Sastra Program Keterangan S-1 P-12 Program Litbang KLHK mendukung semua Sastra KLHK S-2 P-12 S-3 P-12
Wilayah Kerja Badan Litbang
PENILAIAN KEBUTUHAN RISET
• Penyusunan program litbang sejalan dengan kebijakan
prioritas nasional dan Sektor
• Review pencapaian output dan outcome Litbang sesuai
Renstra dan Roadmap
• Pertemuan bilateral dengan Eselon I Teknis dan mitra
(Swasta, Akademisi, Civil Society)
• Penjaringan kebutuhan penelitian melalui ekspose, seminar
dan forum multipihak
• Penelaahan terhadap output program kerjasama baik dalam
maupun luar negeri
• Diskusi susbtansi program litbang oleh Dewan Riset
• Rekomendasi riset oleh mitra bestari
• Sinergi litbang dengan Agenda Riset Nasional (Kemristek, LIPI,
BAPPENAS, Sektor)
Tersedianya Iptek bidang Lingkungan Hidup dan Kehutanan yang mendukung Pencapaian Sasaran Strategis Kementerian LHK
1. Jumlah capaian paket IPTEK dan persen kemanfaatan IPTEK pengelolaan hutan, peningkatan nilai tambah hasil hutan, kualitas lingkungan, sosial ekonomi kebijakan, dan perubahan iklim meningkat setiap tahun (15 Sintesa Hasil Penelitian dan minimal 70% termanfaatkan)
2. Persen capaian paket pengembangan hasil penelitian meningkat setiap tahun (7 Pilot Iptek di KPH dan 4 Paket Pengembangan Iptek, serta Demonstration Activity di 10 ekosistem) 3. Jumlah Pengelolaan Laboratorium Lingkungan
(1 unit Laboratorium Rujukan dan 15 Laboratorium Lingkungan di Daerah) 4. Jumlah rancangan dan pengelolaan stasiun
riset kehati terintegrasi pada 12 TN serta pengelolaan 34 KHDTK
(Trilateral Meeting 2015)
• Jumlah rancangan dan pengelolaan stasiun riset Kehati terintegrasi pada 12 TN serta pengelolaan 4 KHDTK (S3.P8.K1.1.IKK.a) • Jumlah capaian paket IPTEK dan persen
kemanfaatan IPTEK: Konservasi
Keanekaragaman Hayati; Konservasi Sumber Daya Air; Peningkatan Produktivitas Hutan (Kayu dan Hasil Hutan Bukan Kayu); Sumber Pangan Alternatif dari Hutan; Sumber Energi; Obat-obatan Tanaman Hutan (6 Sintesa Hasil Penelitian dan minimal 70% Hasil Penelitian termanfaatkan) (S2.P8.K1.1.IKK.b)
• Persen capaian paket pengembangan hasil penelitian meningkat setiap tahun (5 Pilot Iptek di KPH dan 1 Paket Pengembangan Iptek) (S3.P8.K1.2.IKK.a)
Indikator Kinerja Kegiatan (1)
Kegiatan Litbang Pengelolaan Hutan
• Jumlah capaian IPTEK dan persen kemanfaatan IPTEK: revitalisasi pemanfaatan energi, pangan dan obat-obatan alternative dari hutan;
pengolahan hasil hutan; dan keteknikan hutan (3 Sintesa Hasil Penelitian dan minimal 70% Hasil Penelitian termanfaatkan) (S2.P8.K2.1.IKK.a) • Jumlah capaian paket pengembangan
hasil penelitian meningkat setiap tahun (1 Pilot Iptek di KPH dan 1 Paket Pengembangan Iptek)
(S2.P8.K2.2.IKK.a)
Indikator Kinerja Kegiatan (2)
Kegiatan Litbang Peningkatan Nilai Tambah
Hasil Hutan
