• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

46 4.1 Pelaksanaan Tindakan

Penelitian ini dilakukan dalam praktek pembelajaran dikelas 5 SDN Mangunsari 02 Salatiga dengan jumlah siswa 19 pada mata pelajaran IPA pokok pembahasan peristiwa alam yang ada di Indonesia dan kegiatan manusia terhadap perubahan permukaan bumi dengan menggunakan salah satu komponen KBM yaitu metode jigsaw.

4.1.1 Kondisi Awal

Hasil belajar IPA siswa kelas 5 SD Negeri Mangunsari 02 sebelum diadakan tindakan masih banyak siswa yang hasil belajarnya belum tuntas. Ketuntasan klasikal belajar siswa kelas 5 pada mata pelajaran IPA hanya 37% dengan nilai rata-rata 65. Hal ini belum sesuai dengan tujuan yang akan dicapai pada setiap kriteria ketuntasan minimal (KKM) atau jauh dari ketuntasan belajar pada mata pelajaran IPA yaitu 65. Hasil belajar IPA selengkapnya dapat dilihat pada tabel 4.1. dibawah ini:

Tabel 4.1

Distribusi Frekuensi Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 5 SD Negeri Mangunsari 02 Pra Siklus

No Ketuntasan Frekuensi Prosentase

1 Tuntas 7 37% 2 Tidak Tuntas 12 63% Jumlah 19 100% Nilai Minimum 45 Nilai Maksimum 80 Nilai rata-rata 65

(2)

Berdasarkan tabel 4.1, tampak bahwa ketuntasan belajar siswa sebelum diadakan tindakan hanya 7 siswa yang tuntas dan 12 yang tidak tuntas. Terlihat pula ada ketimpangan yang cukup besar antara nilai tertinggi 80 dengan nilai terendah 45. Rendahnya hasil belajar IPA siswa kelas 5 disebabkan oleh guru kelas 5 SD Negeri Mangunsari 02 kurang kreatif, dalam kegiatan mengajar hanya berceramah saja tanpa disertai media apapun, metode kurang bervariasi serta kurang melibatkan siswa, membatasi kreativitas siswa, konsentrasi siswa dalam pembelajaran lemah.

Dari hasil analisis data hasil belajar pra siklus dijadikan sebagai sempel penelitian. Penelitian dilaksanakan selama 2 siklus dan setiap siklus dilakukan 2 kali pertemuan dengan menerapkan metode jigsaw dalam pembelajaran IPA.

4.1.2 Pelaksanaan Siklus I

Pelaksanaan dalam penelitian ini berupa penelitian tindakan kelas, dilaksanakan dalam dua siklus, tiap siklus dilaksanakan dalam dua kali pertemuan (dua tindakan). tindakan I adalah peristiwa alam di Indonesia yang terdiri dari dua sub pokok bahasan, yaitu a) macam-macam gejala alam yang terjadi di Indonesia, b) beberapa peristiwa yang menyebabkan perubahan alam, untuk mendapatkan data awal terlebih dahulu peneliti melaksanakan kegiatan pra tindakan sebagai berikut:

1. Perencanaan

Hasil evaluasi pra siklus menjadi acuan untuk mengambil tindakan yang tepat untuk meningkatkan hasil belajar IPA siswa. Persiapan yang dilakukan peneliti untuk melaksanakan pertemuan pertama ini adalah mempersiapkan instrumen, alat dan bahan untuk penelitian agar tujuan pembelajaran dapat tercapai secara optimal.

2. Pelaksanaan Tindakan 1) Pertemuan pertama

Tindakan ini dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 18 April 2013 melalui beberapa kegiatan sebagai berikut:

(3)

1. Kegiatan awal

Sebelum pelajaran dimulai terlebih dahulu guru membuka pelajaran dengan salam dan berdo’a terlebih dahulu, kemudian mengabsen siswa. Untuk mengawali pembelajaran guru melakukan apersepsi dengan bertanya kepada siswa : ”siapa di antara siswa yang di rumahnya ada televisi dan siapa yang sering nonton berita?” setelah kegiatan itu guru menjelaskan tentang kegiatan yang akan dilakukan.

2. Kegiatan inti

Guru menjelaskan/mengemukakan masalah yang akan dicari jawabannya melalui metode jigsaw, guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok kecil yang beranggotakan 4-5 siswa (kelompok asal), guru membagi LKS/materi yang berbeda kepada setiap siswa dalam kelompok asal, guru meminta siswa untuk berdiskusi ke kelompok yang mendapat LKS/materi sama (kelompok ahli), Setelah itu guru meminta siswa untuk kembali ke kelompok asal dan menyampaikan kepada (kelompok asal), tiap anggota kelompok diberikan kesempatan untuk mempresentasikan hasil kerjanya.

3. Kegiatan akhir

Guru membimbing siswa dalam membuat kesimpulan dari kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan. Kemudian guru melakukan refleksi tentang pembelajaran yang telah dilakukan dengan melibatkan siswa.

Observasi

Pada pertemuan pertama ini pembelajaran berjalan dengan lancar tetapi masih ada sedikit hambatan yaitu sebagai berikut:

1. Siswa tidak menempati tempat duduknya masing-masing.

2. Kurangnya perhatian siswa yaitu masih ada siswa yang sibuk bermain sendiri

(4)

3. Kurangnya Partisipasi siswa dalam menjawab pertanyaan diskusi kelompok.

Refleksi dan tindak lanjut

Berdasarkan observasi dan analisis hasil tes pada siklus I pertemuan pertama hari Kamis tanggal 18 April 2013, terdapat 10 siswa yang tuntas dan 9 siswa yang belum tuntas belajar, sehingga perlu diadakan perbaikan pembelajaran.

