• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENYELIDIKAN GEOKIMIA PANAS BUMI LAU SIDEBUK-DEBUK KABUPATEN KARO SUMATERA UTARA. Juliper Nainggolan ABSTRACT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENYELIDIKAN GEOKIMIA PANAS BUMI LAU SIDEBUK-DEBUK KABUPATEN KARO SUMATERA UTARA. Juliper Nainggolan ABSTRACT"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

1315 _____________

ISSN 0853-0203

PENYELIDIKAN GEOKIMIA PANAS BUMI LAU SIDEBUK-DEBUK KABUPATEN KARO SUMATERA UTARA

Juliper Nainggolan

ABSTRACT

This study aims to look at the potential of geothermal energy in Lau-debuk Sidebuk with geochemical investigations. This investigation also measurements in addition to direct measurements performed in chemical laboratories. Measurement and sampling conducted at four points with different height positions measured by the Global Posistion System (GPS). The fourth position of the sample point is at about N coordinates: 30 13 '624 "and E: 980 30' 590" with a height of 1372 m above sea level. The average surface temperature is 479,370 C and the acidic pH of about 6.45 with 1888 micro electrical conductivity/cm. Results of chemical analysis, chart analysis and temperature measurement with Trilinier Geothermometer obtained approximately 479.3700 C reservoir temperature and classified sulfate type water. With gradient decreased 300 C per km then the depths of the reservoir is estimated to 141 km from the surface. Above results illustrate that the hot springs-debuk Sidebuk Lau has great potential as an alternative energy source, but it is necessary to study the geoelectric and geologic.

---

Keywords: Lau Sidebuk-debuk, Temperature Reservoir, Geochemistry

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Estimasi potensial energi panas bumi didasarkan pada kajian ilmu geologi, geofisika dan tenik reservoir . Kajian geologi lebih ditekankan pada sistem vulkanis, struktur geologi, umur batuan, jenis dan tipe batuan ubahan dalam kaitannya dengan sistem panas bumi. Kajian geokimia ditekankan pada tipe dan tingkat kemurnian air, asal mula air panas, model hidrologi dan sistem fluidanya. Kajian geofisika menghasilkan parameter fisis batuan dan struktur bawah permukaan dari sistem panas bumi. Kajian teknik reservoar menghasilkan fase teknik yang mendefinisikan klasifikasi cadangan termasuk sifat fisis batuan dan fluida serta pemindahan fluida dari reservoar.

Beberapa penyelidik terdahulu melakukan penyelidikan tentang panas bumi adalah Delita, (2008). Yang menjadi lokasi penelitiannya adalah daerah panas bumi Sipoholon, Tapanuli Utara. Hasil perhitungan suhu reservoar panas bumi Sipoholon dengan menggunakan persamaan geotermometer empiris berkisar 230 - 2800 C. Berdasarkan penelitian sebelumnya suhu reservoar panas bumi Sipoholon dengan menggunakan persamaan geotermometer diperoleh kisaran temperatur antara 143 – 2300 C. Cara eksplorasi sistem geotermometer juga telah dilaksanakan oleh Cristina. Penelitian ini dilaksanakan di daerah Dolok Marawa pada tahun 2010. Geotermometer yang sesuai dengan persyaratan fisika dan kimia

(2)

1316 _____________

ISSN 0853-0203

menunjukkan bahwa daerah Dolok Marawa memiliki suhu reservoir sekitar

1870 C (Cristina,2010).

Geothermal dapat juga dimaknai sebagai energi panas yang terbentuk secara alami dibawah permukaan bumi. Kerak bumi (crust), yang merupakan lapisan terluar yang keras/padat berupa batu, mampu menahan aliran panas yang berasal dari bawah permukaan bumi. Sementara mantel bumi (mantle) merupakan lapisan yang semi-cair atau batuan yang meleleh atau sedang mengalami perubahan fisik akibat pengaruh tekanan dan temperatur tinggi disekitarnya. Sedangkan bagian luar dari inti bumi (outer core) berbentuk liquid. Akhirnya, lapisan terdalam dari inti bumi (inner core) berwujud padat.

