PEMBANGUNAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PENERIMAAN
PEGAWAI BARU DI PT. CITRA JELAJAH INFORMATIKA (CIFO)
Yusuf Ansori
1, Utami Dewi Widianti
21,2
Teknik Informatika – Universitas Komputer Indonesia
Jl. Dipatiukur 112-114 Bandung
E-mail : [email protected]
1, [email protected]
2ABSTRAK
PT Citra Jelajah Informatika (CIFO) adalah perusahaan penyedia layanan jaringan internet serta layanan data center. PT CIFO memiliki kantor pusat yang berada di Bandung, kantor cabang Jakarta dan kantor cabang Purwakarta. Permasalahan yang saat ini ada di PT CIFO adalah kesulitan dalam menentukan jumlah kebutuhan pegawai baru karena banyaknya pegawai yang ada dan kapasitas yang berbeda-beda pada setiap bagian membuat rekapitulasi jumlah dan kapasitas pegawai untuk menentukan jumlah kebutuhan pegawai baru sulit dilakukan satu persatu. Selain itu, kesulitan dalam menentukan perubahan status pegawai baru pada masa uji coba karena menitik beratkan pada faktor absensi saja yang tidak selalu berbanding lurus dengan kinerja. Berdasarkan permasalahan yang sudah diuraikan, solusi untuk permasalahan-permasalahan tersebut adalah membangun sistem informasi manajemen penerimaan pegawai baru di PT. CIFO. Penerimaan pegawai baru akan dibuka berdasarkan jumlah kebutuhan pegawai baru serta menggunakan metode TOPSIS untuk pemilihan calon pegawai baru. Pada penilaian di masa uji coba menggunakan metode SMARTER. Berdasarkan hasil pengujian blackbox, UAT (User Acceptence Test) dan pengujian akhir penerapan di lingkungan perusahaan, diperoleh kesimpulan bahwa sistem informasi manajemen penerimaan pegawai baru di PT. Citra Jelajah Informatika (CIFO) yang dibangun sudah dapat membantu Supervisor dari Bagian Personalia dan Umum dalam pelaksanaan kegiatan penerimaan pegawai baru.
Kata Kunci: Penerimaan Pegawai Baru, Sistem
Informasi Manajemen, Metode TOPSIS, Metode SMARTER.
1. PENDAHULUAN
PT Citra Jelajah Informatika (CIFO) adalah perusahaan penyedia layanan jaringan internet serta
data center di kota Bandung. Berdasarkan hasil
wawancara dengan supervisor dari bagian personalia dan umum, pengelolaan sumber daya manusia dipusatkan di kantor pusat Bandung karena semua kegiatan perusahaan dipusatkan dikantor pusat yang terletak di Bandung.
Penerimaan pegawai baru memiliki beberapa rangkaian tahapan yaitu tahap penentuan jumlah pegawai baru, tahap seleksi pegawai baru serta tahap masa uji coba pegawai baru dan memiliki beberapa status pegawai yaitu masa uji coba, kontrak dan tetap. Pada tahap penentuan jumlah pegawai baru, supervisor dari bagian personalia dan umum kesulitan dalam menentukan jumlah pegawai baru agar sesuai dengan kebutuhan. Kesulitan tersebut terjadi karena banyaknya pegawai yang ada dan kapasitas yang berbeda-beda pada setiap bagian membuat rekapitulasi jumlah dan kapasitas pegawai untuk menentukan jumlah kebutuhan pegawai baru sulit dilakukan satu persatu sehingga menyebabkan kesalahan dalam menentukan jumlah kebutuhan pegawai baru. Kesalahan dalam menentukan jumlah kebutuhan pegawai baru berdampak pada kesesuaian antara jumlah pegawai dengan kapasitas pegawai yang ada seperti yang terjadi pada tahun 2018 PT CIFO memiliki kelebihan dari kapasitas jumlah pegawai di jabatan staff pada 4 bagian sebesar 35,29% untuk divisi Bandung dan pada 2 bagian sebesar 60% untuk divisi Jakarta. Kekurangan dari kapasitas jumlah pegawai juga dihadapi oleh PT CIFO yaitu di jabatan staff pada 2 bagian sebesar 50% untuk divisi Bandung, pada 1 bagian sebesar 25% untuk divisi Jakarta dan pada 2 bagian sebesar 37.5% untuk divisi Purwakarta.
Supervisor dari bagian personalia dan umum juga kesulitan dalam menentukan perubahan status pegawai baru dari masa uji coba menjadi berstatus kontrak atau status pegawai baru dibatalkan pada penilaian tahap masa uji coba karena saat ini masih menitik beratkan pada faktor absensi, yang mana seharusnya banyak faktor yang akan mempengaruhi penilaian kinerja [1]. Kesulitan tersebut terjadi karena dalam masa uji coba kadang kala absensi yang bagus tidak berbanding lurus dengan kinerja yang bagus juga seperti pada 2 masa uji coba terakhir pada tahun 2018 yang memiliki 2 orang pegawai baru dengan hasil penilaian absensi yang tidak berbanding lurus dengan hasil penilaian kinerja. Untuk menghindarinya, penilaian dalam tahap masa uji coba menggunakan faktor lain selain faktor absensi sebagai kriteria yang juga memiliki bobot masing-masing serta menggunakan salah satu metode SPK sebagai metode perhitungannya.
