• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG ( PKL ) BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN DI DINAS PERTANIAN PERKEBUNAN DAN KEHUTANAN KOTA SAMARINDA PROPINSI KALIMANTAN TIMUR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG ( PKL ) BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN DI DINAS PERTANIAN PERKEBUNAN DAN KEHUTANAN KOTA SAMARINDA PROPINSI KALIMANTAN TIMUR"

Copied!
39
0
0

Teks penuh

(1)

PROPINSI KALIMANTAN TIMUR

Oleh

DIAN RATNA RIYANTI

NIM. 100500101

PROGRAM STUDI BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN

JURUSAN MANAJEMEN PERTANIAN

POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA

SAMARINDA

(2)

Tanaman Perkebunan di Dinas Pertanian

Perkebunan dan Kehutanan Propinsi Kalimantan

Timur.

Nama

: Dian Ratna Riyanti

NIM

: 100500101

Program Studi

: Budidaya Tanaman Perkebunan

Jurusan

: Manajemen Pertanian

Pembimbing,

Penguji I,

Penguji II,

Jamaluddin, SP, M.Si

NIP. 197206122001121003

Faradilla, SP, M.Sc

NIP. 197401092000122001

Ir. Syarifuddin, MP

NIP. 196507062001121001

Menyetujui/Mengesahkan,

Ketua Program Studi Budidaya Tanaman Perkebunan

Politeknik Pertanian Negeri Samarinda

Ir. Syarifuddin, MP.

NIP. 196507062001121001

(3)

telah melimpahkan rahmat dan karuniaNya, sehingga penulis dapat

menyelesaikan laporan Praktek Kerja Lapang (PKL). Laporan PKL ini

disusun berdasarkan hasil PKL di Dinas Pertanian Perkebunan dan

Kehutanan Kota Samarinda selama 2 bulan, yaitu mulai tanggal 5 April

sampai dengan 27 Mei 2013.

Keberhasilan dan kelancaran dalam pelaksanaan PKL ini juga tidak

terlepas dari peran serta dan bantuan dari berbagai pihak oleh karena itu

dalam kesempatan ini penulis ucapkan terma kasih kepada:

1. Bapak Jamaluddin SP, M.Si selaku Dosen Pembimbing PKL. 2. Ibu Faradilla, SP, M.Sc Dosen Penguji PKL.

3. Bapak Ir. Syarifuddin, MP selaku Ketua Program Studi Budidaya Tanaman Perkebunan, dan juga selaku Dosen Penguji PKL.

4. Bapak Ir. Hasanudin, MP selaku ketua jurusan Manajemen Pertanian. 5. Bapak Ir. Wartomo, MP selaku Direktur Politeknik Pertanian Negeri

Samarinda.

6. Para staf pengajar, administrasi dan teknisi di Program Studi Budidaya Tanaman Perkebunan.

7. Orang tua dan para keluarga yang telah banyak memberi dukungan dan motivasi serta do’a kepada penulis selama ini.

(4)

Kampus Sei Keledang, juni 2013

(5)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR……….

iii

DAFTAR ISI………..………. iv

DAFTAR LAMPIRAN………..…….

vii

I. PENDAHULUAN ………..………... 1

A. Latar belakang... 1

B. Tujuan kegiatan... 3

C. Hasil yang diharapkan………... 3

II. KEADAAN UMUM PERUSAHAAN INTI RAKYAT...…….... ... 4

A. Tinjuan umum organisasi pemerintahan..………... 4

B. Struktur organisasi pemerintahan………... 4

C. Tempat dan waktu kegiatan PKL………... 6

D. Visi dan misi distanbunhut………... 7

III. HASIL PRAKTEK KERJA LAPANG…...………….……... 9

A. Tanaman Belum Menghasilkan (TBM)………... 9

1. Pengendalian gulma………... 9

2. Perawatan piringan………... 11

3. Pemupukan………. 13

B. Tanaman Menghasilkan (TM)……….... 15

1. Tunas Pemeliharaan (Pruning)..………... 15

2. Pemupukan………. 17

3. Pengendalian Hama dan Penyakit… ……….. 20

C. Panen………... 23

1. Potong buah….………... 23

2. Pengangkutan……….. 25

IV. KESIMPULAN DAN SARAN ………... 28

A. Kesimpulan……… ... 28

B. Saran……….. 29

DAFTAR PUSTAKA……….

viii

(6)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor

Halaman

1

2

Struktur Organisasi……….……...

Foto Kegiatan Praktek Budidaya di Kebun PIR…...

29

30

(7)

I.

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kelapa sawit merupakan tanaman komoditas perkebunan yang cukup penting di Indonesia dan masih memiliki prospek pengembangan yang cukup cerah. Komoditas kelapa sawit, baik berupa bahan mentah maupun hasil olahannya, menduduki peringkat ketiga penyumbang devisa non migas terbesar bagi negara setelah karet dan kopi (Sastrosayono, 2006).

Minyak nabati merupakan produk utama yang bisa dihasilkan dari kelapa sawit. Potensi produksinya per hektar mencapai 6 ton per tahun, bahkan lebih. Jika dibandingkan dengan tanaman penghasil minyak lainnya (4,5 ton per tahun), tingkat produksi ini termasuk tinggi (Satrosayono, 2006).

Dengan melihat perkebunan kelapa sawit menghasilkan keuntungan yang cukup tinggi, banyak perusahaan asing berbondong-bondong berinvestasi di bidang perkebunan ini. Para investor tersebut diantaranya RCMA (Inggris), Uni Royal (Amerika Serikat), SIPEF (Belgia), dan Lonsum (Inggris). Selain itu, pemerintah pun tertarik mendirikan PTP I – X di Aceh (kini Nanggroe Aceh Darussalam), dan Irian Jaya (kini Papua). Di Pulau Jawa, ada PTP XI (Banten) dan PT Condong Garut (Garut) (Sastrosayono, 2006).

