waktu pagi, siang dan sore. Tujuannya untuk dimakan dan untuk di buang. Emosi biasa.

(8) Leksem mokat ‘memukat’

Leksem mokat mempunyai arah mengambil ke bawah, dan ke depan. Posisi telapak tangan menggenggam dan kebawah. Jarak dekat dan rendah. Tanpa alat dengan dua tangan. Dengan alat pukat. Posisi badan berdiri dan membungkuk. Sasaran hewan. Ukuran besar, kecil dan sedang. Jumlah beberapa dan banyak. Tujuan untuk dimakan dan dijual. Emosi biasa.

(9) Leksem abubu ‘membubu’

Leksem abubu mempunyai arah mengambil ke bawah dan ke depan. Posisi telapak tangan menggenggam dan ke bawah. Jarak dekat dan rendah. Tanpa alat dengan dua tangan. Dengan alat bubu. Posisi badan membungkuk. Sasaran hewan. Ukuran besar, kecil dan sedang. Jumlah satu, beberapa dan banyak. Tujuan untuk dimakan. Emosi biasa.

(10) Leksem aca ‘memanah’

Leksem aca mempunyai arah mengambil ke bawah dan ke depan. Posisi telapak tangan menggenggam dan ke bawah. Jarak dekat dan rendah. Tanpa alat dengan dua tangan. Dengan alat panah. Posisi badan membungkuk dan menyelam. Sasaran hewan. Ukuran besar, kecil dan sedang. Jumlah satu. Waktu siang dan malam. Tujuan untuk dimakan. Emosi biasa.

(11) Leksem ail ‘memancing’

Leksem ail mempunyai arah mengambil ke bawah dan ke depan. Posisi telapak tangan menggenggam. Jarak jauh, dekat dan rendah. Tanpa alat dengan satu dan dua tangan. Dengan menggunakan alat pancing. Posisi badan berdiri, jongkok dan duduk. Sasaran hewan. Ukuran besar, kecil dan sedang. Jumlah satu. Tujuan untuk dimakan dan dijual. Emosi biasa.

(12) Leksem ajala ‘menjala’

Leksem ajala mempunyai arah mengambil ke bawah dan ke depan. Posisi telapak tangan menggenggam dan ke bawah. Jarak dekat dan rendah. Tanpa alat dengan satu tangan. Dengan alat jala. Posisi badan berdiri. Sasaran hewan. Ukuran besar, kecil dan sedang. Jumlah beberapa dan banyak. Tujuan dimakan dan dijual. Emosi biasa.

(10)

Leksem ajakam mempunyai arah mengambil ke bawah. Posisi telapak tangan menggenggam dan ke bawah. Jarak dekat dan rendah. Tanpa alat dengan satu tangan. Dengan alat serkap. Posisi badan berdiri dan membungkuk. Sasaran hewan. Ukuran besar dan sedang. Jumlah satu dan beberapa. Tujuan untuk dimakan. Emosi biasa.

(14) Leksem nuba ‘menuba’

Leksem nuba mempunyai arah mengambil ke bawah dan ke depan. Posisi telapak tangan menggenggam dan ke bawah. Jarak dekat dan rendah. Tanpa alat dengan satu dan dua tangan. Dengan alat tangguk dan jaring. Posisi badan membungkuk. Sasaran hewan. Ukuran besar, kecil dan sedang. Jumlah banyak. Waktu malam. Tujuan untuk dimakan dan dijual. Emosi biasa.

(15) Leksem ikup ‘menangguk’

Leksem ikup mempunyai arah mengambil ke bawah dan ke depan. Posisi telapak tangan menggenggam dan ke bawah. Jarak dekat dan rendah. Tanpa alat dengan satu dan dua tangan. Dengan alat tangguk dan jaring. Posisi badan membungkuk. Sasaran hewan. Ukuran besar, kecil dan sedang. Jumlah satu, beberapa dan banyak. Tujuan untuk dimakan dan dijual. Emosi biasa.

