SISTEM NAVIGASI PARIWISATA DI JAWA TIMUR PADA SMARTPHONE ANDROID
(STUDI KASUS : DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA JAWA TIMUR)
Andri Busana (07410100267)
S1/JurusanSistemInformasi, Sekolah Tinggi Manajemen Informatika & Teknik Komputer Surabaya
Abstract : Indonesia has a natural charm and diverse culture which is located in the archipelago spread in Indonesia. Advancements in technology have changed the way things go to plan activities and tourism, tourists no longer need to use offline tools such as pencils and paper to record the location of these attractions. For example, if a tourist is located in the center of the goal, and saw the sights such as ancient buildings or museums, tourists would want to know the description of the building in advance to ensure information is being visited tourist attraction, tourists can not get that information without joining the group tour or cell phone with web access. This causes people less interested in the sights which they say is interesting to visit because of a lack of information. One solution to meet those needs is to develop a Tourism Navigation System in East Java in Android Smartphone. The system consists of mobile applications (Android) and the website linked in the same database. Based on the resulting system and a series of trials that have been done, then the tourists can take advantage of this system and its components see the sights, knowing the position of its existence, and knowing the position of the attractions that are guided by the direction of the route destination.
Keyword : Pariwisata, Navigasi, Android, Mobile Application.
Indonesia memiliki pesona alam dan budaya yang beraneka ragam yang terletak secara menyebar di kepulauan Nusantara Indonesia, terdapat 6 jenis obyek wisata yang dapat dikunjungi misalnya wisata alam, wisata kesehatan, wisata religi, wisata
budaya, wisata buatan, dan wisata olah raga. Pariwisata merupakan kegiatan perjalanan dimana orang akan berdiam menuju suatu tempat asing untuk maksud tertentu, dan tidak tinggal menetap untuk selama-lamanya atau sementara waktu (Dr.Huber). Kemajuan
dalam hal tekhnologi telah mengubah cara bepergian dan merencanakan kegiatan pariwisata, wisatawan tidak perlu lagi menggunakan tool offline seperti pensil dan kertas untuk mencatat lokasi obyek wisata tersebut. Informasi yang sering ditampilkan adalah informasi tempat-tempat wisata, cerita lokal mengenai tempat tersebut, info akomodasi dan sebagainya, namun karena keterbatasan mengenai informasi tempat pariwisata dan jarak yang akan ditempuh atau info akomodasi membuat para wisatawan kurang berminat untuk mengunjungi lokasi obyek wisata tersebut. Misalnya, jika seorang wisatawan berada di daerah pusat kota tujuan, dan melihat sebuah obyek wisata seperti bangunan kuno atau museum, wisatawan pasti ingin tahu diskripsi bangunan tersebut terlebih dahulu untuk memastikan informasi obyek wisata yang sedang dikunjungi, wisatawan tidak bisa mendapatkan informasi tersebut tanpa bergabung dengan kelompok tur atau ponsel
dengan akses web. Hal ini menyebabkan masyarakat kurang berminat terhadap obyek wisata yang menurut mereka tidak menarik dikunjungi karena kurangnya informasi.
Dari permasalahan diatas maka diperlukan suatu sistem yang mampu membantu aktifitas wisatawan dalam mencari informasi mengenai lokasi wisatawan, obyek wisata dan rute tujuan lokasi wisatawan ke obyek wisata, sistem yang mudah dan mendukung mobilitas dapat dibangun sistem navigasi pariwisata pada
smartphone Android, pada saat mengakses
dimanapun berada secara realtime
menggunakan perangkat mobile smartphone
android bagi wisatwan, karena smartphone
android merupakan telepon selular (ponsel)
yang mampu selalu terhubung ke internet untuk sinkronisasi data secara otomatis atau manual dan dilengkapi dengan fitur GPS untuk sistem navigasi.