Jauh dibawah permukaan bumi terdapat panas yang sangat tinggi sehingga semua batuan dan benda berubah menjadi cair. Batuan cair yang bersuhu tinggi tersebut dinamakan ”magma”. Semenjak terjadinya bumi, magma tersebut selalu memanasi kerak bumi yang merupakan bagian terluar dari bumi sampai kedalaman 15 km (jari-jari bumi : 6371 km). Kerak tersebut mengandung air yang ikut terpanasi. Apabila air tersebut dapat tembus atau muncul kepermukaan bumi dan bebas dari tekanan yang disebabkan oleh kedalamannya, maka akan berubah menjadi uap panas, kubangan lumpur panas ataupun sebagian mata air panas (Saptadji Miryani Nenny, 1992)

Sistem panas bumi dialam mencakup sistem hidrotermal yang merupakan sistem tata air, proses pemanasan dan kondisi sistim dimana air yang terpanaskan terkumpul. Sistem panas memiliki syarat sebagai berikut :

1. Adanya peresapan air tanah dalam (air meteorik).

2. Adanya sumber panas berupa “kantong magma, baik sisa dari gunung api maupun terobosan magma dikedalaman (stock).

3. Adanya susunan batuan, yang terdiri dari batuan tudung kedap air uap, batuan sarang yang tembus air uap dan batuan kedap sebagai penghantar panas.

4. Adanya gejala struktur, umumnya patahan yang menjebak bagi tersebarnya manifestasi panas bumi dipermukaan.

Keseluruhan parameter diatas bekerja saling terkait membentuk sistem panas bumi. Batuan panas akan berfungsi sebagai sumber pemanas air yang dapat berwujud tubuh terobosan granit. Pada umumnya sumber panas bumi terdapat di jalur gunung api, maka sebagai sumber panas adalah magma atau batuan yang telah mengalami radiasi panas dari magma.

Terjadinya sumber energi panas bumi di Indonesia serta karakteristiknya dijelaskan oleh Hazuardi (1992) sebagai berikut. Ada tiga lempengan yang berinteraksi di Indonesia, yaitu lempeng Pasifik, lempeng India-Australia dan lempeng Eurasia. Tumbukan yang terjadi antara ketiga lempeng tektonik tersebut telah memberikan peranan yang sangat penting bagi terbentuknya sumber energi panas bumi di Indonesia. Tumbukan antara lempeng India-Australia di sebelah selatan dan lempeng Eurasia di sebelah utara mengasilkan zona penunjaman

(3)

1317 _____________

ISSN 0853-0203

(subduksi) di kedalaman 160 - 210 km di bawah Pulau Jawa-Nusatenggara dan di kedalaman sekitar 100 km di bawah Pulau Sumatera.

Petrucci Ralph (1985) membedakan sistem panas bumi menjadi tiga yaitu rendah (< 1250 C ), sedang (1250C – 2250C) dan tinggi ( >2250C). Yang paling baik untuk digunakan sebagai sumber pembangkit tenaga listrik adalah yang masuk kategori high temperature. Namun dengan perkembangan teknologi, sumber panas bumi dengan kategori low temperature juga dapat digunakan asalkan suhunya melebihi 500C.

Metode geokimia dalam kegiatan eksplorasi panas bumi, dimaksudkan untuk mengetahui jenis manifestasi, dan karakteristik kimia dari manifestasi dan perkiraan temperatur bawah permukaan. Distribusi anomali senyawa kimia secara lateral seperti pH, Hg tanah dan CO

2 udara tanah pada daerah penyelidikan. Analisa kimia panas bumi dari contoh tanah, air panas, air dingin, dan gas untuk dianalisis kandungan seperti pH, daya hantar listrik, SiO2, Al, Fe, Ca, Mg, K, Na, Li, NH4, B, Cl, SO4, HCO3, As, F, Hg, CO,CH4, H2, O2, N2, NH3, SO2, CO2, H2S dan HCl dengan metode titrimetri dan kromatrografi dan menggunakan peralatan mercury Analyzer (AAS), Gas Cromatography dan peralatan lainnya. Pengolahan data berupa plotting data pada diagram segi tiga: klasifikasi air panas Cl - SO

4 - HCO

3, kandungan relatif Na/1000, K/100, √Mg, Cl/100-Li-B/4 hasil analisis pH, Hg, dan CO

2 serta pembuatan peta distribusinya. Pendugaan temperatur bawah permukaan berdasarkan perhitungan Geothermometri.