(16) Leksem manco ‘memancung

Leksem mancomempunyai arah mengambil ke atas, ke bawah, ke depan. Posisi telapak tangan mengenggam dan ke bawah. Jarak tinggi, rendah dan dekat. Dengan satu tangan. Dengan alat parang dan pisau. Posisi badan berdiri, jinjit dan membungkuk. Sasaran tumbuhan. Ukuran kecil dan sedang. Jumlah satu dan beberapa. Waktu pagi, siang dan sore. Tujuan untuk dimakan dan digunakan. Emosi biasa.

(17) Leksem mogot ‘memanen’

Leksem mogot mempunyai arah mengambil ke bawah dan ke depan. Posisi telapak tangan mengenggam dan ke bawah. Jarak dekat dan rendah. Tanpa alat dengan dua tangan. Dengan alat sabit. Posisi badan jongkok dan membungkuk. Sasaran tumbuhan. Ukuran kecil dan sedang. Jumlah banyak. Tujuan untuk dimakan dan dijual. Emosi biasa.

(18) Leksem alapis ‘memanen’

Leksem alapis mempunyai arah mengambil ke bawah dan ke depan. Posisi telapak tangan menggenggam dan ke bawah. Jarak dekat dan rendah. Tanpa alat dengan satu tangan. Dengan alat ani-ani. Posisi badan berdiri, membungkuk dan jongkok. Sasaran tumbuhan. Ukuran kecil. Tujuan untuk dimakan dan dijual. Emosi biasa.

(19) Leksem utupm ‘memanen’

Leksem utupm mempunyai arah mengambil ke bawah dan ke depan. Posisi telapak tangan menggenggam dan ke bawah. Jarak dekat dan rendah. Tanpa alat dengan satu tangan. Dengan alat ani-ani. Posisi badan berdiri dan membungkuk. Sasaran tumbuhan. Ukuran kecil. Jumlah banyak. Tujuan untuk dimakan dan dijual. Emosi biasa.

b. Mengambil tanpa alat (1) Leksem mata ‘memetik’

(11)

Leksem mata mempunyai arah mengambil ke atas, ke bawah dan ke depan. Posisi telapak tangan megerucut dan ke bawah. Jarak dekat dan rendah. Tanpa alat dengan satu tangan, dengan lima jari (tangan) dan dua jari (tangan). Posisi badan berdiri dan membungkuk. Sasaran benda dan tumbuhan. Ukuran kecil dan sedang. Jumlah beberapa dan banyak. Tujuan untuk dimakan. Emosi biasa.

(2) Leksem maut ‘meraih’

Leksem maut mempunyai arah mengambil ke atas dan ke depan. Posisi telapak tangan mengenggam, dan ke bawah. Jarak dekat dan rendah. Tanpa alat, dengan satu tangan dan dengan lima jari (tangan) Posisi badan berdiri dan membungkuk. Sasaran tumbuhan. Ukuran besar, kecil dan sedang. Jumlah satu dan beberapa. Tujuan untuk dimakan. Emosi biasa.

(3) Leksem muat ‘menderes’

Leksem muat mempunyai arah mengambil ke bawah. Posisi telapak tangan ke bawah. Jarak dekat dan rendah. Tanpa alat dengan dua tangan dan dengan satu jari (tangan). Posisi badan membungkuk. Sasaran benda. Ukuran kecil. Jumlah banyak. Waktu pagi. Tujuan untuk dijual. Emosi biasa.

(4) Leksem mutik ‘memungut’

Leksem mutik mempunyai arah mengambil ke bawah dan ke depan. Posisi telapak tangan mengerucut dan ke bawah. Jarak dekat dan rendah. Tanpa alat dengan satu tangan dan dengan dua jari (tangan). Posisi badan membungkuk, jongkok dan duduk. Sasaran benda dan tumbuhan. Ukuran besar, kecil, dan sedang. Jumlah satu dan beberapa. Tujuan untuk disimpan, untuk dimakan, untuk dipindahkan, untuk dibuang dan untuk digunakan. Emosi biasa.

