• Tidak ada hasil yang ditemukan

Interval = Range = (85 35) + 1 = 50. nilai maksimum nilai minimum +1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Interval = Range = (85 35) + 1 = 50. nilai maksimum nilai minimum +1"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan

Penelitian ini dilakukan dalam praktek pembelajaran dikelas IV SDN Mangunsari 02 Salatiga dengan jumlah siswa 25 pada mata pelajaran IPA pokok pembahasan tentang hubungan Sumber daya alam dengan lingkungan dengan masalah kondisi alam dengan menggunakan salah satu komponen KBM yaitu model pembelajaran kooperatif tipe NHT (Numbered Heads Togteher).

4.1.1 Kondisi awal

Hasil belajar IPA siswa kelas IV SD Negeri Mangunsari 02 sebelum diadakan tindakan masih banyak siswa yang hasil belajarnya belum tuntas. Ketuntasan klasikal belajar siswa kelas IV pada mata pelajaran IPA hanya 44% dengan nilai rata-rata 59. Hal ini belum sesuai dengan tujuan yang akan dicapai pada setiap kriteria ketuntasan minimal (KKM) atau jauh dari ketuntasan belajar pada mata pelajaran IPA yaitu ≥ 65. Berdasarkan data hasil tes menunjukkan sebagian besar siswa belum mencapai ketuntasan belajar. Data ketuntasan belajar kondisi awal dapat dilihat pada tabel 4.1.

1. Kemudian dengan membuat rekap hasil nilai tersebut, dan rekap nilai itu diperoleh dengan menentukan kelas terlebih dahulu menggunakan rumus dari (Sabana dkk 2000:39) :

K = 1 + 3,3 Log n (jumlah siswa). K = 1 + (3,3 Log 1,39)

K = 1 + (3,3 . 1.39 ) K = 1 +( 4.587 )

K = 5.587 dibulatkan menjadi 6.

Setelah perhitungan kelas didapatkan kemudian mencari Range dengan rumus : Range = (nilai maksimum – nilai minimum) + 1

Interval = nilai maksimum −nilai minimum +1𝐾 Range = (85 – 35) + 1

(2)

Interval = 85−35 +16 = 51

6 = 8,5 dibulatkan menjadi = 9

Tabel 4.1 Nilai Tes Pra Siklus

No Nilai Jumlah siswa Persentase

1 85 – 94 2 8% 2 75 – 84 3 12% 3 65 – 74 6 24% 4 55 – 64 5 20% 5 45 – 54 5 20% 6 35 – 44 4 16% Jumlah 25 100%

Tabel 4.1 menunjukkan bahwa jumlah siswa yang mendapat nilai 65

keatas sebanyak 48% atau 25 siswa, yang mendapat nilai (85 – 94) sebanyak 8% atau 2 siswa, yang mendapat nilai (75 – 84) sebanyak 12% atau 3 siswa, yang mendapat nilai (65 – 74) sebanyak 24% atau 6 siswa, yang mendapat nilai (55 – 64) sebanyak 20 % atau 5 siswa, yang mendapat nilai (45 – 54) sebanyak 20% atau 5 siswa dan yang mendapat nilai (35 – 44) sebanyak 16% atau 4 siswa.

Gambar 4.1

Ketuntasan Hasil Belajar Pra Siklus Berdasarkan Interval Kelas 35-44 45-54 55-64 65-74 75-84 85-94 tuntas 6 3 2 belum tuntas 4 5 5 0 1 2 3 4 5 6 7

(3)

Tabel 4.2

Ketuntasan Belajar Siswa Hasil Tes Pra Siklus

No Nilai Jumlah Persentase Ketuntasan

1 ≥65 11 44% Tuntas

2 <65 14 56% BelumTuntas

Jumlah 25 100%

Tabel 4.2 ketuntasan belajar siswa hasil tes pra siklus dapat diketahui

bahwa siswa yang memiliki nilai kurang dari KKM sebanyak 14 siswa. Dengan demikian ada 14 siswa yang belum mencapai ketuntasan belajar minimal (KKM). Sedangkan yang sudah mencapai ketuntasan minimal ada 11 siswa. Perbandingan antara yang sudah tuntas dan yang belum tuntas dapat dilihat pada diagram lingkaran seperti gambar 4.2

Gambar 4.2. Ketuntasan belajar Pra Siklus

Apabila hasil nilai pra siklus dianalisa berdasarkan nilai tertinggi, nilai terendah, dan nilai rata-rata akan tampak seperti pada tabel 4.3

44%

56% Tuntas

(4)

Tabel 4.3

Nilai Tertinggi, terendah, dan nilai rata-rata

No Uraian Nilai

1 Nilai tertinggi 85

2 Nilai terendah 35

3 Nilai rata-rata 59

Pada hasil tes pra siklus dapat diketahui nilai yang tertinggi berjumlah 85, dan nilai yang terendah berjumlah 35 dan kemudian nilai rata-ratanya berjumlah 59.

