Profil Wisatawan Nusantara2014
|
i
KATA PENGANTAR
Publikasi Profil Wisatawan Nusantara Tahun 2014 merupakan rangkaian
dari kegiatan pengumpulan data profil wisatawan nusantara (wisnus) 2014.
Statistik profil wisnus sangat dibutuhkan dalam penyusunan rencana maupun
kebijakan di bidang pariwisata. Oleh karena itu, pendataan maupun
pengumpulan data terkait wisatawan nusantara dirasa sangat penting. Untuk
memenuhi kebutuhan tersebut, maka pada tahun 2014 dilaksanakan
Pendataan Profil Wisatawan Nusantara 2014 yang dilakukan terintegrasi
dengan Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS). Kegiatan ini merupakan
kerjasama antara Pusat Data dan Informasi (Pusdatin) Kementerian
Pariwisatadan Ekonomi Kreatif dengan Direktorat Statistik Keuangan, Teknologi
Informasi dan Pariwisata, BadanPusatStatistik.
Publikasi ini memuat data dan informasi terkait dengan perjalanan
wisatawan nusantara, antara lain: maksud/tujuan perjalanan, akomodasi yang
digunakan, lama bepergian, dan pengeluaran sehubungan dengan perjalanan
yang dilakukan, disamping karakteristik pokok dari penduduk Indonesia yang
melakukan perjalanan seperti umur, jenis kelamin, pendidikan tertinggi yang
ditamatkan dan pekerjaan.
Terimakasih dan penghargaan kami sampaikan kepada semua pihak
yang telah membantu hingga terselesaikannya publikasi ini. Diharapkan
publikasi ini dapat bermanfaat bagi pengguna data terutama dalam penyusunan
kebijakan.
Jakarta, Desember 2014
Profil Wisatawan Nusantara2014
|
ii
TIM PENYUSUN
Penanggung Jawab Umum
: Sentot Bangun Widoyono M.A.
Teguh Pramono, M.A.
Abdul Kadir, SH, MMT
Penanggung Jawab Teknis
: Dedi Wiyatno, S.Si, M.M
Norman Sasono, SE.,MSi.
Nona IrianaS.Si, M.Si.
Editor
: Barudin, SST SE.,M.Si.
Akhmad Tantowi M.Ec.Dev.
O. P. Nababan
Sabrina Ita
Penulis
: Beta Septi Iryani, SST SE.,M.Si.
Kartika Yulistyawati, SH.
Pengolah Data/ Penyiapan Draft
: Satriana YasmuartoS.Si.
Dhani Arief Hartanto, SST.
Sumardiyanto S.E.
Wahyu SunyotoJati, ST.
Fadhlullah, SE.
Rayinda Citra Utami
Rina Irawati
Profil Wisatawan Nusantara2014
|
iii
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR
………
i
TIM PENYUSUN
………
ii
DAFTAR ISI
………
iii
DAFTAR TABEL
………
v
DAFTAR GAMBAR
………
xi
I.
PENDAHULUAN
1
1.1.Umum
………
1
1.2. Permasalahan
………...
2
1.3. Tujuan
………
2
1.4. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan………..
2
1.5. Organisasi Lapangan ..………
3
1.6. Sistematika Penyajian .………
4
II.
RUANG LINGKUP DAN METODOLOGI
5
2.1. Ruang Lingkup
………
5
2.2. Tahapan Kegiatan………..
5
2.3. Kerangka Sampel………
7
2.4. Rancangan Sampel………
7
2.5. Metode Pengumpulan Data ..………..………
8
III. KONSEP DAN DEFINISI
9
3.1. Wisata
………
9
3.2. Wisatawan Nusantara ………
9
3.3. Occupation/ Pekerjaan……...………
9
3.4. Lapangan Usaha/ Bidang Pekerjaan ……....………..………..
11
3.5. Status Pekerjaan …………..……...………..
12
iv
|
Profil Wisatawan Nusantara2014
3.7. Objek Daya Tarik Wisata (ODTW) ………..
14
3.8. Moda Angkutan ………...….
15
3.9. Media Informasi ………...….
15
3.10. Jenis Akomodasi ………...….
15
3.11. Lama Bepergian ………...….
16
3.12. Pengeluaran Selama Melakukan Perjalanan “Wisata” ……….
16
IV. ULASAN SINGKAT
18
Tabel-Tabel
27
Lampiran
Lampiran-1: Bagan 1. Konsep Perjalanan Wisata . . .
119
Lampiran-2:
Daftar Listing Rumah Tangga Bepergian 3 Bulan
Terakhir
120
Lampiran-3:
Daftar Kabupaten/Kota Terpilih. .. . . 121
Lampiran-4:
Kuesioner Profil Wisatawan Nusantara (VRTJ)
2014 . . . . . . .
122
Profil Wisatawan Nusantara2014
|
v
DAFTAR TABEL
Tabel
halaman
1. Banyaknya Perjalanan yang Dilakukan Penduduk Indonesia menurut Provinsi
Asal Selama Desember 2013 - Mei 2014. . .
27
2. Distribusi Penduduk yang Melakukan Perjalanan menurut Provinsi Asal dan
Jenis Kelamin, Selama Desember 2013 - Mei 2014. . .
28
3. Distribusi Penduduk yang Melakukan Perjalanan menurut Provinsi Asal dan
Kelompok Umur, Selama Desember 2013 - Mei 2014 . . .
29
4. Distribusi Penduduk yang Melakukan Perjalanan menurut Provinsi Asal dan
Status Perkawinan, Selama Desember 2013 - Mei 2014 . . .
30
5. Distribusi Penduduk yang Melakukan Perjalanan menurut Provinsi Asal dan
Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan, Selama Desember 2013 - Mei 2014 . .
31
6. Distribusi Penduduk yang Melakukan Perjalanan menurut Provinsi Asal dan
Pekerjaan Utama, Selama Desember 2013 - Mei 2014 . . .
32
7. Distribusi Penduduk Berumur Lebih dari 10 Tahun yang Melakukan Perjalanan
menurut Provinsi Asal dan Lapangan Pekerjaan, Selama Desember 2013 - Mei
2014 . . .
34
8. Distribusi Penduduk Berumur Lebih dari 10 Tahun yang Melakukan Perjalanan
menurut Provinsi Asal dan Status Pekerjaan Utama, Selama Desember 2013 –
Mei 2014 . . .
36
9. Distribusi Penduduk yang Melakukan Perjalanan menurut Provinsi Asal dan
Maksud Kunjungan Utama, Selama Desember 2013 - Mei 2014 . . .
37
10. Distribusi Penduduk yang Melakukan Perjalanan menurut Provinsi Asal dan
Jenis Obyek Wisata yang Dikunjungi, Selama Desember 2013 - Mei 2014 . . . .
38
11. Distribusi Penduduk yang Melakukan Perjalanan menurut Provinsi Asal dan
Moda Angkutan Utama, Selama Desember 2013 - Mei 2014 . . .
39
12. Distribusi Penduduk yang Melakukan Perjalanan menurut Provinsi Asal dan
Media/ Sumber Informasi Utama, Selama Desember 2013 - Mei 2014 . . .
40
13. Distribusi Penduduk yang Melakukan Perjalanan menurut Provinsi Asal dan
Akomodasi Yang Digunakan, Selama Desember 2013 - Mei 2014. . .
41
14. Distribusi Penduduk yang Melakukan Perjalanan menurut Provinsi Tujuan dan
Jenis Kelamin, Selama Desember 2013 - Mei 2014 . . .
42
15. Distribusi Penduduk yang Melakukan Perjalanan menurut Provinsi Tujuan dan
Kelompok Umur, Selama Desember 2013 - Mei 2014 . . .
43
16. Distribusi Penduduk yang Melakukan Perjalanan menurut Provinsi Tujuan dan
Status Perkawinan, Selama Desember 2013 - Mei 2014 . . .
44
17. Distribusi Penduduk yang Melakukan Perjalanan menurut Provinsi Tujuan dan
vi
|
Profil Wisatawan Nusantara2014
Tabel
halaman
18. Distribusi Penduduk yang Melakukan Perjalanan menurut Provinsi Tujuan dan
Pekerjaan Utama, Selama Desember 2013 - Mei 2014 . . .
46
19. Distribusi Penduduk yang Melakukan Perjalanan menurut Provinsi Tujuan dan
Lapangan Pekerjaan, Selama Desember 2013– Mei 2014 . . .
48
20. Distribusi Penduduk yang Melakukan Perjalanan menurut Provinsi Tujuan dan
Status Pekerjaan Utama, Selama Desember 2013 - Mei 2014 . . .
50
21. Distribusi Penduduk yang Melakukan Perjalanan menurut Provinsi Tujuan dan
Maksud Kunjungan Utama, Selama Desember 2013 - Mei 2014 . . .