(5) Leksem nadah ‘menadah’

Leksem nadah mempunyai arah mengambil ke atas, ke bawah dan ke depan. Posisi telapak tangan terbuka dan ke atas. Jarak dekat dan rendah. Tanpa alat dengan dua tangan. Posisi badan berdiri, duduk, jongkok dan membungkuk. Sasaran benda. Ukuran besar, dan sedang. Jumlah sedikit. Tujuan untuk dimakan dan untuk digunakan. Emosi biasa.

(6) Leksem nako ‘mencuri’

Leksem nako mempunyai arah mengambil ke atas, ke bawah, ke depan dan ke belakang. Posisi telapak tangan menggengam, mengerucut, ke atas dan ke bawah. Jarak dekat, tinggi dan rendah. Tanpa alat dengan satu dan dua tangan, dengan lima jari (tangan) dan dengan dua jari (tangan). Posisi badan berdiri, jongkok, jinjit dan membungkuk. Sasaran benda, hewan dan tumbuhan. Ukuran besar, kecil, sedang. Jumlah satu, beberapa dan banyak. Waktu malam. Tujuan untuk dimakan, dijual dan digunakan. Emosi diam-diam.

(7) Leksem nakap ‘mengambil’

Leksem nakap ini memiliki komponen makna bersifat arah mengambil ke atas, ke bawah, ke depan dan ke belakang. Posisi telapak tangan mengenggam dan ke bawah. Jarak dekat dan rendah. Tanpa alat dengan satu tangan, dengan dua tangan dan dengan lima jari (tangan). Posisi badan berdiri, duduk, jongkok dan membungkuk. Sasaran benda, hewan dan manusia. Ukuran besar, kecil dan sedang. Jumlah satu dan beberapa. Tujuan untuk di simpan, di makan,

(12)

dipindahkan, di buang, menyakiti, di jual dan untuk digunakan. Emosi diam-diam dan biasa.

(8) Leksem narik ‘menarik’

Leksem narik ini memiliki komponen makna bersifat arah mengambil ke atas, ke depan dan ke belakang. Posisi telapak tangan mengenggam dan ke bawah. Jarak dekat, tinggi dan rendah. Tanpa alat dengan satu tangan, dengan dua tangan dan dengan lima jari (tangan). Posisi badan berdiri, jongkok, membungkuk. Sasaran benda dan tumbuhan. Ukuran besar, kecil dan sedang. Jumlah satu dan beberapa.Tujuan untuk dipindahkan, untuk digunakan. Emosi biasa.

(9) Leksem nedel ‘mencocol’

Leksemnedel mempunyai arah mengambil ke bawah dan ke depan. Posisi telapak tangan mengerucut dan ke bawah. Jarak dekat dan rendah. Tanpa alat dengan satu tangan, dengan lima jari (tangan) dan dua jari (tangan). Posisi badan berdiri, duduk, dan jongkok. Sasaran benda. Ukuran kecil. Jumlah sedikit. Tujuan untuk dimakan. Emosi biasa.

(10) Leksem aupm ‘mengenggam’

Leksem aupm mempunyai arah mengambil ke bawah dan ke depan. Jarak dekat dan rendah. Tanpa alat dengan satu tangan dan lima jari (tangan). Posisi badan berdiri, duduk, jongkok dan membungkuk. Sasaran benda dan tumbuhan. Ukuran kecil dan sedang. Jumlah satu, beberapa dan banyak. Tujuan untuk di simpan, di makan, dipindahkan, dibuang. Emosi biasa.

(11) Leksem araup ‘meraup’

Leksem araup mempunyai arah mengambil ke bawah dan ke depan. Posisi telapak tangan terbuka dan ke atas. Jarak dekat dan rendah. Tanpa alat dengan dua tangan dan dengan lima jari (tangan). Posisi badan berdiri, duduk, jongkok dan membungkuk. Sasaran benda dan tumbuhan. Ukuran kecil dan sedang. Jumlah banyak. Tujuan untuk disimpan, untuk dimakan, untuk dipindahkan, dan untuk dibuang. Emosi biasa.

