• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pedoman Tata Kerja PENGELOLAAN RANTAI SUPLAI Nomor PTK-007/SKKO0000/2015/S0

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pedoman Tata Kerja PENGELOLAAN RANTAI SUPLAI Nomor PTK-007/SKKO0000/2015/S0"

Copied!
56
0
0

Teks penuh

(1)

Pedoman Tata Kerja

PENGELOLAAN RANTAI SUPLAI

Nomor PTK-007/SKKO0000/2015/S0

Buku Kesatu Revisi 02

Buku Kedua Revisi 03

18 Februari 2015

(2)

Disclaimer

Materi presentasi ini disusun dengan tujuan untuk

mempermudah pemahaman.

Apabila terdapat keputusan yang berdampak hukum maka yang

berlaku adalah materi yang tercantum pada buku pedoman

Nomor PTK-007/SKKO0000/2015/S0 Buku Kesatu Revisi 02

dan Buku Kedua Revisi 03.

(3)

2/20/2015 -paa- 3

Tujuan

Penyusunan PTK007 Rev.03

1.

Percepatan

& Penyederhanaan Proses Tender

2.

Peningkatan

Keutamaan Penggunaan Sumber

Daya Dalam Negeri

3. Penerapan Sistem

Akuntabilitas

Pelaku

(4)
(5)

5

Kebijakan Umum

Mengutamakan penggunaan

barang/jasa Produksi Dalam Negeri

Mengutamakan keikutsertaan

Perusahaan Dalam Negeri

Mengutamakan pelaksanaan

pekerjaan dilakukan di dalam

wilayah negara Republik Indonesia.

(6)

Ketentuan Umum -

Mengacu Pada Instansi Pemerintah

Membidangi Industri Minyak Dan Gas Bumi

Tata cara perhitungan TKDN barang dan jasa mengikuti

ketentuan peraturan perundang-undangan yang diterbitkan oleh instansi pemerintah yang membidangi industri minyak dan gas bumi.

Nilai TKDN

Kontraktor KKS dan Penyedia Barang/Jasa harus mengacu Buku APDN dalam melaksanakan Pengadaan Barang/Jasa, termasuk namun tidak terbatas pada penyusunan Approved Manufacturer List (AML).

AML

Approved

Manufacturer List

Mewajibkan KKKS untuk menggunakan Buku APDN sebagai acuan untuk menetapkan strategi pengadaan serta

menetapkan persyaratan dan ketentuan pengadaan.

Buku APDN

dihitung secara proporsional berdasarkan komitmen

pencapaian TKDN disesuaikan dengan peta jalur (roadmap)

pencapaian target TKDN.

Preferensi Harga

KKKS harus menggunakan SNI untuk barang atau peralatan yang sudah diberlakukan secara wajib oleh instansi

pemerintah yang membidangi industri minyak dan gas bumi

(7)

NO Ketentuan Kriteria Pengecualian

I. Penggunaan Barang/Jasa Dalam

Negeri

Mengacu pada Permen ESDM NO.

15 Tahun 2013 Kriteria Perusahaan Dalam Negeri 1) Kualitas.

Buku APDN SNI

Berlaku juga untuk Peserta Tender

Kualifikasi Tenaga Kerja minimum & SKKNI

K3S dapat melakukan

asesmen/uji produk  lapor SKK Migas, dan

Persetujuan Fungsi Teknis SKK Migas

2) Jumlah

Sesuai kebutuhan/jadwal kebutuhan

Bukti dari Tender;

Lembaga Survei Independen; atau

Laporan Asosiasi

3) Waktu

Waktu penyerahan yang wajar

4) Harga

Wajar dengan memasukkan Preferensi Barang/Jasa Dalam Negeri & Status Perusahaan Dalam Negeri

Harga Penawaran setelah negosiasi > OE/OE Koreksi

2/20/2015 -paa- 7

(8)

Perusahaan

Dalam Negeri

(PDN)

Perusahaan Asing

(PA)

Perusahaan

Nasional

(PN)

Perusahaan yang didirikan berdasarkan hukum negara Republik Indonesia

Minimal 51% dari saham yang memiliki hak suara

(voting right), hak dividen dan hak Kendali Manajemen dimiliki oleh perseorangan Warga Negara Indonesia, BUMN/D, pemerintah daerah dan/atau Negara RI.

Minimal 2/3 anggota direksi, termasuk pimpinan

tertinggi perusahaan dan anggota direksi yang bertanggungjawab atas pengelolaan keuangan dan strategi bisnis, adalah Warga Negara Indonesia.

perusahaan yang didirikan bukan berdasarkan hukum negara Republik Indonesia.

Perusahaan yang didirikan berdasarkan hukum negara Republik Indonesia dan melakukan penanaman modal di wilayah negara Republik Indonesia namun tidak

memenuhi persyaratan sebagai PDN.

(9)

2/20/2015 -paa- 9

Sekilas Ketentuan

(10)

B ab II I 2 . & 3 .