Ketika pemerintahan orde baru, pembangunan perkebunan diarahkan dalam rangka menciptakan tenaga kerja, meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dan sebagai sektor penghasil devisa negara. Sampai pada tahun 2010 luas lahan mencapai 7.824.623 ha dengan produksi CPO sebesar 19.844.901ton (Ditjenbun,

2010). Sejak saat itu lahan perkebunan kelapa sawit Indonesia berkembang pesat

(8)

melaksanakan program perkebunan inti rakyat perkebunan (PIR-bun). Dalam pelaksanaanya, perkebunan besar sebagai inti membina dan menampung hasil perkebunan rakyat di sekitarnya yang menjadi plasma (Fauzi et al. 2007).

Perkembangan perkebunan semakin pesat lagi setelah pemerintah mengembangkan program lanjutan yaitu PIR-Transmigrasi sejak tahun 1986. program tersebut berhasil menambah luas lahan dan produksi kelapa sawit. Selanjutnya, pemerintah melakukan penyempurnaan dengan mengembaangkan pola perkebunan kelapa sawit seperti tertuang dalam SK Menteri Kehutanan dan Perkebunan No. 107/Kpts-II/1999. Penyempurnaan pola perkebunan kelapa sawit dimaksudkan untuk meningkatkan produksi dan menyejahterahkan kehidupan petani (Fauzi et al. 2007). Sehubungan dengan hal tersebut maka Politeknik Pertanian Negeri Samarinda mempunyai program Praktek Kerja Lapang ke perkebunan dengan harapan agar para lulusannya memiliki keterampilan yang bisa diandalkan untuk mengembangkan pengetahuan dan keterampilan selama PKL di dunia kerja khususnya perkebunan nantinya.

B. Tujuan Kegiatan

1. Mengembangkan wawasan mahasiswa berdasarkan pengetahuan teori yang dimiliki dan untuk memberikan kesempatan pada mahasiswa agar dapat secara langsung melihat masalah yang terjadi di lapangan dan membandingkannya dengan ilmu yang diperoleh dibangku kuliah.

2. Meningkatkan keterampilan teknis budidaya tanaman kelapa sawit.

3. Melatih mahasiswa untuk dapat menganalisa dan memberi solusi terhadap masalah – masalah yang terjadi di lapangan.

(9)

C. Hasil Yang Diharapkan

Mahasiswa dapat memahami kegiatan prinsip kerja yang dilaksanakan oleh perkebunan kelapa sawit, dan dapat menjadi tenaga kerja yang terlatih, serta menjadi mahasiswa yang terampil dan mempunyai kedisiplinan dalam melakukan pekerjaan.

(10)

II. KEADAAN UMUM PERUSAHAAN INTI RAKYAT

A. Tinjauan Umum Organisasi Pemerintahan

Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan (DISTANBUNHUT)

merupakan unsur pelaksana pemerintah yang berada diwilayah kota

Samarinda. Organisasi ini dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah

(PERDA) Kota Samarinda Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Organisasi

Tata Kerja Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Kota Samarinda.

Serta memiliki tugas pokok membantu Kepala Daerah dalam

melaksanakan sebagian unsur pemerintahan yang menjadi kewenangan

Pemerintah Daerah Berdasarkan asas otonomi dan pembantu di bidang

Tanaman Pangan dan Hortikultura, Perkebunan serta Kehutanan.

Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan (DISTANBUNHUT)

memiliki suatu program untuk mensejahterahkan petani diwilayah kota

Samarinda dengan mengadakan suatu program yakni Perusahaan Inti

Rakyat. Yang mulai dilaksanakan pada tahun 2005. Dimana didalamnya

terdapat kelompok tani (Tangen Tuyang) yang di tujukan untuk

memudahkan administrasi penyaluran bantuan dari pemerintah. Bantuan

tersebut berupa bibit, pupuk maupun alat perkebunan. Perusahaan Inti

Rakyat mendapatkan pengawasan dari Bidang Produksi, Prasarana dan

Sarana. PIR juga mendapatkan bantuan areal seluas 65 Ha yang

nantinya terjadi pemutihan dan menjadi hak milik kelompok tani.

(11)

B. Struktur Organisasi Pemerintah

Dalam rangka Penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan pelayanan masyarakat, Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Kota Samarinda ditunjang dengan struktur organisasi berdasarkan Peraturan Daerah Kota Samarinda Nomor 11 Tahun 2008 Pasal 62, sebagai berikut :

1. Kepala Dinas

Merupakan pimpinan atau jabatan tertinggi dalam organisasi pemerintahan di Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan, Kepala Dinas menjadi pusat pengambil keputusan dan kebijakan serta penanggung jawab penuh dalam segala kegiatan/program di lingkungan organisasi dinas (Distanbunhut) Kota Samrinda.

2. Sekertaris membawahi : a. Sub Bagian Umum b. Sub Bagian Keuangan

c. Sub Bagian Perencanaan Program

3. Bidang Konservasi dan Rehabilitasi Sumber Daya Alam (SDA), membawahi : a. Seksi Konservasi Sumber Daya Alam (SDA)

b. Seksi Rehabilitasi Sumber Daya Alam (SDA)

4. Bidang Produksi, Sarana dan Prasarana, membawahi : a. Seksi Pengembangan Teknologi

b. Seksi Perlindungan Tanaman dan Prasarana

5. Bidang Bimbingan Usaha dan Perlindungan membawahi : a. Seksi Pelayanan Usaha

b. Seksi Pengembangan Mutu / Pengolahan Hasil dan Pemasaran 6. Unit Pelayanan Teknis Dinas (UPTD) (Lampiran 1).