Untuk melakukan penentuan lokasi suatu perangkat mobile terdapat banyak
cara, namun yang kerap digunakan adalah
Cell Identification (Cell-ID) dan Global
Positioning System (GPS). Pemanfaatan
Cell-ID memiliki kelebihan yaitu tidak membutuhkan perangkat tambahan karena memanfaatkan fasilitas penyedia jaringan yang memungkinkan seorang pelanggan seluler untuk mengetahui posisinya terhadap
Base Transceiver Station (BTS) terdekat.
Namun akurasi dengan teknik Cell-ID ini sangat rendah yaitu berkisar 1-3 kilometer (km). GPS memiliki akurasi yang jauh lebih tinggi sehingga lebih cocok untuk diimplementasikan dalam sistem penentuan lokasi meskipun teknik ini mengharuskan dibutuhkannya perangkat tambahan. Untuk mendapatkan hasil penentuan posisi yang maksimal dan sesuai kebutuhan sistem maka implementasi metode mobile positioning menggunakan GPS dikarenakan tingkat akurasinya yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan Cell-ID.
Perangkat yang mendukung mobilitas untuk membangun sistem yang dapat membantu menunjukkan lokasi obyek wisata adalah dengan cara menggunakan handphone yang dilengkapi fitur GPS, karena perangkat komunikasi ini dapat dengan mudah dibawa kemana-mana. Sebagian besar smartphone Android memiliki GPS yang dipadukan dengan aplikasi google map, sehingga peta dan berbagai informasi didalamnya sangat membantu dalam pencarian lokasi atau pencarian arah.
Pentingnya sistem informasi dalam sistem yang mudah dan mendukung mobilitas dapat dibangun sistem navigasi pariwisata pada
smartphone Android, sehingga wisatwan
dapat dipandu dalam menentukan lokasi obyek wisata maupun komponen-komponen wisata. Komponen yang dimaksud adalah komponen pendukung wisata seperti kuliner, pompa bensin, mesin ATM, souvenir atau oleh-oleh dan tempat penginapan dimana
komponen tersebut dapat menjamin akomodasi perjalanan wisatawan. Sistem ini diharapkan dapat mempermudah wisatawan mendapatkan informasi obyek wisata yang dilengkapi dengan system navigasi lokasi obyek wisata dan posisi keberadaan mereka pada peta digital secara mobile. Untuk mempermudah terciptanya sistem ini, maka akan memanfaatkan Google Maps API untuk menampilkan peta digital dan penunjuk rute tujuan.
LANDASAN TEORI Pariwisata
Kata “pariwisata” sebenarnya baru popular di Indonesia setelah disenggelarakannya Msyawarah Nasional
Tourisme di Tretes, Jawa Timur pada
tanggal 12 s/d 14 juni 1958. Sebelumnya, sebagai kata pariwisata digunakan kata “tourisme” (bahasa Belanda) yang sering pula di Indonesia menjadi “turisme”.
Menurut pengertian ini, kata “pariwisata” yang berasal dari bahasa
sangsekerta, sesungguhnya bukanlah berarti “turisme” (bahsa Belanda). Kata pariwisata menurut pengertian ini, sinonim dengan pengertian “tour”. Pendapat ini berdasarkan pemikiran sebagai berikut: kata pariwisata terdiri dari dua suku yaitu masing-masing kata “pari” dan “sata”.
• Pari, berarti banyak, berkali-kali, berputar-putar.
• Wisata, berarti perjalanan, berpergian yang dalamhal ini sinonim dengan kata “travel”.
Atas dasar itu, maka kata “pariwisata” seharusnya diartikan sebagai perjalanan yang dilakukan berkali-kali atau berputar-putar, dari suatu tempat ketempat lain, yang dalam bahasa Inggris disebut dengan kata “tour”, sedangkan untuk pengertian jamak , kata “kepariwisataan” dapat digunakan kata “tourisme” atau “tourism”.
Menurut ketetapan MPRS No.I – II Tahun 1960, kepariwisataan dalam dunia
modern pada hakekatnya adalah suatu cara untuk memenuhi kebutuhan manusia dalam memberi liburan rohani dan jasmani setelah beberapa waktu bekerja serta mempunyai modal untuk melihat-lihat daerah lain baik dalam negeri maupun luar negeri. Unsur-unsur yang diperlukan calon wisatawan dalam rangka mengambil keputusan untuk melakukan perjalanan wisata:
Kemana hendak pergi?