4.1.2 Deskripsi Pelaksanaan Siklus I

Praktek pembelajaran pertama dilaksanakan dengan pokok bahasan sumber daya alam dengan lingkungan sub pokok bahasan sumber daya alam. Dalam siklus I ini dilakukan melalui dua kali pertemuan dengan rinciannya sebagai berikut:

1. Perencanaan

Hasil evaluasi pra siklus menjadi acuan untuk mengambil tindakan yang tepat untuk meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas IV. Persiapan yang dilakukan peneliti untuk melaksanakan pertemuan pertama ini adalah mempersiapkan instrumen, alat dan bahan untuk penelitian agar tujuan pembelajaran dapat tercapai secara optimal.

2. Pelaksanaan Tindakan

1) Pertemuan pertama

Tindakan ini dilaksanakan pada tanggal 11 April 2014 melalui beberapa kegiatan sebagai berikut :

1. Kegiatan awal

Guru mengawali pembelajaran dengan mengucapkan salam, berdo’a, pengkondisian kelas dan absensi. Kemudian guru melakukan apersepsi dan motivasi. Setelah kegiatan itu guru menjelaskan tentang kegiatan yang akan dilakukan.

(5)

2. Kegiatan inti

Guru melakukan tanya jawab dengan siswa untuk melihat kemampuan siswa, kemudian guru menjelaskan materi dengan memperlihatkan gambar sumber daya alam yang dapat diperbaharui dan tidak dapat diperbaharui, guru membagi siswa dalam 5 kelompok heterogen yang terdiri dari 4-5 orang siswa kemudian guru membagikan nomor kepada setiap siswa dalam kelompoknya. Dan masing-masing kelompok membaca materi yang sudah diberikan oleh guru setelah itu siswa dalam kelompoknya berdiskusi, setelah selesai diskusi. Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerja kelompoknya selanjutnya guru melakukan pemanggilan nomor secara acak dan siswa yang dipanggil nomornya siap-siap menjawab pertanyaan dari guru.

3. Kegiatan akhir

Guru bersama siswa menarik kesimpulan dari kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan. Kemudian guru mengadakan refleksi tentang pembelajaran yang telah dilakukan.

Observasi

Pada pertemuan pertama ini pembelajaran berjalan dengan lancar tetapi masih ada sedikit hambatan yaitu sebagai berikut:

1. Kurangnya perhatian siswa disaat guru menyampaikan materi

pembelajaran.

2. Kurangnya aktivitas siswa dalam menjawab pertanyaan diskusi

kelompok.

Refleksi dan tindak lanjut.

Berdasarkan observasi siklus I pertemuan pertama perlu diadakan perbaikan pembelajaran.

Dari hasil pelaksanaan pembelajaran, diketahui bahwa selama guru mengajar pada pembelajaran siklus I siswa sudah aktif akan tetapi beberapa siswa tingkat keaktifannya masih kurang dan perhatian siswa dalam materi pembelajaran kurang serta masih banyak siswa belajar. Hal tersebut dikarenakan interaksi guru dengan siswa belum optimal dalam proses pembelajaran di kelas,

(6)

masih terdapat beberapa anak saat mengikuti pelajaran tidak mendengarkan penjelasan dan arahan dari guru serta semangatnya masih kurang.

Berdasarkan kekurangan-kekurangan yang terjadi pada siklus I pertemuan pertama, rata-rata nilai belum mencapai KKM (65) maka akan diperbaiki dalam pelaksanaan pembelajaran siklus I pertemuan kedua agar hasil belajar siswa yang dicapai secara optimal. Hal-hal yang perlu dilakukan untuk memperbaiki atau menindak lanjuti pembelajaran pada siklus I berikutnya antara lain dengan cara : memotivasi siswa dengan memberi pujian ketika siswa menjawab pertanyaan dengan benar.

2) Pertemuan Kedua

Tindakan ini dilaksanakan pada tanggal 15 April 2014 melalui beberapa kegiatan sebagai berikut:

1. Kegiatan awal

Sebelum masuk pada materi guru bertanya kepada siswa tentang kegiatan/materi pelajaran sebelumnya. Sebagai apersepsi guru bertanya ”Apa yang kalian ketahui tentang cara mengelola sumber daya alam?”. Setelah itu guru menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan serta tujuannya.

2. Kegiatan inti

Guru membagi siswa menjadi 5 kelompok, setiap kelompok terdiri dari 4 dan ada yang 5 siswa. Kemudian guru membagi gambar dan LKS untuk kegiatan diskusi kelompok. Guru meminta siswa untuk menyebutkan cara mengelola sumber daya alam yaitu pembuatan kertas . Guru membimbing siswa yang kesulitan. Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerja kelompoknya selanjutnya guru melakukan pemanggilan nomor secara acak dan siswa yang dipanggil nomornya siap-siap menjawab pertanyaan dari guru.

3. Kegiatan akhir

Guru bersama siswa menarik kesimpulan dari kegiatan yang telah dilakukan. Kemudian guru mengadakan refleksi tentang pembelajaran yang telah dilakukan.