Dari hasil pelaksanaan pembelajaran, diketahui bahwa selama guru mengajar pada pembelajaran siklus I siswa tidak menempati tempat duduknya masing-masing, siswa juga masih ada yang kurang memperhatikan dan sibuk sendiri serta kurangnya partisipasi siswa dalam menjawab pertanyaan saat diskusi kelompok, oleh karena itu masih ada 47% siswa yang belum tuntas belajar.

Hasil observasi yang diperoleh guru sudah melaksanakan pembelajaran dengan runtut, sudah menggunakan alat peraga dengan maksimal, guru sudah student centre guru hanya sebagai fasilitator dan motivator akan tetapi masih ada kekurangan-kekurangan pada siswa saat proses pembelajaran berlangsung hal tersebut dikarenakan interaksi guru dengan siswa belum optimal dalam proses pembelajaran di kelas, sehingga masih terdapat beberapa anak saat mengikuti pelajaran tidak mendengarkan penjelasan dan arahan dari guru serta semangatnya masih kurang. Oleh karena itu guru pada pertemuan berikutnya guru harus bisa lebih baik lagi dalam proses pembelajaran dan penguasaan kelas agar siswa bisa menempati tempat duduknya masing-masing, lebih memperhatikan pembelajaran, tidak sibuk bermain sendiri serta lebih antusias dalam berdiskusi kelompok.

Pada waktu berlansungnya pembelajaran ada teman sejawat yang menjadi observer mengobservasi berlangsungnya pembelajaran dengan mengisi lembar observasi. Pada pertemuan pertama siswa yang

(5)

mencapai KKM hanya 10 siswa dari 19 siswa ini artinya masih ada 9 siswa yang belum mencapai KKM. Dimana nilai rata-rata siswa 61,57 sedangkan nilai tertingginya 80 dan nilai terendah 20.

1) Pertemuan kedua

Tindakan ini dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 19 April 2013 melalui beberapa kegiatan sebagai berikut:

1. Kegiatan awal

Sebelum masuk pada materi guru bertanya kepada siswa tentang kegiatan/materi pelajaran sebelumnya. Sebagai apersepsi guru bertanya kepada siswa ”siapa yang pernah melihat kejadian gunung berapi?”. Setelah itu guru menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan serta tujuannya.

2. Kegiatan inti

Guru membagi siswa menjadi 4 kelompok, setiap kelompok beranggotakan 4-5 siswa (kelompok asal), guru membagi LKS/materi yang berbeda kepada setiap siswa dalam kelompok asal, guru meminta siswa untuk berdiskusi ke kelompok yang mendapat LKS/materi sama (kelompok ahli), Setelah itu guru meminta siswa untuk kembali ke kelompok asal dan menyampaikan kepada (kelompok asal), mengarahkan terjadinya interaksiantar siswa, tiap anggota kelompok diberikan kesempatan untuk mempresentasikan hasil kerjanya. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya berkaitan materi yang belum dipahami siswa, guru melakukan refleksi pembelajaran dengan melibatkan siswa.s

3. Kegiatan akhir

Guru bersama siswa menarik kesimpulan dari kegiatan yang telah dilakukan dan menyusun rangkuman dengan melibatkan siswa.

(6)

Kemudian guru melaksanakan evaluasi dengan memberikan soal evaluasi kepada siswa untuk dikerjakan secara individu.

Observasi

Kurangnya keberanian siswa untuk bertanya serta dalam mengungkapkan pendapat pada kelompok

Refleksi dan tindak lanjut

Berdasarkan observasi dan analisis hasil tes pada siklus I pertemuan kedua hari Jumat tanggal 19 April 2013, terdapat 17 siswa yang tuntas dan 2 siswa belum tuntas belajar, sehingga perlu diadakan perbaikan pembelajaran.

Dari hasil pelaksanaan pembelajaran, diketahui bahwa selama guru mengajar pada pembelajaran siklus I pertemuan kedua siswa sudah aktif akan tetapi beberapa siswa tingkat keaktifannya masih kurang dan perhatian siswa dalam materi pembelajaran kurang serta masih ada 10% siswa belum tuntas belajar.

Siswa sudah mulai bekerja sama dengan baik akan tetapi siswa masih kuran berani untuk bertanya dan mengungkapkan pendapatnya pada kelompoknya masing-masing. Hal ini terbukti adanya peningkatan dari 10 siswa yang tuntas menjadi 17 siswa yang tuntas dari 19 siswa. Nilai rata-ratanya adalah 76,84. Nilai tertingginya adalah 90 dan nilai terendahnya 60.

Selama pembelajaran observasi yang dilakukan observer berjalan lancar terlihat dari data yang diperoleh melalui lembar observasi perencanaan yang dilakukan peneliti dan guru berjalan dengan baik terlihat dari proses belajar mengajar yang dilaksanakan. Siswa sudah

(7)

menempati tempat duduknya masing-masing, sudah tidak sibuk sendiri, bekerja sama dengan baik dalam kelompok terlihat saat mengerjakan tugas kelompok mereka bekerja sama menyelesaikannya, meskipun masih ada beberapa siswa yang masih kurang berani dalam mengungkapkan pendapatnya pada kelompoknya akan tetapi pada pertemuan kedua ini siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran sehingga proses pembelajaran bisa berjalan dengan lebih baik dari pertemuan pertama.