Daerah tujuan wisata mana yang menjadi pilihan, dalam kota, luar kota, dalam negeri, atau keluar negeri.
Dimana akan menginap?
Kalau di hotel, hotel mana, berkemah dimana, rumah rakyat dimana.
Apa yang dapat
dilakukan ditempat
Fasilitas apa yang tersedia, olah raga, memancing, museum, upacara adat, keadaan geografis, dan
tujuan? lain-lain.
Kendaraan apa yang
digunakan?
Memakai pesawat udara, kapal laut, kereta api, kendaraan pribadi, atau kendaran sewaan.
Dimaana pendaftaran dilakukan?
Travel agent atau tour operator mana yang menyelenggarakan
kegiatan pariwisata.
Sistem Navigasi Satelit
Sistem navigasi satelit adalah system yang digunakan untuk menentukan posisi di Bumi, dengan menggunakan satelit. Sistem navigasi satelit mengirimkan data posisi (garis bujur dan lintang, dan ketinggian) dan sinyal waktu dari satelit, ke alat penerima di permukaan. Penerima di permukaan dapat mengetahui posisinya, serta waktu yang tepat. (Wikipedia, 2010). Gambar 1 merupakan gambaran simulasi navigasi menggunakan satelit GPS.
Gambar 1. Simulasi Navigasi satelit Menggunakan Satelit GPS
Pada tahun 2007, sistem navigasi satelit yang berfungsi hanyalah NAVSTAR Global
Positioning System (GPS) Amerika
Serikat. GLONASS, sistem navigasi satelit Rusia sedang berada pada tahap perbaikan, dan diperkirakan akan selesai pada tahun 2010. Uni Eropa sedang dalam tahap meluncurkan sistem navigasi satelit baru bernama Galileo yang dijadwalkan selesai pada tahun 2013. Sistem navigasi satelit lain yang sedang dikembangkan adalah Beidou milik RRC dan IRNSS buata n India.
2.2.1 Cara Kerja
Sistem ini menggunakan sejumlah satelit yang berada di orbit bumi, yang
memancarkan sinyalnya ke bumi dan ditangkap oleh sebuah alat penerima. Ada tiga bagian penting dari sistem ini, yaitu bagian kontrol, bagian angkasa, dan bagian pengguna.
1. Bagian Kontrol, bagian ini untuk mengontrol setiap satelit yang berada sedikit diluar orbit, sehingga bagian ini melacak orbit satelit, lokasi, ketinggian, dan kecepatan. Sinyal-sinyal sari satelit diterima oleh bagian kontrol, dikoreksi, dan dikirimkan kembali ke satelit. Koreksi data lokasi yang tepat dari satelit ini disebut dengan data ephemeris, yang nantinya akan di kirimkan kepada alat navigasi kita. 2. Bagian Angkasa, Bagian ini terdiri
dari kumpulan satelit-satelit yang berada di orbit bumi, sekitar 12.000 mil diatas permukaan bumi. Kumpulan satelit-satelit ini diatur sedemikian rupa sehingga alat
navigasi setiap saat dapat menerima paling sedikit sinyal dari empat buah satelit.
3. Bagian Pengguna, Bagian ini terdiri dari alat navigasi yang digunakan. Karena alat navigasi ini bergantung penuh pada satelit, maka sinyal satelit menjadi sangat penting. Alat navigasi berbasis satelit ini tidak dapat bekerja maksimal ketika ada gangguan pada sinyal satelit. Ada banyak hal yang dapat mengurangi kekuatan sinyal satelit:
1. Kondisi geografis, seperti yang diterangkan diatas. Selama kita masih dapat melihat langit yang cukup luas, alat ini masih dapat berfungsi.
2. Hutan. Makin lebat hutannya, maka
makin berkurang sinyal yang dapat diterima.