(12) Leksem oho‘menceluk’

Leksem oho mempunyai arah mengambil ke bawah. Posisi telapak tangan mengenggam dan ke bawah. Jarak rendah. Tanpa alat dengan satu tangan dan dengan lima jari (tangan). Posisi badan berdiri dan membungkuk. Sasaran benda dan hewan. Ukuran kecil dan sedang. Jumlah satu dan beberapa. Tujuan untuk di simpan, dimakan, dan dipindahkan. Emosi biasa.

(13) Leksem noles ‘mencolek’

Leksemnoles mempunyai arah mengambil ke bawah dan ke depan. Posisi telapak tangan ke bawah. Jarak dekat dan rendah. Tanpa alat dengan satu tangan dan satu jari (tangan). Posisi badan berdiri, duduk, dan jongkok. Sasaran benda. Ukuran kecil dan sedang. jumlah sedikit. Tujuan untuk dimakan. Emosi biasa.

(14) Leksem nubut ‘mencabut’

Leksemnubut mempunyai arah mengambil ke bawah dan ke depan. Posisi telapak tangan mengenggam dan ke bawah. Jarak dekat dan rendah. Tanpa alat dengan satu dan dua tangan dan dengan lima jari (tangan). Posisi badan berdiri dan membungkuk. Sasaran benda dan tumbuhan. Ukuran besar, kecil dan sedang. Jumlah satu, beberapa dan banyak. Tujuan untuk dimakan, dipindahkan, di buang dan untuk dijual. Emosi biasa.

(13)

(15) Leksem amut ‘menadah’

Leksem amut mempunyai arah mengambil ke bawah, ke depan. Posisi telapak tangan terbuka dan ke atas. Jarak jauh. Tanpa alat dengan dua tangan dan lima jari (tangan). Posisi badan berdiri, duduk, dan membungkuk. Sasaran benda dan tumbuhan. Ukuran kecil dan sedang. Jumlah satu. Tujuan untuk disimpan, dimakan, dipindahkan dan digunakan. Emosi biasa.

(16) Leksem arintak ‘merampas’

Leksem arintak mempunyai arah mengambil ke bawah, ke depan. Posisi telapak tangan mengenggam, mengerucut, dan ke bawah. Jarak dekat dan rendah. Tanpa alat dengan satu tangan, dengan lima jari (tangan) dan dengan dua jari (tangan). Posisi badan berdiri, duduk, jongkok, dan membungkuk. Sasaran benda dan manusia. Ukuran besar, kecil dan sedang. Jumlah satu, beberapa dan banyak. Tujuan untuk dimakan, untuk dijual, dan untuk digunakan. Emosi marah dan paksa.

(17) Leksem opet ‘mencopet’

Leksem opet mempunyai arah mengambil ke bawah, ke depan dan ke belakang. Posisi telapak tangan mengerucut dan ke bawah. Jarak dekat dan rendah. Tanpa alat dengan satu tangan dan dua jari (tangan). Posisi badan berdiri, duduk, jongkok, membungkuk. Sasaran benda. Ukuran besar, kecil dan sedang. Jumlah satu, beberapa, banyak. Tujuan untuk dimakan, dijual dan digunakan. Emosi diam-diam.

(18) Leksem opot ‘menjumput’

Leksemopot mempunyai arah mengambil ke bawah dan ke depan. Posisi telapak tangan mengerucut dan ke bawah. Jarak dekat dan rendah. Tanpa alat dengan satu tangan dan dengan dua jari (tangan). Posisi badan berdiri, duduk, dan jongkok. Sasaran benda. Ukuran kecil dan sedang. Jumlah satu, beberapa dan sedikit. Tujuan untuk dimakan. Emosi biasa.