51
22. Distribusi Penduduk yang Melakukan Perjalanan menurut Provinsi Tujuan dan
Jenis Obyek Wisata yang Dikunjungi, Selama Desember 2013 - Mei 2014 . . . .
52
23. Distribusi Penduduk yang Melakukan Perjalanan menurut Provinsi Tujuan dan
Moda Angkutan Utama, Selama Desember 2013 - Mei 2014. . .
53
24. Distribusi Penduduk yang Melakukan Perjalanan menurut Provinsi Tujuan dan
Media/ Sumber Informasi Utama, Selama Desember 2013 - Mei 2014 . . .
54
25. Distribusi Penduduk yang Melakukan Perjalanan menurut Provinsi Tujuan dan
Akomodasi yang Digunakan, Selama Desember 2013 - Mei 2014 . . .
55
26. Distribusi Penduduk yang Melakukan Perjalanan menurut Maksud Kunjungan
dan Jenis Kelamin, Selama Desember 2013 - Mei 2014 . . .
56
27. Distribusi Penduduk yang Melakukan Perjalanan menurut Maksud Kunjungan
dan Kelompok Umur, Selama Desember 2013 - Mei 2014 . . .
56
28. Distribusi Penduduk yang Melakukan Perjalanan menurut Maksud Kunjungan
dan Status Perkawinan, Selama Desember 2013 - Mei 2014. . .
57
29. Distribusi Penduduk yang Melakukan Perjalanan menurut Maksud Kunjungan
dan Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan, Selama Desember 2013 - Mei 2014
57
30. Distribusi Penduduk yang Melakukan Perjalanan menurut Maksud Kunjungan
dan Jenis Akomodasi Utama yang digunakan, Selama Desember 2013 - Mei
2014. . .
58
31. Distribusi Penduduk yang Melakukan Perjalanan menurut Maksud Kunjungan
dan Moda Angkutan Utama yang digunakan, Selama Desember 2013 - Mei
2014. . .
58
32. Distribusi Penduduk yang Melakukan Perjalanan menurut Maksud Kunjungan
dan Pekerjaan Utama, Selama Desember 2013 - Mei 2014 . . . ..
59
33. Distribusi Penduduk Berumur Lebih dari 10 Tahun yang Melakukan Perjalanan
menurut Maksud Kunjungan dan Lapangan Pekerjaan Utama, Selama
Desember 2013 - Mei 2014 . . .
60
34. Rata-rata Lama Bepergian Penduduk yang Melakukan Perjalanan menurut
Provinsi Asal dan Jenis Kelamin, Selama Desember 2013 - Mei 2014 . . .
61
35. Rata-rata Lama Bepergian Penduduk yang Melakukan Perjalanan menurut
Profil Wisatawan Nusantara2014
|
vii
Tabel
halaman
36. Rata-rata Lama Bepergian Penduduk yang Melakukan Perjalanan menurut
Provinsi Asal dan Status Perkawinan, Selama Desember 2013 - Mei 2014 . . .
63
37. Rata-rata Lama Bepergian Penduduk yang Melakukan Perjalanan menurut
Provinsi Asal dan Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan, Selama Desember
2013 - Mei 2014 . . .
64
38. Rata-rata Lama Bepergian Penduduk yang Melakukan Perjalanan menurut
Provinsi Asal dan Pekerjaan Utama, Selama Desember 2013 - Mei 2014 . . . .
65
39. Rata-rata Lama Bepergian Penduduk yang Melakukan Perjalanan menurut
Provinsi Asal dan Status Pekerjaan Utama, Selama Desember 2013 - Mei 2014
67
40. Rata-rata Lama Bepergian Penduduk yang Melakukan Perjalanan menurut
Provinsi Asal dan Maksud Kunjungan Utama, Selama Desember 2013 - Mei
2014 . . .
68
41. Rata-rata Lama Bepergian Penduduk yang Melakukan Perjalanan
menurutProvinsi Asal dan Jenis Obyek Wisata yang Dikunjungi, Selama
Desember 2013 - Mei 2014 . . .
69
42. Rata-rata Lama Bepergian Penduduk yang Melakukan Perjalanan menurut
Provinsi Asal dan Moda Angkutan Utama, Selama Desember 2013 - Mei 2014
70
43. Rata-rata Lama Bepergian Penduduk yang Melakukan Perjalanan menurut
Provinsi Asal dan Akomodasi Yang Digunakan, Selama Desember 2013 - Mei
2014. . .
71
44. Rata-rata Lama Bepergian Penduduk yang Melakukan Perjalanan menurut
Provinsi Tujuan dan Jenis Kelamin, Selama Desember 2013 - Mei 2014 . . .
72
45. Rata-rata Lama Bepergian Penduduk yang Melakukan Perjalanan menurut
Provinsi Tujuan dan Kelompok Umur, Selama Desember 2013 - Mei 2014 . . .
73
46. Rata-rata Lama Bepergian Penduduk yang Melakukan Perjalanan menurut
Provinsi Tujuan dan Status Perkawinan, Selama Desember 2013 - Mei 2014 .
74
47. Rata-rata Lama Bepergian Penduduk yang Melakukan Perjalanan menurut
Provinsi Tujuan dan Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan, Selama Desember
2013 - Mei 2014. . .
75
48. Rata-rata Lama Bepergian Penduduk yang Melakukan Perjalanan menurut
Provinsi Tujuan dan Pekerjaan Utama, Selama Desember 2013 - Mei 2014 . .
76
49. Rata-rata Lama Bepergian Penduduk yang Melakukan Perjalanan menurut
Provinsi Tujuan dan Status Pekerjaan Utama, Selama Desember 2013 - Mei
2014. . .
78
50. Rata-rata Lama Bepergian Penduduk yang Melakukan Perjalanan menurut
Provinsi Tujuan dan Maksud Kunjungan Utama, Selama Desember 2013 - Mei
2014 . . .
79
51.. Rata-rata Lama Bepergian Penduduk yang Melakukan Perjalanan menurut
Provinsi Tujuan dan Jenis Obyek Wisata yang Dikunjungi, Selama Desember
2013 - Mei 2014. . .
viii
|
Profil Wisatawan Nusantara2014
Tabel
halaman
52. Rata-rata Lama Bepergian Penduduk yang Melakukan Perjalanan menurut
Provinsi Tujuan dan Moda Angkutan Utama, Selama Desember 2013 - Mei
2014. . .
81
53. Rata-rata Lama Bepergian Penduduk yang Melakukan Perjalanan menurut
Provinsi Tujuan dan Akomodasi Yang Digunakan, Selama Desember 2013 -
Mei 2014. . .
82
54. Rata-rata Lama Bepergian Penduduk yang Melakukan Perjalanan menurut
Maksud Kunjungan dan Jenis Kelamin, Selama Desember 2013 - Mei 2014 . .
83
55. Rata-rata Lama Bepergian Penduduk yang Melakukan Perjalanan menurut
Maksud Kunjungan dan Kelompok Umur, Selama Desember 2013 - Mei 2014
83
56. Rata-rata Lama Bepergian Penduduk yang Melakukan Perjalanan menurut
Maksud Kunjungan dan Status Perkawinan, Selama Desember 2013 - Mei
2014. . .
84
57. Rata-rata Lama Bepergian Penduduk yang Melakukan Perjalanan menurut
Maksud Kunjungan dan Pendidikan Tertinggi Yang Ditamatkan, Selama
Desember 2013 - Mei 2014. . .
84
58. Rata-rata Lama Bepergian Penduduk yang Melakukan Perjalanan menurut
Maksud Kunjungan dan Jenis Akomodasi Utama yang digunakan, Selama
Desember 2013 - Mei 2014. . .
85
59. Rata-rata Lama Bepergian Penduduk yang Melakukan Perjalanan menurut
Maksud Kunjungan dan Moda Angkutan Utama yang Digunakan, Selama
Desember 2013 - Mei 2014. . .
85
60. Rata-rata Lama Bepergian Penduduk yang Melakukan Perjalanan menurut
Maksud Kunjungan dan Pekerjaan Utama, Selama Desember 2013 - Mei 2014
86
61. Rata-rata Lama Bepergian Penduduk yang Melakukan Perjalanan menurut
Maksud Kunjungan dan Lapangan Pekerjaan Utama, Selama Desember 2013 -
Mei 2014. . .
87
62. Rata-rata Pengeluaran Per Perjalanan menurut Provinsi Asal dan Jenis
Pengeluaran, Selama Desember 2013 - Mei 2014. . .
88
63. Rata-rata Pengeluaran Per Perjalanan menurut Provinsi Asal dan Jenis
Kelamin, Selama Desember 2013 - Mei 2014 . . .
89
64. Rata-rata Pengeluaran Per Perjalanan menurut Provinsi Asal dan Kelompok
Umur, Selama Desember 2013 - Mei 2014 . . .