(7)

Observasi

Ada beberapa siswa yang tidak mendengarkan dengan serius ketika disajikan gambar dalam penjelasan materi pelajaran.

Refleksi dan Tindak lanjut

Berdasarkan observasi dan analisis hasil tes pada siklus I pertemuan kedua terdapat 20 siswa yang tuntas dan 5 siswa yang belum tuntas belajar, sehingga perlu diadakan perbaikan pembelajaran. Dari hasil pelaksanaan pembelajaran, diketahui bahwa selama guru mengajar pada pembelajaran siklus I pertemuan kedua siswa sudah aktif akan tetapi beberapa siswa tingkat keaktifannya masih kurang dan perhatian siswa dalam materi pembelajaran kurang serta masih ada 20% siswa belum tuntas belajar.

Hal tersebut dikarenakan interaksi guru dengan siswa belum optimal dalam proses pembelajaran di kelas, Keberanian siswa dalam mengungkapkan pendapat pada kelompok masih kurang. Untuk menindak lanjuti dilakukan cara Memberi petunjuk pada siswa agar berani dalam berpendapat dalam diskusi kelompok.

3. Hasil Tindakan /Penelitian

1) Data Temuan Pelaksanaan Tindakan Siklus I

Dari temuan hasil penelitian diperoleh hasil perbaikan pembelajaran yang telah dilaksanakan pada pembelajaran siklus I. Hasil analisis pengamatan tes pelaksanaan pembelajaran pada siklus I yang telah dilakukan diperoleh hasil yang tersaji pada tebel 4.4 di bawah ini :

Tabel 4.4 Nilai Tes Siklus I

No Nilai Jumlah siswa Persentase

1 85 – 94 4 16% 2 75 – 84 7 28% 3 65 – 74 9 36% 4 55 – 64 3 12% 5 45 – 54 2 8% 6 35 – 44 0 0 Jumlah 25 100%

(8)

Tabel 4.4 menunjukkan bahwa jumlah siswa yang mendapat nilai 65

keatas sebanyak 80% atau 25 siswa, yang mendapat nilai (85 – 94) sebanyak 16% atau 4 siswa, yang mendapat nilai (75 – 84) sebanyak 28% atau 7 siswa, yang mendapat nilai (65 – 74) sebanyak 36% atau 9 siswa, yang mendapat nilai (55 – 64) sebanyak 12% atau 3 siswa, dan yang mendapat nilai (45 – 54) sebanyak 8% atau 2 siswa.

Gambar 4.3 Ketuntasan Belajar Siklus I Berdasarkan Interval Kelas

Tabel 4.5

Ketuntasan Belajar Siswa Hasil Tes Siklus I

No Nilai Jumlah Persentase Ketuntasan

1 ≥65 20 80% Tuntas

2 <65 5 20% BelumTuntas

Jumlah 25 100%

Tabel 4.5 ketuntasan belajar siswa hasil tes siklus I dapat diketahui bahwa

siswa yang memiliki nilai kurang dari KKM 65 sebanyak 5 siswa. Dengan demikian ada 5 siswa yang belum mencapai ketuntasan belajar minimal (KKM). Sedangkan yang sudah mencapai ketuntasan minimal ada 20 siswa. Perbandingan antara yang sudah tuntas dan yang belum tuntas dapat dilihat pada diagram lingkaran seperti gambar 4.4

35-44 45-54 55-64 65-74 75-84 85-94 belum tuntas 0 2 3 tuntas 0 9 7 4 0 2 4 6 8 10

(9)

Gambar 4.4 Ketuntasan Belajar Siklus I

Apabila hasil nilai pra siklus dianalisa berdasarkan nilai tertinggi, nilai terendah, dan nilai rata-rata akan tampak seperti pada tabel 4.6

Tabel 4.6

Nilai Tertinggi, terendah, dan nilai rata-rata

No Uraian Nilai

1 Nilai tertinggi 90

2 Nilai terendah 45

3 Nilai rata-rata 69

Pada hasil tes siklus I dapat diketahui nilai yang tertinggi berjumlah 90, dan nilai yang terendah berjumlah 45 dan kemudian nilai rata-ratanya berjumlah 69.

Siswa yang tuntas pada siklus I mencapai 80% atau 20 siswa, sedangkan siswa yang belum tuntas hasil belajarnya 20% atau 5 siswa meningkat dibandingkan hasil belajar pra siklus. Menurut Hilgrad dan Brower sebagaimana yang dikutip oleh Oemar Hamalik (2008:45) dalam bukunya psikologi pendidikan mereka mendefinisikan belajar sebagai perubahan dalam perubahan melalui aktivitas, praktek dan pengalaman.

Namun demikian hasil yang diperoleh pada siklus I belum mencapai standar yang telah ditetapkan pada indikator kinerja pada penelitian ini. Indikator keberhasilan penelitian ini dianggap berhasil apa bila 21 nilainya tuntas dalam kelas atau ketuntasan klasikal 65% . Dari data dapat diperoleh informasi bahwa siswa yang telah tuntas pada siklus I mencapai 80% (20 siswa), oleh karena itu

80% 20%

Tuntas belum tuntas

(10)

penelitian dilanjutkan dengan mempersiapkan siklus 2. Berikut gambar diagram batang persentase perbandingan hasil belajar pra siklus dengan siklus 1.