(19) Leksem seo ‘berebut’

Leksem seo mempunyai arah mengambil ke bawah dan ke depan. jarak dekat dan rendah. Tanpa alat dengan dua tangan. Posisi badan berdiri, membungkuk dan tiarap. Sasaran benda dan tumbuhan. Ukuran besar, kecil dan sedang. Jumlah satu, beberapa dan banyak. Tujuan untuk dimakan, dipindahkan. Emosi marah-marah, paksa dan kekerasan.

(20) Leksem moar ‘menderes’

Leksem moar mempunyai arah mengambil ke atas, ke bawah dan ke depan. Posisi telapak tangan mengenggam. Jarak dekat, tinggi dan rendah. Tanpa alat dengan satu tangan, dengan dua tangan dan dengan lima jari (tangan). Posisi badan berdiri dan jinjit. Sasaran hewan. Ukuran kecil dan sedang. Jumlah banyak. Tujuan untuk dimakan dan dijual. Emosi diam-diam.

(21) Leksem narokom ‘menyungkup’

Leksem narokom mempunyai arah mengambil ke atas, ke bawah dan ke depan. Posisi telapak tangan mengenggam dan ke bawah. Jarak dekat dan rendah. Tanpa alat dengan dua tangan dan dengan lima jari (tangan). Posisi badan berdiri dan membungkuk. Sasaran hewan. Ukuran kecil dan sedang. Jumlah satu. Waktu malam. Tujuan untuk dimakan dan dijual. Emosi diam-diam.

(14)

Leksem akomok mempunyai arah mengambil ke bawah dan ke depan. Jarak dekat dan rendah. Tanpa alat dengan satu dan dua tangan. Posisi badan jongkok dan membungkuk. Sasaran hewan. Ukuran kecil dan sedang. Jumlah satu. Tujuan untuk dimakan. Emosi diam-diam.

(23) Leksem akahap ‘mencengkeram’

Leksem akahap mempunyai arah mengambil ke bawah. Posisi telapak tangan mengenggam dan ke bawah. Jarak dekat dan rendah. Tanpa alat dengan satu tangan dan lima jari (tangan). Posisi badan jongkok dan membungkuk. Sasaran hewan. Ukuran kecil dan sedang. Jumlah satu. Tujuan untuk dimakan. Emosi biasa.

(24) Leksem agar ‘mengguncang’

Leksemagar mempunyai arah mengambil ke depan. Posisi telapak tangan mengenggam dan ke bawah. Jarak dekat dan rendah. Tanpa alat dengan satu tangan dan dua tangan. Posisi badan berdiri. Sasaran tumbuhan. Ukuran besar, kecil dan sedang. Jumlah beberapa dan banyak. Tujuan untuk dimakan. Emosi biasa.

(25) Leksem aritis ‘menyiangi’

Leksem aritis mempunyai arah mengambil ke depan. Posisi telapak tangan mengerucut dan ke bawah. Jarak dekat dan rendah. Tanpa alat dengan dua tangan, lima jari (tangan) dan dua jari (tangan). Posisi badan duduk. Sasaran tumbuhan. Ukuran kecil dan sedang. Jumlah beberapa dan banyak. Tujuan untuk dimakan dan dibuang. Emosi biasa.

(26) Leksem etes ‘memetik’

Leksem etes mempunyai arah mengambil ke atas, ke bawah dan ke depan. Posisi telapak tangan mengerucut dan ke bawah. Jarak dekat dan rendah. Tanpa alat dengan satu tangan dan dengan dua jari (tangan). Posisi badan berdiri, jongkok dan membungkuk. Sasaran tumbuhan. Ukuran besar, kecil dan sedang. Jumlah satu, beberapa dan banyak. Tujuan untuk dimakan dan dijual. Emosi biasa.

(27) Leksem aok ‘mengapai’

Leksem aok mempunyai arah mengambil ke atas. Posisi telapak tangan mengenggam, ke atas dan ke bawah. Jarak tinggi. Tanpa alat dengan satu tangan, lima jari (tangan) dan dua jari (tangan). Posisi badan berdiri dan jinjit. Sasaran tumbuhan. Ukuran besar, kecil dan sedang. Jumlah satu dan beberapa. Tujuan untuk dimakan. Emosi biasa.