3. Hasil Tindakan Penelitian

1) Data Temuan Pelaksanaan Tindakan Siklus I

Dari temuan hasil penelitian diperoleh hasil perbaikan pembelajaran yang telah dilaksanakan pada pembelajaran siklus I. Hasil analisis pengamatan tes pelaksanaan pembelajaran pada siklus I yang telah dilakukan diperoleh hasil yang tersaji pada tebel 4.2 di bawah ini :

Tabel 4.2

Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 5 SDN Mangunsari 02 Siklus I

No Ketuntasan Frekuensi Prosentase

1 Tuntas 17 89% 2 Tidak Tuntas 2 11% Jumlah 19 100% Nilai Minimum 60 Nilai Maksimum 90 Nilai rata-rata 76

Dengan demikian nilai rata-rata siswa dalam kelas pada siklus I adalah 72 meningkat dibandingkan nilai rata-rata pra siklus yaitu 65. Jumlah siswa yang tuntas belajarnya pada siklus I meningkat menjadi 17 siswa, sementara pada pra siklus 7

(8)

siswa. Nilai tertinggi diperoleh siswa pada siklus I sudah ada yang mencapai nilai tertinggi yaitu 90, nilai terendah 60. Perolehan hasil belajar IPA siswa kelas 5 SDN Mangunsari 02 dengan menerapkan metode Pembelajaran jigsaw jumlah siswa yang nilainya ≥ 65 atau yang memenuhi KKM sudah terlihat meningkat seperti yang dikatakan dalam hasil penelitian Ninik Sri Moerwani (2011) bahwa metode pembelajaran jigsaw sangat mempengaruhi hasil belajar siswa. Hasil tes pada siklus I apabila dianalisis berdasarkan ketuntasan belajar dapat disajikan dalam bentuk grafik batang 4.2 dibawah ini:

Gambar 4.2

Presentase Ketuntasan Belajar Ilmu Pengetahuan Alam Kelas 5 SD Negeri Mangunsari 02 siklus I

Siswa yang tuntas pada siklus I mencapai 89% atau 17 siswa, sedangkan siswa yang belum tuntas hasil belajarnya 11% atau 2 siswa meningkat dibandingkan hasil belajar pra siklus. Namun demikian hasil yang diperoleh pada siklus 1 belum mencapai standar yang telah ditetapkan pada indikator kinerja pada penelitian ini dianggap berhasil apabila 17 siswa nilainya tuntas dalam kelas atau ketuntasan

tuntas tidak tuntas

hasil ketuntasan 17 2 -1 1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 Ju m lah S is w a

(9)

klasikal 80%. Dari data dapat diperoleh informasi bahwa siswa yang telah tuntas pada siklus 1 mencapai 89% (17 siswa), oleh karena itu penelitian dilanjutkan dengan mempersiapkan siklus 2.

4. Hasil Observasi

Pada pertemuan pertama siklus I kegiatan guru dalam pembelajaran dengan menerapkan metode jigsaw diamati oleh observer. Pengamatan yang dilakukan dengan lembar observasi kegiatan guru dan siswa dalam proses belajar mengajar. Adapun pengamatan yang difokuskan pada kegiatan guru dalam menerapkan metode jigsaw pada mata pelajaran IPA dapat dilihat pada tabel 4.3 di bawah ini:

Tabel 4.3

Hasil Penilaian Kinerja Guru dalam Pembelajaran Menggunakan Metode Jigsaw

Siklus 1

Pertemuan Materi Total

Skor

Kategori

Siklus 1 Pertemuan 1

Peristiwa Alam yang Terjadi di

Indonesia 33 Baik

Siklus 1 Pertemuan 2

Dampak Peristiwa Alam bagi Makhluk Hidup (lingkungan,

hewan dan tumbuhan)

38 Baik

Tabel 4.3 menunjukan bahwa hasil penilaian kinerja guru dalam pembelajaran dengan menerapkan metode pembelajaran jigsaw pada mata pelajaran IPA siklus I pertemuan pertama yaitu dengan total skor 33 dengan kategori baik, pertemuan kedua dengan total skor 38 kategori baik. berdasarkan total skor dapat disajikan dalam bentuk grafik batang tabel 4.3 di bawah ini:

(10)

Gambar 4.3

Presentase Hasil Penilaian Kinerja Guru dalam Pembelajaran dengaan Menerapkan Metode Jigsaw pada Mata Pelajaran IPA Siklus I

Selain kegiatan pembelajaran guru, aktivitas belajar siswa juga dinilai oleh observer dengan lembar observasi yang sudah ditetapkan. Hasil penilaian aktivitas belajar siswa selama mengikuti pembelajaran menggunakan metode jigsaw pada siklus I tersaji pada tabel 4.4 di bawah ini :

Tabel 4.4

Hasil Penilaian Aktivitas Belajar Siswa Kelas 5 SD Negeri Mangunsari 02 Selama Mengikuti Proses Pembelajaran Metode Jigsaw pada Mata Pelajaran IPA Siklus I

Pertemuan Materi Total

Skor

Kategori

Siklus I Pertemuan 1

Peristiwa Alam yang Terjadi di

Indonesia 18 Baik

Siklus I Pertemuan 2

Dampak Peristiwa Alam bagi Makhluk Hidup (lingkungan,

hewan dan tumbuhan)

23 Baik pertemuan I pertemuan II nilai 33 38 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39

Hasil penilaian kinerja guru dalam pembelajaran dengan menerapkan metode jigsaw pada

(11)

Tabel 4.4 di atas menunjukan aktivitas belajar siswa selama mengikuti pembelajaran jigsaw pada mata pelajaran IPA siklus I pertemuan pertama dengan total skor 18 dengan kategori baik, pada pertemuan kedua dengan total skor 23 dengan kategori baik. Hasil penilaian aktivitas belajar siswa kelas 5 SD Negeri Mangunsari 02 selama mengikuti proses pembelajaran dengan menerapkan metode pembelajaran jigsaw pada mata pelajaran IPA siklus I apabila dianalisis berdasarkan total skor dapat disajikan dalam bentuk grafik batang 4.4 di bawah ini:

Gambar 4.4

Hasil Penilaian Aktivitas Belajar Siswa Kelas 5 SD Negeri Mangunsari 02 Selama Mengikuti Proses Pembelajaran dalam Penerapan Metode Jigsaw pada Mata