Gambar 4.5

Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar IPA siswa Antara Pra Siklus Dengan Siklus 1

4) Hasil Observasi

Pada pertemuan pertama siklus I kegiatan guru dalam pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran tipe NHT (Numbered Heads Together) diamati oleh observer. Pengamatan yang dilakukan dengan lembar observasi kegiatan guru dan siswa dalam proses belajar mengajar. Adapun pengamatan yang difokuskan pada kegiatan guru dalam menerapkan model NHT (Numbered Heads Together) pada mata pelajaran IPA.

4.1.3 Deskripsi Pelaksanaan Siklus II

Praktek pembelajaran pertama dilaksanakan dengan pokok bahasan pelestarian lingkungan sub pokok bahasan sumber daya alam. Dalam siklus II ini dilakukan melalui dua kali pertemuan dengan rinciannya sebagai berikut:

0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20

Sebelum Tindakan Siklus 1

belum tuntas 14 5 tuntas 11 20 ju m la h s is w a

(11)

1. Perencanaan

Hasil evaluasi siklus I menjadi acuan untuk mengambil tindakan yang tepat untuk meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas IV. Persiapan yang dilakukan peneliti untuk melaksanakan pertemuan pertama ini adalah mempersiapkan instrumen, alat dan bahan untuk penelitian agar tujuan pembelajaran dapat tercapai secara optimal.

2. Pelaksanaan Tindakan 1) Pertemuan Pertama

Tindakan ini dilaksanakan pada tanggal 19 April 2014 melalui beberapa kegiatan sebagai berikut:

1. Kegiatan Awal

Guru mengawali pembelajaran dengan mengucapkan salam, berdo’a, pengkondisian kelas dan absensi. Kemudian guru melakukan apersepsi dan motivasi. Setelah kegiatan itu guru menjelaskan tentang kegiatan yang akan dilakukan.

2. Kegiatan Inti

Guru melakukan tanya jawab dengan siswa untuk melihat kemampuan siswa, kemudian guru menjelaskan materi dengan memperlihatkan satu video tentang cara pelestarian lingkungan, guru membagi siswa dalam 5 kelompok heterogen yang terdiri dari 4-5 orang siswa kemudian guru membagikan nomor kepada setiap siswa dalam kelompoknya. Dan masing-masing kelompok membaca materi yang sudah diberikan oleh guru setelah itu siswa dalam kelompoknya berdiskusi, setelah selesai diskusi. Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerja kelompoknya selanjutnya guru melakukan pemanggilan nomor secara acak dan siswa yang dipanggil nomornya siap-siap menjawab pertanyaan dari guru.

3. Kegiatan Akhir

Guru bersama siswa menarik kesimpulan dari kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan. Kemudian guru mengadakan refleksi tentang pembelajaran yang telah dilakukan.

(12)

Observasi

Pada pertemuan pertama ini pembelajaran berjalan dengan lancar tetapi masih ada sedikit hambatan yaitu sebagai berikut:

1. Siswa dalam dalam pembelajaran masih ada yang yang tidak

memperhatikan

2. Kurangnya aktivitas siswa dalam menjawab pertanyaan diskusi

kelompok .

Refleksi dan tindak lanjut.

Berdasarkan observasi siklus II pertemuan pertama perlu diadakan perbaikan pembelajaran.

Dari hasil pelaksanaan pembelajaran, diketahui bahwa selama guru mengajar pada pembelajaran siklus II siswa sudah aktif akan tetapi beberapa siswa tingkat keaktifannya masih kurang dan perhatian siswa dalam materi pembelajaran kurang serta masih ada siswa yang bermain.

2) Pertemuan Kedua

Tindakan ini dilaksanakan pada tanggal 22 April 2014 melalui beberapa kegiatan sebagai berikut:

1. Kegiatan Awal

Sebelum masuk pada materi guru bertanya kepada siswa tentang kegiatan/materi pelajaran sebelumnya. Sebagai apersepsi guru bertanya ” Apa kalian sering kekebun binatang”? Mengapa semua hewan tersebut ditempatkan di kebun binatang”? Setelah itu guru menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan serta tujuannya.

2. Kegiatan Inti

Guru membagi siswa menjadi 5 kelompok, setiap kelompok terdiri dari 4-5 siswa. Kemudian guru membagi gambar dan LKS untuk kegiatan diskusi kelompok. Guru meminta siswa untuk menyebutkan cara pelestarian lingkungan. Guru membimbing siswa yang kesulitan. Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerja kelompoknya selanjutnya guru melakukan

(13)

pemanggilan nomor secara acak dan siswa yang dipanggil nomornya siap-siap menjawab pertanyaan dari guru.

3. Kegiatan Akhir

Guru bersama siswa menarik kesimpulan dari kegiatan yang telah dilakukan. Kemudian guru mengadakan refleksi tentang pembelajaran yang telah dilakukan.