Berdasarkan permasalahan yang ada di PT. CIFO, maka penulis tertarik membahas Sistem
Informasi Manajemen dalam skripsi dengan judul “Pembangunan Sistem Informasi Manajemen Penerimaan Pegawai Baru Di PT. Citra Jelajah Informatika (CIFO)” .
2. ISI PENELITIAN
2.1. Metodologi Penelitian
Tahapan-tahapan yang dilakukan pada penelitian ini dapat dilihat pada gambar 1.1.
Gambar 1 Metode Penelitian
2.2. Landasan Teori
Landasan teori ini membahas perihal teori-teori yang berhubungan dengan sistem yang akan dibangun.
2.2.1. Manajemen
Manajemen merupakan penentuan jalan yang digunakan untuk mencapai tujuan dengan seefektif mungkin [2].
2.2.2. Sistem Informasi
Sistem informasi merupakan kombinasi dari fasilitas, orang-orang, komunikasi serta teknologi pada sistem disebuah organisasi yang dapat memberikan informasi dasar yang dapat berguna dalam pengambilan keputusan [3].
2.2.3. Sistem Informasi Manajemen
Sistem informasi manajemen memberikan informasi mengenai sebuah sistem utama dari perusahaan yang dapat dilihat pada peristiwa yang
terjadi pada masa lampau serta kemungkinan yang mungkin terjadi pada masa depan [4]. Sistem informasi manajemen dapat membantu dan mendukung perusahaan dalam mengelola perusahaan secara baik dan sistematis [5].
2.2.4. Model Manajemen PDCA
PDCA (planning do check action) merupakan sebuah metode yang digunakan dalam perbaikan secara bertahap dan berkelanjutan. PDCA adalah penerapan dari sebuah konsep pengendalian mutu yang dilakukan untuk dapat meraih hasil maksimal [6]. Dalam PDCA wewenang dan tanggung jawab merupakan kunci terlasananya sebuah kegiatan [7].
2.2.5. TOPSIS (Metode Technique for Order Performance by Similarity to Ideal)
TOPSIS menggunakan jarak terdekat dari sebuah solusi ideal porsitif dan jarak terjauh dari sebuah solusi ideal negatif [8].
Berikut ini ini merupakan langkah atau tahapan yang dilakukan pada metode TOPSIS.
a. Menentukan Kriteria (C) Dan Bobot Kriteria (W) Serta Range Nilai (X)
b. Membuat Matriks Keputusan
Pada langkah ini, nilai (X) yang merupakan range nilai diberikan pada setiap alternatif untuk masing-masing kriterianya.
c. Membuat Matriks Keputusan Ternormalisasi Pada langkah ini, dibuat sebuah matriks keputusan yang sudah dinormalisasi dengan menggunakan rumus.
... (1)
Dimana: i = 1,2,3, ..., m (banyak alternatif yang ada)
j = n (kriteria (C) yang dihitung nilai r nya)
d. Membuat Matriks Keputusan Ternormalisasi Terbobot
Pada langkah ini, matriks keputusan yang sudah ternormalisasi dihitung dengan masing-masing bobot pada setiap kriteria.
e. Menentukan Matriks Solusi Ideal Positif dan Matriks Solusi Ideal Negatif
Pada langkah ini, ditentukan matriks solusi ideal postif dan negatif menggunakan rumus.
... (2) ... (3) f. Menentukan Jarak Antara Nilai Setiap Anternatif
Pada langkah ini, ditentukan jarak antara nilai dengan setiap alternatif untuk matriks solusi ideal positif maupun negatif.
1. Dengan matriks solusi ideal positif menggunakan rumus.
... (4) 2. Dengan matriks solusi ideal negatif
... (5) g. Menentukan Nilai Preferensi Untuk Setiap
Alternatif
Pada langkah ini, dihitung nilai preferensi yang merupakan nilai dari hasil akhir yang didapat menggunakan rumus.
... (6) h. Perengkingan
Pada langkah ini, dilakukan penyusunan terhadap hasil nilai akhir yang didapat oleh setiap alternatif.
2.2.6. SMARTER (Metode Simple Multi Atribut Rating Technique Exploiting Rank)
SMARTER merupakan sebuah metode yang bertujuan untuk pengambilan keputusan dengan memiliki multi kriteria. Metode pengambilan keputusan dengan multi kriteria ini didasari oleh teori yang menyatakan bahwa masing-masing kriteria memiliki bobot yang dapat menggambarkan seberapa penting kriteria tersebut dibandingkan kriteria yang lain [9].
