PEMETAAN POTENSI TENAGA KERJA DI KOTA PEKANBARU
TAHUN 2011-2015
Sri Maryanti, Rita Wiyati dan Muhammad Thamrin Universitas Lancang Kuning, Pekanbaru, 28265, Indonesia
Telp: 0761-52581
Email:ssrimaryanti@yahoo.com Ritawiyati@ymail.com
M.thamrindahlan@yahoo.com
ABSTRACT
Fokus penelitian ini untuk menyusun perkiraan dan kebutuhan tenaga kerja di Kota Pekanbaru tahun 2011-2015 mengingat pertumbuhan penduduk di Kota Pekanbaru selama kurun waktu lima tahun meningkat sebesar 2,22%. Jumlah penduduk yang bekerja persektor lapangan usaha sebesar 3,64% dan pertumbuhan ekonomi sebesar 6,44% dengan tingkat pengangguran 7,46% hal ini menunjukkan bahwa belum adanya perencanaan yang tepat untuk mengatasi masalah ketenaga kerjaan di Kota Pekanbaru. Metode yang digunakan adalah Man-power Utilization Approach dengan menggunakan Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK). Perkiraan kebutuhan penduduk yang bekerja mengunakan“Manpower Requirement Approach” menggunakan pertumbuhan ekonomi dan kesempatan kerja dengan menggunakan pendekatan elastisitas dan regresi linier.
Hasil dari penelitian ini kebutuhan tenaga kerja menurut umur dan jenis kelamin didominasi oleh kelompok umur produktif laki-laki sebesar 76,16 persen jumlah ini lebih kecil dari kelompok produktif perempuan 72,33 persen. Daya serap tenag kerja lebih banyak pada sektor pedagangan besar dengan proporsi mencapai 0,14 persen. Jika dilihat terjadi kelebihan persediaan tenaga kerja walaupun angka ini turun dari 305.825 orang dan turun menjadi 280.905 orang sehingga tingkat pengangguran turun dari 13,70 persen menjadi 7,46 persen dengan TPAK meningkat dari 60,97 persen menjadi 63,14 persen. Jadi dapat disimpulkan belum seimbangnya antar persediaan tenaga kerja dengan persediaan tenaga kerja, namun usaha ini sudah membuahkan hasil dengan turunnya tingkat pengangguran
Keywords: Pemetaan Tenaga Kerja, Potensi tenaga Kerja, Perencanaan Tenaga Kerja 1. INTRODUCTION
Masalah penduduk tidak terlepas dari masalah ketenagakerjaan. Jika tingkat pertum-buhan penduduk tinggi maka akan tinggi pula penyediaan tenaga kerja. Penawaran tenaga kerja yang tinggi tanpa diimbangi dengan kesempatan kerja yang cukup akan menimbulkan pengangguran. Terus membludaknya jumlah pencari kerja kemudian mendorong pemerintah
setempat untuk menciptakan berbagai program pengentasan pengangguran, salah satunya membuka bursa pencari kerja yang kemudian disingkronasikan dengan berbagai perusahaan yang membutuhkan para pekerja aktif. [1]