(12)

C. Tempat dan Waktu Kegiatan PKL

Tempat PKL berada di Distanbunhut Kota Samarinda di PIR Kelompok Tani Tangen Tuyang yang berada :

Desa : Pampang

Kelurahan : Sei Siring

Kecamatan : Samarinda Utara

Kota : Samarinda

Provinsi : Kalimantan Timur

Kelompok Tani Tangen Tuyang di ketuai oleh Ling Ajan yang beranggotakan sejumlah 24 orang petani. Mengelola kebun sawit PIR seluas 65 Ha dimana 40 Ha merupakan tanaman belum menghasilkan dan 15 Ha lagi merupakan tanaman menghasilkan yang telah berproduksi selama 2 tahun. Hasil produksi dari PIR dibagi 70 % untuk petani dan 30 % untuk dinas, hasil yang diberikan untuk dinas ditujukan untuk memenuhi kredit petani atas penggantian bantuan bibit yang telah diberikan. Dan pembagian hasil tersebut tidak berlangsung selamanya melainkan hingga petani telah memenuhi semua kredit yang diberikan setelah itu semua hasil produksi dilimpahkan pada petani. Mengenai kredit yang diberlakukan hanya untuk penggantian bibit saja seharga lima belas ribu rupiah per bibit.

Kegiatan PKL dilakukan sejak tanggal 5 April sampai dengan tanggal 27 Mei 2013.

D. Visi dan Misi Distanbunhut 1. Visi

“Pertanian Perkebunan dan Kehutanan yang tangguh berwawasan

(13)

Penjelasan mengenai visi tersebut dapat diterangkan sebagai berikut :

a. Pertanian Terpadu maksudnya Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan bersinergi dalam menumbuhkembangkan pola agribisnis yang efektif dan efisiensi guna membuka lapangan dan kesempatan kerja, berusaha membangkitkan partisipasi, ekstensifikasi, rehabilitasi dan diversifikasi sesuai dengan potensi yang tersedia di Kota Samarinda dalam pembangunan pertanian, perkebunan dan kehutanan.

b. Berwawasan Lingkungan maksudnya memaksimalkan pengelolaan sumber daya lahan, meningkatkan koordinasi antar lembaga yang ada dalam pembinaan pembangunan pertanian, perkebunan dan kehutanan dengan mencegah, mengurangi serta meminimalisasi kemungkinan akan dampak lingkungan.

c. Masyarakat Tani Sejahtera maksudnya meningkatkan kualitas sumber daya manusia dalam penggunaan ilmu pengetahuan dan teknologi bagi petugas dan petani melaluipelatihan di Balai / Diklat Agribisnis, sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan petani.

2. Misi

a. Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan Pertanian, Perkebunab dan kehutanan.

b. Meningkatkan pemberdayaan masyarakat dalam pembangunan pertanian. c. Meningkatkan potensi / produktivitas sumber daya alam.

d. Pengembangan manajemen usaha tani bagi pelaku agribisnis. e. Memulihkan / memperbaiki kerusakan sumber daya alam. f. Meningkatkan daya dukung lahan dan ketersediaan air tanah.

(14)

h. Mengembangkan kelembagaan dan kemitraan dalam pelaksanaan pertanian terpadu.

i. Meningkatkan kemampuan sumber daya manusia aparat dan petani.

(15)

III. HASIL PRAKTEK

A. Perawatan Tanaman Belum Menghasilkan

Di tanaman belum menghasilkan perawatan tanaman merupakan salah satu tindakan yang sangat penting dan menentukan masa produktif tanaman. Perawatan bukan hanya ditujukan terhadap tanaman, etapi juga pada media tumbuh (tanah). Walaupun tanaman dirawat dengan baik, tetapi perawatan tanah diabaikan maka tidak akan banyak memberi manfaat.

Perawatan yang ada di tanaman belum menghasilkan di antaranya sebagai berikut :

1. Pengendalian gulma secara kimiawi a. Tujuan

Dalam budidaya tanaman kelapa sawit, pengendalian gulma harus dilakukan karena bertujuan untuk mengurangi persaingan dalam unsur hara, penyerapan air, dan sinar matahari. Karena hal tersebut dapat merugikan tanaman pokok, bahkan dapat menurunkan hasil produksi.

Selain itu pegendalian gulma juga bertujuan untuk mengurangi serangan hama, karena gulma bisa menjadi inang (host) bagi hama. Gulma juga akan menghambat jalan para pekerja (terutama gulma – gulma berduri) (Fauzi et al. 2007).

b. Dasar teori

Pengendalian gulma adalah kegiatan mengendalikan atau menekan tanaman yang tidak dikehendaki keberadaannya (tumbuh) oleh petani tanaman kelapa sawit, karena gulma adalah salah satu tumbuhan ruderal.

(16)

Tumbuhan ruderal adalah tumbuhan yang tidak dibudidayakan oleh manusia, tumbuh pada habitat alami yang terganggu(Pahan 2006).

Pemberantasan gulma secara kimiawi dilakukan dengan menggunakan herbisida. Keuntungan cara ini adalah penggunaan tenaga kerja yang relatif sedikit. Namun, cara ini dapat mengganggu organisme lain dan kelestarian alam (Fauzi et al. 2007).

c. Alat dan bahan

Alat : Kap solo, takaran dosis, ember Bahan : Clean up, ally, agristic, air.

d. Prosedur kerja

1) Alat bahan dan tenaga kerja disiapkan untuk proses kegiatan, lalu

dilakukan identifikasi gulma di lapangan yang akan disemprot untuk menentukan jenis herbisida yang akan digunakan.