Berikut ini merupakan tahapan atau langkah dalam metode SMARTER.
a. Menentukan Kriteria (Cr) dan Bobot Kriteria (W) serta Nilai (V)
b. Normalisasi bobot
Pada langkah ini dilakukan normalisasi untuk masing-masing bobot yang sebelumnya sudah dimasukkan. Berikut ini merupakan tahapan-tahapan yang dilakukan untuk melakukan normalisasi bobot [10]. Untuk melakukan pembobotan ROC secara umum didapatkan dengan menggunakan rumus.
... (7) c. Menghitung Nilai Unity
Pada langkah ini dilakukan perhitungan nilai unity dengan rumus sebagai berikut.
... (8) Dimana: = bobot yang dapat mempengaruhi
pada dimensi ke i dari keseluruhan nilai evalusi (bobot kriteria).
= objek yang merupakan evaluasi terhadap dimensi ke i (bobot sub kriteria)
= jumlah dimensi yang memiliki perbedaan nilai.
d. Menghitung Nilai Akhir
Pada langkah ini dilakukan perhitungan nilai akhir yang didapat menggunakan metode SMARTER dengan rumus.
... (9) Dimana: = nilai unity
= nilai real (nilai yang dimasukkan) e. Hasil Nilai Akhir
Pada langkah ini dilakukan masing-masing tindakan yang ditentukan dari perhitungan bilai akhir yang didapat pada langkah sebelumnya.
2.2.7. Entity Relationship Diagram (ERD)
ERD adalah sebuah alat bantu yang digunakan dalam mendeskripsikan aliran data sebuah sistem yang sudah ada maupun yang akan dibangun atau yang akan dikembangkan [11].
2.2.8. Data Flow Diagram (DFD)
DFD merupakan alat bantu yang berfungsi untuk mendeskripsikan aliran data dan informasi yang ada didalam sistem [12].
2.2.9. Diagram konteks
Diagram konteks memiliki fungsi sebagai alat bantu dari sebuah proses yang melakukan perubahan dari data masukkan menjadi data keluaran pada sebuah sistem [13].
2.2.10. Kamus Data
Kamus data merupakan sebuah kumpulan elemen data didalam sistem yang sudah terorganisir dengan definisi yang tetap [14].
2.2.11. Metode Pengujian Kuisioner
Skala likert dapat melalui beberapa pertanyaan yang kemudian semua pertanyaan tersebut dapat digunakan didalam analisis data [15].
2.3. Analisis SIM Penerimaan Pegawai Baru Di PT. Citra Jelajah Informatika (CIFO)
Berikut ini merupakan tahapan-tahapan yang dilakukan.
Gambar 2 Tahapan Manajemen Model PDCA
2.3.1. Analisis Manajemen Seleksi Penerimaan Pegawai Baru
Seleksi penerimaan pegawai baru dilaksanakan sesuai dengan jumlah kebutuhan pegawai baru. a. Check (Monitoring Kebutuhan Pegawai Baru)
Pada tahap ini, dilakukan monitoring terhadap kebutuhan pegawai baru yang akan berpengaruh terhadap dilakukannya atau
tidaknya penerimaan pegawai baru pada tahap selanjutnya yaitu tahap act (tindak lanjut).
Tabel 1 Monitoring Kebutuhan Pegawai Baru Pada Divisi Purwakarta
Divisi Jabatan Bagian
Jumlah Pegawai Saat Ini Kapasitas Pegawai Keter Angan Purwakarta Staf Customer Service 2 2 Pegawai Cukup Personalia & Umum 1 1 Pegawai Cukup Sales & Marketing 2 4 Kekurangan Pegawai Teknisi 5 5 Pegawai Cukup Umum 4 4 Pegawai Cukup Supervisor Customer Service 1 1 Pegawai Cukup Dari hasil dari monitoring yang dilakukan, dapat diketahui bahwa telah terjadi kekurangan pegawai pada divisi Purwakarta untuk jabatan staff dibagian marketing.
b. Act (Melakukan Penerimaan Pegawai Baru) Menindaklanjuti hasil pada tahap sebelumnya, perlu dilakukan penerimaan pegawai baru karena telah terjadi kekurangan pegawai.
c. Plan (Merencanakan Jumlah Kebutuhan Pegawai Baru)
Tahap ini melakukan perencanaan jumlah pegawai baru berdasarkan jumlah kekurangan pegawai yang terjadi.
Tabel 2 Perencanaan Jumlah Kebutuhan Pegawai Baru
Divisi Jabatan Bagian
Jumlah Pegawai Saat Ini Kapasitas Pegawai Jumlah Kebutuhan Pegawai Baru
Purwakarta Staf Sales &
Marketing 2 4
2 Orang Pegawai Baru d. Do (Melakukan Proses Seleksi)
Pada tahap ini penerimaan pegawai baru dengan beberapa persyaratan sebagai standar. Proses seleksi yang ada didalam tahap ini hanya dapat diikuti oleh calon pegawai baru yang memenuhi standar penerimaan yang sudah ditentukan sebelumnya. Penilaian pada proses seleksi tersebut mempunyai batas minimal total bobot seperti yang ada pada aturan bisnis yang berlaku diperusahaan yaitu rata-rata total nilai harus memiliki bobot nilai dalam kriteria cukup. Jika calon pegawai baru memiliki total nilai bobot dibawah batas minimal, maka akan langsung dinyatakan tidak lulus. Sementara itu, calon pegawai baru yang memenuhi batas minimal total akan dilakukan perengkingan menggunakan metode TOPSIS untuk menentukan calon pegawau baru yang lulus pada tahap seleksi.