• Jumlah capaian paket IPTEK dan persen kemanfaatan IPTEK: Kualitas Lingkungan (air, tanah, udara dan kebisingan) untuk IKLH; Kualitas Lingkungan untuk indeks pembangunan berkelanjutan; dan pola konsumsi dan produksi berkelanjutan (3 Sintesa Hasil Penelitian dan minimal 70% Hasil Penelitian termanfaatkan)
(S1.P8.K3.1.IKK.a)
• Jumlah pengelolaan laboratorium rujukan (pengembangan metode pengujian kualitas lingkungan dan metodologi lingkungan) (S1.P8.K3.2.IKK.a)
• Peningkatan kapasitas pengembangan laboratorium lingkungan di daerah pada 15 provinsi (S1.P8.K3.2.IKK.B)
• Persen capaian paket pengembangan hasil penelitian meningkat setiap tahun (1 Paket Pengembangan Iptek) (S1.P8.K3.3.IKK.a)
Indikator Kinerja Kegiatan (3)
Kegiatan Litbang Kualitas Lingkungan dan Pengelolaan
• Jumlah capaian paket IPTEK dan persen kemanfaatan IPTEK Sosekjak dan Perubahan Iklim: Sosek, Kebijakan, Pemberdayaan Masyarakat dan resolusi konflik kawasan hutan; Keekonomian dan daya saing industri serta Kebijakan Tata Kelola LHK; Politik dan hukum lingkungan hidup dan kehutanan; (3 Sintesa Hasil Penelitian dan minimal 70% Hasil Penelitian termanfaatkan) (S1.P8.K4.1.IKK.a)
• Jumlah rekomendasi kebijakan di bidang LHK ( 5 Paket Rekomendasi)
(S1.P8.K4.2.IKK.a)
• Persen capaian paket pengembangan hasil penelitian meningkat setiap tahun (1 Pilot Iptek di KPH, 1 Paket Pengembangan Iptek, serta Demonstration Activity di 10 ekosistem) (S1.P8.K5.1.IKK.b)
Indikator Kinerja Kegiatan (4)
Kegiatan Litbang Sosekjak dan Perubahan Iklim
• Jumlah bahan sintesa Hasil Penelitian Terintegrasi di Seluruh Satker Balai Besar/ Balai (75 paket) (S3.P8.K5.IKK.a) • Persen capaian IPTEK Litbang Unggulan
Daerah di Seluruh Satker Balai Besar/ Balai (15 IPTEK) (S3.P8.K5.IKK.b) • Jumlah Pengelolaan KHDTK di
masing-masing unit Litbang LHK di Daerah (30 KHDTK) (S3.P8.K5.IKK.c)
Indikator Kinerja Kegiatan
Kegiatan Penelitian Tematik Unit Litbang
Daerah
Kegiatan Dukungan Manajemen
• Nilai capaian tata kelola pemerintahan yang baik di lingkungan Badan Litbang sesuai kerangka reformasi birokrasi untuk menjamin kinerja yang optimal: "SAKIP" dengan nilai > 82,00 (memuaskan) di tahun 2019 (S3.P8.K6.IKK.a)
Puslitbang Hutan
Puslitbang Hasil Hutan
Puslitbang Kualitas & Lab
Lingkungan Puslitbang Sosekjak PI
1. Konservasi Keanekaragaman Hayati 2. Konservasi Sumber Daya Air
3. Peningkatan Produktivitas Hutan (Kayu & HHBK);
4. Sumber Pangan Alternatif dari Hutan 5. Sumber Energi
6. Obat-obatan Tanaman Hutan
7. Revitalisasi pemanfaatan energi, pangan dan obat-obatan alternative dari hutan
8. Pengolahan hasil hutan; 9. Keteknikan hutan
10. Kualitas Lingkungan (air, tanah, udara dan kebisingan) untuk IKLH
11. Kualitas Lingkungan untuk indeks pembangunan berkelanjutan
12. Pola konsumsi dan produksi berkelanjutan 13. Sosek, Kebijakan, Pemberdayaan Masyarakat
dan resolusi konflik kawasan hutan
14. Keekonomian dan daya saing industri serta Kebijakan Tata Kelola LHK
15. Politik dan hukum LHK
Informasi Iptek Terapan Iptek Dasar Rekomendasi Kebijakan Pilot IPTEK Penelitian Pengembangan Inovasi