90
65. Rata-rata Pengeluaran Per Perjalanan menurut Provinsi Asal dan Status
Perkawinan, Selama Desember 2013 - Mei 2014 . . .
91
66. Rata-rata Pengeluaran Per Perjalanan menurut Provinsi Asal dan Pendidikan
Tertinggi yang Ditamatkan, Selama Desember 2013 - Mei 2014 . .
92
67. Rata-rata Pengeluaran Per Perjalanan menurut Provinsi Asal dan Pekerjaan
Utama, Selama Desember 2013 - Mei 2014 . . .
93
68. Rata-rata Pengeluaran Per Perjalanan menurut Provinsi Asal dan Maksud
Profil Wisatawan Nusantara2014
|
ix
Tabel
halaman
69. Rata-rata Pengeluaran Per Perjalanan menurut Provinsi Asal dan Jenis Obyek
Wisata yang Dikunjungi, Selama Desember 2013 - Mei 2014 . . . .
96
70. Rata-rata Pengeluaran Per Perjalanan menurut Provinsi Asal dan Moda
Angkutan Utama, Selama Desember 2013 - Mei 2014. . .
97
71. Rata-rata Pengeluaran Per Perjalanan menurut Provinsi Asal dan Akomodasi
Yang Digunakan, Selama Desember 2013 - Mei 2014 . . .
98
72. Rata-rata Pengeluaran Per Perjalanan menurut Provinsi Tujuan dan Jenis
Pengeluaran, Selama Desember 2013 - Mei 2014 . . .
99
73. Rata-rata Pengeluaran Per Perjalanan menurut Provinsi Tujuan dan Jenis
Kelamin, Selama Desember 2013 - Mei 2014 . . .
100
74. Rata-rata Pengeluaran Per Perjalanan menurut Provinsi Tujuan dan Kelompok
Umur, Selama Desember 2013 - Mei 2014 . . .
101
75. Rata-rata Pengeluaran Per Perjalanan menurut Provinsi Tujuan dan Status
Perkawinan, Selama Desember 2013 - Mei 2014 . . .
102
76. Rata-rata Pengeluaran Per Perjalanan menurut Provinsi Tujuan dan Pendidikan
Tertinggi yang Ditamatkan,Selama Desember 2013 - Mei 2014 . .
103
77. Rata-rata Pengeluaran Per Perjalanan menurut Provinsi Tujuan dan Pekerjaan
Utama, Selama Desember 2013 - Mei 2014 . . .
104
78. Rata-rata Pengeluaran Per Perjalanan menurut Provinsi Tujuan dan Maksud
Kunjungan Utama, Selama Desember 2013 - Mei 2014 . . .
106
79. Rata-rata Pengeluaran Per Perjalanan menurut Provinsi Tujuan dan Jenis
Obyek Wisata yang Dikunjungi, Selama Desember 2013 - Mei 2014 . . . .
107
80. Rata-rata Pengeluaran Per Orang Per Perjalanan menurut Provinsi Tujuan dan
Moda Angkutan Utama, Selama Desember 2013 - Mei 2014 . . .
108
81. Rata-rata Pengeluaran Per Perjalanan menurut Provinsi Tujuan dan Akomodasi
Yang Digunakan, Selama Desember 2013 - Mei 2014. . .
109
82. Rata-rata Pengeluaran Per Orang Per Perjalanan menurut Maksud Kunjungan
dan Jenis Kelamin, Selama Desember 2013 - Mei 2014. . .
110
83. Rata-rata Pengeluaran Per Orang Per Perjalanan menurut Maksud Kunjungan
dan Kelompok Umur, Selama Desember 2013 - Mei 2014. . .
110
84. Rata-rata Pengeluaran Per Orang Per Perjalanan menurut Maksud Kunjungan
dan Status Perkawinan, Selama Desember 2013 - Mei 2014. . .
111
85. Rata-rata Pengeluaran Per Orang Per Perjalanan menurut Maksud Kunjungan
dan Pendidikan Tertinggi Yang Ditamatkan, Selama Desember 2013 - Mei 2014
111
86. Rata-rata Pengeluaran Per Orang Per Perjalanan menurut Maksud Kunjungan
dan Jenis Akomodasi Utama yang digunakan,Selama Desember 2013 - Mei
2014. . .
112
87. Rata-rata Pengeluaran Per Orang Per Perjalanan menurut Maksud Kunjungan
dan Moda Angkutan Utama yang digunakan,Selama Desember 2013 - Mei
2014 . . .
x
|
Profil Wisatawan Nusantara2014
Tabel
halaman
88. Rata-rata Pengeluaran Per Orang Per Perjalanan menurut Maksud Kunjungan
dan Status Pekerjaan Utama, Selama Desember 2013 - Mei 2014 . . .
113
89. Rata-rata Pengeluaran Per Orang Per Perjalanan menurut Maksud Kunjungan
Profil Wisatawan Nusantara2014
|
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar
halaman
1. Jumlah Perjalanan Wisatawan Nusantara (Wisnus) dan Total Pengeluaran,
Tahun 2001-2014. . .
18
2. Distribusi Jumlah Perjalanan Wisatawan Nusantara menurut Provinsi Asal,
Tahun 2014. . .
19
3. Distribusi Jumlah Perjalanan Wisatawan Nusantara menurut Provinsi Tujuan,
Tahun 2014. . .
20
4. Distribusi Jumlah Perjalanan Wisatawan Nusantara menurut Jenis Kelamin,
Tahun 2013-2014. . .
21
5. Distribusi Jumlah Perjalanan Wisatawan Nusantara menurut Kelompok Umur,
Tahun 2013-2014. . .
21
6. Distribusi Jumlah Perjalanan Wisatawan Nusantara menurut Moda Angkutan,
Tahun 2013-2014. . .
22
7. Distribusi Jumlah Perjalanan Wisatawan Nusantara menurut Akomodasi yang
Digunakan, Tahun 2013-2014. . .
23
8. Distribusi Jumlah Perjalanan Wisatawan Nusantara menurut Maksud
Kunjungan, Tahun 2013-2014. . .
24
9. Rata-rata Lama Bepergian Wisatawan Nusantara, Tahun 2013-2014. . .
24
10. Rata-rata Pengeluaran per Perjalanan Wisatawan Nusantara menurut Jenis
Profil Wisatawan Nusantara 2014
|
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Umum
Pariwisata memiliki posisi strategis dalam perkembangan perekonomian Indonesia.
Dalam era globalisasi, peran pariwisata akan bertambah penting dengan semakin
berkembangnya bisnis antar wilayah dan kemudahan berinvestasi. Peran Kementerian
Pariwisata dan Ekonomi Kreatif untuk mendukung peningkatan kontribusi pariwisata dalam
perekonomian Indonesia menjadi penting. Oleh karena itu, penetapan kebijakan pengembangan
destinasi dan pemasaran pariwisata yang bermuara pada peningkatan nilai tambah sektor
pariwisata di Indonesia menjadi vital. Perkembangan aktivitas pariwisata di Indonesia tidak hanya
mengandalkan pada keberadaan wisatawan mancanegara, namun juga oleh adanya wisatawan
nusantara yang trendnya terlihat semakin meningkat dari tahun ke tahun. Salah satu indikasinya
adalah peningkatan jumlah penumpang dan pertumbuhan moda transportasi yang semakin
meningkat dan semakin nyaman. Peningkatan ini merupakan dampak globalisasi yang didukung
bertambahnya masyarakat kelas menengah Indonesia dan semakin terjangkaunya biaya
transportasi.
Rencana Induk Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif mengenai Pembangunan
Kepariwisataan Nasional Tahun 2010-2025, menyebutkan bahwa dalam rangka mewujudkan visi
pembangunan kepariwisataan nasional, diantaranya ditempuh melalui misi pembangunan
kepariwisataan nasional dengan mengembangkan pemasaran pariwisata yang sinergis, unggul,
dan bertanggung jawab untuk meningkatkan kunjungan wisatawan nusantara. Sasaran yang
ditempuh adalah dengan meningkatnya kuantitas perjalanan wisatawan nusantara. Indikator
yang digunakan untuk mengukur pencapaian sasaran meningkatnya kuantitas wisatawan
nusantara adalah besarnya pengaruh yang ditimbulkan oleh peningkatan jumlah wisatawan
nusantara terhadap pendapatan nasional dan penciptaan kesejahteraan bagi masyarakat.
Data dan informasi tersebut dapat diperoleh dari hasil Survei Rumah Tangga (Modul
Perjalanan) yang dilakukan sejalan dengan pelaksanaan SUSENAS. Data hasil survei ini
kemudian diolah dan dipublikasikan oleh Badan Pusat Statistik. Selanjutnya, data dan informasi
tersebut diolah kembali oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif untuk dipublikasikan.