Tabel 3 Data Seleksi Calon Pegawai Baru
Nama Kriteria
C1 C2 C3 C4 C5 C6 C7
Sulis Tiawati SMA/ SMK Mana jemen Bisnis 24 tahun 1 – 2 tahun 60 49 Rapi Sahlahudin SMA/ SMK Mana jemen 38 tahun Belum Pernah 58 40 Rapi Opera sional Siti Maryam D3 Manajeme
n Bisnis 40 tahun
< 1
tahun 83 62 Rapi Rizwan Hidayat D3 Manajeme
n Bisnis 22 tahun 1 – 2 tahun 20 85 Rapi Risma Aprilia D3 Mana jemen Opera sional 27 tahun 2 > 4 tahun 55 70 Rapi Keterangan: C1=Pendidikan, C2=Jurusan C3=Usia C4=Pengalaman Kerja C5=Tes Tertulis C6=Tes Wawancara C7=Penampilan
Berikut merupakan langkah-langkah yang dilakukan dalam metode TOPSIS.
1. Menentukan Kriteria (C), Bobot Kriteria (W) serta Range Nilai (X)
Terdapat beberapa kriteria yang digunakan dan memiliki bobotnya masing-masing. Berikut ini merupakan kriteria-kriteria beserta bobotnya.
Tabel 4 Kriteria dan Bobot Penerimaan Pegawai Yang Diusulkan
No. Kriteria Kode Kriteria Bobot
1 Pendidikan C1 5 2 Jurusan C2 4 3 Usia C3 4 4 Pengalaman Kerja C4 4 5 Tes Tertulis C5 3 6 Tes Wawancara C6 3 7 Penampilan C7 3
Tabel 5 Pedoman Skor Seleksi
No. Kriteria Bobot
1 Sangat Baik 5
2 Baik 4
3 Cukup 3
4 Kurang 2
5 Sangat Kurang 1
Tabel 6 Data Seleksi Calon Pegawai Baru Yang Sudah Diubah Berdasarkan Masing-Masing
Range Nilai Kriteria
Nama Kriteria
C1 C2 C3 C4 C5 C6 C7
Sulis Tiawati Cukup Baik Baik Cukup Cukup Cukup Baik Sahlahudin Cukup Cukup Kurang Sangat
Kurang Cukup Kurang Baik Siti Maryam Baik Baik Kurang Kurang Sangat
Baik Baik Baik Rizwan
Hidayat Baik Baik Cukup Cukup Sangat Kurang
Sangat Baik Baik Risma
Aprilia Baik Cukup Baik Baik Cukup Baik Baik 2. Membuat Matriks Keputusan
Tabel matriks keputusan dibuat dari data seleksi yang sudah sesuai dengan range nilai pada tabel 6 yang kemudian disesuaikan dengan pedoman skor seleksi pada tabel 5.
Tabel 7 Materiks Keputusan
Nama Kriteria C1 C2 C3 C4 C5 C6 C7 Sulis Tiawati 3 4 4 3 3 3 4 Sahlahudin 3 3 2 1 3 2 4 Siti Maryam 4 4 2 2 5 4 4 Rizwan Hidayat 4 4 3 3 1 5 4 Risma Aprilia 4 3 4 4 3 4 4
3. Membuat Matriks Keputusan Ternormalisasi Pada tahap ini dilakukan normalisasi terhadap matriks keputusan menggunakan
rumus 1. Sehingga didapatkan hasil matriks keputusan yang sudah ternormalisasi sebagai berikut.
Tabel 8 Matriks Keputusan Ternormalisasi
Nama Kriteria C1 C2 C3 C4 C5 C6 C7 Sulis Tiawati 0,36927 4473 0,49236 5964 0,57142 8571 0,48038 4461 0,41208 1692 0,35856 8583 0,44721359 5 Sahlahudin 0,36927 4473 0,36927 4473 0,28571 4286 0,16012 8154 0,41208 1692 0,23904 5722 0,44721359 5 Siti Maryam 0,49236 5964 0,49236 5964 0,28571 4286 0,32025 6308 0,68680 282 0,47809 1444 0,44721359 5 Rizwan Hidayat 0,49236 5964 0,49236 5964 0,42857 1429 0,48038 4461 0,13736 0564 0,59761 4305 0,44721359 5 Risma Aprilia 0,49236 5964 0,36927 4473 0,57142 8571 0,64051 2615 0,41208 1692 0,47809 1444 0,44721359 5 4. Membuat Matriks Keputusan Ternormalisasi
Terbobot
Tabel 9 Matriks Keputusan Ternormalisasi Terbobot Nama Kriteria C1 C2 C3 C4 C5 C6 C7 Sulis Tiawati 1,84637 2365 1,9694638 56 2,2857142 86 1,9215378 46 1,23624 5076 1,0757057 48 1,3416407 86 Sahlahudin 1,84637 2365 1,4770978 92 1,1428571 43 0,6405126 15 1,23624 5076 0,7171371 66 1,3416407 86 Siti Maryam 2,46182 9820 1,9694638 56 1,1428571 43 1,2810252 3 2,06040 8459 1,4342743 31 1,3416407 86 Rizwan Hidayat 2,46182 9820 1,9694638 56 1,7142857 14 1,9215378 46 0,41208 1692 1,7928429 14 1,3416407 86 Risma Aprilia 2,46182 9820 1,4770978 92 2,2857142 86 2,5620504 61 1,23624 5076 1,4342743 31 1,3416407 86 5. Menentukan matriks solusi ideal positif dan
negatif
Menentukan matriks solusi ideal positif dan negatif dari matriks keputusan ternormalisasi terbobot pada tabel 20 dapat menggunakan rumus 2 untuk solusi ideal positif dan rumus 3 untuk negatif. Sehingga didapat hasil sebagai berikut.