2) Pencampuran bahan herbisida kedalam satu kap solo

a) Air sebanyak 5 liter dimasukkan kedalam kap.

b) Semua bahan dicampur dan dimasukkan di dalam kap dengan dosis clean up 20 ml ally 5 ml dan agristic 10 g.

c) Ketiga campuran tersebut dimasukkan didalam kap yang sudah terisi 5 liter air tadi.

d) Dan ditambah 5 liter lagi, lalu digoncang agar bahan tercampur rata.

3) Pengaplikasian menggunakan nozzle dengan lebar semprotannya 1,5

(17)

e. Hasil yang dicapai

Frekuensi kerja untuk dua hari kerja, mahasiswa melakukan penyemprotan sebanyak 8 kap solo.

f. Pembahasan

Kegiatan pengendalian gulma diperkebunan ini telah sesuai dengan pedoman perawatan tanaman kelapa sawit. karena kegiatan ini mengendalikan atau menekan tanaman yang tidak dikehendaki keberadaannya (tumbuh) oleh petani kelapa sawit.

2. Perawatan piringan

a. Tujuan

Adalah untuk memudahkan dalam perawatan, pemupukan

dan mengurangi perebutan unsur hara tanaman dan memudahkan

dalam pemanenan.

b. Dasar teori

Menurut Anonim (2005), Salah satu hal yang terpenting

dalam perawatan adalah perawatan piringan, hal ini perlu agar

memudahkan dalam pemupukan, mengurangi perebutan unsur

hara yang disebabkan oleh gulma, mengurangi timbulnya hama

dan penyakit.

Piringan berfungsi sebagai tempat untuk menyebarkan pupuk.

Selain itu, piringan juga merupakan daerah jatuhnya tandan buah

dan brondolan (Pahan 2006).

c. Alat dan bahan

(18)

Bahan

: Gulma dan pelepah kelapa sawit yang mati yang ada di

piringan pokok kelapa sawit.

d. Prosedur kerja

1) Lokasi pembuatan piringan ditentukan.

2) Alat dan bahan disiapkan.

3) Semua gulma yang terdapat dipiringan dipotong dengan parang

atau arit.

4) Lalu disekitar pohon atau pokok tanaman dibersihkan dengan

cangkul dengan jarak dari pokok sampai sepanjang ujung tajuk

tanaman sekitar 1,5 – 2 m (Lampiran 2).

e. Hasil kerja

Frekuensi kerja untuk tiga hari kerja, mahasiswa melakukan perawatan piringan sebanyak 90 pokok.

f. Pembahasan

Kegiatan perawatan piringan yang dilakukan diperkebunan ini telah sesuai dengan pedoman yang ada. Karena agar memudahkan dalam pemupukan, mengurangi perebutan unsur hara yang disebabkan oleh gulma, mengurangi timbulnya hama dan penyakit.

3. Pemupukan

a. Tujuan

Adalah agar tanaman tumbuh dengan baik, menghasilkan

tanaman yang produktif, meningkatkan produksi, dan tetap

menjaga stabilitas tanaman.

(19)

b. Dasar teori

Kebutuhan unsur hara bagi tanaman kelapa sawit pada

setiap fase pertumbuhannya berbeda – beda. Jumlah unsur hara

yang ditambahkan melalui pupuk harus memperhatikan

kehilangan hara akibat pencucian, penguapan, penambahan hara

dari tanaman penutup tanah (cover crop), serta penambahan

unsur hara yang terikat dari udara (Pahan 2006).

Penambahan dosis pupuk terhadap tanaman kelapa sawit

ada batasnya. Diatas batas dosis tersebut akan berpengaruh

negatif terhadap produksi atau menimbulkan kerugian ekonomi.

Berdasarkan hasil penelitian di Sumatera Utara, unsur – unsur

hara yang berpengaruh positif terhadap pertumbuhan dan

produksi tanaman kelapa sawit adalah nitrogen (N), fosfor (P),

kalium (K), magnesium (Mg), serta unsur mikro boron (B)

(Sastrosayono 2008).

Menurut Pahan (2006), Pemupukan memberikan kontribusi

yang sangat luas dalam meningkatkan produksi dan kualitas

produk yang dihasilkan. Salah satu efek pemupukan yang sangat

bermanfaat yaitu meningkatnya kesuburan tanah yang

menyebabkan tingkat produksi tanaman menjadi relatif stabil serta

meningkatkan daya tahan tanaman terhadap serangan hama dan

penyakit serta pengaruh iklim yang tidak menguntungkan.

(20)

c. Alat dan bahan

Alat

: Ember, Mangkuk penakar.

Bahan : Pupuk majemuk NPK mg (12 : 12 : 17 : 2).

d. Prosedur kerja

1) Lokasi pemupukan ditentukan.

2) Alat, bahan dan tenaga kerja disiapkan.

3) Pupuk dari karung di gudang penyimpanan dibawa di kebun

dan diletakkan didalam ember lalu diambil dengan mangkuk

penakar yang bervolume 1 kg.