Mengingat pentingnya data dan informasi mengenai profil wisatawan nusantara atau
yang biasanya dikenal dengan sebutan wisnus beserta semua aspek yang terkait maka
2
|
Profil Wisatawan Nusantara 2014
pelaksanaan pendataan profil wisatawan nusantara dirasa sangat penting untuk dilaksanakan.
Hal ini dilakukan agar profil wisatawan nusantara dapat disajikan secara rinci, cermat, dan tepat
waktu sebagai bahan perencanaan dan pengambilan kebijakan yang makin seksama.
1.2.
Permasalahan
Dalam rangka penyusunan kebijakan di bidang pariwisata yang tepat, akurat dan
terarah, maka diperlukan data kepariwisataan yang akurat dan terkini. Data kepariwisataan yang
dimaksud salah satunya adalah data mengenai wisatawan nusantara. Sampai saat ini
ketersediaan data tersebut belum dapat dipenuhi secara optimal. Hal ini akan berkonsekuensi
pada penyusunan kebijakan yang kurang tepat dan terarah.
1.3.
Tujuan
Penyusunan publikasi profil wisatawan nusantara 2014 ini bertujuan untuk memberikan
gambaran mengenai jumlah perjalanan wisnus di wilayah Indonesia beserta karakteristik
demografi, pola perjalanan, serta rata-rata lama bepergian dan pengeluaran wisnus selama
melakukan perjalanan.
1.4.
Jadwal Pelaksanaan Kegiatan
1. Persiapan :
a. Penyusunan Metodologi
19-23 Mei 2014
b. Penyusunan Kuesioner dan buku Pedoman
26-31 Mei 2014
c. Workshop tim teknis
16-17 Juni 2014
d. Penyusunan Program Pengolahan dan Tabulasi
1-20 Juni 2014
e. Pencetakan Dokumen
18-23 Juni 2014
f. Briefing Instruktur Nasional
19 Juni 2014
2. Pelaksanaan :
a. Briefing petugas daerah
24-27 Juni 2014
b. Pencacahan Responden
25 Juni-15 Agusrus 2014
c. Pengiriman Dokumen ke Pusat
15 Juli-20 Agustus 2014
Profil Wisatawan Nusantara 2014
|
3
d. Pengolahan Dokumen di pusat
Juli-Sept 2014
e. Tabulasi
Sept-Okt 2014
3. Penyusunan Laporan :
a. Draft awal
1– 23 November 2014
b. Laporan final
29 November 2014
1.5.
Organisasi Lapangan
Pelaksana survei profil wisatawan nusantara (wisnus) tahun 2014 pada dasarnya
adalah petugas dari Badan Pusat Statistik, baik di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota. Untuk
lebih rincinya, organisasi lapangan pada survei ini dapat dilihat pada bagan berikut:
Gambar 1. Organisasi Lapangan Survei Wisnus 2014
DEPUTI BIDANG STAT. DISTRIBUSI DAN JASA DIR. KTIP …………. BPS KAB/KOTA ………… BPS KAB/KOTA TIM PERUMUS (BPS PUSAT) MATERI BPS PROVINSI BPS PROVINSI METODOLOGISISTEM & PROGRAM PENGOLAHAN
PENCACAH ……….. PENCACAH
DIR. KESRA
4
|
Profil Wisatawan Nusantara 2014
1.6.
Sistematika Penyajian
Penyajian laporan hasil survei profil wisatawan nusantara tahun 2014 ini disajikan ke
dalam 4 Bab, yaitu sebagai berikut:
Bab I.
Pendahuluan, menggambarkan latar belakang kegiatan/survei,permasalahan, dan
tujuan survei.
Bab II.
Ruang Lingkup dan Metodologi, menjelaskan mengenai cakupan pekerjaan,
metodologi, dan tahapan kegiatan yang dilakukan hingga hasil survei diperoleh.
Bab III.
Konsep dan Definisi, menggambarkan mengenai konsep dan definisi yang
digunakan dalam survei ini, sehingga pembaca memahami batasan yang digunakan
dalam penelitian ini.
Bab IV.
Ulasan Singkat
Bab VI.
Tabel-tabel
Profil Wisatawan Nusantara 2014
|
5
BAB II
RUANG LINGKUP DAN METODOLOGI
2.1.
Ruang Lingkup
2.1.1. Lingkup Materi
Sesuai dengan tujuan survei, sebagai sasaran dalam pengumpulan data ini adalah
penduduk Indonesia yang melakukan perjalanan dalam wilayah teritorial Indonesia secara
sukarela kurang dari 6 (enam) bulan dan bukan untuk tujuan bersekolah atau bekerja
(memperoleh upah/gaji), serta sifat perjalanannya bukan rutin, dengan kriteria: (1) mereka yang
melakukan perjalanan ke obyek wisata komersial tidak memandang apakah menginap atau tidak
menginap di hotel/penginapan komersial ataupun perjalanannya lebih/kurang dari 100 km (PP);
(2) mereka yang melakukan perjalanan bukan ke obyek wisata komersial tetapi menginap
dihotel/penginapan komersial, walaupun jarak perjalanannya kurang dari 100 km (PP); dan (3)
mereka yang melakukan perjalanan bukan ke obyek wisata komersial dan tidak menginap di
hotel/penginapan komersial tetapi jarak perjalanannya lebih dari 100 km (PP).
2.1.2. Lingkup Teritori
Pelaksanaan pendataan ini dilakukan di seluruh kabupaten/kota terpilih dari 33 provinsi
di wilayah Indonesia.
2.1.3. Lingkup Waktu
Referensi waktu yang digunakan dalam pengumpulan data penduduk yang melakukan
perjalanan ini adalah 3 (tiga) bulan kalender, sebelum waktu pencacahan. Survei profil wisatawan
nusantara 2014 dilaksanakan di seluruh wilayah Indonesia dengan ukuran sampel 6.500 rumah
tangga (ruta) yang melakukan perjalanan baik di daerah perkotaan maupun perdesaan. Data
profil wisatawan nusantara dikumpulkan dengan menggunakan Daftar VRTJ2014. Informasi
yang dicakup meliputi keterangan perjalanan dalam 2 (dua) triwulan (Desember 2013 – Februari
2014 dan Maret – Mei 2014). Karakteristik perjalanan yang dicakup adalah perjalanan terakhir
yang dilakukan oleh tiap-tiap anggota ruimah tangga pada masing-masing triwulan.
2.2.
Tahapan Kegiatan
2.2.1. Perencanaan dan persiapan
6
|
Profil Wisatawan Nusantara 2014
Metodologi pengambilan sampel merupakan hal yang sangat penting dalam pelaksanaan
pencacahan wisatawan nusantara ini.
2) Penyusunan daftar isian
Sebagai alat pengumpul data, maka akan disusun daftar isian beserta pedoman cara
pengisiannya yang didahului dengan menginventarisir item-item yang diperlukan beserta
rancangan tabulasinya.
3) Pedoman
Sebagai acuan tata cara dan batasan-batasan pengisian daftar isian yang akan digunakan
dalam survei ini.
2.2.2. Pelaksana lapangan
Sebagai petugas pengumpul data dengan kualifikasi pendidikan tertentu akan
dilakukan pelatihan terlebih dahulu sebelum mereka mengumpulkan data. Petugas lapangan
terdiri dari dua kelompok yaitu pengawas dan pencacah.
2.2.3. Pengolahan
Untuk mempercepat hasil studi ini pengolahan dilakukan dengan komputer, yaitu
dengan tahapan sebagai berikut :
1) Penyusunan tata cara validasi
Dalam tahapan ini akan dilakukan konsistensi antar isian serta range data yang diperlukan.
2) Penyusunan program pengolahan
3) Editing pra-komputer
Sebelum data dimasukkan ke dalam media komputer dokumen diperiksa terlebih dahulu
secara manual tentang kelengkapan isiannya serta konsistensi isian antar pertanyaan.
4) Entri data
Setelah isian dalam daftar pertanyaan dianggap benar, maka akan dilakukan pemasukan
data ke dalam media komputer.
5) Editing pasca-komputer
Setelah data masuk ke dalam komputer, apabila masih ada kesalahan maka akan dilakukan
editing kembali.
Profil Wisatawan Nusantara 2014
|
7
6) Tabulasi
Tahapan akhir dari pengolahan merupakan hasil dari studi ini yang berbentuk tabel-tabel
yang akan dianalisis lebih lanjut.
2.2.4. Pembahasan hasil
Sebelum dilakukan analisis perlu dilakukan pembahasan tabel-tabel hasil studi untuk
lebih mencermati data menurut berbagai karakteristik.
2.2.5. Analisis dan penyajian
Sebagai output akhir kegiatan ini akan dilakukan analisis dari tabel-tabel yang sudah
selesai dibahas dalam bentuk laporan.
2.3.