Tabel 10 Matriks Solusi Ideal Positif dan Matriks Solusi Ideal Negatif
(Matriks Solusi Ideal) Kriteria C1 C2 C3 C4 C5 C6 C7 (Positif) 2,46182 9820 1,96946 3856 2,28571 4286 2,56205 0461 2,06040 8459 1,79284 2914 1,34164 079 (Negatif) 1,84637 2365 1,47709 7892 1,14285 7143 0,64051 2615 0,41208 1692 0,71713 7166 1,34164 079
6. Menentukan Jarak Antara Nilai Setiap Alternatif
Pada tahap ini ditentukan jarak antar nilai dari masing-masing alternatif berdasarkan tabel matriks keputusan ternormalisasi terbobot pada tabel 9 dengan matriks solusi ideal positif menggunakan rumus 4 serta negatif menggunakan rumus 5 pada tabel 10. Sehingga mendapatkan hasil sebagai berikut.
Tabel 11 Matriks Solusi Ideal Positif dan Negatif Nama Sulis Tiawati 1,408039519 1,999347154 Sahlahudin 2,730573274 0,824163384 Siti Maryam 1,753772938 2,064639285 Rizwan Hidayat 1,858431638 1,935435670 Risma Aprilia 1,024812643 2,563347229 7. Menentukan Nilai Preferensi Untuk Setiap
Alternatif
Pada tahap ini dihitung nilai preferensi menggunakan rumus 6. Sehingga mendapatkan hasil sebagai berikut.
Tabel 12 Nilai Preferensi Setiap Alternatif
Nama Sulis Tiawati 0,586768496 Sahlahudin 0,231849350 Siti Maryam 0,540706232 Rizwan Hidayat 0,510148488 Risma Aprilia 0,714390473 8. Perengkingan
Pada tahap ini dilakukan perengkingan dengan ketentuan 2 calon pegawai baru dengan peringkat teratas akan dinyatakan lulus karena jumlah kebutuhan pegawai baru pada tabel 2 adalah 2 orang, sedangkan sisanya dinyatakan tidak lulus seleksi. Berikut ini merupakan hasil perengkingannya.
Tabel 13 Perengkingan Seleksi Pegawai
Peringkat Nama Nilai Akhir Keterangan
1 Risma Aprilia 0,714390473 Lulus Seleksi 2 Sulis Tiawati 0,586768496 Lulus Seleksi 3 Siti Maryam 0,540706232 Tidak Lulus Seleksi 4 Rizwan Hidayat 0,510148488 Tidak Lulus Seleksi 5 Sahlahudin 0,231849350 Tidak Lulus
2.3.2. Analisis Manajemen Masa Uji Coba Penerimaan Pegawai Baru
Masa uji coba peberimaan pegawai baru dilakukan setelah proses seleksi penerimaan pegawai baru selesai dilakukan.
a. Plan (Perencanaan batas minimal nilai akhir masa uji coba)
Tabel 14 Monitoring Batas Minimal Nilai Akhir Masa Uji Coba Divisi Purwakarta
Divisi Jabatan Bagian
Minimal Nilai Akhir Masa Uji
Coba
Purwakarta
Supervisor Customer Service 70
Staf
Customer Service 70 Personalia & Umum 70 Sales & Marketing 70 Teknisi 80
Umum 80
Dari hasil monitoring tersebut didapat bahwa batas minimal nilai akhir untuk divisi Purwakarta pada jabatan staf dibagian sales & marketing adalah 70.
b. Do (Melakukan Proses Masa Uji Coba)
Masa uji coba diikuti oleh calon pegawai baru yang sudah dinyatakan lulus seleksi dengan menggunakan metode SMARTER. Berikut ini merupakan tahapan yang dilakukan dengan metode SMARTER pada masa uji coba.
1. Menentukan Kriteria (Cr) dan Bobot Kriteria (W) serta Nilai (V)
Pada tahap ini dilakukan penentuan kriteria beserta bobotnya dan kemudian dimasukkan nilai yang didapatkannya.
