• Tidak ada hasil yang ditemukan

SISTEM PAKAR KERUSAKAN MESIN JAHIT DENGAN METODE CERTAINTY FACTOR BERBASIS ANDROID

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SISTEM PAKAR KERUSAKAN MESIN JAHIT DENGAN METODE CERTAINTY FACTOR BERBASIS ANDROID"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

SISTEM PAKAR KERUSAKAN MESIN JAHIT DENGAN METODE

CERTAINTY FACTOR BERBASIS ANDROID

Hengki Andrea Taman Jurusan Teknik Informatika STMIK PalComTech Palembang

Abstrak

Mesin jahit adalah peralatan mekanis atau elektromekanis yang berfungsi untuk menjahit. Pada saat ini khususnya dalam bidang keterampilan seperti membuat sebuah pakaian salah satu alat yang digunakan ialah mesin jahit. Namun setiap orang menggunakan mesin jahit secara terus-menerus dapat menyebabkan kerusakan pada mesin jahit. Pada penelitian ini penulis menggunakan metode certainty factor agar masyarakat dapat mengetahui tingkat kepastian kerusakan mesin jahit. Sistem pakar adalah aplikasi berbasis komputer yang digunakan untuk menyelesaikan masalah sebagaimana yang dipikirkan oleh pakar. Sistem pakar kerusakan mesin jahit dibuat sebagai alat bantu untuk mendiagnosa kerusakan mesin jahit berbasis android, sehingga dapat mempermudah masyarat dalam berinteraksi langsung dengan aplikasi. Pada sistem pakar kerusakan mesin jahit, user memilih gejala setelah memilih gejala sistem akan menampilkan hasil diagnosa dengan menggunakan metode certainty fator, maka hasil akhir diagnosa sistem pakar kerusakan mesin jahit akan menampilkan presentase kepastian yang diberikan oleh sistem kepada pengguna dalam menjawab pertanyaan selama sesi konsultasi pada saat menggunakan sistem ini.

Kata Kunci : Sistem Pakar, Certainty Factor, Aplikasi Berbasis Android, Mesin Jahit

PENDAHULUAN

Sistem pakar merupakan salah satu bagian dari kecerdasan buatan yang di buat oleh manusia. Sistem ini dirancang untuk dapat menirukan keahlian seorang pakar dalam menjawab pertanyaan dan menyelesaiakan suatu masalah. Dengan bantuan sistem pakar seorang yang awam dapat menyelesaikan masalah yang ada sehingga bisa mengambil keputusan yang biasanya dilakukan oleh seorang pakar.

Sistem pakar berkembang bukan hanya di buat dalam bentuk website, namun bisa dibuat menjadi berupa aplikasi sistem pakar yang berjalan di suatu sistem android untuk mempermudah masyarakat berinteraksi langsung dengan sistem pakar.

Pada saat ini khususnya dalam bidang keterampilan seperti membuat sebuah pakaian salah satu alat yang digunakan ialah mesin jahit. Mesin jahit membantu kita dalam menjahit pakaian dan lainnya sehingga pekerjaan menjahit menjadi lebih cepat, lebih halus dan lebih rapi dibandingkan jika kita menjahit dengan menggunakan tangan.

Mesin jahit saat ini sudah banyak yang menggunakan dari remaja hingga dewasa, dan hanya orang-orang tertentu mempunyai skill yang baik untuk dapat menggunakannya dalam membuat sebuah pakaian. Seiring berkembangnya dunia fashion banyak pemula-pemula yang menggunakan mesin jahit. Namun setiap orang menggunakan mesin jahit secara terus-menerus dapat menyebabkan kerusakan pada mesin jahit, bagi pemula ataupun orang yang telah lama menggunakan mesin jahit, mereka masih belum paham dalam memperbaiki mesin jahit yang mereka gunakan, sehingga dapat menyebabkan pekerjaan mereka tertunda.