Geothermometer memungkinkan temperature dari fluida reservoir dapat diperkirakan. Hal ini penting untuk mengevaluasi sistem panas bumi yang baru dan mengamati sistem hidrologinya. Pada tahap ini, geothermometer berdasarkan daya larutan daripada mineral (silika) serta reaksi pergantian antara Na – K : Na – K – Ca dan lain – lain. Geothermometer larutan berdasarkan temperature equilibrium fluida mineral dan 5 dasar asumsi (Ellis & Mahon,1977) yaitu :  Konsentrasi daripada elemen – elemen atau unsur – unsur yang akan

digunakan dalam geothermometer harus dikontrol oleh temperature fluida mineral tersebut,

 Kelimpahan mineral – mineral atau unsur – unsur larutan dalam fluida yang akan bereaksi dengan cepat,

 Reaksi yang mencapai kesetimbangan dalam fluida,

 Adanya kecepatan aliran kepermukaan tanpa re-equiriblium setelah fluida meninggalkan reservoir,

 Tidak ada pencampuran .

Sehingga dapat dikatakan bahwa geothermometer larutan sangat tergantung pada kecepatan reaksi harus cukup cepat dalam membentuk suatu sistem kesetimbangan. Untuk memastikan komposisi reservoir tertahan oleh air

(4)

1318 _____________

ISSN 0853-0203

serta kecepatannya tidak boleh membentuk sistem kesetimbangn baru pada saat fluida bergerak kepermukaan.

1.2. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui potensi panas bumi Lau Sidebuk-debuk Kabupaten Karo, Sumatera Utara dengan proses Geokimia

II. METODOLOGI PENELITIAN 2.1. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Lau Sidebuk – debuk, desa Semangat gunung, Kabupaten Karo, Sumatera Utara tahun 2012.

2.2. Bahan dan Alat Penelitian

Bahan dan alat yang digunakan adalah : alat yang dipergunakan dalam penyelidikan geokimia yang meliputi : Analisis kandungan seperti pH, kadar Hg dan CO2, SiO2, Al, Fe, Ca, Mg, K, Na, Li, NH4, B, Cl, SO4, HCO3, As, F, Hg, CO,CH4, H2, O2, N2, NH3, SO2, CO2, H2S dan HCl dengan metode titrimetri menggunakan peralatan mercury Analyzer (AAS), Gas Chromatography dan peralatan lainnya. Dengan menggunakan rumus geothermometer larutan akan ditentukan suhu reservoir. Demikian juga tipe air dapat ditentukan dengan diagram segitiga Cl-SO4-HCO3.

2.3. Metode Penelitian A. Geothermometer Na-K

Geothermometer dengan perbandingan Na/K memberikan indikasi temperatur yang tinggi di bawah permukaan dengan melihat elemen sodium dan potassium. Persamaan yang dapat digunakan dalam menghitung temperatur dari perbandingan Na – K, dengan rentang suhu (180-350), (Giggenbach, 1988 dalam Nicholson,1993) adalah sebagai berikut :

B. Geothermometer Na-K-Ca

Terbentuk sebagai hasil dari reaksi pertukaran dengan Na-K-Ca pada temperature rendah. Perbandingan Na-K-Ca akan representatif dan kondisi terakhir reaksi sebelum keluar dari reservoir.

T

o

C =

log / 1.750

1390  K Na

- 273

(5)

1319 _____________ ISSN 0853-0203

47

,

2

)

06

,

2

)

/

log(

)

/

log(

1647

)

(

0

Na

Ca

K

Na

C

t

Dengan , β = 4/3 untuk t<100

0 C dan β = 1/3 untuk t > 1000 C C.Geothermometer SiO2

Suhu reservoir yang diperkirakan dari pengukuran konsentrasi silica dengan suhu yang diukur secara langsung dengan metode fisika ternyata cocok untuk air panas bumi suhu tinggi (180 – 260 )0C. Truesdell menyatakan bahwa suhu reservoir dapat diperkirakan dari konsentrasi silica (mg/kg) dengan menganggap air jenuh dengan kuarsa, adiabatic, pendinginan isoentalpi (Ellis and Mohan, 1977). Rumus yang menyatakan hubungan konsentrasi silica dengan suhu adalah :

Tipe dari fluida dapat ditentukan berdasarkan kandungan unsur kimia yang paling dominan dijumpai di dalam air panas tersebut serta proses – proses fisika yang terjadi. Berikut ini adalah beberapa tipe fluida dari air panas (Ellis, J. A & Mahon J. A. W, 1977), yaitu : klorida, sulfat dan bikarbonat.

