• Tidak ada hasil yang ditemukan

LARI ESTAFET. Materi Lari Estafet Kelas XI 1, design Baramasto

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LARI ESTAFET. Materi Lari Estafet Kelas XI 1, design Baramasto"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

LARI ESTAFET

Atletik adalah salah satu cabang olahraga yang tertua yang telah dilakukan oleh manusia sejak jaman purba sampai dewasa ini. Bahkan, boleh dikatakan sejak adanya manusia di muka bumi ini, atletik sudah ada karna gerakan- gerakan yang terdapat dalam cabang olahraga atletik, seperti berjalan, berlari, melompat, dan melempar adalah gerakan yang dilakukan oleh manusia yang dilakukannya sehari-hari.

Lari sambung adalah salah satu jenis lari dalam atletik khususnya pada nomor lari. Lari sambun dimulai dari bangsa Aztec. Inka, dan maya bertujuan untuk meneruskan berita yang telah diketahui sejak lama. Di Yunani, estafet obor diselenggarakan dalam hubungannya dengan pemujaan leluhur dengan pemujaan leluhur dan untuk meneruskan api keramat ke jajahan-jajahan baru. Api olimpiade Berlin,berasal dari tradisi yunani tersebut.

Lari estafet 4 x 100 meter dan 4x 400 meter bagi laki-laki dalam bentuk sekarang ini, pertama-tama diselenggarakn pada olimpiade Stockholm tahun 1912. estafet 4 x 400 meter bagi wanita diselenggarakan sejak tahun 1928 dan menjadi nomor olimpiade serta 4 x 400 meter mulai dilombakan sejak tahun 1972.

Lari sambung atau lari estafet adalah salah satu lomba lari pada perlombaan atletik yang dilaksanakan secara bergantian atau beranting. Dalam satu regu lari sambung terdapat empat orang pelari, yaitu pelari pertama, kedua, ketiga, dan keempat. Pada nomor lari sambung ada kekhususan yang tidak akan dijumpai pada nomor pelari lain, yaitu memindahkan tongkat sambil berlari cepat dari pelari sebelumnya ke pelari berikutnya. Nomor lari estafet yang sering diperlombakan adalah nomor 4 x 100 meter dan nomor 4 x 400 meter. Dalam melakukan lari sambung bukan teknik saja yang diperlukan tetapi pemberian dan penerimaan tongkat di zona atau daerah pergantian serta penyesuaian jarak dan kecepatan dari setiap

(2)

A. Sejarah Lari Estafet

Lari sambung dimulai dari bangsa Aztek, Inka, dan Maya bertujuan untuk meneruskan berita yang telah diketahui sejak lama. Di Yunani, estafet obor diselenggarakan dalam hubungannya dengan pemujaan leluhur dan untuk meneruskan api keramat ke jajahan-jajahan baru. Tradisi api olimpiade berasal

dari tradisi Yunani tersebut.

Lari estafet 4 x 100 meter dan 4 x 400 meter bagi pria dalam bentuk sekarang ini, pertama-tama diselenggarakan pada olimpiade tahun 1992 di Stockholm. Estafet 4 x 100 meter bagi wanita sejak tahun 1928 menjadi nomor olimpiade dan 4 x 400 meter dilombakan sejak tahun 1972.

B. Peraturan Lari Estafet

Masing-masing pelari mempunyai peran penting dalam olahraga lari estafet. Oleh karena itu, kekompakan dan irama lari juga harus selalu dijaga. Dalam jarak tempuh 4 x 100 meter, pelari tidak diperbolehkan untuk menjatuhkan tongkat estafet. Jadi harus benar-benar dilatih cara mengoper tongkat. Karena bila terjatuh, peserta lari akan langsung didiskualifikasi. Berbeda halnya dengan olahraga lari estafet dengan jarak tempuh 4 x 400 meter. Karena jarak tempuh yang lebih jauh, maka peraturannya pun lebih ringan. Peserta lari boleh menjatuhkan dan mengambil kembali tongkat estafet yang terjatuh. Tetapi resikonya adalah kalah. Karena ketika peserta lari mengambil tongkat, maka dipastikan peserta tersebut akan jauh tertinggal dari peserta-peserta lai

C. Tongkat Estafet

Tongkat estafet adalah benda yang diberikan secara bergilir dari satu peserta ke peserta lari lainnya dalam satu regu. Karena itu, tongkat ini pun tidak sembarang tongkat. Ukurannya dibuat sesuai dan pas dengan panjang genggaman pelari pada umumnya.

Ukuran tongkat yang digunakan pada lari estafet adalah: Panjang tongkat : 29 – 30 cm

Diameter tongkat : 3,81 cm (dewasa) dan 2,54 cm (anak-anak) Berat tongkat : 50 gr

(3)

D. Teknik Dasar

1. Teknik Memegang Tongkat Estafet

Tongkat dipegang pada ujung hingga setengah bagian dengan tangan kanan atau kiri, sedangkan setengah bagian tongkat untuk dipegang oleh penerima tongkat estafet berikutnya.

2. Teknik Start untuk Lari Estafet

A - ditekan oleh jari di telapak; B - jari tengah dan minimum; C - antara ibu jari dan jari tengah; D - antara jari tengah dan jari manis dan E - dengan jempol dan telunjuk.

Pelari pertama menggunakan start jongkok. Hal yang perlu diperhatikan pelari pada saat start yaitu tangan ditempatkan di belakang garis start dan tongkat yang dipegang tidak menyentuh garis start.