(28) Leksem ehak ‘mematahkan’

Leksem ehak mempunyai arah mengambil ke atas dan ke depan. Posisi telapak tangan mengenggam, mengerucut dan ke bawah. Jarak dekat dan rendah. Tanpa alat dengan satu tangan, dengan lima jari (tangan) dan dua jari (tangan). Posisi badan berdiri. Sasaran tumbuhan. Ukuran kecil dan sedang. Jumlah satu. Tujuan untuk dimakan. Emosi biasa.

(29) Leksem ento‘mematahkan’

Leksem ento mempunyai arah mengambil ke bawah dan ke depan. Posisi telapak tangan mengerucut dan ke bawah. Jarak dekat dan rendah. Tanpa alat dengan satu tangan dengan lima jari (tangan) dan dengan dua jari (tangan).

(15)

Posisi badan berdiri dan membungkuk. Sasaran tumbuhan. Ukuran kecil dan sedang. Jumlah satu. Tujuan untuk dimakan. Emosi biasa.

Berdasarkan medan dan komponen makan yang dibahas telah ditemukan leksem-leksem verba mengambil dalam BDB. Leksem-leksem tersebut juga dianalisis berdasarkan jenis makna yaitu makna leksikal dan makna denotatif. Semua leksem verba mengambil dalam BDB yang telah ditemukan tersebut merupakan jenis makna leksikal dan denotatif. Setiap kata dan makna tentu menpunyai fungsi semantis, berikut fungsi semantis leksem-leksem verba mengambil dalam BDB.

(1) Mengambil dengan Alat

(a) Leksem marampok ‘merampok’ fungsi semantis menganiaya. (b) Leksem miah ‘menimba’ memiliki fungsi semantis mengangkut air. (c) Leksemais ‘mengais’ fungsi semantis untuk membersihkan.

(d) Leksemaok ‘menyauk’ memiliki fungsi semantis memindahkan sesuatu. (e) Leksemoker ‘menjangkau’ fungsi semantis untuk meraih benda.

(f) Leksem olok ‘menjolok’ memiliki fungsi semantis memudahkan mendapatkan buah.

(g) Leksem ukit ‘mencungkil’ memiliki fungsi semantis melepaskan benda. (h) Leksem mokat ‘memukat’ memiliki fungsi semantis untuk menjaring ikan. (i) Leksem abubu ‘membubu’ fungsi semantis untuk menjebak ikan.

(j) Leksem aca ‘memanah’ fungsi semantis untuk membunuh ikan. (k) Leksem ail ‘memancing’ memiliki fungsi semantis mengelabui ikan. (l) Leksem ajala ‘menjala’ memiliki fungsi semantis untuk menjaring ikan. (m) Leksem ajakam ‘menyerkap’ fungsi semantis menyungkup dan

mengurung ikan.

(n) Leksem nuba‘menuba’ fungsi semantis untuk mematikan ikan. (o) Leksem ikup ‘menangguk’ fungsi semantis untuk menjebak ikan.

(p) Leksem manco ‘memancung’ fungsi semantis untuk menghilangkan bagian dari tumbuhan.

(q) Leksem mogot ‘memanen’ fungsi semantis menikmati hasil tanaman. (r) Leksemalapis ‘memanen’ fungsi semantis menghabiskan sisa padi. (s) Leksem utupm ‘memanen’ fungsi semantis menikmati hasil tanaman. (t) Leksem nabuk ‘menebang’ fungsi semantis untuk menumbangkan

pohon.

(u) Leksem ari ‘mengali’ fungsi semantis mengeluarkan sesuatu dari lubang.

(v) Leksem nogo‘memotong’ fungsi semantis untuk memutuskan.

(w) Leksem arakait ‘mengait’ fungsi semantis mempermudah menjangkau buah.

(2) Mengambil Tanpa Alat

(a) Leksem mata‘memetik’ fungsi semantis menikmati hasil tanaman. (b) Leksem maut ‘meraih’ fungsi semantis untuk menggapai buah.