Pelajaran IPA Siklus I

5. Hasil Refleksi

Sebelum melakukan tindakan pada siklus 2 diadakan refleksi proses pembelajaran yang dilakukan pada siklus I. Refleksi yang dilakukan oleh peneliti terhadap penerapan metode jigsaw pada mata pelajaran IPA kelas 5 SD Negeri Mangunsari 02 Salatiga menunjukkan hasil yang cukup memuaskan meskipun masih

pertemuan I pertemuan II nilai 18 23 0 5 10 15 20 25

Hasil penilaian aktivitas belajar siswa kelas 5 SD Negeri Mangunsari 02 selama mengikuti proses pembelajaran metode jigsaw pada mata pelajaran

(12)

ada yang belum sesuai dengan apa yang diharapan. Hasil refleksi pada siklus I adalah sebagai berikut:

a. Terlihat perubahan kondisi belajar siswa setelah melakukan pembelajaran dengan menggunakan metode jigsaw yaitu siswa lebih bersemangat, aktif, dan berani maju didepan kelas.

b. Siswa sudah berani mengemukakan pendapatnya sendiri baik megomentari hasil pekerjaan temannya maupun membacakan hasil pekerjaan didepan kelas meskipun masih terlihat malu-malu.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan yang akan ditindak lanjuti pada siklus berikutnya adalah:

(1) Kurang aktifnya siswa dalam mengerjakan tugas kelompok.

(2) Menumbuhkan kepercayaan diri siswa saat mengemukakan pendapatnya. (3) Siswa belum terlatih untuk memberikan tanggapan terhadap hasil

teman-temannya.

4.1.3 Pelaksanaan Siklus II

Berdasarkan dari hasil refleksi pada siklus I, pelaksanaan tindakan pada siklus II adalah sebagai tindaklanjut dari hasil refleksi tersebut. Siklus II dilakukan dalam dua kali pertemuan (dua tindakan) adalah sebagai berikut:

1. Perencananaan

Hasil refleksi pada siklus I dengan teman sejawat/observer menjadi salah satu pertimbangan untuk melaksanakn pembelajaran yang lebih baik lagi. Persiapan yang dilakukan untuk melaksanakan pertemuan pada siklus II ini adalah dengan mempersiapkan instrumen, alat dan bahan untuk penelitian agar efektifitas pembelajaran dapat meningkat dibanding pada siklus I.

2. Pelaksanaan Tindakan 1) Pertemuan Pertama

(13)

Tindakan ini dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 25 April 2013 melalui beberapa kegiatan sebagai berikut:

1. Kegiatan awal

Sebelum masuk pada materi guru membuka pelajaran dengan salam dan berdoa terlebih dahulu, absensi, guru juga melakukan apersepsi dengan bertanya kepada siswa tentang kegiatan/materi pelajaran sebelumnya. Sebagai apersepsi guru bertanya kepada siswa ”sebelum kamu pergi ke sekolah, kegiatan apa yang biasanya kamu lakukan?”. Setelah itu guru menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan serta tujuannya, guru juga meminta siswa agar mempersiapkan buku, dan alat tulis yang diperlukan siswa serta mengatur tempat duduk siswa.

2. Kegiatan inti

Guru membagi siswa menjadi 4 kelompok, setiap kelompok beranggotakan 4-5 siswa (kelompok asal), guru membagi LKS/materi yang berbeda kepada setiap siswa dalam kelompok asal, guru meminta siswa untuk berdiskusi ke kelompok yang mendapat LKS/materi sama (kelompok ahli), Setelah itu guru meminta siswa untuk kembali ke kelompok asal dan menyampaikan kepada (kelompok asal), mengarahkan terjadinya interaksi antar siswa, tiap anggota kelompok diberikan kesempatan untuk mempresentasikan hasil kerjanya. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya berkaitan materi yang belum dipahami siswa, guru melakukan refleksi pembelajaran dengan melibatkan siswa.

3. Kegiatan akhir

Guru bersama siswa menarik kesimpulan dari kegiatan yang telah dilakukan dan menyusun rangkuman dengan melibatkan siswa.

(14)

Kemudian guru melaksanakan evaluasi dengan memberikan soal evaluasi kepada siswa untuk dikerjakan secara individu.

Observasi

Siswa sudah mulai aktif dalam menarik kesimpulan akan tetapi ada beberapa siswa yang belum terlalu aktif membuat rangkuman.

Refleksi dan tindak lanjut

Berdasarkan observasi dan analisis hasil tes pada siklus II pertemuan pertama hari Kamis tanggal 25 April 2013, terdapat 28 siswa yang tuntas dan 15 siswa belum tuntas belajar, pada siklus II pertemuan pertama ini siswa sudah mulai aktif dalam proses pembelajaran, akan tetapi masih ada beberapa siswa yang belum terlalu aktif dalam membuat rangkuman, sehingga perlu diadakan perbaikan pembelajaran.

Dari hasil pelaksanaan pembelajaran, diketahui bahwa selama guru mengajar pada pembelajaran siklus II pertemuan pertama siswa sudah aktif dan semangat dalam mengikuti pembelajaran. Tindak lanjutnya dalam siklus ke II pertemuan kedua nilai siswa harus meningkat lagi.

2) Pertemuan kedua

Tindakan ini dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 26 April 2013 melalui beberapa kegiatan sebagai berikut :

1. Kegiatan awal

Untuk mengawali pembelajaran guru membuka pembelajaran dengan memberikan salam dan berdoa terlebih dahulu, absensi, guru juga melakukan apersepsi guru bertanya kepada siswa berkaitan dengan materi yang sudah dijelaskan pada pertemuan sebelumnya. Setelah itu guru menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan serta tujuannya, guru

(15)

juga meminta siswa agar mempersiapkan buku, dan alat tulis yang diperlukan siswa serta mengatur tempat duduk siswa.