Tabel 15 Kriteria, Bobot dan Nilai Masa Uji Coba
No Kriteria Bobot
Kriteria Sub Kriteria Bobot Sub Kriteria Risma Aprilia Sulis Tiawati 1 Kedisiplinan 1 Kehadiran 1 100 100 Kerapihan 2 100 80 Kebersihan 3 80 80 2 Kemampuan Teknis Dalam Pekerjaan 2 Konsistensi 1 60 60 Kecepatan 2 60 60 Ketelitian 3 80 60
Ketepatan 4 60 80 3 Sikap Kerja 3 Tanggung Jawab 1 80 80 Ketaatan terhadap aturan 2 100 100 Kerjasama 3 80 80 4 Proaktif 4 Mengantisipasi Masalah 1 60 100 Pengembangan Diri 2 80 80 Melakukan Inovasi 3 60 60 5 Sikap Pribadi 5 Jiwa kepemimpinan 1 80 80 Pengambilan Keputusan 2 100 80 Kemampuan Komunikasi 3 100 60 Pengendalian Emosi 4 60 80 Sikap terhadap rekan kerja 5 60 60 Kejujuran 6 80 80 2. Normalisasi Bobot
Pada tahap ini dilakukan normalisasi terhadap bobot dengan menggunakan rumus 7. Berikut ini merupakan hasil normalisasi bobot yang telah dilakukan.
Tabel 16 Normalisasi Bobot Masa Uji Coba
No. Kriteria Bobot
Kriteria Sub Kriteria
Bobot Sub Kriteria 1 Kedisiplinan 0,46 Kehadiran 0,61 Kerapihan 0,28 Kebersihan 0,11 2 Kemampuan Teknis Dalam Pekerjaan 0,26 Konsistensi 0,521 Kecepatan 0,271 Ketelitian 0,146 Ketepatan 0,063 3 Sikap Kerja 0,16 Tanggung Jawab 0,61 Ketaatan terhadap aturan 0,28 Kerjasama 0,11 4 Proaktif 0,09 Mengantisipasi Masalah 0,61 Pengembangan Diri 0,28 Melakukan Inovasi 0,11 5 Sikap Pribadi 0,04 Jiwa kepemimpinan 0,41 Pengambilan Keputusan 0,24 Kemampuan Komunikasi 0,16 Pengendalian Emosi 0,10 Sikap terhadap rekan
kerja 0,06
Kejujuran 0,03 3. Menghitung Nilai Unity
Tahap ini menghitung nilai unity bedasarkan bobot kriteria dan sub kriteria yang dapat dilihat pada tabel 28 menggunakan rumus 8. Berikut ini merupakan hasil dari perhitungan unity yang sudah dilakukan.
Tabel 17 Nilai Unity Masa Uji Coba
Kriteria Sub Kriteria Nilai Unity
Kedisiplinan
Kehadiran 0,279074074 Kerapihan 0,126851852 Kebersihan 0,050740741 Kemampuan Teknis Konsistensi 0,133680556
Dalam Pekerjaan Kecepatan 0,069513889 Ketelitian 0,037430556 Ketepatan 0,016041667
Sikap Kerja
Tanggung Jawab 0,095740741 Ketaatan terhadap aturan 0,043518519 Kerjasama 0,017407407 Proaktif Mengantisipasi Masalah 0,055000000 Pengembangan Diri 0,025000000 Melakukan Inovasi 0,010000000 Sikap Pribadi Jiwa kepemimpinan 0,016333333 Pengambilan Keputusan 0,009666667 Kemampuan Komunikasi 0,006333333 Pengendalian Emosi 0,004111111 Sikap terhadap rekan kerja 0,002444444 Kejujuran 0,001111111 4. Menghitung Nilai Akhir
Menghitung nilai akhir berdasarkan nilai unity dan nilai real menggunakan rumus 9. Berikut ini hasil dari perhitungan nilai akhir.