(c) Leksem muat ‘memungut air karet’ fungsi semantis membiayai hidup. (d) Leksem mutik ‘memungut’ fungsi semantis untuk membersihkan. (e) Leksem nadah ‘menadah’ fungsi semantis untuk keadaan mendesak. (f) Leksem nako ‘mencuri’ fungsi semantis untuk kepentingan tertentu.

(16)

(g) Leksem nakap ‘mengambil’ fungsi semantis untuk keperluan tertentu. (h) Leksem narik ‘menarik’ fungsi semantis untuk menyelamatkan sesuatu. (i) Leksem nedel ‘mencocol’ fungsi semantis menikmati makanan.

(j) Leksem aupm ‘mengenggam’ fungsi semantis menjaga agar tidak cecer.

(k) Leksem ‘araup ‘meraup’ fungsi semantis memperoleh sesuatu banyak-banyak.

(l) Leksem oho‘menceluk’ fungsi semantis untuk mersakan sesuatu. (m) Leksem noles ‘mencolek’ fungsi semantis membatasi yang dimakan. (n) Leksem nubut ‘mencabut’ fungsi semantis mengeluarkan sesuatu. (o) Leksem amut ‘menadah’ fungsi semantis menerima benda. (p) Leksem arintak ‘merampas’ fungsi semantis mengejutkan.

(q) Leksem opet ‘mencopet’ fungsi semantis untuk kepentingan tertentu. (x) Leksem opot ‘menjumput’ fungsi semantis membatasi makanan. (y) Leksem seo‘ berebut’ fungsi semantis untuk menunjukan kemampuan. (r) Leksem moar ‘memanen madu’ fungsi semantis untuk kesehatan.

(s) Leksem narokom ‘menyungkup’ fungsi semantis menangkap malam hari.

(t) Leksem akomok ‘menerkam’ fungsi semantis mengurung hewan.

(u) Leksem akahap ‘mencengkeram’ fungsi semantis menangkap ikan tanpa alat.

(v) Leksem agar ‘mengugurkan’ fungsi semantis menjatuhkan buah. (w) Leksem aritis ‘menyiangi’ fungsi semantis untuk membersihkan sayur. (x) Leksemetes ‘memetik’ fungsi semantis melepaskan buah dari tangka. (y) Leksem aok ‘menggapai’ fungsi semantis usaha mengambil sesuatu

tanpa alat.

SIMPULAN DAN SARAN Simpulan

Indonesia mempunyai keanekaragaman bahasa, satu diantaranya adalah bahasa dayak Banyadu. Berdasrkan analisis data dapat disimpulkan bahwa verba mengambil yang terdapat dalam BDB berjumlah 52 leksem dan dibagi menjadi dua yaitu mengambil menggunakan alat dan mengambil tanpa alat.

Mengambil menggunakan alat dalam BDB ditemukan kata manco ‘memancung’, miah ‘menimba’, mogot ‘memanen’, mokat ‘memukat’, nabuk ‘menebang’, abubu ‘membubu’, aca ‘memanah’, ail ‘memancing’, ais ‘mengais’,ajala ‘menjala’, ajakam ‘menyerkap’, alapis ‘memanen’, ari ‘menggali’, utupm ‘memanen’, nogo ‘memotong’, nuba ‘menuba’, aok ‘menyauk’, arakait ‘mengait’, ikup ‘menangguk’. Sedangkan mengambil tanpa alat dalam BDB diperoleh kata marampok ‘merampok’, mata ‘memetik’, maut ‘meraih’, moar ‘menderes’, muat ‘menderes’, mutik ‘memungut’, nadah ‘menadah’, nako ‘mencuri’, nakap ‘mengambil’, narik ‘menarik’, narokom ‘menyungkup’, nedel ‘mencocol’, agar ‘menggugurkan’, aupm ‘mengenggam’, araup ‘meraup’, aritis ‘menyiangi’, etes ‘memetik’, oho

(17)

‘menceluk’, noles ‘mencolek’, nubut ‘mencabut’, amut ‘menadah’, aok ‘mencuri’, akomok ‘menerkam’, akahap ‘mencengkeram’, arintak ‘merampas’, ehak ‘mematahkan’, ento ‘mematahkan’. Leksem-leksem yang sudah terkumpul tersebut termasuk jenis makna leksikal dan denotatif. Setiap leksem tersebut masing-masing memiliki fungsi semantis.