Komponen Dalam Negeri

Komponen Dalam Negeri Barang

Barang : Di lakukan proses akhir fabrikasi sebahagian/

keseluruhan

di Indonesia

Komponen biaya barang: dihitung sampai lokasi pengerjaan (pabrik/workshop), merupakan biaya untuk memproduksi barang (biaya material langsung, tenaga kerja langsung, factory overhead )

Komponen biaya pendukung: transportasi, handling, dan instalasi Komponen

non-biaya barang

Keuntungan, biaya tidak langsung perusahaan (company overhead), dan pajak keluaran dalam rangka penyerahan barang

Komponen Dalam Negeri Jasa

 Jasa : Akhir Pengerjaan dilakukan sebahagian/

keseluruhan

di Indonesia

Komponen biaya: dihitung sampai di lokasi pengerjaan (on site), merupakan biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan jasa (biaya barang/peralatan tepasang/material, jasa tenaga kerja dan

konsultan, jasa alat kerja/fasilitas kerja, jasa umum. Komponen

non-biaya jasa

Keuntungan, biaya tidak langsung perusahaan (company overhead), dan pajak keluaran

(11)

2/20/2015 11

Tingkat Komponen Dalam Negeri

(TKDN)

TKDN

=

nilai biaya komponen dalam negeri

nilai komponen biaya

Bab

II

I 3

.

(12)

Berdasarkan SKUP Migas, Ditjen Migas menerbitkan buku Apresiasi Produksi Dalam Negeri (APDN), yang meliputi Daftar Barang Diwajibkan, Dimaksimalkan dan Diberdayakan sebagai acuan pengendalian impor barang operasi dan pengadaan barang dan jasa :

Daftar Barang Diwajibkan

Memenuhi persyaratan kualitas (memiliki sertifikat produk dan sertifikat sistem manajemen) dan memiliki nilai TKDN + BMP ≥ 40% dan TKDN barang ≥ 25 %.

Daftar Barang dimaksimalkan

Memenuhi persyaratan kualitas (memiliki sertifikat produk dan sertifikat sistem manajemen) dan memiliki nilai TKDN + BMP < 40% dan TKDN barang ≥ 25 %.

Daftar Barang Diberdayakan

Memenuhi persyaratan kualitas dan memiliki nilai TKDN barang < 25 %.

(13)

Buku APDN Jasa

Buku APDN Jasa adalah buku acuan penggunaan produksi dalam negeri pada kegiatan usaha hulu migas yang berisi Daftar Jasa Diutamakan, Daftar Jasa Dimaksimalkan dan Daftar Jasa Diberdayakan serta Daftar Kemampuan Produsen Dalam Negeri yang telah memiliki Surat Kemampuan Usaha Penunjang (SKUP) Migas. KELOMPOK KONDISI Diutamakan 1. *** 2. Kebutuhan Utama 3. Keberpihakan DN (T) Dimaksimalkan 1. *** 2. Kebutuhan Pendukung 3. Keberpihakan DN (T) 1. *** 2. Kebutuhan Utama 3. Keberpihakan DN (R) 1. ** 2. Kebutuhan Utama 3. Keberpihakan DN (T) Diberdayakan 1. *** 2. Kebutuhan Pendukung 3. Keberpihakan DN (R) 1. ** 2. Kebutuhan Utama 3. Keberpihakan DN (R) 1. * 2. Kebutuhan Utama/Pendu kung 3. Keberpihakan DN (T) ACUAN 2/20/2015 -paa- 13

(14)

Perhitungan TKDN

Alat Kerja

Kepemilikan Nilai TKDN Perusahaan Dalam Negeri 100 % Perusahaan Nasional / Asing 75 % Perusahaan Dalam Negeri 100 % Perusahaan Nasional / Asing 0% Kepemilikan Nilai TKDN Perusahaan Dalam Negeri 100 % Perusahaan Nasional 75 % Perusahaan Asing 50% Perusahaan Dalam Negeri 75 % Perusahaan Nasional 50% Perusahaan Asing 0%

PTK 007 Rev.03

PTK 007 Rev II

Asal Alat Kerja

DN

LN

(15)

Target Capaian TKDN

Dalam mendukung kebijakan penggunaan Produk Dalam Negeri, ditetapkan target TKDN pada Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi:

No KOMODITAS Target Capaian TKDN (%)

Jangka Pendek (2013-2016) Jangka Menengah (2017-2020) Jangka Panjang (2021-2025) 1. Fuel 60 75 95 2. Pelumas 50 60 70

3. Pipa Pemboran (OCTG) - Hi Grade - Low Grade 25 15 40 25 55 40 4. Pipa Penyalur (linepipe) 50 65 80 5. Lumpur pemboran,

semen, dan bahan kimia 40 60 80 6. Electrical Submersible

Pump 15 30 50

7. Pumping Unit 40 55 70 8. Machinery & Equipment 20 30 50 9. Wellhead dan Xmas tree

-Darat -Laut 40 15 60 35 80 50 10. Lain-lain 15 25 40

No. KOMODITAS Target Capaian TKDN (%) Jangka Pendek (2013-2016) Jangka Menengah (2017-2020) Jangka Panjang (2021-2025) 1. Jasa Pemborongan EPCI -Darat -Laut 50 35 70 45 90 55 2. Jasa Pemboran - Darat - Laut 55 35 75 45 95 55 3. Jasa Perkapalan 75 85 95

4. Jasa Pesawat Udara 80 90 100

5. Jasa Survei, Seismik, dan Studi Geologi -Darat -Laut 60 15 75 25 90 35 6. Jasa FEED 60 70 80 7. Lain-lain 40 60 80

BARANG

JASA

15 2/20/2015 -paa-

(16)

Pelaksana

Kontrak

wajib memenuhi besaran pernyataan/komitmen TKDN sesuai dengan yang telah tercantum dalam Kontrak.

 Pelaksana Kontrak pada saat serah terima barang harus dapat membuktikan bahwa barang yang diserahkan benar-benar diproduksi di dalam negeri sebagaimana dinyatakan dalam Kontrak.

 Pelaksana Kontrak wajib melaporkan capaian nilai TKDN kepada Kontraktor KKS secara berkala sesuai tahapan yang disepakati dalam Kontrak dan/atau pada akhir masa Kontrak.