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini dilaksanakan di daerah Lau Sidebuk-debuk dengan empat titik yang berjarak sekitar 300 meter satu dengan lainnya yaitu mataair 1, mataair 2, mataair 3 dan mataair 4. Berdasarkan hasil pengamatan dan pengukuran dengan menggunakan global Position System (GPS), termometer, kertas lakmus serta pH meter didapatkan hasil sebagai berikut:

Tabel 1. Hasil Pengukuran Kualitas Air Lau Sidebuk-debuk

No Parameter Mataair

1 2 3 4

1 Warna Jernih Jernih Jernih Jernih

2 Bau Sulfur Sulfur Sulfur Sulfur

3 Rasa Asam Asam Asam Asam

4 Suhu Permukaan 470C 540 C 500 C 490 C 5 Ph 6,5 6,3 6,5 6,4 6 Ketinggian (dpl) 1372 m 1395 m 1365 m 1351 m 7 Posisi N:3013’624” E:98030’590” N:3013’462” E:98030’818” N:3013’261” E:98030’952” N:3013’256” E:98030’984”

Analisa Geokimia sangat membantu dalam mendapatkan informasi mengenai kondisi dari pada reservoir dalam penentuan karakteristik panas bumi

T

o

C =

273 ] 2 [ 768 , 5 5 , 1533 Log SiO

273

(6)

1320 _____________

ISSN 0853-0203

pada daerah penelitian. Analisis kimia dilakukan Badan pengkajian Kebijakan Iklim Dan Mutu Industri Balai Riset Dan Standarisasi Industri Medan, BTKL PPM dan Sucofindo. Hasil analisis kimia untuk keempat mataair terdapat pada

tabel di bawah ini

Tabel 2. Komposisi Kimiawi Air Lau Sidebuk-debuk

No Parameter Satuan Mataair 1 2 3 4 1. Kalium(K) mg/l 23,5 23,9 29,0 23,7 2. Kalsium(Ca+2) mg/l 93,9 81,8 91.1 75,0 3. Natrium(Na) mg/l 30,2 31,6 32,6 31,0 4. Air Raksa mg/l < 0,01 < 0,01 < 0,01 < 0,01 5. Klorida (Cl) mg/l 90,3 130 177 127 6. Silika (SiO2) mg/l 3,8 26,4 19,9 20,4 7. Sulfat (SO4-2) mg/l 978 775 765 677 8. Magnesium (Mg) mg/l 659 595 645 498 9. Bikarbonat (HCO3-) Mg/l 26,46 20,50 39,69 45,57 10 .

Elektric Konduktivity Mikro/cm 1508 2070 1888 1640

Dalam penentuan tipe air panas berdasarkan analisa geokimia mataair panas daerah penelitian menggunakan klasifikasi diagram Trilinier (Back, 1966 dalam Dendi S Kusuma, 2005) berdasarkan kandungan relatif anion klorida, sulfat dan bikarbonat. Dari diagram disimpulkan tipe air panas termasuk dalam tipe sulfat seperti terlihat pada diagram berikut.

Gambar 1. Tipe Air Panas Berdasarkan Analisa Geokimia

Mataair 4 Mataair 2 Mataair 3

(7)

1321 _____________

ISSN 0853-0203

Berdasarkan perhitungan suhu reservoir yang menggunakan tiga persamaan geothermometer emperis diatas dan konsentarasi hasil pengukuran pada tabel diatas didapatkan hasil sebagai berikut.