2. Kegiatan inti

Guru menjelaskan/mengemukakan masalah yang akan dicari jawabannya melalui metode jigsaw, membahas tentang kegiatan dan materi yang telah dipelajari sebelumnya. Guru membagi siswa menjadi 4 kelompok, setiap kelompok beranggotakan 4-5 siswa (kelompok asal), guru membagi LKS/materi yang berbeda kepada setiap siswa dalam kelompok asal, guru meminta siswa untuk berdiskusi ke kelompok yang mendapat LKS/materi sama (kelompok ahli), Setelah itu guru meminta siswa untuk kembali ke kelompok asal dan menyampaikan kepada (kelompok asal), mengarahkan terjadinya interaksi antar siswa, tiap anggota kelompok diberikan kesempatan untuk mempresentasikan hasil kerjanya. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya berkaitan materi yang belum dipahami siswa, guru melakukan refleksi pembelajaran dengan melibatkan siswa.

3. Kegiatan akhir

Guru bersama siswa menarik kesimpulan dari kegiatan yang telah dilakukan dan menyusun rangkuman dengan melibatkan siswa. Kemudian guru melaksanakan evaluasi dengan memberikan soal evaluasi kepada siswa untuk dikerjakan secara individu serta untuk mengetahui seberapa jauh pemahaman siswa terhadap materi yang sudah diajarkan.

Observasi

Siswa sudah antusias mengikuti pembelajaran, tidak ada siswa yang ribut, semua siswa aktif dalam kerja kelompok dan siswa mulai berani mengungkapkan pendapatnya.

(16)

Refleksi dan tindak lanjut

Bardasarkan observasi dari pelaksanaan siklus II pertemuan kedua hari Jumat tanggal 26 Apri 2013, dalam kegiatan pembelajaran siswa sudah cukup antusias dan aktif dalam mengikuti pembelajaran, siswa tidak ada yang ribut lagi, semua siswa aktif dalam kerja kelompok dan siswa sudah berani mengungkapkan pendapatnya dibandingkan saat pembelajaran siklus I, hal ini terjadi karena siswa sudah mengerti dan terlibat secara langsung dalam proses pembelajaran dengan menggunakan metode jigsaw. Selain itu juga siswa yang pada saat siklus I tidak mau mendengarkan arahan dari guru pada siklus II ini sudah dapat memperhatikan dengan baik.

Hasil dari tindakan Siklus II diperoleh hasil belajar IPA siswa kelas 5 meningkat. Sehingga dapat dinyatakan penerapan metode jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar siswa Kelas 5 pada mata pelajaran IPA.

3. Hasil Tindakan Penelitian

1) Data Temuan Pelaksanaan Tindakan Siklus II

Pada pertemuan pertama dan pertemuan kedua siklus 2 diakhir pembelajaran diadakan tes/evaluasi untuk mengukur ketuntasan belajar siswa. Hasil belajar siswa pada siklus 2 dapat dilihat pada tabel 4.5 dibawah ini:

(17)

Tabel 4.5

Hasil Belajar IPA Siswa Kelas IV SDN Mangunsari 02 siklus II

No Ketuntasan Frekuensi Prosentase

1 Tuntas 18 95% 2 Tidak Tuntas 1 5% Jumlah 19 100% Nilai Minimum 60 Nilai Maksimum 90 Nilai rata-rata 77

Dengan demikian nilai rata-rata siswa dalam kelas pada siklus 2 adalah 77. meningkat dibandingkan nilai rata-rata pra siklus yaitu 65 dan siklus 1 adalah 76. Jumlah siswa yang tuntas belajarnya pada siklus 2 meningkat menjadi 18 siswa, sementara pada pra siklus hanya 7 siswa dan siklus 1 yaitu 17 siswa.

Tabel 4.5 menunjukan bahwa perolehan hasil belajar IPA siswa kelas 5 SD negeri Mangunsari 02 dengan penerapan metode jigsaw pada siklus 2 dengan jumlah siswa yang nilainya ≥ 65 atau yang memenuhi KKM sudah terlihat sangat meningkat. Hasil tes pada siklus 2 apabila dianalisis berdasarkan ketuntasan belajar dapat disajikan dalam bentuk grafik batang 4.5 dibawah ini:

(18)

Gambar 4.5

Presentase Ketuntasan Belajar IPA Siswa Kelas 5 SD Negeri Mangunsari 02

Siklus II

Gambar 4.5 menunjukan bahwa hasil belajar yang diperoleh siswa pada siklus 2 sudah mencapai standar yang telah ditetapkan pada indikator kinerja pada penelitian ini. Indikator keberhasilan penelitian ini dianggap berhasil apabila 18 siswa dari 19 siswa kelas 5 tuntas hasil belajranya. Dari data tersebut dapat diperoleh informasi bahwa yang telah tuntas pada siklus 2 sudah mencapai 95% (18 siswa). Dari hasil data siklus 2 tersebut sudah menunjukan keberhasilan ketuntasan belajar siswa yang sudah sesuai dengan indikator keberhasilan penelitian.