KKKS

wajib melakukan monitoring dan verifikasi realisasi nilai TKDN, komitmen lokasi pengerjaan di wilayah Republik Indonesia, komitmen pengerjaan oleh Perusahaan Dalam Negeri serta kerja sama dengan usaha kecil/koperasi kecil sesuai Kontrak.

 Kontraktor KKS bertanggung jawab untuk mengawasi dan memastikan pencapaian nilai TKDN oleh Pelaksana Kontrak..

 Verifikasi realisasi nilai TKDN wajib dilakukan oleh Kontraktor KKS merujuk pada ketentuan yang diterbitkan oleh Kementerian yang membidangi kegiatan Hulu Migas.

(17)
(18)

NO

Topik

Ketentuan

1. Kewenangan

Pengelola Pengadaan

Melakukan Tender dengan nilai

sampai dengan Rp2.500.000.000,00 (dua miliar lima ratus juta rupiah) Atau

US$250,000.00 (dua ratus lima puluh ribu dolar Amerika Serikat) dengan kewenangan dan tanggung jawab yang sama seperti pada Panitia Tender.

2. Pengadaan

barang/jasa dengan cara penunjukan langsung

Dapat dilaksanakan oleh KKKS afiliasi BUMN kepada Penyedia

Barang/Jasa Afiliasi BUMN Kegiatan Usaha Hulu Migas

(19)

No

Topik

Ketentuan

Penjelasan

3. KKKS Afiliasi BUMN Kriteria: a. 100% sahamnya dimiliki oleh BUMN atau dimiliki oleh anak perusahaan BUMN atau gabungan BUMN dengan anak perusahaan BUMN;

b. Bertindak sebagai operator pada Wilayah Kerja yang bersangkutan.

Anak Perusahaan BUMN adalah perusahaan yang mengikuti ketentuan mengenai anak

perusahaan BUMN sebagaimana diatur pada Peraturan Menteri BUMN Nomor PER-15/MBU/2012 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Nomor PER-05/MBU/2008 tentang Pedoman Umum

Pelaksanaan Pengadaan Barang dan Jasa Badan Usaha Milik Negara, atau perubahannya.

2/20/2015 -paa- 19

Perubahan Ketentuan

(20)

No

Topik

Ketentuan

Penjelasan

4. Penyedia Barang/Jasa Afiliasi BUMN Kegiatan Usaha Hulu Migas

Penyedia Barang/Jasa Afiliasi BUMN Kegiatan Usaha Hulu Migas adalah Penyedia Barang/Jasa yang

menyediakan jasa yang termasuk

dalam kategori jasa kebutuhan utama KUH Migas dengan memenuhi

persyaratan:

1. 100% (seratus persen) sahamnya

dimiliki secara langsung oleh negara Republik Indonesia; atau

2. 100% (seratus persen) sahamnya

dimiliki secara langsung oleh

gabungan antara negara Republik Indonesia dan/atau BUMN dan/atau anak perusahaan BUMN yang 100% sahamnya dimiliki oleh BUMN atau gabungan BUMN.

Untuk

mengoptimalisasi peralatan/aset milik Negara RI.

Pembuktian: Akte Notaris; atau Akte Pendirian & Perubahan Terakhir dari Perusahaan & Perusahaan induknya.

Perubahan Ketentuan

(lanjutan)

(21)

BAB VIII Dokumen Pemilihan PBJ Hal. 71 2.4 Dokumen pendukung kualifikasi ....: 2.4.1 Surat Pernyataan di ttd Pimpinan Tertinggi ...: 2.4.1.7. Kesediaan untuk dilakukan pemeriksaan kepatuhan terhadap Undang-Undang Tindak Pidana Korupsi, Foreign Corrupt Practices

Act (FCPA), dan/atau Anti-Bribery and Corruption (ABC) oleh auditor

independen yang ditunjuk oleh KKKS dan/atau SKK Migas, berdasarkan data hardcopy dan data digital

Bab XII Kontrak Hal. 195 BAB XIII Penilaian Kinerja Hal. 206 BAB XIV Pengelolaan PBJ Hal. 214

Ketentuan Audit Tipikor

2. Pengawasan 2.1 Pengawasan terhadap pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa termasuk kepatuhan terhadap Undang-Undang Tindak Pidana Korupsi, Foreign

Corrupt Practices

Act (FCPA), dan/atau Anti-Bribery and Corruption (ABC) kepada KKKS

berdasarkan data hardcopy dan data digital.

Pengawasan ini dapat dilakukan secara pre, current dan post audit: 2.1.1 Pengawasan internal: KKKS dan/atau SKK Migas atau auditor yang ditunjuk SKK Migas, dan

2.1.2 Pengawasan eksternal: auditor

pemerintah dan eksternal lainnya

2. Isi Kontrak

2.27 Ketentuan mengenai hak KKKS dan SKK Migas atau auditor independen yang ditunjuk oleh KKKS dan/atau SKK Migas untuk melakukan pemeriksaan terhadap pelaksanaan Kontrak termasuk kepatuhan terhadap Undang-Undang Tindak Pidana Korupsi, Foreign Corrupt Practices

Act (FCPA), dan/atau

Anti-Bribery and Corruption (ABC) kepada perusahaan Pelaksana Kontrak.

Pelaksana Kontrak wajib menyampaikan data hardcopy dan data digital kepada auditor independen yang ditunjuk oleh KKKS dan/atau SKK Migas.