3. Air. Jangan berharap dapat menggunakan alat ini ketika menyelam.
4. Kaca film mobil, terutama yang mengandung metal.
5. Alat-alat elektronik yang dapat mengeluarkan gelombang elektromagnetik.
6. Gedung-gedung. Tidak hanya ketika di dalam gedung, berada di antara 2 buah gedung tinggi juga akan menyebabkan efek seperti berada di dalam lembah.
7. Sinyal yang memantul, misal bila berada di antara gedung-gedung tinggi, dapat mengacaukan perhitungan alat navigasi sehingga alat navigasi dapat menunjukkan posisi yang salah atau tidak akurat.
Arsitektur Sistem Navigasi Pariwisata di Jawa Timur pada Smartphone Android dapat dilihat pada Gambar 2.
Gambar 2 Arsitektur Sistem Navigasi Pariwisata Jawa Timur pada Smartphone
Android
Google Maps
Google Maps adalah sebuah layanan
gratis peta digital dari Google berbasis web yang dapat digunakan dan ditempatkan pada
website tertentu dengan menggunakkan
Google Maps API (Wikipedia, 2010).
Google Maps sendiri mempunyai
fitur-fitur antara lain navigasi peta dengan
dragging mouse, zoom-in dan zoom-out
untuk menunjukkan informasi peta secara detil memberi penanda pada peta dan memberi informasi tambahan. Mode viewing pada Google Maps berupa “Map” (peta topografi dan jalan), “satelite” (peta berupa foto satelit dan foto resolusi tinggi dari udara), “Hybrid” (peta berupa foto satelit
dan peta jalan berada diiatasnya) dan “Street
View”, fasilitas ini secara resmi diperkenalkan oleh Google pada Mei 2007.
Google telah membuat Google
Maps API untuk memfasilitasi para
developer untuk mengintegrasikan Google
Maps pada websitenya. Ini merupakan
layanan gratis yang sementara tidak mengandung iklan, tetapi Google
menyatakan pada perjanjian menggunakan layanan bahwa mereka berhak untuk menampilkan iklan dimasa yang akan datang.
Dengan menggunakan Google Maps
API kita dapat menampilkan seluruh fasilitas Google Maps pada website kita. Dimulai dengan membuat API key (API Key ini berfungsi sebagai kunci akses untuk website kita ) dan kita sudah dapat menggunakan fungsi-fungsiyang ada pada Google Maps
API untuk website kita.
API atau Application Programming
Interface merupakan suatu dokumentasi
yang terdiri dari interface, fungsi, kelas, struktur dan sebagainya untuk membangun sebuah perangkat lunak. Dengan adanya API ini, maka memudahkan programmer untuk “membongkar” suatu software untuk kemudian dapat dikembangkan atau diintegrasikan dengan perangkat lunak yang lain. API dapat dikatakan sebagai penghubung suatu aplikasi dengan aplikasi lainnya yang memungkinkan programmer menggunakan sistem function. Proses ini dikelola melalui operating system. Keunggulan dari API ini adalah memungkinkan suatu aplikasi dengan aplikasi lainnya dapat saling berhubungan dan berinteraksi. Bahasa pemrograman yang digunakan oleh Google Map yang terdiri dari HTML, Javascript dan AJAX serta XML, memungkinkan untuk menampilkan peta
Google Map di website lain. Google juga
menyediakan layanan Google Map API yang
memungkinkan para pengembang untuk mengintegrasikan Google Map ke dalam
website masing-masing dengan menambahkan data point sendiri. Dengan menggunakan Google Map API, Google
Map dapat ditampilkan pada web site eksternal. Agar aplikasi Google Map dapat muncul di website tertentu, diperlukan adanya API key. API key merupakan kode unik yang digenerasikan oleh google untuk suatu website tertentu, agar server Google
Map dapat mengenali.