Selama kurun waktu 5 tahun jumlah pencari kerja terus mengalami peningkatan khusus-nya untuk pendidikan SLTA keatas namun hal ini tidak sebanding dengan jumlah tenaga kerja yg ditempatkan. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja terus mengalami peningkatan dari 60,97% ditahun 2011 meningkat menjadi 63,04% tahun 2015, hal ini menunjukkan bahwa keinginan para pencari kerja untuk mengadu nasib di Pekanbaru semakin tinggi dan hal ini juga mendorong tumbuhnya jumlah pegangguran tahun 2015 di Kota Pekanbaru sebesar 7,46% yang didominasi oleh SLTA ke atas, selama ini hanya beberapa sector yang menjadi primadona untuk para pencari kerja sehingga tidak terjadi pemerataan di pasar tenaga kerja. Sektor yang paling banyak menampung tenaga kerja di Pekanbaru adalah sector perdagangan dan jasa kemasyarakatan, sehingga tidak terjadi keseimbangan untuk Sembilan sector yang ada. [2] Badan Pusat Statistik
Tabel 1: Kondisi Jumlah Tenaga Kerja, Pencari Kerja dan Jumlah Tenaga Kerja yang ditempatkan per sector lapangan usaha di Kota Pekanbaru tahun 2011-2015
Tahun Jumlah
Penduduk JumlahTenaga Kerja
Jumlah Angkatan Kerja
Jumlah Pencari Kerja Jumlah Tenaga Kerja Yang
ditem-patkan Sektor Lapangan Usaha Yangmenampung tenaga kerja
SD ke
bawah SLTP SLTAKe atas SD keBawah SLTP SLTAKeatas PT Nama Sektor La-pangan Usaha Jumlah
2011 974.867 743.242 453.173 4.295 7.240 24.615 - 10 419 1.802 Perdagangan dll 153.842 2012 1.013.064 656.953 421.532 71.580 59.013 259.238 1 35 2.658 2.644 Perdagangan, dll 163.029 2013 1.052.570 668.204 408.871 4.677 88.737 570.112 78 23 4.088 2.331 Perdagangan dll Jasa Kemasy 167.251104.589 2014 1.093.416 733.640 449.694 1.944 1.912 12.732 3 4 887 888 Perdagangan, dll 153.818 2015 1.064.566 755.759 476.420 24 41 6.957 - - 71 89 Perdagangan dll Jasa Kemasy 197.631109.682 • Sumber : BPS – Pekanbaru dalam Angka
Dengan kondisi seperti ini maka perlu dilakukan pemetaan potensi tenaga kerja karena pemetaan dengan tujuan agar terjadi keseimbangan antara permintaan tenaga kerja dan pe-nawaran tenaga kerja sehingga mampu mengurangi tingkat pengangguran.
2. MATERIAL DAN METHODS
Untuk melakukan pemetaan potensi tenaga kerja dilakukan dengan menggunakan beber-apa cara yaitu: (1) Location Equation (LQ) dengan perhitungan trend tenaga kerja dilakukan dengan perbandingan antara tenaga kerja di sektor i di Kota Pekanbaru terhadap tenaga kerja total semua sektor di Kota Pekanbaru dengan tenaga kerja di sektor i di Propinsi Riau ter-hadap tenaga kerja total semua sektor di Propinsi Riau. (2) Menghitung penyerapan tenaga kerja dengan membandingkan antara selisih tenaga kerja (∆TK) dari penyerapan tenaga kerja pada tahun t (TKt) dan penyerapan tenaga kerja pada tahun t-1 (TKt-1) dengan Laju
Pertumbuhan Ekonomi (LPE). (3) Untuk menganalisis trend dan potensi tenaga kerja di-lakukan dengan menghubungkan antara trend tenaga kerja dengan potensi tenaga kerja se-hingga diperoleh kesimpulan antara trend dan potensi tenaga kerja berbanding lurus.