Kerangka Sampel
Kerangka sampel yang digunakan untuk pengumpulan data profil wisatawan nusantara
2014 adalah kerangka sampel kabupaten/kota yang dilengkapi dengan informasi jumlah rumah
tangga (ruta) yang melakukan perjalanan. Informasi jumlah rumah tangga yang melakukan
perjalanan ini didapat dari hasil SUSENAS KOR tahun 2014 pada blok IV.A (VSEN14.K). Suatu
rumah tangga dikatakan rumah tangga perjalanan jika minimal satu ART-nya melakukan
perjalanan ke objek wisata komersial, dan atau menginap di akomodasi komersial, dan atau jarak
perjalanan 100 km (p.p), tidak termasuk pelaju (commuter), dan yang sekolah (Daftar VSEN14.K
Blok IV.A kolom 9 tidak sama dengan“00”).
2.4.
Rancangan Sampel
Pemilihan sampel rumah tangga perjalanan wisata 2014 dilakukan sebagai berikut:
dari kerangka sampel kabupaten/kota dilakukan pemilihan sampel sebanyak 91 kabupaten/kota
secara Probability Proportional to Size (PPS) dengan size banyaknya rumah tangga perjalanan.
Seluruh blok sensus yang ada rumah tangga perjalanan dalam kabupaten/kota terpilih
merupakan sampel blok sensus dalam survei rumah tangga perjalanan tahun 2014. Oleh karena
itu, blok sampel terpilih merupakan sub-sampel blok sensus Susenas Kor Triwulan I dan II 2014.
Koordinator kabupaten/kota, atau yang bertanggung jawab terhadap kegiatan
SUSENAS 2014 triwulan I dan II, mengisi daftar keberadaan anggota rumah tangga yang
melakukan perjalanan pada blok sensus terpilih berdasarkan hasil pencacahan Susenas Triwulan
8
|
Profil Wisatawan Nusantara 2014
I dan II 2014. Contoh daftar keberadaan anggota rumah tangga yang melakukan perjalanan dan
cara pengisian dapat dilihat di lampiran2. Apabila didapatkan total rumah tangga perjalanan
berdasarkan Susenas di satu kabupaten/kota terpilih lebih besar dari target sampel yang
ditentukan, maka pemilihan sampel dilakukan secara systematic sampling. Rumah tangga yang
melakukan perjalanan dalam blok sensus terpilih selanjutnya menjadi sampel rumah
tangga dalam survei profil wisatawan nusantara tahun 2014.
2.5.
Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data dari rumah tangga terpilih dilakukan melalui wawancara tatap muka
antara petugas pencacah dengan responden. Untuk pertanyaan-pertanyaan yang ditujukan
kepada individu perlu diusahakan agar individu yang bersangkutan yang diwawancarai langsung.
Keterangan tentang rumah tangga dapat dikumpulkan melalui wawancara dengan kepala rumah
tangga, suami/istri kepala rumah tangga, atau anggota rumah tangga lain yang mengetahui
tentang karakteristik yang ditanyakan.
Profil Wisatawan Nusantara 2014
|
9
BABIII
KONSEP DAN DEFINISI
Konsep dan definisi dimaksudkan untuk memperoleh keseragaman dan kesatuan
penafsiran (interpretasi) dalam publikasi ini. Beberapa konsep yang dimaksud adalah:
3.1.
Wisatawan
Wisata adalah suatu kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau
sekelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi, pengembangan
pribadi, atau mempelajari keunikan daya tarik wisata (DTW) yang dikunjungi dalam jangka waktu
sementara. Sedangkan wisatawan (tourist) adalah setiap orang yang mengunjungi suatu tempat
di luar tempat tinggal kesehariannya selama periode tertentu, didorong oleh satu atau beberapa
keperluan tanpa bermaksud untuk memperoleh penghasilan ditempat yang dikunjungi seperti
berlibur, rekreasi dan olahraga serta bisnis, mengunjungi teman dan keluarga, misi, menghadiri
pertemuan, konferensi, kunjungan dengan alasan kesehatan, belajar dan keagamaan.
3.2.
Wisatawan Nusantara
Wisatawan Nusantara (wisnus)/domestic tourists adalah seseorang yang melakukan
perjalanan di wilayah teritori suatu negara, dalam hal ini adalah Indonesia, dengan lama
perjalanan kurang dari 6 bulan dan bukan bertujuan untuk memperoleh penghasilan di tempat
yang dikunjungi serta bukan merupakan perjalanan rutin (sekolah atau bekerja), dengan
mengunjungi objek wisata komersial, dan atau menginap di akomodasi komersial, dan atau jarak
perjalanan lebih besar atau sama dengan 100 (seratus) kilometer pergi-pulang.
3.3.
Occupation/ Pekerjaan
Menurut KBBI adalah sesuatu yang berhubungan dengan pekerjaan atau tugas
seseorang. Menurut ISCO-08, An occupationis defined as a set of jobs whose main tasks and
duties arecharacterised by a high degree of similarity. A person may be associated with
anoccupation through the main job currently held, a second job or a job previously held.
Pada survei ini, pekerjaan (occupation) dibagi dalam beberapa kelompok, yaitu:
Manajer/ Eksekutif/ Direksi adalah orang yang menyandang suatu jabatan atau pekerjaan yang
10
|
Profil Wisatawan Nusantara 2014
mengendalikan suatu perusahaan/ institusi baik milik negara (BUMN) maupun swasta
dan menerima gaji sebagai upah atas jasanya. Contoh: Direktur Utama, Manajer
Pemasaran, Anggota Legislatif, Pejabat Negara, Kepala Sekolah dan sebagainya.
Profesional adalah orang yang menyandang suatu jabatan atau pekerjaan yang dilakukan
dengan keahlian atau keterampilan yang tinggi sesuai dengan protokol dan peraturan
dalam bidang yang dijalaninya dan menerima gaji sebagai upah atas jasanya.
Contoh : Peneliti, Dokter, Bidan, Apoteker, Dosen, Guru, Pustakawan, Ahli Statistik,
Ahli Matematik, Ahli Bahasa, Desainer, Analis Kimia, Arsitek, Jurnalis, Artis,
Seniman, Advokat dan sebagainya.
Petani/ nelayan (skilled agricultural, forestry and fishery workers) adalah orang yang berusaha di
bidang pertanian, kehutanan atau perikanan yang dilakukan dengan keahlian atau
keterampilan tertentu sesuai dengan bidang yang dijalaninya dan bukan buruh tani.
Contoh: Petani Pengembang Tanaman, Petani Penghasil Bibit/ Benih, Rimbawan,
Peternak Penggemukan, Peternak Penghasil Hewan/ Susu/ Madu, Nelayan Tambak/
Laut, Pemburu Hewan/ Ikan dan sebagainya.
Teknisi/ karyawan/ sales adalah orang yang bekerja pada suatu perusahaan/ institusi/ pihak lain
milik swasta baik yang bersifat teknis maupun administratif dan menerima gaji sebagai
upah atas jasanya. Contoh: staf tata usaha, kasir, staf mekanik, juru ketik, staf
marketing dan sebagainya.
TNI/Polri adalah orang yang bekerja sebagai anggota TNI baik angkatan darat, laut maupun
udara serta anggota Polri.
Pegawai pemerintah adalah orang yang bekerja pada instansi pemerintah (Pegawai Negeri
Sipil) termasuk pejabat struktural maupun fungsional.
Ibu rumah tangga adalah seorang ibu yang sebagian besar waktunya digunakan untuk
mengurus rumah tangga.
Pelajar adalah orang yang sedang mengikuti jenjang pendidikan formal tertentu, baik negeri
maupun swasta. Contoh: murid SD, pelajar SMA, mahasiswa, dan sebagainya.
Balita adalah bayi atau anak yang masih berusia di bawah 5 tahun (usia 0 – 59 bulan).
Lainnya adalah orang yang mempunyai pekerjaan selain yang telah disebutkan di atas. Misalnya
Buruh Tani, Pegawai internasional, pensiunan, tidak mempunyai pekerjaan tetap dan
sebagainya.
Profil Wisatawan Nusantara 2014
|
11
3.4.
Lapangan usaha/bidang pekerjaan
Lapangan usaha adalah bidang kegiatan dari pekerjaan/usaha/perusahaan/kantor
tempat dimana orang tersebut bekerja.
Lapangan usaha atau bidang pekerjaan meliputi:
Pertanian, meliputi kegiatan pertanian, perburuan, kehutanan, dan perikanan. Kegiatan yang
dilakukan di bidang ini mencakup pengolahan lahan untuk bercocok tanam, pembibitan,
pemeliharaan pemanenan tanaman pangan, perkebunan dan hortikultura, pembibitan
dan budidaya ternak dan unggas, penebangan kayu, pengambilan hasil hutan lainnya,
perburuan serta usaha memelihara dan menangkap berbagai jenis ikan.