Prakondisi IKK Eselon 1 2020-2024
4
1
Menjawab Kebutuhan Parapihak (Pusat dan Daerah)2
Menjawab IKK Eselon I 2015-2019
1
1
Penelitian Dasar untuk Pengembangan Ilmu Pengetahuan
No Program/Kegiatan Alokasi Aggaran per tahun (Milyar rupiah)
2015 2016 2017 2018 2019
I. LITBANG LHK
a. Penelitian Pengelolaan Hutan 49,6 54,1 66,0 78,0 90,0
b. Penelitian Peningkatan Nilai
Tambah Hasil Hutan 28,9 31,5 44,0 56,0 68,0
c. Penelitian Kualitas Lingkungan dan Pengelolaan Laboratorium Lingkungan
30,1
32,8 45,0 57,0 69,0
d. Penelitian Sosekjak serta
Pengembangan Hasil Penelitian 29,6 28,2 40,0 52,0 64,0
e. Pelaksanaan Kegiatan Penelitian Tematik Unit Litbang LHK di Daerah (15 Satker)
213,6
278,8 319,0 359,0 399,0
f. Dukungan Manajemen dan
Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya 38,1 39,0 42,0 45,0 48,0
Jumlah 389,8 464,5 556,0 647,0 738,0
Proyeksi Kebutuhan Anggaran
2015-2019
ALOKASI ANGGARAN PER SUMBER DANA DAN PER JENIS BELANJA
PAGU LITBANG INOVASI: Rp. 318.259.500.000,-
PAGU ANGGARAN PER SUMBER DANA PAGU ANGGARAN PER BELANJA
No Kegiatan Sumber Dana Jumlah
RM PNBP HLN (X Rp. 1.000,-) 1 Penelitian dan Pengembangan Pengelolaan
Hutan
35,819,000 2,310,000 38,129,000
2 Penelitian dan pengembangan Peningkatan Nilai Tambah Hasil Hutan
24,909,784 1,810,000 26,719,784
3 Penelitian dan Pengembangan kualitas lingkungan dan pengelolaan laboratorium lingkungan
25,655,373 1,100,000 26,755,373
4 Penelitian dan pengembangan Sosekjak dan Perubahan Iklim
19,084,129 2,140,000 21,224,129
5 Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya
22,463,049 1,905,000 24,368,049
6 Pelaksanaan Kegiatan Penelitian Tematik Unit Litbang LHK di Daerah (15 Satker Daerah)
169,328,165 11,735,000 181,063,165
TOTAL 297,259,500 21,000,000 318,259,500
Strategi Keterjangkauan
Sebagai upaya pencapaian target outcome Badan Litbang
sebesar 70% hasil litbang dimanfaatkan pengguna, maka
dilakukan
1. Diversifikasi bentuk outreach yang disesuaikan dengan
target user (pilot, paten, jurnal, pedoman, juknis, policy
brief, leaflet, DA, dan lainnya)
2. Mendekati user melalui penyelenggaraan alih teknologi,
pertemuan bilateral dengan Eselon 1 teknis, UPT KLHK,
kerjasama penyuluh & widyaiswara (PWP), dan kolaborasi
dengan swasta, Pemda, NGO dan kelompok masyarakat
19
Strategi Pencapaian Kinerja
• Penguatan jejaring kerjasama dalam negeri (Sektor,
PEMDA, UPT, NGO, Swasta, PT, Masyarakat) dan luar negeri
untuk menyikapi keterbasan dana riset
• Pemanfaatan KHDTK dan KPH Model sebagai lokasi
penelitian dan jendela informasi lapangan
• Peningkatan kuantitas publikasi dan jurnal penelitian
ditingkat nasional dan internasional
• Penguatan outreach strategy untuk peningkatan
kemanfaatan hasil litbang kepada pengguna
• Mengelola Database berbasis web (situs forda, join web
REDD plus)
ISU STRATEGIS LINGKUNGAN HIDUP & KEHUTANAN
• Kebijakan One Map Policy
• Pengelolaan dan Operasional KPH