E. Teknik Memberi dan Menerima Tongkat Estafet

Cara memberi dan menerima tongkat sambil lari 1. a Adalah pelari yang membawa tongkat

(4)

3. c dan d adalah daerah wessel zone tempat terjadinya pertukaran tongkat dari pelari yang membawa tongkat ke pelari yang di depannya. Wessel zone panjangnya 20 meter. Sebaiknya pergantian tongkat terjadi mendekati garis akhir wessel zone.

Pergantian tongkat yang terjadi di luar daerah pergantian akan menyebabkan diskualifikasi. Berdasarkan posisi tangan penerima, terdapat dua macam cara memberi dan menerima tongkat estafet, yaitu:

1. Memberikan tongkat estafet dari atas

Teknik ini dipergunakan apabila telapak tangan penerima menghadap ke atas.

2. Memberikan tongkat estafet dari bawah ke atas

Teknik ini dipergunakan apabila telapa tangan penerima tongkat estafet menghadap ke bawah.

Dalam menerima tongkat dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:

1. Visual (dengan melihat), yaitu penerim tongkat berpaling ke belakang untuk melihat pemberi tongkat.

(5)

2. Non visual (tanpa melihat), yaitu penerima tonbgkat tidak melihat pemberi tongkat.

Kunci keberhasilan pelari estafet terletak pada pergantian tongkat. Serangkaian teknik lari sambung (estafet) dari start hingga terjadinya pergantian pemegang tongkat.

F. Strategi Penyusunan Regu Lari Estafet

Agar dapat dicapai prestasi malsimal, diperlukan strategi dalam pemilihan pelari. Beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum menyusun regu atau tim lari estafet, yaitu:

1. Pelari pertama

a. Pilihlah pelari yang memiliki start yang baik dan memiliki keahlian lari di tikungan.

b. Pelari pertama merupakan pelari yang tercepat pertama atau kedua agar dapat memberika posisi memimpin.

2. Pelari kedua

a. Pelari kedua mempunyai tanggung jawab sebagai pnerima dan pemberi. b. Mempunyai daya tahan yang baik, sebab ia harus berlari cepat menempuh

jarak 120 m – 130 m.

c. Pelari yang kurang mahir ditikungan dapat dipilih sebagai pelari kedua. 3. Pelari ketiga

a. Pelari ketiga memiliki rasa tanggung jawab yang besar, karena harus bertindak sebagai penerima dan pmberi tongkat.

b. Pelari ketiga memiliki keahlian lari di tikugan. c. Memiliki daya tahan sebagai pelari 200 m. 4. Pelari keempat

(6)

b. Pelari keempat memiliki daya juang yang besar, karena pelari ini akan menentukan menang atau kalahnya regu atau tim.

G. Teknik Masuk Finish

Teknik masuk finish ada 3 macam, yaitu:

1. Lari terus tanpa mengubah kecepatan lari.

2. Membusungkan dada ke depan.

3. Merebahkan badan ke depan seperti orangj atuh tersungkur.

Di dalam pelaksanaan lari estafet, dimungkinkan terjadi beberapa kesalahan pada saat pergantian tongkat. Kesalahan tersebut dapat dilakukan oleh penerima maupun pemberi tongkat.

Kesalahan yang dilakukan oleh penerima, yaitu:

(7)

2. Terlalu cepat melakukan start sehingga mngganggu lari pemberi tongkat. 3. Larinya terlalu ke tengah sehingga mengganggu lari pemberi tongkat.

4. Pada waktu mengulurkan tangan ke belakang, tangan dalam keadaan goyang, sehingga sukar menerima tongkat.

Kesalahan yang sering dialami oleh pemberi tongkat, yaitu:

1. Kurang berhati-hati dalam meberikan tongkat, sehingga gagal dalam pemberian atau tongkat jauh.

2. Pada waktu memberikanb tongkat pemberi berada di belakang penerima, tidak di sisi sampingnya, sehingga dapat menginjak kaki penerima.

3. Pemberi mangayun tangan yang salah.

4. Pemberi tongkat tidak memberi isyarat (tidak berteriak yak) kepada penerima tongkat, sehingga penerima tidak tahu.

5. Pemberi tongkat mengurangi kecepatannya pada saat akan mengayun tongkat. Peraturan Perlombaan Lari Estafet

Peserta atau tim regu dicoret apabila:

1. Start mendahului aba-aba sampai 2 kali. 2. Selama lari mengganggu pelarilain.

3. Masuk ke lintsan lain hingga mendapat keuntungan. 4. Tidak masuk finish.

5. Pergantian tongkat melewati daerah wissel. 6. Tongkat jatuhdiambil orang lain.

7. Penerima sudah lewat batas wissel, kembali untuk mengambil tongkat yang terjatuh.

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini dilatarbelakangi dari permasalahan di MA NU Banat Kudus yang diperoleh dari hasil observasi dan wawancara dengan konselor dan wali kelas

From the analysis on the learning practices conducted, it is necessary to do a revision starting from the recomposing activity plans, particularly on the development of religious

IMPLEMENTASI PENDEKATAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DALAM PEMBELAJARAN KIMIA PADA KONTEKS PENGKONDISIAN.. pH TANAH UNTUK TANAMAN

Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) dapat meningkatkan keaktifan dan

Bahan komposit merupakan bahan gabungan secara makro yang didefinisikan sebagai suatu sistem material yang tersusun dari campuran atau kombinasi dua atau

negara industri baru di kawasan Timur, Jepang mendidik para penerjemah (antara lain dengan mengirim mereka keluar negeri) di mana setelah memperoleh pengetahuan bahasa

Peraturan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Yogyakarta Nomor 4 Tahun 1978 tentang Pelaksanaan Perijinan Perusahaan Penggilingan Padi, Huller dan Penyosohan Beras yang disahkan

Menurut Sugiyono (2010:147), “Metode Analisis Deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data