Tabel 3. Hasil Pengukuran Suhu Mata Air

No Sampel T(SiO2)0C T(Na-K)0C T(Na-K-Ca)0C

1 Mataair 1 22,47 474,59 531,11

2 Mataair 2 79,67 469,65 531,83

3 Mataair 3 69,98 498,72 543,62

4 Mataair 4 75,91 474,51 533,24

Rata – rata 62,01 479,37 534,95

Berdasarkan data diatas, nilai yang paling mendekati untuk suhu reservoir adalah 479,370 C. Jika gradien penurunan suhu adalah 30C tiap km, suhu permukaan sekitar 540 C dan suhu reservoir 479,370 C maka diperkirakan kedalaman reservoir dari permukaan adalah 141 km.

IV. KESIMPULAN

Dari penelitian ini dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1.

Berdasarkan perhitungan suhu dengan geothermometer maka perhitungan geotermometer Na-K yang paling mendekati. Suhu reservoir air panas Sidebuk-debuk sekitar 479,370 C tergolong air panas suhu tinggi.

2.

Suhu permukaan antara 470C – 540C, pH antara 6,3 – 6,5 bersifat asam dan daya hantar listriknya 1888 mikro/cm.

3.

Kedalaman reservoir dari permukaan dengan menganggap pendinginan terjadi 30 per km adalah sekitar 141 km.

4.

Berdasarkan analisa diagram Trilinier, mataair panas sidebuk debuk tergolong tipe air sulfat.

DAFTAR PUSTAKA

Delita, (2008), Perhitungan Suhu Reservoir Daerah Panas Bumi Sipoholon, Tapanuli Utara menggunakan Persamaan Geotermometer Empiris, Skripsi, FMIPA, Unimed, Medan.1

Dendi Surya Kusuma dkk, (2005), Prospek Panas Bumi di Daerah Ranau, Lampung dan Sumatera selatan, Subdik Panas Bumi.

Ellis, A. J., dan Mahon, W. A. J., (1977), Chemistry and Geothermal System, Academic Press. Inc, Orlando.

Giggenbach,W.F, and Goguel, 1988, Methods for tthe collection and analysis of geothermal and volcanic water and gas samples, Petone New Zealand

(8)

1322 _____________

ISSN 0853-0203

Hazuardi.,(1992), Pengantar Eksplorasi Panas Bumi, PPT MIGAS(Pusat Tenaga Perminyakan dan Gas Bumi),Cepu.

Miryani, S. N, (1992), Teknik Panas Bumi: http://www.dim.esdm.go.id/ Diakses Tanggal 2 Juni 2010, Jam 09.39 WIB

Ralph, P.H., (1985), Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern, Suminar Achmadi, Ph.D. (penerjemah), Edisi keempat, Jilid 2, Erlangga, Jakarta. Situmorang, Cristina (2010), Perhitungan Suhu Reservoir Panas Bumi Rianiate

Kecamatan Pangururan Menggunakan Persamaan Geothermometer Empiris, Skripsi, FMIPA, Unimed, Medan.

Gambar

Tabel 1. Hasil Pengukuran Kualitas Air Lau Sidebuk-debuk
Gambar 1. Tipe Air Panas Berdasarkan Analisa Geokimia
Tabel 3. Hasil Pengukuran Suhu Mata Air

Referensi

Dokumen terkait

pengetesan. Tes yang berupa fungsi heuristic ini akan menunjukkan seberapa baiknya nilai terkaan yang diambil terhadap keadaan-keadaan lainnya yang mungkin.. Cari operator

Demikian Berita Acara ini dibuat dengan sebenarnya untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya. Sidoarjo, 23

untuk tujuan bukan komersial (nonprofit), dengan syarat tidak menghapus atau merubah atribut penulis dan pernyataan copyright yang disertakan dalam setiap

Pengantar studi Islam (PSI) merupakan sebuah mata kuliah yang berupaya mengkaji keislaman dengan wilayah telah materi ajaran agama dan fenomena kehidupan beragama, sedangkan

[r]

penelitian ini untuk Pengembangan alat pelontar bola tenis lapangan berbasis microcontroller ini, peneliti menyadari masih ada kekurangan pada penelitian dan

Then this binary image is filtered sequentially by morphological closing and opening filters (Serra, 1982) with small disk-shaped structured element. Such filtering

Hal ini konsiten dengan penelitian terdahulu yang telah dilakukan oleh Situngkir (2009) yang menyatakan bahwa dana alokasi khusus memiliki pengaruh terhadap