Pertambangan dan penggalian, mencakup seluruh usaha kegiatan penambangan dan
penggalian termasuk penggaraman rakyat. Kegiatan yang termasuk sektor ini adalah
pengambilan dan persiapan untuk pengolahan lanjutan dari benda padat, benda cair,
dan gas. Pertambangan dapat dilakukan di atas permukaan bumi (tambang terbuka)
maupun di bawah tanah (tambang dalam) termasuk penggalian, pengerukan, dan
penyedotan dengan tujuan mengambil benda padat, cair atau gas yang ada di
dalamnya. Hasil kegiatan ini antara lain, minyak dan gas bumi, batubara, pasir besi,
bijih timah, bijih nikel, bijih bauksit, bijih tembaga, bijih emas dan perak, dan bijih
mangan.
Industri pengolahan, meliputi semua kegiatan produksi yang bertujuan meningkatkan mutu
barang dan jasa. Proses produksi dapat dilakukan secara mekanis, kimiawi ataupun
proses lainnya dengan menggunakan alat-alat sederhana dan mesin-mesin.
Listrik dan gas, meliputi kegiatan pembangkitan dan distribusi tenaga listrik baik yang
diselenggarakan oleh PT. PLN maupun non-PLN. Termasuk pula tenaga listrik produksi
sampingan yang dihasilkan oelh perusahaan perkebunan, pertambangan, industri dn
sektor lain, kecuali yang dibangkitkan untuk digunakan oleh sektor-sektor itu sendiri.
Konstruksi dan bangunan, mencakup kegiatan konstruksi yang dilakukan baik oleh kontraktor
umum, kontraktor khusus, dan kontraktor individu. Kegiatan yang dilakukan
adalahkegiatan pembuatan, pembangunan, pemasangan dan perbaikan berat maupun
ringan dari semua jenis konstruksi seperti bangunan tempat tinggal dan bukan tempat
tinggal.
Perdagangan, kegiatan ini meliputi pembelian dan penjualan barang, baik barang baru maupun
bekas untuk tujuan pendistribusian kepada konsumen tanpa merubah bentuk barang
tersebut. Termasuk dalam kegiatan ini adalah perdagangan besar dan eceran.
12
|
Profil Wisatawan Nusantara 2014
Hotel dan rumah makan, kegiatan ini pada umumnya menyediakan makanan dan minuman jadi
yang dapat langsung dinikmati di tempat penjualan, baik dengan tempat tetap maupun
tidak tetap, termasuk pedagang makanan/ minuman keliling.
Transportasi, informasi dan komunikasi, meliputi kegiatan transportasi/ angkutan, jasa
penunjang angkutan, informasi dan komunikasi. Transportasi adalah kegiatan
memindahkan orang, hewan dan atau barang dari suatu tempat ke tempat lain dengan
menggunakan alat/ moda transportasi atas dasar suatu pembayaran.Sedangkan
kegiatan informasi dan komunikasi mencakup kegiatan penerbitan; produksi gambar
bergerak, video dan program televisi, perekaman suara dan penerbitan musik;
penyiaran pemrogaman; dan telekomunikasi.
Jasa-jasa, kelompok jasa ini termasuk jasa pendidikan; jasa kesehatan; jasa kemasyarakatan,
pemerintahan, dan perorangan; jasa lainnya.
3.5.
Status pekerjaan
Status pekerjaan yang dimaksud dalam survei ini adalah adalah jenis kedudukan
kepala ruta/anggota ruta dalam pekerjaan utama.
Berusaha sendiri adalah seseorang yang bekerja atau berusaha dengan menanggung risiko
secara ekonomis, yang ditandai dengan tidak kembalinya ongkos produksi yang telah
dikeluarkan dalam rangka usahanya tersebut, serta tidak menggunakan pekerja dibayar
maupun pekerja tak dibayar. Termasuk yang sifatnya memerlukan teknologi atau
keahlian khusus.
Contoh :
Sopir lepas (tidak mendapat gaji) dengan sistem setoran, tukang becak,
tukang kayu, tukang batu, tukang listrik, tukang pijat, tukang gali sumur, agen
koran, tukang ojek, pedagang yang berusaha sendiri, dokter/bidan/dukun
bersalin yang buka praktek sendiri, calo tiket, calo tanah/rumah dan
sebagainya.
Berusaha dibantu buruh tidak tetap atau buruh tidak dibayar adalah seseorang yang bekerja
atau berusaha atas risiko sendiri, dan menggunakan buruh/karyawan/pegawai tak
dibayar dan atau buruh/karyawan/ pegawai tidak tetap.
Buruh/karyawan/pegawai tidak tetap adalah seseorang yang bekerja sebagai
Profil Wisatawan Nusantara 2014
|
13
dan hanya menerima upah berdasarkan pada banyaknya waktu kerja atau volume
pekerjaan yang dikerjakan.
Berusaha dibantu buruh tetap/buruh dibayar adalah seseorang yang berusaha atas risiko
sendiri dan mempekerjakan paling sedikit satu orang buruh/karyawan/pegawai tetap
yang dibayar.
Buruh/karyawan/pegawai tetap dibayar adalah kepala seseorang yang bekerja pada orang lain
atau instansi/kantor/perusahaan dengan menerima gaji secara tetap, baik ada kegiatan
maupun tidak ada kegiatan.
Buruh/karyawan/pegawai adalah seseorang yangbekerja pada orang lain atau
instansi/kantor/perusahaan dengan menerima upah/gaji baik berupa uang maupun
barang.
Pekerja bebas adalah seseorang yangbekerja pada orang lain/majikan/institusi yang tidak tetap,
yaitu lebih dari satu majikan dalam sebulan terakhir di usaha ruta maupun bukan usaha
ruta atas dasar balas jasa dengan menerima upah atau imbalan baik berupa uang
maupun barang, dan baik dengan sistem pembayaran harian maupun borongan.
Pekerja keluarga atau tidak dibayar adalah seseorang yang bekerja membantu kepala
ruta/anggota ruta lain/orang lain yang berusaha dengan tidak mendapat upah/gaji, baik
berupa uang maupun barang. Seperti misalnya anak, istri, atau keluarga lain yang ikut
membantu usaha.
3.6.
Maksud Utama Perjalanan
Maksud atau tujuan utama perjalanan adalah motif atau tujuan utama seseorang
melakukan perjalanan. Disamping tujuan utama tersebut, seseorang bisa mempunyai tujuan
tambahan lain. Sebagai contoh : seseorang melakukan perjalanan dengan tujuan utama dinas ke
Medan, namun di sela waktunya dia juga mengunjungi keluarganya di Medan.
Maksud atau tujuan utama melakukan perjalanan terdiri dari :
Berlibur/Rekreasi, apabila perjalanan yang dilakukan bertujuan untuk mendapatkan kesenangan
dan kebugaran, seperti berkunjung ke destinasi wisata, berburu di hutan, petualangan
(adventure).
Profesi/Bisnis, apabila tujuan melakukan perjalanan adalah untuk profesi/bisnis, misalnya
melakukan inspeksi ke daerah-daerah, melakukan kontrak bisnis dan negosiasi
dagang, belanja barang dagangan, dan tur kesenian bagi yang berprofesi seniman.
14
|
Profil Wisatawan Nusantara 2014
Misi/Pertemuan/Kongres,
apabila
tujuan
utama
melakukan
perjalanan
untuk
misi/pertemuan/kongres, misalnya pertemuan kepala BPS se Indonesia, Misi
Kebudayaan dari berbagai provinsi.
Pendidikan, apabila tujuan melakukan perjalanan untuk mengikuti kegiatan yang berkaitan
dengan pendidikan (bukan perjalanan rutin/sekolah), misalnya kuliah kerja nyata,
kursus dan penataran.
Kesehatan, apabila tujuan melakukan perjalanan untuk pemeliharaan atau pemulihan kesehatan
dan atau mencari obat (baik untuk diri sendiri maupun orang lain).
Berziarah/keagamaan, apabila melakukan perjalanan dengan tujuan untuk berkunjung ke
tempat yang dianggap sakral atau berkaitan dengan kegiatan keagamaan, misalnya
menghadiri ceramah keagamaan atau mengunjungi makam leluhur dan makam
keramat.
Mengunjungi teman/keluarga, apabila bepergian dengan tujuan mengunjungi teman atau
keluarga dalam rangka silaturahmi.
Olahraga/kesenian, apabila bepergian dengan tujuan untuk melakukan kegiatan yang berkaitan
dengan olahraga (termasuk camping, hiking) atau kesenian termasuk supporter.
Lainnya, apabila melakukan perjalanan bertujuan selain dari tujuan tersebut diatas, seperti
berbelanja.
3.7.