5.3 Kategori Hitam

5.3.2 Siapapun yang untuk dan atas nama Penyedia Barang/Jasa terbukti melakukan tindakan perbuatan penyuapan

kepada pekerja KKKS atau melakukan perbuatan kolusi dan/atau nepotisme kepada pekerja KKKS berdasarkan hasil pemeriksaan auditor atau fungsi internal lain di KKKS.

(22)

No

Topik

Ketentuan

8. Pelaku

Pengadaan Barang/Jasa

Masa Berlaku Surat/Sertifikat

Dianggap masih berlaku dengan bukti tanda terima dokumen

perpanjangan yang dikeluarkan oleh instansi pemerintah atau

badan yang berwenang, dengan ketentuan:

1. Tanggal tanda terima dokumen perpanjangan harus sebelum

tanggal habisnya masa berlaku surat maupun sertifikat; dan

2. Untuk surat-surat dianggap berlaku sampai dengan masa penyampaian:

a. Sistem satu sampul dan dua sampul  disampaikan dalam dokumen penawaran; atau

b. Sistem dua tahap disampaikan dalam dokumen penawaran tahap-II (kedua); atau

3. Untuk sertifikat Panitia Tender berlaku sampai dengan diperolehnya hasil dari proses perpanjangan.

Perubahan Ketentuan

(23)

No

Topik

Ketentuan

9. Metode Tender

Menara pengeboran laut lepas pantai (offshore & swamp) beserta jasa pendukungnya.

Perawatan dan

pembuatan FPSO, FPU, dan yang sejenis.

Survei seismik (offshore & swamp)

Menara Pengeboran Laut & Pendukungnya, Jasa Seismik (offshore & swamp)  Pemilihan Langsung/ Penunjukan Langsung

Perpanjangan Sewa FSO/FPSO/FPU  Penunjukan

Langsung

 Menara Pengeboran Darat & Pendukungnya, EPC (offshore & swamp) /Sewa FSO/FPSO/FPU 

Pelelangan Terbatas

10. Pelelangan Terbatas Bila lelang pertama gagal:

 Pemilihan Langsung/Penunjukan Langsung yg lulus PQ

 Karena harga > OE, Peserta menawarkan harga baru

11. Metode Tender

EOR (Enhanced Oil Recovery - EOR)

Laboratory-test, field test hingga pilot project

bekerjasama dengan lembaga penelitian nasional dan/atau perguruan tinggi.

 Dapat dilakukan penunjukan langsung.  Tidak memerlukan HPS/OE.

 Pelaksanaan mengacu pada anggaran

 Kontrak implementasi proyek EOR menggunakan kontrak multi years

2/20/2015 -paa-

Perubahan Ketentuan

(lanjutan)

(24)

No

Topik

Ketentuan

12. Batasan Perubahan Lingkup Kerja

Nilai PLK disebabkan aspek teknis/operasional tidak dibatasi besarannya

(sesuai kebutuhan operasi)

Nilai PLK disebabkan proses Tender dibatasi maksimal:

10% untuk non-drilling/non-konstruksi terintegrasi; dan  25% untuk drilling/konstruksi terintegrasi

Tetap mengacu pada Ketentuan PP79

13. HPS/OE Setelah negosiasi bersamaan HPS/OE dapat direvisi maksimal 10% dari nilai

HPS/OE awal.

Khusus offshore & swamp untuk rig pengeboran dan jasa pendukungnya, serta pekerjaan EPC: HPS/OE dapat direvisi maksimal 30% dari nilai

HPS/OE awal. 14. Sanski kepada Penyedia Barang/Jasa Kuning:

Peringatan 6-bln + “masa pembuktian 6-bln”

Merah:

Skorsing 1-thn + “masa pembuktian 1-thn”

Hitam:

 Skorsing-I di KKKS bersangkutan  2-thn + “masa pembuktian 1-thn”  Skorsing-II di semua KKKS  1-thn + “masa pembuktian 1-thn”

 Kesalahan oleh sub-kontraktor  Pelaksana kontrak dikenakan sanksi 1-tingkat lebih rendah.

 Untuk Penyedia Barang/Jasa Konsorsium, Sanksi dikenakan kepada semua anggota Konsorsium

Perubahan Ketentuan

(25)

No

Topik

Ketentuan

15. Lokasi

Pelaksanaan Pengadaan

Kebijakan Umum

Bagi KKKS dalam tahap Eksploitasi, Proses Tender untuk paket Tender Kebutuhan penunjang operasi lapangan dengan nilai perkiraan paket Tender sampai dengan Rp.5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah) atau sampai dengan US$500,000.00 (lima ratus ribu dolar Amerika Serikat) wajib diselenggarakan di wilayah provinsi daerah operasi utama KKKS.

KKKS dapat melakukan kebijakan ini secara

bertahap sesuai Kemampuan Penyedia Barang/Jasa di provinsi daerah operasi utama KKKS.