• Perubahan Iklim dan Implementasi REDD plus
• Pemberdayaan Masyarakat terkait pengentasan
kemiskinan
• Pengembangan kapasitas SDM dan penguatan
kelembagaan
• Sinergitas Fokus Kegiatan dan Lokusnya (KPH,
Kawasan Konservasi, KHDTK, IUPHHK, HTR, Areal
Bekas Tambang, areal Gambut)
22
Sinergi Kegiatan Litbang
• Kegiatan Litbang yang dapat disinergikan adalah
pelaksanaan kerjasama kegiatan litbang bidang Lingkungan
Hidup dan Kehutanan dengan sektor swasta, PEMDA, dan
Masyarakat serta Akademisi di Papua dan Papua Barat
• Kegiatan bidang lingkungan yang disinergikan di Region
Papua adalah Pembinaan Laboratorium Lingkungan BLH
Provinsi yang meliputi SDM, Peralatan, Metode dan
Sarpras. Tim Peneliti dan Manajemen Pusat Litbang
Kualitas dan Lab Lingkungan Serpong (sebagai Lab Rujukan
Nasional) akan melakukan kegiatan peningkatan kapasitas
Lab Lingkungan di Provinsi
Wilayah kerja: • Papua Barat • Papua Luas: 41 juta ha Bidang Penelitian • Konservasi dan Rehabilitasi • Produktivitas hutan • Teknologi HH • Perubahan iklim
Eksplorasi Flora dan Fauna
Ekosistem Australasia di Papua dan Papua Barat
•Tingkat Taxa dan
Endemisme Tinggi
•Plot monitoring flora
Papua (50 ha di TWA Gunung Meja)
•Pengguna:
BBKSDA Papua dan Papua Barat Akadesmisi, Pemda Data CI (1999) •Tumbuhan berkayu : 20.000 – 30.000 sp •Reptilia/Ampibia : 330 sp •Burung : 650 sp •Mamalia : 164 sp •Kupu-Kupu : 750 sp
Populasi Labi-labi
Moncong Babi di
Papua
Telur Labi-labi dalam satu sarang di S ungai Vriendschap Kabupaten Asmat
Populasi Labi-labi Moncong Babi di Papua sudah langka dan terancam punah Pengguna:
• BBKSDA Papua • Pemda Kab Asmat • Pemda Kab Merauke • Swasta
Habitat Labi-labi
Taman Nasional Wasur Merauke
(Invasive Plant Species on the Swamps of Wasur National Park Merauke)
Latar Belakang
• Taman Nasional Wasur memiliki beragam tipe lahan basah yang berperan penting sebagai habitat mamalia dan burung migran dan penyedia air bersih.
• Saat ini, fungsi dan manfaat penting tersebut menghadapi banyak permasalahan, terutama berkaitan dengan adanya
invasi tumbuhan dalam kawasan.
• Invasi tumbuhan merupakan rangkaian dari proses migrasi,
eksistensi dan kompetisi jenis-jenis tumbuhan tertentu yang pada akhirnya menyebar secara cepat dan menguasai habitat atau ekosistem yang baru.
• Pentingnya fungsi dan manfaat TN Wasur tersebut dan besarnya ancaman invasi tumbuhan terhadap kestabilan TN Wasur itu menyebabkan perlunya penelitian menyangkut tumbuhan invasif dalam TN Wasur terutama pada lahannya yang berupa rawa-rawa.
Tujuan Penelitian
• Memperoleh daftar jenis tumbuhan invasif dalam rawa-rawa TN Wasur untuk keperluan pengelolaan selanjutnya.
Hasil Penelitian (I)
• Jumlah jenis tumbuhan invasif dalam rawa-rawa TN Wasur mencapai 50 jenis dari berbagai famili & habitus. • Famili rumput-rumputan (Poaceae) memiliki anggota
terbanyak, diikuti famili teki-tekian (Cyperaceae) & famili polong-polongan (Fabaceae).