LANDASAN TEORI Kecerdasan Buatan

Menurut Sutojo, Mulyanto dan Suhartono (2011:1), Kecerdasan buatan berasal dari Inggris “Artificial Intelligence” atau disingkat AI, intelligence adalah kata sifat yang berarti

(2)

cerdas, sedangkan artificial artinya buatan. Kecerdasan buatan yang dimaksud disini merujuk pada mesin yang mampu berpikir menimbang tindakan yang akan diambil, dan mampu mengambil keputusan seperti yang dilakukan oleh manusia.

Sistem Pakar

Menurut Kusrini (2008:3), sistem pakar adalah aplikasi berbasis komputer yang digunakan untuk menyelesaikan masalah sebagaimana yang dipikirkan oleh pakar. Pakar yang dimaksud di sini adalah orang yang mempunyai keahlian khusus yang dapat menyelesaikan masalah yang tidak dapat diselesaikan oleh orang awam.

Android

Menurut Kasman (2013:2), Android merupakan sebuah sistem operasi telepon seluler dan komputer tablet layar sentuh yang berbasis Linux, namun seiring perkembangannya android berubah menjadi platform yang begitu cepat dalam melakukan inovasi. Hal ini tidak lepas dari pengembang utama dibelakangnya yaitu Google. Google yang mengakusisi android, kemudian membuatkan sebuah platform. Platform android terdiri dari sistem operasi berbasus Linux, sebuah GUI (Graphic User Interface), sebuah web browser, dan aplikasi end-user yang dapat di download dan juga para pengembang bisa dengan leluasa berkarya serta menciptakan aplikasi yang terbaik dan terbuka untuk digunakan oleh berbagai macam perangkat.

Certainty Factor

Teori Certainty Factor adalah untuk mengakomodasi ketidakpastian pemikiran seorang pakar yang di usulkan oleh Shortlife dan Buchanan pada tahun 1975. Seorang pakar (misalnya dokter) sering menganalisis informasi yang ada dengan ungkapan ketidakpastian, untuk mengakomodasi hal ini kita menggunakan Certainty Factor guna menggambarkan tingkat keyakinan pakar terhadap masalah yang sedang dihadapi.

Dalam mengekspresikan derajat kepastian, certainty factor untuk mengasumsikan derajat kepastian seorang pakar terhadap suatu data. Konsep ini kemudian diformulasikan dalam rumus dasar sebagai berikut:

1. CF[H,E] = MB[H,E] – MD[H,E] Keterangan:

CF = Certainty factor dalam hipotesa H yang dipengaruhi oleh fakta E. MB[H,E] = Measure of belief (ukuran kepercayaan) terhadap hipotesa H, jika

diberikan evidence E (antara 0 dan 1).

MD[H,E] = Measure of disbelief (ukuran kepercayaan) terhadap evidence H, jikan diberikan evidence E (antara 0 dan 1).

Hipotesa = Hipotesa.

E = Evidence (peristiwa atau fakta). 2. CF[H,E]1 = CF[H] * CF[E]

Keterangan:

CF[E] = Certainty factor evidence E yang di pengaruhi oleh evidence E. CF[H] = Certainty factor hipotesa dengan asumsi evidence diketahui dengan

pasti, yaitu ketika CF[E,r] = 1.

CF[H,E] = Certainty factor hipotesa yang dipengaruhi oleh evidence E diketahui dengan pasti.

(3)

Certainty factor untuk kaidah dengan kesimpulan yang serupa (similarly concluded rules):

1. CFcombine CF[H,E]1,2 = CF[H,E]1 + CF[H,E]2 * [1 - CF[H,E]1] 2. CFcombine CF[H,E]old,3 = CF[H,E]old + CF[H,E]3 * [1CF[H,E]old]

Tabel 1. Bobot Certainty Factor

Uncertain Tern CF

Definitely not (pasti

tidak) -1.0 Almost certainly not

(hamper pasti tidak) -0.8 Probability not

(kemungkinan besar tidak)

-0.6

Meybe not (mungkin

tidak) -0.4 Unknown (tidak tahu) -0.2 to 0.2 Probably (kemungkinan besar) 0.4 Almost certainly (hamper pasti) 0.8 Definitely (pasti) 1.0

(Sumber: Sutojo(2011) dalam Jurnal Dodi Hartanto(2013))

Data Primer

Menurut Hasan (2008 : 33), data primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh orang yang melakukan penelitian atau yang bersangkutan yang memerlukannya. Data primer disebut juga data asli atau data baru.