Cara kerja Google Map API
Google Map dibuat dengan
menggunakan kombinasi dari gambar peta, database, serta obyek-obyek interaktif yang dibuat dengan bahasa pemrograman HTML,
Javascript dan AJAX, serta beberapa bahasa
pemrograman lainnya. Gambar-gambar yang muncul pada peta merupakan hasil komunikasi dengan database pada web
server Google untuk menampilkan
yang diminta. Keseluruhan citra yang ada diintegrasikan ke dalam database pada
Google Server, yang nantinya akan dapat
dipanggil sesuai kebutuhan permintaan. Bagian- bagian gambar map merupakan gabungan dari potongan gambar-gambar bertipe PNG yang disebut tile yang berukuran 256 x 256 pixel seperti pada gambar 3.
Gambar 3 Pembagian gambar peta sebesar 256 x 256 pixel
ANALISIS & PERANCANGAN SISTEM
Pariwisata merupakan kegiatan perjalanan dimana orang akan berdiam menuju suatu tempat asing untuk maksud tertentu, dan tidak tinggal menetap untuk selama-lamanya atau sementara waktu (Dr.Huber). Kemajuan dalam hal tekhnologi telah mengubah cara
bepergian dan merencanakan kegiatan pariwisata, wisatawan tidak perlu lagi menggunakan tool offline seperti pensil dan kertas untuk mencatat lokasi obyek wisata tersebut. informasi yang sering ditampilkan adalah informasi tempat-tempat wisata, cerita lokal mengenai tempat tersebut, info akomodasi dan sebagainya. Namun karena keterbatasan mengenai informasi tempat pariwisata dan jarak yang akan ditempuh atau info akomodasi membuat para wisatawan kurang berminat untuk mengunjungi lokasi obyek wisata tersebut. Misalnya, jika seorang wisatawan berada di daerah pusat kota tujuan, dan melihat sebuah obyek wisata seperti bangunan kuno atau museum, wisatawan pasti ingin tahu diskripsi bangunan tersebut terlebih dahulu untuk memastikan informasi obyek wisata yang sedang dikunjungi, wisatawan tidak bisa mendapatkan informasi tersebut tanpa bergabung dengan kelompok tur atau ponsel dengan akses web. Hal ini menyebabkan
masyarakat kurang berminat terhadap obyek wisata yang menurut mereka tidak menarik dikunjungi karena kurangnya informasi.
Dari permasalahan diatas maka diperlukan suatu sistem yang mampu membantu aktifitas wisatawan dalam mencari informasi mengenai lokasi wisatawan, obyek wisata dan rute tujuan lokasi wisatawan ke obyek wisata, sistem yang mudah dan mendukung mobilitas dapat dibangun sistem navigasi pariwisata pada
smartphone Android, pada saat mengakses
dimanapun berada secara realtime
menggunakan perangkat mobile smartphone
android bagi wisatwan, karena smartphone
android merupakan telepon selular (ponsel)
yang mampu selalu terhubung ke internet untuk sinkronisasi data secara otomatis atau manual dan dilengkapi dengan fitur GPS untuk sistem navigasi.
Arsitektur aplikasi Pada Smartphone Android
Dalam pembuatan aplikasi Smartphone Android dibutuhkan koneksi yang menghubungkan smartphone dengan web atau lebih tepatnya adalah mengakses halaman web. Dalam hal ini, koneksi yang digunakan adalah HTTP Connection. Untuk penggunaan HTTP Connection, layanan
GPRS/3G pada smartphone harus sudah
aktif.
Smartphone
Database pariwisata Google Map
Wisatawan
Situs Pariwisata Jawa Timur File Map dan Image
Akses Informasi Pariwisata
Website
Web Service Data Obyek Pencarian dan Path
Pencarian rute terpendek
Download
Json Data Pariwisata Parsing Json Save Data ke Sqlite
Tampilkan informasi pariwisata Parameter Jalan dan obyek pencarian
Gambar 4 Garis besar aplikasi pada
Smartphone Android
Untuk dapat menggunakan aplikasi Sistem Navigasi Pariwisata di Jawa Timur pada Smartphone Android, langkah pertama yang harus dilakukan oleh User wisatawan adalah melakukan download aplikasi Sistem
Navigasi yang telah disediakan di situs web pariwisata. Setelah aplikasi diinstall pada
smartphone Android kemudian jalankan,
User wisatawan membutuhkan koneksi
internet agar aplikasi ini dapat mengakses
Web Service untuk mengambil data-data
pariwisata. Setelah data-data pariwisata sukses didownload, baru seorang User wisatawan dapat menggunakan aplikasi sistem navigasi bersifat offline. User wisatawan membutuhkan koneksi bersifat
online ketika User wisatawan menggunakan
menu pencarian lokasi obyek wisata, posisi
User wisatawan dan rute tujuan.