2/20/2015 -paa- 25

Perubahan Ketentuan

(26)

Jenis

Pengadaan

Pengadaan Barang Pengadaan Pekerjaan Konstruksi Pengadaan Jasa Konsultansi Pengadaan Jasa Lainnya

Rev III Rev II

Jenis Pengadaan

Pengadaan Barang Pengadaan Pekerjaan Pemborongan Pengadaan Jasa Konsultansi Pengadaan Jasa Lainnya

(27)

2/20/2015 -paa- 27

Batasan Nilai

Metode Pengadaan dan Golongan Usaha

US$1 Jt US$500 Rb US$20 Rb US$1 Jt US$250 Rb Usaha Kecil Usaha Menengah Usaha Besar PELELANGAN UMUM/TERBATAS PELELANGAN SEDERHANA PEMILIHAN LANGSUNG PENUNJUKAN LANGSUNG Kondisi

(28)

28

TAHAP

EKSPLORASI TAHAP EKSPLOITASI

1. Berwenang melaksanakan & mengambil keputusan dalam kegiatan pengadaan barang/jasa. 2. Tatacara pengadaan harus mengikuti tatacara yang diatur dalam pedoman ini. 3. Melaporkan Rencana Tender menara pengeboran sebelum dilaksanakan proses Tender

Tahap Pengadaan Nilai Jenis Kegiatan

Rp. US$

Rencana Tender Semua Nilai FPCI

> Rp.50,-miliar > US$5 juta

Semua Jenis Kegiatan

Hasil Pelaksanaan

Tender > Rp.200,-miliar > US$20 juta

Penambahan Lingkup Kerja/ Perpanjangan Jangka Waktu Kontrak (PLK / PJWK)

Proyek Konstruksi terintegrasi (EPC/EPCI/FPCI) atau Pemboran (Drilling) & Pendukungnya

> 10% dari kontrak awal • Nilai awal Kontrak

> Rp. 200,-miliar atau > US$ 20 juta

> Rp.200,-miliar > US$20 juta

Semua Jenis Kegiatan

Nilai Kontrak Menjadi • Nilai awal Kontrak

≤ Rp. 200,-miliar atau ≤ US$ 20 juta

> Rp.200,-miliar > US$20 juta

Pembatalan Tender

dan/atau pemutusan dini Kontrak

Nilai Kontrak

Semua Jenis Kegiatan

> Rp.200,-miliar > US$ 20 juta

Proses Tender

(29)

KATEGORI

TENDER

BARANG

Tender barang wajib

Tender barang non-wajib

Tender barang non-APDN

15%

5%

0%

Batasan Minimal TKDN

Pada Tender Barang

(30)

Wajib Non-Wajib Non-APDN Kategori Dalam Buku APDN Diwajibkan • Dimaksimalkan • Diberdayakan

Tidak terdapat dalam Buku APDN

Nilai Tender Semua Nilai (US$250rb) ≤ Rp2,5M (US$250rb) > Rp2,5M (US$250rb) ≤ Rp2,5M (US$250rb) > Rp2,5M

Metode PelelanganTerbatas PelelanganUmum Pelelangan Terbatas Pelelangan Umum Pelelangan Umum Peserta Tender • Pabrikan dalam negeri • Agen Pabrikan dalam negeri • TKDN ≥ 15% • Sertifikat TKDN • Penyedia Barang/ Jasa • Tanpa batasan TKDN • Pabrikan dalam negeri • Agen Pabrikan dalam negeri • TKDN ≥ 5% • Penyedia Barang/Jasa • Tanpa batasan TKDN Evaluasi Harga Memperhitung-kan preferensi Tidak memperhi-tungkan preferensi Memperhi-tungkan preferensi Tidak memperhi-tungkan preferensi Memperhi-tungkan preferensi

Tender

Barang

(31)

Pernyataan TKDN

Jasa

Form SC-12B

(32)

Kategori Diwajibkan dalam Buku APDN Barang Wajib Pelelangan Terbatas • Batasan TKDN 15% • Dibuktikan dalam Buku

APDN atau Sert. TKDN

Penawaran ≥ 1 atau Lulus Teknis ≥ 1 atau Penawaran ≤ HPS/OE Pelelangan Terbatas Ulang

• Batasan TKDN 5%

• Dibuktikan dalam Buku APDN atau Sert. TKDN

Pelelangan Umum

• Tanpa batasan nilai TKDN Penunjukan Pemenang Lelang Batal 2 3 1 N Y N Y Non-Wajib N1 N2 N3

Tender Barang

Kategori Wajib

(33)

2/20/2015 33 Kategori Dimaksimalkan atau Diberdayakan dalam Buku APDN Penawaran ≥ 1 atau Lulus Teknis ≥ 1 atau Penawaran ≤ HPS/OE Penunjukan Pemenang 2 3 1 N Y N Y Non-APDN Non-Wajib Pelelangan Terbatas Batasan TKDN 5% Pemilihan Langsung

Tanpa batasan nilai TKDN

Pelelangan Umum

Tanpa batasan nilai TKDN

Lelang Batal N1 N2 N3

Tender Barang

Kategori Non-Wajib

-paa-

(34)

Tender Barang

Kategori Non-APDN

Penawaran ≥ 1 atau Lulus Teknis ≥ 1 atau Penawaran ≤ HPS/OE Penunjukan Pemenang 1 N Y Y Non-APDN Pelelangan Umum

Tanpa batasan nilai TKDN

Pemilihan Langsung

Tanpa batasan nilai TKDN

Pelelangan Umum

Tanpa batasan nilai TKDN

Lelang Batal Penawaran ≥ 3 atau Lulus Teknis ≥ 1 atau Penawaran ≤ HPS/OE N 1 2 Pelelangan Ulang N1 N2

(35)

2/20/2015 -paa- 35

Tender

Jasa

Jenis Tender Jasa Lainnya/Jasa Konsultansi

Nilai Tender ≤ Rp200M (US$20jt) > Rp200M (US$20jt)

Peserta Tender • PDN • PN • PDN-PDN • PDN-PN • PDN • PN • PDN-PDN • PDN-PN • PDN-PA • PDN-PN-PA Pemuka Konsorsium PDN PDN/PN