Data Sekunder

Menurut Hasan (2008 : 33), data sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan dari sumber-sumber yang telah ada. Data itu biasanya diperoleh dari perpustakaan atau dari laporan-laporan peneliti yang terdahulu. Data sekunder disebut juga data tersedia.

Wawancara

Menurut Ahmad (2008:190), wawancara merupakan petemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu data tertentu.

Observasi

Menurut Hariwijaya dan Triton (2011:63), Metode pengumpulan data secara sistematis melalui pengamatan dan pencatatan terhadap fenomena yang ditetliti. Hasil pengamatan tersebut dicatat dan selanjutnya dianalisis oleh peneliti untuk menjawab masalah penelitian. Tujuan pengamatan terutama adalah mencatat atau mendeskripsikan perilaku objek serta memahaminya.

(4)

Kepustakaan

Menurut Hariwijaya dan Triton (2011:63), Teknik ini digunakan dalam keseluruhan proses penelitian sejak awal hingga sampai akhir penelitian dengan cara memanfaatkan berbagai macam pustaka yang relevan dengan fenomena social yang tengah dicermati.

Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini termasuk penelitian eksperiment, menurut Maryati (2007:104), Penelitian eksperimen merupakan jenis penelitian yang memanipulasi atau mengontrol situasi alamiah menjadi situasi buatan (artificial) sesuai dengan tujuan penelitian.

Use Case

Menurut Shalahuddin (2011:130) use case adalah sebuah interaksi antara satu atau lebih actor dengan sistem informasi yang akan dibuat.

Activity Diagram

Menurut Shalahuddin (2011:134) activity diagram adalah diagram yang menggambarkan aktivitas sistem bukan apa yang dilakukan actor, jadi aktivitas yang dapat dilakukan oleh sistem.

Class Diagram

Menurut Shalahuddin (2011:122), diagram kelas menggambarkan struktur sistem segi pendefinisian kelas-kelas yang akan dibuat untuk membangun sistem.

Model Waterfall

Menurut Rosa dan Shalahuddin (2013:28), model SDLC (software development life cycle) air terjun (waterfall) sering juga disebut model sekuensial linier (sequential linear) atau alur hidup klasik (classic life cycle). Model air terjun menyediakan pendekatan alur hidup perangkat lunak secara sekuensial atau terurut dimulai dari analisis, desain, pengodean, pengujian, dan tahap pendukung (support).

HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis

Pada analisis sistem ini, akan membahas mengenai identifikasi masalah, alur sistem berjalan, deskripsi dokumen, deskripsi kebutuhan, pemodelan kebutuhan.

Identifikasi Masalah

Dalam pembuatan aplikasi Sistem Pakar Kerusakan Mesin Jahit dengan Metode Certainty Factor Berbasis Android, penulis menarik beberapa permasalahan yang akan dianalisis sebagai berikut:

1. Menganalisis bagaimana prosedur Sistem Pakar Kerusakan Mesin Jahit dengan Metode Certainty Factor Berbasis Android.

(5)

2. Menerapkan metode certainty factor dalam Sistem Pakar Kerusakan Mesin Jahit Berbasis Android.

3. Menerapkan Sistem Pakar Kerusakan Mesin Jahit dengan Metode Certainty Factor Berbasis Android dengan menggunakan bahasa pemrograman Java.