Tabel 18 Nilai Akhir Masa Uji Coba Risma Aprilia
Kriteria Sub Kriteria
Risma Aprilia Nilai Unity Nilai
Real Hasil Kedisipli nan Kehadiran 0,279074074 100 27,90740741 Kerapihan 0,126851852 100 12,68518519 Kebersihan 0,050740741 80 4,059259259 Kemamp uan Teknis Dalam Pekerjaan Konsistensi 0,133680556 60 8,020833333 Kecepatan 0,069513889 60 4,170833333 Ketelitian 0,037430556 80 2,994444444 Ketepatan 0,016041667 60 0,962500000 Sikap Kerja Tanggung Jawab 0,095740741 80 7,659259259 Ketaatan terhadap aturan 0,043518519 100 4,351851852 Kerjasama 0,017407407 80 1,392592593 Proaktif Mengantisipasi Masalah 0,055000000 60 3,300000000 Pengembangan Diri 0,025000000 80 2,000000000 Melakukan Inovasi 0,010000000 60 0,600000000 Sikap Pribadi Jiwa kepemimpinan 0,016333333 80 1,306666667 Pengambilan Keputusan 0,009666667 100 0,966666667 Kemampuan Komunikasi 0,006333333 100 0,633333333 Pengendalian Emosi 0,004111111 60 0,246666667 Sikap terhadap rekan kerja 0,002444444 60 0,146666667 Kejujuran 0,001111111 80 0,088888889 Nilai Akhir 83,4930556
Tabel 19 Nilai Akhir Masa Uji Coba Sulis Tiawati
Kriteria Sub Kriteria
Sulis Tiawati Nilai Unity Nilai
Real Hasil Kedisipli nan Kehadiran 0,279074074 100 27,90740741 Kerapihan 0,126851852 80 10,14814815 Kebersihan 0,050740741 80 4,059259259 Kemamp uan Teknis Dalam Pekerjaan Konsistensi 0,133680556 60 8,020833333 Kecepatan 0,069513889 60 4,170833333 Ketelitian 0,037430556 60 2,245833333 Ketepatan 0,016041667 80 1,283333333 Sikap Kerja Tanggung Jawab 0,095740741 80 7,659259259 Ketaatan terhadap aturan 0,043518519 100 4,351851852 Kerjasama 0,017407407 80 1,392592593 Proaktif Mengantisipasi Masalah 0,055000000 100 5,500000000 Pengembangan Diri 0,025000000 80 2,000000000 Melakukan Inovasi 0,010000000 60 0,600000000 Sikap Pribadi Jiwa kepemimpinan 0,016333333 80 1,306666667 Pengambilan Keputusan 0,009666667 80 0,773333333 Kemampuan Komunikasi 0,006333333 60 0,380000000 Pengendalian Emosi 0,004111111 80 0,328888889 Sikap terhadap rekan kerja 0,002444444 60 0,146666667 Kejujuran 0,001111111 80 0,088888889 Nilai Akhir 82,3637963
5. Hasil Nilai Akhir
Hasil nilai akhir kedua calon pegawai baru yang mengikuti tahap masa uji coba berdasarkan hasil perhitungan nilai akhir pada tabel 18 dan 19. Berikut ini merupakan hasil nilai akhir yang didapat.
Tabel 20 Nilai Akhir Masa Uji Coba
Nama Nilai Akhir
Risma Aprilia 83,4930556 Sulis Tiawati 82,3637963
c. Check (Melakukan Evaluasi hasil Masa Uji Coba)
Pada tahap ini dilakukan evaluasi pada hasil nilai akhir masa uji coba pada tabel 32 terhadap batas minimal nilai akhir masa uji coba pada tabel 14. Beikut hasil dari evakuasi yang dilakukan.
Tabel 21 Evaluasi Hasil Masa Uji Coba
Nama Batas Minimal
Nilai Akhir Nilai Akhir Keterangan
Risma Aprilia 70 83,4930556 Lulus Masa Uji Coba Sulis Tiawati 70 82,3637963 Lulus Masa Uji Coba d. Act (Melakukan Perubahan Status Hasil Dari
Masa Uji Coba)
Pada tahap ini bagian personalia dan umum menindaklanjuti calon pegawai baru yang dinyatakan lulus dalam masa uji coba dengan melakukan perubahan status dari masa uji coba menjadi kontrak. Sedangkan calon pegawai baru yang dinyatakan tidak lulus, status pegawai baru masa uji cobanya dibatalkan. Berikut hasil tindaklanjut yang sudah dilakukan.
Tabel 22 Monitoring Hasil Masa Uji Coba
Nama Keterangan Perubahan Status
Risma Aprilia Lulus Masa Uji Coba Kontrak Sulis Tiawati Lulus Masa Uji Coba Kontrak
2.4. Diagram Konteks
Diagram Konteks merupakan suatu model yang dapat menggambarkan ruang lingkup dari sistem secara luas. Berikut ini diagram konteks yang digunakan.
Gambar 3 Diagram Konteks
2.5. Skema Relasi
Skema relasi merupakan kumpulan antar entitas yang saling berkaitan sehingga menjadi suatu kesatuan.
Gambar 4 Skema relasi
2.6. Kesimpulan Pengujian Blackbox
Berdasarkan dari mengujian blackbox yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa sistem sudah sesuai dengan perangcangan awal dan menghasilkan keluaran yang diharapkan serta sudah dapat pelakukan enaggulangan kesalahan dengan baik.
2.7. Kesimpulan pengujian UAT (User Acceptance Test)
Berdasarkan pengujian UAT yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa.
a. Tampilan antarmuka sudah sesuai dengan harapan dari calon pengguna.
b. Proses, hasil serta penanggulangan kesalahan dari setiap fungsi pada sistem juga sudah sesuai harapan dari calon pengguna.
2.8. Kesimpulan Pengujian Pengguna Akhir
Berdasarkan pengujian tahap akhir yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa.
a. Sistem yang dibangun sudah dapat membantu menangani permasalahan yang terjadi dalam penerimaan pegawai baru.
b. Sistem yang dibangun sudah mempermudah kegiatan serta pengelolaan penerimaan pegawai baru.
c. Sistem yang dibangun mudah dimengerti. d. Sistem yang dibangun sudah layak diterapkan di
perusahaan.
3. PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan dan pengujian yang sudah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa.
a. Sistem informasi manajemen penerimaan pegawai baru di PT. Citra Jelajah Informatika (CIFO) dapat membantu supervisor dari bagian personalia dan umum dalam menentukan jumlah kebutuhan pegawai baru dengan membantu melakukan perencanaan, pengerjaan, pemeriksaan dan penindaklanjutan jumlah kebutuhan pegawai baru sehingga tidak terjadi kesalahan dalam menentukan jumlah kebutuhan pegawai baru.
b. Sistem informasi manajemen penerimaan pegawai baru di PT. Citra Jelajah Informatika (CIFO) dapat membantu supervisor dari bagian personalia dan umum dalam menentukan perubahan status pegawai baru dengan tidak menitik beratkan penilaian pada faktor absensi tetapi juga mempertimbangkan faktor lainnya sebagai faktor dari penilaian sehingga menghasilkan penentuan perubahan status pegawai baru yang lebih tepat.
3.2. Saran
Berdasarkan hasil yang telah dicapai, terdapat saran yang dapat mengembangkan sistem agar dapat lebih baik lagi yaitu.
a. Tes tertulis dalam seleksi penerimaan pegawai dapat dilakukan didalam sistem.
b. Soal psikotes dapat diterapkan pada tahap seleksi didalam sistem.
DAFTAR PUSTAKA
[1] B. W. Saputra, “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penilaian Kinerja Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penilaian Kinerja,” Finance & Accounting Journal, vol. 2, no. 2, 2013.
[2] Syamsuddin, “Penerapan Fungsi-Fungsi Manajemen Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan,” Jurnal Idaarah, vol. 1, no. 1, 2017.
[3] G. T. Mardiani, “Sistem Monitoring Data Aset Dan Inventaris PT Telkom Cianjur Berbasis Web,” Jurnal Ilmiah Komputer dan
Informatika (KOMPUTA), vol. 2, no. 1,
2013.
[4] J. Raymond McLeod, Management Information systems (Sistem Informasi Manajemen). Jakarta: Salemba Empat, 2009.
[5] I. Fahmi, Manajemen Kinerja: Teori dan
Aplikasi. Bandung: Alfabeta, 2010.
[6] C. R. Prihantoro, Konsep pengendalian
mutu. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2012.
[7] A. P. Dewi, H. S. N, dan S. Listyorini, “Analisis Pengendalian Kualitas Dengan Pendekatan P.D.C.A. (PLAN-DO-CHECK-ACT) Berdasarkan Standar Minimal Pelayanan Rumah Sakit Pada RSUD Dr. Adhyatma Semarang (Studi Kasus Pada Instalasi Radiologi),” Diponegoro Journal
Of Social And Politic, hal. 1–12, 2013.
[8] E. Kurniawan, H. Mustafidah, dan A. Shofiyani, “Metode TOPSIS untuk Menentukan Penerimaan Mahasiswa Baru Pendidikan Dokter di Universitas Muhammadiyah Purwokerto ( TOPSIS Method to Determine New Students Admission at Medical School in University of,” vol. 3, no. 4, 2015.
[9] H. Pratiwi, Buku Ajar Sistem Pengambilan
Keputusan. Samarinda: Deepublish, 2016.
[10] V. Wahyuni, “Implementasi Metode ROC dan SAW Untuk Sistem Rekomendasi Resep Masakan,” Simki-Techsain, vol. 2, no. 1, 2018.
[11] S. Dhimas Prabowo dan E. Budi Setiawan, “Sistem Pendukung Keputusan Revitalisasi Terhadap Bangunan dan Kawasan Cagar Budaya Kota Bandung di DISBUDPAR Kota Bandung,” Jurnal Ilmiah Komputer
dan Informatika (KOMPUTA), vol. 2, no. 1,
2018.
[12] R. Ariani Sukamto dan Shala, Rekayasa
Perangkat Lunak. Bandung: INFORMATIKA, 2013.
[13] W. Nur Laila, “Sistem Informasi Pengolahan Data Inventory Pada Toko Buku Studi CV. Aneka Ilmu Semarang,” Jurnal Teknik
Elektro, vol. 3, no. 1, 2011.
[14] G. I. Wibowo, M. M. Rumagit, dan N. J. Tuturoong, “Perancangan Aplikasi Gudang Pada PT. Pakan Ternak Sejati,” E-Journal
Teknik Elektro dan Komputer, 2014.
[15] Maryuliana, I. Much Ibnu Subroto, dan S. Farisa Chairul Haviana, “Sistem Informasi Angket Pengukuran Skala Kebutuhan Materi Pembelajaran Tambahan Sebagai Pendukung Pengambilan Keputusan Di Sekolah Menengah Atas Menggunakan Skala Likert,” Jurnal Transistor Elektro
dan Informatika (TRANSISTOR EI), vol. 1,