Porsi Min PDN * • 50% Nilai Kontrak • 50% Nilai Jasa • 30% apabila sbg anggota konsorsium • 30% Nilai Kontrak • 30% Nilai Jasa • 15% apabila sbg anggota konsorsium

Porsi Maks PA * 25% sbg subkontraktor 30% sbg subkontraktor & anggota Konsorsium

Pelaksanaan Jasa 50% dilaksanakan di

dalam negeri 30% dilaksanakan di dalam negeri * Dikecualikan untuk pengadaan menara pengeboran lepas pantai (offshore dan swamp)

(36)

Tender

Jasa

(lanjutan)

Jenis Tender Pekerjaan Konstruksi

Onshore Pekerjaan Konstruksi Offshore & Swamp

Nilai Tender ≤ Rp2000M (US$200jt) > Rp2000M (US$200jt) ≤ Rp200M (US$20jt)

Rp200M (US$20jt) - Rp2000M (US$200jt) > Rp2000M (US$200jt) Peserta Tender • PDN • PN • PDN-PDN • PDN-PN • PDN • PN • PDN-PDN • PDN-PN • PDN-PA • PDN-PN-PA • PDN • PN • PDN-PDN • PDN-PN • PDN • PN • PDN-PDN • PDN-PN • PDN-PA • PDN-PN-PA • PDN • PN • PDN-PDN • PDN-PN • PDN-PA • PDN-PN-PA Leadfirm PDN PDN/PN PDN PDN/PN PDN/PN Porsi Min PDN •50% Nilai Kontrak •50% Nilai Jasa •30% apabila sbg anggota konsorsium •30% Nilai Kontrak •30% Nilai Jasa •20% apabila sbg anggota konsorsium •50% Nilai Kontrak •50% Nilai Jasa •20% apabila sbg anggota konsorsium •30% Nilai Kontrak •30% Nilai Jasa •20% apabila sbg anggota konsorsium •15% Nilai Kontrak •15% Nilai Jasa •10% apabila sbg anggota konsorsium Porsi Maks PA 25% sbg

(37)

Ketentuan Awal

35%

100%

5%

Penentuan lebih tinggi/rendah tetap mempertimbangkan prinsip dasar rantai suplai dengan ketentuan:

1. Sesuai batasan minimal TKDN dalam Daftar Pengadaan (Procurement List); 2. Berdasarkan daftar kemampuan

pencapaian minimum TKDN yang dikeluarkan oleh SKK Migas;

3. Historical data; atau

4. Sesuai dengan kondisi kemampuan pasar dengan syarat memenuhi kriteria bahwa di dalam negeri:

 Tidak tersedia fasilitas atau peralatan utama yang diperlukan

 Tidak ada satupun perusahaan yang mampu atau memiliki teknologi;

 Tidak ada perusahaan yang memiliki lisensi atau hak paten; atau

 Tidak ada tenaga kerja yang dibutuhkan.

Batasan Minimal TKDN

Tender Jasa

(38)

Tender

Jasa

Pengadaan Jasa Batasan TKDN 35% atau berdasarkan: • Procurement List • Data SKK Migas • Data KKKS • Kemampuan pasar Pelelangan Umum Penunjukan N Y Pelelangan Umum Batasan TKDN 30% Pelelangan Umum Batasan TKDN sesuai yg terendah dpt dicapai pd penawaran lelang sblmnya TKDN dari 3 Penawaran yg lulus teknis > 30% Penawaran ≥ 3 atau Lulus Teknis ≥ 1 atau Penawaran ≤ HPS/OE Batasan TKDN awal ditetapkan ≥ 30% A B N N Y Y 1 1 Pelelangan Ulang

(39)

2/20/2015 39

Tender

Jasa

(Lanjutan) Penunjukan Pemenang N Y Pelelangan Umum Batasan TKDN 5% Pelelangan Umum Batasan TKDN sesuai yg terendah dpt dicapai pd penawaran lelang sblmnya TKDN dari 3 Penawaran yg lulus teknis > 5% Penawaran ≥ 1 atau Lulus Teknis ≥ 1 atau Penawaran ≤ HPS/OE A N Y B Pemilihan Langsung Batasan TKDN 15% Lelang Batal N1 N3 Pemilihan Langsung Tanpa Batasan TKDN 1 3 N2 2 -paa-

(40)

Preferensi Harga –

Barang

Preferensi

TKDN

Preferensi

Status Perusahaan

Syarat

 TKDN ≥ 25%  TKDN ≥ 25%  Status Perusahaan :

Perusahaan Dalam Negeri

Besaran

Preferensi

 Preferensi maksimal 15%  Perhitungan proporsional

berdasarkan pernyataan TKDN dibandingkan dengan target TKDN (roadmap permen 15)

(41)

Preferensi Harga

Jasa

Preferensi

TKDN

Preferensi

Status Perusahaan

Syarat

 TKDN ≥ 30%  TKDN ≥ 30%  Status Perusahaan : Perusahaan

Dalam Negeri

 Porsi pelaksana pekerjaan oleh PDN minimal 50%

 Porsi pelaksanaan pekerjaan di wilayah Indonesia min 50%

Besaran

Preferensi

 Preferensi maksimal 7,5%  Perhitungan proporsional

berdasarkan pernyataan TKDN dibandingkan dengan target TKDN (roadmap permen 15)  Preferensi =  7,5% (untuk PDN atau Konsorsium(PDN-PDN))  5% (Konsorsium (PDN-PN-PA) dengan pemuka PDN) (Pembobotan sesuai dengan kategori perusahaan dalam buku APDN Jasa.)