4) Lalu pupuk ditaburkan disekitar piringan sebanyak 1 mangkuk

per pokok tanaman dengan jarak 50 cm dari tanaman atau

sepanjang ujung tajuk tanaman (Lampiran 2).

e. Hasil kerja

Frekuensi kerja untuk tiga hari kerja, mahasiswa melakukan kegiatan pemupukan sebanyak 75 pokok.

f. Pembahasan

Kegiatan pemupukan yang dilakukan petani telah sesuai dengan pedoman yang ada. Karena salah satu efek pemupukan yang sangat bermanfaat yaitu meningkatnya kesuburan tanah yang menyebabkan tingkat produksi tanaman menjadi relatif stabil serta meningkatkan daya tahan tanaman terhadap serangan hama dan penyakit serta pengaruh iklim yang tidak menguntungkan.

(21)

B. Perawatan Tanaman Menghasilkan (TM)

Di tanaman menghasilkan perawatan tanaman merupakan salah satu tindakan yang sangat penting dan menentukan masa produktif tanaman. Perawatan bukan hanya ditujukan terhadap tanaman, tetapi juga pada media tumbuh (tanah). Walaupun tanaman dirawat dengan baik, tetapi perawatan tanah diabaikan maka tidak akan banyak memberi manfaat.

Kegiatan perawatan tanaman menghasilkan di antaranya adalah sebagai berikut :

1. Tunas Pemeliharaan (Pruning)

Pemangkasan atau disebut juga penunasan adalah pembuangan daun – daun tua atau yang tidak produktif pada tanaman kelapa sawit. Pada tanaman muda sebaiknya tidak dilakukan pemangkasan kecuali dengan maksud mengurangi penguapan oleh daun pada saat tanaman akan dipindahkan dari pembibitan ke areal perkebunan (Fauzi et al. 2007).

a. Tujuan

Tujuan dari pruning atau pemangkasan adalah sebagai

berikut :

1) Memperbaiki sirkulasi udara di sekitar tanaman sehingga dapat

membantu proses penyerbukan secara alami.

2)Mengurangi penghalangan perkembangan buah dan kehilangan

brondolan buah terjepit pada pelepah daun.

3) Membantu dan mempermudah aktivitas panen.

4) Mengurangi perkembangan epifit.

5) Proses metabolisme tanaman dapat berjalan lancar, terutama proses fotosintesis dan respirasi (Fauzi et al. 2007).

(22)

b. Dasar teori

Tunas pemeliharaan adalah kegiatan pemotongan pelepah daun dengan alat dodos atau egrek, dengan rotasi sebaiknya 8 bulan sekali. Pada saat penunasan harus diusahakan sampai batas songgo 2 sehingga setelah penunasan pelepah daun masih tersisa 48 - 56 pelepah. Bekas tunasan harus dekat dengan pokok kelapa sawit (Fauzi

et al. 2007). c. Alat dan bahan

Alat

: Dodos.

Bahan

: Pelepah kelapa sawit yang melebihi songgo 2.

d. Prosedur kerja

1) Penentuan lokasi yang pokoknya akan ditunas.

2) Lalu alat, bahan dan tenaga kerja disiapkan.

3) Pelaksanaannya :

a) Pelepah yang gondrong dipotong dengan menggunakan

dodos dengan hanya menyisakan songgo 2, potongan

pelepah dekat dengan pohon sekitar ±5 cm.

b) Lalu pelepah yang sudah terpotong disusun di gawangan

mati dengan arah membujur.

e. Hasil yang dicapai

Mahasiswa melaksanakan pengawasan penunasan dengan frekuensi tiga hari kerja, selama pengawasan petani berhasil menyelesaikan penunasan seluas 1 ha.

(23)

f. Pembahasan

Kegiatan penunasan (pruning) yang dilakukan dikebun ini telah sesuai dengan pedoman yang ada, karena menggunakan sistem 2 songgo sehingga setelah penunasan pelepah daun masih tersisa 48 - 56 pelepah.

2. Pemupukan

Pemupukan adalah salah satu tindakan perawatan tanaman

yang berpengaruh besar terhadap pertumbuhan dan produksi

tanaman. Pemupukan bertujuan untuk menambah ketersediaan unsur

hara di dalam tanah untuk kesuburan tanah. Selain itu pemupukan

juga bertujuan untuk menambah unsur hara yang dibutuhkan oleh

tanaman pada proses pertumbuhan vegetatif maupun generatif, serta

menambah daya tahan tanaman terhadap penyakit dan pengaruh

iklim yang tidak menguntungkan (Pahan, 2008).

Menurut Risza (2004), jenis pupuk yang dianjurkan dalam

budidaya kelapa sawit adalah : Pemupukan di TM ditentukan

berdasarkan rekomendasi pemupukan oleh balai penelitian PPM

dengan konsep keseimbangan hara (nutrien blance), dengan

faktor-faktor yang digunakan dalam penapsiran pemberian pupuk adalah :

Hasil analisa daun dan tanah, hasil pengamatan lapangan, potensi

produksi, pelaksanaan pemupukan sebelumnya, hasil percobaan

pemupukan pada tanaman kelapa sawit dan aspek finansial

Pelaksananan pemupukan akan mencapai sasaran apabila

dilakukan dengan prinsip 5T yaitu : Tepat jenis (sesuai kebutuhan),

(24)

tepat dosis (sesuai rekomendasi), tepat waktu (curah hujan 100-200

ml/bulan), tepat cara dengan penebaran merata melingkari piringan ±

30 cm dari tajuk tanaman serta terpupuk tuntas dan Tepat tempat.