Basis Pengetahuan Simbol Gejala Kerusakan Mesin Jahit

Basis pengetahuan simbol gejala kerusakan mesin jahit dapat dilihat pada tabel 2.

Tabel 2. Tabel Simbol Gejala Simbol Gejala Gejala Kerusakan

G01 Benang pada sepul dalam sekoci kurang rapat G02 Jarum tidak sesuai

G03 Benang yang lepas dan menyangkut pada mesin

G04 penumpukan sisa serat kain pada gigi mesin G05 Salah menggunakan jarum

G06 Jarum bengkok atau tumpul G07 Jarum terlalu kecil ukurannya

G08 Pemasangan sekoci kurang pas sehingga terbentur oleh jarum

G09 Pemasangan jarum kurang pas

G10 Tension benang pengatur kekencangan G11 Kurang baiknya kualitas benang G12 Benang tersangkut

G13 Ukuran jarum salah G14 Benang tidak cocok G15 Kurang oli

G16 Kendurnya tekanan sapatu saat menjahit G17 Jarum tumpul atau bengkok

G18 Sekoci kendur dan sapatu kurang menekan pada kain

G19 Benang menyangkut di bawah kain G20 pengatur gigi jahitan ada di posisi 0 G21 Kop benang atas lepas

G22 Gulungan benang pada sepul tidak rata

G23 Benang sepul tidak masuk secara benang pada sekoci

G24 sepatu mesin tidak diturunkan saat menjahit Basis Pengetahuan Simbol Kerusakan Mesin Jahit

Basis pengetahuan simbol jenis kerusakan mesin jahit dapat dilihat pada tabel 3. Tabel 3. Tabel Simbol Basis Pengetahuan

Simbol Jenis Kerusakan Mesin Jahit K01 Hasil jahitan kendur

(6)

K03 Jarum mudah patah K04 Benang atas mudah putus K05 Hasil jahitan loncat-loncat K06 Kain tidak jalan saat dijahit K07 Hasil jahitan kusut

Solusi Kerusakan Mesin Jahit

Solusi kerusakan mesin jahit dapat di lihat pada tabel 4. Tabel 4. Solusi Kerusakan Mesin Jahit

Kerusakan Solusi

K01 Mengencangkan baut sekoci dan mengencangkan kop benang bagian atas K02 Membersihkan mesin dari serat-serta

kain dan benang di gigi mesin dengan kuas, memberikan minyak pelumas yang berkualitas pada penutup mesin

K03 Pastikan menyetel jarum dan benang dengan baik, mengganti jarum dengan kualitas yang baik

K04 Menyesuaikan nomor jarum yang akan digunakan, setel kembali rumah sekoci, tarik kain kearah belakang mesin jahit K05 Pastikan ukuran jarum sesuai dengan

bahan yang akan dijahit, pastikan mesin jahit telah di beri oli secara teratur K06 Periksa sekoci sudah benar atau belum,

periksa benang saat menjahit, periksa posisi pengatur gigi saat menjahit jangan di posisi 0

K07 Periksa sepul benang sehingga terpasang pada sekoci dengan baik, periksa kop benang atas ehingga tidak lepas

Rentang Nilai

Nilai gejala kerusakan mesin jahit dapat dilihat pada tabel 5. Tabel 5. Tabel Rentang Nilai

Simbol K01 K02 K03 K04 K05 K06 K07 G01 0.8 0.8 G02 0.5 G03 0.7 G04 0.8 G05 0.7 G06 0.7 G07 0.5

(7)

G08 0.8 G09 0.5 G10 0.9 G11 0.4 G12 0.7 G13 0.9 G14 0.4 G15 0.3 G16 0.8 G17 0.7 G18 0.7 G19 0.9 G20 0.9 G21 0.6 G22 0.5 G23 0.8 G24 0.8 Pohon Keputusan

Pohon keputusan adalah pemetaan alternatif-alternatif pemecahan masalah yang dapat diambil dari masalah tersebut. Pohon keputusan dapat dilihat pada gambar 1.