Saran

Bahasa merupakan ciri khas yang sangat menonjol untuk membedakan siapa pengguna bahasa tersebut sebagai bentuk keanekaragaman bangsa di negeri ini. Oleh sebab itu, usaha pendokumentasian dan pelestarian bahasa daerah sangat erat kaitannya dengan pengembangan dan pembinaan bahasa daerah itu sendiri. Penelitian dalam bidang linguistik sebelumnya mengenai bahasa Dayak Banyadu baru diteliti oleh Fransiskus Antonius dengan judul ‘ Bentuk Nomina Bahasa Dayak Banyadu ’, Yustina dengan judul ‘ Pronomina Bahasa Dayak Banyadu ‘ dan peneliti sendiri yang berjudul ‘ Medan Makna Verba Mengambil dalam BDB’ sehingga data yang diperoleh tentang bahasa tersebut masih kurang. Oleh sebab itu peneliti berharap adanya penelitian lanjutan yang meneliti tentang BDB, baik dari aspek fonologi, morfologi, sintaksis, maupun aspek semantisnya. Hal ini dilakukan untuk melengkapi data tentang BDB yang telah ada. Bagi peminat bahasa, skripsi ini dapat dijadikan sebagai bahan bacaan untuk menambah wawasan tentang bahasa daerah yang ada di Kalimantan Barat.

DAFTAR RUJUKAN

Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.

Jamnah. 2011. Medan Makna Verba Melihat Bahasa Melayu Dialek Kapuas Hulu. Pontianak : FKIP Universitas Tanjungpura.

Kridalaksana, Harimurti.2008. Kamus Linguistik. Jakarta: Gramedia. Mahsun. 2007. Metode Penelitian Bahasa. Jakarta: RajaGrapindo Persada.

Moleong, Lexi J. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Muhammad. 2011. Metode Penelitian Bahasa. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media. Parera. J. D. 2004. Teori Semantik. Jakarta: Erlangga.

Referensi

Dokumen terkait

Wanjekeche (2003) yang melaporkan kenaikan kadar karbohidrat pada tepung dengan pengupasan kulit pada koro benguk putih dari 54,28% menjadi 59,0% dan juga sesuai dengan

Campur kode berbentuk kata yang terdapat dalam acara SPADA di RRI Pro 2 FM Bandar Lampung terjadi dari tiga bahasa, yaitu dari bahasa nusantara (bahasa daerah) maupun bahasa

1) Pelatihan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kompetensi pegawai yang ada di lingkungan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota

dibuat. 3) Menulis rangkaian huruf yang merepesen- tasikan sebuah kata yang mencakup terdapatnya coretan huruf yang sama dengan bagian huruf dari na- manya dan terdapatnya coretan

SMA salah satunya pelajaran matematika. Matematika lebih dikenal oleh masyarakat ilmu hitung. Selain berhitung matematika juga mengajarkan model matematika untuk

Aplikasi mobile akan semakin berkembang seiring perkembangan smartphone yang berevolusi menjadi komputer kecil bagi manusia. Pada tahun 2017 Menristekdikti

Retensi nitrogen dan laju sintesis protein (Ks) akibat perbaikan ransum (R3) secara statistik berbeda nyata (P<0,05) terhadap peubah yang sama pada ransum model peternak (R1),

<> <asa_> [003.119] [E0] ha, sizler öyle kimselersinizdir ki onları seversiniz onlar ise bütün kitaba iman ettiğiniz halde sizi sevmezler, hem yüzünüze geldiler