Observasi

Semua siswa sudah mendengarkan dengan serius ketika disajikan gambar dalam penjelasan materi pelajaran.

Refleksi dan Tindak lanjut

Berdasarkan observasi dan analisis hasil tes pada siklus II pertemuan kedua dari 25 siswa sudah tuntas hasil belajarnya, diketahui bahwa selama guru mengajar pada pembelajaran siklus II pertemuan kedua siswa sudah aktif dan mau mendengarkan, dan perhatian siswa dalam materi pembelajaran sudah meningkat 100% siswa dalam ketuntasan belajar.

Hal tersebut dikarenakan interaksi guru dengan siswa sudah optimal dalam proses pembelajaran di kelas, Keberanian siswa dalam mengungkapkan pendapat pada kelompok sudah bagus.

3. Hasil Tindakan/Penelitian

1) Data Temuan Pelaksanaan Tindakan Siklus II

Dari temuan hasil penelitian diperoleh hasil perbaikan pembelajaran yang telah dilaksanakan pada pembelajaran siklus II. Hasil analisis pengamatan tes pelaksanaan pembelajaran pada siklus II yang telah dilakukan diperoleh hasil yang tersaji pada tabel 4.7 di bawah ini :

(14)

Tabel 4.7 Nilai Tes Siklus II

No Nilai Jumlah siswa Persentase

1 85 – 94 15 60% 2 75 – 84 10 40% 3 65 – 74 0 0 4 55 – 64 0 0 5 45 – 54 0 0 6 35 – 44 0 0 Jumlah 25 100%

Tabel 4.7 menunjukkan bahwa jumlah siswa yang mendapat nilai 70

keatas sebanyak 60% atau 15 siswa, dan yang mendapat nilai (85 – 94) sebanyak 40% atau 10 siswa. Berdasarkan data hasil tes menunjukkan sebagian besar siswa sudah mencapai ketuntasan belajar. Data ketuntasan belajar kondisi awal dapat dilihat pada gambar 4.7

Gambar 4.6

Ketuntasan Belajar Siklus II Berdasarkan Interval Kelas

0 0 0 0 15 10 0 2 4 6 8 10 12 14 16 35-44 45-54 55-64 65-74 75-84 85-94 belum tuntas tuntas

(15)

Tabel 4.8 Ketuntasan Belajar Siswa Hasil Tes Siklus II

No Nilai Jumlah Persentase Ketuntasan

1 ≥65 25 100% Tuntas

2 <65 - - BelumTuntas

Jumlah 25 100%

Tabel 4.8 ketuntasan belajar siswa hasil tes siklus II dapat diketahui

bahwa siswa yang memiliki nilai diatas dari KKM 65 sebanyak 25 siswa. Dengan demikian yang sudah mencapai ketuntasan belajar minimal (KKM) sebanyak 25 siswa. Untuk memperjelasnya dapat dilihat pada diagram lingkaran seperti

gambar 4.7

Gambar 4.7 Ketuntasan Belajar Siklus II

Apabila hasil nilai pra siklus dianalisa berdasarkan nilai tertinggi, nilai terendah, dan nilai rata-rata akan tampak seperti pada tabel 4.9

Tabel 4.9

Nilai Tertinggi, Terendah, Dan Nilai Rata-Rata

No Uraian Nilai

1 Nilai tertinggi 95

2 Nilai terendah 70

3 Nilai rata-rata 80

Pada hasil tes siklus II dapat diketahui nilai yang tertinggi berjumlah 95, dan nilai yang terendah berjumlah 70 dan kemudian nilai rata-ratanya berjumlah 80. Siswa yang tuntas pada siklus II mencapai 100% atau 25 siswa. Siswa yang mendapat

100% 0

Tuntas belum tuntas

(16)

nilai 70 keatas sebanyak 60% atau 15 siswa, dan yang mendapat nilai (85 – 94 ) sebanyak 40% atau 10 siswa.

Gambar 4.8

Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar IPA Antara Pra Siklus Dengan Siklus 1 dan Siklus II

4.1.4 Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian dan tindakan yang sudah dilakukan dapat dinyatakan bahwa pembelajaran dengan Model NHT (Numbered Heads Together) dapat meningkatkan hasil belajar IPA khususnya pada pokok bahasan tentang Hubungan Sumber daya Alam dan Lingkungan kelas IV semester II Tahun Pelajaran 2013/2014 pada SD Negeri Mangunsari 02. Hal tersebut dapat dianalisis dan dibahas sebagai berikut :

1. Pembahasan Pra Siklus a) Hasil Belajar

Pada awalnya siswa kelas IV, ketuntasan dalam pelajaran IPA rendah. Hal ini disebabkan karena guru dalam mengajar masih menggunakan metode konvensional, sehingga anak hanya berangan-angan. Berdasarkan ketuntasan belajar siswa dari sejumlah 25 siswa baru 11 siswa atau 44 % yang mencapai ketuntasan belajar dengan nilai standar Kriteria Ketuntasan Minimal. Sedangkan 14 siswa atau 56% belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal yang telah

0 5 10 15 20 25 Sebelum Tindakan Siklus 1 siklus 2 belum tuntas 14 5 0 tuntas 11 20 25 ju ml a h s is w a

(17)

b) Proses Pembelajaran

Proses pembelajaran pada pra siklus menunjukkan bahwa siswa merasa bosan dan aktifitas siswa dalam mengikuti pelajaran masih pasif karena guru hanya menggunakan metode ceramah saja. Siswa masih bekerja secara indvidual, tidak tampak kreatifitas siswa maupun gagasan yang muncul. Siswa terlihat jenuh dan kurang semangat karena pembelajaran selalu monoton.