Aplikasi Pupuk NPK Batang

Pupuk sawit NPK batang adalah pupuk khusus yang

diformulasikan untuk tanaman sawit, mengandung unsur hara makro

primer dan sekunder yang sangat dibutuhkan oleh tanaman sawit

dalam pertumbuhan dan produktivitas minyak nabati.

a. Tujuan

Pupuk NPK batang bersifat slow released dengan tujuan

agar terhindar dari resiko pupuk hilang akibat hanyut terbawa air

sehingga dapat dilakukan dalam segala cuaca. Selain itu pupuk

tersebut juga bertujuan untuk memudahkan pengecekan

lapangan, dengan melakukan test acak, maka akan terlihat jelas

bila pemukan dilakukan dengan benar atau tidak, dimana dengan

tabur akan sangat susah mengecek apakah pupuk telah ditabur

sesuai dengan berat yang direkomendasikan.

b. Dasar teori

Unsur N pada pupuk NPK batang merangsang pertumbuhan

tanaman secara keseluruhan, dan pembentukan zat hijau daun

yang berguna dalam fotosintesis. Uns ur P mempercepat

pembungaan, pemasakan buah dan biji. Unsur K banyak

terkandung dalam berbagai bagian tanaman. BA katalisator

(25)

dalam berbagai reksi biokimia. Bagian tanaman yang banyak

mengandung K adalah tandan buah terutama gagang, serabut

dan cangkang. Kekurangan K akan membatasi produksi

(Anonim, 2009).

c. Alat dan bahan

Alat

: Cangkul, gerobak roda tiga.

Bahan : Pupuk NPK batang 15 -15 -15.

d. Prosedur kerja

1) Lokasi yang akan dipupuk ditentukan, dan ditentukan ditentukan berdasarkan rotasi pemupukan per semester.

2) Alat dan bahan disiapkan.

3) Pelaksanaan pemupukan :

a) Kardus - kardus pupuk diangkut dari gudang ke lahan menggunakan gerobak roda tiga.

b) Kardus berisi pupuk diecer ke pohon, 1 kardus berisi 60

batang pupuk, 1 pohon memerlukan 6 batang pupuk, jadi 1

kardus untuk 10 pohon. Berat pupuk per kardus adalah 10

kg, jika per batang seberat 0,6 g.

c) Pemupukan dilakukan dengan cara dibenamkan ke dalam

tanah, ± 15 – 20 cm dengan menggunakan cangkul sebagai

sarana pembuatan lubang. Kemudian pupuk dimasukka dan

ditutup kembali. Pemupukan dilakukan dengan cara pupuk

dimasukkan di dalam lubang dengan jarak 2/3 dari pelepah

daun terluar sebanyak 6 lubang (Lampiran 2).

(26)

e. Hasil yang dicapai

Mahasiswa melaksanakan kegiatan dan pengawasan

pemupukan selama tiga hari kerja. Selama kegiatan mahasiswa

melaksanakan pemupukan sebanyak 100 pokok, sedangkan

petani mampu melaksanakan pemupukan sebanyak 200 pokok.

f. Pembahasan

Pemupuka di perkebunan ini telah sesuai dengan pedoman perawatan tanaman menghasilkan. Karena menggunakan pupuk yang di anjurkan, yang telah direkomendasikan oleh dinas terkait.

3. Pengendalian Hama dan Penyakit

Hama dan penyakit adalah salah satu faktor penting yang harus

diperhatikan dalam pembudidayaan tanaman kelapa sawit. Akibat

yang ditimbulkannya sangat besar, seperti penurunan produksi

bahkan kematian tanaman. Hama dan penyakit dapat menyerang

tanaman kelapa sawit mulai dari pembibitan hingga tanaman

menghasilkan. Sebagian besar hama yang menyerang adalah

golongan serangga (insekta) dan sebagian lagi golongan mamalia,

sedangkan penyakit yang menyerang kelapa sawit disebabkan oleh

mikroorganisme jamur, bakteri, dan virus (Fauzi et al. 2007).

Hama yang dikendalikan di PIR yaitu Insekta dan Larva Kumbang Tanduk (Oryctes Rhinoceros). Dan penyakit yang dikendalikan yaitu busuk tandan buah, busuk batang dan busuk akar.

(27)

a. Tujuan

Dalam kegiatan pengendalian hama dan penyakit bertujuan untuk mengendalikan populasi penyebaran hama dan penyakit didalam tanaman menghasilkan.

b. Dasar teori

Menurut Sastrosayono (2008), hama Kumbang Tanduk (Oryctes rhinoceros) dikendalikan dengan penyemprotan larutan Azodrin yang bersifat sistemik.

Penyakit busuk tandan buah menyerang tanaman yang berumur 3 – 10 tahun. Yang disebabkan jamur Marasmius palmivorous sharples. Menyerang pada buah yang matang dan dapat menembus daging buah, sehingga menurunkan kualitas minyak sawit. Pengendalian dengan disemprot Difolatan atau Actidone dengan konsentrasi 0,2% atau sebanyak 0,7 liter/ha dengan interval waktu 2 minggu sekali (Fauzi et al.

2007).

Penyakit busuk batang disebabkan oleh jamur Ganoderma, jamur ini akan menular ke tanaman yang sehat jika akrnya bersinggungan dengan tunggul – tunggul pohon yang sakit. Namun pengendaliannya sampai saat ini serangan penyakit tersebut belum mamapu diatasi dengan menggunakan pestisida (Fauzi et al. 2007).

Penyakit busuk akar disebabkan oleh jamur Phytium sp. Dikendalikan dengan cara memperhatikan media atau tanah untuk pembibitan, pemupukan, dan pemeliharaan (Fauzi et al. 2007).

c. Alat dan bahan

(28)

Bahan : Karbofuran / kapur barus, Jamur metarrhizium anisopline, Biofungisida Marfu – P, Difolatan 4 F dan air.

d. Prosedur kerja

1) Alat dan bahan disiapkan.

2) Sanitasi atau pembersihan sekitar piringan.