3. RESULTS
Selama kurun waktu lima tahun jumlah penduduk Kota Pekanbaru terus mengalami pertumbuhan sebesar 1,78%, namun hal ini tidak diiringi dengan Pertumbuhan jumlah pen-duduk yang bekerja per sector lapangan usaha selama kurun waktu lima tahun sebesar 3,64%. Laju pertumbuhan PDRB di Kota Pekanbaru selama kurun waktu lima tahun cenderung turun dari tahun 2011 pertumbuhan PDRB sebesar 7,54% pertumbuhan paling tinggi terjadi di tahun 2012 pertumbuhan PDRB sebesar 7,82%. Hal tersebut dapat dipahami karena Riau khususnya Kota Pekanbaru menjadi pusat pelaksanaan PON ke-18 pada September 2012. Perekonomian Kota Pekanbaru pada tahun 2014 mengalami percepatan dibandingkan per-tumbuhan tahun 2013. Laju perper-tumbuhan PDRB Pekanbaru tahun 2014 mencapai 6,79%, sedangkan tahun 2013 sebesar 5,73%. Pertumbuhan ekonomi tertinggi dicapai oleh kategori Jasa Perusahaan sebesar 20,33%. Laju pertumbuhan PDRB Pekanbaru tahun 2015 mencapai 5,43%, pertumbuhan ekonomi tertinggi dicapai oleh kategori jasa lainnya sebesar 19,93%. Sedangkan seluruh kategori ekonomi PDRB yang lain pada tahun 2015 mencatat pertum-buhan yang positif. [3]
Jika dilihat jumlah pencari kerja tidak sebanding dengan jumlah tenaga kerja yang ditempatkan, hal ini bisa disebabkan oleh beberapa hal salah satunya semakin banyak pen-duduk yang melanjutkan pendidikannya, namun dengan melihat kondisi ini seharusnya di Kota Pekanbaru telah dilakukan pemetaan potensi tenaga kerja hal ini bertujuan untuk memu-dahkan sinkronisasi antara pasar kerja dengan potensi sumber daya manusia. Penyusunan pola sinkronisasi antara pasar kerja dan ketersediaan tenaga kerja, juga berfungsi untuk men-gukur sebaran tenaga ahli dari setiap daerah, ini sangat penting dilakukan untuk menekan angka pengangguran terbuka. Perencanaan tersebut difokuskan untuk pemetaan jenis peker-jaan dan calon tenaga kerja sektor formal. Untuk mendukung terciptanya pasar kerja sektor formal, pemetaan tenaga kerja dan ketersediaan tenaga kerja di salah satu wilayah akan di-ikuti regulasi ketenagakerjaan sektoral dari pemerintah untuk memuluskan jalannya investasi yang dipastikan menyerap tenaga kerja.
Sampai akhir tahun 2015 jumlah pencari kerja yang belum ditempatkan 17.609 orang, lowongan yang belum dipenuhi 1.809, lowongan yang dipenuhi 1.500. Lebih dari setengah populasi penduduk usia kerja di Kota Pekanbaru yaitu penduduk dengan usia 15 tahun ke atas, masuk dalam kategori angkatan kerja artinya[4] tenaga kerja berusia 10 tahun yang selama seminggu yang lalu mempunyai pekerjaan, baik yang bekerja maupun yang sementara tidak bekerja karena suatu sebab. Hal ini dapat dilihat dari nilai Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) pada tahun 2015 yang bernilai sebesar 63,04 persen yang sedikit naik dari tahun sebelumnya (61,30 persen), TPAK adalah[5] sebagai perbandingan antara angkatan kerja dengan jumlah seluruh penduduk usia kerja.Dari penduduk angkatan kerja tersebut 92,56 persen diantaranya bekerja dan sisanya masih berstatus pengangguran. Nilai TPAK laki-laki (78,80 persen) lebih tinggi dari TPAK perempuan (46,59 persen). Salah satu faktor yang menyebabkan hal ini adalah perempuan masih memegang peran penting sebagai
pengu-rus rumah tangga. Dibandingkan tahun sebelumnya, kondisi ketenagakerjaan di Kota Pekan-baru cukup membaik, hal ini ditunjukkan oleh indikator Tingkat Pengangguran yang turun dari 9,20 persen pada tahun 2014 menjadi 7,46 persen pada tahun 2015. Bila dilihat dari didikan tertinggi yang ditamatkan, penduduk yang menganggur terbanyak memiliki pen-didikan SLTA ke atas. Penyerapan tenaga kerja pada tahun 2015 ini masih didominasi oleh sektor perdagangan besar, eceran, rumah makan dan hotel yaitu sebesar 44,83 persen. Posisi kedua diduduki oleh sektor jasa kemasyarakatan, sosial dan perorangan sebesar 24,88 persen.