2. Pembahasan Siklus I

Hasil Tindakan pembelajaran pada siklus I, berupa hasil tes dan non tes. Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan terhadap pelaksanaan siklus I diperoleh keterangan sebagai berikut:

a) Hasil Belajar

Hasil tes dari siklus I, menunjukkan hasil siswa yang mencapai nilai 65 keatas sebanyak 80% atau 20 siswa, yang mendapat nilai (85 – 94) sebanyak 16% atau 4 siswa, yang mendapat nilai (75 – 84) sebanyak 28% atau 7 siswa, yang mendapat nilai (65 – 74) sebanyak 36% atau 9 siswa, yang mendapat nilai (55 – 64) sebanyak 12% atau 3 siswa, dan yang mendapat nilai (45 – 54) sebanyak 8% atau 2 siswa.

Berdasarkan data hasil tes siklus I masih menunjukkan ada 5 siswa belum mencapai ketuntasan belajar. Adapun dari Hasil nilai siklus I dapat dijelaskan bahwa perolehan niali tertinggi adalah 90, niali terendah 45, dengan niali rata-rata kelas sebesar 69.

b) Proses Pembelajaran

Proses pembelajaran pada siklus I sudah menunjukkan adanya perubahan, meskipun belum semua siswa terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran. Hal ini dikarenakan kegiatan yang bersifat kelompok ada anggapan bahwa hasil belajar yang di dapat secara kelompok pasti sama. Dari hasil pengamatan telah terjadi peningkatan semangat dan keaktifan siswa dalam belajar, karena ada persaingan untuk menjadi kelompok yang terbaik. Ada interaksi antar siswa dalam kelompok.

Masing-masing siswa ada peningkatan berani bertanya dan minta penjelasan kepada guru maupun temannya sendiri, sehingga terlatih ketrampilan bertanya jawab. Terjalin kerjasama antar siswa. Ada persaingan positif antar

(18)

kelompok mereka saling berkompetisi untuk memperoleh penghargaan dan menunjukkan untuk jati diri pada siswa.

Hasil antara kondisi awal dengan siklus 1 menunjukkan adanya perubahan walau belum bisa optimal. Perbandingan antara kondisi awal dan siklus I dapat disajikan pada tabel 4.10

Tabel 4.10

Perbandingan Kegiatan dan Prestasi Belajar Kondisi Awal dan Siklus 1

NO Pra Siklus Siklus 1

1 Tindakan Tindakan

Pembelajaran konvensional, mengutamakan metode ceramah.

Pembelajaran dengan model NHT (Numbered Heads Together)

2 Hasil Belajar Hasil Belajar

Ketuntasan

- Tuntas : 11 ( 44 % ) - Belum tuntas : 14 ( 56% ) Nilai Tertinggi : 85

Nilai terendah : 35 Nilai rata- rata : 59

Ketuntasan

- Tuntas : 20 ( 80% ) - Belum tuntas : 5 ( 20 % )

Ketuntasan belajar meningkat 36 % 80 % - 44% = 36 %

Nilai Tertinggi : 90 Nilai erendah : 45 Nilai rata- rata : 69

Nilai rata- rata meningkat 10 % 10 / 100 x 100 % =10%

3 Proses belajar Proses belajar

- Proses pembelajaran pasif

- Siswa tidak berani bertanya kesulitannya - Siswa hanya mendengarkan, dan diam

meskipun tidak bisa

- Belum memanfaatkan media pembelajaran yang tepat

- Belum tumbuh kreatifitas dan kerjasama antar teman

- Proses pembelajaran ada perubahan, siswa mulai aktif

- Siswa mulai berani bertanya - Siswa mendengarkan, bertanya,

berdiskusi.

- Sudah menerapkan NHT (Numbered Heads Together) dengan langkah-langkah Mengidentifikasi,

merumuskan konsep, merumuskan masalah, memecahkan masalah, merancang penggunaan yang tepat, dan mempresentasikan hasil kerja kelompok.

- Kreatifitas, ketekunan, kerjasama, tanggung jawab mulai tampak - Interaksi antara guru dan siswa, dan

antara siswa dengan siswa sudah nampak.