(42)

Bobot Normalisasi Kategori Penyedia Jasa

Berdasarkan Buku APDN Jasa

No Kategori Dalam APDN Jasa

Bobot Perusahaan DN (7,5%) Konsorsium Dengan Perusahaan DN Sebagai Leader (5%) 1 Diutamakan 100% 100% 2 Dimaksimalkan 75% 75% 3 Diberdayakan 50% 50% 4 Non-APDN 25% 25%

(43)

2/20/2015 -paa- 43

Preferensi

Barang/Jasa

TKDN x 15%

Persentase TKDN

32% 32%

Target TKDN*

25 % 25%

Preferensi Barang

32 % x 15%

3,2%

32%/25% x 15%

15%

TKDN x 7,5%

PTK 007 Revisi 2

PTK 007 Revisi 3

PTK 007 Revisi 2 PTK 007 Revisi 3 32%

40%

32%/40% x 15%

12%

Preferensi

Barang

Jasa

TKDN

Target TKDN∗

x15%

Preferensi barang maksimal : 15%

TKDN

Target TKDN∗

x7,5%

*Target TKDN mengacu pada Permen ESDM No 15 tahun 3013

* Target TKDN unsur Barang pada Kontrak Jasa mengacu pada Target TKDN Jasanya

(44)

Tender Lelang Awal Lelang Ulang Proses Lanjutan * Preferensi TKDN

Metode

Tender Lelang Terbatas Lelang Terbatas Lelang Umum

Metode Tender Metode Tender Metode Tender

Lelang Terbatas Lelang Umum Pemilihan Langsung

Lelang Umum Lelang Umum Pemilihan Langsung

Lelang Umum Lelang Umum Pemilihan Langsung Syarat Min TKDN Syarat Min TKDN Syarat Min TKDN Syarat Min TKDN 15% 5% 0% 5% 0% 0% 0% 0% 0% 35% atau sesuai kondisi tertentu min 5% • 30%; • 5%; atau • Sesuai min 3 Penaw. Teknis • 15% atau • 0% Barang Wajib Barang Non-Wajib Barang Non-APDN Jasa Lainnya, Konsultansi, Pekerjaan Konstruksi Semua nilai ≥ US$250 ribu atau Rp 2,5 miliar

*Berlaku apabila dalam lelang ulang tidak ada penawaran yang masuk atau tidak ada yang lulus

Percepatan

(45)

Kesesuaian

penawaran harga dengan Lingkup Kerja atau spesifikasi

2/20/2015 -paa- 45

Harga Penawaran

80% di Bawah HPS/OE

Panitia Tender melakukan Klarifikasi dan verifikasi Sesuai Peserta Tender Membuat Surat Pernyataan

Sanksi Hitam Pekerjaan

Selesai Penunjukan Pemenang Tidak Lulus/ Diskualifikasi Y T Y T Selesai Tenaga Kerja /Jasa Boga Y T

(46)

Sanksi Kepada

Penyedia Barang/Jasa

BA

B

XIV

Sanksi diberikan kepada Penyedia Barang/Jasa

dalam rangka

pembinaan

.

Dalam hal Peserta Tender atau Pelaksana

Kontrak berbentuk

Konsorsium

, maka

sanksi

(47)

Surat Keputusan ini mulai berlaku 60 (enam puluh) hari

sejak tanggal ditetapkan, kecuali beberapa ketentuan dalam

PTK

Pengelolaan

Rantai

Suplai

Nomor

PTK-007/SKKO0000/2015/S0 Buku Kesatu Revisi 02 tentang

Ketentuan Umum dan Buku Kedua Revisi 03 tentang

Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa, yang

diberlakukan lebih awal melalui surat terpisah dari Kepala

SKK Migas.

Surat Keputusan

Nomor KEP-0018/SKKO0000/2015/S0

(48)

Surat Edaran

(49)

3. Keadaan Khusus

Apabila terjadi suatu keadaan tidak normal, misalnya

akibat perubahan harga minyak mentah dunia atau

keadaan lain yang dapat dianggap sebagai suatu

keadaan yang tidak normal

, SKK Migas dapat

menerbitkan ketentuan khusus mengenai, antara

lain, negosiasi atas harga penawaran atau negosiasi

harga Kontrak, melalui surat edaran Kepala SKK

Migas.

Bab II

Surat Edaran

Nomor EDR-0001/SKKO0000/2015/S0

(50)

10. Negosiasi Harga Penawaran …………..

10.6. Pelaksanaan Negosiasi Pada Keadaan Khusus

Dalam hal SKK Migas menerbitkan surat edaran tentang keadaan tidak normal, mengacu pada Bab II angka 3., maka KKKS dapat melakukan negosiasi kepada Peserta Tender dengan ketentuan sebagai berikut:

10.6.1. Tender dalam tahapan sebelum penyampaian dokumen

penawaran harga:

10.6.1.1. KKKS melakukan penyesuaian HPS/OE berdasarkan kondisi khusus pada surat edaran SKK Migas.

10.6.1.2. Proses dilanjutkan sesuai ketentuan pada pedoman ini menggunakan HPS/OE yang telah disesuaikan (apabila ada).

Bab XI

Surat Edaran

(51)

10. Negosiasi Harga Penawaran

…………..

10.6. Pelaksanaan Negosiasi Pada Keadaan Khusus

………..