Gambar 1. Pohon Keputusan Metode Certainty Factor

Saat menentukan nilai kepastian penulis melakukan penyelesaian masalah yang dialami user dengan menggunakan perhitungan sebagai berikut:

CF[H,E]1 = CF[H]1 * CF[E]1

CFCombine CF[H,E]1,2 = CF[H,E]1 + CF[H,E]2 * (1 – CF[H,E]1) Jenis

Kerusakan

Gejala Bobot Nilai User Hasil Jahitan

Kendur

Benang pada sepul dalam sekoci kurang rapat

0.8 1 Jarum tidak sesuai 0.5 1

(8)

CF[H,E]1 = CF[H]1 * CF[E]1 = 0.8 * 1 = 0.8 CF[H,E]2 = CF[H]2 * CF[E]2 = 0.5 * 1 = 0.5

CFCombine CF[H,E]1,2 = CF[H,E]1 + CF[H,E]2 * (1 – CF[H,E]1) = 0.8 + 0.5 * (1 – 0.8)

= 0.8 + 0.5 * 0.2 = 0.8 + 0.1 = 0.9 Pembahasan

Pada saat ini khususnya dalam bidang keterampilan seperti membuat sebuah pakaian salah satu alat yang digunakan ialah mesin jahit. Mesin jahit saat ini sudah banyak yang menggunakan dari remaja hingga dewasa, dan hanya orang-orang tertentu mempunyai skill yang baik untuk dapat menggunakannya dalam membuat sebuah pakaian. Seiring berkembangnya dunia fashion banyak pemula-pemula yang menggunakan mesin jahit. Namun setiap orang menggunakan mesin jahit secara terus-menerus dapat menyebabkan kerusakan pada mesin jahit, bagi pemula ataupun orang yang telah lama menggunakan mesin jahit, mereka masih belum paham dalam memperbaiki mesin jahit yang mereka gunakan, sehingga dapat menyebabkan pekerjaan mereka tertunda. Sehingga sistem pakar kerusakan mesin jahit bisa berguna dan mampu membantu masyarakat untuk mengetahui jenis kerusakan mesin jahit yang mereka gunakan.

Halaman Login

Halaman menu login aplikasi sistem pakar kerusakan mesin jahit seperti gambar 2.

Gambar 2. Menu Login

Halaman Menu Admin

(9)

Gambar 3. Menu Admin

Halaman Input Gejala

Halaman menu input gejala aplikasi sistem pakar kerusakan mesin jahit seperti gambar 4.

Gambar 4. Menu Input Gejala

Halaman Input Kerusakan

Halaman menu input kerusakan aplikasi sistem pakar kerusakan mesin jahit seperti gambar 5.

(10)

Gambar 5. Menu Input Kerusakan

Halaman Input Bobot

Halaman menu input bobot aplikasi sistem pakar kerusakan mesin jahit seperti gambar 6.

Gambar 6. Menu Input Bobot

Halaman Menu Utama

(11)

Gambar 7. Menu Utama Aplikasi Hamalam Menu Konsultasi

Halaman menu konsultasi aplikasi sistem pakar kerusakan mesin jahit, pada menu konsultasi pengguna memilih gejala benang pada sepul dalam sekoci kurang rapat dan jarum tidak sesuai seperti gambar 8.

Gambar 8. Menu Konsultasi Halaman Hasil Diagnosa

Halaman menu hasil diagnosa aplikasi sistem pakar kerusakan mesin jahit seperti gambar 9.

(12)

Gambar 9. Hasil Diagnosa Halaman Solusi Kerusakan

Halaman menu solusi kerusakan aplikasi sistem pakar kerusakan mesin jahit seperti gambar 10.