Objek Daya Tarik Wisata (ODTW)
Objek daya tarik wisata (ODTW) menurut UU No 9 tahun 2009 tentang kepariwisataan
adalah segala sesuatu yang memiliki keunikan, keindahan, dan nilai yang berupa
keanekaragaman kekayaan alam, budaya, dan hasil buatan manusia yang menjadi sasaran atau
tujuan kunjungan wisatawan. Objek daya tarik wisata dalam survei ini dapat dikelompokkan
menjadi tiga kelompok, yaitu:
Objek wisata alam adalah objek wisata yang memiliki keunikan, keindahan, dan nilai yang
berupa keanekaragaman kekayaan alam.
Contoh : Taman Nasional Ujung Kulon, Gunung Tangkuban Perahu, Kawah Pasir
Putih, Plateu Dieng dan lain-lain.
Profil Wisatawan Nusantara 2014
|
15
Objek wisata buatan adalah objek wisata yang memiliki keunikan, keindahan, dan nilai yang
berupa hasil buatan manusia dan merupakan kreasi artifisial serta kegiatan-kegiatan
manusia lainnya diluar ranah wisata alam dan wisata budaya.
Contoh : Kebun Raya, Water Park, TMII dan sebagainya.
Objek wisata budaya adalah objek wisata yang memiliki keunikan, keindahan, dan nilai yang
berupa hasil olah cipta, karsa dan rasa manusia sebagai makhluk budaya.
Contoh : Sendratari Ramayana, Kota Lama, masjid Agung Demak, dan sebagainya.
3.8.
Moda Angkutan
Moda angkutan adalah sarana transportasi yang digunakan untuk melakukan
perjalanan. Moda angkutan terdiri dari pesawat, kereta api, bus, angkutan air, travel, kendaraan
pribadi, kendaraan sewa, dan lainnya. Moda angkutan Travel yang dimaksud disini adalah bukan
paket perjalanan yang diselenggarakan oleh Biro Perjalanan melainkan sejenis angkutan
penumpang tertentu seperti Cipaganti, Xtrans, dsb. Moda angkutan Kendaraan Pribadi adalah
semua kendaraan bermotor yang digunakan dalam melakukan perjalanan dengan tidak
membayar sewa, baik milik sendiri, hibah, atau milik pihak ketiga dengan tidak menyewa
termasuk kendaraan inventaris kantor. Moda angkutan Kendaraan Sewa adalah semua
kendaraan bermotor yang digunakan dalam melakukan perjalanan hasil menyewa dari pihak
ketiga. Sedangkan moda angkutan Lainnya yang dimaksud disini adalah semua kendaraan yang
tidak bermotor seperti sepeda, becak, dan sebagainya.
3.9.
Media Informasi
Media informasi adalah media informasi yang digunakan sebagai sumber referensi
selama melakukan perjalanan atau yang terkait dengan perjalanan. Media informasi tersebut
dapat berupa TV/ radio; internet; media cetak (koran, majalah, flyer, brosur, dsb); teman/
saudara; dan lainnya. Media informasi utama adalah media yang paling sering digunakan.
3.10.
Jenis Akomodasi
Hotel/Akomodasi apabila dalam bepergian tersebut menggunakan hotel/akomodasi komersial
untuk menginap. Hotel/akomodasi komersial terdiri dari : hotel berbintang, hotel melati,
penginapan remaja, pondok wisata dan akomodasi lainnya.
16
|
Profil Wisatawan Nusantara 2014
Apartemen/vila, apabila dalam bepergian menginap di apartemen/vila yang disewakan secara
harian.
Rumah Teman/keluarga apabila dalam bepergian menginap di rumah teman/keluarga.
Lainnya apabila dalam bepergian menginap di suatu tempat selain di hotel, apartemen/ vila,
teman/ saudara. Misalnya di kantor, masjid, pos ronda dan sebagainya.
3.11.
Lama Bepergian
Lama bepergian adalah jumlah hari yang digunakan untuk bepergian, dihitung sejak
responden meninggalkan rumahnya sampai ia kembali lagi ke rumah. Pertambahan hari ditandai
dengan pergantian tanggal.
Contoh : Abbas berangkat ke kota Bandung pada tanggal 1 Januari 2014 jam
10.00 WIB dan kembali ke rumah (Jakarta) pada tanggal yang sama
pukul 22.00 WIB, maka lama bepergian dihitung 1 hari. Bila kembalinya
pada tanggal 2 Januari 2014 maka dihitung dua hari.
3.12.
Pengeluaran selama melakukan perjalanan “wisata”
Pengeluaran selama melakukan perjalanan wisata adalah pengeluaran (rupiah) yang
betul-betul dikeluarkan oleh responden, baik berasal dari biaya sendiri maupun dari pihak lain.
Tidak termasuk dalam pengeluaran perjalanan antara lain pembelian barang dagangan yang
akan dijual kembali dan pengeluaran untuk tujuan investasi.
Penjelasan:
Pengeluaran untuk akomodasi, meliputi pengeluaran untuk biaya akomodasi (menginap di
hotel), termasuk juga yang menginap di rumah penduduk bila memang mengeluarkan
biaya. Jika pengeluaran untuk akomodasi sudah termasuk makan pagi (breakfast), baik
makanan tersebut dimakan atau tidak, maka pengeluaran tersebut dimasukkan ke
pengeluaran akomodasi.
Pengeluaran untuk makanan/minuman meliputi semua pengeluaran untuk makanan dan
minuman yang betul-betul langsung dikonsumsi dalam perjalanan (termasuk untuk
tembakau).
Pengeluaran untuk semua angkutan (darat, air dan udara) meliputi semua jenis pengeluaran
untuk setiap angkutan yang betul-betul dibayar mulai dari meninggalkan rumah sampai
kembali ke rumah.
Profil Wisatawan Nusantara 2014
|
17
Pengeluaran untuk bahan bakar dan pelumas; biaya yang dikeluarkan untuk membeli bahan
bakar dan pelumas, biasanya untuk mereka yang menggunakan kendaraan pribadi.
Pengeluaran untuk sewa kendaraan, meliputi biaya yang dikeluarkan untuk sewa kendaraan
apabila dalam perjalanan menyewa kendaraan. Biaya ini tidak termasuk ke dalam biaya
angkutan. Jika mencakup supir dan bahan bakar, maka pengeluaran tersebut dicatat
semua pada rincian ini.
Pengeluaran untukseminar/pertemuan, adalah biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan
seminar/pertemuan. Jika biaya merupakan satu paket dengan makan/minum maka
pengeluarannya dicatat menjadi satu.
Pengeluaran untuk paket perjalanan meliputi semua pengeluaran yang dikeluarkan untuk
membeli paket perjalanan yang biasanya sudah mencakup transport, akomodasi dan
lainnya.
Pengeluaran untuk pramuwisata, meliputi pengeluaran yang dibayarkan apabila menggunakan
jasa pramuwisata selama melakukan perjalanan terakhir.
Pengeluaran untuk pertunjukan seni dan budaya; museum dan peninggalan sejarah; jasa
hiburan/rekreasi, biasanya meliputi biaya pembelian tiket masuk pertunjukan/tempat
hiburan, sedangkan pengeluaran untukmakan minum selama pertunjukan dimasukkan
ke pengeluaran makanan dan minuman.
Pengeluaran untuk belanja/cindera mata, misalnya pengeluaran untuk pembelian makanan,
sayuran, dan buah-buahan yang akan diolah kembali selama melakukan perjalanan
atau sebagai oleh-oleh seperti: pakaian, pembelian patung, lukisan dan keramik dan
lain-lain.
Pengeluaran untuk biaya kesehatan, pengeluaran mencakup biaya untuk dokter dan rumah
sakit, termasuk biaya menginap jika dirawat di rumah sakit.
Pengeluaran lainnya, adalah pengeluaran selain yang disebutkan diatas, misalkan pengeluaran
untuk jasa penunjang angkutan (biaya pelayanan penumpang tiba/berangkat di
bandara dan di pelabuhan, porter, biaya jalan tol, dan sebagainya), pengeluaran untuk
jasa perbaikan meliputi semua biaya jasa perbaikan kendaraan baik sebelum, selama
dan sesudah melakukan perjalanan yang berkaitan dengan perjalanan terakhir.
18
|
Profil Wisatawan Nusantara 2014
BAB IV
ULASAN SINGKAT
Pertumbuhan masyarakat kelas menengah di Indonesia terbilang sangat pesat dalam
kurun waktu lima tahun terakhir. Pertumbuhan kelas menengah ditengarai sebagai salah satu
pemutar roda perekonomian. Mereka telah membuat tren konsumsi dalam negeri meningkat
yang secara bertahap akan menjadi sumber pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi dan disertai dengan peningkatan daya beli masyarakat,
maka hal ini akan mendorong meningkatnya penduduk Indonesia untuk melakukan perjalanan
wisata atau yang biasa dinamakan wisatawan nusantara (wisnus). Berikut disajikan gambaran
wisatawan nusantara yang melakukan perjalanan di seluruh wilayah teritori Indonesia. Gambaran
tersebut diperoleh berdasarkan Survei Profil Wisatawan Nusantara Tahun 2014 yang
dilakukan oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif bersama dengan Badan Pusat
Statistik (BPS).