10.6.2. Tender dalam tahapan setelah penyampaian dokumen penawaran harga:

10.6.2.1. KKKS melakukan penyesuaian HPS/OE berdasarkan kondisi khusus pada surat edaran SKK Migas;

10.6.2.2. Apabila telah melalui tahap pembukaan penawaran harga namun belum dilakukan negosiasi harga, maka KKKS wajib memberitahukan secara tertulis HPS/OE yang disesuaikan tersebut kepada semua Peserta Tender, proses dilanjutkan sesuai ketentuan pada pedoman ini menggunakan HPS/OE yang telah disesuaikan (apabila ada);

10.6.2.3. Apabila sedang dalam tahapan negosiasi harga, maka dilakukan negosiasi bersamaan kepada peringkat pertama s.d ketiga dengan menggunakan HPS/OE yang telah disesuaikan.

Bab XI

(lanjutan…)

Surat Edaran

Nomor EDR-0001/SKKO0000/2015/S0

(52)

10. Negosiasi Harga Penawaran …………..

10.6. Pelaksanaan Negosiasi Pada Keadaan Khusus

………..

10.6.3. Tender dalam tahapan setelah diperoleh calon pemenang Tender berupa konfirmasi tertulis atas hasil negosiasi dari calon pemenang Tender:

10.6.3.1. KKKS melakukan penyesuaian HPS/OE berdasarkan kondisi khusus pada surat edaran SKK Migas.

10.6.3.2. KKKS wajib memberitahukan secara tertulis HPS/OE yang disesuaikan tersebut kepada semua Peserta Tender.

10.6.3.3. KKKS melakukan negosiasi kembali pada calon pemenang Tender. Sebelum negosiasi harga dapat dilakukan Klarifikasi dan negosiasi aspek lainnya sejauh tidak mengubah sasaran pekerjaan.

10.6.3.4. Apabila negosiasi gagal, maka KKKS melakukan negosiasi bersamaan kembali kepada peringkat pertama s.d. ketiga dengan menggunakan HPS/OE yang disesuaikan.

Bab XI

(lanjutan…)

Surat Edaran

(53)

5. Manajemen Kontrak

……….

5.5. Pelaksanaan Negosiasi Pada Keadaan Khusus.

Dalam hal SKK Migas menerbitkan surat edaran tentang keadaan tidak normal mengacu pada Bab II angka 3., maka KKKS dapat melakukan negosiasi kepada Pelaksana Kontrak dengan ketentuan sebagai berikut:

5.5.1. KKKS melakukan penyesuaian HPS/OE berdasarkan kondisi khusus pada surat edaran SKK Migas.

5.5.2. HPS/OE yang disesuaikan tersebut diberitahukan kepada Pelaksana Kontrak.

5.5.2.1. KKKS melakukan negosiasi kembali pada Pelaksana Kontrak.

Sebelum negosiasi harga dapat dilakukan Klarifikasi dan negosiasi aspek lainnya sejauh tidak mengubah sasaran pekerjaan.

5.5.2.2. Perubahan nilai Kontrak berlaku untuk sisa periode Kontrak. 5.5.2.3. Apabila negosiasi gagal, maka KKKS dapat melakukan

melakukan pemutusan dini Kontrak tersebut sesuai dengan ketentuan yang berlaku pada pedoman ini.

Bab XII

Surat Edaran

Nomor EDR-0001/SKKO0000/2015/S0

(54)

Proses Tender yang telah melewati tahap rapat penjelasan, atau bila proses Tender tidak melakukan rapat penjelasan tetapi telah melewati masa lima hari kerja sebelum tanggal penyampaian dokumen penawaran, dilanjutkan dengan mengacu pada Buku Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Nomor 007 REVISI-II/PTK/I/2011.

Ketentuan ini tidak berlaku untuk batas kewenangan KKKS dalam tahap Eksplorasi dan KKKS dalam tahap Eksploitasi sebagaimana dimaksud pada Bab II angka 1. dan 2.

Penutup

(55)

• Dino Andrian (dino@skkmigas.go.id)

• Irvan M. Idris (imidris@skkmigas.go.id)

• Kunto Purbono (kpurbono@skkmigas.go.id)

Help Desk

• www.skkmigas.go.id

Laman

Help Desk

dan Laman

(56)

SATUAN KERJA KHUSUS

PELAKSANA KEGIATAN USAHA HULU MINYAK DAN GAS BUMI (SKKMIGAS)

KANTOR PUSAT PO BOX 4775

Referensi

Dokumen terkait

Aset adalah harta benda berujud (tangible) dan tidak berujud(intangible), yang dibeli atau diperoleh dengan cara lainnya olehKontraktor KKS, yang dipergunakan atau

[r]

Terkait pekerjaan Pemeliharaan yang memerlukan shutdown Fasilitas Produksi dan berpotensi kehilangan produksi, Fungsi pengelola kegiatan Pemeliharaan akan

Dalam hal dilakukan pelelangan ulang atas pekerjaan dengan nilai sampai dengan Rp1.000.000.000,00 (satu milyar rupiah) atau sampai dengan US$100,000.00 (seratus ribu dolar

Untuk usulan POD/POFD/POP yang masih dalam proses persetujuan dari pihak yang berwenang, kegiatan yang terdapat pada WP&amp;B dapat disetujui dengan mencantumkan

Dalam hal pada pelelangan ulang yang memasukkan penawaran hanya 1 (satu) dan di dalam penawaran memasukkan pengecualian/penawaran bersyarat yang berbeda

Peralatan Operasi Sumur Pemboran antara lain: Wireline Unit, Coiled Tubing Unit, Peralatan Pemancingan (Fishing Tool), Peralatan Pemboran Berarah (Directional

Dalam rangka pengawasan dan pengendalian untuk optimalisasi pemanfaatan aset, Kontraktor KKS harus melakukan standarisasi dan kodefikasi atas aset yang