Penduduk Kota Pekanbaru memiliki tingkat partisipasi pendidikan yang cukup baik. Ini dapat dilihat dari Angka Partisipasi Sekolah (APS) penduduk usia 7-12 tahun (usia ideal men-duduki bangku SD) yang mencapai 98,40 dan APS penduduk usia 13-15 tahun (usia ideal menduduki bangku SLTP) yang mencapai 97,00. Sementara itu pada penduduk usia 16-18 tahun (usia ideal menduduki bangku SLTA) partisipasi sekolahnya masih relatif rendah hanya 79,02. Kualitas di bidang pendidikan dapat dilihat dari angka harapan lama sekolah dan rata-rata lama sekolah. Berdasarkan IPM Metode Baru, Angka Harapan Lama Sekolah Kota Pekanbaru pada tahun 2015 sebesar 14,86. Di masa mendatang, diharapkan anak pada umur tertentu akan merasakan sekolah selama hampir 15 tahun atau sudah duduk pada bangku ku-liah Semester 5. Rata-Rata Lama Sekolah di Kota Pekanbaru tahun 2015 sebesar 10,97, be-rarti secara rata-rata penduduk Kota Pekanbaru sudah bersekolah selama 11 tahun (sampai kelas 2 SMA). Pendidikan yang ditamatkan penduduk berusia 10 tahun ke atas di Kota Pekanbaru terdiri atas SD sebesar 9,73 persen, SLTP sebesar 16,20 persen, SLTA sebesar 42,78 persen, DI/DII/DIII sebesar 6,64 persen, universitas sebesar 19,63 persen dan tidak memiliki ijazah sebesar 5,02 persen.[6]
4. DISCUSSION
Dari hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa jumlah penduduk usia sekolah terus meningkat begitu pula dengan jumlah pencari kerja, namun hal ini tidak diimbangi dengan jumlah lapangan pekerjaan serta pemerataan penyebaran tenaga kerja disetiap sector lapangan usaha. Selama kurun waktu lima tahun, sector yang paling banyak menyerap tenaga kerja adalah sector perdagangan dan jasa kemasyarakatan. Dengan daya tampung mencapai ±200.000 tenaga kerja. Melihat kondisi ini, dibutuhkan pemetaan potensi tenaga kerja menghasilkan jumlah persediaan tenaga kerja menunjukkan 2011 mengalami peningkatan sebesar 4,89 persen per tahun dimana jumlah tenaga kerja perempuan pertahunnya meningkat sebesar 4,62 persen dan 5,15 persen per tahun untuk laki-laki. Hal ini berarti semakin besar partisipasi kedua kelompok ini untuk bekerja. Untuk tenaga kerja dengan tingkat pendidikan Sekolah Dasar meningkat naik sekitar 59,46 persen per tahun. Untuk tingkat pendidikan SLTP sederajat dan SMU sederajat dan SMK yang cenderung meningkat masing-masing 69,69 persen per tahun dan 72,08 persen pertahun. Kecendrungan peningkatan tenaga kerja menurut tingkat pendidikan terjadi untuk tingkat pendidikan Sarjana rata-rata 27,91 persen per tahun namun jumlah ini tidak sebesar tenaga kerja dengan pendidikan SLTP dan SMTA. Hal ini mengindikasikan telah terjadi peningkatan kualitas tenaga kerja di Kota Pekanbaru. [7]
Untuk menganalisis kebutuhan akan tenaga kerja di Kota Pekanbaru dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu dengan menganalisis perkembangan penduduk bekerja menurut umur, jenis kelamin, lapangan usaha, status pekerjaan utama dan tingkat pendidikan[3]. menunjukkan peningkatan sebesar 12,72 persen per tahun untuk laki-laki dan 11,93 persen per tahun untuk perempuan, dimana proporsi penduduk bekerja lebih didominasi oleh kelompok umur produktif baik laki-laki maupun perempuan, sedangkan untuk kelompok umur muda lebih didominasi oleh kelompok perempuan. Hal ini berarti jumlah penduduk bekerja lebih banyak didominasi oleh laki-laki karena laki-laki merupakan tulang punggung keluarga. Kurangnya daya serap tenaga kerja untuk sektor pertambangan juga disebabkan sektor ini membutuhkan keahlian dan tingkat pendidikan yang tinggi sedangkan tingkat pendidikan penduduk Kota Pekanbaru untuk tingkat sarjana jumlahnya tidak terlalu besar jika dibandingkan dengan tamat SD,SMP dan SMTA yaitu hanya 4,75 persen.[8]