3) Pengendalian insektisida dengan pengaplikasian karbofuran

sebanyak 0,3 g ba / pohon atau 3 butir kapur barus dengan cara ditaburkan disekitar pohon.

4) Pengendalian Larva Kumbang Tanduk (Orycetes rhinoceros) dengan

pengaplikasian jamur merrhizium anisopline sebanyak 0,3 g ba / pohon dengan cara ditaburkan disekitar pohon.

5) Pengendalian penyakit Busuk Tandan Buah dengan menaburkan

Biofungisida Marfu – p sebanyak 500 g lalu ditimbun di dekat pokok batang atau disemprot dengan Difolatan 4 F dengan dosis 150 cc / kap solo (15 L air) dengan cara disemprotkan disekitar tanaman. 6) Pengendalian penyakit Busuk Batang dengan digunakan juga

Biofugisida Marfu – P dengan cara dan dosis yang sama.

7) Pengendalian busuk akar dengan pengaplikasian Tapak Timbun

(Lampiran 2).

e. Hasil yang dicapai

Frekuensi kerja untuk lima hari kerja, mahasiswa melakukan kegiatan pengendalian hama dan penyakit sebanyak 2 ha.

f. Pembahasan

Kegiatan pengendalian hama dan penyakit di kebun ini kurang sesuai dengan pedoman yang ada, dikarenakan pengendalian hama

(29)

dan penyakit tersebut telah ada yang sesuai dengan anjuran dan ada pula yang belum sesuai dengan anjuran.

C. Panen

Panen dan pengolahan hasil merupakan rangkaian terakhir dari kegiatan budidaya kelapa sawit. Kegiatan ini memerlukan teknik tersendiri untuk mendapatkan hasil yang berkualitas. Hasil panen utama dari tanaman kelapa sawit adalah buah kelapa sawit, sedangkan hasil pengolahan buah adalah minyak sawit.

Persiapan panen yang harus dilakukan sebelum melakukan pemanenan adalah :

- Persiapan alat

- Persiapan tenaga kerja - Persiapan areal

Ada beberapa tahapan dalam kegiatan memanen buah kelapa sawit adalah :

1. Potong Buah

a. Tujuan

Untuk memperoleh keuntungan dari hasil penjualan tandan

buah segar atau penjualan minyak kelapa sawit (MKS) dan inti

kelapa sawit (IKS) (Fadli dkk 2006).

b. Dasar teori

Menurut Fadli dkk (2006), panen adalah kegiatan berurut

yang meliputi pemotongan tandan buah segar (TBS), pengutipan

brondol, pemotongan dan penyusunan pelepah serta

(30)

pengangkutan dan penyusunan tandan dan brondol ke tempat

penumpukan hasil (TPH).

Untuk mencapai tujuan panen, kualitas dan kuantitas yang

tinggi, maka pelaksanaan ketentuan panen mencakup sistem

panen, rotasi panen, kriteria matang panen, persentase matang

panen dan persentase brondola n serta pelaksanaan angkut dan

pengolahan secepat mungkin (Sam’ani, 2008).

c. Alat dan bahan

Alat

: Dodos, pikulan, dan gerobak roda 3.

Bahan : Tandan buah segar (TBS), brondolan dan pelepah

kelapasawit.

d. Prosedur kerja

1) Pohon yang akan dipanen dibagi.

2) Alat dan Bahan disiapkan.

3) Pelaksanaan panen :

a) Petani memasuki kebun ke kelompok pohon yang telah

dibagi, pembagian didasarkan pada jumlah pohon yang

siap dipanen, sambil mengamati brondolan yang ada.

b) Jika dijumpai buah matang, maka pelepah dipotong dan

disisakan songgo 2 dan pelepah ditumpuk jadi satu.

c) Selanjutnya memotong buah dengan dodos lalu dipikul

menggunakan pikulan atau lagsung ditumpuk digerobak

roda 3 dan di bawa ke TPH.

(31)

d) Berondolan yang tersisa dikumpulkan dan ikut dibawa ke

TPH (Lampiran 2).

e. Hasil yang dicapai

Mahasiswa melaksanakan pengawasan panen selama tiga hari kerja. Selama pengawasan petani mampu memanen 2 ha.

f. Pembahasan

Kegiatan panen yang dilakukan diperkebunan ini kurang sesuai dengan pedoman panen pada budidaya tanaman kelapa sawit, karena langsung mengambil cara termudah yang memudahkan pekerjaan petani di lapangan tanpa mempraktekkan sesuai dengan teori yang ada.

2. Pengangkutan

a. Tujuan

Kegiatan pengangkutan bertujuan untuk mengangkut segera

mungkin Tandan Buah Segar (TBS) beserta berondolanya untuk

diolah di pabrik, sehingga diharapkan tidak terjadi restan buah.

b. Dasar teori

Pengangkutan buah (TBS dan brondolan) dari lapangan ke

pabrik harus segera dilakukan pada hari itu juga setelah buah

dipanen. Operasi pengangkutan saling mendukung dengan

operasi panen dan pengolahan, karena sipat pengoprasianya

merupakan 3 sub sistem induk yaitu Panen-Angkut-Olah (PAO).

Buah yang sudah ada di TPH harus sesegera mungkin diangkut

ke pabrik karena kalau buah sampai bermala m di kebun akan

(32)

menyebapkan Asam Lemak Bebas (ALB) meningkat dan

kandungan rendemen minyak menurun (Sam’ani, 2008)

c. Alat dan bahan

Alat

: Gerobak roda tiga, motor pikulan, mobil pick up, truk, dan

timbangan gantung.

Bahan

: TBS yang ada di TPH.

d. Prosedur kerja

1) Alat dan bahan disiapkan.