Use Case Diagram Aplikasi pada Smartphone
Android
Web Server
Google Map API Zoom Map search tourism place
view menu search component view map wisatawan <<include>> <<include>> <<extend>> <<include>> <<include>>
Gambar 5 Use Case Diagram Aplikasi pada
Smartphone Android
Use Case ini dimulai dari pertama
kali membuka aplikasi mobile yang
sebelumnya sudah di download pada website pariwisata, aktor wisatawan di dalam use
case ini dapat mengakses informasi berupa
menu yang ada pada tampilan form utama aplikasi mobile dan aktor wisatawan juga dapat mengakses pencarian rute lokasi obyek wisata dan obyek komponen wisata yang semua pengolahan datanya merupakan proses turunan dari (include) web server pariwisata yang dipadukan dengan server
google map API untuk penentuan arah rute
tujuan dan penentuan lokasi. Dalam use case ini aktor wisatawan tidak perlu terus
menerus membutuhkan koneksi internet, koneksi internet hanya dibutuhkan pada saat penentuan arah rute tujuan dan penentuan lokasi aktor wisatawan
Berikut adalah keterangan singkat dari masing-masing use case yang dimiliki oleh aplikasi Sistem Navigasi Pariwisata
Tabel 3. 1 keterangan singkat use case
diagram aplikasi Smartphone Android
Nama Use Case Deskripsi
View Menu Proses yang menangani
Menu pada aplikasi untuk mengakses Lokasi, Setting, Berita, Petunjuk aplikasi, tandai lokasi, list tanda.
Search Tourism Place
Proses yang menangani pencarian obyek wisata beserta informasinya.
Search Component
Proses yang menangani pencarian komponen wisata beserta informasinya seperti pompa bensin, hotel, ATM dan sebagainya.
View Map Proses yang digunakan
untuk melihat peta yang diambil dari Google Map
AP untuk menentukan posisi dan rute tujuan ke obyek wisata.
Activity Diagram untuk cari obyek wisata
Proses ini dimulai dari Mobile
Aplication yang telah menerima permintaan
Userwisatawan mengenai obyek wisata yang
akan dikunjungi dari aplikasi Sistem Navigasi Pariwisata yang ada pada
smartphone android dalam hal ini device
harus bersifat online, dan selanjutnya aplikasi navigasi memberitahukan pada
server Google Map AP bahwa ada request
baru yang harus diberitahukan pada ponsel
smartphone android, smartphone android
yang menerima request tersebut akan menampilkan request baru pada
Userwisatawan, informasi baru tersebut merupakan keseluruhan informasi tentang peta, rute tujuan, dan posisi wisatawan. Data tentang obyek wisata diambil dari web
server Pariwisata menggunakan media
internet, smartphone android request data tentang obyek wisata melalui media internet ke dalam web server, kemudian web server mengirim informasi mengenai obyek wisata ke dalam aplikasi mobile. Web server segera memproses permintaan dan menghasilkan informasi detail obyek wisata dan mengirimkannya kembali pada
smartphone. lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 6. Open aplication Set position Search tourism place Select picture on map Display auto complete search Send request via internet Check mobile status New Direction on Maps Receive request data DB [Alamat,position, rute] Online Map View Search Aplication ID [New Direction] Get Direction Search AccountID Offline
Google map API Webserv er
Dev ice Android Tourist
Gambar 6 Activity diagram untuk proses “cari obyek wisata”
HASIL DAN PEMBAHASAN
Untuk melakukan perhitungan dan
menentukan rute terpendek pada dasarnya Google Maps menggunakan algoritma Dijkstra, tetapi tentu saja dengan beberapa modifikasi. Jika mengingat jumlah jalan yang ditangani sangatlah banyak dan mencakup area yang luas sehingga akan memerlukan waktu yang lama untuk
menentukan rute. Oleh karena itu untuk meningkatkan performa dalam hal efisiensi waktu yang dibutuhkan untuk memproses permintaan rute terpendek, maka salah satu modifikasi yang dilakukan oleh Google adalah dengan menggolongkan jalan menjadi beberapa layer diantanya adalah jalan antar regional/wilayah, jalan utama, dan jalan kecil. Dengan demikian apabila menentukan rute dengan jarak yang jauh system akan mengutamakan jalan antar regional kemudian baru jalan utama dan mengabaikan jalan kecil, sehingga proses
routing akan jauh lebih capat. Jalan kecil
biasanya hanya digunakan untuk
menentukan jalur awal dan jalur akhir tujuan pada rute yang dihasilkan.