2) Data Temuan Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar IPA Kelas 5 SDN Mangunsari 02 pra siklus, siklus 1 dam siklus 2

tuntas tidak tuntas

hasil ketuntasan 18 1 -1 1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 Ju m lah S is w a

(19)

Tabel 4.6

Perbandingan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 5 SDN Mangunsari 02 Pra Siklus, Siklus 1 dan Siklus 2

No Ketuntasan Pra Siklus Siklus 1 Siklus 2

Frekuensi Prosentase Frekuensi Prosentase Frekuensi prosentase

1 Tuntas 7 37% 17 89% 18 95% 2 Tidak Tuntas 12 63% 2 11% 1 5% Jumlah 19 100% 19 100% 19 100% Nilai Minimum 45 60 60 Nilai Maksimum 80 90 90 Nilai Rata-rata 65 76 77

Dari tabel 4.6 dapat dilihat bahwa ada peningkatan hasil belajar dari pra siklus, siklus 1 sampai siklus 2. Nilai yang diatas KKM dari pra siklus yaitu 7 siswa meningkat pada siklus 1 menjadi 17 siswa, meningkat lagi pada siklus 2 menjadi 18 siswa dari 19 siswa adanya peningkatan hasil belajar IPA tiap siklus setelah dilakukan metode pembelajaran jigsaw. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik dibawah ini:

(20)

Gambar 4.6

Grafik Perbandingan Hasil Belajar IPA Kelas 5 SDN Mangunsari 02 Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II

Berdasarkan gambar 4.6 di atas dapat dilihat bahwa nilai rata-rata dan ketuntasan belajar siswa sebelum tindakan kelas dilaksanakan mengalami peningkatan dari nilai rata-rata 65 dengan ketuntasan klasikal 37% siswa tuntas dan setelah dilaksanakan tindakan dengan menggunakn metode jigsaw dalam pembelajaran rata-rata siklus I menjadi 76 dengan ketuntasan belajar mencapai 89% siswa tuntas. Sedangkan pada siklus 2 nilai rata-rata siswa meningkat menjadi 77 dengan ketuntasan klasikal mencapai 95% siswa tuntas hasil belajarnya.

4. Hasil observasi

1) Hasil penilaian kegiatan/kinerja guru dalam menerapkan metode jigsaw pada mata pelajaran IPA siklus II.

Kegiatan observasi terhadap kegiatan pembelajaran guru dalam menerapkan metode jigsaw pada siklus 2 baik pada pertemuan pertama maupun pertemuan kedua yang dinilai observer sudah menunjukan hasil yang sangat baik dari siklus I. Adapun

Pra siklus Siklus I Siklus II

TUNTAS 7 17 18 TIDAK TUNTAS 12 2 1 NILAI RATA-RATA 65 76 77 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90

Perbandingan Hasil belajar IPA Siswa Kelas 5 SDN Mangunsari 02 pra siklus, siklus I dan siklus II

(21)

pengamatan yang difokuskan pada kegiatan guru dalam menerapkan metode jigsaw dalam pembelajaran IPA dapat dilihat pada tabel 4.7 di bawah ini:

Tabel 4.7

Hasil Penilaian Kinerja Guru dalam Pembelajaran Menggunakan Metode Jigsaw pada Siklus II

Pertemuan Materi Total

Skor

Kategori

Siklus 2 Pertemuan 1

Kegiatan Manusia Terhadap

Perubahan Permukaan Bumi 41

Sangat Baik Siklus 2

Pertemuan 2

Dampak dari Kegiatan Manusia Terhadap Perubahan Permukaan

Bumi

54 Sangat

Baik

Tabel 4.7 menunjukan bahwa hasil penilaian kinerja guru dalam pembelajaran dengan menerapkan metode pembelajaran jigsaw pada mata pelajaran IPA siklus II pertemuan pertama yaitu dengan total skor 41 dengan kategori sangat baik, pertemuan kedua dengan total skor 54 kategori sangat baik. Semua kegaiatan yang dilakukan guru semua dilaksanakan dengan kriteria sangat baik. Berdasarkan total skor dapat disajikan dalam bentuk grafik batang tabel 4.7 di bawah ini:

(22)

Gambar 4.7

Pada gambar 4.7 diatas dapat dilihat hasil nilai aktivitas kinerja guru pertemuan pertama dengan total skor 41. Kegiatan yang belum dilakukan yaitu menyimpulkan materi. Pada pertemuan kedua siklus 2 dengan total skor 54 semua kegaiatan yang dilakukan guru semua dilaksanakan dengan kreteria sangat baik dan sudah menunjukan kesuksesan dalam mengajar.

2) Hasil perbandingan kegiatan/kinerja guru dalam menerapkan metode jigsaw pada mata pelajaran IPA siklus I dan siklus II.

Setelah diamati atau dicatat oleh observer kinerja guru dalam mengajar dengan menerapkan metode jigsaw diperoleh data perbandingan antara siklus I dan siklus II yang tampak pada tabel 4.8 dan grafik batang di bawah ini:

Pertemuan I Pertemuan II nilai 41 54 0 10 20 30 40 50 60

Hasil penilaian kinerja guru dalam pembelajaran dengan menerapkan metode jigsaw pada mata

(23)

Tabel 4.8

Perbandingan Kegiatan/kinerja Guru dalam Menerapkan Metode Jigsaw pada Mata Pelajaran IPA Siklus I dan Siklus II

Aktivitas Mengajar Total Skor Kategori

Siklus 1 pertemuan ke-1 33 Baik

Siklus 1 pertemuan ke-2 38 Baik

Siklus 2 pretenuan ke-1 41 Sangat Baik

Siklus 2 pertemuan ke-2 54 Sangat Baik

Gambar 4.8

Perbandingan Kegiatan/kinerja Guru dalam Menerapkan Metode Jigsaw Pada Mata Pelajaran IPA Siklus I dan Siklus II

Dilihat dari hasil diatas bahwa kegiatan guru mengajar menggunakan metode jigsaw pada siklus I pertemuan pertama yaitu dengan total skor 33 dan dengan kategori baik, pada pertemuan kedua yaitu dengan total skor 38 dan dengan kategori baik. Sedangkan pada siklus II mengalami peningkatan, pada pertemuan pertama siklus II total skor menjadi 41 dengan kategori baik sekali dan pada pertemuan kedua dengan total skor 54 dan dengan kategori baik sekali. Dapat disimpulkan kegaiatan

siklus I siklus I siklus II siklus II pertemuan I pertemuan II pertemuan I pertemuan II

nilai 33 38 41 54 0 10 20 30 40 50 60

Perbandingan kegiatan mengajar guru siklus I

dan siklus II

(24)

pembelajaran dalam penerapan metode jigsaw pada mata pelajaran IPA siswa kelas 5 SD Negeri Mangunsari 02 dari setiap pertemuan mengalami peningkatan yang ditunjukan dari nilai presentase kegiatan guru mengajar. Jika dilihat dari seluruh kegiatan pembelajaran yang direncanakan, maka dapat dikatakan kegiatan pembelajaran pada siklus II berhasil.