Gambar 10. Solusi Kerusakan

PENUTUP

Adapun kesimpulan yang didapat dari hasil pembuatan program system pakar kerusakan mesin jahit dengan menggunakan metode certainty factor, maka dapat diperoleh beberapa kesimpulan ialah penerapan metode certainty factor sangat baik digunakan pada sistem pakar diagnosa kerusakan mesin jahit sehingga dapat diketahui hasil tingkat kepastian diagnosa kerusakan mesin dan aplikasi sistem pakar ini dapat menjadi sarana untuk mengetahui tentang kerusakan dan solusi pada mesin jahit dari pakar atau ahlinya.

DAFTAR PUSTAKA

A.S, Rosa dan M. Shalahuddin. 2011. Modul Pembelajaran Rekayasa Perangkat Lunak. Bandung: Modula

(13)

A.S, Rosa dan M. Shalahuddin. 2013. Rekayasa Perangkat Lunak Terstruktur dan

Berorientasi Objek. Bandung: Informatika Bandung.

Beni, Ahmad Saebani. 2008. Metode Penelitian. Bandung: Pustaka Setia

Hariwijaya dan Triton. 2011. Pedoman Penulisan Ilmiah Skripsi & Tesis. Yogyakarta: ORYZA.

Hartato, Dodi. 2013. Perancangan Sistem Pakar Untuk Mengidentifikasi Penyakit Pada

Tanaman Semangka Dengan Menggunakan Metode Certainty Factor. Jurnal Pelita

Informatika Budi Darma. ISSN 2301-9425.

Hasan, Iqbal. 2008. Pokok-pokok Materi Statistik . Jakarta: PT Bumi Aksara.

Kasman, Akhmad Dharma. 2013. Kolaborasi Dahsyat Android dengan PHP dan Mysql. Yogyakarta: Lokomedia.

Kusrini. 2008. Aplikasi Sistem Pakar Menentukan Faktor Kepastian Pengguna Dengan

Metode Kuantifikasi Pertayaan. Yogyakarta: Andi Offset.

Maryati, Kun. 2007. Sosiologi. Esis.

Sutojo, Edy Mulyanto dan Vincent Suhartono. 2011. Kecerdasan Buatan. Yogyakarta: Andi Offset.

Gambar

Tabel 1. Bobot Certainty Factor
Tabel 2. Tabel Simbol Gejala  Simbol Gejala  Gejala Kerusakan
Tabel 5. Tabel Rentang Nilai
Gambar 1. Pohon Keputusan  Metode Certainty Factor
+6

Referensi

Dokumen terkait

Sistem Pakar Diagnosa Awal Penyakit Kulit Sapi Berbasis Web dengan Menggunakan Metode Certainty Factor. Universitas Diponegoro

Pembuatan aplikasi ini dapat diambil kesimpulan yaitu, sistem pakar mendiagnosa gangguan autis dengan menggunakan metode certainty factor dapat membantu seseorang

Hasil pengujian validasi ( blackbox ) Sistem Pakar Diagnosis Penyakit Kucing Menggunakan Metode Naive Bayes – Certainty Factor Berbasis Android dikarenakan pada

Untuk itulah dibangun aplikasi sistem pakar untuk menentukan kerusakn CPU dengan metode certainty factor, sistem pakar ini salah satu bagian dari Kecerdasan

Sistem pakar yang dapat memberikan informasi gejala atau diagnosis kerusakan mesin untuk komunitas Kawasaki dengan beberapa kriteria gejala penyebab kerusakan,

Berdasarkan hasil pengujian, sistem pakar diagnosa kerusakan pada jenis mobil city car menggunakan metode certainty factor telah bekerja dengan baik dengan dan

Penelitian ini menggunakan metode Certainty Factor dalam menghasilkan diagnosa kerusakan mesin yang berdasarkan bobot dari gejala-gejala yang sering timbul yang bersumber dari seorang

Basis Pengetahuan Gejala Kerusakan Simbol Gejala Kerusakan G01 Benang pada sepul dalam sekoci kurang rapat G02 Jarum tidak sesuai G03 Benang yang lepas dan menyangkut pada mesin