• Jenis-jenis invasif utama rawa yang perlu mendapat perhatian lebih lanjut adalah Carex sp., Hanguana malayana,
Thoracostachium sumatranum, Elaeocharis indica, Ludwigia oktovalvis, dan Stachytarpeta jamaicensis.
• Jenis lainnya yang perlu diwaspadai adalah Mimosa pigra yang dapat menjadi ancaman terhadap keberadaan lahan-lahan basah dan sabana dalam kawasan. • Proses invasi jenis-jenis tersebut diperkirakan merupakan
perpaduan beberapa karakter seperti akibat tiadanya musuh alami, toleransi jenis invasif yang luas dan kemampuan jenis tersebut untuk memanfaatkan sumberdaya, selain didukung dengan kondisi lahan basah dalam kawasan yang secara alami menjadi penampung segala material yang masuk di dalamnya.
Metode Penelitian
• Perpaduan antara wawancara dengan pengelola kawasan, analisis vegetasi dan pengamatan dalam petak-petak 2 m x 2 m di lapangan dan tinjauan dari sumber-sumber pustaka terkait. Selama kegiatan penelitian, dibuat 40-50 petak pengamatan pada tiap rawa.
Hasil Penelitian (I)
• Jumlah jenis invasif di Rawa Biru mencapai 25 jenis, terbanyak dari famili Cyperaceae dan Poaceae. Habitus terbanyak berupa teki-tekian, liana & rumput. Jenis-jenis invasif dominan adalah Thoracostachium sumatranum, Carex sp. & Ischaemum timorense.
• Jumlah jenis invasif di Rawa Donggamit mencapai 6 jenis, terbanyak dari famili Cyperaceae & Poaceae. Habitus jenis umumnya berupa rumput &semak. Jenis-jenis invasif dominan adalah Eleocharis indica, Eragrostis tenuifolia &
Ischaemum timorense.
• Jumlah jenis invasif di Rawa & sabana Ukra mencapai 29 jenis, terbanyak dari famili Fabaceae, Poaceae & Cyperaceae. Umumnya berupa semak, rumput & liana.
Ucapan Terima Kasih
Kepada Kepala Balai TN Wasur, staf SPTN Wasur Wilayah II (Wasur) & SPTN Wasur Wilayah III (Ndalir), terutama Bpk Glen Kangiras, Rafik K., Mesakh Iwanggin, Ayub Awarawi, La Hisa, Bpk Marwan Maywa – Kepala Kampung Rawa Biru & Bpk Nataniel Ndimar –Kepala Kampung Tomerau, Merauke atas seluruh dukungan, bantuan & fasilitasinya di lapangan.
15
3 8
5 7
7
3
1
0
10
20
Semak
Paku-…
Herba
Ju
Pati sagu unggul sebagai bahan baku bioetanol
• Produktivitas pati lebih tinggi dibandingkan penghasil pati lainnya
• Merupakan sumber pati paling murni sehingga menghasilkan produksi etanol yang lebih. • Etanol sagu memiliki oktan lebih tinggi 117 dibandingkan dengan premium dan
pertamax.
• Molekul etanol yang dihasilkan mengandung oksigen dengan pembakaran mesin lebih sempurna sehingga mengurangi emisi gas buang.
• Kegiatan penelitian
etnobotany sagu
• Sagu sebagai sumber
pangan di Papua
• Pembedayaan
masyarakat adat dalam
pengelolaan HHBK
Pengelolaan HHBK Sagu
sebagai sumber pangan
Mendukung Operasional KPH Model Sorong
•Membuat Plot
Monitoring ASDG dan Kebun Benih Endemik Papua (Kayu Besi dan Matoa) (2014) •Kajian Kelembagaan KPH Sorong Pengguna •Pemda Sorong •KPH Sorong •Akademisi
Pembuatan Persemaian Penaburan benih Penyapihan bibit Supervisi, monev Pengolahan bibit Alih teknologi
Tata niaga , dan Kelembagaan
Tujuan
Penguasaan dan implementasi teknologi oleh pengelola dan
masyarakat