(19)

Hasil refleksi dari siklus I dapat disimpulkan bahwa melalui Penerapan Model NHT (Numbered Heads Together) ketuntasan belajar yang awalnya ketuntasan belajar siswa hanya mencapai 44% menjadi 80% sehingga terjadi peningkatan sebesar 36%. Sedangkan nilai rata-rata kelas ada kenaikan 10%. Pada siklus I ini belum semua siswa mencapai ketuntasan karena masih ada sebagian siswa yang masih belum jelas tentang langkah-langkah Penerapan Model Pembelajaran tipe NHT (Numbered Heads Together) untuk pembelajaran.

3. Pembahasan Siklus II

Hasil tindakan pembelajaran pada siklus II berupa hasil tes dan non tes, Berdasarkan hasil observasi yang dilaksanakan oleh peneliti terhadap pelaksanaan siklus II diperoleh keterangan sebagai berikut:

a) Hasil Belajar

ketuntasan belajar siswa hasil tes siklus II dapat diketahui bahwa siswa yang memiliki nilai diatas dari KKM 65 sebanyak 25 siswa. Dengan demikian yang sudah mencapai ketuntasan belajar minimal (KKM) sebanyak 25 siswa. Berdasarkan ketuntasan belajar siswa, dari sejumlah 25 siswa terdapat 25 siswa atau 100% yang sudah mencapai ketuntasan belajar. Adapun dari hasil Nilai siklus II dapat dijelaskan bahwa perolehan nilai tertinggi adalah 95, nilai terendah 70, dan dengan nilai rata-rata kelas sebesar 80.

b) Proses Pembelajaran

Proses pembelajaran pada siklus II sudah menunjukkan adanya perubahan, semua siswa terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran. Hal ini dikarenakan ketertarikan siswa untuk menemukan sesuatu hal yang baru melalui Penerapan Model Pembelajaran kooperatif tipe NHT (Numbered Heads Together). Dari hasil pengamatan telah terjadi peningkatan semangat dan keaktifan siswa dalam belajar. Ada interaksi atau komunikasi antar siswa. Masing-masing siswa ada peningkatan berani bertanya dan minta penjelasan kepada guru maupun temannya. Siswa yang telah menguasai materi yang diberikan. Mereka saling berkompetisi untuk memperoleh penghargaan dan menunjukkan kemampuannya.

(20)

Hasil antara siklus I dengan siklus II ada perubahan secara signifikan, hal ini ditandai dengan peningkatan jumlah siswa yang mencapai ketuntasan belajar. Dari hasil tes akhir siklus II ternyata lebih baik dibandingkan dengan tingkat ketuntasan belajar siswa pada siklus I. Peningkatan hasil belajar maupun ketuntasan tersebut dapat disajikan pada tabel 4.11

Tabel 4.11

Perbandingan Kegiatan dan Hasil Belajar Pada Siklus I dan Siklus II

NO Siklus 1 Siklus 2

1 Tindakan Tindakan

Pembelajaran dengan Penerapan Model NHT (Numbered Heads Together). Media pembelajaran menggunakan gambar tentang sumber daya alam

Pembelajaran dengan Penerapan Model NHT (Numbered Heads Together). Media pembelajaran menggunakan gambar sumber daya alam. Ditambah LCD/ power point dan Video pembelajaran tentang sumber daya alam.

2 Hasil Belajar Hasil Belajar

Ketuntasan

- Tuntas : 20 ( 80 % ) - Belum tuntas : 5 ( 20 % )

Nilai Tertinggi : 90 Nilai terendah : 45 Nilai rata- rata : 69

Ketuntasan

- Tuntas : 25 (100 % ) - Belum tuntas : - ( 0 % ) Ketuntasan belajar siswa meningkat

20 %

( 100% - 80% = 20% ) Nilai Tertinggi : 95 Nilai terendah : 70 Nilai rata- rata : 80

Nilai rata- rata meningkat 11% 11/100x100 % = 11 %

3 Proses belajar Proses belajar

- Proses pembelajaran ada perubahan, siswa mulai aktif. - Siswa terlibat langsung dalam

proses pembelajaran. - Kreatifitas, kerjasama,

tanggung jawab mulai tampak.

- Proses pembelajaran siswa aktif dan kreatif serta cekatan. - Siswa terlibat langsung dalam

proses pembelajaran, dan berkompetisi.

- Kreatifitas, ketekunan, kerjasama, tanggung jawab sudah tampak.

(21)

Perbandingan hasil tes siklus I dan siklus II terlihat ada peningkatan yang cukup signifikan, baik dilihat dari ketuntasan belajar maupun hasil perolehan nilai rata-rata kelas. Dari sejumlah 25 siswa sangat baik dilihat pada Kriteria Ketuntasan Minimalnya (KKM) hampir keseluruhannya sudah mencapai diatas 65.

Secara umum dari hasil pengamatan dan tes kondisi awal hingga siklus II, dapat disimpulkan bahwa melalui Penerapan Model Pembelajaran NHT (Numbered Heads Together) dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA tentang materi Hubungan Sumber Daya Alam dengan Lingkungan di kelas IV SD Negeri Mangunsari 02 Kecamatan Sidomukti Kota Salatiga semester II Tahun Pelajaran 2013/2014.