Kesimpulan
Setelah dilakukan analisis, perancangan sistem dan pembuatan aplikasi Sistem Navigasi Pariwisata di Jawa Timur pada Smartphone Android ini serta
dilakukan evaluasi hasil penelitiannya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Sistem dapat melakukan navigasi
keberadaan obyek pariwisata beserta komponennya dan menvisualisasikan dalam bentuk peta, sehingga dapat membantu membimbing wisatwan untuk melakukan kegiatan pariwisata.
2. Sistem dapat melakukan pencarian lokasi berdasarkan kata kunci yang dimasukkan dan dapat menunjukkan arah rute tujuan pada peta sehingga dapat membantu pariwisata untuk menuju ke lokasi tujuan yang diinginkan dengan memanfaatkan fitur yang telah disediakan oleh Google Maps.
Saran
Saran untuk pengembangan sistem adalah dengan membuat sistem serupa yang mampu menangani kegiatan pariwisata seluruh Indonesia. Adapun beberapa saran yang dapat disampaikan untuk
mengembangkan sistem yang telah dibuat antara lain:
1. Sistem dapat dikembangkan dengan menambahkan fungsi Range Area untuk membantu wistawan dalam pencarian lokasi obyek wisata.
2. Sistem ini dapat dikembangkan untuk berbagai jenis platform smartphone selain Android.
DAFTAR PUSTAKA
Abidin, H.Z., Dr, 2000, Penentan Posisi dengan GPS dan Aplikasinya, PT Pradnya Paramita, Jakarta.
Badrika. 2004. Sejarah Nasional Indonesia
dan Umum, Erlangga, Jakarta
Google Inc, 2003, "Documentation - Android."
(http://code.google.com/android/ documentation.html, diakses pada 18 September 2011)
Harahap, Nazruddin Safaat, 2011.
Membangun Aplikasi Mobile
Berbasis Android, Bandung.
Haryanto, Hadi. 2004. GPS : Satelit Penentu Posisi di Belahan Bumi. (http://www.ristishop.com, diakses pada 18 September 2011).
Hartono, Jogiyanto. 1991. Analisis &
Desain. Yogyakarta: Andi Offset.
Google, 2010. Perencanaan Sistem dan
Tori Penunjang Android. (http://www.scribd.com/doc/516996
38/Paper-Rekruitasi-Asisten-Riset-Android, diakses pada 20 September 2011).
Yoeti, Oka A, Drs, MBA, 1996, Pengantar
Ilmu Pariwisata, Angkasa, Bandung
Telsetnews.com, 2010, Perkembangan
Android.
(http://telsetnews.com/index.php?opt ion=com_content&view=article&id= 1886 diakses pada 07 Oktober 2011). Wahyudi, Bambang. 2008. Konsep Sistem
Informasi. Yogyakarta: Andi Offset.
Wikipedia, 2010. Google Maps, (http://id.wikipedia.org/wiki/Google _Maps, diakses pada 18 September 2011).
Wikipedia, 2010, Sistem Navigasi,
(http://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_ Navigasi, diakses pada 20 September 2011).