3) Hasil penilaian aktivitas belajar siswa selama mengikuti proses pembelajaran metode jigsaw pada mata pelajaran IPA siklus II

Selain kegiatan pembelajaran guru yang dinilai atau di observasi, aktivitas siswa juga dinilai oleh observer dengan lembar observasi. Hasil penilaian aktivitas belajar siswa selama mengikuti proses pembelajaran dengan metode jigsaw pada siklus 2 tersaji pada tabel 4.9 di bawah ini:

Tabel 4.9

Hasil Aktivitas Belajar Siswa Kelas 5 SD Negeri Mangunsari 02 Selama Mengikuti Proses Pembelajaran Metode Jigsaw pada Mata Pelajaran IPA Siklus II

Pertemuan Materi Total

Skor

Kategori

Siklus II Pertemuan 1

Kegiatan Manusia Terhadap

Perubahan Permukaan Bumi 26

Sangat Baik Siklus II

Pertemuan 2

Dampak dari Kegiatan Manusia Terhadap Perubahan

Permukaan Bumi

31 Sangat

Baik

Tabel 4.9 di atas menunjukan aktivitas belajar siswa selama mengikuti pembelajaran dengan metode jigsaw pada siklus 2 pertemuan pertama dengan total skor 26 dengan kategori sangat baik, pada siklus 2 pertemuan kedua dengan total skor

(25)

31 dengan kategori sangat baik dan proses pembelajaran pada siklus 2 pertemuan kedua dilaksanakan dengan berhasil.

Hasil penilaian aktivitas belajar siswa kelas 5 SD Negeri Mangunsari 02 selama mengikuti proses pembelajaran jigsaw pada mata pelajaran IPA siklus II apabila dianalisis berdasarkan nilai aktivitas siswa dapat disajikan dalam bentuk grafik batang 4.9 di bawah ini:

Gambar 4.9

Gambar 4.9 menunjukan bahwa hasil penilaian aktivitas siswa dalam pembelajaran metode jigsaw pada mata pelajaran IPA siklus II pertemuan pertama yaitu dengan total skor 26 dan dengan kategori sangat baik, pertemuan kedua yaitu dengan total skor 31 dan dengan kategori sangat baik. Dari hasil nilai presentase siswa proses pembelajaran di kelas sudah berhasil dengan baik.

pertemuan I pertemuan II nilai aktivitas 26 31 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32

Hasil penilaian aktivitas belajar siswa kelas 5 SD Negeri Mangunsari 02 selama mengikuti proses pembelajaran metode jigsaw pada mata pelajaran IPA

(26)

4) Hasil perbandingan aktivitas belajar siswa selama mengikuti proses pembelajaran metode picture and picture pada mata pelajaran IPS siklus I dan siklus II

Setelah diamati atau dicatat oleh observer kinerja guru dalam mengajar dengan menerapkan metode jigsaw diperoleh data perbandingan antara siklus I dan siklus II yang tampak pada tabel 4.10 dan grafik batang di bawah ini:

Tabel 4.10

Perbandingan Aktivitas Belajar Siswa Selama Mengikuti Proses Pembelajaran Metode Jigsaw pada Mata Pelajaran IPA Siklus I dan Siklus II

Aktivitas Mengajar Total Skor Kategori

Siklus 1 pertemuan ke-1 18 Baik

Siklus 1 pertemuan ke-2 23 Baik

Siklus 2 pretenuan ke-1 26 Sangat Baik

(27)

Gambar 4.10

Perbandingan Aktivitas Belajar Siswa Selama Mengikuti Proses Pembelajaran Metode Jigsaw pada Mata Melajaran IPA Siklus I dan Siklus II

Dilihat dari hasil diatas bahwa aktivitas siswa selama proses pembelajaran metode jigsaw pada siklus I pertemuan pertama yaitu dengan total skor 18 dan dengan kategori baik, pada pertemuan kedua yaitu dengan total skor 23 dan dengan kategori baik. Sedangkan pada siklus II mengalami peningkatan, pada pertemuan pertama siklus II total skor menjadi 26 dengan kategori sangat baik dan pada pertemuan kedua dengan total skor 31 dan dengan kategori sangat baik.

Dapat disimpulkan bahwa kegiatan aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran metode jigsaw pada mata pelajaran IPA siswa kelas 5 SD Negeri Mangunsari 02 dari setiap pertemuan mengalami peningkatan yang ditunjukan dari nilai presentase aktivitas siswa belajar. Jika dilihat dari seluruh kegiatan pembelajaran yang direncanakan, maka dapat dikatakan kegiatan pembelajaran pada siklus II berhasil.

pertemuan I pertemuan II pertemuan I pertemuan II siklus I siklus I siklus II siklus II

nilai 18 23 26 31 0 5 10 15 20 25 30 35

Perbandingan aktivitas siswa siklus I dan

siklus II

(28)

5) Hasil Refleksi

Pada akhir kegiatan siklus II diadakan refleksi proses pembelajaran yang telah dilakukan. Kegiatan refleksi bertujuan untuk mendapatkan kritik dan saran dari observer. Hasil refleksi tersebut adalah pembelajaran dalam menerapkan metode jigsaw pada siklus II pertemuan pertama sudah baik sekali, untuk pertemuan berikutnya guru harus mengoptimalkan seluruh kegiatan yang direncanakan agar hasilnya lebih baik lagi.