4.1.5 Hasil Tindakan

Berdasarkan hasil tindakan dapat diketahui melalui Penerapan Model Pembelajaran tipe NHT (Numbered Heads Together) dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA tentang materi Hubungan Sumber Daya Alam dengan Lingkungan di kelas IV SD Negeri Mangunsari 02 Kecamatan Sidomukti Kota Salatiga Semester II Tahun Pelajaran 2013/2014. Peningkatan

nilai rata-rata yaitu 59 pada kondisi awal menjadi 69 pada siklus I dan menjadi 80 pada siklus II. nilai rata-rata siklus I meningkat 10% dari kondisi awal, dan nilai rata-rata siklus II meningkat 11% dari siklus 1. Secara keseluruhan dari kondisi awal sampai akhir tindakan siklus II terjadi peningkatan nilai rata-rata kelas sebesar 21%. Sedangkan ketuntasan belajar pada siklus 1 ada peningkatan sebesar

36% dari kondisi awal, dan siklus II meningkat 20% dari siklus 1. Secara keseluruhan dari kondisi awal sampai akhir siklus II ketuntasan belajar meningkat sebesar 56% dari kondisi awal.

Hasil belajar siswa dari kondisi awal sampai dengan siklus II dapat ditunjukkan pada tabel 4.12 berikut ini.

(22)

Tabel 4.12 Hasil Belajar Siswa

Pada Kondisi Awal Siklus I dan Siklus II

No Hasil Belajar Siswa Kondisi Awal Siklus 1 Siklus 2

1 Nilai Tertinggi 85 90 95

2 Nilai Terendah 35 45 70

3 Nilai Rata-Rata 59 69 80

4 Ketuntasan Belajar 44 % 80 % 100%

Peningkatan hasil belajar siswa dari kondisi awal sampai dengan siklus II dapat ditunjukkan pada tabel 4.13 berikut ini.

Tabel 4.13

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Dari Kondisi Awal sampai Kondisi Akhir No Hasil

Belajar Siswa

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Dari Kondisi Awal ke siklus 1 Dari Siklus 1 ke Siklus 2 Dari Kondisi Awal ke siklus 2 1. Nilai rata-rata 10% 11% 21% 2. Ketuntasan belajar 36% 20% 56%

Berdasarkan hasil pengamatan terhadap proses pembelajaran terdapat perubahan positif pada siswa terutama aktifitas dalam mengikuti pembelajaran dan keberanian menyampaikan kesulitannya.

Berdasarkan pengamatan terhadap hasil belajar dan pengamatan terhadap proses pembelajaran dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan Penerapan Model Pembelajaran Tipe NHT (Numbered Heads Together) dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA tentang materi Hubungan Sumber Daya Alam dengan Lingkungan di kelas IV SD Negeri Mangunsari 02

Gambar

Tabel  4.1  menunjukkan  bahwa  jumlah  siswa  yang  mendapat  nilai  65  keatas sebanyak 48% atau 25 siswa, yang mendapat nilai (85 – 94) sebanyak 8%
Tabel 4.4  Nilai Tes Siklus I
Tabel  4.4  menunjukkan  bahwa  jumlah  siswa  yang  mendapat  nilai  65  keatas sebanyak 80% atau 25 siswa, yang mendapat nilai (85 – 94) sebanyak 16%
Gambar 4.4 Ketuntasan Belajar Siklus I
+4

Referensi

Dokumen terkait

Hasil uji kompetensi dengan penetapan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) 75 pada siklus I pertemuan kedua yang diikuti oleh 31 siswa ternyata hasilnya masih sangat

Pada tindakan pelaksanaan siklus II diperoleh ketuntasan belajar klasikal sebesar 94,1%, terdapat 16 siswa yang tuntas dari 17 siswa yang mengikuti tes dan terjadi

Rata-rata hasil evaluasi formatif pada siklus I (pertemuan pertama dan pertemuan kedua) menunjukkan bahwa dari 40 siswa yang menjadi subjek penelitian terdapat 35

1) Berdasarkan hasil pengamatan/observasi yang dilakukan oleh peneliti bersama teman sejawat, data hasil belajar yang diperoleh pada siklus kedua pertemuan 1 dari

perasaan dan pemikiran siswa dikarenakan siswanya juga yang masih tertutup. Hasil observasi pelaksanaan pertemuan kedua siklus I peneliti mendapatkan total skor 39 dengan

perasaan dan pemikiran siswa dikarenakan siswanya juga yang masih tertutup. Hasil observasi pelaksanaan pertemuan kedua siklus I peneliti mendapatkan total skor 39 dengan

Pada pertemuan kedua berdasarkan perolehan nilai tes pemecahan masalah dan lembar observasi aktifitas siswa, guru berdiskusi dengan kolaborator mengenai hasil yang telah diperoleh,

Hasil tes hasil belajar siswa siklus II Setelah dilaksanakannya proses pembelajaran dan dilakukan penilaian/pengamatan observasi kegiatan guru dan aktivitas siswa pada setiap