2) Pelaksanaan pengangkutan :

a) TBS dan brondolan dari kebun dibawa ke penumpukan

menggunakan gerobak roda tiga atsu motor pikulan, lalu di

pindah ke pick up untuk dibawa di penumpukan di luar

kebun.

b) TBS dan brondolan yang telah tertumpuk di luar kebun

ditimbang menggunakan timbangan gantung apalbila dijual

ke pengumpul. Jika dijual ke pabrik langsung diangkat ke

truk untuk dibawa ke pabrik pengolahan di Muara Badak.

c) Penimbangan dan penghitungan hasil di lakukan di pabrik

(Lampiran 2).

e. Hasil yang dicapai

Pengawasan pemuatan TBS dan brondolan dilaksanakan selama tiga hari kerja , selama pengawasan tidak semua TBS berhasil diangkut ke pabrik setiap hari melainksn ada yang bermalam di lokasi penumpukan buah atau di TPH.

(33)

f. Pembahasan

Kegiatan pengangkutan TBS dikebun ini kurang sesuai dengan pedoman pengangkutan budidaya tanaman kelapa sawit. Yaitu TBS sempat bermalam di TPH tidak langsung diangkut ke pabrik akan tetapi hal ini dikarenakan faktor jalan serta sarana transportasi yang agak sukar sehingga terjadi penundaan.

(34)

IV. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Kegiatan praktek kerja lapang yang dilakukan Dinas Pertanian,

Perkebunan Dan Kehutanan Kota Samarinda yang bekerjasama dengan

PIR Tangen Tuyang dapat disimpulkan bahwa :

1. Teknis budidaya tanaman kelapa sawit di PIR meliputi tanaman belum

menghasilkan, tanaman menghasilkan dan panen.

2. Didapatkan ilmu baru yakni pengendalian penyakit busuk akar pada

tanaman kelapa sawit dengan menggunakan tapak timbun.

3. Di perkebunan PIR masih terdapat kekurangan yakni prasarana jalan

yang rusak dan sarana transportasi pengangkutan buah. Serta masih

terdapat kekurangan tenaga kerja.

4. Teknis budidaya yang di lakukan di PIR terkadang tidak sesuai

dengan teori yang ada.

B. Saran-saran

1. Perlunya memperbaiki prasarana jalan dengan pengerasan jalan dan

penambahan sarana transportasi buah serta penambahan tenaga

kerja agar pekerjaan dapat berjalan dengan semaksimal mungkin.

2. Disadari adanya perbedaan teknik di lapangan dengan teori yang ada

dikarenakan kenyataan kerja atau praktisi di lapangan. Namun ada

baiknya juga apabila sedikit lebih mengacu kepada teori yang ada

(35)

agar petani juga mampu memperoleh hasil yang lebih baik lagi sesuai

dengan harapan.

(36)

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2005. Budidaya Tanaman Kelapa Sawit PT. Jaya Mandiri Sukses.

2007. Buku Petunjuk Teknis Budidaya Tanaman Kelapa Sawit.

Agro tirta Kencana. Jakarta.

2008. Pedoman Teknis Budidaya Kelapa Sawit PT. Jaya Mandiri

Sukses.

Fadli. L. M, Sutarta. S.E, Darmosarkore. W, Purba. P, Ginting. N. E. 2006.

Panen kelapa sawit. PPKS.

Fauzi, 2002. Budidaya Kelapa sawit. Penebar swadaya. Jakarta.

Pahan, 2006. Kelapa Sawit. Penebar Swadaya. Jakarta.

2008. Kelapa Sawit Manajemen Dari Hulu Hingga Hilir. Jakarta.

Sam’ani, 2008. Laporan PKL di PTP. Nusantara XIII. Mendik. Paser

Kalimantan Timur.

Sastrosayono, 2003. Budidaya Kelapa Sawit. Agromedia Pustaka Jakarta.

2008. Budidaya Kelapa Sawit. Agromedia Pustaka, Jakarta.

(37)
(38)
(39)

Lampiran 5. Pemupukan TBM

Referensi

Dokumen terkait

Bahan hukum yang bersifat mengikat seperti undang-undang, perjanjian inernasional, dan lain-lain, yang dalam penelitian tesis ini terdiri dari berbagai peraturan hukum yang

31 dalam Meningkatkan Laba dan Market Share pada Produk Pembiayaan Mudharabah (Studi PT. Bank BNI Syariah cabang Makassar) dalam penelitian ini adalah kualitatif

Menimbang, bahwa berdasarkan bukti P.5, P.6 dan P.7 berupa surat peringatan atas nama Tergugat I, terbukti Penggugat sudah mengirimkan surat peringatan sebanyak 3 kali

Dalam penelitian ini akan meneliti bahan dan campuran yang digunakan untuk memperbaiki kayu yang memiliki cacat kayu berupa lubang dengan salah satu

Pada posisi tidur, metode pengukuran dengan third point loading menghasilkan E true jauh lebih tinggi daripada yang diperoleh dengan cara koreksi modulus geser. Hal serupa terjadi

• Sering terdapat pada individu dewasa yang asymptomatis • Hanya terdapat 1% pada penderita LBP. • Biasanya dicetuskan oleh aktivitas

Dari pasien atau keluarga perlu diperoleh keterangan yang mendeskripsikan nyeri punggungnya seperti : sudah berapa lama keluhan nyeri punggung dialami, di

Secara umum kebijakan yang dilakukan oleh Pengadilan Negeri Serui dalam melaksanakan seluruh kegiatan yang berkaitan dengan kepentingan Peradilan Tingkat Pertama, baik