Pada pertemuan pertama siklus II siswa sudah terbiasa terhadap pembelajaran dengan menrapkan metode jigsaw sehingga pembelajaran dilakukan dengan aktif dan siswa tidak ramai sendiri.

Pada pertemuan kedua yang dilakukan guru sudah bisa dikatakan berhasil, yang dapat ditunjukan dari meningktanya hasil ketuntasan belajar siswa yaitu 18 siswa atau 95% siswa tuntas. Dapat disimpulkan pembelajaran yang dilakukan dalam penerapan metode jigsaw pada siklus II berhasil karena memperoleh penilaian pada pertemuan pertama adalah 68% meningkat menjadi 95%.

6) Pembahasan Penggunaan metode jigsaw dalam pembelajaran

Pembelajaran tindakan dalam penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus, pada siklus pertama diadakan 2 kali pertemuan dan siklus ke-2 juga diadakan 2 kali petemuan. Pada siklus 1 pertemuan pertama dengan materi peristiwa alam yang terjadi di Indonesia. Dari pengamatan terhadap proses pembelajaran yang dilakukan didapatkan permasalahan antara lain siswa kurang memperhatikan penyampaian materi dengan menggunakan metode jigsaw dalam proses pembelajaran masih banyak siswa yang sibuk sendiri dan tidak menempati tempat duduknya masing-masing, siswa tidak berani mengungkapkan pendapat pada kelompok. Selain itu karena terbiasa dengan proses pembelajaran yang lalu siswa masih banyak yang bingung dan kurang dapat mencermati/mengerjakan lembar tugas yang diberikan guru.

(29)

Pada siklus 1 pertemuan pertama guru dalam menerapkan metode jigsaw saat pembagian kelompok siswa tidak menempati tempat duduknya masing-masing sehingga pembelajaran kurang optimal terlihat pada kegiatan-kegiatan guru dalam pembelajaran yang direncanakan belum dilakukan. Sehingga pertemuan berikutnya harus berusaha melakukan kegiatan-kegiatan pembelajaran yang sudah direncanakan.

Pada siklus 1 pertemuan kedua masih ditemukan permasalahan-permasalahan seperti diatas. Sehingga guru terus menerus memotivasi siswa untuk mau berperan aktif dalam mengikuti pembelajaran. Walaupun kegiatan-kegiatan yang direncanakan sudah banyak dilakukan tetapi kurang optimal yang ditunjukan hasil penilaian observer terhadap pembelajaran yang dilakukan masih dibawah kategori sangat baik.

Pada pertemuan siklus 2 masalah-masalah tersebut sudah berkurang, yang ditunjukan antara lain: siswa sudah berani mengungkapkan pendapat pada kelompok, siswa sudah menempati tempat duduknya masing-masing. Dari hasil pengamatan kegiatan guru dalam pembelajaran pada siklus 2 pertemuan pertama diperoleh total skor 41 dan pada pertemuan kedua juga diperoleh total skor 54 pada pertemuan kedua guru berusaha memperbaiki dan menambahkan kegiatan-kegiatan yang belum dilakukan pada siklus 1 semua indikator kegiatan guru dilakukan pada pembelajaran di siklus 2.

Secara umum dapat dilakukan bahwa pembelajaran menggunakan metode jisaw yang dilakukan guru pada siswa kelas 5 SD Negeri Mangunsari 02 dari siklus 1 ke siklus 2 ada peningkatan yang baik, ini berarti bahwa pembelajaran IPA dengan menerapkan metode jigsaw hasil belajar IPA dapat meningkat.

Gambar

Tabel  4.4  di  atas  menunjukan  aktivitas  belajar  siswa  selama  mengikuti  pembelajaran  jigsaw  pada  mata  pelajaran  IPA  siklus  I  pertemuan  pertama  dengan  total  skor  18  dengan  kategori  baik,  pada  pertemuan  kedua  dengan  total  skor

Referensi

Dokumen terkait

indeks LQ45 tahun 2009-2012; (2) Price Earning Ratio (PER) memiliki pengaruh positif signifikan terhadap harga saham perusahaan pada indeks LQ45 tahun 2009-2012; (3)

KEKUATAN HUKUM KESEPAKATAN DALAM PERJANJIAN GO-JEK SECARA ONLINE DALAM HAL TERJADI SENGKETA DI ANTARA PARA PIHAK.. Penulisan Hukum

Penguasaan Kompetensi Profesional Konselor terbentuk melalui latihan dalam menerapkan Kompetensi Akademik dalam bidang bimbingan dan konseling yang telah dikuasai itu dalam

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui : (1) manakah yang lebih baik prestasi belajar ditinjau dari penggunaan media pembelajaran macromedia flash dan

Hasil penelitian ini menunjukan adanya perbedaan nilai HbA1c dan profil lipid antara kelompok wanita dewasa dengan obesitas sentral dan tanpa obesitas

Variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini yaitu gambaran sikap tenaga kesehatan dan pelaksanaan metode kangguru pada bayi berat lahir rendah.. Sikap

Larutan natrium sulfida + larutan asam klorida encer akan timbul gas yang dapat dibuktikan dengan : bau yang spesifik, kertas saring yang dibasahi dengan larutan plumbum nitrat

Berdasarkan uraian hasil studi pendahuluan sebelumnya, menarik minat peneliti untuk menggali lebih jauh mengenai “ hubungan antara tingkat pengetahuan dan peran orang