Jika dilihat dari status pekerjaannya penduduk Kota Pekanbaru lebih banyak bekerja sebagai buruh dimana 2,18 persen di isi oleh tenaga kerja laki-laki dan 2,15 persen tenaga kerja perempuan, tenaga kerja di Kota Pekanbaru lebih banyak bekerja dengan membuka usaha sendiri untuk laki-laki sebesar 0,76 persen dan 0,79 persen untuk perempuan.Masih banyak jumlah tenaga kerja yang tidak terserap persektor lapangan usaha sehingga penduduk membuka usaha sendiri untuk menopang kehidupannya seperti sektor perdagangan dengan kontribusi PDRB yang diberikan sektor perdagangan besar untuk Kota Pekanbaru semakin meningkat sebesar 25,65 persen. Tenaga kerja perempuan lebih banyak diserap dibanding dengan laki-laki karena sektor perdagangan lebih banyak diminati oleh kaum perempuan sesuai dengan pola partisipasi kerjanya dan tingkat pendidikan tenaga kerja untuk perempuan lebih banyak berpendidikan SMA 15,42 persen dan sarjana hanya 4,75 persen untuk tenaga kerja laki-laki berpendidikan SMA 10,55 persen dan sarjana 11,74 persen, semakin tinggi pendidikan seseorang semakin besar peluangnya untuk memperoleh pekerjaan yang lebih baik.[9]
5. CONCLUSION
Jumlah persediaan tenaga kerja menurut kelompok umur dan jenis kelamin mengalami peningkatan 4,89 persen dengan laju pertumbuhan tenaga kerja perempuan sebesar 4,62 persen dan 5,15 persen untuk tenaga kerja laki-laki. Peningkatan persediaan tenaga kerja menurut tingkat pendidikan lebih banyak didominasi oleh pendidikan SMP sebesar 69,69 persen dan SMTA sebesar 72,08 persen sedangkan untuk sarjana hanya 27,91 persen dan untuk tingkat pendidikan SD kebawah mengalami penurunan sebesar -38,81 persen hal ini membuktikan program wajib belajar 12 tahun sudah maksimal.[11]
Kebutuhan tenaga kerja menurut umur dan jenis kelamin didominasi oleh kelompok umur produktif laki-laki sebesar 76,16 persen jumlah ini lebih kecil dari kelompok produktif perempuan 72,33 persen. Daya serap tenag kerja lebih banyak pada sektor pedagangan besar dengan proporsi mencapai 0,14 persen. Jika dilihat terjadi kelebihan persediaan tenaga kerja walaupun angka ini turun dari 305.825 orang dan turun menjadi 280.905 orang sehingga tingkat pengangguran turun dari 13,70 persen menjadi 7,46 persen dengan TPAK meningkat dari 60,97 persen menjadi 63,14 persen. Hal ini berarti belum seimbangnya antar persediaan tenaga kerja dengan persediaan tenaga kerja, namun usaha ini sudah membuahkan hasil dengan turunnya tingkat pengangguran.[11]
6. REFERENCE LIST
[1] Payaman Simanjuntak , 2010, Pengantar Ekonomi Sumber Daya Manusia, BPFE UI, Jakarta
[2] Muhammad Hidayat, Muhammad Fikry Hadi S, MediaTrend, vol. 12, issue 1 (2017) pp. 76-89,Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) Perempuan Antar Kabupaten di Provinsi Riau
[3] Maryanti S ,2012,Analisis perencanaan tenaga kerja terhadap kebutuhan tenaga kerja di provinsi riau tahun 2008-2011,Pekbis Jurnal, vol. 4, issue 1 (2012) pp. 54-62
Gambar 2: Pengangguran di Kota Pekanbaru,2008-2014
Gambar 3. Persentase Penduduk 10 Tahun Ke Atas menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan di
Kota Pekanbaru, 2015
Gambar 4. Persentase Penduduk Usia Sekolah yang Masih Bersekolah di Kota Pekanbaru, 2011-2015
FIGURE LEGENDS