GAMBAR 1. JUMLAH PERJALANAN WISATAWAN NUSANTARA (WISNUS) DAN TOTAL PENGELUARAN, TAHUN 2001-2014
*) Ket. : Kondisi semester I 2014.
Gambar di atas memperlihatkan perkembangan jumlah perjalanan dan juga total
pengeluaran yang dilakukan penduduk Indonesia selama kurun waktu sepuluh tahun terakhir.
Jumlah perjalanan wisatawan nusantara selama tahun 2013 mencapai sebanyak 250,04 juta
perjalanan atau meningkat 1,93 persen dibangingkan tahun 2012 dengan jumlah 245,29
perjalanan, sedangkan pengeluaran tahun 2013 mencapai sebesar 177,84 trilliun rupiah atau
meningkat 2,89 persen dibandingkan tahun 2012 sebesar 172,85 triliun. Dalam
2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 *) 195,77 200,59 207,12 202,76 198,36 204,55 222,39 225,04 229,73 234,38 236,75 245,29 250,04 116,83 58,71 68,82 70,87 71,7 74,72 88,21 108,96 123,17 137,91 150,41 160,89 172,85 177,84 99,50
Profil Wisatawan Nusantara 2014
|
19
menginterpretasikan perkembangan pengeluaran ini harus hati-hati karena nilai tersebut belum
disesuaikan dengan perkembangan inflasi.
Jumlah perjalanan wisnus selama Semester I Tahun 2014 adalah 116,8 juta
perjalanan, dengan rata-rata pengeluaran sebesar 851,7 ribu rupiah per perjalanan. Kondisi
tersebut memperlihatkan peningkatan yang cukup tinggi, dimana rata-rata pengeluaran per orang
per perjalanan mengalami peningkatan sebesar 19,72 persen dibanding tahun 2013 sebesar
711,2 ribu rupiah per perjalanan. Penduduk Indonesia yang melakukan perjalanan dalam
publikasi ini secara garis besar dapat dibedakan menurut daerah asal dan daerah tujuan. Daerah
asal adalah daerah tempat tinggal dari orang yang melakukan perjalanan, sedangkan yang
dimaksud daerah tujuan adalah daerah-daerah yang di kunjungi selama melakukan perjalanan.
Periode yang digunakan dalam penelitian ini adalah selama Desember 2013 hingga Mei 2014.
Publikasi ini juga memuat karakteristik penduduk yang melakukan perjalanan menurut daerah
asal maupun daerah tujuan dan dibedakan berdasarkan jenis kelamin, kelompok umur,
pendidikan tertinggi yang ditamatkan, status perkawinan, jenis pekerjaan utama, maksud
kunjungan, rata-rata lama tinggal dan rata-rata pengeluaran.
PROFIL WISATAWAN NUSANTARA
a.
Daerah Asal Wisatawan Nusantara
GAMBAR 2. DISTRIBUSI JUMLAH PERJALANAN WISATAWAN NUSANTARA MENURUT PROVINSI ASAL, TAHUN 2014 (persen) Jawa Timur Jawa Barat Jawa Tengah DKI Jakarta Sumatera Utara Bali Sulawesi Selatan Banten Lampung DI Yogyakarta 16,92 16,17 14,61 7,43 3,83 3,76 3,69 3,19 2,81 2,74
20
|
Profil Wisatawan Nusantara 2014
Jumlah perjalanan yang dilakukan oleh wisatawan nusantara selama periode survei
tersebut sebagian besar dilakukan oleh penduduk yang berdomisili di wilayah Jawa. Penduduk
yang berasal dari Provinsi Jawa Timur adalah yang paling banyak melakukan perjalanan hingga
mencapai sekitar 16,92 persen dari seluruh perjalanan wisata di Indonesia. Selanjutnya adalah
penduduk yang berdomisili di Jawa Barat yang mencapai sekitar 16,17 persen. Sedangkan
penduduk yang berdomisili di luar Pulau Jawa yang paling banyak melakukan perjalanan adalah
penduduk yang berdomisili di Provinsi Sumatera Utara. Jumlah penduduk Sumatera Utara yang
melakukan perjalanan selama periode survei tersebut mencapai sekitar 3,83 persen dari seluruh
perjalanan wisata di Indonesia. Kemudian diikuti oleh penduduk yang berasal dari Provinsi Bali,
Sulawesi Selatan, dan Lampung yang masing-masing sebesar 3,76 persen; 3,69 persen; dan
2,81 persen.
b.
Daerah Tujuan Wisatawan Nusantara
GAMBAR 3. DISTRIBUSI JUMLAH PERJALANAN WISATAWAN NUSANTARA MENURUT PROVINSI TUJUAN, TAHUN 2014 (persen)
Berdasarkan data dari hasil Survei Profil Wisatawan Nusantara Tahun 2014 ini,
diketahui bahwa jumlah perjalanan penduduk Indonesia yang bertujuan ke Provinsi Jawa Timur
merupakan yang tertinggi hingga mencapai sekitar 17,80 persen. Kemudian diikuti oleh
wisatawan nusantara yang bertujuan mengunjungi wilayah-wilayah di Jawa Barat, Jawa Tengah,
dan DKI Jakarta yang masing-masing sekitar 16,32 persen, 12,86 persen, dan 7,72 persen.
Kondisi tersebut hampir sama dengan pola yang terjadi menurut daerah asal, dimana Pulau Jawa
sangat mendominasi. Provinsi di luar Pulau Jawa yang menjadi tujuan favorit wisatawan
17,80 16,32 12,86 7,72 4,61 4,49 4,21 4,16 2,61 2,39
Profil Wisatawan Nusantara 2014
|
21
nusantara adalah Provinsi Bali yang mencapai sekitar 4,49 persen dari seluruh perjalanan yang
dilakukan oleh wisnus di Indonesia. Kemudian disusul oleh wisatawan dengan tujuan
wilayah-wilayah di Provinsi Sulawesi Selatan, Sumatera Utara, dan Lampung yang masing-masing sekitar
4,21 persen; 4,16 persen; dan 2,39 persen.
c.
Karakteristik Demografi.
Berdasarkan data dari Survei Profil Wisatawan Nusantara Tahun 2014, memperlihatkan
bahwa perjalanan wisatawan nusantara di wilayah Indonesia sebagian besar dilakukan oleh
penduduk laki-laki. Wisnus laki-laki mencapai sekitar 51,10 persen dari seluruh perjalanan yang
dilakukan wisnus sedangkan sisanya dilakukan oleh penduduk perempuan. Komposisi yang
hampir sama juga diperlihatkan pada tahun sebelumnya, dimana wisnus berjenis kelamin laki-laki
mendominasi jumlah perjalanan wisatawan nusantara. Wisnus perempuan mencapai sekitar
48,90 persen pada tahun 2014, sedangkan tahun 2013 mencapai sekitar 49,56persen.
GAMBAR 4.DISTRIBUSI JUMLAH PERJALANAN WISATAWAN NUSANTARA MENURUT JENIS
KELAMINTAHUN 2013-2014(persen)
GAMBAR 5.DISTRIBUSI JUMLAH PERJALANAN WISATAWAN NUSANTARA MENURUT KELOMPOK UMUR,TAHUN 2013 -2014(persen)
Wisatawan nusantara yang berkunjung ke wilayah-wilayah di Indonesia selama tahun
2014, sebagian besar dilakukan oleh kelompok umur muda, yaitu wisatawan yang berumur
kurang dari 15 tahun. Wisatawan nusantara kelompok umur muda mencapai sekitar 21,8 persen
pada tahun 2014 dan proporsinya cenderung meningkat dibandingkan tahun sebelumnya yang
berkisar 21,1 persen. Wisatawan nusantara kelompok umur 35-44 tahun mencapai 19,3 persen,
sedikit menurun dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar 19,6 persen. Sedangkan
wisatawan nusantara yang berumur 25-34 tahun sekitar 16,6 persen, menurun dibandingkan
tahun sebelumnya yang mencapai 17,8 persen. Kelompok umur tua yaitu umur 55 tahun keatas,
hanya sekitar 12,3 persen pada tahun 2013 dan proporsinya naik pada tahun 2014 yaitu menjadi
Laki-laki Perempuan 50,44 49,56 51,10 48,90 2013 2014 < 15 15-24 25-34 35-44 45-54 > 54 21,8 13,7 16,6 19,3 15,1 13,5 21,1 13,6 17,8 19,6 15,5 12,3 2013 2014